VASCULAR CELL ADHESION MOLECULE (VCAM-1) PADA SAAT KEHAMILAN, PERSALINAN, PELEPASAN
PLASENTA DAN NIFAS PADA PREEKLAMSIA DAN KEHAMILAN NORMAL
DISERTASI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Doktor dalam Program Studi Doktor (S3) Ilmu Kedokteran Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Untuk Dipertahankan di Hadapan Sidang Ujian Terbuka Program Studi Doktor (S3) Ilmu Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan
Oleh
HOTMA PARTOGI PASARIBU NIM : 058102005
PROGRAM STUDI DOKTOR (S3) ILMU KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PROMOTOR
Prof. dr. Herman Hariman, Sp.PK(K), PhD Guru Besar Tetap Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Medan
KO PROMOTOR
Prof. dr. R. Haryono Roeshadi, SpOG(K) Guru Besar Tetap Departemen Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan
KO PROMOTOR
Dr. Stephen CL. Koh, PhD, CBiol, Dip.CATH Former Research Fellow
Department of Obstetrics and Gynaecology National University Health System (NUHS)
Yong Luo Lin School of Medicine National University of Singapore
Honorary Consultant Division of Haematology Department of Clinical Pathology
Faculty of Medicine University of Sumatera Utara
Telah diuji pada Ujian Tertutup Pada Tanggal 20 Juli 2016
TIM PENGUJI DISERTASI
Ketua : Prof. dr.Herman Hariman, Sp.PK(K), PhD Anggota : Prof. dr. R. Haryono Roeshadi, SpOG(K)
Dr. Stephen CL. Koh, PhD, CBiol, Dip.CATH Prof. Dr. dr. Thamrin Tanjung, SpOG(K) Prof. Dr. dr.Yusuf Sulaeman Effendi, SpOG(K) dr. Adang Bachtiar, MPH, DSc
Dr.dr. Rosita Juwita Sembiring, Sp.PK
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karunia-Nya saya dapat melaksanakan pendidikan S-3 Ilmu Kedokteran dan menyelesaikan Disertasi ini dengan judul “Vascular Cell Adhesion Molecule (VCAM-1) padasaat kehamilan, persalinan, pelepasan plasenta dan nifas pada Preeklamsia dan Kehamilan Normal". Dengan segala kerendahan hati, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof.Dr. Runtung Sitepu, SH, MHum, Rektor sebelumnya Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, CTM, Sp.A(K). Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Dr.dr.Aldy S. Rambe, Sp.S (K), Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebelumnya, Prof dr Gontar A Siregar, Sp.PD-KGEH, Ketua Program Studi Doktor (S-3) llmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof.Dr.dr. Delfitri Munir, Sp THT-KL(K) dan Ketua Program Studi Doktor (S-3) llmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebelumnya, Prof. dr. Chairuddin P Lubis, DTM&H, Sp.A(K), atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada saya untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi Doktor (S-3) Ilmu Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Ucapan terima kasih dan salam hormat saya sampaikan kepada Promotor dan Ko Promotor Prof. dr. Herman Hariman, Sp.PK(K), PhD, Prof. dr. R. Haryono Roeshadi, SpOG(K) dan Dr. Stephen CL. Koh, PhD,
CBiol, Dip.CATH, atas kesediaan guru-guru saya meluangkan waktu untuk membimbing, mendorong dan memberikan nasehat serta perbaikan-perbaikan, yang sangat besar manfaatnya dalam melaksanakan penelitian dan menyempurnakan penulisan disertasi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melimpahkan segala rahmat, berkah, kesehatan dan kesejahteraan kepada para guru yang membimbing saya tersebut. Juga ucapan terima kasih saya kepada Alm.
Prof. Dr. dr. Gulardi H Wiknjosastro, SpOG(K) sebagai Ko Promotor saya terdahulu yang telah membimbing saya semasa hidup beliau.
Selanjutnya saya juga mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada guru-guru tim penguji disertasi ini Prof. Dr. dr.
