• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Iklan TV Pocari Sweat Terhadap Citra Merek (Brand Image).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Iklan TV Pocari Sweat Terhadap Citra Merek (Brand Image)."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

MEDAN

ANALISIS PENGARUH IKLAN TV POCARI SWEAT

TERHADAP CITRA MEREK (BRAND IMAGE) PADA

MAHASISWA ILMU POLITIK FISIP UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA (USU)

DRAFT SKRIPSI

OLEH

SUKMA RONALT D. BANGUN 030502092

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucap syukur ke hadirat Allah yang Maha Kuasa, sang Causa Prima yang berdiam dalam ketentraman-Nya yang suci atas kasih dan anugerah-Nya memberikan waktu dan memampukan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah sempurna, karena itu penulis masih mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari semua pihak guna menjadikan skripsi ini lebih baik lagi.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta ayahanda Dolat Bangun dan ibunda Namona Br.Tarigan yang selain menjadi sumber inspirasi dan kekuatan bagi penulis setelah Tuhan yang maha kuasa, juga telah banyak memberi dorongan moril, materil, kasih sayang serta perhatian yang tiada terhingga kepada penulis selama masa kuliah terlebih-lebih selama penyusunan skripsi ini.

Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk sumbangan pikiran, tenaga dan waktu yang tidak terukur. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(3)

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, Sekretaris Departemen Manajemen yang telah memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

4. Ibu Dra Marhayanie, Se, MSi, sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan sumbangan pikiran dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Friska Sipayung sebagai Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Dra. Ramona P Hasibuan, MP sebagai Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini. 7. Semua Dosen yang telah memberikan ilmunya pada penulis selama di

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

8. Adikku tersayang Billy Bastanta dan Selly Diana. Terima kasih atas semangat dan doanya.

9. Keponakanku tersayang, Emta, Jemima, Batu, Regina, Kanaya, Ratu, dan Revan, semoga cepat besar dan sehat selalu

10.Keluarga Besar Bangun Mergana dan Tarigan Mergana. Terima kasih atas semangat, nasehat dan perhatiannya.

(4)

12.D’genk Of Pasar Pitu (VII), Bona Simanjorang, Dani Pinem, Fernando Ginting, Nino Sinukaban, Perdana Ginting, and the last but not least Winardi Ginting. Keep on Rollin’ guys.

13.The Fantastic Four jurusan (Bang Jum, Kak Susi, Kak Dani, Kak Vina), dan seluruh staff dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis.

14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya kepada Tuhan yang maha pengasih jualah diri ini memanjatkan syukur yang tiada terhingga, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini, semoga bermanfaat bagi semuanya. Amin

Medan, Juli 2008 Penulis

(5)

Tabel 1.1. Belanja Iklan Tahun 2006 dan 2007 ... 2

Tabel 1.2. Daftar Populasi ... 11

Tabel 3.1. Komposisi Pocari Sweat ... 36

Tabel 4.1. Item total statistics ... 39

Tabel 4.2. Validitas Instrumen ... 40

Tabel 4.3. Reliabilitas Instrumen ... 41

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk ... 42

Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

Tabel 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 43

Tabel 4.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku ... 44

Tabel 4.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Iklan TV Pocari Sweat Yang Paling Disukai ... 44

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Suara ... 45

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Musik ... 45

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Kata-kata ... 46

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Gambar ... 47

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Warna ... 47

Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Gerakan ... 48

Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Brand Image ... 48

Tabel 4.16 Model Summary ... 50

Tabel 4.17 Coefficientsa ... 51

(6)
(7)

Hal.

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Kerangka Konseptual ... 7

D. Hipotesis ... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Manfaat Penelitian ... 9

F. Metode Penelitian ... 9

1. Batasan Operasional ... 9

2. Definisi Operasional ... 10

3. Skala Pengukuran Variabel ... 11

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

5. Populasi dan Sampel ... 11

6. Jenis dan Sumber Data ... 12

(8)

BAB II URAIAN TEORITIS ... 17

A. Penelitian Terdahulu ... 17

B. Pengertian Promosi ... 17

C. Pengertian Merek ... 18

D. Tujuan Periklanan ... 18

E. Media Iklan ... 20

F. Citra Merek (Brand Image) ... 27

G. Persepsi Konsumen ... 29

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 31

A. Sejarah ... 31

B. Visi dan Misi ... 32

C. Karakteristik Produk ... 34

D. Promosi Pocari Sweat ... 36

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI ... 38

A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 38

1. Uji Validitas ... 39

2. Uji Reliabilitas ... 41

B. Karakteristik Responden ... 42

C. Distribusi Jawaban Responden ... 44

D. Analisis Regresi ... 50

1. Uji Koefisien determinasi ... 50

(9)

A. Kesimpulan ... 53 B. Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA

(10)

Sukma Ronalt D. Bangun (2008). Analisis Pengaruh Iklan TV Pocari Sweat Terhadap Citra Merek (Brand Image) Dibimbing oleh Dra. Marhayanie, MSi; Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi, Penguji I, Dra. Friska Sipayung, MSi, dan Penguji II, Dra. Ramona P Hasibuan, MP.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Iklan TV Pocari Sweat terhadap citra merek (brand image). Variabel iklan TV yang mempengaruhi citra merek (brand image) adalah suara, musik kata-kata,gambar, warna, dan gerakan.

Fenomena yang terjadi menunjukkan bahwa iklan TV yang dilakukan Pocari Sweat disukai dan menarik perhatian pemirsa televisi, sehingga perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh iklan TV Pocari Sweat terhadap citra merek (brand image), pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara iklan TV Pocari Sweat terhadap citra merek

(brand image), pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.

Metode riset guna rancangan pembuktian menggunakan metode deskriptif dan metode statistik dengan pola hubungan pengaruh, mengoperasionalkan kedua variabel beserta ukurannya dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data primer dengan terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengambilan sampel dengan menggunakan cara non-probabilitas, yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan program komputer SPSS for windows versi 13.0

dengan taraf signifikansi 5 %.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara deskriptif sebagian besar responden tertarik akan iklan TV Pocari Sweat dan citra merek (brand image)-nya tinggi, selain itu ada pengaruh yang positif dan signifikan antara iklan TV terhadap citra merek (brand image) pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU sedangkan citra merek (brand image) dapat dijelaskan oleh iklan TV sebesar 62 % dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar iklan TV yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

(11)

Sukma Ronalt D. Bangun (2008). Analisis Pengaruh Iklan TV Pocari Sweat Terhadap Citra Merek (Brand Image) Dibimbing oleh Dra. Marhayanie, MSi; Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi, Penguji I, Dra. Friska Sipayung, MSi, dan Penguji II, Dra. Ramona P Hasibuan, MP.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Iklan TV Pocari Sweat terhadap citra merek (brand image). Variabel iklan TV yang mempengaruhi citra merek (brand image) adalah suara, musik kata-kata,gambar, warna, dan gerakan.

Fenomena yang terjadi menunjukkan bahwa iklan TV yang dilakukan Pocari Sweat disukai dan menarik perhatian pemirsa televisi, sehingga perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh iklan TV Pocari Sweat terhadap citra merek (brand image), pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara iklan TV Pocari Sweat terhadap citra merek

(brand image), pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.

