• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PLANTET QUESTION PADA TEMA KEPERLUAN SEHARI-HARI DI KELAS III SD NEGERI 101766 BANDAR SETIA TAHUN AJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PLANTET QUESTION PADA TEMA KEPERLUAN SEHARI-HARI DI KELAS III SD NEGERI 101766 BANDAR SETIA TAHUN AJARAN 2014/2015."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE PLANTET QUESTION PADA

TEMA KEPERLUAN SEHARI-HARI DI KELAS III

SD NEGERI NO. 101766 BANDAR SETIA

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan

Pra sekolah Dan Sekolah Dasar

OLEH :

LATIFAH ANDRIANI HUTASUHUT

NIM. 1111512005

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

LATIFAH ANDRIANI HUTASUHUT, NIM : 1111512005, “Peningkatan Keterampilan Bertanya Siswa Dengan Menggunakan Metode Plantet

Question Pada Tema Keperluan Sehari-Hari Di Kelas III SD Negeri 101766

Bandar Setia Tahun Ajaran 2014/2015”

Adapun masalah-masalah yang ditemukan dalam penelitian ini adalah: rendahnya keterampilan bertanya siswa disebabkan siswa pasif di dalam kelas, merasa bosan saat belajar terlihat dari kurangnya minat dan perhatian siswa terhadap guru pada saat pembelajaran berlangsung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa kelas III SD Negeri 101766 Bandar Setia Tahun Ajaran 2014/2015 pada pelajaran tematik tema keperluan sehari-hari. Maka untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, peneliti menggunakan metode pembelajaran Plantet Question.

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 101766 Bandar Setia, pada siswa kelas III dengan jumlah siswa 30 orang, dengan jumlah murid perempuan sebanyak 17 dan siswa laki-laki 13 orang. Penelitian ini dilakukan melalui 2 siklus yang terdiri dari 4 kali pertemuan. Dimana setiap pertemuan terdiri dari kegiatan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode plantet question dapat meningkatkan keterampilan bertanya siswa kelas III SD Negeri 101766 Bandar Setia Tahun Ajaran 2014/2015. Dengan diperoleh data observasi awal siklus I dengan nilai rata-rata 46 dan 57, pada siklus I pertemuan I tidak ada siswa tergolong sangat terampil (0%), 5 siswa (17%) terampil, 15 siswa (50%) cukup terampil, dan 10 siswa (33%) kurang terampil. Pada siklus I pertemuan II belum ada siswa dalam kategori kategori sangat terampil (0%), 12 siswa (40%) terampil, 14 siswa (47%) cukup terampil dan 4 siswa (13%) kurang terampil. Pada siklus II nilai rata-rata siswa 67 dan 80. Pada data siklus II pertemuan I sebanyak 4 siswa (13%) dalam kategori sangat terampil, 17 siswa (57%) terampil, 8 siswa (27%) cukup terampil, dan 1 siswa (3%) kurang terampil. Pada siklus II pertemua II, sebanyak 21 siswa (70%) sangat terampil, 8 siswa (27%) terampil, 1 siswa (3%) cukup terampil, dan tidak terdapat lagi siswa yang kurang terampil dalam bertanya (0%). Hasil pengamatan yang dilakukan terhadap guru dalam proses pembelajaran pada siklus I diperoleh nilai 2,4 dan 2,7 dengan kategori cukup baik. Sedangkan pada siklus II diperoleh nilai 3,4 dan 3,8 dengan kategori sangat baik.

Maka kesimpulannya adalah dengan menggunakan metode Plantet

Question dapat meningkatkan keterampilan bertanya siswa kelas III SD Negeri

101766 Bandar Setia Tahun Ajaran 2014/2015. Metode pembelajaran Plantet

Question dapat melatih siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Meskipun

(6)

vi

2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Bertanya ... 14

2.1.7 Indikator Keterampilan Bertanya ... 15

2.1.8 Hakekat Metode ... 17

2.1.9 Metode Plantet Question ... 18

2.10 Kelebihan dan Kekurangan Metode Plantet Question ... 20

2.11 Langkah-Langkah Metode Plantet Question ... 21

(7)

vii

2.2 Kerangka Berfikir ... 29

2.3 Hipotesis Tindakan ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 31

3.4 Operasional Variabel... 32

3.5 Desain Penelitian ... 32

3.6 Prosedur Penelitian ... 33

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.8 Teknik Analisa Data ... 39

