• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN FUNNY BIOLOGY MODULE BERBASIS JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) SISTEM PENCERNAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN FUNNY BIOLOGY MODULE BERBASIS JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) SISTEM PENCERNAAN"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN FUNNY BIOLOGY MODULE

BERBASIS JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS)

SISTEM PENCERNAAN

skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh

Anita Safarini

4401407030

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang

berjudul “Pengembangan Funny Biology Module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan di SMP Nurul Ulum Semarang” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dari dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semarang, 19 Mei 2014 Penyusun

(3)
(4)

iv

ABSTRAK

Safarini, Anita. 2014. Pengembangan Funny Biology Module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan di SMP Nurul Ulum Semarang. Ir. Nur Rahayu Utami, M.Si. dan Dr. Lisdiana, M.Si.

Kendala dalam proses pembelajaran yang dialami oleh siswa, yaitu kurangnya bahan ajar/modul yang dapat menarik minat mereka untuk belajar, modul yang menyenangkan dan sesuai dengan umur mereka saat ini, yaitu mulai dari sampul yang menarik, bahasa yang digunakan dalam penyampaian materi, dan juga harus sesuai dengan kurikulum. Materi sistem pencernaan bersifat abstrak juga menjadi salah satu masalah, pada dasarnya materi langsung berkenaan dengan kehidupan anak, karena dialami secara langsung setiap hari. Siswa perlu inovasi dalam pembelajaran sehingga dapat mendorong siswa untuk menerapkan konsep biologi dalam kehidupan sehari-hari. Siswa butuh bahan ajar yang menarik sehingga dapat menarik minat siswa untuk membaca. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui prototipe Funny Biology Module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan, dan efektivitas pengggunaan

Funny Biology Module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan di SMP Nurul Ulum Semarang.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian riset dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dilaksanakan di SMP Nurul Ulum Semarang dengan menggunakan siswa kelas VIII A dan VIII B sebagai subjek penelitian. Data penelitian meliputi hasil analisis kebutuhan bahan ajar, penilaian kelayakan modul, hasil belajar, penilaian aktivitas siswa, serta tanggapan guru dan siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian hasil pengembangan modul lolos penilaian oleh pakar materi, pakar media, dan pakar JAS. Berdasarkan uji coba pemakaian modul menunjukkan bahwa hasil belajar kelas uji lebih tinggi dibanding kelas kontrol yaitu ketuntasan klasikal kelas uji mencapai 90%, sedangkan kelas kontrol 70%. Aktivitas siswa menunjukkan ≥80% siswa memiliki tingkat keaktifan aktif dan sangat aktif. Tanggapan siswa dan guru terhadap modul sangat baik.

Simpulan yang dapat diambil yaitu: 1) Hasil belajar kelas uji lebih baik dibanding kelas kontrol, 2) Hasil pencapaian tingkat ketuntasan belajar secara klasikal 90% siswa mencapai KKM (70), 3) Hasil tingkat keaktifan siswa secara klasikal menunjukkan ≥80% siswa dikategorikan aktif dan sangat aktif, dan 4) Tanggapan guru dan siswa secara klasikal 100% guru dan siswa memberi tanggapan baik dan sangat baik.

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan segala karunia, nikmat, serta hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Funny Biology Module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan di SMP Nurul Ulum Semarang.

dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan untaian terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang selama ini. 2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Semarang, yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

3. Ketua Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian dan banyak kemudahan.

4. Ibu Ir. Nur Rahayu Utami, M.Si., sebagai dosen pembimbing I serta Ibu Dr. Lisdiana, M.Si., sebagai dosen pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan, pengarahan-pengarahan serta bantuan dalam penyusunan skripsi.

5. Bapak Andin Irsadi, S.Pd. M.Si., sebagai dosen penguji utama yang telah meluangkan waktunya untuk mengevaluasi, memberikan arahan serta masukan.

6. Ibu drh. Wulan Ch, M.Si. sebagai pakar materi,BapakAndin Irsadi, S.Pd. M.Si sebagai pakar media, serta ibu Dra. Aditya Marianti, M.Si. sebagai pakar JAS. 7. Dosen Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(6)

vi

8. Kepala Sekolah SMP Nurul Ulum Semarang yang telah memberikan ijinjin penelitian.

9. Ibu Ika Hertianasari selaku guru kelas VIIIA dan VIIIB yang telah membantu dalam proses penelitian.

10.Bapak/ibu guru beserta staf, karyawan, dan siswa kelas di SMP Nurul ulum Semarang yang dengan terbuka menyambut penulis.

11.Almarhum abah, Ibu, suami dan saudara yang telah mencurahkan rasa kasih sayang kepada penulis.

12.Anakku tersayang yang selalu membuat saya tegar dan memotivasi saya untuk sukses.

13.Teman-teman Pendidikan Biologi ‟07 yang saling memberikan semangat persahabatan.

14.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini dan tidak dapat disebut satu-persatu.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Semarang, 19 Mei 2014 Penyusun

(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii

PENGESAHAN... iii

ABSTRAK... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Penegasan Istilah... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka... 8

B. Kerangka Berpikir... 15

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 16

B. Desain Penelitian... 16

C. Prosedur Penelitian... 16

D. Data dan Metode Pengumpulan Data... 22

E. Metode Analisis Data... 23

F. Indikator Keberhasilan Penelitian... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 30

B. Pembahasan... 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 48

B. Saran... 48

DAFTAR PUSTAKA... 49

(8)

viii

Tabel Halaman

1. Hasil uji validasi soal uji coba ... 17

2. Hasil uji tingkat kesukaran soal uji coba19 ... 19

3. Hasil uji daya pembeda soal uji coba ... 20

4. Tanggapan siswa sebelum dikembangkan ... 31

5. Hasil penilaian Tahap II pakar materi ... 32

6. Perbaikan dari pakar materi ... 33

7. Hasil penilaian Tahap II pakar media ... 34

8. Perbaikan dari pakar media ... 34

9. Hasil validasi pakar JAS ... 35

10. Perbaikan pakar JAS ... 35

11. Hasil tanggapan siswa terhadap Funny Biology Module berbasis JAS Sistem pencernaan ... 37

12. Uji homogenitas kelas uji dan kelas kontrol ... 38

13. Uji normalitas kelas uji dan kelas kontrol ... 39

14. Rekapitulasi nilai akhir siswa kelas uji dan kelas kontrol ... 39

15. Rekapitulasi hasil uji-t nilai akhir kelas uji dan kelas kontrol ... 40

16. Tingkat keaktifan siswa kelas uji selama kegiatan observasi ... 40

17. Tingkat keaktifan siswa kelas uji dan kelas kontrol selama kegiatan pembelajaran ... 41

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan kerangka berpikir ... 15 2. Langkah penggunaan metode Research and Development yang

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus kelas kontrol ... 51

2. Silabus kelas uji ... 53

3. RPP kelas kontrol pertemuan I... 56

4. RPP kelas kontrol pertemuan II ... 59

5. RPP kelas uji pertemuan I ... 62

6. RPP kelas uji pertemuan II... 65

7. Penilaian tanggapan siswa sebelum penggunaan FBM berbasis JAS ... 69

8. Hasil wawancara guru sebelum penggunaan FBM berbasis JAS ... 70

9. Rekapitulasi analisis uji coba soal ... 72

10. Rekapitulsi uji validitas soal uji coba ... 76

11. Rekapitulasi reliabilitas soal uji coba... 77

12. Rekapitulasi tingkat kesukaran soal uji coba ... 78

13. Rekapitulasi daya pembeda soal uji coba ... 79

14. Penilaian pakar materi ... 80

15. Penilaian pakar media ... 83

16. Penilaian pakar pendekatan JAS ... 87

17. Hasil tanggapan siswa terhadap FBM berbasis JAS Sistem Pencernaan pada skala terbatas ... 89

18. Daftar nilai ulangan kelas uji sebelum ujicoba ... 90

19. Daftar nilai ulangan kelas kontrol sebelum ujicoba ... 91

20. Rekapitulasi uji homogenitas nilai ulangan sebelum ujicoba. ... 92

21. Daftar nama siswa kelas uji ... 93

22. Daftar nama siswa kelas kontrol ... 94`

23. Rekapitulasi nilai akhir kelas uji ... 95

24. Rekapitulasi nilai akhir kelas kontrol... 96

25. Rekapituasi uji normalitas nilai akhir kelas uji ... 97

26. Rekapituasi uji normalitas nilai akhir kelas kontrol... 98

27. Rekapitulasi uji-t ... 99

(11)

