• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) MENGGUNAKAN PERMAINAN ULAR TANGGA DAN TEKA TEKI SILANG DITINJAU DARI MEMORI DAN KREATIVITAS SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) MENGGUNAKAN PERMAINAN ULAR TANGGA DAN TEKA TEKI SILANG DITINJAU DARI MEMORI DAN KREATIVITAS SISWA"

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE TGT (TEAMS GAMES

TOURNAMENTS) MENGGUNAKAN PERMAINAN ULAR TANGGA

DAN TEKA-TEKI SILANG DITINJAU DARI

MEMORI DAN KREATIVITAS SISWA

(Studi Kasus Pembelajaran Biologi Materi Sistem Koordinasi Pada Manusia Untuk Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Tambakrejo

Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains

Minat Utama : Biologi

Oleh : Sumiati S830809222

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE TGT (TEAMS GAMES

TOURNAMENTS) MENGGUNAKAN PERMAINAN ULAR TANGGA

DAN TEKA-TEKI SILANG DITINJAU DARI

MEMORI DAN KREATIVITAS SISWA

(Studi Kasus Pembelajaran Biologi Materi Sistem Koordinasi Pada Manusia Untuk Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Tambakrejo

Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011)

Disusun oleh :

Sumiati S830809222

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I : Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. ____________ ______ NIP. 195201161980031001

Pembimbing II : Prof. Drs.Sutarno, M.Sc., Ph.D ____________ ______ NIP. 196008091986121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Sains

(3)

commit to user

iii

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN METODE TGT (TEAMS GAMES

TOURNAMENTS) MENGGUNAKAN PERMAINAN ULAR TANGGA

DAN TEKA-TEKI SILANG DITINJAU DARI

MEMORI DAN KREATIVITAS SISWA

(Studi Kasus Pembelajaran Biologi Materi Sistem Koordinasi Pada Manusia Untuk Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Tambakrejo

Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011)

Disusun oleh :

Sumiati S830809222

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Pada tanggal, ……….

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Prof. Dr. Ashadi ………

Sekretaris Dra. Suparmi , MA.Ph.D .………...

Anggota Penguji 1.Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M .Pd. ………

2. Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D ………....

Surakarta,………. Mengetahui Ketua Program Studi Pend. Sains

Direktur PPs UNS

(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Sumiati

NIM : S830809222

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Pembelajaran Biologi Dengan Metode TGT (Teams Games Tournaments) MenggunakanPermainan Ular Tangga dan Teka-teki silang Ditinjau Dari Memori dan Kreativitas siswa (Studi Kasus Pembelajaran Biologi Materi Sistem Koordinasi Pada Manusia Untuk Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Tambakrejo Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011) adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti penyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Januari 2011

Yang membuat pernyataan

(5)

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan petunjuk, kemudahan dan karunia sehingga penulis dapat

menyelesaikan Proposal penelitian yang berjudul PEMBELAJARAN BOLOGI

DENGAN METODE TGT (Teams Games Tournaments) MENGGUNAKAN

PERMAINAN ULAR TANGGA DAN TEKA-TEKI SILANG DITINJAU DARI

MEMORI DAN KREATIVITAS SISWA (Studi Kasus Pembelajaran Biologi

untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Materi Sistem koordinasi pada manusia,

Untuk Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Tambakrejo Tahun Pelajaran 2010/2011)

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan tesis ini. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan

yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan

terimakasih kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

kesempatan untuk belajar pada Program Pascasarjana.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah berkenan memberikan fasilitas dalam menempuh pendidikan pada

Program Pascasarjana.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd yang telah

(6)

commit to user

vi

4. Pembimbing pertama Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd yang telah

memberikan bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan laporan penelitian

ini.

5. Pembimbing kedua Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D selaku pembimbing

kedua yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan

laporan penelitian ini.

6. Segenap dosen Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan pendalaman ilmu kepada penulis.

7. Semua karyawan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan bantuan demi kelancaran tugas-tugas penulis.

8. Kepala Sekolah SMPN 2 Tambakrejo yang telah memberi kesempatan kepada

penulis untuk mengadakan penelitian.

9. Kepala Sekolah SMPN 2 Purwosari yang telah memberi kesempatan penulis

untuk mengadakan try out penelitian.

10.Siswa Kelas IX-B dan IX-C SMP N 2 Tambakrejo atas kerjasama yang telah

diberikan saat pengambilan data.

11.Suamiku dan putriku tersayang Qirania Zhafira, yang telah memberikan

dorongan, kasih sayang yang tulus dan doanya selama proses penyusunan tesis.

12.Bu Sri Rahayu, Bu Agin. serta Bu Puji yang talah menjadi semangat

seperjuangan dalam menempuh program pasca sarjana dan senasip

(7)

commit to user

vii

13.Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Sains Program Pascasarjana atas kerja

sama dan kekompakannya.

14.Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan balasan yang lebih

baik di sisi Allah SWT.

Karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan dalam penelitian ini. Akhirnya,

semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya

pendidikan Biologi.

Surakarta, Januari 2011

(8)

commit to user

viii DAFTAR ISI

halaman

JUDUL... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah ... 11

D. Perumusan Masalah ... 12

E. Tujuan Penelitian... 13

F. Manfaat Penelitian ... 14

BAB II. LANDASAN TEORI ... 16

A. Kajian Teori 1. Hakekat Pembelajaran ... 16

(9)

commit to user

ix

3. Pembelajaran Kooperatif Metode TGT ... 35

4. Pembelajaran Kooperatif Metode TGT Ular Tangga ... 41

5. Pembelajaran Kooperatif Metode TGT Teka-Teki Silang.... 42

6. Media Pembelajaran ... 45

7. Memori ... 46

8. Kreatifitas ... 53

9. Prestasi Belajar ... 55

10. Karakteristik Materi ... 57

B. Penelitian yang Relevan ... 74

C. Kerangka Berpikir ... 79

D. Hipotesis ... 88

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 89

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 89

B. Metode Penelitian ... 89

C. Penetapan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 91

D. Variabel Penelitian... 92

E. Teknik Pengumpulan Data ... 94

F. Instrumen Penelitian ... 95

G. Uji Coba Instrumen... . 95

H. Teknik Analisis Data ... 106

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 111

A. Deskripsi Data ... 111

(10)

commit to user

x

C. Pengujian Hipotesis ... 128

D. Pembahasan ... 133

E. Keterbatasan Penelitian... 149

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 150

A. Kesimpulan... 150

B. Implikasi ... 153

C. Saran ... 153

DAFTAR PUSTAKA ... 155

(11)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

halaman

1. Nilai Rata-Rata Ulangan Harian dan Mid Semester II Mata Pelajaran IPA

SMP Negeri 2 Tambakrejo Tahun Pelajaran 2009/2010...5

2. Sembilan Fase Belajar... 27

3. Hubungan Media dengan Tujuan Pembelajaran ... 46

4 Macam-macam Syaraf ... 68

5. Fungsi Syaraf Simpatik dan Syaraf Parasimpatik ... 70

6. Kelainan Pada Mata ... 71

7. Tahap Penelitian ... 89

8. Rancangan Penelitian ... 90

9. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penilaian Kognitif ... 97

10. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif ... 98

11. Rangkuman Taraf Kesukaran Soal Instrumen Penilaian kognitif ... 99

12. Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Instrumen Penilaian Kognitif . 100 13. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Kreativitas ... 102

14. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kreatifitas ... 103

15. Skor Penilaian Afektif... 104

16. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penilaian Afektif ... 105

17. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen penilaian Afektif ... 106

18. Deskripsi data nilai prestasi belajar Biologi. ... 112

(12)

commit to user

xii

20. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Afektif Kelas Ular Tangga dan

