• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluation of Body Weight and Lipid Profile (Total plasma cholesterol, triglyceride, LDL) in Long-tailed Macaque (Macaca fascicularis) With High Fat Diet and Nicotine Intervention

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluation of Body Weight and Lipid Profile (Total plasma cholesterol, triglyceride, LDL) in Long-tailed Macaque (Macaca fascicularis) With High Fat Diet and Nicotine Intervention"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

EVALUASI BOBOT BADAN DAN PROFIL LIPID (Total

kolesterol, Trigliserida dan LDL) PADA MONYET EKOR

PANJANG (

Macaca fascicularis

) DENGAN DIET TINGGI

LEMAK DAN INTERVENSI NIKOTIN

MIKE NUR ANNISA

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Evaluasi Bobot Badan dan Profil Lipid (Total kolesterol, Trigliserida, dan LDL) Pada Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Dengan Diet Tinggi Lemak dan Intervensi Nikotin adalah karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Oktober 2010

Mike Nur Annisa

(3)

ABSTRACT

MIKE NUR ANNISA. Evaluation of Body Weight and Lipid Profile (Total plasma cholesterol, triglyceride, LDL) in Long-tailed Macaque (Macaca fascicularis) With High Fat Diet and Nicotine Intervention.Under supervision of R. P. AGUS LELANA and ERNI SULISTIAWATI.

The purpose of this study were to obtain information about body weight and

lipid profile of 15 male Long-tailed macaques, before and after per oral

nicotine. Animals were devided in three groups with different compount of diet,

diet type A (tallow), diet type B (tallow and yolk egg) and diet type C (commercial

diet-Monkey chow). Each groups consisted of five monkeys. The study used a

complete randomized design (ANOVA) to analyzes of body weight and lipid

profile. There was not significant decrease (p>0.05) in the values of body weight.

However, based on the lipid analysis revealed that there were significant increase

in total plasma cholesterol concentration (p<0.05) for all type of diet and

significant increase in LDL concentration (p<0.05) especially for diet type B.

Triglyceride concentration significant increase (p<0.05) subsequently from diet

type A, diet type C, and diet type B.

(4)

RINGKASAN

MIKE NUR ANNISA. B04061811. 2010. Evaluasi Bobot Badan Dan Profil Lipid (Total kolesterol, Trigliserida dan LDL) Pada Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Dengan Diet Tinggi Lemak Dan Intervensi Nikotin. Skripsi. Dibimbing oleh R.P. AGUS LELANA dan ERNI SULISTIAWATI.

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang perubahan bobot badan dan profil lipid khususnya total kolesterol, trigliserida serta LDL dari 15 monyet ekor panjang jantan akibat intervensi nikotin peroral. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama adalah pembentukan hewan model obesitas yang telah berlangsung selama satu tahun. Tahap kedua yakni pemberian nikotin cair dalam pakan (0,75 mg/kg bobot badan/12 jam) selama tiga bulan dari Maret hingga Juni 2009. Data penelitian kemudian dianalisis menggunakan statistik ANOVA dan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan terjadi penurunan bobot badan selama pemberian nikotin peroral tetapi tidak signifikan (p>0,05). Sedangkan dari pemeriksaan lipid memperlihatkan terjadi peningkatan signifikan (p<0,05) untuk nilai total kolesterol pada semua kelompok pakan dan nilai LDL mengalami peningkatan yang signifikan (p<0,05) terutama pada kelompok pakan B. Nilai trigliserida mengalami peningkatan yang signifikan (p<0,05) secara berurutan dari yang paling tinggi kelompok pakan A, C, dan B.

(5)

©Hak Cipta milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumber. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau

tinjauan suatu masalah dan pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar

IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

(6)

EVALUASI BOBOT BADAN DAN PROFIL LIPID (Total

Kolesterol, Trigliserida, dan LDL) PADA MONYET EKOR

PANJANG (

Macaca fascicularis

) DENGAN DIET TINGGI

LEMAK DAN INTERVENSI NIKOTIN

MIKE NUR ANNISA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada

Fakultas Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Evaluasi Bobot Badan dan Profil Lipid (Total kolesterol, Trigliserida, dan LDL) Pada Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Dengan Diet Tinggi Lemak dan Intervensi Nikotin.

Nama Mahasiswa : Mike Nur Annisa

NI M : B04061811

Program Studi : Kedokteran Hewan

Disetujui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Drh. R. P. Agus Lelana, SpMp., MSi. DR. drh. Erni Sulistiawati, SpP1

NIP. 195908101985031004 NIP. 196710122007012001

Diketahui,

Wakil Dekan FKH- IPB

DR. Nastiti Kusumorini

NIP. 196212051987032001

(8)

PRAKATA

Tiada kata yang terindah untuk diucapkan selain ucapan Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang memberikan rahmat dan rahim-Nya sehingga penulis dapat menyelesasikan skripsi ini. Penelitian ini berjudul “Evaluasi Bobot Badan dan Profil Lipid (Total kolesterol, trigliserida, dan LDL) Pada Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Dengan Diet Tinggi Lemak dan Intervensi Nikotin”.

Dalam penyusunan tulisan ini, berbagai pihak telah banyak membantu dalam proses penyelesaian oleh karena itu perkenankanlah penulis pada kesempatan ini mengucapkan terimakasih yang berlimpah kepada:

1. Drh. R. P. Agus Lelana SpMp., MSi selaku pembimbing pertama dan DR. Drh. Erni Sulistawati SpP1 selaku pembimbing kedua yang telah banyak mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Prof. drh. Dondin Sajuthi MSt., Ph.D yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan menyusun tesis ini

6. PT IndoAnilab dan stafnya (drh. Dewi, Mba Eva, Sudirman, Komang, Erik, Pak Udin dan staf lainnya) yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.

7. Bagian Laboratorium Patologi PSSP LPPM-IPB.

8. Ni Made Ferawati rekan satu penelitian yang telah banyak membantu, berdiskusi dan saling menyemangati selama penulis melakukan penelitian. 9. Adik-adikku, M. Faisal Zulfahmi dan Zahra N. Nafisah terimakasih atas doa

dan dorongannya.

(9)

11. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dengan caranya masing-masing.

12. Terkhusus kepada kedua Orangtuaku atas curahan doa, semangat, nasihat, biaya, waktu dan kesabaran yang tiada henti dicurahkan untuk penulis.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi perbaikan tulisan ini.

Bogor, Oktober 2010

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 6 November 1987 di Tasikmalaya. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara dari pasangan bapak Kosasih dan ibu Mimin Armilah. Penulis menyelesaikan pendidikan SD dan SMP di Kecamatan Margahayu Selatan Kabupaten Bandung sedangkan SMU di Kotamadya Bandung Tengah.

Tahun 2006 penulis lulus dari SMA Negeri 6 Bandung dan pada tahun yang sama diterima di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis kemudian memilih mayor Kedokteran Hewan. Selama kuliah penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Pada tahun 2008 penulis tercatat sebagai anggota Himpunan Minat dan Profesi Satwaliar FKH-IPB, serta aktif dalam kegiatan Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia(IMAKAHI). Tahun 2009 penulis menjadi Ketua divisi bagian internal HIMPRO SATLI, dan hingga saat ini masih menjadi anggota HIMPRO SATLI.

(11)
(12)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Penelitian 17

Bobot badan Monyet Ekor Panjang 18

Profil Lipid Monyet Ekor Panjang 20

Total Plasma Kolesterol 20

Trigliserida 23

LDL 26

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan 29

Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 30

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Rataan bobot badan MEP sebelum dan sesudah intervensi nikotin 18

2 Rataan total kolesterol MEP sebelum dan sesudah intervensi nikotin 21

3 Rataan trigliserida MEP sebelum dan sesudah intervensi nikotin 24

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) 4

2 Plak aterosklerosis pada pembuluh darah 7

3 Mekanisme pembentukan trombus 9

4 Desain penelitian 15

5 Kandang individu 17

6 Grafik perubahan bobot badan 19

7 Grafik perubahan total kolesterol 22

8 Grafik perubahan trigliserida 26

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Hasil analisis total kolesterol 35

2 Hasil analisis trigliserida 37

(16)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dewasa ini penyakit yang diakibatkan oleh pola hidup sangat beragam, kebanyakan dipengaruhi oleh konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan kolesterol. Pola hidup masyarakat yang beragam dapat meningkatkan resiko sindrom metabolik, salah satunya obesitas. Kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan antara jumlah asupan makanan dan pengeluaran dari tubuh. Obesitas menimbulkan efek yang berhubungan dengan kualitas hidup dan dianggap sebagai salah satu faktor utama dalam perkembangan penyakit kronis seperti kardiovaskular, stroke, diabetes mellitus type II, hipertensi, dislipidemia, kanker (payudara, endometrium, prostat dan usus besar), gagal ginjal, osteoarthritis, gangguan pernapasan bahkan depresi (Racette et al 2003).