Metode riset guna rancangan pembuktian menggunakan metode deskriptif dan metode statistik dengan pola hubungan pengaruh, mengoperasionalkan kedua variabel beserta ukurannya dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data primer dengan terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengambilan sampel dengan menggunakan cara non-probabilitas, yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan program komputer SPSS for windows versi 13.0

dengan taraf signifikansi 5 %.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara deskriptif sebagian besar responden tertarik akan iklan TV Pocari Sweat dan citra merek (brand image)-nya tinggi, selain itu ada pengaruh yang positif dan signifikan antara iklan TV terhadap citra merek (brand image) pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU sedangkan citra merek (brand image) dapat dijelaskan oleh iklan TV sebesar 62 % dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar iklan TV yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

(12)

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan bisnis pada era globalisasi ini, bukanlah hal baru dalam dunia

pemasaran. Terutama dalam memperebutkan konsumen potensial dan

mempertahankan konsumen lama. Zaman sekarang penuh dengan ketidakpastian

yang tinggi yang dibarengi dengan munculnya fase pertumbuhan yang makin sulit

untuk diprediksi. Setiap perusahaan berusaha unggul dalam bersaing dengan

menawarkan kinerja seoptimal mungkin dalam usaha memuaskan konsumen.

Pembeli adalah raja. Berpedoman pada filsafat ini, maka memuaskan

pembeli/konsumen adalah proritas utama dalam hampir semua kegiatan bisnis,

sehingga setiap manajer perlu memahami pemasaran dengan baik (familiar).

Perusahaan yang unggul dalam bersaing memuaskan konsumennya akan dapat

bertahan hidup (survive), bahkan dapat mengembangkan usaha seperti yang telah

direncanakan perusahaan, sebaliknya bagi perusahaan yang tidak mampu bersaing

akan sulit untuk bertahan hidup.

Persaingan bisnis yang semakin sengit juga terjadi pada usaha

memasarkan minuman kesehatan (energy drink). Dalam beberapa tahun terakhir

ini banyak perusahaan memproduksi dan memasarkan minuman kesehatan di

pasar, di antaranya Pocari Sweat, Power Rade, Mizone, dan Vitazone. Masing –

masing perusahaan berlomba–lomba mempengaruhi pasar dengan jalan

(13)

Perkembangan belanja iklan terus meningkat setiap tahun. Iklan telah

menjadi media bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan produknya dan juga

untuk menjaga agar konsumen tidak beralih ke merek lain. Biaya iklan melalui

televisi yang dikeluarkan berbagai perusahaan telah tumbuh dan meningkat

dengan drastis, hal ini membuktikan bahwa iklan melalui media televisi masih

merupakan media yang paling disukai oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan

produk melalui iklan.

Besarnya belanja iklan dengan menggunakan berbagai tipe media pada

tahun 2006 dan tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 1.1

Belanja Iklan Tahun 2006 dan 2007

Media

Sumber: Tabloid Bisnis Indonesia (25 Januari 2008)

Melalui Tabel 1.1 di atas dapat dilihat secara umum bahwa perhatian

produsen terhadap pasar dan konsumen tumbuh sangat cepat. Ini menunjukkan

bahwa iklan telah berfungsi sebagai ujung tombak perusahaan dalam menembus

pasar yang semakin ketat, meskipun iklan menjadi pilihan yang menarik bagi

perusahaan, iklan bukanlah satu–satunya aspek penentu yang mampu

meningkatkan penjualan karena masih ada elemen bauran pemasaran lainnya

yaitu: Produk, harga, dan distribusi yang ikut berpengaruh dalam menentukan

(14)

Iklan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, oleh karena itu iklan harus

dirancang dan dibuat dengan pertimbangan yang matang agar tujuan yang hendak

dicapai melalui iklan dapat efektif. Agar suatu iklan dapat menjadi efektif proses

pengiriman harus berhubungan dengan proses penerimaan si penerima, untuk itu

iklan harus dibuat semenarik mungkin.

Televisi bukan saja merupakan suatu media visual, namun juga melibatkan

suara dan kata–kata. Iklan di media televisi menyajikan suara, musik, kata–kata,

gambar, warna, dan gerak. Hal inilah yang membuat iklan di televisi relatif mudah

dicerna oleh masyarakat terutama melalui mata dan pendengaran. Dapat dikatakan

bahwa pendengaran akan sesuatu bunyi, kata–kata, lagu atau musik akan cepat

ditangkap maknanya oleh pemirsa, apalagi diikuti dengan pemandangan atau

gambar yang dapat menangkap setiap warna dan gerak.

Iklan melalui media elektronik (televisi) lebih menjanjikan bagi sebagian

besar perusahaan, karena disamping jangkauannya luas, juga adanya unsur

hiburan sangat mendukung pembentukan persepsi konsumen terhadap suatu

produk, yang pada gilirannya dapat mengarah pada kegiatan pertukaran guna

memuaskan berbagai pihak yang terlibat dalam aktivitas pemasaran. (Usahawan,

April 2007).

Iklan yang ditayangkan harus dapat mempengaruhi citra merek (brand

image) dalam masyarakat atau pemirsa TV. Apabila citra merek (brand image)

terbentuk, maka akan menimbulkan perilaku konsumen dan memudahkan proses

pengambilan keputusan pembelian konsumen atas suatu produk (Durianto,

2001:2). ”stimuli iklan yang dapat mempengaruhi citra merek adalah voice, music,

(15)

televisi yang efektif adalah iklan yang dapat mengintegrasikan pandangan, pesan,

suara, dan gerak dengan memperhatikan aspek visual, aspek dialog, aspek dampak

suara, dan aspek musik atau lagu secara keselurahan.

Persaingan iklan minuman kesehatan yang ketat di televisi, menuntut para

produsen minuman kesehatan untuk merancang program periklanan yang menarik

minat dan menimbulkan citra yang positif atas minuman kesehatan yang

dipromosikan. “Setiap program iklan harus dimulai dengan perbedaan yang ingin

dikomunikasikan. Program iklan harus memuat perbedaan dan manfaat produk

yang diberikan kepada konsumen. Dengan demikian konsumen tidak ragu

membeli produk minuman kesehatan, dan tidak merugikan apabila konsumen

mengkonsumsinya.

Pocari Sweat diproduksi oleh PT. Amerta Indah Otsuka (AIO), yang

diawali dari keinginan untuk menjual minuman berenergi siap minum dalam

kemasan botol. Pocari Sweat adalah minuman isotonik, yakni minuman pengganti

ion tubuh untuk kesehatan dan kebugaran, dan merupakan pionir minuman

isotonik pertama di Indonesia. (www.swa.co.id)

Pocari Sweat sudah ada sejak 18 tahun yang lalu dan tetap eksis sampai

sekarang, ini merupakan prestasi yang luar biasa untuk produk yang dihasilkan

oleh perusahaan asing. Dalam usianya yang hampir mencapai dua dekade, Pocari

Sweat masih tetap menjadi pilihan masyarakat di tengah persaingan industri

minuman isotonik dalam kemasan yang semakin ketat. Hal ini tentu tidak terlepas

dari strategi manajemen yang baik dari PT. AIO.

(16)

Negeri Sakura ini sempat frustrasi karena pasar produknya tak kunjung

berkembang. Sejak diluncurkan pada tahun 1990, penjualan Pocari Sweat tak

kunjung take off, padahal potensi pasarnya amatlah besar. Saat awal penetrasi,

persepsi masyarakat di Indonesia terhadap Pocari Sweat masih kabur. Pocari

Sweat disejajarkan dengan minuman ringan lain atau bahkan dengan air mineral,

seperti Coca- cola, Sprite, Fanta, Aqua atau Vit. Padahal, Pocari Sweat merupakan

minuman isotonik, yakni minuman pengganti ion tubuh untuk kesehatan dan

kebugaran.

PT. AIO pun tak henti-hentinya melakukan edukasi pasar. Berbagai

kegiatan komunikasi pemasaran digelar, mulai dari iklan di TV, media cetak,

hingga berbagai kegiatan below the line dengan menghabiskan biaya miliaran

rupiah.