xi

Lampiran Halaman

29. Rekapitulasi penilaian aktivitas siswa kelas uji selama pembelajaran .. 102

30. Rekapitulasi penilaian aktivitas siswa kelas kontrol selama pembelajaran ... 103

31. Rekapitulasi penilaian aktivitas siswa kelas uji selama praktikum I ... 104

32. Rekapitulasi penilaian aktivitas siswa kelas uji selama praktikum II ... 105

33. Rata-rata nilai aktivitas praktikum kelas uji ... 106

34. Rekapitulasi penilaian aktivitas siswa kelas kontrol selama praktikum I ... 107

35. Rekapitulasi penilaian aktivitas siswa kelas kontrol selama praktikum II... 108

36. Rata-rata nilai aktivitas praktikum kelas kontrol ... 109

37. Rekapitulasi tanggapan siswa terhadap penggunaan FBM berbasis JAS sistem pencernaan ... 110

38. Rekapitulasi tanggapan guru terhadap penggunaan FBM berbasis JAS Sistem pencernaan... 112

39. Soal evaluasi siswa... 113

40. Kunci jawaban evaluasi ... 117

41. Lembar jawab evaluasi siswa ... 118

42. Lembar penilaian aktivitas siswa selama observasi ... 119

43. Lembar penilaian aktivitas siswa selama pembelajaran ... 120

44. Lembar penilaian aktivitas siswa selama praktikum... 121

45. Tanggapan siswa terhadap penggunaan FBM berbasis JAS sistem Pencernaan ... 122

46. Tanggapan guru terhadap penggunaan FBM berbasis JAS sistem Pencernaan ... 123

47. Surat penetapan dosen pembimbing ... 127

48. Surat izin penelitian ... 128

49. Surat keterangan penelitian ... 129

50. Dokumentasi penelitian... 130

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan yang berkualitas dimulai dari proses belajar yang menyenangkan, belajar akan efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. Suasana yang menyenangkan sebagai syarat mutlak yang diperlukan supaya siswa suka belajar. Hal ini tercantum didalam peraturan pemerintah Republik Indonesia, pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa: Proses pendidikan pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.

Salah satu cara guru yang dapat dilakukan agar proses belajar menyenangkan adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran. Dengan pembelajaran menyenangkan maka dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru pada siswa dan rangsangan mengikuti kegiatan. Dalam mengungkap fenomena alam sekitar tidak hanya dengan kerja ilmiah saja, tetapi dapat juga dengan mengembangkan sumber belajar yaitu bahan ajar/modul yang dapat menemani siswa dalam mengungkap fenomena alam. Salah satu bahan ajar/modul yang dapat digunakan untuk menemani siswa adalah Funny Module. Funny Module merupakan bahan ajar/modul yang disusun semenarik mungkin, menggunakan bahasa yang sedang in di kalangan siswa SMP sehingga memungkinkan siswa untuk belajar sendiri di rumah dengan atau tanpa bantuan guru.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran Pasal 1 menyatakan bahwa “Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan

(13)

2

“Buku teks pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang digunakan pada satuan pendidikan dasar dan menengah dipilih dari buku teks pelajaran yang telah ditetapkan oleh Menteri berdasarkan rekomendasi penilaian kelayakan dari Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP)”.

Kendala dalam proses pembelajaran yang dialami oleh sebagian siswa SMP yaitu kurangnya bahan ajar/modul yang dapat menarik minat mereka untuk belajar, modul yang menyenangkan dan sesuai dengan umur mereka yaitu mulai dari sampul yang menarik, bahasa yang digunakan dalam penyampaian materi, dan juga harus sesuai dengan kurikulum. Hasil observasi di SMP Nurul Ulum Semarang khususnya di kelas VIII, diperoleh gambaran bahwa guru hanya menggunakan satu bahan ajar dalam proses pembelajaran, yaitu buku teks IPA terpadu dari BSE. Buku Standar Elektronik (BSE) adalah buku yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Nasional. Bahan ajar yang digunakan sudah cukup relevan dengan tujuan belajar dan sangat membantu guru dalam penyampaian materi, sehingga siswa lebih mudah memahami materi. Hasil wawancara dengan siswa, buku teks yang diberikan kepada siswa jarang dibaca bahkan ada beberapa siswa yang mengaku tidak pernah membaca buku teks tersebut. Hal ini ironis sekali, karena buku teks sebenarnya adalah alat bantu untuk siswa agar lebih dapat memahami materi yang sudah diajarkan di sekolah. Siswa cenderung lebih tertarik membaca buku yang full colour, mudah dipahami, ditulis dengan menggunakan bahasa sehari-hari seperti majalah, tabloid, komik, dan sebagainya. Proses pembelajaran juga sudah melakukan aktivitas diskusi dan praktikum, namun pada saat diskusi di kelas dalam presentasi dan mengemukakan pendapat siswa kurang aktif.

(14)

dilakukan oleh Pertiwi (2011), menyimpulkan bahwa pemanfaatan Funny Biology Module dapat dipertimbangkan sebagai suatu alternatif media pembelajaran yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran biologi.

Biologi sebagai salah satu bidang IPA memiliki kekhasan dibandingkan dengan ilmu alam yang lain, yaitu pada objek kajiannya yang berupa makhluk hidup beserta proses kehidupannya, sehingga memberikan konsekuensi kepada pembelajarnya, yaitu pembelajaran yang diharapkan dapat memberikan pengalaman kepada siswa dalam menyelidiki fenomena tersebut (Saptono 2003). Lingkungan sangat berperan penting pada proses belajar siswa, siswa dapat menemukan sendiri konsep belajar dari pengalaman yang mereka lakukan. Proses penemuan sendiri konsep belajar dapat tersimpan dalam memori jangka panjang siswa. Dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar siswa diharapkan dapat menemukan sendiri konsep belajarnya, proses belajar dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya belajar biologi sesuai dengan hakikat belajar biologi, serta dapat di aplikasikan dalam kehidupannya. Siswa lebih selektif dan waspada ketika dihadapkan pada kondisi yang dapat berdampak gangguan-gangguan atau kelainan pada sistem organ mereka.

Berdasarkan masalah tersebut, solusi yang diberikan peneliti untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan mengembangkan bahan ajar berupa

Funny Biology Module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS). Penelitian ini bermaksud mendesain modul yang ditulis dengan kemasan yang lebih menarik, lebih diminati siswa karena full colour dan menggunakan bahasa yang sedang “in” di kalangan siswa serta untuk menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya. Modul ini berisi variasi soal, dan beberapa praktikum yang dapat dilakukan pada materi sistem pencernaan serta dilengkapi dengan evaluasi.

(15)

4

Dengan menerapkan Funny Biology Module berbasis JAS pada materi sistem pencernaan yang telah dikembangkan tersebut, diharapkan diperoleh alternatif bagi guru dalam menyampaikan materi sistem pencernaan sehingga proses belajar mengajar lebih bervariasi dan tercapainya tujuan pembelajaran pada materi sistem pencernaan. Pada akhirnya siswa mampu menemukan dan menggunakan konsep yang telah mereka hafal untuk menjelaskan fenomena dalam kehidupan yang berhubungan dengan konsep dan fakta yang telah mereka hafal dan ketahui.

