• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Penyebaran Vascular Bundles Terhadap Kadar Air. Dibawah bimbingan RUDI HARTONO dan ERWINSYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola Penyebaran Vascular Bundles Terhadap Kadar Air. Dibawah bimbingan RUDI HARTONO dan ERWINSYAH"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Disk contoh uji vascular bundles

Cara perhitunganvascular bundles

(2)

Contoh Sampel kadar air yang di oven

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, C.K. 2010.Impregnation of Oil Palm Trunk Lumber (OPTL) Using

Thermoset Resins for Struktural Applications. [thesis]. University of Sains Malaysia. Malaysia.

Bakar, E. S. 2003. Kayu Sawit Sebagai Substitusi Kayu dari Hutan Alam. Forum Komunikasi Teknologi dan Industri Kayu. Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Volume 2/1/Juli 2003. Bogor.

Balfas. 2009. KarakteristikKayuKelapaSawitTua. JurnalPenelitianHasilHutan. Vol 27, No.3.PusatPenelitiandanPengembanganHasilHutan. Bogor.

Choon, K.K., W. Killman, L.S. Choondan H. Mansor. 1991. Oil Palm Utilisation:

Review of Research. Forest Research Institute Malaysia.Malaysia.

Erwinsyah. 2008. Improvement of Oil Palm Wood Properties Using Bioresin [disertasi]. Institut fur Forstnutzung und Forst technic Fakultat fur Forst-,Geo-und Hydrowissenschaften. Dresden.

Hadi, M. 2004. TeknikBerkebunKelapaSawit. AdicitaKarya Nusa. Yogyakarta.

Hartono, R, Wahyudi, I, Febrianto, F, Dwianto, W. 2011. Pengukuran Tingkat Pemadatan Maksimum Batang Kelapa Sawit. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Hartono,R. 2012. Peningkatan Kualitas Batang Kelapa Sawit Bagian Dalam Dengan Metode Close System Compression dan Kompregnasi Fenol Formaldehida [disertasi].Sekolah Pasca Sarjana IPB.Bogor.

Iswanto, A.P. Sucipto, T. dan Azhar, I. 2010. Sifat Fisis dan Mekanis Batang Kelapa Sawit (ElaeisguineensisJacq) Asal Kebun Aek Pancur-Sumatera Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan.Vol 3(1): 1-7. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Kementerian Pertanian. 2016

Killmann, W. DanL.S. Choon. 1985. Anatomy and Properties of Oil Palm Stem

Proc. of National Symposium On Oil Palm By Product for Agro-based Industries. PORIM. Bangi.

Lim, S.C. dan Gan, K.S. 2005. Characteristics and Utilisation of Oil Palm Stem. Forest Research Institute Malaysia. Malaysia

(4)

Rahayu, IS. 2001. SifatDasarVascular BundledanParanchymaBatangKelapasawit (ElaeisguineensisJacq.) DalamKaitannyadenganSifatFisis, MekanissertaKeawetan [thesis]. Bogor: Program

StudiIlmuPengetahuandanKehutanan. Program Pascasarjana.InstitutPertanian Bogor.

Sulaiman, O. Salim, N. Nordin, N.A. Hashim, R. Ibrahim, M. dan Sato, M. 2012.

The Potential of Oil Palm Trunk Biomass As an Alternative Sourch for Compressed Wood. BioResources 7(2): 2668-2706. University of Sains Malaysia. Malaysia.

(5)

bagian tepi batang kelapa sawit lebih baik kualitasnya daripada bagian tengah dan

pusat.

METODE PENELITIAN

a.

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai Agustus 2016.

Pengukuran vascular bundles dan kadar air dilakukan di laboratorium Pusat

Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Medan.

b. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah batang kelapa sawit

berasal dari Kebun Aek Pancur milik PPKS yang telah dipotong menjadi disc.

Alat yang digunakan adalah chainsaw yang berfungsi untuk memotong batang

kelapa sawit, circular saw yang berfungsi untuk membelah disc menjadi

berukuran 2x2 cm, oven, desikator, kaliper, kamera digital, timbangan elektrik,

dan juga alat tulis.

Prosedur penelitian

1. Penebangan pohon

Tanaman kelapa sawit yang berumur 30 tahun dan 40 tahun dengan

diameter berkisar antara 74,5 cm dan 80,25 cm berasal dari desa Aek Pancur,

kabupaten Deli Serdang ditebang sebanyak dua batang. Dari setiap batang

diambil potongan berupa disc setebal 5 cm pada setiap ketinggian 0,5m, 2m,

(6)

2. Pemotongan disc

Disc setebal 5 cm yang diperoleh dari penebangan, kemudian dibelah

menjadi disc setebal 2 cm untuk pengujian kadar air sedangkan untuk pengujian

vascular bundles dilakukan pada disc setebal 3 cm seperti yang disajikan pada

Gambar 4.

2cm 2cm

3. Pengujian vascular bundlescm2

Pada pengujian vascular bundles dan kadar air contoh uji yang digunakan

berukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm. Pada pengukuran vascular bundles menggunakan

penggaris yang sudah terdapat lubang seluas 1 cm2. Dihitung jumlah vascular Contoh uji kadar air

Lempengan BKS

2cm

2cm

Contoh uji vascular bundles

(7)

bundles dari bagian pusat batang menuju tepi kiri dan dari pusat menuju tepi

kanan.

4. Pengujian kadar air

Demikian juga dengan contoh uji kadar air. Contoh uji diambil secara

horizontal dari masing-masing potongan disc dan diberi nomor secara berurutan

(tepi kiri ke tepi kanan).Mula-mula ditimbang berat basahnya (berat awal),

kemudian contoh uji dimasukkan dalam oven pada suhu 103+2 oC sampai berat

konstan.Setelah itu ditimbang berat kering oven. Rumus kadar air adalah:

KA (%) = BA– BKO BKO

x 100 %

Keterangan:

KA = kadar air (%) BA = berat awal (gr)

(8)

Penebangan batang kelapa sawit dilakukan pada tanaman berumur 30 dan

tahun yang berasal dari desa Aek Pancur kabupaten Deli Serdang. Batang kelapa

sawit dipotong menjadi disc setebal 5 cm yang dibagi menjadi dua untuk sampel

kadar air dan vascular bundles.Secara lengkap bagan alur penelitian disajikan

pada Gambar 4.

