• Tidak ada hasil yang ditemukan

Managemen Program Haji Tabarru Pada Pt. Pandan Harum Sakinah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Managemen Program Haji Tabarru Pada Pt. Pandan Harum Sakinah"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

MANAGEMEN PROGRAM HAJI TABARRU PADA

PT. PANDAN HARUM SAKINAH

Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

Arbi Puap

NIM : 109046100109

KONSENTRASI PERBANKAN

SYARI’AH

PROGRAM STUDI MU’AMALAT

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Arbi Puap. NIM 109046100109. MANAGEMEN PROGRAM HAJI TABRRU (Studi Kasus pada PT. Pandan Harum Sakinah) Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Isam Negeri Jakarta, 1435 H / 2014 M.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme produk haji tabarru, penerapan akad, dak kesesuaian syariah pada mekanisme dan penerapan akad pada produk haji tabarru. Karena untuk meneliti sebuah produk apakah sudah sesuai syariah atau belum ada banyak aspek yang harus kita teliti termasuk diantaranya mekanisme dan penerapan akad akad. Penulis memilih PT.Pandan Harum Sakinah (PHS) sebagai obyek penelitian karena PHS merupakan salah satu travel haji dan umrah yang terbilang besar perkembangannya.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu metode penelitian yang menguraikan dan memaparkan masalah yang ada sehingga memperoleh gambaran tentang objek yang diteliti dan masalah tersebut dapat dipecahkan serta diselesaikan secara tepat. Pada penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian lapangan (field research) untuk mendapatkan data primer, dengan melakukan observasi dan wawancara kepada pihak PHS. Selain itu, penulis juga melakukan penelitian kepustakaan (library research) untuk mendapatkan data sekunder, yaitu memperoleh data yang dinilai benar dan akurat yang berasal dari buku-buku, dokumen dan referensi lainnya yang berhubungan dengan pokok pembahasan, lalu dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan data yang sebenarnya terjadi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme pada produk haji tabarru dan penerapan akad sudah susuai syariah berdasarkan dua aspek kajian penelitian. Kesesuaian syariah ini terlihat dari mekanisme dan penerapan akad sudah sesuai syariah berdasarkan Fatwa MUI dan Fiqih Muamalah.

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Wr, Wb

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sebagai pemilikdan sumber dari segala macam ilmu, yang hidayah-Nya selalu diberikan kepada makhluk-Nya, sehingga penulis yang berada pada bagian yang amat kecil dari seluruhciptaan-Nya, mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul MANAGEMEN PROGRAM HAJI TABARRU PADA PT. PANDAN HARUM SAKINAH.

Shalawat beriring salam tak lupa atas baginda Rasul yang paling mulia Nabi Muhammad SAW yang telah menghantarkan Al-Qur’an sebagai penjelasan kepada manusia melalui Haditsnya.

Syukur Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT dan kemuliaan nabi-Nya serta keikhlasan hati dan kerja keras serta doa dan dorongan serta bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga kesulitan dan hambatan dapat penulis lalui dengan sebaik-baiknya.Penulis menyadari kiranya skripsi yang merupakan tugas akademik ini, ternyata banyak orang yang ikut memberikan aspirasi yang dibutuhkan penulis dalam proses penyelesaiannya. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang tiada tara kepada:

(7)

iv

sejak kecil hingga sekarang ini, serta pemberiannya dalam menuntut ilmu baik berupa tenaga maupun materi yang telah di keluarkan.

2. Seluruh anggota keluarga saya termasuk Adik (Titis Okmah), Kakak (Erva Ahyuni) saya yang selalu memberikan semangat kepada saya.

3. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Dr. H. JM. Muslimin, MA., yang telah memberikan bimbingan serta arahannya selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ketua program Studi Muamalat Dr. Euis Amalia,M. Ag., dan Mu’min Rauf, M.A., selaku sekretaris jurusan yang telah memberikan ilmu dan arahan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

5. Dosen pembimbing, Bapak Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si yang telah ikhlas dan sabar dalam membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum, yang telah memberikan arahan dan pengembangan intelektualitas penulis dalam menyelesaikan program kuliah.

7. Para pegawai/staff Fakultas Syariah dan Hukum, yang telah memberikan arahan dan pengembangan intelektualitas penulis dalam menyelesaikan program kuliah.

8. Manager PT. Pandan Harum Sakinah Beserta Staff, yang telah memberikan izin untuk penelitian ke lokasi.

(8)

Babeh, Bule, Fadhil, Slank, Dkk), Keluarga Besar EXTREME Strugle (Chaista, Resty, Batak, Onta, Fazar, Nova, Nuren, Alvin, Wulan, Dkk), keluarga besar Forum Remaja Dongkal F.R.D (Jodi, Aap, Iyus, Mulyadi, Jepri, Dicky, Dkk), yang semuanya telah saya anggap sebagai saudara dalam keluarga saya, terima kasih atas dukungan, saran serta kritik yang membangun bagi penulis, canda tawa kalian terkadang membuat semangat penulis menjadi bertambah.

Dengan hamparan kedua tangan penulis disertai ketulusan, penulis mendoakan semoga bantuan, dukungan, bimbingan dan perhatian yang telah diberikan oleh semua pihak akan mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT disertai limpahan rahmat, hidayat serta berkah-Nya. Amin Ya Rabbal Alamin.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sepenuhnya dapat menentramkan kegelisahan intelektual serta menyirami dahaga ilmiah, untuk itu penulis sangat berlapang dada menerima masukan-masukan apalagi kritik konstruktif. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan menjadi bahan pelajaran dan ilmu pengetahuan untuk masa depan.

Jakarta, 10 April 2014

(9)

vi

ABSTRAK ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

E. Review Studi Terdahulu ... 8

F. Kerangka Teori dan Konseptual ... 9

G. Metode Penelitian ... 11

H. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KERANGKA TEORI A. Haji Sebagai Rukun Islam ... 15

B. Akad Pada Haji Tabarru ... 26

C. Akad Hibah dan Wakalah Dalam Produk Haji Tabarru ... 38

BAB III GAMBARAN UMUM A. Nama Lembaga ... 40

(10)

vii

C. Logo dan Motto ... 41

D. Struktur Kepengurusan ... 43

E. Visi dan Misi ... 44

F. Produk Lain ... 44

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Operasional Haji Tabarru ... 52

B. Penerapan Akad pada Haji Tabarru ... 62

C. Kesesuaian Syariah pada Produk Haji Tabarru ... 64

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lebih dari enam juta muslim diperkirakan datang ke Saudi Arabia untuk menunaikan ibadah haji tahun 2013. Sejuta lebih banyak dibandingkan tahun 2012. Menurut Menteri Haji Saudi Arabia, Bandar bin Mohammed Al-Hajjar, ada peningkatan 10 persen sampai 20 persen jamaah setiap tahun dalam beberapa tahun terakhir1. Hal ini menunjukkan besarnya animo masyarakat dalam hal ini umat Islam untuk melaksanakan ibadah haji. Sedangkan Berdasarkan catatan dari Kementerian Agama tahun 2011, ada 660.307 orang setahun, sedang tahun 2012, ada 715.610 orang dalam setahun, dan sudah tercatat dari tahun 2001 sampai 2013, calon pendaftar jamaah haji Indonesia mencapai 4.998.499 orang.

Pelaksanaan ibadah haji tidak terlepas dari biro perjalanan penyelenggara ibadah umrah dan haji. Biro-biro penyelenggara ini berkompetisi untuk menarik simpati jamaah dan berlomba-lomba menawarkan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan fasilitas yang berbeda untuk popularitas. Dari sekian banyak biro penyelenggara umrah dan haji , diantara mereka ada yang menangani ini untuk bisnis, namun ada pula yang menangani semata-mata panggilan agama. Namun yang perlu

1

(12)

ditegaskan, untuk bimbingan haji yang dilakukan oleh masyarakat baik perorangan maupun kelompok bimbingan dilakukan dengan prinsip nirlaba2.

Banyaknya jumlah biro perjalanan haji yang menyebar di pelosok nusantara menjadi faktor para calon jamaah agar hati-hati dan selektif dalam memilih biro travel. Karena banyak oknum tertentu menawarkan janji-janji manis kepada calon jamaah haji . Salah satunya adalah menawarkan biaya yang murah untuk berangkat haji . Masyarakat yang tidak memahami karakteristik penawaran, akan terpikat janji biaya murah dibanding biaya haji secara resmi. Sehingga logis jika berakhir dengan kekecewaan.

PT. Pandan Harum Sakinah (PT. PHS) adalah CV. Pandan Harum Surabayamerupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perjalanan umrah dan haji. Didirikan pada tanggal 9 Januari 2007 dengan nomor Surat Keterangan Terdaftar (SKT) PEM-017/I/WPJ.24/KP.0203/2007 dari Direktorat Jendral Pajak-Departemen Keuangan RI.