Teka-Teki Silang ... 114

21. Jumlah Siswa Yang Mempunyai Memori tinggi dan Rendah ... 116

22. Jumlah Siswa Yang Mempunyai Kreatifitas tinggi dan Rendah... 117

23. Rangkuman Anava tiga jalan... 129

24. Rangkuman Hasil Komputasi Anova General linear model ... 129

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

halaman

1. Tahapan proses mengingat ... 47

2. Sel syaraf... 60

3. Otak pada manusia ... 64

8. Mata pada manusia ... 70

9. Telinga pada manusia... 71

10. Kulit pada manusia... 72

11. Lidah pada manusia... 73

12. Diagram batang Prestasi Belajar kelas Ular Tangga ... 113

13. Diagram batang Prestasi Belajar kelas Teka-teki Silang... 113

14. Diagram batang Prestasi Belajar afektif kelas Ular Tangga... 115

15. Diagram batang Prestasi Belajar afektif kelas Teka-teki Silang... 115

16. Uji Normalitas Prestasi Belajar Biologi... 118

17. Uji Normalitas Prestasi Belajar Biologi kelas Ular Tangga... 119

18. Uji Normalitas Prestasi Belajar Biologi kelas Teka-teki Silang... 120

19. Uji Normalitas nilai afektif kelas Ular Tangga... 121

20. Uji Normalitas nilai afektif kelas Teka-teki Silang... 121

21. Uji Normalitas nilai Memori Tinggi... 122

22. Uji Normalitas nilai Memori Rendah... 123

23. Uji Normalitas Kreativitas Tinggi... 124

(14)

commit to user

xiv

25. Uji Homoginitas Prestasi Belajar menurut Metode... 126

26. Uji Homoginitas nilai Afektif menurrut Metode... 126

27. Uji Homoginitas Prestasi Belajar Biologi menurut Memori... 127

28. Uji Homoginitas Prestasi Belajar menurut Kreatifitas... 128

29. Diagram ANOM pengaruh permainan terhadap Prestasi Belajar... 132

(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

1. Silabus ... 158

2. Skenario Pembelajaran... 160

3. Hubungan Indikator, Nomor Soal dan Tingkat Kemampuan Kognitif pada Tes Obyektif sistem Koordinasi pada manusia ... 174

4. Instrumen Penilaian Kognitif ... 176

5. Kunci Jawaban Soal-Soal Kognitif ... 185

6. Lembar Jawaban ... 186

7. Indikator penilaian angket Afektif ... 187

8. Instrumen penilaian Afektif sistem koordinasi pada manusia ... 189

9. Instrumen Memori ... 192

10. Lembar Jawaban Memori ... 193

11. Indikator Penilaian tes Kreatifitas verbal ... 194

12. Instrumen Penilaian tes Kreatifitas ... 195

13. Aturan Permainan Ular Tangga ... 206

14. Lembar Pertanyaaan Ular Tangga ... 208

15. Aturan Permainan Teka-teki Silang ... 221

16. Lembar Pertanyaaan Teka-teki Silang ... 222

17. Lembar Kegiatan Diskusi ... 233

(16)

commit to user

xvi

19. Daftar Nilai Ulangan Harian dan Mid Semester 2 Siswa Kelas IXC

SMP Negeri 2 Tambakrejo Tahun Pelajaran 2009/2010 ... 267

20. Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda danTaraf Kesukaran Soal Kognitif... 268

21. Uji Validitas dan Reliabilitas Afektif... 276

22. Uji Validitas dan Reliabilitas Memori ... 279

23. Uji Reliabilitas Kemampuan kreatifitas ... 286

24. Data Induk Penelitian ... 289

25. Deskriptif Data ... 291

26. Grafik perbandingan nilai ... 292

27. Uji Normalitas ... 293

28. Uji Homogenitas ... 298

29. Analisis Variansi Tiga Jalan dengan Sel Tak Sama ... 304

30. Uji Lanjut Pasca Anava ... 307

31. Perijinan ... 309

(17)

commit to user

xvii ABSTRAK

Sumiati. “Pembelajaran Biologi Dengan Metode TGT (Teams Games Tournaments) Menggunakan Permainan Ular Tangga dan Teka-teki silang Ditinjau Dari Memori dan Kreativitas siswa”. (Studi Kasus Pembelajaran Biologi Materi Sistem Koordinasi Pada Manusia Untuk Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Tambakrejo Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011). Tesis, Surakarta: Program studi Pendidikan Sains Program Pasca Sarjana. Universitas Sebelas Maret, Januari 2010. Pembimbing 1. Prof. Dr Whidha sunarno, M.Pd 2. Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh metode pembelajaran TGT menggunakan permainan ular tangga dan TGT menggunakan teka-teki silang terhadap prestasi belajar biologi. (2) Pengaruh memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi. (3) Pengaruh kreatifitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi. (4) Interaksi antara metode pembelajaran dengan memori terhadap prestasi belajar biologi. (5) Interaksi antara metode pembelajaran dengan kreatifitas terhadap prestasi belajar biologi. (6) Interaksi antara Kreatifitas dengan memori terhadap prestasi belajar biologi. (7) Interaksi antara metode pembelajaran, memori dan kreatifitas terhadap prestasi belajar biologi.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi adalah kelas IX SMP Negeri 2 Tambakrejo tahun pelajaran 2010/2011, sejumlah 3 kelas. Sampel diambil dengan teknik claster random sampling sejumlah 2 kelas. Teknik pengumpulan data variabel memori, kreativitas dan prestasi belajar kognitif digunakan metode tes, prestasi belajar afektif digunakan metode angket. Pengujian hipotesis dengan ANOVA dengan desain faktorial 2x2x2 dengan sel yang tidak sama.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Terdapat pengaruh metode pembelajaran TGT menggunakan permainan ular tangga dan TGT menggunakan teka-teki silang terhadap prestasi belajar biologi baik kogninitif maupun afektif. (2) Terdapat pengaruh memori tinggi dan rendah terhadap prestasi kognitif, akan tetapi tidak terdapat pengaruh memori tinggi dan rendah terhadap prestasi afektif belajar biologi. (3) Tidak terdapat pengaruh kreatifitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi. (4) Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan memori terhadap prestasi belajar biologi. (5) Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kreativitas terhadap prestasi belajar biologi. (6) Tidak ada interaksi antara Kreatifitas dengan memori terhadap prestasi belajar biologi. (7) Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran, memori dan Kreatifitas terhadap prestasi belajar biologi.

(18)

commit to user

xviii ABSTRACT

Sumiati. “Biology Learning by applying Team Games Tournaments (TGT) Method through Ladder Games and Crossword Puzzle Overviewed from The Memory and Creativity students. (A Case study on Human Coordination System for 9 th grade student, SMPN 2 Tambakrejo, academic year 2010/2011. Thesis, science education program, post graduate program,sebelas maret University, Surakarta: 2010. Advisor 1. Prof. Dr Whidha sunarno, M.Pd. 2. Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D.

The objectives of the research were to know: (1) the effect of TGT learning method using ladder games and crossword toword the student’s achievement in biology. (2) the effect of high and low memory toword the student’s achievement in biology. (3) the effect of high and low creativity toword the student’s achievement in biology . (4) interaction between learning method and student memory toword the student’s achievement in biology. (5) interaction between learning method and student’s creativity to the student’s achievement in biology. (6) interaction between student’s memory and creativity ability to the student’s achievement in biology. (7) interaction between learning method, memory, and creativity to the student’s achievement in biology.

The research used experimental method. The population was all students in grade IX, SMP Negeri 2 Tambakrejo in the academic year 2010/2011, consisted of 3 classes. Sample was taken by claster random sampling technique, consisted 2 classes. The 1 st experiment class was treated ladder games and the 2nd one was treated using Crosswords. The data was collected using test for student academic, student’s memory and creativity, and questioner for affective student academic. The hypothesis were tested using ANOVA with 2x2x2 factorial design with unequal cell number, and continued GLM test.

