MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA
GAMBAR DI SD NEGERI 2 KASUI PASAR KECAMATAN KASUI KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2012
Oleh
Yuyun kurniasih
Penelitian ini berangkat dari latar belakang adanya kesenjangan antara penggunaan model pembelajaran yang dilakukan guru dengan kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, sehingga berdampak pada turunnya hasil pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan alat peraga gambar pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kasui Pasar Kecamatan Kasui Kabupaten Way Kanan.
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom action researce (penelitian tindakan kelas). Penelitian dilaksanakan dalam bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV di SD Negeri 2 Kasui Pasar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat peraga gambar, dikarenakan alat peraga gambar dianggap cukup cocok dan sesuai dengan materi yang disampaikan, sehingga dapat membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Penelitian Tindakan Kelas yang diterapkan adalah melalui dua siklus. Setiap siklus melalui langkah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Alat pengumpulan data yang penulis gunakan adalah observasi dan tes, sedangkan pengolahan datanya dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat sebelum dan setelah dilakukan penelitian tindakan kelas pada siklus I terjadi peningkatan rata-rata persentase aktivitas siswa 54,5%, pada siklus II juga ada peningkatan rata-rata persentase aktivitas siswa 83,5%. Peningkatan aktivitas belajar diikuti dengan peningkatan hasil belajar siswa. Sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas nilai Ilmu Pengetahuan Sosial hanya mencapai rata-rata 57,14, setelah dilakukan tindakan siklus I tes formatif hasilnya meningkat menjadi rata-rata 63,75, kemudian pada siklus II juga mengalami peningkatan rata-rata hasil tes formatif adalah 70,17.
Sehingga kesimpulan pada penelitian ini adalah bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar layak dikembangkan untuk mengatasi masalah rendahnya hasil pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dijenjang SD.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kebutuhan penting manusia adalah pendidikan. Dengan pendidikan, manusia dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Dengan ilmu pengetahuan dan potensi tersebut, seseorang dapat menjalani hidup yang lebih berkualitas dari sebelumnya.
UU No. 20 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 tentang Sikdiknas mengatakan bahwa:”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk itu, kita sebagai orang yang berkecipung di dunia pendidikan harus serta-merta berusaha meningkatkan mutu pendidikan, yang mana hal itu dapat dilihat dari hasil yang belajar yang diperoleh siswa”.
Menurut Karim (2008), “Hasil belajar adalah perubahan dari seseorang dan performance orang tersebut yang lebih meningkat dari sebelumnya.Adapun dalam proses pendidikan di sekolah, hasil belajar dapat dipengaruhi berbagai faktor, baik yang bersumber dari dalam diri siswa maupun luar.”
menghabiskan sebagian besar waktu pembelajaran untuk mencatat materi pelajaran dan guru enggan melakukan inovasi saat interaksi dengan siswa.
Kebiasaan guru yang masih belum menggunakan alat peraga dalam pembelajaran yang dikelolanya cenderung membuat siswa bosan dan bersifat pasif. Pembelajaran yang mengacu pada kurikulum yang berlaku pada saat ini, dalam proses kegiatan belajar mengajar siswa mempunyai dua peran yaitu sebagai subjek dan objek pembelajaran, tujuannya siswa turut aktif dalam pembelajaran tersebut. Namun guru sering lupa akan peran siswa sebagai subjek pembelajaran, sehingga keaktifan siswa kurang yang kemudian mengakibatkan hasil belajarnya pun terbilang rendah. Dari penelusuran penulis, diperoleh distribusi frekuensi hasil belajar siswa kelas IV sebagai berikut.
Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Hasil Ulangan Tengah Semester IPS siswa kelas IV (KKM 65)
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
1. 95 - 100 - 00,00 Tuntas
2. 85 -94 - 00,00 Tuntas
3. 75 - 84 3 10,71 Tuntas
4. 65 - 74 9 32,14 Tuntas
5. 55 - 64 8 28,57 Belum tuntas
6. 00 - 54 8 28,57 Belum tuntas
Jumlah 28 100
Dari tabel 1 diketahui bahwa hasil belajar siswa masih rendah hal ini dapat dilihat dari persentase siswa terhadap pencapaian KKM. Siswa yang lulus KKM baru mencapai 42,85% dari 28 siswa, padahal sesuai dengan petunjuk teknis pendidikan nasional, keberhasilan pengajaran akan tercapai jika daya serap sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa. Sedangkan rata-rata hasil formatif siswa adalah sebesar 57,14 masihn di bawah KKM yang ditentukan yaitu 65.
Sehubungan dengan permasalahan di atas, perlu upaya perbaikan pembelajaran agar lebih bermakna dan mampu mengembangkan potensi diri siswa, serta menempatkan siswa pada posisi yang lebih aktif, kreatif dan hasil belajar yang lebih baik. Dalam hal ini guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang lebih menarik, menyenangkan dan mudah dipahami.
Rahardi, Arsito 2003, menyatakan, “Meskipun menyajikan materi memang merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukan satu-satunya. Peranan yang seharusnya dilakukan guru dalam pembelajaran adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada. Guru hanya merupakan salah satu dari sumber-sumber belajar tersebut.”
Ini berarti menyajikan materi hanyalah salah satu faktor saja dari sekian banyak faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam keseluruhan pengelolaan pembelajaran.
Untuk itu akan dilakukan penelitian terhadap penggunaan alat peraga dalam pembelajaran agar diperoleh keakuratan dan keefektifan alat peraga dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Alat peraga sangat penting karena dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan siswa. Alat peraga memiliki peranan sangat besar bagi guru yaitu untuk menyampaikan konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan sosial sehingga mempermudah siswa dalam menerima konsep yang disajikan oleh guru kepada dirinya.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menulis judul dalam penelitian ini, yaitu “Meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV dengan menggunakan alat peraga gambar di SD Negeri 2 Kasui Pasar Kecamatan Kasui Kabupaten Way Kanan tahun 2012.
B. Identifikasi Masalah
2. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa pasif
3. Hasil belajar IPS siswa kelas IV yang kurang memuaskan
4. Metode pembelajaran yang masih monoton sehingga siswa kelas IV merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran khususnya pelajaran IPS 5. Guru perlu menggunakan alat peraga dan metode yang bervariasi dalam
memfasilitasi siswa belajar
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. Nilai mata pelajaran IPS rendah, adapun permasalahannya, “ Apakah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Kasui Pasar?”
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat dirasakan sedikitnya oleh 3 kelompok, yaitu: 1. Bagi siswa
Dengan dilaksanakannya penelitian ini para siswa diharapkan termotivasi meningkatkan minat belajarnya untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. 2. Bagi Guru
Memperbaiki cara guru dalam pengelolaan proses pembelajaran dan mendorong guru untuk berkembang secara profesional.
3. Bagi Sekolah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Belajar
Menurut Wibisono (1991:121): “ Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungan”. Sedangkan Hamalik (2001: 159) menyatakan : “Prestasi
merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa”.
Kesimpulan tentang pengertian belajar yaitu dikatakan belajar karena adanya
perubahan dan perubahan yang terjadi karena adanya pengalaman ataupun latihan.
Perubahan itu sangat banyak jenisnya, tetapi tidak semua perubahan adalah hasil
belajar.
B. Teori Pembelajaran
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan
aktivitas utama. Ini berarti bahwa keberhasilan mencapai tujuan pendidikan
bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan sangat
memepengaruhi cara mengajar guru tersebut.
Pembelajaran bukan hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada
siswa. Pembelajaran dapat dilakukan pula pada sekelompok siswa baik di dalam
kompetensi guru, dimana guru harus menguasai kelas dan terampil dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut. Berikut ini pengertian
pembelajaran menurut para ahli.
Pengertian pembelajaran menurut pendapat Ali (1994:3) yaitu : Pembelajaran
adalah segala upaya yang sengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa
untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan”.