3.9 Jadwal Penelitian ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 42

4.1.1 Kondisi Sekolah ... 42

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 42

4.1.3 Deskripsi Siklus I ... 43

4.1.4 Deskripsi Siklus II ... 59

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Saran ... 81

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Bertanya ... 16

Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Plantet Question ... 22

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 43

Tabel 4.1 Hasil Observasi Keterampilan Bertanya Siswa Pada Siklus I

Pertemuan I Secara Individual ... 48

Tabel 4.2 Tingkat Keterampilan Bertanya Siswa Berdasarkan Kategori

Pada Siklus I Pertemuan I Secara Klasikal ... 50

Tabel 4.3 Hasil Observasi Keterampilan Bertanya Siswa Pada Siklus I

Pertemuan II Secara Individual ... 52

Tabel 4.4 Tingkat Keterampilan Bertanya Siswa Berdasarkan Kategori

Pada Siklus I Pertemuan II Secara Klasikal ... 54

Tabel 4.5 Observasi Guru Pada Siklus I Pertemuan I ... 56

Tabel 4.6 Observasi Guru Pada Siklus I Pertemuan II... 57

Tabel 4.7 Hasil Observasi Keterampilan Bertanya Siswa Pada Siklus II

Pertemuan I Secara Individual ... 63

Tabel 4.8 Tingkat Keterampilan Bertanya Siswa Berdasarkan Kategori

Pada Siklus II Pertemuan I Secara Klasikal ... 65

Tabel 4.9 Hasil Observasi Keterampilan Bertanya Siswa Pada Siklus II

Pertemuan II Secara Individual ... 67

Tabel 4.10 Tingkat Keterampilan Bertanya Siswa Berdasarkan Kategori

Pada Siklus II Pertemuan II Secara Klasikal... 68

(9)

ix

Tabel 4.12 Observasi Guru Pada Siklus II Pertemuan II ... 72

Tabel 4.13 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Observasi Keterampilan Bertanya

Siswa Siklus I dan II (Pertemuan I dan II) ... 74

Tabel 4.16 Rekapitulasi Tingkat Keterampilan Bertanya Siswa Secara

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Ragam Kebutuhan Pokok ... 27

Gambar 2.2 Pekerjaan yang Menghasilkan Barang dan Jasa ... 27

Gambar 2.3 Bentuk Pecahan Sederhana dalam Kehidupan Sehari-Hari ... 28

Gambar 2.4 Pecahan Sederhana ... 29

Gambar 3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan MC. Taggart ... 33

Gambar 4.1 Diagram Tingkat Keterampilan Bertanya Siswa Siklus I Pertemuan I ... 51

Gambar 4.2 Diagram Tingkat Keterampilan Bertanya Siswa Siklus I Pertemuan II ... 55

Gambar 4.3 Diagram Tingkat Keterampilan Bertanya Siswa Siklus II Pertemuan I ... 66

Gambar 4.4 Diagran Tingkat Keterampilan Bertanya Siswa Siklus II Pertemuan II ... 69

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan sekolah dasar sebagai jenjang paling dasar pada pendidikan

formal mempunyai peran besar bagi keberlangsungan proses pendidikan

selanjutnya. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003

pasal 17 ayat 1 yang menyebutkan bahwa “ Pendidikan dasar merupakan jenjang

pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.” Dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan untuk Satuan Pendidikan Dasar dijelaskan bahwa

“Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.”

Pada jenjang sekolah dasar ini, kelas terbagi atas kelas rendah (I, II, dan

III) dan kelas tinggi (IV, V, dan VI). Khusus pada pembelajaran kelas rendah

menggunakan pendekatan tematik. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

disusun secara tematik, yaitu berdasarkan pada tema. Tema dijadikan sebagai

pokok pembahasan. Tema yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah tema

“Keperluan Sehari-Hari” Kelas III Semester 2.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam

proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat

memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri

berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa

akan memahami konsep–konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya

(12)

2

guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan

belajar mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan

siswa maupun antara siswa dengan siswa. Untuk itu, seorang guru harus

mempunyai keterampilan mengajar yang baik agar interaksi tersebut dapat

tercapai.

