:
PERBAltlDll{GAl{ KADAR l}lTERLEUKlltl
{O
PADA PARTUS
PREIITATURUS
IilIlIE}I
DEHGAT{
IfrEHAIUITLATTI
PRETERM
NORMAL
:_
UNIVERSITAS ANDALAS
MUTIARA ISLAM
NO.CHS.
t6687
BAGIAT{ /
SilF
OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
A1IDALAS
RS
Dr.
H.
DJAMIL
PADANG
PERBT{UilGAI*'
T(AOAft
If{T'E&EUKIH
1 O.. PAOA
F*RTU*.
PRE{*ATURU$ IffiII{EN
DE}€ATII KEHAHILAH
PRETERilI HoRffi
AL
iIUTIARA ISLAfrf,
,,,',
.,
_,
.,!t6,€t5-!ocfl,..
-,
PP[}S OSTETRI THfi GHSXSAGT
_
.. , ,t.
' : t-,-... i-,1
.:l:
, BAGtA,!{fismF
Og$TErRr DA}r GilrGt(olo-Gt
.
FAKULTA$r=I}OilfiER*N
UHruIDPERBAHPINCAI'I'KAD*R. INTFRLEUKIN
{
O
PADA
PARTU$
.PREMETURU
S
IilfrIN
ESI.DET.IGAN
KEHAMILAN
PRETERiI
NORNfrAL
Tg$I$
Or, TilUTIARA ISLA$
D*satNHr Fada
Utlg$d
:,2t.Qlito$er.tt}l$
l(eola Baghnl SMF
Ssbei
dan GinekologiFakulb
Kedokteran UilAt'lBJtlR
&-
H..rsscrizd
+rudii.
SpgG {KfHP. 195$8:e9
r9e$3 {
00tKetra Program Studi
PPDS Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedoliteran
Universitas Andalas Padang
PERBANDINGA}I KADAR
INTERLEUKIN
1O
PADA
PARTUS PREMATURUS
IilINEN
DENGAN
KEHAIIIILAN
PRETERM
NORffiAL
Or.
ilUTIA&*$LAH
..
Dirdrkan
Fd*-lanStsryl : 28Oktohr
mtO
: . :: a, ._. 1
t.IlR
Dr. H- Joserizal Serudii, SpOG (Kl.
.:
2.
Ilr.
H. P€Csi Sulelni, SSOG(K)
-'.
' lABSTRAK
EiI-AT,
T.
2010. PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN10
PADA PARTUSPREIA-TURUS
IMINEN
DENGAN KEHAIT,IILAN PRETERMNORMAL.
TESiS.B.ghn
StF
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.RSIF
th.
t.
Diamil Padangl-etar Belakang. Kehamilan preterm merupakan masalah terbesar dalam obstetri
modern dan didefinisikan sebagai kelahiran yang terjadi sebelum usia kehamilan 37
nirggu.
Risiko morbiditas dan mortalitas yang timbul akibat persalinan preterm inisdrggt
besar.
Sebagaimana disebutkan pada teori imunologi sebelumnya makaW
suahr
kehamilan
lL
10
mempunyai
peran dalam
mempertahankan leberadaan hasil konsepsi dari reaksi penolakan dari ibu denganmemblok
reaksi-ilanrasi
yang ditimbulkansitokin
proinflamasi sehinggajanin
bertahan
sampai5|ralnihn
aterm. Fakta bahwa lL-10
berperandalam
pemeliharaan kehamilanpertilra
kali
ditapatkan
dari
binatang percobaanyaitu tikus yang
mengalami*atrs
sporE.
Bih
kadar lL 10 ini tidak mencukupi atau kurang maka akan terjadingt{
elrtt
n
GR dan partus prematurus iminen.Tqh. lrffi*
rner€etahui bagaimana perbandingankadar
lL-10
serum
padagrfla
hnnil
dengan partus prematurus iminen dan pada hamilpreterm normal.TGr45t
lGmar bercalin dan poliklinik Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. M. DjamilHarg
Wahl
Maret - Agustus 2010n*rcangan.
Cross Sectional StudYBahan dan cara keria. Sampeladalah wanita hamildengan usia kehamilan
22-37
nnnggu yang datang memeriksakan diri ke bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi RS
1r-
U.
Diamil
Padangyang
memenuhi kriteria penelitian. Kemudian dilakukanpenreriksaan kadar lL-10 darah. Selanjutnya analisis
data
dan uji statistik dikerjakandeqan
r€nggunakan
perangkat lunak program komputer. Uji statistik dilakukandengan
tEst
pada q = 0,05.l*1sl
Pada penelitian ini ditemukan rerata umur subjek dengan preterm kontraksit
tt-75
t
5-T sedangkan rerata umur kontrol adalah 28.33t
4.7 tahun(p
>O-05),
serrertara
usia kehamilan kehamilan kurang dari28
minggu pada pretermloffiCssi
da
2
k*us
(16,7%)dan 28
mingguatau lebih
sebanyak10
kasus (69,3%).Sebagbn besar
kebnpok
preterm kontraksi adalah multipara,yaitu
7 6gang (58.3%),dan
sebagianbesar
kelompokkontrol adalah
primipara, jugasebryak
7
orang(p
t
O.OS). Kemudian pada sampel didapatkan jumlah leukositrda-rata
10658,33*1081,3 seHmm" sementara pada kontrol diperoleh hasil 8258,3*,
14il
seUmm3.Hasil
penelitian memperlihatkan bahwa rata-ratakadar
lL-10 lrelonrpok preterm kontraksiadalah
1.436*
0.46
pg/ml, nilai
ini
lebih
rendahdlbandingkan yang ditemukan pada kontrol, yaitu 2.314
*
0.54pg/ml
(p < 0.05).lGsimpulan.
Kadar interleukin 10 pada partus prematurus iminen lebih rendah darikehamilan preterm normal, yang secara statistik terdapat perbedaan bermakna.
ABSTRACT
f,I.AI,
X.2O1O. COMPARISON OF INTERLEUKIN-{O LEVELS IN THREATENEDPRETERT
I.ABOR
WITH
NORMAL PRETERM
PREGNANCY.
Thesis.Ocfrtnent
of
Obstetrics and
Gynecology, Facultyof
Medicine,University
of
Aeh.
Dr.t.
Diamil PadangBacftground. Preterm pregnancy is the biggest problem in modern obstetrics and is
defued as birth occurring before 37 weeks gestation. Risk of morbidity and mortality
ririrq
ftorn preterm birth is very large. As mentioned immunological theorythat
lL-10 hasa
rolein
a
pregnancy which is maintaining the presence ofthe
conceptustom
rnatemal rejection reactionby
blockingthe
inflammatory reaction caused bypr*ilrnmatory
cytokines so that fetuses willsurvive until term pregnancy. The factlhd
lL-10 playsa
rolein the
maintenanceof
pregnancywas first
obtained fromrird
ergeriments on rats who experienced spontaneous abortion. lf levels of lL 10b
nd
srfficientor
less there will be misscarriage, IUGR and threatened prematurebbor-Otssctres.
To perceive the ratioof
lL-10 serum levels in preterm pregnancy withtle*ned
premature labor and in normal preterm pregnant.l-calion.
tlelivery room and outpatient clinic of Obstetrics and Gynaecology Dr. M.f*rtil
PadangT:rne. Maret - August 2O1O
Deliln-
CrGs Sectbnal Studyffigldmeftods.Sampbsu€repregnantwomenwithgestationalage22-37
Ets
nfto
came tothe
Departmentof
Obstetrics and Gynaecology Dr. M. DjamilHang,
whk*r
futfilledthe
criteria. Later examinationof
blood levels
of
lL-10.Rilgmae,
data analysis and statistical tests done usingthe
software computerprqgrrn- The statisticaltest performed by t test at q = 0.05.
brdts.
This
researchfound
that
the
averageage
of
subjectswith
pretermonhactbns
were 30.75t
05.07 while the average age of controls was 28.33x
4.7 ycars (p> 0-05). The gestational ageof
less than28
weeks gestationin
pretermcmtrrctbns
were2
cases (16.7Yo1 and 28 weeksor
moreas
manyas
10 casesF3.3%).
Mct
of the groups of preterm contractions were multiparous, ie7
persons(58.3%), and most
of
the control group was primiparous, also of 7 people (p> 0.05).Then
the
samples were obtainedthe
average numberof
leukocytes 10658.33t
1081.3 mm" while the results obtained control 8258.3
t
1454 cells/mm3. The resultsshored
thatthe
average levelof
lL-10 groupof
preterm contractionswas
1436 *, 0:46 pg/
mL, this value is lower than that found in control, iet
2314 0:54 pg / mL (p<).05).
Conclusion.