Thamrin Tanjung, SpOG(K), Prof. Dr. dr.Yusuf Sulaeman Effendi, SpOG(K), Dr. Adang Bachtiar, DSc, dan Dr.dr. Rosita Juwita Sembiring, Sp.PK, yang telah memberi penilaian, koreksi dan masukan selarna proses persiapan penelitian hingga penulisan disertasi ini selesai. Ucapan terima kasih dan salam hormat juga saya sampaikan kepada seluruh staf pengajar di lingkungan Program Studi S-3 Ilmu Kedokteran FK USU Prof.
dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), Prof. dr. Harun Rasyid Lubis, Sp.PD-KGH, Alm. Prof. Dr. dr. HSRP Sinaga, Alm. Prof. Harwinta F.
Eyanoer, Alm. Prof. dr. Iskandar Zulkarnain Lubis, Sp.A(K), Almh. Prof. Dr.
drg. Nurmala Situmorang, M.Kes,Prof. Drg. Ismet Danial Nasution, SpPros, Ph.D, Prof.Dr.dr. Rozaimah Zain-Hamid, MSc Sp FK,Drs.
Sutarman, M.Si, PhD, Dr.Drs. Ridwan Siregar, M.Lib, dr. Adang Bachtiar,
MPH, DSc, Dr.dr. Rosita Juwita Sembiring, Sp.PK atas bimbingan, saran- saran, dan diskusi selama saya mengikuti Program Studi S-3 ini.
Terima kasih dan hormat saya ucapkan kepada Prof. dr. Chairuddin P Lubis, DTM&H, Sp.A(K) atas didikan dan motivasi yang kuat agar saya dapat menyelesaikan pendidikan S-3 ini dengan baik.
Terima kasih saya ucapkan kepada Direktur Utama RSUP. H Adam Malik Medan, Dr.dr Yusirwan, Sp,B, Sp.BA(K), MARS, dan para Direktur Utama terdahulu yang telah memberi izin kepada saya untuk bisa mengikuti pendidikan Program Studi S-3 Ilmu Kedokteran ini.
Kepada Ketua Departemen SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP H. Adam Malik Medan, Prof. dr. Delfi Lutan, MSc, SpOG(K), Sekretaris Departemen SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP H.
Adam Malik Medan, Dr. dr. M. Fidel Ganis Siregar, MKed(OG), SpOG(K).
Ketua Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan, Dr. dr. Henry Salim Siregar, SpOG(K) saya ucapkan terima kasih atas izin, perhatian dan kerjasamanya selama saya mengikuti pendidikan Program S-3 ini. Terima kasih juga saya ucapkan kepada Sekretaris Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan, dr. M. Rhiza Z Tala, M.Ked(OG),SpOG(K),Ketua Divisi Fetomaternal SMF Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSHAM, dr. Makmur Sitepu,M.Ked(OG), SpOG(K), Sekretaris Divisi Fetomaternal SMF Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSHAM, dr. Johny Marpaung,
MKed(OG), SpOG(K)atas perhatian dan kerjasamanya selama saya mengikuti pendidikan Program S-3 ini.
Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya juga saya ucapkan kepada guru-guru besar yang mendidik saya dalam bidang Obstetri dan Ginekologi yaitu; Prof. dr. Jusuf Hanafiah, SpOG(K); Prof. dr.
Djafar Siddik, SpOG(K); Prof. dr. Hamonangan Hutapea, SpOG(K); Prof.
Dr. dr. Thamrin Tanjung, SpOG(K), Prof. dr. T.M. Hanafiah, SpOG(K);
Prof. dr. Budi R. Hadibroto, SpOG(K); dan Prof. dr. H. M. Fauzie Sahil, SpOG(K), Prof. dr. Daulat H. Sibuea, SpOG(K), yang telah membimbing dan mendidik saya sejak awal hingga akhir pendidikan juga sebagai staf pada Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik Medan.
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih membalas budi baik guru-guru saya tersebut.
