• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Perawatan Pada Bagian Rekayasa Perawatan Di PT. Dirgantara Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Informasi Perawatan Pada Bagian Rekayasa Perawatan Di PT. Dirgantara Indonesia"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini semakin pesat, terutama pada bidang Teknologi Informasi. Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai kepentingan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi supaya tidak tertinggal dari negara-negara maju. Penguasaan ilmu dan teknologi sebagai sarana bagi bangsa Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan di banyak bidang. Seperti salah satunya adalah IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Sebagai contoh setiap perusahaan, instansi yang melakukan kegiatan produksi dituntut untuk memiliki mesin yang baik dan tangguh untuk dapat memenuhi target produksi pada perusahaan tersebut.

(2)

Hal yang serupa terjadi pula di sebuah perusahaan yang terletak di kawasan jalan Pajajaran, yaitu PT Dirgantara Indonesia . PT Dirgantara Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan pesawat terbang dan helikopter. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis, bahwa ada banyak mesin yang terletak di pabrik yang berada di PT Dirgantara Indonesia. Baik itu mesin untuk memotong, member dan lain-lain yang dibutuhkan guna menunjang pembuatan pesawat terbang maupun helicopter. Meski PT Dirgantara Indonesia memiliki jadwal khusus perawatan mesin akan tetapi sering pula terjadi kerusakan mesin yang mendadak sehingga diluar dari perkiraan yang otomatis akan mengganggu produksi yang telah direncanakan oleh PT Dirgantara Indonesia sebelumnya.

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk menyusun tugas akhir yang berjudul “Sistem Informasi Perawatan pada bagian Rekayasa Perawatan di PT Dirgantara Indonesia”.

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dari pengamatan yang dilakukan penulis, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Jumlah mesin yang cukup banyak pada pabrik serta luas pabrik yang cukup luas, dan apabila ada mesin yang rusak diluar jadwal perawatan mesin maka akan butuh waktu cukup lama guna menyelesaikannya.

(3)

Sedangkan berdasarkan identifikasi masalah maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem informasi perawatan yang sedang berjalan saat ini.

2. Bagaimana sistem informasi perawatan yang akan dikembangkan meningkatkan kinerja sistem.

2.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki sistem informasi perawatan yang ada di PT Dirgantara Indonesia. Hal ini diharapkan agar sistem informasi yang sudah ada dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui sistem informasi yang sedang berjalan saat ini, pada bagian rekayasa perawatan di PT Dirgantara Indonesia.

2. Mengetahui sistem informasi perawatan yang diterapkan pada bagian rekayasa perawatan di PT Dirgantara Indonesia.

2.4 Batasan Masalah

(4)

Sistem informasi yang akan dibahas hanya mengenai masalah perawatan, dan tidak akan membahas bagian produksi, bagian penjualan, bagian gudang, dan bagian pembelian.

1.5 Lokasi dan Jadwal Kerja Praktek

Kegiatan kerja praktek untuk tugas mata kuliah kerja praktek ini dilaksanakan di PT Dirgantara Indonesia yang berlokasi di Jalan Pajajaran 154 Bandung 40174 pada Direktorat Aerostructure.

(5)
(6)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem

menurut [Al- Bahra Bin Ladjamudin : 2005] “Sistem adalah Kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka penulis mengambil kesimpulan bahwa Sistem adalah kumpulan dari berbagai elemen yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2.1.1 Elemen Sistem

Pemahaman sistem dengan pendekatan komponen / elemen , yaitu kumpulan elemen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem. Subsistem-subsistem tersebut dapat pula terdiri dari beberapa subsistem yang lebih kecil.

(7)

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu , yaitu mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolah dan sasaran atau tujuan.

1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama untuk membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

Setiap subsistem mempunyai karakteristik dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batasan Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem yang satu dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem

(8)

dan dikendalikan, jika tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem

Penghubung merupakan media yang menghubungkan antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini kemungkinan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lainnya melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal perawatan input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat berjalan. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran dari sistem.

6. Keluaran Sistem

Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain.

7. Pengolahan Sistem

(9)

8. Sasaran Sistem

Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengerti sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan.