Levelsof
interleukin 10on
deliveries prematurus iminen lower thanKATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil 'alamin, puji syukur penulis ucapkan ke hadhirat
Alah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya selama penulisrnriiihni
pendidikan sampai penyelasaian tugas akhir ini.T€r*s dengan
judul
"PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN 10PA['A
PARTUS PREMATURUS IMTNEN DENGAN KEHAMILAN PRETERMllOilAL'
dbr,sun sebagai salahsatu
syarat memperolehgelar
Dokter$er*r
Ob#ti
rlan Gkrelologi (SpOG) pada Program Pendidikan DokterSe*fs
Obstefri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas /RS
t}r
U.Dpnil
Padang.Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna
hlr
dari
segi
penulisan,isi
maupun pembahasannya. Penulis berharaptrlsan
ini
dapat
menambah khazanah perbendaharaanilmiah
untukpenelitian
lebih
lanjutdalam
upaya menurunkanangka
morbiditas dannrortalitas kelahiran preterm. Berbagai pihak
telah
mendorong, memberisernangat
dan
membantu
serta
membimbingpenulis
untuk
dapat menyelesaikan tesis ini.Kepada DR. Dr. H. Joserizal Serudji, SpOG(K), Ketua Bagian
/
SMFftsbti
dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas / RS Dr. M.DFmil Padang, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas
kebaikan
dan
ketulusanhati
beliauyang telah
memberikan bimbingan,&rongan, semangat nasehat, kepercayaan serta menanamkan etika, disiplin
drr
rasa tanggung iawab sdarna penulis mengikuti pendidikan.lGpada
t)r.
H.
Pebi
Sulaini, SpOG(K),KPS
PPDS Obstetri danC*reUqi
F*las
Kedokteran Universitas Andalas/
RS Dr. M.
Djamilffi,
penuf,s
menyampaikanterima kasih
dan
penghargaan atasHdran
dan
ketulusan
hati
beliau
yang telah
memberikanbir**rgpn,dorongan, semangat, nasehat, kepercayaan serta menanamkan
ei*a,
G*rh
dan rasa tanggung jawab selama penulis mengikuti pendidikan.Kepada Prof. Dr. H. Djusar Sulin, SpOG (K), Guru Besar Obstetridan
Cfrcftologi Fakuftas Kedokteran Universitas Andalas
/
RS
Dr. M.
Djamilffing,
penulis
menyampaikanterima kasih
dan
penghargaan atasffir
dan ketulusan hati beliau yang dari awal memberikan bimbingan,rcrar,
dorongan, nasehat,teruhma
selama penulis
melakukanp:fm
hirgga
selesai
tesb
ini.
Serta
selama
pendidikan beliau*r
kepercayaanserta
menanamkanetika,
disiplin
dan
rasa' I[ [F:rtr*p
knni sernua.rcpae
th-
H. Muchl'rs Hasan, SpOG, penulis menyampaikan terimalGft
dan penghargaan atas kebaikan dan ketulusan hati beliau rnemberikanKepada Dr. Hj. Ermawati, SpOG (K), penulis menyampaikan terima
liaslh dan penghargaan atas kebaikan dan ketulusan hati beliau yang telah
mabinbing
penulb, serta
rrernberikan bimbingan, dorongan, nasehat,npryaan
sertarrcnaankan
etika,
dbiplindan
rasa tanggung jawab*n
FnrE
meryikt
pendilikanf,:pe
[h- H-
Yusrawati, SpOG(K), penulb menyampaikan terimaHrI
tndtrgpan
atas kebaikan dan ketulusan hati beliau yang telah--ti*lE
penulis
serta
memberikan,
dorongan,
nasehat
dannutanamkan rasa tanggung jawab selama penulis mengikuti pendidikan.
lGpada Prof. Dr. H.K. Suheimi, SpOG(K), Guru Besar Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
/
RS
Dr. M.
DjamilPadang, penulis
menyampaikanterima kasih
dan
penghargaan ataskebaikan dan ketulusan hati beliau yang memberikan dorongan, nasehat,
kepercayaan serta menanamkan etika, disiplin
dan
rasa tanggung jawabselama penulis mengikuti pendidikan.
Kepada
Prof.
Dr. H.
Mahjuddin Soeleman, SpOG(K),Guru
Besar Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas / RS Dr. M.Djamil Padang, penulis menyampaikan terima kasih atas bimbingan yang bermanfaat selama penulis mengikuti pendidikan.
Kepada Dr. H. Erman Bakar, SpOG(K) (alm), penulis menyampaikan
rsnberikan
bimbingan, dorongan, nasehat, kepercayaan serta menanamkan €{lca, disiplin dan rasa tanggung jawab selama penulis mengikuti pendidikan.Kepada
Dr.
H.
Helfial Helmi, SpOG, penulis menyampaikan terimak6ih
dan penghargaan atas kebaikan dan ketulusan hati beliau yang telahrremberikan bimbingan, dorongan, nasehat, kepercayaan serta menanamkan
etta,
disiplin dan rasa tanggung jawab selama penulis mengikuti pendidikan.Kepada Dr. H. Ariadi, SpOG, penulis menyampaikan terima kasih dan
perghargaan atas kebaikan dan ketulusan hati beliau yang telah memberikan
t*nbingan,
dorongan, nasehat, kepercayaanserta
menanamkanetika
,dsirh
dm
rea
taregung Frwab sebma penulis mengikuti pendidikan ..Kepada Dr. Hj. Desmivuafi, SpOG (K),
penul'rs menyampaikan terima
HN
dan penghargaan atas kebaikan dan ketulusan hati beliau yang telahmemberikan bimbingan, dorongan, nasehat, keprcayaan serta menanamkan
eflra , disiplin dan rasa tanggung jawab selama penulis mengikuti pendidikan.
Kepada Dr. Hj. Putri Sri Lasmini, SpOG(K), penulis menyampaikan
Erima kasih dan penghargaan atas kebaikan dan ketulusan hati beliau yang
b*ah
memberikan bimbingan, dorongan, semangatdan
nasehat sertamenanamkan rasa tanggung jawab selama penulis mengikuti pendidikan.
Kepada Dr. H. Syahredi SA, SpOG(K), penulis menyampaikan terima kasih
dan
penghargaanatas
kebaikandan
ketulusanhati
beliau yang
telahmsnberikan bimbingan, dorongan, semangat
dan
nasehat
sertal(epda
Dr. Zulkamain Edward, MS, PhD pembimbing statistik dannde
perefitian, penulis menyampaikan terima kasihdan
penghargaan& ffin
dan ketulusan hati beliau yang telah meluangkan waktu untukqf*ri
penulb
memahami
metode
penelitian.
Dengan
doronganqgt
dm
nasehatserta
rasa tanggungjawab
beliaupada
penulis*nffirbsbini.
ffi
M-
Dr.
dr.Ellyza Nasrul,SpPK(K) penulis menyampaikanlr1* Efir*sfr
fang
s&ma
penelitian dan sampai penulisan tesis iniinl*r
rrgrbrfrr
denganpenuh
ketulusan hati selalu meluangkan waktul-fGdefnn
rpqfensafcan
perclitbn dan penulisan tesis ini.l(ep*
t)r. Bobby lndna utama, SpOG, penulis menyampaikan terimalE th glqaan
atas kebaikan dan ketulusan hati beliau yang telahngr5erkl
Oqongdt dan sennrqat selama penulis mengikuti pendidikan.lGpada Dr. H. Defrin, SpOG, penulis menyampaikan terima kasih dan
ptghilgaan
atias kebaikandan
ketulusan hati beliau yang memberikanddongan,dan semangat selama penulis mengikuti pendidikan.
Kepada Dr. Andi Friadi SpOG, penulis menyampaikan terima kasih
dan penghargaan atas kebaikan dan ketulusan hati beliau yang memberikan doroqgan dan semangat selama penulis mengikuti pendidikan.
Kepada Dr. Hj. Armeina Bustami, SpOG, Dr. H. Masrizal N, SpOG, Dr.
H. Zulhanif Nazar, SpOG, Dr. Erman Ramli SpOG (K), Dr. Aladin Spog (K)
dan
Dr.
FerdinalFeri,
SpOG
sebagai konsulen Bagian Obstetri danffidogi
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas di Rumah Sakit Jejaring,penufs
rnenyampaikan terimakasih yang
tulus dan
penghargaan atas laebailian dan ketulusan hati beliau yang telah memberikan bimbingan dan nasefrat serta menanamkan rasa tanggung jawab dan disiplin selama penulisrengikuti pendidikan.
Kepada Dr. H. Suchyar lskandar, MKes, dan Dr. H. Yanuar Hamid,
SPD-
llARS, mantan Direktur Utama RS Dr. M. Djamil Padang, serta Dr.Hj.Aumas Pabuti SpA, MARS, Direktur Utama RS Dr. M. Djamil Padang penulis
menfampaikan terima kasih dan penghargaan atas kebaikan dan ketulusan
Hi
beliau
menerimadan
memberi kesempatan penulis memanfaatkan tasillfras RS Dr. M. Djamil Padang selama pendidikan di Fakultas Kedokteranll*pcbAndabs
Padang.l(@a
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padangt"s'12
selffuh
staf, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan*
hft*q
dan
kdrlusan
hati
mereka
menerimadan
memberibsempaHt
peruIsrrcni&ni
pedidikan di Fakuttas Kedokteran UniversitasAnffis
Padang.lGpada
Ketua
BagianAnetesi
Fakultas Kedokteran UniversitasAndahs
/
RS
Dr.M.
