Disk contoh uji vascular bundles
Cara perhitunganvascular bundles
Contoh Sampel kadar air yang di oven
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, C.K. 2010.Impregnation of Oil Palm Trunk Lumber (OPTL) Using
Thermoset Resins for Struktural Applications. [thesis]. University of Sains Malaysia. Malaysia.
Bakar, E. S. 2003. Kayu Sawit Sebagai Substitusi Kayu dari Hutan Alam. Forum Komunikasi Teknologi dan Industri Kayu. Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Volume 2/1/Juli 2003. Bogor.
Balfas. 2009. KarakteristikKayuKelapaSawitTua. JurnalPenelitianHasilHutan. Vol 27, No.3.PusatPenelitiandanPengembanganHasilHutan. Bogor.
Choon, K.K., W. Killman, L.S. Choondan H. Mansor. 1991. Oil Palm Utilisation:
Review of Research. Forest Research Institute Malaysia.Malaysia.
Erwinsyah. 2008. Improvement of Oil Palm Wood Properties Using Bioresin [disertasi]. Institut fur Forstnutzung und Forst technic Fakultat fur Forst-,Geo-und Hydrowissenschaften. Dresden.
Hadi, M. 2004. TeknikBerkebunKelapaSawit. AdicitaKarya Nusa. Yogyakarta.
Hartono, R, Wahyudi, I, Febrianto, F, Dwianto, W. 2011. Pengukuran Tingkat Pemadatan Maksimum Batang Kelapa Sawit. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hartono,R. 2012. Peningkatan Kualitas Batang Kelapa Sawit Bagian Dalam Dengan Metode Close System Compression dan Kompregnasi Fenol Formaldehida [disertasi].Sekolah Pasca Sarjana IPB.Bogor.
Iswanto, A.P. Sucipto, T. dan Azhar, I. 2010. Sifat Fisis dan Mekanis Batang Kelapa Sawit (ElaeisguineensisJacq) Asal Kebun Aek Pancur-Sumatera Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan.Vol 3(1): 1-7. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Kementerian Pertanian. 2016
Killmann, W. DanL.S. Choon. 1985. Anatomy and Properties of Oil Palm Stem
Proc. of National Symposium On Oil Palm By Product for Agro-based Industries. PORIM. Bangi.
Lim, S.C. dan Gan, K.S. 2005. Characteristics and Utilisation of Oil Palm Stem. Forest Research Institute Malaysia. Malaysia
Rahayu, IS. 2001. SifatDasarVascular BundledanParanchymaBatangKelapasawit (ElaeisguineensisJacq.) DalamKaitannyadenganSifatFisis, MekanissertaKeawetan [thesis]. Bogor: Program
StudiIlmuPengetahuandanKehutanan. Program Pascasarjana.InstitutPertanian Bogor.
Sulaiman, O. Salim, N. Nordin, N.A. Hashim, R. Ibrahim, M. dan Sato, M. 2012.
The Potential of Oil Palm Trunk Biomass As an Alternative Sourch for Compressed Wood. BioResources 7(2): 2668-2706. University of Sains Malaysia. Malaysia.
bagian tepi batang kelapa sawit lebih baik kualitasnya daripada bagian tengah dan
pusat.
METODE PENELITIAN
a.
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai Agustus 2016.
Pengukuran vascular bundles dan kadar air dilakukan di laboratorium Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Medan.
b. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah batang kelapa sawit
berasal dari Kebun Aek Pancur milik PPKS yang telah dipotong menjadi disc.
Alat yang digunakan adalah chainsaw yang berfungsi untuk memotong batang
kelapa sawit, circular saw yang berfungsi untuk membelah disc menjadi
berukuran 2x2 cm, oven, desikator, kaliper, kamera digital, timbangan elektrik,
dan juga alat tulis.
Prosedur penelitian
1. Penebangan pohon
Tanaman kelapa sawit yang berumur 30 tahun dan 40 tahun dengan
diameter berkisar antara 74,5 cm dan 80,25 cm berasal dari desa Aek Pancur,
kabupaten Deli Serdang ditebang sebanyak dua batang. Dari setiap batang
diambil potongan berupa disc setebal 5 cm pada setiap ketinggian 0,5m, 2m,
2. Pemotongan disc
Disc setebal 5 cm yang diperoleh dari penebangan, kemudian dibelah
menjadi disc setebal 2 cm untuk pengujian kadar air sedangkan untuk pengujian
vascular bundles dilakukan pada disc setebal 3 cm seperti yang disajikan pada
Gambar 4.
2cm 2cm
3. Pengujian vascular bundlescm2
Pada pengujian vascular bundles dan kadar air contoh uji yang digunakan
berukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm. Pada pengukuran vascular bundles menggunakan
penggaris yang sudah terdapat lubang seluas 1 cm2. Dihitung jumlah vascular Contoh uji kadar air
Lempengan BKS
2cm
2cm
Contoh uji vascular bundles
bundles dari bagian pusat batang menuju tepi kiri dan dari pusat menuju tepi
kanan.
4. Pengujian kadar air
Demikian juga dengan contoh uji kadar air. Contoh uji diambil secara
horizontal dari masing-masing potongan disc dan diberi nomor secara berurutan
(tepi kiri ke tepi kanan).Mula-mula ditimbang berat basahnya (berat awal),
kemudian contoh uji dimasukkan dalam oven pada suhu 103+2 oC sampai berat
konstan.Setelah itu ditimbang berat kering oven. Rumus kadar air adalah:
KA (%) = BA– BKO BKO
x 100 %
Keterangan:
KA = kadar air (%) BA = berat awal (gr)
Penebangan batang kelapa sawit dilakukan pada tanaman berumur 30 dan
tahun yang berasal dari desa Aek Pancur kabupaten Deli Serdang. Batang kelapa
sawit dipotong menjadi disc setebal 5 cm yang dibagi menjadi dua untuk sampel
kadar air dan vascular bundles.Secara lengkap bagan alur penelitian disajikan
pada Gambar 4.
