MEDAN
ANALISIS PENGARUH IKLAN TV POCARI SWEAT
TERHADAP CITRA MEREK (BRAND IMAGE) PADA
MAHASISWA ILMU POLITIK FISIP UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA (USU)
DRAFT SKRIPSI
OLEH
SUKMA RONALT D. BANGUN 030502092
DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
KATA PENGANTAR
Penulis mengucap syukur ke hadirat Allah yang Maha Kuasa, sang Causa Prima yang berdiam dalam ketentraman-Nya yang suci atas kasih dan anugerah-Nya memberikan waktu dan memampukan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah sempurna, karena itu penulis masih mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari semua pihak guna menjadikan skripsi ini lebih baik lagi.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta ayahanda Dolat Bangun dan ibunda Namona Br.Tarigan yang selain menjadi sumber inspirasi dan kekuatan bagi penulis setelah Tuhan yang maha kuasa, juga telah banyak memberi dorongan moril, materil, kasih sayang serta perhatian yang tiada terhingga kepada penulis selama masa kuliah terlebih-lebih selama penyusunan skripsi ini.
Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk sumbangan pikiran, tenaga dan waktu yang tidak terukur. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, Sekretaris Departemen Manajemen yang telah memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
4. Ibu Dra Marhayanie, Se, MSi, sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan sumbangan pikiran dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Friska Sipayung sebagai Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Dra. Ramona P Hasibuan, MP sebagai Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini. 7. Semua Dosen yang telah memberikan ilmunya pada penulis selama di
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
8. Adikku tersayang Billy Bastanta dan Selly Diana. Terima kasih atas semangat dan doanya.
9. Keponakanku tersayang, Emta, Jemima, Batu, Regina, Kanaya, Ratu, dan Revan, semoga cepat besar dan sehat selalu
10.Keluarga Besar Bangun Mergana dan Tarigan Mergana. Terima kasih atas semangat, nasehat dan perhatiannya.
12.D’genk Of Pasar Pitu (VII), Bona Simanjorang, Dani Pinem, Fernando Ginting, Nino Sinukaban, Perdana Ginting, and the last but not least Winardi Ginting. Keep on Rollin’ guys.
13.The Fantastic Four jurusan (Bang Jum, Kak Susi, Kak Dani, Kak Vina), dan seluruh staff dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis.
14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya kepada Tuhan yang maha pengasih jualah diri ini memanjatkan syukur yang tiada terhingga, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini, semoga bermanfaat bagi semuanya. Amin
Medan, Juli 2008 Penulis
Tabel 1.1. Belanja Iklan Tahun 2006 dan 2007 ... 2
Tabel 1.2. Daftar Populasi ... 11
Tabel 3.1. Komposisi Pocari Sweat ... 36
Tabel 4.1. Item total statistics ... 39
Tabel 4.2. Validitas Instrumen ... 40
Tabel 4.3. Reliabilitas Instrumen ... 41
Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk ... 42
Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43
Tabel 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 43
Tabel 4.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku ... 44
Tabel 4.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Iklan TV Pocari Sweat Yang Paling Disukai ... 44
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Suara ... 45
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Musik ... 45
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Kata-kata ... 46
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Gambar ... 47
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Warna ... 47
Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Gerakan ... 48
Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Brand Image ... 48
Tabel 4.16 Model Summary ... 50
Tabel 4.17 Coefficientsa ... 51
Hal.
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 6
C. Kerangka Konseptual ... 7
D. Hipotesis ... 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
1. Tujuan Penelitian ... 8
2. Manfaat Penelitian ... 9
F. Metode Penelitian ... 9
1. Batasan Operasional ... 9
2. Definisi Operasional ... 10
3. Skala Pengukuran Variabel ... 11
4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11
5. Populasi dan Sampel ... 11
6. Jenis dan Sumber Data ... 12
BAB II URAIAN TEORITIS ... 17
A. Penelitian Terdahulu ... 17
B. Pengertian Promosi ... 17
C. Pengertian Merek ... 18
D. Tujuan Periklanan ... 18
E. Media Iklan ... 20
F. Citra Merek (Brand Image) ... 27
G. Persepsi Konsumen ... 29
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 31
A. Sejarah ... 31
B. Visi dan Misi ... 32
C. Karakteristik Produk ... 34
D. Promosi Pocari Sweat ... 36
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI ... 38
A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 38
1. Uji Validitas ... 39
2. Uji Reliabilitas ... 41
B. Karakteristik Responden ... 42
C. Distribusi Jawaban Responden ... 44
D. Analisis Regresi ... 50
1. Uji Koefisien determinasi ... 50
A. Kesimpulan ... 53 B. Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA
Sukma Ronalt D. Bangun (2008). Analisis Pengaruh Iklan TV Pocari Sweat Terhadap Citra Merek (Brand Image) Dibimbing oleh Dra. Marhayanie, MSi; Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi, Penguji I, Dra. Friska Sipayung, MSi, dan Penguji II, Dra. Ramona P Hasibuan, MP.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Iklan TV Pocari Sweat terhadap citra merek (brand image). Variabel iklan TV yang mempengaruhi citra merek (brand image) adalah suara, musik kata-kata,gambar, warna, dan gerakan.
Fenomena yang terjadi menunjukkan bahwa iklan TV yang dilakukan Pocari Sweat disukai dan menarik perhatian pemirsa televisi, sehingga perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh iklan TV Pocari Sweat terhadap citra merek (brand image), pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara iklan TV Pocari Sweat terhadap citra merek
(brand image), pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.
Metode riset guna rancangan pembuktian menggunakan metode deskriptif dan metode statistik dengan pola hubungan pengaruh, mengoperasionalkan kedua variabel beserta ukurannya dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data primer dengan terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengambilan sampel dengan menggunakan cara non-probabilitas, yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan program komputer SPSS for windows versi 13.0
dengan taraf signifikansi 5 %.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara deskriptif sebagian besar responden tertarik akan iklan TV Pocari Sweat dan citra merek (brand image)-nya tinggi, selain itu ada pengaruh yang positif dan signifikan antara iklan TV terhadap citra merek (brand image) pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU sedangkan citra merek (brand image) dapat dijelaskan oleh iklan TV sebesar 62 % dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar iklan TV yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Sukma Ronalt D. Bangun (2008). Analisis Pengaruh Iklan TV Pocari Sweat Terhadap Citra Merek (Brand Image) Dibimbing oleh Dra. Marhayanie, MSi; Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi, Penguji I, Dra. Friska Sipayung, MSi, dan Penguji II, Dra. Ramona P Hasibuan, MP.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Iklan TV Pocari Sweat terhadap citra merek (brand image). Variabel iklan TV yang mempengaruhi citra merek (brand image) adalah suara, musik kata-kata,gambar, warna, dan gerakan.
Fenomena yang terjadi menunjukkan bahwa iklan TV yang dilakukan Pocari Sweat disukai dan menarik perhatian pemirsa televisi, sehingga perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh iklan TV Pocari Sweat terhadap citra merek (brand image), pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara iklan TV Pocari Sweat terhadap citra merek
(brand image), pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.