Penebangan tanaman kelapa sawit berumur 30 dan 40 tahun yang berasal dari desa Aek

Pancur kabupaten Deli Serdang

Pemotongan batang kelapa sawit setiap ketinggian 0,5m, 2m, 3,5m, 5m, 6,5m, 8m, dan 9,5m

Pemotongan discsetebal 5 cm pada setiap ketinggian 1,5 m

Pembelahan disc setebal 5 cm menjadi 2 bagian yang digunakan untuk pengujian vascular bundlesdan kadar air

Pengujian Vascular Bundles Pengujian Kadar Air

(9)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Vascular bundles

Vascular bundles merupakan komponen penyusun batang kelapa sawit

yang merupakan penyokong struktur utama batang. Vascular bundles terdiriatas

satu atau dua pembuluh yang berada pada bagian pinggir vascular bundles dan di

bagian tengah dan dalam terdapat dua sampai tiga pembuluh. Pembuluh yang luas

dengan dinding pembuluh yang tebal merupakan komponen yang bertanggung

jawab dalam transportasi nutrisi batang.Vascular bundles secara kontinyu mulai

dari dasar sampai bagian atas batang dan juga dari kulit sampai pusat batang.

Vascular bundles di bagian tengah tidak terlalu rapat, umumnya tersebar dengan

tidak teratur. Setiap vascular bundles berikatan dengan floem yang terlignifikasi

metaxylem agar tidak teratur.

Perhitungan vascular bundles dilakukan pada pohon dengan ketinggian

0,5 m, 2 m, 3,5 m, 5 m, 6,5 m, 8 m, dan 9,5 m. Jumlah pohon yang dihitung

vascular bundlesnya sebanyak dua pohon.

a. Pohon ke-1

Perhitungan vascular bundles dilakukan pada ketinggian 0,5 m, 2 m,

3,5 m, 5 m, 6,5 m, 8 m, dan 9,5 m. Rekapitulasi rata-rata jumlah vascular bundles

(10)

Tabel 4. Rekapitulasi jumlah rata-rata vascular bundles pada berbagai ketinggian

Berdasarkan Tabel 4 terlihat jumlah vascular bundles dari bagian pusat

(inner) menuju ke arah kulit (peripheral) mengalami peningkatan. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Rahayu (2001) mengemukakan bahwa pada bagian batang

yang masih muda (bagian pusat dan ujung batang) dimana jaringan penyusun

kayunya masih aktif, sel-sel parenchyme lebih mendominasi dibandingkan

vascular bundles sedangkan di bagian batang yang sel-sel penyusunnya sudah

tidak aktif khususnya bagian tepi dan pangkal batang, vascular bundles lebih

(11)

Selain itu, berdasarkan Tabel 4 terlihat juga secara horizontal jumlah

vascular bundlesdari bagian inner menuju peripheral.Sebagai ilustrasi distribusi

rata-rata vascular bundles pada setiap ketinggian disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5.Distribusi rata-rata vascular bundles secara horizontal pada berbagai ketinggian pohon ke-1.

Berdasarkan Gambar 5 terlihat bahwa jumlah rata-rata vascular bundles

padasetiap ketinggian batang pohon ke-1 mengalami peningkatan dari bagian

pusat (inner) menuju kulit (peripheral). Gambar 5 terlihat juga, pada bagian pusat

(inner) luasan vascular bundlesnya hanya 20% dengan jumlah rata-rata vascular

bundles 11 vb/cm2, diikuti bagian peripheral sebesar 30% dengan jumlah rata-rata

vascular bundles 31 vb/cm2 dan yang terluas terdapat pada bagian central zone (tengah) yaitu 50% dengan jumlah rata-rata vascular bundles 17 vb/cm2. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Rahayu (2001) dan Erwinsyah (2008) mengemukakan

bahwa Luasan vascular bundles di bagian tepi lebihtinggi dan semakin berkurang 0

Posisi vascular bundles dari pusat batang menuju kulit

(12)

ke arah pusat, sebaliknya di bagian tepi luasan parenkim lebih rendah dan semakin

meningkat ke arah pusat.

Berdasarkan pembagian pheripheral, central dan inner zone, maka jumlah

rata-rata vascular bundles berdasarkan zona batang disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata vascular bundles berdasarkan zona batang pohon ke-1

ketinggian Zona Batang

PZ CZ IZ

Pada Tabel 5 terlihat bahwa jumlah vascular bundles terbanyak adalah

bagian PZ, selanjutnya diikuti oleh bagian CZ dan IZ.Jumlah rata-rata vascular

bundles pada bagian PZ, CZ dan IZ berturut-turut adalah 31 vb/cm2, 17 vb/cm2, dan 11 vb/cm2.

Gambar vascular bundles pada bagian PZ, CZ, dan IZ dapat dilihat pada

Gambar 6.

Gambar 6.Distribusi kerapatan vascular bundlesBKS dari bagian tepi (dekat kulit) menuju ke pusat.

inner Central

(13)

Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa vascular bundles sangat banyak di

daerah tepi atau dekat kulit, dan yang paling sedikit adalah di bagian tengah

batang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rahayu (2011), Erwinsyah (2008) dan

Hartono dkk (2011) yang menyatakan bahwa bagian tepi di dominasi oleh

vascular bundles, sedangkan bagian pusat di dominasi oleh parenchym dasar.

Jumlah vascular bundles berhubungan dengan kekuatan batang kelapa

sawit yang dihasilkan.Kekuatan batang kelapa sawit semakin menurun seiring

dengan meningkatnya ketinggian batang kelapa sawit (Lim dan Gan, 2005;

Erwinsyah, 2008).

b. Pohon ke-2

Perhitungan vascular bundles dilakukan pada ketinggian 0,5m, 2 m, 3,5

m, 5 m, 6,5 m, 8 m dan 9,5 m. Rekapitulasi rata-rata jumlah vascular bundles

pohon ke-2disajikan pada Tabel 6.

(14)

17 17 38 33

Berdasarkan Tabel 6 terlihat variasi jumlah vascular bundles secara

vertikal dan horizontal.Secara vertikal, terlihat semakin tinggi bagian batang,

maka jumlah vascular bundles semakin berkurang.Hal ini sesuai dengan

pernyataan Lim dan Khoo (1986) dalam Abdullah (2010) mengemukakan bahwa

jumlah vascular bundles per satuan luas mengalami penurunan menuju zona

dalam dan mengalami peningkatan dari ujung menuju pangkal batang.

Selain itu, berdasarkan Tabel 6 terlihat juga secara horizontal jumlah

vascular bundlesdari bagian inner menuju peripheral.Sebagai ilustrasi distribusi

rata-rata vascular bundles pada setiap ketinggian disajikan pada Gambar 7.