Penebangan tanaman kelapa sawit berumur 30 dan 40 tahun yang berasal dari desa Aek
Pancur kabupaten Deli Serdang
Pemotongan batang kelapa sawit setiap ketinggian 0,5m, 2m, 3,5m, 5m, 6,5m, 8m, dan 9,5m
Pemotongan discsetebal 5 cm pada setiap ketinggian 1,5 m
Pembelahan disc setebal 5 cm menjadi 2 bagian yang digunakan untuk pengujian vascular bundlesdan kadar air
Pengujian Vascular Bundles Pengujian Kadar Air
HASIL DAN PEMBAHASAN
Vascular bundles
Vascular bundles merupakan komponen penyusun batang kelapa sawit
yang merupakan penyokong struktur utama batang. Vascular bundles terdiriatas
satu atau dua pembuluh yang berada pada bagian pinggir vascular bundles dan di
bagian tengah dan dalam terdapat dua sampai tiga pembuluh. Pembuluh yang luas
dengan dinding pembuluh yang tebal merupakan komponen yang bertanggung
jawab dalam transportasi nutrisi batang.Vascular bundles secara kontinyu mulai
dari dasar sampai bagian atas batang dan juga dari kulit sampai pusat batang.
Vascular bundles di bagian tengah tidak terlalu rapat, umumnya tersebar dengan
tidak teratur. Setiap vascular bundles berikatan dengan floem yang terlignifikasi
metaxylem agar tidak teratur.
Perhitungan vascular bundles dilakukan pada pohon dengan ketinggian
0,5 m, 2 m, 3,5 m, 5 m, 6,5 m, 8 m, dan 9,5 m. Jumlah pohon yang dihitung
vascular bundlesnya sebanyak dua pohon.
a. Pohon ke-1
Perhitungan vascular bundles dilakukan pada ketinggian 0,5 m, 2 m,
3,5 m, 5 m, 6,5 m, 8 m, dan 9,5 m. Rekapitulasi rata-rata jumlah vascular bundles
Tabel 4. Rekapitulasi jumlah rata-rata vascular bundles pada berbagai ketinggian
Berdasarkan Tabel 4 terlihat jumlah vascular bundles dari bagian pusat
(inner) menuju ke arah kulit (peripheral) mengalami peningkatan. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Rahayu (2001) mengemukakan bahwa pada bagian batang
yang masih muda (bagian pusat dan ujung batang) dimana jaringan penyusun
kayunya masih aktif, sel-sel parenchyme lebih mendominasi dibandingkan
vascular bundles sedangkan di bagian batang yang sel-sel penyusunnya sudah
tidak aktif khususnya bagian tepi dan pangkal batang, vascular bundles lebih
Selain itu, berdasarkan Tabel 4 terlihat juga secara horizontal jumlah
vascular bundlesdari bagian inner menuju peripheral.Sebagai ilustrasi distribusi
rata-rata vascular bundles pada setiap ketinggian disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5.Distribusi rata-rata vascular bundles secara horizontal pada berbagai ketinggian pohon ke-1.
Berdasarkan Gambar 5 terlihat bahwa jumlah rata-rata vascular bundles
padasetiap ketinggian batang pohon ke-1 mengalami peningkatan dari bagian
pusat (inner) menuju kulit (peripheral). Gambar 5 terlihat juga, pada bagian pusat
(inner) luasan vascular bundlesnya hanya 20% dengan jumlah rata-rata vascular
bundles 11 vb/cm2, diikuti bagian peripheral sebesar 30% dengan jumlah rata-rata
vascular bundles 31 vb/cm2 dan yang terluas terdapat pada bagian central zone (tengah) yaitu 50% dengan jumlah rata-rata vascular bundles 17 vb/cm2. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Rahayu (2001) dan Erwinsyah (2008) mengemukakan
bahwa Luasan vascular bundles di bagian tepi lebihtinggi dan semakin berkurang 0
Posisi vascular bundles dari pusat batang menuju kulit
ke arah pusat, sebaliknya di bagian tepi luasan parenkim lebih rendah dan semakin
meningkat ke arah pusat.
Berdasarkan pembagian pheripheral, central dan inner zone, maka jumlah
rata-rata vascular bundles berdasarkan zona batang disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Rata-rata vascular bundles berdasarkan zona batang pohon ke-1
ketinggian Zona Batang
PZ CZ IZ
Pada Tabel 5 terlihat bahwa jumlah vascular bundles terbanyak adalah
bagian PZ, selanjutnya diikuti oleh bagian CZ dan IZ.Jumlah rata-rata vascular
bundles pada bagian PZ, CZ dan IZ berturut-turut adalah 31 vb/cm2, 17 vb/cm2, dan 11 vb/cm2.
Gambar vascular bundles pada bagian PZ, CZ, dan IZ dapat dilihat pada
Gambar 6.
Gambar 6.Distribusi kerapatan vascular bundlesBKS dari bagian tepi (dekat kulit) menuju ke pusat.
inner Central
Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa vascular bundles sangat banyak di
daerah tepi atau dekat kulit, dan yang paling sedikit adalah di bagian tengah
batang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rahayu (2011), Erwinsyah (2008) dan
Hartono dkk (2011) yang menyatakan bahwa bagian tepi di dominasi oleh
vascular bundles, sedangkan bagian pusat di dominasi oleh parenchym dasar.
Jumlah vascular bundles berhubungan dengan kekuatan batang kelapa
sawit yang dihasilkan.Kekuatan batang kelapa sawit semakin menurun seiring
dengan meningkatnya ketinggian batang kelapa sawit (Lim dan Gan, 2005;
Erwinsyah, 2008).
b. Pohon ke-2
Perhitungan vascular bundles dilakukan pada ketinggian 0,5m, 2 m, 3,5
m, 5 m, 6,5 m, 8 m dan 9,5 m. Rekapitulasi rata-rata jumlah vascular bundles
pohon ke-2disajikan pada Tabel 6.
17 17 38 33
Berdasarkan Tabel 6 terlihat variasi jumlah vascular bundles secara
vertikal dan horizontal.Secara vertikal, terlihat semakin tinggi bagian batang,
maka jumlah vascular bundles semakin berkurang.Hal ini sesuai dengan
pernyataan Lim dan Khoo (1986) dalam Abdullah (2010) mengemukakan bahwa
jumlah vascular bundles per satuan luas mengalami penurunan menuju zona
dalam dan mengalami peningkatan dari ujung menuju pangkal batang.
Selain itu, berdasarkan Tabel 6 terlihat juga secara horizontal jumlah
vascular bundlesdari bagian inner menuju peripheral.Sebagai ilustrasi distribusi
rata-rata vascular bundles pada setiap ketinggian disajikan pada Gambar 7.
