KINERJA PELAYANAN PUBLIK DALAM PEMBUATAN
SURAT MISKIN DAN SURAT AHLI WARIS
PADA KANTOR CAMAT MEDAN KOTA
Disusun Oleh:
MUHAMMAD ROIS
110921033
Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh:
Nama : Muhammad Rois
Nim : 110921033
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Judul : Kinerja Pelayanan Publik Dalam Pembuatan Surat Miskin
Dan Surat Ahli Waris Studi Pada Kantor Camat Medan Kota
Medan, Juli 2013
Dosen Pembimbing Ketua Departemen
Ilmu Administrasi Negara
Dra. Elita Dewi, M.SP Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si
NIP: 19600704 198601 2 002 NIP:196401081991021001
Dekan, FISIP USU MEDAN
Prof. Dr. Badaruddin, M.Si
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia penguji skripsi Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh:
Nama : Muhammad Rois
NIM : 110921033
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Judul : Kinerja Pelayanan Publik Dalam Pembuatan Surat Miskin Dan
Surat Ahli Waris (Studi Pada Kantor Camat Medan Kota)
Yang dilaksanakan pada : Hari/Tanggal :
Pukul :
Tempat : Ruang Departemen Ilmu Administrasi Negara
Tim Penguji
Ketua : Drs. H. Husni Thamrin Nst, M.Si ( )
NIP. 19640108 199102 1 001
Penguji I : Dra. Elita Dewi, M.SP ( )
NIP. 19600704 198601 2 002
Penguji II : Arlina, SH, M.Hum ( )
ABSTRAK
KINERJA PELAYANAN PUBLIK DALAM PEMBUATAN
SURAT MISKIN DAN SURAT AHLI WARIS
PADA KANTOR CAMAT MEDAN KOTA
Nama : Muhammad Rois
NIM : 110921033
Departemen : Ilmu Admnistrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pembimbing : Dra. Elita Dewi M.SP
Pelayanan publik merupakan salah satu hal yang sangat penting dan saat ini menjadi salah satu sorotan karena kualitasnya yang belum memuaskan. Kualitas pelayanan publik yang baik dapat dicapai dengan meningkatkan kinerja petugas pemberi pelayanan tersebut.
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa kinerja pelayanan publik dalam pembuatan Surat Miskin dan Surat Ahli Waris pada Kantor Camat Medan Kota Jl. Stadion No. 3 Medan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara secara mendalam kepada informan. Sedangkan yang menjadi informan penelitian ini sebanyak 20 orang, terdiri dari 2 orang informan kunci dan 18 orang informan biasa.
Berdasarkan penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja pegawai Kantor Camat Medan Kota dalam pembuatan Surat Miskin dan Surat Ahli Waris secara umum sudah baik. Sedangkan hambatan-hambatan yang dihadapi antara lain kurangnya kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya kelengkapan administrasi dan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang pelayanan yang ada di Kantor Camat Medan Kota.
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmad, hidayah dan petunjuk-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk meraih gelar Sarjana (S-1) pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam proses penyelesaian Skripsi
ini, namun penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan. Tapi dengan dukungan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul: “ Kinerja Pelayanan
Publik Dalam Pembuatan Surat Miskin Dan Surat Ahli Waris Studi Pada Kantor Camat Medan Kota ”.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang sedalam-dalamnya, terutama kepada kedua orang tua Saya, Abdul Malik Lubis dan Nilawati Batu Bara, dan adikku Fatimah Rani yang dengan setia memberikan dukungan dan
kasih sayang yang tiada henti, dan tidak akan pernah terbalaskan sampai kapanpun juga.
Secara khusus ungkapan terima kasih dan rasa hormat juga saya sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Husni Thamrin Nasution, M,Si, selaku Ketua Departemen Ilmu
Administrasi Negara dan juga sebagai dosen penguji.
3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP, selaku Sekretaris Departemen Administrasi Negara
Universitas Sumatera Utara dan sebagai Dosen Pembimbing penulis yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk member petunjuk, pengarahan, dan
bimbingan kepada penulis agar skripsi ini bisa lebih sempurna.
4. Ibu Arlina, SH, M.Hum sebagai dosen penguji.
5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen
Administrasi Negara Universitas Sumater Utara.
6. Bapak Parlindungan Nasution, S.Sos Selaku Camat Medan Kota.
7. Pak Syahnan, Umi Nur Ainun, Pak Jempol, Kak Eny, Tlg Zuki, Bu Ati dan juga
Ibu Basyaniah serta seluruh staf Kantor Camat Medan Kota yang telah banyak membantu dalam pembuatan Skripsi ini.
8. Seluruh staf Adm.Negara kak Mega, kak Dian dan staf lainnya terima kasih atas
bantuannya.
9. Rofiqoh Nasution atas dukungan, perhatian dan bantuannya yang sangat besar
dalam pembuatan Skripsi ini.
10. Syamruddi, Rino, Gordon, Fahri, Wenli, Singgih, Novi, Wulan, Kiki, Liza dan
teman-teman Ilmu Administrasi Negara Ekstensi Angkatan 2011.
11. Kawan-kawan kos senasib sepenanggungan Emil Salim, Ridho Hurairah, Bang
12. Sahabat-sahabatku Fahmi Al Fadli, Bang Nanda, Delia, Maya dan lain-lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Seperti kata pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak”.
Demikian pula dengan skripsi ini pasti banyak kekurangan atau kesalahan. Oleh karena itu, saya mohon maaf atas segalanya, dan menerima koreksi serta saran-saran
yang membangun dari pembaca. Akhir kata semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Medan, Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Perumusan Masalah ... 4
1.3.Tujuan Penelitian ... 5
1.4.Mamfaat Penelitian ... 5
1.5.Kerangka Teori ... 5
1.5.1.Pelayanan Publik ... 6
1.5.1.1. Pengertian Pelayanan Publik ... 6
1.5.1.2. Indikator Pelayanan Publik ... 7
1.5.1.3. Asas-Asas Pelayanan Publik ... 8
1.5.1.4. Standar Pelayanan Publik ... 9
1.5.1.5. Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik ... 10
1.5.1.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Publik ... 11
1.5.2.Kinerja ... 12
1.5.2.1. Pengertian Kinerja ... 12
1.5.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja ... 15
1.5.2.4. Peningkatan Kinerja ... 16
1.5.3.Pembuatan Surat Miskin dan Surat Ahli Waris ... 17
1.5.3.1. Surat Miskin ... 17
1.5.3.2. Surat Ahli Waris ... 17
1.6.Defenisi Konsep ... 20
BAB II METODE PENELITIAN ... 22
2.1.Bentuk Penelitian ... 22
2.2.Lokasi Penelitian ... 23
2.3.Key Informan ... 23
2.4.Teknik Pengumpulan Data ... 24
2.5.Teknik Analisa Data ... 25
BAB III DISKRIPSI LOKASI PENELETIAN ... 26
3.1. Sejarah Singkat Kec. Medan Kota ... 26
3.2. Kondisi dan Letak Geografis ... 27
3.3. Data Kependudukan Kec. Medan Kota ... 28
3.4. Visi dan Misi Kec. Medan Kota ... 31
3.5. Struktur Organisasi Kec. Medan Kota ... 37
3.6. Tugas dan Fungsi SKPD Kec. Medan Kota ... 38
3.7. Sumber Daya Manusia Kantor Camat Medan Kota ... 45
BAB IV PENYAJIAN DATA ... 47
4.1. Identitas Responden ... 48
4.3. Penyajian Data tentang Kinerja Pegawai berdasarkan hasi wawancara ... 55
4.4. Penyajian Data tentang Kinerja Pelayanan Publik berdasarkan hasil Wawancara ... 59
BAB V PEMBAHASAN ... 61
5.1. Pelayanan Publik dalam Pembuatan Surat Miskin dan Surat Ahli Waris ... 67
5.2. Kinerja Pegawai dalam Pembuatan Surat Miskin dan Surat Ahli Waris ... 67
5.3. Hambatan-Hambatan ... 72
BABVI PENUTUP ... 74
6.1. Kesimpulan ... 74
6.2. Saran ... 79
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Nama-Nama Camat Medan Kota ... 27
Tabel 2 Kependudukan Kecamatan Medan Kota ... 29
Tabel 3 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Usia ... 30
Tabel 4 Jumlah Penduduk menurut Agama ... 30
Tabel 5 Jumlah Penduduk menurut Suku Bangsa ... 31
Tabel 6 PNS berdasarkan Pangkat dan Golongan ... 45
Tabel 7 PNS berdasarkan Komposisi Jabatan dan Fungsional ... 46
Tabel 8 PNS berdasarkan Pendidikan ... 46
Tabel 9 Distribusi Key Informan berdasarkan Jenis Kelamin ... 48
Tabel 10 Distribusi Informan berdasarkan Umur ... 49
Tabel 11 Distribusi Informan berdasarkan Pendidikan ... 49
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
KINERJA PELAYANAN PUBLIK DALAM PEMBUATAN
SURAT MISKIN DAN SURAT AHLI WARIS
PADA KANTOR CAMAT MEDAN KOTA
Nama : Muhammad Rois
NIM : 110921033
Departemen : Ilmu Admnistrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pembimbing : Dra. Elita Dewi M.SP
Pelayanan publik merupakan salah satu hal yang sangat penting dan saat ini menjadi salah satu sorotan karena kualitasnya yang belum memuaskan. Kualitas pelayanan publik yang baik dapat dicapai dengan meningkatkan kinerja petugas pemberi pelayanan tersebut.