Samlawi (1998) mengatakan: “Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik, Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan”
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses aktivitas
menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan untuk menanamkan, ilmu
pengetahuan, membimbing, memberi motivasi, mengubah atau mengembangkan
kemampuan dan keterampilan seseorang dengan menggunakan cara yang paling
singkat, mudah, dan tepat bagi guru dan siswa.
C. Teori Hasil Belajar
Menurut Ahmadi (1987 : 72): “Suatu hasil belajar yang dicapai dalam suatu usaha
belajar dapat dilihat pada hasil atau nilai yang diperoleh dalam mengikuti tes, jadi
untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil belajar kita dapat melihat pada hasil tes
Hasil belajar yang dicapai siswa mempunyai kaitan erat dengan tingkat
kecerdasan yang dimiliki siswa. Siswa yang memiliki kecerdasan yang lebih
tinggi tentu lebih mudah menangkap dan menerima pelajaran-pelajaran di sekolah
dari pada siswa yang memiliki kecerdasan yang rendah. Walgito (1980:124)
menegaskan bahwa: “Memang ada anak yang hasil belajarnya rendah disebabkan
karena kurang intelegensinya bukan satu-satunya faktor penentu hasil belajar”.
Agar siswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal, maka siswa perlu
meningkatkan kemampuan, minat, dan motivasi yang ada dalam dirinya.
Demikian pula halnya dengan faktor yang berasal dari luar. Faktor ini dapat
mendorong atau menghambat siswa dalam proses belajar. Lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat yang baik dapat memberikan dukungan terhadap siswa
dalam belajar.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Wibisono (1991 :
130) yaitu: “Hasil belajar yang dicapai individu merupakan interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam (faktor internal) maupun dari
luar (faktor eksternal) individu”. Hal ini juga dijelaskan oleh Slameto (2003 : 54):
“Kegiatan belajar dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern”
Faktor-faktor yang dimaksud adalah seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (1989 : 18) sebagai berikut:
a. Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri, antara lain ialah kemampuan yang dimilikinya, minat dan motivasi serta faktor-faktor lainnya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa akan optimal atau
bahkan maksimal apabila faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar baik
internal maupun eksternal yang mendukung, dapat terpenuhi dengan baik.
D. Alat Peraga
Pembahasan tentang alat peraga ini meliputi:
1. Pengertian alat peraga
Menurut Estiningsih dalam Sukayati, (2009 : 6) alat peraga merupakan media
pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri konsep yang
dipelajari.
Alat peraga dapat disimpulkan adalah alat (benda) yang digunakan untuk
memperagakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar tampak lebih
nyata atau konkrit, dalam menyampaikan pengetahuan dan keterampilan.
2. Jenis-jenis alat peraga
a. Gambar
Gambar adalah suatu bentuk alat peraga yang nampaknya saling dikenal dan
saling dipakai, karena gambar disenangi oleh anak berbagai umur, dipwroleh
dalam bentuk siap pakai dan tidak menyita waktu persiapan.
b. Peta
Peta bisa menolong mereka mempelajari bentukdan leetak negara-negara
serta kota-kota. Salah satu yang harus diperhatikan, penggunaan peta sebagai
alat peraga hanya cocok bagi anak kelas tinggi.
Peranan peraga papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana mengajar.
Papan tulis dapat merupakan alat peraga yang efektif.
d. Boks pasir
Alat kelas rendah sangat menggemari peragaan yang menggunakan boks.
Boks pasir dapat diciptakan “peta” bagi mereka khususnya kelas rendah,
karena mereka sudah mengetahui jarak dari desa ke desa.