Kelayakan modul yang telah dikembangkan dinilai dengan menggunakan instrumen dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) tahun 2006, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496)

Pasal 43 Ayat (5) menyatakan bahwa “Kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan

kegrafikaan buku teks pelajaran dinilai oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri”. Komponen kelayakan isi meliputi cakupan materi, akurasi materi, kemutakhiran, dan merangsang keingintahuan. Komponen kelayakan kebahasaan meliputi kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa, komunikatif, dialogis, dan interaktif, lugas, koherensi dan keruntutan alur pikir, kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar, dan penggunaan istilah dan simbol/lambang. Komponen kelayakan penyajian meliputi teknik penyajian, penyajian pembelajaran dan kelengkapan penyajian. Komponen kegrafikaan meliputi ukuran/format buku, desain bagian kulit, desain bagian isi, kualitas kertas, kualitas cetakan, dan kualitas jilidan. Modul dikatakan efektif digunakan sebagai bahan ajar apabila hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dan aktivitas siswa menunjukkan bahwa siswa tersebut aktif dalam kegiatan praktikum (Pertiwi 2011).

(16)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, permasalahan yang akan dibahas adalah :

1. Bagaimana prototipe Funny Biology Module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan?

2. Bagaimana efektivitas penggunaan Funny Biology Module berbasis Jelajah Alam Sekitar di SMP Nurul Ulum Semarang?

C. Penegasan Istilah

Untuk memberikan batasan ruang lingkup penelitian skripsi dengan judul

“Pengembangan Funny Biology Module Berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) pada

Materi Sistem Pencernaan”, maka ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Funny Biologi Module

Modul adalah paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar menurut Mulyasa dalam Pertiwi (2011). Funny Biology Module adalah modul yang digunakan sebagai bahan ajar pada pokok materi tertentu yang dikemas semenarik mungkin, yang di dalamnya juga berisi suntikan motivasi agar siswa mempunyai ketertarikan yang lebih untuk mau membacanya. Dalam Funny Biology Module bahasa yang digunakan adalah

bahasa yang sedang “in” dan full colour yang disesuaikan dengan anak SMP. Selain itu, di dalam Funny Biology Module juga terdapat LDS (Lembar Diskusi Siswa) yang menarik, permainan dalam pembelajaran, dan LKS (Lembar Kerja Siswa) sehingga akan membuat siswa lebih aktif berfikir dalam pembelajaran.

2. Jelajah Alam Sekitar (JAS)

Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) adalah suatu pendekatan pembelajran yang memanfaatkan lingkungan alam sekitar kehidupan siswa, lingkungan fisik, sosial, teknologi, maupun budaya sebagai objek belajar biologi yang fenomenanya dipelajari melalui kinerja ilmiah, Marianti dan Kartijono; Mulyani et al. ( 2008).

(17)

6

belajar, bioeduteinment, dan assesmen autentik. Pengembangan Funny Biology Module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) adalah modul yang dikemas semenarik mungkin sehingga bisa membuat siswa merasakan nyaman, senang, tidak membosankan dengan memanfaatkan fenomena alam sekitar.

3. Materi Sistem Pencernaan

Materi sistem pencernaan adalah materi yang diajarkan pada kelas VIII semester I (gasal). Materi sistem pencernaan memiliki standar kompetensi memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi yang diharapkan dicapai adalah mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannnya dengan kesehatan (BSNP 2006).

D. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu, untuk mengetahui:

1. Prototipe Funny Biology Module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan.

2. Efektivitas penggunaan Funny Biology Module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan di SMP Nurul Ulum Semarang.

E. Manfaat Penelitian

Pengembangan Funny Biology Module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan diharapkan dapat bermanfaat:

1. Bagi siswa

Menjadikan proses belajar menyenangkan sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi dan menemukan sendiri konsep yang mereka pelajari, serta dapat mengkaitkan konsep tersebut dengan kejadian yang terjadi di sekitar mereka.

2. Bagi guru

a. Memotivasi guru untuk lebih mengoptimalkan sumber belajar yang aktual.

b. Sebagai masukan dan memotivasi guru untuk menyusun modul sebagai bahan ajar.

(18)

3. Bagi Sekolah

Sekolah dapat mengembangkan modul yang mampu memotivasi siswa untuk terus belajar sehingga sekolah mampu mencetak lulusan yang berkualitas dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Bagi Peneliti

(19)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Funny Biology Module

Modul merupakan salah satu dari berbagai macam bahan ajar cetak yang sudah dikenal selain hand out, buku, LKS, brosur, leaflet, dan wallchart. Menurut Mulyasa dalam Citra (2011), modul adalah paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Pada buku

Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar yang diterbitkan oleh Diknas dalam Prastowo (2012), modul diartikan sebagai sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Dengan demikian, sebuah modul harus dapat dijadikan bahan ajar sebagai pengganti fungsi guru sebagai pendidik. Jika guru mempunyai fungsi menjelaskan sesuatu, maka modul harus mampu menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya.

Pembelajaran dengan sistem modul memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Setiap modul harus memberikan informasi dan memberikan petunjuk pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang siswa. 2. Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan untuk

melibatkan sebanyak mungkin karakteristik siswa.

3. Pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.

4. Materi pelajaran disajikan secara logis dan sistematis.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006) menyatakan bahwa sebuah modul minimal harus terdiri dari empat komponen, yaitu:

1. Komponen kelayakan isi

(20)

2. Komponen kebahasaan

Modul yang dibuat untuk siswa harus bisa membuat keterpahaman siswa dalam materi yang dibuat dalam modul tersebut, serta bahasa yang interaktif sehingga dapat memotivasi siswa untuk merespon pesan yang disampaikan dalam modul tersebut.

3. Komponen penyajian

Syarat minimal sebuah modul di dalamnya harus ada daftar isi, peta konsep,

keywords/kata kunci, pertanyaan/soal latihan pada setiap bab dan daftar pustaka.

4. Komponen kegrafikaan

Modul yang dibuat harus memenuhi kriteria kegrafikaan yang mencakup kegrafikaan sebuah buku, mulai dari ukuran/format buku, desain bagian kulit, desain bagian isi, kualitas kertas, kualitas cetakan, dan kualitas jilidan.

Sebuah modul harus sesuai dengan perkembangan ilmu yang terbaru (up to date) sehingga materi yang disampaikan memiliki keakuratan fakta/teori dan memiliki konsep, prinsip/hukum yang benar. Selain itu juga, sebuah modul harus mampu menumbuhkan rasa ingin tahu, kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan menumbuhkan semangat untuk berinovatif dan kreatif.

Bahasa yang digunakan di dalam modul harus sesuai dengan tingkat perkembangan berpikir siswa dan sesuai dengan tingkat perkembangan sosial-emosional siswa. Modul harus bersifat komunikatif, sehingga pada saat siswa membaca dapat membuatnya paham akan pesan yang ingin disampaikan di dalam modul tersebut. Modul disajikan secara sistematis, di dalamnya terdapat teks, gambar dan skema-skema yang dapat memudahkan siswa untuk memahami materi yang disampaikan, menurut Prastowo (2012). Selain itu juga, harus bisa memotivasi siswa untuk mau belajar. Funny Biology Module merupakan modul yang dikemas semenarik mungkin sehingga bisa membuat siswa merasakan nyaman, senang, tidak membosankan dan akan kembali membacanya karena

(21)

10

sudah aku pahami; (e) it‟s easy; (f) cari hiburan yuk; (g) mini eksperiment fun; (h) nyobain soal yuk; (i) glosarium.

B. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS)

Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan alam sekitar kehidupan siswa baik lingkungan fisik, sosial maupun budaya sebagai objek belajar biologi dan fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah, menurut Marianti dan Kartijono; Mulyani et al. (2008). Pendekatan pembelajaran JAS secara komprehensif memadukan berbagai pendekatan antara lain eksplorasi, konstruktivisme, ketrampilan proses, dengan pembelajaran kooperatif. Mulyani et al. (2008)

mengemukakan bahwa “pendekatan pembelajaran JAS adalah salah satu inovasi

pendekatan pembelajaran biologi maupun bagi kajian ilmu lain yang bercirikan memanfaatkan lingkungan sekolah dan simulasinya sebagai sumber belajar melalui kinerja ilmiah, serta diikuti pelaksanaan belajar yang berpusat pada

siswa”.

