• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR DI SD NEGERI 2 KASUI PASAR KECAMATAN KASUI KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR DI SD NEGERI 2 KASUI PASAR KECAMATAN KASUI KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2012"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA

GAMBAR DI SD NEGERI 2 KASUI PASAR KECAMATAN KASUI KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2012

Oleh

Yuyun kurniasih

Penelitian ini berangkat dari latar belakang adanya kesenjangan antara penggunaan model pembelajaran yang dilakukan guru dengan kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, sehingga berdampak pada turunnya hasil pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan alat peraga gambar pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kasui Pasar Kecamatan Kasui Kabupaten Way Kanan.

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom action researce (penelitian tindakan kelas). Penelitian dilaksanakan dalam bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV di SD Negeri 2 Kasui Pasar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat peraga gambar, dikarenakan alat peraga gambar dianggap cukup cocok dan sesuai dengan materi yang disampaikan, sehingga dapat membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Penelitian Tindakan Kelas yang diterapkan adalah melalui dua siklus. Setiap siklus melalui langkah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Alat pengumpulan data yang penulis gunakan adalah observasi dan tes, sedangkan pengolahan datanya dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat sebelum dan setelah dilakukan penelitian tindakan kelas pada siklus I terjadi peningkatan rata-rata persentase aktivitas siswa 54,5%, pada siklus II juga ada peningkatan rata-rata persentase aktivitas siswa 83,5%. Peningkatan aktivitas belajar diikuti dengan peningkatan hasil belajar siswa. Sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas nilai Ilmu Pengetahuan Sosial hanya mencapai rata-rata 57,14, setelah dilakukan tindakan siklus I tes formatif hasilnya meningkat menjadi rata-rata 63,75, kemudian pada siklus II juga mengalami peningkatan rata-rata hasil tes formatif adalah 70,17.

Sehingga kesimpulan pada penelitian ini adalah bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar layak dikembangkan untuk mengatasi masalah rendahnya hasil pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dijenjang SD.

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu kebutuhan penting manusia adalah pendidikan. Dengan pendidikan, manusia dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Dengan ilmu pengetahuan dan potensi tersebut, seseorang dapat menjalani hidup yang lebih berkualitas dari sebelumnya.

UU No. 20 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 tentang Sikdiknas mengatakan bahwa:”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk itu, kita sebagai orang yang berkecipung di dunia pendidikan harus serta-merta berusaha meningkatkan mutu pendidikan, yang mana hal itu dapat dilihat dari hasil yang belajar yang diperoleh siswa”.

Menurut Karim (2008), “Hasil belajar adalah perubahan dari seseorang dan performance orang tersebut yang lebih meningkat dari sebelumnya.Adapun dalam proses pendidikan di sekolah, hasil belajar dapat dipengaruhi berbagai faktor, baik yang bersumber dari dalam diri siswa maupun luar.”

(3)

menghabiskan sebagian besar waktu pembelajaran untuk mencatat materi pelajaran dan guru enggan melakukan inovasi saat interaksi dengan siswa.

Kebiasaan guru yang masih belum menggunakan alat peraga dalam pembelajaran yang dikelolanya cenderung membuat siswa bosan dan bersifat pasif. Pembelajaran yang mengacu pada kurikulum yang berlaku pada saat ini, dalam proses kegiatan belajar mengajar siswa mempunyai dua peran yaitu sebagai subjek dan objek pembelajaran, tujuannya siswa turut aktif dalam pembelajaran tersebut. Namun guru sering lupa akan peran siswa sebagai subjek pembelajaran, sehingga keaktifan siswa kurang yang kemudian mengakibatkan hasil belajarnya pun terbilang rendah. Dari penelusuran penulis, diperoleh distribusi frekuensi hasil belajar siswa kelas IV sebagai berikut.

Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Hasil Ulangan Tengah Semester IPS siswa kelas IV (KKM 65)

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1. 95 - 100 - 00,00 Tuntas

2. 85 -94 - 00,00 Tuntas

3. 75 - 84 3 10,71 Tuntas

4. 65 - 74 9 32,14 Tuntas

5. 55 - 64 8 28,57 Belum tuntas

6. 00 - 54 8 28,57 Belum tuntas

Jumlah 28 100

(4)

Dari tabel 1 diketahui bahwa hasil belajar siswa masih rendah hal ini dapat dilihat dari persentase siswa terhadap pencapaian KKM. Siswa yang lulus KKM baru mencapai 42,85% dari 28 siswa, padahal sesuai dengan petunjuk teknis pendidikan nasional, keberhasilan pengajaran akan tercapai jika daya serap sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa. Sedangkan rata-rata hasil formatif siswa adalah sebesar 57,14 masihn di bawah KKM yang ditentukan yaitu 65.