Gambar 7.Distribusi rata-rata vascular bundles secara horizontal pada berbagai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829
J
Posisi vascular bundles dari pusat batang menuju kulit
Berdasarkan Gambar 7 terlihat bahwa jumlah rata-rata vascular bundles
padasetiap ketinggian batang pohon ke-2 mengalami peningkatan dari bagian
pusat (inner) menuju kulit (peripheral). Gambar 7 terlihat juga, pada bagian pusat
(inner) luasan vascular bundlesnya hanya 20% dengan jumlah rata-rata vascular
bundles 12 vb/cm2, diikuti bagian peripheral sebesar 30% dengan jumlah rata-rata
vascular bundles 32 vb/cm2 dan yang terluas terdapat pada bagian tengah (central) sebesar 50% dengan jumlah rata-rata vascular bundles 17 vb/cm2. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Erwinsyah (2008) membagi penampang lintang
batang menjadi 3 bagian yaitu peripheral, central dan inner zone.Zona peripheral
merupakan zona paling luar batang sebelum kulit dan korteks dan hanya 30% dari
seluruh total area.Vascular bundles pada area ini sangat padat, sedangkan sel
parenkim sangat sedikit dibandingkan wilayah lainnya. Secara visual, daerah ini
terlihat agak gelap.Zona central merupakan daerah paling lebar sekitar 50 % dari
total seluruh area.Orientasi vascular bundles pada area ini adalah random atau
acak. Zona inner hanya 20 % dari total area dan memiliki kandungan sel parenkim
yang tinggi. Kandungan vascular bundlespada area ini paling sedikit
dibandingkan area lainnya.
Berdasarkan pembagian pheripheral, central dan inner zone, maka jumlah
rata-rata vascular bundles berdasarkan zona batang disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Rata-rata vascular bundles berdasarkan zona batang pohon ke-2
ketinggian Zona Batang
Pada Tabel 7 terlihat bahwa jumlah vascular bundles terbanyak adalah
bagian PZ, selanjutnya diikuti oleh bagian CZ dan IZ.Jumlah rata-rata vascular
bundles pada bagian PZ, CZ dan IZ berturut-turut adalah 32 vb/cm2, 17 vb/cm2, dan 12 vb/cm2.
Kadar air
Kadar air kelapa sawit adalah besarnya kandungan air yang terdapat di
dalam batang kelapa sawit yang diperoleh dengan menimbang berat batang kelapa
sawit dalam kondisi kering udara dikurangi kering oven dan dibagi dengan berat
kering oven lalu dikalikan 100%.
Perhitungan persentase kadar air dilakukan pada batang dengan ketinggian
0,5m, 2 m, 3,5 m, 5 m, 6,5 m, 8 m dan 9,5 m. Jumlah pohon yang dihitung
vascular bundlesnyasebanyak dua pohon.
a. Pohon ke-1
Perhitungan kadar air dilakukan pada ketinggian 0,5 m, 2 m, 3,5 m, 5 m,
6,5 m, 8 m, dan 9,5 m. Rekapitulasi persentase rata-rata kadar air pohon ke-1
disajikan pada Tabel 8
Berdasarkan Tabel 8 terlihat persentase kadar air secara horizontal maupun
vertikal. Secara vertikal, persentase kadar air yang dihasilkan termasuk tinggi dan
bervariasi dengan kisaran antara 74,90% sampai 534,11%. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Choon, dkk (1991) bahwa kadar air (KA) batang kelapa sawit
termasuk tinggi yaitu berkisar 100-500%. Kenaikan KA yang bertahap ini
diindikasikan terhadap ketinggian dan kedalaman posisi batang.Kecenderungan
kenaikan KA ini dapat dijelaskan dengan mempertimbangkan distribusi jaringan
parenkim yang berfungsi menyimpan atau menahan lebih banyak air daripada
jaringan pembuluh.
Selain itu, berdasarkan Tabel 8 terlihat juga secara horizontal persentase
kadar air dari bagian inner menuju peripheral. Sebagai ilustrasi persentase
rata-rata kadar air pada setiap ketinggian disajikan pada Gambar 8.
Gambar 8. Distribusi rata-rata kadar air secara horizontal pada berbagai ketinggian pohon ke-1
Posisi sampel dari pusat menuju kulit
Berdasarkan Gambar 8 terlihat jumlah rata-rata persentase kadar air pada
setiap ketinggian batang pohon ke-1 mengalami penurunan dari bagian pusat
(inner)menuju kulit (peripheral). Gambar 8 terlihat juga pada bagian inner luasan
sebaran kadar air hanya 20% dari total keseluruhan batang dengan jumlah
rata-rata persentase kadar air 364,75 %, diikuti bagian peripheral sebesar 30 % dengan
jumlah rata-rata persentase kadar air 137,03%, dan yang terluas terdapat pada
bagian tengah (central) yaitu 50 % dengan jumlah persentase kadar air sebesar
244,81 %. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prayitno (1995) dalam Rahayu (2001)
bahwa kadar air akan turun dari bagian pusat kayu ke bagian kulit pada semua
ketinggian batang. Hal ini disebabkan pada bagian pusat dan bagian ujung
memiliki persentase jumlah parenkim yang lebih besar daripada vascular bundles
sedangkan parenkim memiliki kemampuan untuk mengikat air lebih banyak
daripada vascular bundles.
Berdasarkan pembagian pheripheral, central dan inner zone, maka jumlah
persentase rata-rata kadar air berdasarkan zona batang disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Rata-rata kadar air berdasarkan zona batang pohon ke-1.
Ketinggian Zona batang
PZ (%) CZ (%) IZ (%)
Pada Tabel 9 terlihat bahwa jumlah persentase kadar air tertinggi adalah
bagian PZ selanjutnya diikuti oleh bagian CZ dan IZ. Jumlah rata-rata persentase
dan 364,75 %. Hal tersebut sesuai dengan pernyataa Bakar (2003) mengemukakan
tentang kadar air bagian tepi, tengah, dan pusat. Pada bagian tepi berkisar 156 %,
bagian tengah sekitar 257%, dan bagian pusat berkisar 365%.
a. Pohon ke-2
Perhitungan kadar air dilakukan pada ketinggian 0,5 m, 2 m, 3,5 m, 5 m,
6,5 m, 8 m, dan 9,5 m. Rekapitulasi persentase rata-rata kadar air pohon ke-2
disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Rekapitulasi persentase rata-rata kadar air pada berbagai ketinggian pohon ke-2.