Makanan sebagai sumber energi dan penghasil kalori mengandung lemak yang berhubungan dengan kadar kolesterol dalam tubuh. Telah disebutkan bahwa obesitas sebagai sindrom metabolik merupakan predisposisi penyakit kardiovaskuler dan dislipidemia. Lemak dalam kadar normal tidak membahayakan tubuh tapi jika pasokan untuk tubuh terlalu banyak dan kebutuhan tubuh sudah dipenuhi dapat mengganggu, sehingga mengakibatkan kondisi hiperlipidemia. Hiperlipidemia dapat ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol (hiperkolesterolemia), tingginya trigliserida (hipertrigliseridemia) atau pun keduanya. Keadaan ini dapat memperbesar resiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.

(17)

kematian sel (Ross 1999). Dalam pemeriksaan klinis terhadap lipid darah beberapa parameter diukur untuk mendiagnosa status hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia yang berkaitan dengan resiko aterosklerosis seperti total kolesterol (TPC), high density lipoprotein (HDL), low density lipoprotein (LDL) dan trigliserida.

Penelitian telah banyak dilakukan untuk mengetahui penyebab obesitas, cara penanganan dan mekanisme pengobatan akibat sindrom metabolik, melalui penggunaan hewan model baik rodensia dan maupun satwa primata. Pusat Studi Satwa Primata LPPM IPB telah mengembangkan monyet ekor panjang (MEP) sebagai hewan model obesitas dengan perlakuan pakan tinggi lemak. Perlakuan tersebut telah dilakukan selama kurang lebih satu tahun untuk mendapatkan MEP obes. Keunggulan hewan model ini antara lain memiliki respon patofisiologis yang hampir sama dengan manusia. Disamping itu gejala obesitas pada MEP memiliki kemiripan dengan pola obesitas seperti yang terjadi pada manusia.

Berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasi dan menurunkan obesitas antara lain dengan diet yang ketat, aktivitas fisik dan modifikasi perilaku. Penggunaan obat alternatif untuk mengatasi dan menurunkan obesitas menjadi pilihan seperti halnya penggunaan nikotin. Nikotin memiliki efek langsung pada metabolisme jaringan adipose (leptin, ghrelin dan neuropeptide Y). Namun selain menurunkan bobot nikotin juga berpengaruh terhadap respon tubuh lainnya. Salah satu aspek yang menarik untuk dipelajari adalah melihat pengaruh nikotin terhadap profil lipid (kolesterol, LDL dan trigliserida).

Tujuan Penelitian

(18)

Rumusan Masalah

Lipid merupakan komponen tubuh yang sangat penting. Secara umum lipid berperan sebagai energi dalam berbagai proses metabolisme tubuh. Makanan yang masuk akan diedarkan dari saluran pencernaan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Makanan yang tidak seimbang dapat menimbulkan gangguan kesehatan yaitu obesitas. Untuk mengatasi masalah tersebut berbagai cara dilakukan salah satunya dengan pemberian nikotin. Namun nikotin mempunyai efek lain yang luas terhadap tubuh, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut diantaranya terhadap profil lipid. Hal ini terutama dilakukan untuk mendapatkan informasi ada tidaknya resiko terhadap penyakit aterosklerosis.

Manfaat Penelitian

(19)

TINJAUAN PUSTAKA

Monyet Ekor Panjang

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA 2010) menyatakan bahwa monyet ekor panjang termasuk jenis satwa primata yang tidak dilindungi karena di habitat alamnya populasi jenis primata ini melimpah dan di beberapa tempat menjadi hama bagi tanaman pangan yang ditanam ditepi hutan. Monyet ekor panjang merupakan jenis primata yang paling umum dikenal karena penyebarannya luas dan sifatnya mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pengelompokkan monyet ekor panjang dalam taksonomi menurut Lang (2006) adalah sebagai berikut : Kelas mammalia, Ordo primata, Famili Cercopithecidae, Genus Macaca, Spesies Macaca fascicularis.

Monyet ekor panjang sebagai nama umum di Indonesia sering disebut juga Long-tailed macaque, Crab-eating monkey dan Cynomolgus monkey (Hendras dan

Supriatna 2000). Lekagul dan McNeely (1977) juga menjelaskan Macaca fascicularis dinamakan monyet ekor panjang karena memiliki ekor yang panjang,

berkisar antara 80% hingga 100% dari total panjang kepala dan tubuh. Ukuran tubuh jantan adalah 412 mm hingga 648 mm dengan bobot badan 4,7 kg hingga 8,3 kg (Fortman 2002). Betina mempunyai panjang 385 mm hingga 503 mm dan bobot badan 2,5 kg hingga 5,7 kg.

Gambar 1 Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)

(20)

panjang yang hidup di rawa-rawa terkadang turun ke tanah pada saat air surut dan berjalan menyusuri sungai mencari serangga. Monyet yang hidup di daerah bakau atau pesisir sering dijumpai memakan kepiting atau jenis moluska lainnya sehingga monyet ini disebut Crabs eating macaque (Hendras dan Supriatna 2000). Monyet ekor panjang memiliki peran dalam bidang biomedis sebagai hewan model penelitian. Alasan dipilihnya sebagai hewan model yang lebih sering digunakan dibandingkan dengan hewan laboratorium lainnya adalah karena secara anatomis dan fisiologis satwa primata ini mempunyai banyak kemiripan dengan manusia dibandingkan dengan hewan model lainnya (Sajuthi et al 1993). Menurut Sulaksono (2002) bahwa variasi nilai rujukan parameter faal monyet ekor panjang masih ada dalam batas yang dapat ditolerir untuk hewan percobaan yang dipelihara dengan kondisi pemeliharaan konvensional, sehingga para peneliti yang menggunakan monyet sebagai hewan model penelitiannya dapat menggunakan nilai rujukan tersebut sebagai salah satu referensinya. Putra et al. (2006) menyatakan bahwa gejala obesitas pada monyet, khususnya monyet ekor panjang (MEP) memiliki kemiripan dengan pola obesitas seperti yang terjadi pada manusia yakni dengan adanya penimbunan lemak di sekitar perut.

Obesitas

Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai sumber energi yang efisien, baik secara langsung maupun tidak langsung ketika tersimpan di dalam jaringan adiposa. Gabungan lemak dan protein merupakan unsur penting pembentukan sel, yang terdapat baik dalam membran sel maupun mitokondria yang ada di dalam sitoplasma, dan juga berfungsi sebagai sarana pengangkutan lipid di dalam darah (Murray et al 1999). Lemak yang diserap dari makanan, dan lipid yang disintesis oleh hati serta jaringan adiposa harus diangkut diantara berbagai jaringan dan organ tubuh untuk digunakan serta disimpan. Lipid bersifat tidak larut dalam air sehingga lipid berikatan dengan protein membentuk lipoprotein hingga dapat bercampur dengan air. Lipid diangkut dari jaringan adiposa sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA) yang melekat pada albumin serum.

(21)

terhadap kesehatan lebih tinggi dibandingkan lemak yang berada di paha atau bagian tubuh lainnya (Roche Indonesia 2008). Mokagon dan Ikhsan (2007) menambahkan bahwa obesitas adalah suatu keadaan yang disebabkan cadangan energi yang tersimpan pada jaringan lemak sangat meningkat, hingga mencapai tingkat tertentu yang terkait erat dengan gangguan kondisi kesehatan tertentu dan meningkatnya angka kematian.

