• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Social Consumption Motivation Dan Materialisme Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mobil Suzuki New Swift Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Social Consumption Motivation Dan Materialisme Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mobil Suzuki New Swift Bandung"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SOCIAL CONSUMPTION MOTIVATION DAN

MATERIALISME TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PADA MOBIL SUZUKI NEW SWIFT BANDUNG

The Influence Social Consumtion, Materialism and On Purchasing

on Cars Suzuki New Swift Bandung

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh jenjang Strata Satu Program Studi Manajemen

Oleh : Siti Ulfah 21210041

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN SOCIAL CONSUMPTION MOTIVATION DAN MATERIALISM TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL NEW

SWIFT BANDUNG

(Survey Pada PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung)

Oleh Siti Ulfah 21210041

Skripsi ini dibawah bimbingan : Dr. Raeni Dwisanty, SE., M.Si

Pemasaran berkembang dengan pesat dan memahami perilaku konsumen menjadi salah satu strategi dalam keberhasilan memasarkan produk. Konsumen merupakan kajian yang luas dan tidak akan habis-habisnya untuk diteliti. Dari pemasaran, konsumen merupakan subyek yang layak dipenuhi kebutuhannya. Berdasarkan survey awal penulis mendapatkan permasalahan yang terdapat di lokasi penelitian mengenai perilaku konsumen melalui perilaku pembelian terhadap proses keputusan pembelian. Dalam penelitian ini mengambil sampel 95 orang yang merupakan konsumen PT.Sentosa Jaya Sentosa, melalui kuesioner yang meminta tanggapan respon atas Hubungan Social Consumption Motivation dan Materialism terhadap Kpeutusan Pembelian. Kuesioner sebelumnya telah dilakukan validitas dan reabilitas untuk mendapatkan kuesioner yang baik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verivikatif, sedangkan teknik sedangkan Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling, yaitu pengambilan sampling secara acak terhadap konsumen PT. NJS Bandung Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakant-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikan lima persen.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa Social Consumption Motivationdan Materialism berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian secara simultan maupun parsial.

(3)

ABSTRACT

RELATIONSHIP OF SOCIAL CONSUMPTION MOTIVATION AND CAR BUYING DECISION AGAINST MATERIALISM

NEW SWIFT BANDUNG

(Survey On PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung)

by

Siti Ulfah 21210041

This thesis is under guidance

Dr. Raeni Dwisanty, SE., M.Si

Marketing is growing rapidly and understand consumer behavior become one of the successful strategies in marketing the product. Consumer is a broad study and will not be inexhaustible for examination. Of marketing, consumers are eligible subjects met their needs. Based on the initial survey authors found a problem that is on site research on consumer behavior through purchasing behavior towards the purchase decision process. In this study took a sample of 95 people who are consumers PT.Sentosa Jaya Sentosa, through a questionnaire which asks for feedback response to the Social Relations

The method used in this research is descriptive method Verivikatif, while the technique while sampling technique used in this study was a random sampling, the sampling randomly to consumers PT.NJS Bandung analysis technique used is multiple regression with least squares equation and hypothesis testing menggunakant-statistic for testing the partial regression coefficient and f-statistic to examine the effect together with a significant level of five percent.

Based on research by stating that the Social Consumption Materialism Motivationdan significantly influence purchasing decisions simultaneously or partially.

(4)

ARTIKEL

Pemasaran berkembang dengan pesat dan memahami perilaku konsumen menjadi salah satu strategi dalam keberhasilan memasarkan produk. Konsumen merupakan kajian yang luas dan tidak akan habis-habisnya untuk diteliti. Dari pemasaran, konsumen merupakan subyek yang layak dipenuhi kebutuhannya.

Dalam memenuhi kebutuhan tersebut terefleksikan melalui perilaku pembelian terhadap produk, yang sebelumnya didahului dengan proses pengambilan keputusan. Perilaku konsumen bermakna bahwa perilaku konsumen merupakan perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.

Dengan demikian konsumen akan mengembangkan sejumlah alternatif untuk sampai kepada keputusan membeli atau tidak membeli suatu produk atau jasa. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.

PT.Nusantara Jaya Sentosa atau sering disebut PT.NJS berkantor pusat di jalan Soekarno Hatta No.289 Bandung dengan kode pos 40234. PT NJS diresmikan oleh gubernur kepala daerah Tingkat 1 jabar yang bernama Bapak Ir.Soehoed W.P

PT.NJS merupakan Main Dealer atau dealer utama Suzuki untuk wilayah bandung dan priangan timur yang mencakup penjualan unit mobil, spare part dan bengkel PT.NJS didirikan pada tanggal 15 juli 1985. PT.NJS mendapat pasokan barang baik berupa jenis kendaraan atau suku cadang Suzuki dari PT.Indo Mobil Niaga Internasional.

Gaya hidup merupakan salah satu indikator dari faktor pribadi yang turut berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Jika diartikan gaya hidup merupakan pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan dan pertimbangan utama namun prestise,kenyaman,dan penerimaan lingkungan menjadi pendorong kuat dalam pertimbangan pembelian.

Berikut adalah Data penjualan mobil jenis city car di PT.Sentosa Jaya Sentosa.

1.1.1 Identifikasi Masalah

Bersadarkan dengan uraian latar belakang di atas, penulis menemukan beberapa fenomena yang terjadi di PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung, anatara lain :

(5)

2. Kurangnya perhatian terhadap materialism pada konsumen di PT.NJS, khususnya pada mobil yang dimiliki.

3. Kurangnya perhatian terhadap keputusan pembelian konsumen pada mobil di PT.NJS karena lebih memilih mobil dari mereka lain.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaiman Social Consumption Motivation menurut konsumen mobil yang ada di PT.NJS Bandung.

2. Bagaimana Materialism menurut konsumen pada mobil Suzuki di PT.NJS Bandung.

3. Bagaimana Keputusan pembelian menurut konsumen pada mobil di PT.NJS Bandung.

4. Bagaiman social consumption motivation dan materialism dalam proses keputusan pembelian mobil menurut konsumen PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung baik secara parsial amaupun simultan.

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.2.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui social consumption motivation, matrealism dalam keputusan pembelian mobil suzuki swift di PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen mengenai social consumption motivation pada mobil suzuki new swift di PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung

2. Untuk mengetahui materialism menurut konsumen pada mobil suzuki new swift di PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung

3. Untuk mengetahui Keputusan Pembelian mobil suzuki new swift menurut konsumen di PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung.

(6)

Pengertian Social Consumption Motivation

Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh seseorang secara langsung banyak berkaitan dengan tujuan standar hidup (gaya hidup) yang ingin dicapai. Tujuan standar hidup (gaya hidup) adalah tujuan yang berhubungan dengan kebutuhan dasar yang memperoleh kepuasan dan mendapatkan kesenangan dari menggunakan barang (Goodwin et al, 2005). Salah satu kepuasan dan kesenangan yang diperoleh dari menggunakan suatu barang adalah status sosial yang akan diberikan oleh barang tersebut. Schoenbachler et al, (1995) mengatakan bahwa barang dapat menjadi simbol dari status konsumsi seseorang.

Fitzmaurice dan Comegys (2006) mengutip penelitian Eastman, Goldsmith, dan Flynn yang menunjukkan bahwa status konsumsi adalah suatu proses yang disebabkan oleh usaha individu untuk memperbaiki status sosialnya dengan terus mengkonsumsi secara berlebihan produk yang dapat memberikan dan menggambarkan status seseorang dan lingkungan disekitamya kepada orang lain.

Ada lima item yang dapat digunakan untuk mengukur status konsumsi seseorang (Fitzmaurice dan Comegys, 2006), seperti membeli sebuah produk hanya karena status produk, tertarik pada status dari suatu produk, status dari sebuah produk tidak ada hubungannya dengan saya, saya akan membayar lebih untuk sebuah produk jika memiliki suatu status, dan sebuah produk bernilai bagi saya jika mempunyai status. Kelima item ini menunjukkan hubungan yang signifikan dengan pembelian pada status dari suatu merek terhadap beberapa kategori produk tertentu.

2.1.1.2 Indikator Social Consumption Motivation

Indikator dari Social consumption motivation adalah suatu proses yang disebabkan oleh usaha individu untuk memperbaiki status sosialnya dengan terus mengkonsumsi secara berlebihan produk yang dapat memberikan dan menggambarkan status seseorang dan lingkungan disekitamya kepada orang lain Fitzmaurice dan Comegys (2006).

1. Standar hidup

- Kebutuhan dasar dalam memperoleh keuasan - Kesenangan dari menggunakan barang - Simbol dari status konsumsi seseorang 2. Status sosial

- Membeli sebuah produk hanya karena status produk - Tertarik pada status dari sebuah produk

- Status sebuah produk tidak ada hubungannya dengan saya

(7)

- Sebuah produk bernilai bagi saya jika mempunyai status 3. Status konsumsi

- Usaha individu untuk memperbaiki status sosialnya - Menggambarkan status seseorang dilingkungan sekitarnya

Dari pendapat diatas, terlihat indikator dari Social consumption motivation jika diperhatikan dengan baik oleh perusahaan, maka akan melihat bagaiaman perilaku konsumen terhadap sautu barang.

Pengertian Materialisme

Salah satu komponen konsep diri yang penting adalah hubungan seseorang dengan dunia material. Peneliti melihat perbedaan individu berkaitan dengan bagaimana konsumen menilai kepemilikan mereka. Tendensi untuk mencapai kebahagiaan melalui kepemilikan benda tertentu disebut materialisme (Mowen dan Minor, 2002: 280)

Para peneliti menemukkan ciri orang yang dapat di kategorikan materialistik yaitu: (1) Orang yang mengutamakan menghargai dan memamerkan kepemilikan, (2) umumnya mereka egois dan terpusat pada diri sendiri, (3) mereka mencari gaya hidup yang penuh dengan kepemilikan, contohnya: mereka menginginkan untuk mempunyai tidak hanya ”sesuatu”, tetapi lebih dari sebuah gaya hidup yang biasa dan sederhana, (4) yang mereka miliki sekarang tidak dapat memberikan kepuasan yaitu seseorang yang selalu mengharapkan kepemilikan yang lebih tinggi agar mendapatkan kebahagian yang lebih besar (Schiffman dan Kanuk, 2007: 129). Konsumen dengan nilai materialistik yang tinggi sangat didorong untuk mengkonsumsi lebih banyak dari konsumen lainnya (Wong, 1997 dalam Phau, 2009).

(8)

kesejahteraan dan kebahagiaan dalam hidup. Skala materialisme Richin dan Dawson ini telah diadopsi oleh beberapa peneliti sebelumnya seperti Wong (1997), Mick (1997), Evrardand Boff (1998), Burroughs dan Rindfleisch (2002), Shrum, Burroughs dan Rindfleisch (2003) dan telah diaplikasikan dibeberapa negara seperti Selandia Baru (Watson, 1998), Brazil, (Evard dan Boff, 1998), China (Eastman et al., 1997; Sirgy et al., 1998; Zhou, Xue, dan Zhou, 2002), Mexico (Eastman et al., 1997), Turkey, Canada, dan Australia (Sirgy et al., 1998). Materialisme secara positif berpengaruh terhadap perilaku pembelian kompulsif (Roberts, 2001; Dittmar, 2005 dalam Xu, 2008). Konsep nilai materialisme dan pembelian kompulsif perlu dipelajari karena menimbulkan berbagai konsekuensi negatif terhadap kesejahteraan psikologis (well-being) individu seperti: menurunnya tingkat kepuasan hidup (Richins dan Dawson, 1992 dalam Burroughs dan Rindfleisch, 2002), menurunnya tingkat kebahagiaan (Belk,1985 dalam Burroughs dalam Rindfleisch, 2002), serta meningkatnya tingkat depresi (Kasser dan Ryan, 1993 dalam Burroughs dan Rindfleisch, 2002). Berbagai konsekuensi negatif tersebut tentunya tidak berkesesuaian dengan tujuan awal dari individu dalam mengejar materi yakni sebagai cara untuk menunjukkan keberhasilan mereka dalam hidup, mencari kebahagiaan dan meraih apa yang disebut sebagai "good life". Materialisme juga dapat mempengaruhi perilaku konsumsi konsumen, penggunaan kartu kredit dan berhutang. Seseorang dengan derajat materalisme yang tinggi akan diikuti pula oleh pengeluaran dan keinginan berhutang yang tinggi (Watson, 1998 dalam Yang, 2006) Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa seseorang yang materialistis cenderung untuk menjadi pembeli yang kompulsif (Dittmar, 1996; Mowen dan Spears, 1999;O’Guinn dan Faber, 1989; Yurchisin dan Johnson, 2004 dalam Johnson dan Attman, 2009). Sebagai tambahan, para peneliti juga menemukan bahwa seseorang yang materialis memiliki keterlibatan yang tinggi pada produk pakaian (Browne dan Kaldenberg, 1997; Yurchisin dan Johnson, 2004 dalam Johnson dan Attman, 2009). Oleh karenanya, sangatlah beralasan bahwa seseorang dengan nilai materialistik yang tinggi akan memiliki tingkat pembelian kompulsif pakaian yang tinggi. Konsumen dengan tendensi materialistik yang kuat akan menggunakan fashion untuk membuat suatu kesan, hal ini akan lebih mengarah pada keterlibatan yang lebih tinggi. Semakin seseorang menganggap suatu kepemilikan sebagai suatu yang berharga maka orang tersebut semakin materialistik, demikian juga sebaliknya (Browne dan Kaldenberg, 1997 dalam O’Cass, 2004).

(9)

barang duniawi. Kepemilikan barang diasumsikan sebagai pusat dalam kehidttpan seseorang yang mungkin akan dapat menimbulkan perasaan puas dan tldak puas terhadap standar hidupnya (Belk, 1985).

2.1.3 Indikator Materialism 1. Sukses

- Perasaan yang menganggap diri telah berbuat baik - Perasaan sukses dengan barang yang dimiliki

- Perasaan ingin mengesankan orang lain dengan barang yang dimiliki - Perasaan mengagumi orang atas barang yang dimilikinya

- Prestasi yang terpenting dalam hidup

- Perhatian terhadap barang-barang-barang yang dimiliki orang lain 2. Sentralitas

- Perasaan menikmati kegiatan belanja - Perasaan berusaha menjaga gaya hidup - Perasaan senang dengan membeli barang - Membeli barang sesuai kebutuhan

- Perasaan menganggap penting barang yang dimiliki - Perasaan suka akan kemewahan

- Perhatian terhadap hal-hal yang bersifat materi 3. Kebahagiaan

- Perasaan bahagia sanggup membeli barang

- Perasaan menikmati hidup dengan barang yang dimilik - Perasaan resah

2.1.4 Keputusan Pembelian

Menurut Sutisna (2002;15) “Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang oleh Assael disebut need arousal”

Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2008:485), keputusan didefinisikan sebagai seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih. Jika seseorang mempunyai pilihan antara melakukan pembelian dan tidak melakukan pembelian, pilihan antara merek satu dengan merek yang lain, atau pilihan untuk menggunakan waktu mengerjakan A atau B, orang tersebut berada dalam posisi untuk mengambil keputusan.

Kotler (2000: 217) mengungkapkan keputusan Pembelian adalah keputusan yang diambil oleh pembeli sebenarnya dari sejumlah keputusan. Dimensi untuk mengukur keputusan pembelian yang diambil oleh konsumen antara lain:

(10)

2. Frekuensi pembelian, ketika konsumen membeli produk tertentu dan ia merasa puas dengan kinerja produk tersebut, maka ia akan sering membeli kembali produk tersebut kapanpun ia membutuhkannya.

Kotler (2006 : 35) mencatat terdapat beberapa tahapan dalam proses keputusan pembelian yang dilakukan pelanggan, yaitu:

Gambar 2.1. Proses keputusan Pembelaian Sumber : kotler (2006:35)

Proses keputusan pembelian : 1. Pengenalan kebutuhan

Tahap pertama proses keputusan pembeli, dimana konsumen menyadari suatu masalah atau kebutuhan

2. Pencarian informasi

Tahap proses keputusan pembeli diaman konsumen ingin mecari informasi lebih banyak, koseumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan pencarian informasi secara aktif

3. Evaluasi alternatif

Tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan

informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan 4. Keputusan pembelian

Keputusan pembeli tentang mana merek yang akan dibeli 5. Perilaku pasca pembelian

Tahap proses keputusan pembeli diamana konsumen mengambil tinndakan selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan mereka.

1. Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

Banyak faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pembelian dan faktor-faktor tersebut berbeda-beda untuk masing-masing individu.

Berdasarkan Gambar 2.2 dapat dilihat bahwa dalam model pengambilan keputusan pembeliannya, menggambarkan bahwa keputusan konsumen dipengaruhi oleh pengaruh internal yaitu faktor psikologi yang

(11)

meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan, kepribadian, dan sikap. Selain itu, keputusan konsumen juga dipengaruhi faktor ekternal yang terdiri dari usaha pemasaran perusahaan melalui produk, promosi, harga, dan saluran distribusi, serta lingkungan sosial budaya yang meliputi keluarga.

Definisi Sumarwan (2004;25) menyatakan peranan anggota keluarga dalam pengambilan keputusan pembelian antara lain :

1. Sebagai initiator, anggota keluarga yang memiliki ide atau gagasan untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk.

2. Sebagai influencer, para anggota keluarga yang memberikan pengaruh pada anggota keluarga lain untuk mengambil keputusan dalam pembelian atau tidak membeli suatu produk

3. Sebagai gate keeper, para anggota keluarga yang mengontrol arus informasi.

4. Sebagai decision , anggota keluaga yang menentukan membeli atau tidak suatu produk.

5. Sebagai buyer, anggota keluarga yang dengan nyata melakukan pembelian.

6. Sebagai preparer, anggota yang mengubah produk mentah menjadi bentuk yang bisa dikonsumsi.

7. Sebagai user, anggota keluarga yang menggunakan produk tersebut. 8. Sebagai maintancer, anggota keluarga yang merawat atau

memperbaiki produk.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Belk, Russell W. (1985), "Materialism: Trait Aspects of Living in The Material World", Journal of Consumer Research, 12(3), 265-280.

Burroughs, J. E., dan Aric Rindfleisch (2002), "Materialism and Well-Being:A Conflicting Values Perspective", Journal of Consumer Research, (29),348-370.

Schiffinan, Leon G., dan Leslie Lazar Kanuk (2006). Consumer Behavior, 9th ed., Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall.

Schiffman, L.G., and Kanuk, L.L. (2000), Consumer Behavior, 7th Ed., Pearson Prentice–Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

Schiffman, L.G., and Kanuk, L.L. (2007), Consumer Behavior, 9th Ed., Pearson

Prentice–Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

Riduwan, 2008, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Idris, 2008. Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif Dengan Program SPSS. Edisi Revisi ketiga. Magister Manajemen Universitas Negeri Padang.

Bertrandias, L., dan Ronald, E. Goldsmith (2006), "Some Psychological Motivations for Fashion Opinion Leadership and Fashion Opinion Seeking", Journal of Fashion Marketing and Management, 10( 1), 25-40. Browne, Beverly A., dan Dennis O. Kaldenberg (1997), "Conceptualizing

Self-Monitoring: Links to Materialism and Product Involvement", Journal of Consumer Marketing, 14 ( 1), 31 -44.

Assael, Henry, (1998), Consumer Behaviour and Marketing Action, Sixth Edition, International Thomson

Publishing.

Fitzmaurice, Julie, dan Charles Comegys (2006). "Materialism and Social Consumption", Journal of Marketing Theory and Practice, 14(4),287-299

(13)

John c mowen/michael minor 2002, Perilaku konsumen Jilid 1 edisi kelima, penerbit erlangga

Schiffman, Leon dan Leslie Kanuk, 1997, Consumer Behavior, Edisi 6, Prentice Hall, New Jersey.

(14)
(15)
(16)

iv ABSTRAK

HUBUNGAN SOCIAL CONSUMPTION MOTIVATION DAN MATERIALISM TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL NEW

SWIFT BANDUNG

(Survey Pada PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung)

Oleh Siti Ulfah 21210041

Skripsi ini dibawah bimbingan : Dr. Raeni Dwisanty, SE., M.Si

Pemasaran berkembang dengan pesat dan memahami perilaku konsumen menjadi salah satu strategi dalam keberhasilan memasarkan produk. Konsumen merupakan kajian yang luas dan tidak akan habis-habisnya untuk diteliti. Dari pemasaran, konsumen merupakan subyek yang layak dipenuhi kebutuhannya. Berdasarkan survey awal penulis mendapatkan permasalahan yang terdapat di lokasi penelitian mengenai perilaku konsumen melalui perilaku pembelian terhadap proses keputusan pembelian. Dalam penelitian ini mengambil sampel 95 orang yang merupakan konsumen PT.Sentosa Jaya Sentosa, melalui kuesioner yang meminta tanggapan respon atas Hubungan Social Consumption Motivation dan Materialism terhadap Kpeutusan Pembelian. Kuesioner sebelumnya telah dilakukan validitas dan reabilitas untuk mendapatkan kuesioner yang baik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verivikatif, sedangkan teknik sedangkan Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling, yaitu pengambilan sampling secara acak terhadap konsumen PT. NJS Bandung Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakant-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikan lima persen.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa Social Consumption Motivationdan Materialism berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian secara simultan maupun parsial.

(17)

v ABSTRACT

RELATIONSHIP OF SOCIAL CONSUMPTION MOTIVATION AND CAR BUYING DECISION AGAINST MATERIALISM

NEW SWIFT BANDUNG

(Survey On PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung)

by

Siti Ulfah 21210041

This thesis is under guidance

Dr. Raeni Dwisanty, SE., M.Si

Marketing is growing rapidly and understand consumer behavior become one of the successful strategies in marketing the product. Consumer is a broad study and will not be inexhaustible for examination. Of marketing, consumers are eligible subjects met their needs. Based on the initial survey authors found a problem that is on site research on consumer behavior through purchasing behavior towards the purchase decision process. In this study took a sample of 95 people who are consumers PT.Sentosa Jaya Sentosa, through a questionnaire which asks for feedback response to the Social Relations

The method used in this research is descriptive method Verivikatif, while the technique while sampling technique used in this study was a random sampling, the sampling randomly to consumers PT.NJS Bandung analysis technique used is multiple regression with least squares equation and hypothesis testing menggunakant-statistic for testing the partial regression coefficient and f-statistic to examine the effect together with a significant level of five percent.

Based on research by stating that the Social Consumption Materialism Motivationdan significantly influence purchasing decisions simultaneously or partially.

(18)

29 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Husein Umar (2005:303) “Objek penelitian menjelaskan tentang

apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan

penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi dan yang mengakibatkan variabel terikat (variabel dependent). Adapun variabel bebas yang digunakan peneliti adalah variabel Social Consumption Motivation (X1) dan Materialism (X2).

2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Adapun

variabel terikat yang digunakan peneliti adalah Keputusan Pembelian (Y).

Penelitian ini dilakuakn di PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Arikunto (2006:160), metode penelitian adalah ”cara yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya".

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

(19)

30

Sugiyono (2008;11) mengemukakan penelitian deskriptif adalah

“Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu

variabel atau lebih.”

Tujuan dari penelitian deskripsi adalah membuat deskripsi, gambaran atau

lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat,

serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Melalui penelitian deskriptif ini,

maka dapat diperoleh gambaran mengenai Social Consumption Motivation dan

keputusan pembelian.

Mashuri (2008 : 45) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan

Linna Ismawati (2010:29) menyatakan bahwa “Metode verifikatif yaitu

memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan

atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi

masalah yang serupa dengan kehidupan.”

Jenis penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari

suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan guna

memprediksi dan menjelaskan hubungan atau pengaruh dari suatu variabel ke

variabel lainnya. Dalam hal ini penelitian verifikarif dilakukan penulis bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar peranan Social Consumption Motivation dan

(20)

31

3.3 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan

perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik

dan sistematis.

Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2003:84) dalam Umi Narimawati,

Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:30) bahwa “Desain Penelitian

adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan

penelitian”. Sedangkan menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo

(2002:249) menyatakan bahwa “Desain penelitian merupakan rancangan utama

penelitian yang menyatakan metode dan prosedur – prosedur yang digunakan oleh

peneliti dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan

sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan

berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah

dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi pada Perusahaan dan

selanjutnya menetapkan judul penelitian.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada Perusahaan.

3. Merumuskan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan

(21)

32

Social Consumption Motivation (X1) dan Materialism (X2) serta

Keputusan Pembelian (Y).

4. Menetapkan tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada suatu

perusahaan.

5. Menetapkan hipotesis penelitian sesuai dengan fenomena yang terjadi pada

perusahaan.

6. Menyimpulkan penelitian agar dapat diperoleh penjelasan dan jawaban

atas identifikasi masalah dan penelitian yang sedang dikerjakan.

3.4 Operasionaliasi Variabel

Sugiono (2010:61) menyebutkan bahwa “variabel penelitian adalah suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.”

Operasionalisasi variabel dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh

pengukuran variabel-variabel penelitian.

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab atau timbulnya

variabel dependent (terikat). Adapun yang menjadi variabel independent dalam penelitian ini adalah Social Consumption Motivation dan

(22)

33

2. Variabel terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel dependent adalah keputusan pembelian.

Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini secara lebih jelas dapat

dilihat pada tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Social Consumption Motivation

Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber

Data

- Simbol dari status konsumsi

seseorang

- Tingkat kebutuhan dasar dalam memperoleh kepuasan - Tingkat kesenangan diri

dalam menggunakan barang - Tingkat simbol dari

konsumsi seseorang

- Tingkat ketertarikan pada status dari sebuah produk - Tingkat status sebuah produk

tidak ada hubungannya dengan saya

- Tingkat akan membayar lebih untuk sebuah produk jika memliki suatu status - Tingkat sebuah produk

bernilai bagi saya jika mempunyai status

(23)

34

jika mempunyai status

3.Status konsumsi - Usaha individu untuk

memperbaiki status

- Tingkat usaha individu untuk memperbaiki status sosialnya

Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber

Data orang atas barang yang dimilikinya

- Tingkat perasaan yang

menganggap diri tidak berbuat baik

- Tingkat perasaan sukses dengan barang yang dimiliki - Tingkat perasaan ingin

mengesankan orang lain dengan barang yang dimilikinya

- Tingkat perasaan mengagumi orang atas barang yang dimilikinya

- Tingkat prestasi yang terpenting dalam hidup - Tingkat perhatian terhadap

barang-barang

- Membeli barang sesuai kebutuhan

- Perasaan menganggap

- Tingkat perasaan menikmati kegiatan belanja

- Tingkat perasaan berusaha menjaga gaya hidup - Tingkat perasaan senang

dengan membeli barang - Tingkat pembelian barang

sesuai kebutuhan

- Tingkat perasaan menganggap penting barang yang dimiliki

Ordinal

(24)

35

penting barang yang dimiliki

- Perasaan suka akan kemewahan

- Perhatian terhadap hal-hal yang bersifat materi

- Tingkat perasaan suka akan kemewahan

- Tingkat perhatian terhadap hal-hal yang bersifat materi

3.Kebahagiaan - Tingkat perasaan menikmati

hidup dengan barang yang dimiliki

- Tingkat perasaan resah

Ordinal

Konsume n Suzuki

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Keputusan Pembelian

Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber

Data

- Tingkat pembeli yang menyadari suatu masalah kebutuhan

- Tingkat kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal dan eksternal - Bagaimana tingkat masalah

yang bisa mengarahkan pada produk tertentu tertarik lebih banyak informasi atau tidak

- Tingkat kemudahan lebih banyak mendapat informasi

- Tingkat kepuasan yang anda dapat dari pencarian

Ordinal Konsumen

- Tingkat konsumen yang melakukan proses pencarian infromasi

- Tingkat konsumen yang memilih beberapa merek untuk

(25)

36

- Tingkat konsumen yang mengetahui proses evaluasi

- Tingkat konsumen yang membuat peringkat terhadap merek yang disukai

- Tingkat konsumen yang melakukan niat utnuk membeli suatu produk

- Tingkat konsumen yang hanya akan membeli produk yang disukai melakukan tindakan setelah proses pembelian terhadap produk yang dibeli

- Tingkat konsumen yang akan merasakan kegunaan produk yang sudah dimiliki

- Tingkat konsumen yang merasa produk yang dibeli tersebut memiliki kepuasan tersendiri

Ordinal Konsumen Suzuki

3.5 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.5.1 Sumber Data

Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian mengenai Social

Consumption Motivation dan Materialisme dalam proses keputusan pembelian

adalah data primer dan data sekunder.

Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan

Linna Ismawati (2010:37), “Sumber primer adalah sumber data yang langsung

(26)

37

Menggunakan data primer dikarenakan peneliti mengumpulkan sendiri

data-data yang dibutuhkan, yang bersumber langsung dari objek pertama yang

akan diteliti. Setelah data terkumpul, kemudian data tersebut diolah menjadi

sebuah informasi untuk peneliti tentang keadaan objek penelitian. Data primer

dalam penelitian ini adalah hasil dari wawancara, hasil survey (obsevasi), dan

pengambilan data langsung.

Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan

Linna Ismawati (2010:37), sumber data sekunder adalah “Sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Menggunakan data sekunder

dikarenakan peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh

pihak lain, yaitu informasi mengenai data-data terkait dengan Social Consumption

Motivation dan Materialism dalam proses keputusan pembelian.

3.5.2 Teknik Penentuan Data

Sebelum menentukan data yang akan diambil untuk dijadikan sampel,

terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.

3.5.3 Populasi

Sugiyono (2010:117) menyebutkan bahwa “populasi adalah wilayah yang

terditi atas:obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

(27)

38

2

1

Ne

N

n

3.5.4. Sampel

Menurut Sugiyono (2008:116) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Metode penarikan sampel yang digunakan mengacu kepada pendekatan

slovin (Umi Narimawati,2010:38), pendekatan ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

E = Batas kesalahan yang ditoleransi (1%,5%,10%)

= 95

Dengan menggunakan rumus diatas bahwa dengan populasi sebanyak

9200 orang, tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 10% maka dapat diketahui

(28)

39

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian lapangan (Field Research), dilakukan dengan cara melakukan peninjauan langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian demi

mendapatkan data primer (data yang diperoleh langsung dari perusahaan).

Data primer ini didapatkan melalui teknik – teknik sebagai berikut:

a. Observasi (Pengamatan Langsung)

Melakukan pengamatan secara langsung di perusahaan demi memperoleh

data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan di

perusahaan yang berhubungan dengan variabel penelitian. Kemudian hasil

dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan

mengambil kesimpulan.

b. Wawancara atau Interview

Merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah. Penulis

melakukan hubungan langsung dengan pihak yang dianggap dapat

memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik

wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab dengan sumber yang

dapat memberikan data atau informasi. Informasi itu berupa yang

berkaitan dengan Social Consumption Motivation, Materialism dan

(29)

40

c. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya

akan dihitung secara statistik. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan

yang ditujukan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini.

Hasil dari kuesioner ini yaitu berupa data-data Social Consumption

Motivation, Materialism dan keputusan pembelian.

Teknik pengolahan data hasil kuesioner digunakan skala likert dimana

alternatif jawaban nilai 5 sampai dengan 1. Pemberian skor dilakukan atas

jawaban pertanyaan baik mengenai Social Consumption Motivation (X1),

Materialism (X2) maupun Keputusan Pembelian (Y), karena data ini bersifat

ordinal maka selanjutnya nilai-nilai dari alternatif tersebut dijumlahkan untuk

setiap responden. Adapun kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.4 Skala Likert

Jawaban Bobot Nilai

a. Sangat Setuju (SS) 5

b. Setuju (S) 4

c. Ragu (R) 3

d. Tidak Setuju (TS) 2

(30)

41

2. Penelitian Kepustakaan atau Dokumentasi

Teknik pengumpulan data sekunder (yang dilakukan dengan mencatat

dokumen-dokumen yang berhubungan dengan variabel penelitian).

Penelitian yang dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data yang

diperlukan dari berbagai buku, jurnal, catatan, gambar, dan literature yang

berhubungan dengan Social Consumption Motivation, Materialism dan

Keputusan Pembelian.

3.5.3 Uji Validitas

Cooper (2006:720), validitas adalah “Validity is a characteristic of

measurement concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara

masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson

adalah sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑

Keterangan :

r = koefisien korelasi pearson

x = skor item pertanyaan

y = skor total item pertanyaan

(31)

42

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikan 5%).

Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

n = ukuran sampel

r = koefisien korelasi pearson

Taraf signifikansi ditentukan 5%. Jika diperoleh hasil korelasi yang lebih

besar dari r tabel pada taraf signifikansi 0,05 berarti butir pertanyaan tersebut

valid. Apabila koefisien korelasinya > 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan

valid, sedangkan jika korelasinya < 0,30 menunjukan bahwa data tersebut tidak

valid dan akan disisihkan dari analisis selanjutnya.

3.5.4 Uji Reliabilitas

Cooper (2006:716) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan

Linna Ismawati (2010:43), reliabilitas adalah “Reliability is a characteristic of measurenment concerned with accuracy, precision, and consistency”.

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah

Split Half Method (Spearman – Brown Correlation), teknik belah dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subjek dan

kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar

(32)

43

1. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian

dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II

2. Skor untuk masing – masing kelompok dijumlahkan sehingga skor total

untuk kelompok I dan kelompok II

3. Korelasikan skor total kelompok Idan skor total kelompok II

4. Korelasikan skor total kelompok I dan total kelompok II

2Ґb

1 + Ґb

5. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Keterangan :

Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item

Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua

Keputusan pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan taraf signifikan

5 % satu sisi adalah :

1. Jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05 dengan taraf signifikan 5 %

maka instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan

2. Jika thitung kurang dari t0,05 dengan taraf signifikan 5% satu sisi maka

(33)

44

3.5.5. Uji MSI (Method of Successive Interval)

Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan pada

operasionalisasi variable sebelumnya, oleh karena itu semua data ordinal yang

terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan

menggunakan Method of successive interval Harun al rasyid (1996:33).

Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Menghitung frekuensi pada setiap jawaban berdasarkan hasil jawaban

responden pada setiap pertanyaan

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan

perhitungan proporsi setiap pilihan jawaban dengan cara membagi

frekuensi dengan jumlah responden.

3. Berdasarkan proposal tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi

kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

4. Menentukan nilai batas Z untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan

jawaban.

5. Menentukan nilai interval rata-rata setiap pilihan jawaban.

6. Data penelitian yang telah berskala interval selanjutnya akan ditentukan

pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta akan

(34)

45

3.5.6 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.5.6.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan

cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting

dan yang akan dipelajari, dann membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data

yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dan

verifikatif (kuantitafif).

3.5.6.1 Analisis Deskriptif

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana Bauran

Ritel, dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian.

Langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah

sebagai berikut :

1. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasi dalam lima

alternatif jawaban yang menggambarkan peringkat jawaban.

2. Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari seluruh

indikator variabel untuk semua jawaban responden.

3. Dihitung skor setiap variabel / subvariabel = rata – rata dari total skor.

4. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakam statistik

deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel

(35)

46

5. Untuk menjawab deskripsi tentang masing – masing variabel penelitian

ini, digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut:

Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah

diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden

diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Menurut Umi Narimawati (2007:85) selanjutnya hasil perhitungan

perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal dikontribusikan dengan tabel

3.8 sebagai berikut :

Tabel 3.5

Kriteria Persentase Tanggapan Responden

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00% - 36.00% Tidak Baik

2 36.01% - 52.00% Kurang Baik

3 52.01% - 68.00% Cukup Baik

4 68.01% - 84.00% Baik

5 84.01% - 100% Sangat Baik

(Sumber : Umi Narimawati, 2007:85)

3.5.6.2 Analisis Verifikatif

Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner akan diolah dengan

pendekatan kuantitatif. Terlebih dahulu dilakukan tabulasi dan memberikan nilai

(36)

47

kuesioner tertutup dengan menggunakan skala ordinal. Untuk teknik perhitungan

data kuesioner yang telah diisi oleh responden digunakan skal likert dengan

langkah – langkah : yaitu, memberikan nilai pembobotan 5-4-3-2-1 untuk jenis

pertanyaan positif. Keseluruhan nilai atau skor yag didapat lalu dianalisis dengan

cara :

a) Mengolah setiap jawaban dan pertanyaan dari kuesioner yang disebarkan

untuk dihitung frekuensi dan persentasenya.

b) Nilai yang diperoleh merupakan indikator untuk pasangan variabel

independen (X) yaitu X1, X2, …..Xn dan variabel dependen (Y) sebagai

berikut (X1,Y), (X2,Y), …..(Xn,Y) dan asumsikan sebagai hubungan

linear.

c) Menentukan skala atau bobot dari masing – masing alternative jawaban

seperti diuraikan diatas. Oleh karena itu data yang didapat dari kuesioner

merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan

data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan

skala pengukurannya menjadi skala interval melalui “Methode of

Successive Interval” (hays, 1969:39). Dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

(37)

48

Area Under Lower Limit : Daerah di bawah batas bawah Langkah kerja pengolahan dan analisis data dalam analisis linier berganda

adalah sebagai berikut:

1. Mengolah data ordinal menjadi interval berurutan untuk variabel bebas

terikat. Adapun untuk melakukan langkah-langkah untuk melakukan

transformasi data yaitu:

a. Ambil data ordinal hasil kuesioner

b. Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap

kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya

c. Menghitung nilai y (tabel distribusi normal) untuk setiap

proporsi kumulaif. Untuk data n > 30 dianggap mendekati luas

daerah dibawah kurva normal.

d. Menghitung nilai densititas untuk setiap proporsi komulatif

dengan memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.

e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method Successive Interval.

f. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval)

dengan menggunakan rumus: Nilai transformasi = Nilai skala +

(38)

49

3.3.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Umi Narimawati (2008:5) pengertian analisis regresi linier

berganda yaitu ”Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk

meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung

dengan skala interval”

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh

beberapa variabel bebas atau independen variabel (X) terhadap satu variabel tidak

bebas atau dependen variabel (Y) secara bersama-sama. Persamaan Regresi Linier

Berganda adalah:

Y =

+β1X1 + β2X2 + ε

Dimana:

Y = variabel dependen X1, X2 = variabel independen

∝ = konstanta

β 1, β 2 = koefisien masing-masing factor

Gambar 3.1

Model Analisis Regresi Linier Berganda X1

X2

(39)

50

Keterangan :

X1 : Social Consumption Motivation

X2 : Materialism

Y : Keputusan Pembelian

3.3.4 Analisis Korelasi

Menurut Sujana (1989:152) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini

dan Linna Ismawati (2010:49) mengungkapkan bahwa pengujian korelasi

digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan Y,

dan dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada tabel

3.10

Tabel 3.6

Tingkat Keeratan Korelasi

0 – 0.20 Sangat rendah

( hampir tidak ada hubungan)

0.21 – 0.40 Korelasi yang lemah

0.41 – 0.60 Korelasi sedang

0.61 – 0.80 Cukup Tinggi

0.81 – 1 Korelasi Tinggi

(40)

51

3.3.5 Analisis Determinasi

Persentase peranan semua variabel bebas atas nilai variabel bebas

ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2). Semakin besar nilainya

maka menunjukkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk

mengestimasi variabel terikat. Hasil koefisien determinasi ini dapat dilihat dari

perhitungan dengan Microsoft/SPSS atau secara manual didapat dari R2 = SS

reg/SStot

Kd = r2 x 100%

Dimana :

d = koefisien determinasi

r = koefisien korelasi

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakkan sebelumnya, dalam

penelitian ini yang akan diuji pengaruh Social Consumption Motivation(X1), dan

Materialism (X2) dalam proses keputusan pembelian (Y) di perusahaan.

Berkaitan dengan keberadaan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

data sampel, maka hipotesis penelitian ini dapat diterjemahkan secara deskriptif

dan verifikatif.

Dalam penelitian ini hipotesis deskriptif yang diajukan sebagai berikut :

(41)

52

Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara

simultan terhadap variabel terikat.

a. Rumus uji F yang digunakan adalah :

)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable bebas

secara bersama-sama dapat berperan atas variable terikat. Pengujian ini dilakukan

menggunakan distribusi F dengan membandingkan anatara nilai Fkritis dengan

nilai Ftest yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil

perhitungan dengan micro-soft. Jika nilai Fhitung> Fkritis, maka H0 yang

menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas tidak dapat

menjelaskan perubahan nilai variabel terikat ditolak dan sebaliknya.

Sudjana (2001 :369), perhitungan terhadap titik keeratan dan arah

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah menggunakan uji

korelasi. Kemudian dilakukan perhitungan terhadap koefisien yang disebut

juga koefisien korelasi produk moment (Pearson). b. Kriteria pengujian

H0 ditolak apabila Fhitung> dari Ftabel (  = 0,05)

Menurut Guilford (1956:480), bahwa tafsiran koefisien korelasi variabel

(42)

53

Tabel 3.7

Kategori Korelasi Metode Guilford Besarnya Pengaruh Bentuk Hubungan

0,00 – 0,20 Sangat longgar, dapat diabaikan

0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,60 Moderat / Cukup

0,61 – 0,80 Erat

0,81 – 1,00 Sangat erat

Apabila pada pengujian secara simultan H0 ditolak, artinya sekurang-kurangnya ada sebuah βyxi 0. Untuk mengetahui βyxi yang tidak sama dengan

nol , maka dilakukan pengujian secara parsial.

2. Pengujian Secara Parsial

Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :

Rumus uji t yang digunakan adalah :

...,5

Hasilnya dibandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan

taraf signifikansi 5%.

Kriteria Pengujian

H0 ditolak apabila thitung< dari ttabel(α = 0,05)

Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak,

maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai

(43)

54

a. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha

diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada

hubungannya.

b. Jika Thitung ≤ t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha

ditolak artinya anatara variabel X dan Y tidak ada hubungannya.

Sumber : Sugiyono (2004 : 161)

Gambar 3.2

Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Daerah Penolakan Ho

Daerah Penolakan Ho Daerah

Penerimaan Ho

(44)

PENGARUH SOCIAL CONSUMPTION MOTIVATION DAN

MATERIALISME TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PADA MOBIL SUZUKI NEW SWIFT BANDUNG

The Influence Social Consumtion, Materialism and On Purchasing

on Cars Suzuki New Swift Bandung

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh jenjang Strata Satu Program Studi Manajemen

Oleh : Siti Ulfah 21210041

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(45)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTO ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.2.1 Maksud Penelitian ... 8

1.2.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.3 Kegunaan Penelitian ... 9

1.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10

1.4.1 Lokasi Penelitian ... 10

(46)

ix

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Social Consumption Motivation ... 11

2.1.2 Materialisme ... 13

2.1.3 Keputusan Pembelian …... 19

2.2. Kerangka Pemikiran ... 25

2.2.5 Hipotesis ... 28

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 29

3.2 Metode Penelitian ... 29

3.3 Desain Penelitian ... 31

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 33

3.5 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 29

3.5.1 Sumber Data ... 29

3.5.2 Teknik Penentuan Data ... 37

3.5.2.1 Uji Validitas ... 41

3.5.2.2 Uji Reliabilitas ... 42

3.5.5 Uji MSI (Method of Successive Interval)... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 55

(47)

x

4.3 Analisis Deskriptif ... 60

4.3.1 Tanggapan Responden Mengenai Social Consumption Motivation ... 58

4.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Matrealism ... 73

4.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian ... 90

4.4 Analisis Verafikatif ... 110

4.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 110

4.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 114

4.4.2.1 Analisis Korelasi 4.4.2.1.1 Kolerasi Antara Social Consumption Motivation Dengan Keputusan Pembelian ... 115

4.4.2.1.2 Kolerasi Antara Matrealism Dengan Keputusan Pembelian... 110

4.4.2.2 Analisis Koefisien Determinasi ... 117

4.4.3 Pengujian Hipotesis ... 118

4.4.3.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan ( Uji F ) ... 118

4.4.3.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 118

4.4.3.2.1 Pengujian Hipotetsis Parsial Social Consumption Motivation Terhadap Keputusan Pembelian ... 119

4.4.3.2.2 Pengujian Hipotetsis Parsial Matrealism Terhadap Keputusan Pembelian ... 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 123

(48)

xi

DAFTAR PUSTAKA ... 126 LAMPIRAN

(49)

vi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas karunianya yang tidak terhingga

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Social

Consumption Motivation dan Materialisme Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mobil Suzuki New Swift Bandung” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh jenjang Strata Satu Program Studi Manajemen.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan

yang sangat berarti dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis

menyampaikan hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra, SE.,M.Si selaku Wakil Rektor Universitas Komputer Indonesia dan selaku Dosen Wali Penulis.

3. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan dosen Penguji I

4. Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Dosen Pembimbing.

5. Ibu Windi Novianti, SE., MM selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi.

6. Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si selaku Dosen Penguji II

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Khususnya Manajemen terima kasih

(50)

vii

ilmu yang di ajarkan bisa bermanfaat untuk kehidupan penulis dan

lingkungan sekitar penulis.

8. Teh Hana, selaku Sekjur Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi. 9. Orang tua (Masduki dan Saniyem), kakak (Badriyah), adikku (Roykhan)

yang senantiasa memberikan dukungan moral, materil dan spiritual dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak.

10.Untuk Sahabat-sahabat (Farah Mutia, Krisna, Indri, Hana Soufa Aulia,

Faridah, Gilang R, Puspa, Balqist, Echyl, Yulia, Akhwat/Ikhwan

Miftakhul khoir) Teman-teman MN-1 dan MN Pemasaran angkatan 2010

terima kasih atas masukan, diskusi dan bantuan dalam penyelesaian skripsi

ini, serta temanteman yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang juga

telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa baik dalam pengungkapan,

penyajian dan pemilihan kata-kata maupun pembahasan materi skripsi ini jauh

dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis

mengharapkan saran, kritik dan segala bentuk pengarahan dari semua pihak untuk

perbaikan skripsi ini.

Bandung, Februari 2015

Penulis

(51)

126

DAFTAR PUSTAKA

Belk, Russell W. (1985), "Materialism: Trait Aspects of Living in The Material World", Journal of Consumer Research, 12(3), 265-280.

Burroughs, J. E., dan Aric Rindfleisch (2002), "Materialism and Well-Being:A Conflicting Values Perspective", Journal of Consumer Research, (29),348-370.

Schiffinan, Leon G., dan Leslie Lazar Kanuk (2006). Consumer Behavior, 9th ed., Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall.

Schiffman, L.G., and Kanuk, L.L. (2000), Consumer Behavior, 7th Ed., Pearson Prentice–Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

Schiffman, L.G., and Kanuk, L.L. (2007), Consumer Behavior, 9th Ed., Pearson Prentice–Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

Riduwan, 2008, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Idris, 2008. Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif Dengan Program SPSS. Edisi Revisi ketiga. Magister Manajemen Universitas Negeri Padang. Bertrandias, L., dan Ronald, E. Goldsmith (2006), "Some Psychological

Motivations for Fashion Opinion Leadership and Fashion Opinion Seeking", Journal of Fashion Marketing and Management, 10( 1), 25-40. Browne, Beverly A., dan Dennis O. Kaldenberg (1997), "Conceptualizing Self-Monitoring: Links to Materialism and Product Involvement", Journal of Consumer Marketing, 14 ( 1), 31 -44.

Assael, Henry, (1998), Consumer Behaviour and Marketing Action, Sixth Edition, International Thomson

Publishing.

Fitzmaurice, Julie, dan Charles Comegys (2006). "Materialism and Social Consumption", Journal of Marketing Theory and Practice, 14(4),287-299

philip kotler and gary armsstrong 2008 prinsip-prinsip pemasaran edisi 12 jilid 1 John c mowen/michael minor 2002, Perilaku konsumen Jilid 1 edisi kelima,

(52)

127

127

Schiffman, Leon dan Leslie Kanuk, 1997, Consumer Behavior, Edisi 6, Prentice Hall, New Jersey.

(53)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Siti Ulfah

TempatTanggalLahir : Indramayu, 14 Agustus 1991

Umur : 24Tahun

JenisKelamin : Perempuan

Agama : Islam

Bangsa : Indonesia

Alamat Sementara : Jl.Dipatiukur No.68 B Bandung

Alamat Rumah : Temiyangsari Blok Sarimulya, No.53 RT/RW 12/05 Kec.Kroya Indramayu

Email : Sulfa7730@yahoo.com

Tlp : 0853-2007-7718

II. Pendidikan Formal

1. Taman Kanak-Kanak Jami Baitul Ma’Mur Tahun 1997-1998. 2. Sekolah Dasar Temiyangsari IV Tahun 1998-2004.

3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kroya Tahun 2004-2007.

4. Sekolah Menengah Kejuruan Al-Irsyad Al-Islamiyah Haurgeulis Tahun 2007-2010.

5. Terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Komputer Indonesia Fakultas Ekonomi Program Sarjana Satu (S1) Program Studi Manajemen Ekonomi Tahun 2010.

Bandung, Februari 2015

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Materialism
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Keputusan Pembelian
Tabel 3.4 Skala Likert
+6

Referensi

Dokumen terkait

UPAYA PENGEMBANGAN KAWAH PUTIH TINGGI RAJA SEBAGAI OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN

dua buah lensa okuler, karena pengamat dapat melihat dengan 2 mata, maka kesan bayangan yang diperoleh adalah sebagai bayangan 3 dimensi (stereokopis). Prinsip kerja

Metrik usabilitas yang diukur lewat tingkat keberhasilan, waktu pengerjaan penugasan, dan kesalahan menunjukkan kinerja aplikasi Google Maps Indoor cukup berhasil dan

​ Conclusion: ​ Dengue control and prevention counseling should be given to all age groups in the community regularly and it is recommended to reactivate ​ jumantik ​

Sehubungan dengan Laporan Akhir saya yang berjudul Pengaruh Dimensi Bukti Fisik ( tangible ) dan Keandalan ( reliability ) Terhadap Kepuasan Pelanggan Atas

• Mengetahui penghematan biaya dengan menekan waktu siklus kerja pada alat berat menggunakan pola pemuatan double stopping

Tujuan penulisan laporan akhir ini adalah membuat sebuah Aplikasi Pengolahan Data Rekam Medis Rawat Jalan dan Rawat Inap pada Rumah Sakit Siti MIrza