Keterampilan mengajar tersebut salah satunya adalah keterampilan

bertanya. Keterampilan bertanya ini dimaksudkan kepada bagaimana guru mampu

merangsang siswanya untuk aktif berbicara, melakukan tanya jawab, dan

berinteraksi dengan baik manggunakan metode mengajar yang bervariasi. Untuk

itu, guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai pendidik yang mampu

membentuk segala aspek dari siswanya, baik pengetahuan, sikap maupun

keterampilan anak didiknya. Guru harus mampu membangkitkan gairah belajar

para siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan efektif. Meskipun

diterapkan dikelas III yang tergolong kelas rendah, keterampilan ini memang

harus dilatih sedini mungkin guna membiasakannya terampil bertanya dan

berbicara di kelas tinggi maupun sekolah lanjutan.

Bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka

meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan

bagian dari keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas.

Pada proses pembelajaran, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja, tetapi

memancing siswa agar dapat mencari, menggali, menemukan, dan memecahkan

sendiri masalahnya. Melalui keterampilan bertanya, guru mampu mendeteksi

hambatan proses berpikir di kalangan siswa dan sekaligus memperbaiki dan

(13)

3

penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan dapat menjadi alat guru untuk

merangsang kegiatan berfikir siswa.

Serentetan hasil penelitian yang dilakukan sejak awal abad ke-20 tentang

kegiatan bertanya melaporkan hasil yang serupa, yaitu bahwa guru menggunakan

30% dari waktunya untuk bertanya (G. A. Brown dan R. Edmonson, 1984) (dalam

http://an-nha-blog.blogspot.com/2011/01). Data ini menunjukkan bahwa betapa

pentingnya kegiatan bertanya dalam proses pembelajaran.

Keoptimalan proses pembelajaran ditandai dengan ketercapaian tujuan

pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan tercapai jika siswa belajar dengan aktif.

Keaktifan siswa dapat dilihat dengan munculnya pertanyaan maupun ide-ide yang

berdasarkan pemahaman serta pengalaman siswa itu sendiri. Namun, pada

kenyataannya kemampuan bertanya di kalangan siswa belum seperti yang

diharapkan. Kondisi ini tidak lepas dari proses pembelajaran yang dilaksanakan

oleh guru.

Berdasarkan pengalaman yang didapat penulis pada saat berada di

lapangan (PPLT 2014), keterampilan bertanya tergolong rendah, hampir 95% atau

dapat dinyatakan hampir tidak pernah siswa mengeluarkan pendapat dan tidak

memiliki rasa percaya diri untuk mengajukan pertanyaan. Jika di rata-ratakan

30-35 siswa dalam satu kelas, sebanyak 95 % siswa pasif, maka hanya sekitar 2-3

orang siswa yang aktif dalam belajar. Dimana siswa yang lainnya? Ya, mereka

hanya diam memperhatikan, merasa tidak tergugah hatinya untuk sekedar

bertanya atau menjawab pertanyaan guru. Hal ini sangat disayangkan melihat

(14)

4

Padahal berawal dari hal kecil seperti inilah yang akan membawa dampak buruk

dalam proses belajar mengajar .

Selain dari itu, hal yang diduga menjadi faktor penyebab rendahnya

keterampilan bertanya siswa adalah motivasi belajar siswa yang lemah dan kurang

profesionalnya guru dalam mengajar yaitu terlihat dari kurang bervarisinya

metode yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Selain itu, seringkali

terjadi hal dimana siswa cenderung diam ketika guru bertanya atau membuka

season pertanyaan. Sebagian guru menganggap diamnya siswa menunjukkan

bahwa mereka tidak berminat. Sebagian lainnya mungkin menyimpulkan bahwa

semuanya sudah jelas. Sayangnya, yang sesungguhnya terjadi ialah bahwa siswa

belum siap mengajukan pertanyaan.

Siswa yang prestasi belajarnya tinggi mempunyai kesanggupan untuk

menemukan gagasan, ide, sesuatu yang belum tahu, rasa keingintahuan, dapat

bekerja bersama dengan baik, bersedia mengakui hak-hak siswa lain dan mengerti

batas-batas dan kewajibannya dan ia memiliki kesanggupan untuk bekerja sama

dengan lingkungannya. Kegiatan seperti inilah yang dinamakan kemampuan

bertanya.

