ANALISIS CITRA MEREK
EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD FORRER DI
(Studi Kasus dilakukan di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung)
THE ANALYSIS OF BRAND IMAGES EDWARD FORRER SHOES ON
Pada Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi
ANALISIS CITRA MEREK
EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD FORRER DI
(Studi Kasus dilakukan di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung)
THE ANALYSIS OF BRAND IMAGES EDWARD FORRER SHOES ON EDWARD FORRER SHOP IN BANDUNG
Pada Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
ANALISIS CITRA MEREK
EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD FORRER DI
(Studi Kasus dilakukan di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung)
THE ANALYSIS OF BRAND IMAGES EDWARD FORRER SHOES ON EDWARD FORRER SHOP IN BANDUNG
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
Nama
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
ANALISIS CITRA MEREK
(BRAND IMAGE)
EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD FORRER DI
BANDUNG
(Studi Kasus dilakukan di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung)
THE ANALYSIS OF BRAND IMAGES EDWARD FORRER SHOES ON EDWARD FORRER SHOP IN BANDUNG
TUGAS AKHIR
Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
Oleh :
Nama: Dilla Novani Purnama Sari NIM : 214
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
2011
(BRAND IMAGE)
EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD FORRER DI
BANDUNG
(Studi Kasus dilakukan di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung)
THE ANALYSIS OF BRAND IMAGES EDWARD FORRER SHOES ON EDWARD FORRER SHOP IN BANDUNG
TUGAS AKHIR
Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
Oleh :
Dilla Novani Purnama Sari : 21408005
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
(BRAND IMAGE)
SEPATU
EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD FORRER DI
(Studi Kasus dilakukan di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung)
THE ANALYSIS OF BRAND IMAGES EDWARD FORRER SHOES ON EDWARD FORRER SHOP IN BANDUNG
Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
Dilla Novani Purnama Sari
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
SEPATU
EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD FORRER DI
(Studi Kasus dilakukan di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung)
THE ANALYSIS OF BRAND IMAGES EDWARD FORRER SHOES ON
Pada Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN
SEPATU
EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD FORRER DI
iv
ABSTRAK
Dilla Novani Purnama Sari / 21408005 / Analisis Citra merek (brand image ) Sepatu Edward Forrer Pada Toko Edward Forrer Di Bandung / Dibawah Bimbingan RaenyDwisanty, SE.,M.Si.
Untuk memenuhi dan sekaligus mempengaruhi minat beli konsumen, perusahaan harus meningkatkan citra mereknya (brand image) secara keseluruhan melalui atribut-atribut yang mereka miliki dibenak konsumen. Citra yang baik merupakan hal yang paling utama serta diprioritaskan yang dijadikan acuan atau dasar penentuan pilihan yang dilakukan konsumen dalam melakukan pembelian. Citra yang baik merupakan salah satu cara yang efektif dalam menjaring konsumen. Citra yang diungkapkan oleh konsumen terdiri dari Recognition,Reputation, Affinity, Brand Loyalty.
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah Untuk mengetahui tanggapan responden tentang citra merek (brand image) sepatu Edward Forrer Bandung .
Metode yang digunakan dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Adapun teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden, dan teknik pengumpulan data menggunakan studi lapangan (observasi, wawancara, kuesioner) dan studi kepustakaan.
Dari analisis dan pembahasan mengenai tanggapan responden terhadap Citra Merek (Brand Image) Sepatu Edward Forrer pada Toko Edward Forrer Di Bandung, dengan menggunakan alat ukur Recognation dinilai dengan Cukup baik dengan skor 76,47%, Reputation dinilai dengan baik dengan skor 73,35%, Affinity dinilai dengan Cukup baik dengan skor 67,1%, dan Brand Loyalty dinilai dengan cukup baik dengan skor 62,85% menunjukkan bahwa tanggapan responden adalah baik nilai scoring tanggapan responden terhadap Citra Merek (Brand Image) sebesar 5171(68,95%).
v
ABSTRACT
Dilla Novani Purnama Sari / 21408005 / The Analysis Of Brand Image Shoes On Edward Forrer In Bandung / Dibawah Bimbingan RaenyDwisanty, SE.,M.Si.
To meet and simultaneously influence the buying interest of consumers, enterprises must enhance its brand image (brand image) as a whole through the attributes that they possess the minds of consumers. A good image is the most
important thing and the priority which is used as a reference or basis for determining the choice of consumer in making a purchase. A good image is one effective way to attract consumers. Image expressed by the consumer consists of
Recognition, Reputation, Affinity, Brand Loyalty.
The purpose of this study was done To determine the respondents about the
brand image shoes on Edward Forrer shop in Bandung.
The method used in preparing the Final Project report uses descriptive method of research that describes a company's actual circumstances. The sampling conducted in this research is to use random sampling with a sample size of 100 respondents, and data collection techniques using field studies
(observations, interviews, questionnaires) and literature study.
From the analysis and discussion of the respondents to the Brand Image (Brand Image) Shoe Stores Edward Edward Forrer on Edward Forrer In Bandung, using a measuring instrument with a good enough Recognation assessed with a score of 76.47%, Reputation rated well with a score of 73.35% , Affinity was assessed by well enough with a score of 67.1%, and Brand Loyalty judged fairly well with a score of 62.85% indicates that the respondents are good value for scoring the responses of respondents to the Brand Image (brand image) of 5171 (68.95% ).
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum wr. wb.
Tida kata yang indah untuk bersyukur kecuali ucapan Hamdallah, segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia dan Ridho-Nya dan juga Utusan-Nya yaitu Rasullah SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul :
Analisis Citra Merek Sepatu Edward Forrer Pada Toko Edward Forrer Di Bandung .
Penyusunan laporan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari partisipasi dan bimbingan semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
vii
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
5. Bapak Rizki Zulfikar, SE,. M.Si. selaku Ketua Panitia Sidang Akhir, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, yang telah meluangkan waktunya guna membimbing, memberi pengarahan dan masukan kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi yang telah memberikan Ilmu dan pengetahuan kepada penulis.
7. Seluruh Dosen Tetap Maupun Tidak Tetap, Beserta Sekertariat Manajemen yang telah memberikan dukungan selama penulis menimba ilmu di Universitas Komputer Indonesia.
8. Seluruh staff dan karyawan PT. Edward Forrer Bandung.
9. Ibunda yang sedang bahagia di alam sana serta Ayahanda tercinta yang telah memberikan dorongan semangat, biaya dan khususnya atas do a yang telah mengiringi selama laporan Tugas Akhir ini ditulis. Tidak lupa untuk Kakakku Ryan Rinaldi, yang telah banyak membantu, serta terima kasih atas do a dan supportnya.
viii
11.Untuk teman-teman, MP-1, Lanny, Nela, Ginar, Putri, Trieyani, Ayu makasih untuk masukannya, dan semua teman yang tidak dapat disebutkan disini, yang telah memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis. 12.Untuk semua teman-teman kelas satu angkatan 2008 di Jurusan
Manajemen Pemasaran terima kasih atas persahabatan, pertemanan dan kerjasamanya yang solid.
Dengan penuh rasa terima kasih penulis berharap semoga segala kebaikan-kebaikannya akan mendapat balasan dari Allah SWT, dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau penulis yang lain di masa yang akan datang.