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya. Karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada didalam sistem tersebut.

Oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan kedalam beberapa sudut pandang. Seperti contoh sistem yang bersifat abstrak, sistem alamiah, sistem yang bersifat deterministic dan sistem yang bersifat terbuka dan tertutup. Adapun penjelasan lebih detail dan rinci akan dipaparkan di bawah ini.

a. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik.

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisisk merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer sistem operasi, sistem penjualan, dan lain sebagainya.

(10)

umat manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin disebut dengan human-machine system atau ada yang menyebut dengan machine system. Sistem informasi merupakan contoh man-machine system. Karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

c. sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system).

(11)

d. sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup dan sistem terbuka.

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanya relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lain. Karena sistem bersifat terbuka dan terpengaruh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatif tertutup karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja.

2.2 Pengertian Informasi

(12)

2.3 Pengertian Sistem Informasi

(Dr. Azhar Susanto, MBus, Ak: 55: 2004) Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik phisik maupun non phisik yang saling berhubungan satu sama dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berguna. Mckeown mendefinisikan sistem informasi merupakan gabungan dari komputer dan user yang mengelola perubahan data menjadi informasi serta menyimpan data dan informasi tersebut.

2.4 Metode Analisis dan Perancangan Terstruktur

(Roger S. Pressman, Ph.D. :39: 2002) Metode analisis dan perancangan Terstruktur yang dipilih penulis adalah metode prototyping. Adapun langkah dalam metode ini adalah:

Prototyping paradigma dimulai dengan mengumpulkan kebutuhan. Pengembang dan pelanggan bertemu dan mendefinisikan obyektif keseluruhan dari perangkat lunak, mengidentifikasi segala kebutuhan yang diketahui, dan area garis besar di mana definisi lebih jauh merupakan keharusan kemudian dilakukan “Perancangan Kilat”. Perancangan kilat berfokus pada penyajian dari aspek-aspek perangkat lunak tersebut yang akan nampak bagi pemakai.

(13)

pada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang keduanya harus setuju bahwa prototipe dibangun untuk berfungsi sebagai mekanisme pendefinisian kebutuhan. 2.4.1 Flow Map

(http://nugroho.cmsindo.com/?p=106) Flow map merupakan bagan yang menunjukan arus pekerjaan secara keseluruhan dari simbol-simbol untuk menggambarkan secara urut dari arus data dan dokumen baik yang diperlukan maupun yang dihasilkan.

2.4.2 Diagram Kontek

[Al- Bahra Bin Ladjamudin : 2005] Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Diagram konteks memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Dalam diagram konteks hanya memiliki satu proses.

2.4.3 Data Flow Diagram

Data flow diagram merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan diagram aliran data adalah memudahkan pemakaian atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan.

2.5 Pengertian Perawatan

(http://www.total.or.id/info.php?kk=Maintenance ) suatu aktivitas pemeliharaan fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan yang dipeilukan agar tercapai proses produksi sesuai dengan yang direncanakan oleh perusahaan.

(14)

1. Agar kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.

2. Menjaga kualitas produksi pada tingkat yang tepat dan mengusahakan agar kegiatan produksi tidak terganggu.

3 Menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksaaan perusahaan.

4. Mencapai tingkat biaya perawatan serendah mungkin melalui pelaksanaan kegiatan perawatandengan baik.

5. Menghindari hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja selama proses produksi..

(15)

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Tinjauan Umum Perusahaan

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kondisi geografis yang sulit di jangkau tanpa transportasi yang memadai. Dengan kondisi seperti itu, muncullah pemikiran bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan sangat memerlukan alat transportasi, dalam hal ini penerbangan, maka muncul ide untuk mendirikan industri penerbangan dan maritim.

Dengan adanya prestasi dan untuk dapat berkembang secara cepat, maka keluarlah surat keputusan No.488 dari kepala staf Angkatan Udara pada bulan Agustus 1960 untuk mendirikan lembaga persiapan industri pernerbangan. pada tanggal 16 Desember 1961, badan ini berfungsi untuk menyiapkan pendirian dari industri pesawat dengan kemampuan untuk mendukung aktifitas penerbangan nasional di Indonesia.