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa kinerja pelayanan publik dalam pembuatan Surat Miskin dan Surat Ahli Waris pada Kantor Camat Medan Kota Jl. Stadion No. 3 Medan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara secara mendalam kepada informan. Sedangkan yang menjadi informan penelitian ini sebanyak 20 orang, terdiri dari 2 orang informan kunci dan 18 orang informan biasa.
Berdasarkan penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja pegawai Kantor Camat Medan Kota dalam pembuatan Surat Miskin dan Surat Ahli Waris secara umum sudah baik. Sedangkan hambatan-hambatan yang dihadapi antara lain kurangnya kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya kelengkapan administrasi dan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang pelayanan yang ada di Kantor Camat Medan Kota.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Paradigma baru penyelenggaraan pemerintahan daerah yang ditandai
dengan ditetapkannya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah membawa konsekuensi yang luas bagi lembaga pemerintah di tingkat daerah. Dalam rangka mewujudkan tujuan otonomi daerah yaitu mempercepat
tercapainya kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan publik di daerah, maka lembaga pemerintah di tingkat daerah dituntut mampu memberikan pelayanan
publik yang mudah, cepat dan murah sebagaimana yang selalu diidam-idamkan masyarakat selama ini. Hal ini menjadi sangat penting mengingat akses masyarakat terhadap pelayanan yang mudah, cepat dan murah dari pemerintah masih sulit. Oleh
karena itu, pelayanan publik masih harus ditingkatkan, baik melalui gerakan kultural, struktural, maupun kampanye membangun budaya melayani.
Perbaikan kinerja aparat pelayanan publik merupakan salah satu isu penting dalam reformasi pelayanan publik di berbagai negara, termasuk Indonesia. Tuntutan perbaikan kinerja aparat publik semakin besar jika dikaitkan dengan upaya
Pemerintah untuk meningkatkan daya saing negara dalam persaingan global. Kesan buruk sudah disandang oleh aparat pemerintah (sektor publik) dalam hal pelayanan
dari dulu.
Hal ini antara lain dapat diindikasikan dari besarnya dana yang digunakan untuk membiayai aparatur pemerintah yang tidak diimbangi dengan kualitas
pelayanan kepada masyarakat yang maksimal. Sebaliknya, kualitas pelayanan yang diberikan instansi pemerintah dapat dinilai sangat buruk.
Dalam lingkup atau skala nasional seringkali dikeluhkan tentang pelayanan publik di instansi-instansi pemerintah terutama menyangkut jalur birokrasi yang berbelit-belit. Kondisi tersebut terjadi juga di daerah-daerah. Seperti pada umumnya
pelayanan publik di Indonesia, pelayanan publik oleh aparatur pemerintah baik di tingkat kabupaten/kota, kecamatan maupun kelurahan juga masih banyak dijumpai
kelemahan dan kekurangan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Indikasinya masih terdapat berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media masa, sehingga dapat menimbulkan citra yang
kurang baik terhadap aparatur pemerintah.
Kinerja berkaitan dengan keadaan atau kemampuan berhasilnya suatu kerja
yang dilakukan oleh manusia untuk memberi guna yang diharapkan oleh organisasi (Westra, 1999:148). Kinerja pegawai pemerintah dapat juga diukur dengan mengarah pada pelaksanaan pekerjaan pegawai. Karena pada hakikatnya sektor keluaran
pemerintah adalah berupa jasa pelayanan pada masyarakat.
Keberhasilan tercapainya suatu tujuan tidak terlepas dari Kinerja
pegawainya. Kemampuan pegawai yang memadai berarti akan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik sesuai dengan jatah waktu maupun target yang telah ditetapkan dalam program kerja. Hal ini terjadi karena pegawai ini dapat
mencurahkan segala kemampuannya dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Dan suatu organisasi hanya akan berhasil mencapai
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan dan Perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang dan jasa dan/atau pelayan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Sedangkan menurut Keputusan
Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara (Kepmenpan) Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelayanan Publik, Pelayan Publik adalah segala kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik (instansi pemerintah) sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hakekat instansi pemerintah adalah pelayanan kepada masyarakat. Yakni tidaklah diadakan untuk melayani dirinya, melainkan adalah untuk melayani rakyat,
sehingga dengan kata lain pemerintah adalah pelayan masyarakat. Pelayanan publik oleh birokrasi merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat disamping sebagai abdi negara (Kurniawan, 2005:4).
Kecamatan Medan Kota adalah suatu Instansi Pemerintah yang dikepalai oleh seorang Camat. Camat adalah perangkat pemerintah wilayah kecamatan yang
menyelenggarakan tugas pemerintahan umum di wilayah kecamatan. Dalam struktur organisasinya, terdapat empat seksi pekerjaan, yaitu Seksi Pemerintahan, Seksi Kesejahteraan Sosial, Seksi Pembedayaan Masyarakat Kecamatan dan Seksi
Keamanan dan Ketertiban umum serta tiga sub bagian yaitu, Sub Bagian Umum, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Penyusunan Program. Kecamatan merupakan
itu, pentingnya tugas, fungsi dan wewenang kecamatan untuk pembangunan daerah karena merupakan instansi yang dekat dan beresentuhan langsung dengan
masyarakat. Baik buruknya kinerja Kecamatan mencerminkan kualitas kinerja pemerintah daerah. Dari total jumlah penduduk Kecamatan Medan Kota 118.657 jiwa sekitar 10 % atau 10.231 jiwa masih digolongkan sebagai penduduk miskin.
Berdasarkan pra-penelitian yang penulis lakukan terhadap kinerja pelayanan publik khususnya dalam pembuatan Surat Miskin dan Surat Ahli Waris pada Kantor
Camat Medan Kota masih terdapat gejala-gejala kinerja pelayanan pelayanan publik yang kurang baik, antara lain relasi antara pemerintah dan rakyat yang masih kuat berpola serba negara, kultur pemerintahan sebagai tuan dan bukan pelayan, maupun
aparat pemerintahan yang menganggap dirinya sebagai atasan dan masyarakat bawahannya, juga masih adanya diskriminasi pelayanan publik berdasarkan suku,
agama, jabatan maupu status sosial dalam masyarakat.
Perbaikan dan peningkatan kinerja pelayanan publik di Kecamatan Medan Kota mutlak diperlukan demi terwujudnya pelayanan publik yang prima yang
menjadi impian masyarakat. Berdasarkan urain tersebut di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Kinerja Pelayanan Pembuatan Surat Miskin
dan Surat Ahli Waris Pada Kantor Camat Medan Kota.
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian di atas, maka
penulis merumuskan masalah penelitian ini yaitu “Bagaimanakah kinerja
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana kinerja pelayanan pembuatan Surat Miskin dan Surat Ahli Waris pada Kantor Camat Medan Kota.
1.4. MAMFAAT PENELITIAN
Adapun mamfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis, untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan dalam
meningkatkan kemampuan berpikir dan membuat suatu karya tulis di bidang
ilmiah.
2. Sebagai acuan terhadap teori-teori yang sudah ada, dan dapat sebagai bahan
pertimbangan bagi penelitian lanjutan.
3. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi pegawai Kantor
Camat Medan Kota di dalam meningkatkan kinerja pelayanannya.
1.5. KERANGKA TEORI
Sebagai titik tolak landasan berpikir dalam menyoroti atau memecahkan permasalahan perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu. Untuk itu perlu
disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah tersebut disoroti.
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi dan proposisi
untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Singarimbun, 2008:37). Kerangka teori adalah
1.5.1. Pelayanan Publik
1.5.1.1.Pengertian Pelayanan Publik
Menurut Moenir (2002:26), adalah bahwa pelayanan umum merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sitem, prosedur dan metode tertentu, dalam rangka memenuhi
kepentingan orang lain seseuai dengan haknya.
Pelayanan publik adalah suatu cara melayani, membantu, menyiapkan,
mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang atau sekelompok orang. Artinya, objek yang yang dilayani adalah masyarakat yang terdiri dari individu, golongan dan organisasi (Sianipar, 2001:6).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Sedangkan Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Kepmenpan) Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelayanan
Publik dinyatakan bahwa Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik (instansi pemerintah) sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pelayanan Prima adalah pelayanan yang sangat baik dan atau pelayanan
memberi pelayanan sehingga mampu memuaskan pihak yang dilayani (pelanggan) (Nurhasyim, 2004:16).
Hakikat pelayanan menurut Kepmenpan No. 63 Tahun 2003 adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewjiban aparatur pemerintahan sebagai ahli masyarakat. Pernyataan tersebut
mengaitkan peranan pemerintahan sebagai instansi yang berkewajiban memberi pelayanan yang prima kepada masyarakat karena pada dasarnya
konsumen/masyarakat adalah warga negara yang harus dipenuhi hak-haknya tidak terkecuali, sehingga pemerintah sebagai instansi yang memberikan pelayanan publik harus dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Berdasarkan dari uraian di atas, maka pengertian pelayanan publik dapat
disimpulkan sebagai kegiatan yang dilakukan suatu organisasi yang ditujukan kepada konsumen atau masyarakat umum yang dapat berbentuk barang maupun jasa yang dapat memberikan kepuasan bagi penerima layanan.
1.5.1.2.Indikator Pelayanan Publik
1. Responsiveness atau responsivitas adalah daya tanggap penyedian layanan
terhadap harapan, keinginan, aspirasi maupun tuntutan pengguna layanan.
2. Responsibility atau responsibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
3. Accountability atau akuntabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar proses penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan kepentingan
stakeholders dan norma-norma yang berkembang dalam masyarakat.
Pada dasarnya, pelayanan merupakan usaha apa saja yang mempertinggi
kepuasan konsumen/masyarakat (whatever customer satisfaction). Dukungan kepada
pelanggan/masyarakat dapat bermakna sebagai suatu bentuk pelayanan yang memberikan kepuasan bagi masyarakat, selalu dekat dengan pelanggannya, sehingga kesan yang menyenangkan senantiasa diingat oleh para penerima pelayanan publik.
Selain itu, membangun kesan yang dapat memberikan citra positif dimata masyarakat karena jasa pelayanan yang diberikan dengan biaya yang terkendali atau terjangkau
bagi masyarakat sehingga membuat masyarakat terdorong atau termotivasi untuk bekerja sama dan dapat berperan aktif dalam pelaksanaan pelayanan yang prima (Dwiyanto, 2005:67-68).
1.5.1.3.Asas-Asas Pelayanan Publik
Tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat, maka untuk mencapai hal tersebut dituntut kualitas pelayan prima yang tercermin
dari asas-asas pelayanan publik berdasarkan Kepmenpan No. 63 Tahun 2003 yaitu:
1. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai.
2. Akuntabilitas
3. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan
dengan tetap berpegang teguh pada prinsif efesiensi dan efektifitas.
4. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
5. Kesamaan Hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membeda-bedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status sosial.
6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.
1.5.1.4.Standar Pelayanan Publik
Berdasarkan Kepmenpan No. 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelayanan Publik, standar pelayanan meliputi:
1. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dilakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan.
2. Persyaratan Pelayanan
3. Waktu Pelayanan
Waktu pelayanan yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai
dengan penyelesaian termasuk pengaduan.
4. Biaya Pelayanan
Biaya/tarif pelayanan rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian
pelayanan.
5. Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
6. Sarana dan Prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.
7. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat sesuai dengan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan prilaku yang dibutuhkan.
1.5.1.5.Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik
Sesuai dengan Kepmenpan No. 63 Tahun 2003 pelayanan publik terdiri dari
beberapa bentuk, antara lain:
1. Kelompok Pelayanan Administratif
Kelompok pelayanan administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan
berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap
Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM), Buku Pemilik Kenderaan Bermotor (BPKB) dan sebagainya.
2. Kelompok Pelayanan Barang
Kelompok pelayanan barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik misalnya jaringan telepon,
penyediaan tenaga listrik, air bersih dan sebagainya.
3. Kelompok Pelayanan Jasa
Kelompok pelayanan jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyeleggaraan transportasi, pos dan sebagainya.
1.5.1.6.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Publik
Menurut Moenir (2002:88) dalam pelayanan publik terdapat beberapa faktor pendukung yang penting, yaitu:
1. Faktor Kesadaran
Yaitu kesadaran para pejabat serta petugas yang berkecimpung dalam kegiatan pelayanan. Kesadaran para pegawai pada segala tingkatan terhadap tugas yang
menjadi tanggung jawabnya dapat membawa dampak yang sangat positif terhadap organisasi.
2. Faktor Aturan
Yaitu aturan dalam organisasi yang menjadi landasan kerja pelayanan. Aturan ini mutlak kebenarannya agar organisasi dan pekerja dapat berjalan teratur dan
3. Faktor Organisasi
Yaitu mengorganisir fungsi, baik dalam struktur maupun mekanismenya yang
akan berperan dalam mutu dan kelancaran pelayanan. Sarana pendukung mekanisme adalah sistem, prosedur, dan metode yang berfungsi sebagai tata cara atau tata kerja agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
4. Faktor Pendapatan
Yaitu pendapatan pegawai yang berfungsi sebagai pendukung pelaksanaan
pelayanan.pendapatan yang cukup akan memotivikasi pegawai dalam melaksanakan pekerjaan yang baik.
5. Faktor Keterampilan Tugas
Yaitu kemampuan dan keterampilan petugas dalam melaksanakan pekerjaan.ada tiga kemampuan yang harus di miliki, yaitu: kemampuan
manajerial, kemampuan teknis,dan kemampuan untuk membuat konsep.
6. Faktor Sarana
Yaitu sarana yang di perlukan dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan
layanan.sarana ini meliputi peralatan,perlengkapan,alat bantu dan pasilitas lain yang melengkapi,serta pasilitas komunikasi.
1.5.2. Kinerja
1.5.2.1.Pengertian Kinerja
Kinerja berasal dari kata performance, yang diartikan sebagai hasil kerja
atau prestasi kerja. Kinerja merupakan implementasi dari perencanaan yang telah
Menurut Widodo (2005:78) kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang
diharapkan, atau suatu hail kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak
melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika.
Kemudian Suntoro (dalam Tika, 2006:121) kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam priode waktu tertentu.
Mahsum (2006:25) kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuam, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perencanaan strategis (strategic
planning) suatu organisasi.
Menurut Mangkunegara (2009:67) dalam bukunya Managemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, mengemukakan pengertian kinerja yaitu sebagai hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Kinerja
merupakan prilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.
Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja
yang dapat dicapai seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan hasil yang diharapkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam priode
waktu tertentu. Kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi
suatu jabatan secara keseluruhan sama dengan jumlah (rata-rata) dari kenerja fungsi pegawai atau kegiatan yang dilakukan.
1.5.2.2. Pengukuran Kinerja
Dharma dalam bukunya Manajemen Supervisi (2003:355) mengatakan
bahwa hampir semua cara pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal sbb:
1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai
2. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya)
3. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan
Menurut Mangkunegara (2009:75) indikator kinerja, yaitu:
1. Kualitas
Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa
yang seharusnya dikerjakan. Parameternya antara lain:
- Kesesuaian layanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan dengan aturan
atau pedoman yang berlaku.
- Memegang teguh prinsip-prinsip moral dan kode etik dalam tugasnya
melayani kebutuhan masyarakat.
- Optimalnya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
2. Kuantitas
Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai. Parameternya antara lain:
- Capaian dan jumlah yang dapat dicapai oleh pegawai
- Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
3. Kehandalan
Kehandalan kerja adalah seberapa jauh pegawai mampu melakukan
pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan. Parameternya yaitu:
- Efektifitas pegawai dalam tugasnya melayani masyarakat
- Daya tanggap pegawai terhadap berbagai permintaan yang datang dari
masyarakat
- Kemampuan pegawai dalam menggunakan mesin/peralatan kantor
4. Sikap
Sikap kerja adalah kemampuan individu untuk dapat melaksanakan pekerjaan yang sedang dilakukannya. Parameternya antara lain:
- Ketelitian pegawai dalam menyelesaikan tugasnya
- Kepatuhan pegawai memakai seragam pada saat bekerja
- Kesopanan dan keramahan pegawai dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
1.5.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja
Menurut Mangkunegara (2009:16-17), faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu dalam organisasi adalah sebagai berikut:
1. Faktor Individu
Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisik (jasmani). Dengan
adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusia untuk mampu mengelola dan
2. Faktor Lingkungan Organisasi
Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam
mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, target kerja yang menantang, pola komuniasi kerja yang efektif, hubungan kerja yang harmonis, iklim kerja yang respek dan dinamis,
peluang karir dan fasilitas kerja yang relatif memadai.
1.5.2.4. Peningkatan Kinerja
Dalam rangka peningkatan kinerja pegawai, menurut Mangkunegara (2009:22), terdapat tujuh langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja
2. Mengenal kekurangan dan tingkat keseriusan
3. Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan,
baik yang berhubungan dengan sistem maupun yang berhubungan dengan pegawai itu sendiri.
4. Mengembengkan rencana tindakan untuk menanggulangi penyebab
kekurangan tersebut.
5. Melakukan rencana tindakan tersebut.
6. Melakukan evaluasi apakah masalah tersbut sudah teratasi atau belum
7. Mulai dari awal, apabila perlu.
1.5.3. Pembuatan Surat Miskin dan Surat Ahli Waris 1.5.3.1.Surat Miskin
a. Pengertian Surat Miskin
Surat yang menerangkan bahwa orang yang bersangkutan tidak mampu secara ekonomi (miskin).
b. Syarat-syarat pembuatan Surat Miskin
1. Surat Pengantar dari RT dan RW
2. Surat Pengantar dari Kelurahan Setempat
3. Fotocopy KK (Kartu Keluarga)
4. Fotocopy KTP (Kartu Tanda Penduduk)
5. Surat Pernyataan Tidak Mampu
(http://skpd.batamkota.go.id/nongsa/surat-keterangan-kematian/, diakses pada hari Sabtu, 2 Maret 2013, pukul 23.15 WIB).
c. Kegunaan Surat Miskin
Kegunaan Surat Miskin dipergunakan untuk urusan-urusan antara lain: mengurus kartu Jamkesmas, mengurus urusan beasiswa dan lain sebagainya.
1.5.3.2.Surat Ahli Waris
a. Pengertian Surat Ahli Waris
Surat keterangan waris adalah surat yang diberikan oleh pemilik warisan kepada ahli warisnya, yang berisi data-data dari ahli waris yang yang berhak mendapat warisan dari di pewaris jika telah meninggal. Dan surat ini memiliki
sampai saat ini belum ada peraturan hukum yang spesifik yang mengatur ketentuan surat keterangan ini. Surat ini berisi data-data dari ahli waris yang sah
yang berhak mendapat warisan dari si pewaris. (http://jasapembuatanweb.co.id/ info-umum/surat-keterangan-waris, diakses pada Sabtu, 2 Maret 2013 : 23.15)
b. Syarat-syarat pembuatan Surat Ahli Waris
1. Surat Pengantar dari RT/RW
2. Surat Pengantar dari Kelurahan Setempat
3. Fotocopy KTP Ahli Waris
4. Fotocopy KTP Almarhum
5. Fotocopy KK (Kartu Keluarga)
6. Fotocopy Akte Nikah
7. Fotocopy Akte Anak (Ahli Waris)
8. Surat Kematian
9. Surat Pernyataan Ahli Waris
(http://skpd.batamkota.go.id/nongsa/surat-keterangan-kematian/, diakses pada hari Sabtu, 2 Maret 2013, pukul 23.15 WIB).
c. Perbedaan Surat Ahli Waris dengan Akta Keterangan Hak Mewaris
Dalam Pasal 111 ayat (1) huruf c butir 4. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah disebutkan bahwa salah satu syarat pendaftaran balik nama
waris adalah:
- Surat Keterangan Waris: bagi warga negara Indonesia penduduk asli: surat keterangan ahli waris yang dibuat oleh para ahli waris dengan
disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi dan dikuatkan oleh Kepala Desa/Kelurahan dan Camat tempat tinggal pewaris pada waktu meninggal
- Akta keterangan hak mewaris dari Notaris: bagi warga negara Indonesia keturunan Tionghoa:
Dari penjelasan tersebut tampak adanya perbedaan pada:
a. Golongan penduduk dari pihak yang meninggal dunia (pewaris). Untuk
golongan penduduk Pribumi, cukup dibuat di bawah tangan, dan disaksikan serta
dibenarkan oleh Lurah setempat serta dikuatkan oleh Camat. Sedangkan, golongan penduduk Tionghoa, yang berwenang membuat adalah Notaris.
b. Pihak yang berwenang untuk membuat keterangan waris. Seperti penjelasan di
atas, jika pewaris adalah WNI - pribumi, keterangan warisnya cukup dibuat dalam bentuk surat pernyataan dari para ahli waris, yang disahkan oleh Lurah
dan dikuatkan oleh Camat setempat. Dalam hal ini, tidak perlu dilakukan pengecekan wasiat terlebih dahulu.
Sedangkan untuk WNI yang keturunan Tionghoa, keterangan warisnya dibuat di hadapan Notaris, dimana sebelumnya dilakukan pengecekan wasiat terlebih dahulu.
c. Bentuk surat/aktanya
Untuk keterangan waris WNI – Pribumi, karena keterangan waris cukup dibuat
di bawah tangan saja, maka aktanya merupakan surat di bawah tangan,
Untuk keterangan waris WNI – Tionghoa: merupakan akta otentik yang dibuat oleh/di hadapan Pejabat umum yang berwenang sesuai pasal 1868 KUHPerdata.
1.6. DEFENISI KONSEP
Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 2008:32).
Konsep atau pengertian merupakan unsur penting dalam suatu penelitian
karena ini akan menyamakan pandangan antara penulis (peneliti) dengan pembaca dalam pokok bahasan yang diuraikan. Dengan itu, diharapkan kesalahan penafsiran
oleh pembaca dapat dihindari yang pada akhirnya mempermudah penulis (peneliti) dalam menelaah istilah penelitian tersebut, yaitu:
a. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik (instansi pemerintah) sebagai upaya pemenuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Sedangkan Pelayanan Prima adalah pelayanan yang sangat baik dan atau pelayanan yang terbaik, sesuai dengan standar yang berlaku atau dimiliki oleh instansi yang memberi pelayanan sehingga mampu memuaskan pihak yang
dilayani (pelanggan)
b. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau kelompok orang
dalam suatu organisasi, dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam priode waktu tertentu.
c. Surat Miskin adalah Surat yang menerangkan bahwa orang yang bersangkutan
tidak mampu secara ekonomi (miskin).
d. Surat Ahli Waris adalah surat yang diberikan oleh pemilik warisan kepada ahli
e. Kinerja Pelayanan Pembuatan Surat Miskin dan Surat Ahli Waris yaitu:
1. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dilakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan.
2. Persyaratan Pelayanan
Persyaratan yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.
3. Waktu Pelayanan
Waktu pelayanan yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian termasuk pengaduan.
4. Biaya Pelayanan
Biaya/tarif pelayanan rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian
pelayanan.
5. Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
6. Sarana dan Prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.
7. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat sesuai dengan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan prilaku yang
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1. BENTUK PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dengan analisis data kualitatif. Menurut Nawawi (2003:64) Metode Penelitian Deskriptif adalah metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian
dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat. Dengan
demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitan berdasarkan fakta-fakta yang ada dan mencoba menganalisis kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.
Alasan menggunakan metode penelitian kualitatif disebabkan selama ini dalam menggunakan penelitian dengan metode kuantitatif memiliki kelemaha
terutama dalam teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner (angket). Karena peneliti hanya menyuruh informan (responden) untuk menjawab pertanyaan yang telah disediakan peneliti dalam kuesioner, sehingga peneliti hanya memperoleh
data sebatas data yang diminta di kuesioner atau angket. peneltian yang menggunakan metode kualitatif memiliki keunggulan dalam proses penelitiannnya,
yaitu bersifat holistik (menyeluruh) dan dinamis, adanya hubungan timbal balik
(interaksi) antara peneliti dengan yang diteliti secara transferability (tidak bersifat
general) dimana dalam penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi, tetapi lebih
menekankan pada tingkat makna. Sehingga dapat memudahkan pembaca dari hasil penelitian ini memahami apa yang menjadi masalah.
2.2. LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Kantor Camat Medan Kota. Kantor Camat Medan
Kota berlokasi di Jalan Stadion no. 3 Medan, Propinsi Sumatera Utara. Alasan memilih Kantor Camat Medan Kota karena sebagai salah satu instansi pemerintah
yang melayani kebutuhan masyarakat (publik), sedang berupaya keras untuk meningkatkan kinerja pelayanannya, dimana pelayanan prima merupakan salah satu Program Pemerintah Kota Medan yang berusaha untuk dicapai.
2.3. KEY INFORMAN
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh sebab itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya
sampel dan populasi. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian inilah yang akan menjadi informan yang
akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan penelitian meliputi informan kunci dan informan biasa. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang
diperlukan di dalam penelitian, atau informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti. Sedangkan informan biasa adalah informan yang
ditentukan dengan dasar pertimbangan mengetahui dan berhubungan dengan permasalahan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi informan kunci dalam
biasa yaitu sebanyak 3 (tiga) orang pegawai yang bertugas memberikan pelayanan pembuatan surat miskin dan surat ahli waris kepada masayarakat dan 15 (lima belas)
orang masyarakat yang mendapatkan pelayanan, masing-masing 10 (sepuluh) orang yang mengurus surat miskin dan 5 (lima) orang yang mengurus surat ahli waris di Kantor Camat Medan Kota. Maka total responden dalam penelitian ini adalah
sebanyak 20 (dua puluh) orang. Alasan pengambilan key informan masyarakat yang mengurus surat miskin lebih banyak (10 orang) dibandingkan key informan
pembuatan surat ahli waris (5 orang) dikarenakan masyarakat yang mengurus surat miskin lebih banyak yaitu sekitara 2-5 orang per hari, sedangkan masyarakat yang mengurus surat ahli waris hanya berkisar 2-5 orang per minggunya.
2.4.TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan 2 cara, yaitu :
1. Pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara
langsung ke lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan instrumen sebagai berikut :
a. Metode observasi yaitu : melakukan pengamatan secara langsung
terhadap penomena-penomena yang berkaitan dengan fokus penelitian.
b. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data yang lengkap dan
mendalam.
2. Pengumpulan data sekunder, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari
a. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui buku-buku ilmiah, tulisan, karangan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian.
b. Dokumentasi yaitu dengan menggunakan catatan-catatan yang ada dalam
lokasi peneltian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan masalah penelitian.
2.5. TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis data yaitu proses penyederhanaan data ke dalam formula yang sederhana dan mudah dibaca serta mudah diinterpretasi. Maksudnya, analisis data
disini tidak saja memberikan kemudahan interpretasi, tetapi mampu memberikan kejelasan makna dari setiap fenomena yang diamati. Sehingga implikasi yang lebih luas dari hasil penelitian dapat dijadikan sebagai dasar simpulan akhir penelitian.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, yaitu menguraikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh di
lapangan dari para informan. Tujuan analisis data kualitatif yaitu: 1. Menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut, dan 2. Menganalisis makna yang ada dibalik
informasi, data, dan suatu proses fenomena sosial (Bungin, 2007:153). Penganalisisan ini didasarkan pada kemampuan nalar dalam menghubungkan fakta,
BAB III
DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1. SEJARAH SINGKAT KECAMATAN MEDAN KOTA
Kecamatan Medan Kota dibentuk dan berdiri secara resmi sejak tanggal 1
Desember 1952 sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor : 688/11/P.S.U. tanggal 01 Nopember 1952 yang diikuti dengan
Maklumat Walikota Medan menjadi 4 (empat) Kecamatan, yaitu:
1. Kecamatan Medan Kota
2. Kecamatan Medan Timur
3. Kecamatan Medan Barat
4. Kecamatan Medan Baru
Kecamatan Medan Kota merupakan salah satu wilayah Kota Medan dipimpin oleh seorang Kepala Pemerintahan yang disebut Asisten Wedana sejak
tahun 1952 s.d 1973. Sejak tahun 1974 sampai dengan sekarang perubahan Kepala Wilayah di Kecamatan Medan Kota berubah sebutan dengan Camat Medan Kota. Sebagai Camat Pertama pada tahun periode 1974 s.d 1980 adalah M. Nasir Nasution
dan berikut nama-nama Camat dan lamanya menjabat di Kecamatan Medan Kota sejak tahun 1974 s.d 2013:
Tabel 1 : Nama-Nama Camat Medan Kota
14 Parlindungan Nasution, S.Sos 2011 s.d sekarang
Sumber : BukuKecamatan Medan Kota Dalam Angka Tahun 2012
3.2. KONDISI DAN LETAK GEOGRAFIS
Kecamatan Medan Kota merupakan bagian dari wilayah Pemerintahan
Kota Medan, terdiri dari 12 (dua belas) Kelurahan sebagai berikut :
1. Kelurahan Pandau Hulu I
2. Kelurahn Sei Rengas-I
3. Kelurahan Pusat Pasar
4. Keluran Pasar Baru
Batas-Batas Wilayah Kecamatan Medan Kota sebagai berikut :
- Sebelah Utara : berbatasan dengan Kec. Medan Area/Kec.Medan Timur
- Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kec.Medan Denai/ Kec.Medan Area
- Sebelah Timur : berbatasan dengan Kec.Medan Denai/Kec.Medan Area
- Sebelah Barat : berbatasan dengan Kec. Medan Maimun
Letak Geografis Kecamatan Medan Kota :
- Luas Wilayah : 603 Ha
- Letak di atas permukaan tanah : 30 Meter
- Lintang Utara : 200 – 300
- Bujur Timur : 980 – 440
3.3. DATA KEPENDUDUKAN KECAMATAN MEDAN KOTA
Berikuti ini adalah data kependudukan Kecamatan Medan Kota per Bulan Desember 2012 :
6. Kelurahan Kotamatsum III
7. Kelurahan Pasar Merah Barat
8. KelurahanTeladan Barat
9. Kelurahan Teladan Timur
10. Kelurahan Sudirejo-I
11. Kelurahan Sudirejo-II
Tabel 2 : Jumlah Penduduk Kecamatan Medan No Kelurahan Jumlah
Lingkungan
Jumlah
KK Jumlah Penduduk
LK PR Total
Sumber: Data Kecamatan Medan Kota
Sesuai dengan data penduduk Kecamatan Medan Kota adalah 118.657 jiwa yang terdiri dari 57.887 laki-laki dan 60.770 perempuan, sedangkan jumlah Kepala
Keluarganya (KK) adalah 28.651 KK yang menyebar di 146 Linkungan di seluruh Kecamatan Medan Kota.
Berikut ini adalah data kependudukan yang dikelompokkan menurut usia
Tabel 3 : Jumlah Penduduk menurut Kelompok Usia
No. Umur Jumlah Penduduk Persentase
1 0 – 4 Tahun 9,967 8,4 %
2 5 – 14 Tahun 21,596 18,2 %
3 15 – 44 Tahun 63,837 53,8%
4 45 – 64 Tahun 18,511 15,6 %
5 65 > ……. 4.746 4,0 %
Jumlah 118.657 100 %
Sumber : Data Kecamatan Medan Kota
Apabila penduduk Kecamatan Medan Kota dikelompokkan berdasarkan usianya maka kelompok usia yang paling banyak adalah usia 15 – 44 tahun yaitu
sekitar 53,8 % yang merupakan usia sangat produktif. Kelompok usia 5-14 tahun adalah 18,2 %, kelompok usia 45-64 tahun 15,6 %, kelompok usia 0 – 4 tahun 8,4 % dan kelompok usia 65 tahun ke atas 4 %.
Berikut ini data penduduk menurut Agama dan juga besaran persentasenya
Tabel 4 : Jumlah Penduduk menurut Agama
No. Agama Jumlah Penduduk Persentase
1 Islam 55.769 47 %
2 Kristen & Katolik 33.105 27.9 %
3 Budha 29.664 25 %
4 Hindu 119 0.1 %
Jumlah 118.657 100 %
Sumber : Data Kecamatan Medan Kota
Penduduk Kecamatan Medan Kota yang paling banyak beragama Islam yaitu sebesar 47 %, kemudian Kristen & Katolik 27,9 %, Budha 25 % dan Hindu 0.1
Di bawah ini data penduduk menurut Suku Bangsa dan juga persentasenya
Tabel 5 : Jumlah Penduduk menurut Suku Bangsa
No. Suku Bangsa Jumlah Penduduk Persentase
1 Batak 27.991 23,59
2 Melayu 8.306 7 %
3 Jawa 36.784 31 %
4 Minang 10.679 9 %
5 Tionghoa 28.964 24,41 %
6 Lain-lain 5.933 5 %
Jumlah 118.657 100 %
Sumber : Data Kecamatan Medan Kota
Penduduk Kecamatan Medan Kota berdasarkan Suku Bangsa yang paling
banyak adalah Suku Jawa 31 %, Tionghoa 24,41 %, Batak 23,59 %, Minang 9 %, Melayu 7 % dan lain-lain 5 %. Banyaknya Suku Bangsa yang ada di Kecamatan Medan Kota menggambarkan karakteristik Kecamatan yang multi Etnis.
3.4. VISI DAN MISI KECAMATAN MEDAN KOTA
- Visi
Visi Kecamatan Medan Kota adalah:
“ Kecamatan Medan Kota Yang Profesional, Responsif Dan Akuntabel”
Penjelasan Visi:
- Profesional mengandung makna :
umum kepada masyarakat sesuai dengan tujuan pembangunan kota yang akan dicapai, fokus terhadap tujuan yang akan dicapai serta peka terhadap segala
perubahan dan tuntutan perkembangan dalam lingkungan strategis yang terjadi.
- Responsif mengandung makna :
Terselenggaranya Pemerintahan Kecamatan Medan Kota dalam Pelayanan
Pemerintahan pada Masyarakat dalam berbagai masukan dari warga Masyarakat maka perlu strategi dan arah kebijakan yang terpadu dan terukur sesuai dengan
Standard Operasional Prosedur pada Pelayanan Masyarakat yang lebih responsif.
- Akuntabel mengandung makna :
Bahwa Pemerintahan Kecamatan Medan Kota dalam melaksanakan kegiatan di
bidang pemerintahan dan pembangunan di Kecamatan secara terbuka (transparan) tanpa ada yang ditutupi, dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel)
secara profesional, rasional, efisien, dan efektif.
- Misi
Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan agar harapan yang dicita-citakan pada mendatang akan tercapai. Proses perumusan misi harus memperhatikan masukan dari
pihak yang berkepentingan (Stakeholder) dengan memperhatikan peluang dan hambatan yang dihadapi.
Dalam mencapai visi organisasi, Kecamatan Medan Kota merumuskan misi
organisasi dalam kurun waktu tertentu. Untuk mewujudkan hal tersebut Kecamatan Medan Kota mempunyai misi sbb:
1. Mewujudkan terselenggaranya pelayanan prima kepada masyarakat Secara
profesional, responsif dan akuntabel dengan Mendayagunakan Seluruh Aparatur.
2. Meningkatkan dukungan secara penuh pada kegiatan perencanaan
pembangunan kota yang berbasiskan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
3. Meningkatkan pemenuhan sumber daya manusia yang berkualitas, berbudi
pekerti luhur, beriman dan bertaqwa.
4. Mewujudkan terpeliharanya kondusifitas politik, ekonomi, sosial budaya serta
keamanan dan ketentraman wilayah.
- Tujuan dan Sasaran
Tujuan merupakan penjabaran/implementasi dari pernyataan misi. Tujuan
adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan pada jangka waktu 1 (satu) samapi dengan 5 (lima) tahun sedangkan sasaran merupakan apa yang diharapkan dapat terjuwud dalam jangka pendek biasanya dalam tahunan.
Dengan memperhatikan visi dan misi Kecamatan Medan Kota, maka tujuan dan sasaran yang dicapai adalah sebagai berikut:
1. Misi Pertama :
Mewujudkan terselenggaranya pelayanan prima kepada masyarakat, secara propesional, responsif dan akuntabel dengan mendayagunakan seluruh aparatur,
dengan tujuan:
a. Meningkatkan kualitas pelayanan Prima bagi masyarakat Kecamatan Medan
1) Terselenggaranya pembinaan dan pengawasan terhadap kinerja aparatur pelayanan publik di kelurahan dan Kecamatan Medan Kota.
2) Terwujudnya disiplin aparatur Pelayanan publik di Kelurahan dan
Kecamatan Medan Kota
b. Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana perkantoran Kelurahan dan
Kecamatan, dengan sasaran:
1) Meningkatnya sarana dan prasarana pelayanan publik
2) Meningkatkan pengetahuan aparatur Kelurahan dan Kecamatan dalam
bidang pengetahuan teknologi dan informasi.
c. Meningkatkan koordinasi dan konsolidasi lintas sektoral di bidang Pemerintahan
dan Pembangunan Kecamatan Medan Kota dengan sasaran :
1) Meningkatkan kerjasama dan informasi lintas sektoral.
2) Meningkatkan peranan serta instansi lintas sektoral dalam pembangunan
Kecamatan.
3) Terlaksananya rapat koordinasi.
2. Misi Kedua :
Meningkatkan dukungan secara penuh pada Kegiatan Perencanaan
Pembangunan Kota yang berbasiskan Partisipasi dan Pemberdayaan Masyarakat, dengan tujuan:
a. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan Kecamatan dengan
sasaran yaitu:
1) Terlaksananya partisipasi masyarakat dalam pembangunan Kecamatan
2) Terlaksananya program pemerintahan dan pembangunan yang transparan
b. Meningkatkan pemberdayaan pemuda, dengan sasaran:
1) Terlaksananya pembinaan kepada kelompok pemuda
2) Meningkatnya peran serta kepemudaan dalam pembangunan
3) Meningkatnya jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda.
c. Meningkatkan pembinaan keagamaan kepada masyarakat, dengan sasaran:
1) Terlaksananya hari-hari besar keagamaan
2) Terlaksananya perlombaan keagamaan
3) Terlaksananya pembinaan bantuan kepada kaum dhuafa / miskin
4) Meningkatkan mutu sarana ibadah
d. Meningkatkan kemampuan olahraga dan sumber daya masyarakat dalam seni,
dengan sasaran :
1) Terlaksananya pembinaan olah raga
2) Terlaksanaya pembinaan kesadaran masyarakat terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara serta pelestarian nilai-nilai tradisi dan kebudayaan daerah.
3. Misi Ketiga :
Meningkatkan Pemenuhan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas, Berbudi
Pekerti Luhur, Beriman dan Bertaqwa dengan tujuan:
a. Meningkatkan SDM Aparatur Publik dengan sasaran :
1) Meningkatkan ketrampilan aparatur Kecamatan.
2) Meningkatkan pengetahuan aparatur pelayanan publik di Kelurahan dan
Kecamatan Medan Kota.
3) Meningkatkan kesejahteraan aparatur pelayanan publik di Kelurahan dan
4) Meningkatkan kesadaran disiplin aparatur.
b. Terwujudnya pengembangan sarana dan prasarana aparatur pemerintahan,
dengan sasaran :
1) Terlaksananya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana kerja serta
perkantoran dilingkungan Kecamatan dan Kelurahan.
2) Meningkatnya pengamanan dan pengendalian barang milik daerah.
3) Terlaksananya perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana bangunan,
mobilisasi dan peralatan kerja milik pemerintah. 4. Misi Keempat :
Mewujudkan Terpeliharanya Kondusifitas Politik, Ekonomi, Sosial Budaya
Serta Keamanan dan Ketentraman Wilayah Kecamatan Medan Kota, dengan tujuan : a Meningkatkan Ketentraman masyarakat dan Ketentraman Umum dengan sasaran
1) Meningkatkan keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
2) Meningkatnya Kemitraan Pengembangan wawasan kebangsaan
3) Terselenggaranya Pemilu dengan Aman mdan Lancar
4) Meningkatnya antisipasai masyarakat dalam bahaya bencana alam dan
tertanggulanginya korban bencana alam
b. Peningkatan suasana kehidupan yang harmonis,saling menghormati,aman dan
damai dengan sasaran :
1) Meningkatnya Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
2) Terselenggaranya kegiatan keagamaan dan hari hari besar
3.5. STRUKTUR ORGANISASI KECAMATAN MEDAN KOTA
Sumber: Data Kecamatan Medan Kota
CAMAT MEDAN KOTA
PARLINDUNGAN, S.SOS (III/d) NIP. 19690920 199009 1 001
JUNIJAR NAIBAHO (III/a)
NIP. 196706 199312 2 001 NIP. 19860318 200412 2 003
3.6. TUGAS DAN FUNGSI SKPD KECAMATAN MEDAN KOTA
Tugas dan Fungsi SKPD Kecamatan Medan Kota adalah sesuai dengan
Peraturan Walikota Medan No. 56 tahun 2010 tentang rincian Tugas Pokok dan Fungsi Koordinasi :
Pasal 3. Kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat Daerah yang dipimpin oleh Camat yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah
Camat
Pasal.4 Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Pemerintah
yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dalam menyelenggarakan tugas umum Pemerintahan.
Pasal.5 Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam
pasal 4 Camat menyelenggarakan fungsi :
a. Mengkoordinasi kegiatan pemberdayaan masyarakat
b. Mengkoordinasikan upaya Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum
c. Mengkoordinasikan penerepan dan penegakan peraturan Perundang-undangan.
d. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.
e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di Tingkat
Kecamatan
f. Membina penyelenggaraan Pemerintah Kelurahan
g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/
atau yang belum dapat di laksanakan pemerintahan Kelurahan
h. Melaksanakan tugas lain diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
Dalam melaksanakan Tugas dan fungsinya kepala SKPD Kecamatan Medan Kota membawahi 12 Kelurahan, 146 Kepala Lingkungan dan dibantu Oleh Sekcam,
Kasi Tata Pemerintahan, Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan, Kasi Kesejahteraan Sosial dan Kasi Ketentraman dan Ketertiban Umum, Kasubbag. Umum, Kasubbag. Keuangan dan Kasubbag Penyusunan Program. Yang
mempunyai tugas dan Fungsi sebagai berikut :
Sekcam
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat.
1) Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Camat
lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum,keuangan, dan penyusunan program.
2) Fungsi Sekretariat antara lain
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan kesekretariatan
b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Kecamatan
c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan
Kecamatan yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan kerumahtanggaan Kecamatan
d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan
organisasi dan ketatalaksanaan
e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas tugas Kecamatan
f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
g. Pelaksanaa monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan
Sub Bagian Umum
Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas secretariat lingkup
administrasi Umum dengan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian umum
b. Penyusunann bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum
c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas,
penataan kearsipan, perlengkapan, dan penyelenggaraan kerumah tanggaan
Kecamatan
d. Pengelolaan administrasi kepegawaian
e. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan administrasi
kepegawian
f. Penyiapan bahan pembinaan, penghawasan dan pengendalian
g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas dan
fungsinya
Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub bagian Keuangan
b. Penyusunan rencana,program dan kegiatan Sub Bagian Keuangan
c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan
rencana, penyusunan bahan, pemrosesan,pengusulan dan verivikasi
d. Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan
e. Penyusunan laporan keuangan Kecamatan
f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
g. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Sub Bagian Penyusunan Program
Sub Bagian Penyusunan program dipimpin oleh kepala Sub Bagian yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris, mempunyai tugas Pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup penyusunan program dan
pelaporan, menyelenggarakan fungsi fungsi sbb:
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan sub bagian Penyusunan Program
b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup Penyusunan rencana dan program
Kecamatan
c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Kecamatan
d. Penyiapan bahan pembinaan Pengawasan dan pengendalian
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris ssuai dengan tugas dan
Seksi Tata Pemerintahan
Seksi tata Pemerintahan dipimpin oleh kepala Seksi yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Camat, mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Camat lingkup Tata Pemerintahan, menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Seksi tata Pemerintahan
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup tata Pemerintahan
c. Penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi pemerintahan
kelurahan
d. Penyiapan bahan pembinaan dan koordinasi dalam penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan di tingkat Kecamatan
e. Penyiapan bahan koordinasi pembinaan kegiatan sosial politik,ideologi negara
dan kesatuan bangsa
f. Penyiapan bahan pembinaan dibidang Keagrariaan
g. Pelaksanaan proses pelayanan administrasi kependudukan
h. Pelaksanaan kegiatan pencatatan monografi kecamatan dan Kelurahan
i. Pelaksanaan Proses pelayanan administrasi lainnya lingkup tata pemerintahan
j. Pemantauan pelaksanaan pemungutan Pajak Buni dan Bangunan
k. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaopran pelaksanaan tugas
l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Seksi Pemberdayaan Masyarakat.
Dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat. Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas pokok
a. Penyusunan rencana,program dan kegiatan Seksi Pemberdayaan masyarakat
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Pemberdayaan masyarakat
c. Penyiapan bahan pembinaan terhadap kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM). Lembaga Perekonomian, Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah
d. Pelaksanaan Proses pelayanan masyarakat lingkup pemberdayaan masyarakat
e. Penyiapan bahan koordinasi dalam penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat
di tingkat kecamatan
f. Penyiapan bahan monitoring . evaluasi,dan pelaporan pelaksanaaan tugas
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Seksi Ketentraman dan ketertiban Umum
Dipimpin oleh Kepala seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Camat, Mempunyai tigas pokok melaksanakan sebagian tugas Camat lingkup ketentraman dan ketertiban umum Menyelenggarakan fungsi sbb :
a. Penyusunan rencana ,program dan kegiatan Seksi Ketentraman dan Ketertiban
Umum
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Ketentraman dan Ketertibaan Umum
c. Penyiapan bahan pembinaan Ketentraman dan ketertiban umum
d. Pelaksanaan proses pelayanan masyarakat lingkup pemberdayaan masyarakat
e. Penyiapan bahan pelaksanaan Koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah
penertiban terhadap pelanggaran peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya di Wilayah Kecamtan
f. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan polisi Pamong Praja, Pertahanan Sipil
dan Perlindungan Masyarakat
g. Membantu Pelaksanaan Pengawasan akibat bencana alam dan bencana lainnya
h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
i. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberkan Oleh Camat sesuai dengan tugas dan
fungsinya
Seksi Kesejahteraan Sosial
Dipimpin Oleh Kepala Seksi berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Camat, Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas poko camat
lingkup Kesejahteraan social Menyelengarakan fungsi Sbb :
a. Penyusunan rencana program dan kegiatan seksi Kesejahteraan Sosial
b. Penyusunan bahan petunjuk Tewknis lingkup Kesejahteraan Sosial
c. Penyiapan bahan pembinaan Kesejahteraan Sosial
d. Pelaksanaan proses Pelayanan masyarakat lingkup Kesejahteraan Sosial
e. Penyiapan bahan Koordinasi dalam Penyelenggaraan pembinaan kehidupan
keagamaan, pendidikan, kepemudaan, kebudayaan, olahraga, kesehatan masyarakat dan kesejahteraan sosial lainnya
f. Membantu pelaksanaan tugas-tugas penanggulangan bencana alam dan bencana
lainnya
g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai dengan tugas dan
3.7. SUMBER DAYA MANUSIA KANTOR CAMAT MEDAN KOTA
Sumberda Daya Manusia (SDM) merupakan modal yang sangat penting
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Berikut ini Golongan PNS berdasarkan pangkat dan golongannya:
Tabel 6 : PNS berdasarkan Pangkat dan Golongan
No. Pangkat Golongan Jumlah Orang
1 Pembina Golongan IV/a 1
2 Penata TK.I Golongan III/d 11
3 Penata Golongan III/c 32
4 Penata Muda TK.I Golongan III/b 17
5 Penata Muda Golongan III/a 22
6 Pengatur TK.I Golongan II/d 3
7 Pengatur Golongan II/c 3
8 Pengatur muda Tk.I Golongan II/b 2
9 Pengatur muda Golongan II/a 10
10 Juru TK.I Golongan I/d 1
Jumlah 102
Sumber: Data Kecamatan Medan Kota
Dari data tersbut di atas dapat disimpulkan bahwa pangkat dan golongan PNS Kantor Camat Medan Kota yang paling banyak adalah Penata/IIIc sebanyak 32
orang dan yang paling sedikit adalah Juru Tk I/ I d yaitu satu orang.
Tabel 7 : PNS berdasarkan Jabatan dan Fungsional
No. Jabatan Jumlah Persentase
1 Eselon III/a 1 0.98 %
Sumber: Data Kecamaan Medan Kota 2013
Dari Tabel 7 di atas dapat disimpulkan bahwa PNS Kecamatan Medan Kota yang paling banyak Eselon IV/b yaitu 49,02%, diikuti berturut-turut Non Eselon
33,33 %, Eselon IV/a 15,69 % dan Eselon III/b serta III/a 0.98 %.
Di bawah ini golongan PNS berdasarkan Pendidikannya dan juga persentasenya:
Tabel 8 : Golongan PNS berdasarkan Pendidikan
No. Pendidikan Jumlah Persentase
1 S2 3 2.94%
Sumber: Data Kecamatan Medan Kota 2013
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa PNS Kecamatan Medan Kota