(15)

Gambar 7.Distribusi rata-rata vascular bundles secara horizontal pada berbagai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829

J

Posisi vascular bundles dari pusat batang menuju kulit

(16)

Berdasarkan Gambar 7 terlihat bahwa jumlah rata-rata vascular bundles

padasetiap ketinggian batang pohon ke-2 mengalami peningkatan dari bagian

pusat (inner) menuju kulit (peripheral). Gambar 7 terlihat juga, pada bagian pusat

(inner) luasan vascular bundlesnya hanya 20% dengan jumlah rata-rata vascular

bundles 12 vb/cm2, diikuti bagian peripheral sebesar 30% dengan jumlah rata-rata

vascular bundles 32 vb/cm2 dan yang terluas terdapat pada bagian tengah (central) sebesar 50% dengan jumlah rata-rata vascular bundles 17 vb/cm2. Hal

ini sesuai dengan pernyataan Erwinsyah (2008) membagi penampang lintang

batang menjadi 3 bagian yaitu peripheral, central dan inner zone.Zona peripheral

merupakan zona paling luar batang sebelum kulit dan korteks dan hanya 30% dari

seluruh total area.Vascular bundles pada area ini sangat padat, sedangkan sel

parenkim sangat sedikit dibandingkan wilayah lainnya. Secara visual, daerah ini

terlihat agak gelap.Zona central merupakan daerah paling lebar sekitar 50 % dari

total seluruh area.Orientasi vascular bundles pada area ini adalah random atau

acak. Zona inner hanya 20 % dari total area dan memiliki kandungan sel parenkim

yang tinggi. Kandungan vascular bundlespada area ini paling sedikit

dibandingkan area lainnya.

Berdasarkan pembagian pheripheral, central dan inner zone, maka jumlah

rata-rata vascular bundles berdasarkan zona batang disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata vascular bundles berdasarkan zona batang pohon ke-2

ketinggian Zona Batang

(17)

Pada Tabel 7 terlihat bahwa jumlah vascular bundles terbanyak adalah

bagian PZ, selanjutnya diikuti oleh bagian CZ dan IZ.Jumlah rata-rata vascular

bundles pada bagian PZ, CZ dan IZ berturut-turut adalah 32 vb/cm2, 17 vb/cm2, dan 12 vb/cm2.

Kadar air

Kadar air kelapa sawit adalah besarnya kandungan air yang terdapat di

dalam batang kelapa sawit yang diperoleh dengan menimbang berat batang kelapa

sawit dalam kondisi kering udara dikurangi kering oven dan dibagi dengan berat

kering oven lalu dikalikan 100%.

Perhitungan persentase kadar air dilakukan pada batang dengan ketinggian

0,5m, 2 m, 3,5 m, 5 m, 6,5 m, 8 m dan 9,5 m. Jumlah pohon yang dihitung

vascular bundlesnyasebanyak dua pohon.

a. Pohon ke-1

Perhitungan kadar air dilakukan pada ketinggian 0,5 m, 2 m, 3,5 m, 5 m,

6,5 m, 8 m, dan 9,5 m. Rekapitulasi persentase rata-rata kadar air pohon ke-1

disajikan pada Tabel 8

(18)

Berdasarkan Tabel 8 terlihat persentase kadar air secara horizontal maupun

vertikal. Secara vertikal, persentase kadar air yang dihasilkan termasuk tinggi dan

bervariasi dengan kisaran antara 74,90% sampai 534,11%. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan Choon, dkk (1991) bahwa kadar air (KA) batang kelapa sawit

termasuk tinggi yaitu berkisar 100-500%. Kenaikan KA yang bertahap ini

diindikasikan terhadap ketinggian dan kedalaman posisi batang.Kecenderungan

kenaikan KA ini dapat dijelaskan dengan mempertimbangkan distribusi jaringan

parenkim yang berfungsi menyimpan atau menahan lebih banyak air daripada

jaringan pembuluh.

Selain itu, berdasarkan Tabel 8 terlihat juga secara horizontal persentase

kadar air dari bagian inner menuju peripheral. Sebagai ilustrasi persentase

rata-rata kadar air pada setiap ketinggian disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8. Distribusi rata-rata kadar air secara horizontal pada berbagai ketinggian pohon ke-1

Posisi sampel dari pusat menuju kulit

(19)

Berdasarkan Gambar 8 terlihat jumlah rata-rata persentase kadar air pada

setiap ketinggian batang pohon ke-1 mengalami penurunan dari bagian pusat

(inner)menuju kulit (peripheral). Gambar 8 terlihat juga pada bagian inner luasan

sebaran kadar air hanya 20% dari total keseluruhan batang dengan jumlah

rata-rata persentase kadar air 364,75 %, diikuti bagian peripheral sebesar 30 % dengan

jumlah rata-rata persentase kadar air 137,03%, dan yang terluas terdapat pada

bagian tengah (central) yaitu 50 % dengan jumlah persentase kadar air sebesar

244,81 %. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prayitno (1995) dalam Rahayu (2001)

bahwa kadar air akan turun dari bagian pusat kayu ke bagian kulit pada semua

ketinggian batang. Hal ini disebabkan pada bagian pusat dan bagian ujung

memiliki persentase jumlah parenkim yang lebih besar daripada vascular bundles

sedangkan parenkim memiliki kemampuan untuk mengikat air lebih banyak

daripada vascular bundles.

Berdasarkan pembagian pheripheral, central dan inner zone, maka jumlah

persentase rata-rata kadar air berdasarkan zona batang disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Rata-rata kadar air berdasarkan zona batang pohon ke-1.

Ketinggian Zona batang

PZ (%) CZ (%) IZ (%)

Pada Tabel 9 terlihat bahwa jumlah persentase kadar air tertinggi adalah

bagian PZ selanjutnya diikuti oleh bagian CZ dan IZ. Jumlah rata-rata persentase

(20)

dan 364,75 %. Hal tersebut sesuai dengan pernyataa Bakar (2003) mengemukakan

tentang kadar air bagian tepi, tengah, dan pusat. Pada bagian tepi berkisar 156 %,

bagian tengah sekitar 257%, dan bagian pusat berkisar 365%.

a. Pohon ke-2

Perhitungan kadar air dilakukan pada ketinggian 0,5 m, 2 m, 3,5 m, 5 m,

6,5 m, 8 m, dan 9,5 m. Rekapitulasi persentase rata-rata kadar air pohon ke-2

disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Rekapitulasi persentase rata-rata kadar air pada berbagai ketinggian pohon ke-2.