Ciri-ciri kegiatan pembelajaran JAS antara lain:

1. Selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung maupun menggunakan media.

2. Selalu ada kegiatan peramalan (prediksi), pengamatan dan penjelasan.

3. Ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan, gambar, atau audiovisual.

Pendektan JAS memiliki beberapa komponen yang dilaksanakan secara terpadu. Komponen JAS menurut Mulyani et al. (2008) antara lain:

1. Eksplorasi

(22)

komponen eksplorasi ditampilkan dalam kegiatan praktikum, menjelajah internet, dan observasi di lingkungan sekitar siswa.

2. Konstruktivisme

Pengetahuan dahulu dianggap sebagai kumpulan fakta, tetapi sekarang pengetahuan lebih dianggap sebagai suatu proses pembentukan (konstruksi) yang terus menerus berubah dan berkembang. Sarana bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah dengan alat inderanya. Interaksi dengan lingkungannya melalui alat indera, seseorang akan memperoleh pengetahuan. Jadi pengetahuan ada dalam diri seseorang yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindah begitu saja, tetapi siswa yang membangun pengetahuannya sendiri dengan menyesuaikan dengan pengalaman mereka sebelumnya. Millar et al. dalam Fitriyati (2011), menyatakan bahwa anak-anak usia 14 tahun menggambarkan dua jenis pengetahuan ketika menanggapi tugas investigasi yaitu pengetahuan deklaratif yang mengacu pada konsep ilmu dan penyelidikan, serta pengetahuan prosedural yang mengacu pada keterampilan dan proses penyelidikan. Dalam Funny Biology Module berbasis Jelajah alam sekitar (JAS) komponen konstruktivisme ditampilkan pada berbagai kegiatan yang dirancang akan membuat siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, misalnya praktikum diawal pembelajaran akan membuat siswa menemukan sendiri konsep materi pembelajaran.

3. Proses sains

Proses sains atau proses kegiatan ilmiah dimulai ketika seseorang mengamati sesuatu. Sesuatu diamati karena menarik perhatian, selanjutnya akan memecahkan pertanyaan atau permasalahan. Permasalahan yang ada perlu dipecahkan dengan metode ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan. Dalam

Funny Biology Module berbasis Jelajah alam sekitar (JAS) komponen proses sainsditampilkan pada aktivitas praktikum yang akan dilakukan siswa.

4. Masyarakat belajar

(23)

12

pelaksanaannya guru disarankan melaksanakan pembelajaran dalam kelompok belajar, baik kelompok besar maupun kecil. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika terjadi komunikasi dua arah. Kelompok belajar menyediakan kelompok kerja dan membantu siswa untuk bertemu, mengenal dan bekerjasama dengan siswa lain. Kelompok belajar dalam pembelajaran juga merupakan cara yang sangat efektif untuk mempermudah siswa belajar materi. Model pembelajaran kolaborasi juga mengurangi sikap malas dan bosan siswa, menumbuhkan keberanian dan sikap percaya diri dalam berpendapat, siswa merasa dihargai pendapat dan karyanya, suasana kelas dinamis, kreatif dan siswa terbiasa memberikan masukan dan penilaian atas kinerja kelompok lain. Hasil belajar yang dicapai akan semakin baik dan meningkat dengan menggunakan pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang menitik beratkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda kedalam kelompok kecil. Dalam Funny Biology Module berbasis Jelajah alam sekitar (JAS) komponen masyarakat belajar ditampilkan dalam beberapa tugas yang dilakukan secara berkelompok . 5. Bioeduteinment

Strategi bioeduteinment menekankan kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi nyata, sehingga ini memungkinkan seluruh peserta didik dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkan dengan kehidupan nyata, sehingga hasil belajarnya lebih berdaya dan berhasil guna. Strategi pembelajaran bioedutainment dapat diterapkan diluar kelas atau di dalam kelas. Strategi pembelajaran dengan pendekatan JAS bercirikan eksplorasi sumber daya alam serta eksplorasi potensi siswa. Dalam Funny Biology Module berbasis Jelajah alam sekitar (JAS) komponen bioeduteinment ditampilkan dalam beberapa kegiatan yang dikemas dalam bentuk permaianan yang dapat menarik motivasi belajar siswa.

6. Asesmen autentik

(24)

akhir periode pembelajaran saja. Hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai karya siswa adalah: proyek (kegiatan dan laporannya), pekerjaan rumah, kuis, kerja siswa, presentasi (penampilan siswa), demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tertulis dan karya tulis. Model pembelajaran kolaboratif berbasis asesmen autentik terbukti meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam Funny Biology Module berbasis Jelajah alam sekitar (JAS) komponen asesmen autentik ditampilkan dengan laporan hasil observasi di lingkungan sekitar siswa.

Pendekatan JAS ini harapannya nanti dapat tertanamnya sikap ilmiah pada siswa, diantaranya: kejujuran, toleransi, ketelitian, objektif, menghargai pendapat orang lain, kerja keras, disiplin, dan bertanggung jawab. Penerapan pendekatan JAS dalam pembelajaran dapat mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Pendekatan JAS terbukti membawa siswa belajar biologi dengan cara yang benar dan tidak hanya itu mereka juga belajar dari lingkungan sosial yang kelak akan mereka hadapi.

C. Pengembangan Funny Biology Module berbasis Jelajah alam sekitar

(JAS)

Modul yang dikembangkan disini adalah modul yang menyenangkan dan sesuai dengan pendekatan JAS yaitu modul yang didalamnya berisikan karakteristik atau ciri khas dari pendekatan JAS itu sendiri yaitu dengan adanya eksplorasi, konstruktivisme, proses sains, masyarakat belajar (learning community), bioeduteinment, dan asesmen autentik. Modul yang dikembangkan tidak hanya disesuaikan dengan rumusan pendekatan JAS tetapi harus juga komponen-komponen yang telah ditetapkan oleh BNSP.

D. Karakteristik Materi Sistem Pencernaan

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran IPA terpadu SMP kelas VIII semester I (gasal), dengan Kompetensi Dasar: mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

(25)

14

(26)

E. Kerangka Berfikir

Gambar 1. Bagan kerangka berpikir

Fakta yang ditemui Ketentuan kurikulum

 Belajar yang menyenangkan  Media belajar yang

menyenangkan  Buku teks pelajaran

yang sesuai dengan penilaian kelayakan dari BSNP

 Pendekatan yang sesuai dengan hakikat belajar biologi

 Hanya menggunakan satu bahan ajar  Sudah menggunakan beberapa model

pembelajaran, namun siswa kurang aktif

 Siswa kurang gemar membaca buku  Siswa lebih tertarik membaca buku

yang full colour, mudah dipahami, menggunakan bahasa sehari-hari  Siswa kesulitan memahami materi

proses pencernaan makanan karena bersifat abstrak

Indikator efektivitas penggunaan Funny Biology Module Berbasis JAS Sistem Pencernaan:

1. Hasil belajar kelas uji lebih baik dibanding kelas kontrol.

2. Pencapaian tingkat ketuntasan belajar secara klasikal yaitu ≥85% siswa mencapai KKM (70).

3. Tingkat keaktifan siswa yaitu ≥80% siswa dikategorikan memiliki aktivitas aktif dan sangat aktif.

4. Tanggapan guru dan siswa secara klasikal ≥80% guru dan siswa memberi tanggapan baik dan sangat baik.

Pengembangan Funny Biology Module

(27)

16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di SMP Nurul Ulum Semarang, waktu penelitian di luar jam pembelajaran siswa yaitu jam pulang sekolah pada Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014.