Based on the analysis result can be concluded that: (1) there was an effect of TGT learning method using ladder games and crossword toword the cognitive and affective student’s achievement in biology. (2) there was an effect of high and low memory toword the cognitive student’s achievement but there word no effect of high and low memory toword the affective student’s achievement in biology. (3) There was no effect of high and low creativity to the student’s achievement in biology. (4) There was no interaction between learning method and student memory toword the student’s achievement in biology. (5) There was no interaction between learning method and creativity toword the student’s achievement in biology. (6) There was no interaction between creativity and memory to the student’s achievement in biology. (7)There was no interaction between learning method, memory, and creativity to the student’s achievement in biology.

(19)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen

menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik. Untuk mengemban tugas tersebut, guru profesional

saat mengajar harus pandai memilih model pembelajaran. Model pembelajaran

yang sesuai dengan materi pembelajaran dan karakter siswa dapat mendukung

tercapainya tujuan. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dan kreativitas para

pendidik dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Sehingga tercipta

sumber daya manusia yang mempunyai kesiapan mental dan kemampuan

berpartisipasi mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pelajaran IPA

biologi (sains) diserap bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut: 1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya, 2.

Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan

prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, 3.

Mengembangkan rasa ingin tahu sikap positif dan kesadaran terhadap adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan tehnologi dan

masyarakat, 4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan

berfikir bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi, 5. Meningkatkan

(20)

commit to user

kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan

lingkungan serta sumber daya alam, 6. meningkatkan kesadaran untuk menghargai

alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, 7.

Meningkatkan pengetahuan konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk

melanjutkan pendidika kejenjang selanjutnya (Depdiknas:2003).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang

saat ini dikembangkan oleh pemerintah, dimana kurikulum ini merupakan

pengembangan kurikulum 2004. Departemen Pendidikan Nasional telah

menetapkan karangka dasar, standar kompetensi lulusan, standar kompetensi dan

kompetensi dasar setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan, dalam

rangka pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini.

Sedangkan pengembangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem

penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah

koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota. Kurikulum baru ini tetap

memberikan tekanan pada pengembangan kompetensi siswa. Prinsip

pengembangan KTSP adalah 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan,

dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya; 2. Beragam dan terpadu; 3.

Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; 4.

Relevan dengan kebutuhan kehidupan; 5. Menyeluruh dan berkesinambungan; 6.

Belajar sepanjang hayat; 7. Dan seimbang antara kepentingan nasional dan

kepentingan daerah.

Dengan berlakunya kurikulum ini, guru sebagai pengajar dituntut untuk

(21)

commit to user

juga materi yang diajarkannya. Akan tetapi, belum semua guru mampu merancang

skenario pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan

menerapkan metode yang berorientasi pada student centered.

Model pembelajaran yang selama ini diaplikasikan di SMPN 2

Tambakrejo adalah model pembelajaran konvensional, seperti ceramah, open

book, penugasan, bahkan tidak jarang guru menyuruh siswa untuk mencatat.

Banyak guru di SMPN 2 Tambakrejo yang belum menggunakan variasi model

pembelajaran, mereka terbiasa menggunakan model konvensional, Belum adanya

penerapan pembelajaran kooperatif pada SMPN 2 Tambakrejo terutama dengan

metode TGT (Tea m Ga me Tourna ment) pada jenjang pendidikan akan membangun pribadi-pribadi siswa yang suka bekerja sama, menghormati

perbedaan, menjunjung tinggi nilai gotong royong yang menjadi jati diri bangsa

Indonesia.

Guru di SMPN 2 Tambakrejo sebelum melakukan proses pembelajaran,

belum melakukan penggalian memori awal terlebih dahulu yang berkaitan

tentang tujuan dan materi pelajaran, dalam silabus pelajaran biologi kurikulum

KTSP pada kompetensi dasar 1.3 mengenai sistem koordinasi, terdapat empat

indikator mengenai sistem koordinasi pada manusia yaitu a) Membandingkan

bentuk/ bangun bagian organ dan/ atau organ penyusun sistem koordinasi pada

manusia, b) Mendeskripsikan fungsi otak, fungsi sumsum tulang belakang, dan sel

syaraf dalam dalam sistem koordinasi, c) Menunjukkan bagian-bagian alat indera

dan fungsinya, d) Mendata contoh kelainan dan penyakit pada alat indera yang

(22)

commit to user

sistem koordinasi pada manusia yang diberikan pada siswa kelas IX semester satu

perlu disignifikasi dengan suatu metode yang menarik dan sesuai. Materi sistem

koordinasi pada manusia menuntut siswa untuk mengetahui berbagai hal tentang

sistem koordinasi pada manusia, pada materi ini bersifat abstrak yang berarti tidak

dapat dilihat langsung oleh siswa, sulit dan sangat penting bagi kehidupan sehari-

hari, serta banyak konsep-konsep yang penting, sehingga membutuhkan

pemahaman dan hafalan yang cukup. Kendalanya adalah terkadang siswa kurang

bisa memahami materi sistem koordinasi pada manusia. Oleh sebab itu, materi ini

perlu diajarkan dengan metode yang sesuai dengan karakteristik materi . Metode

yang diharapkan siswa mampu mengingat terus dalam memorinya, metode yang

sesuai adalah metode TGT melalui ular tangga dan teka-teki silang, disini siswa

belajar sambil bermain.

Kondisi siswa belajar merupakan masukan mentah (ra w input)yang berpengaruh dalam proses belajar, kemampuan memori siswa merupakan salah

satu faktor ra w input yang akan berinteraksi dengan masukan instrumen(instrumen input) dan masukan lingkungan (environmenta l input) yang pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar. Kemampuan memori berkaitan dengan

kemampuan menerima atau memasukkan (lea rning), menyimpan (retention), dan menimbulkan kembali (remembering). Untuk mengetahui apa kemampuan memori lebih lanjut, harus memahami mengapa hanya sedikit orang yang

mempunyai kemampuan memori baik. Menurut Mahesh kapadia (2003: 5) daya

(23)

commit to user

yang tinggal didaya ingat, 3. Daya ingat yang dapat menyimpan kesan, 4. Daya

ingat yang dapat menyimpan apa yang perlu disimpan.

Dengan banyaknya istilah latin dalam materi biologi, kemungkinan

diperlukan kemampuan memori siswa yang tinggi, untuk mendapat prestasi

belajar yang tinggi,serta mendapat prestasi belajar biologi yang optimal.

Selain itu pelajaran IPA juga memerlukan kreativitas untuk mengukur

pemikiran divergen, yaitu mencari macam-macam alternatif jawaban berdasarkan

informasi yang diketahui. Selama ini guru di SMPN 2 Tambakrejo juga belum

menggali kreativitas anak dalam proses belajar mengajar, sehingga proses belajar

mengajar belum maksimal untuk menggali potensi dari siswa.

Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa prestasi belajar IPA untuk

siswa SMPN 2 Tambakrejo masih memprihatinkan, terbukti nilai rata-rata kelas

ulangan harian dan mid semester kurang dari KKM yaitu 58. Hal ini menunjukkan

bahwa prestasi belajarnya perlu ditingkatkan. Hal tersebut dapat dilihat dari data

nilai rata-rata ulangan harian dan tengah semester untuk mata pelajaran IPA

Biologi pada tahun 2009/2010, diperoleh hasil yang disajikan pada Tabel 1.1

Tabel 1.1 Nilai Rata-rata ulangan harian dan mid semester SMPN 2 Tambakrejo Bojonegoro tahun pelajaran 2009/2010.