Pada tahun 2012 CV. Pandan Harum Surabaya berubah nama menjadi PT. Pandan Harum Sakinah berdasarkan akta tertanggal 06-11-2012, nomor 51, dibuat dihadapan notaris Endah Retno Damayanti Sarjana Hukum Magister yang berkedudukan di Sidoarjo. Pengurusan pengesahan atas akta pendirian perseroan tersebut pada kantor Departemen Hukum dan HAM RI di Jakarta. PT. Pandan Harum Sakinah juga bekerja sama dengan PT. Makkah Tourindo (MAKTOURINDO). Izin Umrah & Haji : D/143-D/285

2

(13)

3

Salah satu perusahaan yang menawarkan program haji dengan biaya murah. Diantara program yang ditawarkan PT Pandan Harum Sakinah yaitu paket haji tabarru yang meerupakan salah satu program haji yang sangat menarik. Pasalnya, dengan hanya membayar Rp. 27.000.000,- sudah bisa menunaikan ibadah haji. Dengan biaya murah reguler dengan program

tabarru. Program haji tabarru ini adalah program yang memposisikan peserta yang mendaftar dengan biaya Rp. 27.000.000,- sebagai peserta yang diberangkatkan pada seat ke-42 berlaku kelipatannya. Apabila seat ke-42 sudah terisi maka dana tabarru calon jamaah keluar dan mendapatkan tanggal penetapan haji. Jamaah diprediksikan paling lama menunggu 5-7 tahun atau bisa lebih cepat.

Dalam logika ekonomi, berangkat ibadah haji dengan biaya murah dan mendapatkan fasilitas yang sama dengan yang membayar sebesar harga normal sangat tidak logis. Mengingat banyaknya biaya yang dikeluarkan dan yang harus ditanggung biro travel pada umumnya seperti tiket pesawat pulang dan pergi, biaya penginapan, biaya makan, biaya perjalanan saat berada di Mekkah dan Madinah nanti, dan biaya yang lainnya. Padahal biaya normal untuk ibadah haji berkisar Rp. 33.000.000,- – Rp. 35.000.000,- Namun dengan program tabarru ini ibadah haji ini hanya membutuhkan Rp. 27.000.000,- yang sisanya akan disubsidi oleh perusahaan ini.

(14)

kemungkinan besar perusahaan bisa mengalami kerugian. Karena nilai tukar rupiah yang merosot juga berimbas kepada biaya haji . Pengusaha travel pasti akan melakukan penyesuaian harga, dan menaikkan harga paket perjalanan3. Kenaikkan harga ini dilakukan agar biaya produksi tetap seimbang dan pengusaha tidak merugi.

Dalam bisnis atau bermuamalah semua harus jelas. Dalam program ini, calon jamaah harus menunggu sampai seat ke-42 terisi kemudian akan diberangkatkan untuk ibadah Haji . Lalu, bagaimana jika yang terjadi adalah tidak ada jamaah lagi yang mendaftarkan di PT. PHS ini, atau sebaliknya jika pendaftar program tabarru lebih banyak dibandingkan pendaftar program Haji yang normal, maka perusahaan harus bertanggung jawab kepada calon jamaah yang sudah mendaftar. Karena bisnis ini adalah berhubungan dengan agama, maka unsur ketidakjelasan seharusnya tidak ada.

Faktor lain yang perlu dijelaskan adalah uang pendaftaran / booking seat program tabarru adalah untuk memberangkatkan jamaah yang mendaftar terlebih dahulu. Dana jamaah yang mendaftar adalah untuk pemberangkatan haji bagi yang telah mendaftar lebih cepat sebagai peserta

tabarru4. Mekanisme seperti ini mirip sekali dengan mekanisme money game. Dimana, yang mendaftar dulu sebagai peserta akan mendapakan hasil setelah ada peserta berikutnya. Dan biasanya hanya menguntungkan pada anggota yang bergabung pada awal usaha itu. Jika pasar sudah jenuh dan

3

Haji dan umrah, artikel diakses pada tanggal 3 Januari 2014 dari www.tribunnews.com/ 2013/08/27/ rupiah-melemah-ongkos-umrah-ikutan-naik

4

(15)

5

tidak ada anggota baru lagi, maka anggota terakhir akan mengalami kerugian. Akibatnya, perusahaan tidak mampu lagi memperoleh uang untuk membayar peserta yang bergabung.5

Program tabarru ini adalah program yang sangat diharapkan oleh banyak orang terutama bagi yang belum mampu. Namun, program ini juga masih dipertanyakan dalam managemennya. Sehingga diperlukan penelitian yang lebih dalam lagi untuk mengetahui kejelasan managemennya, sehingga dapat memberikan manfaat berupa informasi yang lebih jelas. Berdasarkan pemikiran diatas, maka saya tertarik untuk mengangkat masalah ini dengan judul “MANAGEMEN PROGRAM HAJI TABARRU PADA PT.

PANDAN HARUM SAKINAH”.

5

Haji dan umrah artikel diakses pada tanggal 3 Januari 2014 dari

(16)

B. Identifikasi Masalah

Dari tema yang telah diambil penulis, ada beberapa hal yang terkait didalamnya yang akan penulis teliti, yaitu:

1. Mekanisme program tabarru dalam penyelenggaraan Haji . Dalam suatu kegiatan muamalah, akad yang harus digunakan harus jelas agar tidak merugikan salah satu pihak.

2. Kesesuaian program ini dengan kaidah fiqh muamalat. Apabila program ini tidak bertentangan dengan fiqh muamalat, maka program ini bisa diteruskan. Begitupula sebaliknya, apabila bertentangan maka program ini tidak bisa dilanjutkan.

3. Manajemen resiko perusahaan apabila terjadi gagalnya pemberangkatan jamaah Haji , maka kompensasi apa yang diberikan perusahaan.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan tema penilitian yang diambil penulis masih terlalu luas, sehingga penulis membuat pembatasan masalah agar penilitian menjadi spesifik dan terarah. Oleh karena itu, penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti yaitu:

1. Mekanisme operasional program haji tabarru pada PT. Pandan Harum Sakinah.

2. Penerapan akad pada program haji tabarru yang diterapkan PT. Pandan Harum Sakinah.

(17)

7

Dari pembatasan masalah tersebut, penulis merumuskan masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana mekanisme operasional program haji tabarru ?

2. Bagaimana penerapan akad pada program haji tabarru yang diterapkan PT. Pandan Harum Sakinah ?

3. Apakah pelaksanaan program haji tabarru sudah sesuai dengan kaidah Fiqh Muamalat ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitiaan

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Mengetahui mekanisme operasional program haji tabarru. b. Mengetahui penerapan akad pada program haji tabarru

c. Mengetahui kesesuaian program haji tabarru dengan kaidah fiqh muamalat.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

a. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai program haji khususnya mengenai masalah diatas.

(18)

c. Bagi masyarakat memberikan informasi mengenai mekanisme penerapan program haji tabarru

E. Review Studi Terdahulu

1. Angga Wicaksana 2011 “Pengelolaan Dana Bimbingan Haji Pada KBIH Nurul Fawz dan KBIH Al-Ikhlash Tangerang, menjelaskan bahwa pengelolaan dana dari kedua KBIH cukup baik dan dikelola dengan benar. Namun, masih kurang adanya komunikasi yang jelas antara KBIH dengan jamaah mengenai dana manasik. Karena antara satu jamaah dengan yang lain terdapat perbedaan jumlah biaya manasik yang ditarik oleh KBIH. Perbedaannya dengan pembahasan skripsi ini adalah pada objek dan subjek penelitian. Dimana objek pada penelitian skripsi ini adalah PT. Pandan Harum Sakinah. Sedangkan subjeknya adalah produk haji tabarru. Masalah yang dibahaspun fokus pada managemen yang digunakan pada pruduk tabarru ini.

(19)

9

Sakinah. Sedangkan subjeknya adalah produk haji tabarru. Masalah yang dibahaspun fokus pada managemen yang digunakan pada pruduk

tabarru ini.

3. Nuzulur Rohman 2012 “Aplikasi Akad Ijarah (Multijasa) Dalam Pembiayaan Talangan Haji PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. (Cabang Fatmawati)”, menjelaskan bahwa aplikasi akad ijarah

(multijasa) dalam pembiayaan talangan haji oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk 30:70. Nasabah mampu menyetor sebesar 30% dari paket haji dan yang 70% dibayar secara cicilan dan berangsur. Aplikasi yang dijalankan sudah sesuai berdasarkan Fatwa DSN –MUI dan PBI. Perbedaannya dengan pembahasan skripsi ini adalah pada objek dan subjek penelitian. Dimana objek pada penelitian skripsi ini adalah PT. Pandan Harum Sakinah. Sedangkan subjeknya adalah produk haji tabarru. Masalah yang dibahaspun fokus pada managemen yang digunakan pada pruduk tabarru ini.