B. Desain penelitian

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan penelitian Research and Development (R&D) yang merupakan desain penelitian dan pengembangan, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Jadi penelitian dan pengembangan ini bersifat bertahap. Adapun tahapan pada penelitian ini meliputi:

Gambar 2. Langkah penggunaan metode Research and Development

yang dimodifikasi dari Sugiyono (2010)

C. Prosedur penelitian

1. Persiapan penelitian Persiapan penelitian meliputi:

a. Peneliti melakukan observasi tentang penggunaan bahan ajar biologi yang digunakan di SMP Nurul Ulum Semarang khususnya kelas VIII.

Potensi dan masalah

Pengumpu-lan data

Desain modul

Validasi desain

Ujicoba skala luas

Revisi modul

Ujicoba skala terbatas

Revisi desain

(28)

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy           

b. Menyusun perangkat pembelajaran, berupa silabus dan RPP.

c. Membuat instrumen penelitian, yaitu soal-soal yang akan diujikan, lembar penilaian kelayakan modul oleh pakar materi, pakar media dan pakar Jelajah Alam Serikat, lembar penilaian modul oleh siswa, lembar penilaian modul oleh guru, lembar observasi aktivitas siswa dalam praktikum

d. Analisis hasil uji coba soal 1) Analisis validitas soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan butir soal. Butir soal yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Validitas dihitung dengan menggunakan rumus productmoment sebagai berikut:

Keterangan :

xy

r

= koefisien korelasi

N = jumlah peserta

ΣY = jumlah skor total

ΣX = jumlah skor item

ΣXY = jumlah perkalian skor item dengan skor total

Σ = jumlah kuadrat skor item ΣY² = jumlah kuadrat skor total

Setelah diperoleh harga rxy kemudian dikonsultasikan dengan harga rtabel product moment dengan taraf signifikansi 5%. Apabila harga rxy > harga rtabel maka butir soal tersebut valid (Arikunto 2006). Contoh untuk butir soal nomor satu, n= 20 diperoleh rtabel = 0.444, r hitung=0. 7117, karena r hitung > r tabel maka soal no.1 valid.

Hasil perhitungan validitas dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil uji validitas soal uji coba*

Uji Validitas Nomor Soal Jumlah Soal

Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35

30

(29)

18

2) Analisis reliabilitas soal

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto 2006). Reabilitas dapat diukur dengan rumus K – R 21 sebagai berikut.

r11=

           

KVt

M K M K K . 1 1 Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

K = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan M = skor rata-rata

Vt = varians total

Suatu instrumen yang reliabel atau yang sahih mempunyai reliabilitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang reliabel berarti memiliki reliabilitas rendah. Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut:

r11< 0,2 = reliabilitas sangat rendah 0,2≤ r11<0,4 = reliabilitas rendah 0,4≤r11<0,6 = reliabilitas sedang 0,6≤r11<0,8 = reliabilitas tinggi 0,8≤r11≤1,0 = reliabilitas sangat tinggi

Kemudian hasil r11 dikonsultasikan dengan kriteria reliabilitas yang tersaji pada Tabel 2. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes (mendekati 1), makin tinggi pula keajegan atau ketepatannnya (Arikunto 2006). Dari hasil perhitungan untuk seluruh item soal diperoleh harga r hitung sebesar 0, 9509 karena r hitung > r tabel = 0,444 maka alat ukur tersebut memiliki reliabilitas tinggi. Perhitungan selnegkapnya dapat di lihat pada Lampiran 11.

3) Analisis tingkat kesukaran soal

(30)

umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Semakin besar indeks kesukaran maka semakin mudah soal itu. Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran butir soal (Arikunto 2006).

JS B TK

Keterangan :

TK= tingkat kesukaran.

B =banyaknya siswa yang menjawab benar butir soal. JS =jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi tingkat kesukaran soal 0,00 – 0,30 = soal tergolong sukar 0,31 – 0,70 = soal tergolong sedang 0,71 – 1,00 = soal tergolong mudah

Contoh perhitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada lampiran.

Tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Tingkat kesukaran soal uji coba*

Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah Soal

Mudah 8, 17, 20, 21, 27, 29, 30 7 Sedang 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 16, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 31, 32, 33, 34, 35

27

Sukar 5 1

* Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 9 dan 12

4) Analisis daya pembeda soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Untuk mengetahui daya beda tiap soal dapat menghitungnya dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

D = daya beda soal

BA = banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA = banyak peserta kelompok atas

JB = banyak peserta kelompok bawah

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

B A B B

A

A

P

P

J

B

J

B

(31)

20

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Setelah perhitungan daya beda sudah diketahui kemudian dimasukkan dalam klasifikasi daya pembeda, dimana daya beda dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Arikunto 2006).

0,71-1,00 = baik sekali 0,41-0,70 = baik 0,21-0,40 = cukup 0,01-0,20 = jelek

≤ 0,00 = sangat jelek

[image:31.595.161.513.324.392.2]

Contoh perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada lampiran 13. Daya pembeda soal dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil uji daya pembeda soal uji coba*

Uji daya pembeda Nomor Soal Jumlah Soal

Baik 1, 4, 5, 6, 8, 10, 12, 13, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 30, 31, 33, 34, 35

20 Cukup 2, 3, 7, 9, 17, 19, 22, 28, 29, 32 10 Jelek 11, 14, 16, 18, 26 5 * Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 9 dan 13

2.Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dimodifikasi dari prosedur penelitian oleh Sugiyono (2010), adapun langkah-langkah penelitiannya antara lain:

a. Potensi dan masalah

Pengembangan modul JAS ini dilatar belakangi dari hasil observasi di SMP Nurul Ulum Semarang, bahwa dalam pembelajaran materi sistem pencernan guru belum pernah membuat bahan ajar sendiri, hanya menggunakan bahan ajar yang sudah ada. Perlu kiranya materi sistem pencernaan dilaksanakan dengan pembelajaran berbasis JAS dan memicu siswa berfikir kritis mengkaitkan fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar dengan konsep yang dipelajari.

b. Pengumpulan data

(32)

c. Desain modul

Setelah pengumpulkan data, langkah selanjutnya adalah menyusun Funny Biology Module berbasis JAS. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, 2. Menyusun petunjuk siswa,

3. Menyusun materi dalam modul,

4. Menyusun lembar diskusi dan lembar kerja siswa, 5. Menyusun lembar kegiatan pengamatan siswa, 6. Menyusun evaluasi, dan

7. Menyusun kunci jawaban d. Validasi desain

Funny Biology Module yang dikembangkan dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) selanjutnya divalidasi mengenai kelayakannya kepada pakar materi, pakar modul, pakar JAS.

e. Revisi desain

Setelah modul divalidasi dan diketahui kelemahan dan kekurangannya, maka selanjutnya modul diperbaiki sesuai komentar dan saran dari para pakar. f. Uji coba skala terbatas

Setelah modul divalidasi dan diperbaiki, maka modul tersebut diuji cobakan. Uji coba modul dilakukan dikelas (VIII C) SMP Nurul Ulum Semarang. Uji coba dilakukan dengan pengisian instrumen penilaian Funny Biology Module

berbasis JAS materi sistem pencernaan oleh 10 siswa, yang dipilih guru pengajar berdasarkan hasil belajar siswa yang memperoleh nilai baik pada pembelajaran sebelumnya.

g. Revisi modul

(33)

22

h. Uji coba skala luas

Selanjutnya modul akan diterapkan pemakaiannya di 2 kelas (VIII A dan B) SMP Nurul Ulum Semarang, kelas VIII A sebagai kelas kontrol dan kelas VIII B sebagai kelas uji,. Uji coba dilakukan dengan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan modul yang telah dikembangkan. Penelitian ini menggunakan desain Post-Test Only Control Design. Cara yang dilakukan yaitu dengan memberikan kepada satu kelompok perlakuan suatu kondisi perlakuan (treatment) dan kemudian membandingkan hasilnya dengan suatu kelompok pembanding yang tidak diberikan kondisi perlakuan.