No Kelas UH Mid SMT

UH < KKM

UH> KKM

Mid< KKM

Mid >KKM

KKM

1. 7A 52 50 80% 20% 85% 15% 58

2. 7B 45 48 90% 10% 75% 25% 58

3 7C 42 44 60% 40% 65% 35% 58

4. 8A 55 52 92% 8% 88% 12% 58

5. 8B 54 56 85% 15% 77% 23% 58

6. 9A 50 55 69% 21% 86% 14% 58

7. 9B 48 50 87% 13% 90% 10% 58

8. 9C 49 55 93% 7% 70% 30% 58

(24)

commit to user

Dari data didalam tabel dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai IPA

biologi masih dibawah KKM. Kemungkinan lain prestasi belajar siswa tidak dapat

optimal karena kurangnya inovasi guru dalam metode pembelajaran biologi,

selain itu rendahnya prestasi belajar dapat disebabkan oleh faktor intern dan

ekstern. Faktor intern antara lain: motivasi, kesehatan, dan kemampuan awal.

Motivasi belajar merupakan faktor yang sangat berpengaruh di SMPN 2

Tambakrejo, berdasarkan hasil observasi yang saya peroleh siswa cenderung

malas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar, ini dapat dilihat dari kegiatan

siswa pada waktu KBM (kegiatan belajar mengajar) ada yang mengantuk, ramai

sendiri, bergurau dengan teman, bahkan ada yang tidur pada saat guru

menerangkan. Menurut Dawson R. Hancock dalam jurnalnya yang berjudul

Effects of performance assessment on the a chievement and motivation of graduate students (2007: 220): “In a cademic environments, motivation to lea rn is oftenviewed a s a student’s tendency to find a ca demic a ctivities meaningful a nd worthwhile deriving the intended benefits of those a ctivities” . Di lingkungan pelajar, motivasi sering dipandang sebagai kecenderungan siswa yang

menemukan aktifitas pelajar yang berguna dan bermanfaat dikarenakan motivasi

dan pembelajaran saling berhubungan.

Siswa SMPN 2 Tambakrejo cenderung pasif dalam pembelajaran, ini

dapat terlihat bahwa siswa tidak antusias terhadap pelajaran IPA. Inca me yang rendah dari SMPN 2 Tambakrejo juga sangat berpengaruh, kemungkinan faktor

ekstern yang berpengaruh dapat berasal dari guru, media pembelajaran, model

(25)

commit to user

belajar siswa tidak dapat optimal karena kurangnya inovasi guru dalam metode

pembelajaran IPA. Pada umumnya pembelajaran IPA di SMP masih didominasi

pendekatan konvensional dengan metode ceramah. Untuk membangkitkan

semangat belajar siswa diperlukan metode pembelajaran yang baru. Bermain

didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang membantu anak mencapai

perkembangan yang utuh, baik secara fisik, intelektual, sosial, moral, dan

emosional (Andang Ismail, 2006 : 15-16). Fungsi utama bermain adalah untuk

relaksasi dan menyegarkan kembali (refreshing) kondisi fisik dan mental yang berada diambang ketegangan. Bermain sambil belajar dapat dijadikan metode

pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran biologi.

Ada beberapa pendekatan metode pembelajaran biologi seperti pendekatan

kooperatif, kontekstual, PBL,CTL dan lain sebagainya. Menurut Kemal Doymus

dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Effects of Two Cooperative Lea rning

Strategis on Tea ching a nd Lea rning Topics of Thermochemistry (2009: 34) . “These methods a nd structures can be categirizet into the following models

a )Student Tea ms and Achievement Divisions (STAD), b) Tea ms – Tourna ments (TGT), c) Lea rning Together(LT), d) Jigsa w Technique(JT), e) Group Investigation Technique (GIT), f) Tea m Accelera ted Instruction (TAI) and g) Cooperative Integrated Rea ding and composition (CIRC).

Pembelajaran kooperative ini ada beberapa metode dan struktur antara

lain STAD, TGT, LT, JT, GIT, TAI, CIRC. Model pembelajaran yang baik adalah

model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan,

kondisi siswa, sarana yang tersedia serta penguasaan kompetensi. Oleh karena itu,

diperlukan suatu bentuk pembelajaran yang tidak hanya mampu secara materi saja

(26)

commit to user

motivasi siswa supaya senang dengan pelajaran IPA, sehingga selain diharapkan

mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, diharapkan juga model pembelajaran

yang diterapkan dapat membuat siswa aktif terlibat dalam proses kegiatan belajar

mengajar semaksimal mungkin yaitu dengan cara siswa menerapkan

pengetahuannya, belajar memecahkan masalah, mendiskusikan masalah dengan

teman-temannya, mempunyai keberanian menyampaikan ide atau gagasan dan

mempunyai tanggung jawab terhadap tugasnya. Selama ini, dalam kegiatan

belajar individual masih cenderung mementingkan kepentingan pribadi dan tidak

memperhatikan lingkungan sekitarnya.

Pembelajaran kooperatif (kelompok) merupakan salah satu model

pembelajaran yang merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana

para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu

sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Disini, para siswa diharapkan

dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk

mengasah pengetahua yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan

dalam pemahaman masing-masing. Model pembelajaran kooperatif merupakan

contoh model pembelajaran yang dapat membantu peningkatan pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran yang ada, hal inidikarenakan adanya interaksisiswa

didalam kelompoknya dan juga interaksi dengan guru. Selain itu, pembelajaran

kooperatif juga menghasilkan akibat-akibat positif lainnya yang dapat

mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas

(27)

commit to user

Model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan tema belajar sambil

bermain adalah metode pembelajaran TGT (Tea ms Ga mes Tourna ments). Salah satu contoh pembelajaran kooperatif yang tepat untuk materi sistem koordinasi

pada manusia adalah metode pembelajaran TGT (Tea ms Ga mes Tourna ments) merupakan contoh model pembelajaran kooperatif (kelompok) yang mempunyai

tema belajar sambil bermain. Metode pembelajaran TGT kemungkinan tepat

diterapkan untuk materi biologi, karena TGT lebih tepat diterapkan untuk

mengajar obyek yang didefinisikan secara baik dengan satu jawaban benar seperti

konsep dan fakta ilmu pengetahuan. Yang membedakan TGT dengan metode dari

model cooperatif lea rning yang lain adalah, metode TGT menambah dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan

saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan

mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan maslah-masalah satu sama lain,

tetapi sewaktu-waktu siswa bermain dalam game, temannya tidak boleh

membantu memastikan telah terjadi tanggung jawab individual.

Banyak model pembelajaran yang melibatkan permainan seperti Ular

tangga, Scrambel, Roda impian, TTS dan Piramid, tetapi sistem permainan yang

dipakai pada penelitian ini adalah Teka-teki silang (Cross Word) dan Ular tangga. Untuk proses pembelajaran biologi pada materi perkembangbiakan pada

tumbuhan, dimana dengan permainan teka-teki silang siswa dapat belajar

memecahkan suatu permasalahan dengan cara serta usahanya sendiri, sedangkan

dengan permainan ular tangga dapat meningkatkan motivasi siswa karena untuk

(28)

commit to user

mengocok dadu. Kedua permainan ini memiliki kelebihan dan kelemahan

masing-masing. Perbedaan jenis permainan pada metode TGT kemungkinan akan

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dalam metode pembelajaran ini

siswa diharapkan dapat bermain sambil belajar dalam suasana kerja sama,

sehingga siswa tertarik dan tidak bosan dalam belajar materi sistem koordinasi

pada manusia, yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Berdasarkan pada uraian diatas, penulis memperoleh pemikiran bahwa,

prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui model, metode dan media

pembelajaran ditinjau dari memori dan kreativitas siswa. Oleh karena itu, penulis

ingin melakukan penelitian tentang pembelajaran biologi dengan metode TGT

(Tea ms Ga mes Tourna ments) menggunakan permainan ular tangga dan teka-teki silang ditinjau dari memori dan kreativitas siswa yang melibatkan peran aktif

siswa dalam belajar sambil bermain.