F. Kerangka Teori dan Konseptual

(20)

UU No.34 Tahun 2009

Penyelenggaraan Ibadah Haji

Paragraf 5 Pasal 15: Pemerintah menerima bimbingan haji oleh masyarakat

Biro Perjalanan Haji & Umrah

(PT.Pandan Harum Sakinah)

Program Tabarru

PT. Pandan Harum Sakinah menawarkan program yang baru untuk membantu calon jamaah yang tidak mempunyai cukup dana untuk menjalankan ibadah haji yaitu program haji tabarru. Program ini diawali dengan calon jamaah yang menyetorkan dananya di awal akad yaitu hanya sebesar Rp. 5.000.00,- . Kemudian calon jamaah hanya tinggal menunggu keberangkatan setelah pelunasan pembayaran, sedangkan jamaah ditempatkan pada seat ke-42 terisi atau sekitar 5-7 tahun.

Dalam program ini diperlukan penjelasan yang lebih detil lagi agar membantu banyak pihak khususnya calon jamaah untuk mengetahui alur manajemen yang ada didalamnya.

Mekanisme

Operasional Kaidah Fiqh

Muamalat Pengelolaan

(21)

11

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Judul skripsi skripsi ini masuk kedalam tipe deskriptif . Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang.

Metode penelitian deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian6.

Dalam metode penelitiannya, skripsi ini menggunakan pendekatan

Miv Research (penelitian campuran, yaitu suatu metode yang digunakan untuk meneliti data-data dengan cara menggabungkan dua metode penelitian atau lebih. Adapun kedua metode itu adala: Pertama, Library Research, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti data-data dengan cara mempelajari, mengkaji, dan meneliti bahan-bahan pustaka yang relevan. Kedua, Field Research, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti data-data dengan cara melihat langsung fenomena yang ada dan terjadi di lapangan.

Penelitian ini juga menggunakan teknik observasi dan wawancara agar mampu memperkuat data-data yang diteliti.

2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini, dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

6

(22)

a. Data Primer7

Merupakan data yang didapat dari sumber pertama yaitu hasil wawancara yang dilakukan langsung kepada objek penelitian. Dengan teknik pengumpulan data dari para karyawan terkait mengenai produk Tabarru di PT. Pandan Harum Sakinah

b. Data Sekunder

Merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer. Data yang telah didapat dari hasil observasi, wawancara, literatur-literatur kepustakaan, dan dokumentasi yang berkaitan dengan materi penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini oleh penulis diantaranya adalah dengan observasi dan wawancara agar mampu mendapatkan informasi yang tepat antara teori yang didapat dengan praktek yang ada di lapangan.

a. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan pengamatan, baik langsung ataupun tidak langsung terhadap PT. Pandan Harum Sakinah, untuk mengetahui bagaimana mekanisme dan pengelolaan dana yang terjadi mengenai program haji tabarru.

7

(23)

13

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab kepada petugas dan pegawai yang terlibat perihal program haji tabarru pada PT. Pandan Harum Sakinah.

4. Teknik Analisis Data

Seluruh data yang penulis peroleh baik dari observasi, wawancara dan literatur-literatur yang ada mengenai materi penelitian, akan diolah dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif. Hal ini karena data yang didapat akan berupa kata-kata dan angka-angka yang akan diolah menjadi suatu kesimpulan.

5. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah PT. Pandan Harum Sakinah yang terletak di Wisma Deret Suci Jl.Suci Kav.II Susukan, Ciracas Kampung Rambutan Jakarta Timur.

6. Teknik Penulisan

Teknik penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2012.

H. Sistematika Penulisan

(24)

BAB I Pendahuluan, yaitu meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori dan kerangka konsep, metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis, yaitu meliputi tinjauan umum mengenai

tentang umrah itu sendiri dan mengenai manajemen pengelolaan dana.

BAB III Pembahasan, yaitu menjelaskan tentang mekanisme program

haji tabarru, manegemen resiko, dan kesesuaiannya dengan kaidah fiqh muamalat.

BAB IV Penutup, yaitu meliputi kesimpulan dari penelitian ini dan

memberikan saran-saran yang dapat dijadikan masukan.

SKEMA RANCANGAN PENELITIAN SKRIPSI

Produk Haji Tabarru

Mekanisme akad

Penerapan Akad

Analisa Kesesuaian Syariah

Sesuai Tidak Sesuai

Solusi 1. Fatwa DSN

(25)

15

BAB II

KAJIAN TEORI

A.Haji Sebagai Rukun Islam

1. Pengertian Haji

Haji secara terminologi adalah mengunjungi Baitullah dengan amalan tertentu, pada waktu tertentu. Haji menurut istilah syar’i adalah beribadah kepada Allah dengan melaksanakan manasik yang telah ditetapkan dalam sunnah Rasulullah SAW, ada pula ulama yang berpendapat: “ Haji adalah dengan tujuan ke

tempat tertentu pada waktu yang tertentu untuk melaksanakan amalan tertentu pula.” 1

Akan tetapi definisi ini kurang pas karena haji lebih khusus dari apa yang didefinisikan disini, karena seharusnya ditambah dengan satu ikatan yaitu ibadah, maka apa yang ada pada definisi pertama lebih sempurna dan menyeluruh.

Ibadah haji adalah salah satu kewajiban yang paling sakral di antara semua kewajiban Islam, suatu simbol agama yang teragung suatu ibadah istimewa diantara ke empat ibadah Islam yang lainnya dan salah satu rukun utama diantara kelima rukunnya.2

1

Sayid Sabiq, Fiqh Al-Sunnah,jilid I, (Beirut, Dar al Fikri, 1983), Cet IV, h. 527

2

(26)

Pada kalangan ahli fiqh ada yang mengatakan bahwa haji diisyaratkan pada tahun keenam Hijriyah dengan argument bahwa saat itu perintah haji dan umrah diturunkan Allah melalui ayat 196 surat Al-Baqorah.3

2. Dalil Pensyar’iatanya

Haji merupakan rukun Islam yang ke-5 dan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan bagi seseorang muslim yang mampu, sebagaimana telah digariskan dan ditetapkan dalam Al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijma’.

Adapun dalil dari Al-Qur’an:

د نم ي ارْإ قم ت ـي ت يآ هيف

ّح لا ل هلل مآ ّ ك هلخ

نيمل عْلا ن ٌي غ ها ّإف ر ك نم ايبس هْيلإ طّْسا نم ْيبْلا

“padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam

Ibrahim, barang siapa mamsukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;

mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang

yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari

(kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah maha kaya (tidak memerlukan sesuatu)

dari semesta alam”. (QS. Ali Imran:97)

3 Sayid Sabiq,

(27)

17

Ayat ini mengandung frasa “barang siapa mengingkari” yang mewakili semua orang yang tidak menunaikan ibadah haji atau semua orang yang berpaling dari ibadah haji, atau semakda dengan itu.4

Dan hadits ibnu Umar ra, Rasulullah SAW bersabda:

“Islam dibangun di atas lima perkara yaitu syahadat laa ilaaha illallah dan

Muhammad Rasullah, menegakkan sholat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan haji”. (HR Bukhari dan Muslim)5

Adapun dalil Ijma’ (kesepakatan umum ulama), para ulama umat Islam dari seluruh mazhab sepanjang zaman menyepakati wajibnya ibadah haji. Sepengetahuan kami, dalam hal ini tidak ada seorang ulamapun yang kontra atau menentangnya. Sampai-sampai, kewajiban ibadah haji ini adalah salah satu hal yang telah diketahui secara pasti dalam agama, sebagaimana diungkapkan para ulama kita terdahulu. Dengan kata lain, sudah menjadi pengetahuan bersama dikalangan umat Islam.6

Yusuf Al-Qordhawi, 100 Tanya Jawab Haji & Umrah, h.11

5

Imam As-Sundi, Sahihul al Bukhori, (Beirut:Darul kutub Al-ilmiyah, 1998), h. 513

6 Yusuf Al-Qordhawi,

(28)

hidupnya agar berkunjung kerumah-Nya serta tempat-tempat tertentu, datang dengan tulus penuh pemahaman dan penghayatan, guna menyaksikan keagungan-keagunganNya, memperoleh ampunan dan ridha-Nya serta meraih aneka manfaat duniawi dan ukhrawi.7

Ibadah haji, walaupun dapat diselesaikan dalam sekian hari saja, namun Allah SWT berfirman:

ۚ ت م لْعم ر ْشأ ّحْلا

ّحْلا يف لادج ل سف ل ثفر لف ّحْلا ن يف ضرف ْنمف

ل أ ي ّ قتا ۚ ٰ ْقّلا دازلا رْيخ ّإف ا د زت ۗ هللا هْملْعي رْيخ ْنم ا لعْت م ۗ

ي

بْلأْلا

“Haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi. Barang siapa

mengerjakan ibadah haji paa bulan-bulan itu, maka janganlah ia berkata jorok,

berbuat maksiat dan bertengkar dalam haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan

Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baiknya bekal

adalah takwa. Dan bertakwalah kepadaku wahai orang-orang yang mempunyai

akal sehat.” (QS. Al-Baqorah:197)

7 M. Quraish Shihab,

(29)

19

Yaitu bulan syawal, Dzulqaidah dan beberapa hari dari bulan Dzulhijjah. Ini agaknya dimaksudkan agar calon jamah haji dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin, baik mental, spiritual, dan pengetahuan, maupun jasmani dan material.8

Karena itulah, maka diterapkan sekian syarat bagi yang hendak melaksanakan ibadah haji. Syarat wajib haji baik laki-laki maupun perempuan yang sudah memenuhi syarat sebagai berikut:

a. syarat pertama: yang hendak melaksanakan ibadah haji haruslah seorang muslim, bukan saja karena ibadah haji adalah puncak dari rukun Islam, tetapi juga karena disanalah hendaknya nampak jelas penyerahan diri seorang manusia kepada Allah. Karena itu pula, siapa yang bermaksud berkunjung kesana hendaknya membersihkan diri dengan taubatan kepada Allah. Saling memaafkan dan berusaha sungguh-sungguh untuk tidak membawa atau menggunakan sesuatu yang haram dalam konteks perjalanan ini.

b. Syarat kedua dan ketiga: untuk memantapkan maksud diatas, maka dirumuskan syarat kedua dan ketiga, yakni yang bersangkutan haruslah yang berakal sehat lagi bebas merdeka tanpa satu ikatan perbudakan. Dengan akal yang sehat dia dapat memahami makna dan tujuan ibadahnya dan dengan kebebasan memilih untuk hanya mengabdi kepada Allah dan berserah diri sepenuhnya kepada Nya.

8

(30)

c. Syarat keempat: adalah kemampuan. Ini mencakup beberapa aspek, yaitu: kemampuan material yang diperoleh secara halal, tetapi bukan dengan menjual satu-satunya sumber penghasilan atau menjual sesuatu yang dapat mengakibatkan kesulitan hidup yang bersangkutan dan keluarganya. Kemampuan material ini bukan saja untuk Ongkos Naik Haji (ONH), yakni biaya perjalanan ibadah haji, serta kebutuhan hidup disana, tetapi juga kebutuhan keluarga yang ditinggal selama calon haji dalam perjalanan.

Selanjutnya kemampuan fisik, karena ibadah haji adalah ibadah yang sangat membutuhkan fisik yang sangat sehat, dalam ritual yang berkaitan dengan ibadah haji, tidak ada satu bacaan wajib pun yang harus anda baca dalam konteks melaksanakannya. Masa kini, persyaratan fisik ini semakin ditekankan karena jumlah jamaah haji sudah sedemikian banyak. Karena itulah sehingga organisasi Negara-negara Islam menetapkan kuota bagi setiap Negara berdasarkan jumlah penduduknya. Tidaklah wajib bagi mereka yang sangat tua atau sakit yang berat untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah. Banyak sisi ibadah lain yang dapat dilakukannya di kampung halaman sesuai dengan kondisi kesehatannya.

“Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai kemampuannya”. (QS.

Al-Baqarah:296)

(31)

21

ketentuannya. Bawa sertalah bekal mental berupa pengetahuan, kesabaran dan ketawaan. Itulah salah satu pesan Allah swt bagi yang akan berkunjung kepada-Nya.

“Berbekallah karena sebaik-baik bekal adalah takwa” (QS Al

-Baqarah:197)

Kemampuan yang lain adalah yang berkaitan dengan keamanan dalam perjalanan, tempat yang dituju, serta tempat dan waktu pelaksanaan ibadah hingga kembali menemui keluarga. Keamanan keluarga yang ditinggal harus menjadi pertimbangan, jangan sampai karena anda tinggalkan mereka menderita.

d. Syarat kelima adalah bisanya perjalanan itu dilakukan. Ini antara lain berarti bahwa seseorang yang merasa belum mempunyai waktu yang sesuai untuk melaksanakan haji, maka ia boleh menagguhkan sampai keadaannya menjadi lebih sesuai, waktu harus digaris bawahi bahwa seseorang tidak diperkenankan menunda-nunda tanpa alasan yang kuat, karena memenunda-nunda-menunda-nunda dapat menyebabkan dirinya berdosa. Salah satu makna lain dari persyaratan ini adlah tersedianya kuota bagi yang bersangkutan.9

Kalau syarat-syarat diatas telah terpenuhi, maka Bismillah, mantapkan niat untuk berkunjung kerumah Allah, melakukan haji atau umrah sambil menziarahi tempat-tempat bersejarah.

9

(32)

4. Istita’ah dalam Haji

Mengenai ke-istita’ahan seseorang menurut dalil yang menjadi dasar hukum kewajiban ibdah haji adalah surat Ali imran ayat 97:

ّ ك هلخد نم ي ارْإ قم ت ـي ت يآ هيف

لا ل هلل مآ

نيمل عْلا ن ٌي غ ها ّإف ر ك نم ايبس هْيلإ طّْسا نم ْيبْلا ّح

“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam

Ibrahim, barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;

mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang

yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari

(kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah maha kaya (tidak memerlukan sesuatu)

dari semesta alam”. (QS. Ali Imran:97)

Ayat diatas dalam ilmu ushul fiqih termasuk dalam pembahasan teknis yaitu pengecualian sebagian dari lafadz umum. Pada mulanya dalam ayat tersebut bahwa haji diwajibkan bagi seluruh umat muslim, tapi diakhir lafadz ada pengecualian dengan bentuk badal (digantikan) “man istathaa ilahi sassabillah”. Yakni bagi yang sudah mampu. Dari sinilah kemudian muncul pendapat-pendapat dalam memahami maksud istathaa dalam ayat tersebut. Dimaksudkan dengan istathaah dalam firman-Nya “man istahtaahilahi sabillah” ialah mempunyai bekal

(33)

23

Dijelaskan pula bahwa yang dimaksud dengan bekal oleh kebanyakan ulama adalah bekal untuk dirinya dan keluarganya sampai ia pulang dari tanah suci (menunaikan ibadah haji).

Ibnu Zubair, Atha, Ikrimah dan Malik berpendapat bahwa Al-Istathaah adalah kesehatan, bukan yang lainnya.

Dari semua pendapat diatas, maka dapat kita rangkum makna istathaah kedalam 3 cakupan:

Pertama, kesehatan jasmani

Kedua, memiliki bekal yang cukup untuk pergi dan kembali, serta memcukupi segala hajat atau kebutuhannya dan kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya dalam hal nafkah.

Ketiga, keamanan dalam perjalanan, hal ini disebabkan karena kewajiban ibadah haji yang tidak disertai dengan jaminan keamanan selama perjalanan merupakan sesuatu yang berbahaya (dharar), padahal menurut ketentuan syariah bahwa (sesuatu yang berbahaya harus dihindari).

(34)

ibadah haji dengan terlebih dahulu berupaya untuk dapat memiliki bekalnya sebagai sarana ibadah haji itu.

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan haji dapat dikatakan bahwa bagi orang Islam yang diberi keluluasaan rizki wajib unutk berusaha agar memiliki bekal guna dapat menunaikan ibadah haji. Oleh Karen itu, menabung dan mengikrarkan untuk biaya perjalanan haji (BPIH), merupakan berbuatan bijak dan terpuji. Lalu bagaimana dengan orang yang tidak mampu menabung tapi berkeinginan menunaikan ibadah haji. Dari sinilah muncul salah satu produk keuangan dari sebuah lembaga trevel haji dan umrah dengan produk haji dan umrah tabarru guna membantu umat muslim yang berkenan berangkat haji namun belum memiliki kemampuan financial penuh. Sepintas tujuan dari adanya produk ini baik, tapi ternyata dengan adanya produk tersebut menimbulkan banyak permasalahan baik dari tinjauan status hukum dan manfaatnya secara syar’i.