Obesitas sering disamakan dengan overweight, padahal keduanya berbeda walaupun sama-sama menggambarkan kelebihan bobot badan. Overweight adalah kondisi dimana bobot badan melebihi bobot badan normal. Sedangkan obesitas adalah kondisi kelebihan bobot badan akibat penimbunan lemak melebihi 18–23% (rata-rata 20%) pada pria dan 25–30% (rata-rata 25%) pada wanita dari bobot badan (Drewnowski dan Specter 2004).

Obesitas disebabkan oleh beberapa faktor seperti genetik, tingkah laku, lingkungan, fisiologis, sosial dan budaya (Racette et al 2003). Penelitian WHO (2006) menyimpulkan bahwa tingkah laku dan lingkungan merupakan faktor pertama penyebab obesitas dalam dua dekade terakhir. Faktor lingkungan yang berperan sebagai penyebab terjadinya obesitas adalah perilaku makan, aktivitas fisik, trauma (neurologik atau psikologik), obat-obatan (golongan steroid) dan sosial ekonomi (Merdikoputro 2006).

Hasil penelitian Chen et al (2002) menyebutkan bahwa obesitas berhubungan dengan peningkatan sintesis dan sekresi leptin dari jaringan adiposa, tingginya resiko diabetes mellitus dan tingginya level hematosit. Pola makan juga memberikan peran yang besar terhadap obesitas. Pola makan yang tinggi kalori dan lemak menyebabkan keseimbangan energi yang positif (terjadi penimbunan energi dalam bentuk lemak). Perubahan tingkah laku pada individu yang sedikit melakukan aktivitas cenderung lebih mudah terjadinya obesitas bila dibandingkan dengan individu yang banyak melakukan aktivitas dan cenderung tidak terjadi obesitas (Racette et al 2003). Diet berprotein tinggi dan karbohidrat rendah memiliki efek jangka panjang yang tidak baik (Siagian 2006).

(22)

Aterosklerosis merupakan penyakit yang menyerang pembuluh darah. Penyakit ini sangat penting dan berbahaya karena efeknya yang serius terutama pada jantung dan otak (McFarlane 2000). Aterosklerosis merupakan salah satu penyakit yang secara progesif dikarakterisasi oleh adanya akumulasi lipid dan unsur-unsur fibrosa pada dinding pembuluh darah terutama arteri (Libby 2002). Aterosklerosis disebabkan faktor genetik serta intensitas dan lama paparan faktor lingkungan (hemodinamik, metabolik, kimiawi eksogen, infeksi virus dan bakteri, faktor imunitas dan faktor mekanis), dan atau interaksi berbagai faktor tersebut (Prasetyo dan Sadhana 2006).

Aterosklerosis tidak hanya berupa proses yang bersifat degeneratif tapi juga lebih seperti sebuah proses yang sangat aktif dimana melibatkan substansi spesifik dari proses peradangan kronis dan perbaikan dari bagian dinding pembuluh darah (Ross 1999). Aterosklerosis merupakan proses terbentuknya endapan berlemak pada pembuluh darah arteri yang disebut atheroma. Aterosklerosis terjadi meliputi proses yang kompleks termasuk di dalamnya proses patologi seperti kerusakan endotel, keberadaan monosit, peradangan proliferasi sel dinding pembuluh darah, akumulasi lipid, nekrosis, kalsifikasi dan adanya trombosis.

Gambar 2 Plak aterosklerosis pada pembuluh darah

(23)

jantung, otak atau ekstremitas yang menyebabkan terjadinya infark (Prasetyo dan Sadhana 2006). Perubahan paling awal (Lesi inisiasi) bisa terdeteksi secara mikroskopik dan kimiawi yang secara seluler ditandai dengan penambahan sejumlah sel busa di tunika intima arteri dan penebalan adaptif tunika intima. Berlanjut pada Lesi tipe II (garis lemak/fatty streak) berupa garis-garis, bercak atau bintik berwarna kuning di permukaan intima arteri dan terdapat sekelompok sel yang dalam sitoplasmanya terlihat gelembung- gelembung mirip busa sabun yang disebut sel busa (foam cell). Lesi ke III ditandai dengan timbunan partikel lipid ekstrasel yang identik dengan Lesi tipe II, di sekitar lapisan miosit yang mengalami penebalan pada tunika intimanya. Pada lesi lanjut yang terbagi menjadi tipe IV, V dan VI, terdapat deposit lipid ekstrasel yang cukup besar hingga merusak intima, juga terjadi mekanisme trombotik yang lebih menonjol dalam mempercepat terjadinya aterosklerosis. Sedangkan pada stadiun yang lebih lanjut, deposit lipid memodifikasi tunika media dan adventisia di bawahnya (Praseto dan Sadhana 2006).

(24)

Gambar 3 Mekanisme pembentukan thrombus

(Patofisiologi dan Penatalaksanaan Penyakit Jantung Koroner, T. Bahry Anwar dan Sutomo Kasiman)

Lipid

Lipid terdapat dalam semua bagian tubuh baik hewan dan manusia terutama dalam otak, mempunyai peran yang sangat penting dalam proses metabolisme secara umum. Fungsi biologis terpenting lipid diantaranya untuk menyimpan energy, komponen structural membran sel dan sebagai reseptor sinyal molekul (Wirahadikusumah M 1999). Shofyan (2010) menjelaskan bahwa berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam lemaknya maupun sifat-sifat kimianya. Kebanyakan lipid ditemukan dalam kombinasi dengan senyawa sederhana lainnya, tiga golongan besar lipid :

1. Lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, yaitu lemak/gliserida dan lilin (waxes).

Vessel wall injury

Thromboplastin Platelet agregation

Atherosclerosis

pla ue uptu e

Platelet adhesion

Prothrombin

Thrombus

Fibrinogen (soluble) Thrombin

(25)

2. Lipid gabungan, yaitu fosfolipid, serebrosida.

3. Lipid turunan, contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol. Kolesterol

Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks yang 80% dihasilkan dari dalam tubuh (hati) dan sisanya dari luar tubuh untuk bermacam fungsi di dalam tubuh, antara lain membentuk dinding sel, vitamin D, produksi hormon dan asam empedu (Jae 2003). Kolesterol yang berasal dari makanan dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Guyton (1992) menyebutkan bahwa kenaikan kadar kolesterol dalam darah merupakan suatu faktor resiko terjadinya ateroklerosis. Pada umumnya kolesterol tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak larut dalam plasma darah. Agar dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka kolesterol tersebut harus dibuat larut dengan cara mengikatkannya pada protein yang larut dalam air. Ikatan antara kolesterol dengan protein ini disebut lipoprotein. Lipoprotein ini terbagi menjadi empat macam, yaitu kilomikron, Low Density Lipoprotein/LDL, Very Low Density Lipoprotein/VLDL, dan High Density

Lipoprotein/HDL (Soehardi 2004).

LDL (Low Density Lipoprotein)

Jenis kolesterol ini dianggap sebagai “kolesterol jahat” karena berbahaya

(26)

menjadi aterosklerosis. Pengatur utama kadar kolesterol darah adalah hati, karena sebagian besar (50-75%) reseptor LDL terdapat di dalam hati (Almatsier 2006). Trigliserida

Selain LDL dan HDL, yang penting untuk diketahui juga adalah trigliserida. Trigliserida merupakan salah satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan organ tubuh lainnya. Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti konsumsi karbohidrat berlebih, obesitas, dan konsumsi alcohol (Montgomery et al 1993). Selama terjadi keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran kolesterol maka tubuh akan tetap sehat.

Lemak dan karbohidrat yang tidak digunakan oleh tubuh akan disimpan diluar jaringan hati seperti pembuluh darah, otot, dan jaringan lemak di bawah kulit dalan bentuk trigliserida. Trigliserida (TG) merupakan lemak utama di dalam tubuh yang sangat erat kaitannya dengan kolesterol, di mana keduanya mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses metabolism (Wijayakusuma 2003). Trigliserida dibentuk oleh tubuh di hati dari gliserol dan lemak yang berasal dari makanan atau dari kelebihan kalori akibat makan yang berkelebihan. Trigliserida merupakan komponen kimia yang kebanyakan terbentuk dari lemak dalam makanan yang masuk ke dalam tubuh. Trigliserida berada dalam plasma darah dan bersama dengan kolesterol membentuk plasma lipid. TG dalam plasma berasal dari lemak yang ada dalam makanan atau dibentuk dalam tubuh dari sumber energi seperti karbohidrat. Regulasi hormon juga berpengaruh terhadap pelepasan trigliserida dari jaringan lemak (Santoso 2008).