Metode riset guna rancangan pembuktian menggunakan metode deskriptif dan metode statistik dengan pola hubungan pengaruh, mengoperasionalkan kedua variabel beserta ukurannya dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data primer dengan terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengambilan sampel dengan menggunakan cara non-probabilitas, yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan program komputer SPSS for windows versi 13.0
dengan taraf signifikansi 5 %.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara deskriptif sebagian besar responden tertarik akan iklan TV Pocari Sweat dan citra merek (brand image)-nya tinggi, selain itu ada pengaruh yang positif dan signifikan antara iklan TV terhadap citra merek (brand image) pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU sedangkan citra merek (brand image) dapat dijelaskan oleh iklan TV sebesar 62 % dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar iklan TV yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan bisnis pada era globalisasi ini, bukanlah hal baru dalam dunia
pemasaran. Terutama dalam memperebutkan konsumen potensial dan
mempertahankan konsumen lama. Zaman sekarang penuh dengan ketidakpastian
yang tinggi yang dibarengi dengan munculnya fase pertumbuhan yang makin sulit
untuk diprediksi. Setiap perusahaan berusaha unggul dalam bersaing dengan
menawarkan kinerja seoptimal mungkin dalam usaha memuaskan konsumen.
Pembeli adalah raja. Berpedoman pada filsafat ini, maka memuaskan
pembeli/konsumen adalah proritas utama dalam hampir semua kegiatan bisnis,
sehingga setiap manajer perlu memahami pemasaran dengan baik (familiar).
Perusahaan yang unggul dalam bersaing memuaskan konsumennya akan dapat
bertahan hidup (survive), bahkan dapat mengembangkan usaha seperti yang telah
direncanakan perusahaan, sebaliknya bagi perusahaan yang tidak mampu bersaing
akan sulit untuk bertahan hidup.
Persaingan bisnis yang semakin sengit juga terjadi pada usaha
memasarkan minuman kesehatan (energy drink). Dalam beberapa tahun terakhir
ini banyak perusahaan memproduksi dan memasarkan minuman kesehatan di
pasar, di antaranya Pocari Sweat, Power Rade, Mizone, dan Vitazone. Masing –
masing perusahaan berlomba–lomba mempengaruhi pasar dengan jalan
Perkembangan belanja iklan terus meningkat setiap tahun. Iklan telah
menjadi media bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan produknya dan juga
untuk menjaga agar konsumen tidak beralih ke merek lain. Biaya iklan melalui
televisi yang dikeluarkan berbagai perusahaan telah tumbuh dan meningkat
dengan drastis, hal ini membuktikan bahwa iklan melalui media televisi masih
merupakan media yang paling disukai oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan
produk melalui iklan.
Besarnya belanja iklan dengan menggunakan berbagai tipe media pada
tahun 2006 dan tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 1.1
Belanja Iklan Tahun 2006 dan 2007
Media
Sumber: Tabloid Bisnis Indonesia (25 Januari 2008)
Melalui Tabel 1.1 di atas dapat dilihat secara umum bahwa perhatian
produsen terhadap pasar dan konsumen tumbuh sangat cepat. Ini menunjukkan
bahwa iklan telah berfungsi sebagai ujung tombak perusahaan dalam menembus
pasar yang semakin ketat, meskipun iklan menjadi pilihan yang menarik bagi
perusahaan, iklan bukanlah satu–satunya aspek penentu yang mampu
meningkatkan penjualan karena masih ada elemen bauran pemasaran lainnya
yaitu: Produk, harga, dan distribusi yang ikut berpengaruh dalam menentukan
Iklan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, oleh karena itu iklan harus
dirancang dan dibuat dengan pertimbangan yang matang agar tujuan yang hendak
dicapai melalui iklan dapat efektif. Agar suatu iklan dapat menjadi efektif proses
pengiriman harus berhubungan dengan proses penerimaan si penerima, untuk itu
iklan harus dibuat semenarik mungkin.
Televisi bukan saja merupakan suatu media visual, namun juga melibatkan
suara dan kata–kata. Iklan di media televisi menyajikan suara, musik, kata–kata,
gambar, warna, dan gerak. Hal inilah yang membuat iklan di televisi relatif mudah
dicerna oleh masyarakat terutama melalui mata dan pendengaran. Dapat dikatakan
bahwa pendengaran akan sesuatu bunyi, kata–kata, lagu atau musik akan cepat
ditangkap maknanya oleh pemirsa, apalagi diikuti dengan pemandangan atau
gambar yang dapat menangkap setiap warna dan gerak.
Iklan melalui media elektronik (televisi) lebih menjanjikan bagi sebagian
besar perusahaan, karena disamping jangkauannya luas, juga adanya unsur
hiburan sangat mendukung pembentukan persepsi konsumen terhadap suatu
produk, yang pada gilirannya dapat mengarah pada kegiatan pertukaran guna
memuaskan berbagai pihak yang terlibat dalam aktivitas pemasaran. (Usahawan,
April 2007).
Iklan yang ditayangkan harus dapat mempengaruhi citra merek (brand
image) dalam masyarakat atau pemirsa TV. Apabila citra merek (brand image)
terbentuk, maka akan menimbulkan perilaku konsumen dan memudahkan proses
pengambilan keputusan pembelian konsumen atas suatu produk (Durianto,
2001:2). ”stimuli iklan yang dapat mempengaruhi citra merek adalah voice, music,
televisi yang efektif adalah iklan yang dapat mengintegrasikan pandangan, pesan,
suara, dan gerak dengan memperhatikan aspek visual, aspek dialog, aspek dampak
suara, dan aspek musik atau lagu secara keselurahan.
Persaingan iklan minuman kesehatan yang ketat di televisi, menuntut para
produsen minuman kesehatan untuk merancang program periklanan yang menarik
minat dan menimbulkan citra yang positif atas minuman kesehatan yang
dipromosikan. “Setiap program iklan harus dimulai dengan perbedaan yang ingin
dikomunikasikan. Program iklan harus memuat perbedaan dan manfaat produk
yang diberikan kepada konsumen. Dengan demikian konsumen tidak ragu
membeli produk minuman kesehatan, dan tidak merugikan apabila konsumen
mengkonsumsinya.
Pocari Sweat diproduksi oleh PT. Amerta Indah Otsuka (AIO), yang
diawali dari keinginan untuk menjual minuman berenergi siap minum dalam
kemasan botol. Pocari Sweat adalah minuman isotonik, yakni minuman pengganti
ion tubuh untuk kesehatan dan kebugaran, dan merupakan pionir minuman
isotonik pertama di Indonesia. (www.swa.co.id)
Pocari Sweat sudah ada sejak 18 tahun yang lalu dan tetap eksis sampai
sekarang, ini merupakan prestasi yang luar biasa untuk produk yang dihasilkan
oleh perusahaan asing. Dalam usianya yang hampir mencapai dua dekade, Pocari
Sweat masih tetap menjadi pilihan masyarakat di tengah persaingan industri
minuman isotonik dalam kemasan yang semakin ketat. Hal ini tentu tidak terlepas
dari strategi manajemen yang baik dari PT. AIO.
Negeri Sakura ini sempat frustrasi karena pasar produknya tak kunjung
berkembang. Sejak diluncurkan pada tahun 1990, penjualan Pocari Sweat tak
kunjung take off, padahal potensi pasarnya amatlah besar. Saat awal penetrasi,
persepsi masyarakat di Indonesia terhadap Pocari Sweat masih kabur. Pocari
Sweat disejajarkan dengan minuman ringan lain atau bahkan dengan air mineral,
seperti Coca- cola, Sprite, Fanta, Aqua atau Vit. Padahal, Pocari Sweat merupakan
minuman isotonik, yakni minuman pengganti ion tubuh untuk kesehatan dan
kebugaran.