5. Fatwa Dewan Syariah Nasiaonal Tentang Haji

Pertama: ketentuan umum

(35)

25

b. Apabila diperlukan, LKS dapat membantu menangani pembayaran BPIH nasabah dengan menggunakan prinsip al-Qardh sesuai Fatwa DSN-MUI 19/DSN-MUI/IV/2001

c. Pembiayaan haji menggunakan fatwa dewan syariah nasional (DSN) No.29/DSN-MUI/VI/2002 tentang pembiayaan pengurusan haji lembaga keuangan syariah.

d. Jasa pengurusan haji yang dilakukan LKS tidak boleh disyaratkan dengan pemberian talangan haji.

e. Besar imbalan jasa al-ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al-Qardh yang diberikan LKS kepada nasabah.

Pertimbangan Fatwa

a. salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah pengurusan haji dan talangan BPIH

b. Lembaga keuangan syariah perlu merespon kebutuhan masyarakat tersebut dalam berbagai produk

(36)

Kedua: ketentuan

a. jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajiban atau jika terjadi perselisihan diantara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui arbitrase syariah setelah tidak tercapai kesepakatan musyawarah.

b. Fatwa ini belaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagai mestinya.

B. Akad Haji Tabarru

1. Pengertian Akad

Akad (ikatan,keputusan, atau penguat) atau perjanjian atau kesepakatan atau transaksi dapat diartikan sebagai komitmen yang terbingkai dengan nilai-nilai syariah. Dalam istilah fiqih, secara umum akad berarti sesuatu yang menjadi tekad seseorang untuk melaksanakan, baik yang muncul dari satu pihak, seperti wakaf, talak, dan sumpah maupun yang muncul dari dua pihak, seperti jual beli, sewa,

wakalah, dan gadai.10

10Ascarya,

(37)

27

Akad atau transaksi yang digunakan bank syariah dalam operasinya terutama diturunkan dari kegiatan mencari keuntungan (tijarah) dan sebagian dari kegiatan tolong menolong (tabarru’). Turunan dari tijarah adalah perniagaan ( al-bai’) yang berbentuk kontrak pertukaran dan kontrak bagi hasil dengan segala variasinya. Cakupan akad yang digunakan untuk produk bank syraiah, ditambah akad-akad lain diluar perniagaan, seperti qardhul hasan (pinjaman kebajikan).

Rukun dalam akad ada tiga yaitu:

a. pelaku akad b. objek akad

c. shighah atau pernyataan pelaku akad, yaitu ijab dan qabul

Syarat dalam akad ada empat, yaitu:

a. syarat berlakunya akad (in’iqod) b. syarat sahnya akad (shihah) c. syarat terealisasinya akad (nafadz) d. syarat lazim

Syarat in’iqad ada yang umum dan khusus. Syarat umum harus selalu ada

(38)

yaitu syarat yang diperlukan secara syariah agar akad berpengaruh, seperti dalam akad perdagangan harus bersih dari cacat. Syarat nafadz ada dua, yaitu kepemilikan (barang dimiliki oleh pelaku dan berhak menggunakannya) dan wilayah. Syarat lazim, yaitu bahwa akad harus dilaksanakan apabila tidak ada cacat.11

2. Pengertian Akad Tabarru

Setiap produk dalam lembaga keuangan syariah memiliki kaitan erat dengan akad-akad yang diterapkannya. Ini yang menjadikan perbedaan dengan produk-produk yang ada pada lembaga keungan konvensional.

Pada produk haji tabarru yang ada pada PT. Pandan Harum Sakinah ini juga memiliki akad yang berkaitan erat dengan produk tersebut.

Akad tabarru’ adalah segala macam perjanjian yang menyangkut non-for profit transaction (transakasi nirlaba). Transaksi ini pada hakikanya bukan transaksi bisnis untuk mencari keuntungan komersial. Akad tabarru’ dilakukan dengan tujuan tolong menolong dalam rangka berbuat kebaikan (tabarru’ berasal dari kata birr

dalam bahasa arab, yang artinya kebaikan). Dalam akad tabarru’, pihak yag berbuat

kebaikan tersebut tidak berhak mensyaratkan imbalan apapun kepada pihak lainnya. Imbalan dari akad tabarru’ adalah dari Allah, bukan dari manusia. Namun demikian, pihak yang berbuat kebaikan tersebut boleh meminta untuk sekedar menutupi biaya (cover the cost) yang dikeluarkannya untuk dapat melakukan akad

11

(39)

29

tabarru’ itu. Contoh akad-akad tabarru’ adalah qard, rahn, hiwalah, wakalah,

kafalah, wadiah, hibahwaqf, shodakoh, hadiah dan lain-lain.12

Akad tabarru’ dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bentuk umum, yakni:13

a. Meminjamkan uang

Akad meminjamkan uang ini ada beberapa macam lagi jenisnya, setidaknya ada tiga jenis, yakni sebagai berikut. Bila pinjaman ini diberikan tanpa menysaratkan apapun, selain mengembalikan pinjaman tersebut setelah jangka waktu tertentu maka bentuk meminjamkan uang seperti ini disebut dengan qard.

Selanjutnya, jika dalam meminjamkan uang ini si pemberi pinjaman mensyaratkan sesuatu jaminan dalam bentuk atau jumlah tertentu, maka bentuk pemberian pinjaman seperti ini disebut dengan rahn.

Ada lagi suatu bentuk pemerian berupa pinjaman uang, dimana tujuannya adalah untuk mengambil alih putang dari pihak lain. Bentuk pemberian pinjaman ini disebut hiwalah.

b. Meminjamkan jasa

Seperti akad meminjamkan uang, akad meminjamkan jasa juga ada tiga jenis. Bila kita meminjamkan “diri kita” (yakni, jasa keahlian,keterampilan dan sebagainya) saat ini untuk melakukan sesuatu atas nama orang lain maka hal ini

12

Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 67

13

(40)

disebut wakalah. Karena kita melakukan sesuatu atas nama orang yang kita bantu tersebut, sebenarnya kita menjadi wakil orang itu. Itu sebabnya akad ini diberi nama

wakalah.

Selanjutnya bila akad wakalah ini kita rinci tugasnya, yakni bila kita menawarkan jasa kita untuk menjadi wakil seseorang, dengan tugas menyediakan jasa custody (penitipan, pemeliharaan), bentuk peminjamaan jasa seperti ini disebut akad wadi’ah.

Akad variasi lain dari akad wakalah, yakni contingen wakalah (wakalah

bersyarat). Dalam hal ini, maka kita bersedia memberikan jasa kita untuk melakukan sesuatu atas nama orang lain, jika terpenuhi kondisinya, atau jika sesuatu terjadi. Misalkan, seseorang dosen menyatakan kepada asistennya demikian: “anda

adalah asisten saya. Tugas anda adalah menggantikan saya mengajar bila saya berhalangan.” Dalam kasus ini, yang terjadi adalah wakalah bersyarat. Asisten

hanya bertugas mengajar (yakni bila kondisinya, jika terjadi sesuatu). Jadi asisten ini tidak otomatis menjadi dosen. Wakalah ini dalam terminologi fiqih disebut sebagai akad kafalah.

c. Memberikan sesuatu

Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah akad-akad sebagai berikut:

(41)

31

diperjual belikan begitu dinyatakan sebagai assetwaqf. Sedangkan hibah dan hadiah adalah pemberian sesuatu secara sukarela kepada orang lain.

C.Akad Pada Produk Haji Tabarru

1.Hibah

a. Pengertian hibah

Secara bahasa hibah adalah pemberian („athiyah), sedangkan menurut istilah hibah yaitu:

ل ح ض ا كيلمّلا دي ي دق

طت يحلا

“akad yang menjadikan kepemilikan tanpa adanya pengganti ketika

masih hidup dan dilakukan secara sukarela.”14

Didalam syara’ sendiri menyebutkan hibah mempunyai arti akad yang pokok persoalannya pemberian harta milik seseorang kepada orang lain diwaktu dia hidup, tanpa adanya imbalan. Apabila seseorang memberikan hartanya kepada orang lain untuk dimanfaatkan tetapi tidak diberikan kepadanya hak kepemilikan maka harta tersebut disebut i’aarah(pinjaman). 15

14

Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 242

15

(42)

b. Hukum hibah

Hibah disyariatkan dan dihukumi mandub (sunat) dalam Islam. Dan Ayat ayat Al quran maupun teks dalam hadist juga banyak yang menganjurkan penganutnya untuk berbuat baik dengan cara tolong menolong dan salah satu bentuk tolong menolong tersebut adalah memberikan harta kepada orang lain yang betul – betul membutuhkannya, dalam firman Allah:

… dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

taqwa..( QS: Al Maidah: 2).16

Adapun barang yang sudah dihibahkan tidak boleh diminta kembali kecuali hibah orang tua kepada anaknya, dalam sabda Nabi :

ميف دلا لا اا يف جريف ب ي أ يط طعي ّأ جرل حي ا

دل ل طعي

.