Pola desain Post-Test Only Control Design adalah :

Keterangan :

X = Perlakuan dengan Funny Biology Module berbasis JAS O1= Hasil post-test kelompok perlakuan

O2= Hasil post-test kelompok pembanding R = Randomisasi

E = Kelompok perlakuan K = Kelompok pembanding

Setelah dilakukan eksperimen, dapat diketahui keefektifan Funny Biology Module berbasis JAS yang diuji cobakan pada skala luas. Dalam uji coba modul ini, data yang dikumpulkan meliputi hasil belajar siswa, hasil observasi aktivitas siswa, serta tanggapan guru dan siswa terhadap penggunaan Funny Biology Module berbasis JAS.

i. Modul efektif digunakan

Produk Funny Biology Module berbasis JAS efektif digunakan sebagai bahan ajar untuk siswa.

D. Data dan cara pengambilan data

1. Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakar materi, pakar media, pakar pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS), guru, dan siswa

E X O1

K O2

(34)

2. Jenis data

Jenis data yang didapat adalah data kualitatif dan kuantitatif, yang terdiri dari: a) Data penilaian kelayakan modul oleh pakar materi, pakar media, pakar

pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). b) Data penilaian modul oleh siswa. c) Data hasil belajar siswa

d) Data aktivitas siswa

e) Data tanggapan guru dan siswa terhadap penggunaan modul 3. Cara pengambilan data

1) Data kelayakan modul oleh pakar diambil menggunakan lembar penilaian kelayakan modul.

2) Data tanggapan guru terhadap modul diambil dengan menggunakan angket.

3) Data tanggapan siswa terhadap modul diambil dengan menggunakan angket

4) Data tentang hasil belajar siswa diambil dari nilai laporan praktikum, nilai tugas, dan nilai evaluasi

5) Data aktivitas siswa diambil dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.

E. Metode analisis data

1) Analisis Data Tahap Awal

Sebelum sampel diberi perlakuan maka perlu dianalisis dahulu melalui uji normalitas, homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata. Hal ini dilakukan supaya berangkat dari titik awal yang sama.

a. Uji normalitas

(35)

24

Keterangan :

2

χ = Chi-kuadrat

i

O = frekuensi pengamatan

i

E = frekuensi yang diharapkan K = banyaknya kelas interval

Hasil perhitungan dibandingkan dengan harga Chi-kuadrat Tabel dengan dk = n-1 dan taraf signifikan 5%. Jika

χ

2hitung <

2

χ

tabel, maka data berdistribusi normal (Sudjana 2005).

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa kedua kelas sebelum penelitian berangkat dari kondisi yang sama atau homogen. Uji homogenitas ini digunakan untuk mengetahui tingkat homogenitas. Dalam Sudjana (2005) untuk menguji kesamaan beberapa varians mengunakan uji Bartlett. Rumus yang digunakan adalah :

   ) 1 ( ) 1 ( 2 2 i i i n s n s

(log

s

2

)

(

n

i

1

)

B

 

2

2

log

)

1

(

10

B

n

i

s

i

Ln

Keterangan =

X2 = Chi-kuadrat

B = harga satuan Bartlet s2 = varian total

si = varian masing-masing kelompok

ni = jumlah masing-masing kelompok

Hasil perhitungan dibandingkan dengan harga Chi-kuadrat Tabel dengan taraf signifikan 5%. Jika χ2 hitung < χ2 tabel maka menunjukkan bahwa

[image:35.595.164.345.109.253.2]
(36)

populasi homogen. Nilai

χ

2hitung <

χ

2(1-α) (k-1) diperoleh dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1-α) dan dk=(k-1).

2) Analisis data kelayakan Funny Biology Module berbasis JAS materi sistem pencernaan.

a) pakar materi dan pakar modul. Kriteria kelayakan oleh BSNP:

i. Penilaian tahap I = semua butir penilaian mendapat jawaban “Ya”. ii. Penilaian tahap II =

rerata skor komponen kelayakan isi minimal 2,75.

rerata skor setiap komponen kebahasaan, subkomponen penyajian, dan subkomponen kegrafikaan minimal 2,50.

b) deskriptif kualitatif untuk pakar JAS. 3) Hasil belajar

a) Data hasil belajar siswa terdiri atas nilai harian siswa dan nilai evaluasi. Nilai harian siswa meliputi nilai praktikum, nilai word square, nilai gambar dan nilai observasi. Perhitungan skor dengan rumus sebagai berikut:

i. Perhitungan skor kelas kontrol

Praktikum (P) =

Word square (WS) =

Gambar (G) =

Observasi (O) =

Yang aku pahami (YAP) =

Evaluasi (E) =

Nilai harian = Nilai akhir =

Nilai rata-rata kelas =

(37)

26

ii. Perhitungan skor kelas kontrol

Praktikum (P) =

Evaluasi (E) =

Nilai harian=

Nilai akhir = b) Ketuntasan belajar siswa secara klasikal

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

P =

n ni x 100% Keterangan:

P = ketuntasan belajar siswa secara klasikal

ni = jumlah siswa yang tuntas belajar secara individu

n = jumlah total siswa

c) Untuk uji perbedaan rata-rata hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa kelas uji lebih tinggi daripada hasil belajar kelas kontrol.

Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut:

Ho = rata-rata hasil belajar kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata hasil belajar kelas kontrol (µ1 = µ2).

Ha = rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar kelas control (µ1 > µ2).

Rumus uji-t satu pihak menurut Sudjana (2005) adalah:

2 1 2 1 1 1 n n S t        , dengan Keterangan: 1

x = rata-rata nilai kelas eksperimen

2

x = rata-rata nilai kelas kontrol

(38)

S = simpangan baku

S12 = varians kelas eksperimen S22 = varians kelas kontrol n1 = jumlah subjek kelas eksperimen n2 = jumlah subjek kelas kontrol

Kriteria pengujian hipotesis adalah:

Ha diterima jika thitung ≥ t (1-α)(n1+n2-2), dengan taraf signifikansi 5%. 4) Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa.

Data yang diperoleh kemudian di analisis secara diskriptif kuantitatif dengan cara mengubah skor menjadi nilai. Langkah-langkah dalam menganalisis data pada lembar observasi akktivitas siswa adalah:

a. Menghitung jumlah skor yang diperoleh dari masing-masing siswa.

b. Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMI) pada setiap penilaian aktivitas kegiatan siswa.

c. Menentukan kategori aktivitas setiap siswa dari hasil skor, berdasarkan langkah membuat daftar distribusi frekuensi oleh Sudjana (2005).

a) Kriteria aktivitas selama penugasan 18-20 = sangat aktif

15-17 = aktif 12-14 = cukup aktif 9-11 = kurang aktif

6-8 = tidak aktif

b) Kriteria aktivitas selama pembelajaran 16-18 = sangat aktif

13-15 = aktif 10-12 = cukup aktif 7-9 = kurang aktif

4-6 = tidak aktif

c) Kriteria aktivitas selama praktikum 16-18 = sangat aktif

(39)

28

d. Menghitung rata-rata skor aktivitas siswa secara klasikal dengan rumus % 100  

n ni P Keterangan:

P = tingkat keaktifan klasikal

ni = jumlah perolehan skor siswa dengan kriteria aktif dan sangat aktif

n = jumlah maksimal skor seluruh siswa 5)Tanggapan siswa dan guru

Data tanggapan siswa dalam proses pembelajaran diukur dengan

rating scale dengan interval 5, kemudian dipresentasikan dengan rumus: % 100   N F P Keterangan :

P = Persentase tanggapan

F = banyaknya responden yang memiliki jawaban ya N = banyaknya responden yang menjawab kuesioner

Hasil presentasi data dideskipsikan dengan kiteria sebagai berikut:

80% ≤ P < 100% = Sangat baik

60% ≤ P < 80% = Baik

40% ≤ P < 60% = Cukup baik

20% ≤ P < 40% = Kurang baik < 20% = Tidak baik

F. Indikator Keberhasilan Penelitian

Pengembangan Funny Biology Module berbasis JAS dikatakan efektif digunakan sebagai bahan ajar apabila indikator yang diharapkan tercapai. Indikator tersebut antara lain:

1. Hasil belajar kelas uji lebih baik dibanding kelas kontrol.

(40)

3. Tingkat keaktifan siswa pada setiap aktivitas yaitu ≥80% siswa dikategorikan memiliki aktivitas aktif dan sangat aktif.