PT. AIO terus berusaha menarik perhatian masyarakat Indonesia. Usaha

yang tak kenal lelah itu akhirnya berbuah manis. PT. AIO sepertinya memperoleh

second wind. Bererapa tahun terakhir, penjualan Pocari Sweat mendadak

meningkat tajam. Setiap tahunnya terjadi pertumbuhan penjualan di atas 50%.

Bahkan, peningkatan penjualan yang amat besar itu memaksa PT. AIO untuk

membangun pabrik baru dalam upaya meningkatkan kapasitas produksinya.

Kemampuan menanamkan pentingnya minuman ber- ion dalam benak

masyarakat telah menjadikan Pocari Sweat begitu mudah diingat karena

pengaruhnya bagi kesehatan, dengan slogan ”Go Ion”, Pocari sweat terus

meningkatkan image-nya sebagai minuman kesehatan yang dapat menggantikan

(17)

Tinggi pengaruh iklan televisi terhadap citra merek (brand image) Pocari

Sweat khususnya pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU merupakan suatu hal

yang menarik untuk diketahui. Melalui pengamatan penulis, tingkat konsumsi

Pocari Sweat pada Fakultas ini tergolong cukup tinggi bila dibandingkan dengan

minuman isotonik lainnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas iklan TV telah

menjadi suatu media untuk mengkomunikasikan produk kepada konsumen, tetapi

apakah setiap iklan yang telah dilakukan akan dapat mempengaruhi citra merek

(brand image)? Efektifitas sebuah iklan tentunya dapat dilihat dari citra merek

(brand image) yang tercipta. Berangkat dari fenomena tersebut di atas, peneliti

tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul: ”Analisis Pengaruh Iklan TV

Pocari Sweat Terhadap Citra Merek (Brand Image)”. Penelitian diadakan dengan

melakukan survei terhadap mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.

B. Perumusan Masalah

Persaingan yang semakin ketat dan diferensiasi produk yang semakin sulit

dilakukan, strategi periklanan yang efektif tentunya menjadi suatu strategi

tersendiri bagi perusahaan untuk tetap menjaga pelanggannya. Akan tetapi

perusahaan tentunya perlu mengetahui apakah periklanan yang dilakukan

membawa dampak yang signifikan, khususnya terhadap citra merek (brand

image)? Agar masalah dapat terjawab secara akurat maka masalah yang akan

diteliti perlu dirumuskan secara spesifik. Berdasarkan uraian dalam latar belakang

(18)

”Apakah iklan TV berpengaruh terhadap citra merek (brand image) Pocari Sweat

pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU?”

C. Kerangka Konseptual

Iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada

masyarakat lewat suatu media. Iklan bersifat persuasif, di mana pada tiap bagian

iklan, pesan yang disampaikan berusaha untuk mempengaruhi pemirsa. Dikatakan

oleh Sutherland dan Sylvester (2004:81), “Iklan mampu mempengaruhi image,

perilaku, sikap, dan persepsi pemirsa terhadap merek”. Iklan yang ditayangkan di

media TV diharapkan mendapat tempat di hati atau disukai oleh

pemirsa.

Sikap pemirsa terhadap iklan dapat diteliti melalui

perasaan suka atau tidak suka terhadap stimuli-stimuli yang ditampilkan pada

iklan. Sikap terhadap iklan bekerja melalui sebuah proses tanggapan atau reaksi

pemirsa terhadap elemen-elemen (stimuli-stimuli) dari periklanan. Tanggapan dan

reaksi ini dapat diartikan pada saat pemirsa sedang melihat, mendengar, atau

berpikir tentang suatu iklan. Rossiter dan Percy (1997:197) menyatakan,

“Processing responses are made to stimulus details (elements) contained in the

advertisement. These elements or stimuli, depending on the advertising medium,

can be pictures (still or video), words (seen or heard), music or other special

effects, that comprise the various details of the ad.”

Pemirsa akan merespon stimuli yang terkandung dalam suatu iklan

melalui elemen iklan, yang terdiri dari: suara, musik, kata-kata, gambar, warna,

(19)

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat digambarkan kerangka

konseptual sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka konseptual

Sumber: Rossiter dan Percy (1997:197), Sutherland dan Sylvester (2004:81) diolah penulis.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang ada dan

akan diuji kebenarannya secara ilmiah. Dari permasalahan yang dikemukakan di

atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

“Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara iklan TV Pocari Sweat

terhadap citra merek (Brand Image) pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan, maka penulis menetapkan tujuan

penelitian ini: untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh iklan TV Pocari

Sweat terhadap citra merek (brand image) pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP

(20)

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

1. Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan

pengetahuan serta sebagai sarana untuk latihan berpikir secara

logis dan sistematis.

2. Penelitian ini merupakan sarana untuk belajar menerapkan ilmu

yang didapat di bangku kuliah.

b. Bagi Perusahaan

1. Penelitian ini sebagai bahan referensi jika perusahaan ingin

mengetahui sejauh apa iklan yang telah dilakukan bisa

mempengaruhi perilaku konsumen.

2. Penelitian ini sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan

agar lebih kreatif dalam membuat iklan TV.

c. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan

referensi dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

a. Penelitian ini dibatasi hanya pada mahasiswa FISIP (S1) Departemen

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (USU).

b. Responden penelitian adalah mahasiswa Ilmu Politik yang aktif

mengikuti perkuliahan selama penelitian ini berlangsung stambuk

2005-2007.

(21)

2. Definisi Operasional Variabel

a. Iklan TV (X) sebagai Variabel Bebas

Iklan TV yaitu suatu proses komunikasi mengenai produk Pocari

Sweat di televisi yang bertujuan untuk membujuk mahasiswa supaya

mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.

1. Suara (Voice) yaitu suara atau kata-kata yang terdengar pada saat

iklan ditayangkan.

2. Musik (Music) yaitu irama atau lagu yang diperdengarkan pada

saat iklan ditayangkan.

3. Kata-Kata (Words) yaitu rangkaian huruf atau tulisan yang

ditampilkan pada saat iklan ditayangkan.

4. Gambar (Pictures) yaitu gambar atau objek yang ditampilkan pada

saat iklan ditayangkan.

5. Warna (Colours) yaitu warna-warna dari gambar atau objek yang

ditampilkan pada saat iklan ditayangkan.

6. Gerakan (Movement) yaitu gerakan dari setiap adegan yang

ditampilkan pada saat iklan ditayangkan.

b. Citra merek (brand image) (Y) sebagai Variabel Terikat

Citra merek (brand image) yaitu jenis asosiasi yang muncul dalam

benak mahasiswa ketika mengingat merek Pocari Sweat. Asosiasi

tersebut meliputi, atribut produk, manfaat produk, konsumen, harga

(22)

3. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran indikator variabel dalam penelitian ini menggunakan skala

Likert, yaitu dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang masing-masing

item diberi range skor dalam skala Likert. Menurut Sugiyono (2001:33) skala

likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian ini, kuesioner

disusun dengan menggunakan skala Likert dengan skor sebagai berikut:

a. Sangat setuju diberi skor 5

b. Setuju diberi skor 4

c. Kurang setuju diberi skor 3

d. Tidak setuju diberi skor 2

e. Sangat tidak setuju diberi skor 1

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di FISIP USU Jl. Prof. A. Sofian. Penelitian dimulai

dari bulan Januari sampai dengan bulan Juli 2008.

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah seluruh mahasiswa FISIP USU

Departemen Ilmu Politik program S-1 reguler angkatan 2005-2007 .