ريغ د اد ا ا ر)

(

“Tidak halal bagi seseorang yang telah memberi sesuatu pemberian atau

menghibahkan suatu hibah menarik kembali kecuali orang tua yang memberi

kepada anaknya.”(HR. Abu Daud)

c. Rukun Hibah

Menurut jumhur ulama’ rukun hibah ada empat:

1. Wahib (Pemberi). Wahib adalah pemberi hibah, yang menghibahkan barang miliknya kepada orang lain.

16

(43)

33

2. Mauhub lah (Penerima). Penerima hibah adalah seluruh manusia dalam arti orang yang menerima hibah.

3. Mauhub. Mauhub adalah barang yang di hibahkan.

4. Shighat (Ijab dan Qabul). Shighat hibbah adalah segala sesuatu yang dapat dikatakan ijab dan qabul.

d. Syarat-syarat hibah

Hibah menghendaki adanya penghibah, orang yang diberi hibah, dan sesuatu yang dihibahkan.Syarat-syarat penghibahDisyaratkan bagi pengbhibah

syarat-syarat sebagai berikut:

1. Penghibah memiliki sesuatu untuk dihibahkan

2. Penghibah bukan orang yang dibatasi haknya karena suatu alasan. 3. Penghibah itu orang dewasa, sebab anak-anak kurang kemampuannya.

4. Penghibah itu tidak dipaksa, sebab hibah itu akad yang mempersyaratkan keridhaan dalam keabsahannya.

e. Syarat-syarat bagi orang yang diberi hibah

Orang yang diberi hibah disyaratkan benar-benar ada waktu diberi hibah. Bila tidak benar-benar ada, atau diperkirakan adanya, misalnya dalam bentuk janin, maka hibah tidak sah. Apabila orang yang diberi hibah itu ada di waktu pemberian

(44)

Syarat-syarat bagi yang dihibahkan. Disyaratkan bagi yang dihibahkan: a. Benar-benar ada

b. Harta yang bernilai

c. Dapat dimiliki dzatnya, yakni bahwa yang dihibahkan itu adalah apa yang bisa dimiliki, diterima peredarannya, dan pemilikannya dapat berpindah tangan. Maka tidak sah menghibahkan air di sungai, ikan di laut, burung di udara, masjid-masjid atau pesantren-pesantren.

d. Tidak berhubungan dengan tempat pemilik hibah, seperti menghibahkan tanaman, pohon, atau bangunan tanpa tanahnya.

e. Dikhususkan, yakni yang dihibahkan itu bukan untuk umum, sebab pemegangan dengan tangan itu tidak sah kecuali bila ditentukaan (dikhususkan) seperti halnya jaminan.

Terdapat dua hal yang hendak dicapai oleh hibah yakni, Pertama, dengan beri memberi akan menimbulkan suasana akrab dan kasih sayang antara sesama manusia. Sedangkan mempererat hubungan silaturrahmi itu termasuk ajaran dasar agama Islam. Kedua, yang dituju oleh anjuran hibah adalah terbentuknya kerjasama dalam berbuat baik, baik dalam menanggulangi kesulitan saudaranya, maupun dalam membangun lembaga-lembaga sosial.17

17H. Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Konteporer, (Jakarta:

(45)

35

2. Wakalah

a. Pengertian

Wakalah (deputyship), atau biasa disebut perwakilan, adalah perlimpahan kekuasaan oleh satu pihak (muwakil) kepada pihak lain (wakil) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. Atas jasanya maka penerimaan kekuasaan dapat meminta imbalan tertentu dari pemberi amanah.18

b. Dasar hukum

Firman Allah QS. Al-Kahfi [18]: 19:

ْ أ مْ ي ْثبل ا ل ق ْ ّْثبل ْ ك ْ ْم ئ ق ل ق ْ ْي ا لء سّيل ْ ْثع كل ك

ْ كدحأ ا ثعْ ف ْ ّْثبل م لْ أ ْ ر ا ل ق ْ ي ضْع

يدمْلا لإ ْ قر

ادحأ ْ ّرعْشي ا ْفطلّيْل هْم ْ ر ْ تْأيْلف م عط كْ أ يأ ْر ْيْلف

"Dan demikianlah Kami bangkitkan mereka agar saling bertanya di

antara mereka sendiri. Berkata salah seorang diantara mereka: „Sudah berapa

lamakah kamu berada (di sini). Mereka menjawab: „Kita sudah berada (di sini)

satu atau setengah hari.’ Berkata (yang lain lagi): „Tuhan kamu lebih mengetahui

berapa lama kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang kamu pergi ke

kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah ia lihat manakah

18Ascarya.

(46)

makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan

hendaklah ia berlaku lemah lembut, dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu

kepada seseorang pun.’”

Firman Allah dalam QS. Yusuf [12]: 55 tentang ucapan Yusuf kepada raja:

يل ظي ح ي إ ضْرأْلا نئازخ ٰ ل ي ْلعْجا ل ق

"Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir). Sesungguhnya aku

adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengalaman.”

Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 2:

ْثإا ل ْا

عت ا ْقّلا ربْلا ل ْا

عت

هللا ْا قتا ّا ْدعْلا

قعْلا ديدش هللا ّإ

“Dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa,

dan janganlah tolong-menolong dalam (mengerjakan)dosa dan pelanggaran.”

Hadis-hadis Nabi, antara lain:

“Rasulullah SAW mewakilkan kepada Abu Rafi’ dan seorang Anshar

untuk mengawinkan (qabul perkawinan Nabi dengan) Maimunah r.a.” (HR. Malik

(47)

37

“Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW untuk menagih hutang

kepada beliau dengan cara kasar, sehingga para sahabat berniat untuk

“menanganinya”. Beliau bersabda, „Biarkan ia, sebab pemilik hak berhak untuk

berbicara;’lalu sabdanya, Berikanlah (bayarkanlah) kepada orang ini unta umur

setahun seperti untanya (yang dihutang itu)’. Mereka menjawab, „Kami tidak

mendapatkannya kecuali yang lebih tua.’ Rasulullah SAW kemudian bersabda:

„Berikanlah kepadaNya. Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian

adalah orang yang paling baik di dalam membayar.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah).

c. Rukun dan syarat

Rukun dari akad wakalah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa hal, yaitu:

1) Pelaku akad, yaitu muwakil (pemberi kuasa) adalah pihak yang memberikan kuasa kepada pihak lain, dan wakil (penerima kuasa) adalah pihak yang diberi kuasa.

2) Objek akad, yaitu taukil (objek yang dikuasai)

3) Shighah, yaitu Ijab dan Qabul

Sedangkan syarat-syarat dari akad wakalah yaitu:

(48)

2) tidak bertentangan dengan syariat islam

bentuk-bentuk akad wakalah antara lain:

1) wakalah mutlaqoh, yaitu perwakilan yang tidak terkaita syarat tertentu

2) wakalah muqayyadah, yaitu perwakilan yang terikat oleh syarat-syarat yang telah ditentujan dan disepakati bersama

D.Akad Hibah dan Wakalah dalam Produk Haji Tabarru

1. Hibah

Dalam produk haji tabarru ini, akad yang digunakan salah satunya adalah akad hibah. Akad hibah yang digunakan adalah untuk memberikan subsidi kekurangan biaya haji yang normal sesuai dengan ketentuan Kementerian Agama. PT Pandan Harum Sakinah akan memberikan subsidi yang diambil dari keuntungan perusahaan yang didapat dari produk-produk lain yang ada pada prusahaan ini.

2. Wakalah

Wakalah (deputyship), atau biasa disebut perwakilan, adalah perlimpahan kekuasaan oleh satu pihak (muwakil) kepada pihak lain (wakil) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. Atas jasanya maka penerimaan kekuasaan dapat meminta imbalan tertentu dari pemberi amanah.19

19

(49)

39

Jadi, wakalah adalah akad yang digunakan pada program haji tabarru

untuk mewakilkan jamaah memesan kursi pemberangkatan haji. PT Pandan Harum Sakinah akan mewakilkan terlebih dahulu untuk memesan kursi pemberangkan setelah mekanisme program tabarru jamaah keluar.

(50)

40

BAB III

GAMBARAN UMUM

A.Nama Lembaga

PT. Pandan Harum Sakinah (PHS) adalah lembaga travel pemberangkatan haji dan umrah Indonesia yang segala kegiatan usahanya bersandarkan pada prinsip syariah.

PT. Pandan Harum Sakinah (PHS) yang didirikan oleh Madudari Agustin ini berdiri pada tahun 2007 yang didirikan di Surabaya. Perusahan yang memiliki surat ijin usaha dengan Nomer: 510/13/404.3.7/2008 bergerak pada bidang jasa traveling pemberangkatan haji dan umrah.

CV. Pandan Harum Surabaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perjalanan haji dan umrah. Didirikan pada tanggal 9 Januari 2007 dengan nomor Surat Keterangan Terdaftar (SKT) : PEM-017/I/WPJ.24/KP.0203/2007 dari Direktorat Jendral Pajak-Departemen Keuangan RI.

(51)

41

Sidoarjo. Pengurusan pengesahan atas akta pendirian perseroan tersebut pada kantor Departemen Hukum dan HAM RI di Jakarta.

PT. Pandan Harum Sakinah juga bekerja sama dengan PT. Makkah Tourindo (MAKTOURINDO). Izin haji dan umrah : D/143-D/285.

Alamat kantor pusat : Jl. Ahmad III/35 Pepelegi Waru Sidoarjo 62156 Surabaya Telp./FAX 031- 70929799 (web:www.pandanharumsurabaya.com) Alamat di Jakarta : Wisma Deret Suci Jl.Suci Kav.II Susukan, Ciracas Kampung Rambutan Jakarta Timur 13750 Telp. /FAX 021- 87790344.

B. Wilayah Hukum

PT. Pandan Harum Sakinah (PHS) kantor pusatnya berkedudukan di Surabaya, Jalan. Ahmad III/35 Pepelagi Waru Sidoarjo 62156. sedangkan cabang Jakarta berkedudukan di Wisma Deret Suci Jl. Suci Kavling 2 Susukan, Ciracas (Kampung Rambutan) Jakarta Timur 13750.

C.Logo dan Moto

(52)

42

Keterangan:

1. Simbol PT. Pandan Harum Sakinah (PHS). Melambangkan pucuk daun, tunas yang berarti PT. Pandan Harum Sakinah (PHS) selalu bersemangat untuk tumbuh dan berkembang.

2. Tulisan PT. Pandan Harum Sakinah (PHS). Tulisan PT. Pandan Harum Sakinah (PHS) berarti perusahaan travel haji dan umrah yang menjalankan usaha dengan prinsip syariah .

3. Warna Hijau. Warna hijau melambangkan kesatuan umat islam dan lambang kemakmuran. Dengan dominasi warna hijau berarti dalam setiap langkah operasionalnya PT. Pandan Harum Sakinah (PHS) selalu melandaskan diri pada nilai-nilai keislaman yang bersumber pada al-quran dan sunnah.

4. Warna Orange. Warna orange melambangkn kemakmuran, yang berarti bahwa PT. Pandan Harum Sakinah (PHS) harus selalu menjadi ujung tombak dalam meningkatkan kesejahteraan umat secara luas dalam jangka panjang. Sedangkan bunyi Motto PT. Makkah Tourindo Pandan harum Sakinah adalah: Barokah, Berkembang Dan Bermanfaat.

(53)

43

perkembangan yang dicapai akan selalu memberikan manfaat dan keberkahan kepada anggota pada khususnya dan masyrakat pada umumnya.

D.Stuktur Kepengurusan

Stuktur Kepengurusan PT. Pandan Harum Sakinah (PHS)

PENGAWAS:

Suntoro. S.Sos

PENGURUS:

KETUA

Jamhari

SEKERTARIS

M. Khadik

BENDAHARA

Suhada

MANAJER

Nurwasito,S. Si KARYAWAN

(54)

44

E. Visi dan Misi PT. Pandan Harum Sakinah

Visi :

Menjadi lembaga travel haji dan umrah yang barokah,berkembang dan bermanfaat.

Misi:

1. aktif melaksanakan pemberangkatan haji dan umrah sesuai kuota yang ada 2. Membantu masyarakat untuk melaksanakan haji dan umrah bagi yang

tidak mampu

3. Mendidik masyarakat untuk jujur, bertanggung jawab, profesional dan bermartabat

F. Produk-produk PT Makkah Tourindo Pandan Harum Sakinah

1. Haji Tabarru

Program haji tabarru dari PHS lebih murah dibanding haji khusus/ plus dari program haji biro lainnya dengan fasilitas yang sama dengan haji plus/ khusus, lama perjalanan selama haji 27 hari.

(55)

45

bukan program yang berdiri sendiri. Namun bagian dari program yang lain. Disamping reservasi tiket online. Karena programnya masih baru, maklum bila banyak masyarakat yang ragu. Untuk itu kami banyak melakukan pengenalan program ini kepada masyarakat.

Sekarang pertanyaannya adalah berapa biaya untuk bisa berangkat Haji ? Adalah keinginan semua umat untuk bisa berangkat ketanah suci, tetapi tidak semua umat bisa berangkat menjadi tamu Allah. Mengapa, ini lantaran biaya yang ditetapkan oleh pemerintah untuk umrah dan haji sangat tinggi. Sedangkan untuk golongan orang ekonomi atas ini bukanlah permasalahan tetapi bagaimana buat yang ekonomi menengah kebawah bahkan miskin ? Pada tahun 2014 ini pemerintah menetapkan biaya haji untuk yang reguler saja antara Rp33.799.500 sampai Rp 34.000.000 apalagi yang khusus dan eksekutif tentunya akan lebih mahal lagi. Bisa dibayangkan uang sebesar itu buat masyarakat yang tidak mampu akan sangat memberatkan sekali buat mereka. Tetapi sekarang ada kabar sangat menggembirakan buat umat muslim, terutama dari golongan yang tidak mampu bahwa berangkat umrah dan haji bukan lagi menjadi sulit tetapi mudah sekaligus menguntungkan. Dengan pemikiran yang jenius terciptalah sebuah terobosan baru yang dibuat oleh perusahaan penyelenggara perjalanan haji dan umrah PT. Pandan Harum Sakinah (PHS).

(56)

46

perusahaan dengan skema tabarru yang ditawarkan PT. Pandan Harum Sakinah (PHS). Pemberangkatan paling lambat adalah menunggu selama 5-7 tahun.

Persyaratan haji

a) Mengisi formulir pendaftaran

b) Foto copy KTP 10 lembar

c) Surat keterangan kesehatan dari puskesmas sesuai domosili

d) Pas foto

1) 3 x 4 (40lembar) 4 x 6 (10lembar)

2) Backround putih

3) Warna baju bukan putih

4) Zoom wajah 80%

5) Tidak memakai pakaian dinas

6) Khusus wanita memakai jilbab

(57)

47

2. Umrah Tabarru

Definisi tabarru adalah sumbangan (dalam definisi Islam adalah Hibah). Sumbangan atau hibah atau dana kebajikan ini diberikan dan diikhlaskan oleh perusahaan yang akan digunakan untuk membayar biaya perjalanan umrah atau haji jamaah yang mendaftar sebagai peserta tabarru. Azaz yang mendasari konsep

tabarru adalah azas gotong royong / kebersamaan. Hal ini tercermin dari pernyataan para peserta dalam bentuk hibah atau sumbangan dari dana tabarru yang didasari pada azas sukarela dan disetujui bersama.

(58)

48

Pada istilah teknis syari’ah, umrah berarti melaksanakan tawaf di Ka’bah

dan sa’i antara shofa dan marwah, setelah memakai ihram yang diambil dari miqat. Sering disebut pula dengan haji kecil. Perbedaan umrah dengan haji adalah pada waktu dan tempat. Umrah dapat dilaksanakan sewaktu-waktu (setiap hari, setiap bulan, setiap tahun) dan hanya di Mekkah, sedangkan haji hanya dapat dilaksanakan pada beberapa waktu antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah serta dilaksanakan sampai ke luar kota Mekkah.

Pada tahun 2012 ini pemerintah menetapkan biaya umrah untuk yang reguller saja antara Rp. 17.500.000 sampai 18.500.000 apalagi yang khusus dan eksekutif tentunya akan lebih mahal lagi. Bisa dibayangkan uang sebesar itu buat masyarakat yang tidak mampu akan sangat memberatkan sekali buat mereka. Tetapi sekarang ada kabar sangat menggembirakan buat umat muslim terutama dari golongan yang tidak mampu bahwa berangkat umrah dan haji bukan lagi menjadi sulit tetapi mudah sekaligus menguntungkan. Dengan pemikiran yang jenius terciptalah sebuah terobosan baru yang dibuat oleh perusahaan penyelenggara perjalanan umrah dan haji PT. Pandan Harum Sakinah (PHS).

(59)

49

tidak berlaku dengan naik turunnya kurs Dollar, apakah kabar tersebut adalah hisapan jempol saja, tentu saja tidak. Tabarru adalah sebuah konsep atau cara mudah, cermat dan murah untuk berangkat menjadi tamu Allah. “PT. Pandan

Harum Sakinah adalah perusahaan perjalanan wisata umum yang sudah berjalan lama dan berpengalaman, legalitas dan perijinan perusahaan kami tidak ada masalah.Untuk itu perusahaan sekarang mengembangkan konsep bisnisnya lebih luas lagi ke perjalanan wisata religi terutama umrah dan haji plus. Insya Allah para peserta yang sudah menjadi peserta tabarru dipastikan berangkat tanpa ada permasalahan yang berarti,” terang Ibu Hj. Madu Sari selaku Direktur Utama PT.

Pandan Harum Sakinah

Cara baru untuk umrah dan naik haji ala tabarru ini telah di lounchingkan pada 19 September 2012 di restorant Handayani Prima Jakarta, dihadiri kurang lebih 20 para mitra-mitranya dari berbagai daerah, perusahaan optimis konsep cerdas yang ditawarkan tabarru akan menjadi sebuah kabar baik yang menguntungkan dan sekaligus membantu masyarakat yang kurang mampu untuk berangkat ke Baitullah dengan sangat mudah dan murah. Niat untuk menjalankan ibadah tetapi terhalang oleh biaya sekarang bukan lagi menjadi persoalan buat semua umat, sebab PT. PHS hadir untuk menolong dan membantu semua umat agar bisa mewujudkan impiannya untuk berangkat ke Baitullah dengan biaya yang sangat murah. Tentunya dengan mengikuti persyaratan peserta tabaru “Perusahaan

(60)

50

jamaah yang sudah berangkat maupun yang belum berangkat itu dimasukkan

kedalam rekening tabarru nah dari situ kita berikan ke jamaah yang masuk sebagai

peserta tabarru baik umrah maupun haji,” ujar Bapak H. Dwi Supriyono Direktur Support System Tabarru.

Pemberangkatan para peserta tabarru ketanah suci pada bulan Maret 2013 PT. Pandan Harum Surabaya akan memberangkatkan jamaahnya yang akan berangkat umrah ketanah suci sekitar 200 jamaah dari berbagai daerah, perlu diketahui bahwa untuk peserta tabarru fasilitas yang didapat tidak akan berbeda dengan yang sudah dianjurkan oleh pemerintah, untuk para peserta nantinya penginapan saat di tanah suci menggunakan hotel bintang 3 dan hotel bintang 4, selain itu juga jamaah dilindungi oleh asuransi jiwa dan kesehatan dari MNC. Ditambah lagi voucher sebesar $.350 dan $.500 serta berbagai macam souvenir. Perusahaan perjalanan wisata religi yang berpusat di jalan Achmad III/35 Pepelegi-Waru Surabaya ini dalam waktu dekat juga Akan Mengadakan grand lounchingnya di Jakarta.Dengan niat memberikan pelayanan yang terbaik, memuaskan dan harga yang kompetitif.

Reguler :

(61)

51

d) Ziarah sekitar Madinah – Makkah – Jeddah.

e) Transportasi bus full AC, Jeddah Mekkah dan Madinah. f) Guide / Muthowif berpengalaman.

g) Air Zamzam 5 liter.

h) Umroh gratis selama di Mekkah.

Uang pendaftaran/ Booking Seat terutama Rp.4,5 juta adalah untuk memberangkatkan jamaah yang mendaftar terlebih dahulu bukan untuk investasi lainnya, sesuai dengan akad perusahaan dengan jamaah. Bisa dipelajari skema input

tabarru, dana Jamaah yang mendaftar adalah untuk pemberangkatan Umrah bagi yang telah mendaftar lebih cepat sebagi peserta tabarru. Siklus pemberangkatan umrah dengan tabarru, subsidi Gotong Royong sudah sangat jelas. Hal ini sangat wajar, sekarang jamaah haji yang mau berangkat ke Baitullah, maka diharuskan membayar dulu sekitar 25 juta, dan baru akan berangkat 5-7 tahun lagi

Gambar 3.2 skema perhitungan Tabarru.

(62)

52

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.Mekanisme Operasional Produk Haji Tabarru

Sistem perbankan syariah adalah alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan kedua belah pihak (bank dan nasabah), yang didukung oleh keanekaragaman produk dan skema keuangan yang lebih variatif, dan dilakukan secara transparan agar adil bagi keduabelah pihak. Perbankan yang kredibel dan menjadi pilihan masyarakat Indonesia.

Sistem keuangan dan perbankan Islam hadir untuk memberikan berbagai jasa keuangan yang dapat diterima secara religius kepada komunitas-komunitas muslim.1

Dapat diterima secara religius artinya tujuan dari sirkuilasi keuangan itu sesuai prinsip-prinsip Islam dan tidak mengandung unsur riba dan pemerasan. Jadi, aspek utama yang ditekankan disini adalah kesejahteraan sosial yang dilihat dari apakah aktivitas tersebut menambah kegunaan (masalih) atau tidak (mafasid).2

Berbicara mengenai haji, memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Apalagi kalau kita amati dari tahun ketahun ternyata hampir selalu mengalami kenaikan harga yang tidak sedikit pula. Kalau kita hitung dengan nilai rupiah, BPIH

1

M. Algoud Latifa & Marvy K. Lewis, Perbankan Syariah: Prinsip, Praktik, Prospek, Burhan Wirasubrata, (Jakarta: Serabi Ilmu Semesta, 2003), h. 234

2

(63)

53

memang melonjak jauh. Karena sebagian besar komponen biaya memang dikeluarkan diluar negeri yang menggunakan mata uang dolar sebagi standarnya. Ketika nilai tukar rupiah melemah, maka biayanya menjadi bertambah mahal lagi. Tentu saja fluktuasi harga ini menyulitkan untuk melakukan perkiraan berapa biayanya beberapa tahun yang akan dating jika kita ingin menyiapkan dananya dari sekarang. Oleh karena itu, dalam merencanakan biaya haji, gunakanlah perkiraan harga dalam mata uang dolar atau bentuk logam mulia emas.

Membahas mengenai Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 29 mengenai pengurusan haji oleh LKS bila ditelaah melalui perspektif Ushul Fiqh, sikap yang diambil oleh Dewan Syariah Nasional didasari pada Maslahah Al-Mursalah. Namun yang perluditekankan adalah bahwa orang tersebut tetap berada dalam koridor Istitha’a (sanggup atau mampu) untuk melunasinya dalam waktu yang disepakati, karena bila ia hanya mengandalkan keinginan semata tanpa disertai kesanggupan untuk melunasi berarti ia telah mamaksakan diri (bukan sekedar keikhlasan) padahal ibadah harusnya dilaksanakan berdasarkan keikhlasan dan sesuai kesanggupannya.

(64)

jamaah haji dan umrah yang ingin menikmati atau melaksanakan haji dan umrah dengan keterbatasan biaya.

Tabarru artinya adalah tolong-menolong. Pada produk ini, PT Pandan Harum Sakinah memberikan kemudahan bagi para jamaah agar bisa berangkat menunaikan ibadah haji dan umrah walau dengan keterbatasan biaya yang dimilkinya. PT Pandan Harum Sakinah akan memberikan bantuan atau subsidi kepada jamaah dengan ketentuan dan mekanisme yang ada pada produk ini.

1. Pengertian Produk Haji Tabarru

Produk haji tabarru dari PHS lebih murah dibanding haji khusus/ plus dari produk haji biro lainnya dengan fasilitas yang sama dengan Haji Plus/ Khusus, lama perjalanan selama Haji 27 Hari.

Gambar

GAMBARAN UMUM
Gambar 3.2 skema perhitungan Tabarru.
Gambar skema perhitungan Tabarru.

Referensi

Dokumen terkait

dilakukan di Metro TV masih tergolong sopan dengan pelanggaran maksim 20,87%. Objek dalam penelitian ini adalah kesantunan bertutur dalam dialog Talk Show “Indonesia Lawyers

Streptococcus agalactiae penyebab mastitis subklinis pada kerbau perah di daerah yang lain di Kabupaten Enrekang yang digunakan sebagai tempat pengembangan

Siswa Pelamar, menggunakan NISN dan password yang diberikan oleh Kepala Sekolah pada waktu verifikasi data di PDSS, login ke laman SNMPTN http://snmptn.ac.id untuk

Merupakan produk simpanan dari BRI Syariah bagi calon jemaah Haji Reguler yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan biaya perjalanan ibadah haji(BPIH), dengan akad

Studi Kritis Atas Metodologi Dan Pandangan Muhammad Syahrûr Tentang Asbâb al-Nuzûl Dalam Pembacaan al-

1) Instalasi komputer Server dengan Sistem Operasi Linux Ubuntu. 2) Update Sistem Operasi dan menambahkan Repositori untuk Server Ubuntu. 3) Konfigurasi IP address untuk

Dalam budaya masyarakat tradisional di lahan rawa, terutama etnis Banjar dan juga banyak ditiru oleh petani tarnsmigrasi seperti di lahan gambut dangkal/bergambut Desa Suryakanta