Bandung, Juli 2011 Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian
Pada era globalisasi sekarang ini perubahan teknologi dan arus informasi sangatlah maju, hal ini mendorong timbulnya laju persaingan yang sangat ketat dalam dunia usaha. Hal ini terjadi di Indonesia pada umumnya dan di Bandung khususnya. Prusahaan harus dapat peluang dan tantangan pada masa yang akan datang. Untuk itu, dalam mengembangkan pemasarannya, perusahaan haruslah berorientasi pada konsumen, sehingga perusahaan dapat mengidentifikasi dan mengetahui apa-apa yang menjadi kebutuhan konsumen.
Industri mengalami perkembangan yang cepat, salah satunya yaitu industri sepatu Edward Forrer merupakan salah satu merek sepatu yang sudah cukup lama berdiri di Bandung. Mereka menjual produknya di Bandung, tetapi produk sepatu Edward Forerr Bandung juga banyak sekali yang berminat dari luar Kota Bandung.
2
Citra yang baik merupakan salah satu cara yang efektif dalam menjaring konsumen. Citra yang diungkapkan oleh konsumen terdiri dari Recognition,Reputation, Affinity, Brand Loyalty. Edward Forrer sendiri telah
memiliki citra tersebut hanya saja tidak semua dimiliki oleh Edward Forrer, masih terdapat beberapa kendala di Edward Forrer sendiri seperti dalam segi reputation, seperti status nama dan logo perusahaan telah banyak di kenal oleh banyak konsumen namun masih banyak yang tidak mengenal brand Edward dikarenakan semakin banyaknya brand-brand baru yang bermunculan, selain itu dari segi Brand Loyalty yang terkadang konsumen tidak melakukan repeat order setelah
beberapa bulan melakukan pembelian, padahal repeat order sendiri merupakan jantung perusahaan sebagai konsumen yang loyal.
Memelihara dan memperkuat brand image di benak konsumen, karena brand image suatu perusahaan tidak dapat disamakan dengan brand image
perusahaan lain.Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengemukakan bahwa ada hubungan positif dan kuat antara iklan dengan citra merek (Arfianti : 2005).
Toko sepatu Edward Forerr dalam mencapai tujuan pasarnya untuk menciptakan citra pada benak pelanggan, dan agar terbentuknya citra yang positif perusahaan harus mampu menarik perhatian, ketertarikan, keinginan dan tindakan konsumen dalam bergaya.
3
memuaskan konsumen. Dengan citra merek baik konsumen yang mengetahui produk merek Edward Forrer akan membuat konsumen melakukan pembelian. Terutama konsumen yang pernah membeli sepatu Edward Forrer di Bandung akan membeli produk yang telah dikonsumsinya atau ulang. Hal yang patut dipertanyakan adalah bagaiman citra merek Edward Forrer di benak konsumen.
Menurut hasil wawancara kepada Rendy Yohanes R.,MBA.,MM. Selaku Human Resource Department di PT. Edward Forrer Bandung, pada rabu, 13 April 2011 bahwa citra merek di PT. Edward Forrer Bandung terdiri dari beberapa proses pengenalan yaitu dengan Recognation,Reputation, Affinity dan Brand Loyalty, Sehingga dapat dijadikan suatu pertimbangan dalam pembentukan citra
merek. Untuk mengatasi keluhan dari konsumen serta demi memenuhi kebutuhan konsumen, perusahaan berusaha terus membangun citra yang baik terutama citra merek. Karena telah lama berdirinya PT. Edward Forrer dan terus berkembanngnya dunia bisnis terutama di bidang industri sepatu yang semakin banyaknya pesaing. Disini, PT. Edward Forrer harus menerus meningkatkan kesan kualitas dengan baik dari merek Edward Forrer.Tetapi, berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan dari Production Toko Edward Forrer, peminat umumnya kalangan menengah dan menengah keatas yang sudah mengenal merek dari Edward Forrer.
4
Survey Awal Pada Konsumen Toko Sepatu Edward Forrer Bandung
Indikator Keterangan
Recognation
(Menurut anda apakah konsumen telah mengenal baik merek pada Toko Edward Forrer...)
65% konsumen menyatakan baik, sedangkan 35% konsumen menyatakan tidak baik.
Reputation
(Menurut anda apakah konsumen selalu meyakini akan merek Edward Forrer pada Toko Edward Forrer...)
70% konsumen menyatakan baik, sedangkan 30% konsumen menyatakan cukup baik.
Affinity
(Menurut anda apakah konsumen cocok menggunakan merek Edward Forrer pada Toko Edward Forrer...)
60% konsumen menyatakan setuju, sedangkan 40% konsumen menyatakan tidak setuju.
Brand Loyalty
(Menurut anda apakah konsumen setia pada merek Edward Forrer pada Toko Edward Forrer...)
55% konsumen menyatakan setuju, sedangkan 45% konsumen menyatakan tidak setuju. Sumber : Data primer yang diolah
Hasil survey awal diatas disebar terhadap 30 responden tentang citra merek
(brand image) membuktikan bahwa berdasarkan Recognation, 65% konsumen
menyatakan baik bahwa sudah dikenalnya dari segi merek dan sebanyak 35% konsumen menyatakan tidak baik dengan hal itu karena konsumen masih ada yang belum mengenal dan menyadari citra dari merek tersebut. Berdasarkan Reputation, 70% menyatakan merek Edward Forrer baik untuk diingat dan
5
Loyalty, 55% konsumen setuju bahwa mereka setia menggunakan merek Edward
Forrer. Sedangkan 45% konsumen menyatakan tidak setuju karena terkadang mereka tidak melakukan pembelian ulang atau repeat order karena cenderung lebih berpindah ke merek lain karena semakin banyaknya merek-merek baru yang bermunculan dan menggeser citra merek Edward Forrer.
Berdasarkan uraian di atas, timbul ketertarikan penulis untuk mengadakan penelitian mengenai : ANALISIS CITRA MEREK (BRAND IMAGE) SEPATU EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD FORRER DI BANDUNG.
1.2. Identifikasi masalah 1.2.1Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, bahwa masalah yang terjadi di Toko sepatu Edward Forrer di Bandung adalah:
a. Semakin banyaknya brand-brand baru yang bermunculan yang menggeser status nama dan logo Edward Forrer.
b. Terkadang konsumen tidak melakukan repeat order setelah beberapa bulan melakukan pembelian.
1.2.2Rumusan Masalah
6
Bagaimana tanggapan responden tentang citra merek (brand image)sepatu Edward Forrer pada toko Edawrd Forrer Bandung .
1.3.Maksud dan tujuan
Adapun maksud dilakukan penelitian ini adalah menampilkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterprestasiakannya. Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah :
Untuk mengetahui tanggapan responden tentang citra merek (brand image) sepatu Edward Forrer Bandung .
1.4.Kegunaan Peneliti 1.4.1. Kegunaan Praktis
1. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini semoga menjadi bahan masukan dan perbandingan bila diperlukan dalam mempengaruhi citra oleh konsumen sehingga dapat memberikan perubahan-perubahan yang positif pada perusahaan.
2. Pihak Terkait
Diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan bahan pertimbangan atau lainnya yang mungkin dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut khususnya mengenai analisis citra merek.
7
Selain itu dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi perusahaan-perusahaan yang sama-sama terkait citra merek.
1.4.2. Kegunaan Akademis 1. Bagi Pengembangan Ilmu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam ilmu manajemen pemasaran, terkait dengan citra merek.