Tabel 1.2 Daftar Populasi

No. Stambuk Jumlah

1. 2005 82

2. 2006 69

3. 2007 77

(23)

b. Sampel

Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode Purposive Sampling, yaitu mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU yang

pernah menyaksikan iklan Pocari Sweat di televisi dan pernah mengkonsumsi

Pocari Sweat minimal 2 kali dalam 5 bulan terakhir. Adapun jumlah sampel yang

diambil adalah 25% dari populasi, yaitu 57 orang. Menurut Arikunto (2002: 112),

jumlah tersebut sudah mewakili.

6. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari:

a. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

responden melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap sumber

yang diteliti. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari penyebaran

kuesioner kepada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari pihak-pihak lain.

Data sekunder dalam penelitian diperoleh dari literatur dan sumber-sumber

lain yang mendukung antara lain majalah dan internet.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Angket (kuesioner)

Teknik yang menggunakan angket atau kuesioner adalah suatu cara

(24)

kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberi respon atas daftar

pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini, responden diminta untuk menjawab

beberapa hal yang berkaitan dengan identitas diri, dan memberikan tanggapan

terhadap indikator-indikator variabel iklan TV yang terdiri dari voices, music,

seen words, pictures, colors, movement..

b. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari dan mengambil data

literatur terkait dan sumber-sumber lain yang dianggap dapat memberikan

informasi mengenai penelitian ini seperti majalah dan internet.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir

pertanyaan yang ada dalam kuesioner, apakah butir pertanyaan tersebut valid

dan reliabel. Apabila terdapat butir-butir yang tidak valid dan reliabel, maka

butir-butir tersebut harus diganti dengan pertanyaan lain. Untuk menguji

kuesioner dalam penelitian ini digunakan SPSS for Windows versi 13.0.

a. Uji Validitas

Validitas didefenisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsi ukurnya. (Suliyanto, 2005:40).

Menurut Sugiyono (2001:123), hasil penelitian yang valid bila terdapat

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi

(25)

Valid tidaknya suatu item instrumen dapat diketahui dengan

membandingkan indeks korelasi product moment Pearson dengan level

signifikansi 5% dengan nilai kritisnya.

Menurut Suliyanto (2005:42), keputusan pada sebuah butir pertanyaan

dapat dianggap valid, dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:

1. Jika koefisien korelasi product moment melebihi 0.3

2. Jika koefisien korelasi product moment > r tabel (

;n-2), n = jumlah

sampel

3. Nilai Sig. ≤α.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2001:131) reliabilitas adalah tingkat kemantapan

atau konsistensi suatu alat ukur. Pengertian alat ukur yang reliabel berarti

bahwa alat ukur tersebut mampu mengungkap data yang cukup dapat

dipercaya (Suliyanto, 2005:42). Alat ukur yang mantap dengan sendirinya:

1. Dapat diandalkan (dependability)

2. Hasil pengukurannya bisa diramalkan (predictability)

3. Dapat menunjukkan tingkat ketepatan.

Untuk menguji reliabilitas digunakan Cronbach Alpha dengan

menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 13.0.

Menurut (Suliyanto, 2005:43) reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan

sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen

dapat dikatakan reliabel (andal) bila memiliki koefisien keandalan reliabilitas

(26)

9. Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menganalisis

data dan menginterpretasikan data.

a. Metode Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang

dilakukan dengan cara menentukan data, mengumpulkan data dan

menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang

dihadapi.

b. Metode Analisis Statistik

1. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian

ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel

bebas terhadap variabel terikat.

Perumusan model regresi yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah:

Y = a + bX+e

Dimana:

Y = Brand Image

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X = Iklan tv

(27)

2. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Nilai t hitung dapat diperoleh dengan

menggunakan bantuan SPSS 13.0 for windows. Nilai t hitung selanjutnya akan

dibandingkan dengan t tabel dengan tingkat kesalahan (alpha) 5 % dan derajat

kebebasan (df)= (n-k).

Kriteria penilaiannya sebagai berikut:

Ho : bi = 0

Tidak terdapat pengaruh iklan TV terhadap Brand Image.

Ha : bi ≠ 0

Terdapat pengaruh iklan TV terhadap Brand Image.

Kaidah pengambilan keputusan:

Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%

Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5 %

3. Uji Koefisien Determinan (R2)

Identifikasi determinan (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama, dimana

0<R2<1. Hal ini berarti bila R2=0 menunjukkan tidak ada pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat dan bila R2 mendekati 1 menunjukkan semakin kuat

(28)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Retno Usman (2004) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Stimuli Iklan Extra Joss Dalam Membentuk citra merek (brand image)

Pemirsa Televisi Di Surabaya”. Dari hasil penelitian diketahui bahwa ada pengaruh stimuli iklan Dalam membentuk brand image pemirsa TV di Surabaya. Hasil perhitungan koefisien determinasi (R²) menunjukkan nilai sebesar 0,548 yang berarti bahwa variabel stimuli iklan mampu memberikan penjelasan variabel

brand image sebesar 54,80% dan sisanya sebesar 45,20% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.

B. Pengertian Promosi

Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran yang terdiri atas lima variabel, yaitu: advertising, sales promotion, personal selling, publishing, direct marketing. Bauran komunikasi pemasaran (disebut juga bauran promosi) terdiri 5 (lima) kiat utama (Kotler, 1997:205)yaitu:

1. Advertising, yaitu semua bentuk presentasi non-personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran. 2. Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan

mencoba atau pembelian produk dan jasa.

(29)

4. Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.

5. Direct marketing, yaitu penggunaan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu.

C. Pengertian Merek

Menurut Kotler (2002:357), merek adalah tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

Merek tidak sekedar nama. Bukan juga sebuah logo atau simbol. Merek adalah payung yang merepresentasikan produk atau layanan. Merek adalah cerminan value yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa merek disamping menjadi identitas produk yang membedakan dengan produk pesaing tetapi juga memberi manfaat bagi pembeli, penjual maupun masyarakat.

D. Tujuan Periklanan

(30)

1. Informative Advertising (Periklanan Informatif)

Penekanan tujuan periklanan ini adalah memberikan informasi atau memberi tahu kepada masyarakat. Periklanan informasi ini perlu dilakukan besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk yang diperkenalkan perusahaan ke pasar, di mana tujuan utama yang akan dicapai adalah membentuk permintaan utama (build primary demand). Beberapa kemungkinan tujuan informative advertising ini, yaitu:

a. Memberi tahu pasar mengenai suatu produk baru. b. Mengusulkan kegunaan baru suatu produk. c. Memberi tahu pasar mengenai perubahan harga. d. Menjelaskan bagaimana cara kerja suatu produk. e. Menjelaskan pelayanan yang tersedia.

f. Mengkoreksi kesan yang salah. g. Mengurangi kecemasan pembeli. h. Membangun citra perusahaan.

2. Persuasive Advertising (Periklanan Persuasif)

(31)

a. Membentuk preferensi merek.

b. Mendorong pengalihan ke merek yang dipersepsikan konsumen. c. Membujuk pembeli untuk membeli sekarang.

d. Membujuk pembeli untuk menerima telepon penjualan.