PT. AIO pun tak henti-hentinya melakukan edukasi pasar. Berbagai
kegiatan komunikasi pemasaran digelar, mulai dari iklan di TV, media cetak,
hingga berbagai kegiatan below the line dengan menghabiskan biaya miliaran
rupiah.
PT. AIO terus berusaha menarik perhatian masyarakat Indonesia. Usaha
yang tak kenal lelah itu akhirnya berbuah manis. PT. AIO sepertinya memperoleh
second wind. Bererapa tahun terakhir, penjualan Pocari Sweat mendadak
meningkat tajam. Setiap tahunnya terjadi pertumbuhan penjualan di atas 50%.
Bahkan, peningkatan penjualan yang amat besar itu memaksa PT. AIO untuk
membangun pabrik baru dalam upaya meningkatkan kapasitas produksinya.
Kemampuan menanamkan pentingnya minuman ber- ion dalam benak
masyarakat telah menjadikan Pocari Sweat begitu mudah diingat karena
pengaruhnya bagi kesehatan, dengan slogan ”Go Ion”, Pocari sweat terus
meningkatkan image-nya sebagai minuman kesehatan yang dapat menggantikan
Tinggi pengaruh iklan televisi terhadap citra merek (brand image) Pocari
Sweat khususnya pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU merupakan suatu hal
yang menarik untuk diketahui. Melalui pengamatan penulis, tingkat konsumsi
Pocari Sweat pada Fakultas ini tergolong cukup tinggi bila dibandingkan dengan
minuman isotonik lainnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas iklan TV telah
menjadi suatu media untuk mengkomunikasikan produk kepada konsumen, tetapi
apakah setiap iklan yang telah dilakukan akan dapat mempengaruhi citra merek
(brand image)? Efektifitas sebuah iklan tentunya dapat dilihat dari citra merek
(brand image) yang tercipta. Berangkat dari fenomena tersebut di atas, peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul: ”Analisis Pengaruh Iklan TV
Pocari Sweat Terhadap Citra Merek (Brand Image)”. Penelitian diadakan dengan
melakukan survei terhadap mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.
B. Perumusan Masalah
Persaingan yang semakin ketat dan diferensiasi produk yang semakin sulit
dilakukan, strategi periklanan yang efektif tentunya menjadi suatu strategi
tersendiri bagi perusahaan untuk tetap menjaga pelanggannya. Akan tetapi
perusahaan tentunya perlu mengetahui apakah periklanan yang dilakukan
membawa dampak yang signifikan, khususnya terhadap citra merek (brand
image)? Agar masalah dapat terjawab secara akurat maka masalah yang akan
diteliti perlu dirumuskan secara spesifik. Berdasarkan uraian dalam latar belakang
”Apakah iklan TV berpengaruh terhadap citra merek (brand image) Pocari Sweat
pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU?”
C. Kerangka Konseptual
Iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada
masyarakat lewat suatu media. Iklan bersifat persuasif, di mana pada tiap bagian
iklan, pesan yang disampaikan berusaha untuk mempengaruhi pemirsa. Dikatakan
oleh Sutherland dan Sylvester (2004:81), “Iklan mampu mempengaruhi image,
perilaku, sikap, dan persepsi pemirsa terhadap merek”. Iklan yang ditayangkan di
media TV diharapkan mendapat tempat di hati atau disukai oleh
pemirsa.
Sikap pemirsa terhadap iklan dapat diteliti melalui
perasaan suka atau tidak suka terhadap stimuli-stimuli yang ditampilkan pada
iklan. Sikap terhadap iklan bekerja melalui sebuah proses tanggapan atau reaksi
pemirsa terhadap elemen-elemen (stimuli-stimuli) dari periklanan. Tanggapan dan
reaksi ini dapat diartikan pada saat pemirsa sedang melihat, mendengar, atau
berpikir tentang suatu iklan. Rossiter dan Percy (1997:197) menyatakan,
“Processing responses are made to stimulus details (elements) contained in the
advertisement. These elements or stimuli, depending on the advertising medium,
can be pictures (still or video), words (seen or heard), music or other special
effects, that comprise the various details of the ad.”
Pemirsa akan merespon stimuli yang terkandung dalam suatu iklan
melalui elemen iklan, yang terdiri dari: suara, musik, kata-kata, gambar, warna,
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat digambarkan kerangka
konseptual sebagai berikut:
Gambar 1.1 Kerangka konseptual
Sumber: Rossiter dan Percy (1997:197), Sutherland dan Sylvester (2004:81) diolah penulis.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang ada dan
akan diuji kebenarannya secara ilmiah. Dari permasalahan yang dikemukakan di
atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
“Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara iklan TV Pocari Sweat
terhadap citra merek (Brand Image) pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan, maka penulis menetapkan tujuan
penelitian ini: untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh iklan TV Pocari
Sweat terhadap citra merek (brand image) pada mahasiswa Ilmu Politik FISIP
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
1. Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan
pengetahuan serta sebagai sarana untuk latihan berpikir secara
logis dan sistematis.
2. Penelitian ini merupakan sarana untuk belajar menerapkan ilmu
yang didapat di bangku kuliah.
b. Bagi Perusahaan
1. Penelitian ini sebagai bahan referensi jika perusahaan ingin
mengetahui sejauh apa iklan yang telah dilakukan bisa
mempengaruhi perilaku konsumen.
2. Penelitian ini sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan
agar lebih kreatif dalam membuat iklan TV.
c. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan
referensi dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
a. Penelitian ini dibatasi hanya pada mahasiswa FISIP (S1) Departemen
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (USU).
b. Responden penelitian adalah mahasiswa Ilmu Politik yang aktif
mengikuti perkuliahan selama penelitian ini berlangsung stambuk
2005-2007.
2. Definisi Operasional Variabel
a. Iklan TV (X) sebagai Variabel Bebas
Iklan TV yaitu suatu proses komunikasi mengenai produk Pocari
Sweat di televisi yang bertujuan untuk membujuk mahasiswa supaya
mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.
1. Suara (Voice) yaitu suara atau kata-kata yang terdengar pada saat
iklan ditayangkan.
2. Musik (Music) yaitu irama atau lagu yang diperdengarkan pada
saat iklan ditayangkan.
3. Kata-Kata (Words) yaitu rangkaian huruf atau tulisan yang
ditampilkan pada saat iklan ditayangkan.
4. Gambar (Pictures) yaitu gambar atau objek yang ditampilkan pada
saat iklan ditayangkan.
5. Warna (Colours) yaitu warna-warna dari gambar atau objek yang
ditampilkan pada saat iklan ditayangkan.
6. Gerakan (Movement) yaitu gerakan dari setiap adegan yang
ditampilkan pada saat iklan ditayangkan.
b. Citra merek (brand image) (Y) sebagai Variabel Terikat
Citra merek (brand image) yaitu jenis asosiasi yang muncul dalam
benak mahasiswa ketika mengingat merek Pocari Sweat. Asosiasi
tersebut meliputi, atribut produk, manfaat produk, konsumen, harga
3. Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran indikator variabel dalam penelitian ini menggunakan skala
Likert, yaitu dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang masing-masing
item diberi range skor dalam skala Likert. Menurut Sugiyono (2001:33) skala
likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian ini, kuesioner
disusun dengan menggunakan skala Likert dengan skor sebagai berikut:
a. Sangat setuju diberi skor 5
b. Setuju diberi skor 4
c. Kurang setuju diberi skor 3
d. Tidak setuju diberi skor 2
e. Sangat tidak setuju diberi skor 1
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di FISIP USU Jl. Prof. A. Sofian. Penelitian dimulai
dari bulan Januari sampai dengan bulan Juli 2008.
5. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah seluruh mahasiswa FISIP USU
Departemen Ilmu Politik program S-1 reguler angkatan 2005-2007 .
Tabel 1.2 Daftar Populasi
No. Stambuk Jumlah
1. 2005 82
2. 2006 69
3. 2007 77
b. Sampel
Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Purposive Sampling, yaitu mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU yang
pernah menyaksikan iklan Pocari Sweat di televisi dan pernah mengkonsumsi
Pocari Sweat minimal 2 kali dalam 5 bulan terakhir. Adapun jumlah sampel yang
diambil adalah 25% dari populasi, yaitu 57 orang. Menurut Arikunto (2002: 112),
jumlah tersebut sudah mewakili.
6. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari:
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
responden melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap sumber
yang diteliti. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari penyebaran
kuesioner kepada mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari pihak-pihak lain.
Data sekunder dalam penelitian diperoleh dari literatur dan sumber-sumber
lain yang mendukung antara lain majalah dan internet.
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Angket (kuesioner)
Teknik yang menggunakan angket atau kuesioner adalah suatu cara
kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberi respon atas daftar
pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini, responden diminta untuk menjawab
beberapa hal yang berkaitan dengan identitas diri, dan memberikan tanggapan
terhadap indikator-indikator variabel iklan TV yang terdiri dari voices, music,
seen words, pictures, colors, movement..
b. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari dan mengambil data
literatur terkait dan sumber-sumber lain yang dianggap dapat memberikan
informasi mengenai penelitian ini seperti majalah dan internet.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir
pertanyaan yang ada dalam kuesioner, apakah butir pertanyaan tersebut valid
dan reliabel. Apabila terdapat butir-butir yang tidak valid dan reliabel, maka
butir-butir tersebut harus diganti dengan pertanyaan lain. Untuk menguji
kuesioner dalam penelitian ini digunakan SPSS for Windows versi 13.0.
a. Uji Validitas
Validitas didefenisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsi ukurnya. (Suliyanto, 2005:40).
Menurut Sugiyono (2001:123), hasil penelitian yang valid bila terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi
Valid tidaknya suatu item instrumen dapat diketahui dengan
membandingkan indeks korelasi product moment Pearson dengan level
signifikansi 5% dengan nilai kritisnya.
Menurut Suliyanto (2005:42), keputusan pada sebuah butir pertanyaan
dapat dianggap valid, dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:
1. Jika koefisien korelasi product moment melebihi 0.3
2. Jika koefisien korelasi product moment > r tabel (
;n-2), n = jumlahsampel
3. Nilai Sig. ≤α.
b. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2001:131) reliabilitas adalah tingkat kemantapan
atau konsistensi suatu alat ukur. Pengertian alat ukur yang reliabel berarti
bahwa alat ukur tersebut mampu mengungkap data yang cukup dapat
dipercaya (Suliyanto, 2005:42). Alat ukur yang mantap dengan sendirinya:
1. Dapat diandalkan (dependability)
2. Hasil pengukurannya bisa diramalkan (predictability)
3. Dapat menunjukkan tingkat ketepatan.
Untuk menguji reliabilitas digunakan Cronbach Alpha dengan
menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 13.0.
Menurut (Suliyanto, 2005:43) reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen
dapat dikatakan reliabel (andal) bila memiliki koefisien keandalan reliabilitas
9. Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menganalisis
data dan menginterpretasikan data.
a. Metode Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang
dilakukan dengan cara menentukan data, mengumpulkan data dan
menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang
dihadapi.
b. Metode Analisis Statistik
1. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian
ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel
bebas terhadap variabel terikat.
Perumusan model regresi yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah:
Y = a + bX+e
Dimana:
Y = Brand Image
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X = Iklan tv
2. Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Nilai t hitung dapat diperoleh dengan
menggunakan bantuan SPSS 13.0 for windows. Nilai t hitung selanjutnya akan
dibandingkan dengan t tabel dengan tingkat kesalahan (alpha) 5 % dan derajat
kebebasan (df)= (n-k).
Kriteria penilaiannya sebagai berikut:
Ho : bi = 0
Tidak terdapat pengaruh iklan TV terhadap Brand Image.
Ha : bi ≠ 0
Terdapat pengaruh iklan TV terhadap Brand Image.
Kaidah pengambilan keputusan:
Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%
Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5 %
3. Uji Koefisien Determinan (R2)
Identifikasi determinan (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama, dimana
0<R2<1. Hal ini berarti bila R2=0 menunjukkan tidak ada pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat dan bila R2 mendekati 1 menunjukkan semakin kuat
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Retno Usman (2004) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Stimuli Iklan Extra Joss Dalam Membentuk citra merek (brand image)
Pemirsa Televisi Di Surabaya”. Dari hasil penelitian diketahui bahwa ada pengaruh stimuli iklan Dalam membentuk brand image pemirsa TV di Surabaya. Hasil perhitungan koefisien determinasi (R²) menunjukkan nilai sebesar 0,548 yang berarti bahwa variabel stimuli iklan mampu memberikan penjelasan variabel
brand image sebesar 54,80% dan sisanya sebesar 45,20% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
B. Pengertian Promosi
Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran yang terdiri atas lima variabel, yaitu: advertising, sales promotion, personal selling, publishing, direct marketing. Bauran komunikasi pemasaran (disebut juga bauran promosi) terdiri 5 (lima) kiat utama (Kotler, 1997:205)yaitu:
1. Advertising, yaitu semua bentuk presentasi non-personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran. 2. Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan
mencoba atau pembelian produk dan jasa.
4. Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.
5. Direct marketing, yaitu penggunaan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu.
C. Pengertian Merek
Menurut Kotler (2002:357), merek adalah tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing.
Merek tidak sekedar nama. Bukan juga sebuah logo atau simbol. Merek adalah payung yang merepresentasikan produk atau layanan. Merek adalah cerminan value yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa merek disamping menjadi identitas produk yang membedakan dengan produk pesaing tetapi juga memberi manfaat bagi pembeli, penjual maupun masyarakat.
D. Tujuan Periklanan
1. Informative Advertising (Periklanan Informatif)
Penekanan tujuan periklanan ini adalah memberikan informasi atau memberi tahu kepada masyarakat. Periklanan informasi ini perlu dilakukan besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk yang diperkenalkan perusahaan ke pasar, di mana tujuan utama yang akan dicapai adalah membentuk permintaan utama (build primary demand). Beberapa kemungkinan tujuan informative advertising ini, yaitu:
a. Memberi tahu pasar mengenai suatu produk baru. b. Mengusulkan kegunaan baru suatu produk. c. Memberi tahu pasar mengenai perubahan harga. d. Menjelaskan bagaimana cara kerja suatu produk. e. Menjelaskan pelayanan yang tersedia.
f. Mengkoreksi kesan yang salah. g. Mengurangi kecemasan pembeli. h. Membangun citra perusahaan.