Meningkatnya kadar trigliserida dipicu oleh pengkonsumsian bahan makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak jenuh yang tinggi seperti daging, mentega, minyak sawit, minyak kelapa, keju, santan, alkohol, dan sebagainya secara berkelebihan (Wijayakusuma 2003). Kelebihan trigliserida akan ditimbun dalam jaringan di bawah kulit sebagai cadangan energi .

Nikotin

(27)

sering menggunakannya sebagai bahan baku berbagai jenis insektisida. Pada konsentrasi rendah, zat ini dapat menimbulkan kecanduan, khususnya pada rokok (Wikipedia 2010). Nikotin memiliki efek karsinogenik terbatas yang menjadi penghambat kemampuan tubuh untuk melawan sel-sel kanker, akan tetapi nikotin tidak menyebabkan perkembangan sel-sel sehat menjadi sel-sel kanker.

Nikotin dapat menginduksi beberapa efek fisiologis diantaranya adalah, meningkatkan tekanan darah, kadar glukosa dan asam laktat di dalam darah serta dapat menstimulasi pelepasan katekolamin. Pemberian nikotin yang dicampur dengan pakan atherogenik dan kondisi stress hewan dapat memicu gangguan pada arteri jantung dan epithelium (Diana 1990). Nikotin masuk ke dalam tubuh melalui difusi pada kulit, paru-paru dan membran mukosa.

Nikotin bergerak masuk ke pembuluh darah kemudian nikotin melalui aliran darah ke otak, dan kemudian dikirim ke seluruh tubuh. Tetapi nikotin paling banyak masuk ke dalam tubuh melalui inhalasi (merokok). Paru-paru dipenuhi oleh jutaan alveoli, alveoli ini memberikan area permukaan besar - 90 kali lebih besar daripada kulit dan dengan demikian menyediakan akses cukup untuk senyawa nikotin dan lainnya (O’Connell 2001). Dalam waktu 10 sampai 15 detik saat menghisap rokok, kebanyakan perokok mengalami efek nikotin seperti merasa senang.

Nikotin tidak bertahan di tubuh terlalu lama. Nikotin mempunyai waktu paruh sekitar 60 menit, yang berarti bahwa enam jam setelah menghisap rokok hanya sekitar 0,031 mg dari 1 mg nikotin yang dihirup yang masih bertahan dalam tubuh (O’Connell 2001).

Nikotin memiliki nama kimia 3-(1-methyl-2-pyrrolidinyl) pyridine, rumus kimia C10H14N2, titidk didihnya 2470C dan memiliki kepadatan 1,01 g/ml. Pada dosis yang rendah nikotin memiliki efek merangsang, meningkatkan aktivitas, kewaspadaan dan daya ingat. Dosis mematikan nikotin yang dilaporkan dapat membunuh 50% populasi dalah 50mg/kg bobot badan untuk tikus dan 3mg/kg bobot badan untuk mencit (Wikipedia 2006).

(28)

bernuansa basa (Gilman et al. 1980). Keracunan dapat terjadi karena pemakaian dosis yang kurang tepat dalam arti terlalu tinggi. Dengan kontrol yang ketat dan berhati-hati dalam arti terlalu tinggi dalam pemakaian dosis, efek buruk nikotin dapat diatasi (Jones 1974). Menurut Gilman et al. (1980), pada dosis rendah nikotin akan merangsang aktifitas urat syaraf dan otot urat syaraf dan otot-otot licin, tetapi pada dosis tinggi nikotin memblokir aktifitas organ-organ tersebut.

(29)

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2009 sampai dengan Juni 2009 menggunakan fasilitas hewan coba Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) Taman Kencana, serta Laboratorium Patologi PSSP – LPPM IPB Lodaya, Bogor.

Materi

Pada penelitian ini digunakan 15 monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), dengan jenis kelamin jantan dan rataan umur 6-8 tahun. Monyet

ekor panjang ini diberi perlakuan pakan yang berbeda, yaitu : - 5 ekor diberikan pakan A

- 5 ekor diberikan pakan B - 5 ekor diberikan pakan C

Penggunaan monyet ekor panjang dalam penelitian ini telah mendapat persetujuan dari komite kesejahteraan hewan dengan nomor ACUC : 04–IA– ACUC–09

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang pemeliharaan dan pengendalian (0,6 x 0,6 x 9 m), timbangan digital, tempat penampungan feses dan urin, syringe, tabung berisi antikoagulan (EDTA), personal equipment (baju kandang, sarung tangan, pelindung mata, sepatu boot, masker, dan penutup kepala), tempat makan dan minum hewan, serta alat Fotometer 5010.

Bahan-bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah desinfektan, nikotin cair, formalin , larutan fiksasi, bahan pakan A (tallow), pakan B (tallow dan kuning telur), dan pakan C (Monkey chow).

Prosedur penelitian

(30)

ekor MEP. Ketiga jenis pakan tersebut adalah pakan A dengan kandungan utama lemak sapi (tallow), pakan B dengan kandungan utama lemak sapi dan kuning telur serta pakan C berupa pakan komersil (Monkey chow).

Sebelum intervensi nikotin, dilakukan pengambilan data untuk semua peubah yang digunakan (Februari – Maret 2009). Intervensi nikotin cair dengan dosis 0,75 mg/kg bobot badan dilakukan selama tiga bulan (Maret – Juni 2009) pada ketiga jenis pakan. Pengamatan untuk semua peubah dilakukan setiap empat minggu sekali yang meliputi bobot badan,total kolesterol, trigliserida dan LDL. Oleh karena itu penelitian ini dibagi dalam dua bagian guna membandingkan perubahan tersebut.

1. Pengumpulan data pada bulan pertama untuk semua peubah sebelum intervensi nikotin merupakan data awal (B 0).

2. Pengamatan pada semua peubah setelah intervensi nikotin selama tiga

bulan (B 1 atau satu bulan setelah intervensi nikotin, B 2 atau dua bulan setelah intervensi nikotin dan B 3 atau tiga bulan setelah intervensi nikotin).

Gambar 4 Desain penelitian

(31)

yang diperoleh lalu dianalisis dengan alat Fotometer 5010, dari alat tersebut akan didapatkan hasil print out berupa data lipid. Peubah yang diperoleh meliputi bobot badan (kg), nilai total plasma kolesterol (TPC) dan trigliserida (TG), sedangkan nilai low density lipoprotein (LDL) didapatkan melalui hitungan sebagai berikut:

Rancangan percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dua faktorial, faktor pakan dan waktu. Perlakuan terdiri atas tiga kelompok dengan lima kali pengulangan. Data yang diperoleh meliputi bobot badan (BB), TPC, TG, dan LDL kemudian dianalisis dengan metoda ANOVA (Analysis of Variant) yang dilanjutkan dengan uji Duncan.

(32)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan, pada bulan April hingga Juni 2009 untuk perlakuan pemberian pakan dengan penambahan dosis nikotin cair. Lokasi penelitian terletak di PT. Indo Anilab yang bertempat di Jalan Taman Kencana No. 3 Bogor. Hewan coba yang digunakan ditempatkan pada ruangan tertutup yang memiliki akses terbatas dan ventilasi yang cukup baik. Hewan dipelihara pada kandang invidu dengan desain sedemikian rupa sehingga hewan dapat saling melihat dan mendengar satu sama lain serta dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum. Kondisi lingkungan selama penelitian menunjukkan rata-rata kelembaban udara yakni 68±8.35% dengan rata-rata-rata-rata suhu ruangan yakni 28.66±1.74°C.

Gambar 5 Kandang invidu

Kondisi lingkungan di lokasi penelitian berpengaruh terhadap selera makan, aktivitas dan keadaan hewan coba. Namun pada penelitian ini hewan coba tidak tertanggu oleh faktor tersebut. Hewan coba telah teradaptasi dengan lingkungan penelitian serta telah mengalami obesitas karena penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk mendapatkan hewan model obesitas yang telah dilakukan selama satu tahun.

(33)

pakan dan air minum dilakukan setelah pembersihan kandang pada pagi hari dan pada siang hari.