Posisi Sampel Ketinggian
0.5 m 2 m 3,5 m 5 m 6,5 m 8 m 9,5 m
Berdasarkan Tabel 10 terlihat persentase kadar air secara horizontal
maupun vertikal. Secara vertikal, persentase kadar air yang dihasilkan termasuk
tinggi dan bervariasi dengan kisaran antara 65,57 % sampai 514,07 %. Hal ini
sesuai dengan permyataan Gun et al. dalam Lim dan Gan (2005) juga menyatakan
bahwa kadar air bervariasi dari 76,5 % sampai 575,4 % dengan rata-rata 326,2 ±
115,7 %. Variasi kadar air ini dapat dilihat dari jumlah vascular bundles dan
jaringan parenkim dalam batang kelapa sawit.
Berdasarakan Tabel 10 terlihat juga persentase kadar air meningkat dari
bagian tepi. Sebagai ilustrasi persentase kadar air pada setiap ketinggian disajikan
pada Gambar 9.
Gambar 9. Distribusi rata-rata kadar air secara horizontal pada berbagai ketinggian pohon ke-2.
Berdasarkan Gambar 9 terlihat jumlah rata-rata persentase kadar air pada
setiap ketinggian pohon ke-2 juga mengalami penurunan dari zona inner menuju
peripheral. Gambar 9 terlihat juga pada bagian inner luasan sebaran kadar air
hanya 20% dari total keseluruhan batang dengan jumlah rata-rata persentase kadar
air 302,27 %, diikuti bagian peripheral sebesar 30 % dengan jumlah rata-rata
persentase kadar air 122,76 %, dan yang terluas terdapat pada bagian tengah
(central) yaitu 50 % dengan jumlah persentase kadar air 227,06 %.. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Choon, dkk (1991) yang mengemukakan bahwa Kadar air
(KA) batang kelapa sawit bervariasi antara 100-500%. Kenaikan KA yang
bertahap ini diindikasikan terhadap ketinggian dan kedalaman posisi batang, yang
bagian terendah dan luar batang memiliki nilai yang sangat jauh dengan 2 bagian
batang lainnya. Kecenderungan kenaikan KA ini dapat dijelaskan dengan 0
Posisi sampel dari pusat menuju kulit
mempertimbangkan distribusi jaringan parenkim yang berfungsi menyimpan atau
menahan lebih banyak air daripada jaringan pembuluh
Berdasarkan pembagian pheripheral, central dan inner zone, maka jumlah
persentase rata-rata kadar air berdasarkan zona batang disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Rata-rata kadar air berdasarkan zona batang pohon ke-2.
Ketinggian Zona batang
PZ (%) CZ (%) IZ (%)
0,5 m 149.61 251.07 312.92
2 m 101.65 183.46 237.83
3,5 m 104.89 225.00 298.90
5 m 115.06 238.65 305.79
6,5 m 119.90 229.33 288.15
8 m 104.89 225.00 298.90
9,5 m 163.29 236.94 373.42
Rata-rata 122.76 227.06 302.27
Pada Tabel 11 terlihat bahwa jumlah persentase kadar air tertinggi adalah
bagian PZ selanjutnya diikuti oleh bagian CZ dan IZ. Jumlah rata-rata persentase
kadar air pada bagian PZ, CZ, dan IZ berturut-turut adalah122.76 %, 227.06 %,
dan 302.27 %. Hal tesebut sesuai dengan pernyataan Lim dan Gan (2005) juga
menyatakan kadar air batang bisa berkisar 120 % bahkan lebih dari 500% pada
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pola penyebaran vascular bundles secara vertikal menunjukkan jumlah
vascular bundles semakin berkurang dari bagian bawah menuju ke atas
batang, sedangkan secara horizontal jumlah vascular bundles semakin sedikit
dari bagian kulit/luar menuju pusat batang.
2. Distribusi kadar air secara vertikal menunjukkan persentase kadar air semakin
tinggi dari bagian bawah menuju ke atas batang, sedangkan secara horizontal
persentase kadar air dari bagian kulit/luar menuju pusat batang semakin
tinggi.
3. Pada pembagian zona batang pohon ke-1 dan ke-2, jumlah vascular bundles
tertinggi terdapat pada bagian peripheral zone yaitu 31-32 vb/cm2, central
zone yaitu 17 b/cm2, dan inner zone yaitu 11-12 vb/cm2.
4. Pada pembagian zona batang pohon ke-1 dan pohon ke-2, persentase kadar air
tertinggi terdapat pada bagian inner zone yaitu 364,75-302,27 %, central zone
yaitu 244,81-227,06 %, dan peripheral zone yaitu 137,03-122,76 %.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dalam rangka perbaikan sifat fisis dan
mekanis batang kelapa sawit agar dapat mengetahui pola penyebaran vascular
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi dan Potensi Tanaman Kelapa Sawit
Menurut Hadi (2004) pengklasifikasian kelapa sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman yang tergolong :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Familia : Arecaceae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq.