Djamil Padang beserta staf, penulis menyampaikanhrina
kasihdan
penghargaanatas
kebaikandan
ketulusanhati
merekarssina,
memberi kesempatan dan membimbing penulis selama menjalani#e
di@ian
Anestesi.Kepada Ketua Bagian
Patologi
Anatomi
Fakultas
Kedokteranttrissi&as
Andalas/
RS Dr.
M.
Djamil
Padang besertastaf,
penulis meflyarnpaikan terima kasih dan penghargaan atas kebaikan dan ketulusanHi
mereka menerima, memberi kesempatandan
membimbing penuliselrm
menjalani stase di bagian PatologiAnatomi.Kepada para sejawat residen peserta PPDS Obstetri dan Ginekologi
F*las
Kedokteran Universitas Andalas / RS Dr. M. Djamil Padang, penulisrnilyampaikan terima kasih dan penghargaan atas kerjasama, bantuan dan
frdnmgBn
yang tulus yang telah
diberikanselama penulis
mengikutiprcr-lGpada semua paramedis di Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
lGdobmn
Universitas Andalas/
RS
Dr.
M.
Djamil
Padang, penulisrprryarnpaikan terima kasih dan penghargaan atas kerjasama dan bantuan
refrm
penulis mengikuti pendidikan.lGpada
semua paramedis Kamar Operasidan
IGD serta
bagianPillqt
Khik
RS Dr. M. Djamil Padang, penulis menyampaikan terima kasiharr
peqgfnrgaan atas kerjasamadan
bantuan selama penulis mengikutiffi-kruls
merryampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua;rr-rr
ObsFfii dan Ginekologi RS Dr. M. Djamil Padang dan Rumah SakitffiU
1nfg
pemah dalam perawatandan
pengelolaan penulis selamaqrui
pendklikanDokter
Spesialisdan
mohon
maaf
atas
segalamragan
serta kekhilafan yang pernah terjadi.lGpda
orang tua penulis, ayahanda DR.H. Naziruddin Rachmat danhrda
f,larmima, yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik penulisCqgan
penuh kasih sayang,
keikhlasan,dan
pengorbananyang
tak:diEga
dan tak henti-hentinya, yang takkan pernah mampu penulis balas.knls
rnenyampaikan sembah sujud penghargaan dan terima kasih yanglak brtringga, semoga beliau berdua selalu dilimpahkan rahmat dan karunia
drAilah
SWT.lGpada
lbunda
Hj.
Zawinar
dan
Bapak
Ngatidjo,
lbundakalt-Bachrima
Tuti Apt. dan Bapak H.Zulnasli
penulis ucapkan banyakltina
l€slh yang telah memberikan yang terbaik untuk penulisKepada mertua, Adjis Abdullah dan Rahima, ucapan terima kasih yang
sebesar*samya
dan penghargaan atas ketulusan, bantuan dan keikhlasandfn
mernberi semangat dan nasehat selama penulis menjalani pendidikan.sermga Allah
swr
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada mereka.lcpada
kakanda Yulia Afifahdan Dr. H.
Helmi, kakanda FarhanMra
Atttd. SE, ST dan Dr. Lidya dan adik-adik lbtisam ST,MM, Emiks-l(ep, Jaya sukma
sr
serta wiwinsE
yang terkasih, penulis mengucapkantitE
ha*h
yang sebesar-besarnya atas ketulusan, kesabaran dan bantuanFS
sefrm
penulis menjalani pendidikan. Semoga Allah SWT memberikanl$nsrsnya
kepada
istri
tercinta
Mirawati
S.Kom
yang
penuhtn*fla,
pengertian serta pengorbanan yangtak
ternilai, demikian pulaffi
brsayang Farah Fathiya lslam, Syifa Khalisha lslam dan Alya FilistinHt
yttg
merupakan pendorong moril bagi penulis untuk menyelesaikannmran
ini, penulis ucapkan terima kasih beriring rasa cinta dan kasihretnlg
Flg
tak terhingga.Tetina
kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkantill
pesafu, yang telah memberikan bantuan moril maupun materil selamafilfs
mengikuti pendidikan. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat danrnra+*ya
serta
memberikan kelapangan, ketentramandan
kemuliaanhFee
kfta semua.Alfiir
kata saya bersyukur kepada Allahswr
karena atas izin-Nyamd€ bsb
ini dapat diselesaikan.Ahulillahi
Rabbil Allamin.Padang, Oktober 2O1O
Penulis,
xt
DAFTAR
ISIPEIIGAI{TAR
GAIIBAR
$I{GKATAN. xvt
PENDAHULUAN
n-
l*rBelakang.
... ...1O, Rrru.san
Masalah
... ...5C.
Tiisr
Penelitian
...5tD.
Hd
Penelitian
...5E-
lGrilgfia
Pemikiran
.... ...5F;
]frotsa
Penelitian
...10TTIINUAN
KEPUSTAI(MNfr"
ksafttan
Pretermnngenesa
PersalinanPreterm...
...12B
fnn@ipada
Kehamilanl-
Sitokin Th1...
...262L
Sldn
Th2... G.HnHran
lmunologi padaKehamilan
...32It HS
lnfianrasi dan Noninflamasi pada Persalinan Preterm... :...36E
rcmgfra
Konsep...11
reTODOLOGI PENELITIAN
A.
RancanganPenelitian
--..41B- Tempat dan Waktu
Penelitian
.--.41C.
PopulasidanSampel...
....--.--...41D. Alat dan Bahan
Penelitian
.-.--.43E.
Teknik PengambilanSampel...
-..----..43F.
CaraKerja...
..---.-.44G. Alur
Penelitian
. . . .. .46H. Analisis Data dan Uji
Statistik...
---.--..47l.
BatasanOperasional...
...--....-47J.
EtikaPenelitian...
"'.'48
M. HASIL PENELITIAN
A
lGrakteristik SubiekPenelitian...-..
"""""""'49
B- Jrrnlah Leukosit
Darah
""""""'51
C. lGdar lnterleukin
10...
"""""52
V.
PEMBAHASANA.
Karakteristik Subjek Penelitian...-.-
"""53
B.
Jumlah Leukosit DarahC.
lGdar lnterleukin 10 pada Kehamilan Partus Prematurus lminen dan pada Kehamilan PretermNormal
"""'55
UL IGSIMPULAN DAN SARAN... .59
PI,STAI(A
DAFTAR GAIIBAR
-
Ffigeneis
PercalinanPreterm
.. . ... . . . .12Strdfrrrt[a
dimensilL-10
...31f.e
e*anisme
kaskade proinflamasi persalinan preterm...37Konsep
Penelitian
...40Jumlah leukosit pada Partus prematurus iminen dan
lGharrilan Preterm normal...
{jL
Feibandingan kadar rata-ratalL-10
...52DAFTAR TABEL
1- Jenis-ienis $itokin berdasarkan
Klasifikasinya
....26DAFTAR SINGKATAN
:Wf,Hbld
mononuclearz
p&glandi
n dehyd rogenase: pt&aglandin E2
:
pr&qlandin
F2:
ffiet
activating factor'-tullike
receptor=Jnw
necroting factorBAB I
PENDAHULUAN
lfiffitg
krs*ran
preterm adalah
persalinanyang berlangsung pada
usiaffilT,1'7rnirggudihitungdariharipertamahaidterakhir.BadanKesehatan
m ffi'n!
menyatakan bahwa bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usiatt
mfrnggu atau kurang. Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI diffiS
rnne{apkan bahwa persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi6
bfirnilan
22-37 minggu (Abadi, 2OO4)]it,...ffirpretermmerupakanmasalahterbesardalamobstetrimoderndan
$agai
kelahiran yang terjadi sebelum usia kehamilan37
minggurErEr
hari terakhir haid). Sehingga merupakan proses persalinan yangr
ffi
sebe|wn
waktunya. Penyebab
pasti
keadaan
ini
belum
diketahuiI
pffidrantetapiberbagaipencetuskeadaanpatologistersebuttelah
ru{f* ffianya
adalah infeksiintra
uterin, over distensi uterus, iskemiaronrcerrer,
kelainan serviksdan
hal-hallain
yang belumdapat
dijelaskan.Fnr,am)
Bedasarkan literafur lama, semua kelahiran dengan berat bayi kurang dari
m
grrn
dinasrrkl€nsebagai
kelahiran preterm, akan tetapi dengan metodeErzr
u.ra ke*tamilan yang lebihbaik
bisa didapatkan bayi yang lahir denganI
t
imlprEhrminimerupakankomplikasi11,9o/odariseluruhkehamilanpada
iffimf
(kfibr,2A0E)
tf
RSUPDr.