(41)

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian dan Pengembangan

Data hasil pengembangan yaitu berupa Funny Biology Module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan yang dikembangkan dari produk yang sudah ada serta mendapatkan penilaian dari para pakar. Sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini, yaitu mengetahui prototipe Funny Biology Module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan, dan efektivitas pengggunaan

Funny Biology Module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan di

SMP Nurul Ulum Semarang.

Pengembangan Funny Biology Module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan ini mengikuti metode Research and Development yang meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain modul, (4) validasi modul, (5) revisi modul, (6) ujicoba skala terbatas, (7) revisi modul, (8) uji coba skala luas, (9) modul efektif digunakan. Hasil pengembangan dari setiap tahap dalam pengembangan modul ini adalah sebagai berikut.

1. Potensi dan masalah

(42)
[image:42.595.114.513.168.347.2]

Selain itu, data juga diperoleh dari angket tanggapan siswa mengenai bahan ajar sebelum dikembangkan. Hasil angket tanggapan siswa dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Tanggapan siswa terhadap bahan ajar sebelum dikembangkan*

*Data selengkapnya pada Lampiran 7

Berdasarkan hasil observasi tanggapan siswa, siswa masih sangat membutuhkan bahan ajar yang menarik untuk dipelajari, bahan ajar yang mampu menumbuhkan minat belajar dan mengajak siswa untuk menerapkan materi dalam kehidupan nyata, hal ini ditunjukkan dengan persentase pernyataan kurang dari 60%. Gagasan untuk mengembangkan modul yang dikemas secara menarik dan siswa dapat menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya, yaitu dibuat

Funny Biology module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan.

2. Pengumpulan data dan desain modul

Sebelum memulai pengembangan modul, terlebih dahulu melakukan kajian pustaka tentang cara mengembangkan modul yang akan dibuat, yaitu mengumpulkan informasi tentang panduan pembuatan modul yang baik dan lengkap dengan spesifikasinya. Kemudian membuat desain modul yaitu modul yang dikembangkan dari bahan ajar yang sudah ada yaitu buku biologi BSE dan gambar-gambar tentang materi dari internet. Modul didesain sesuai materi dengan mengacu silabus dan kriteria modul yang baik berdasarkan BSNP.

3. Hasil validasi dan revisi modul

Tahap ini merupakan tahap validasi dan revisi modul Funny Biology module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan oleh pakar materi,

No. Pernyataan

∑ responden Menjawab ya Persentase (%)

1. Pembelajaran biologi hanya menggunakan satu bahan ajar

25 22 88% 2. Bahan ajar mudah dipahami 25 18 72% 3. Bahan ajar menarik untuk dipelajari 25 11 44% 4. Bahan ajar dapat menumbuhkan minat belajar 25 12 48% 5. Bahan ajar dapat mengajak siswa untuk

menerapkan materi dalam kehidupan nyata

25 14 56% 6. Setuju bila ada bahan ajar lain yang menunjang

pembelajaran biologi materi sistem pencernaan

25 23 92% 7. Setuju bila bahan ajar dikembangkan menjadi

Funny Biology Module berbasis jelajah alam

sekitar sebagai sumber belajar biologi materi sistem pencernaan

(43)

32

pakar media dan pakar JAS. Hasil analisis terhadap validasi yang dilakukan para pakar digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi modul yang sedang dikembangkan. Apabila modul yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria kelayakan, maka modul siap untuk dilakukan uji pemakaian pada skala kecil. a) Validasi oleh pakar materi

Validasi oleh pakar materi terdiri dari penilaian Tahap I dan Tahap II yang didasarkan pada penilaian buku teks oleh BSNP. Hasil validasi oleh pakar materi pada Tahap I, semua butir penilaian mendapatkan jawaban “Ya”. Hal tersebut berarti penilaian kelayakan modul Tahap I oleh pakar materi

dinyatakan “Lolos”. Penilaian selanjutnya yaitu penilaian Tahap II, hasil

penilaian tahap II dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil penilaian Tahap II*

No Komponen Rerata Skor Kriteria 1 Kelayakan isi 3,76 Lolos 2 Kebahasaan 3,64 Lolos 3 Penyajian 3,74 Lolos

*Data selengkapnya dapat di lihat pada Lampiran 14.

(44)

Tabel 6. Perbaikan dari pakar materi Penilaian

ke-

Desain Sebelum perbaikan

Saran Desain

setelah perbaikan 1

2

 Gambar sebaiknya

dari foto sendiri  Kalimat tidak perlu

panjang untuk

menjelaskan

 Dalam satu

halaman tidak usah banyak warna dan gambar, backgroud sebaiknya

polos/putih

 Materi kurang jelas (tambahkan)

Diganti foto

Kalimat terlalu panjang

[image:44.595.111.535.104.725.2]
(45)

34

b) Validasi oleh pakar media

Validasi oleh pakar media juga terdiri dari penilaian Tahap I dan Tahap II yang didasarkan pada penilaian buku teks oleh BSNP. Hasil validasi oleh

pakar media pada Tahap I, semua butir penilaian mendapatkan jawaban “Ya”.

Hal tersebut berarti penilaian kelayakan modul Tahap I oleh pakar materi

dinyatakan “Lolos”. Penilaian selanjutnya yaitu penilaian Tahap II, hasil

penilaian tahap II dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil penilaian Tahap II*

No. Komponen Tahap II Rerata Skor Kriteria 1 Kelayakan isi 3,1 Lolos 2 Kebahasaan 3 Lolos 3 Penyajian 3,15 Lolos 4 Kegrafikaan 3,26 Lolos

*Data selengkapnya dapat di lihat dalam Lampiran 15

[image:45.595.102.534.414.585.2]

Proses validasi oleh pakar media juga mendapatkan saran yang digunakan untuk perbaikan pengembangan modul, adapun perbaikan dari saran pakar media dapat dilihat di Tabel 8.

Tabel 8. Perbaikan oleh pakar media

Desain sebelum perbaikan Saran Desain setelah perbaikan

 Cek lagi

kata-kata yang

digunakan untuk pertanyaan

c) Validasi oleh pakar Jelajah Alam Sekitar (JAS)

Validasi oleh pakar Jelajah Alam Sekitar (JAS) dilaksanakan melalui tiga kali proses penilaian. Hasil validasi oleh pakar JAS selengkapnya dapat dilihat di Tabel 9.

(46)
[image:46.595.110.551.107.515.2]

Tabel 9. Hasil validasi pakar JAS*

Komponen Penilaian ke-

1 2 3

Eksplorasi

Konstruktivisme

Proses sains

Masyarakat belajar (learning

community)

Asesmen autentik

Sudah nampak kegiatan eksplorasi melalui kegiatan laboratorium pembelajaran, akan lebih baik lagi jika siswa diberi pengalaman wawancara dengan lingkungan sekitar tentang problem pencernaan Sudah muncul, berbagai kegiatan yang dirancang akan membuat siswa mengkonstruk sendiri pengetahuannya, hanya inkuirinya masih kurang nampak, karena masih sangat terbimbing. Sudah muncul melalui kegiatan praktikum

Karena beberapa tugas dikerjakan berkelompok maka masyarakat belajar Sudah nampak karena beberapa kegiatan dikemas dalam bentuk permaianan Belum nampak karena evaluasinya masih paper dan pensil test

Modul sudah memuat kegiatan eksplorasi dalam pembelajaran

Modul sudah memuat sifat-sifat konstruktivisme

Modul sudah menampilkan proses sains dalam proses pembelajarannya

Kegiatan-kegiatan yang dikembangkan dalam modul, memungkinkan dilakukan berkelompok, hanya tidak disebut

Belum ada asesmen autentiknya misal asesmen untuk menilai kinerja siswa selama praktikum