Luas Areal Kelapa Sawit
Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu produk yang berkembang
dengan pesat di Indonesia.Luas areal tanaman kelapa sawit terus berkembang dari
tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan meningkatnya permintaan akan produk
olahannya. Luas areal perkebunan kelapa sawit pada tahun 1967 tercatat 105.808
hektar dan dikelola seluruhnya oleh perkebunan besar Negara maupun perkebunan
swasta. Perkebunan Inti Rakyat (PIR) dimulai tahun 1979 dengan luas areal 3.125
hektar. Menurut data Kementerian Pertanian (2016) pada tahun 2015 luas areal
perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai lebih dari 11,3 juta ha untuk
seluruh luasan di Indonesia. Dibawah ini tabel luasan areal perkebunan kelapa
Tabel 1. Luas perkebunan kelapa sawit berdasarkan level nasional
Lokasi 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Aceh 329,562 354,615 363,660 396,644 420,173 [4]319,167
Sumatera Utara 1,054,849 1,175,078 1,192,466 1,340,348 1,396,273 [4]1,057,769
Sumatera Barat 353,412 374,211 376,858 364,208 376,474 [4]347,800
Riau 2,031,817 1,912,009 2,037,733 2,193,721 2,290,736 [4]1,949,061
Jambi 488,911 625,974 687,892 657,929 692,967 [4]494,078
Sumatera Selatan 777,716 820,787 821,391 1,060,573 923,002 [4]789,065
Bengkulu 274,728 299,886 309,723 290,633 293,800 [4]226,754
Lampung 157,402 117,67 144,466 158,045 184,914 [4]154,766
Bangka Belitung 164,482 178,408 197,586 201,091 206,207 [4]143,909
Kepulauan Riau 8,488 6,216 8,932 19,036 19,001 [4]0
Jawa Barat 12,323 9,196 9,039 13,611 13,624 [4]12,301
Banten 15,734 16,491 20,044 20,101 19,724 [4]15,370
Kalimantan Barat 750,948 683,276 885,075 914,835 936,407 [4]621,986
Kalimantan Tengah
911,441 1,003,100 1,024,973 1,099,692 1,115,933 [4]1,143,114
Kalimantan Selatan
353,724 420,158 423,208 475,739 512,897 [4]324,096
Kalimantan Timur 446,094 676,395 716,662 816,257 733,397 [4]554,716
Kalimantan Utara 0 0 0 0 153,315 [4]0
Sulawesi Tengah 55,214 95,820 112,661 140,882 147,912 [4]66,575
Sulawesi Selatan 19,853 23,416 41,982 36,262 50,914 [4]17,500
Sumber : Kementerian Pertanian, 2016
Sifat-sifat Kelapa Sawit
1. Sifat Anatomi
Tanaman kelapa sawit termasuk dalam kelas monokotil. Dalam
pertumbuhannya, tanaman monokotil berbeda dengan tanaman dikotil karena
tidak dijumpai adanya meristem lateral, sehingga pada monokotil pertumbuhan
hanya ditentukan oleh meristem apikal. Hal ini dapat dilihat dari bentuk batang
yang tidak mengalami penambahan diameter sepanjanghidupnya (Killmann dan
Choon 1985; Prayitno 1991).
Erwinsyah (2008) mengemukakan bahwa struktur vascular bundles terdiri
centraldan inner. Vessels tersebut dibagi juga menjadi 2 bagian yaitu vessels
besar dan kecil. Vessel besar memiliki dinding tebal dan diduga sebagai
komponen utama untuk transportasi nutrisi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 1 dan Gambar 2.
(a) Vascular bundles dengan 1 buah vessel besar (b) Vascular bundles dengan 3 buah vessel
besar
Gambar 1. Vascular bundlesdengan 1 buah vessel besar (a) dan 3 buah vessel besar (b) pada bidang lintang menggunakan light microscopy (sumber Erwinsyah 2008)
Gambar 2. Struktur vascular bundles BKS pada bidang lintang dengan keberadaan jaringan parenchymatous ground, vessels, fibres dan
Rahayu (2001) dan Erwinsyah (2008) mengemukakan bahwa komponen
utama penyusun BKS adalah vascular bundles dan parenkim, maka bila pada
lokasi tertentu dijumpai vascular bundles dalam jumlah yang banyak, akibatnya
proporsi parenkim akan berkurang. Luasan vascular bundles di bagian tepi
lebihtinggi dan semakin berkurang ke arah pusat, sebaliknya di bagian tepi luasan
parenkim lebih rendah dan semakin meningkat ke arah pusat.
Variasi luasan vascular bundles menurut arah kedalaman dan ketinggian
diduga ada kaitannya dengan jaringan phloem dan xylem yang dikelilingi oleh
parenchyme, serta terkait pula dengan umur dan fungsi jaringan dalam batang.
Pada bagian batang yang masih muda (bagian pusat dan ujung batang) dimana
jaringan penyusun kayunya masih aktif, sel-sel parenchyme lebih mendominasi
dibandingkan vascular bundles. Sedangkan di bagian batang yang sel-sel
penyusunya sudah tidak aktif khususnya bagian tepi dan pangkal batang, vascular
bundles yang lebih dominan (Rahayu, 2001).
Erwinsyah (2008) membagi penampang lintang batang menjadi 3 bagian
yaitu peripheral, central dan inner zone.Zona peripheral merupakan zona paling
luar batang sebelum kulit dan korteks dan hanya 30% dari seluruh total
area.Vascular bundles pada area ini sangat padat, sedangkan sel parenkim sangat
sedikit dibandingkan wilayah lainnya. Secara visual, daerah ini terlihat agak
gelap.Zona central merupakan daerah paling lebar sekitar 50 % dari total seluruh
area.Orientasi vascular bundles pada area ini adalah random atau acak. Zona inner
hanya 20 % dari total area dan memiliki kandungan sel parenkim yang tinggi.
Kandungan vascular bundlespada area ini paling sedikit dibandingkan area
Sulaiman, dkk.(2012) menyatakan bahwa zona periperal merupakan
daerah dekat dengan lapisan parenkim dan banyak vascular bundles yang
memberikan kekuatan batang kelapa sawit. Wilayah ini mencakup sekitar 20%
dari total luas penampang dengan jumlah vascular bundles sekitar 87/cm2. Zona
central mencakup sekitar 80% dari total area dan terdiri dari vascular bundles
yang tersebar di daerah lebih luas dan terdapat di dalam jaringan parenkim tipis.
Lim dan Khoo (1986) dalam Sulaiman (2012) memperkirakan jumlah vascular
bundles adalah sekitar 37/cm2.
Menurut Lim dan Gan (2005) dan Erwinsyah (2008) Jumlah vascular
bundles berhubungan dengan kekuatan batang kelapa sawit yang dihasilkan.Kekuatan batang kelapa sawit semakin menurun seiring dengan
meningkatnya ketinggian batang kelapa sawit. Menurut Lim dan Khoo (1986)
dalam Abdullah (2010) menyatakan jumlah vascular bundles per satuan luas
mengalami penurunan menuju zona dalam dan mengalami peningkatan dari ujung
menuju pangkal batang.