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah:

1. Rata-rata prestasi belajar siswa di SMPN 2 Tambakrejo belum memadai

karena guru melaksanakan proses pembelajaran secara monoton;

2. Adanya beberapa model pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam

pembelajaran biologi (standar kompetensi Pada materi sistem koordinasi pada

manusia) seperti : TGT, GI, STAD, TPS dan lain sebagainya, namun guru

(29)

commit to user

3. Adanya beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk

pembelajaran biologi seperti pendekatan kooperatif, kontekstual, PBL, dan

lain sebagainya, namun guru mengajar selalu dengan monoton;

4. Karakteristik siswa adalah selalu aktif dan suka bermain, namun dalam proses

pembelajaran selalu berorientasi tea cher centered;

5. Banyak model pembelajaran yang melibatkan permainan seperti ular tangga,

TTS, Scrambel, Roda Impian, Wordsquare dan lain sebagainya, namun belum

banyak guru yang mengaplikasikannya;

6. Guru belum memperhatikan faktor-faktor internal siswa seperti motivasi,

kreatifitas, sikap ilmiah, keterampilan proses, memory dan lain sebagainya,

dalam proses pembelajarannya;

7. Penyampaian materi biologi di kelas IX sangat padat seperti: sistem Ekskresi,

sistem Reproduksi, kelangsungan hidup organisme, hereditas dan sistem

koordinasi pada manusia namun guru belum mampu menunjukkan saling

keterkaiatan konsep tersebut;

8. Guru hanya cenderung menitik beratkan penilaian pada aspek kognitif saja,

padahal penilaian biologi terdiri dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka perlu

adanya pembatasan masalah agar penelitian mempunyai arah yang jelas dan

terfokus pada masalah yang diteliti. Pembatasan masalah penelitian ini dititik

(30)

commit to user

1. Metode Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi hanya

model TGT menggunakan permainan Teka-teki silang dan ular tangga.

2. Materi Pembelajaran

Materi Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada materi

sistem koordinasi pada manusia.

3. Memori

Memori siswa dibatasi hanya pada tinggi dan rendah. Memori yang diukur

merupakan memori spesia l. 4. Kreativitas

Kreativitas siswa dibatasi untuk kategori tinggi dan rendah

5. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar siswa yang diukur dalam penelitian ini ditinjau dari aspek

kognitif dan afektif.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, maka dalam

penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh pembelajaran dengan metode TGT menggunakan

permainan teka-teki silang dan permainan ular tangga terhadap prestasi belajar

biologi materi sistem koordinasi pada manusia?

2. Apakah ada pengaruh memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

(31)

commit to user

3. Apakah ada pengaruh kreativitas siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar biologi materi sistem koordinasi pada manusia?

4. Apakah ada interaksi antara metode pembelajaran dengan memori siswa

terhadap prestasi belajar biologi materi sistem koordinasi pada manusia?

5. Apakah ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kreativitas siswa

terhadap prestasi belajar biologi materi sistem koordinasi pada manusia?

6. Apakah ada interaksi antara memori dengan kreativitas siswa terhadap prestasi

belajar biologi materi sistem koordinasi pada manusia?

7. Apakah ada interaksi antara metode pembelajaran, memori dan kreativitas

belajar siswa terhadap prestasi belajar biologi materi sistem koordinasi pada

manusia?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh pembelajaran dengan metode TGT menggunakan permainan

teka-teki silang dan Ular Tangga terhadap prestasi belajar biologi materi sistem

koordinasi pada manusia.

2. Pengaruh memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi materi

sistem koordinasi pada manusia.

3. Pengaruh kreativitas belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

(32)

commit to user

4. Interaksi antara metode pembelajaran dengan memori siswa terhadap prestasi

belajar biologi materi sistem koordinasi pada manusia.

5. Interaksi antara metode pembelajaran dengan kreativitas belajar siswa

terhadap prestasi belajar biologi materi sistem koordinasi pada manusia.

6. Interaksi antara memori dengan kreativitas belajar siswa terhadap prestasi

belajar biologi materi sistem koordinasi pada manusia.

7. Interaksi antara metode pembelajaran, memori dan kreativitas belajar siswa

terhadap prestasi belajar biologi materi sistem koordinasi pada manusia.

F. Manfaat Penelitian

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, manfaat yang diharapkan

dari penelitian ini adalah untuk:

1. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan atau sebagai bahan pemikiran kepada guru maupun

tenaga-tenaga kependidikan lainnya agar lebih cermat dalam menentukan

model pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan

baik.

b. Memberikan masukan bagi para pendidik dalam pemilihan strategi

pembelajaran, bahwa perlu adanya inovasi metode dalam pembelajaran

yang diharapkan dapat memberikan efektifitas dala pembelajaran.

c. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

(33)

commit to user

d. Hasil penelitian diharapkan dapat menumbuh kembangkan kreativitas dan

apresiasi guru dalam pembelajaran yang berkualitas , yang dapat

digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses

pembelajaran Biologi, khususnya pada materi pokok sistem koordinasi

pada manusia.

2. Manfaat Teoris

a. Menambah wawasan bagi para pendidik dalam menggunakan model TGT

dengan menggunakan permainan teka-teki silang dan ular tangga.

b. Informasi sumbangan tentang memori terhadap prestasi belajar siswa.

c. Informasi sumbangan tentang kreativitas belajar terhadap prestasi siswa.

(34)

commit to user BAB II

KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Hakekat Pembelajaran

Belajar merupakan suatu hal yang sangat mendasar bagi manusia, Belajar

dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, apakah belajar itu?. Menurut Ratna wilis

Dahar (1989: 21), belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang

diakibatkan oleh pengalaman. Ada lima macam perilaku perubahan pengalaman

dan dianggap sebagai faktor-faktor penyebab dasar dalam belajar. Pertama, pada

tingkat emosional yang paling primitif, terjadi perubahan prilaku akibat dari

perpasangan suatu stimulus tak terkondisi dengan suatu stimulus yang terkondisi.

Sebagai suatu fungsi pengalaman, stimulus terkondisi itu pada suatu waktu

memperoleh untuk mengeluarkan respon terkondisi. Belajar seperti ini disebut

belajar responden dan menolong kita untuk memahami bagaimana para siswa

menyenangi atau tidak menyenangi sekolah atau bidang-bidang studi. Kedua,

belajar kontinuitas yaitu bagaimana dua peristiwa dipasangkan satu dengan yang

lain pada suatu waktu, hal ini sering kita alami dan kita kenal sebagai belajar

“drill”. Ketiga, belajar adalah konsekuensi-konsekuensi perilaku mempengaruhi

apakah perilaku itu akan diulangi atau tidak, dan beberapa besar pengulangan itu,

belajar ini disebut belajar operant. Keempat, pengalaman belajar sebagai hasil

observasi manusia dan kejadian-kejadian, kita belajar dari model-model, dan

masing-masing kita mungkin menjadi suatu model bagi yang lain dalam belajar

(35)

commit to user

observasional. Kelima, belajar kognitif terjadi bila kita melihat dan memahami

peristiwa-peristiwa disekitar kita, dan dengan insait, belajar menyelami

pengertian.