2. Bagi Peneliti
Dari penelitian ini peneliti mengharapkan agar dapat menjadi bahan masukan bagi pengembangan citra merek serta dapat meningkatkan wawasan tentang permasalahan yang diteliti sehingga dapat diperoleh gambaran nyata tentang kebenaran fakta dengan teori-teori yang penulis dapatkan selama perkuliahan. 3. Bagi Peneliti lain
Penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini berguna sebagai informasi tambahan yang dapat memperluas pemikiran serta sebagai bahan perbandingan dalam penelitian di bidang yang sama.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
8
Tabel 1.2
Waktu Penelitian Keterangan
Bulan
Januari Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Usulan Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Penyusunan Laporan
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Pengertian pemasaran
Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas un tuk menciptakan, memperkenalkan, dan menyerahkan produk barang dan jasa kepada konsumen dari perusahaan. Tetapi sesungguhnya orang-orang pemasaran dari sepuluh wujud berbeda : barang, jasa, pengayaan pengalaman, peristiwa, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, dan gagasan.
Menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh Hendra egih, Rony A. Rusli dan Benjamin Molan (2002:9) mendefinisikan pemasaran sebagai berikut : Pemasaran adalah suatu proses sosial yanng di dalamnya terdapat individu dan kelompok berusaha mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan cara menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain .
10
2.1.1 Citra Merek (brand image) 2.1.1.1 Pengertian Merek
Inti dari proses pemasaran adalah membangun merek di benak konsumen, tapi apa sesungguhnya merek itu? Beberapa manajer konsumen percaya bahwa merek memiliki identitas dan kualitas yang unik,dan berbeda nama produk dan merek adalah sebagai nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi semuanya, yang dimaksudkanuntuk mengidentifikasi barang dan jasa seseorangatau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang dan jasa pesaing.
Sedangkan menurut Buchori Alma (2007:148-149) yang mengutif dari undang-undang merek (UU NO 19 Tahun 1992) dinyatakan pada Bab I (Ketentuan Umum), Pasal 1 ayat 1-5 bahwa :
1. Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan di gunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. 2. Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa secara bersama-sama atau badan hukum membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
3. Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa secara bersama-sama atau badan hukum membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
11
atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan barang atau jasa sejenis lainnya.
5. Lisensi adalah izin yang diberikan pemilik merek terdaftar kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk menggunakan merek tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang atau jasa yang di daftarkan.
Merek pada dasarnya merupakan janji penjual memberikan ciri-ciri, manfaat dan jasa kepada pembeli. Menurut Philip Kotler (2000:460) merek memiliki enam tingkatan, yang meliputi :
a. Atribut : merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu b. Manfaat : atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat c. Nilai : merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen d. Budaya : merek juga mewakili budaya
e. Kepribadian : merek juga mencerminkan kepribadian tertentu
f. Pemakai : menunjukan jenis konsumen yang menggunakan/ membeli produk tersebut.
12
Kesalahan sering dilakukan oleh pemasar adalah dengan hanya mempromosikan atribut-atribut merek saja. Hal ini mengakibatkan :
1. Pembeli tidak terarik pada atribut karena sesungguhnya lebih tertarik pada manfaat merek
2. Pesaing dapat dengan mudah meniru atribut-atribbut tertentu 3. Atribut yang ada pada sekarang ini kelak akan berkurang nilainya
Gagasan-gagasan mengenai merek yang paling tahan lama adalah nilai, budaya, dan kepribadian yang tercermin dari merek itu. Hal-hal tersebut menentukan inti dari sebuah merek.
2.1.1.2Keputusan nama merek
Belakangan, hampir semua produk diberi merek.Bahkan produk yang sebelumnya tak bermerek kini sudah memakai merek. Menurut Simamora dalam bukunya Remarketing for Business Recovery, Sebuah Pendekatan Riset , selain memiliki nilai bila mereknya kuat, merek juga bermanfaat bagi pelanggan, perantara, produsen maupun public (Simamora, 2001; 62) :
1. Bagi pembeli, manfaat merek adalah :
a. Menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu
b. Membantu perhatian pembeli terhadap produk-produk baru yang bermanfaat bagi mereka
2. Bagi penjual, manfaat merek adalah :
a. Memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri masalah-masalah yang timbul
13
c. Memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan.
d. Membantu penjual melakukan segmentasi pasar.
3. Bagi masyarakat, merek bermanfaat dalam hal :
a. Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten.
b. Meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat menyediakan informasi tentang produk dan dimana membelinya
c. Meningkatnya inovasi-inovasi produk baru, karena produsen terdorong untuk menciptakan keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan oleh pesaing.
2.1.1.3 Pengertian Citra
Menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2005:250), Citra adalah beberapa keyakinan, gagasan, dan kesan yang dimiliki seseorang mengenai suatu objek . Sedangkan menurut Buchori Alma (2007:375) mengutif dari pendapat Huddleston (1985:365) mengenai citra adalah Kesan yang difikirkan dan yang diketahui oleh seseorang atau kelompok mengenai suatu hal, baik perusahaan maupun produknya yang diperoleh melalui pengalaman .
14
diciptakan melaluui akumulasi pesan-pesan yang diterima melalui pengalaman yang dirasakan oleh seluruh indera.
2.1.1.4 Pengertian Citra Merek (Brand Image)
Menurut Shimp (2007:38) mengemukakan bahwa Brand Image yaitu : Brand Image didasari oleh berbagai ketertarikan yang dikembangkan oleh konsumen pada setiap waktu, brand, seperti manusia dapat berupa gagasan yang mempunyai masing-masing personality .
Brand image yang positif akan membuat konsumen menyukai suatu produk
dengan merek yang bersangkutan dikemudian hari., sedangkan bagi produsen brand imageyang baik akan membantu kegiatan perusahaan dalam bidang
pemasaran. Agar brand imagedapat terbentuk sesuai atau mendekati brand identyyang diharapkan oleh perusahaan, maka perusahaan sebagai produsen harus
mampu untuk memahami dan mengeksploitasi unsur-unsur yang mmbentuk suatu merek yang akhirnya membentuk citra perusahaan yang baik.
Brand image ini diharapkan dapat menghasilkan sesuatu kualitas yang
tinggi atas apa yang diharapkan atau dipersepsikan dengan yang diterima oleh konsumen, yang terakhir ini yang dikenal dengan pelayanan diterima. Hal ini haraus didukung oleh kenyataan dan bukan sekedar pernyataan sebagai hal yang dikomunikasikan tanpa adanya bukti nyata.
15
empat tingkatan yaitu : Top of mind, brand recall, brand reqonition, dan unreqnitiion brand,slanjutnya merek harus diusahakan agar memiliki citra yang
positif yang dipersepsikan sebagai merek yang berkualitas tinggi menurut kriteria konsumen.