Bobot Badan Monyet Ekor Panjang

Pemberian nikotin selama tiga bulan pada monyet yang diberi diet tinggi lemak memberikan pengaruh pada perubahan bobot badan seperti yang terlihat pada Tabel 1. Hewan coba yang diberi nikotin peroral secara umum mengalami penurunan bobot badan setiap bulannya.

Tabel 1 Rataan bobot badan MEP sebelum dan selama intervensi nikotin

Peubah Bulan Perlakuan

Keterangan : Nilai yang diikuti huruf superscript yang berbeda pada tabel menunjukkan nilai yang berbeda nyata (p<0,05).

Bulan ke-0 adalah periode sebelum pemberian nikotin, bulan ke-1, ke-2, ke-3 adalah periode setelah pemberian nikotin.

(34)

James (2005) menyatakan bahwa ada dua pola makan abnormal yang dapat menyebabkan obesitas yaitu makan dalam jumlah banyak dan makan dimalam hari. Pola makan inilah yang dapat menjadi faktor pendorong adanya perubahan bobot badan pada setiap hewan coba.

Gambar 6 Grafik perubahan bobot badan

Pada kelompok pakan A, bobot hewan coba mengalami penurunan setelah pemberian nikotin peroral menjadi 4.39 ± 0.59 kg pada bulan ke-1, 4.42 ± 0.58 kg pada bulan ke-2, dan 4.44 ± 0.59 kg pada bulan ke-3 dengan rata-rata penurunan sebesar 0.11 kg dan persentase sekitar 2.4%. Begitu pula yang terjadi pada kelompok pakan B bobot badan hewan coba mengalami penurunan 4.94 ± 0.99 kg pada bulan ke-1, 4.91 ± 0.97 kg pada bulan ke-2, dan 4.88 ± 0.88 kg pada bulan ke-3 dengan rata-rata sebesar 0.11 kg dan persentase penurunan 2.19% . Pada kelompok pakan C bobot badan setelah pemberian nikotin peroral sebesar 4.70 ± 0.24 kg pada bulan ke-1, 4.84 ± 0.31 kg pada bulan ke-2, dan 5.04 ± 0.45 kg pada bulan ke-3 dengan rata-rata penurunan sebesar 0.06 kg dan persentase 1.22%.

(35)

disebutkan pula efek nikotin terhadap penurunan bobot badan karena meningkatkan metabolisme rata-rata, menurunkan efisiensi metabolisme, dan mengurangi absorpsi kalori (Chiolero et al. 2008).

Profil Lipid Monyet Ekor Panjang Obes

Profil lipid darah monyet ekor panjang sama halnya seperti makhluk hidup lainnya sangat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, ras (breed), emosi, serta latihan atau exercise yang berlebihan. Jika tubuh hewan mengalami perubahan fisiologis, maka gambaran lipid juga akan mengalami perubahan. Perubahan ini disebabkan oleh banyak faktor, ada faktor yang berasal dari individu hewan itu sendiri seperti kesehatan, stress, pertambahaan umur dan lainnya juga bisa disebabkan oleh faktor luar seperti infeksi penyakit, asupan makanan yang tidak seimbang dan lain halnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian nikotin sebagai upaya mengatasi masalah obesitas memberikan pengaruh pada gambaran lipid darah dan berlaku untuk semua jenis pakan sehingga dapat diketahui efek lain dari nikotin terhadap resiko penyakit kardiovaskular (aterosklerosis). Hal ini ditunjukkan melalui pengamatan yang meliputi pemeriksaan total kolesterol, trigliserida dan LDL.

Total Plasma Kolesterol (TPC)

Penggunaan nikotin pada penelitian ini bertujuan untuk melihat efek yang terjadi pada profil kolesterol hewan coba. Telah dilakukan penelitian bahwa nikotin memicu proses terjadinya aterosklerosis. Keadaan tingginya kadar lipid dalam darah tersebut biasanya disebut dengan hiperlipidemia. Dislipidemia adalah suatu keadaan patologis akibat kelainan metabolisme lemak darah yang ditandai dengan tingginya kadar kolesterol darah (hiperkolesterolemia), tingginya trigliserida (hipertrigliseridemia) atau kombinasi keduanya (Kamaludin 1995).

(36)

Tabel 2 Rataan kadar kolesterol MEP sebelum dan selama intervensi nikotin

0 137.0±42.89ab 252.8±120.95abcd 139.2±42.59ab 1 274.0±78.39bcd 301.4±73.03cd 174.8±60.57abc 2 157.4±45.75ab 360.4±144.51d 123.2±32.71a 3 266.0±96.90bcd 637.8±199.08e 189.8±62.79abc

Keterangan : Nilai yang diikuti huruf superscript berbeda pada tabel menunjukkan nilai yang berbeda nyata (p<0,05).

Bulan ke-0 adalah periode sebelum pemberian nikotin, bulan ke-1, ke-2, ke-3 adalah periode setelah pemberian nikotin.

Setelah satu tahun pemberian pakan didapatkan nilai rata-rata kolesterol hewan coba pada bulan ke-0 sebelum pemberian nikotin yang dijadikan sebagai kontrol. Hewan coba yang diberi pakan B memperlihatkan rata-rata nilai kolesterol yang lebih tinggi (252.8±120.95 mg/dl) dibandingkan dengan kelompok yang diberi pakan A (137.0±42.89 mg/dl) dan pakan C (139.2±42.59 mg/dl), dimana nilai tersebut berbeda secara nyata. Menurut Fortman et al. (2002) kisaran normal kolesterol pada MEP antara 106 - 148 mg/dl. Nilai untuk kelompok pakan B berada diatas normal, dengan kata lain hewan coba mengalami keadaan hiperkolesterolemia. Nilai kolesterol hewan yang diberi pakan A cenderung lebih rendah dari hewan yang diberi pakan C tetapi tidak berbeda nyata (p>0.05). Nilai untuk kelompok pakan A dan C masih berada dalam kisaran normal.

(37)

(301.4±73.03 mg/dl) tidak berbeda nyata dengan bulan ke-2 (360.4±144.51 mg/dl), namun sangat berbeda nyata pada bulan ke-3 (637.8±199.08 mg/dl), dari hasil tersebut didapat rataan sebesar 433.2 mg/dl. Dengan melihat rataan tersebut kelompok pakan B mempunyai nilai kolesterol yang tinggi, diikuti kelompok pakan A kemudian kelompok pakan C. Nilai rata-rata untuk kelompok dengan pemberian pakan B berbeda nyata terhadap kelompok hewan dengan pemberian pakan A dan pakan C. Hal ini dapat diakibatkan oleh kandungan dalam masing-masing pakan, pakan B mengandung kadar kolesterol paling tinggi dibandingkan pakan A dan pakan C.

Gambar 7. Grafik perubahan kolesterol

(38)

antara 106-148 mg/dl (Fortman et al. 2002). Jika kita melihat rataan nilai kolesterol maka semua kelompok hewan yang diberi pakan A, B dan C mempunyai indikasi yang mengarah pada pembentukan plak aterosklerosis setelah pemberian nikotin.

Kolesterol adalah komponen utama dari plak aterosklerotik yang terbentuk di dalam dinding pembuluh darah. Studi yang melibatkan hewan coba dalam penelitian aterosklerosis untuk jangka panjang menyebutkan bahwa monyet ekor panjang sebagai model untuk aterosklerosis telah terbukti memiliki perkembangan lesio yang sama dengan manusia (Mondy et al. 1997). Kadar kolesterol dalam tubuh juga dipengaruhi oleh asupan makanan masing-masing invidu, makanan yang mengandung banyak kandungan lemak dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Guyton (1992) menyebutkan bahwa kenaikan kadar kolesterol dalam darah merupakan resiko terjadinya aterosklerosis. Selain itu kandungan lemak pada pakan B lebih tinggi dibandingkan dengan pakan A dan C. Pakan B mengandung lemak sapi dan kuning telur yang memiliki kadar lemak yang tinggi pula. Jika ditambah dengan nikotin maka secara otomatis nikotin juga menyebabkan kenaikan pada periode waktu tersebut.