Sedangkan pembelajaran adalah menanamkan pengetahuan pada

seseorang dengan cara paling singkat dan tepat (Slameto, 2003: 30). Sehingga

model pembelajaran dapat diartikan sebagai skema yang berupa struktur cara

menanamkan pengetahuan pada seseorang. Dapat juga diartikan pula sebagai pola

yang yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan

memberi petunjuk guru dikelas. Menurut Arends, model pembelajaran mengacu

pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model

pembelajaran ini sebagai kerangka koseptual yang melukiskan prosedur

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman untuk mencapai tujuan belajar.

Model pembelajaran membuat para pengembang pembelajaran memahami dan

merinci masalah ke dalam unit-unit yang lebih mudah diatasi dan menyelesaikan

masalah pembelajaran (Agus Supriyono 2009: 46)

Beberapa teori belajar dan pembelajaran yang dapat kita jadikan acuan

pada penelitian ini antara lain:

a. Teori Belajar Konstruktivistik

Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses

pembentukan pengetahuan. (Asri Budiningsih, 2005: 58). Siswa harus aktif

melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang

(36)

commit to user

kenyataan yang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang

terhadap obyek, pengalaman maupun lingkungannya. Pengetahuan adalah sebagai

suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat

mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Manusia

dapat mengetahui sesuatu dengan inderanya. Seseorang dapat mengetahui sesuatu

melului interaksinya dengan obyek dan lingkungan. Semakin banyak seseorang

berinteraksi dengan obyek dan lingkungannya, pengetahuan dan pemahamannya

akan obyek dan lingkungan tersebut akan meningkat dan lebih rinci. Menurut

Mordechai Gordon dalam jurnalnya yang berjudul “Between Constructivism

a nd Connectedness ”(2008: 325):

“ Thus, constructivist tea cher education progra ms typica lly a gree on the following four principles formulated: a ). Constructivist lea rning is a bout constructing knowledge, not receiving it.; b). Constructivist lea rning is a bout understa nding and a pplying, not reca ll.; c). Constructivist lea rning is a bout thinking a nd a na lyzing, not a ccumula ting and memorizing; d). Constructivist lea rning is a bout being a ctive, not pa ssive.

Berdasarkan pengertian diatas, program pendidikan guru menyetujui tipe

pembelajaran konstrutivisme yang terdiri dari empat prinsip antara lain : a).

Pembelajaran kontruktivis merupakan pembelajaran yang bersifat membangun

pengetahuan dan bukan menerima pengetahuan, b). pembelajaran kontruktivis

berupa pengertian dan penerapan konsep bukan penarikan kesimpulan, c).

Pembelajaran kontruktivis merupakan membelajaran untuk berpikir dan

menganalisis bukan untuk mengumpulkan dan menghafalkan pengetahuan, d).

Pembelajaran kontrunstivis merupakan pembelajaran yang bersifat aktif bukan

(37)

commit to user

Paul suparno (2001: 122-130), menyatakan bahwa pengetahuan seseorang

adalah bentukan (kontruksi) orang itu sendiri. Piaget menyatakan secara ekstrim

bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer dari otak guru yang dianggap tahu bila

murid tidak mengolah dan membentuknya sendiri. Pembentukan pengetahuan ini

itu pertama-tama ditentukan oleh kegiatan atau keaktifan orang itu sendiri dalam

berhadapan dengan persoalan, bahan atau lingkungan baru. Orang itu sendiri yang

membentuk pengetahuannya. Namun, ini bukan tidak berarti bahwa orang lain

atau lingkungan sosial lain tidak mempunyai peranan. Orang-orang atau

lingkungan sosial lain mempunyai pengaruh dalam pembentukan pengetahuan

tersebut, sebagai yang memacu, mengkritik dan menantang, sehingga proses

pembentukan pengetahuan lebih lancar. Dengan berhadapan dan berkontak

dengan orang lain, gagasan seseorang ditantang, diluruskan serta diyakinkan.

Ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses mengkonstruksi

pengetahuan (Asri Budiningsih, 2005: 57), yaitu: 1) kemampuan mengingat dan

mengungkapkan kembali pengalaman, 2) kemampuan membandingkan dan

mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan, dan 3) kemampuan untuk

lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada lainnya.

Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah

memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Dalam proses belajar

konstruktivistik ini, guru tidak menstransfer pengetahuan yang telah dimilikinya,

melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Peran

utama dalam kegiatan belajar konstruktivistik ini adalah aktivitas siswa dalam

(38)

commit to user

untuk berpikir sendiri, memecahkan masalah yang dihadapinya, mandiri, kritis,

kreatif, dan mampu mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional.

1) Piaget

Jean Piaget adalah ahli psikologi yang pertama menggunakan filsafat

konstruktivis dalam proses belajar. Piaget menjelaskan bagaimana proses

pengetahuan seseorang dalam teori perkembangan intelektual yaitu berpikir dari

konkrit ke abstrak. Menurut Piaget, tahap-tahap berpikir itu adalah pasti dan

spontan namun umur kronologis yang diberikan itu adalah fleksibel, terutama

selama masa transisi dari periode yang satu ke periode berikutnya. Umur

kronologis itu dapat saling tindih tergantung kepada individu. Skema adalah suatu

struktur mental atau kognitif yang dengan seseorang secara intelektual beradaptasi

dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Menurut Piaget, adaptasi adalah

proses penyesuaian skema dalam merespon lingkungan melalui asimilasi dan

akomodasi. Asimilasi adalah proses kognitif yang dengannya seseorang

mengintegrasikan persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru kedalam skema

atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya. Akomodasi adalah proses

pengintegrasian stimulus baru kedalam skema yang telah terbentuk secara tidak

langsung.

Hal ini berarti bahwa anak-anak mengkontruksi pengetahuan secara

terus-menerus dengan mengasimilasi dan mengakomodasi informasi-informasi baru.

Sumbangan penting dari teori belajar Piaget dalam pembelajaran kooperatif,

adalah pada saat siswa mengkonstruk dalam penyelesaian tugas-tugas secara

(39)

commit to user

syarat keanggotaan kelompok belajar adalah mempertimbangkan kemajuan

perkembangan anak. Dalam kelompoknya siswa saling berdiskusi tentang

masalah-masalah yang menjadi tugas kelompoknya masing-masing. Guru

membimbing kelompok-kelompok belajar yang mendapat kesulitan pada saat

mereka mengerjakan tugas.

Paul Suparno (2007: 10-11) menyatakan kontruktivisme psikologis

diawali oleh penelitian Piaget yang meneliti bagaimana seorang anak membangun

kognitifnya. Piaget mengamati bagaimana seorang anak itu pelan-pelan

membentik pengetahuannya sendirian. Penelitian ini menyoroti bagaimana

seorang anak itu pelan-pelan membentuk skema, mengembangkan skema, dan

mengubah skema. Piaget menekankan bagaimana individu secara mandiri

mengkonstruksikan pengetahuannya dari interaksinya dengan pengalaman dan

objek yang dihadapi. Dalam pembentukan pengetahuan lewat skema-skema itu,

seorang anak mengerjakan sendiri tanpa orang lain. Jelas pendekatan Piaget ini

lebih personal dan individual, kontruktivisme personal inilah yang dalam banyak

tempat dan negara memunculkan adanya sekolah individual.