Sedangkan citra yang diungkapkan oleh konsumen yang dialih bahasakan oleh Hermawan Kartajaya (2000:484) yaitu :
1. Reputation yaitu suatu tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah brand karena mempunyai track record yang baik (Nama/Logo)
2. Recognition yaitu tingkat dikenalnya sebuah brand oleh konsumen (pengakuan / pengenalan)
3. Affinity yaitu hubungan emosional yang terjadi antara brand denngan konsumen (ketertarikan)
4. Brand Loyalty yaitu derajat / kesetiaan pelanggan menggunakan produk atau jasa perusahaan.
Citra merek konsumen tentang merek dapat dibuat untuk beberapa manfaat, antara lain :
1. Citra yang baik dapat sebagai tujuan dalam strategi pemasaran 2. Citra dapat dipakai sebagai suatu dasar untuk bersaing
3. Citra merek dapat membantu memperbaharui penjualan suatu merek
16
Tahap-tahap proses pemberian merek menurut Philip Kotler (2000:496), sebagai berikut
Keputusan pemberian Keputusan sponsor Merek merek
Pembentukan ulang
posisi merek Strategi merek Keputusan nama Merek
2.1.1.5 Keputusan pemberian merek
Dalam membangun sebuah strategi pemasaran untuk setiap prodyk, pemasaran harus dapat menyesuaikan dengan keputusan-keputusan pemberian merek, karena hal ini merupakan yang utama dalam strategi produk. Artinya membangun sebuah produk yang bermerek membutuhkan investasi jangka panjang yang relatif cukup besar jumlahnya terutama untuk iklan, promosi penjualan. Manfaat dengan pemberian merek pada suatu produk bagi penjual adalah :
Merek
Tanpa Merek
Merek produsen Merek (pribadi)
Perluasan lini Perluassan merek Multi merek Merek baru Penentu
posisi ulang Tanpa penentuan posisi ulang
17
a. Merek memudahkan penjual memproses pesanan dan menelusuri masalah
b. Nama merek dan tanda merek dari penjual untuk menarik pelanggan yang setia dan menguntungkan
c. Merek membantu penjual melakukan segmentasi pasar
2.2 Kerangka Pemikiran
Merek atau brand merupakan pelabelan. Merk memiliki untuk membantu penjualan dan merupakan sebuah kepercayaan terhadap produk atau jasa yang dapat memberikan kepuasan lebih baik. Menurut Philip Kotler (2005:443) : A brand is a name, term, sign, symboly, rancangan atau kombinasin dari hal-hal
tersebut, atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan umtuk membedakannya dari produk pesaing. Tantangna dalam pemberian merek pada suatu produk adalah mengembangkan sekumpulan makna yang dalam tentang merek. Merek yang mempunyai variasi dalam hal kekuatan dan nilai yang dimiliki di pasar, ada merek yang tidak dikenali oleh sebagian basar pembeli di pasar, dan kemudian ada merek pembeli memiliki tingkat kesadaran merek (brand wareness)yang tinggi. Di atasnya terdapat merek yang memiliki tingkat referensi
merek (brand preference) yang tinggi.
18
pandangan atau persepsi tertentu pada suatu merek dari sekumpulan atribut yang dimiliki suatu merek.
Dari sekumpulan suatu atribut yang memiliki suatu merek di dalam pengambilan keputusan pembelian terhadap suatu produk, hal ini berdasarkan pada pertimbangan dan menyeleksi dengan membandingkan perbedaan yang terdapat pada beberapa merek. Sehingga merek yang penawarannya sesuai dengan kebutuhan akan terpilih, karena konsumen akan memiliki penilaian yang lebih pada merek tersebut.
Konsumen dewasa ini cenderung lebih kritis dalam menerima informasi yang masuk sebagai rangsangan-rangsangan, baik itu dari dalam maupun dari luar. Rangsangan dari dalam ini adalah dengan adanya penawaran produk yang semakin beragam sampai yang lebih khusus, yaitu penawaran atribut merek.
19
1. Reputation yaitu suatu tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah brand karena mempunyai track record yang baik (Nama/Logo)
2. Recognition yaitu tingkat dikenalnya sebuah brand oleh konsumen (pengakuan / pengenalan)
3. Affinity yaitu hubungan emosional yang terjadi antara brand denngan konsumen (ketertarikan)
4. Brand Loyalty yaitu derajat / kesetiaan pelanggan menggunakan produk atau jasa perusahaan.
Dalam hal ini terbentuknya image (citra) berdasarkan kesan, pemikiran ataupun pengalaman yang dialami seseorang terhadap suatu objek yang pada akhirnya akan membentuk pemahaman atau penilaian yang akan dijadikan suatu pertimbangan dalam pembentukan citra.
20
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek penelitian
Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan, biasanya berbentuk variabel. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut yang berjudul ANALISIS CITRA MEREK
(BRAND IMAGE) SEPATU EDWARD FORRER PADA TOKO EDWARD
FORRER DI BANDUNG . Menurut Sugiyono (2003:31) variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan .
3.2 Metode penelitian
Dalam memecahkan suatu masalah yang ada pada suatu penelitian diperlukan penyelidikan yang hati-hati, teratur dan terus-menerus. Sedangkan untuk mengetahui bagaimana seharusnya langkah-langkah penelitian yang dilakukan penulis menggunakan metode penelitian.
3.2.1 Desain Penelitian
21
adalah metode deskriptif analisis. Menurut Sugiyono (2005:21) penelitian deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Metode deskriptif adalah metode penilaian yang mencari gambaran tentang sifat individu, keadaan gejala suatu objek dengan mencari masalah-masalah baru untuk mengisi kekurangan ilmu pengetahuan atau bersifat induktif.
Rancangan penelitian dengan cara analisis deskriptif ini dimaksudkan untuk menjelaskan dengan gambaran khusus bagaimana citra merek (brand image) sepatu Edward Forrer pada Toko Edward Forrer di Bandung.
3.2.2 Operasional Variabel
Dari penelitian tugas akhir yang berjudul, Analisis citra merek (brand image) sepatu Edward Forrer pada Toko Edward Forrer di Bandung . Penulis
22
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian Variabel Konsep
Variabel Indikator Ukuran Skala
No Kuesioner
Citra merek (brand image)adala h Brand Image didasari oleh berbagai ketertarikan yang dikembangk an oleh konsumen pada setiap waktu, brand, seperti manusia dapat berupa gagasan yang mempunyai masing-masing personality
Menurut Shimp (2007:38) . Pemahaman konsumen mengenal merek secara keseluruhan
1. Recognation Pengertian merek Adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan di gunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.
Desain merek
Pembuatan atribut dan logo
2. Reputation
Merek yang selalu diingatkan
Image yang baik Kesan merek yang berkualitas
Menemukan merek 3. Affinity
Tingkat keyakinan konsumen terhadap
23
merek
Sikap terhadap kualitas merek Penilaian reputasi merek yang dimiliki Merek mewakili kepribadian dan gaya hidup
4. Brand Loyalty
Pembelian ulang merek
Konsumen selalu merekomendasikan merek
Penyampaian kesan positif
24
3.2.3 Sumber Data Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer
Data penelitian ini diperoleh dari peninjauan langsung kelapangan dengan menggunakan metode :
a. Wawancara
Dengan melakukan komunikasi langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan objek penelitian.
b. Observasi
Dengan melakukan pengamatan langsung ke objek penelitian dan melakukan pencatatan secara langsung dari apa yang akan dilihat
c. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
2. Data Sekunder
25
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data 3.2.3.2.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2008:115). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempengaruhi karakteristik dan kuantitatif tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk diplajari dan kemudian ditarik kesimpulan
Data yang akan dipakai dalam penelitian ini belum tentu merupakan keseluruhan dari suatu populasi. Hal ini patut dimengerti mengingat keterbatasan waktu, tenaga serta masalah heterogonitas dan homogenitas dari populasi. Maka penelitian ini menggunakan sampel populasi yang akan diteliti adalah konsumen yang melakukan kunjungan dan pembelian Sepatu Edward Forrer pada Toko Edward Forrer di Jl. Ir.H Djuanda No. 151 Bandung adalah sekitar kurang lebih 50 pengunjung per hari dan penulis mengambil 1500 pengunjung sebagai populasi dalam satu bulan, hal ini dikarenakan sesuai dengan laporan data pengunjung pada Toko sepatu Edward Forreryang dilakukan dalam satu bulan.