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan di atas dan pengamatan sementara

yang penulis lakukan di SD Negeri 101766 Bandar Setia, maka penulis

menemukan beberapa gejala sebagai berikut: 1) masih ada siswa tidak pernah

bertanya dan mengungkapkan pendapatnya selama belajar, 2) masih ada siswa

yang kurang termotivasi dalam pembelajaran, 3) guru kurang memotivasi siswa

untuk aktif belajar di dalam kelas, 4) guru kurang memberikan kesempatan

(15)

5

keberanian untuk bertanya, 6) guru lebih sering menggunakan metode ceramah

sehingga siswa menjadi pendengar setia dan keadaan menjadi tidak kondusif

karena membosankan, 7) siswa enggan mengajukan pertanyaan karena tidak

mengerti materi yang diajarkan oleh guru, 8) siswa tidak siap untuk mengajukan

pertanyaan, 9) rasa percaya diri siswa rendah.

Jika terus dibiarkan, tanpa adanya solusi untuk menyelesaikan

permasalahan ini, maka akan berdampak buruk bagi seluruh subjek maupun objek

atau seluruh pihak yang terkait pada proses pendidikan. Pihak-pihak yang terkena

dampak negatifnya adalah guru, siswa, keluarga, pihak sekolah, dan juga

masyarakat. Namun yang lebih dirugikan adalah siswa, tidak hanya pada proses

belajarnya, fisik maupun psikisnya, tetapi pada hasil belajarnya juga. Jika ditinjau

lebih jauh lagi akan berdampak tidak baik bahkan dapat menimbulkan

masalah-masalah baru. Dampak tersebut misalnya, semakin menurunnya perhatian siswa

pada pembelajaran, tidak adanya rasa ingin tahu siswa dalam belajar seperti

bersifat acuh tak acuh, tidak memiliki motivasi untuk belajar, tidak aktif, tidak

kreatif, pembelajaran tidak efektif, dan hasil belajarnya tidak sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang harus dicapai.

Uraian di atas dengan jelas menerangkan bahwa keterampilan bertanya

siswa kelas III SDN 101766 Bandar setia saat ini masih cenderung rendah. Perlu

adanya solusi dalam penanganan masalah tersebut. Salah satunya dengan

menggunakan metode Plantet Question. Metode ini peneliti kutip dari Jurnal

Teguh Trianto dkk untuk meningkatkan motovasi belajar siswa dengan tingkat

keberhasilan 79,51 %, sedangkan pada Jurnal Merlina Yofa Julita meningkatkan

(16)

6

tertarik menggunakan metode Plantet Question meskipun dalam bidang yang

berbeda, yaitu untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa.

Metode Plantet Question dapat dijadikan salah satu solusi untuk

meningkatkan keterampilan bertanya siswa. Metode ini merupakan variasi cara

mengajar guru menggunakan kertas pertanyaan untuk merangsang siswa terampil

bertanya dan selanjutnya mampu membuat pertanyaannya sendiri. Dengan

menggunakan metode Plantet Question diharapkan mampu mengatasi

permasalahan siswa dalam meningkatkan keterampilan bertanya siswa pada

proses pembelajaran. Tujuan berlatih bertanya diharapkan siswa mampu

mengembangkan potensi dirinya dalam menyampaikan informasi atau

mengajukan pertanyaan untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Selain itu,

dengan bertanya siswa terlatih untuk berbicara di depan umum dan cakap dalam

memghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul : Peningkatan Keterampilan Bertanya

Siswa Dengan Menggunakan Metode Plantet Question Pada Tema Keperluan

Sehari-Hari di Kelas III SDN 101766 Bandar Setia T.A 2014/2015.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Kurangnya motivasi guru dalam merangsang siswa untuk bertanya.

2. Sebagian besar siswa tidak memiliki rasa percaya diri untuk

(17)

7

3. Guru kurang memberikan kesempatan bertanya kepada siswa sehingga

siswa pasif di kelas.

4. Siswa cenderung diam ketika guru bertanya atau membuka season

pertanyaan.

5. Siswa enggan mengajukan pertanyaan karena tidak mengerti materi

yang diajarkan oleh guru.