Trigliserida (TG)

Trigliserida merupakan jenis lemak yang terdapat paling banyak dalam darah dan berbagai organ tubuh. Trigliserida bukan kolesterol melainkan salah satu jenis lemak yang terdapat dalam darah yang dikemas dalam bentuk partikel lipoprotein (Shendi 2008). Nilai trigliserida pada kelompok hewan coba menunjukkan bahwa ketiga jenis kelompok perlakuan pakan nikotin peroral mengakibatkan kenaikan trigliserida dibandingkan dengan nilai trigliserida sebelum diberi nikotin peroral.

(39)

tinggi ada di kelompok pakan A, lalu pakan C dan pakan B. Nilai trigliserida untuk setiap kelompok pakan tidak berbeda nyata.

Tabel 3 Rataan kadar trigliserida MEP sebelum dan selama intervensi nikotin

Periode

1 48.8±12.99a 46.0±16.6a 56.2±31.49a

2 94.0±65.02ab 48.0±19.06a 57.8±25.81a

3 115.4±88.99b 92.0±53.02ab 61.0±13.04a

Keterangan : Nilai yang diikuti huruf superscript berbeda pada tabel menunjukkan nilai yang berbeda nyata (p<0,05).

Bulan ke-0 adalah periode sebelum pemberian nikotin, bulan ke-1, ke-2, ke-3 adalah periode setelah pemberian nikotin.

Trigliserida pada periode pemberian nikotin peroral secara umum naik setiap bulannya. Pada kelompok hewan yang diberi pakan A, nilai trigliserida pada periode bulan ke-1 menurun, sedangkan periode 2 bulan berikutnya naik. Nilai trigliserida pakan A pada bulan ke-2 (94.0±65.02 mg/dl) berbeda secara nyata dengan bulan ke-1 (48.8±12.99 mg/dl), bulan ke-3 (115.4±88.99 mg/dl) juga berbeda nyata dengan bulan ke-2. Rata-rata nilai trigliserida untuk kelompok pakan A sebesar 86.07 mg/dl. Kelompok hewan pakan B pada bulan ke-3 (92.0±53.02 mg/dl) mempunyai nilai paling tinggi selama pemberian nikotin peroral, dibandingkan bulan ke-1 (46.0±16.6 mg/dl) dan bulan ke-2 (48.0±19.06 mg/dl). Nilai bulan ke-3 berbeda nyata terhadap bulan ke-1 dan 2. Rata-rata trigliserida untuk kelompok pakan B sebesar 62 mg/dl. Kelompok pakan C menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata karena setiap bulannya mengalami peningkatan yang tidak terlalu signifikan. Rata-rata trigliserida untuk kelompok pakan C sebesar 58.33 mg/dl.

(40)

resiko aterosklerosis. Irama (2009) menjelaskan bahwa lipid disimpan di tubuh dalam bentuk trigliserida yang dikenal dengan proses lipogenesis (deposisi lemak) yang terjadi akibat masukan energi melebihi proses keluaran energi. Pakan A dan pakan B mengandung komponen dengan nilai lipid yang lebih tinggi dibanding pakan C, sehingga kelompok hewan dengan pakan A dan B akan memiliki nilai trigliserida yang tinggi pula dibandingkan kelompok pakan C. Selain kandungan lemak, kandungan karbohidrat juga merupakan faktor pemicu terjadinya lipogenesis yang menghasilkan asam-asam lemak dan gliserol (Irama 2009). Menurut Toping dan Turner (1975) nikotin yang diberikan secara intravena memberikan efek peningkatan terhadap trigliserida. Nikotin pada penelitian ini diberikan secara peroral sehingga penyerapan nikotin berada disaluran cerna. Nikotin secara umum dimetabolisme dalam hati. Seperti kita ketahui bahwa trigliserida akan diserap dalam usus dan pembentukannya terjadi di hati. Nikotin mempengaruhi pelepasan leptin, leptin tersebut akan meningkatkan metabolisme glukosa dan metabolisme lemak (Zakariah 2010).

Kadar TG yang tinggi akan merubah metabolisme very low density lipoprotein (VLDL) menjadi suatu bentuk large VLDL. Bentuk large-VLDL ini

(41)

Gambar 8. Grafik perubahan trigliserida

Low Density Lipoprotein (LDL)

LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar yang disebarkan ke seluruh endotel jaringan perifer pembuluh darah yang mempunyai sifat aterogenik, yaitu mudah melekat pada dinding bagian dalam pembuluh darah dan menyebabkan penumpukan lemak yang dapat menyempitkan pembuluh darah. Menurut Muchtadi et al. (1993) lebih kurang 65% total kolesterol berada dalam bentuk LDL.

Tabel 4 Rataan kadar LDL MEP sebelum dan selama intervensi nikotin

Periode (bulan ke-)

PERLAKUAN

Pakan A Pakan B Pakan C

Xbar ± SD Xbar ± SD Xbar ± SD

0 12.88±23.21a 141.72±104.70ab 67.16±47.53a 1 153.44±70.49ab 166.6±108.79ab 94.16±45.04a 2 8.60±12.21a 260.80±197.49b 46.04±32.21a 3 62.32±50.19a 474.40±275.19c 72.20±51.02a

Keterangan : Nilai yang diikuti huruf superscript pada tabel menunjukkan nilai yang berbeda nyata (p<0,05).

Bulan ke-0 adalah periode sebelum pemberian nikotin, bulan ke-1, ke-2, ke-3 adalah periode setelah pemberian nikotin.

(42)

memperlihatkan bahwa nilai LDL paling tinggi ada di kelompok pakan B, lalu pakan C dan pakan A. Nilai LDL untuk kelompok pakan A dan C tidak berbeda nyata, tetapi untuk kelompok pakan B berbeda nyata terhadap A dan C.

Dapat kita lihat dari Tabel 4 bahwa untuk kelompok hewan pakan A nilai LDL meningkat menjadi 153.44±70.49 mg/dl pada bulan ke-1 dibandingkan bulan ke-0 sebelum pemberian nikotin peroral, namun turun pada bulan ke-2 (8.60±12.21 mg/dl) dan meningkat pada bulan ke-3 (62.32±50.19 mg/dl), dengan rata-rata sebesar 74.79 mg/dl. Hal yang sama terjadi pada kelompok pakan C, LDL meningkat pada bulan ke-1 (94.16±45.04 mg/dl), menurun pada bulan ke-2 (46.04±32.21 mg/dl) dan naik kembali pada bulan ke-3 (72.20±51.02mg/dl) dengan rata-rata sebesar 70.8 mg/dl. Pada kelompok pakan B nilai LDL terus meningkat setiap bulannya, kenaikan pada bulan ke-1 (166.6±108.79 mg/dl) tidak berbeda nyata dengan bulan ke-2 (260.80±197.49 mg/dl), pada bulan ke-3 (474.40±275.19 mg/dl) berbeda nyata terhadap bulan ke-0, ke-1 dan ke-2. Rata-rata nilai LDL untuk kelompok pakan B sebesar 300.6 mg/dl. Dengan melihat rataan LDL yang diperoleh, maka kelompok pakan B mempunyai nilai LDL yang tinggi, diikuti kelompok pakan A kemudian kelompok pakan C. Nilai LDL selama pemberian nikotin peroral untuk kelompok pakan B berbeda nyata terhadap kelompok hewan dengan pemberian pakan A dan pakan C. Hasil tersebut sama seperti nilai kolesterol.

Menurut Mondy et al (1997) bahwa kisaran nilai LDL pada hewan coba monyet ekor panjang adalah 0,5-98,9 mg/dl, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai LDL kelompok B melebihi batas normal. LDL jika jumlahnya melebihi batas normal merupakan salah satu indikasi terbentuknya plak aterosklerosis. Nikotin dalam hal ini dapat menyebabkan lipolisis, yaitu pecahnya partikel-partikel lemak menjadi partikel yang lebih kecil sehingga nikotin memberikan efek menaikkan nilai LDL (Benowitz 2003). Berkaitan itu pula nikotin mempengaruhi brown adipose tissue (BAT) yang mengatur panas tubuh, status makan dan cadangan

(43)

Gambar 9. Grafik perubahan LDL

(44)

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan bobot badan setelah pemberian nikotin untuk setiap jenis pakan. Setelah pemberian nikotin peroral, hasil pemeriksaan lipid memperlihatkan terjadi peningkatan nilai total kolesterol pada semua kelompok pakan secara berurutan dari yang paling tinggi yaitu pada kelompok pakan B, A, lalu C dan nilai LDL mengalami peningkatan yang signifikan terutama pada kelompok pakan B. Nilai trigliserida mengalami peningkatan secara signifikan, berurutan dari yang paling tinggi adalah kelompok pakan A, C, dan B.