(16)

Pada waktu yang sama, beberapa upaya lain dan perintisan pendirian industri pesawat telah dilanjutkan oleh seorang pemuda Indonesia yang bernama B.J. Habibie dari tahun 1964 sampai tahun 1970.

Faktor utama untuk mendirikan PT DI adalah ada beberapa orang Indonesia yang telah lama mendambakan untuk membuat pesawat terbang dan mendirikan industri pesawat terbang di Indonesia; Beberapa orang Indonesia yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membuat pesawat dan mendirikan industri pesawat terbang; Beberapa orang Indonesia yang tidak saja ahli dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi mereka juga mempunyai pengabdian yang besar untuk mendirikan industri pesawat terbang; Beberapa orang Indonesia yang ahli dalam pemasaran dan penjualan pesawat terbang. Penggabungan yang harmonis dari faktor-faktor tersebut di atas telah membuat PT DI menjadi sebuah industri pesawat dengan fasilitas yang cukup.

Semua ini di prakarsai oleh Bachruddin Jusuf Habibie, lelaki yang lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 juni 1963. Beliau adalah lulusan dari Departemen Kontruksi Pesawat, dan kemudian bekerja di MMB (Masserchmitt Bolkow Blohm), sebuah industri pesawat di German sejak tahun 1965.

(17)

ATTP menandatangani persetujuan awal dengan MMB, Jerman dan CASA, Spanyol untuk memproduksi Helikopter BO-105 dan pesawat berbaling-baling NC-212 dibawah lisensi.

Berdasarkan peraturan pemerintah No. 12 Tanggal 5 April 1976, persiapan suatu industri pesawat telah dilakukan. Melalui peraturan ini semua aset, fasilitas dan potensi yang tersedia dikumpulkan termasuk aset pertamina, Divisi ATTP yang telah dipersiapkan sebagai pendirian suatu industri pesawat dengan aset LIPNUR TNI Angkatan Udara, modal dasar bagi industri pesawat.

Pada Tanggal 26 April 1976, berdasarkan Akte Notaris No. 15 di Jakarta, PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara secara resmi didirikan dengan Dr. BJ. Habibie sebagai presiden direkturnya. Setelah fasilitas-fasilitas fisiknya telah lengkap, pada tanggal 23 Agustus 1976 Presiden Soeharto meresmikan industri pesawat terbang ini dengan jumlah karyawan sebanyak 1.000 Orang.

Sebagai tahap awal dilakukan kerjasama Lisensi Helikopter BO-105 dari MBB Jerman (kini DASA), serta pesawat terbang C-212 dari CASA Spanyol di tahun 1976, disusul lisensi Helikopter Puma SA-330 dan AS-332 dari Aerospatiale Perancis, pada tahun 1979.

(18)

usaha patungan ini adalah merancang dan memproduksi pesawat angkut komuter serbaguna dengan nama CN-235.

Sementara itu dalam rangka memantapkan kehadirannya dalam masyarakat industri kedirgantaraan dunia serta meningkatkan kemampuannya sebagai industri pesawat terbang, maka ditanda tangani beberapa kerja sama internasional. Tahun 1982 kerjasama teknik dengan Boeing Company ditandatangani. Kerjasama dengan Bell Helikopter Textron ditandatangani pula pada november 1982 untuk memproduksi Helikopter Nbell-412.

Sebagai salah satu agen teknologi, maka pada tahun 1983 Indonesia mendirikan pusat perawatan mesin, yakni Universal Maintenance Center (UMC). Unit kerja ini bertugas merawat, memperbaiki mesin-mesin pesawat terbang dan Helikopter maupun mesin-mesin turbin gas, untuk keperluan maritim dan industri; yang kemudian tahun 1997 menjadi anak perusahaan.

Selama 24 tahun terakhir setelah pendiriannya, PT DI telah sukses dalam mentransfer teknologi penerbangan yang mutakhir, yang mana sebagian besar teknologi ini berasal dari dunia Barat, dan ditransfer ke Indonesia. PT DI telah menjadi ahli dalam mendesain pesawat, pengembangan dan memproduksi pesawat komputer dan ukuran kecil hingga menengah.