6. Siswa tidak memiliki keberanian untuk bertanya.

7. Guru kurang menggunakan metode yang bervariatif.

8. Siswa tidak percaya diri untuk mengajukan pertanyaan.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka peneliti membatasi masalah dalam

penelitian ini hanya terbatas pada “Peningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa

Dengan Menggunaan Metode Plantet Question Pada Tema Keperluan Sehari-Hari

Di Kelas III SDN 101766 Bandar Setia T.A 2014/2015 ”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, adapun rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah Dengan Menggunakan Metode Plantet Question

Dapat Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa Pada Tema Keperluan

Sehari-Hari Di Kelas III SDN 101766 Bandar Setia T.A 2014/2015?”.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini

(18)

8

Menggunakan Metode Plantet Question Pada Tema Keperluan Sehari-Hari

Di Kelas III SDN 101766 Bandar Setia T.A 2014/2015”.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak yaitu:

1. Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi

terhadap pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan bertanya dan

menjadi referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan untuk

meningkatkan kualitas pengajaran.

2. Prkatis

a. Bagi siswa, siswa dapat lebih termotivasi dalam belajar sehingga siswa

dapat meningkatkan keterampilan bertanya.

b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan dapat menambah wawasan

guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang lebih efektif dan

efisien serta dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan

menyenangkan.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan wacana

perubahan yang lebih baik sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

d. Bagi peneliti dan peneliti lain, sebagai pengalaman yang berguna

untuk memahami masalah-masalah yang terdapat dalam pembelajaran

di Sekolah Dasar, dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang

(19)

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian diatas, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Penggunaan metode plantet question dapat meningkatkan keterampilan

bertanya siswa, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata observasi awal

diperoleh data pada siklus I pertemuan I tidak ada siswa tergolong sangat

terampil (0%), 5 siswa (17%) terampil, 15 siswa (50%) cukup terampil,

dan 10 siswa (33%) kurang terampil. Pada siklus I pertemuan II belum ada

siswa dalam kategori kategori sangat mampu (0%), 12 siswa (40%)

terampil, 14 siswa (47%) cukup terampil dan 4 siswa (13%) kurang

terampil. Terjadi peningkatan keterampilan bertanya siswa pada siklus II.

Hal ini terlihat pada data siklus II pertemuan I sebanyak 4 siswa (13%)

dalam kategori sangat terampil, 17 siswa (57%) terampil, 8 siswa (27%)

cukup terampil, dan 1 siswa (3%) kurang terampil. Pada siklus II pertemua

II, sebanyak 21 siswa (70%) sangat terampil, 8 siswa (27%) terampil, 1

siswa (3%) cukup terampil, dan tidak terdapat lagi siswa yang kurang

terampil dalam bertanya (0%). Untuk kemampuan guru dalam proses

pembelajaran pada siklus I dan II diperoaleh nilai 2,4 dan dan 2,7 dengan

kategori cukup baik. Sedangkan pada siklus II pertemuan I dan II

diperoleh nilai 3,6 dan 3,8 dengan kategori sangat baik.

2. Dengan menggunakan metode plantet question dapat meningkatkan

(20)

81

Tahun Ajaran 2014/2015 pada pelajaran tematik tema keperluan

sehari-hari. Metode pembelajaran Plantet Question dapat membuat siswa

menjadi aktif bertanya dan mengemukakan pendapat serta mampu

menjawab pertanyaan yang diajukan dengan menggunakan bahasa sendiri.

Hasil penelitian

3. Jika tingkat keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti adalah “terampil”

(siswa yang berada pada kategori sangat terampil dan terampil), maka

jumlah seluruh siswa yang terampil pada siklus I pertemuan I 5 orang

siswa (17%), siklus I pertemuan II 12 siswa (40%). Sedangkan pada siklus

II pertemuan I 21 (70%), dan pada pertemuan II berjumlah 29 orang siswa

(97%). Maka dapat dinyatakan bahwa seluruh siswa yang berjumlah 30

orang terampil dalam bertanya. Dengan demikian secara klasikal

keterampilan bertanya siswa mengalami peningkatan dan dikategorikan

terampil, sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan metode

plantet question untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dapat

dikatakan berhasil.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai

berikut :

1. Bagi siswa, agar lebih giat lagi untuk belajar dan semangat dalam kegiatan

pembelajaran agar dapat termotivasi dalam belajar sehingga dapat

meningkatkan keterampilan bertanya.

2. Disarankan kepada guru-guru agar menerapkan metode pembelajaran yang

(21)

82

digunakan metode plentet question untuk meningkatkan keterampilan

bertanya siswa. Metode ini dapat melatih siswa untuk aktif dalam proses

pembelajaran. Meskipun pertanyaan sengaja dibuat guru (rekayasa), dapat

menambah pengetahuan siswa. Guru harus menggunakan media yang

menarik dan sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga dapat menarik

perhatian siswa. Sedemikian rupa guru berusaha untuk mengadakan media

yang konkrit (nyata) dan sederhana, serta mudah didapat.