2. Persuasive Advertising (Periklanan Persuasif)
a. Membentuk preferensi merek.
b. Mendorong pengalihan ke merek yang dipersepsikan konsumen. c. Membujuk pembeli untuk membeli sekarang.
d. Membujuk pembeli untuk menerima telepon penjualan.
3. Reminder Advertising (Ikan Pengingat)
Penekanan tujuan periklanan pengingat adalah mengingatkan masyarakat akan produk perusahaan yang sudah pernah diinformasikan sebelumnya untuk bersedia membeli kembali. Periklanan jenis ini sangat penting bagi produk yang sudah matang (mature products) atau produk yang memasuki masa decline
(penurunan). Beberapa kemungkinan tujuan reminder advertising, yaitu:
a. Mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan kemudian.
b. Mengingatkan pembeli di mana dapat membeli.
c. Menjaga agar pembeli tetap ingat walaupun tidak sedang musim. d. Mempertahankan kesadaran puncak atas produk perusahaan
E. Media Iklan
1. Surat Kabar
Kekuatannya :
a. Jangkauan pasar. Surat kabar dapat menjangkau daerah-daerah perkotaan hingga pedesaan sesuai cakupan pasarnya (lokal, regional atau nasional). Misalnya, Pos Metro merupakan surat kabar dengan jangkauan lokal, Waspada dengan jangkauan regional, ataupun Seputar Indonesia dengan jangkauan nasional.
b. Comparison shopping. Surat kabar memuat iklan secara tertulis yang dapat dibawa kemana-mana oleh pembacanya. Bahkan pembaca bisa membawanya sampai ke tempat belanja sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk memilih barang sewaktu belanja atau sebagai acuan perbandingan harga.
c. Tanggapan konsumen yang positif. Pada umumnya, konsumen memandang surat kabar sebagai media yang memuat hal-hal aktual yang perlu segera diketahui oleh pembaca.
d. Fleksibilitas. Pembuat iklan secara bebas memilih cakupan geografis pasar yang akan diprioritaskan. Misalnya, untuk wilayah Sumatera Utara orang akan memilih Analisa, jika sasaran geografis pasarnya adalah nasional maka orang akan lebih efektif jika memilih Kompas.
Kelemahan :
a. Dibaca dalam tempo singkat. Surat kabar pada umumnya hanya dibaca sekali saja.
baik. Maksudnya tidak semua produk yang dianggap masih tabu dapat diiklankan di surat kabar, seperti alat bantu yang berkaitan dengan masalah seksual.
2. Majalah
Kekuatan :
a. Beberapa majalah mampu menjangkau khalayak yang sangat luas.
b Selektivitas. Majalah mempunyai segmen pasar tertentu. Misalnya majalah memasak ditujukan untuk orang yang hobi memasak.
c. Daya tahan lama. Majalah cenderung disimpan setelah selesai dibaca.
d. Mutu reproduksi tinggi. Majalah mempunyai keindahan, mutu, keistimewaan, gengsi dan daya tarik kemewahan.
e. Kemampuan menyajikan informasi yang rinci. Majalah mempunyai kemampuan untuk menyajikan informasi secara lebih rinci dan mendalam. f. Potensi keterlibatan tinggi. Kemampuan kreatifitas iklan di majalah dapat
membuat konsumen terpengaruh dengan iklan tersebut. Kelemahan :
a. Tidak mendapat perhatian pembaca.
b. Tenggang waktu yang lama. Pembuat iklan tidak dapat merubah materi iklan dalam waktu yang singkat, karena majalah mempunyai waktu edar tertentu sampai dengan muncul edisi yang baru.
c. Ketidakberaturan letak iklan di majalah membuat pembaca mengabaikan iklan-iklan tersebut.
e. pembuat iklan terkadang tidak dapat menjangkau konsumen yang ada di pedesaan.Keberagaman dalam pola sirkulasi dari pasar ke pasar. Misalnya Majalah Time, lebih banyak dibaca di daerah metropolitan daripada pedesaan. Dengan demikian
3. Radio
Kekuatan :
a. Seleksi audiens. Setiap stasiun radio memiliki target pendengar yang berbeda-beda, misalnya Kiss FM memiliki audiens anak muda dan Delta FM memiliki audiens executive muda.
b. Radio adalah media intrusive. Radio memaksa pendengarnya untuk mendengar. Iklan di radio dapat hadir di tengah-tengah siaran sehingga pendengar sulit untuk mengabaikan iklan tersebut. Sifat intrusive ini menyebabkan radio memiliki efektivitas untuk menciptakan minat pendengar.
c. Biaya produksi rendah bila dibandingkan dengan media iklan yang lainnya. Hal ini disebabkan pembuat iklan tidak perlu menghabiskan biaya yang besar untuk membuat copy atau jingles.
d. Media yang fleksibel. Pendengar radio bervariasi dan mencakup hampir semua segmen pendengar.
e. Bukan media musiman. Siaran radio tidak terpengaruh oleh cuaca dan musim.
g. Frekuensi tayang tinggi. Biaya iklan yang relatif murah sehingga dapat menambah frekuensi tayangnya iklan.
h. Imajinatif. Pendengar radio dirangsang untuk berimajinasi terhadap produk yang diiklankan.
i. Bersifat mobile. Radio dapat dibawa kemana saja karena tidak memerlukan tenaga listrik yang besar.
j. Daerah jangkauan luas. Mampu mencakup daerah pinggiran hingga pedesaan, yang terkadang tidak dapat dijangkau surat kabar.
Kelemahan :
a. Tanpa tampilan visual. Pembuat iklan tidak dapat mendemonstrasikan produknya di radio.
b. Terbatasnya waktu untuk mencatat hal-hal penting mengenai isi iklan. c. Banyaknya stasiun radio membuat pembuat iklan harus memilih stasiun
radio yang tepat agar dapat menjangkau konsumen. 4. Internet
Sumiyarto (www.Imfeui.com, Maret 2007) mengemukakan kekuatan dan kelemahan internet sebagai media iklan, yaitu :
Kekuatan :
a. Internet merupakan media dengan jangkauan pasar yang cukup luas. Iklan pada media internet dapat menjangkau konsumen di seluruh dunia.
b. Pada media ini calon pembeli dapat langsung berhubungan dengan pihak produsen dalam pemesanan barang.
d. Pemberian informasi tambahan dan perubahan informasi dapat dilakukan pembuat iklan dengan waktu yang relatif singkat.
Kelemahan :
a. Konsumen masih ragu untuk memesan barang melalui internet karena faktor keamanan dalam mengirimkan nomor kartu kredit untuk pembayarannya.
b. Pada beberapa jenis produk, konsumen merasakan adanya kekhawatiran apakah barang yang dilihat di layar monitor betul-betul persis seperti apa yang diinginkannya karena tidak memiliki kesempatan untuk memperhatikan dengan seksama jenis dan kualitas barang yang akan dibeli.
c. Tidak semua penduduk memiliki akses ke internet dan tidak semua orang memiliki cukup waktu untuk membolak-balik halaman internet.
