3 BSTRK
EFEKTIFITS KOMBINSI TERPI MUSIK DN TEKNIK RELKSSI NFS DLM TERHDP PENURUNN INTENSITS NYERI
PD PSIEN POST KTETERISSI JNTUNG DI RSUP DR. SRDJITO YOGYKRT Nanik Sri Khodriyati ¹,rlina Dewi²,zizah Khoiriyati³
Mahasiswa Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. ²˒³ Dosen Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Email : naniksri72@yahoo.com
Latar belakang: Penyakit Jantung Koroner dapat dikenali/didiagnosis dengan tindakan kateterisasi jantung. Tindakan ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan/nyeri. Nyeri harus diberikan penatalaksanaan secara tepat, karena bebas dari nyeri adalah bagian dari hak azazi manusia. Nyeri dapat diturunkan menggunakan teknik farmakologi dan non farmakologi. Teknik non farmakologi antara lain dengan terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam
Musik dan relaksasi nafas dalam terbukti menunjukkan efek yaitu menghilangkan nyeri, menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.
Tujuan : Untuk menganalisis efektivitas kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post kateterisasi jantung.
Metode: Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pre - post test with control group design, dengan pendekatan consecutive sampling. Jumlah sampel 38 responden, terdiri dari 19 kelompok intervensi dengan kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam dan 19 kelompok kontrol dengan terapi standar ruangan berupa teknik relaksasi nafas dalam. Penilaian nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS), analisa data menggunakan uji
paired t- test, wilcoxon, independent sample t- test dan mann-whitney.
Hasil: Hasil uji statistik paired t- test, wilcoxon menunjukkan p value < 0.05 sehingga kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam secara signifikan dapat menurunkan intensitas nyeri dan menstabilkan vital sign pasien post kateterisasi jantung, kemudian hasil analisis perbedaan masing-masing variabel dengan uji independent sample t- test dan mann-whitney p value < 0.05 untuk nyeri, respirasi dan nadi, sedangkan untuk sistole, diastole p
value > 0.05 dan dilanjutkan uji mann-whitney tes untuk melihat perbandingan penurunan dua variabel dengan masing-masing p value > 0.05, kecuali nyeri p value < 0.05 dengan demikian secara statistik tidak ada perbedaan kestabilan vital sign, antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol, tetapi untuk nyeri penurunannya signifikan.
Kesimpulan: Kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam efektif dalam menurunkan nyeri pada pasien post kateterisasi jantung.
4 BSTRCT
EFFECTIVENESS OF COMBINTION MUSIC THERPY ND DEEP BRETHING RELXTION TECHNIQUE TOWRDS DECRESING PIN
TO PTIENT WITH POST CRDIC CTHETERIZTION Nanik Sri Khodriyati ¹, rlina Dewi², zizah Khoiriyati³ Student of Nursing Master, University of Muhammadiyah Yogyakarta. ²˒³Lecture of Graduate Program, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Email: naniksri72@yahoo.com
Background: Coronary heart disease can be identified / diagnosed with cardiac catheterization action. This action can cause discomfort / pain. Pain management should be given appropriately, because free from pain is part of human rights. Pain can be derived using pharmacological and non-pharmacological techniques. Non-pharmacological techniques include therapy with a combination of music and deep breathing relaxation techniques, which proved to show the effect of releasing pain, decreasing blood pressure and heart rate.
Objective: To analyze the effectiveness of combination music therapy and deep breathing relaxation towards decreasing pain intensity to patients with post cardiac catheterization. Methods: Research design was quasi experiment with pre post test with control group using consecutive sampling approach. Total samples were 38 respondents, divided of 19 respondents in intervention groups with a combination of music therapy and deep breathing relaxation and 19 respondents in control group with therapy of standard room with deep breathing relaxation techniques. Pain assessment used Numeric Rating Scale (NRS), statistical test of data analysis used paired t test, wilcoxon, independent sample t-test and mann-whitney.
Results: Statistical test results of paired t test, wilcoxon showed value of p value < 0.05 so that the combination of music therapy and deep breathing relaxation technique can significantly decrease pain intensity and stabilize the vital signs to patients with post cardiac catheterization, then analyzed the differences of each variable and SOP hospital as a control with independent sample t-test and mann-whitney test. Results value of p value < 0.05 for pain, respiration and pulse where as for systole, diastole value of p value > 0.05 and continued to mann-whitney test to compare decreasing of two variables with each p value > 0.05, except pain value of p value < 0.05 was thus statistically there was no difference in stability of vital signs, between intervention group and control group, but decreasing pain was significant.
Conclusion: The combination of music therapy and deep-breathing relaxation technique is effective in decreasing pain to patients with post cardiac catheterization.
AMPIRAN 1
EMBAR PENJEASAN KEPADA CAON SUBJEK
Saya, Nanik Sri K Perawat RSUP Dr. Sardjito yang sedang menempuh pendidikan
S2 keperawatan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta akan melakukan
penelitian dengan judul :Efektifitas Kombinasi Terapi Musik dan Teknik Relaksasi
Nafas Dalam terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pasien Post Kateterisasi Jantung
di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisis kombinasi terapi musik dengan teknik relaksasi nafas dalam dan protap
ruangan terhadap penurunan intensitas nyeri dan kestabilan vital sign pada pasien
post kateterisasi jantung/PTCA.
1. Nyeri adalah : Perasaan dan pengalaman sensoris atau emosional yang tidak menyenangkan, yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial, nyeri selalu bersifat subjektif karena perasaan nyeri berbeda-beda pada setiap orang dalam hal skala atau intensitasnya.
2. Terapi musik adalah proses antara terapis musik dengan klien yang menggunakan musik untuk membantu dan mempertahankan kesehatan dari aspek fisik, emosional, mental, sosial, estetika dan spiritual, dengan irama dan kriteria tertentu (frekuensi 40-60Hz, tempo 60-80 Beat/menit).
4. Vitalsign
Suatu pengukuran yang meliputi tekanan darah, frekuensi nadi dan frekuensi pernafasan dengan menggunakan alat Sphygnomanometer digital dan jam tangan yang ada detiknya.
A. Kesukarelaan untuk ikut penelitian
1. Dalam penelitian ini bapak/ibu/sdr bebas memilih keikutsertaan dan tidak ada paksaan. 2. Bila bapak/ibu/sdr bersedia ikut, maka bebas untuk mengundurkan diri/ berubah
pikiran setiap saat tanpa dikenai denda ataupun sanksi apapun.
B. Prosedur Penelitian
Apabila bapak/ibu/sdr bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, maka akan
diminta menandatangani lembar persetujuan . Prosedur selanjutnya adalah:
1. Satu hari sebelum tindakan kateterisasi jantung peneliti akan memberikan penjelasan tujuan penelitian dan apabila setuju meminta persetujuan pada responden untuk tanda tangan dan memberitahukan bahwa setelah pasien dilakukan kateterisasi jantung peneliti akan melakukan pengukuran vital sign dan wawancara serta observasi, diharapkan responden menjawab pertanyaan dengan sebenar-benarnya untuk penilaian intensitas nyeri.
3. Kemudian setelah dilakukan terapi bapak/ibu/sdr akan dilakukan pengukuran vital sign dan wawancara serta observasi kembali tentang intensitas nyeri
C. Kewajiban subyek penelitian
Sebagai subyek penelitian, bapak/ibu/saudara berkewajiban mengikuti aturan
atau petunjuk penelitian seperti yang tertulis di atas, serta bertanya apabila belum
jelas.
D. Risiko dan Efek Samping dan Penanganannya
Kombinasi Terapi Musik dan Teknik Relaksasi Nafas Dalam: tidak terdapat risiko dan efek samping yang membahayakan baik fisik maupun mental. Risiko fisik yang mungkin muncul bisa kelelahan, resiko psikologis bosan. Apabila saat terapi pasien merasa kelelahan ataupun bosan maka penanganannya adalah bisa menghentikan saat terapi dan dimulai lagi apabila pasien sudah siap.