Terima kasih kepada Ketua Komisi Etik Penelitian Bidang Kedokteran beserta tim yang telah menyetujui penelitian ini, serta menerbitkan Persetujuan Komisi Etik tentang pelaksanaan penelitian dalam bidang kesehatan. Tidak lupa ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Dr.dr.Imam Budi Putra, MHA, Sp.KK, seluruh staf dan pegawai sekretariat Program Studi Doktor (S-3) Ilmu Kedokteran FK USU Medan serta seluruh peserta Program Studi Doktor (S-3) Ilmu Kedokteran FK USUMedan, baik yang sudah selesai maupun yang akan menyelesaikan pendidikan, saya ucapkan terima kasih atas kerja sama, dorongan dan hubungan baik yang tercipta selama ini.
Terima kasih saya ucapkan kepada dr. Putri C.Eyanoer , MS, Epi, PhD atas bantuannya yang telah memberi masukan dan koreksi terhadap analisa data dan statistik hingga penulisan disertasi ini selesai.
Terima kasih saya ucapkan kepada Laboratorium Prodia Medan, Fera Chepsy dan Indra Mulya, dan juga Laboratorium Prodia Jakarta.
Terima kasih kepada seluruh staf Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD Dr Pirngadi Medan atas kerja sama, suasana keakraban dan kekeluargaan di dalam rumah besar OBGIN yang sama-sama kita cintai ini.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada sahabatku, dr. Jenius L.
Tobing, MKed(OG), SpOG dan dr. Risman F. Kaban, MKed(OG), SpOG.
Dan kepada adik-adikku, PPDSObstetri dan Ginekologi FK USU yang saya sayangi, yang telah banyak membantu saya dalam hal pengambilan sampel dan proses kelancaran penelitian ini, khususnya kepada teman sejawat dr. Hendri Ginting, SpOG, dr. Yufi Permana, SpOG, dr. Ahmad Shafiq, dr. Tony Simarmata, dr. Abdul Gafur, dr.Imran Porkas, dr. Iman Saputra, dr. Luthfi Adityarahman,dr. Zulkarnain Tambunan, dr. Ormias, dr. Benny Harmoko, dan semua PPDS yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya yang baik dan penuh rasa kekeluargaan yang begitu besar.
Rasa hormat dan kasih sayang yang tiada terhingga saya ucapkan kepada kedua almarhum orang tua yang sangat saya cintai, Ayahanda Alm. Notaris DP. Pasaribu, SH dan ibunda Almh. Ritha Mary br Siahaan yang telah membesarkan, mendidik dan mendoakan dengan penuh kasih
sayang, serta memberikan nasehat dan didikan yang baik agar saya menjadi orang dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Kepada mertua saya yang tercinta Alm. Drs. TMH Sinaga dan Almh. Anne C.
Simorangkir, SH, saya ucapkan terima kasih yang tiada terhingga atas doa, kasih sayang dan dukungan yang diberikan selama ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati kami keluarga yang ditinggalkan.
Ucapan terima kasih disertai ungkapan kasih sayang tak terhingga saya sampaikan kepada istriku Mutiara Sondang Sinaga, SSos, MM, dan ketiga anakku yang kusayangi, Mulia Andreas Pasaribu, William Aaron Pasaribu, dan Steven Nicholas Pasaribu, yang mendampingi saya dalam perjalanan panjang Pendidikan S-3 saya ini dalam suka dan duka, memberikan dukungan moril dan doa yang menjadi pendorong terbesar saya untuk menyelesaikan pendidikan ini, terima kasih istri dan anakku.
Terima kasih yang mendalam dan tulus buat kakakku, dr. Marlinda Pasaribu/ Ir. Lintong Sirait, MM, Ny. Mangatas Pasaribu/ Asih, adik-adikku Timbul Pasaribu, SH, MKn/ Liana br Tambunan, SH, MKn, Ir. Meimada Pasaribu/ Drs. Donsuwan Simatupang, MBA,Ir. Johny Pasaribu/ Ellis br Panjaitan serta seluruh keluarga yang telah memberi semangat, dorongan moril dan materil, dan do'a kepada saya agar dapat menyelesaikan studi ini dengan baik.