Modul sudah memuat kegiatan eksplorasi dalam pembelajaran yang dikembangkan

Sifat-sifat konstruktivis sudah tampak dalam modul

Proses sains sudah ditampilkan dalam modul Kegiatan-kegiatan yang dikembangkan dalam modul, memungkinkan dilakukan berkelompok

Sudah ada asesmen autentik

(47)
[image:47.595.89.538.96.738.2]

36

Tabel 10. Perbaikan oleh pakar JAS Penilaian

ke-

Desain sebelum perbaikan

Komentar/saran Desain setelah perbaikan 1

2

3

 Penambahan untuk asesmen autantik tidak hanya paper dan pencil test

 Siswa diberi pengalaman wawancara dengan lingkungan

sekitarnya  Inkuiri kurang

nampak

 Untuk learning community ditambahkan didalam petunjuk praktikum  Asesmen autentik

ditambah angket kinerja

(48)

4. Uji coba skala terbatas

Uji coba skala terbatas dilakukan untuk memperoleh respon dan komentar dari siswa yang bertujuan untuk penyempurnaan modul sebelum digunakan dalam uji coba skala luas. Uji coba skala terbatas ini dilakukan dengan subjek 10 orang siswa kelas VIII C. Instrumen yang digunakan adalah modul yang sudah valid dan lembar tanggapan yang diberikan kepada subjek yaitu siswa. Hasil tanggapan siswa disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil tanggapan siswa terhadap Funny Biology Module berbasis JAS Sistem Pencernaan pada skala terbatas*

No Pertanyaan

∑ Responden Mejawab "Ya" Persentase (%)

1 Funny Biology Module berbasis JAS menarik 10 10 100

2

Dengan menggunakan Funny Biology Module berbasis JAS ini, anda lebih mudah dalam belajar dan

memahami materi

10 10 100 3 Bahasa yang digunakan dalam Funny Biology Module

berbasis JAS mudah dipahami 10 7 70

4 Funny Biology Module berbasis JAS ini mampu

menambah referensi (sumber bacaan) belajar anda. 10 10 100 5 Anda menyukai pemberian tugas mencari informasi

yang dilakukan diinternet 10 10 100 6

Penggunaan huruf cetak (tulisan) pada Funny Biology

Module berbasis JAS ini dapat terbaca dengan jelas dan

mudah

10 10 100

7 Funny Biology Module berbasis JAS ini mampu

memberikan pengalaman belajar yang baru bagi anda 10 10 100 8 Anda tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan

Funny Biology Module berbasis JAS 10 10 100

9 Funny Biology Module berbasis JAS ini mampu

mengarahkan anda untuk belajar mandiri 10 10 100 Rata-rata 97%

*Data selengkapnya dapat di lihat pada Lampiran 17

[image:48.595.119.543.258.518.2]
(49)

38

Gambar 3. Bagian kerja siswa yang sudah direvisi

5. Uji coba skala luas

Setelah dilakukan uji coba skala terbatas dan revisi modul, kemudian dilanjutkan dengan uji coba skala luas dengan jumlah siswa yang lebih banyak. Uji coba skala luas dilakukan untuk memperoleh data efektivitas produk modul yang dikembangkan dalam menunjang hasil belajar siswa. Selain itu pada uji coba modul ini juga dilakukan pengambilan data tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan Funny Biology module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan dalam pembelajaran.

Uji coba skala luas menggunakan dua kelas, satu kelas sebagai kelas uji (VIII B) dan satu kelas sebagai kelas kontrol (VIII A). Kelas uji diberikan pembelajaran menggunakan Funny Biology module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan, sementara kelas kontrol diberikan pembelajaran menggunakan buku IPA terpadu dari BSE. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan 2 kali pertemuan. Instrumen yang digunakan antara lain Funny Biology module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan yang telah direvisi, soal evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa, angket tanggapan siswa dan guru terhadap Funny Biology module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan. Data hasil uji coba skala luas berupa data hasil belajar dan keaktifan siswa dalam kegiatan, serta tanggapan guru dan siswa mengenai

Funny Biology module berbasis Jelajah Alam Sekitar (JAS) Sistem Pencernaan. a. Uji homogenitas

Uji homogenitas dengan menggunakan nilai ulangan materi sebelumnya,

dilakukan untuk mengetahui bahwa kedua sampel mempunyai varian yang sama (homogen).

Penggunaan kalimat diperjelas

[image:49.595.113.527.85.176.2]
(50)

Tabel 12. Uji homogenitas kelas uji dan kelas kontrol*

Kelas perlakuan Varians (s2) Keterangan

Kelas uji (VIII B) 83,34 x2hitung = 1,0101 < x2tabel= 2,3638

maka, kedua kelas mempunyai varians yang sama (homogen)

Kelas kontrol (VIII A) 82,51 *Data selengkapnya pada Lampiran 20

Berdasarkan Tabel 12 didapatkan data bahwa X2hitung<X2tabel, maka menunjukkan bahwa populasi kelas tersebut mempunyai varian yang sama atau homogen.

b. Hasil belajar siswa

Nilai akhir yang diperoleh digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Nilai tersebut kemudian di analisis dan diperoleh nilai hasil belajar siswa kelas uji dan kelas kontrol.

1) Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan mengetahui apakah data nilai akhir kedua kelas berdistribusi normal atau tidak.

Tabel 13. Uji normalitas kelas uji dan kelas kontrol*

Kelas perlakuan x2hitung Keterangan

Kelas uji (VIII B) 3,8204 X2hitung < X2tabel maka, nilai akhir

kedua kelas berdistribusi normal Kelas kontrol (VIII A) 9,3229

*Data selengkapnya pada Lampiran 25-26

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa X2hitung<X2tabel dengan taraf signifikan 5%, yaitu data nilai akhir kelas uji dan kelas kontrol lebih kecil dari X2 tabel = 11.07, maka nilai akhir kedua kelas tersebut berdistribusi normal.

2) Pengukuran nilai akhir (NA) hasil belajar

(51)
[image:51.595.150.489.105.289.2]

40

Tabel 14. Rekapitulasi nilai akhir siswa kelas uji dan kelas kontrol*

Data Kelas

Uji (VIIIB) Kontrol (VIIIA)

Nilai tertinggi 90,22 89,17 Nilai terendah 65,22 64,17 Rata-rata kelas 77,02 73,49 Jumlah seluruh siswa 30 30 Jumlah siswa yang tuntas 27 21

Data Kelas

Uji

(VIIIB) Kontrol (VIIIA)

Jumlah siswa yang tidak tuntas 3 9 Ketuntasan klasikal 90% 70% *Data selengkapnya pada Lampiran 23-24

Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan

Funny Biology Module berbasis Jelaja

Gambar

Tabel
Gambar 1. Bagan kerangka berpikir
Gambar 2. Langkah penggunaan metode Research and Development yang dimodifikasi dari Sugiyono (2010)
Tabel 1. Hasil uji validitas soal uji coba*
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah bahan ajar materi struktur, fungsi organ manusia dan hewan yang dikembangkan dengan pendekatan Jelajah Alam

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Research and Development (R&amp;D), melalui model penelitian Four-D Model. Konsep pengembangan produk penelitian

Produk yang dikembangkan berupa modul biologi berbasis JAS pada materi ekosistem berhasil dikembangkan dan layak digunakan, karena mempunyai beberapa kelebihan, antara

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan pendekatan pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS)

Pelaksanaan uji pengembangan media pembelajaran IPA Terpadu bervisi SETS berbasis edutainment ini dilaksanakan di SMP 11 Kota Cirebon pada peserta didik kelas

Penelitian ini menggunakan metode research and development (R &amp; D) mengacu pada model pengembangan 4-D yang meliputi empat tahap yakni define (pendefenisian), design

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan pendekatan JAS disimpulkan : 1) Daya serap rata-rata kelas eksperimen 80% dengan kategori baik sedangkan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) berbasis pelestarian Jalak Bali dalam penangkaran Friends of