3. Reminder Advertising (Ikan Pengingat)

Penekanan tujuan periklanan pengingat adalah mengingatkan masyarakat akan produk perusahaan yang sudah pernah diinformasikan sebelumnya untuk bersedia membeli kembali. Periklanan jenis ini sangat penting bagi produk yang sudah matang (mature products) atau produk yang memasuki masa decline

(penurunan). Beberapa kemungkinan tujuan reminder advertising, yaitu:

a. Mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan kemudian.

b. Mengingatkan pembeli di mana dapat membeli.

c. Menjaga agar pembeli tetap ingat walaupun tidak sedang musim. d. Mempertahankan kesadaran puncak atas produk perusahaan

E. Media Iklan

(32)

1. Surat Kabar

Kekuatannya :

a. Jangkauan pasar. Surat kabar dapat menjangkau daerah-daerah perkotaan hingga pedesaan sesuai cakupan pasarnya (lokal, regional atau nasional). Misalnya, Pos Metro merupakan surat kabar dengan jangkauan lokal, Waspada dengan jangkauan regional, ataupun Seputar Indonesia dengan jangkauan nasional.

b. Comparison shopping. Surat kabar memuat iklan secara tertulis yang dapat dibawa kemana-mana oleh pembacanya. Bahkan pembaca bisa membawanya sampai ke tempat belanja sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk memilih barang sewaktu belanja atau sebagai acuan perbandingan harga.

c. Tanggapan konsumen yang positif. Pada umumnya, konsumen memandang surat kabar sebagai media yang memuat hal-hal aktual yang perlu segera diketahui oleh pembaca.

d. Fleksibilitas. Pembuat iklan secara bebas memilih cakupan geografis pasar yang akan diprioritaskan. Misalnya, untuk wilayah Sumatera Utara orang akan memilih Analisa, jika sasaran geografis pasarnya adalah nasional maka orang akan lebih efektif jika memilih Kompas.

Kelemahan :

a. Dibaca dalam tempo singkat. Surat kabar pada umumnya hanya dibaca sekali saja.

(33)

baik. Maksudnya tidak semua produk yang dianggap masih tabu dapat diiklankan di surat kabar, seperti alat bantu yang berkaitan dengan masalah seksual.

2. Majalah

Kekuatan :

a. Beberapa majalah mampu menjangkau khalayak yang sangat luas.

b Selektivitas. Majalah mempunyai segmen pasar tertentu. Misalnya majalah memasak ditujukan untuk orang yang hobi memasak.

c. Daya tahan lama. Majalah cenderung disimpan setelah selesai dibaca.

d. Mutu reproduksi tinggi. Majalah mempunyai keindahan, mutu, keistimewaan, gengsi dan daya tarik kemewahan.

e. Kemampuan menyajikan informasi yang rinci. Majalah mempunyai kemampuan untuk menyajikan informasi secara lebih rinci dan mendalam. f. Potensi keterlibatan tinggi. Kemampuan kreatifitas iklan di majalah dapat

membuat konsumen terpengaruh dengan iklan tersebut. Kelemahan :

a. Tidak mendapat perhatian pembaca.

b. Tenggang waktu yang lama. Pembuat iklan tidak dapat merubah materi iklan dalam waktu yang singkat, karena majalah mempunyai waktu edar tertentu sampai dengan muncul edisi yang baru.

c. Ketidakberaturan letak iklan di majalah membuat pembaca mengabaikan iklan-iklan tersebut.

(34)

e. pembuat iklan terkadang tidak dapat menjangkau konsumen yang ada di pedesaan.Keberagaman dalam pola sirkulasi dari pasar ke pasar. Misalnya Majalah Time, lebih banyak dibaca di daerah metropolitan daripada pedesaan. Dengan demikian

3. Radio

Kekuatan :

a. Seleksi audiens. Setiap stasiun radio memiliki target pendengar yang berbeda-beda, misalnya Kiss FM memiliki audiens anak muda dan Delta FM memiliki audiens executive muda.

b. Radio adalah media intrusive. Radio memaksa pendengarnya untuk mendengar. Iklan di radio dapat hadir di tengah-tengah siaran sehingga pendengar sulit untuk mengabaikan iklan tersebut. Sifat intrusive ini menyebabkan radio memiliki efektivitas untuk menciptakan minat pendengar.

c. Biaya produksi rendah bila dibandingkan dengan media iklan yang lainnya. Hal ini disebabkan pembuat iklan tidak perlu menghabiskan biaya yang besar untuk membuat copy atau jingles.

d. Media yang fleksibel. Pendengar radio bervariasi dan mencakup hampir semua segmen pendengar.

e. Bukan media musiman. Siaran radio tidak terpengaruh oleh cuaca dan musim.

(35)

g. Frekuensi tayang tinggi. Biaya iklan yang relatif murah sehingga dapat menambah frekuensi tayangnya iklan.

h. Imajinatif. Pendengar radio dirangsang untuk berimajinasi terhadap produk yang diiklankan.

i. Bersifat mobile. Radio dapat dibawa kemana saja karena tidak memerlukan tenaga listrik yang besar.

j. Daerah jangkauan luas. Mampu mencakup daerah pinggiran hingga pedesaan, yang terkadang tidak dapat dijangkau surat kabar.

Kelemahan :

a. Tanpa tampilan visual. Pembuat iklan tidak dapat mendemonstrasikan produknya di radio.

b. Terbatasnya waktu untuk mencatat hal-hal penting mengenai isi iklan. c. Banyaknya stasiun radio membuat pembuat iklan harus memilih stasiun

radio yang tepat agar dapat menjangkau konsumen. 4. Internet

Sumiyarto (www.Imfeui.com, Maret 2007) mengemukakan kekuatan dan kelemahan internet sebagai media iklan, yaitu :

Kekuatan :

a. Internet merupakan media dengan jangkauan pasar yang cukup luas. Iklan pada media internet dapat menjangkau konsumen di seluruh dunia.

b. Pada media ini calon pembeli dapat langsung berhubungan dengan pihak produsen dalam pemesanan barang.

(36)

d. Pemberian informasi tambahan dan perubahan informasi dapat dilakukan pembuat iklan dengan waktu yang relatif singkat.

Kelemahan :

a. Konsumen masih ragu untuk memesan barang melalui internet karena faktor keamanan dalam mengirimkan nomor kartu kredit untuk pembayarannya.

b. Pada beberapa jenis produk, konsumen merasakan adanya kekhawatiran apakah barang yang dilihat di layar monitor betul-betul persis seperti apa yang diinginkannya karena tidak memiliki kesempatan untuk memperhatikan dengan seksama jenis dan kualitas barang yang akan dibeli.

c. Tidak semua penduduk memiliki akses ke internet dan tidak semua orang memiliki cukup waktu untuk membolak-balik halaman internet.

5. Televisi

Durianto, dkk (2003: 35-36) mengemukakan kekuatan dan kelemahan televisi sebagai media iklan, yaitu :

Kekuatan :

a. Efisiensi Biaya.

(37)

b. Dampak yang kuat

Iklan di televisi sampai ke pemirsa dalam bentuk audio visual. Kreativitas pengiklan dapat lebih dieksplorasi dan dioptimalkan dengan mengkombinasikan gerak, keindahan, kecantikan, suara, warna, musik, drama, humor, maupun ketegangan.

c. Pengaruh yang kuat

Kebanyakan pemirsa melewatkan waktunya di depan televisi yang merupakan sarana hiburan, sumber berita, sarana pendidikan, dll. Sebagaimana pada umumnya, mayoritas pembeli cenderung memilih produk yang mereka kenal.

Kelemahan : a. Biaya tinggi

Biaya iklan untuk menjangkau setiap orang relatif rendah. Biaya absolut beriklan di televisi adalah tinggi.

b. Masyarakat yang tidak selektif

Pemirsa televisi banyak dan luas. Iklan yang ditampilkan di televisi mungkin menjangkau pasar yang tidak tepat dan tidak selektif.

c. Kesulitan Teknis

Jadwal tayang iklan di televisi tidak mudah diubah sehingga seringkali tidak fleksibel. Kebutuhan pengiklan yang mendesak dalam menghadapi

(38)

F. Citra merek (Brand image)

Citra merek (brand image) merupakan keseluruhan persepsi terhadap suatu merek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. citra merek (brand image) dibangun berdasarkan kesan, pemikiran ataupun pengalaman yang dialami seseorang terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan (Setiadi, 2003: 180).