Akhirnya, sekali lagi kepada seluruh nama yang tersebut di atas maupun yang tidak disebutkan yang telah banyak membantu saya secara langsung maupun tidak langsung, dari hati nurani yang paling dalam izinkanlah saya haturkan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Saya berharap disertasi ini dapat memberikan sumbangan yang berharga bagi perkembangan dunia ilmu kedokteran serta peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya di bidang obstetri dan ginekologi.Semoga Tuhan senantiasa memberkati dan melindungi kita sekalian.Amin.
Medan, Juli 2016
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
1. Nama : dr. Hotma Partogi Parlaungan Pasaribu, SpOG, M.Ked(OG)
2. Tempat, tanggal lahir : Medan, 16 Januari 1960 3. Agama : Kristen Protestan
4. NIP : 196001161986110001
5. Pangkat/golongan : Pembina Tk. I / IVB
6. Jabatan Pekerjaan : Staf Pengajar Departemen Kebidanan dan Kandungan FK – USU / RS Haji Adam Malik Medan
7. Alamat Rumah : Jl. Sei Galang No. 15 Medan Baru, Medan
8. Telepon : 0811631706
9. E-mail : [email protected] B. Keluarga
1. Istri : Mutiara Sondang Sinaga, S.Sos, MM 2. Nama Anak : Mulia Andreas Bijaksana Pasaribu
William Aaron Marudut Pasaribu
Steven Nicolas Gokpasu Pasaribu
C. Riwayat Pendidikan
1. 1971 : SD Methodist Jl. Hang Tuah Medan 2. 1974 : SMP Immanuel Jl. Slamet Riyadi Medan 3. 1977 : SMA Negeri 1 Medan
4. 1985 : S-1 Fakultas Kedokteran USU Medan
5. 1996 : Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK USU Medan 6. 2000 : Short Course In Maternal Fetal Medicine University of
Newcastle/Jhon Hunter Hospital Australia
7. 2014 : S-2 Magister Kedokteran Obstetri dan Ginekologi FK USU Medan
D. Riwayat Pekerjaan
1. 1986 - 2001 : Kepala Puskesmas Pauh Kab. Sarolangun Bangko Jambi
2. 2001 – 2002 : Staf medis bagian Obgin RSU. Telanaipura Jambi
3. 1992-1996 : Pendidikan Dokter Spesialis Obgyn FK USU 4. 1997-2007 : Staf SMF Obstetri dan Ginekologi RSUD