Posisi Sampel Ketinggian

0.5 m 2 m 3,5 m 5 m 6,5 m 8 m 9,5 m

Berdasarkan Tabel 10 terlihat persentase kadar air secara horizontal

maupun vertikal. Secara vertikal, persentase kadar air yang dihasilkan termasuk

tinggi dan bervariasi dengan kisaran antara 65,57 % sampai 514,07 %. Hal ini

sesuai dengan permyataan Gun et al. dalam Lim dan Gan (2005) juga menyatakan

bahwa kadar air bervariasi dari 76,5 % sampai 575,4 % dengan rata-rata 326,2 ±

115,7 %. Variasi kadar air ini dapat dilihat dari jumlah vascular bundles dan

jaringan parenkim dalam batang kelapa sawit.

Berdasarakan Tabel 10 terlihat juga persentase kadar air meningkat dari

(21)

bagian tepi. Sebagai ilustrasi persentase kadar air pada setiap ketinggian disajikan

pada Gambar 9.

Gambar 9. Distribusi rata-rata kadar air secara horizontal pada berbagai ketinggian pohon ke-2.

Berdasarkan Gambar 9 terlihat jumlah rata-rata persentase kadar air pada

setiap ketinggian pohon ke-2 juga mengalami penurunan dari zona inner menuju

peripheral. Gambar 9 terlihat juga pada bagian inner luasan sebaran kadar air

hanya 20% dari total keseluruhan batang dengan jumlah rata-rata persentase kadar

air 302,27 %, diikuti bagian peripheral sebesar 30 % dengan jumlah rata-rata

persentase kadar air 122,76 %, dan yang terluas terdapat pada bagian tengah

(central) yaitu 50 % dengan jumlah persentase kadar air 227,06 %.. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Choon, dkk (1991) yang mengemukakan bahwa Kadar air

(KA) batang kelapa sawit bervariasi antara 100-500%. Kenaikan KA yang

bertahap ini diindikasikan terhadap ketinggian dan kedalaman posisi batang, yang

bagian terendah dan luar batang memiliki nilai yang sangat jauh dengan 2 bagian

batang lainnya. Kecenderungan kenaikan KA ini dapat dijelaskan dengan 0

Posisi sampel dari pusat menuju kulit

(22)

mempertimbangkan distribusi jaringan parenkim yang berfungsi menyimpan atau

menahan lebih banyak air daripada jaringan pembuluh

Berdasarkan pembagian pheripheral, central dan inner zone, maka jumlah

persentase rata-rata kadar air berdasarkan zona batang disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Rata-rata kadar air berdasarkan zona batang pohon ke-2.

Ketinggian Zona batang

PZ (%) CZ (%) IZ (%)

0,5 m 149.61 251.07 312.92

2 m 101.65 183.46 237.83

3,5 m 104.89 225.00 298.90

5 m 115.06 238.65 305.79

6,5 m 119.90 229.33 288.15

8 m 104.89 225.00 298.90

9,5 m 163.29 236.94 373.42

Rata-rata 122.76 227.06 302.27

Pada Tabel 11 terlihat bahwa jumlah persentase kadar air tertinggi adalah

bagian PZ selanjutnya diikuti oleh bagian CZ dan IZ. Jumlah rata-rata persentase

kadar air pada bagian PZ, CZ, dan IZ berturut-turut adalah122.76 %, 227.06 %,

dan 302.27 %. Hal tesebut sesuai dengan pernyataan Lim dan Gan (2005) juga

menyatakan kadar air batang bisa berkisar 120 % bahkan lebih dari 500% pada

(23)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pola penyebaran vascular bundles secara vertikal menunjukkan jumlah

vascular bundles semakin berkurang dari bagian bawah menuju ke atas

batang, sedangkan secara horizontal jumlah vascular bundles semakin sedikit

dari bagian kulit/luar menuju pusat batang.

2. Distribusi kadar air secara vertikal menunjukkan persentase kadar air semakin

tinggi dari bagian bawah menuju ke atas batang, sedangkan secara horizontal

persentase kadar air dari bagian kulit/luar menuju pusat batang semakin

tinggi.

3. Pada pembagian zona batang pohon ke-1 dan ke-2, jumlah vascular bundles

tertinggi terdapat pada bagian peripheral zone yaitu 31-32 vb/cm2, central

zone yaitu 17 b/cm2, dan inner zone yaitu 11-12 vb/cm2.

4. Pada pembagian zona batang pohon ke-1 dan pohon ke-2, persentase kadar air

tertinggi terdapat pada bagian inner zone yaitu 364,75-302,27 %, central zone

yaitu 244,81-227,06 %, dan peripheral zone yaitu 137,03-122,76 %.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dalam rangka perbaikan sifat fisis dan

mekanis batang kelapa sawit agar dapat mengetahui pola penyebaran vascular

(24)

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi dan Potensi Tanaman Kelapa Sawit

Menurut Hadi (2004) pengklasifikasian kelapa sawit

(Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman yang tergolong :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Arecales

Familia : Arecaceae

Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis Jacq.

Luas Areal Kelapa Sawit

Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu produk yang berkembang

dengan pesat di Indonesia.Luas areal tanaman kelapa sawit terus berkembang dari

tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan meningkatnya permintaan akan produk

olahannya. Luas areal perkebunan kelapa sawit pada tahun 1967 tercatat 105.808

hektar dan dikelola seluruhnya oleh perkebunan besar Negara maupun perkebunan

swasta. Perkebunan Inti Rakyat (PIR) dimulai tahun 1979 dengan luas areal 3.125

hektar. Menurut data Kementerian Pertanian (2016) pada tahun 2015 luas areal

perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai lebih dari 11,3 juta ha untuk

seluruh luasan di Indonesia. Dibawah ini tabel luasan areal perkebunan kelapa

(25)

Tabel 1. Luas perkebunan kelapa sawit berdasarkan level nasional

Lokasi 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Aceh 329,562 354,615 363,660 396,644 420,173 [4]319,167