Piaget juga mengungkapkan tata perkembangan siswa melalui teori-teori

perkembangan berpikir, Piaget membedakan antara dua aspek berpikir yang saling

melengkapi: aspek figuratif dan aspek operatif. Aspek figuratif merupakan tiruan

(imitasi)keadaan sesaat dan statis. Aspek operatif berkaitan dengan transformasi

dari level pemikiran tertentu ke level yang lain. Setiap level keadaan dapat

dimengerti sebagai akibat transformasi tertentu atau sebagai titik tolak

(40)

commit to user

aspek operatif, aspek inilah yang sangat berperan dalam pembentukan

pengetahuan seseorang. Aspek berfikir figuratif memunculkan pengetahuan yang

figuratif, yaitu pengetahuan hafalan atau pengetahuan representasi , misalnya

pengetahuan seorang anak akan nama-nama barang dan kota merupakan

pengetahuan figuratif, disini anak dapat menyebutkan nama-nama akan tetapi

dapat terjadi bahwa anak tidak memahami konsep nama-nama itu. Berfikir

operatif memunculkan pengetahuan operatif, yang merupakan pengetahuan yang

sesungguhnya. Ciri pengetahuan ini adalah anak mengerti konsep-konsep dan

strukturnya yang lebih umum sehingga dapat digunakan untuk memahami

pengalaman-pengalaman lain yang senada. Pengetahuan figuratif adalah

pengetahuan yang pasif, sedangkan pengetahuan yang operatif adalah

pengetahuan yang aktif di mana seorang anak sungguh-sungguh mengolah dan

membentuk pengetahuan.

Piaget menyimpulkan bahwa pengetahuan manusia itu pada dasarnya

adalah aktif, mengetahui adalah mengasimilasikan realitas dan sistem-sistem

transformasi. Mengetahui adalah mentransformasi realitas agar dapat dimengerti

bagaimana satu realitas tertentu terbentuk, dengan kata lain mengetahui sesuatu

adalah membentuk sistem transformasi yang dapat menjelaskan sistem tersebut.

2) Vygotsky

Vygotsky mengemukakan ada empat prinsip kunci dalam pembelajaran,

(41)

commit to user

dan teman sebaya yang lebih mampu. Vygotsky menekankan pentingnya interaksi

sosial dengan orang lain dalam proses pembelajaran, (b) Zona perkembangan

terdekat (zone of proxima l development). Dalam proses perkembangan kemampuan kognitif setiap anak memiliki apa yang disebut zona perkembangan

proksimal (zone of proxima l development) yang didefinisikan sebagai jarak atau selisih antara tingkat perkembangan anak yang aktual dengan tingkat

perkembangan potensial yang lebih tinggi yang bisa dicapai si anak jika ia

mendapat bimbingan atau bantuan dari seseorang yang lebih dewasa atau lebih

berkompeten, (c) Pemagangan kognitif (cognitive a pprenticeship). Suatu proses dimana seorang siswa belajar setahap demi setahap akan memperoleh keahlian

dalam interaksinya dengan seorang ahli. Seorang ahli bisa orang dewasa atau

orang yang lebih tua atau teman sebaya yang telah menguasai permasalahannya,

(d) Perancahan (sca ffolding). Perancahan atau sca ffolding, merupakan satu ide kunci yang ditemukan dari gagasan pembelajaran sosial Vygotsky. . Vygotsky

sangat yakin bahwa ”kemampuan yang tinggi pada umumnya akan muncul dalam

dialog atau kerjasama antar individu siswa, sebelum kemampuan yang lebih tinggi

itu diserap ke dalam individu siswa”(Slavin, 1995:4). Ada dua hal yang

ditekankan dalam teori Vygotsky, yakni :

(42)

commit to user

menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, atau apaun yang lain yang memungkinkan siswa tumbuh secara mandiri ”(Slavin, 1994 : 49).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa implikasi utama dari teori

Vygotsky terhadap pembelajaran adalah kemampuan untuk mewujudkan tatanan

pembelajaran kooperatif dengan dibentuk kelompok-kelompok belajar yang

mempunyai tingkat kemampuan berbeda dan penekanan perancahan dalam

pembelajaran supaya siswa mempunyai tanggungjawab terhadap belajar.

b. Teori Belajar Ausubel

Ausubel berpendapat bahwa guru harus dapat mengembangkan potensi

kognitif siswa melalui proses belajar yang bermakna. Inti dari teori belajar

bermakna Ausubel adalah proses belajar akan mendatangkan hasil atau bermakna

kalau guru dalam menyajikan materi pelajaran yang baru dapat

menghubungkannya dengan konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur

kognisi siswa. Menurut Ausubel dalam Ratna Willis Dahar ( 1989: 117)

teori belajar bermakna menerapkan prinsip – prinsip sebagai berikut: “Pengatur

awal ( Adva nce organizer), Diferensiasi progresif, Rekonsilasi integratif, dan Belajar superordinat” . a) Pengatur awal: Penyampaian awal tentang materi yang akan dipelajari siswa dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi -

informasi yang berhubungan yang dapat digunakan dalam membantu

menanamkan pengetahuan baru sehingga diharapkan siswa secara mental akan

siap untuk menerima materi kalau mereka mengetahui sebelumnya materi apa

yang akan disampaikan guru. Contoh: handout sebelum perkuliahan, b)

(43)

commit to user

bertahap. Diawali dengan guru mengajarkan konsep – konsep yang umum dulu,

kemudian dilanjutkan ke hal-hal yang khusus, disertai dengan contoh-contoh,

sebagai contoh dalam pembelajaran ilmu kimia pada materi hidrokarbon terlebih

dahalu menjelaskan senyawa karbon dengan menunjukan mengapa senyawa itu

disebut senyawa karbon, kemudian menjelaskan ada dua macam senyawa karbon

yaitu senyawa alifatik dan senyawa aromatik hal ini dijelaskan berdasarkan

perbedaannya, kemudian senyawa alifatik diturunkan menjadi beberapa golongan

yaitu senyawa hidrokabon dan senyawa karbon kation. Kemudian hidrokarbon

diperinci menjadi deret homolog alkana, alkena, dan alkuna berdasarkan sifat –

sifatnya. Kemudian untuk deret homolog diberikan contoh – contoh yang terdapat

dalan kehidupan sehari – hari, c) Rekonsilasi integratif: Penjelasan yang diberikan

oleh guru tentang kesamaan dan perbedaan konsep-konsep yang telah mereka

ketahui dengan konsep yang baru saja dipelajari, d) Belajar superdinat: terjadi bila

konsep - konsep yang telah dipelajari sebelumnya dikenal sebagai unsur – unsur

dari suatu konsep yang lebih luas.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa implikasi utama dari teori

belajar bermakna adalah proses belajar akan mendatangkan hasil atau makna

kalau guru dalam menyajikan materi pelajaran yang baru dapat

menghubungkannya dengan konsep yang relavan yang sudah ada dalam struktur

kognisi siswa. Materi yang diajarkan harus berhubungan dengan materi

sebelumnya. Disamping itu kesesuaian teori Ausubel dengan metode TGT-TTS

dan TGT-UT adalah kedua metode tersebut konsep bermakna secara logis dalam

(44)

commit to user

siswa dapat mengaitkan pengetahuan lama tersebut terhadap informasi – informasi

baru dan selanjutnya dapat menarik kesimpulan untuk dijadikan suatu fakta,

konsep yang baru. Konsep baru ini digunakan sebagai pengetahuan lama dalam

mempelajari materi baru.

c. Teori Belajar menurut Gagne

Definisi belajar menurut Gagne (1984) yang dikutip oleh Ratna Wilis

(1989:11), belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah

perilakunya sebagai akibat pengalamam. Oleh karena itu dalam proses belajar

mengajar biologi yang penting adalah pengalaman yang dapat membuat

perubahan tingkah laku, bentuk tingkah laku yang diamati (observa bel) dan dapat diukur. Masukan atau input yang berupa stimulus merupakan bentuk pengalaman

yang diperoleh siswa, sedangkan keluaran atau output yang berupa respon

merupakan bentuk tingkah laku hasil belajar, yang dapat dilihat dari prestasi

belajar biologi. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa seperti

metode pembelajaran untuk membantu siswa dalam menyerap apa yang diberikan

oleh guru, sedangkan respon adalah reaksi atau tanggapan sisswa terhadap

stimulus. Bentuk stimulus berupa pengalaman yang diperoleh siswa akan

mempengaruhi tingkat perubahan perilaku. Semakin menarik pengalaman yang

diberikanguru seperti metode pembelajaran yang inovatif akan memberikan

respon yang tinggi pula, sehingga akan membantu siswa memperoleh prestasi

yang tinggi.