5. Televisi
Durianto, dkk (2003: 35-36) mengemukakan kekuatan dan kelemahan televisi sebagai media iklan, yaitu :
Kekuatan :
a. Efisiensi Biaya.
b. Dampak yang kuat
Iklan di televisi sampai ke pemirsa dalam bentuk audio visual. Kreativitas pengiklan dapat lebih dieksplorasi dan dioptimalkan dengan mengkombinasikan gerak, keindahan, kecantikan, suara, warna, musik, drama, humor, maupun ketegangan.
c. Pengaruh yang kuat
Kebanyakan pemirsa melewatkan waktunya di depan televisi yang merupakan sarana hiburan, sumber berita, sarana pendidikan, dll. Sebagaimana pada umumnya, mayoritas pembeli cenderung memilih produk yang mereka kenal.
Kelemahan : a. Biaya tinggi
Biaya iklan untuk menjangkau setiap orang relatif rendah. Biaya absolut beriklan di televisi adalah tinggi.
b. Masyarakat yang tidak selektif
Pemirsa televisi banyak dan luas. Iklan yang ditampilkan di televisi mungkin menjangkau pasar yang tidak tepat dan tidak selektif.
c. Kesulitan Teknis
Jadwal tayang iklan di televisi tidak mudah diubah sehingga seringkali tidak fleksibel. Kebutuhan pengiklan yang mendesak dalam menghadapi
F. Citra merek (Brand image)
Citra merek (brand image) merupakan keseluruhan persepsi terhadap suatu merek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. citra merek (brand image) dibangun berdasarkan kesan, pemikiran ataupun pengalaman yang dialami seseorang terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan (Setiadi, 2003: 180).
Menurut Shimp (2003: 12) citra merek (brand image) dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan kepada suatu merek.
Asosiasi merek itu sendiri merupakan segala kesan yang muncul di benak konsumen yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, semakin kuat citra merek (brand image) yang dimiliki oleh merek tersebut. Asosiasi- Asosiasi yang terkait dengan suatu merek mengacu pada berbagai hal, yaitu :
1. Atribut produk
Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi posisi produk yang sering digunakan. Mengembangkan asosiasi semacam ini efektif karena atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu mereka
2. Atribut Tak Berwujud
3. Manfaat bagi konsumen
Manfaat bagi pelanggan dapat dibagi dua, yaitu manfaat rasional dan manfaat psikologis. Manfaat rasional berkaitan erat dengan atribut dari produk yang dapat menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan yang rasional. Manfaat psikologis berkaitan erat dengan perasaan yang ditimbulkan ketika membeli atau menggunakan merek.
4. Harga relatif
Evaluasi terhadap suatu merek dibagian kelas produk akan diawali dengan penentuan posisi suatu merek dalam tingkat harga tertentu.
5. Penggunaan
Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan suatu merek dengan penggunaan tertentu.
6. Konsumen
Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan suatu merek dengan suatu tipe pengguna dari produk tertentu.
7. Orang terkenal
Menghubungkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi yang kuat yang diperoleh dari artis yang terkenal.
8. Gaya Hidup
Asosiasi sebuah merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhmai oleh asosiasi para pelanggan suatu merek.
9. Kelas produk
10. Pesaing
Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai atau mengungguli pesaing. 11. Negara
Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memiliki hubungan erat dengan produk, bahan dan kemampuan. (Durianto, dkk, 2003: 69-72)
G. Persepsi Konsumen
Persepsi tidak hanya tergantung pada sifat-sifat rangsangan fisik, tapi juga pada pengalaman dan sikap sekarang dari individu. Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatannya di masa lampau atau dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang akan memperoleh pengalaman.
Persepsi konsumen suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi. Menurut Stanton dalam Setiadi (2005:160) persepsi didefenisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera.
Proses persepsi terdiri dari seleksi, organisasi dan interpretasi terhadap stimulus. Seleksi terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan informasi yang ada dalam memori konsumen. Dua proses yang termasuk dalam defenisi seleksi adalah perhatian dan persepsi selektif. Tujuan pemasaran mengiklankan produknya adalah untuk mendapatkan perhatian konsumen, iklan sebaiknya dirancang secara cerdas yang mampu memberikan kejutan kepada konsumen atau menampilkan hal-hal di luar dugaan konsumen.
Organisasi persepsi berarti bahwa konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk dapat memahami lebih baik dan bertindak berdasarkan pemahaman itu. Proses terakhir dari persepsi adalah interpretasi atas stimulus yang diterima konsumen. Dalam proses interpretasi, konsumen membuka kembali berbagai informasi yang telah tersimpan dalam waktu yang lama yang berhubungan dengan stimulus yang diterima. Interpretasi itu didasarkan pada pengalaman masa lalu dan pengalaman itu sudah tersimpan dalam ingatan jangka panjang konsumen.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. SEJARAHPocari Sweat adalah merek minuman ber-ion yang populer di Jepang, diproduksi oleh Otsuka Pharmaceutical Co., Ltd. Pertama kali dijual pada tahun 1980. Pocari Sweat juga diproduksi dan dipasarkan di berbagai negara di Asia seperti : China, Hong Kong, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Indonesia, Uni Emirat Arab dan lain-lain.
Pocari Sweat dipasarkan di Indonesia oleh PT. Amerta Indah Otsuka. Pertama kali memasuki pasar Indonesia pada tahun 1990. PT. Amerta Indah Otsuka adalah bagian dari Otsuka Pharmaceutical Co., Ltd., sebuah perusahaan farmasi yang terkenal di Jepang. PT Amerta Indah Otsuka menghasilkan produk-produk Nutraceuticals unggulan yang dipasarkan dengan strategi pemasaran yang mengena dan jaringan distribusi yang kuat.
Tahun penting PT Amerta Indah Otsuka
1989: POCARI SWEAT kaleng 330mL mulai diproduksi
1990: Dilakukan kontrak packing (toll manufacturing) dengan pabrik PT Otsuka Indonesia.
1999: POCARI SWEAT mulai dipasarkan atas nama PT Amerta Indah Otsuka. 2001: POCARI SWEAT sachet 15gr mulai diproduksi.
B. VISI DAN MISI
Visi
Menjadi perusahaan yang brilliant, dengan memberi kontribusi yang signifikan dan terpercaya bagi konsumen serta masyarakat.
Misi
1. Mengembangkan dan mempertahankan karyawan yang berkualitas tinggi untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
2. Menjadikan kebutuhan dan kesejahteraan konsumen dan masyarakat sebagai prioritas utama.
3. Menangkap semua peluang di semua aspek secara cepat dan inovatif untuk kesejahteraan dan kepuasan konsumen serta perkembangan perusahaan. 4. Mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang saling
menguntungkan dengan rekan bisnis. 5. Menjadi perusahaan terpercaya.
Nilai Perusahaan
1. Integritas
2. Passion/semangat berapi-api
Memiliki semangat kerja yang tingi serta komitment yang kuat untuk mencapai hasil yang optimal dalam apapun yang dilakukan termasuk melakukan pengembangan diri untuk mencapai tujuan perusahaan.
3. Kerjasama
Mengembangkan dan mempertahankan komunikasi dan kerjasama yang baik diantara seluruh karyawan dengan saling menghargai dan melengkapi kelebihan dan kekurangan masing-masing untuk mencapai tujuan perusahaan.
4. Keingintahuan
Memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala informasi maupun perkembangan terutama yang berkaitan dengan bidang usaha perusahaan serta tanggung jawabnya.
5. Keberanian
Memiliki keberanian untuk melakukan ‘trial and error’ untuk membuat perbaikan dan inovasi.