Sumatera Utara 1,054,849 1,175,078 1,192,466 1,340,348 1,396,273 [4]1,057,769

Sumatera Barat 353,412 374,211 376,858 364,208 376,474 [4]347,800

Riau 2,031,817 1,912,009 2,037,733 2,193,721 2,290,736 [4]1,949,061

Jambi 488,911 625,974 687,892 657,929 692,967 [4]494,078

Sumatera Selatan 777,716 820,787 821,391 1,060,573 923,002 [4]789,065

Bengkulu 274,728 299,886 309,723 290,633 293,800 [4]226,754

Lampung 157,402 117,67 144,466 158,045 184,914 [4]154,766

Bangka Belitung 164,482 178,408 197,586 201,091 206,207 [4]143,909

Kepulauan Riau 8,488 6,216 8,932 19,036 19,001 [4]0

Jawa Barat 12,323 9,196 9,039 13,611 13,624 [4]12,301

Banten 15,734 16,491 20,044 20,101 19,724 [4]15,370

Kalimantan Barat 750,948 683,276 885,075 914,835 936,407 [4]621,986

Kalimantan Tengah

911,441 1,003,100 1,024,973 1,099,692 1,115,933 [4]1,143,114

Kalimantan Selatan

353,724 420,158 423,208 475,739 512,897 [4]324,096

Kalimantan Timur 446,094 676,395 716,662 816,257 733,397 [4]554,716

Kalimantan Utara 0 0 0 0 153,315 [4]0

Sulawesi Tengah 55,214 95,820 112,661 140,882 147,912 [4]66,575

Sulawesi Selatan 19,853 23,416 41,982 36,262 50,914 [4]17,500

Sumber : Kementerian Pertanian, 2016

Sifat-sifat Kelapa Sawit

1. Sifat Anatomi

Tanaman kelapa sawit termasuk dalam kelas monokotil. Dalam

pertumbuhannya, tanaman monokotil berbeda dengan tanaman dikotil karena

tidak dijumpai adanya meristem lateral, sehingga pada monokotil pertumbuhan

hanya ditentukan oleh meristem apikal. Hal ini dapat dilihat dari bentuk batang

yang tidak mengalami penambahan diameter sepanjanghidupnya (Killmann dan

Choon 1985; Prayitno 1991).

Erwinsyah (2008) mengemukakan bahwa struktur vascular bundles terdiri

(26)

centraldan inner. Vessels tersebut dibagi juga menjadi 2 bagian yaitu vessels

besar dan kecil. Vessel besar memiliki dinding tebal dan diduga sebagai

komponen utama untuk transportasi nutrisi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Gambar 1 dan Gambar 2.

(a) Vascular bundles dengan 1 buah vessel besar (b) Vascular bundles dengan 3 buah vessel

besar

Gambar 1. Vascular bundlesdengan 1 buah vessel besar (a) dan 3 buah vessel besar (b) pada bidang lintang menggunakan light microscopy (sumber Erwinsyah 2008)

Gambar 2. Struktur vascular bundles BKS pada bidang lintang dengan keberadaan jaringan parenchymatous ground, vessels, fibres dan

(27)

Rahayu (2001) dan Erwinsyah (2008) mengemukakan bahwa komponen

utama penyusun BKS adalah vascular bundles dan parenkim, maka bila pada

lokasi tertentu dijumpai vascular bundles dalam jumlah yang banyak, akibatnya

proporsi parenkim akan berkurang. Luasan vascular bundles di bagian tepi

lebihtinggi dan semakin berkurang ke arah pusat, sebaliknya di bagian tepi luasan

parenkim lebih rendah dan semakin meningkat ke arah pusat.

Variasi luasan vascular bundles menurut arah kedalaman dan ketinggian

diduga ada kaitannya dengan jaringan phloem dan xylem yang dikelilingi oleh

parenchyme, serta terkait pula dengan umur dan fungsi jaringan dalam batang.

Pada bagian batang yang masih muda (bagian pusat dan ujung batang) dimana

jaringan penyusun kayunya masih aktif, sel-sel parenchyme lebih mendominasi

dibandingkan vascular bundles. Sedangkan di bagian batang yang sel-sel

penyusunya sudah tidak aktif khususnya bagian tepi dan pangkal batang, vascular

bundles yang lebih dominan (Rahayu, 2001).

Erwinsyah (2008) membagi penampang lintang batang menjadi 3 bagian

yaitu peripheral, central dan inner zone.Zona peripheral merupakan zona paling

luar batang sebelum kulit dan korteks dan hanya 30% dari seluruh total

area.Vascular bundles pada area ini sangat padat, sedangkan sel parenkim sangat

sedikit dibandingkan wilayah lainnya. Secara visual, daerah ini terlihat agak

gelap.Zona central merupakan daerah paling lebar sekitar 50 % dari total seluruh

area.Orientasi vascular bundles pada area ini adalah random atau acak. Zona inner

hanya 20 % dari total area dan memiliki kandungan sel parenkim yang tinggi.

Kandungan vascular bundlespada area ini paling sedikit dibandingkan area

(28)

Sulaiman, dkk.(2012) menyatakan bahwa zona periperal merupakan

daerah dekat dengan lapisan parenkim dan banyak vascular bundles yang

memberikan kekuatan batang kelapa sawit. Wilayah ini mencakup sekitar 20%

dari total luas penampang dengan jumlah vascular bundles sekitar 87/cm2. Zona

central mencakup sekitar 80% dari total area dan terdiri dari vascular bundles

yang tersebar di daerah lebih luas dan terdapat di dalam jaringan parenkim tipis.

Lim dan Khoo (1986) dalam Sulaiman (2012) memperkirakan jumlah vascular

bundles adalah sekitar 37/cm2.

Menurut Lim dan Gan (2005) dan Erwinsyah (2008) Jumlah vascular

bundles berhubungan dengan kekuatan batang kelapa sawit yang dihasilkan.Kekuatan batang kelapa sawit semakin menurun seiring dengan

meningkatnya ketinggian batang kelapa sawit. Menurut Lim dan Khoo (1986)

dalam Abdullah (2010) menyatakan jumlah vascular bundles per satuan luas

mengalami penurunan menuju zona dalam dan mengalami peningkatan dari ujung

menuju pangkal batang.

Balfas (2009) juga menyatakan bahwa bagian luar kayu sawit dari pohon

tua memiliki jumlah vascular bundles sekitar 40% lebih banyak dibandingkan

dengan jumlah jaringan pada kayu sawit bagian luar dari pohon muda. Perbedaan

jumlah vascular bundles antara kayu dari pohon tua dan pohon muda tampak

lebih ekstrim pada bagian kayu tengah dan dalam. Perbedaaan jumlah jaringan

vaskular pada kedua bagian tersebut dapat mencapai lebih dari 100%. Demikian

juga Hartono, dkk (2011) mengemukakan bahwa perbedaan nilai kerapatan antara

bagian tepi ke arah pusat batang terkait dengan distribusi vascular bundles dalam

(29)

2. Sifat Fisis dan Mekanis

Menurut Choon dkk, (1991), kerapatan kayu kelapa sawit di tiga zona

yang berbeda pada berbagai tinggi batang.Nilai kerapatan secara bertahap

meningkat dari zona dalam ke zona pheriperal.Kecenderungan ini serupa untuk

semua posisi ketinggian batang.Kayu zonasi kelapa sawit pada bagian melintang

sangat signifikan mempengaruhi kepadatan kayu. Perbedaan nilai densitas pada

satu zona ke yang lain tergantung posisinya dibagian melintang.