Balfas (2009) juga menyatakan bahwa bagian luar kayu sawit dari pohon
tua memiliki jumlah vascular bundles sekitar 40% lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah jaringan pada kayu sawit bagian luar dari pohon muda. Perbedaan
jumlah vascular bundles antara kayu dari pohon tua dan pohon muda tampak
lebih ekstrim pada bagian kayu tengah dan dalam. Perbedaaan jumlah jaringan
vaskular pada kedua bagian tersebut dapat mencapai lebih dari 100%. Demikian
juga Hartono, dkk (2011) mengemukakan bahwa perbedaan nilai kerapatan antara
bagian tepi ke arah pusat batang terkait dengan distribusi vascular bundles dalam
2. Sifat Fisis dan Mekanis
Menurut Choon dkk, (1991), kerapatan kayu kelapa sawit di tiga zona
yang berbeda pada berbagai tinggi batang.Nilai kerapatan secara bertahap
meningkat dari zona dalam ke zona pheriperal.Kecenderungan ini serupa untuk
semua posisi ketinggian batang.Kayu zonasi kelapa sawit pada bagian melintang
sangat signifikan mempengaruhi kepadatan kayu. Perbedaan nilai densitas pada
satu zona ke yang lain tergantung posisinya dibagian melintang.
Kadar air (KA) batang kelapa sawit bervariasi antara 100-500%. Kenaikan
KA yang bertahap ini diindikasikan terhadap ketinggian dan kedalaman posisi
batang, yang bagian terendah dan luar batang memiliki nilai yang sangat jauh
dengan 2 bagian batang lainnya.Kecenderungan kenaikan KA ini dapat
dijelaskan dengan mempertimbangkan distribusi jaringan parenkim yang
berfungsi menyimpan atau menahan lebih banyak air daripada jaringan pembuluh
(Choon dkk, 1991).
Menurut Prayitno (1995) dalam Rahayu (2001) kadar air kayu akan turun
dari pangkal kebeberapa meter di atas pangkal dan kemudian naik menuju bagian
ujung. Selain itu kadar air ini juga akan turun dari bagian pusat kayu ke bagian
kulit pada semua ketinggian batang. Hal ini disebabkan pada bagian pusat dan
bagian ujung memiliki persentase jumlah parenkim yang lebih besar daripada
vascular bundles.sedangkan parenkim memiliki kemampuan untuk mengikat air
lebih banyak daripada vascular bundles..
Lim dan Gan (2005) menyatakan bahwa kadar air batang bisa berkisar
120 % bahkan lebih dari 500 % pada bagian kulit (pheripheral) menuju empulur
kadar air bervariasi dari 76,5 % sampai 575,4 % dengan rata-rata
326,2 ± 115,7 %. Variasi kadar air ini dapat dilihat dari jumlah vascular bundles
dan jaringan parenkim dalam batang kelapa sawit.
Sifat mekanis kayu batang kelapa sawit dapat dilihat pada tabel 2 dengan
membandingkan beberapa sifat mekanis batang kelapa sawit dengan beberapa
spesies kayu dan 2 jenis monokotil.Beberapa sifat penting dari batang kelapa
sawit untuk setiap bagian batang disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2. Perbandingan sifat Elaeis guineensis Jacq dengan beberapa jenis kayu Spesies Kerapatan
250-850 3100-11400 26-105 19-49 520-4400
Cengal 820 19600 149 75 9480
Kapur 690 13200 73 39 5560
Kayu karet 530 8800 58 26 4320
Sumber : Choon (1991)
Tabel 3. Sifat-sifat dasar batang kelapa sawit
Sifat-sifat penting Bagian dalam batang
Tepi Tengah Pusat
Sumber : Bakar (2003).
Bakar (2003) mengemukakan bahwa berat jenis, kadar air, modulus patah
(MOE), modulus elastisitas (MOR), susut volume dan kelas kuat pada
bagian tepi batang kelapa sawit lebih baik kualitasnya daripada bagian tengah dan
pusat.
METODE PENELITIAN
a.
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai Agustus 2016.
Pengukuran vascular bundles dan kadar air dilakukan di laboratorium Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Medan.
b. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah batang kelapa sawit
berasal dari Kebun Aek Pancur milik PPKS yang telah dipotong menjadi disc.
Alat yang digunakan adalah chainsaw yang berfungsi untuk memotong batang
kelapa sawit, circular saw yang berfungsi untuk membelah disc menjadi
berukuran 2x2 cm, oven, desikator, kaliper, kamera digital, timbangan elektrik,
dan juga alat tulis.
Prosedur penelitian
1. Penebangan pohon
Tanaman kelapa sawit yang berumur 30 tahun dan 40 tahun dengan
diameter berkisar antara 74,5 cm dan 80,25 cm berasal dari desa Aek Pancur,
kabupaten Deli Serdang ditebang sebanyak dua batang. Dari setiap batang
diambil potongan berupa disc setebal 5 cm pada setiap ketinggian 0,5m, 2m,
PENDAHULUAN
Kebutuhan kayu untuk bahan baku bangunan (konstruksi) terus meningkat
seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Di sisi lain luas dan potensi hutan
yang terus menurun menyebabkan terjadinya defisit ketersediaan kayu. Dengan
demikian terjadi kesenjangan antara kebutuhan kayu dengan produksi hutan
khususnya jenis-jenis kayu bermutu tinggi. Seiring dengan tuntutan konsumen
akan produk kayu yang semakin tinggi maka perlu dilakukan usaha dengan
mencari alternatif bahan berkayu lainnya yang bisa mensubstitusi kebutuhan akan
kayu. Salah satu usaha ke arah itu adalah dengan pemanfaatan batang kelapa sawit
Kelapa sawit merupakan tanaman primadona subsektor perkebunan.Hal ini
terlihat dengan semakin bertambahnya luasan perkebunan kelapa sawit dari tahun
ke tahun. Tahun 2015 luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai
11,3 juta hektar (Kementan, 2016). Hal ini berarti potensi batang kelapa sawit
untuk digunakan sebagai bahan baku sangat besar.
Namun pemanfaatan batang kelapa sawit (BKS) dalam bentuk utuh
mempunyai beberapa permasalahan.Permasalahan ini berkaitan dengan
kelemahan dari sifat-sifat batang kelapa sawit. Bakar (2003) mengemukakan
bahwa kadar air BKS mencapai 156% di bagian tepi, 257% di bagian tengah, dan
365% di bagian pusat. Batang kelapa sawit memiliki kelas awet dan kelas kuat
yang sangat rendah yaitu V.