3. Fungsi dan manfaat alat peraga
Kemp dan Dayton, (1985) yang dikutip oleh Arsito Rahardi, mengidentifikasi
beberapa fungsi dan manfaat media pembelajaran termasuk di dalamnya alat
peraga, sebagai berikut:
a. Proses pembelajaran lebih interaktif
b. Meningkatkan aktivitas dan kualitas hasil belajar siswa
c. Proses pembelajaran lebih jelas dan menarik
d. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
e. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
f. Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
g. Mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif
Selanjutnya Arsito Rahardi menyatakan, masih banyak lagi manfaat praktis dari
media pembelajaran antara lain;
a. Dengan bantuan media pembelajaran, materi pembelajaran yang abstrak
b. Informasi pembelajaran yang yang disampaikan dengan media pembelajaran
tepat akan memberikan kesan yang mendalam dan lebih lama tersimpan
dalam diri siswa
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indra manusia, waktu dan
ruang.
3. Tujuan Penggunaan Alat Peraga
a. Memberikan kemampuan berfikir secara kreatif, sehingga kreatifitas siswa
dapat berkembang.
b. Mengembangkan sikap yang menguntungkan ke arah berfikir sehingga siswa
memperoleh kepercayaan diri akan kemampuannya dalam belajar melalui
pengalaman-pengalaman yang akrab dengan kehidupannya.
c. Siswa dapat menghubungkan pengalaman belajarnya dengan
pengalaman-pengalaman dalam kehidupan sehari-hari
d. Memberikan motivasi, dengan alat peraga siswa lebih memperoleh
pengalaman-pengalaman yang baru dan menyenangkan.
4. Prinsip-prinsip Penggunaan Alat Peraga
a. Penggunaan alat peraga hendaknya sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Alat peraga yang digunakan hendaknya sesuai dengan metode/strategi
c. Tidak ada satu alat peragapun yang dapat atau sesuai untuk segala macam
kegiatan belajar.
d. Guru harus terampil menggunakan alat peraga dalam pembelajaran
e. Alat peraga yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan dan tingkat
perkembangan siswa.
E. Pembelajaran IPS-SD
Harjo (1966:4) mengatakan bawa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi dan politik. Hampir senada dengan Harjo, Mulyono TJ. (1980:8) memberi batasan, bahwa IPS merupakan suatu pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. Adapun pembelajaran IPS di SD merupakan perpaduan mata pelajaran, geografi, sejarah, dan ekonomi.
Karim (2008) mengatakan, pembelajaran terpadu yang mengaitkan beberapa bidang ilmu yang terintegrasi dalam suatu pembelajaran, terintegrasi dalam satu bidang ilmu yang di SD dikenal sebagai mata pelajaran yaitu ilmu pengetahuan social (IPS). Adapun pembelajaran IPS mempunyai peran yang cukup penting diantara mata pelajaran lainnya. Karena IPS itu mencakup ilmu-ilmu sosial seperti: ekonomi, politik, sejarah, sosiologi, antropologi, dan selainnya. Oleh karenanya’ pembelajaran IPS yang optimal membangun karakter siswa sehingga diharapkan kelak menjadi makhluk sosial yang baik dan bermartabat,
Dari penjelasan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan
perpaduan dari beberapa disiplin ilmu, seperti geografi, sejarah, ekonomi,
sosiologi, antropologi, dan politik. Pembelajaran IPS juga mempunyai peranan
penting dalam pembentukan karakter peserta didik sebagai mahluk sosial.
Dalam kurikulum 2006 (KTSP) dijelaskan bahwa IPS merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB.
yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat
materi geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,
peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang
demokratis dan bertanggung jawab serta menjadi warga dunia yang cinta damai.
Tujuan pendidikan IPS dalam kurikulum 2006 (KTSP) di Sekolah Dasar,
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan dasar sebagai berikut:
a. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
b. Memiliki kamampuan dasar untuk berfikir logis, kritis, rasa ingin tau,
memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c. Memiliki kemampuan dasar berkomunikasi, bekerjasama dalam masyarakat
yang majemuk, serta diharapkan dapat menjadi wahana peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan lingkungan sekitar yang merupakan
peradabandan tatanan kemasyarakatan.
Adapun ruang lingkup pembelajaran IPS menurut kurikulum 2006 (KTSP)
meliputi aspek-aspek berikut:
a. manusia, tempat dan lingkungan
b. waktu, keberlanjutan dan perubahan
c. sistem sosial dan budaya
F. Perumusan Hipotesis
Rumusan hipotesis dari penelitian ini adalah :
“Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar dapat meningkatkan
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kasui
Pasar.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dalam bahasa asing
disebut class room action research, yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakan-tindakan guru dalam melaksanakan tugasnya. Carr (1986) mengatakan:
“Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan
memperbaiki pekerjaannya dan memahami situasi dimana pekerjaan itu
dilakukan”.
Penelitian tindakan kelas (class-room action researce) yang penulis gunakan
dalam penelitian ini merujuk pada proses pelaksanaan yang dikemukakan oleh
Sukamto yang menggunakan siklus system spiral, yang masing-masing siklus
terdiri dari plan (rencana), action (tindakan), observe (observasi), dan reflect
(refleksi). Hal ini sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini.
Siklus I
Siklus II
Gambar Siklus System Spiral
A. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Kasui Pasar, Kec.
Kasui, Kab. Way Kanan. Jumlah seluruh siswa kelas IV 28 orang dengan rincian
jumlah siswa laki-laki sebanyak 12 orang dan siswa perempuan sebanyak 16
orang.
B. Seting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan, dari bulan April
sampai Juni, pada semester genap TP. 2011/2012.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di SDN 2 Kasui Pasar, Kecamatan Kasui,
Kabupaten Way Kanan.
3. Observator Penelitian
Tindakan Refleksi
Observasi
Perencanaan
Refleksi Tindakan
Observator penelitian ini adalah rekan sejawat penulis yang memiliki
pengalaman mengajar sekitar 20 tahun.
C. Langkah-langkah Penelitian
1. Orientasi
a. Sebagai Guru
1) Menyiapkan perlengkapan mengajar
2) Menyiapkan lembar tes (evaluasi)
b. Sebagai Peneliti
1) Menyiapakan perlengkapan mengajar
2) Menyiapkan instrumen penelitian
a) Lembar observasi kinerja guru dan aktivitas belajar siswa.
b) Lembar Tes hasil belajar siswa.
2. Rancangan Tindakan
a. Merencanakan pembelajaran
Penelitian dilakukan dalam 2 siklus yang berlangsung selama 2 kali
pertemuan berdasarkan waktu yang tersedia. Dalam 1 minggu 1 kali
pertemuan 3x35 menit.
b. Merancang silabus
c. Mempersiapkan materi pelajaran
d. Menyusun RPP dan alat tes yang digunakan setiap akhir pertemuan
e. Membuat pedoman observasi
f. Merancang tes awal sebelum penelitian dan pada akhir penelitian
3. Tahap Penelitian
Tahap penelitian dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yang kegiatannya
meliputi :
1) Siklus I
a. Perencanaan
1) Menyiapkan RPP
2) Menyiapkan materi pembelajaran
3) Menyiapkan instrumen pengumpulan data yaitu:
a) Lembar observasi aktivitas belajar siswa
b) Lembar observasi kinerja guru
c) Menyiapkan tes akhir pertama dan kedua
b. Pelaksanaan
1) Pendahuluan, Guru mempersiapkan sarana pembelajaran, membuka
pelajaran dengan apersepsi, memotivasi siswa dengan menyampaikan
tujuan pelajaran.
2) Kegiatan inti, meminta siswa untuk mendengarkan penjelasan guru, dan
kemudian mendiskusikan dengan teman sejawatnnya dipandu dengan
buku paket, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dibahas.
3) Penutup, memberikan kesempatan kepada siswa dengan pelaksanaan
tindakan yang dilakukan guru sebagai mitra observer, selanjutnya refleksi
dilakukan setelah data dianalisis untuk melakukan perbaikan-perbaikan
pada tindakan pertemuan berikutnya.
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan tindakan pada setiap siklus
oleh observator/guru peneliti dengan berpedoman pada instrumen observasi.
d. Refleksi
Hasil observasi kemudian dianalisis dan dilakukan refleksi untuk menentukan
perencanaan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.
2) Siklus II
Berdasarkan hasil siklus 1, maka dilakukan perbaikan dan pengembangan
tindakan pada pertemuan selanjutnya (siklus II), pelaksanaan tindakan selanjutnya
pada dasarnya adalah untuk membuktikan apakah terjadi perubahan dan
peningkatan aktivitas dan hasil belajar, setelah siswa memperoleh tindakan pada
siklus II. Seperti siklus pertama, siklus kedua juga memiliki 4 tahapan
yaitu:perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
D. Instrumen
Selama mengadakan pengamatan dan wawancara digunakan beberapa instrumen
yaitu :
1. Lembar pengamatan aktivitas siswa untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas kegiatan pembelajaran.
2. Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran berupa daftar cek
3. Tes akhir yang berfungsi sebagai indikator penguasaan konsep siswa untuk
melihat pencapaian tujuan pembelajaran
No Jenis Data Metode Instrumen
1. Kinerja Guru selama
pembelajaran
Observasi -Kejelasan dan volume suara
-Ketepatan media dan materi
-performance
2. Aktivitas siswa selama
pembelajaran
Observasi -Keaktifan siswa melakukan
diskusi
-Ketepatan jawaban hasil
diskusi
3. Penguasaan konsep
siswa
Tes akhir -Soal tertulis
E. Tehnik Analisis Data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan dan dianalisis dengan menggunakan
analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis
data tentang aktivitas belajar siswa, pola interaksi pembelajaran dan pendapat
siswa tentang penggunaan alat peraga gambar. Sedangkan analisis kuantitatif
digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika kemajuan kualitas hasil
belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan tehnik kualitatif
deskriptif dengan tahapan-tahapan:
1. Pengelompokan data pendahuluan
2. Pengelompokan data akhir
3. Interprestasi
Data kuantitatif
Tabel 3. Data kuantitatif Penguasaan Konsep Siswa Tiap Siklus
No Rentang Nilai Frekuensi Siklus... Persentase Keterangan
1. 95 -100
2. 85 -94
3. 75 -84
4. 65 - 74
5. 55 -64
6. 00 - 54
Jumlah
Keterangan :
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes formatif yang merupakan gambaran
mengenai tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Data ini berbentuk
nilai-nilai hasil evaluasi tes tertulis. Data ini mencakup tentang persentase siswa
mencapai ketuntasan belajar beserta kriteria keberhasilan tindakan.
Data kualitatif
Data yang diperoleh dari hasil observasi merupakan gambaran secara umum
mengenai aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengaja. Data ini
tertentu sesuai lembar observasi. Hasil observasi siswa dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Data Kualitatif kriteria menentukan aktifitas siswa dalam belajar
NO ASPEK YANG DIAMATI CATATAN
Jumlah Siswa %
I Pra Pembelajaran
1. Siswa menempati tempat
duduknya masing-masing 2. Kesiapan menerima pelajaran II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Siswa mampu menjawab
pertanyaan apersepsi
2. Mendengarkan secara seksama
saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai
III Kegiatan Inti Pembelajaran A.Penjelasan Materi
1. Memperhatikan dengan serius
ketika dijelaskan materi pelajaran
2. Aktif bertanya saat proses
penjelasan
3. Adanya interaksi positif antar siswa
4. Adanya interaksi positif
antarasiswa-guru, siswa-materi pelajaran
B.Pendekatan/Strategi Belajar
1. Siswa terlibat aktif dalam
kegiatan belajar
2. Siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan kesempatan
3. Aktif mencatat berbagai
penjelasan yang diberikan
4. Siswa termotivasi dalam
mengikuti proses pembelajaran 5. Siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran dengan tenang dan tidak merasa tertekan
6. Siswa merasa senang menerima pelajaran
C.PemanfaatanMedia
siswa dan media pembelajaran yang digunakan guru
2. Siswa tertarik pada materi yang
disajikan dengan media
pembelajaran
3. Siswa tampak tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru
D.Aktifitas Siswa Dalam Belajar Kelompok
1. Bekerja sama dalam kelompok 2. Memberikan sumbang saran/ide
dalam kelompk 3. Cepat
melaksanakan/menyelesaikan tugas
E.Penilaian proses dan hasil belajar 1. Siswa merasa terbimbing
2. Siswa mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan guru dengan benar F. Penggunaan Bahasa
1. Siswa mampu mengemukakan
pendapatnya dengan lancar
2. Siswa mampu mengajukan
pertanyaan dengan lugas IV Penutup
1. Siswa secara aktif membuat
rangkuman
2. Siswa menerima tugas tindak lanjut dengan senang
Rata - rata
Untuk mengetahui kategori tingkat keaktifan siswa, maka digunakan pedoman
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Kategori aktivitas siswa
Rentang Presentase Kategori
85% - 100%
70% - 84%
Sangat aktif
55% - 69%
40% - 54%
0% - 39%
Cukup aktif
Kurang aktif
Sangat kurang aktif
Sumber: Arikunto, 2006:210
Keterangan:
a. Siswa dikatakan sangat kurang aktif jika rentang persentasenya 0% - 39%
b. Siswa dikatakan kurang aktif jika rentang persentasenya 40% - 54%
c. Siswa dikatakan cukup aktif jika rentang persentasenya 55% - 69%
d. Siswa dikatakan aktif jika rentang persentasenya 70% - 84%
e. Siswa dikatakan sangat aktif jika rentang persentasenya 85% - 100%
F. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan kinerja dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada setiap siklusnya dan
sekurang-kurangnya 75% siswa mendapat nilai hasil evaluasi diatas rata-rata 65 (sesuai
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD Negeri
2 Kasui Pasar, yang ditunjukkan dengan kenaikan aktivitas siswa pada siklus I
sebesar 54,5% menjadi 83,5% pada siklus II, dan diikuti dengan kenaikan
rata-rata nilai siswa dari siklus I sebesar 63,75 menjadi 70,17 pada siklus II.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti,
maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada Guru
Apabila ingin meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dapat
menggunakan alat peraga gambar dalam pembelajaran.
2. Kepada Sekolah
Kepala sekolah untuk dapat menyediakan fasilitas alat peraga yang dapat
digunakan oleh guru dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Siswa hendaknya dapat lebih antusias menerima pelajaran dari guru sehingga
hasil belajarnya dapat lebih meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1987, Metodologi Penelitian, Rajawali: Jakarta
Ali, Muhammad. 1994. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Angkasa: Bandung.
Carr,1986. Dalam Penelitian PendidikanS. Dirjen Dikti. Kementrian Pendidikan Nasional: Jakarta.
Estiningsih, Sukayati. 2009:26. Media Pembelajaran, Bina Media : Bandung Hamalik, Oemar, 2001, Perencanaan Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi
Aksara: Jakarta.
Harjo, Saidi,1996:4 Pengembangan Pendidikan IPS SD, Dirjen Dikti Depdiknas 2009: Jakarta.
Hartinah DS , Siti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. PT. Refika Aditama:Bandung.
Ismayatun. 2004. Buku Pedoman PPL UNNES Press: Semarang Karim, Hikmah. 2008. Belajar dan Hasilnya. Tpres Net: jakarta.
Kemp, Dayton, 1985. Dalam Media Pembelajaran, Universitas Indonesia: Jakarta Mulyono,T.j 1980:8 Pengembangan Pendidikan IPS SD , Dirjen Dikti Deptiknas
2009: Jakaarta
Samlawi, Fakih. 1998, Konsep Dasar IPS. Depdikbud: Bandung.
Slameto, 2003 Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta: Jakarta.
Sudjana, Nana 1989, Teori-teori dan Pembelajaran. Universitas Indonesia Jakarta.
Mulyono, Tj. 1980: 8 Pengembangan Pendidikan IPS SD. Dirjen Dikti Depdiknas 2009: Jakarta.