Sehubungan dengan permasalahan di atas, perlu upaya perbaikan pembelajaran agar lebih bermakna dan mampu mengembangkan potensi diri siswa, serta menempatkan siswa pada posisi yang lebih aktif, kreatif dan hasil belajar yang lebih baik. Dalam hal ini guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang lebih menarik, menyenangkan dan mudah dipahami.

Rahardi, Arsito 2003, menyatakan, “Meskipun menyajikan materi memang merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukan satu-satunya. Peranan yang seharusnya dilakukan guru dalam pembelajaran adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada. Guru hanya merupakan salah satu dari sumber-sumber belajar tersebut.”

(5)

Ini berarti menyajikan materi hanyalah salah satu faktor saja dari sekian banyak faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam keseluruhan pengelolaan pembelajaran.

Untuk itu akan dilakukan penelitian terhadap penggunaan alat peraga dalam pembelajaran agar diperoleh keakuratan dan keefektifan alat peraga dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.

Alat peraga sangat penting karena dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan siswa. Alat peraga memiliki peranan sangat besar bagi guru yaitu untuk menyampaikan konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan sosial sehingga mempermudah siswa dalam menerima konsep yang disajikan oleh guru kepada dirinya.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menulis judul dalam penelitian ini, yaitu “Meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV dengan menggunakan alat peraga gambar di SD Negeri 2 Kasui Pasar Kecamatan Kasui Kabupaten Way Kanan tahun 2012.

B. Identifikasi Masalah

(6)

2. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa pasif

3. Hasil belajar IPS siswa kelas IV yang kurang memuaskan

4. Metode pembelajaran yang masih monoton sehingga siswa kelas IV merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran khususnya pelajaran IPS 5. Guru perlu menggunakan alat peraga dan metode yang bervariasi dalam

memfasilitasi siswa belajar

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. Nilai mata pelajaran IPS rendah, adapun permasalahannya, “ Apakah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Kasui Pasar?”

D. Tujuan Penelitian

(7)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dirasakan sedikitnya oleh 3 kelompok, yaitu: 1. Bagi siswa

Dengan dilaksanakannya penelitian ini para siswa diharapkan termotivasi meningkatkan minat belajarnya untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. 2. Bagi Guru

Memperbaiki cara guru dalam pengelolaan proses pembelajaran dan mendorong guru untuk berkembang secara profesional.

3. Bagi Sekolah

(8)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Belajar

Menurut Wibisono (1991:121): “ Belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi

dengan lingkungan”. Sedangkan Hamalik (2001: 159) menyatakan : “Prestasi

merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa”.

Kesimpulan tentang pengertian belajar yaitu dikatakan belajar karena adanya

perubahan dan perubahan yang terjadi karena adanya pengalaman ataupun latihan.

Perubahan itu sangat banyak jenisnya, tetapi tidak semua perubahan adalah hasil

belajar.

B. Teori Pembelajaran

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan

aktivitas utama. Ini berarti bahwa keberhasilan mencapai tujuan pendidikan

bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan sangat

memepengaruhi cara mengajar guru tersebut.

Pembelajaran bukan hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada

siswa. Pembelajaran dapat dilakukan pula pada sekelompok siswa baik di dalam

(9)

kompetensi guru, dimana guru harus menguasai kelas dan terampil dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut. Berikut ini pengertian

pembelajaran menurut para ahli.

Pengertian pembelajaran menurut pendapat Ali (1994:3) yaitu : Pembelajaran

adalah segala upaya yang sengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa

untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan”.

Samlawi (1998) mengatakan: “Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik, Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan”

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses aktivitas

menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan untuk menanamkan, ilmu

pengetahuan, membimbing, memberi motivasi, mengubah atau mengembangkan

kemampuan dan keterampilan seseorang dengan menggunakan cara yang paling

singkat, mudah, dan tepat bagi guru dan siswa.

C. Teori Hasil Belajar

Menurut Ahmadi (1987 : 72): “Suatu hasil belajar yang dicapai dalam suatu usaha

belajar dapat dilihat pada hasil atau nilai yang diperoleh dalam mengikuti tes, jadi

untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil belajar kita dapat melihat pada hasil tes

(10)

Hasil belajar yang dicapai siswa mempunyai kaitan erat dengan tingkat

kecerdasan yang dimiliki siswa. Siswa yang memiliki kecerdasan yang lebih

tinggi tentu lebih mudah menangkap dan menerima pelajaran-pelajaran di sekolah

dari pada siswa yang memiliki kecerdasan yang rendah. Walgito (1980:124)

menegaskan bahwa: “Memang ada anak yang hasil belajarnya rendah disebabkan

karena kurang intelegensinya bukan satu-satunya faktor penentu hasil belajar”.

Agar siswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal, maka siswa perlu

meningkatkan kemampuan, minat, dan motivasi yang ada dalam dirinya.

Demikian pula halnya dengan faktor yang berasal dari luar. Faktor ini dapat

mendorong atau menghambat siswa dalam proses belajar. Lingkungan keluarga,

sekolah dan masyarakat yang baik dapat memberikan dukungan terhadap siswa

dalam belajar.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Wibisono (1991 :

130) yaitu: “Hasil belajar yang dicapai individu merupakan interaksi antara

berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam (faktor internal) maupun dari

luar (faktor eksternal) individu”. Hal ini juga dijelaskan oleh Slameto (2003 : 54):

“Kegiatan belajar dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern”

Faktor-faktor yang dimaksud adalah seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (1989 : 18) sebagai berikut:

a. Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri, antara lain ialah kemampuan yang dimilikinya, minat dan motivasi serta faktor-faktor lainnya.

(11)

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa akan optimal atau

bahkan maksimal apabila faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar baik

internal maupun eksternal yang mendukung, dapat terpenuhi dengan baik.

D. Alat Peraga

Pembahasan tentang alat peraga ini meliputi:

1. Pengertian alat peraga

Menurut Estiningsih dalam Sukayati, (2009 : 6) alat peraga merupakan media

pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri konsep yang

dipelajari.

Alat peraga dapat disimpulkan adalah alat (benda) yang digunakan untuk

memperagakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar tampak lebih

nyata atau konkrit, dalam menyampaikan pengetahuan dan keterampilan.

2. Jenis-jenis alat peraga

a. Gambar

Gambar adalah suatu bentuk alat peraga yang nampaknya saling dikenal dan

saling dipakai, karena gambar disenangi oleh anak berbagai umur, dipwroleh

dalam bentuk siap pakai dan tidak menyita waktu persiapan.

b. Peta

Peta bisa menolong mereka mempelajari bentukdan leetak negara-negara

serta kota-kota. Salah satu yang harus diperhatikan, penggunaan peta sebagai

alat peraga hanya cocok bagi anak kelas tinggi.

(12)

Peranan peraga papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana mengajar.

Papan tulis dapat merupakan alat peraga yang efektif.

d. Boks pasir

Alat kelas rendah sangat menggemari peragaan yang menggunakan boks.

Boks pasir dapat diciptakan “peta” bagi mereka khususnya kelas rendah,

karena mereka sudah mengetahui jarak dari desa ke desa.

3. Fungsi dan manfaat alat peraga

Kemp dan Dayton, (1985) yang dikutip oleh Arsito Rahardi, mengidentifikasi

beberapa fungsi dan manfaat media pembelajaran termasuk di dalamnya alat

peraga, sebagai berikut:

a. Proses pembelajaran lebih interaktif

b. Meningkatkan aktivitas dan kualitas hasil belajar siswa

c. Proses pembelajaran lebih jelas dan menarik

d. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan

e. Efisiensi dalam waktu dan tenaga

f. Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar

g. Mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif

Selanjutnya Arsito Rahardi menyatakan, masih banyak lagi manfaat praktis dari

media pembelajaran antara lain;

a. Dengan bantuan media pembelajaran, materi pembelajaran yang abstrak

(13)

b. Informasi pembelajaran yang yang disampaikan dengan media pembelajaran

tepat akan memberikan kesan yang mendalam dan lebih lama tersimpan

dalam diri siswa

c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indra manusia, waktu dan

ruang.

3. Tujuan Penggunaan Alat Peraga

a. Memberikan kemampuan berfikir secara kreatif, sehingga kreatifitas siswa

dapat berkembang.

b. Mengembangkan sikap yang menguntungkan ke arah berfikir sehingga siswa

memperoleh kepercayaan diri akan kemampuannya dalam belajar melalui

pengalaman-pengalaman yang akrab dengan kehidupannya.

c. Siswa dapat menghubungkan pengalaman belajarnya dengan

pengalaman-pengalaman dalam kehidupan sehari-hari

d. Memberikan motivasi, dengan alat peraga siswa lebih memperoleh

pengalaman-pengalaman yang baru dan menyenangkan.

4. Prinsip-prinsip Penggunaan Alat Peraga

a. Penggunaan alat peraga hendaknya sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b. Alat peraga yang digunakan hendaknya sesuai dengan metode/strategi

(14)

c. Tidak ada satu alat peragapun yang dapat atau sesuai untuk segala macam

kegiatan belajar.

d. Guru harus terampil menggunakan alat peraga dalam pembelajaran

e. Alat peraga yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan dan tingkat

perkembangan siswa.

E. Pembelajaran IPS-SD

Harjo (1966:4) mengatakan bawa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi dan politik. Hampir senada dengan Harjo, Mulyono TJ. (1980:8) memberi batasan, bahwa IPS merupakan suatu pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. Adapun pembelajaran IPS di SD merupakan perpaduan mata pelajaran, geografi, sejarah, dan ekonomi.

Karim (2008) mengatakan, pembelajaran terpadu yang mengaitkan beberapa bidang ilmu yang terintegrasi dalam suatu pembelajaran, terintegrasi dalam satu bidang ilmu yang di SD dikenal sebagai mata pelajaran yaitu ilmu pengetahuan social (IPS). Adapun pembelajaran IPS mempunyai peran yang cukup penting diantara mata pelajaran lainnya. Karena IPS itu mencakup ilmu-ilmu sosial seperti: ekonomi, politik, sejarah, sosiologi, antropologi, dan selainnya. Oleh karenanya’ pembelajaran IPS yang optimal membangun karakter siswa sehingga diharapkan kelak menjadi makhluk sosial yang baik dan bermartabat,

Dari penjelasan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan

perpaduan dari beberapa disiplin ilmu, seperti geografi, sejarah, ekonomi,

sosiologi, antropologi, dan politik. Pembelajaran IPS juga mempunyai peranan

penting dalam pembentukan karakter peserta didik sebagai mahluk sosial.

Dalam kurikulum 2006 (KTSP) dijelaskan bahwa IPS merupakan salah satu mata

pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB.

(15)

yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat

materi geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,

peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang

demokratis dan bertanggung jawab serta menjadi warga dunia yang cinta damai.

Tujuan pendidikan IPS dalam kurikulum 2006 (KTSP) di Sekolah Dasar,

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan dasar sebagai berikut:

a. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya.

b. Memiliki kamampuan dasar untuk berfikir logis, kritis, rasa ingin tau,

memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki kemampuan dasar berkomunikasi, bekerjasama dalam masyarakat

yang majemuk, serta diharapkan dapat menjadi wahana peserta didik untuk

mempelajari diri sendiri dan lingkungan sekitar yang merupakan

peradabandan tatanan kemasyarakatan.

Adapun ruang lingkup pembelajaran IPS menurut kurikulum 2006 (KTSP)

meliputi aspek-aspek berikut:

a. manusia, tempat dan lingkungan

b. waktu, keberlanjutan dan perubahan

c. sistem sosial dan budaya

(16)

F. Perumusan Hipotesis

Rumusan hipotesis dari penelitian ini adalah :

“Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar dapat meningkatkan

hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kasui

Pasar.

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dalam bahasa asing

disebut class room action research, yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat

reflektif oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari

tindakan-tindakan guru dalam melaksanakan tugasnya. Carr (1986) mengatakan:

“Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat

reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan

memperbaiki pekerjaannya dan memahami situasi dimana pekerjaan itu

dilakukan”.

Penelitian tindakan kelas (class-room action researce) yang penulis gunakan

dalam penelitian ini merujuk pada proses pelaksanaan yang dikemukakan oleh

Sukamto yang menggunakan siklus system spiral, yang masing-masing siklus

terdiri dari plan (rencana), action (tindakan), observe (observasi), dan reflect

(refleksi). Hal ini sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini.

(18)

Siklus I

Siklus II

Gambar Siklus System Spiral

A. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Kasui Pasar, Kec.

Kasui, Kab. Way Kanan. Jumlah seluruh siswa kelas IV 28 orang dengan rincian

jumlah siswa laki-laki sebanyak 12 orang dan siswa perempuan sebanyak 16

orang.

B. Seting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan, dari bulan April

sampai Juni, pada semester genap TP. 2011/2012.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di SDN 2 Kasui Pasar, Kecamatan Kasui,

Kabupaten Way Kanan.

3. Observator Penelitian

Tindakan Refleksi

Observasi

Perencanaan

Refleksi Tindakan

(19)

Observator penelitian ini adalah rekan sejawat penulis yang memiliki

pengalaman mengajar sekitar 20 tahun.

C. Langkah-langkah Penelitian

1. Orientasi

a. Sebagai Guru

1) Menyiapkan perlengkapan mengajar

2) Menyiapkan lembar tes (evaluasi)

b. Sebagai Peneliti

1) Menyiapakan perlengkapan mengajar

2) Menyiapkan instrumen penelitian

a) Lembar observasi kinerja guru dan aktivitas belajar siswa.

b) Lembar Tes hasil belajar siswa.

2. Rancangan Tindakan

a. Merencanakan pembelajaran

Penelitian dilakukan dalam 2 siklus yang berlangsung selama 2 kali

pertemuan berdasarkan waktu yang tersedia. Dalam 1 minggu 1 kali

pertemuan 3x35 menit.

b. Merancang silabus

c. Mempersiapkan materi pelajaran

d. Menyusun RPP dan alat tes yang digunakan setiap akhir pertemuan

e. Membuat pedoman observasi

f. Merancang tes awal sebelum penelitian dan pada akhir penelitian

(20)

3. Tahap Penelitian

Tahap penelitian dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yang kegiatannya

meliputi :

1) Siklus I

a. Perencanaan

1) Menyiapkan RPP

2) Menyiapkan materi pembelajaran

3) Menyiapkan instrumen pengumpulan data yaitu:

a) Lembar observasi aktivitas belajar siswa

b) Lembar observasi kinerja guru

c) Menyiapkan tes akhir pertama dan kedua

b. Pelaksanaan

1) Pendahuluan, Guru mempersiapkan sarana pembelajaran, membuka

pelajaran dengan apersepsi, memotivasi siswa dengan menyampaikan

tujuan pelajaran.

2) Kegiatan inti, meminta siswa untuk mendengarkan penjelasan guru, dan

kemudian mendiskusikan dengan teman sejawatnnya dipandu dengan

buku paket, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah

dibahas.

3) Penutup, memberikan kesempatan kepada siswa dengan pelaksanaan

tindakan yang dilakukan guru sebagai mitra observer, selanjutnya refleksi

dilakukan setelah data dianalisis untuk melakukan perbaikan-perbaikan

pada tindakan pertemuan berikutnya.

(21)

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan tindakan pada setiap siklus

oleh observator/guru peneliti dengan berpedoman pada instrumen observasi.

d. Refleksi

Hasil observasi kemudian dianalisis dan dilakukan refleksi untuk menentukan

perencanaan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.

2) Siklus II

Berdasarkan hasil siklus 1, maka dilakukan perbaikan dan pengembangan

tindakan pada pertemuan selanjutnya (siklus II), pelaksanaan tindakan selanjutnya

pada dasarnya adalah untuk membuktikan apakah terjadi perubahan dan

peningkatan aktivitas dan hasil belajar, setelah siswa memperoleh tindakan pada

siklus II. Seperti siklus pertama, siklus kedua juga memiliki 4 tahapan

yaitu:perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

D. Instrumen

Selama mengadakan pengamatan dan wawancara digunakan beberapa instrumen

yaitu :

1. Lembar pengamatan aktivitas siswa untuk mengumpulkan data tentang

aktivitas kegiatan pembelajaran.

2. Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran berupa daftar cek

3. Tes akhir yang berfungsi sebagai indikator penguasaan konsep siswa untuk

melihat pencapaian tujuan pembelajaran

(22)

No Jenis Data Metode Instrumen

1. Kinerja Guru selama

pembelajaran

Observasi -Kejelasan dan volume suara

-Ketepatan media dan materi

-performance

2. Aktivitas siswa selama

pembelajaran

Observasi -Keaktifan siswa melakukan

diskusi

-Ketepatan jawaban hasil

diskusi

3. Penguasaan konsep

siswa

Tes akhir -Soal tertulis

E. Tehnik Analisis Data

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dan dianalisis dengan menggunakan

analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis

data tentang aktivitas belajar siswa, pola interaksi pembelajaran dan pendapat

siswa tentang penggunaan alat peraga gambar. Sedangkan analisis kuantitatif

digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika kemajuan kualitas hasil

belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan tehnik kualitatif

deskriptif dengan tahapan-tahapan:

1. Pengelompokan data pendahuluan

2. Pengelompokan data akhir

3. Interprestasi

(23)

Data kuantitatif

Tabel 3. Data kuantitatif Penguasaan Konsep Siswa Tiap Siklus

No Rentang Nilai Frekuensi Siklus... Persentase Keterangan

1. 95 -100

2. 85 -94

3. 75 -84

4. 65 - 74

5. 55 -64

6. 00 - 54

Jumlah

Keterangan :

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes formatif yang merupakan gambaran

mengenai tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Data ini berbentuk

nilai-nilai hasil evaluasi tes tertulis. Data ini mencakup tentang persentase siswa

mencapai ketuntasan belajar beserta kriteria keberhasilan tindakan.

Data kualitatif

Data yang diperoleh dari hasil observasi merupakan gambaran secara umum

mengenai aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengaja. Data ini

(24)

tertentu sesuai lembar observasi. Hasil observasi siswa dalam pembelajaran

adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Data Kualitatif kriteria menentukan aktifitas siswa dalam belajar

NO ASPEK YANG DIAMATI CATATAN

Jumlah Siswa %

I Pra Pembelajaran

1. Siswa menempati tempat

duduknya masing-masing 2. Kesiapan menerima pelajaran II Kegiatan Membuka Pelajaran

1. Siswa mampu menjawab

pertanyaan apersepsi

2. Mendengarkan secara seksama

saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai

III Kegiatan Inti Pembelajaran A.Penjelasan Materi

1. Memperhatikan dengan serius

ketika dijelaskan materi pelajaran

2. Aktif bertanya saat proses

penjelasan

3. Adanya interaksi positif antar siswa

4. Adanya interaksi positif

antarasiswa-guru, siswa-materi pelajaran

B.Pendekatan/Strategi Belajar

1. Siswa terlibat aktif dalam

kegiatan belajar

2. Siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan kesempatan

3. Aktif mencatat berbagai

penjelasan yang diberikan

4. Siswa termotivasi dalam

mengikuti proses pembelajaran 5. Siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran dengan tenang dan tidak merasa tertekan

6. Siswa merasa senang menerima pelajaran

C.PemanfaatanMedia

(25)

siswa dan media pembelajaran yang digunakan guru

2. Siswa tertarik pada materi yang

disajikan dengan media

pembelajaran

3. Siswa tampak tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru

D.Aktifitas Siswa Dalam Belajar Kelompok

1. Bekerja sama dalam kelompok 2. Memberikan sumbang saran/ide

dalam kelompk 3. Cepat

melaksanakan/menyelesaikan tugas

E.Penilaian proses dan hasil belajar 1. Siswa merasa terbimbing

2. Siswa mampu menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan guru dengan benar F. Penggunaan Bahasa

1. Siswa mampu mengemukakan

pendapatnya dengan lancar

2. Siswa mampu mengajukan

pertanyaan dengan lugas IV Penutup

1. Siswa secara aktif membuat

rangkuman

2. Siswa menerima tugas tindak lanjut dengan senang

Rata - rata

Untuk mengetahui kategori tingkat keaktifan siswa, maka digunakan pedoman

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Kategori aktivitas siswa

Rentang Presentase Kategori

85% - 100%

70% - 84%

Sangat aktif

(26)

55% - 69%

40% - 54%

0% - 39%

Cukup aktif

Kurang aktif

Sangat kurang aktif

Sumber: Arikunto, 2006:210

Keterangan:

a. Siswa dikatakan sangat kurang aktif jika rentang persentasenya 0% - 39%

b. Siswa dikatakan kurang aktif jika rentang persentasenya 40% - 54%

c. Siswa dikatakan cukup aktif jika rentang persentasenya 55% - 69%

d. Siswa dikatakan aktif jika rentang persentasenya 70% - 84%

e. Siswa dikatakan sangat aktif jika rentang persentasenya 85% - 100%

F. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan kinerja dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan

hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada setiap siklusnya dan

sekurang-kurangnya 75% siswa mendapat nilai hasil evaluasi diatas rata-rata 65 (sesuai

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD Negeri

2 Kasui Pasar, yang ditunjukkan dengan kenaikan aktivitas siswa pada siklus I

sebesar 54,5% menjadi 83,5% pada siklus II, dan diikuti dengan kenaikan

rata-rata nilai siswa dari siklus I sebesar 63,75 menjadi 70,17 pada siklus II.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti,

maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada Guru

Apabila ingin meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dapat

menggunakan alat peraga gambar dalam pembelajaran.

2. Kepada Sekolah

Kepala sekolah untuk dapat menyediakan fasilitas alat peraga yang dapat

digunakan oleh guru dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(28)

Siswa hendaknya dapat lebih antusias menerima pelajaran dari guru sehingga

hasil belajarnya dapat lebih meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1987, Metodologi Penelitian, Rajawali: Jakarta

Ali, Muhammad. 1994. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Angkasa: Bandung.

Carr,1986. Dalam Penelitian PendidikanS. Dirjen Dikti. Kementrian Pendidikan Nasional: Jakarta.

Estiningsih, Sukayati. 2009:26. Media Pembelajaran, Bina Media : Bandung Hamalik, Oemar, 2001, Perencanaan Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi

Aksara: Jakarta.

Harjo, Saidi,1996:4 Pengembangan Pendidikan IPS SD, Dirjen Dikti Depdiknas 2009: Jakarta.

Hartinah DS , Siti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. PT. Refika Aditama:Bandung.

Ismayatun. 2004. Buku Pedoman PPL UNNES Press: Semarang Karim, Hikmah. 2008. Belajar dan Hasilnya. Tpres Net: jakarta.

Kemp, Dayton, 1985. Dalam Media Pembelajaran, Universitas Indonesia: Jakarta Mulyono,T.j 1980:8 Pengembangan Pendidikan IPS SD , Dirjen Dikti Deptiknas

2009: Jakaarta

Samlawi, Fakih. 1998, Konsep Dasar IPS. Depdikbud: Bandung.

Slameto, 2003 Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta: Jakarta.

Sudjana, Nana 1989, Teori-teori dan Pembelajaran. Universitas Indonesia Jakarta.

Mulyono, Tj. 1980: 8 Pengembangan Pendidikan IPS SD. Dirjen Dikti Depdiknas 2009: Jakarta.

Gambar

Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Hasil Ulangan Tengah Semester IPS siswa   kelas
Gambar Siklus System Spiral
Tabel 3. Data kuantitatif Penguasaan Konsep Siswa Tiap Siklus
Tabel 4. Data Kualitatif kriteria menentukan aktifitas siswa dalam belajar
+2

Referensi

Dokumen terkait

Judul KTI :ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S POST SECTIO CEASAREA ATAS INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG BOUGENVILE RSUD SUKOHARJO.. Nama Penulis :

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai aplikasi ekstrak kasar biji karet sebagai bahan anestesi pada ikan bawal air tawar, tingkat kelangsungan hidup

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik fisik ( overrun , lama waktu pelelehan, pH, viskositas, kandungan gula) dan sensori (rasa, warna,

This section presents the conclusions drawn from the findings and the discussions presented in chapter four of the study including the kinds of prefixes that

[r]

Pada Gambar 15, dapat dilihat bahwa RegCM4 tidak berkorelasi dengan observasi, karena memiliki nilai korelasi yang lebih kecil pada resolusi harian yaitu

Mahasiswa mampu menjelaskan: gambaran investasi secara umum serta memberi contoh kegiatan investasi, perbedaan pasar, bursa dan berbagai transaksi

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan diabetes melitus dengan kejadian stroke iskemik. Penelitian dilaksanakan di Unit Rawat Inap di bagian penyakit Saraf