6. Perbaikan dan Inovasi
7. Perubahan
Bersedia untuk menerima dan menciptakan segala perubahan yang dibutuhkan yang akan membawa perusahaan menjadi “brilliant company”.
C KARAKTERISTIK PRODUK
Pocari Sweat adalah minuman isotonik sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang setiap harinya.
POCARI SWEAT memiliki beberapa kelebihan dibanding minuman lain:
1. Komposisi POCARI SWEAT mirip dengan cairan tubuh dengan kandungan electrolit yang seimbang – sehingga dapat diserap tubuh lebih cepat dan lebih baik dibanding air minum biasa, sehingga mencegah terjadinya dehidrasi berat.
2. POCARI SWEAT juga rendah kalori (26 kkal/100ml) – 50% lebih rendah dari pada minuman lainnya termasuk jus, sehingga dengan demikian tidak menyebabkan kegemukan.
Berikut ini adalah jenis dan ukuran kemasan dari produk Pocari Sweat :
1. kemasan Botol
Merk : Pocari Sweat
Ukuran : 500 ml
Isi : 24 / Karton
Harga konsumen : Rp. 5000,-
Merk : Pocari Sweat
Ukuran : 350 ml
Isi : 24 / Karton
Harga konsumen : Rp. 3800,-
2. kemasan Kaleng
Merk : Pocari sweat
Ukuran : 350 ml
Isi : 24 / Karton
Harga konsumen : Rp. 3800,-
3. kemasan sachet/serbuk
Merk : Pocari Sweat
Ukuran : 15gr
Isi : 100 Inner Box @ 5 sachet /
Karton
Harga konsumen : Rp. 1.500,-
Gambar 3.1 Kemasan Produk Pocari Sweat
Tabel 3.1
Komposisi Pocari Sweat
Nutritional Facts per 100 ml:
Electrolytes Concentration mEq/L
Calories 26Kcal Na+ 21.0
Protein 0 K+ 5.0
Fat 0 Ca2+ 1.0
Sugar 6.7g Mg2+ 0.6
Sodium 49mg Cl 16.0
Calcium 2mg Citrate3- 10.0
Potassium 20mg Lactate+ 1.0
Magnesium 0.6mg
Sumber : www.PocariSweat.com April 2008
D. PROMOSI POCARI SWEAT
Pocari Sweat mempunyai strategi pemasaran yang cukup beragam dan mempunyai ciri khas tersendiri. Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung baik melalui konser pameran, promo penelitian di lembaga kesehatan, hadiah kejutan, event olahraga, maupun iklan TV.
Berikut beberapa versi dari iklan Coca-Cola yang tayang di televisi sampai dengan Januari 2008.
.
Iklan TV Versi Iklan TV Versi “Bulan Puasa” “Bangun Tidur”
Iklan TV Versi Iklan TV Versi “Pinokio Kelelahan” “Rebecca”
Gambar 3.2 Iklan Pocari Sweat di Televisi
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
Hasil penelitian dan pembahasan menggunakan analisis deskriptif dan model
regresi linear sederhana. Analisis deskriptif digunakan untuk merumuskan dan
menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai
persepsi mahasiswa Ilmu Politik FISIP USU tentang iklan TV dan brand image.
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh atau
hubungan variabel bebas iklan tv terhadap variabel terikat citra merek (Brand
Image). Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan bantuan program SPSS
(Statistical Product and Service Solution) Versi 13.0.
A. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dimaksudkan untuk mendapatkan hasil
penelitian yang baik dan bermutu. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap
alat penelitian, dalam hal ini adalah kuesioner. Valid artinya data-data yang
diperoleh dengan penggunaan alat (instrumen) dapat menjawab tujuan penelitian,
sedangkan reliabel artinya konsisten dan stabil. Pada penelitian ini, uji validitas
dan reliabilitas dilakukan dengan metode analisis item, yaitu dengan
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap
skor butir. Adapun jumlah pertanyaan yang diuji adalah sebanyak 20 pertanyaan.
1. Uji Validitas
Uji Validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.00 dengan
Item-Total Statistics 1. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pertanyaan tersebut valid.
2. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.
Hasil pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Interpretasi :
1. Scale Mean if Item Deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel
tersebut dihapus. Misalnya jika butir 1 dihapus maka rata-rata total bernilai
75,35. Jika butir 2 dihapus maka rata-rata total bernilai 75,10 dan seterusnya.
2. Scale Variance if Item Deleted menerangkan besarnya varian total jika
adalah 49,082. Jika butir 2 dihapus maka besarnya varian total adalah 49,042.
dan seterusnya.
3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antara skor item dengan
skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai
pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang
akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir
pertanyaan.
rtabel pada α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = jumlah kasus – 2.
Jumlah kasus adalah 20, maka df = 20 – 2 = 18.
Maka, r (0,05;18) pada uji satu sisi = 0,2992.
Tabel 4.2 Validitas Instrumen
No. Corrected Item Total Correlation (rhitung) rtabel validitas
Butir 1 .395 .2992 Valid
Ketentuan untuk pengambilan keputusan:
a. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005), atau nilai Cronbach
Alpha > 0,80 (Kuncoro 2003), maka pertanyaan tersebut dinyatakan
reliabel.
b. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 (Ghozali, 2005), atau nilai Cronbach
Alpha < 0,80 (Kuncoro 2003), maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak
reliabel.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Reliabilitas Instrumen
No. Cronbach Alpha Ghozali Kuncoro Reliabilitas
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach Alpha setiap butir pertanyan
lebih besar dari 0,60 bahkan lebih besar dari 0,80. Oleh karena itu setiap butir
pertanyaan telah reliabel.
B. Karakteristik Responden
Gambaran umum responden adalah sebagai berikut :
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk.
Karakteristik responden berdasarkan stambuk dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut
ini:
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk
No Stambuk Jumlah Persentase
1 2005 15 26,32 %
2 2006 20 35,08 %
3 2007 22 38,60 %
Total 57 100 %
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa 15 orang responden (26,32%) adalah
stambuk 2005, 20 orang responden (35,08%) adalah stambuk 2006, dan sisanya
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.5
berikut ini:
Tabel 4.5
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. Laki-Laki 33 orang 57,90 %
2. Perempuan 24 orang 42,10 %
Total 57 orang 100 %
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa 33 orang responden (57,90%) dalam
penelitian ini adalah laki-laki, dan sisanya 24 orang responden (42,10%) adalah
perempuan.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut
ini:
Tabel 4.6
Responden Berdasarkan Usia
No. Usia Jumlah Persentase
1. 19 18 orang 31,58 %
Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa 18 orang (31,58%) berusia 19 tahun,
21 orang responden (36,85%) berusia 20 tahun, 14 orang responden (24,56%)
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku.
Tabel 4.7
Responden Berdasarkan Uang Saku
No. Uang Saku Jumlah Persentase
Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa 4 orang responden (7,01%)
mempunyai uang saku < Rp 200.000, 39 orang responden (68,42%) mempunyai
uang saku Rp 200.000 – Rp 500.000, dan 14 orang responden (24,57) mempunyai
uang saku Rp > Rp 500.000.