(19)

Program restrukturisasi perusahaan mencakup : Reorientasi bisnis, penataan ulang sumber daya manusia, dan lebih memfokuskan pada misi pemasaran dan bisnis.

Itulah sebabnya sehingga IPTN dahulu berubah nama menjadi PT DIRGANTARA INDONESIA atau Indonesian Aerospace disingkat IAe yang diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid di Bandung pada tanggal 24 Agustus 2000.

(20)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Dirgantara Indonesia

(21)

3.3 Deskripsi Kerja

Berikut ini adalah deskripsi kerja dari struktur organisasi yang di miliki oleh PT Dirgantara Indonesia.

1. Direktur Utama

a. Merupakan jabatan tertinggi pada perusahaan.

b. Megkepalai seluruh direktorat yang ada di PT Dirgantara Indonesia

c. Menetapkan tujuan, kebijaksanaan, program dan prosedur yang mencakup semua kegiatan perusahaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan dan melaksanakan kebijaksanaan perusahaan.

2. Asisten Direktur Utama Sistem Manajemen Mutu Perusahaan

a. Mengawasi para direktur dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.

b. Menilai prestasi kerja manajemen untuk meyakinkan bahwa perusahaan berjalan dengan baik.

3. Sekretariat Perusahaan

Bertugas untu mengurusi dokumen-dokumen perusahaan yang berasal dari seluruh direktorat di PT Dirgantara Indonesia

4. Satuan Pengawas Intern

(22)

5. Divisi Pengamanan

a. Bertugas untuk mengatur tata tertib yang ada di PT Dirgantara Indonesia b. Bertugas untuk mengkoordinir keamanan dengan petugas yang berwenang

di PT Dirgantara Indonesia

6. Divisi Perencanaan dan Pengembangan Perusahaan

Bertugas untuk merencanakan dan mengembangkan perusahaan agar dapat tumbuh pesat baik dari segi pemasukan maupun meningkatkan kualitas di PT Dirgantara Indonesia

7. Direktorat Aerostructure

a. Pembuatan komponen aerostructure b. Melakukan pengembangan rekayasa

c. Melakukan pengembangan komponen aerostructure yang baru

8. Direktorat Aircraft Integration

Memproduksi beragam pesawat untuk memenuhi berbagai misi sipil, militer dan juga misi khusus

9. Direktorat Aircraft Service

(23)

10. DIrektorat Teknologi dan Pengembangan

Melakukan pengembangan usaha dan mengembangkan teknologi yang ada

11. Direktorat Keuangan dan administrasi

Mengurusi segala urusan keuangan dan administrasi di dalam PT Dirgantara Indonesia

12. Divisi Integrasi Usaha

Bertugas untuk menyatukan komponen-komponen pesawat maupun helikopter agar menjadi kesatuan yang utuh.

13. Divisi Operasi Aerostructure

Melakukan pengoperasian usaha di tubuh aerostucture, baik dalam bidang service maupun perawatan terhadap pesawat dan helikopter

14. Divisi Rekayasa

Bertugas untuk melakukan pengembangan mesin pada pesawat dan helikopter

15. Divisi Manajemen Sumber Daya Aerostructure

(24)

16. Divisi Aircraft Integrasi

Melakukan penyatuan bagian-bagian tubuh pesawat maupun helikopter agar menjadi bentuk yang sempurna

17. Asisten Direktur Bidang Produk Militer

a. Bertugas untuk melakukan koordinasi dengan pihak TNI AU b. Menerima pesanan pembuatan pesawat terbang militer

18. Divisi Pemasaran dan Penjualan Aircraft Integration

Melakukan kegiatan pemasaran dan penjualan pesawat terbang dan helikopter

19. Divisi Operasi Aircreft Integration

Melakukan pengerahan dalam mengoperasikan pembuatan pesawat terbang dan helikopter

20. Divisi Logistik dan Dukungan Pelanggan

a. Melengkapi distribusi untuk pembuatan pesawat terbang dan helikopter b. Mencari pihak yang berminat untuk memesan pesawat terbang maupun

helikopter

21. Divisi Pemasaran dan Penjualan Aircraft Service

(25)