M
DjamilPadang
selamatahun
2OO2 didapatkan angkatffir
prsalinan
preterm 17,83 o/o(340
kasus)dari
1906 persalinan tahunffihf-
tHi
itrnlah tersebut terdapat 56 kasus (2,94 %) adalah partus prematuruslffiHh
Cngilt
angka kematian perinatal 4,98 o/o (Syarif, 2003)Risfu
nnrtriditas dan mortalitas yang timbul akibat persalinan preterm iniqn H.
Sementara selamaini
pengelolaan persalinan preterm cenderungI
ffi
hrdT
dimana
yang
menjadi tujuan utama
pengelotaan adalah,mnglc*ran
usia hamil, meningkatkan berat lahir, menurunkan morbiditas danmre-
perinatal yang keseluruhannya dilakukan setelah diagnosis persalinanffi
sftp
bulanini
ditegakkan. Keadaanini
memberikan banyak kerugian,XUn
me*alui pimary prevention perlu dilakukan usaha untuk mengetahui faktor;ne
d
curigni dapat menjadi pencetus timbulnya persalinan pretermini
agarW*r
dapat dilakukan upaya untuk menekan terjadinya kasus ini (Cunningham,u't,
Secana umum penjelasan terjadinya
persalinan
preterm adalah adanyaffiftri
rinoorganisme atau adanya endotoksin yang secara langsung merangsangffisis
prostaglandin.
Saat
ini
dipastikan
adanya endogen
sitokinm4erantanai
onset persatinan preterm. Mekanisme persalinan preterm padaUrqa
merupakan suatu reaksi inflamasi yang dipengaruhi oleh faktor maternalrlm
ts*r.
lnvasi bakteri akan menghasilkan produk-
produk bakteri berupamgpa
kdrade
sitokin yang ditandai dengan pembentukan interleukin-
1 (lLilf
ffi
,rrrw;ing
hctor
(TNF), interleukin-
6 (lL-
6), interleukin-
8 (lL-
8)nh ffiffig
&n
sel sel
inflamasi desiduayang
teraktivasi(Blidaru
2OO2;hilten,z(ffi).
Hsi
inflamasi tidak selalu didahului oleh infeksi akan tetapi dapat jugaffilolehadanyasuatuproseSpeningkatanradikalbebasyangdapat
reaksi inflamasi yang selanjutnya
juga
akan menimbulkan responn
dinm
Eupa
reaksi dalam bentuk sekresi sitokin dan aktivasi makrofag. Jikah-
f*rgtatan
kadar radikal bebas dan terjadi ketidak seimbangan antaraffir
drr
anti oksidandi
dalam tubuh maka terjadi suatu stresoksidatif
yang*inm
akan menimbulkan suatu reaksi inflamasi non infeksi didalam tubuh.Ir
[
rcinbangan
pro-inflamasi yang dihasilkan secara lokal dan sitokin anti-hre
dangrgap sebagai suatu hal yang penting bagi keberhasilan kehamilan.r
ffi
ffir
yang diproduksi secara lokal ini, interleukin/0
(lL-10) kelihatannyaffitimunosupresidanmolekulanti.inflamasiyangpalingpoten.Pertamakali
;
f
knr
sebagai molekul yang dapat menghambat produksi sitokin dan proliferasidll
T, L-lO
dapat mengatur aktivitas imunosupresi secara luas padabermacam-mrd
inun (Murphy, 2006) . hil
frdeL*in
10 adalah suatu protein dengan berat 18,5 kDa yang dihasilkandld
h*6it
terutama Th2, makrofag dan sel-sel imun lain (Desves,1998) Akibatr*d
iilanasi
ini tubuhakan
memberikan reaksi imunologi dengan memproduksiffh
yilrg
bekerja sebagai antiinflamasi melaluiproduksi
lL-10 oleh
sel-selrFIffiU
[--10
ilni akan bekerja sebagai agen anti inflarnasi melawan reaksi i 1gqgsdang
bedangsung (Peltie r, 2003; Asadullah, 2003).f;e
b*ura
lL-10 berperan dalam pemeliharaan kehamilan pertama kalilffindnitjnatangpercobaanyaitutikusyangmengalamiabortusspontan.
Itlffi|ffi
irnbh
abortus spontan ini disertai dengan penurunan produksi lL-10P&rifn
dan pNasenta, selain itu pemberian rekombinan lL-10(rll-10)
padam ffi:a
Fda
perkawinan binatang percobaanini
telah mengurangi kejadianffin. &rsrba
pada manusia Van der Weiden (2005) melakukan pemeriksaanru E
ita
hamil trimester pertama dan hamil trimester dua didapatkanrqp
rrfffita
1,1
pg/ml pada yang trimester pertamadan
1,05 pg/ml padaffiffi blra
Pada penelitian ini disimpulkan tidak ada perbedaan bermaknahlr
lila+ata
lL
10 pada kedua trimester tersebut (Van der Weiden, 2005).mqBm*an
kadarnya, apalagi pada kehamilan preteterm dengan partusrilnds ininen
(Robertson, 2006, Bates, 2002).sstagFTana
disebutkan pada teori imunologi sebelumnya maka pada suatu]ffit]L10mempunyaiperandalammempertahankankeberadaanhasil
I
m6
dari
reaksi penolakan dari ibu denganmemblok
reaksi inflamasi yangI
p
ffitt
sibkin
proinflamasi sehingga janin bertahan sampai kehamilan aterm.Ulr
wi'
lL
10 ini tidak mencukupi atau kurang maka akan terjadi keguguguran, lft.reRdm parts
prematurus iminen. Sejauh mana kebenaran anggapan ini perlul(adar
lnterleukin 10Pada
Partus Prematuruslminen
DanNormaf dilakukan.
frdafrr
flhfrna
perbandingan kadar lL-10 pada partus prematurus iminen dan preterm normal.tlhX
cqgetahui
bagaimana perbandingan kadar lL-10 serum pada wanitaHp
Frnls
prematurus iminen dan pada hamil preterm normal.fi
eegi ilmiah hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai data&n
untuk penelitian lebih lanjut.Itil
dari segi pelayanan diharapkan dapat memberikan masukan dalamrpya
rnenurunkan angka kematian neonatal karena persalinan preterm.Hriran
Gtrqan
sel,
molekuldan
jaringan yangberperan
dalam resistensi*ksi
disebut sistem imun. Reaksidari
sel-sel,molekul-molekul danHsOap
mikroba dan bahan lain yang dianggap asing oleh tubuh disebutLrn-
Adapun mikroba bisa hidup intraseluler dan ekstraseluler, yang hidu-pdlFlFr-k
me*epaskanenzim
dan
menggunakanmakanan
yang
banyakti*
secaraintraseluler
menggunakan energisel
penjamu. Baik-fa
selubr
maupun
ekstraseluler
dapat
menginfeksi
subyek iHtn1pmU.*an
berbagai gangguan dan penyakit bahkan kematian, tetapi banyakiffi; ffia
yang tidak
berbahayatetapi malah
berguna
bagi
penjamu.ffirarnn
imun
terdiridari
sistem pertahanan alamiah dan didapat, yangilt er
bersifat nonspesifik seperti sawar mekanik,fagosit,sel natural killeren
kornplemen. Dan sistem imunyang
didapatakan
bersifat spesifikdd
ffisit
dan
bereaksi lebih lambatdan
mempunyai memori atauhfir roap
antigen. Sistem imun spesifikdan
nonspesifik berinteraksi dalamiftksi.
Sistem imun non spesifik bekerja dengan cepat dan seringirya
untuk merangsang sistem imun spesifik. Mikroba ekstraselular sistem imun humoral melaluijalur
komplemen. Komplemen terdirid-
ein*ah
proteinyang bila
diaktifkan akan memberikan proteksi terhadaprffi
drr
beryeran penting dalam respon inflamasi. Komplemen dapat diaktifkanm
brgsurg
oleh
mikrobaatau
produknyafialur
alternatifdalam
imunitasgaft)
atau oleh
antibodi(alur
klasik dalam sistem imun spesifik). Jadinremiliki
fungsi
sebagai
protein
mediator kemotaktik sehinggampr*an
makrofag bergerak kearah bakteri, sehingga bakteri akan difagositffihnn#ag.
Fungsi lain adalah membantu menghancurkan dinding bakteri (lisis).ffi
dengan sistem imunitas nonspesifik,sistem imunitas spesifik mempunyaihmplr
untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asingl*nr
set*ngga tedadi sensitasi sel-sel imun tersebut.Apabila
benda asingI
ffia
Erpapar
utang dalam tubuh maka akan dikenal dengancepat
untuk
I frurkan.