Kadar air (KA) batang kelapa sawit bervariasi antara 100-500%. Kenaikan

KA yang bertahap ini diindikasikan terhadap ketinggian dan kedalaman posisi

batang, yang bagian terendah dan luar batang memiliki nilai yang sangat jauh

dengan 2 bagian batang lainnya.Kecenderungan kenaikan KA ini dapat

dijelaskan dengan mempertimbangkan distribusi jaringan parenkim yang

berfungsi menyimpan atau menahan lebih banyak air daripada jaringan pembuluh

(Choon dkk, 1991).

Menurut Prayitno (1995) dalam Rahayu (2001) kadar air kayu akan turun

dari pangkal kebeberapa meter di atas pangkal dan kemudian naik menuju bagian

ujung. Selain itu kadar air ini juga akan turun dari bagian pusat kayu ke bagian

kulit pada semua ketinggian batang. Hal ini disebabkan pada bagian pusat dan

bagian ujung memiliki persentase jumlah parenkim yang lebih besar daripada

vascular bundles.sedangkan parenkim memiliki kemampuan untuk mengikat air

lebih banyak daripada vascular bundles..

Lim dan Gan (2005) menyatakan bahwa kadar air batang bisa berkisar

120 % bahkan lebih dari 500 % pada bagian kulit (pheripheral) menuju empulur

(30)

kadar air bervariasi dari 76,5 % sampai 575,4 % dengan rata-rata

326,2 ± 115,7 %. Variasi kadar air ini dapat dilihat dari jumlah vascular bundles

dan jaringan parenkim dalam batang kelapa sawit.

Sifat mekanis kayu batang kelapa sawit dapat dilihat pada tabel 2 dengan

membandingkan beberapa sifat mekanis batang kelapa sawit dengan beberapa

spesies kayu dan 2 jenis monokotil.Beberapa sifat penting dari batang kelapa

sawit untuk setiap bagian batang disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2. Perbandingan sifat Elaeis guineensis Jacq dengan beberapa jenis kayu Spesies Kerapatan

250-850 3100-11400 26-105 19-49 520-4400

Cengal 820 19600 149 75 9480

Kapur 690 13200 73 39 5560

Kayu karet 530 8800 58 26 4320

Sumber : Choon (1991)

Tabel 3. Sifat-sifat dasar batang kelapa sawit

Sifat-sifat penting Bagian dalam batang

Tepi Tengah Pusat

Sumber : Bakar (2003).

Bakar (2003) mengemukakan bahwa berat jenis, kadar air, modulus patah

(MOE), modulus elastisitas (MOR), susut volume dan kelas kuat pada

(31)

bagian tepi batang kelapa sawit lebih baik kualitasnya daripada bagian tengah dan

pusat.

METODE PENELITIAN

a.

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai Agustus 2016.

Pengukuran vascular bundles dan kadar air dilakukan di laboratorium Pusat

Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Medan.

b. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah batang kelapa sawit

berasal dari Kebun Aek Pancur milik PPKS yang telah dipotong menjadi disc.

Alat yang digunakan adalah chainsaw yang berfungsi untuk memotong batang

kelapa sawit, circular saw yang berfungsi untuk membelah disc menjadi

berukuran 2x2 cm, oven, desikator, kaliper, kamera digital, timbangan elektrik,

dan juga alat tulis.

Prosedur penelitian

1. Penebangan pohon

Tanaman kelapa sawit yang berumur 30 tahun dan 40 tahun dengan

diameter berkisar antara 74,5 cm dan 80,25 cm berasal dari desa Aek Pancur,

kabupaten Deli Serdang ditebang sebanyak dua batang. Dari setiap batang

diambil potongan berupa disc setebal 5 cm pada setiap ketinggian 0,5m, 2m,

(32)

PENDAHULUAN

Kebutuhan kayu untuk bahan baku bangunan (konstruksi) terus meningkat

seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Di sisi lain luas dan potensi hutan

yang terus menurun menyebabkan terjadinya defisit ketersediaan kayu. Dengan

demikian terjadi kesenjangan antara kebutuhan kayu dengan produksi hutan

khususnya jenis-jenis kayu bermutu tinggi. Seiring dengan tuntutan konsumen

akan produk kayu yang semakin tinggi maka perlu dilakukan usaha dengan

mencari alternatif bahan berkayu lainnya yang bisa mensubstitusi kebutuhan akan

kayu. Salah satu usaha ke arah itu adalah dengan pemanfaatan batang kelapa sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman primadona subsektor perkebunan.Hal ini

terlihat dengan semakin bertambahnya luasan perkebunan kelapa sawit dari tahun

ke tahun. Tahun 2015 luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai

11,3 juta hektar (Kementan, 2016). Hal ini berarti potensi batang kelapa sawit

untuk digunakan sebagai bahan baku sangat besar.

Namun pemanfaatan batang kelapa sawit (BKS) dalam bentuk utuh

mempunyai beberapa permasalahan.Permasalahan ini berkaitan dengan

kelemahan dari sifat-sifat batang kelapa sawit. Bakar (2003) mengemukakan

bahwa kadar air BKS mencapai 156% di bagian tepi, 257% di bagian tengah, dan

365% di bagian pusat. Batang kelapa sawit memiliki kelas awet dan kelas kuat

yang sangat rendah yaitu V.

Pemanfaatan optimal dari BKS akan dapat dilakukan seandainya dapat

mengetahui penyebaran dari vascular bundles yang terdapat pada batang kelapa

sawit, karena kekuatan BKS terdapat pada keberadaan vascular bundles.Hartono

(33)

mengalami penurunan, karena distribusi vascular bundles yang tinggi pada bagian

tepi dan mengalami penurunan pada bagian tengah batang. Hal yang senada

dikemukakan oleh Erwinsyah (2008) bahwa kerapatan vascular bundles paling

tinggi di bagian tepi (pheriperal zone) dan mengalami penurunan ke bagian dalam

(inner zone).

Menurut Rahayu (2001) dan Erwinsyah (2008)bahwa komponen utama

penyusun batang kelapa sawit adalah vascular bundles dan parenkim, maka bila

pada lokasi tertentu dijumpai vascular bundles dalam jumlah yang banyak,

akibatnya proporsi parenkim akan berkurang. Luasan vascular bundles di bagian

tepi lebih tinggi dan semakin berkurang ke arah pusat, sebaliknya di bagian tepi

luasan parenkim lebih rendah dan semakin meningkat ke arah pusat.

Keberadaan vascular bundlesakan sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat

fisis batang kelapa sawit, seperti kadar air dan kerapatan batang kelapa sawit.

Agar pemanfaatan optimal maka perlu diketahui pola penyebaran vascular

bundles dalam batang kelapa sawit. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan

penelitian dengan judul “Pola Penyebaran Vascular Bundles dan Kadar Air

Batang Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq )”.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pola penyebaran vascular bundles secara vertikal dan horizontal.

(34)

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menginformasilkan pola penyebaran vascular bundles dan kadar air.

2. Memberikan alternatif penggunaan bahan baku pengganti kayu yang semakin

berkurang ketersediaannya.

Hipotesis penelitian

1. Semakin ke arah atas dan ke arah dalam batang jumlah vascular bundles

semakin sedikit.

2. Semakin ke arah atas dan ke arah dalam batang persentase kadar air semakin

(35)

ABSTRACT

ZULFRIDEN SIREGAR: Distribution Vascular Bundles and Moisture Content on Oil Palm Trunk. Supervised by RUDI HARTONO and ERWINSYAH.

Oil palm trunk is the raw material testing vascular bundles and moisture content. The purpose of this study were to define the distribution pattern of vascular bundles and to define the distribution of moisture content at vertical and horizontal direction along the trunk Two palm trunks were cut into several section at 0,5 m, 2 m, 3,5 m, 5 m, 6,5 m, 8 m, and 9,5 m, and then cut into samples for determining the distribution of vascular bundles and moisture content vertically and horizontally.The result showed that vertically, the distribution of vascular bundles were decreased along the trunk height and it also decreased from outer to inner part of the trunk horizontally. Vertically, the distribution of moisture content were increased along the trunk height and it also increased from aouter to inner part of the trunk horizontally.Distribution vascular bundles and moisture content of oil palm trunk are different for both vertically as well as horizontally of the trunk height

(36)

ABSTRAK

ZULFRIDEN SIREGAR: Pola Penyebaran Vascular Bundles Terhadap Kadar

Air. Dibawah bimbingan RUDI HARTONO dan ERWINSYAH.

Batang kelapa sawit merupakan bahan baku pengujian vascular bundles dan kadar air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penyebaran vascular

bundles secara vertikal dan horizontal dan mengetahui distribusi kadar air secara

vertikal dan horizontal. Batang kelapa sawit ditebang sebanyak dua batang pada ketinggian 0,5m, 2m, 3,5m, 5m, 6,5m, 8m, dan 9,5m, kemudian diamati jumlah

vascular bundles dan kadar air baik secara vertikal maupun horizontal. Hasil

penelitian menunjukkan bahwasecara vertikal, semakin tinggi batang maka jumlah

vascular bundles yang ditemukan semakin berkurang, begitu juga secara

horizontal, jumlah vascular bundles semakin berkurang dari bagian kulit/luar menuju pusat batang. Secara vertikal, semakin tinggi batang maka distribusi kadar air semakin besar, begitu juga secara horizontal, distribusi kadar air dari bagian kulit/luar menuju pusat semakin besar. Distribusi vascular bundles dan kadar air pada batang kelapa sawit berbeda secara vertikal dan horizontal

(37)

POLA PENYEBARAN VASCULAR BUNDLES DAN KADAR

AIR BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

SKRIPSI

OLEH:

ZULFRIDEN SIREGAR

101201072/TEKNOLOGI HASIL HUTAN

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(38)

POLA PENYEBARAN VASCULAR BUNDLES DAN KADAR

AIR BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

SKRIPSI

OLEH:

ZULFRIDEN SIREGAR

101201072/TEKNOLOGI HASIL HUTAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Kehutanan

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(39)
(40)

ABSTRACT

ZULFRIDEN SIREGAR: Distribution Vascular Bundles and Moisture Content on Oil Palm Trunk. Supervised by RUDI HARTONO and ERWINSYAH.

Oil palm trunk is the raw material testing vascular bundles and moisture content. The purpose of this study were to define the distribution pattern of vascular bundles and to define the distribution of moisture content at vertical and horizontal direction along the trunk Two palm trunks were cut into several section at 0,5 m, 2 m, 3,5 m, 5 m, 6,5 m, 8 m, and 9,5 m, and then cut into samples for determining the distribution of vascular bundles and moisture content vertically and horizontally.The result showed that vertically, the distribution of vascular bundles were decreased along the trunk height and it also decreased from outer to inner part of the trunk horizontally. Vertically, the distribution of moisture content were increased along the trunk height and it also increased from aouter to inner part of the trunk horizontally.Distribution vascular bundles and moisture content of oil palm trunk are different for both vertically as well as horizontally of the trunk height

(41)

ABSTRAK

ZULFRIDEN SIREGAR: Pola Penyebaran Vascular Bundles Terhadap Kadar

Air. Dibawah bimbingan RUDI HARTONO dan ERWINSYAH.

Batang kelapa sawit merupakan bahan baku pengujian vascular bundles dan kadar air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penyebaran vascular

bundles secara vertikal dan horizontal dan mengetahui distribusi kadar air secara

vertikal dan horizontal. Batang kelapa sawit ditebang sebanyak dua batang pada ketinggian 0,5m, 2m, 3,5m, 5m, 6,5m, 8m, dan 9,5m, kemudian diamati jumlah

vascular bundles dan kadar air baik secara vertikal maupun horizontal. Hasil

penelitian menunjukkan bahwasecara vertikal, semakin tinggi batang maka jumlah

vascular bundles yang ditemukan semakin berkurang, begitu juga secara

horizontal, jumlah vascular bundles semakin berkurang dari bagian kulit/luar menuju pusat batang. Secara vertikal, semakin tinggi batang maka distribusi kadar air semakin besar, begitu juga secara horizontal, distribusi kadar air dari bagian kulit/luar menuju pusat semakin besar. Distribusi vascular bundles dan kadar air pada batang kelapa sawit berbeda secara vertikal dan horizontal

(42)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Besitang pada 17 Juli 1990 dari Ayah Anggiat

Siregar dan Ibu Kalara Br. Manalu.Penulis merupakan anak keenam dari enam

bersaudara.

Tahun 2002 penulis lulus pendidikan di SD Negeri No 050750 Desa

Pelawi Utara, Kabupaten Langkat dan pada tahun 2005 penulis lulus SMP Negeri

1 Babalan. Pada tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Gebang dan pada

tahun 2010 penulis lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur

Ujian Masuk Bersama (UMB). Penulis memilih minat Teknologi Hasil Hutan,

Program Ilmu Kehutanan, Fakultas Kehutanan.