22. Divisi Perawatan dan Modifikasi

Melakukan perawatan terhadap pesawat maupun helikopter yang mengalami kerusakan

23. Divisi Manajemen Logistik

Melakukan pengadaan komponen dan peralatan untuk melakukan service

24. Divisi Manajemen Sumber Daya Aircraft Service

Melakukan pengembangan terhadap sumber daya yang ada pada direktorat aircraft service

25. Divisi Pusat Bisnis Teknologi

Bertugas untuk melakukan pengembangan terhadap teknologi yang sudah ada di PT Diergantara Indonesia

26. Divisi Keselamatan dan Sertifikasi

Bertugas melakukan uji kelayakan dan menjamin keselamatan terhadap produk yang dihasilkan

27. Divisi Pusat Pengembangan Produk

(26)

28. Divisi Uji Terbang

Bertugas melakukan uji coba dengan menerbangkan pesawat maupun helikopter yang telah dibuat, hal ini dilakukan demi menjamin keselamatan penumpang saat pesawat maupun helikopter tersebut mulai beroperasi

29. Divisi Engineering Service

Melakukan perbaikan terhadap mesin pesawat dan helikopter yang mengalami kerusakan

30. Divisi Sistem Senjata

Melakukan pembuatan dan pemasangan senjata di pesawat milik militer

31. Divisi Perbendaharaan

Bertugas mengatur dan mengelola keuangan di PT Dirgantara Indonesia

32. Divisi Akuntansi

(27)

33. Divisi Sumber Daya Manusia

Bertugas untuk mengembangkan potensi maupun keahlian para karyawan yang ada di PT Dirgantara Indonesia, agar para karyawan dapat menjadi lebih ahli dan memiliki pengetahuan yang lebih baik lagi

34. Divisi Jasa Material dan Fasilitas

Bertugas untuk menyediakan bahan-bahan material dan fasilitas dalam menunjang kegiatan di PT Dirgantara Indonesia

3.4 Analisis Sistem yang Berjalan

Berikut ini adalah analisis sistem yang sekarang ini sedang digunakan di PT Dirgantara Indonesia pada bagian rekayasa perawatan.

1. Pertama-tama operator pabrik mendatangi bagian rekayasa perawatan guna melaporkan kerusakan mesin.

2. Operator mengisi form yang bernama request for maintenance, dan diserahkan kepada supervisor.

(28)
(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengembangan sistem yang telah penulis lakukan, penulis mencoba membuat suatu kesimpulan dan mengajukan beberapa saran yang berhubungan dengan pembahasan yang telah dikemukakan di bab-bab sebelumnya.

5.1 Kesimpulan

     Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari penelitian yang dilakukan di PT

Dirgantara Indonesia, adalah sebagai berikut:

Dengan adanya jadwal perawatan yang baik maka jumlah mesin yang rusak secara mendadak dapat diminimalkan, sehingga kinerja produksi di PT Dirgantara Indonesia dapat berjalan dengan baik.

5.2 Saran

Setelah penulis melakukan penelitian di PT Dirgantara Indonesia, maka penulis ingin memberikan penyaranan kepada beberapa pihak terkait, yaitu:

1. PT Dirgantara Indonesia

(30)

2. Bagian Rekayasa Perawatan

Agar melakukan cek perawatan terhadap setiap mesinnya dalam jangka waktu cepat seperti 3 kali dalam satu minggu, sehingga hal ini dapat meminimalkan jumlah mesin yang rusak secara mendadak saat melakukan kegiatan produksi. 3. Unikom

Agar Unikom juga dapat melakukan perawatan keadaan setiap komputer yang ada di Unikom, sehingga kerusakan di saat bekerja maupun saat ada mata kuliah di lab. dapat berjalan dengan lancar dan baik.