3.2.3.2.2 Sampel
26
dikutif dalam buku Riset Pemasaran dan prilaku konsumen oleh Husein Umar (2002:146) yaitu :
Dimana :
n : Jumlah sampel minimal
N : Jumlah populasi
e : persen kelonggaran ketidak teliti karena kesalahan pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil e = 0.1
n = 93,75 dibulatkan menjadi 100
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam usaha memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian penulis menggunakan beberapa cara sebagai berikut :
buku-27
buku teori dan koleksi lainnya yang berkaitan dengan kegiatan penelitian yang dilaksanakan.
a. Studi Dokumentasi, yaitu dengan mempelajari dokumen-dokumen yang ada diperusahaan yang berkenaan dengan masalah yang diteliti, seperti dokumen merngenai sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan sebagainya yang menunjang penelitian.
b. Studi literatur, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku, makalah-makalah dan tugas akhir untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori dan konsep-konsep yang sedang dibahas.
2. Field Research (pengamatan lapangan) yaitu teknik pengumpulan data
mengenai masalah yang berkaitan dengan penelitian :
a. Observasi, mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap masalah yang berkaitan dengan penelitian. b. Wawancara, untuk memperoleh keterangan berupa pertanyaan yang
diajukan guna memperoleh data secara langsung dari sumber.
c. Kuesioner, merupakan metode untuk memperoleh data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden
3.2.4.1 Uji Validitas
Untuk mengetahui tingkat ketepatan dan kecermatan alat ukur atau media kuesioner, maka diperlukan pengujian validitas dengan mencari nilai korelasi Spearman Correlation(r) pada masing-masing pertanyaan atau variabel dan
28
dilakukan dengan cara membandingkan angka koefisien korelasi butir dengan angka tabel. Pengujian validitas dilakukan dengan metode korelasi yaitu dengan melihat angka koefisien korelasi (rxy) dan nilai signifikansinya (probabilita
statistik) pada item korelasi yang menyatakan hubungan antara skor pertanyaan dengan skor total. Dengan jumlah sampel uji coba kuesioner sebanyak 100 responden, maka dilakukan analisis korelasi antara skor pertanyaan dengan skor total.
Dari pengujian yang dilakukan dengan Spearman Correlation, dengan menggunakan SPSS, diperoleh hasil bahwa dari 15 pertanyaan yang digunakan dinyatakan valid karena mempunyai korelasi positif dengan skor total pertanyaan menghasilkan nilai r diatas 0,3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 15 pertanyaan yang valid dalam penelitian ini.
3.2.4.2 Uji Reliabilitas
29
3.2.5 Rancangan Analisis
Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan pengelolaan data. Setelah data terkumpul melalui kuesioner maka langkah selanjutnya adalah melakukan tabulasi, yaitu memberikan nilai (scoring) sesuai dengan sistem
3.2.5.1. Rancangan Analisis Deskriptif / Kualitatif
Analisis Deskriptif / kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian. Untuk maksud mendeskripsikan data pada setiap variabel penelitian terutama untuk melihat gambaran secara umum penelitian responden atau tanggapan responden dilakukan dengan membuat pengkategorian Analisis kualitatif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.
Sesuai dengan pernyataan dari Rendi Panuju (2000;45) menyatakan bahwa untuk menentukan kategori tertinggi, sedang dan rendah terlebih dahulu harus menentukan nilai indeks minimum, maksimum dan intervalnya serta jarak intervalnya sebagai berikut :
1. Nilai indeks minimum adalah nilai skor minimum dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.
30
3. Interval adalah selisih antara nilai indeks maksimum dengan nilai indeks minimum.
4. Jarak interval adalah interval ini dibagi jumlah jenjang yang diinginkan. Penentuan kategori dalam ukuran persentase dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut :
Skor minimum dalam persentase =
=
= 20 %
Skor maksimum dalam persentase =
=
= 100 %
Interval dalam persentase = skor maksimum - skor minimum
= 100 % - 20 %
= 80 %
Panjang interval dalam persentase =
= %
31
[image:37.595.125.478.205.283.2]
Sehingga pengkategorian skor jawaban responden untuk masing-masing item penelitian adalah sebagai berikut:
Table 3.2
Pengkategorian Skor Jawaban
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.3 Sejarah Perusahaan
Edw Perusahaan memprodu
Forrer memiliki lebih d
Edw Jawa Barat
Edw yang akrab pintu (door Sepatu bua Dengan ce
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan
ward Forrer aan ini dinam
duksi sepatu Forrer memiliki lebih d
ward Forrer Jawa Barat.
ward Forrer rab disapa E door-to-door).
uatannya keti cepat naman
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan
er adalah p amakan sesua tu pada tahu
Forrer memiliki lebih dari 50 gerai di Indonesia,
er memiliki k
er didirikan s Edo. Edo m ). Ia menjual etika itu dike anya menye
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
perusahaan suai nama pe
hun 1989 di ari 50 gerai di Indonesia,
i kantor pusa
sesuai deng memulai usa al sepatu den kenal unik da yebar dan da
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
n alas kaki pendirinya, E
di Bandung, ari 50 gerai di Indonesia, Australia
sat di Jalan
ngan nama p sahanya berju
engan desain dan kokoh ka dalam setah
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dan tas Edward For
, Jawa Bar Australia, Malaysia
n Veteran No
pendirinya, rjualan sepat in yang dapa karena dibuat ahun, produk
asal Indonesia orrer, yang m
arat.Kini Edw Malaysia, dan Hawaii
No. 44 Bandung
a, Edward Fo atu dari pint pat dikustomisasi
at dengan tan uksi sepatu
33
awalnya hanya lima pesanan dalam seminggu bertambah menjadi lima pesanan dalam sehari. Pada tahun 1990, bermodalkan uang Rp.200.000 Edward membeli sebuah mesin jahit dan merekrut dua orang karyawan.
Seiring banyaknya pesanan, Edward Forrer mengubah sistem penjualannya. Ia tidak lagi berkeliling dari pintu ke pintu melainkan tetapi mengubah ruang tamu rumahnya yang berukuran 2 x 2 meter menjadi sebuah bengkel kerja dan ruang pamer. Usahanya terus berkembang hingga ia dapat menyewa sebuah toko di Jalan Saad, Bandung, dan empat tahun kemudian membuka toko yang lebih besar di Jalan Veteran No. 44 Bandung yang kini menjadi kantor pusat Edward Forrer. Setelah membuka toko di Jalan Veteran, penjualannya semakin meningkat. Pembeli yang awalnya berasal dari kalangan masyarakat menengah ke bawah berubah menjadi menengah ke atas, dan dibanjiri orang-orang dari daerah lain, terutama Jakarta.Dalam lima tahun pertama, Edward Forrer mampu membuat sendiri sepatu-sepatunya, namun dengan bertambahnya penjualan, ia mencari pemasok lain yang mampu memproduksi sepatu-sepatunya. Pada tahun 2003 Edward Forrer melakukan ekspansi besar-besaran dengan menambah gerai-gerai baru di Indonesia. Ia juga mewaralabakan merek Edward Forrer. Beberapa gerai waralabanya terletak di luar negeri seperti di Australia, Hawaii, dan Malaysia.
34
Perusahaan telah dipasarkan ke seluruh daeah di pulau jawa, juga telah di ekspor ke luar negeri.
Didalam perkembangannya perusahaan mengalami pasang surut, nemun demikian berkat kerja sama antara pengusaha, pemerintah dan karyawan, karyawati perusahaan, maka perusahaan Sepatu Edward Forrer dapat bertahan seperti sekarang ini bahkan menjadi salah satu perusahaan pengekspor sepatu.
Pemilihan lokasi perusahaan harus mendapat perhatian yang utama dalam pendirian perusahaan, karena pemilihan lokasi yang kurang tepat dapat menimbulkan hambatan dalam menjalankan aktifitas perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus mempertimbangkan berbagai macam faktor agar lokasi perusahaan benar-benar strategis dengan harapan perusahaan dapat memperoleh keuntungan maksimal.ka
Pemilihan lokasi perusahaan sepatu Edward Forrer di Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung didasarkan pada pertimbangan faktor-faktor ekonomis antara lain :
1. Mudah untuk memperoleh bahan baku.
2. Letak perusahaan di pinggiran kota, hal ini memudahkan perusahaan dalam memperoleh tenaga kerja karena banyak tersedia tenaga kerja produktif. 3. Lokasi perusahaan berdekatan dengan tempat tinggal para karyawan.
35
5. Tersediannya fasilitas-fasilitas seperti listrik, air, perhubungan dan sebagainya.
Demi visi dan misi yang tidak mudah jika dilakukan secara single fighter, maka resmi pada tanggal 1 Januari 2005, Edward Forrer mulai mengembangkan kemitraan bisnisnya melalui sistem waralaba. Para franchisee yang merupakan putra dari daerah di seluruh Indonesia mulai mengembangkan bisnis retail sepatu dengan maksud memperluas jaringan sekaligus membuka kesempatan kerja sebesar-besarnya.
Kini pertengahan, tahun 2007, Edward Forrer sedah memiliki 47 outlet yang dikelola sendiri dan melalui sistem franchisee lokal dan 1 franchisee internasional di Kuala Lumpur-Malaysia. Saat ini Bapak Edward Forrer sebagai pendiri, menjabat Direktur Utama.
Sebagai salah satu perusahaan alas kaki terkemuka di Indonesia, Edward Forrer tentu memiliki target yang harus dicapai untuk mengarah ke kemajuan, baik untuk perusahaan, karyawan, bangsa dan Negara.
36
kedepannya kami akan membuat Virtual Plant Tour ( Kunjungan ke pabrik kami untuk menyaksikan proses pembuatan alas kaki secara langsung ). Tentunya inilah target yang tidak mudah tapi bukan berarti tidak dapat diraih. Didukung oleh management yang sangat solid dan selalu mencari inovasi setiap saat, kita yakin target ini dapat kita raih.
Edward Forrer telah berkembang selama 18 tahun dan setiap detail dari proses pembuatan produknya dilakukan di Indonesia.
4.1.2 Visi dan Misi
a. Visi Perusahaan :
Bisnis kami berkembang sejalan dengan kontribusi signifikan kami untuk ikut mengembangkan yang lain.
b. Misi Perusahaan :
Memberikan pelayanan dan produk terbaik yang sesuai dengan permintaan pasar
c. Misi Komunitas :
Memberikan kesempatan bagi yang lain untuk berkembang bersama Edward Forrer.
Kualitas roduk Perusahaan : a. Pelayanan
37
c. Terjangkau d. Kualitas
Kualitas Inti Perusahaan : a. Kesatuan
b. Orang-orang c. Kepercayaan d. Kebanggaan e. keteguhan
4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Strukrtur organisasi perusahaan merupakan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, atau posisi-posisi maupun orang-orang dimana akan menunjukan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
38
39
4.2.1 Job Description 1. Pimpinan / Direktur
a. Memegang kekuasaan tertinggi dan mempunyai tanggung jawab penuh terhadap kelancaran kegiatan perusahaan.
b. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kebijaksanaan dan tugas-tugas pada masing-masing bagian.
c. Pengambil keputusan terakhir dengan mempertimbangkan pendapat yang diberikan bawahannya.
d. Mewakili perusahaan dalam tugas pokok yang berhubungan dengan kemajuan atau perkembangan perusahaan.
2. Wakil Direktur
a. Membantu direktur dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. b. Mewakili direktur jika berhalangan.
c. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan perusahaan. 3. Manajer Penjualan
a. Menentukan kebijaksanaan dalam menjual hasil produksi.
b. Mengikuti dengan seksama kegiatan penjualan yang dilakukan dan mengumpulkan data-data penjualan.
c. Menyusun rencana penjualan. 4. Manajer Pemasaran
a. Merencanakan dan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran hasil produksi.
40
5. Manajer Produksi
a. Bertanggung jawab atas proses produksi dari bahan baku sampai menjadi bahan jadi.
b. Bertanggung jawab atas mutu barang yang diproduksinya agar sesuai dengan standar produk yang ditetapkan.
c. Membuat laporan secara berkala. 6. Manajer Personalia
a. Menyelenggarakan penerimaan pegawai baru dan melakukan seleksi terhadap calon pegawai sesuai dengan syarat yang diingini perusahaan. b. Memberikan pengarahan pegawai mengenai tata kerja perusahaan.
c. Membuat formulir penerimaan pegawai yang digunakan untuk menempatkan nama pegawai dalam daftar gaji.
7. Manajer Keuangan
a. Menyelenggarakan pembukuan, mengurus dan mencatat seluruh kegiatan transaksi perusahaan.
b. Membayar gaji para pegawai.
c. Mengadakan pengawasan terhadap kegunaan keuangan perusahaan.
d. Memberikan informasi mengenai keadaan keuangan perusahaan kepada direktur.
8. Manajer Pembelian
41
b. Bertanggung jawab atas harga, kualitas dan tempat pembelian dari barang ataupun bahan yang dibeli.
9. Bagian Penjualan dalam negeri
Bertanggung jawab melayani pesanan dari luar negeri. 10. Bagian penjualan luar negeri
Bertanggung jawab melayani pesanan dari luar negeri. 11. Bagian Teknik
a. Menjaga mesin-mesin dan peralatan agar dapat berjalan dengan baik. b. Mengadakan perawatan terhadap mesin-mesin dan peralatan.
c. Memperbaiki dan mengganti bila mesin-mesin dan peralatan mengalami kerusakan.
12. Bagian Quality Control
a. Memeriksa sepatu baik mengenai kerapihan jahitan maupun mutunya. b. Mengadakan pemeriksaan terakhir terhadap produk yang dinyatakan tidak
sesuai dengan kualitas. 13. Bagian Packaging
a. Bertanggung jawab atas pembungkusan sepatu.
b. Menyerahkan hasil produksi yang telah dibungkus ke bagian gudang. 14. Bagian Penerimaan Bahan
42
15. Bagian Pembayaran Hutang
Bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran atas bahan dan barang yang dibeli secara kredit.
16. Mandor
a. Memimpin buruh-buruh atau pekerja. b. Memberi petunjuk kepada para pekerja. c. Mengewasi pekerjaan para pekerja. 17. Pekerja
a. Bagian pemotongan bahan. b. Bagian penjahitan.
c. Bagian pengalaman.
4.2 Pembahasan Penelitian 4.2.1 Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 orang responden yang menjadi sampel adalah pelanggan Toko Sepatu Edward Forrer yang bealamat Jl. Ir. H. Djuanda No. 151 Bandung.
43
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, dapat kita lihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase(%)
Pria 55 55%
Wanita 45 45%
Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas dilihat dari segi jenis kelamin dapat diketahui bahwa yang sering datang ke Toko Sepatu Edward Forrer adalah laki-laki, dengan jumlah sebanyak 55 orang (55%). Sedangkan wanita berjumlah sebanyak 45 orang (45%). Maka didapatkan kesimpulan kategori jenis kelamin lebih sering berbelanja ke Toko Sepatu Edward Forrer adalah laki-laki.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
[image:49.595.153.516.249.300.2]44
[image:50.595.126.519.153.225.2]Tabel 4.2
Karekteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase (%)
<20 tahun 51 51%
21 30 tahun 38 38%
31 40 tahun 11 11%
> 40 tahun 0 0%
Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan usia kurang dari 20 tahun sebanyak 51%, usia 21-30 tahun sebanyak 38%, dan usia 31-40 tahun sebanyak 11%. Dalam hal karakteristik responden berdasarkan kategori usia bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berada pada usia di bawah 20 tahun, alasannya karena model-model sepatu di toko Edward Forrer memang sangat menarik digunakan untuk kategori usia di bawah 20 tahun.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
[image:50.595.105.517.608.706.2]Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan, dapat kita lihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase(%)
Pelajar 36 36%
Mahasiswa 47 47%
Pegawai Negeri 2 2%
Pegawai Swasta 6 6%
Wiraswasta 9 9%
Lain-lain 0 0%
45
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan pekerjaan adalah Pelajar sebanyak 36%, Mahasiswa sebanyak 47%, Pegawai Negeri sebanyak 2%, dan Wiraswasta sebanyak 2%. Dalam hal ini mayoritas responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa.
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
[image:51.595.116.519.373.459.2]Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan Pendidikan, dapat kita lihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persentase(%)
SMP 8 8%
SMA 14 14%
Diploma 24 24%
S1 36 36%
S2 18 18%
Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah
46
hal ini mayoritas responden dalam penelitian dari segi pendidikan adalah mahasiswa.
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan Pendapatan Perbulan, dapat kita lihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan
Pengeluaran Frekuensi Persentase (%)
<Rp 1 Juta 72 72%
Rp 1 Juta 2,5 Juta 23 23%
Rp 2,5 Juta 5 Juta 5 5%
>Rp 5 Juta 0 0%
Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian adalah sebanyak 72% responden berpendapatan < 1 Juta sebulan, sedangkan yang berpendapatan antara 1 Juta 2,5 Juta sebulan sebanyak 23% dan dari semua responden yang berpendapatan sebulan sebesar 2,5 Juta 5 Juta hanya ada 55%. Dalam hal ini mayoritas responden yang sering berbelanja ke Toko Sepatu Edward Forrer adalah kalangan menengah.
47
Ketertarikan (Affinity), dan Kesetiaan ( Brand Loyalty ). Maka tanggapan responden tersebut diuraikan sebagai berikut :
[image:53.595.125.517.264.347.2]4.2.2.1Recognation ( Tingkat dikenalnya sebuah merek )
Tabel 4.6
Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kemudahan Dikenalnya Merek
Tanggapan Frekuensi Persentase(%)
Sangat Baik 27 27%
Baik 42 42%
Cukup Baik 21 21%
Tidak Baik 9 9%
Sangat Tidak Baik 1 1%
Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah
48
[image:54.595.129.515.156.237.2]Tabel 4.7
Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kemenarikan desain Merek
Tanggapan Frekuensi Persentase(%)
Sangat Baik 31 31%
Baik 54 54%
Cukup Baik 11 11%
Tidak Baik 3 3%
Sangat Tidak Baik 1 1%
Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkanbahwa tingkat kemenarikan desai Sepatu Ewdard Forrer dimata pelanggan sudah baik. Ini terlihat dari banyaknya pelanggan yang menyatakan sebanyak 54%. Yang menyatakan sangat baik sebanyak 31%. Kemudian ada juga yang menyatakan desain Sepatu Edward Forrer cukup baik sebanyak 11%. Serta yang menyatakan tidak baik sebanyak 3% dan yang menyatakan sangat tidak baik 1% , ini dikarenakan banyaknya peniruan oleh pihak lain, sehingga pelanggan merasa tidak yakin akan merek Edward Forrer.
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kemenarikan Atribut Logo
Tanggapan Frekuensi Persentase(%)
Sangat Setuju 11 11%
Setuju 48 48%
Ragu ragu 31 31%
Tidak Setuju 1 1%
Sangat Tidak setuju 9 9%
Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah
[image:54.595.132.516.547.632.2]49
[image:55.595.137.518.338.419.2]
menyatakan yaitu sebesar 48% dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 11%, kemudian yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 31% dikarenakan banyaknya peniruan oleh pihak asing. Dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1%, dan yang sangat tidak setuju sebanyak 9%. Ini dikarenakan perusahaan membuat produk secara varian dan tidak monoton sehingga konsumen banyak yang menarik dengan produk yang dibuat perusahaan dan tidak bosan.
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Terhadap Recognation ( Tingkat dikenalnya sebuah merek)
No Indikator Skor 1 Kemudahan dikenalnya merek 385 2 Kemenarikan desain merek 411 3 Kemenarikan atribut dan logo 351 Total 1147 Sumber : Data primer yang diolah
Analisa deskripsi tentang tingkat dikenalnya sebuah merek dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.10
Skor Tanggapan Responden Terhadap Recognation
Skor Skor dalam (%) 1147 1147 × 100 % = 76,47 %
5×3×100
[image:55.595.182.470.555.600.2]50
[image:56.595.140.517.179.254.2]
Maka dihasilkan data dilihat pada tabel 4.10 berikut ini : Tabel 4.11
Pengkategorian Skor Jawaban
Intervak Tingkat Intensistas Kriteria 20 % - < 36 % Sangat Tidak Baik 36 % - < 52 % Tidak Baik 52 % - < 68 % Cukup Baik 68 % - < 84 % Baik 84 % - < 100 % Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.11 tentang tanggapan responden terhadap indikator recognation maka menunjukan skor 76,47% dan berada diantara 68 % - < 84 %
dengan kriteria Baik. Hal ini menunjukkan tanggapan responden terhadap indikator recognationdinilabaik,karena responden merasa baik untuk mudah mengingat merek sepatu Edward Forrer dikarenakan memiliki perbedaan dengan merek pesaing sejenisnya ,dan konsumen mulai setia dengan merek Edward Forrer.