Saran

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Anggorodi, R. 1984. Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta : Gramedia.

Bennet BL, CR Abee and R Herickson. 1995. Nonhuman Primates in Biomedical Research. Academic Press, NewYork.

Benowitz NL, Gourlay SG. 1997. Cardiovascular Toxicity of Nicotine: Implications for Nicotine Replacement Therapy. Journal of The American College of Cardiology 29 : 1422-1431.

Benowitz NL.2003. Basic cardiovascular research and its implications for the medicinal use of nicotine. Journal of the American College of Cardiology Volume 41: 497-498.

Boyer RF. 2002. Concept in Biochemistry 2nd Edition. Thomson Learning, Inc. New York.

Cannon B, Nedergaard J. 2004. Brown adipose tissue: function and physiological significance. Physiol Rev 84;277–359.

Carlton WW, MD McGavin. 2001. Special Veterinary Pathology. Mosby, London.

Chaloupka FJ. 2000. Meredam wabah: Pemerintah dan Aspek Ekonomi Pengawasan terhadap Tembakau. Terjemahan: Adioetomo SM. Indonesia.

Chatkin R dan Chatkin JM. 2007. Smoking and changes in body weight: can physiopathology and genetics explain this association. J Bras Pneumol 33(6):712–719

Chattopadhyay K dan Chattopadhyay BD. 2008. Effect of nicotine on lipid profile, peroxidation & antioxidant enzymes in female rats with restricted dietary protein. Indian J Med Res; 571-576.

Chen Y, Ono F, Yoshida T, Yoshikawa Y.2002. Relationship between body weight and hematological and serum biochemical parameters in female cynomolgus monkeys (Macaca fascicularis). Exp Anim;51(2):125– 131.

Chiolero A, Faeh D, Paccaud F, Cornuz J. 2008. Consequences of smoking for body weight, body fat distribution, and insulin resistance. American Jounal Clinical Nutrition 87:801–809.

(46)

Cloe A. 2010. Effects of Nicotine on Arteries. http://www.ehow.com/facts_4812720_effects-nicotine-arteries.html [2 Agustus 2010]

Diana JN. 1990. Advance In Eperimental Medicine and Biology volume 273. New York: Plenum Press.

Diana JN. 1990. Tobacco, Smoking, and Atherosclerosis. Tobacco and Health Research Insitute University Of Kentucky.

Drewnowski A, Specter SE. 2004. Poverty and obesity: the role of energy density and energy costs. American Journal Clinical Nutrition 79: 6–16.

Fortman JD, Hewelt TA, Bennet BT. 2002. The Laboratory Non Human Primate. USA : CRC Press.

Gilman AG, Goodman LS, Gilman A. 1980. The Pharmalogical Basis of Therapeutics. Ed ke-6. Toronto, Bailliere, Tindal: McMillan Publishing Co. Inc. New York. Collier McMilland Canada Ltd.

Grunberg NE. 2007. The value of animal studies to understand and treat tobacco use. Medical and Clinical Psychology Uniformed Services University of

The Health Sciences Bethesda, Maryland.

http://www.sbm.org/meeting/2007/ slides/neil_grunberg.pdf.

Guyton AC, dan Hall JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed ke-7. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta.

Hanafiah TH. 2009. Kadar kolesterol serum darah ayam petelur yang diberi air rebusan daun sirih [skripsi]. Bogor : Program studi ilmu nutrisi dan pakan ternak, fakultas peternakan IPB.

Hardiningsih R., Novik Nurhidayat. 2006. Pengaruh Pemberian Pakan Hiperkolesterolemia terhadap Bobot Badan Tikus Putih Wistar yang Diberi Bakteri Asam Laktat. Biodiversitas vol.7 no. 2 : 127-130.

Hendras EW dan Supriatna J. 2000. Paduan Lapang Primata Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Irama A. 2009. Profil Trigliserida, Kolesterol, Darah dan Respon Fisiologis Tikus Wistar Yang Diberi Ransum Mengandung Gulai Daging Sapid dan Jeroan [Skripsi]. Bogor : Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan IPB.

Jae KW. 2003. Kolesterol. Copyright : Yayasan Jantung Indonesia.

(47)

June Russell’s Health Facts [JRHF]. 2004. Smoking-Reported Health Benefits

(along with some negative consequences).

http://www.jrussellshealth.org/smokbens.html#top. [20 Desember 2009]

Kiernan, J.A. 2001. Histological and histochemical methods: theory and practice. USA: Arnold Publishers.

Lang CKA. 2006. Primate Factsheets : Long-Tailed Macaque (Macaca fascicularis) Taxonomy. Morphology & Ecology. http://pin.primate.wisc.edu/factsheet/long-tailed_macaque.[2 Agustus 2009]

Lekagul, B. and Mc Neeley. 1977. Mamals of Thailand. Kurusapha Ladprao Press, Bangkok.

Libby Peter. 2002. Inflamation in atherosclerosis. Nature vol 420 : 868-874.

Macfarlane PS, Robin R, Robin C. 2000. Pathology Illustrated. Churchill Livingstone, London.

Mondy JS, Williams JK, Adams MR, Dean RH, Geary RL. 1997. Structural Determinan of Lumen Narrowing After Angioplasty in Atherosclerotic Nonhuman Primates. Journal of Vascular Surgery, Volume 26, Issue 5, November 1997, Pages 875-883.

Montgomery R, RL Dryer, TW Conway, dan AS Spector. 1993. Biokimia : Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus. Jilid 2, Edisi keempat.

Muchtadi D, Palupi NS, Astawan M. 1993. Metabolisme Zat Gizi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Murray RK, Daryl K, Granner, Mayes PA, Victor W dan Rodwell. 1999. Biokimia Harper. Edisi 24. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

O’Connell AM. 2001. How Nicotine Works.

http://health.howstuffworks.com/wellness/drugs-alcohol/nicotine.htm

Oktarina R. 2009. Kajian pakan bersumber energi tinggi pada pembentukan monyet obes. [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Petti K. 2010. http://faculty.sdmiramar.edu/KPETTI/Bio160/Documents %20BIOL.htm [ 3 agustus 2010]

(48)

Putra IGAA, Wandia IN, Soma IG, Sajuthi D. Indeks massa tubuh dan morfometri monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Bali. J Vet 2006;7:119–124.

Racette SB, Deusinger SS, Deusinger RH. 2003. Obesity: overview of prevalence, etiology, and treatment. Phys Ther;83:276–288

Rahmad AN. 2009. Studi histopatologi aktivitas ekstrak metanol tempe sebagai bahan pencegah aterosklerosis pada kelinci [skripsi]. Bogor : Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Roche Indonesia. 2008. Distribusi Lemak. Error! Hyperlink reference not valid. Agustus 2010]

Ross R. 1999. Mechanisms of disease (Franklin HE) :Atherosclerosis – An Inflamation Disease. The New England Journal of Medicine 340 : 115-126.

Roth GS, Mattison JA, Ottinger MA, Chachich ME, Lane MA, Ingram DK. 2004. Aging in rhesus monkeys: relevance to human health interventions. Science 305:1423–1426.

Sajuthi D, Lelana RPA, Iskandriati D, Joeniman B. 1993. Karakteristik satwa primata sebagai hewan model untuk penelitian biomedis. Makalah Seminar Sehari Satwa Primata Sebagai Hewan Model dalam Bidang Kedokteran dan Farmasi, Bogor.

Santoso M, Setiawan T. 2005. Penyakit Jantung Koroner. Cermin Dunia Kedokteran No. 147 :5-9.

Shendi. 2008. [terhubung berkala] http://luxorinma.forumotion.com/kesehatan-dan-solusinya-f4/tentang-trigliserida-t4.htm [15 September 2010]

Shier D, Butler J, Lewis R. 2009. Essential of Human Anatomy and Physiology. USA : Mc Graw Hill.