Penulis aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Sylva (HIMAS) tahun

2010-2017, anggota di Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa Kristen

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (UKM KMK FP USU) tahun

2010-2012. Penulis melaksanakan Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (PEH) di

Hutan Pendidikan USU Sibolangit Kabupaten Karo tahun 2012.Penulis

melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Taman Nasional Bromo Tengger

Semeru, Malang dari bulan Januari sampai bulan Februari 2014. Penulis

melaksanakan penelitian dengan judul “Pola Penyebaran Vascular Bundles

Terhadap Kadar Air”, di bawah bimbingan Dr. Rudi Hartono, S.Hut., M.Si. dan

(43)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala

berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “ Pola Penyebaran Vascular Bundles dan Kadar Air Batang Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jacq.)”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Rudi Hartono, S.Hut, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing dan

Dr.rer.silv. Erwinsyah, S.Hut.,M.Sc selaku Anggota Komisi Pembimbing yang

telah banyak memberikan masukan, arahan dan bimbingan kepada penulis

dalam menyelesaikan penelitian ini.

2. Dr.ir. Edy Batara Mulya Siregar, M.S. dan Dr. Bejo Slamet, S.Hut, M.Si.

selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis.

3. Ayahanda Anggiat Siregar dan Ibunda Kalara Br Manalu, atas kesabaran, doa,

cinta dan kasih sayang yang menjadi motivasi dan semangat terbesar bagi

penulis.

4. Abang dan kakak Falentina Br. Siregar, Tigor Gultom, Andi Lukman Siregar,

Poniman Siregar, Radot Jackson Siregar, Anda Sitorus, Roma Uli Br. Siregar,

Hertawati Br. Sinaga, Lenta Diana Br. Sitorus dan Andriani Br. Siboro yang

selalu memberi dukungan dan doa kepada penulis.

5. Keponakan-keponakanku Christian Gultom, Jeevan Cruz Gultom, Benedict

lorendo Siregar, dan Clairine Kezia Br. Siregar yang selalu memberi semangat

kepada penulis.

6. Teman-temanku Fradika Siahaan, S.hut, Adrian, S.Hut, Dodi, dan Madayan

(44)

7. Teman-teman dari UKM KMK FP USU, HIMAS USU, Teknologi Hasil Hutan

Stambuk 2010 dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi para

(45)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iiI KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN LatarBelakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

Manfaat Penelitian ... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Potensi TanamanKelapa Sawit ... 4

Luas Areal Kelapa Sawit ... 4

Sifat-sifat Kelapa Sawit ... 5

Sifat Anatomi ... 5

Sifat Fisis dan Mekanis ... 8

METODE PENELITIAN WaktudanTempatPenelitian ... 11

Bahan dan Alat ... 11

Prosedur Penelitian ... 11

Pengujian Vascular Bundles ... 12

Pengujian Kadar Air ... 13

HASIL DAN PEMBAHASAN Vascular Bundles ... 15

Kadar Air ... 22

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 28

Saran ... 28

(46)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1 Luas perkebunan kelapa sawit berdasarkan level nasional……… 4

2 Perbandingan sifat Elaeis guineensis Jacq dengan beberapa jenis

kayu………. 10

3 Sifat-sifat dasar batang kelapa sawit……….. 10

4 Rekapitulasi jumlah rata-rata vascular bundles pada berbagai

ketinggian pohon ke-1……… 16

5 Rata-rata vascular bundles berdasarkan zona batang pohon ke-1……. 18

6 Rekapitulasi jumlah rata-rata vascular bundles pada berbagai

ketinggian pohon ke-1……… 19

7 Rata-rata vascular bundles berdasarkan zona batang pohon ke-2……. 21

8 Rekapitulasi persentase rata-rata kadar air pada berbagai ketinggian

pohon ke-1……….. 22

9 Rata-rata kadar air berdasarkan zona batang pohon ke-1………... 24

10 Rekapitulasi persentase rata-rata kadar air pada berbagai ketinggian

pohon ke-2………... 25

(47)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1 Vascular bundles dengan 1 buah vessel besar (a) dan 3 buah vessel

besar (b) pada bidang lintang menggunakan light microscopy

(sumberErwinsyah,2008)……… 6

2 Struktur vascular bundles BKS pada bidang dengan keberadaan jaringan parenchymatous ground, vessels, fibrres, dan phloem (foto

oleh E. Baucker 2005 dalam Erwinsyah 2008)……… 6

3 Pola pembuatan contoh uji kadar air dan vascular bundles……… 12

4 Bagan alur penelitian……… 14

5 Distribusi rata-rata vascular bundles secara horizontal pada berbagai

ketinggian pohon ke-1……….. 17

6 Distribusi kerapatan BKS vascular bundles dari bagian tepi (dekat kulit) menuju ke pusat 1……… 18

7 Distribusi rata-rata vascular bundles secara horizontal pada berbagai

ketinggian pohon ke-1……….. 20

8 Distribusi rata-rata kadar airsecara horizontal pada berbagai ketinggian

pohon ke-1……… 23

9 Distribusi vascular bundles secara horizontal pada berbagai ketinggian

Gambar

Gambar 4.
Tabel 4. Rekapitulasi jumlah rata-rata vascular bundles pada berbagai ketinggian pohon ke-1 Ketinggian
Gambar 5.Distribusi rata-rata vascular bundles secara horizontal pada berbagai ketinggian pohon ke-1
Gambar 6.Distribusi kerapatan vascular bundlesBKS dari bagian tepi           (dekat kulit) menuju ke pusat
+7

Referensi

Dokumen terkait

(A) Triple tray try in (B) Pemotongan kasa sesuai dengan batas gigi yang akan dipreparasi (C) Pemasangan bahan bite registration pada bagian atas dan bawah triple tray;

kemampuan menyelesaikan berbagai masalah serta komitmen untuk menerapkan gaya hidup sehat pada ibu-ibu peserta PKH, akan sangat membantu para orang tua khususnya kaum ibu

pemilik akan mengurangi produksi dari keripik udang rebon dengan mempertahankan. harga produk seperti biasanya yaitu Rp.3000,- hal ini dilakukan

menunjukkan liberalisasi kewanga telah menarik lebih ramai pelabur asing untuk melabur dalam sektor perbankan di Malaysia seterusnya dapat meningkatkan jumlah kemasukan modal

Uraian di atas menunjukan bahwa Putusan Pengadilan Agama Cimahi Nomor 0560 Tahun 2008 Tentang Ali Waris Pengganti merupakan perwujudan penerapan hukum yang

Selain itu digunakan sebagai kerangka kerja dan tahapan penelitian dalam penyelesain rumusan masalah mengenai metode perhitungan alokasi cycle time alat angkut,

Hal tersebut terjadi akibat proses erosi horizontal yang lebih besar dari erosi vertikal sehingga apabila sungai tersebut mulai berbelok maka terjadilah gerusan atau erosi