4.2.2.2 Reputation (Tingkat sebuah merek yang mempunyai track record yang baik)
Tabel 4.12
Tanggapan Responden Mengenai Tingkat kemudahan mengingat merek
Tanggapan Frekuensi Persentase(%)
Sangat Setuju 32 32%
Setuju 56 56%
Ragu ragu 8 8%
Tidak Setuju 4 4%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah
51
[image:57.595.128.520.290.376.2]
banyaknya dan tingginya persentase pelanggan yang menyatakannya yaitu sebesar 56%. Dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 32%, kemudian yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 8% dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 4%, ini dikarenakan banyaknya peniruan oleh pihak lain, sehingga pelanggan tidak yakin akan merek tersebut.
Tabel 4.13
Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Keyakinan image
Tanggapan Frekuensi Persentase(%)
Sangat Baik 2 2%
Baik 30 30%
Cukup Baik 51 51%
Tidak Baik 11 11%
Sangat Tidak Baik 6 6%
Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan pelanggan-pelanggan menyatakan bahwa image yang diberikan yang diberikan Toko Sepatu Edward Forrer cukup baik karena sudah dikenal oleh sebagian pelnggannya. Ini terlihat dari banyaknya yang menyatakan yaitu sebesar 51%. Dan yang menyatakan sangat baik hanya 1%. Kemudian yang menyatakan baik sebanyak 30% menyusul dengan anggapan tidak baik sebanyak 11% dikarenakan banyaknya peniruan oleh pihak lain, dan sangat tidak baik sebanyak 6% juga dikarenakan banyak peniruan juga oleh pihak-pihak asing. Oleh karena itu, pada tingkat keyakinan image ini responden sudah cukup yakin akan image di perusahaan ini.
52
[image:58.595.136.517.166.251.2]Tabel 4.14
Tanggapan Responden Mengenai Tingkat keyakina merek yang berkualitas
Tanggapan Frekuensi Persentase(%)
Sangat Setuju 1 1%
Setuju 33 33%
Ragu ragu 53 53%
Tidak Setuju 8 8%
Sangat Tidak setuju 5 5%
Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan pelanggan-pelanggan menyatakan ragu-ragu dengan merek Edward Forrer. Ini dikarenakan banyaknya peniruan oleh Toko Sepatu merek lain, sehingga pelanggan susah untuk mempercayainya. Ini terlihat dari banyaknya dan tingginya persentase pelanggan yang menyatakan yaitu sebanyak 53%. Dan yang menyatakan setuju sebanyak 33%. Sedangkan kemudian yang menyatakan tidak setuju sebanyak 8% dan yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 5%. Hal ini menunjukan tanggapan responden pada tingkat keyakina merek yang berkualitas dinilai ragu-ragu. Oleh karena itu, responden banyak yang belum meyakini akan tingkat merek yang berkualitas dikarenakan sudah banyaknya tiruan-tiruan dari pesaing.
Tabel 4.15
Tanggapan Responden Mengenai Tingkat kemudahan menemukan merek
Tanggapan Frekuensi Persentase(%)
Sangat Setuju 15 15%
Setuju 73 73%
Ragu ragu 7 7%
Tidak Setuju 5 5%
Sangat Tidak setuju 0 0%
[image:58.595.133.515.618.701.2]53
[image:59.595.142.516.420.522.2]
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan pelanggan-pelanggan menyatakan setuju akan kemudahan menemukan merek Edward Forrer. Ini terlihat dari banyaknya dan tingginya persentase yang menyatakan yaitu 73%. Sedangkan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 15%, dan yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 7% kemudian yang menyatakan tidak setuju sebanyak 5%. Hal ini menunjukan tanggapan pada Tingkat kemudahan menemukan merek dapat dinilai setuju. Dalam hal ini Dikarenakan sangat mudahnya menemukn merek Edward Forrer sebab toko atau gerai tidak sulit ditemukan oleh konsumen.
Tabel 4.16
Tanggapan Responden Terhadap Reputation (Tingkat sebuah merek yang mempunyai track record yang baik)
No Indikator Skor 1 Kemudahan mengingat merek 416
2 Keyakinan image 323
3 Keyakinan merek yang berkualitas 320 4 Kemudahan menemukan merek 408 Total 1467 Sumber : Data primer yang diolah
Analisa deskripsi tentangtingkat dikenalnya sebuah merek dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.17
Skor Tanggapan Responden Terhadap Reputation
Skor Skor dalam (%) 1467 1467 × 100 % = 73,35 %
5×4×100
[image:59.595.180.471.653.700.2]54
[image:60.595.136.518.152.224.2]Tabel 4.18
Pengkategorian Skor Jawaban
Intervak Tingkat Intensistas Kriteria 20 % - < 36 % Sangat Tidak Baik 36 % - < 52 % Tidak Baik 52 % - < 68 % Cukup Baik 68 % - < 84 % Baik 84 % - < 100 % Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.18 tentang tanggapan responden terhadap indikator reputation maka menunjukan skor 73,35% dan berada diantara 68 % - < 84 %
dengan kriteria Baik. Hal ini menunjukkan tanggapan responden terhadap indikator reputation dinilai baik,karena responden merasa baik untuk memiliki track record merek sepatu Edward Forrer dikarenakan memiliki perbedaan dengan merek pesaing sejenisnya ,dan konsumen mulai setia dengan merek Edward Forrer.
4.2.2.3 Affinity (Emotional cukup tinggi sebuah merek karena mempunnyai track record yang baik)
Tabel 4.19
Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Keyakinan kecocokan terhadap merek
Tanggapan Frekuensi Persentase(%)
Sangat Setuju 2 2%
Setuju 32 32%
Ragu ragu 46 46%
Tidak Setuju 20 20%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah
55
[image:61.595.134.519.343.432.2]
banyaknya dan tingginya persentase pelanggan yang menyatakan yaitu sebesar 46%. Dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 1% sedangkan yang menyatakan setuju sebanyak 32%. Kemudian yang menyatakan tidak setuju sebanyak 20%, oleh karena itu responden dalam hal tingkat keyakinan kecocokan terhadap merek dapat dinilai dengan kategori ragu-ragu. Hal ini dikarenakan responden kurang cocok akan produk karena terkadang produk tidak sesuai dengan keinginan konsumen.
Tabel 4.20
Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Terhadap Kualitas Merek
Tanggapan Frekuensi Persentase(%)
Sangat Baik 21 21%
Baik 26 26%
Cukup Baik 42 42%
Tidak Baik 10 10%
Sangat Tidak Baik 1 1%
Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah
56
[image:62.595.134.517.181.268.2]Tabel 4.21
Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Reputasi Terhadap Merek Edward Forrer
Tanggapan Frekuensi Persentase(%)
Sangat Setuju 12 12%
Setuju 22 22%
Ragu ragu 56 56%
Tidak Setuju 10 10%
Sangat Tidak setuju 0 0%
Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan pelanggan menyatakan ragu-ragy akan reputasi merek Edward Forrer. Hal ini terlihat dari banyaknya dan besarnya penilaian responden yaitu sebesar 56%. Dan yang menyatakan sangat setuju hanya sebanyak 12%. Sedangkan yang menyatakan setuju sebanyak 22%. Diikiuti dengan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 10%. Dalam hal ini tanggapan responden dalam hal Tingkat Reputasi Terhadap Merek Edward Forrer dapat dikategorikan dengan nilai ragu-ragu. Dikarenakan, responden pernah mengetahui bahwa perusahaan Edward Forrer pernah mengalami penurunan reputasi yang berpengaruh kepada penilaian produk yang buruk.
Tabel 4.22
Tanggapan Responden Mengenai Merek Edward Forrer Mewakili Kepribadian dan Gaya Hidup
<