THE ANALYSIS OF BRAND LOYALTY SKATERS PRODUCT
AT CV OPEY PRODUCTION IN BANDUNG
(Consumer Survey in Bandung Indah Plaza)
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Diploma III Pada Program Studi Manajemen Pemasaran
Oleh :
NAMA : SENDI SIPAHUTAR
NIM : 21408003
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iv
Kesetiaan konsumen terhadap merek pilihannya disebut brand loyalty, yaitu komitmen hakiki dalam membeli ulang sebuah merek yang istimewa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap Loyalitas merek skaters yang diproduksi CV. Opey Production.
Loyalitas merek menunjukkan adanya suatu ikatan antara pelanggan dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai dengan adanya pembelian ulang dari pelanggan. Loyalitas merek yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan, dan dapat menarik minat pelanggan baru karena mereka memiliki keyakinan bahwa membeli produk bermerek minimal dapat mengurangi risiko.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan variabel loyalitas merek. Teknik pengumpulan data menggunakan unit wawancara, kuesioner, dan kepustakaan. Untuk analisis penelitian ini adalah konsumen yang melakukan pembelian di distro skaters, dengan sampel yang ditetapkan sebanyak 55 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan responden mengenai Analisis Loyalitas Produk Merek Skaters Pada CV. Opey Production Bandung menunjukkan skor 85.96%, dengan kriteria sangat tinggi karena mayoritas responden mengenai Pengukuran perilaku, biaya peralihan, pengukuran kepuasan, merek kesukaan, dan komitmen mendapat respon setuju.
v
Consumer loyalty to the brand choice is called brand loyalty, which is an essential commitment in buying a brand that special birthday. This study aims to determine consumer responses to brand loyalty skaters produced CV. Opey Production.
Brand loyalty indicates a bond between customers with a specific brand and are often characterized by repeat purchases from customers. High brand loyalty can increase trade, and can attract new customers because they have the belief that buying a branded product can reduce the risk minimal.
The method used in this research is descriptive variables of brand loyalty. Data collection techniques using the unit of interviews, questionnaires, and literature. For the analysis of this study is consumers who make purchases on the distro skaters, with a sample set of 55 respondents.
The results showed that the respondents regarding the Analysis of Brand Loyalty Products Skaters At CV. Production Opey Bandung showed score 85.96%%, with a very high criterion since the majority of respondents regarding the measurement of behavior, switching costs, satisfaction measurement, brand preferences, and commitment to getting a response agrees.
vi
hanya atas segala kasih dan karunian-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul ”Loyalitas Produk Merek Skaters Pada CV. Opey Production Di Bandung”. Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Ahli
Madya pada Program Studi Manajemen Pemasaran Universitas Komputer
Indonesia Bandumg.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih banyak kekurangannya
dan masih jauh dari kesempurnaan, mulai dari penyebaran kuesioner,
pengumpulan data sampai pada saat penyusunan hasil penelitian. Oleh karena itu
saran dan kritik yang sifatnya membangun akan penulis terima dengan senang
hati.
Dalam pembuatan skripsi ini juga penulis tidak lepas dari bantuan,
bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini, penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas
vii
Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
yang selalu memberikan masukan serta saran-saran sehingga
terselesaikannya tugas akhir ini.
5. Ibu Isniar Budiarti, SE., M.Si., selaku Dosen Wali Manajemen Pemasaran
2008, atas perhatian dan bantuan yang telah diberikan selama menjalani
masa studi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar beserta staff sekretariat Program Studi
Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
7. Bapak Muchammad Thofan, selaku General Manager CV. Opey Production.
8. Bapak Agus Rahmat, SH, selaku Personalia di CV. Opey Production
Bandung yang telah membantu memberikan bantuan serta masukan
mengenai perusahaan.
9. Seluruh karyawan CV. Opey Production Bandung.
10. Kedua Orangtuaku yang telah mencurahkan perhatian atas materi, dorongan
spiritual dan doa-doanya dan abang (Bona).
11. Seluruh Keluarga di Purwakarta dan keluarga besar Sipahutar dimanapun
berada, yang telah memberikan semangat dan doanya dalam penyelesaian
tugas akhir ini (Mauliate godang).
12. Mba Hanna dan Teh Maya selaku sekretariat Manajemen Fakultas Ekonomi
viii
14. Teman-teman, Genda, Chendy, Devi, Panji, Aigenius (Aje), Fandy, Udiiin,
yang selalu menghibur, thaks mas bro.
15. Untuk yang spesial, thaks atas semua dukungannya.
Serta semua pihak yang telah memberikan motivasi, bantuan serta
bimbingan yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan banyak bantuan dalam penulisan tugas akhir ini. Semoga perbuatan
baik semua pihak dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Akhir kata penulis mengharapkan penyusunan tugas akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca atau penulis sebagai bahan masukan dan
perbandingan bagi penulis lain untuk peningkatan di masa yang akan datang.
Bandung, Juli 2011
Penulis
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Karena
selain menjanjikan berbagai peluang dan tantangan bisnis baru dari perusahaan
yang beroprasi di Indonesia, dapat juga memperluas pasar produk dari berbagai
perusahaan di Indonesia. Namun di sisi lain keadaan tersebut memunculkan
persaingan yang semakin ketat baik antar perusahaan domestik maupun dengan
perusahaan asing. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap
perusahaan harus mampu bertahan hidup bahkan harus dapat terus berkembang.
Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap
perusahaan adalah mempertahankan pelanggan yang telah ada, terus menggarap
pelanggan-pelanggan potensial baru agar jangan sampai pelanggan meninggalkan
perusahaan menjadi pelanggan perusahaan lain.
Suatu perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan dituntut
melakukan kegiatan pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan. Pemasaran
mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan
konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak diproduksi,
menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan
penyaluran atau penjualan produk tersebut, hingga pada akhirnya produk yang
Konsumen dalam memilih suatu merek produk akan melalui tahap
percobaan terlebih dahulu, pada tahap ini seringkali konsumen akan mencoba
berbagai merek yang berbeda. Jika dirasakan bahwa merek tersebut cocok dan
memenuhi apa yang diharapkan dari produk sejenis maka konsumen akan terus
mencari merek tersebut. Konsumen yang fanatik tidak akan bersedia ganti merek
yang lain. Konsumen menjadi setia (loyal) dengan merek yang mampu
memberikan hasil seperti yang diharapkan. Kesetiaan konsumen terhadap merek
pilihannya disebut brand loyalty, yaitu komitmen hakiki dalam membeli ulang
sebuah merek yang istimewa (Peter & Olson, 2003).
Persaingan terjadi hampir pada semua sektor bisnis, salah satunya yaitu
pada bisnis clothing (pakaian). Bisnis clothing di Indonesia, mempunyai
persaingan pasar yang begitu pesat sehingga menyebabkan banyak pendatang baru
di bisnis ini bermunculan seiring dengan perubahan tekonologi, perkembangan
dunia clothing, khususnya di kota Bandung yang merupakan salah satu pusat
fashion di Indonesia. Selain itu kota Bandung juga memiliki selera berbusana
yang dinamis dan mengikuti perkembangan zaman. Hal itulah yang menjadikan
alasan berdirinya distro-distro clothing di kota bandung seperti skaters, 347,
threesecond, proshop dsb.
CV. Opey production sebagai perusahaan clothing yang memproduksi
merek skaters yang dirintis pada tahun 1992 merupakan salah satu perusahaan
clothing yang cukup terkenal di Bandung. Sasaran utama dari skaters sendiri
adalah anak muda dengan desain yang mengikuti zaman. Salah satu upaya skaters
membentuk merek yang baik dan berusaha untuk memahami perilaku konsumen
pada pasar sasaran untuk kelangsungan hidup skaters sendiri.
Merek skaters yang ada selama ini mendapatkan tempat yang cukup baik
dimata konsumen. Produk tersebut mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan
dengan produk lain yang sejenisnya. Kelebihan yang ada tersebut antara lain
mempunyai jenis pakaian dan aksesoris yang lengkap, harga relatif terjangkau,
dan sudah lamanya merek tersebut beredar di pasaran. Kelebihan ini diciptakan
agar konsumen merasa puas dan diharapkan dapat merebut pangsa pasar.
Tabel 1.1
Survey Awal Pada Konsumen Skaters
Indikator Keterangan
Pengukuran Perilaku
21 responden menyatakan pernah dan sering melakukan pembelian ulang terhadap merek skaters, 6.7% menyatakan jarang melakukan pembelian ulang dan 23.3% menyatakan tidak pernah melakukan pembelian ulang.
Biaya Peralihan
36.7% responden menyatakan bersedia untuk mengeluarkan biaya yang lebih untuk membeli produk merek skaters, sedangkan 30% menyatakan kadang-kadang, 6.7% menyatakan jarang dan 26.6% menyatakan tidak bersedia mengeluarkan biaya lebih.
Pengukuran kepuasan
63.3% responden menyatakan puas terhadap merek skaters, sedangkan 16.7% menyatakan cukup puas, dan 20% menyatakan tidak puas terhadap merek skaters.
Merek Kesukaan
73.3% responden menyukai produk skaters karena mereknya, karena merek skaters yang terkenal, namun 26.7% menyatakan tidak menyukai merek skaters karena mereknya melainkan adanya faktor lain.
Komitmen Berdasarkan Komitmen, 23.3% responden menyatakan sering atau pernah menyarankan produk merek skaters tersebut kepada orang lain, sedangkan 26.7% jarang, dan 50% menyatakan tidak pernah menyarankan merek skaters tersebut kepada orang lain.
Sumber : Data Primer yang telah diolah
Berdasarkan hasil survey awal kepada 30 responden 70% atau 21
responden menyatakan pernah dan sering melakukan pembelian ulang terhadap
merek skaters, ini dikarenakan merek skaters yang sudah cukup terkenal di
melakukan pembelian ulang dan 23.3% menyatakan tidak pernah melakukan
pembelian ulang. Dari indikator biaya peralihan 36.7% responden menyatakan
bersedia untuk mengeluarkan biaya yang lebih untuk membeli produk merek
skaters, karena merasa merek skaters tersebut memang mempunyai kualitas yang
baik, sedangkan 30% menyatakan kadang-kadang, 6.7% menyatakan jarang dan
26.6% menyatakan tidak bersedia mengeluarkan biaya lebih. Berdasarkan Ukuran
kepuasan 63.3% responden menyatakan puas terhadap merek skaters karena
kualitas dan desain yang cocok dan mengikuti perkembangan jaman, sedangkan
16.7% menyatakan cukup puas, dan 20% menyatakan tidak puas terhadap merek
skaters. Berdasarkan Merek kesukaan, 73.3% responden menyukai produk skaters
karena mereknya, karena merek skaters yang terkenal, namun 26.7% menyatakan
tidak menyukai merek skaters karena mereknya melainkan adanya faktor lain.
Berdasarkan Komitmen, 23.3% responden menyatakan sering atau pernah
menyarankan produk merek skaters tersebut kepada orang lain, sedangkan 26.7%
jarang, dan 50% menyatakan tidak pernah menyarankan merek skaters tersebut
kepada orang lain.
Dari hasil survey awal tersebut, konsumen yang tidak pernah menyarankan
merek skaters kepada orang lain cukup besar yaitu 50%, ini menunjukkan
komitmen konsumen terhadap merek skaters masih kurang. Menyadari pentingnya
membangun dan mempertahankan loyalitas merek, maka perlu dilakukan suatu
upaya-upaya khusus agar terciptanya loyalitas konsumen terhadap suatu merek
tertentu. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih
yang berjudul: ”ANALISIS LOYALITAS MEREK PRODUK SKATERS PADA CV. OPEY PRODUCTION BANDUNG (Studi kasus BIP)”
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas penulis mengidentifikasikan
masalah sebagai berikut:
1. Loyalitas merek yang dibangun oleh CV Opey Production yang
memproduksi merek skaters sekarang ini sudah mulai melemah
berdasarkan latar belakang, dikarenakan banyaknya pesaing-pesaing
baru yang muncul.
2. Berdasarkan latar belakang penelitian, komitmen konsumen terhadap
produk merek skaters masih kurang dalam hal menyarankan kepada
orang lain.
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap Loyalitas merek Skaters
yang di produksi CV. Opey Production.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk menjelaskan serta menilai tentang
data melalui internet, dan wawancara dengan konsumen serta karyawan di
distro skaters cabang BIP.
Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap Loyalitas merek
skaters yang diproduksi CV. Opey Production.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Praktis
Adapun penulis mengharapkan dari hasil penelitian ini dapat berguna
bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu:
a. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan untuk atau sumbangan informasi bagi
pengelola perusahaan dalam menentukan langkah dan kebijakan
perusahaan khususnya dalam menentukan strategi pemasaran yang
berorientasi pada loyalitas merek untuk mendapatkan kepuasan
konsumen dalam hal memilih merek.
2. Kegunaan Akademis
a. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini merupakan pengalaman berharga dimana
penulis dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
bagaimana strategi penerapan loyalitas merek yang dilakukan
b. Bagi Peneliti Lain
Untuk peneliti lain diharapkan berguna sebagai bahan masukan
dan penelitian berikutnya dan dapat menambah wawasan yang
dapat menambah pengetahuan tentang loyalitas merek.
c. Bagi Universitas
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan perpustakaan
universitas dan tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya,
sehingga dapat memperluas tinjauan penelitian dan dapat
meneruskan penelitian ini agar lebih efektif.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang digunakan untuk melakukan penelitian ini di BIP Jl Merdeka
1st floor, Bandung Jawa Barat. Sedangkan waktu penelitian dimulai pada bulan
Maret 2011. Adapun jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.2
Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
No
8
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Loyalitas Merek
Loyalitas merek (brand loyalty) merupakan suatu konsep yang sangat
penting dalam strategi pemasaran. Keberadaan konsumen yang loyal pada merek
sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Loyalitas dapat diartikan
sebagai suatu komitmen yang mendalam untuk melakukan pembelian ulang
produk atau jasa yang menjadi preferensinya secara konsisten pada masa yang
akan datang dengan cara membeli ulang merek yang sama meskipun ada pengaruh
situasional dan usaha pemasaran yang dapat menimbulkan perilaku peralihan.
Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan suatu ukuran keterkaitan
pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran
tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain,
terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut
harga ataupun atribut lain. (Darmadi Durianto, 2001:62)
Sedangkan menurut Freddy Rangkuty (2009:60) Loyalitas merek adalah
ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Loyalitas merek
merupakan inti dari brand equityyang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran,
karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah
merek. Apabila loyalitas merek meningkat, maka kerentaan kelompok pelanggan
brand equity yang berkaitan dengan perolehan laba di masa yang akan datang
karena loyalitas merek secara langsung dapat diartikan sebagai penjualan di masa
depan.
Loyalitas merek menunjukkan adanya suatu ikatan antara pelanggan
dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai dengan adanya pembelian ulang
dari pelanggan. Mowen (2002 : 109) mengemukakan bahwa loyalitas dapat
didasarkan pada perilaku pembelian aktual produk yang dikaitkan dengan proporsi
pembelian. Perusahaan yang mempunyai basis pelanggan yang mempunyai
loyalitas merek yang tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena
biaya untuk mempertahankan pelanggan jauh lebih murah dibandingkan dengan
mendapatkan pelanggan baru. Loyalitas merek yang tinggi dapat meningkatkan
perdagangan. Dan dapat menarik minat pelanggan baru karena mereka memiliki
keyakinan bahwa membeli produk bermerek minimal dapat mengurangi risiko.
2.1.2 FungsiBrand Loyalty
Pengelolaan dan pemanfaatan yang benar dari suatu strategi pemasaran,
maka akan membuat brand loyalty menjadi asset stategis bagi perusahaan.
Beberapa potensi yang dapat diberikan oleh brand loyalty kepada perusahaan,
yaitu “reduced marketing costs, trade leverage, attracting new customers, dan
provide time to respond to competitive threats”(Duriantoet al., 2001, p.127).
1. Reduced marketing costs (Mengurangi biaya pemasaran) Adanya brand
loyalty kaitan dengan biaya pemasaran. Biaya pemasaran akan lebih murah
untuk mendapatkan pelanggan baru. Jadi, biaya pemasaran akan menjadi kecil
jikabrand loyaltymeningkat.
2. Trade leverage (Meningkatkan Perdagangan) Loyalitas yang kuat terhadap
suatu merek akan menghasilkan peningkatan perdagangan danmemperkuat
keyakinan perantara pemasaran. Semakin biasa konsumen membeli suatu
produk, maka semakin tinggi frekuensi pembelian konsumen tersebut, yang
pada akhirnya dapat meningkatkan penjualan.
3. Attracting new customers (Menarik pelanggan baru) Banyaknya pelanggan
yang merasa puas dan suka pada merek tertentu, maka akan menimbulkan
perasaan yakin atau percaya pada calon pelanggan lain untuk mengkonsumsi
merek tertentu tersebut. Di samping itu, pelanggan yang puas umumnya akan
merekomendasikan merek yang pernah/sedang dikonsumsi kepada
teman/kerabat dekatnya, sehingga akan menarik pelanggan baru.
4. Provide time to respond to competitive threats (Memberi waktu untuk
merespon ancaman persaing) Brand loyalty akan memberikan waktu pada
perusahaan untuk merespon gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing
mengembangkan produk baru dan unggul, maka pelanggan yang loyal akan
memberikan waktu pada perusahaan untuk memperbaruhi produk yang
dihasilkan dengan cara menyesuaikan atau mengadakan inovasi untuk dapat
2.1.3 TingkatanBrand Loyalty
Dalam kaitannya dengan brand loyalty suatu produk, didapati adanya
beberapa tingkatan brand loyalty. Masing-masing tingkatannya menunjukkan
tantangan pemasaran yang harus dihadapi sekaligus aset yang dapat dimanfaatkan.
Adapun diagram tingkatanbrand loyaltytersebut adalah sebagai berikut:
Sumber: Freddy Rangkuti (2009:61)
Gambar 2.1
Piramida Loyalitas Merek
Berdasarkan piramida loyalitas di atas, dapat dijelaskan bahwa:
a. Tingkat Loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau sama
sekali tidak tertarik pada merek-merek apapun yang ditawarkan. Dengan
demikian, merek memainkan peran yang kecil dalam keputusan
pembelian. Pada umumnya, jenis konsumen seperti ini suka
berpindah-Commited
Menyukai merek
Pembeli yang puas dengan biaya peralihan
Pembeli yang puas/bersifat kebiasaan, tidak ada masalah untuk beralih
pindah merek atau disebut tipe konsumen switcher atau price buyer
(konsumen lebih memperhatikan harga di dalam melakukan pembelian).
b. Tingkat kedua adalah para pembeli merasa puas dengan produk yang ia
gunakan, atau minimal ia tidak mengalami kekecewaan. Pada dasarnya,
tidak terdapat dimensi ketidakpuasan yang cukup memadai untuk
mendorong suatu perubahan, terutama apabila pergantian ke merek lain
memerlukan suatu tambahan biaya. Para pembeli tipe ini dapat disebut
pembeli tipe kebiasaan(habitual buyer).
c. Tingkat ketiga berisi orang-orang yang puas, nemun mereka memikul
biaya peralihan (switching cost), baik dalam waktu, uang atau risiko
sehubungan dengan upaya untuk melakukan pergantian ke merek lain.
Kelompok ini biasanya disebut dengan konsumen loyal yang merasakan
adanya suatu pengorbanan apabila ia melakukan penggantiannya ke merek
lain. Para pembeli tipe ini disebut(satisfied buyer).
d. Tingkat keempat adalah konsumen benar-benar menyukai merek terseut.
Pilihan mereka terhadap suatu merek dilandasi pada suatu asosiasi, seperti
simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakannya, atau kesan
kualitas yang tinggi. Para pembeli pada tingkat ini disebut sahabat merek,
karena terdapat perasaan emosional dalam menyukai merek.
e. Tingkat teratas adalah para pelanggan yang setia. Mereka mempunyai
suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna satu merek.
maupun sebagai ekspresi mengenai siapa mereka sebenarnya (commited
buyers).
Dari piramida loyalitas tersebut terlihat bahwa bagi merek yang belum
memiliki brand equity yang kuat, porsi tersebesar dari konsumennya berada para
tingkatan switcher. Selanjutnya, porsi terbesar kedua ditempati oleh konsumen
yang berada pada taraf habitual buyer, dst, hingga porsi terkecil ditempati oleh
committed buyer. Meskipun demikian bagi merek yang memiliki brand equity
yang kuat, tingkatan dalam brand loyaltynya diharapkan membentuk segitiga
terbalik. Kasudnya makin ke atas makin melebar sehingga diperoleh jumlah
committed buyer yang lebih besar daripada switcher seperti tampak pada gambar
berikut :
Sumber: Duriantoet al. (2001, p.130)
Gambar 2.2
PiramidaBrand Loyaltydalam Posisi Terbalik Committed buyer
Liking the brand
Satisfied buyer
Habitual buyer
Loyalitas merek para pelanggan yang ada mewakili suatu aset strategis dan
jika dikelola dan dieksploitasi dengan benar akan mempunyai potensi untuk
memberikan nilai dalam beberapa bentuk seperti yang diperlihatkan dalam
gambar berikut:
Sumber: Freddy Rangkuti (2009:63)
Gambar 2.3 Nilai Loyalitas Merek
Perusahaan yang memiliki basis pelanggan yang mempunyai loyalitas
merek yang tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena biaya
untuk mempertahankan pelanggan baru. Keuntungan kedua, loyalitas merek yang
tinggi dapat meningkatkan perdagangan. Loyalitas yang kuat akan meyakinkan
pihak pengecer untuk memajang di rak-raknya, karena mereka mengetahui bahwa
para pelanggan akan mencantumkan merek-merek tersebut dalam daftar
belanjaannya. Keuntungan ketiga, dapat menarik minat pelanggan baru karena Waktu merespon
Pengurangan biaya pemasaran
Mengikat customer baru:
a. Menciptakan kesadaran brand b. Meyakinkan kembali
Loyalitas Merek
mereka memiliki keyakinan bahwa membeli produk bermerek terkenal minimal
dapat mengurangi risiko. Keuntungan keempat adalah loyalitas merek
memberikan waktu, semacam ruang bernafas, pada suatu perusahaan untuk cepat
merespons gerakan-gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan
produk yang ungul, seorang pengikut loyal akan memberi waktu pada perusahaan
tersebut agar memperbaharui produknya dengan cara menyesuaikan atau
menetralisasikannya.
2.1.4 PengukuranBrand Loyalty
Untuk memahami secara lebih jelas mengenai loyalitas merek dan
pengelolaannya, diperlukan upaya untuk melakukan pengukuran-pengukuran
loyalitas merek, yaitu sebagai berikut:
a. Pengukuran perilaku
Cara langsung untuk menentukan loyalitas, khususnya perilaku yang
sudah menjadi kebiasaan, adalah dengan mengetahui pola-pola pembelian
yang biasa dilakukan oleh konsumen. Pengukuran yang dapat digunakan
adalah tingkat pembelian ulang (purchase rate), persentase pembelian, dan
jumlah merek yang dibeli.
b. Mengukur biaya atau pengorbanan untuk beralih merek(switching cost)
Analisis terhadap biaya pengorbanan untuk beralih merek dapat
memberikan wawasan yang lebih luas karena pengorbanan tersebut
memerlukan pengeluaran yang sangat mahal dan memiliki risiko yang
sangat besar, hal itu akan mengakibatkan tingkat perpindahannya menjadi
sangat rendah.
c. Mengukur kepuasan
Pengukuran tingkat kepuasan atau mengukur ketidakpuasan merupakan
alat yang penting untuk mendeteksi tingkat loyalitas konsumen.
d. Merek kesukaan
Tahap keempat dari loyalitas melibatkan kesukaan. Apakah para
pelanggan menyukai perusahaan? Adakah kesan, respek, atau sikap
bersahabat terhadap perusahaan dan merek? Sangat sukar bagi para
pelanggan untuk melawan perasaan suka terhadapt ciri-ciri produk.
Kesukaan yang menyeluruh dan umur dapat diukur melalui sebuah cara
yang bervariasi, misalnya perhatian, rasa bersahabat, dan kepercayaan.
Ukuran lain dari kesukaan tercermin pada kesediaan para pelanggan untuk
memperoleh merek kesukaannya, meskipun dengan harga yang lebih
tinggi dibandingkan merek lainnya.
e. Komitmen
Merek-merek yang sangat kuat akan memiliki sejumlah besar pelanggan
yang memiliki komitmen. Satu indikator penting adalah jumlah interaksi
suka untuk membicarakan merek tersebut dengan rekannya, bahkan
menyerahkan dan merekomendasikan untuk membeli merek tersebut.
2.1.5 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Penulis Tahun Judul Kesimpulan
1 Zainal Arifin 2008 Analisis Brand
Loyalty Pengguna Handphone Nokia
Produk handphone Nokia sudah cukup baik karena
satisfied buyer dan liking the brand makin ke atas, tetapi pada level commited buyerterlihat menurun.
Merek “Head & Shoulders”
Tingkatbrand loyalty
pelanggan atasshampoo
merekHead & Shoulders
relatif tinggi.
2.2 Kerangka Pemikiran
Menurut pendapat beberapa para ahli tentang definisi dari Loyalitas merek
merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini
mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan
beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati
adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain. (Darmadi
Durianto, 2001:62)
Sedangkan Freddy Rangkuty mendefinisikan loyalitas merek sebagai
ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek (Freddy Rangkuty
gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini merupakan satu ukuran
keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Apabila loyalitas merek
meningkat, maka kerentaan kelompok pelanggan dari serangan kompetitor dapat
dikurangi. Hal ini merupakan suatu indikator dari brand equity yang berkaitan
dengan perolehan laba di masa yang akan datang karena loyalitas merek secara
langsung dapat diartikan sebagai penjualan di masa depan.
Untuk memahami secara lebih jelas mengenai loyalitas merek dan
pengelolaannya, diperlukan upaya untuk melakukan pengukuran-pengukuran
loyalitas merek, yaitu sebagai berikut:
a. Pengukuran perilaku
Cara langsung untuk menentukan loyalitas, khususnya perilaku yang
sudah menjadi kebiasaan, adalah dengan mengetahui pola-pola
pembelian yang biasa dilakukan oleh konsumen. Pengukuran yang
dapat digunakan adalah tingkat pembelian ulang (purchase rate),
persentase pembelian, dan jumlah merek yang dibeli.
b. Mengukur biaya atau pengorbanan untuk beralih merek (switching
cost)
Analisis terhadap biaya pengorbanan untuk beralih merek dapat
memberikan wawasan yang lebih luas karena pengorbanan tersebut
merupakan suatu dasar terciptanya loyalitas merek. Apabila konsumen
sangat besar, hal itu akan mengakibatkan tingkat perpindahannya
menjadi sangat rendah.
c. Mengukur kepuasan
Pengukuran tingkat kepuasan atau mengukur ketidakpuasan
merupakan alat yang penting untuk mendeteksi tingkat loyalitas
konsumen.
d. Merek kesukaan
Tahap keempat dari loyalitas melibatkan kesukaan. Apakah para
pelanggan menyukai perusahaan? Adakah kesan, respek, atau sikap
bersahabat terhadap perusahaan dan merek? Sangat sukar bagi para
pelanggan untuk melawan perasaan suka terhadapt ciri-ciri produk.
Kesukaan yang menyeluruh dan umu dapat diukur melalui sebuah cara
yang bervariasi, misalnya perhatian, rasa bersahabat, dan kepercayaan.
Ukuran lain dari kesukaan tercermin pada kesediaan para pelanggan
untuk memperoleh merek kesukaannya, meskipun dengan harga yang
lebih tinggi dibandingkan merek lainnya.
e. Komitmen
Merek-merek yang sangat kuat akan memiliki sejumlah besar
pelanggan yang memiliki komitmen. Satu indikator penting adalah
jumlah interaksi dan komunikasi yang terlibat dalam suatu produk.
rekannya, bahkan menyerahkan dan merekomendasikan untuk
membeli merek tersebut.
Dari pendapat diatas, dapat dipahami bahwa lima tingkatan untuk
membentuk loyalitas merek. Dari hal tersebut, penulis merangkum pendapat serta
teori menyangkut ekuitas merek dalam suatu bagan kerangka pemikiran sebagai
berikut:
Tabel 2.2
Kerangka Pemikiran Loyalitas Merek
Brand Loyalty
1. Pengukuran Perilaku
2. Biaya Peralihan
3. Pengukuran Kepuasan
4. Merek Kesukaan
5. Komitmen
21 3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan satu permasalahan yang dijadikan sebagai
topik penulisan dalam rangka menyusun program. Penelitian ini dilakukan untuk
memperoleh data - data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut yang
berjudul “ Analisis Loyalitas Merek Produk Skaters Pada CV Opey Production ”.
Oleh karena itu yang menjadi objek penelitian adalah loyalitas merek.
Husein Umar (2004;303), mengatakan bahwa objek penelitian adalah
sebagai berikut :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek
penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga
ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Adapun unit observasinya dilaksanakan di Distro skaters yang berlokasi di
Jl. Merdeka 1st floor.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
Produk Skaters Pada CV. Opey Production (studi kasus BIP)”. Menurut Nazir
(2002;54), mengatakan bahwa metode deskriptif adalah sebagai berikut :
“Metode deskriptif adalah metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang, dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.”
3.2.1 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang Analisis
Loyalitas Merek Produk Skaters Pada CV. Opey Production. Sejalan dengan
tujuan yang dilakukan maka metode yang digunakan adalah metode deskriptif
yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang Analisis Loyalitas Merek
Produk Skaters Pada CV. Opey Production.
Penelitian yang bersifat deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, keadaan gejala suatu objek dengan penjajakan
mencari masalah-masalah baru untuk mengisi kekurangan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desai penelitian
ini, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1
T – 1 Descriptive Descriptive
dan Survey
Konsumen Skaters
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Untuk menjawab permasalaha diatas maka diperlukan operasional
variabel-variabel yang akan di analisis dalam penelitian. Variabel yang
dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam konsep dan
sub variabel yang dirumuskan. Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau
sifat atau objek dari orang maupun objek yang mempunyai variabel tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
Data
Rangkuti ( 2009:60 )
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data
a. Primer
Menurut Umi Narimawati (2008:11) data primer sebagai berikut:
“Data Primer adalah data atau informasi yang diperoleh secara sumber
yang biasanya melalui tulisan atau lisan”
b. Sekunder
“Data Sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari sumber pertama
yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti”.
Maka dari itu dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua data yaitu
data primer dan data sekunder agar memudahkan dalam penelitian. Data primer
adalah data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan responden
yaitu konsumen yang telah membeli produk skaters. Data sekunder adalah data
yang diperoleh secara tidak langsung dari literatur-literatur dan laporan-laporan
yang berhubungan dengan objek penelitian.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
a. Populasi
Menurut Umi Narimawati (2008:161) Populasi adalah “Objek atau subjek
yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh
peneliti, sebagai unit anallisis penelitian. Untuk mengetahui tanggapan konsumen
tentang Loyalitas Merek Produk Skaters, maka dalam penelitian ini sasaran
distro Skaters. Dimana konsumen yang berbelanja di distro Skaters sekitar 120
orang perbulan.
b. Sampel
Menurut Sugiyono (2004;73), mengatakan bahwa pengertian sampel
adalah “Sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”. Jenis yang akan digunakan adalah probability dengan random sampling,
yaitu teknik dimana sedemikian rupa sehingga setiap unit dari populasi
mempunyai teknik yang sama untuk dipilih sebagai sampel dengan kata lain
populasi dianggap homogen. Penulis mengambil anggota sampel dalam penulisan
penelitian ini dengan menggunakan rumus :
N= N
n = Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
Dari penelitian ini, penulis menggunakan sampel sebanyak 55 pengunjung
hasil 54.54 dari angka ini penulis bulatkan menjadi 55 dikarenakan tingkat
kesalahan dan kerusakan kuesioner.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan penyusunan Tugas Akhir ini beberapa metode yang
digunakan penulis dalam mengumpulkan data-data adalah sebagai berikut:
1. Library Research(studi kepustakaan)
Adalah suatu rangkaian penelitian yang dilakukan dengan membaca
literatur, buku, majalah, jurnal untuk mendapatkan data sekunder. Data
sekunder tersebut dijadikan sebagai landasan teori dalam penyusunan
Tugas Akhir.
2. Field research(studi lapangan)
Adalah suatu rangkaian penelitian di lapangan atau di perusahaan
langsung dengan cara:
a. Wawancara /Interview
Yaitu teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara tanya
jawab secara langsung kepada konsumen atau karyawan.
b. Observasi
Yaitu melakukan pengamatan secara langsung pada objek yang
c. Kuesioner
Adalah berisi pertanyaan-pertanyaan dibuat dalam bentuk
sederhana dengan metode pertanyaan tertutup yang diberikan
kepada kepada responden secara langsung.
3.2.4.1 Uji Validitas
Uji validitas ini bertujuan menguji sejauh mana alat ukur,dalam hal ini
kuesioner mengukur mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Sugiyono
(2003:124) alat ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus teknik
korelasi pearson produck moment, guna menghitung korelasi antara
masing-masing pernyataan dengan skor total. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
pernyataan-pernyataan mana yang valid dan mana yang tidak valid, dengan
mengkonsultasikan data tersebut dengan tingkat signifikan r kritis =0,3, apabila
alat ukur tersebut berada <0,3 (tidak valid).
Pengujian statistik mengacu pada kriteria :
- r hitung < r kritis maka tidak valid
- r hitung > r kritis maka valid
(Sugiyono 2003:124)
Untuk pengujian validitas instrument penelitian, penulis menggunakan
Table 3.3
Hasil Uji Validitas Variabel Loyalitas Merek
Pernyataan r-hitung r-kritis Kesimpulan
Item 1 0.594 0,300 Valid
Item 2 0.480 0,300 Valid
Item 3 0.725 0,300 Valid
Item 4 0.316 0.300 Valid
Item 5 0.611 0,300 Valid
Item 6 0.647 0,300 Valid
Item 7 0.616 0,300 Valid
Item 8 0.500 0,300 Valid
Item 9 0.469 0,300 Valid
Item 10 0.378 0,300 Valid
Item 11 0.695 0,300 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner Variabel loyalitas merek
Dari data di atas disimpulkan bahwa, Instrument pada variabel loyalitas
merek yang penulis ajukan dalam kuesioner, cukup representatif dalam mewakili
objek yang diteliti, dimana semua item loyalitas merek seluruhnya valid yaitu
3.2.4.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran
relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Jadi dengan kata
lain reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya dan diandalkan. (Sugiyono 2003:126). Teknik perhitungan
reliabilitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Teknik Belah Dua
(Split Half Method) dengan rumusSpearman Brown.Untuk itu perhitungan dapat
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 11.0For Windows.
Adapun langkah-langkah uji reliabilitas adalah sebagai berikut :
1. Item variabel dibagi menjadi dua, yaitu belahan pertama (total ganjil) dan
belahan kedua (total genap) lalu dikelompokkan dalam kelompok 1 dan kolom
2.
2. Skor untuk masing-masing kelompok dijumblahkan sehingga terdapat skor
untuk kelompok 1 dan kelompok 2.
3. Korelasi skor total kelompok 1 dan skor 2 pada program SPSS 11.0 for
windows.
Kemudian output hasil korelasi dimasukan pada persamaan Spearman Brown
b
Dimana : Ri =Reabilitas instrument seluruh instrument
b
r = Korelasi product moment belahan pertama dan kedua
Reliability Statistics
Items N of Items
.738 .831 12
Hasil pengujian terhadap variabel Loyalitas Merek, diperoleh koefisien r
untuk belahan ganjil dan genap = 0,738. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas
dipergunakan rumusSperman brown, sebagai berikut:
Dimana: rxy : reliabilitas untuk keseluruhan instrument
b
r : korelasi Product moment antara bilangan ganjil dan genap
Berdasarkan kriteria pengujian, maka instrument loyalitas merek memiliki
kehandalan yang signifikan, karena (0,849 > 0,700), maka alat ukur atau
kuesioner dapat dipercaya atau reliabel.
3.2.5. Rancangan Analisis
Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan pengelolaan data.
Setelah data terkumpul melalui kuesioner maka langkah selanjutnya adalah
melakukan tabulasi, yaitu memberikan nilai (scoring) sesuai dengan sistem yang
ditetapkan.Scoringdilakukan dengan menggunakan skala likert yaitu 5, 4, 3, 2, 1.
3.2.5.1. Rancangan Analisis Deskriptif / Kualitatif
Analisis Deskriptif / kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan dan
menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian. Untuk
maksud mendeskripsikan data pada setiap variabel penelitian terutama untuk
melihat gambaran secara umum penelitian responden atau tanggapan responden
dilakukan dengan membuat pengkategorian Analisis kualitatif digunakan dengan
menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan
nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup,
tidak baik, sangat tidak baik.
Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mengolah data yang
diperoleh dari kuesioner yang telah diisi oleh para responden menurut Umi
1. Setiap indikator/sub variabel yang dinilai oleh responden,
diklasifikasikan ke dalam lima alternatif jawaban dengan
menggunakan skala ordinal.
Sesuai dengan sistem yang diterapkan scoring dilakukan dengan
menggunakan skala likert 5-4-3-2-1 (Sugiyono, 2008:93). Dengan
skala likert, jawaban setiap item mempunyai gradasi yang sangat
positif sampai sangat negatif.
2. Dihitung total skor setiap variabel/sub variabel= jumalh skor dari
seluruh skor indikator variabel semua responden.
3. Dihitung skor setiap variabel/sub variabel= rata-rata dari total skor.
4. Hasil olahan data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif, untuk
mendeskripsikan jawaban responden digunakan statistik deskriptif
seperti distribusi frekuensi dan ditampilkan dalam bentuk tabel atau
grafik.
Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian
dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. (Umi
Narimawati, 2008:84).
Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat
responden sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1,2,3,4 dan 5).
Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan presisi nilain tertinggi
dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan jumlah responden.
Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor
idela dikontribusikan dengan tabel
Menurut Umi Narimawati (2007:85),
Batas bawah 20% diperoleh dari =
ହ× 100%
= 20%
Batas atas 100% diperoleh dari =ହ
ହ× 100%
Untuk menentukan panjang kelas dihitung dengan rumus:
Panjang kelas = ି ୵ ୦
୬୷ ୬୷ ୣ
=
%ି %ହ
=
଼ %ହ
=
16%
Sehingga pengkategorian skor jawaban responden untuk masing-masing
Table 3.4
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal No Interval Tingkat
Intensitas
Kriteria
1 20.00 - 36.00 Tidak Baik
2 36.01 - 52.00 Kurang Baik
3 52.01 – 68.01 Cukup
4 68.01 - 84.00 Baik
5 84.01 - 100 Sangat Baik
36
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan
Opey production dirintis pada tahun 1992 oleh bapak Muchammad Thofan
atau lebih dikenal dengan sebutan Opey bermula dari iseng dengan modal
seadanya maka dibuatlah produk bandana 60 lembar. Kemudian bandana itu
dijual dengan cara tradisional yaitu lewat teman-teman terdekat. Semakin lama
bandana itu semakin dikenal masyarakat dan mulai laku di pasaran khususnya
kawula muda, dengan demikian keuntungan yang diperoleh semakin bertambah.
Dengan bertambahnya keuntungan yang diperoleh dari kesuksesan produk
bandana, maka pada tahun 1993 mulai dikembangkan untuk memproduksi
beberapa jenis produk yang sering dipakai untuk kawula muda antara lain seperti
tas, dompet, t-shirt dan jaket. Walaupun barang yang diproduksi belum banyak
tetapi sudah dipikirkan manajemen usaha yang lebih baik, diantaranya dengan
membentuk tenaga pemasaran, produksi, staff accounting, dan produk yang
dipasarkan masih memiliki label Opey Production.
Pada bulan Januari tahun 1997 mulai dibuka dengan nama “OPEY STYLE
SHOP” di Gramedia Jl. Merdeka Bandung dengan tujuan menjual secara langsung
hasil produknya kepada masyarakat luas. Ternyata dengan membuka counter
mulai dikenal banyak orang. Pada tahun 1997 untuk menjaga merek dan produk
dari penjiplakan mulai disahkan pendirian CV. OPEY PRODUCTION sebagai
badan usaha yang memproduksi merek Opey Style Shop.
Semakin berkembangnya permintaan barang dan melihat peluang usaha
dikalangan anak muda pada khususnya anak-anak Skateboard belum layak. Maka
perusahaan melihat adanya peluang yang dapat dikembangkan agar anak-anak
yang suka olahraga atau yang tidak bisa main skateboard masih tetap dapat
bergaya alias memiiki fashion. Mulailah dikembangkan dan dipatenkan merek
dagang dengan nama SKATERS tepatnya pada bulan Juli 2000.
Agar merek dagang SKATERS tetap konsisten keberadaannya, maka
pihak perusahaan membuka counter tepatnya pada bulan Februari 2000 di wilayah
Jl. Cihampelas dengan maksud untuk menjaring konsumen didalam dan luar kota
Bandung. Sedangkan untuk menjaring konsumen lebih luas lagi khususnya di
wilayah Bandung kami membuka couter di Bandung Indah Plaza (BIP) pada
bulan Juli 2003, sehingga perkembangan SKATERS semakin meningkat dengan
semakin luasnya jaringan pemasaran ke seluruh Indonesia.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Memberikan pelayanan prima dan kepuasan dengan membuat produk Up
2. Misi
Tetap eksis dan berusaha menjadiTrand Center.
Menciptakan produk inovatif.
4.1.3 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah gambaran yang memperlihatkan suatu susunan
yang logis, tertib dan teratur mengenai hubungan-hubungan yang serasi atas
bagian-bagian yang terdapat dalam suatu perusahaan atau instansi secara
keseluruhan maupun hubungan yang satu dengan yang lainnya terhadap
tugas-tugas dan batasan-batasan tanggung jawab yang dikenakan.
Pada CV Opey Producton SKATERS Clothing Company dipimpin
langsung oleh Direktur (owner). Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada
4.1.4 Deskripsi Jabatan
1. General manager
Fungsi:
Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi seluruh kegiatan
operasional harian perusahaan dan pengelolaan sumber daya perusahaan secara
efektif dan efisien dengan tujuan perusahaan.
2. Accounting
Fungsi:
Mengatur anggaran yang sedang dan akan dikeluarkan sesuai realisasi
pembelian berdasarkan:
Surat jalan barang yang masuk ke divisi logistik Raw Material
Lembar Purchasing Order (PO) yang sudah masuk dan disesuaikan
dengan jumlah barang yang masuk setelah dikurangi bon potongan dll
(berikut lembar kontra bon). Pembayaran dilakukan sesuai dengan
kesepakatan yang telah dibuat antara pihaksupplierdanowner.
Mengatur anggaran untuk kas bon karyawan.
Menerima laporan dan nominal uang hasil penjualan dari divisi
marketing secara berkala.
Membuat neraca keuangan secara keseluruhan.
3. Production
Fungsi:
Mengatur alur proses dan jumlah bahan baku secara rinci sesuai
Menginformasikan secara lisan dan tertulis kepada divisi PO untuk
kepentingan administrasi.
Memantau pelaksanaan produksi atau bekerjasama dengan PO (jika
produksi melibatkansupplier).
Secara aktif menginformasikan nominnal ongkos
kerja/perubahan-perubahan proses yang sudah deal dengan mitra/supplier jika mitra
bernegosiasi langgsung dengan penanggungjawab produksi.
Secara aktif memantau kebutuhan pasaran dan membuat terobosan
baru yang kemudian dikomunikasikan langsung dengan marketing via
Owner.
4. Purchasing Order
Fungsi:
Berhubungan langsung dengan pihak supplier baiksupplybahan baku
dan produk jadi/setengah jadi dalam pembuatan PO setelah deal
dengan penaggung jawab produksi-direktur
Mengarsip dokumen-dokumen surat jalan keluar bahan baku per-PO
sebagai bukti dan pendukung dalam penentuan HPP produk.
Mendata setiap surat jalan yang masuk bahan baku ke div.logistik
bahan baku sebelum diserahkan ke div.accounting, kemudian
Melapor secara berkala perkembangan atau permasalahan produk
yang berhubungan dengan pemasukan barang dengan penanggung
jawab produk.
Menginformasikan HPP produk kebagian penerimaan barang yang
kemudian akan dimajukan kepada Owner (menetukan harga jual).
5. Quality Control
Fungsi:
Memeriksa kualitas produk yang masuk ke div.packing.
Melaporkan hasil pemeriksaan (per-jenis penyimpangan + jumlah) ke
div.logistik finish good dan bagian penerimaan barang.
Jenis-jenis penyimpangan ini dijadikan sebagai acuan oleh
div.merketing internal/eksternal apakah produk termasuk revisi atau
BS.
Membantu div.packing jika diperlukan.
6. Packing
Fungsi:
Mengemas produk sesuai dengan spesifikasi.
Menghitung ulang prduk hasil packing dan melaporkannya ke
div.logistik sebelum dikirim ke div.Marketing.
Melaporkan kepada div.logistik bahan baku/accounting jika stok
7. Promotion(merangkap bagian penerimaan barang/produk)
Fungsi:
Memeriksa jumlah produk dan menyesuaikannya dengan surat jalan +
PO yang semestinya sebelum diperiksa quality control dan sebelum
dikemas div.packing.
Melaporkan setiap pemasukan barang ke div.PO
Mengatur produk yang akan dipromosikan sesuai budget promosi
yang sudah dianggarkan perbulanya.
Mendata produk secara rinci dan melaporkan kepada Owner tiap
bulan.
8. LogistikFinishgood Fungsi:
Membawahi 2 staff gudang (penanggung jawab gudang 1 dan gudang 2)
yang khusus mendata sirkulasi barang digudang tersebut, antara lain:
Keluaran barang:
Permintaan bagian marketing/customer (dengan melampirkan form
permintaan barang sebagai bukti).
Permintaan bagian marketing karena ada penjualan langsung ditempat
(dengan melampirkan bon bukti pembelian).
Masukan Barang:
Barang yang diterima dari bagian packing serta rini (dengan melampirkan
Barang yang diterima/returan dari customer (dengan melampirkan copy
surat jalan dari customer).
Barang yang diterima/returan dari counter (dengan melampirkan surat
jalan dari counter ybs).
Staff gudang wajib memeriksa barang secara fisik dan menyesuaikannya
dengan lampiran surat jalan, form tersebut sebelum mendatanginya, data ini
diperiksa oleh penanggung jawab logistik secara berkala dan harus dengan fisik
barang digudang.
9. Marketing
Fungsi:
Karena marketing langsung dibawahi oleh Owner, maka
keluhan/saran/kendala dan lain-lain dari customer langsung dikomunikasikan
dengan Owner.
10. Operator Produksi
Fungsi:
Operator bagian potong bahan, jahit, sablon yang bertanggung jawab
kepada masing-masing penanggung jawab produksi, bagian umum/OB, dan
11. Transportasi/Staff pendukung
Fungsi:
Bertugas meng-cross check jumlah barang sesuai spec, dan mengantar
barang tersebut ketempat yang dimaksud.
4.1.5 Aktivitas Perusahaan
Bidang usaha yang diproduksi CV. Opey Production adalah memproduksi
pakaian (T-Shirt) sebagai produk inti (core product), ditambah produk dan
aksesoris lain seperti celana, tas yang berukuran besar atau kecil, jaket dan
sweater dengan berbagai jenis dan warna, topi, kupluk, bandana, ikat pinggang
dsb. Di tahun 2011, skaters tidak hanya memproduksi produk baru berupa pakaian
khusus wanita dan dan celana boxer karena permintaan pasar yang
memungkinkan untuk memproduksi celana tersebut.
Dalam bentuk kerja sama produksi keseluruhan, 90% produk di produksi
oleh CV. Opey Production dan 10% diproduksi oleh supplier. Untuk pengiriman
customer skaters yang diutamakan adalah daerah Jababeka yang dikirim langsung
dari pihak skaters sendiri, sedangkan untuk luar pulau jawa skaters bekerjasama
dengan jasa pengiriman. Untuk pembayaran di luar kota di transfer lewat rekening
untuk dalam kota dibayarkan secara kontan. Di bidang kerja sama promosi,
skaters pernah bekerja sama dengan pihak Trans 7 dalam acara jejak petualang
dan pernah dipakai oleh beberapa pemain sinetron. Untuk kerjasama TV lokal
(Bandung) skaters bekerjasama dengan Bandung TV dan STV dalam acara sepak
4.2 Pembahasan Penelitian 4.2.1 Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah konsumen merek skaters yang telah
berbelanja di distro skaters cabang BIP Bandung yang kemudian diambil 55 orang
responden sebagai sampel. Berikut ini adalah karakteristik responden yang
mencakup jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan dan pengeluaran dalam satu
bulan. Karakteristik ini masing-masing responden tersebut dapat dilihat pada
tabel-tabel berikut :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Pria 37 67.27%
Wanita 18 32.73%
Total 55 100%
Sumber : Data Primer yang telah diolah
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat jumlah responden yang mengisi
kuesioner berdasarkan jenis kelamin untuk laki-laki sebesar 67.27%, sedangkan
untuk wanita sebesar 33.73%. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa mayoritas
yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah laki-laki. Hal ini dikarenakan
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase (%)
< 15 Tahun 1 1.82%
Sumber : Data Primer yang telah diolah
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden dibawah usia 15
tahun adalah sebanyak 1.82%, responden antara usia 15 – 20 tahun sebesar
43.63%, usia 21 – 25 tahun sebesar 40%, dan usia diatas 26 – 30 tahun sebesar
5.45%, dan responden usia > 30 tahun sebesar 9.1%. Dari data diatas diketahui
bahwa mayoritas responden berusia 15 sampai 20 tahun. Hal ini disebabkan
karena pada usia tersebut merek skaters lebih banyak diminati, terutama kalangan
pemuda remaja.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
SD 0 0%
Berdasarkan Tabel 4.3 mengenai karakteristik responden berdasarkan
pendidikan didapat besarnya persentase dari SD sebesar 0%, SMP sebesar
16.36%, SMA sebesar 49.09%, Diploma sebesar 15.54%, Sarjana sebesar 20%.
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa mayoritas reponden adalah SMA, hal ini
dikarenakan merek skaters lebih cocok untuk anak usia remaja yang masih
bersekolah SMA.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
PNS atau BUMN 2 3.63%
Pegawai Swasta 13 23.63%
Pelajar/Mahasiswa 33 60%
Wiraswasta 5 9.09%
Lain-lain 2 3.63%
Total 55 100%
Sumber : Data primer yang telah diolah
Berdasarkan Tabel 4.4 mengenai karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan didapat besarnya persentase dari PNS atau BUMN sebesar 3.63%,
Pegawai Swasta sebesar 23.63%, Pelajar/Mahasiswa sebesar 60%, Wiraswasta
sebesar 9.09%, Lain-lain sebesar 3.63%. Berdasarkan data diatas terlihat bahwa
mayoritas reponden adalah pelajar atau mahasiswa. Hal ini dikarenakan desain
merek skaters lebih diminati dan disukai di kalangan pelajar dan mahasiswa yang
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran satu bulan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
< 1 Juta 30 54.45%
1 – 2 Juta 14 25.45%
2 – 3 Juta 10 18.19%
3 – 4 Juta 1 1.82%
>4 Juta 0 0%
Total 55 100%
Sumber : Data primer yang telah diolah
Berdasarkan Tabel 4.5 mengenai pengeluaran responden dalam satu bulan,
didapat < 1 Juta sebesar 54.45%, 1 – 2 Juta sebesar 25.45%, 2 – 3 Juta sebesar
18.19%, 3 – 4 Juta sebesar 1.82% dan > 4 juta sebesar 0%. Berdasarkan data
diatas terlihat bahwa mayoritas reponden mempunyai pengeluaran > 1 Juta. Hal
ini dikarenakan mayoritas responden skaters adalah pelajar dan mahasiswa yang
masih di biayai sehingga pengeluarannya pun rendah.
4.3 Analisis Deskriptif
Dibawah ini adalah tanggapan responden mengenai Loyalitas Produk
Merek Skaters Pada CV. Opey Production Bandung yang terdiri dari: Pengukuran
perilaku, Biaya pengorbanan, Mengukur kepuasan, Merek kesukaan dan
Komitmen. Adapun hasil pengolahan data dan analisa dari jawaban kuesioner
1. Pengukuran Perilaku
Tabel 4.6
Tanggapan responden mengenai Pembelian ulang terhadap produk merek skaters
Jawaban Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 12 21.81%
Setuju 38 69.09%
Kurang Setuju 4 7.27%
Tidak Setuju 1 1.81%
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 55 100%
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui tanggapan responden mengenai
pembelian ulang terhadap merek produk skaters. Dari tanggapan responden diatas
dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 12 orang atau 21.81%,
setuju 38 orang atau 69.09%, kurang setuju 4 orang atau 7.27%, tidak setuju 1
orang atau 1.81%. Hal ini menyatakan sebagian besar responden menyatakan
setuju yaitu sebanyak 38 responden (69.09%) jadi responden setuju untuk
melakukan pembelian ulang terhadap merek produk skaters, hal ini karena merek
skaters memiliki harga terjangkau dan kualitas yang baik.
Tabel 4.7
Tanggapan responden mengenai Pembelian merek skaters karena lebih baik dibanding merek lain
Jawaban Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 11 20%
Setuju 36 65.45%
Kurang Setuju 8 14.54%
Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 55 100%
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui tanggapan responden mengenai
pembelian merek skaters karena lebih baik dibanding merek lain. Dari tanggapan
responden diatas dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 11 orang
atau 20%, setuju 36 orang atau 65.45%, kurang setuju 8 orang atau 14.54%. Hal
ini menyatakan sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 36
responden (65.45%) jadi responden setuju membeli merek skaters karena lebih
baik dibanding merek lain, hal ini karena merek skaters kualitas dan desain yang
menarik dan handal.
Berikut ini adalah tanggapan responden mengenai Pengukuran perilaku
responden terhadap produk merek skaters.
Tabel 4.8
Tanggapan responden mengenai pengukuran perilaku
No Indikator Skor
1. Pembelian ulang terhadap merek skaters 228
2. Membeli merek skaters karena lebih baik
dibanding merek lain.
222
Total 450
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner
Analisa deskripsi mengenai Pengukuran perilaku responden dapat dilihat
Tabel 4.9
Skor tanggapan responden mengenai pengukuran perilaku
Skor Skor dalam %
450 450
5 × 2 × 55× 100% = 81.82%
Maka dihasilkan data peringkat pengukuran perilaku yang dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Table 4.10
Pengkategorian Skor Jawaban Pengukuran Perilaku No Interval Tingkat
Intensitas
Kriteria
1 20 % - < 36 % Sangat Rendah
2 36 % - < 52 % Rendah
3 52 % - < 68 % Cukup Tinggi
4 68 % - < 84 % Tinggi
5 84 % - < 100 % Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel 4.10 tentang tanggapan responden terhadap pengukuran
perilaku menunujukkan skor 81.81% dan berada diantara 68% - < 84% dengan
kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan tanggapan responden terhadap pengukuran
perilaku tinggi karena mayoritas responden untuk tingkat melakukan pembelian
ulang terhadap merek skaters dan membeli merek skaters karena lebih baik di
2. Biaya Peralihan
Tabel 4.11
Tanggapan responden mengenai pengeluaran biaya yang relatif murah dengan risiko kecil
Jawaban Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 6 10.91%
Setuju 37 67.28%
Kurang Setuju 12 21.82%
Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 55 100%
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui tanggapan responden mengenai
pengeluaran biaya yang relatif murah dengan risiko kecil. Dari tanggapan
responden diatas dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 6 orang
atau 10.91%, setuju 37 orang atau 67.28%, kurang setuju 12 orang atau 21.82%.
Hal ini menyatakan sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak
37 responden (67.28%) jadi responden setuju dalam hal pengeluaran biaya yang
relatif murah dengan risiko kecil, hal ini karena merek skaters memiliki biaya
yang relatif terjangkau dengan risiko yang kecil.
Tabel 4.12
Tanggapan responden mengenai mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli produk merek skaters
Jawaban Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 6 10.91%
Setuju 28 50.91%
Kurang Setuju 18 32.73%
Tidak Setuju 3 5.45%
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 55 100%
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui tanggapan responden mengenai
bersedia untuk mengeluarkan biaya lebih untuk membeli produk merek skaters.
Dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat
setuju 6 orang atau 10.91%, setuju 28 orang atau 50.91%, kurang setuju 18 orang
atau 32.73%, tidak setuju 3 orang atau 5.45%. Hal ini menyatakan sebagian besar
responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 36 responden (65.45%) jadi
responden setuju untuk mengeluarkan biaya lebih untuk membeli atau
mendapatkan produk merek skaters, hal ini karena merek skaters dapat dipercaya
dengan tingkat risiko yang kecil dan mempunyai kualitas sehingga bersedia
membeli walaupun responden mengeluarkan biaya yang lebih untuk mendapatkan
merek skaters.
Berikut ini adalah tanggapan responden mengenai biaya peralihan
responden terhadap produk merek skaters:
Tabel 4.13
Tanggapan responden mengenai biaya peralihan
No Indikator Skor
1. Pengeluaran biaya yang relatif murah
denga risiko kecil
214
2. Mengeluarkan biaya tambahan untuk
membeli produk merek skaters
202
Total 416
Analisa deskripsi mengenai biaya peralihan responden dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 4.14
Skor tanggapan responden mengenai biaya peralihan
Skor Skor dalam %
202 416
5 × 2 × 55× 100% = 75.64%
Maka dihasilkan data peringkat biaya peralihan yang dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Table 4.15
Pengkategorian Skor Jawaban Biaya Peralihan No Interval Tingkat
Intensitas
Kriteria
1 20 % - < 36 % Sangat Rendah
2 36 % - < 52 % Rendah
3 52 % - < 68 % Cukup Tinggi
4 68 % - < 84 % Tinggi
5 84 % - < 100 % Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel tentang tanggapan responden terhadap biaya peralihan
menunujukkan skor 75.64% dan berada diantara 68% - < 84% dengan kriteria
tinggi. Hal ini menunjukkan tanggapan responden terhadap biaya peralihan berada
yang relatif murah dengan risiko kecil dan mengeluarkan biaya tambahan untuk
membeli produk merek skaters menyatakan setuju.
3. Pengukuran Kepuasan
Tabel 4.16
Tanggapan responden mengenai kepuasan terhadap kualitas produk merek skaters
Jawaban Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 14 25.45%
Setuju 36 65.45%
Kurang Setuju 5 9.1%
Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 55 100%
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui tanggapan responden mengenai
kepuasan terhadap kualitas produk merek skaters. Dari tanggapan responden
diatas dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 14 orang atau
25.45%, setuju 36 orang atau 65.45%, kurang setuju 5 orang atau 9.1%. Hal ini
menyatakan sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 36
responden (65.45%) jadi responden setuju untuk dalam hal kepuasan terhadap
merek skaters, hal ini karena merek skaters sudah dapat memenuhi kebutuhan
sebagian besar responden sehingga responden merasa puas terhadap produk
Tabel 4.17
Tanggapan responden mengenai kepuasan terhadap desain produk merek skaters
Jawaban Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 13 23.63%
Setuju 37 67.27%
Kurang Setuju 5 9.1%
Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 55 100%
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner
Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui tanggapan responden mengenai
kepuasan terhadap desain produk merek skaters. Dari tanggapan responden diatas
dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 13 orang atau 23.63%,
setuju 37 orang atau 67.27%, kurang setuju 5 orang atau 9.1%. Hal ini
menyatakan sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 37
responden (65.45%) jadi responden setuju dalam hal kepuasan dalam hal desain
merek skaters, hal ini karena merek skaters mempunyai desain yang menarik dan
sesuai dengan trend yang mengikuti perkembangan zaman.
Berikut ini adalah tanggapan responden mengenai Pengukuran kepuasan
Tabel 4.18
Tanggapan responden mengenai pengukuran kepuasan
No Indikator Skor
1. Kepuasan terhadap kualitas produk
merek skaters
229
2. kepuasan terhadap desain produk merek
skaters.
228
Total 457
Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner
Analisa deskripsi mengenai Pengukuran kepuasan responden dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 4.19
Skor tanggapan responden mengenai pengukuran kepuasan
Skor Skor dalam %
457 457
5 × 2 × 55× 100% = 83.09 %
Maka dihasilkan data peringkat pengukuran kepuasan yang dapat dilihat