E. Manfaat
1. Terapi Musik : untuk relaksasi dan mengurangi nyeri serta membuat tubuh menjadi nyaman.
2. Teknik Relaksasi Nafas Dalam: mengurangi nyeri serta membuat tubuh menjadi nyaman.
F. Kerahasiaan
1. Semua informasi yang berkaitan dengan identitas subyek penelitian akan dirahasiakan dan hanya akan diketahui oleh peneliti, asisten peneliti. 2. Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas subyek penelitian. G. Kompensasi
H. Pembiayaan
Semua biaya yang terkait penelitian akan ditanggung oleh peneliti
I. Informasi Tambahan
Bapak/ ibu/ saudara diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum
jelas, bisa secara langsung atau menghubungi No HP : Nanik Sri Khodriyati
( 081392309009), Reny ( 085743455838), juga dapat menanyakan tentang
penelitian kepada Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas
Kedokteran UGM (Telp. 9017225 dari lingkungan UGM atau 0274-7134955 ).
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Setelah mendapatkan informasi yang cukup, serta mengetahui manfaat dan resiko menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Efektifitas Kombinasi Terapi Musik dan Teknik relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Post kateterisasi Jantung di RSUP. DR. Sardjito Yogyakarta”.. Dengan ini saya menyatakan bersedia ikut terlibat sebagai responden , dengan catatan bila nantinya merasa dirugikan dalam bentuk apapun saya berhak membatalkan persetujuan ini tanpa ada sanksi apapun. Saya percaya apa yang saya informasikan dijamin kerahasiaannya.
Dengan demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun.
Yogyakarta, 2016
Responden
(_________________)
SURAT PERSETUJUAN MENJADI ASISTEN PENEITIAN (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Reny Noorharyanti, S.Kep.Ns
Umur : 26 Tahun
Alamat : Jl. angenarjan kulon 19, Panembahan, Kraton, Yogyakarta.
Setelah mendapatkan informasi yang cukup, serta mengetahui manfaat dan resiko dalam penelitian yang berjudul “Efektifitas Kombinasi Terapi Musik dan Teknik Relaksasi Nafas dalam Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Post Kateterisasi Jantung di RSUP. DR. Sardjito Yogyakarta”. Dengan ini saya menyatakan bersedia ikut terlibat sebagai asisten penelitian, saya akan melaksanakan dan mengikuti semua tata aturan yang sudah dibuat oleh peneliti, dan sanggup untuk memperlakukan responden berdasarkan etik yang berlaku, serta selalu menjunjung tinggi hak-hak responden.
Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun.
Yogyakarta, Mei 2016
Asisten Peneliti
(Reny Noorharyanti, S.Kep.Ns)
AMPIRAN 4
Nama : Nanik Sri Khodriyati Tempat, tanggal lahir : Sleman, 23 Juli 1970
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
No. Handphone : +6281392309009
Alamat email : naniksri72@yahoo.com
Alamat : Kauman, Argomulyo, Cangkringan, Sleman,Yogyakarta
Pendidikan :
1. SDN Bronggang 1983 2. SMPN Cangkringan 1986 3. SMAN Pakem 1989
4. Akper Dep.Kes RI Yogyakarta 1992 5. PSIK FK UGM 2004
6. Mahasiswa S2 keperawatan Medikal Bedah UMY 2014-Sekarang
7. Riwayat Pekerjaan : Perawat di RSUP Dr. Sardjito sejak tahun 1993 - Sekarang
AMPIRAN 5
PROSEDUR PEMBERIAN KOMBINASI TERAPI MUSIK DAN TEKNIK REAKSASI NAFAS DAAM
2. Terapi musik yang dikombinasi dengan teknik relaksasi nafas dalam dilakukan di ruang ICCU, IMCC dan Anggrek 1 setelah pasien dilakukan tindakan kateterisasi jantung /PTCA.
3. Pelaksanaan terapi musik yang dikombinasi dengan teknik relaksasi nafas dalam pada kelompok intervensi dilakukan 2 jam dan 3 jam setelah tindakan kateterisasi jantung / PTCA ,dimulai dengan pengukuran vital sign dan pengkajian nyeri 2 jam setelah tindakan kateterisasi jantung.
4. Responden mendengarkan musik melalui headphone dari MP3 , dimulai sejak tombol play pada MP3 ditekan
5. Atur posisi pasien semi fowler atau duduk dalam keadaan rileks (tenang),
sambil mendengarkan musik, anjurkan pasien melakukan nafas secara perlahan dan dalam melalui hidung. Tarik nafas selama 3 detik (3 hitungan), rasakan abdomen mengembang saat menarik nafas. Tahan nafas selama 3 detik (3 hitungan). Kerutkan bibir, keluarkan melalui mulut. Hembuskan nafas secara perlahan selama 6 detik (6 hitungan). Rasakan abdomen bergerak kebawah. akukan selama 15 menit
6. Pengukuran vital sign dan pengkajian nyeri dilakukan 30 menit setelah terapi kombinasi yang kedua ( 3,5 jam post kateterisasi jantung/PTCA ).
7. Kemudian dilakukan pencatatan dan analisis tentang vital sign dan intensitas nyeri setelah dilakukan kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam.
AMPIRAN 6
PROSEDUR PENGUKURAN SKAA NYERI (Brunner & Suddarth, 2009)
A. TAHAP ORIENTASI
1 Memberikan salam/ menyapa pasien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan tujuan prosedur 4 Menjelaskan langkah prosedur 5 Menanyakan kesiapan pasien
B FASE KERJA
1 Mencuci tangan sebelum tindakan
2 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
4 Meminta pasien menyebutkan di rentang nyeri 5 Mencatat hasil pengukuran
6 Mencuci tangan
C TAHAP TERMINASI
1 Melakukan evaluasi tindakan
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 3 Mengakhiri wawancara dengan baik
4 Mendokumentasikan
ampiran 7
PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN DARAH (Brunner & Suddarth, 2009)
A. TAHAP ORIENTASI
1 Memberikan salam/ menyapa pasien 2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan tujuan prosedur 4 Menjelaskan langkah prosedur 5 Menanyakan kesiapan pasien B FASE KERJA
1 Mencuci tangan sebelum tindakan
2 Mengatur posisi pasien untuk pengukuran darah 3 Membuka lengan tempat manset akan dipasang 4 Meletakkan manset tepat 2 jari diatas arteri brankhialis
5 Palpasi arteri brankhialis dan menekan tombol on pada tensimeter digital ( menunggu sampai alat berhenti)
6 Melihat angka pada tensi digital
7 Mengatur kembali baju dan posisi pasien
8 Memberitahukan hasil pengukuran tekanan darah 9 Mencatat hasil pengukuran
10 Mencuci tangan C TAHAP TERMINASI
1 Melakukan evaluasi tindakan 2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 3 Mendokumentasikan
AMPIRAN 8
PROSEDUR PENGUKURAN FREKUENSI NADI (Brunner & Suddarth, 2009)
A. TAHAP ORIENTASI
1 Memberikan salam/ menyapa pasien 2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan tujuan prosedur 4 Menjelaskan langkah prosedur 5 Menanyakan kesiapan pasien
B FASE KERJA
1 Mencuci tangan sebelum tindakan
2 Mengatur posisi pasien untuk pengukuran nadi 3 Membuka lengan tempat manset akan dipasang 4 Meletakkan manset tepat 2 jari diatas arteri brankhialis
sampai alat berhenti)
6 Melihat angka yang menunjukkan frekuensi nadi 7 Mengatur kembali baju dan posisi pasien 8 Memberitahukan hasil pengukuran tekanan nadi 9 Mencatat hasil pengukuran
10 Mencuci tangan C TAHAP TERMINASI 1 Melakukan evaluasi tindakan 2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 3 Mengakhiri wawancara dengan baik 4 Mendokumentasikan
ampiran 9
PROSEDUR PENGUKURAN FREKUENSI PERNAFASAN (Brunner & Suddarth, 2009)
A. TAHAP ORIENTASI
1 Memberikan salam/ menyapa pasien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan tujuan prosedur 4 Menjelaskan langkah prosedur 5 Menanyakan kesiapan pasien
B FASE KERJA
1 Mencuci tangan sebelum tindakan 2 Mengatur posisi pasien
3 Menghitung frekuensi dan irama pernafasan 1 menit 4 Mencatat hasil perhitungan
5 Mencuci tangan
C TAHAP TERMINASI
1 Melakukan evaluasi tindakan
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 3 Mengakhiri wawancara dengan baik
4 Mendokumentasikan
AMPIRAN 10
FORMUIR ISIAN PENEITIAN
KOMBINASI TERAPI MUSIK DAN TEKNIK REAKSASI NAFAS DAAM PADA PASIEN POST KATETERISASI JANTUNG /PTCA
DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
3. 51- 70 tahun 4. > 70 tahun
6. Jenis Kelamin(*) 1. aki-laki
2. Perempuan 7. Pengalaman Kateterisasi Jantung(*) 1. Satu kali
2. Dua (2) kali atau lebih 8. Diagnosa Penyakit. Jantung
9. Tindakan 1. Kateterisasi 2. PTCA 10. Jam selesai kateterisasi jantung ( ) ( ), ( ) ( )
11. okasi Tindakan 1. Radial
2. Femoral 12. Pengukuran tanda-tanda vital ( 1 )
2 jam post kateterisasi jantung ( di ruang rawat inap)
T = / mmHg Nadi = x/menit R = x/menit 13. Penilaian Skala Nyeri ( 1 ) = 2 jam
post kateterisasi jantung ( di ruang rawat inap)
①②③④⑤⑥⑦⑧⑨⑩
14. Jam mulai kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalam 2 jam post kateterisasi jantung ( selama 15 menit )
( ) ( ), ( ) ( )
15. Jam mulai kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalam 3 jam post kateterisasi jantung ( selama 15 menit )
( ) ( ), ( ) ( )
16. Pengukuran tanda-tanda vital (2) =30 menit setelah intervensi kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalam yang kedua
T = / mmHg, Nadi = x/menit R = x/menit 17. Penilaian Skala Nyeri ( 2 ) :
30 menit setelah intervensi kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalam yang kedua
①②③④⑤⑥⑦⑧⑨⑩
18. Observasi ekspresi wajah(*) 1. Tampak kesakitan 2. Tidak kesakitan
(*)= dipilih dan ditulis pada kolom kode
Peneliti Asisten Peneliti
AMPIRAN 11
FORMUIR ISIAN PENEITIAN
KOMBINASI TERAPI MUSIK DAN TEKNIK REAKSASI NAFAS DAAM PADA PASIEN POST KATETERISASI JANTUNG /PTCA
DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
4 Nama pasien : ( ) 5 Umur: (*) 1. 20-30 tahun
2. 31- 50 tahun 3. 51- 70 tahun 4. > 70 tahun
6 Jenis Kelamin(*) 1. aki-laki
2. Perempuan 7 Pengalaman Kateterisasi Jantung(*) 1. Satu kali
2. Dua (2) kali atau lebih 8 Diagnosa Penyakit. Jantung
9 Tindakan 1. Kateterisasi 2. PTCA ( di ruang rawat inap)
T = / mmHg Nadi = x/menit R = x/menit 13 Pengukuran tanda-tanda vital (2) =
3,5 jam post kateterisasi jantung
post kateterisasi jantung( di ruang rawat inap)
①②③④⑤⑥⑦⑧⑨⑩
15 Penilaian Skala Nyeri ( 2 ) : 3 ,5 jam post kateterisasi jantung ( di ruang rawat inap)
①②③④⑤⑥⑦⑧⑨⑩
16 Observasi ekspresi wajah(*) 1. Tampak kesakitan 2. Tidak kesakitan (*)= dipilih dan ditulis pada kolom kode
Peneliti
erapi musik/Relaksasi Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nyeri pre terapi erapi Musik & Protap .293 19 .000 .774 19 .000
Sesuai Protap .223 19 .014 .834 19 .004
Systole pre terapi erapi Musik & Protap .171 19 .146 .916 19 .096
Sesuai Protap .188 19 .074 .933 19 .197
Sesuai Protap .186 19 .082 .942 19 .283 Nadi pre terapi erapi Musik & Protap .132 19 .200* .945 19 .328
Sesuai Protap .200 19 .043 .893 19 .056
Respirasi pre terapi erapi Musik & Protap .280 19 .000 .786 19 .001
Sesuai Protap .248 19 .003 .885 19 .027
a. Lilliefors Significance Correction
*. his is a lower bound of the true significance.
ests of Normality
erapi musik/Relaksasi Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nyeri post terapi erapi Musik & Protap .213 19 .023 .889 19 .031
Sesuai Protap .218 19 .018 .869 19 .014
Systole post terapi erapi Musik & Protap .153 19 .200* .908 19 .067
Sesuai Protap .130 19 .200* .926 19 .146
Diastole post terapi erapi Musik & Protap .105 19 .200* .955 19 .471
Sesuai Protap .151 19 .200* .920 19 .113
Nadi post terapi erapi Musik & Protap .186 19 .083 .909 19 .071
Sesuai Protap .138 19 .200* .925 19 .141
Respirasi post terapi erapi Musik & Protap .323 19 .000 .778 19 .001
Sesuai Protap .294 19 .000 .836 19 .004
a. Lilliefors Significance Correction
*. his is a lower bound of the true significance.
ests of Normality
erapi musik/Relaksasi Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nyeri selisih erapi Musik & Protap .293 19 .000 .777 19 .001
Systole selisih erapi Musik & Protap .185 19 .088 .851 19 .007
Sesuai Protap .206 19 .032 .824 19 .003
Diastole selisih erapi Musik & Protap .316 19 .000 .722 19 .000
Sesuai Protap .261 19 .001 .810 19 .002
Nadi selisih erapi Musik & Protap .185 19 .085 .887 19 .029
Sesuai Protap .197 19 .050 .775 19 .001
Respirasi selisih erapi Musik & Protap .253 19 .002 .860 19 .010
Sesuai Protap .259 19 .002 .798 19 .001
a. Lilliefors Significance Correction
Group Statistics
erapi musik/Relaksasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Usia1 erapi Musik & Protap 19 55.26 11.040 2.533
Sesuai Protap 19 55.37 10.123 2.322
Independent Samples est Levene's est
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error
Usia1 Equal variances assumed
.417 .522 -.031 36 .976 -.105 3.436 -7.074 6.864
Equal variances not assumed
-.031 35.733 .976 -.105 3.436 -7.076 6.865
Jenis Kelamin * erapi musik/Relaksasi Crosstabulation
erapi musik/Relaksasi otal erapi Musik &
Protap Sesuai Protap
Jenis Kelamin Laki-laki Count 12 14 26
% within erapi musik/Relaksasi
63.2% 73.7% 68.4%
Perempuan Count 7 5 12
% within erapi musik/Relaksasi
36.8% 26.3% 31.6%
otal Count 19 19 38
% within erapi musik/Relaksasi
Chi-Square ests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .487a 1 .485
Continuity Correctionb .122 1 .727
Likelihood Ratio .489 1 .484
Fisher's Exact est .728 .364
Linear-by-Linear Association .474 1 .491
N of Valid Cases 38
b. Computed only for a 2x2 table
erapi musik/Relaksasi otal erapi Musik &
Protap Sesuai Protap
Pengalaman Catheter Satu kali Count 16 15 31
% within erapi musik/Relaksasi
84.2% 78.9% 81.6%
% within erapi musik/Relaksasi
15.8% 21.1% 18.4%
otal Count 19 19 38
% within erapi musik/Relaksasi
100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square ests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square .175a 1 .676
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .176 1 .675
Fisher's Exact est 1.000 .500
Linear-by-Linear Association .171 1 .680
N of Valid Cases 38
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. he minimum expected count is 3.50. b. Computed only for a 2x2 table
Usia50 * Nyeriselkat Crosstabulation
Nyeriselkat otal
Ada perubahan
idak ada perubahan
Usia50 >= 50 tahun Count 13 13 26
% of otal 34.2% 34.2% 68.4%
< 50 tahun Count 10 2 12
% of otal 26.3% 5.3% 31.6%
otal Count 23 15 38
Chi-Square ests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 3.818a 1 .051
Continuity Correctionb 2.551 1 .110
Likelihood Ratio 4.125 1 .042
Fisher's Exact est .077 .052
Linear-by-Linear Association 3.718 1 .054
N of Valid Cases 38
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. he minimum expected count is 4.74. b. Computed only for a 2x2 table
Jenis Kelamin * Nyeriselkat Crosstabulation
Nyeriselkat otal
Ada perubahan
idak ada perubahan
Jenis Kelamin Laki-laki Count 15 11 26
% of otal 39.5% 28.9% 68.4%
Perempuan Count 8 4 12
% of otal 21.1% 10.5% 31.6%
otal Count 23 15 38
Chi-Square ests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .277a 1 .599
Continuity Correctionb .029 1 .866
Likelihood Ratio .280 1 .597
Fisher's Exact est .728 .437
Linear-by-Linear Association .269 1 .604 N of Valid Cases 38
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. he minimum expected count is 4.74. b. Computed only for a 2x2 table
Pengalaman Catheter * Nyeriselkat Crosstabulation
Nyeriselkat otal
Ada perubahan
idak ada perubahan
Pengalaman Catheter Satu kali Count 19 12 31
% of otal 50.0% 31.6% 81.6%
Dua kali atau lebih Count 4 3 7
% of otal 10.5% 7.9% 18.4%
otal Count 23 15 38
Chi-Square ests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .041a 1 .839
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .041 1 .840
Fisher's Exact est 1.000 .581
Linear-by-Linear Association .040 1 .841 N of Valid Cases 38
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. he minimum expected count is 2.76. b. Computed only for a 2x2 table
Usia50 * Systoleselkat Crosstabulation
Systoleselkat otal
Ada perubahan
idak ada perubahan
Usia50 >= 50 tahun Count 11 15 26
% of otal 28.9% 39.5% 68.4%
< 50 tahun Count 3 9 12
% of otal 7.9% 23.7% 31.6%
otal Count 14 24 38
Chi-Square ests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 1.057a 1 .304
Continuity Correctionb .444 1 .505
Likelihood Ratio 1.094 1 .295
Fisher's Exact est .472 .256
Linear-by-Linear Association 1.029 1 .310 N of Valid Cases 38
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. he minimum expected count is 4.42. b. Computed only for a 2x2 table
Jenis Kelamin * Systoleselkat Crosstabulation
Systoleselkat otal
Ada perubahan
idak ada perubahan
Jenis Kelamin Laki-laki Count 10 16 26
% of otal 26.3% 42.1% 68.4%
Perempuan Count 4 8 12
otal Count 14 24 38
% of otal 36.8% 63.2% 100.0%
Chi-Square ests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .093a 1 .761
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .094 1 .760
Fisher's Exact est 1.000 .528
Linear-by-Linear Association .090 1 .764 N of Valid Cases 38
Pengalaman Catheter * Systoleselkat Crosstabulation
Systoleselkat otal
Ada perubahan
idak ada perubahan
Pengalaman Catheter Satu kali Count 11 20 31
% of otal 28.9% 52.6% 81.6%
Dua kali atau lebih Count 3 4 7
% of otal 7.9% 10.5% 18.4%
otal Count 14 24 38
% of otal 36.8% 63.2% 100.0%
Chi-Square ests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .133a 1 .715
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .131 1 .717
Fisher's Exact est 1.000 .517
Linear-by-Linear Association .130 1 .719 N of Valid Cases 38
b. Computed only for a 2x2 table
Usia50 * Diastolekat Crosstabulation
Diastolekat otal
Ada perubahan
idak ada perubahan
Usia50 >= 50 tahun Count 9 17 26
% of otal 23.7% 44.7% 68.4%
< 50 tahun Count 3 9 12
% of otal 7.9% 23.7% 31.6%
otal Count 12 26 38
% of otal 31.6% 68.4% 100.0%
Chi-Square ests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .351a 1 .553
Continuity Correctionb .047 1 .828
Likelihood Ratio .360 1 .549
Fisher's Exact est .714 .421
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. he minimum expected count is 3.79. b. Computed only for a 2x2 table
Jenis Kelamin * Diastolekat Crosstabulation
Diastolekat otal
Ada perubahan
idak ada perubahan
Jenis Kelamin Laki-laki Count 8 18 26
% of otal 21.1% 47.4% 68.4%
Perempuan Count 4 8 12
% of otal 10.5% 21.1% 31.6%
otal Count 12 26 38
% of otal 31.6% 68.4% 100.0%
Chi-Square ests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .025a 1 .874
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .025 1 .875
Fisher's Exact est 1.000 .579
Linear-by-Linear Association .024 1 .876 N of Valid Cases 38
b. Computed only for a 2x2 table
Pengalaman Catheter * Diastolekat Crosstabulation
Diastolekat otal
Ada perubahan
idak ada perubahan
Pengalaman Catheter Satu kali Count 9 22 31
% of otal 23.7% 57.9% 81.6%
Dua kali atau lebih Count 3 4 7
% of otal 7.9% 10.5% 18.4%
otal Count 12 26 38
% of otal 31.6% 68.4% 100.0%
Chi-Square ests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .505a 1 .477
Continuity Correctionb .068 1 .794
Likelihood Ratio .486 1 .486
Linear-by-Linear Association .492 1 .483 N of Valid Cases 38
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. he minimum expected count is 2.21. b. Computed only for a 2x2 table
Usia50 * Nadiselkat Crosstabulation
Nadiselkat otal
Ada perubahan
idak ada perubahan
Usia50 >= 50 tahun Count 11 15 26
% of otal 28.9% 39.5% 68.4%
< 50 tahun Count 5 7 12
% of otal 13.2% 18.4% 31.6%
otal Count 16 22 38
% of otal 42.1% 57.9% 100.0%
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .001a 1 .970
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .001 1 .970
Fisher's Exact est 1.000 .626
Linear-by-Linear Association .001 1 .971 N of Valid Cases 38
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. he minimum expected count is 5.05. b. Computed only for a 2x2 table
Jenis Kelamin * Nadiselkat Crosstabulation
Nadiselkat otal
Ada perubahan
idak ada perubahan
Jenis Kelamin Laki-laki Count 11 15 26
% of otal 28.9% 39.5% 68.4%
Perempuan Count 5 7 12
% of otal 13.2% 18.4% 31.6%
otal Count 16 22 38
Chi-Square ests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .001a 1 .970
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .001 1 .970
Fisher's Exact est 1.000 .626
Linear-by-Linear Association .001 1 .971 N of Valid Cases 38
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. he minimum expected count is 5.05. b. Computed only for a 2x2 table
Pengalaman Catheter * Nadiselkat Crosstabulation
Nadiselkat otal
Ada perubahan
idak ada perubahan
Pengalaman Catheter Satu kali Count 13 18 31
% of otal 34.2% 47.4% 81.6%
Dua kali atau lebih Count 3 4 7
% of otal 7.9% 10.5% 18.4%
otal Count 16 22 38
Chi-Square ests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .002a 1 .964
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .002 1 .964
Fisher's Exact est 1.000 .641
Linear-by-Linear Association .002 1 .965 N of Valid Cases 38
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. he minimum expected count is 2.95. b. Computed only for a 2x2 table
Usia50 * Respselkat Crosstabulation
Respselkat otal
Ada perubahan
Usia50 >= 50 tahun Count 16 10 26
% of otal 42.1% 26.3% 68.4%
< 50 tahun Count 8 4 12
% of otal 21.1% 10.5% 31.6%
otal Count 24 14 38
% of otal 63.2% 36.8% 100.0%
Chi-Square ests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .093a 1 .761
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .094 1 .760
Fisher's Exact est 1.000 .528
Linear-by-Linear Association .090 1 .764 N of Valid Cases 38
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. he minimum expected count is 4.42. b. Computed only for a 2x2 table
Jenis Kelamin * Respselkat Crosstabulation
Ada perubahan
idak ada perubahan
Jenis Kelamin Laki-laki Count 17 9 26
% of otal 44.7% 23.7% 68.4%
Perempuan Count 7 5 12
% of otal 18.4% 13.2% 31.6%
otal Count 24 14 38
% of otal 63.2% 36.8% 100.0%
Chi-Square ests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .175a 1 .675
Continuity Correctionb .003 1 .954
Likelihood Ratio .174 1 .677
Fisher's Exact est .728 .472
Linear-by-Linear Association .171 1 .679 N of Valid Cases 38
Pengalaman Catheter * Respselkat Crosstabulation
Respselkat otal
Ada perubahan
idak ada perubahan
Pengalaman Catheter Satu kali Count 19 12 31
% of otal 50.0% 31.6% 81.6%
Dua kali atau lebih Count 5 2 7
% of otal 13.2% 5.3% 18.4%
otal Count 24 14 38
% of otal 63.2% 36.8% 100.0%
Chi-Square ests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .252a 1 .615
Continuity Correctionb .005 1 .945
Likelihood Ratio .260 1 .610
Fisher's Exact est 1.000 .483
Linear-by-Linear Association .246 1 .620 N of Valid Cases 38
b. Computed only for a 2x2 table
Descriptive Statistics
erapi musik/Relaksasi n Mean Std. Deviation Minimum Maximum
erapi Musik & Protap Nyeri pre terapi 19 5.26 .806 4 6
Respirasi pre terapi 19 22.26 2.400 20 28
Nyeri post terapi 19 2.58 .902 1 4
Respirasi post terapi 19 19.89 1.243 18 22
Sesuai Protap Nyeri pre terapi 19 4.26 1.195 3 6
Respirasi pre terapi 19 21.32 1.565 18 24
Nyeri post terapi 19 4.05 1.268 2 6
Respirasi post terapi 19 21.16 2.035 18 24
est Statisticsb
erapi musik/Relaksasi
Nyeri post terapi - Nyeri pre terapi
erapi Musik & Protap Z -3.895a -3.370a
Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .001
Sesuai Protap Z -2.000a -.418a
Asymp. Sig. (2-tailed) .065 .676
a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks est
Paired Samples Statistics
erapi musik/Relaksasi Mean n Std. Deviation Std. Error Mean erapi Musik & Protap Pair 1 Systole pre terapi 127.95 19 21.099 4.840
Systole post terapi 121.68 19 12.526 2.874
Pair 2 Diastole pre terapi 79.42 19 10.308 2.365
Diastole post terapi 76.37 19 6.994 1.604
Pair 3 Nadi pre terapi 79.32 19 12.365 2.837
Nadi post terapi 77.32 19 10.231 2.347
Sesuai Protap Pair 1 Systole pre terapi 130.21 19 20.060 4.602
Systole post terapi 129.32 19 19.672 4.513
Pair 2 Diastole pre terapi 75.63 19 9.622 2.207
Diastole post terapi 72.47 19 8.455 1.940
Pair 3 Nadi pre terapi 73.00 19 11.523 2.644
Paired Samples est
erapi musik/Relaksasi Paired Differences t df
Sig. (2-tailed) 95% Confidence
Interval of the Difference
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper erapi Musik &
Protap
Pair 1 Systole pre terapi - Systole post terapi
6.263 10.785 2.474 1.065 11.461 2.531 18 .021
Pair 2 Diastole pre terapi - Diastole post terapi
Pair 3 Nadi pre terapi - Nadi post terapi
2.000 4.137 .949 .006 3.994 2.108 18 .049
Sesuai Protap Pair 1 Systole pre terapi - Systole post terapi
.895 8.812 2.022 -3.353 5.142 .443 18 .663
Pair 2 Diastole pre terapi - Diastole post terapi
3.158 6.906 1.584 -.171 6.487 1.993 18 .062
Pair 3 Nadi pre terapi - Nadi post terapi
3.632 7.683 1.763 -.071 7.335 2.060 18 .054
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Nyeri pre terapi 38 4.76 1.125 3 6
Nyeri post terapi 38 3.32 1.317 1 6
Respirasi pre terapi 38 21.79 2.055 18 28
Respirasi post terapi 38 20.53 1.782 18 24
erapi musik/Relaksasi 38 1.50 .507 1 2
Mann-Whitney est
est Statisticsb
Nyeri pre terapi Nyeri post terapi
Respirasi pre terapi
Respirasi post terapi
Mann-Whitney U 94.000 66.500 147.500 119.500
Z -2.623 -3.450 -1.024 -1.965
Asymp. Sig. (2-tailed) .100 .001 .306 .049
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .011a .001a .339a .075a a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: erapi musik/Relaksasi
Group Statistics
erapi musik/Relaksasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Systole pre terapi erapi Musik & Protap 19 127.95 21.099 4.840
Sesuai Protap 19 130.21 20.060 4.602
Diastole pre terapi erapi Musik & Protap 19 78.89 10.397 2.385
Sesuai Protap 19 73.37 10.040 2.303
Nadi pre terapi erapi Musik & Protap 19 79.32 12.365 2.837
Sesuai Protap 19 73.00 11.523 2.644
Systole post terapi erapi Musik & Protap 19 121.68 12.526 2.874
Sesuai Protap 19 129.32 19.672 4.513
Diastole post terapi erapi Musik & Protap 19 76.37 6.994 1.604
Sesuai Protap 19 72.47 8.455 1.940
Nadi post terapi erapi Musik & Protap 19 77.32 10.231 2.347
Sesuai Protap 19 69.37 7.960 1.826
Independent Samples est Levene's est for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
.396 .533 -.339 36 .737 -2.263 6.679 -15.809 11.282
Equal variances not assumed
-.339 35.909 .737 -2.263 6.679 -15.810 11.284
Diastole pre terapi
Equal variances assumed
.461 .501 1.667 36 .249 5.526 3.316 -1.199 12.251
Equal variances not assumed
1.667 35.956 .249 5.526 3.316 -1.199 12.251
Nadi pre terapi Equal variances assumed
.014 .906 1.629 36 .112 6.316 3.878 -1.548 14.180
Equal variances not assumed
Systole post terapi
Equal variances assumed
1.761 .193 -1.426 36 .162 -7.632 5.350 -18.483 3.219
Equal variances not assumed
-1.426 30.535 .164 -7.632 5.350 -18.550 3.287
Diastole post terapi
Equal variances assumed
1.822 .186 1.547 36 .131 3.895 2.517 -1.211 9.000
Equal variances not assumed
1.547 34.778 .131 3.895 2.517 -1.217 9.006
Nadi post terapi
Equal variances assumed
.222 .641 2.672 36 .011 7.947 2.974 1.916 13.979
Equal variances not assumed
2.672 33.948 .011 7.947 2.974 1.903 13.991
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Nyeri selisih 38 1.45 1.389 0 4
Systole selisih 38 7.68 7.367 0 30
Diastole selisih 38 5.34 5.692 0 21
Nadi selisih 38 4.76 4.750 0 26
erapi musik/Relaksasi 38 1.50 .507 1 2
Mann-Whitney est
est Statisticsb
Nyeri selisih Systole selisih Diastole selisih Nadi selisih Respirasi selisih
Mann-Whitney U .000 126.500 163.500 159.500 128.000
Wilcoxon W 190.000 316.500 353.500 349.500 318.000
Z -5.500 -1.586 -.500 -.619 -1.631
Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .113 .617 .536 .103
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a .116a .624a .544a .130a a. Not corrected for ties.
Hubungan karakteristik dengan perubahan intensitas nyeri
Variabel perubahanAda perubahanTidak ada Total OR p-value
f % f % f %
Usia ≥ 50 tahun 13 34.2% 13 34.2% 26 68.4% 3.818 0.041
< 50 tahun 10 26.3% 2 5.3% 12 31.6%
Jenis
Kelamin aki-laki 15 39.5% 11 28.9% 26 68.4% 0.277 0.599
Perempuan 8 21.1% 4 10.5% 12 31.6%
Pengalaman
Catheter Satu kali 19 50.0% 12 31.6% 31 81.6% 0.041 0.839
Dua kali atau lebih 4 10.5% 3 7.9% 7 18.4%
Hubungan karakteristik dengan perubahan Systole
Variabel perubahanAda perubahanTidak ada Total
f % f % f % OR p-value
Usia >= 50 tahun 11 28.9% 15 39.5% 26 68.4% 1.057 0.304
< 50 tahun 3 7.9% 9 23.7% 12 31.6%
Jenis Kelamin aki-laki 10 26.3% 16 42.1% 26 68.4% 0.093 0.761
Perempuan 4 10.5% 8 21.1% 12 31.6%
Pengalaman
Catheter Satu kali 11 28.9% 20 52.6% 31 81.6% 0.133 0.715
Dua kali atau lebih 3 7.9% 4 10.5% 7 18.4%
Hubungan karakteristik dengan perubahan Diastole
Variabel Ada
perubahan perubahanTidak ada Total OR p-value
f % f % %
Usia50 >= 50 tahun 9 23.7% 17 44.7% 26 68.4% 0.351 0.553
Jenis
Kelamin aki-laki 8 21.1% 18 47.4% 26 68.4% 0.025 0.874
Perempuan 4 10.5% 8 21.1% 12 31.6%
Pengalaman
Catheter Satu kali 9 23.7% 22 22 31 81.6% 0.505 0.477
Dua kali atau
lebih 3 7.9% 4 10.5% 7 18.4%
Hubungan karakteristik dengan perubahan Nadi
Variabel perubahanAda perubahanTidak ada Total OR p-value
f % f % %
Usia50 >= 50 tahun 11 28.9% 15 39.5% 26 68.4% 0.001 0.970
< 50 tahun 5 13.2% 7 18.4% 12 31.6%
Jenis
Kelamin aki-laki 11 28.9% 15 39.5% 26 68.4% 0.001 0.970
Perempuan 5 13.2% 7 18.4% 12 31.6%
Pengalaman
Catheter Satu kali 13 34.2% 18 47.4% 31 81.6% 0.002 0.964
Dua kali
atau lebih 3 7.9% 4 10.5% 7 18.4%
Hubungan karakteristik dengan perubahan respirasi
Variabel perubahanAda perubahanTidak ada Total OR p-value
f % f % f %
Usia50 >= 50 tahun 16 42.1% 10 26.3% 26 68.4% 0.093 0.761
< 50 tahun 8 21.1% 4 10.5% 12 31.6%
Jenis
Kelamin aki-laki 17 44.7% 9 23.7% 26 68.4% 0.175 0.675
Perempuan 7 18.4% 5 13.2% 12 31.6%
Pengalaman
Catheter Satu kali 19 50.0% 12 31.6% 31 81.6% 0.252 0.615
Dua kali atau
FKTIFITAS KOMBINASI TRAPI MUSIK DAN TKNIK RLAKSASI NAFAS DALAM TRHADAP PNURUNAN INTNSITAS NYRI
PADA PASIN POST KATTRISASI JANTUNG DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
Naskah Publikasi
Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
NANIK SRI KHODRIYATI 20141050004
PROGRAM STUDY MAGISTR KPRAWATAN PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVRSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
LMBAR PNGSAHAN
Naskah Publikasi
FKTIFITAS KOMBINASI TRAPI MUSIK DAN TKNIK RLAKSASI NAFAS DALAM TRHADAP PNURUNAN INTNSITAS NYRI
PASIN POST KATTRISASI JANTUNG DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
3 Nanik Sri Khodriyati ¹, Arlina Dewi², Azizah Khoiriyati³
Student of Nursing Master, University of Muhammadiyah Yogyakarta. ˒³Lecture of Graduate Program, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Email : naniksri72@yahoo.com
Background: Coronary heart disease can be identified / diagnosed with cardiac catheterization action. This action can cause discomfort / pain. Pain management should be given appropriately, because free from pain is part of human rights. Pain can be derived using pharmacological and non-pharmacological techniques. Non-pharmacological techniques include therapy with a combination of music and deep breathing relaxation techniques, which proved to show the effect of releasing pain, decreasing blood pressure and heart rate.
Objective: To analyze the effectiveness of combination music therapy and deep breathing relaxation towards decreasing pain intensity to patients with post cardiac catheterization.
Methods: Research design was quasi experiment with pre post test with control group using consecutive sampling approach. Total samples were 38 respondents, divided of 19 respondents in intervention groups with a combination of music therapy and deep breathing relaxation and 19 respondents in control group with therapy of standard room with deep breathing relaxation techniques. Pain assessment used Numeric Rating Scale (NRS), statistical test of data analysis used paired t test, wilcoxon, independent sample t-test and mann-whitney.
Results: Statistical test results of paired t test, wilcoxon showed value of p value < 0.05 so that the combination of music therapy and deep breathing relaxation technique can significantly decrease pain intensity and stabilize the vital signs to patients with post cardiac catheterization, then analyzed the differences of each variable and SOP hospital as a control with independent sample t-test and mann-whitney test. Results value of p value < 0.05 for pain, respiration and pulse where as for systole, diastole value of p value > 0.05 and continued to mann-whitney test to compare decreasing of two variables with each p value > 0.05, except pain value of p value < 0.05 was thus statistically there was no difference in stability of vital signs, between intervention group and control group, but decreasing pain was significant.
Conclusion: The combination of music therapy and deep-breathing relaxation technique is effective in decreasing pain to patients with post cardiac catheterization.
4
¹Mahasiswa Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. ˒³ Dosen Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Email : naniksri72@yahoo.com
Latar belakang:Penyakit Jantung Koroner dapat dikenali/didiagnosis dengan tindakan kateterisasi jantung. Tindakan ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan/nyeri. Nyeri harus diberikan penatalaksanaan secara tepat, karena bebas dari nyeri adalah bagian dari hak azazi manusia. Nyeri dapat diturunkan menggunakan teknik farmakologi dan non farmakologi. Teknik non farmakologi antara lain dengan terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam Musik dan relaksasi nafas dalam terbukti menunjukkan efek yaitu menghilangkan nyeri, menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.
Tujuan:Untuk menganalisis efektivitas kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post kateterisasi jantung.
Metode:Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pre - post test with control group design, dengan pendekatan consecutive sampling. Jumlah sampel 38 responden, terdiri dari 19 kelompok intervensi dengan kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam dan 19 kelompok kontrol dengan terapi standar ruangan berupa teknik relaksasi nafas dalam. Penilaian nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS), analisa data menggunakan uji paired t- test, wilcoxon, independent sample t- test dan mann-whitney.
Hasil:Hasil uji statistik paired t- test, wilcoxon menunjukkan p value < 0.05 sehingga kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam secara signifikan dapat menurunkan intensitas nyeri dan menstabilkan vital sign pasien post kateterisasi jantung, kemudian hasil analisis perbedaan masing-masing variabel dengan uji independent sample t- test dan mann-whitney p value < 0.05 untuk nyeri, respirasi dan nadi, sedangkan untuk sistole, diastole p value > 0.05 dan dilanjutkan uji mann-whitney tes untuk melihat perbandingan penurunan dua variabel dengan masing-masing p value > 0.05, kecuali nyeri p value < 0.05 dengan demikian secara statistik tidak ada perbedaan kestabilan vital sign, antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol, tetapi untuk nyeri penurunannya signifikan.
Kesimpulan:Kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam efektif dalam menurunkan nyeri pada pasien post kateterisasi jantung.
5
PNDAHULUAN
Penyakit Jantung Koroner (PJK) menjadi kasus terbanyak pemicu kematian di negara-negara maju, jumlah penderita penyakit ini tiap tahun semakin meningkat. Data WHO menyebutkan bahwa 17,3 juta orang diperkirakan meninggal karena kardiovaskular pada tahun 2010, mewakili 30% dari semua kematian global. Dari data kematian tersebut, diperkirakan 7,3 juta yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner (Smeltzer et al, 2012). Di negara berkembang dari tahun 1990 sampai 2020 angka kematian akibat penyakit jantung koroner akan meningkat 137 % pada laki-laki dan 120% pada perempuan (Smeltzer et al, 2012).
6
koroner, fungsi katup dan kelainan jantung (Brunner & Suddarth, 2009). Tindakan kateterisasi jantung mempunyai beberapa risiko, selain mempunyai fungsi yang menunjang diagnostik, yaitu: aritmia, emboli, perubahan saraf, iskemik, alergi dan komplikasi pembuluh darah (Aaronson &Ward, 2010). Tindakan kateterisasi jantung merupakan tindakan invasif yang akan menimbulkan berbagai reaksi baik sebelum tindakan maupun setelah dilakukan tindakan antara lain nyeri post tindakan, peningkatan tekanan darah ,frekuensi pernafasan dan frekuensi nadi (Brunner & Suddarth, 2009). Tindakan keperawatan yang diperlukan post kateterisasi jantung antara lain mengevaluasi keluhan pasien mengenai rasa nyeri/ ketidaknyamanan, kebas atau kesemutan pada ekstrimitas yang dilakukan intervensi (Brunner & Suddarth, 2009).
Manajemen nyeri merupakan bagian dari perawatan pasien yang sangat penting. The Joint Commission on the Accreditation of Healthcare Organization (JCAHO) tahun 2000, mengembangkan standar pengelolaan nyeri bagi institusi kesehatan dengan menyatakan bahwa keluhan nyeri harus dinilai pada semua pasien karena mereka mempunyai hak untuk dikaji dan diberikan penatalaksanaan nyeri secara tepat. World Health Organization ( WHO) tahun 2002 menyatakan bahwa bebas dari nyeri adalah bagian dari hak azazi manusia. Nyeri dinyatakan sebagai tanda-tanda vital kelima oleh The American Pain
Society tahun 2003, dalam Smeltzer & Bare, (2012) Standar JCI Assessment of Patient (AOP) standar 17 menyatakan bahwa semua pasien rawat inap dan rawat jalan diskrining untuk rasa sakit dan dilakukan assessmen nyeri. Standar JCI yang lain yaitu Care of Patient (COP) 6.4 disebutkan bahwa mewajibkan pasien untuk dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efektif.
Penurunan nyeri pada pasien dapat diupayakan dengan mendekatkan teman atau keluarga, memberikan informasi teoritis, memberikan teknik relaksasi, memberikan terapi musik dan guided imagery agar pasien bisa mengurangi nyeri (Buzatto, 2010; Apriani, 2011). Teknik relaksasi nafas dalam dapat mengendalikan nyeri dengan meminimalkan aktifitas simpatis dalam sistem saraf otonom sehingga dapat mengurangi sensasi nyeri dan mengontrol intensitas reaksi terhadap nyeri (Tarwoto, 2011; Hastuti,dkk., 2013). Mendengarkan musik yang sesuai dan mengatur pola nafas yang lambat secara teratur memberikan efek ketenangan pada tubuh baik secara fisik dan psikis. Apabila tubuh merasa nyaman sistem kerja tubuh akan sesuai, jantung berdenyut secara normal, transport oksigen pada sel tubuh terpenuhi, metabolisme tubuh sesuai kebutuhan, homeostasis tubuh seimbang dan tidak memicu timbulnya stresor. Kondisi ini akan mengoptimalkan tubuh dalam mengatasi terjadinya komplikasi penyakit jantung (Anderson, et al. 2010; Nilsson, 2008).
7 prosedur operasionalnya, demikian juga dengan
kombinasi antara terapi musik dan relaksasi nafas dalam. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin melihat sejauh mana “kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam efektif menurunkan intensitas nyeri pada pasien post kateterisasi jantung di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta”.
Tujuan penelitian untuk menganalisis efektivitas kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri dan vital sign pasien post kateterisasi jantung. Musik merupakan sebuah rangsangan pendengaran yang terorganisir yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya (Bally et al, 2010). Musik harus didengarkan minimal 15 menit supaya dapat memberikan hasil yang sangat efektif dalam upaya mengurangi nyeri pascaoperasi klien (Potter dan Perry, 2005). Jenis musik pain relief maupun natural healing yang mempunyai karakteristik frekuensi 40-60 hz dan tempo 61-80 beat/menit memenuhi kriteria sebagai terapi musik untuk relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri minimal satu hari satu kali (Perdana, A., 2016).
Mekanisme musik dalam menurunkan nyeri menurut Tuner (2010), bahwa musik dihasilkan dari stimulus yang dikirim dari akson-akson serabut sensorik asenden ke neuron-neuron Reticular Activating System (RAS). Stimulus ini kemudian ditransmisikan oleh nuclei spesifik dari thalamus melewati area-area korteks cerebral, sistem limbik dan korpus collosum serta melewati
area-area sistem saraf otonom dan sistem neuroendokrin. Sistem saraf otonom berisi saraf simpatis dan para simpatis. Musik dapat memberikan rangsangan pada saraf simpatis dan saraf parasimpatis untuk menghasilkan respon relaksasi. Karakteristik respon relaksasi yang ditimbulkan berupa penurunan frekuensi nadi, relaksasi otot dan tidur. Musik dan nyeri mempunyai persamaan penting yaitu bahwa keduanya bisa digolongkan sebagai input sensor dan output. Sensori input berarti bahwa ketika musik terdengar, sinyal dikirim keotak ketika rasa sakit dirasakan (Journal of the American Association for Musik Therapist, 2011).
Mekanisme musik dalam perubahan tanda-tanda vital. Musik merangsang pengeluaran endorphin dan mengurangi pengeluaran katekolamin seperti epineprin dan norepineprin dari medulla adrenal, penurunan hormone ini akan mengurangi vasokontriksi yang diakibatkan oleh nyeri sehingga membantu memperbaiki tanda-tanda vital diantaranya adalah penurunan kekuatan kontraksi ventrikel yang dimanisfestasikan dengan adanya kestabilan tekanan darah dan denyut jantung dengan hasil akhir dapat menurunkan frekuensi nadi, tekanan darah dan konsumsi oksigen (Bally et al, 2010).
8 sepanjang saraf sensoris dari nosiseptor saraf
perifer ke kornu dorsalis kemudian ke thalamus, serebri, dan akhirnya berdampak pada menurunnya persepsi nyeri (Brunner & Suddart, 2009).
METODEPENELITIAN
Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan pre - post test with control group design, dimana pada kelompok pertama diberikan perlakuan terapi musik dan relaksasi nafas dalam serta terapi standar ruangan, kelompok kedua tidak diberikan perlakuan (memakai protap rumah sakit/terapi standar ruangan). Kemudian membandingkan hasil pengukuran kelompok satu dan kelompok dua. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pasien yang telah dilakukan tindakan kateterisasi jantung dengan atau tanpa PTCA di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non probability sampling dengan pendekatan consecutive sampling, besar sampel untuk kelompok intervensi 19 pasien dan kelompok kontrol 19 pasien. Kriteria inklusi: pasien yang telah dilakukan tindakan kateterisasi jantung dengan atau tanpa intervensi PTCA di RSUP DR. Sardjito. Pasien telah kembali ke ruang rawat inap setelah dari ruang kateterisasi jantung. Skala nyeri dengan Numerik Rating Scale ≥ 2. Pasien tidak mengalami gangguan pendengaran. Pasien suka mendengarkan musik. Umur 25-75 tahun. Kriteria eksklusi: penderita gangguan jiwa (misalnya gangguan mental organik, skizoprenia, retardasi mental, dll). Sebelum 2 jam post kateterisasi
jantun, bebat untuk menekan arteri radialis dan bantal pasir untuk penekanan arteri femoralis dilepas. Pasien mengalami komplikasi berat post kateterisasi jantung.
Penelitian ini dilakukan di ruang perawatan Instalasi Rawat Jantung (IRJAN) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada bulan Mei 2016. Variabel bebasnya yaitu kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam. Variabel terikat yaitu penurunan intensitas nyeri dan kestabilan vital sign. Instrumen yang digunakan Numeric Rating Scale ( NRS)
9 nilai signifikasi p-value ˂ 0,05 karena distribusi
normal, untuk melihat analisis perbedaan sistole, diastole, nadi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Uji mann whitney dengan nilai signifikasi p-value ˂ 0,05 karena distribusi tidak normal untuk analisis selisih nyeri, systole, diastole, nadi, respirasi pada kelompok intervensi dan kontrol (Dahlan, 2011).
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
1. AnalisisKarakteristikResponden
Analisis univariat pada penelitian ini menggambarkan karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, pengalaman dilakukan kateterisasi jantung di IRJAN RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan usia, jenis kelamin, dan pengalaman pernah dilakukan kateterisasi jantung di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (Mei 2016, N=38)
Variabel Intervensi
(n=19) Kontrol(n=19) p-value Usia
(Mean ±SD) 55,26 ±11,04 55,37±10,12 0,98 JenisKelamin
(F, %) Laki-laki
Perempuan 127 63,236,8 145 73,726,3
0,49
Sumber : Data Primer tahun 2016
Berdasarkan Tabel 4.1. menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan karakteristik usia, jenis kelamin, pengalaman pernah dilakukan kateterisasi jantung antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
2. AnalisisSkalaNyeridanVital SignSebelum dan Sesudah Pemberian Kombinasi Terapi Musik dan Relaksasi Nafas Dalam pada KelompokIntervensidanKelompokKontrol.
Analisis bivariat penelitian ini menggambarkan pengaruh pemberian kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalam pada kelompok Intervensi dan kelompok kontrol
Tabel 4.2 Rata rata Skala Nyeri dan Vital Sign Sebelum dan Sesudah Pemberian Kombinasi Terapi Musik dan Relaksasi Nafas Dalam pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Pada Pasien Post Kateterisasi Jantung di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (Mei 2016, N=38)
Variabel n Mean SD Min Mak p-value
I
Nyeri pre terapi 19 5.26 ±0.806 4 6
10 n
s i
Nyeri post terapi 19 2.58 ±0.902 1 4
Sistole pre terapi 19 127.95 ±21.099 101 170 0.021* Sistole post terapi 19 121.68 ±12.526 106 145
Diastole pre terapi 19 79.42 ±10.308 60 105 0.006* Diastole post terapi 19 76.37 ±6.994 65 90
Nadi pre terapi 19 79.32 ±12.365 60 105 0.049* Nadi post terapi 19 77.32 ±10.231 65 100
Respirasi pre terapi 19 22.26 ±2.400 20 28 0.001** Respirasi post terapi 19 19.89 ±1.243 18 22
K
Sistole pre 19 130.21 ±20.060 102 180 0.663*
Sistole post 19 129.32 ±19.672 103 181
Diastole pre 19 75.63 ±9.622 60 90 0.062*
Diastole post 19 72.47 ±8.455 60 87
Nadi pre 19 73.00 ±11.523 60 98 0.054*
Nadi post 19 69.37 ±7.960 59 83
Respirasi pre 19 21.32 ±1.565 18 24 0.676**
Respirasi post 19 21.16 ±2.035 18 24
* p ˂ 0,05 based on Paired t-test ** p ˂ 0,05 based on Wilcoxon
11 pengaruh yang bermakna untuk skala nyeri,
tekanan darah sistole, tekanan darah diastole, frekuensi nadi dan frekuensi respirasi pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah pelaksanaan protap Rumah Sakit.
3. Analisis perbedaan Skala Nyeri dan Vital Sign Sebelum dan Sesudah Pemberian Kombinasi Terapi Musik dan Relaksasi Nafas Dalam pada kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol. Analisis bivariat penelitian ini menggambarkan perbedaan skala nyeri dan vital sign sebelum dan sesudah pemberian kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalam pada kelompok Intervensi dan kelompok kontrol
Tabel.4.3 Rata-rata Perbedaan Skala Nyeri dan Vital Sign Sebelum dan Sesudah Pemberian Kombinasi Terapi Musik dan Relaksasi Nafas ( Mei 2016, N=38)
n Mean SD Min Mak p-value
Pre Nyeri
Intervensi 19 5.26 ±0.806 4 6 0.100** Kontrol 19 4.26 ±1.195 3 6
Sistole
Intervensi 19 127.95 ±21.099 101 170 0.737* Kontrol 19 130.21 ±20.060 102 180
Diastole
Intervensi 19 79.42 ±10.308 60 105 0.249* Kontrol 19 75.63 ±9.622 60 90
Nadi
Intervensi 19 79.32 ±12.365 60 105 0.112* Kontrol 19 73.00 ±11.523 60 98
Respirasi
Intervensi 19 22.26 ±2.400 20 28 0.306** Kontrol 19 21.32 ±1.565 18 24
Post Nyeri
Intervensi 19 2.58 ±0.902 1 4 0.001** Kontrol 19 4.05 ±1.268 2 6
Sistole
Intervensi 19 121.68 ±12.526 106 145 0.162* Kontrol 19 129.32 ±19.672 103 181
Diastole
Intervensi 19 76.37 ±6.994 65 90 0.131* Kontrol 19 72.47 ±8.455 60 87
Nadi
Intervensi 19 77.32 ±10.231 65 100 0.011* Kontrol 19 69.37 ±7.960 59 83
Respirasi
Intervensi 19 19.89 1.243 18 22 0.049** Kontrol 19 21.16 2.035 18 24
Tabel 4.3 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara nyeri, tekanan darah systole, diastole, nadi, respirasi pre perlakuan pada kelompok intervensi dan kontrol (p value ˃ 0,05). Sedangkan rata-rata skala nyeri, nadi dan respirasi sesudah diberikan kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalam pada kelompok intervensi menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara skala nyeri post pada kelompok intervensi dan kontrol (p value ˂ 0,05). Sedangkan untuk sistole dan diastole tidak terdapat perbedaan yang * p ˂ 0,05 based on Independent sample t- test
1 bermakna post perlakuan pada kelompok
intervensi dan kontrol (p value ˃ 0,05).
4. Analisis Selisih Skala Nyeri dan Vital Sign Sesudah Pemberian Kombinasi Terapi Musik dan Relaksasi Nafas Dalam pada kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol.
Analisis bivariat penelitian ini menggambarkan selisih rata-rata skala nyeri dan vital sign sesudah pemberian kombinasi terapi musik dan relaksasi nafas dalam pada kelompok Intervensi dan kelompok kontrol.
Tabel 4.4 Selisih Rata-rata Skala Nyeri dan Vital Sign Sebelum dan Sesudah Pemberian Kombinasi Terapi Musik dan Relaksasi Nafas Dalam pada kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Pada Pasien Post Kateterisasi Jantung di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (Mei 2016, N=38)
Variabel Kelompok n Mean SD value p-Nyeri Intervensi 19 2.68 ±0.749 0.001
Kontrol 19 0.21 ±0.419
Sistole Intervensi 19 9.32 ±8.131 0.113 Kontrol 19 6.05 ±6.311
Diastole Intervensi 19 4.21 ±3.172 0.617 Kontrol 19 6.47 ±7.336
Nadi Intervensi 19 3.79 ±2.485 0.536 Kontrol 19 5.74 ±6.181
Respirasi Intervensi 19 2.37 ±2.140 0.103 Kontrol 19 1.32 ±1.336
p ˂ 0,05 based on Mann whitney
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan selisih rata-rata skala nyeri pada kelompok intervensi (2.68±0.749), sedangkan
kelompok kontrol (0.21±0.419). Hal ini menunjukkan terdapat selisih perubahan skala nyeri antara kelompok intervensi setelah diberikan kombinasi terapi musik dan teknik relaksasi nafas dalam, dan secara statistik bermakna dengan p value ˂ 0,05. Sedangkan untuk selisih rata-rata tekanan darah sistole, diastole, nadi, respirasi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan tidak terdapat perubahan selisih tekanan darah (p value ˃ 0,05).
PEMBAHASAN
1. KarakteristikResponden
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini homogen rata-rata usia responden 55,26,±11,04 untuk kelompok intervensi dan 55,37±10,12 untuk kelompok kontrol, penelitian ini menunjukkan bahwa pada usia rentang antara 45 sampai dengan 65 tahun mempunyai gangguan penyakit jantung koroner, hal ini sesuai pendapat Kern, (2003) mengatakan bahwa PJK lebih sering menyerang usia dewasa tua karena pada usia dewasa tua memiliki faktor risiko yang lebih besar seperti adanya riwayat merokok, kadar kolesterol total dan LDL yang meningkat, hipertensi, DM dan faktor usia sendiri.