(31)

DAFTAR ISI

Lembar Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusam Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Lokasi dan Jadwal Kerja Praktek ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Pengertian Sistem ... 6

2.1.1 Elemen Sistem ... 6

(32)

2.1.3 Klasifikasi Sistem ... 9

2.2 Pengertian Informasi ... 11

2.3 Pengertian Sistem Informasi ... 12

2.4 Metode Analisis dan Perancangan Terstruktur ... 12

2.4.1 Flow Map ... 13

2.4.2 Diagram Kontek ... 13

2.4.3 Data Flow Diagram ... 13

2.5 Pengertiam Perawatan ... 13

BAB III PROFIL PERUSAHAAN ... 15

3.1 Tinjauan Umum Perusahaan ... 15

3.2 Struktur Organisasi ... 20

3.3 Deskripsi Kerja ... 21

3.4 Analisis Sistem yang Berjalan ... 27

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK ... 29

4.1 Analisis Sistem ... 29

4.1.1 Analisis Dokumen ... 29

(33)

4.1.2.1 Flow Map ... 31

4.1.2.2 Diagram Kontek ... 32

4.1.2.3 Data Flow Diagram ... 33

4.1.3 Evaluasi Sistem yang Berjalan ... 34

4.2 Usulan Perancangan Sistem ... 35

4.2.1 Tujuan PerancanganSistem ... 35

4.2.2 Perancangan Prosedur yang Diusulkan ... 35

4.2.2.1 Flow Map ... 36

4.2.2.2 Diagram Kontek ... 37

4.2.2.3 Data Flow Diagram ... 38

4.2.2.4 Kamus Data ... 39

4.2.3 Evaluasi Terhadap Sistem yang di Usulkan ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

5.1 Kesimpulan ... 43

(34)

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Bahra Bin Ladjamudin. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu: Yogyakarta, 2005

Azhar Susanto. Sistem Informasi Manajemen. Lingga Jaya:Bandung, 2004. Roger S. Pressman, Ph.D. Rekayasa Perangkat Lunak. Andi: Yogyakarta, 2002 Online:

1) http:// id.wikipedia.org/wiki/Informasi Tanggal 15 Agustus 2009

2) http://74.125.153.132/search?q=cache:hGCjrLGO_N4J:digilib.petra.ac.id/jiunk

pe/s1/tmi/2001/jiunkpe-ns-s1-2001-25496139-10450-kemasinadah-chapter2.pdf+%22pengertian+MAINTENANCE%22&cd=3&hl=id&ct=clnk& gl=id Tanggal 15 Agustus 2009

(36)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, karena berkat rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul “Sistem Informasi Perawatan Pada Bagian Rekayasa Perawatan di PT Dirgantara Indonesia”.

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini kami menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dalam kata-kata, segi penulisan, pengumpulan data, maupun yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kami dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan wawasan untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya untuk semua kesalahan dan kekurangan.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk untuk menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

Kami berharap semoga penyusunan makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Bandung, September 2009

(37)

SISTEM INFORMASI PERAWATAN

PADA BAGIAN REKAYASA PERAWATAN

DI PT DIRGANTARA INDONESIA

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah kerja praktek

Program Diploma tiga Jurusan Manajemen Informatika

Oleh :

Garry Kurniawan 10907008 Daniel Suwardi 10907002 Riz Chrisna Albar 10907017

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(38)

SISTEM INFORMASI PERAWATAN

PADA BAGIAN REKAYASA PERAWATAN

DI PT DIRGANTARA INDONESIA

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah kerja praktek

Program diploma tiga Jurusan Manajemen Informatika

Oleh :

Garry Kurniawan 10907008

Daniel Suwardi 10907002

Riz Chrisna Albar 10907017

Bandung, ……….. 2009

Pembimbing Jurusan Pembimbing Lapangan

Rina Kurniawati, S.kom., MT Benny L. Permana NIP. 417.70.26.004 NIK 840445

Ketua Jurusan Manajemen Informatika

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Dirgantara Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan.. lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu

Menurut Abdul Kadir (2003: 12), informasi adalah ”data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam

”Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu

Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya

Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah hasil dari pengolahan data

Menurut Jogiyanto, HM (2005: 21), informasi adalah ” data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya ”.. Menurut Abdul Kadir (2003:

  Menurut jogiyanto ( 2000: 688) Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya

Anggraeni dan Irvani (2017:12) menyatakan bahwa informasi adalah hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang