• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Loyalitas Merek Produk Skaters Pada CV. Opyey Production Di Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Loyalitas Merek Produk Skaters Pada CV. Opyey Production Di Bandung"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

THE ANALYSIS OF BRAND LOYALTY SKATERS PRODUCT

AT CV OPEY PRODUCTION IN BANDUNG

(Consumer Survey in Bandung Indah Plaza)

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Diploma III Pada Program Studi Manajemen Pemasaran

Oleh :

NAMA : SENDI SIPAHUTAR

NIM : 21408003

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

iv

Kesetiaan konsumen terhadap merek pilihannya disebut brand loyalty, yaitu komitmen hakiki dalam membeli ulang sebuah merek yang istimewa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap Loyalitas merek skaters yang diproduksi CV. Opey Production.

Loyalitas merek menunjukkan adanya suatu ikatan antara pelanggan dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai dengan adanya pembelian ulang dari pelanggan. Loyalitas merek yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan, dan dapat menarik minat pelanggan baru karena mereka memiliki keyakinan bahwa membeli produk bermerek minimal dapat mengurangi risiko.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan variabel loyalitas merek. Teknik pengumpulan data menggunakan unit wawancara, kuesioner, dan kepustakaan. Untuk analisis penelitian ini adalah konsumen yang melakukan pembelian di distro skaters, dengan sampel yang ditetapkan sebanyak 55 responden.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan responden mengenai Analisis Loyalitas Produk Merek Skaters Pada CV. Opey Production Bandung menunjukkan skor 85.96%, dengan kriteria sangat tinggi karena mayoritas responden mengenai Pengukuran perilaku, biaya peralihan, pengukuran kepuasan, merek kesukaan, dan komitmen mendapat respon setuju.

(3)

v

Consumer loyalty to the brand choice is called brand loyalty, which is an essential commitment in buying a brand that special birthday. This study aims to determine consumer responses to brand loyalty skaters produced CV. Opey Production.

Brand loyalty indicates a bond between customers with a specific brand and are often characterized by repeat purchases from customers. High brand loyalty can increase trade, and can attract new customers because they have the belief that buying a branded product can reduce the risk minimal.

The method used in this research is descriptive variables of brand loyalty. Data collection techniques using the unit of interviews, questionnaires, and literature. For the analysis of this study is consumers who make purchases on the distro skaters, with a sample set of 55 respondents.

The results showed that the respondents regarding the Analysis of Brand Loyalty Products Skaters At CV. Production Opey Bandung showed score 85.96%%, with a very high criterion since the majority of respondents regarding the measurement of behavior, switching costs, satisfaction measurement, brand preferences, and commitment to getting a response agrees.

(4)

vi

hanya atas segala kasih dan karunian-Nya penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul ”Loyalitas Produk Merek Skaters Pada CV. Opey Production Di Bandung”. Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Ahli

Madya pada Program Studi Manajemen Pemasaran Universitas Komputer

Indonesia Bandumg.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih banyak kekurangannya

dan masih jauh dari kesempurnaan, mulai dari penyebaran kuesioner,

pengumpulan data sampai pada saat penyusunan hasil penelitian. Oleh karena itu

saran dan kritik yang sifatnya membangun akan penulis terima dengan senang

hati.

Dalam pembuatan skripsi ini juga penulis tidak lepas dari bantuan,

bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini, penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas

(5)

vii

Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

yang selalu memberikan masukan serta saran-saran sehingga

terselesaikannya tugas akhir ini.

5. Ibu Isniar Budiarti, SE., M.Si., selaku Dosen Wali Manajemen Pemasaran

2008, atas perhatian dan bantuan yang telah diberikan selama menjalani

masa studi.

6. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar beserta staff sekretariat Program Studi

Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

7. Bapak Muchammad Thofan, selaku General Manager CV. Opey Production.

8. Bapak Agus Rahmat, SH, selaku Personalia di CV. Opey Production

Bandung yang telah membantu memberikan bantuan serta masukan

mengenai perusahaan.

9. Seluruh karyawan CV. Opey Production Bandung.

10. Kedua Orangtuaku yang telah mencurahkan perhatian atas materi, dorongan

spiritual dan doa-doanya dan abang (Bona).

11. Seluruh Keluarga di Purwakarta dan keluarga besar Sipahutar dimanapun

berada, yang telah memberikan semangat dan doanya dalam penyelesaian

tugas akhir ini (Mauliate godang).

12. Mba Hanna dan Teh Maya selaku sekretariat Manajemen Fakultas Ekonomi

(6)

viii

14. Teman-teman, Genda, Chendy, Devi, Panji, Aigenius (Aje), Fandy, Udiiin,

yang selalu menghibur, thaks mas bro.

15. Untuk yang spesial, thaks atas semua dukungannya.

Serta semua pihak yang telah memberikan motivasi, bantuan serta

bimbingan yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan banyak bantuan dalam penulisan tugas akhir ini. Semoga perbuatan

baik semua pihak dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Akhir kata penulis mengharapkan penyusunan tugas akhir ini dapat

memberikan manfaat bagi para pembaca atau penulis sebagai bahan masukan dan

perbandingan bagi penulis lain untuk peningkatan di masa yang akan datang.

Bandung, Juli 2011

Penulis

(7)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Karena

selain menjanjikan berbagai peluang dan tantangan bisnis baru dari perusahaan

yang beroprasi di Indonesia, dapat juga memperluas pasar produk dari berbagai

perusahaan di Indonesia. Namun di sisi lain keadaan tersebut memunculkan

persaingan yang semakin ketat baik antar perusahaan domestik maupun dengan

perusahaan asing. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap

perusahaan harus mampu bertahan hidup bahkan harus dapat terus berkembang.

Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap

perusahaan adalah mempertahankan pelanggan yang telah ada, terus menggarap

pelanggan-pelanggan potensial baru agar jangan sampai pelanggan meninggalkan

perusahaan menjadi pelanggan perusahaan lain.

Suatu perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan dituntut

melakukan kegiatan pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan. Pemasaran

mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan

konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak diproduksi,

menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan

penyaluran atau penjualan produk tersebut, hingga pada akhirnya produk yang

(8)

Konsumen dalam memilih suatu merek produk akan melalui tahap

percobaan terlebih dahulu, pada tahap ini seringkali konsumen akan mencoba

berbagai merek yang berbeda. Jika dirasakan bahwa merek tersebut cocok dan

memenuhi apa yang diharapkan dari produk sejenis maka konsumen akan terus

mencari merek tersebut. Konsumen yang fanatik tidak akan bersedia ganti merek

yang lain. Konsumen menjadi setia (loyal) dengan merek yang mampu

memberikan hasil seperti yang diharapkan. Kesetiaan konsumen terhadap merek

pilihannya disebut brand loyalty, yaitu komitmen hakiki dalam membeli ulang

sebuah merek yang istimewa (Peter & Olson, 2003).

Persaingan terjadi hampir pada semua sektor bisnis, salah satunya yaitu

pada bisnis clothing (pakaian). Bisnis clothing di Indonesia, mempunyai

persaingan pasar yang begitu pesat sehingga menyebabkan banyak pendatang baru

di bisnis ini bermunculan seiring dengan perubahan tekonologi, perkembangan

dunia clothing, khususnya di kota Bandung yang merupakan salah satu pusat

fashion di Indonesia. Selain itu kota Bandung juga memiliki selera berbusana

yang dinamis dan mengikuti perkembangan zaman. Hal itulah yang menjadikan

alasan berdirinya distro-distro clothing di kota bandung seperti skaters, 347,

threesecond, proshop dsb.

CV. Opey production sebagai perusahaan clothing yang memproduksi

merek skaters yang dirintis pada tahun 1992 merupakan salah satu perusahaan

clothing yang cukup terkenal di Bandung. Sasaran utama dari skaters sendiri

adalah anak muda dengan desain yang mengikuti zaman. Salah satu upaya skaters

(9)

membentuk merek yang baik dan berusaha untuk memahami perilaku konsumen

pada pasar sasaran untuk kelangsungan hidup skaters sendiri.

Merek skaters yang ada selama ini mendapatkan tempat yang cukup baik

dimata konsumen. Produk tersebut mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan

dengan produk lain yang sejenisnya. Kelebihan yang ada tersebut antara lain

mempunyai jenis pakaian dan aksesoris yang lengkap, harga relatif terjangkau,

dan sudah lamanya merek tersebut beredar di pasaran. Kelebihan ini diciptakan

agar konsumen merasa puas dan diharapkan dapat merebut pangsa pasar.

Tabel 1.1

Survey Awal Pada Konsumen Skaters

Indikator Keterangan

Pengukuran Perilaku

21 responden menyatakan pernah dan sering melakukan pembelian ulang terhadap merek skaters, 6.7% menyatakan jarang melakukan pembelian ulang dan 23.3% menyatakan tidak pernah melakukan pembelian ulang.

Biaya Peralihan

36.7% responden menyatakan bersedia untuk mengeluarkan biaya yang lebih untuk membeli produk merek skaters, sedangkan 30% menyatakan kadang-kadang, 6.7% menyatakan jarang dan 26.6% menyatakan tidak bersedia mengeluarkan biaya lebih.

Pengukuran kepuasan

63.3% responden menyatakan puas terhadap merek skaters, sedangkan 16.7% menyatakan cukup puas, dan 20% menyatakan tidak puas terhadap merek skaters.

Merek Kesukaan

73.3% responden menyukai produk skaters karena mereknya, karena merek skaters yang terkenal, namun 26.7% menyatakan tidak menyukai merek skaters karena mereknya melainkan adanya faktor lain.

Komitmen Berdasarkan Komitmen, 23.3% responden menyatakan sering atau pernah menyarankan produk merek skaters tersebut kepada orang lain, sedangkan 26.7% jarang, dan 50% menyatakan tidak pernah menyarankan merek skaters tersebut kepada orang lain.

Sumber : Data Primer yang telah diolah

Berdasarkan hasil survey awal kepada 30 responden 70% atau 21

responden menyatakan pernah dan sering melakukan pembelian ulang terhadap

merek skaters, ini dikarenakan merek skaters yang sudah cukup terkenal di

(10)

melakukan pembelian ulang dan 23.3% menyatakan tidak pernah melakukan

pembelian ulang. Dari indikator biaya peralihan 36.7% responden menyatakan

bersedia untuk mengeluarkan biaya yang lebih untuk membeli produk merek

skaters, karena merasa merek skaters tersebut memang mempunyai kualitas yang

baik, sedangkan 30% menyatakan kadang-kadang, 6.7% menyatakan jarang dan

26.6% menyatakan tidak bersedia mengeluarkan biaya lebih. Berdasarkan Ukuran

kepuasan 63.3% responden menyatakan puas terhadap merek skaters karena

kualitas dan desain yang cocok dan mengikuti perkembangan jaman, sedangkan

16.7% menyatakan cukup puas, dan 20% menyatakan tidak puas terhadap merek

skaters. Berdasarkan Merek kesukaan, 73.3% responden menyukai produk skaters

karena mereknya, karena merek skaters yang terkenal, namun 26.7% menyatakan

tidak menyukai merek skaters karena mereknya melainkan adanya faktor lain.

Berdasarkan Komitmen, 23.3% responden menyatakan sering atau pernah

menyarankan produk merek skaters tersebut kepada orang lain, sedangkan 26.7%

jarang, dan 50% menyatakan tidak pernah menyarankan merek skaters tersebut

kepada orang lain.

Dari hasil survey awal tersebut, konsumen yang tidak pernah menyarankan

merek skaters kepada orang lain cukup besar yaitu 50%, ini menunjukkan

komitmen konsumen terhadap merek skaters masih kurang. Menyadari pentingnya

membangun dan mempertahankan loyalitas merek, maka perlu dilakukan suatu

upaya-upaya khusus agar terciptanya loyalitas konsumen terhadap suatu merek

tertentu. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih

(11)

yang berjudul: ”ANALISIS LOYALITAS MEREK PRODUK SKATERS PADA CV. OPEY PRODUCTION BANDUNG (Studi kasus BIP)”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas penulis mengidentifikasikan

masalah sebagai berikut:

1. Loyalitas merek yang dibangun oleh CV Opey Production yang

memproduksi merek skaters sekarang ini sudah mulai melemah

berdasarkan latar belakang, dikarenakan banyaknya pesaing-pesaing

baru yang muncul.

2. Berdasarkan latar belakang penelitian, komitmen konsumen terhadap

produk merek skaters masih kurang dalam hal menyarankan kepada

orang lain.

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap Loyalitas merek Skaters

yang di produksi CV. Opey Production.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk menjelaskan serta menilai tentang

(12)

data melalui internet, dan wawancara dengan konsumen serta karyawan di

distro skaters cabang BIP.

Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap Loyalitas merek

skaters yang diproduksi CV. Opey Production.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Praktis

Adapun penulis mengharapkan dari hasil penelitian ini dapat berguna

bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu:

a. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan untuk atau sumbangan informasi bagi

pengelola perusahaan dalam menentukan langkah dan kebijakan

perusahaan khususnya dalam menentukan strategi pemasaran yang

berorientasi pada loyalitas merek untuk mendapatkan kepuasan

konsumen dalam hal memilih merek.

2. Kegunaan Akademis

a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini merupakan pengalaman berharga dimana

penulis dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai

bagaimana strategi penerapan loyalitas merek yang dilakukan

(13)

b. Bagi Peneliti Lain

Untuk peneliti lain diharapkan berguna sebagai bahan masukan

dan penelitian berikutnya dan dapat menambah wawasan yang

dapat menambah pengetahuan tentang loyalitas merek.

c. Bagi Universitas

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan perpustakaan

universitas dan tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya,

sehingga dapat memperluas tinjauan penelitian dan dapat

meneruskan penelitian ini agar lebih efektif.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang digunakan untuk melakukan penelitian ini di BIP Jl Merdeka

1st floor, Bandung Jawa Barat. Sedangkan waktu penelitian dimulai pada bulan

Maret 2011. Adapun jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.2

Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian

No

(14)
(15)

8

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Loyalitas Merek

Loyalitas merek (brand loyalty) merupakan suatu konsep yang sangat

penting dalam strategi pemasaran. Keberadaan konsumen yang loyal pada merek

sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Loyalitas dapat diartikan

sebagai suatu komitmen yang mendalam untuk melakukan pembelian ulang

produk atau jasa yang menjadi preferensinya secara konsisten pada masa yang

akan datang dengan cara membeli ulang merek yang sama meskipun ada pengaruh

situasional dan usaha pemasaran yang dapat menimbulkan perilaku peralihan.

Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan suatu ukuran keterkaitan

pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran

tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain,

terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut

harga ataupun atribut lain. (Darmadi Durianto, 2001:62)

Sedangkan menurut Freddy Rangkuty (2009:60) Loyalitas merek adalah

ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Loyalitas merek

merupakan inti dari brand equityyang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran,

karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah

merek. Apabila loyalitas merek meningkat, maka kerentaan kelompok pelanggan

(16)

brand equity yang berkaitan dengan perolehan laba di masa yang akan datang

karena loyalitas merek secara langsung dapat diartikan sebagai penjualan di masa

depan.

Loyalitas merek menunjukkan adanya suatu ikatan antara pelanggan

dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai dengan adanya pembelian ulang

dari pelanggan. Mowen (2002 : 109) mengemukakan bahwa loyalitas dapat

didasarkan pada perilaku pembelian aktual produk yang dikaitkan dengan proporsi

pembelian. Perusahaan yang mempunyai basis pelanggan yang mempunyai

loyalitas merek yang tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena

biaya untuk mempertahankan pelanggan jauh lebih murah dibandingkan dengan

mendapatkan pelanggan baru. Loyalitas merek yang tinggi dapat meningkatkan

perdagangan. Dan dapat menarik minat pelanggan baru karena mereka memiliki

keyakinan bahwa membeli produk bermerek minimal dapat mengurangi risiko.

2.1.2 FungsiBrand Loyalty

Pengelolaan dan pemanfaatan yang benar dari suatu strategi pemasaran,

maka akan membuat brand loyalty menjadi asset stategis bagi perusahaan.

Beberapa potensi yang dapat diberikan oleh brand loyalty kepada perusahaan,

yaitu “reduced marketing costs, trade leverage, attracting new customers, dan

provide time to respond to competitive threats”(Duriantoet al., 2001, p.127).

1. Reduced marketing costs (Mengurangi biaya pemasaran) Adanya brand

loyalty kaitan dengan biaya pemasaran. Biaya pemasaran akan lebih murah

(17)

untuk mendapatkan pelanggan baru. Jadi, biaya pemasaran akan menjadi kecil

jikabrand loyaltymeningkat.

2. Trade leverage (Meningkatkan Perdagangan) Loyalitas yang kuat terhadap

suatu merek akan menghasilkan peningkatan perdagangan danmemperkuat

keyakinan perantara pemasaran. Semakin biasa konsumen membeli suatu

produk, maka semakin tinggi frekuensi pembelian konsumen tersebut, yang

pada akhirnya dapat meningkatkan penjualan.

3. Attracting new customers (Menarik pelanggan baru) Banyaknya pelanggan

yang merasa puas dan suka pada merek tertentu, maka akan menimbulkan

perasaan yakin atau percaya pada calon pelanggan lain untuk mengkonsumsi

merek tertentu tersebut. Di samping itu, pelanggan yang puas umumnya akan

merekomendasikan merek yang pernah/sedang dikonsumsi kepada

teman/kerabat dekatnya, sehingga akan menarik pelanggan baru.

4. Provide time to respond to competitive threats (Memberi waktu untuk

merespon ancaman persaing) Brand loyalty akan memberikan waktu pada

perusahaan untuk merespon gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing

mengembangkan produk baru dan unggul, maka pelanggan yang loyal akan

memberikan waktu pada perusahaan untuk memperbaruhi produk yang

dihasilkan dengan cara menyesuaikan atau mengadakan inovasi untuk dapat

(18)

2.1.3 TingkatanBrand Loyalty

Dalam kaitannya dengan brand loyalty suatu produk, didapati adanya

beberapa tingkatan brand loyalty. Masing-masing tingkatannya menunjukkan

tantangan pemasaran yang harus dihadapi sekaligus aset yang dapat dimanfaatkan.

Adapun diagram tingkatanbrand loyaltytersebut adalah sebagai berikut:

Sumber: Freddy Rangkuti (2009:61)

Gambar 2.1

Piramida Loyalitas Merek

Berdasarkan piramida loyalitas di atas, dapat dijelaskan bahwa:

a. Tingkat Loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau sama

sekali tidak tertarik pada merek-merek apapun yang ditawarkan. Dengan

demikian, merek memainkan peran yang kecil dalam keputusan

pembelian. Pada umumnya, jenis konsumen seperti ini suka

berpindah-Commited

Menyukai merek

Pembeli yang puas dengan biaya peralihan

Pembeli yang puas/bersifat kebiasaan, tidak ada masalah untuk beralih

(19)

pindah merek atau disebut tipe konsumen switcher atau price buyer

(konsumen lebih memperhatikan harga di dalam melakukan pembelian).

b. Tingkat kedua adalah para pembeli merasa puas dengan produk yang ia

gunakan, atau minimal ia tidak mengalami kekecewaan. Pada dasarnya,

tidak terdapat dimensi ketidakpuasan yang cukup memadai untuk

mendorong suatu perubahan, terutama apabila pergantian ke merek lain

memerlukan suatu tambahan biaya. Para pembeli tipe ini dapat disebut

pembeli tipe kebiasaan(habitual buyer).

c. Tingkat ketiga berisi orang-orang yang puas, nemun mereka memikul

biaya peralihan (switching cost), baik dalam waktu, uang atau risiko

sehubungan dengan upaya untuk melakukan pergantian ke merek lain.

Kelompok ini biasanya disebut dengan konsumen loyal yang merasakan

adanya suatu pengorbanan apabila ia melakukan penggantiannya ke merek

lain. Para pembeli tipe ini disebut(satisfied buyer).

d. Tingkat keempat adalah konsumen benar-benar menyukai merek terseut.

Pilihan mereka terhadap suatu merek dilandasi pada suatu asosiasi, seperti

simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakannya, atau kesan

kualitas yang tinggi. Para pembeli pada tingkat ini disebut sahabat merek,

karena terdapat perasaan emosional dalam menyukai merek.

e. Tingkat teratas adalah para pelanggan yang setia. Mereka mempunyai

suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna satu merek.

(20)

maupun sebagai ekspresi mengenai siapa mereka sebenarnya (commited

buyers).

Dari piramida loyalitas tersebut terlihat bahwa bagi merek yang belum

memiliki brand equity yang kuat, porsi tersebesar dari konsumennya berada para

tingkatan switcher. Selanjutnya, porsi terbesar kedua ditempati oleh konsumen

yang berada pada taraf habitual buyer, dst, hingga porsi terkecil ditempati oleh

committed buyer. Meskipun demikian bagi merek yang memiliki brand equity

yang kuat, tingkatan dalam brand loyaltynya diharapkan membentuk segitiga

terbalik. Kasudnya makin ke atas makin melebar sehingga diperoleh jumlah

committed buyer yang lebih besar daripada switcher seperti tampak pada gambar

berikut :

Sumber: Duriantoet al. (2001, p.130)

Gambar 2.2

PiramidaBrand Loyaltydalam Posisi Terbalik Committed buyer

Liking the brand

Satisfied buyer

Habitual buyer

(21)

Loyalitas merek para pelanggan yang ada mewakili suatu aset strategis dan

jika dikelola dan dieksploitasi dengan benar akan mempunyai potensi untuk

memberikan nilai dalam beberapa bentuk seperti yang diperlihatkan dalam

gambar berikut:

Sumber: Freddy Rangkuti (2009:63)

Gambar 2.3 Nilai Loyalitas Merek

Perusahaan yang memiliki basis pelanggan yang mempunyai loyalitas

merek yang tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena biaya

untuk mempertahankan pelanggan baru. Keuntungan kedua, loyalitas merek yang

tinggi dapat meningkatkan perdagangan. Loyalitas yang kuat akan meyakinkan

pihak pengecer untuk memajang di rak-raknya, karena mereka mengetahui bahwa

para pelanggan akan mencantumkan merek-merek tersebut dalam daftar

belanjaannya. Keuntungan ketiga, dapat menarik minat pelanggan baru karena Waktu merespon

Pengurangan biaya pemasaran

Mengikat customer baru:

a. Menciptakan kesadaran brand b. Meyakinkan kembali

Loyalitas Merek

(22)

mereka memiliki keyakinan bahwa membeli produk bermerek terkenal minimal

dapat mengurangi risiko. Keuntungan keempat adalah loyalitas merek

memberikan waktu, semacam ruang bernafas, pada suatu perusahaan untuk cepat

merespons gerakan-gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan

produk yang ungul, seorang pengikut loyal akan memberi waktu pada perusahaan

tersebut agar memperbaharui produknya dengan cara menyesuaikan atau

menetralisasikannya.

2.1.4 PengukuranBrand Loyalty

Untuk memahami secara lebih jelas mengenai loyalitas merek dan

pengelolaannya, diperlukan upaya untuk melakukan pengukuran-pengukuran

loyalitas merek, yaitu sebagai berikut:

a. Pengukuran perilaku

Cara langsung untuk menentukan loyalitas, khususnya perilaku yang

sudah menjadi kebiasaan, adalah dengan mengetahui pola-pola pembelian

yang biasa dilakukan oleh konsumen. Pengukuran yang dapat digunakan

adalah tingkat pembelian ulang (purchase rate), persentase pembelian, dan

jumlah merek yang dibeli.

b. Mengukur biaya atau pengorbanan untuk beralih merek(switching cost)

Analisis terhadap biaya pengorbanan untuk beralih merek dapat

memberikan wawasan yang lebih luas karena pengorbanan tersebut

(23)

memerlukan pengeluaran yang sangat mahal dan memiliki risiko yang

sangat besar, hal itu akan mengakibatkan tingkat perpindahannya menjadi

sangat rendah.

c. Mengukur kepuasan

Pengukuran tingkat kepuasan atau mengukur ketidakpuasan merupakan

alat yang penting untuk mendeteksi tingkat loyalitas konsumen.

d. Merek kesukaan

Tahap keempat dari loyalitas melibatkan kesukaan. Apakah para

pelanggan menyukai perusahaan? Adakah kesan, respek, atau sikap

bersahabat terhadap perusahaan dan merek? Sangat sukar bagi para

pelanggan untuk melawan perasaan suka terhadapt ciri-ciri produk.

Kesukaan yang menyeluruh dan umur dapat diukur melalui sebuah cara

yang bervariasi, misalnya perhatian, rasa bersahabat, dan kepercayaan.

Ukuran lain dari kesukaan tercermin pada kesediaan para pelanggan untuk

memperoleh merek kesukaannya, meskipun dengan harga yang lebih

tinggi dibandingkan merek lainnya.

e. Komitmen

Merek-merek yang sangat kuat akan memiliki sejumlah besar pelanggan

yang memiliki komitmen. Satu indikator penting adalah jumlah interaksi

(24)

suka untuk membicarakan merek tersebut dengan rekannya, bahkan

menyerahkan dan merekomendasikan untuk membeli merek tersebut.

2.1.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Penulis Tahun Judul Kesimpulan

1 Zainal Arifin 2008 Analisis Brand

Loyalty Pengguna Handphone Nokia

Produk handphone Nokia sudah cukup baik karena

satisfied buyer dan liking the brand makin ke atas, tetapi pada level commited buyerterlihat menurun.

Merek “Head & Shoulders

Tingkatbrand loyalty

pelanggan atasshampoo

merekHead & Shoulders

relatif tinggi.

2.2 Kerangka Pemikiran

Menurut pendapat beberapa para ahli tentang definisi dari Loyalitas merek

merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini

mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan

beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati

adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain. (Darmadi

Durianto, 2001:62)

Sedangkan Freddy Rangkuty mendefinisikan loyalitas merek sebagai

ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek (Freddy Rangkuty

(25)

gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini merupakan satu ukuran

keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Apabila loyalitas merek

meningkat, maka kerentaan kelompok pelanggan dari serangan kompetitor dapat

dikurangi. Hal ini merupakan suatu indikator dari brand equity yang berkaitan

dengan perolehan laba di masa yang akan datang karena loyalitas merek secara

langsung dapat diartikan sebagai penjualan di masa depan.

Untuk memahami secara lebih jelas mengenai loyalitas merek dan

pengelolaannya, diperlukan upaya untuk melakukan pengukuran-pengukuran

loyalitas merek, yaitu sebagai berikut:

a. Pengukuran perilaku

Cara langsung untuk menentukan loyalitas, khususnya perilaku yang

sudah menjadi kebiasaan, adalah dengan mengetahui pola-pola

pembelian yang biasa dilakukan oleh konsumen. Pengukuran yang

dapat digunakan adalah tingkat pembelian ulang (purchase rate),

persentase pembelian, dan jumlah merek yang dibeli.

b. Mengukur biaya atau pengorbanan untuk beralih merek (switching

cost)

Analisis terhadap biaya pengorbanan untuk beralih merek dapat

memberikan wawasan yang lebih luas karena pengorbanan tersebut

merupakan suatu dasar terciptanya loyalitas merek. Apabila konsumen

(26)

sangat besar, hal itu akan mengakibatkan tingkat perpindahannya

menjadi sangat rendah.

c. Mengukur kepuasan

Pengukuran tingkat kepuasan atau mengukur ketidakpuasan

merupakan alat yang penting untuk mendeteksi tingkat loyalitas

konsumen.

d. Merek kesukaan

Tahap keempat dari loyalitas melibatkan kesukaan. Apakah para

pelanggan menyukai perusahaan? Adakah kesan, respek, atau sikap

bersahabat terhadap perusahaan dan merek? Sangat sukar bagi para

pelanggan untuk melawan perasaan suka terhadapt ciri-ciri produk.

Kesukaan yang menyeluruh dan umu dapat diukur melalui sebuah cara

yang bervariasi, misalnya perhatian, rasa bersahabat, dan kepercayaan.

Ukuran lain dari kesukaan tercermin pada kesediaan para pelanggan

untuk memperoleh merek kesukaannya, meskipun dengan harga yang

lebih tinggi dibandingkan merek lainnya.

e. Komitmen

Merek-merek yang sangat kuat akan memiliki sejumlah besar

pelanggan yang memiliki komitmen. Satu indikator penting adalah

jumlah interaksi dan komunikasi yang terlibat dalam suatu produk.

(27)

rekannya, bahkan menyerahkan dan merekomendasikan untuk

membeli merek tersebut.

Dari pendapat diatas, dapat dipahami bahwa lima tingkatan untuk

membentuk loyalitas merek. Dari hal tersebut, penulis merangkum pendapat serta

teori menyangkut ekuitas merek dalam suatu bagan kerangka pemikiran sebagai

berikut:

Tabel 2.2

Kerangka Pemikiran Loyalitas Merek

Brand Loyalty

1. Pengukuran Perilaku

2. Biaya Peralihan

3. Pengukuran Kepuasan

4. Merek Kesukaan

5. Komitmen

(28)

21 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan satu permasalahan yang dijadikan sebagai

topik penulisan dalam rangka menyusun program. Penelitian ini dilakukan untuk

memperoleh data - data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut yang

berjudul “ Analisis Loyalitas Merek Produk Skaters Pada CV Opey Production ”.

Oleh karena itu yang menjadi objek penelitian adalah loyalitas merek.

Husein Umar (2004;303), mengatakan bahwa objek penelitian adalah

sebagai berikut :

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek

penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga

ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Adapun unit observasinya dilaksanakan di Distro skaters yang berlokasi di

Jl. Merdeka 1st floor.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah metode

(29)

Produk Skaters Pada CV. Opey Production (studi kasus BIP)”. Menurut Nazir

(2002;54), mengatakan bahwa metode deskriptif adalah sebagai berikut :

“Metode deskriptif adalah metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang, dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran

atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat

serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.”

3.2.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang Analisis

Loyalitas Merek Produk Skaters Pada CV. Opey Production. Sejalan dengan

tujuan yang dilakukan maka metode yang digunakan adalah metode deskriptif

yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang Analisis Loyalitas Merek

Produk Skaters Pada CV. Opey Production.

Penelitian yang bersifat deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai variabel mandiri, keadaan gejala suatu objek dengan penjajakan

mencari masalah-masalah baru untuk mengisi kekurangan ilmu pengetahuan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desai penelitian

ini, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1

T – 1 Descriptive Descriptive

dan Survey

Konsumen Skaters

(30)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Untuk menjawab permasalaha diatas maka diperlukan operasional

variabel-variabel yang akan di analisis dalam penelitian. Variabel yang

dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang terkandung dalam konsep dan

sub variabel yang dirumuskan. Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau

sifat atau objek dari orang maupun objek yang mempunyai variabel tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

Data

Rangkuti ( 2009:60 )

(31)
(32)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

a. Primer

Menurut Umi Narimawati (2008:11) data primer sebagai berikut:

“Data Primer adalah data atau informasi yang diperoleh secara sumber

yang biasanya melalui tulisan atau lisan”

b. Sekunder

“Data Sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari sumber pertama

yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti”.

Maka dari itu dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua data yaitu

data primer dan data sekunder agar memudahkan dalam penelitian. Data primer

adalah data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan responden

yaitu konsumen yang telah membeli produk skaters. Data sekunder adalah data

yang diperoleh secara tidak langsung dari literatur-literatur dan laporan-laporan

yang berhubungan dengan objek penelitian.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

a. Populasi

Menurut Umi Narimawati (2008:161) Populasi adalah “Objek atau subjek

yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh

peneliti, sebagai unit anallisis penelitian. Untuk mengetahui tanggapan konsumen

tentang Loyalitas Merek Produk Skaters, maka dalam penelitian ini sasaran

(33)

distro Skaters. Dimana konsumen yang berbelanja di distro Skaters sekitar 120

orang perbulan.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2004;73), mengatakan bahwa pengertian sampel

adalah “Sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut”. Jenis yang akan digunakan adalah probability dengan random sampling,

yaitu teknik dimana sedemikian rupa sehingga setiap unit dari populasi

mempunyai teknik yang sama untuk dipilih sebagai sampel dengan kata lain

populasi dianggap homogen. Penulis mengambil anggota sampel dalam penulisan

penelitian ini dengan menggunakan rumus :

N= N

n = Ukuran sampel

N = Ukuran Populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

Dari penelitian ini, penulis menggunakan sampel sebanyak 55 pengunjung

(34)

hasil 54.54 dari angka ini penulis bulatkan menjadi 55 dikarenakan tingkat

kesalahan dan kerusakan kuesioner.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan penyusunan Tugas Akhir ini beberapa metode yang

digunakan penulis dalam mengumpulkan data-data adalah sebagai berikut:

1. Library Research(studi kepustakaan)

Adalah suatu rangkaian penelitian yang dilakukan dengan membaca

literatur, buku, majalah, jurnal untuk mendapatkan data sekunder. Data

sekunder tersebut dijadikan sebagai landasan teori dalam penyusunan

Tugas Akhir.

2. Field research(studi lapangan)

Adalah suatu rangkaian penelitian di lapangan atau di perusahaan

langsung dengan cara:

a. Wawancara /Interview

Yaitu teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara tanya

jawab secara langsung kepada konsumen atau karyawan.

b. Observasi

Yaitu melakukan pengamatan secara langsung pada objek yang

(35)

c. Kuesioner

Adalah berisi pertanyaan-pertanyaan dibuat dalam bentuk

sederhana dengan metode pertanyaan tertutup yang diberikan

kepada kepada responden secara langsung.

3.2.4.1 Uji Validitas

Uji validitas ini bertujuan menguji sejauh mana alat ukur,dalam hal ini

kuesioner mengukur mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Sugiyono

(2003:124) alat ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus teknik

korelasi pearson produck moment, guna menghitung korelasi antara

masing-masing pernyataan dengan skor total. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

pernyataan-pernyataan mana yang valid dan mana yang tidak valid, dengan

mengkonsultasikan data tersebut dengan tingkat signifikan r kritis =0,3, apabila

alat ukur tersebut berada <0,3 (tidak valid).

Pengujian statistik mengacu pada kriteria :

- r hitung < r kritis maka tidak valid

- r hitung > r kritis maka valid

(Sugiyono 2003:124)

Untuk pengujian validitas instrument penelitian, penulis menggunakan

(36)

Table 3.3

Hasil Uji Validitas Variabel Loyalitas Merek

Pernyataan r-hitung r-kritis Kesimpulan

Item 1 0.594 0,300 Valid

Item 2 0.480 0,300 Valid

Item 3 0.725 0,300 Valid

Item 4 0.316 0.300 Valid

Item 5 0.611 0,300 Valid

Item 6 0.647 0,300 Valid

Item 7 0.616 0,300 Valid

Item 8 0.500 0,300 Valid

Item 9 0.469 0,300 Valid

Item 10 0.378 0,300 Valid

Item 11 0.695 0,300 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan data kuesioner Variabel loyalitas merek

Dari data di atas disimpulkan bahwa, Instrument pada variabel loyalitas

merek yang penulis ajukan dalam kuesioner, cukup representatif dalam mewakili

objek yang diteliti, dimana semua item loyalitas merek seluruhnya valid yaitu

(37)

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran

relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Jadi dengan kata

lain reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya dan diandalkan. (Sugiyono 2003:126). Teknik perhitungan

reliabilitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Teknik Belah Dua

(Split Half Method) dengan rumusSpearman Brown.Untuk itu perhitungan dapat

dilakukan dengan menggunakan program SPSS 11.0For Windows.

Adapun langkah-langkah uji reliabilitas adalah sebagai berikut :

1. Item variabel dibagi menjadi dua, yaitu belahan pertama (total ganjil) dan

belahan kedua (total genap) lalu dikelompokkan dalam kelompok 1 dan kolom

2.

2. Skor untuk masing-masing kelompok dijumblahkan sehingga terdapat skor

untuk kelompok 1 dan kelompok 2.

3. Korelasi skor total kelompok 1 dan skor 2 pada program SPSS 11.0 for

windows.

Kemudian output hasil korelasi dimasukan pada persamaan Spearman Brown

(38)

b

Dimana : Ri =Reabilitas instrument seluruh instrument

b

r = Korelasi product moment belahan pertama dan kedua

Reliability Statistics

Items N of Items

.738 .831 12

Hasil pengujian terhadap variabel Loyalitas Merek, diperoleh koefisien r

untuk belahan ganjil dan genap = 0,738. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas

dipergunakan rumusSperman brown, sebagai berikut:

Dimana: rxy : reliabilitas untuk keseluruhan instrument

b

r : korelasi Product moment antara bilangan ganjil dan genap

(39)

Berdasarkan kriteria pengujian, maka instrument loyalitas merek memiliki

kehandalan yang signifikan, karena (0,849 > 0,700), maka alat ukur atau

kuesioner dapat dipercaya atau reliabel.

3.2.5. Rancangan Analisis

Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan pengelolaan data.

Setelah data terkumpul melalui kuesioner maka langkah selanjutnya adalah

melakukan tabulasi, yaitu memberikan nilai (scoring) sesuai dengan sistem yang

ditetapkan.Scoringdilakukan dengan menggunakan skala likert yaitu 5, 4, 3, 2, 1.

3.2.5.1. Rancangan Analisis Deskriptif / Kualitatif

Analisis Deskriptif / kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan dan

menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian. Untuk

maksud mendeskripsikan data pada setiap variabel penelitian terutama untuk

melihat gambaran secara umum penelitian responden atau tanggapan responden

dilakukan dengan membuat pengkategorian Analisis kualitatif digunakan dengan

menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan

nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup,

tidak baik, sangat tidak baik.

Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mengolah data yang

diperoleh dari kuesioner yang telah diisi oleh para responden menurut Umi

(40)

1. Setiap indikator/sub variabel yang dinilai oleh responden,

diklasifikasikan ke dalam lima alternatif jawaban dengan

menggunakan skala ordinal.

Sesuai dengan sistem yang diterapkan scoring dilakukan dengan

menggunakan skala likert 5-4-3-2-1 (Sugiyono, 2008:93). Dengan

skala likert, jawaban setiap item mempunyai gradasi yang sangat

positif sampai sangat negatif.

2. Dihitung total skor setiap variabel/sub variabel= jumalh skor dari

seluruh skor indikator variabel semua responden.

3. Dihitung skor setiap variabel/sub variabel= rata-rata dari total skor.

4. Hasil olahan data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif, untuk

mendeskripsikan jawaban responden digunakan statistik deskriptif

seperti distribusi frekuensi dan ditampilkan dalam bentuk tabel atau

grafik.

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian

dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. (Umi

Narimawati, 2008:84).

 Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat

responden sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1,2,3,4 dan 5).

 Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan presisi nilain tertinggi

dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan jumlah responden.

(41)

Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor

idela dikontribusikan dengan tabel

Menurut Umi Narimawati (2007:85),

Batas bawah 20% diperoleh dari =

ହ× 100%

= 20%

Batas atas 100% diperoleh dari =ହ

ହ× 100%

Untuk menentukan panjang kelas dihitung dengan rumus:

Panjang kelas = ି ୵ ୦

୬୷ ୬୷ ୣ

=

%ି %

=

଼ %

=

16%

Sehingga pengkategorian skor jawaban responden untuk masing-masing

(42)

Table 3.4

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal No Interval Tingkat

Intensitas

Kriteria

1 20.00 - 36.00 Tidak Baik

2 36.01 - 52.00 Kurang Baik

3 52.01 – 68.01 Cukup

4 68.01 - 84.00 Baik

5 84.01 - 100 Sangat Baik

(43)

36

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan

Opey production dirintis pada tahun 1992 oleh bapak Muchammad Thofan

atau lebih dikenal dengan sebutan Opey bermula dari iseng dengan modal

seadanya maka dibuatlah produk bandana 60 lembar. Kemudian bandana itu

dijual dengan cara tradisional yaitu lewat teman-teman terdekat. Semakin lama

bandana itu semakin dikenal masyarakat dan mulai laku di pasaran khususnya

kawula muda, dengan demikian keuntungan yang diperoleh semakin bertambah.

Dengan bertambahnya keuntungan yang diperoleh dari kesuksesan produk

bandana, maka pada tahun 1993 mulai dikembangkan untuk memproduksi

beberapa jenis produk yang sering dipakai untuk kawula muda antara lain seperti

tas, dompet, t-shirt dan jaket. Walaupun barang yang diproduksi belum banyak

tetapi sudah dipikirkan manajemen usaha yang lebih baik, diantaranya dengan

membentuk tenaga pemasaran, produksi, staff accounting, dan produk yang

dipasarkan masih memiliki label Opey Production.

Pada bulan Januari tahun 1997 mulai dibuka dengan nama “OPEY STYLE

SHOP” di Gramedia Jl. Merdeka Bandung dengan tujuan menjual secara langsung

hasil produknya kepada masyarakat luas. Ternyata dengan membuka counter

(44)

mulai dikenal banyak orang. Pada tahun 1997 untuk menjaga merek dan produk

dari penjiplakan mulai disahkan pendirian CV. OPEY PRODUCTION sebagai

badan usaha yang memproduksi merek Opey Style Shop.

Semakin berkembangnya permintaan barang dan melihat peluang usaha

dikalangan anak muda pada khususnya anak-anak Skateboard belum layak. Maka

perusahaan melihat adanya peluang yang dapat dikembangkan agar anak-anak

yang suka olahraga atau yang tidak bisa main skateboard masih tetap dapat

bergaya alias memiiki fashion. Mulailah dikembangkan dan dipatenkan merek

dagang dengan nama SKATERS tepatnya pada bulan Juli 2000.

Agar merek dagang SKATERS tetap konsisten keberadaannya, maka

pihak perusahaan membuka counter tepatnya pada bulan Februari 2000 di wilayah

Jl. Cihampelas dengan maksud untuk menjaring konsumen didalam dan luar kota

Bandung. Sedangkan untuk menjaring konsumen lebih luas lagi khususnya di

wilayah Bandung kami membuka couter di Bandung Indah Plaza (BIP) pada

bulan Juli 2003, sehingga perkembangan SKATERS semakin meningkat dengan

semakin luasnya jaringan pemasaran ke seluruh Indonesia.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi

Memberikan pelayanan prima dan kepuasan dengan membuat produk Up

(45)

2. Misi

 Tetap eksis dan berusaha menjadiTrand Center.

 Menciptakan produk inovatif.

4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah gambaran yang memperlihatkan suatu susunan

yang logis, tertib dan teratur mengenai hubungan-hubungan yang serasi atas

bagian-bagian yang terdapat dalam suatu perusahaan atau instansi secara

keseluruhan maupun hubungan yang satu dengan yang lainnya terhadap

tugas-tugas dan batasan-batasan tanggung jawab yang dikenakan.

Pada CV Opey Producton SKATERS Clothing Company dipimpin

langsung oleh Direktur (owner). Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada

(46)

4.1.4 Deskripsi Jabatan

1. General manager

Fungsi:

Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi seluruh kegiatan

operasional harian perusahaan dan pengelolaan sumber daya perusahaan secara

efektif dan efisien dengan tujuan perusahaan.

2. Accounting

Fungsi:

Mengatur anggaran yang sedang dan akan dikeluarkan sesuai realisasi

pembelian berdasarkan:

 Surat jalan barang yang masuk ke divisi logistik Raw Material

 Lembar Purchasing Order (PO) yang sudah masuk dan disesuaikan

dengan jumlah barang yang masuk setelah dikurangi bon potongan dll

(berikut lembar kontra bon). Pembayaran dilakukan sesuai dengan

kesepakatan yang telah dibuat antara pihaksupplierdanowner.

 Mengatur anggaran untuk kas bon karyawan.

 Menerima laporan dan nominal uang hasil penjualan dari divisi

marketing secara berkala.

 Membuat neraca keuangan secara keseluruhan.

3. Production

Fungsi:

 Mengatur alur proses dan jumlah bahan baku secara rinci sesuai

(47)

 Menginformasikan secara lisan dan tertulis kepada divisi PO untuk

kepentingan administrasi.

 Memantau pelaksanaan produksi atau bekerjasama dengan PO (jika

produksi melibatkansupplier).

 Secara aktif menginformasikan nominnal ongkos

kerja/perubahan-perubahan proses yang sudah deal dengan mitra/supplier jika mitra

bernegosiasi langgsung dengan penanggungjawab produksi.

 Secara aktif memantau kebutuhan pasaran dan membuat terobosan

baru yang kemudian dikomunikasikan langsung dengan marketing via

Owner.

4. Purchasing Order

Fungsi:

 Berhubungan langsung dengan pihak supplier baiksupplybahan baku

dan produk jadi/setengah jadi dalam pembuatan PO setelah deal

dengan penaggung jawab produksi-direktur

 Mengarsip dokumen-dokumen surat jalan keluar bahan baku per-PO

sebagai bukti dan pendukung dalam penentuan HPP produk.

 Mendata setiap surat jalan yang masuk bahan baku ke div.logistik

bahan baku sebelum diserahkan ke div.accounting, kemudian

(48)

 Melapor secara berkala perkembangan atau permasalahan produk

yang berhubungan dengan pemasukan barang dengan penanggung

jawab produk.

 Menginformasikan HPP produk kebagian penerimaan barang yang

kemudian akan dimajukan kepada Owner (menetukan harga jual).

5. Quality Control

Fungsi:

 Memeriksa kualitas produk yang masuk ke div.packing.

 Melaporkan hasil pemeriksaan (per-jenis penyimpangan + jumlah) ke

div.logistik finish good dan bagian penerimaan barang.

 Jenis-jenis penyimpangan ini dijadikan sebagai acuan oleh

div.merketing internal/eksternal apakah produk termasuk revisi atau

BS.

 Membantu div.packing jika diperlukan.

6. Packing

Fungsi:

 Mengemas produk sesuai dengan spesifikasi.

 Menghitung ulang prduk hasil packing dan melaporkannya ke

div.logistik sebelum dikirim ke div.Marketing.

 Melaporkan kepada div.logistik bahan baku/accounting jika stok

(49)

7. Promotion(merangkap bagian penerimaan barang/produk)

Fungsi:

 Memeriksa jumlah produk dan menyesuaikannya dengan surat jalan +

PO yang semestinya sebelum diperiksa quality control dan sebelum

dikemas div.packing.

 Melaporkan setiap pemasukan barang ke div.PO

 Mengatur produk yang akan dipromosikan sesuai budget promosi

yang sudah dianggarkan perbulanya.

 Mendata produk secara rinci dan melaporkan kepada Owner tiap

bulan.

8. LogistikFinishgood Fungsi:

Membawahi 2 staff gudang (penanggung jawab gudang 1 dan gudang 2)

yang khusus mendata sirkulasi barang digudang tersebut, antara lain:

Keluaran barang:

 Permintaan bagian marketing/customer (dengan melampirkan form

permintaan barang sebagai bukti).

 Permintaan bagian marketing karena ada penjualan langsung ditempat

(dengan melampirkan bon bukti pembelian).

Masukan Barang:

 Barang yang diterima dari bagian packing serta rini (dengan melampirkan

(50)

 Barang yang diterima/returan dari customer (dengan melampirkan copy

surat jalan dari customer).

 Barang yang diterima/returan dari counter (dengan melampirkan surat

jalan dari counter ybs).

Staff gudang wajib memeriksa barang secara fisik dan menyesuaikannya

dengan lampiran surat jalan, form tersebut sebelum mendatanginya, data ini

diperiksa oleh penanggung jawab logistik secara berkala dan harus dengan fisik

barang digudang.

9. Marketing

Fungsi:

Karena marketing langsung dibawahi oleh Owner, maka

keluhan/saran/kendala dan lain-lain dari customer langsung dikomunikasikan

dengan Owner.

10. Operator Produksi

Fungsi:

Operator bagian potong bahan, jahit, sablon yang bertanggung jawab

kepada masing-masing penanggung jawab produksi, bagian umum/OB, dan

(51)

11. Transportasi/Staff pendukung

Fungsi:

Bertugas meng-cross check jumlah barang sesuai spec, dan mengantar

barang tersebut ketempat yang dimaksud.

4.1.5 Aktivitas Perusahaan

Bidang usaha yang diproduksi CV. Opey Production adalah memproduksi

pakaian (T-Shirt) sebagai produk inti (core product), ditambah produk dan

aksesoris lain seperti celana, tas yang berukuran besar atau kecil, jaket dan

sweater dengan berbagai jenis dan warna, topi, kupluk, bandana, ikat pinggang

dsb. Di tahun 2011, skaters tidak hanya memproduksi produk baru berupa pakaian

khusus wanita dan dan celana boxer karena permintaan pasar yang

memungkinkan untuk memproduksi celana tersebut.

Dalam bentuk kerja sama produksi keseluruhan, 90% produk di produksi

oleh CV. Opey Production dan 10% diproduksi oleh supplier. Untuk pengiriman

customer skaters yang diutamakan adalah daerah Jababeka yang dikirim langsung

dari pihak skaters sendiri, sedangkan untuk luar pulau jawa skaters bekerjasama

dengan jasa pengiriman. Untuk pembayaran di luar kota di transfer lewat rekening

untuk dalam kota dibayarkan secara kontan. Di bidang kerja sama promosi,

skaters pernah bekerja sama dengan pihak Trans 7 dalam acara jejak petualang

dan pernah dipakai oleh beberapa pemain sinetron. Untuk kerjasama TV lokal

(Bandung) skaters bekerjasama dengan Bandung TV dan STV dalam acara sepak

(52)

4.2 Pembahasan Penelitian 4.2.1 Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah konsumen merek skaters yang telah

berbelanja di distro skaters cabang BIP Bandung yang kemudian diambil 55 orang

responden sebagai sampel. Berikut ini adalah karakteristik responden yang

mencakup jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan dan pengeluaran dalam satu

bulan. Karakteristik ini masing-masing responden tersebut dapat dilihat pada

tabel-tabel berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Pria 37 67.27%

Wanita 18 32.73%

Total 55 100%

Sumber : Data Primer yang telah diolah

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat jumlah responden yang mengisi

kuesioner berdasarkan jenis kelamin untuk laki-laki sebesar 67.27%, sedangkan

untuk wanita sebesar 33.73%. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa mayoritas

yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah laki-laki. Hal ini dikarenakan

(53)

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase (%)

< 15 Tahun 1 1.82%

Sumber : Data Primer yang telah diolah

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden dibawah usia 15

tahun adalah sebanyak 1.82%, responden antara usia 15 – 20 tahun sebesar

43.63%, usia 21 – 25 tahun sebesar 40%, dan usia diatas 26 – 30 tahun sebesar

5.45%, dan responden usia > 30 tahun sebesar 9.1%. Dari data diatas diketahui

bahwa mayoritas responden berusia 15 sampai 20 tahun. Hal ini disebabkan

karena pada usia tersebut merek skaters lebih banyak diminati, terutama kalangan

pemuda remaja.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

SD 0 0%

(54)

Berdasarkan Tabel 4.3 mengenai karakteristik responden berdasarkan

pendidikan didapat besarnya persentase dari SD sebesar 0%, SMP sebesar

16.36%, SMA sebesar 49.09%, Diploma sebesar 15.54%, Sarjana sebesar 20%.

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa mayoritas reponden adalah SMA, hal ini

dikarenakan merek skaters lebih cocok untuk anak usia remaja yang masih

bersekolah SMA.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

PNS atau BUMN 2 3.63%

Pegawai Swasta 13 23.63%

Pelajar/Mahasiswa 33 60%

Wiraswasta 5 9.09%

Lain-lain 2 3.63%

Total 55 100%

Sumber : Data primer yang telah diolah

Berdasarkan Tabel 4.4 mengenai karakteristik responden berdasarkan

pekerjaan didapat besarnya persentase dari PNS atau BUMN sebesar 3.63%,

Pegawai Swasta sebesar 23.63%, Pelajar/Mahasiswa sebesar 60%, Wiraswasta

sebesar 9.09%, Lain-lain sebesar 3.63%. Berdasarkan data diatas terlihat bahwa

mayoritas reponden adalah pelajar atau mahasiswa. Hal ini dikarenakan desain

merek skaters lebih diminati dan disukai di kalangan pelajar dan mahasiswa yang

(55)

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran satu bulan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

< 1 Juta 30 54.45%

1 – 2 Juta 14 25.45%

2 – 3 Juta 10 18.19%

3 – 4 Juta 1 1.82%

>4 Juta 0 0%

Total 55 100%

Sumber : Data primer yang telah diolah

Berdasarkan Tabel 4.5 mengenai pengeluaran responden dalam satu bulan,

didapat < 1 Juta sebesar 54.45%, 1 – 2 Juta sebesar 25.45%, 2 – 3 Juta sebesar

18.19%, 3 – 4 Juta sebesar 1.82% dan > 4 juta sebesar 0%. Berdasarkan data

diatas terlihat bahwa mayoritas reponden mempunyai pengeluaran > 1 Juta. Hal

ini dikarenakan mayoritas responden skaters adalah pelajar dan mahasiswa yang

masih di biayai sehingga pengeluarannya pun rendah.

4.3 Analisis Deskriptif

Dibawah ini adalah tanggapan responden mengenai Loyalitas Produk

Merek Skaters Pada CV. Opey Production Bandung yang terdiri dari: Pengukuran

perilaku, Biaya pengorbanan, Mengukur kepuasan, Merek kesukaan dan

Komitmen. Adapun hasil pengolahan data dan analisa dari jawaban kuesioner

(56)

1. Pengukuran Perilaku

Tabel 4.6

Tanggapan responden mengenai Pembelian ulang terhadap produk merek skaters

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Setuju 12 21.81%

Setuju 38 69.09%

Kurang Setuju 4 7.27%

Tidak Setuju 1 1.81%

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 55 100%

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui tanggapan responden mengenai

pembelian ulang terhadap merek produk skaters. Dari tanggapan responden diatas

dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 12 orang atau 21.81%,

setuju 38 orang atau 69.09%, kurang setuju 4 orang atau 7.27%, tidak setuju 1

orang atau 1.81%. Hal ini menyatakan sebagian besar responden menyatakan

setuju yaitu sebanyak 38 responden (69.09%) jadi responden setuju untuk

melakukan pembelian ulang terhadap merek produk skaters, hal ini karena merek

skaters memiliki harga terjangkau dan kualitas yang baik.

Tabel 4.7

Tanggapan responden mengenai Pembelian merek skaters karena lebih baik dibanding merek lain

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Setuju 11 20%

Setuju 36 65.45%

Kurang Setuju 8 14.54%

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 55 100%

(57)

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui tanggapan responden mengenai

pembelian merek skaters karena lebih baik dibanding merek lain. Dari tanggapan

responden diatas dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 11 orang

atau 20%, setuju 36 orang atau 65.45%, kurang setuju 8 orang atau 14.54%. Hal

ini menyatakan sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 36

responden (65.45%) jadi responden setuju membeli merek skaters karena lebih

baik dibanding merek lain, hal ini karena merek skaters kualitas dan desain yang

menarik dan handal.

Berikut ini adalah tanggapan responden mengenai Pengukuran perilaku

responden terhadap produk merek skaters.

Tabel 4.8

Tanggapan responden mengenai pengukuran perilaku

No Indikator Skor

1. Pembelian ulang terhadap merek skaters 228

2. Membeli merek skaters karena lebih baik

dibanding merek lain.

222

Total 450

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Analisa deskripsi mengenai Pengukuran perilaku responden dapat dilihat

(58)

Tabel 4.9

Skor tanggapan responden mengenai pengukuran perilaku

Skor Skor dalam %

450 450

5 × 2 × 55× 100% = 81.82%

Maka dihasilkan data peringkat pengukuran perilaku yang dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Table 4.10

Pengkategorian Skor Jawaban Pengukuran Perilaku No Interval Tingkat

Intensitas

Kriteria

1 20 % - < 36 % Sangat Rendah

2 36 % - < 52 % Rendah

3 52 % - < 68 % Cukup Tinggi

4 68 % - < 84 % Tinggi

5 84 % - < 100 % Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel 4.10 tentang tanggapan responden terhadap pengukuran

perilaku menunujukkan skor 81.81% dan berada diantara 68% - < 84% dengan

kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan tanggapan responden terhadap pengukuran

perilaku tinggi karena mayoritas responden untuk tingkat melakukan pembelian

ulang terhadap merek skaters dan membeli merek skaters karena lebih baik di

(59)

2. Biaya Peralihan

Tabel 4.11

Tanggapan responden mengenai pengeluaran biaya yang relatif murah dengan risiko kecil

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Setuju 6 10.91%

Setuju 37 67.28%

Kurang Setuju 12 21.82%

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 55 100%

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui tanggapan responden mengenai

pengeluaran biaya yang relatif murah dengan risiko kecil. Dari tanggapan

responden diatas dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 6 orang

atau 10.91%, setuju 37 orang atau 67.28%, kurang setuju 12 orang atau 21.82%.

Hal ini menyatakan sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak

37 responden (67.28%) jadi responden setuju dalam hal pengeluaran biaya yang

relatif murah dengan risiko kecil, hal ini karena merek skaters memiliki biaya

yang relatif terjangkau dengan risiko yang kecil.

Tabel 4.12

Tanggapan responden mengenai mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli produk merek skaters

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Setuju 6 10.91%

Setuju 28 50.91%

Kurang Setuju 18 32.73%

Tidak Setuju 3 5.45%

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 55 100%

(60)

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui tanggapan responden mengenai

bersedia untuk mengeluarkan biaya lebih untuk membeli produk merek skaters.

Dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat

setuju 6 orang atau 10.91%, setuju 28 orang atau 50.91%, kurang setuju 18 orang

atau 32.73%, tidak setuju 3 orang atau 5.45%. Hal ini menyatakan sebagian besar

responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 36 responden (65.45%) jadi

responden setuju untuk mengeluarkan biaya lebih untuk membeli atau

mendapatkan produk merek skaters, hal ini karena merek skaters dapat dipercaya

dengan tingkat risiko yang kecil dan mempunyai kualitas sehingga bersedia

membeli walaupun responden mengeluarkan biaya yang lebih untuk mendapatkan

merek skaters.

Berikut ini adalah tanggapan responden mengenai biaya peralihan

responden terhadap produk merek skaters:

Tabel 4.13

Tanggapan responden mengenai biaya peralihan

No Indikator Skor

1. Pengeluaran biaya yang relatif murah

denga risiko kecil

214

2. Mengeluarkan biaya tambahan untuk

membeli produk merek skaters

202

Total 416

(61)

Analisa deskripsi mengenai biaya peralihan responden dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 4.14

Skor tanggapan responden mengenai biaya peralihan

Skor Skor dalam %

202 416

5 × 2 × 55× 100% = 75.64%

Maka dihasilkan data peringkat biaya peralihan yang dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Table 4.15

Pengkategorian Skor Jawaban Biaya Peralihan No Interval Tingkat

Intensitas

Kriteria

1 20 % - < 36 % Sangat Rendah

2 36 % - < 52 % Rendah

3 52 % - < 68 % Cukup Tinggi

4 68 % - < 84 % Tinggi

5 84 % - < 100 % Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel tentang tanggapan responden terhadap biaya peralihan

menunujukkan skor 75.64% dan berada diantara 68% - < 84% dengan kriteria

tinggi. Hal ini menunjukkan tanggapan responden terhadap biaya peralihan berada

(62)

yang relatif murah dengan risiko kecil dan mengeluarkan biaya tambahan untuk

membeli produk merek skaters menyatakan setuju.

3. Pengukuran Kepuasan

Tabel 4.16

Tanggapan responden mengenai kepuasan terhadap kualitas produk merek skaters

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Setuju 14 25.45%

Setuju 36 65.45%

Kurang Setuju 5 9.1%

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 55 100%

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui tanggapan responden mengenai

kepuasan terhadap kualitas produk merek skaters. Dari tanggapan responden

diatas dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 14 orang atau

25.45%, setuju 36 orang atau 65.45%, kurang setuju 5 orang atau 9.1%. Hal ini

menyatakan sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 36

responden (65.45%) jadi responden setuju untuk dalam hal kepuasan terhadap

merek skaters, hal ini karena merek skaters sudah dapat memenuhi kebutuhan

sebagian besar responden sehingga responden merasa puas terhadap produk

(63)

Tabel 4.17

Tanggapan responden mengenai kepuasan terhadap desain produk merek skaters

Jawaban Frekuensi Presentase

Sangat Setuju 13 23.63%

Setuju 37 67.27%

Kurang Setuju 5 9.1%

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 55 100%

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui tanggapan responden mengenai

kepuasan terhadap desain produk merek skaters. Dari tanggapan responden diatas

dapat diketahui bahwa yang menyatakan sangat setuju 13 orang atau 23.63%,

setuju 37 orang atau 67.27%, kurang setuju 5 orang atau 9.1%. Hal ini

menyatakan sebagian besar responden menyatakan setuju yaitu sebanyak 37

responden (65.45%) jadi responden setuju dalam hal kepuasan dalam hal desain

merek skaters, hal ini karena merek skaters mempunyai desain yang menarik dan

sesuai dengan trend yang mengikuti perkembangan zaman.

Berikut ini adalah tanggapan responden mengenai Pengukuran kepuasan

(64)

Tabel 4.18

Tanggapan responden mengenai pengukuran kepuasan

No Indikator Skor

1. Kepuasan terhadap kualitas produk

merek skaters

229

2. kepuasan terhadap desain produk merek

skaters.

228

Total 457

Sumber : Hasil pengolahan data kuesioner

Analisa deskripsi mengenai Pengukuran kepuasan responden dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 4.19

Skor tanggapan responden mengenai pengukuran kepuasan

Skor Skor dalam %

457 457

5 × 2 × 55× 100% = 83.09 %

Maka dihasilkan data peringkat pengukuran kepuasan yang dapat dilihat

Gambar

Tabel 3.2Operasionalisasi Variabel
Table 3.3
Tabel 4.1
Tabel 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan merek dan kepercayaan merek terhadap loyalitas merek pada perusahaan leasing sepeda motor di kota

Dari 100 buah kuesioner yang dibagikan, dapat dilakukan analisis terhadap karakteristik responden pelanggan handphone Android merek Samsung, diperoleh hasil

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat loyalitas merek pelanggan LKS Zamrut berdasarkan tingkatan-tingkatan dari loyalitas

bahwa pilihan merek, kualitas produk dan kepuasan pelanggan memberikan pengaruh langsung dan tidak langsung pada keputusan pembelian dan pilihan merek, kualitas produk dan

Kesimpulan yang dapat kita ambil berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang diwakili oleh variabel perilaku, biaya peralihan, kepuasan, merek kesukaan dan komitmen secara simultan

Hubungan antara citra merek dan kepuasan juga dinyatakan oleh Shahroudi &amp; Naimi (2014) yang mengatakan bahwa citra merek berpengaruh positif dan signifikan

PENGARUH CITRA MEREK DAN KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PADA PRODUK TELEVISI TOSHIBA WILAYAH SURABAYA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih

Penggunaan Apple di Indonesia sendiri sangat banyak diminati oleh masyarakat karena dari segi merek, kualitas, hingga mencapai kepuasan sehingga mereka menjadi loyal kepada merek