Menurut Shimp (2003: 12) citra merek (brand image) dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan kepada suatu merek.

Asosiasi merek itu sendiri merupakan segala kesan yang muncul di benak konsumen yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, semakin kuat citra merek (brand image) yang dimiliki oleh merek tersebut. Asosiasi- Asosiasi yang terkait dengan suatu merek mengacu pada berbagai hal, yaitu :

1. Atribut produk

Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi posisi produk yang sering digunakan. Mengembangkan asosiasi semacam ini efektif karena atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu mereka

2. Atribut Tak Berwujud

(39)

3. Manfaat bagi konsumen

Manfaat bagi pelanggan dapat dibagi dua, yaitu manfaat rasional dan manfaat psikologis. Manfaat rasional berkaitan erat dengan atribut dari produk yang dapat menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan yang rasional. Manfaat psikologis berkaitan erat dengan perasaan yang ditimbulkan ketika membeli atau menggunakan merek.

4. Harga relatif

Evaluasi terhadap suatu merek dibagian kelas produk akan diawali dengan penentuan posisi suatu merek dalam tingkat harga tertentu.

5. Penggunaan

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan suatu merek dengan penggunaan tertentu.

6. Konsumen

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan suatu merek dengan suatu tipe pengguna dari produk tertentu.

7. Orang terkenal

Menghubungkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi yang kuat yang diperoleh dari artis yang terkenal.

8. Gaya Hidup

Asosiasi sebuah merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhmai oleh asosiasi para pelanggan suatu merek.

9. Kelas produk

(40)

10. Pesaing

Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai atau mengungguli pesaing. 11. Negara

Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memiliki hubungan erat dengan produk, bahan dan kemampuan. (Durianto, dkk, 2003: 69-72)

G. Persepsi Konsumen

Persepsi tidak hanya tergantung pada sifat-sifat rangsangan fisik, tapi juga pada pengalaman dan sikap sekarang dari individu. Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatannya di masa lampau atau dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang akan memperoleh pengalaman.

Persepsi konsumen suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi. Menurut Stanton dalam Setiadi (2005:160) persepsi didefenisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera.

(41)

Proses persepsi terdiri dari seleksi, organisasi dan interpretasi terhadap stimulus. Seleksi terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan informasi yang ada dalam memori konsumen. Dua proses yang termasuk dalam defenisi seleksi adalah perhatian dan persepsi selektif. Tujuan pemasaran mengiklankan produknya adalah untuk mendapatkan perhatian konsumen, iklan sebaiknya dirancang secara cerdas yang mampu memberikan kejutan kepada konsumen atau menampilkan hal-hal di luar dugaan konsumen.

Organisasi persepsi berarti bahwa konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk dapat memahami lebih baik dan bertindak berdasarkan pemahaman itu. Proses terakhir dari persepsi adalah interpretasi atas stimulus yang diterima konsumen. Dalam proses interpretasi, konsumen membuka kembali berbagai informasi yang telah tersimpan dalam waktu yang lama yang berhubungan dengan stimulus yang diterima. Interpretasi itu didasarkan pada pengalaman masa lalu dan pengalaman itu sudah tersimpan dalam ingatan jangka panjang konsumen.

(42)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. SEJARAH

Pocari Sweat adalah merek minuman ber-ion yang populer di Jepang, diproduksi oleh Otsuka Pharmaceutical Co., Ltd. Pertama kali dijual pada tahun 1980. Pocari Sweat juga diproduksi dan dipasarkan di berbagai negara di Asia seperti : China, Hong Kong, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Indonesia, Uni Emirat Arab dan lain-lain.

Pocari Sweat dipasarkan di Indonesia oleh PT. Amerta Indah Otsuka. Pertama kali memasuki pasar Indonesia pada tahun 1990. PT. Amerta Indah Otsuka adalah bagian dari Otsuka Pharmaceutical Co., Ltd., sebuah perusahaan farmasi yang terkenal di Jepang. PT Amerta Indah Otsuka menghasilkan produk-produk Nutraceuticals unggulan yang dipasarkan dengan strategi pemasaran yang mengena dan jaringan distribusi yang kuat.

Tahun penting PT Amerta Indah Otsuka

1989: POCARI SWEAT kaleng 330mL mulai diproduksi

1990: Dilakukan kontrak packing (toll manufacturing) dengan pabrik PT Otsuka Indonesia.

1999: POCARI SWEAT mulai dipasarkan atas nama PT Amerta Indah Otsuka. 2001: POCARI SWEAT sachet 15gr mulai diproduksi.

(43)

B. VISI DAN MISI

Visi

Menjadi perusahaan yang brilliant, dengan memberi kontribusi yang signifikan dan terpercaya bagi konsumen serta masyarakat.

Misi

1. Mengembangkan dan mempertahankan karyawan yang berkualitas tinggi untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.

2. Menjadikan kebutuhan dan kesejahteraan konsumen dan masyarakat sebagai prioritas utama.

3. Menangkap semua peluang di semua aspek secara cepat dan inovatif untuk kesejahteraan dan kepuasan konsumen serta perkembangan perusahaan. 4. Mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang saling

menguntungkan dengan rekan bisnis. 5. Menjadi perusahaan terpercaya.

Nilai Perusahaan

1. Integritas

(44)

2. Passion/semangat berapi-api

Memiliki semangat kerja yang tingi serta komitment yang kuat untuk mencapai hasil yang optimal dalam apapun yang dilakukan termasuk melakukan pengembangan diri untuk mencapai tujuan perusahaan.

3. Kerjasama

Mengembangkan dan mempertahankan komunikasi dan kerjasama yang baik diantara seluruh karyawan dengan saling menghargai dan melengkapi kelebihan dan kekurangan masing-masing untuk mencapai tujuan perusahaan.

4. Keingintahuan

Memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala informasi maupun perkembangan terutama yang berkaitan dengan bidang usaha perusahaan serta tanggung jawabnya.

5. Keberanian

Memiliki keberanian untuk melakukan ‘trial and error’ untuk membuat perbaikan dan inovasi.

6. Perbaikan dan Inovasi

(45)

7. Perubahan

Bersedia untuk menerima dan menciptakan segala perubahan yang dibutuhkan yang akan membawa perusahaan menjadi “brilliant company”.

C KARAKTERISTIK PRODUK

Pocari Sweat adalah minuman isotonik sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang setiap harinya.

POCARI SWEAT memiliki beberapa kelebihan dibanding minuman lain:

1. Komposisi POCARI SWEAT mirip dengan cairan tubuh dengan kandungan electrolit yang seimbang – sehingga dapat diserap tubuh lebih cepat dan lebih baik dibanding air minum biasa, sehingga mencegah terjadinya dehidrasi berat.

2. POCARI SWEAT juga rendah kalori (26 kkal/100ml) – 50% lebih rendah dari pada minuman lainnya termasuk jus, sehingga dengan demikian tidak menyebabkan kegemukan.