Fase belajar menurut Gagne (1983)dalam Margaret E. Bell Gleder (1994:

(45)
[image:45.595.106.519.131.528.2]

commit to user

Tabel 2.1. Sembilan Fase Belajar

Perincian Fase Fungsi

1. Persiapan untuk belajar

1. Mengarahkan perhatian (a ttending)

2. Penghargaan (expecta ncy)

3. Mendapatkan kembali/ retrieva l dari memori kerja

Belajar peka terhadap stimulus

Membawa si belajar tahu tujuan belajar.

Mengingat kembali.

2. Pemerolehan

dan untuk

pembuatan (performa nsi)

4. Persepsi seleksi atas sifat stimulus

5. Sandi semantik(sema ntic enconding)

6. Retriva l dan respon

7. Penguatan (reinforcement)

Penyimpan sementara dalam memori kerja.

Pengalihan sifat stimulus dan informasi ke memori jangka panjang.

Mengembalikan

informasi yang disimpan ke pembangkit respon.

Konfismasi tujuan belajar.

3. Alih belajar 8. Pengisyaratan untuk retrieva l

9. Pemberlakuan secara umum (genera liza bility)

Mengingat kembali

Alih belajar ke situasi baru

Berdasarkan teori Gagne diatas proses perubahan tingkah laku sebagai

hasil belajar ditunjukkkan dengan prestasi hasil belajar yang diperoleh melalui

fase-fase belajar. Dalam belajar diperlukan adanya pengarahan perhatian

(a ttending) sebagai stimulus yang akan diseleksi untuk disimpan dalam memori kerja. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar

yang dapat ditangkap melalui alat indera. Seleksi didasarkan atas sifat stimulus,

(46)

commit to user

penyimpan sementara dalam memori kerja, yang selanjutnya akan dibawa ke

memori jangka panjang. Yang akan muncul atau retrieva l bila dipanggil atau yang disebut mengingat kembali. Dalam proses belajar biologi dapat diartikan bahwa

peranan guru sangat penting dalam hal pengarahan perhatian, misalnya penentuan

jenis metode pembelajaran yang mempunyai stimulus tinggi yang mampu

memberikan kekuatan besar penyimpanan dalam memori kerja dan memori

jangka panjang untuk disimpan sebagai bentuk respon ingatan. Sehingga dengan

metode pembelajaran yang tepat dapat membangkitkan kepekaan stimulus akan

mempermudah siswa

d. Teori Motivasi

Perspektif motivasional pada pembelajaran kooperatif terutama

memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan dimana para siswa bekerja

(Slavin, 2005: 34). Dari perspektif motivasional, struktur tujuan kooperatif

menciptakan sebuah situasi dimana satu-satunya cara anggota kelompok bisa

meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh

karena itu mereka harus saling membantu antar anggota kelompoknya dan yang

lebih penting adalah mereka harus berusaha secara maksimal untuk mensukseskan

tujuan kelompoknya. Dengan kata lain, memberi penghargaan kelompok

berdasarkan pada pencapaian kelompok (penjumlahan pencapaian individu)

menciptakan suatu struktur hubungan penghargaan antar pribadi di mana anggota

kelompok akan memberi atau menahan sosial reinforcers (seperti dorongan dan

(47)

commit to user

e. Teori Belajar Sosial

Lebih jauh Bandura ( 1977 ) dalam Ratna Wilis Dahar (1989 : 27),

menjelaskan bahwa “manusia itu tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari

dalam dan juga tidak dipukul oleh stimulus-stimulus lingkungan”. Fungsi

psikologi diterangkan sebagai interaksi yang kontinu dan timbal balik dari

determinan - determinan pribadi dan determinan - determinan lingkungan.

Pernyataan ini didapatkan dari studi awal yang mula-mula dilakukan oleh

Bandura yang menemukan peranan model tingkah laku dalam belajar tingkah laku

pro sosial dan juga tingkah laku anti sosial.

Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu

terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian rewa rd dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu

dilakukan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar secara

global dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri

(Muhibbin Syah, 2006: 132), faktor internal meliputi dua aspek, yaitu aspek

fisiologi (yang bersifat jasmaniah), dan aspek psikologis (yang bersifat

rokhaniah): (1) Faktor jasmaniah, meliputi: faktor kesehatan dan cacat tubuh

(tonus jasmani, mata dan telinga), (2) Faktor psikologis, meliputi: inteligensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi. Faktor eksternal ( faktor dari luar siswa), yakni

kondisi lingkungan di sekitar, sedangkan faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan

(48)

commit to user

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan

menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

(1) Faktor keluarga, berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan

latar belakang kebudayaan; (2) Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan

tugas rumah; (3) Faktor masyarakat, meliputi : kegiatan siswa dalam masyarakat,

ma ss media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. 2. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Renante P.Manlunas menyatakan bahwa

ICT a nd Cooperative

Lea rning : Renventing the Cla ssroom: (2006:4) “ Cooperative lea rning (CL) is The instructiona l use of sma ll groups through which students work together to ma ximize their own and ea ch others lea rning” In this type of cla ssroom, the students intera ct with their groups and perform ta sk-oriented a ctivities designed by the tea cher” . Pembelajaran kooperatif (CL) adalah penggunaan pembelajaran melalui kelompok-kelompok kecil dimana siswa bekerja sama untuk

memaksimalkan mereka sendiri dan masing-masing orang lain belajar. Dalam hal

ini jenis kelas ,siswa berinteraksi dengan kelompok mereka dan melakukan

kegiatan berorientasi tugas yang dirancang oleh guru.

Menurut Slavin (2005: 4), pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai

macam metode pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil

(49)

commit to user

Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling

mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka

kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

Dengan kata lain pembelajaran kooperatif adalah strategi pengajaran yang terdiri

dari kelompok kecil, masing-masing terdiri dari siswa yang tingkat

kemampuannya berbeda. Aktivitas pembelajaran jenis ini dapat meningkatkan

pemahaman mereka akan setiap pelajaran. Setiap anggota kelompok tidak hanya

bertanggungjawab terhadap pengajaran yang diajarkan, tetapi mereka juga ikut

membantu belajar teman kelompoknya. Selain itu

Gambar

Tabel 2.1. Sembilan Fase Belajar
grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik, 2) Media Audial : radio, tape
Gambar Diam
gambar 2.1 berikut:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antibakteri minyak atsiri kulit kayu manis (Cinnamomum burmani Blume) terhadap bakteri Escherichia coli multiresisten

[r]

Apabila nilai bobot awal terlalu besar, maka input ke setiap lapisan sembunyi atau lapisan output akan jatuh pada daerah dimana turunan fungsi sigmoidnya sangat

Big data analytics for Social Media View project Pankaj Mehra. Western Digital Corporation 68 PUBLICATIONS

33 Hubungan hukum yang dilahirkan dari adanya Perkawinan adalah hubungan hukum yang sederajat (neben ein ander) 34 antara subjek hukum yang terikat dalam hubungan

Dengan batas radius yang telah ditentukan (8 Km), jika Lokasi Tempat Bekerja Alumni memiliki jarak lebih dari 8 Km, dari lokasi User Sistem Aluminium, maka data / marker Lokasi

Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak negatif yang lebih besar dari pada manfaat dari dampak positif yang akan.

Dewan Komisaris melihat konsistensi Direksi dalam hal menanamkan prinsip-prinsip tata kelola usaha yang baik dan mengupayakan agar semua prinsip ini menjadi bagian dari