3. Bagi sekolah, agar melakukan perubahan yang lebih baik sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian

meningkatkan keterampilan bertanya siswa menggunakan metode plantet

question. Metode ini dapat digunakan di kelas berapapun dan mata

pelajaran lainnya, yang perlu diperhatikan adalah indikatornya yang harus

(22)

83

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Asmani. 2012. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan) Menciptakan Metode Pembelajaran yang Efektif daan Berkualitas. Jogjakarta: Diva Press

Dewi, Rosmala. 2010. Profesionalisasi Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Unimed Press

Diyanti dan Sutijono. 2010. implementasi strategi Modeling Partisipan untuk

Meningkatkan Keberanian Bertanya Siswa pada Guru di Kelas. jurnal

online, (ppb.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/7._artikel_Putri_dan_Sutijono. pdf. diakses tanggal 5 november 2014)

Hartono, Rudi. 2013. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta: Diva Press

Hasan, Alwi. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Husen. 2013. Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Kemampuan Bertanya Pada Mata Pelajaran Geografi Topik Hidrosfer. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo. Skripsi tidak diterbitkan

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada

Merlina, YJ. 2014 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Langsung Dikombinasikan Dengan Strategi Aktif Tipe Planted Questions Dengan Yang Tidak. Padang: Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Skripsi tidak diterbitkan

Ngalimun. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Nhana (2012). Hakekat Keterampilan Bertanya Anak Sekolah Dasar. From http://an-nha-blog.blogspot.com/2011/01/hakekat-keterampilan-bertanya-anak.html, 13 Jan 2015

Roestiyah. 2008. Straegi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Silberman. 2013. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Jakarta: Nusa Media

(23)

84

Sugiyanto R. 2009. “penerapan metode bertanya dalam kegiatan Praktek

lapangan untuk meningkatkan kemampuan Mengemukakan pendapat

mahasiswa”. Jurnal online Vol 6, No. 2, juli 2009,

(journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JG/article/view/94/95), diakses 6 Januari 2015).

Supriyadi. 2013. Strategi Belajar dan Mengajar. Yogyakarta: Jaya Ilmu

Syah, Muhibin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Tarigan. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Teguh, T. 2013. Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas Iv Dalam Pembelajaran Ips Dengan Model Planted Questions Di Sd Negeri 04 Tarandam Padang. Padang: Universitas Bung Hatta. Skripsi tidak diterbitkan

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

Uno. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Wawanhar (2012). Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. From http://gurudikdas.blogspot.com/2012/09/implementasi-pembelajaran-tematik-di.html, 13 Jan 2015

Yamin, Martinis. 2010. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press

Yamin, Martinis. 2013. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: GP Press Group

Gambar

Tabel 4.16  Rekapitulasi Tingkat Keterampilan Bertanya Siswa Secara
Gambar 2.1 Ragam Kebutuhan Pokok ............................................................

Referensi

Dokumen terkait

(1) Panitia melakukan penyaringan terhadap peserta yang telah memenuhi persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada pasal 8 ayat (3) untuk memilih peserta yang

[r]

Dalam rangka pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti menyusun instrumen penelitian berupa lembar validasi draft pengembangan aplikasi CD interaktif operasi

Hasil dari peta menunjukkan bahwa pada zona penyebaran kasus DBD radius kurang dari 240 meter dapat terjadi hampir menyeluruh tidak hanya pada kelurahan yang

Jenis kelamin diduga berpengaruh terhadap realisasi Kupedes iB. Pada umumnya, kepala keluarga adalah pria sehingga pria sebagai pencari nafkah utama dalam suatu keluarga diduga

Hasil belajar Tata Rias Pengantin Sunda Siger yang dipelajari warga belajar mencakup konsep dasar tata rias pengantin, macam-macam jenis gaya riasan, teknik tata

Berdasarkan analisis data dalam penelitian ini, dapat disimpulkan (1) dalam naskah drama berjudul Kali ciliwung ditemukan tiga struktur tindak tutur ekspresif,

This subject is designed to allow students to: 1) develop their self confidence in scientific english communication; 2) to bu ild their under standing of