(46)

Berikut ini adalah jenis dan ukuran kemasan dari produk Pocari Sweat :

1. kemasan Botol

Merk : Pocari Sweat

Ukuran : 500 ml

Isi : 24 / Karton

Harga konsumen : Rp. 5000,-

Merk : Pocari Sweat

Ukuran : 350 ml

Isi : 24 / Karton

Harga konsumen : Rp. 3800,-

2. kemasan Kaleng

Merk : Pocari sweat

Ukuran : 350 ml

Isi : 24 / Karton

Harga konsumen : Rp. 3800,-

3. kemasan sachet/serbuk

Merk : Pocari Sweat

Ukuran : 15gr

Isi : 100 Inner Box @ 5 sachet /

Karton

Harga konsumen : Rp. 1.500,-

Gambar 3.1 Kemasan Produk Pocari Sweat

(47)

Tabel 3.1

Komposisi Pocari Sweat

Nutritional Facts per 100 ml:

Electrolytes Concentration mEq/L

Calories 26Kcal Na+ 21.0

Protein 0 K+ 5.0

Fat 0 Ca2+ 1.0

Sugar 6.7g Mg2+ 0.6

Sodium 49mg Cl 16.0

Calcium 2mg Citrate3- 10.0

Potassium 20mg Lactate+ 1.0

Magnesium 0.6mg

Sumber : www.PocariSweat.com April 2008

D. PROMOSI POCARI SWEAT

Pocari Sweat mempunyai strategi pemasaran yang cukup beragam dan mempunyai ciri khas tersendiri. Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung baik melalui konser pameran, promo penelitian di lembaga kesehatan, hadiah kejutan, event olahraga, maupun iklan TV.

(48)

Berikut beberapa versi dari iklan Coca-Cola yang tayang di televisi sampai dengan Januari 2008.

.

Iklan TV Versi Iklan TV Versi “Bulan Puasa” “Bangun Tidur”

Iklan TV Versi Iklan TV Versi “Pinokio Kelelahan” “Rebecca”

Gambar 3.2 Iklan Pocari Sweat di Televisi

(49)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

Hasil penelitian dan pembahasan menggunakan analisis deskriptif dan model

regresi linear sederhana. Analisis deskriptif digunakan untuk merumuskan dan

menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai

persepsi mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU tentang iklan TV dan brand image.

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh atau

hubungan variabel bebas iklan tv terhadap variabel terikat citra merek (Brand

Image). Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan bantuan program SPSS

(Statistical Product and Service Solution) Versi 13.0.

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dimaksudkan untuk mendapatkan hasil

penelitian yang baik dan bermutu. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap

alat penelitian, dalam hal ini adalah kuesioner. Valid artinya data-data yang

diperoleh dengan penggunaan alat (instrumen) dapat menjawab tujuan penelitian,

sedangkan reliabel artinya konsisten dan stabil. Pada penelitian ini, uji validitas

dan reliabilitas dilakukan dengan metode analisis item, yaitu dengan

mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap

skor butir. Adapun jumlah pertanyaan yang diuji adalah sebanyak 20 pertanyaan.

1. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.00 dengan

(50)

Item-Total Statistics 1. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pertanyaan tersebut valid.

2. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

Hasil pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Interpretasi :

1. Scale Mean if Item Deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel

tersebut dihapus. Misalnya jika butir 1 dihapus maka rata-rata total bernilai

75,35. Jika butir 2 dihapus maka rata-rata total bernilai 75,10 dan seterusnya.

2. Scale Variance if Item Deleted menerangkan besarnya varian total jika

(51)

adalah 49,082. Jika butir 2 dihapus maka besarnya varian total adalah 49,042.

dan seterusnya.

3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antara skor item dengan

skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai

pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang

akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir

pertanyaan.

rtabel pada α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = jumlah kasus – 2.

Jumlah kasus adalah 20, maka df = 20 – 2 = 18.

Maka, r (0,05;18) pada uji satu sisi = 0,2992.

Tabel 4.2 Validitas Instrumen

No. Corrected Item Total Correlation (rhitung) rtabel validitas

Butir 1 .395 .2992 Valid

(52)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

a. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005), atau nilai Cronbach

Alpha > 0,80 (Kuncoro 2003), maka pertanyaan tersebut dinyatakan

reliabel.

b. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 (Ghozali, 2005), atau nilai Cronbach

Alpha < 0,80 (Kuncoro 2003), maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak

reliabel.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Reliabilitas Instrumen

No. Cronbach Alpha Ghozali Kuncoro Reliabilitas

(53)

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach Alpha setiap butir pertanyan

lebih besar dari 0,60 bahkan lebih besar dari 0,80. Oleh karena itu setiap butir

pertanyaan telah reliabel.

B. Karakteristik Responden

Gambaran umum responden adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk.

Karakteristik responden berdasarkan stambuk dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut

ini:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk

No Stambuk Jumlah Persentase

1 2005 15 26,32 %

2 2006 20 35,08 %

3 2007 22 38,60 %

Total 57 100 %

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa 15 orang responden (26,32%) adalah

stambuk 2005, 20 orang responden (35,08%) adalah stambuk 2006, dan sisanya

(54)

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.5

berikut ini:

Tabel 4.5

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1. Laki-Laki 33 orang 57,90 %

2. Perempuan 24 orang 42,10 %

Total 57 orang 100 %

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa 33 orang responden (57,90%) dalam

penelitian ini adalah laki-laki, dan sisanya 24 orang responden (42,10%) adalah

perempuan.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut

ini:

Tabel 4.6

Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah Persentase

1. 19 18 orang 31,58 %

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa 18 orang (31,58%) berusia 19 tahun,

21 orang responden (36,85%) berusia 20 tahun, 14 orang responden (24,56%)

(55)

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku.

Tabel 4.7

Responden Berdasarkan Uang Saku

No. Uang Saku Jumlah Persentase

Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa 4 orang responden (7,01%)

mempunyai uang saku < Rp 200.000, 39 orang responden (68,42%) mempunyai

uang saku Rp 200.000 – Rp 500.000, dan 14 orang responden (24,57) mempunyai

uang saku Rp > Rp 500.000.

5. Karakteristik Responden berdasarkan Iklan TV Pocari Sweat yang

paling disukai

Tabel 4.8

Responden berdasarkan Iklan TV Pocari Sweat yang paling disukai

No. Versi Iklan TV

Pocari Sweat Jumlah Persentase

1. Pinokio 25 orang 43,86 %

2. Bangun Pagi 9 orang 15,78 %

3. Rebecca 23 orang 40,36 %

Total 57 orang 100 %

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa 25 orang responden (43,86%)

menyukai iklan TV versi “Pinokio”, 9 orang responden (15,78%) menyukai iklan

TV versi “Bangun Pagi”, dan 23 orang responden (40,36%) menyukai iklan TV

(56)

C. Distribusi Jawaban Responden

1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Suara

Distribusi jawaban responden terhadap suara dapat dilihat pada Tabel 4.9

berikut ini:

Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Suara

Butir SS S KS TS STS Total

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa rata-rata responden berpendapat setuju

terhadap indikator suara, dimana dapat diketahui terdapat 38 responden yang

menjawab setuju, dengan persentase 66,57% pada item pertanyaan 1 untuk

indikator suara, dan seterusnya.

2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Musik

Distribusi jawaban responden terhadap musik dapat dilihat pada Tabel

4.10 berikut ini:

Tabel 4.10

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Musik

Butir SS S KS TS STS Total

(57)

Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa rata-rata responden berpendapat

setuju terhadap indikator musik, dimana dapat diketahui terdapat 37 responden

yang menjawab setuju, dengan persentase 64,92% pada item pertanyaan 1 untuk

indikator musik, dan seterusnya.