Dr.Pirngadi Medan
5. 2004- Sekarang : Staf Kemendiknas FK USU/RS. H. Adam Malik Medan
E. Riwayat Organisasi
1. Pengurus IDI Wilayah Sumatera Utara 2. Pengurus POGI Wilayah Sumatera Utara 3. Anggota PERINASIA
F. Kegiatan Akademik
1. Membimbing Mahasiswa FKU – USU (S1)
2. Membimbing jurnal, refarat, dan laporan kasus untuk residen OBGIN.
3. Membimbing residen dalam bidang diagnostik dan terapi terutama kasus Fetomaternal.
4. Membimbing penelitian Peserta Program Dokter Spesialis OBGIN.
5. Membimbing Peserta Program Dokter Spesialis OBGIN dalam diskusi kasus/laporan kasus ruangan.
6. Membimbing Peserta Program Dokter Spesialis OBGIN dalam diskusi dan melakukan tindakan di kamar bedah.
7. Fasilitator dalam tutorial mahasiswa S1.
8. Fasilitator skill lab mahasiswa S1.
9. Membimbing bedside teaching mahasiswa S1.
10. Penguji OSCE Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI).
11. Penguji Ujian Nasional Kolegium Obgin.
12. Sertifikasi Dosen Sebagai Dosen Profesional Pada Bidang Ilmu kebidanan dan Penyakit Kandungan.
G. Publikasi Ilmiah
1. Pengaruh Ekstraksi Vakum Terhadap Ibu dan Bayi, 1995.
2. Gambaran Penyakit Trofoblast Ganas (Mola Destruens), 2004.
3. Profile Midwives in Developing Countries, 2005
4. Kadar Ca-125 pada Pasien Abortus Imminens dan Hamil Normal di RSUP. H. Adam Malik, RSUD. DR. Pirngadi dan RS Jejaring
H. Workshop dan Pelatihan yang Pernah Diikuti
1. Maternal Fetal Medicine Internasional di John Hunter Hospital, Newcastle, Australia, 2000.
2. Pelatihan USG Nasional, Jakarta, 2001.
3. International Population Study Research, WHO, Mahidol University, Bangkok, 2005.
4. Pelatihan Nasional Laparoskopi, Semarang, 2005.
5. Advances In Labour and Risk Management, Berastagi, Medan, 2005.
6. Etika Penelitian di bidang Kesehatan Reproduksi, Medan, 2007.
7. 1st Fetal Medicine Course Department of Obtetric and Ginecology, Singapore General Hospital, 2007.
8. At The Gynecology Laparoscopy Workshop, Medan, 2007.
9. Workshop Bedah Vaginal, Balikpapan, 2008.
10. Evidence Based Medicine Workshop, Medan, 2008.
11. Workshop “Medical Update”, IDI Sumut, Medan, 2009.
12. Seminar Laparoscopy Ginekologi, Medan, 2010.
13. Seminar Disseminated Intra-Vaskular Coagulation and Anemia, Medan, 2010.
14. Pelatihan Item Development OSCE, Medan, 2010.
15. Update in Transvaginal Sonography for Obstetry and Gynecology Workshop, Medan, 2010.
16. Pre Symphosia Course PCOS, Jakarta, 2010.
17. Update USG in Obtetric and Gynecologiy in Conjunction with AOFOG, Medan, 2010.
18. Symposium and Workshop Intra Uterine Growth Retardation, Medan, 2011.
19. Seminar Obstetric Emergencies "From Daily Practice Advances", Medan, 2011.
20. Workshop Management Perdarahan Pasca Persalinan, Medan, 2011.
21. Kursus 6th Indonesia ISUOG Approved Course 2012 in Conjunction with “Maternal Fetal Medicine”, Medan, 2012.
22. Lokakarya Metode Penelitian dan Biostatistik, Medan, 2012.
23. Seminar & Workshop “Detail Ultrasound Scan in Obtetric and Gynecology You Must Know”, Medan, 2012.
24. The Implanon Clinical Training Programme, Medan, 2012.
25. Workshop and Firedrills Indoanesthesia: High Risk Obstetric, Jakarta, 2012.
26. Kursus USG Obgin Berbasis Kompetensi, Pokja – POGI, Medan, 2013.
27. Lokakarya Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) Angkatan XXXXV, Medan, 2014.
28. Lokakarya Applied Approach (AA) Angkatan XXXVII, Medan, 2014.
29. Kursus Advanced labor and Risk Managment (ALARM), Padang, 2016.
30. Pelatihan ALARM Traning of Trainers (TOT), Solo, 2016.
31. Symphosium Laboratory Aspect of ANA IF & ANA Profile, Medan, 2016.
32. Simposium Terapi Hormonal untuk Kasus Ginekologi, Medan, 2016.
I. Symposium yang Pernah Diikuti
1. Pertemuan Ilmiah Tahunan Feto Maternal di Bandung, 2001.
2. Pertemuan Ilmiah Tahunan Feto Maternal di Jakarta, 2002.
3. Pertemuan Ilmiah Tahunan Feto Maternal di Medan, 2003.
4. Symposium Mediko-Etikolegal dan Pelayanan Kedokteran/Keperawatan yang Optimal, Medan, 2005
5. Pelatihan Nasional Laparoskopi, Jakarta, 2005.
6. Symphosium and Live Demonstration Endolaparoscopic Surgery, Medan, 2005.
7. World Congress FIGO XVIII, Kuala Lumpur, 2006
8. