PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PLANTET QUESTION PADA
TEMA KEPERLUAN SEHARI-HARI DI KELAS III
SD NEGERI NO. 101766 BANDAR SETIA
TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan
Pra sekolah Dan Sekolah Dasar
OLEH :
LATIFAH ANDRIANI HUTASUHUT
NIM. 1111512005
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
LATIFAH ANDRIANI HUTASUHUT, NIM : 1111512005, “Peningkatan Keterampilan Bertanya Siswa Dengan Menggunakan Metode Plantet
Question Pada Tema Keperluan Sehari-Hari Di Kelas III SD Negeri 101766
Bandar Setia Tahun Ajaran 2014/2015”
Adapun masalah-masalah yang ditemukan dalam penelitian ini adalah: rendahnya keterampilan bertanya siswa disebabkan siswa pasif di dalam kelas, merasa bosan saat belajar terlihat dari kurangnya minat dan perhatian siswa terhadap guru pada saat pembelajaran berlangsung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa kelas III SD Negeri 101766 Bandar Setia Tahun Ajaran 2014/2015 pada pelajaran tematik tema keperluan sehari-hari. Maka untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, peneliti menggunakan metode pembelajaran Plantet Question.
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 101766 Bandar Setia, pada siswa kelas III dengan jumlah siswa 30 orang, dengan jumlah murid perempuan sebanyak 17 dan siswa laki-laki 13 orang. Penelitian ini dilakukan melalui 2 siklus yang terdiri dari 4 kali pertemuan. Dimana setiap pertemuan terdiri dari kegiatan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode plantet question dapat meningkatkan keterampilan bertanya siswa kelas III SD Negeri 101766 Bandar Setia Tahun Ajaran 2014/2015. Dengan diperoleh data observasi awal siklus I dengan nilai rata-rata 46 dan 57, pada siklus I pertemuan I tidak ada siswa tergolong sangat terampil (0%), 5 siswa (17%) terampil, 15 siswa (50%) cukup terampil, dan 10 siswa (33%) kurang terampil. Pada siklus I pertemuan II belum ada siswa dalam kategori kategori sangat terampil (0%), 12 siswa (40%) terampil, 14 siswa (47%) cukup terampil dan 4 siswa (13%) kurang terampil. Pada siklus II nilai rata-rata siswa 67 dan 80. Pada data siklus II pertemuan I sebanyak 4 siswa (13%) dalam kategori sangat terampil, 17 siswa (57%) terampil, 8 siswa (27%) cukup terampil, dan 1 siswa (3%) kurang terampil. Pada siklus II pertemua II, sebanyak 21 siswa (70%) sangat terampil, 8 siswa (27%) terampil, 1 siswa (3%) cukup terampil, dan tidak terdapat lagi siswa yang kurang terampil dalam bertanya (0%). Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap guru dalam proses pembelajaran pada siklus I diperoleh nilai 2,4 dan 2,7 dengan kategori cukup baik. Sedangkan pada siklus II diperoleh nilai 3,4 dan 3,8 dengan kategori sangat baik.
Maka kesimpulannya adalah dengan menggunakan metode Plantet
Question dapat meningkatkan keterampilan bertanya siswa kelas III SD Negeri
101766 Bandar Setia Tahun Ajaran 2014/2015. Metode pembelajaran Plantet
Question dapat melatih siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Meskipun
vi
2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Bertanya ... 14
2.1.7 Indikator Keterampilan Bertanya ... 15
2.1.8 Hakekat Metode ... 17
2.1.9 Metode Plantet Question ... 18
2.10 Kelebihan dan Kekurangan Metode Plantet Question ... 20
2.11 Langkah-Langkah Metode Plantet Question ... 21
vii
2.2 Kerangka Berfikir ... 29
2.3 Hipotesis Tindakan ... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 31
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 31
3.4 Operasional Variabel... 32
3.5 Desain Penelitian ... 32
3.6 Prosedur Penelitian ... 33
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.8 Teknik Analisa Data ... 39
3.9 Jadwal Penelitian ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 42
4.1.1 Kondisi Sekolah ... 42
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 42
4.1.3 Deskripsi Siklus I ... 43
4.1.4 Deskripsi Siklus II ... 59
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 80
5.2 Saran ... 81
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Bertanya ... 16
Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Plantet Question ... 22
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 43
Tabel 4.1 Hasil Observasi Keterampilan Bertanya Siswa Pada Siklus I
Pertemuan I Secara Individual ... 48
Tabel 4.2 Tingkat Keterampilan Bertanya Siswa Berdasarkan Kategori
Pada Siklus I Pertemuan I Secara Klasikal ... 50
Tabel 4.3 Hasil Observasi Keterampilan Bertanya Siswa Pada Siklus I
Pertemuan II Secara Individual ... 52
Tabel 4.4 Tingkat Keterampilan Bertanya Siswa Berdasarkan Kategori
Pada Siklus I Pertemuan II Secara Klasikal ... 54
Tabel 4.5 Observasi Guru Pada Siklus I Pertemuan I ... 56
Tabel 4.6 Observasi Guru Pada Siklus I Pertemuan II... 57
Tabel 4.7 Hasil Observasi Keterampilan Bertanya Siswa Pada Siklus II
Pertemuan I Secara Individual ... 63
Tabel 4.8 Tingkat Keterampilan Bertanya Siswa Berdasarkan Kategori
Pada Siklus II Pertemuan I Secara Klasikal ... 65
Tabel 4.9 Hasil Observasi Keterampilan Bertanya Siswa Pada Siklus II
Pertemuan II Secara Individual ... 67
Tabel 4.10 Tingkat Keterampilan Bertanya Siswa Berdasarkan Kategori
Pada Siklus II Pertemuan II Secara Klasikal... 68
ix
Tabel 4.12 Observasi Guru Pada Siklus II Pertemuan II ... 72
Tabel 4.13 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Observasi Keterampilan Bertanya
Siswa Siklus I dan II (Pertemuan I dan II) ... 74
Tabel 4.16 Rekapitulasi Tingkat Keterampilan Bertanya Siswa Secara
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Ragam Kebutuhan Pokok ... 27
Gambar 2.2 Pekerjaan yang Menghasilkan Barang dan Jasa ... 27
Gambar 2.3 Bentuk Pecahan Sederhana dalam Kehidupan Sehari-Hari ... 28
Gambar 2.4 Pecahan Sederhana ... 29
Gambar 3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan MC. Taggart ... 33
Gambar 4.1 Diagram Tingkat Keterampilan Bertanya Siswa Siklus I Pertemuan I ... 51
Gambar 4.2 Diagram Tingkat Keterampilan Bertanya Siswa Siklus I Pertemuan II ... 55
Gambar 4.3 Diagram Tingkat Keterampilan Bertanya Siswa Siklus II Pertemuan I ... 66
Gambar 4.4 Diagran Tingkat Keterampilan Bertanya Siswa Siklus II Pertemuan II ... 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan sekolah dasar sebagai jenjang paling dasar pada pendidikan
formal mempunyai peran besar bagi keberlangsungan proses pendidikan
selanjutnya. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
pasal 17 ayat 1 yang menyebutkan bahwa “ Pendidikan dasar merupakan jenjang
pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.” Dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan untuk Satuan Pendidikan Dasar dijelaskan bahwa
“Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.”
Pada jenjang sekolah dasar ini, kelas terbagi atas kelas rendah (I, II, dan
III) dan kelas tinggi (IV, V, dan VI). Khusus pada pembelajaran kelas rendah
menggunakan pendekatan tematik. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
disusun secara tematik, yaitu berdasarkan pada tema. Tema dijadikan sebagai
pokok pembahasan. Tema yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah tema
“Keperluan Sehari-Hari” Kelas III Semester 2.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam
proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri
berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa
akan memahami konsep–konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya
2
guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan
belajar mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan
siswa maupun antara siswa dengan siswa. Untuk itu, seorang guru harus
mempunyai keterampilan mengajar yang baik agar interaksi tersebut dapat
tercapai.
Keterampilan mengajar tersebut salah satunya adalah keterampilan
bertanya. Keterampilan bertanya ini dimaksudkan kepada bagaimana guru mampu
merangsang siswanya untuk aktif berbicara, melakukan tanya jawab, dan
berinteraksi dengan baik manggunakan metode mengajar yang bervariasi. Untuk
itu, guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai pendidik yang mampu
membentuk segala aspek dari siswanya, baik pengetahuan, sikap maupun
keterampilan anak didiknya. Guru harus mampu membangkitkan gairah belajar
para siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan efektif. Meskipun
diterapkan dikelas III yang tergolong kelas rendah, keterampilan ini memang
harus dilatih sedini mungkin guna membiasakannya terampil bertanya dan
berbicara di kelas tinggi maupun sekolah lanjutan.
Bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan
bagian dari keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas.
Pada proses pembelajaran, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja, tetapi
memancing siswa agar dapat mencari, menggali, menemukan, dan memecahkan
sendiri masalahnya. Melalui keterampilan bertanya, guru mampu mendeteksi
hambatan proses berpikir di kalangan siswa dan sekaligus memperbaiki dan
3
penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan dapat menjadi alat guru untuk
merangsang kegiatan berfikir siswa.
Serentetan hasil penelitian yang dilakukan sejak awal abad ke-20 tentang
kegiatan bertanya melaporkan hasil yang serupa, yaitu bahwa guru menggunakan
30% dari waktunya untuk bertanya (G. A. Brown dan R. Edmonson, 1984) (dalam
http://an-nha-blog.blogspot.com/2011/01). Data ini menunjukkan bahwa betapa
pentingnya kegiatan bertanya dalam proses pembelajaran.
Keoptimalan proses pembelajaran ditandai dengan ketercapaian tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan tercapai jika siswa belajar dengan aktif.
Keaktifan siswa dapat dilihat dengan munculnya pertanyaan maupun ide-ide yang
berdasarkan pemahaman serta pengalaman siswa itu sendiri. Namun, pada
kenyataannya kemampuan bertanya di kalangan siswa belum seperti yang
diharapkan. Kondisi ini tidak lepas dari proses pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru.
Berdasarkan pengalaman yang didapat penulis pada saat berada di
lapangan (PPLT 2014), keterampilan bertanya tergolong rendah, hampir 95% atau
dapat dinyatakan hampir tidak pernah siswa mengeluarkan pendapat dan tidak
memiliki rasa percaya diri untuk mengajukan pertanyaan. Jika di rata-ratakan
30-35 siswa dalam satu kelas, sebanyak 95 % siswa pasif, maka hanya sekitar 2-3
orang siswa yang aktif dalam belajar. Dimana siswa yang lainnya? Ya, mereka
hanya diam memperhatikan, merasa tidak tergugah hatinya untuk sekedar
bertanya atau menjawab pertanyaan guru. Hal ini sangat disayangkan melihat
4
Padahal berawal dari hal kecil seperti inilah yang akan membawa dampak buruk
dalam proses belajar mengajar .
Selain dari itu, hal yang diduga menjadi faktor penyebab rendahnya
keterampilan bertanya siswa adalah motivasi belajar siswa yang lemah dan kurang
profesionalnya guru dalam mengajar yaitu terlihat dari kurang bervarisinya
metode yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Selain itu, seringkali
terjadi hal dimana siswa cenderung diam ketika guru bertanya atau membuka
season pertanyaan. Sebagian guru menganggap diamnya siswa menunjukkan
bahwa mereka tidak berminat. Sebagian lainnya mungkin menyimpulkan bahwa
semuanya sudah jelas. Sayangnya, yang sesungguhnya terjadi ialah bahwa siswa
belum siap mengajukan pertanyaan.
Siswa yang prestasi belajarnya tinggi mempunyai kesanggupan untuk
menemukan gagasan, ide, sesuatu yang belum tahu, rasa keingintahuan, dapat
bekerja bersama dengan baik, bersedia mengakui hak-hak siswa lain dan mengerti
batas-batas dan kewajibannya dan ia memiliki kesanggupan untuk bekerja sama
dengan lingkungannya. Kegiatan seperti inilah yang dinamakan kemampuan
bertanya.
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan di atas dan pengamatan sementara
yang penulis lakukan di SD Negeri 101766 Bandar Setia, maka penulis
menemukan beberapa gejala sebagai berikut: 1) masih ada siswa tidak pernah
bertanya dan mengungkapkan pendapatnya selama belajar, 2) masih ada siswa
yang kurang termotivasi dalam pembelajaran, 3) guru kurang memotivasi siswa
untuk aktif belajar di dalam kelas, 4) guru kurang memberikan kesempatan
5
keberanian untuk bertanya, 6) guru lebih sering menggunakan metode ceramah
sehingga siswa menjadi pendengar setia dan keadaan menjadi tidak kondusif
karena membosankan, 7) siswa enggan mengajukan pertanyaan karena tidak
mengerti materi yang diajarkan oleh guru, 8) siswa tidak siap untuk mengajukan
pertanyaan, 9) rasa percaya diri siswa rendah.
Jika terus dibiarkan, tanpa adanya solusi untuk menyelesaikan
permasalahan ini, maka akan berdampak buruk bagi seluruh subjek maupun objek
atau seluruh pihak yang terkait pada proses pendidikan. Pihak-pihak yang terkena
dampak negatifnya adalah guru, siswa, keluarga, pihak sekolah, dan juga
masyarakat. Namun yang lebih dirugikan adalah siswa, tidak hanya pada proses
belajarnya, fisik maupun psikisnya, tetapi pada hasil belajarnya juga. Jika ditinjau
lebih jauh lagi akan berdampak tidak baik bahkan dapat menimbulkan
masalah-masalah baru. Dampak tersebut misalnya, semakin menurunnya perhatian siswa
pada pembelajaran, tidak adanya rasa ingin tahu siswa dalam belajar seperti
bersifat acuh tak acuh, tidak memiliki motivasi untuk belajar, tidak aktif, tidak
kreatif, pembelajaran tidak efektif, dan hasil belajarnya tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai.
Uraian di atas dengan jelas menerangkan bahwa keterampilan bertanya
siswa kelas III SDN 101766 Bandar setia saat ini masih cenderung rendah. Perlu
adanya solusi dalam penanganan masalah tersebut. Salah satunya dengan
menggunakan metode Plantet Question. Metode ini peneliti kutip dari Jurnal
Teguh Trianto dkk untuk meningkatkan motovasi belajar siswa dengan tingkat
keberhasilan 79,51 %, sedangkan pada Jurnal Merlina Yofa Julita meningkatkan
6
tertarik menggunakan metode Plantet Question meskipun dalam bidang yang
berbeda, yaitu untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa.
Metode Plantet Question dapat dijadikan salah satu solusi untuk
meningkatkan keterampilan bertanya siswa. Metode ini merupakan variasi cara
mengajar guru menggunakan kertas pertanyaan untuk merangsang siswa terampil
bertanya dan selanjutnya mampu membuat pertanyaannya sendiri. Dengan
menggunakan metode Plantet Question diharapkan mampu mengatasi
permasalahan siswa dalam meningkatkan keterampilan bertanya siswa pada
proses pembelajaran. Tujuan berlatih bertanya diharapkan siswa mampu
mengembangkan potensi dirinya dalam menyampaikan informasi atau
mengajukan pertanyaan untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Selain itu,
dengan bertanya siswa terlatih untuk berbicara di depan umum dan cakap dalam
memghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul : Peningkatan Keterampilan Bertanya
Siswa Dengan Menggunakan Metode Plantet Question Pada Tema Keperluan
Sehari-Hari di Kelas III SDN 101766 Bandar Setia T.A 2014/2015.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Kurangnya motivasi guru dalam merangsang siswa untuk bertanya.
2. Sebagian besar siswa tidak memiliki rasa percaya diri untuk
7
3. Guru kurang memberikan kesempatan bertanya kepada siswa sehingga
siswa pasif di kelas.
4. Siswa cenderung diam ketika guru bertanya atau membuka season
pertanyaan.
5. Siswa enggan mengajukan pertanyaan karena tidak mengerti materi
yang diajarkan oleh guru.
6. Siswa tidak memiliki keberanian untuk bertanya.
7. Guru kurang menggunakan metode yang bervariatif.
8. Siswa tidak percaya diri untuk mengajukan pertanyaan.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka peneliti membatasi masalah dalam
penelitian ini hanya terbatas pada “Peningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa
Dengan Menggunaan Metode Plantet Question Pada Tema Keperluan Sehari-Hari
Di Kelas III SDN 101766 Bandar Setia T.A 2014/2015 ”.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah Dengan Menggunakan Metode Plantet Question
Dapat Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa Pada Tema Keperluan
Sehari-Hari Di Kelas III SDN 101766 Bandar Setia T.A 2014/2015?”.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini
8
Menggunakan Metode Plantet Question Pada Tema Keperluan Sehari-Hari
Di Kelas III SDN 101766 Bandar Setia T.A 2014/2015”.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak yaitu:
1. Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
terhadap pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan bertanya dan
menjadi referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan untuk
meningkatkan kualitas pengajaran.
2. Prkatis
a. Bagi siswa, siswa dapat lebih termotivasi dalam belajar sehingga siswa
dapat meningkatkan keterampilan bertanya.
b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan dapat menambah wawasan
guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang lebih efektif dan
efisien serta dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan wacana
perubahan yang lebih baik sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
d. Bagi peneliti dan peneliti lain, sebagai pengalaman yang berguna
untuk memahami masalah-masalah yang terdapat dalam pembelajaran
di Sekolah Dasar, dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang
80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KesimpulanBerdasarkan uraian hasil penelitian diatas, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Penggunaan metode plantet question dapat meningkatkan keterampilan
bertanya siswa, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata observasi awal
diperoleh data pada siklus I pertemuan I tidak ada siswa tergolong sangat
terampil (0%), 5 siswa (17%) terampil, 15 siswa (50%) cukup terampil,
dan 10 siswa (33%) kurang terampil. Pada siklus I pertemuan II belum ada
siswa dalam kategori kategori sangat mampu (0%), 12 siswa (40%)
terampil, 14 siswa (47%) cukup terampil dan 4 siswa (13%) kurang
terampil. Terjadi peningkatan keterampilan bertanya siswa pada siklus II.
Hal ini terlihat pada data siklus II pertemuan I sebanyak 4 siswa (13%)
dalam kategori sangat terampil, 17 siswa (57%) terampil, 8 siswa (27%)
cukup terampil, dan 1 siswa (3%) kurang terampil. Pada siklus II pertemua
II, sebanyak 21 siswa (70%) sangat terampil, 8 siswa (27%) terampil, 1
siswa (3%) cukup terampil, dan tidak terdapat lagi siswa yang kurang
terampil dalam bertanya (0%). Untuk kemampuan guru dalam proses
pembelajaran pada siklus I dan II diperoaleh nilai 2,4 dan dan 2,7 dengan
kategori cukup baik. Sedangkan pada siklus II pertemuan I dan II
diperoleh nilai 3,6 dan 3,8 dengan kategori sangat baik.
2. Dengan menggunakan metode plantet question dapat meningkatkan
81
Tahun Ajaran 2014/2015 pada pelajaran tematik tema keperluan
sehari-hari. Metode pembelajaran Plantet Question dapat membuat siswa
menjadi aktif bertanya dan mengemukakan pendapat serta mampu
menjawab pertanyaan yang diajukan dengan menggunakan bahasa sendiri.
Hasil penelitian
3. Jika tingkat keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti adalah “terampil”
(siswa yang berada pada kategori sangat terampil dan terampil), maka
jumlah seluruh siswa yang terampil pada siklus I pertemuan I 5 orang
siswa (17%), siklus I pertemuan II 12 siswa (40%). Sedangkan pada siklus
II pertemuan I 21 (70%), dan pada pertemuan II berjumlah 29 orang siswa
(97%). Maka dapat dinyatakan bahwa seluruh siswa yang berjumlah 30
orang terampil dalam bertanya. Dengan demikian secara klasikal
keterampilan bertanya siswa mengalami peningkatan dan dikategorikan
terampil, sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan metode
plantet question untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dapat
dikatakan berhasil.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi siswa, agar lebih giat lagi untuk belajar dan semangat dalam kegiatan
pembelajaran agar dapat termotivasi dalam belajar sehingga dapat
meningkatkan keterampilan bertanya.
2. Disarankan kepada guru-guru agar menerapkan metode pembelajaran yang
82
digunakan metode plentet question untuk meningkatkan keterampilan
bertanya siswa. Metode ini dapat melatih siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran. Meskipun pertanyaan sengaja dibuat guru (rekayasa), dapat
menambah pengetahuan siswa. Guru harus menggunakan media yang
menarik dan sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga dapat menarik
perhatian siswa. Sedemikian rupa guru berusaha untuk mengadakan media
yang konkrit (nyata) dan sederhana, serta mudah didapat.
3. Bagi sekolah, agar melakukan perubahan yang lebih baik sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian
meningkatkan keterampilan bertanya siswa menggunakan metode plantet
question. Metode ini dapat digunakan di kelas berapapun dan mata
pelajaran lainnya, yang perlu diperhatikan adalah indikatornya yang harus
83
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Asmani. 2012. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan) Menciptakan Metode Pembelajaran yang Efektif daan Berkualitas. Jogjakarta: Diva Press
Dewi, Rosmala. 2010. Profesionalisasi Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Unimed Press
Diyanti dan Sutijono. 2010. implementasi strategi Modeling Partisipan untuk
Meningkatkan Keberanian Bertanya Siswa pada Guru di Kelas. jurnal
online, (ppb.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/7._artikel_Putri_dan_Sutijono. pdf. diakses tanggal 5 november 2014)
Hartono, Rudi. 2013. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta: Diva Press
Hasan, Alwi. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Husen. 2013. Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Kemampuan Bertanya Pada Mata Pelajaran Geografi Topik Hidrosfer. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo. Skripsi tidak diterbitkan
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada
Merlina, YJ. 2014 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Langsung Dikombinasikan Dengan Strategi Aktif Tipe Planted Questions Dengan Yang Tidak. Padang: Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Skripsi tidak diterbitkan
Ngalimun. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Nhana (2012). Hakekat Keterampilan Bertanya Anak Sekolah Dasar. From http://an-nha-blog.blogspot.com/2011/01/hakekat-keterampilan-bertanya-anak.html, 13 Jan 2015
Roestiyah. 2008. Straegi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Silberman. 2013. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Jakarta: Nusa Media
84
Sugiyanto R. 2009. “penerapan metode bertanya dalam kegiatan Praktek
lapangan untuk meningkatkan kemampuan Mengemukakan pendapat
mahasiswa”. Jurnal online Vol 6, No. 2, juli 2009,
(journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JG/article/view/94/95), diakses 6 Januari 2015).
Supriyadi. 2013. Strategi Belajar dan Mengajar. Yogyakarta: Jaya Ilmu
Syah, Muhibin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Tarigan. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Teguh, T. 2013. Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas Iv Dalam Pembelajaran Ips Dengan Model Planted Questions Di Sd Negeri 04 Tarandam Padang. Padang: Universitas Bung Hatta. Skripsi tidak diterbitkan
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Uno. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Wawanhar (2012). Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. From http://gurudikdas.blogspot.com/2012/09/implementasi-pembelajaran-tematik-di.html, 13 Jan 2015
Yamin, Martinis. 2010. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press
Yamin, Martinis. 2013. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: GP Press Group