3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Kata-kata

Distribusi jawaban responden terhadap kata-kata dapat dilihat pada Tabel

4.11 berikut ini:

Tabel 4.11

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Kata-kata

Butir SS S KS TS STS Total

(%)

Total Responden

F % F % F % F % F %

1. 7 12.30 36 63.15 12 21.05 1 1.75 1 1.75 100 57

2. 11 19.30 33 57.90 12 21.05 1 1.75 0 0 100 57

3. 4 7.01 41 71.94 10 17.55 2 3.50 0 0 100 57

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa rata – rata responden berpendapat

setuju terhadap indikator kata – kata,dimana dapat diketahui terdapat 36

responden yang menjawab setuju, dengan persentase 63,15% pada item

(58)

4. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Gambar

Distribusi jawaban responden tentang gambar dapat dilihat pada Tabel

4.12 berikut ini:

Tabel 4.12

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Gambar

Butir SS S KS TS STS Total

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa rata-rata responden berpendapat

setuju terhadap indikator gambar, dimana dapat diketahui terdapat 32 responden

menjawab setuju, dengan persentase 56.14% pada item pertanyaan 1 untuk

indikator gambar, dan seterusnya.

5. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Warna

Distribusi jawaban responden tentang warna dapat dilihat pada Tabel 4.13

berikut ini:

Tabel 4.13

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Warna

Butir SS S KS TS STS Total

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Pada Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa rata-rata responden berpendapat

setuju terhadap indikator warna, dimana dapat diketahui terdapat 32 responden

yang menjawab setuju, dengan persentase 56,14% padaitem pertanyaan 1 untuk

(59)

6. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Gerakan

Distribusi jawaban responden tentang gerakan dapat dilihat pada Tabel

4.14 berikut ini:

Tabel 4.14

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Gerakan

Butir SS S KS TS STS Total

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa rata – rata responden berpendapat

setuju terhadap indikator gerakan, dimana dapat diketahui terdapat 36 responden

yang menjawab setuju, dengan persentase 63,17% pada item pertanyaan 1 untuk

indikator gerakan, dan seterusnya.

7. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand image

Distribusi jawaban responden tentang variabel brand image (Y) dilihat

pada Tabel 4.15 berikut ini:

Tabel 4.15

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Brand Image

Butir SS S KS TS STS Total

(60)

Berdasarkan pada Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa :

1. Pertanyaan (butir) 1 mengenai Pocari Sweat adalah minuman kesehatan

yang mampu menunjang kesehatan, 30 orang responden (52,64%)

menjawab sangat setuju, 26 orang responden (45,61%) menjawab setuju,

1orang responden (1,75%) menjawab kurang setuju.

2. Pertanyaan (butir) 2 mengenai Pocari Sweat dikemas dalam sachet/serbuk

dan botol dapat dibeli sesuai keinginan/kebutuhan, 28 orang responden

(49,12%) menjawab sangat setuju, 29 orang responden (50,88%)

menjawab setuju.

3. Pertanyaan (butir) 3 mengenai Pocari Sweat merupakan minuman isotonik

yang cocok untuk semua umur, 23 orang responden (40,35%) menjawab

sangat setuju, 28 orang responden (49,12%) menjawab setuju, 5 orang

responden (8,78%) menjawab kurang setuju, 1 orang responden (1,75%)

menjawab tidak setuju.

4. Pertanyaan (butir) 4 mengenai harga produk Pocari Sweat terjangkau, 27

orang responden (47,36%) menjawab sangat setuju, 25 orang responden

(43,85%) menjawab setuju, 4 orang responden (7,04%) menjawab kurang

setuju, 1 orang responden (1,75%) menjawab sangat tidak setuju.

5. Pertanyaan (butir) 5 mengenai produk Pocari Sweat mudah didapat di

berbagai tempat, 27 orang responden (47,36%) menjawab sangat setuju,

27 orang responden (47,36%) menjawab setuju, 3 orang responden

(61)

6. Pertanyaan (butir) 6 mengenai merek Pocari Sweat sudah terkenal, 28

responden (49,12%) menjawab sangat setuju, 27 orang responden

(47,36%) menjawab setuju, 2 orang responden (3,52%) menjawab kurang

setuju.

D. Analisis Regresi

Analisis regresi ini bertujuan untuk dapat mengetahui bagaimana

hubungan/pengaruh variabel bebas (Iklan TV) terhadap variabel terikat(Brand

Image), dengan bantuan SPSS 13.0 dihasilkan output sebagai berikut :

1. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Iklan

TV (X) berpengaruh terhadap Brand Image (Y) Mahasiswa Ilmu Politik FISIP

Universitas Sumatera Utara. Hasil pengolahan tampak pada Tabel 4.25 berikut:

Tabel 4.16

a Predictors: (Constant), X

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Tabel 4.16 menunjukkan bahwa besarnya koefisien R Square (r2) adalah 0,620.

Angka tersebut memberi arti bahwa variabel bebas (iklan TV) secara parsial

mampu menjelaskan variabel terikat (brand image) pada mahasiswa Ilmu Poloitik

FISIP USU sebesar 62,0% sedangkan sisanya sebesar 38,0% dijelaskan oleh

(62)

Coefficientsa

5.541 2.221 2.494 .016

.369 .039 .787 9.472 .000

(Constant)

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Pada Tabel 4.17 berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa thitung pada variabel

Iklan TV adalah sebesar 9,472. untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan

diterima, maka thitung tersebut harus dibandingkan dengan ttabel pada α = 5%

dengan derajat kebebasan (df) = n – k.

Dimana :

n = jumlah sampel, yaitu 57

k = jumlah variabel bebas yang digunakan, yaitu 1

Maka, derajat kebebasan (df) = n – k = 57 – 1 = 56

Uji t yang dilakukan adalah uji dua arah, maka ttabel (0,025;56) adalah 2,000.

Berdasarkan hasil tersebut diperoleh nilai thitung (9,472) > ttabel (2,000), maka

Ha diterima karena thitung > ttabel pada α = 5% dengan nilai signifikansi 0,00 < 0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (iklan TV)

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (brand image) dengan

tingkat kepercayaan 95%.

Pada kolom Unstandardized Coefficients terlihat bahwa variabel iklan TV

bernilai positif (0,369). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel bebas

Gambar

Tabel 1.1 Belanja Iklan Tahun 2006 dan 2007
Gambar  ( Warna  (
Tabel 1.2 Daftar Populasi
Gambar 3.1 Kemasan Produk Pocari Sweat
+7

Referensi

Dokumen terkait

The objectives of this research are to find out the types of flouting maxims according t o Grice’s Cooperative Principle theory, to reveal the strategies used to flout

Penulis mengangkat permasalahan tersebut dengan tujuan, Pertama, untuk membahas apa implikasi hukum yang terjadi ketika penyidik melakukan penyitaan terhadap benda

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menyediakan informasi yang lengkap tentang kondisi sumberdaya lahan hutan rakyat di lokasi penelitian yang sesuai bagi tanaman pertanian

Subjek penelitian adalah Ki Bey Rangga Carita selaku dalang dalam pertunjukan wayang kulit, dan objek penelitian ini adalah aspek pendidikan nilai kerja keras

Pada analisa kali ini juga akan dilakukan beberapa variasi yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya seperti melakukannya terhadap beberapa variasi sudut skew,

C ipta merupakan kemampuan mental dan berpikir dari orang-orang yang hidup bermasyarakat dan menghasilkan filsafat serta ilmu-ilmu pengetahuan, baik yang berwujud teori murni

Pada akhir tahun 2013 terbit pedoman terbaru dokumen RPIJM yang berubah menjadi RPI2-JM (Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang

✭❇✮ Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia memerlukan beberapa komponen, antara lain guru yang berkualitas, sarana dan prasarana yang lengkap, metode pembelajaran yang bervariasi,