Pemanfaatan optimal dari BKS akan dapat dilakukan seandainya dapat
mengetahui penyebaran dari vascular bundles yang terdapat pada batang kelapa
sawit, karena kekuatan BKS terdapat pada keberadaan vascular bundles.Hartono
mengalami penurunan, karena distribusi vascular bundles yang tinggi pada bagian
tepi dan mengalami penurunan pada bagian tengah batang. Hal yang senada
dikemukakan oleh Erwinsyah (2008) bahwa kerapatan vascular bundles paling
tinggi di bagian tepi (pheriperal zone) dan mengalami penurunan ke bagian dalam
(inner zone).
Menurut Rahayu (2001) dan Erwinsyah (2008)bahwa komponen utama
penyusun batang kelapa sawit adalah vascular bundles dan parenkim, maka bila
pada lokasi tertentu dijumpai vascular bundles dalam jumlah yang banyak,
akibatnya proporsi parenkim akan berkurang. Luasan vascular bundles di bagian
tepi lebih tinggi dan semakin berkurang ke arah pusat, sebaliknya di bagian tepi
luasan parenkim lebih rendah dan semakin meningkat ke arah pusat.
Keberadaan vascular bundlesakan sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat
fisis batang kelapa sawit, seperti kadar air dan kerapatan batang kelapa sawit.
Agar pemanfaatan optimal maka perlu diketahui pola penyebaran vascular
bundles dalam batang kelapa sawit. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan
penelitian dengan judul “Pola Penyebaran Vascular Bundles dan Kadar Air
Batang Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq )”.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pola penyebaran vascular bundles secara vertikal dan horizontal.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menginformasilkan pola penyebaran vascular bundles dan kadar air.
2. Memberikan alternatif penggunaan bahan baku pengganti kayu yang semakin
berkurang ketersediaannya.
Hipotesis penelitian
1. Semakin ke arah atas dan ke arah dalam batang jumlah vascular bundles
semakin sedikit.
2. Semakin ke arah atas dan ke arah dalam batang persentase kadar air semakin
ABSTRACT
ZULFRIDEN SIREGAR: Distribution Vascular Bundles and Moisture Content on Oil Palm Trunk. Supervised by RUDI HARTONO and ERWINSYAH.
Oil palm trunk is the raw material testing vascular bundles and moisture content. The purpose of this study were to define the distribution pattern of vascular bundles and to define the distribution of moisture content at vertical and horizontal direction along the trunk Two palm trunks were cut into several section at 0,5 m, 2 m, 3,5 m, 5 m, 6,5 m, 8 m, and 9,5 m, and then cut into samples for determining the distribution of vascular bundles and moisture content vertically and horizontally.The result showed that vertically, the distribution of vascular bundles were decreased along the trunk height and it also decreased from outer to inner part of the trunk horizontally. Vertically, the distribution of moisture content were increased along the trunk height and it also increased from aouter to inner part of the trunk horizontally.Distribution vascular bundles and moisture content of oil palm trunk are different for both vertically as well as horizontally of the trunk height
ABSTRAK
ZULFRIDEN SIREGAR: Pola Penyebaran Vascular Bundles Terhadap Kadar
Air. Dibawah bimbingan RUDI HARTONO dan ERWINSYAH.
Batang kelapa sawit merupakan bahan baku pengujian vascular bundles dan kadar air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penyebaran vascular
bundles secara vertikal dan horizontal dan mengetahui distribusi kadar air secara
vertikal dan horizontal. Batang kelapa sawit ditebang sebanyak dua batang pada ketinggian 0,5m, 2m, 3,5m, 5m, 6,5m, 8m, dan 9,5m, kemudian diamati jumlah
vascular bundles dan kadar air baik secara vertikal maupun horizontal. Hasil
penelitian menunjukkan bahwasecara vertikal, semakin tinggi batang maka jumlah
vascular bundles yang ditemukan semakin berkurang, begitu juga secara
horizontal, jumlah vascular bundles semakin berkurang dari bagian kulit/luar menuju pusat batang. Secara vertikal, semakin tinggi batang maka distribusi kadar air semakin besar, begitu juga secara horizontal, distribusi kadar air dari bagian kulit/luar menuju pusat semakin besar. Distribusi vascular bundles dan kadar air pada batang kelapa sawit berbeda secara vertikal dan horizontal
POLA PENYEBARAN VASCULAR BUNDLES DAN KADAR
AIR BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)
SKRIPSI
OLEH:
ZULFRIDEN SIREGAR
101201072/TEKNOLOGI HASIL HUTAN
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
POLA PENYEBARAN VASCULAR BUNDLES DAN KADAR
AIR BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)
SKRIPSI
OLEH:
ZULFRIDEN SIREGAR
101201072/TEKNOLOGI HASIL HUTAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Kehutanan
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
ZULFRIDEN SIREGAR: Distribution Vascular Bundles and Moisture Content on Oil Palm Trunk. Supervised by RUDI HARTONO and ERWINSYAH.
Oil palm trunk is the raw material testing vascular bundles and moisture content. The purpose of this study were to define the distribution pattern of vascular bundles and to define the distribution of moisture content at vertical and horizontal direction along the trunk Two palm trunks were cut into several section at 0,5 m, 2 m, 3,5 m, 5 m, 6,5 m, 8 m, and 9,5 m, and then cut into samples for determining the distribution of vascular bundles and moisture content vertically and horizontally.The result showed that vertically, the distribution of vascular bundles were decreased along the trunk height and it also decreased from outer to inner part of the trunk horizontally. Vertically, the distribution of moisture content were increased along the trunk height and it also increased from aouter to inner part of the trunk horizontally.Distribution vascular bundles and moisture content of oil palm trunk are different for both vertically as well as horizontally of the trunk height
ABSTRAK
ZULFRIDEN SIREGAR: Pola Penyebaran Vascular Bundles Terhadap Kadar
Air. Dibawah bimbingan RUDI HARTONO dan ERWINSYAH.