5. Karakteristik Responden berdasarkan Iklan TV Pocari Sweat yang
paling disukai
Tabel 4.8
Responden berdasarkan Iklan TV Pocari Sweat yang paling disukai
No. Versi Iklan TV
Pocari Sweat Jumlah Persentase
1. Pinokio 25 orang 43,86 %
2. Bangun Pagi 9 orang 15,78 %
3. Rebecca 23 orang 40,36 %
Total 57 orang 100 %
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa 25 orang responden (43,86%)
menyukai iklan TV versi “Pinokio”, 9 orang responden (15,78%) menyukai iklan
TV versi “Bangun Pagi”, dan 23 orang responden (40,36%) menyukai iklan TV
C. Distribusi Jawaban Responden
1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Suara
Distribusi jawaban responden terhadap suara dapat dilihat pada Tabel 4.9
berikut ini:
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Suara
Butir SS S KS TS STS Total
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa rata-rata responden berpendapat setuju
terhadap indikator suara, dimana dapat diketahui terdapat 38 responden yang
menjawab setuju, dengan persentase 66,57% pada item pertanyaan 1 untuk
indikator suara, dan seterusnya.
2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Musik
Distribusi jawaban responden terhadap musik dapat dilihat pada Tabel
4.10 berikut ini:
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Musik
Butir SS S KS TS STS Total
Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa rata-rata responden berpendapat
setuju terhadap indikator musik, dimana dapat diketahui terdapat 37 responden
yang menjawab setuju, dengan persentase 64,92% pada item pertanyaan 1 untuk
indikator musik, dan seterusnya.
3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Kata-kata
Distribusi jawaban responden terhadap kata-kata dapat dilihat pada Tabel
4.11 berikut ini:
Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Kata-kata
Butir SS S KS TS STS Total
(%)
Total Responden
F % F % F % F % F %
1. 7 12.30 36 63.15 12 21.05 1 1.75 1 1.75 100 57
2. 11 19.30 33 57.90 12 21.05 1 1.75 0 0 100 57
3. 4 7.01 41 71.94 10 17.55 2 3.50 0 0 100 57
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa rata – rata responden berpendapat
setuju terhadap indikator kata – kata,dimana dapat diketahui terdapat 36
responden yang menjawab setuju, dengan persentase 63,15% pada item
4. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Gambar
Distribusi jawaban responden tentang gambar dapat dilihat pada Tabel
4.12 berikut ini:
Tabel 4.12
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Gambar
Butir SS S KS TS STS Total
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa rata-rata responden berpendapat
setuju terhadap indikator gambar, dimana dapat diketahui terdapat 32 responden
menjawab setuju, dengan persentase 56.14% pada item pertanyaan 1 untuk
indikator gambar, dan seterusnya.
5. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Warna
Distribusi jawaban responden tentang warna dapat dilihat pada Tabel 4.13
berikut ini:
Tabel 4.13
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Warna
Butir SS S KS TS STS Total
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Pada Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa rata-rata responden berpendapat
setuju terhadap indikator warna, dimana dapat diketahui terdapat 32 responden
yang menjawab setuju, dengan persentase 56,14% padaitem pertanyaan 1 untuk
6. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Gerakan
Distribusi jawaban responden tentang gerakan dapat dilihat pada Tabel
4.14 berikut ini:
Tabel 4.14
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Gerakan
Butir SS S KS TS STS Total
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa rata – rata responden berpendapat
setuju terhadap indikator gerakan, dimana dapat diketahui terdapat 36 responden
yang menjawab setuju, dengan persentase 63,17% pada item pertanyaan 1 untuk
indikator gerakan, dan seterusnya.
7. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Brand image
Distribusi jawaban responden tentang variabel brand image (Y) dilihat
pada Tabel 4.15 berikut ini:
Tabel 4.15
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Brand Image
Butir SS S KS TS STS Total
Berdasarkan pada Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa :
1. Pertanyaan (butir) 1 mengenai Pocari Sweat adalah minuman kesehatan
yang mampu menunjang kesehatan, 30 orang responden (52,64%)
menjawab sangat setuju, 26 orang responden (45,61%) menjawab setuju,
1orang responden (1,75%) menjawab kurang setuju.
2. Pertanyaan (butir) 2 mengenai Pocari Sweat dikemas dalam sachet/serbuk
dan botol dapat dibeli sesuai keinginan/kebutuhan, 28 orang responden
(49,12%) menjawab sangat setuju, 29 orang responden (50,88%)
menjawab setuju.
3. Pertanyaan (butir) 3 mengenai Pocari Sweat merupakan minuman isotonik
yang cocok untuk semua umur, 23 orang responden (40,35%) menjawab
sangat setuju, 28 orang responden (49,12%) menjawab setuju, 5 orang
responden (8,78%) menjawab kurang setuju, 1 orang responden (1,75%)
menjawab tidak setuju.
4. Pertanyaan (butir) 4 mengenai harga produk Pocari Sweat terjangkau, 27
orang responden (47,36%) menjawab sangat setuju, 25 orang responden
(43,85%) menjawab setuju, 4 orang responden (7,04%) menjawab kurang
setuju, 1 orang responden (1,75%) menjawab sangat tidak setuju.
5. Pertanyaan (butir) 5 mengenai produk Pocari Sweat mudah didapat di
berbagai tempat, 27 orang responden (47,36%) menjawab sangat setuju,
27 orang responden (47,36%) menjawab setuju, 3 orang responden
6. Pertanyaan (butir) 6 mengenai merek Pocari Sweat sudah terkenal, 28
responden (49,12%) menjawab sangat setuju, 27 orang responden
(47,36%) menjawab setuju, 2 orang responden (3,52%) menjawab kurang
setuju.
D. Analisis Regresi
Analisis regresi ini bertujuan untuk dapat mengetahui bagaimana
hubungan/pengaruh variabel bebas (Iklan TV) terhadap variabel terikat(Brand
Image), dengan bantuan SPSS 13.0 dihasilkan output sebagai berikut :
1. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Iklan
TV (X) berpengaruh terhadap Brand Image (Y) Mahasiswa Ilmu Politik FISIP
Universitas Sumatera Utara. Hasil pengolahan tampak pada Tabel 4.25 berikut:
Tabel 4.16
a Predictors: (Constant), X
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa besarnya koefisien R Square (r2) adalah 0,620.
Angka tersebut memberi arti bahwa variabel bebas (iklan TV) secara parsial
mampu menjelaskan variabel terikat (brand image) pada mahasiswa Ilmu Poloitik
FISIP USU sebesar 62,0% sedangkan sisanya sebesar 38,0% dijelaskan oleh
Coefficientsa
5.541 2.221 2.494 .016
.369 .039 .787 9.472 .000
(Constant)
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Pada Tabel 4.17 berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa thitung pada variabel
Iklan TV adalah sebesar 9,472. untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan
diterima, maka thitung tersebut harus dibandingkan dengan ttabel pada α = 5%
dengan derajat kebebasan (df) = n – k.
Dimana :
n = jumlah sampel, yaitu 57
k = jumlah variabel bebas yang digunakan, yaitu 1
Maka, derajat kebebasan (df) = n – k = 57 – 1 = 56
Uji t yang dilakukan adalah uji dua arah, maka ttabel (0,025;56) adalah 2,000.
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh nilai thitung (9,472) > ttabel (2,000), maka
Ha diterima karena thitung > ttabel pada α = 5% dengan nilai signifikansi 0,00 < 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (iklan TV)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (brand image) dengan
tingkat kepercayaan 95%.
Pada kolom Unstandardized Coefficients terlihat bahwa variabel iklan TV
bernilai positif (0,369). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel bebas