Untuk menghancurkan benda asingyang
berbahayabagi
tubuh,t-I
5;1n
ii
dapat bekerjasama atau tanpa bantuan sistem imun nonspesifik (Darwinl*,
I
[
*r
umumnya terjalin kerjasama yang baik antaraantibodi-komplemen-I
*ra
dan
antarasel
T-
makrofag.
Pada sistem imunitas humoral,selB
atauI
I
ruAmeboaskan
antibodi untuk menyingkirkan mikroba ekstraseluler. Antibodif
-
&1ns
dapat ditemukan dalam serum. Fungsi utama antibodiini
adalahi
plgrrn
ErJtadapinfeksi
ekstraseluler,virusdan
bakteri
serta
menetralisirfi5tp
Sernentaraitu
limfositT
atausel
T
berperan pada sistem imunitas;;}mrrar,
sel T juga berasal dari sel asal multipoten seperti sel B. Pada orangt,
i
re
d
T clbentuk didalam sumsum tulang tetapi proliferasi dan diferensiasinyaff
6|
dahrn
kelenjar timusatas
pengaruh berbagai faktorasal
timus atau;
ffip
ltal1fa+10
% sel yang menjadi matang masuk ke sirkulasi meninggalkan I$
ryme
sbanya akan mati dalam kelenjar timus (Baratawijaya,2$O2).I t I
[.
ro
dengan sel B, selT
mempunyai beberapasubset
dengan fungsih-
lrrlrlrrr
yaitu sel Thl,Th2,Tdh, atau Tc,Ts atausel Tr
atau Th3. Fungsi
f
rfinrdhr
ilun
spesifik selular adalah untuk pertahanan dari bakteri yang hidup{
lrufr,
vius.iamur,parasit dan keganasan. Yang berperan imunitas selular iniil
i
ro
d
CDr[+ yang mengaktifkanTh1
yang selanjutnyaakan
mengaktifkanffiri.
Shbm
imun nonspesifik bekerja dengan cepat dan sering diperlukan untuksistem imunitas spesifik. Komplek
antigen-antibodi
mengaktifkanmnnmen
melaluijalur klasik. Virus intraselular merangsang sel yang diinfeksinyail*feskan
interferon untuk menggerakkandan
mengaktifkansel NK
(Darwin,oilln').
Penelitian terbaik mengenai sel-sel imun perifer dalam kehamilan adalah
n:qenai
limfosit T. Dalam populasi limfosit T, limfosit T helper (Th) dan sel limfosittri
ksik (Tc) dapat dibedakan. Limfosit Th membantu sel-sel imun lain denganFnproduksi
sitokin, sementara limfosit Tc dapat langsung menghancurkan bendaa*rg
atau sel-sel yang terinfeksi. Jumlah limfosit Tc dan limfosit Th dapat berbedaFda
wanita hamil dibandingkan wanita tak hamil. Jumlah inijuga dapat ditemukandakn
jumlah yang sama. Limfosit T dapat juga diklasifikasikan berdasarkan bagianfingsional yang berbeda berdasarkan kemampuannya untuk memproduksi sitokin.
Sd T tipe 1 memproduksi, sebagai contoh, interferon-y (lFN1), interleukin-2 dan 6,
@!
tumor
necrosis factor-a (TNF-a),yang akan
menghasilkan respons imunpnirfiamasi, sedangkan sel-sel T tipe
2
memproduksi lL-4,ll-s,
lL-g,lL-l0,
lL-13Frg
akan menghasilkan respons sistem imun humoral yang bersifat antiinflamasirffiprzio,
2004, Hanna,2000).lnvasi sitotrofoblas uterus sangat penting dalam pertukaran vaskular
janin-fulr- Sitotrofoblas menginvasi cukup dalam untuk memastikan pembentukan nutrisi
Scrg tepat dan pertukaran kotoran, namun seharusnya tidak terlalu dalam karena
dryail membahayakan ibu. Selama masih dalam batas
ini,
beberapa studi jugaImrygapan
bahwa
lL-10 dapat
meregulasiproses
pembentukan plasenta.ril|sst,
1SB).llediator utama dari invasi trofoblas adalah family matrix metalloproteinase
PF)
yang mengandung kolagen yang dapat menurunkan matriks ekstraseluler.trci
sitotrofoblas pada percobaan secara invitro dapat meningkatkan MMP-9.ffiblas
yang diisolasi pada percobaan ini secara cepat memperoleh fenotiplm*f,
yang
menyebabkanpenurunan regulasi
(downregulasi)lL-10
danpl-qkatan
regulasi (upregulasi) MMP-9. lL-10 adalah mediator aktivitas MMPfda
bermacam-macam percobaan metastasistumor
melalui kemampuannyartcngsang
bermacam-macam molekul TIMP inhibitor jaringan (Mitchell, 2004,Tlanfrnan,1997).
Lagi pula, penambahan rlL-10 ke sitotrofoblas menyebabkan down regulasi
fmlP-g dan pengurangan sifat invasif sitotrofoblas. TIMP timbul pada penghubung
brjanin
dan
molekul-molekulini
mengatur MMP-mediatedinvasi
trofoblas.lfrdesis
infeksi
intra uterin pada
persalinanpreterm
telah
diselidiki
padabmacam-macam hewan percobaan (Sato, 2003).
Murphy
dan
Sharma
melakukan penyuntikan
pada tikus
denganffiolisakarda
(LPS)
pada kehamilan megakibatkan persalinan preterm denganbat
lahir di bawah normal. Bagaimanapun juga, pemberian lL-10 intra uterin padasaat pemberian LPS dihasilkan anak dengan persalinan aterm dengan berat lahir
lL-lnlg
kurang, lebih sensitif terhadap LPS yang dapat merangsang persalinan (Murphy, 2006).Dalam suatu percobaan lain pada tikus dengan kehamilan 14
dan
17 haridiberikan
LPS
intrauterine
menyebabkan
terjadinya
persalinanFrm,kematian
intrauterin dan intrauteine growth resrtriction (IUGR). PemberianliltlO
secara intravena pada tikus ini dapat melindungi kehamilan pada tikus ini darifafiman
preterm. KemungkinanlL-10
berfungsi sebagai penekankerja
LpSmraoap
lL-18
sehinggadapat
mencegahcox-2
dan
menekanpGEz
padaffigan
gestasionaldan efek
daripadalL-10
adalah meningkatkan katabotismeplffiglandin
pada membran sehingga dapat memblokrNF-p
danll-lp
dalamlmmpengaruhi kerja enzim PGDH. Dengan kata lain lL-10 mengakibatkan blok dari
kia
lL-18 terhadap terjadinya persalinan preterm (peltier, 2003).Berdasarkan temuan-temuan diatas dapat disimpulkan adanya peranan lL 10
ddill
kehamilan mulai dari pembentukan konsepsi dengan menekan adanya reaksiiptslakan
dalam tubuhibu
sampai mempertahankan konsepsi tersebuthingga
mptghantarkan kehamilan sampai cukup bulan. Kekurangan
lL
10 menyebabkanrees
persalinan tak bisa dicegah.tlfioEsa
PenelitianKadar
lL-10 pada
partus prematurus iminenlebih
rendah dibandingkanhhrnilan
preterm normal.BAB
IITINJAUAN PUSTAKA
Persalinan Preterm
Secara umum terjadinya persalinan preterm sampai saat ini masih menjadi
teori-yang
sangat
kompleks.
Perubahan-perubahanbiokimia
telah
banyakn
mulai dan berlangsungnya persalinan antara lain penurunan kadarestrggen dan prqgqgtgroni peningkatan kaQar proqlaglandin, peningkqtan kadar
dan peningkatan reseptor oksitosin pada miometrium. Keadaan uterus yang mqmpgsar dan mqnjadi tggqng akan mgngakibqtkan iskqmiq rgtqtif pada otot
-uterus,
dan pada
akhirnya menyebabkan gangguan sirkulasi uteroplasentera
plasenta mengalqmi {gggnerasi, Faktorlain
yqngjuga
bqnyqk disebutmediator terkait inisiasi persalinan adalah
tumor
necrosis factor-alpha o), lL-1dan !!-6
(Peltiqr, ?q03;Abadi ;2004').Pada
saat
ini
pengelolaan kasus persalinan kurang bulanyang
membakat terbqtqg p?da pgnggbqtqn dengan bqhqn tgkglilik, yqng tgrnyata tidak ggmuanya punyai manfaat yang berarti dalam meningkatkan berat lahir, akan tetapi hanyamemperpanjang usia kehamilan anlqra 24-72 jam, Penundaan ini biasanya
n untuk memberikan pengobatan pada ibu untuk merangsang pematangan
janin dqn memberi kesempqtqn qntuk merujuk kqqqq persqlinqn prgterm yang
ke pusat pelayanan kesehatan yang memadai (Silver,2004).
mgenesls
Persalinan PretermPersalinan prelerm spontan adalah sindrom fisiglogis
yang
heterogen.He
terjadinya dari berbagai jalur. Empatjalur ini
antara lain; overdistensitfufrlum
dan selaput ketuban, perdarahan desidua, aktivssi endokrin janin1ffi
dan
infeksiatau
inflamasi intrauterin.Jalur
ini
mungkinsaja
dimulai,brr-Egu-minggq
hingga berbulqn-bqlan sebelum lampak secara kliniq gejalaFafinan
pretermnya. Proses ini mengarah ke parturisi preterm yang mungkinbrasal
dari
satu atau
lebihdari
jafur-jalur tersebut; eontohnya, infeksi atauilrnasi
intrauterin dan solusio plasenta sering bersamaan dengan persalinanF€brm
(Lockwood, 2003).lctintionsf
. tildgnd{cld strcss
"t
*alt€ ongglofraftrcd
inrtillors ft'li c3F Fst-lL-r lL{ Ir.d ItrsnbltllYofibirr R! llEch8rrixg ixe!(,:r
Ciplrl, OI rE€gr:(, tt6 ryntlse!, lt*
Utrint
ccnlnctions
cliH
tl.t3
l--***,*
1I Ruprrru or ff*n'cril'*s
l\.\ f_ro I
hf,ernmation.lrftJdfun:
-Chol'srdecidtd - S'ydenm
leeidd haemorrhrgr
.Arrultion
Fathololierl utq'inq
dstsnrioil
' flfu ltfir lal prt gnaney , Pt{y'tycmnnirrs . Utsr.rs abnarmdily
2.1. Patogenesis persalinan preterm (Lockwood, 2003)
krdanahan
desidua
dan
infeksi
intrauterin menimbulkan beberapainflamasi mslekuler yang berkonkibusi terhadap parturisi, tockutood
fflrzynsti
menggambarkan patogenesis persalinan preterm sebagai berikutFfu"t$fl:
ffuasi
aksis hypothalamic pituitary adrenal( HPA ) ibu dan janin.l(gdian
persalinan preterm 3A o/o disebabkan adanya pengaruh stressprh
ibu
maupunjanin.
Bermacam-
macam
mediator hormonal yangClasitkan oleh adrenal dan hipotalamus akan meningkatkan pengeluaran dari
ffiiatrcpin
Releasing Hormon ( CRH ) plasenta, desidua dan khorioamnion.{qiloa
,2ffi2,
Maturasi dan aktivasi HPA axis pada janin akan meningkatkan kortisol
imin
dan dehydroepiandrosteron sulfat(
DHEAS).
Peningkatan kortisol janin*an
merangsang produksi CRH dalamplasenta'
selaput janin dan desidua;png
juga
akan meningkatkan produksi prostaglandin dalam desidua danr:l4lut
janin. CRH secara langsung atau tidak langsung akan meningkatkanpqgrc{uaran
androggn
(
DHEAS
)
melalui
pelepasan
pituitaryffiworticotropin
(
ACTH
).
Androgen dikonversidi
plasenta
menjadiGmgpn
(
E1-3)
yangmana
menyebabkan peningkatan resptor-reseptorffiin
myometrium yang dapat menyebqbkan terjadinyakontraksi
(Peltier,lftif,badi
,2004).Peningkatan maternal serum alpha fetoprotein
(
MSAFP ) dan humanGiwfitxric GonaQqtropin
(
hGG
)
adalah mertrpAken penqnda teriadinya*ronnalitas
vaskulardan
IUGR selama persalinan preterm tanpa adanyaI
ilftd
atau preeklampsia. Epidemiologi untuk kondisi initerutama padapasien
I
rfrarous,
pasangan
tidak
menikah
dan
ekonomi
rendahyang
manaf
Qorkan
karena faktor stress dan kecemasan (Djikra ,2002). Ii
l'
Hrnasi
Korioamnion-DesiduaI
I
;nvasi
bakteripada
khorion desiduamenyebabkan
pelepasandtoksin
dan
eksatoksinyang
mengaktikan desiduadan
selaput janinnatghasilkan sejumlah sifokin seperfi TNFo, tL-1, lL6, lL-9 dan granulocyte
tury-stimulating
factor ( G-CSF/ (Beckerman, 2AO1).lnflamasi jaringan khorioamniotik
akan
meningkatkan endotoksin lokal dan silgkin inflamasi yang mana meningkatkan pengeluaran prostanoidpada
jaringan
khorioamniondan
desidua.Sitokin
ini
juga
meningkatkanpengeluaran
lL-6
khorioamnion dan desidua yang meningkatkan potensiasiproduksi prostanoid, leuksJrin
dan
endotelinyang
menyebabkan kontraksiuterus. Sitokin inflamasi
juga
dapat meningkatkan ekspresi protease yang dihasilkan oleh jaringan khorioamniolik dan desiduaseperti
kolagenase sertall-€
sehingga meningkatkan sebukan sel lekosit PMN dan melepaskan enzime*astase yang poten untuk merusak matriks ekstraselluler. Kejadian
-
kejadianlI
qkan mgngaklbatk4n pergbghan serviks; pemisahgn khorion dan desidga (png
di ikuti oleh pelepasan fibronektin janin ) yang kadang-
kadang disertaipecahnya ketuban sebelum waktunya pada persalinan preterm (Djikra ,2002). Diperkirakan bacterial vaginosis
adalah
sebagaikunci
ascendinginfection menuju intrauterine. Teraktivasinya respon inflamasi
lokal
oleh sitokin dan endotoksin yang terbawa melalui aliran darah dari vagina menujui
i,
i
Grus
akan
merangsangsintesis
prostaglandindan
pelepasannya.Frsalinan
preterm menunjukkan adanya gangguan mekanisme normal yangbtanggung
jawab mempertahankan ketenangan uterus. Sebagai contohetrput
ketuban dan desidua kaya dengan Prostaglandin Dehydrogenase (PGDH
),
enzimini
bertanggung jawab terhadap degradasi prostaglandin.Rnurunan
aktivitas PGDHdi
selaput ketuban dan desidua akibat adanyainbksi
dapat
menurunkan kemampuan
selaput ketuban
untuknrenretabolisme prostaglandin, sehingga peningkatan PGE2
dan
sedikit PGF? dapat mencapai miometrium dan selanjutnya memicu kontraksi uterus{Peltier;2003).
lnvasi mikroba pada rongga amnion ditemukan pada 20-5oo/o pasien
dengan persalinan preterm dimana mortalitas neonatus
4
kali lebih besarEriadidengan adanya korioamnionitis ( Jaffe, 1999).
Perdarahan Desidua
Perdarahan pada desidua akan menycbabkan penurunan fungsi
dari
pembuluh
darah
uteroplasentadan
hipoksia
janin
yang
akan menyebabkan janin mqlepqskqn GRH, meningkatkan sebukan makrotag danpada
akhirnyaterjadi
peningkatan pelepasan proteasedan
prostanoid desidua (Sanchez, 2OO1).Berkurangnya aliran darah ke uterus (uteroBlasental blood
flgw)
yangbriadi
sekunder
akibat
kelainan pembuluh
darah desidua
(desidualuwulopathyl
mgnyebabkan iskqmiqdqri
uterg
plagenfa dengan akibatkenrsakan jaringan yang terkena oleh radikal bebas dan peroksidase lemak,
produksi prostanoid
,
protease
dan
endotherin
serta
peningkatan ekspresi
cRH
yang
akan
berperan sebagai parakrin dengan carameningkatkan produksi prostanoid dari desidua
horioamnion untuk merangsang kontraksi uterus
(pertier, 2003).
Thrombin adarah suatu komponen koagurasi
dan
merupakan suatufeil
uterotonickuat. pada
penelitianin
vitro
mempertunjukkan suatu
-kanisme
adanya peningkatan aktivitas miometrium yang diobservasi padapden
yang mengalami perdarahanintrauterine
seperti solusio plasenta
@ftna, 2OO2).
I
l(dainan Distensi UterusKondisi
ini
dihubungkan dengan peregangan uterusdimana meriputi
adanya
suatu
peningkatanabnormal
volume
intrauterine
(
multifetalgestations, polyhydramnios), atau
kondisi-kondisiyang membatasi kapasitas
uterus
seperti
uterus
yang
T-shapedatau
anomariductus
Muilerian.lbkanisme
ini
dihubungkan dengan tranduksidari
suatu
sinyar
yang dlaktifkan oleh peregangan mekanik miometrium uterus ( melalui peningkatan gap junction ), serviks dan sel-sel
selaput janin meralui cytoskeleton selluler untuk mengaktifkan protein kinase setluler. proteasedan
ll-g
selanjutnyar
dran menyebabkan perubahan pada serviks (pertier,2003).Young
Lee
et
ar 2004, pada peneritiannya menemukan kadarrL-6
meningkat secara signifikan pada wanita yang mengarami inkompetensia
se^riks.
Tidak
diketahuipasti
apakah
peningkatanrL-6 karena
suatu
ffiialamidariinkompetensiaserviksatauhasilakhirkarenaadanya
rrcr
pr6es
inflamasi (Murtha, 1998).Setiap proses
biokimia
yang
pada
akhirnya
menyebabkanrtpnqkatan
uterotonin(
misalnya:
oksitosin, endothelin dan leukotriene )dm
ekspresi protease
(
misalnya
matriks
metalloproteinase atauhbgenase,
activator plasminogendan
elastase)
akan
menyebabkanffiaksi
uterin,
perubahan
serviks
dan
rupture
membrane
janintEanrcfiez,2OO1l.
mhgi
pada Kehamilanlmunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit-penyakit
il**d.
Gabungan sel, molekul dan jaringan yangberperan
dalam resistensircp
infeksi disebut sistem imun. Reaksidari
sel-sel,molekul-molekul dantqtiryan terhadap mikroba dan bahan lain yang dianggap asing oleh tubuh disebut mrpon imun. Adapun mikroba bisa hidup intraseluler dan ekstraseluler, yang hidup
ltcfaselulsl
melepaskanenzim
dan
menggunakan makananyang
banyakmuqgandung gizi yang diperlukan. Sedangkan
yang
menginfeksi sel penjamu danffirnbang
biak secaraintraseluler
menggunakan energisel
penjamu. Baikn*!da
intra
seluler
maupun
ekstraseluler
dapat
menginfeksi
subyeklffirrrmnimbulkan berbagai gangguan
dan
penyakit bahkan kematian, tetapi @rlr;ak juga mikroba yang tidak berbahaya tetapi malah berguna bagi penjamu(ffirphy,
2006)Sebagaimana disebutkan, pertahanan
imun
terdiri
dari
sistemFtahanan
alamiah dan didapat, yang alamiah akan bersifat nonspesifik sepertirpkanik,fagosit,sel NK dan sistem komplemen. Dan sistem imun yang
Cran
bersifat spesifik melalui sel-sel limfosit dan bereaksi lebih lambatnyai memori atau ingatan terhadap antigen. Sistem imun spesifik dan
berinteraksi dalam
dalam
menghadapi infeksi. Sistemimun
nonbekerja dengan cepat
dan
sering diperlukanjuga
untuk merangsangrul
inun
spesifik. Mikroba ekstraselular mengaktifkan sistem imun humoralialur
komplemen. Komplemen terdiri atas sejumlah protein yang bilaffin
akan memberikan proteksi terhadap infeksi dan berperan penting dalamrFFr
lrfiamasi. Komplemen dapat diaktifkan secara langsung oleh mikroba atauffi*nya
fialur alternatif dalam imunitas nonspesifik) atau oleh antibodi fialurdalam sistem imun spesifik) ( Baratawijaya, 2002).
Berbeda
dengansel B, sel
T
mempunyai beberapasubset
denganfngsi
yang berlainan yaitu sel Th1,Th2,Tdh,CTL atau Tc,Ts atau selTr
atauTtril" Fungsi utama sistem imun spesifik selular adalah untuk pertahanan dari
rcri
yang hidup
intraselular, virus,jamur,parasitdan
keganasan. Yangbryeran
imunitas selularini
adalahsel
CD4+ yang mengaktifkanThl
yangrdaniutnya akan mengaktifkan makrofag untuk menghancurkan mikroba dan sel
Gffi+
yang akan memusnahkan sel yang terinfeksi.Sel imunitas spesifik danmr
spesifik berinteraksi menghadapi infeksi. Sistem imun nonspesifik bekerjaGrgan
cepat dan sering diperlukan untuk merangsang sistem imunitas spesifik.froba
ekstraselular mengaktifkan komplemen lektin. Komplek antigen-antibodinurg*tifkan
komplemen melalui jalur klasik. Mrus intraselular merangsang selffiksinya
melepaskan interferon untuk menggerakan dan mengaktifkan(Darwin,2006).
Sd
imun berefek dengan melepaskan sitokin dan menciptakan lingkunganUmfosit
T
helper (Th) yang berasal dari timus berperan penting dalamlingkungan spesifik untuk organ atau jaringan tertentu. Dengan
fu
inunitas, sel imun memproduksi sitokin yang terdiridari limfosit Thelper-il ffh-l)
atauT
helper-2 (Th-z) sebagai contoh, limfositTh-l
mensekresikanrrruh.ftin-2
(lL-z) dan interferon-y (|NF-V) menciptakan lingkungan inflamasi.rffiglya,
limfosit Th-2 mensekresikan sitokin sepertilL4
dan
lL-10 yangGila
predominan dibutuhkanpada
pembentukan antibodidiikuti
denganFr.6ahan
antigen. Kerjadari
keduatipe
limfositini
hampirsangat
mirip,hilranya
bekerja bersama dan menanggapi efek penghitungan sitokin secaratratur.
Sebagai contoh sitokin Th-1 menghasilkan sitokin pro-inflamasi yang jikahreaksi
memperkuat respon imun sitotik,juga
menurukan regulasi produksirbkin
tipe
Th-2.
Masing-masing komponen berbeda interaksisistem
imun&rgan
trofoblas pada derajat yang berbeda (Gustafsson, 2OO7).Pada kehamilan implantasi adalah sebuah proses dimana blastokista
Gtrara tegas dihubungkan dengan endometrium atau desidua maternal. Selama
piode
ini, janin semi-allogenik berhubungan secara langsung dengan uterusmn*rnal
dan
penghasilsel
darah;
sebagaimanayang
telah
dijelaskanddumnya,
penolakan fetus oleh sistem imun fetus dalam kebanyakan kasus,ffiungi
melalui mekanisme yang tidak bisa dijelaskan. Beberapa mekanismeC*tan
untuk
keadaanimun
desiduayang
khusus. Hipotesis yangdapat disimpulkan menjadi lima hal:
.l
Gftk barier mekanik trofoblas,Flekanan
sistem imun maternal selama masa kehamilan, hetiadaan MHC molekul kelas I pada trofoblas,perubahan sitokin yang lebih baru,
danya
penekanan imun local.lfunsep barier mekanik diajukan untuk menjelaskan kurangnya respon
hn
pda
organ seperti otak, kornea, testis dan ginjal. Kami lebih menekankanf
iaringan ini sebagaitempat khusus imun dimana respon imun hadir kembalieHn
kondisi yang berbahaya bagijaringan tersebut. Tempat khusus imun jugamsrpakan
organ atau jaringan yangjika
dicangkok pada tempat yang tidak l0nrirrs, dipeduas dan kelangsungan hidup yang menjadi tidak bisa ditentukan. Sadangkan cangkok asing ditempatkan pada sisi yang tidak khusus akan ditolakGrgan
cepat. Uterus hamil adalah sebuh contoh dari tempat imun yang khusus@1br,2003).
Fenjelasan pertama yang beralasan mengenai imun khusus diterangkan oleh
r
Medawar pada akhir tahun 194o-an. Medawar menyatakan organ-organWti
pintu anterior mata dan otak yang terletakdi
belakang darah: adalahbhr
jaringan. Keberadaan barier mekanik, (barier darah otakdi
otak (bloodffir
banier/ BBB), mencegah perpindahansel
imundi
dalamdan
di
luarfrrtntryan. Barier ini menciptakan suasana "penolakan imunologi" dimana antigen
fuananya
tidak
pernah terdeteksi tanpa sistem imun. Uterusyang
hamil*
.|l
.l
*
barier
mekanikyang
dibentukoleh
trofoblas dan desidua
yang perpindahansel
T
yang teraktivasi dari perifer menujuke
tempatffisi.
Dengan mekanisme yang harnpir sama, barier ini akan mengisolasiTantangan dalam
teori efek
barier
mekanik adalah penelitian yang rrumu,liukkan bahwa penghubung trofoblas-desidualebih
lambatatau
tidakffid
ditembus dibandingkan dengan yang diharapkan pertama kali. Bukti untuki{n**a
petunjuk penghubung maternal-fetus termasuk migrasisel
maternal ke'dnnn
Ftus
dan keberadaan sel fetus pada sirkulasi maternal.lni
merupakanfn$ls
dimana hampir semua jaringan khusus imun termasuk BBB otak. Buktihbh
menunjukkan bahwa sel imun bersirkulasi melalui seluruh bagian otak yangmstandakan bahwa sel imun tidak ditolak oleh barier mekanik (Trautman,lgg7).
Teori kedua
menyatakan keberadaansupresi sistem
imun
selamaHrarnilan. Beberapa fahor dihasilkan dan diisolasi dari penghubung plasenta
mrfrrnal
ataudari
serum yang berhubungan dengan aktiitas imunosupresi. &st'erapa studitelah menyarankan bahwa laktogen plasenta, protein plasenta 14&n
firehamilan berhubungan dengan protein-A plasma yang dapat mendepresiffirdftas imun
limfosit. Aktivitas supresi yang dapat larut telah diidentifikasierngan supernatan dan fraki sitosol dari plasenta dan sekresi uterus. Meskipun
Glmtu:l studi
ini
telah menunjukkanefek
imunologi, sangatlah penting untukdhugd bahwa faktor-faktor
ini
hanyalah penyempurnaansebagian
dan telah drrtr"lt'a dengan menggunakan vitro assay untuk limfosit atau aktivitassel
NK.ii
sargat sensitif terhadap ketidakmurnian dan selama proses inibanyak ini yang kehilangan efek imunosupresif mereka (sirver,2004).
Phogesteron dianggap mempunyai efek imunosupresi. progesteron
secara *
ru dfuambarkan memiriki efek penekanan yang tinggi
terhadap aktivasi
dan generasi sitotik sel
r.
serupa dengan itu, progesteron mempunyaim
hilhmasi yang lemah secara invitro pada tikus. studi lain menunjukkanh
progesteron menghambat sitotoksik dan aktivitas sel NK sebaiksintesis
ffidandin
F 2o.
Progesteron juga mengaktifkan regulasi selr
darifenotip
mi
dengan menginduksi protein 34 kDa dari rimfosit (penier, 2oog). lGnsep imunosupresi sistemik telah diteliti olehbeberapa peneliti dan
rerapa
tahun kemudian menjadi sebuah penjerasan yapg dapatditerima.
'ffinya,
sebagaimana telah dijelaskandi
atas, aturan yang luas daribahan-btm
serum manusia memiliki aktivitas imunosupresiyang sangat
besar.
BlFinanapun
juga tujuan dari perubahan ini,sangaflah sulit untuk menganggap
ffi
sebagaisebuah
tingkat supresi
imun. pada
kebudayaan dimanaHtsnilan
terpapar dengan kondisi kesehatan lingkungan yang buruk,sistem frmm supresi akan membuat kehidupan fetus menjadi tidak mungkin. Lagi
pula,
n[N
Erbaru telah menunjukkan secara jelas imunitas antiviral maternal tidakSEryaruhi
oleh kehamilan. Pengamatan yang nyata bahwa HIV + wanita hamilffi
rrenderita penyakit seperti AIDS bertentangan dengan keberadaan supresihnlr
rmnspesifik tersebut ( Baratawiiaya,2O}Z)Teori ketiga yaitu teori terbaru berdasarkan kenyataan molekul polimorfik
k
I dan ll tidak terdeteksi pada trofoblas. Antigen kompleks histokompatibilitykdas
I diekspresikan pada hampir semua permukaan sel nukleatrnobkul pengenal respon imun pada veftebrata. Pada manusia,
ii
dftenal juga sebagai human leukocyf antigen (HLA). Gen HLA kelas I*
tempat kromosom yang sam a terbagi menjadi dua kelampok yaitul:"rt
ftdasla
dan HLA kelaslb
berdasarkan bentuk polimofi, penyebaran&r
fungsinya. Gen HLA-A,-8,
dan-C
kelasIa
menunjukkan bentuklang
sangat tinggiyang
terekspresi pada hampirsemua
jaringandan fungsi imunologinya yang tidak bisa dipungkiri; mengatur respon
rilivirus
dan antitumor melalui interaksi reseptor sel T dan sel NK. Berbedaffin
gen H|3-E,-F,-G
kelas lb, dikarakteristikkan dengan bentuk polimorflne
brbatas dan penyebaranjaringan yang terbatas. Peranannya masih belum rgedt secara jelas. Plasenta manusia tidak mengekspresikan antigenHLA-t dil
HI-A-Bkelas
I
tetapi mengekspresikan molekul HLA-Gdan
HLA-C.pnfrr,2006)
Colbem
dan Main
padatahun
1991 mendefinisikan kembali konseplkrgka
kerja
imunologi reproduksi sebagai dayatahan
maternal-plasental&t
daya tahan maternal-fetus yang berpusat pada interaksi sistem imun pada plasenta dan bukan pada fetus. Embrio pada awal perkembanganmenjadi
dua
kelompoksel, yaitu
internal,massa
sel
dalam
yangffianperkembanganembriodanlapisanluar,yaitutrofoblasembrioyang
bubah
menjadi sel trofoblas dan kemudian berubah menjadi plasenta.sd
dari
plasenta merupakan satu-satunya bagiandari fetus
yangsecara langsung dengan
sel
uterus maternal dan oleh karena ituimn
nratemal dapat menghindari penolakan imun. Fetus itu sendiri tidakhubungan langsung
dengan
sel
maternal.
Selain
itu,
fetusm:rcpresikan
antigen kompleks histokompatibility mayor (MHC) paternal dansebagai allograft
jika
dipindahkandari
bentuk trofoblas
danrffitantasikan
ke otot paha atau kapsul ginjal maternal ( Simpson, 1998).lGberhasilan fetus bertahan selama kehamilan normal merupakan suatu
;@ks
immunologis, karena embrio mewarisi antigen maternal dan paternal.ffir
aktivasi antigen, CD4(T
helperl dan limfosit CD56 memproduksi satuUi
ftra
sitokin khusus, yang diklasifikasikan atasThl
dan Th2.Perbedaan-@edaan
sitokin yang diproduksi oleh sel-selini
menyebabkan terdapatnyaperbedaan-perbedaan pada sisten imun. Sitokin tipe Th1, terutama lNFy dan
Tl{Fc
tampak dapat mengganggu perkembangan embriodan
pertumbuhantffibNas
secara in vitro, namun pada sisi lain, sitokin tipe Th2, lL4 dan 1L10,&rnukan
dalam desiduapada
kehamilan normal. Denganfakta
tersebut,ffininasi
responThl
pada hubungan maternal-fetal dikaitkan penyebab abortusffi
kehamilan, sementara dominasi respon Th2 dikaitkan dengan kemampuanfrfrrc
untuk bertahan selama kehamilan. Endometrium dan desidua manusiamnqandung
limfosit
CD4
dan
CD56,
yang
memiliki
potensialitas untukrrorncekresi sitokin. Aktivasi limfosit
oleh
trofoblasatau
antigen-antigen lain@abkan
pelepasan sitokin Th1 atau ThZ dapat terlibat dalam mekanismerMlasilan
atau kegagalan kehamilan (Baratawij aya,Z002).Arnnion, korion dan jaringan desidua menghasilkan sejumlah
mediator-ffir
inflamasi termasuksitokin
dan prostglandin. lni terjadi akibat responrar{rsangan inflamasi dan produk-produk dari bakteri. Pada proses
baik preterm maupun
aterm
terjadi peningkatan mediator- mediator*gd
proinflamasi mediator yang dihasilkan oleh jaringan gestasional (Simpson,1998).Pada kehamilan, sel trofoblas pada plasenta secara genetika terutama
dari ayah, yang merupakan satu-satunya bagian janin-plasenta yang
tltanng
berinteraksi dengan system immunibu
(interface ibu-janin). Selffis
yang masuk dalam sirkulasi ibu akan berinteraksi dengan sistem imun#ndc
Sementara sel trofoblas yang mengadakan invasi ke dalam dindingn:rus
akan berinteraksi sistem respon immun lokal.Kemampuan
bertahannya keberadaan janin-plasenta
sebagaiudallograf
pada uterus sangat bergantung pada perubahan immunologis iburd
kehamilandan
sifat unik
sel
trofoblas.Adapun
faktor-faktor yangmrnfasilitasi bertahan nya janin-plasenta ada lah :
1
Banier mekanik yang dibentuk oleh plasenta.2'. Adanya penekanan sistem imun ibu selama kehamilan.
A
THak didapatnya molekul MHC kelas 1 pada sel trofoblas villous.*'
Penekanan sistem respon imun lokal5"
Dominasi Th2,dimana
lL-10 merupakan sitokin antiinflamasi yang paling penting.Dari kelima faktor
di
atas dominasiTh2
yang paling rawan terhadappnrbahan,
sehingga merupakan factor yang paling berperan pada kejadianfrsalinan
dengan preterm (Peltier, 2003).!.
;&kin
Th1Kebanyakan kepustakaan
saat
ini setuju bahwa peningkatan konse'
rbkin
proinflamasi Th1 seperti lL-18, TNF-o dan IFN-y pada interfacr'
lprin
mempunyaiefek
buruk
terhadap
kehamilan, Sebaliknya €riliinflamasi Th2 seperti lL-10 dapat menekan produksi sitokin proinfli
Th1. Hal ini menunjukkan adanya immunomodulator lain yang berperan
bertahannya konsepsi kehamilan pada uterus sebagai semiallograf (P 2003).
T*le
2.1.. Jenis-jenis Sitokin Berdasarkan Klasifikasinya (Peltier, 2003).