Shofyan M. 2010. http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=15636.0 [3 agustus 2010]

Siagian A. 2006. Pengaruh indeks glisemik, komposisi zat gizi pangan, serta frekuensi pemberian makan pada respon glisemik, nafsu makan, dan profil lipid orang dewasa obes dan normal. [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor; 1999.

Soehardi S. 2004. Memelihara Kesehatan Jasmani Melalui Makanan. Institut Teknologi Bandung : Bandung.

(49)

Sulaksono ME. 2002. Penentuan Nila Rujukan Parameter Faal Hewan percobaan

sebagi model penyakit manusia dan hewan.

http//digilib.litbang.depkes.go.id.php?id=jkpkbppk-gdl-res-1996-medhie-446-animals2c&node=153&start=51[12 Desember 2009].

Supriatna J dan Wahyono EH. 2000. Panduan Lapang Primata Indonesia. Yayasan Obor Indonesia : Jakarta.

Tenggara J. 2008. http://www.dennysantoso.com/lemak-kolesterol-dan-trigliserida.html [10 September 2010]

Tisnadjaja D, M. Teck. 2006. Bebas Kolesterol dan Demam Berdarah Dengan Angkak. Jakarta : Niaga Swadaya.

Topping TDL, Turner MD.1975. Plasma Triglyceride Secretion in Squirrel Monkeys: Effects of Nicotine. Nutr Metab 1975;18:89-98 Published online: November 13, 2008.

Tso TC. 1972. Physiology and Biochemistry Of Tobacco Plants. Dowden Hutchinson and Ross Inc, USA.

Wikipedia. 2010. Nikotin. [terhubung berkala]

http://id.wikipedia.org/wiki/Nikotina [ 3 agustus 2010]

Wirahadikusumah M. 1998. Biokimia : Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid. Bandung : ITB.

Yang W, Kelly T, He J. Genetic epidemiology of obesity. Epidemiol Rev 2007:29: 49–61.

Zakariah LOMS. 2010. Analisis Hematologi, Nilai Kecernaan dan Tingkah Laku Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Jantan Obes Yang Diintervensi Nikotin [Disertasi]. Bogor : Pasca Sarjana IPB.

(50)

LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil analisis statistik nilai total kolesterol

Descriptives

Kolesterol

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min Max

Lower Bound Upper Bound

bulan ke 0 A 5 137.00 42.89522 19.18333 83.7385 190.2615 94.00 195.00

bulan ke 0 B 5 252.80 120.94710 54.08919 102.6243 402.9757 128.00 453.00

bulan ke 0 C 5 139.20 42.58756 19.04573 86.3206 192.0794 105.00 211.00

bulan ke 1 A 5 274.00 78.39643 35.05995 176.6580 371.3420 185.00 377.00

bulan ke 1 B 5 301.40 73.02945 32.65976 210.7220 392.0780 205.00 375.00

bulan ke 1 C 5 174.80 60.57392 27.08948 99.5875 250.0125 129.00 252.00

bulan ke 2 A 5 157.40 45.75260 20.46118 100.5906 214.2094 105.00 202.00

bulan ke 2 B 5 360.40 144.51055 64.62708 180.9664 539.8336 202.00 573.00

bulan ke 2 C 5 123.20 32.71391 14.63011 82.5803 163.8197 85.00 157.00

bulan ke 3 A 5 266.00 96.90459 43.33705 145.6771 386.3229 204.00 434.00

bulan ke 3 B 5 637.80 199.07963 89.03112 390.6100 884.9900 434.00 843.00

bulan ke 3 C 5 189.80 62.79889 28.08452 111.8249 267.7751 107.00 284.00

Total 60 251.150 162.96405 21.03857 209.0519 293.2481 85.00 843.00

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups (Combined) 1125103.250 11 102282.114 11.113 .000

Contrast 164570.988 1 164570.988 17.881 .000

Deviation 960532.262 10 96053.226 10.436 .000

Within Groups 441776.400 48 9203.675

(51)

Duncana

Interaksi N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4 5

bulan ke 2 pakan C 5 123.2000

bulan ke 0 pakan A 5 137.0000 137.0000

bulan ke 0 pakan C 5 139.2000 139.2000

bulan ke 2 pakan A 5 157.4000 157.4000

bulan ke 1 pakan C 5 174.8000 174.8000 174.8000

bulan ke 3 pakan C 5 189.8000 189.8000 189.8000

bulan ke 0 pakan B 5 252.8000 252.8000 252.8000 252.8000

bulan ke 3 pakan A 5 266.0000 266.0000 266.0000

bulan ke 1 pakan A 5 274.0000 274.0000 274.0000

bulan ke 1 pakan B 5 301.4000 301.4000

bulan ke 2 pakan B 5 360.4000

bulan ke 3 pakan B 5 637.8000

Sig. .069 .057 .072 .120 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

(52)

Lampiran 2 Hasil analisis statistik nilai trigliserida

Between Groups (Combined) 30067.133 11 2733.376 1.789 .083

Contrast 9237.622 1 9237.622 6.045 .018

Deviation 20829.511 10 2082.951 1.363 .226

Within Groups 73348.800 48 1528.100

(53)

Trigliserida

Duncana

interaksi N

Subset for alpha = 0.05

1 2

bulan ke 0 pakan B 5 42.4000

bulan ke 1 pakan B 5 46.0000

bulan ke 0 pakan C 5 47.2000

bulan ke 2 pakan B 5 48.0000

bulan ke 1 pakan A 5 48.8000

bulan ke 1 pakan C 5 56.2000

bulan ke 2 pakan C 5 57.8000

bulan ke 0 pakan A 5 59.6000

bulan ke 3 pakan C 5 61.0000

bulan ke 3 pakan B 5 92.0000 92.0000

bulan ke 2 pakan A 5 94.0000 94.0000

bulan ke 3 pakan A 5 115.4000

Sig. .086 .379

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

(54)

Lampiran 3. Hasil analisis statistik nilai LDL

Between Groups 932027.365 11 84729.760 6.618 .000

Within Groups 614566.672 48 12803.472

(55)

Duncana

perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

bulan ke 2 pakan A 5 8.6000

bulan ke 0 pakan A 5 12.8800

bulan ke 2 pakan C 5 46.0400

bulan ke 3 pakan A 5 62.3200

bulan ke 0 pakan C 5 67.1600

bulan ke 3 pakan C 5 72.2000

bulan ke 1 pakan C 5 94.1600

bulan ke 0 pakan B 5 141.7200 141.7200

bulan ke 1 pakan A 5 153.4400 153.4400

bulan ke 1 pakan B 5 166.6000 166.6000

bulan ke 2 pakan B 5 260.8000

bulan ke 3 pakan B 5 474.4000

Sig. .067 .135 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Gambar

Gambar 2  Plak aterosklerosis pada pembuluh darah
Gambar 3 Mekanisme pembentukan thrombus
Gambar 6  Grafik perubahan bobot badan
Gambar 8. Grafik perubahan trigliserida
+2

Referensi

Dokumen terkait

Proporsi yang besar atas kepemilikan saham oleh publik akan berakibat pada tingkat kepercayaan dari para investor terhadap perusahaan tinggi, maka manajemen

A pixel feature vector, which contains the objected scattering mechanism, is not completely represented by span of S n and thus has a non-zero oblique

Misalnya hifz al-mâl (memelihara harta) dalam tingkatan dharuriyat jika dikaitkan dengan hukum kehalalan bunga bank adalah bagi nasabah deposito maka uang yang

Zakat merupakan kewajiban yang hanya dibebankan kepada orang yang beragama Islam, karena salah satu rukun Islam adalah zakat. Oleh sebab itu hendaknya harta

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Evaluasi Dokumen Kualifikasi dan Pembuktian Kualifikasi untuk paket pekerjaan Pengadaan Benih Padi Non Hibrida Label Biru MT Rendengan

Kegiatan : PENYEDIAAN SARANA MAUPUN PRASARANA KLASTER INDUSTRI Pekerjaan : PEMBANGUNAN GEDUNG SENTRA IKM.. Lokasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi jenis kemasan dan masa simpan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap total mikroba, kadar air dan organoleptik warna

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kandungan protein yang diperlukan untuk pertumbuhan ayam Kampung dari 2-12 minggu adalah 16% dengan kandungan energi termetabolis sebesar