Batang kelapa sawit merupakan bahan baku pengujian vascular bundles dan kadar air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penyebaran vascular
bundles secara vertikal dan horizontal dan mengetahui distribusi kadar air secara
vertikal dan horizontal. Batang kelapa sawit ditebang sebanyak dua batang pada ketinggian 0,5m, 2m, 3,5m, 5m, 6,5m, 8m, dan 9,5m, kemudian diamati jumlah
vascular bundles dan kadar air baik secara vertikal maupun horizontal. Hasil
penelitian menunjukkan bahwasecara vertikal, semakin tinggi batang maka jumlah
vascular bundles yang ditemukan semakin berkurang, begitu juga secara
horizontal, jumlah vascular bundles semakin berkurang dari bagian kulit/luar menuju pusat batang. Secara vertikal, semakin tinggi batang maka distribusi kadar air semakin besar, begitu juga secara horizontal, distribusi kadar air dari bagian kulit/luar menuju pusat semakin besar. Distribusi vascular bundles dan kadar air pada batang kelapa sawit berbeda secara vertikal dan horizontal
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Besitang pada 17 Juli 1990 dari Ayah Anggiat
Siregar dan Ibu Kalara Br. Manalu.Penulis merupakan anak keenam dari enam
bersaudara.
Tahun 2002 penulis lulus pendidikan di SD Negeri No 050750 Desa
Pelawi Utara, Kabupaten Langkat dan pada tahun 2005 penulis lulus SMP Negeri
1 Babalan. Pada tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Gebang dan pada
tahun 2010 penulis lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur
Ujian Masuk Bersama (UMB). Penulis memilih minat Teknologi Hasil Hutan,
Program Ilmu Kehutanan, Fakultas Kehutanan.
Penulis aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Sylva (HIMAS) tahun
2010-2017, anggota di Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa Kristen
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (UKM KMK FP USU) tahun
2010-2012. Penulis melaksanakan Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (PEH) di
Hutan Pendidikan USU Sibolangit Kabupaten Karo tahun 2012.Penulis
melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru, Malang dari bulan Januari sampai bulan Februari 2014. Penulis
melaksanakan penelitian dengan judul “Pola Penyebaran Vascular Bundles
Terhadap Kadar Air”, di bawah bimbingan Dr. Rudi Hartono, S.Hut., M.Si. dan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “ Pola Penyebaran Vascular Bundles dan Kadar Air Batang Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq.)”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Rudi Hartono, S.Hut, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing dan
Dr.rer.silv. Erwinsyah, S.Hut.,M.Sc selaku Anggota Komisi Pembimbing yang
telah banyak memberikan masukan, arahan dan bimbingan kepada penulis
dalam menyelesaikan penelitian ini.
2. Dr.ir. Edy Batara Mulya Siregar, M.S. dan Dr. Bejo Slamet, S.Hut, M.Si.
selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis.
3. Ayahanda Anggiat Siregar dan Ibunda Kalara Br Manalu, atas kesabaran, doa,
cinta dan kasih sayang yang menjadi motivasi dan semangat terbesar bagi
penulis.
4. Abang dan kakak Falentina Br. Siregar, Tigor Gultom, Andi Lukman Siregar,
Poniman Siregar, Radot Jackson Siregar, Anda Sitorus, Roma Uli Br. Siregar,
Hertawati Br. Sinaga, Lenta Diana Br. Sitorus dan Andriani Br. Siboro yang
selalu memberi dukungan dan doa kepada penulis.
5. Keponakan-keponakanku Christian Gultom, Jeevan Cruz Gultom, Benedict
lorendo Siregar, dan Clairine Kezia Br. Siregar yang selalu memberi semangat
kepada penulis.
6. Teman-temanku Fradika Siahaan, S.hut, Adrian, S.Hut, Dodi, dan Madayan
7. Teman-teman dari UKM KMK FP USU, HIMAS USU, Teknologi Hasil Hutan
Stambuk 2010 dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi para
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
RIWAYAT HIDUP ... iiI KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
PENDAHULUAN LatarBelakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 2
Manfaat Penelitian ... 3
Hipotesis Penelitian ... 3
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Potensi TanamanKelapa Sawit ... 4
Luas Areal Kelapa Sawit ... 4
Sifat-sifat Kelapa Sawit ... 5
Sifat Anatomi ... 5
Sifat Fisis dan Mekanis ... 8
METODE PENELITIAN WaktudanTempatPenelitian ... 11
Bahan dan Alat ... 11
Prosedur Penelitian ... 11
Pengujian Vascular Bundles ... 12
Pengujian Kadar Air ... 13
HASIL DAN PEMBAHASAN Vascular Bundles ... 15
Kadar Air ... 22
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 28
Saran ... 28
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1 Luas perkebunan kelapa sawit berdasarkan level nasional……… 4
2 Perbandingan sifat Elaeis guineensis Jacq dengan beberapa jenis
kayu………. 10
3 Sifat-sifat dasar batang kelapa sawit……….. 10
4 Rekapitulasi jumlah rata-rata vascular bundles pada berbagai
ketinggian pohon ke-1……… 16
5 Rata-rata vascular bundles berdasarkan zona batang pohon ke-1……. 18
6 Rekapitulasi jumlah rata-rata vascular bundles pada berbagai
ketinggian pohon ke-1……… 19
7 Rata-rata vascular bundles berdasarkan zona batang pohon ke-2……. 21
8 Rekapitulasi persentase rata-rata kadar air pada berbagai ketinggian
pohon ke-1……….. 22
9 Rata-rata kadar air berdasarkan zona batang pohon ke-1………... 24
10 Rekapitulasi persentase rata-rata kadar air pada berbagai ketinggian
pohon ke-2………... 25
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1 Vascular bundles dengan 1 buah vessel besar (a) dan 3 buah vessel
besar (b) pada bidang lintang menggunakan light microscopy
(sumberErwinsyah,2008)……… 6
2 Struktur vascular bundles BKS pada bidang dengan keberadaan jaringan parenchymatous ground, vessels, fibrres, dan phloem (foto
oleh E. Baucker 2005 dalam Erwinsyah 2008)……… 6
3 Pola pembuatan contoh uji kadar air dan vascular bundles……… 12
4 Bagan alur penelitian……… 14
5 Distribusi rata-rata vascular bundles secara horizontal pada berbagai
ketinggian pohon ke-1……….. 17
6 Distribusi kerapatan BKS vascular bundles dari bagian tepi (dekat kulit) menuju ke pusat 1……… 18
7 Distribusi rata-rata vascular bundles secara horizontal pada berbagai
ketinggian pohon ke-1……….. 20
8 Distribusi rata-rata kadar airsecara horizontal pada berbagai ketinggian
pohon ke-1……… 23
9 Distribusi vascular bundles secara horizontal pada berbagai ketinggian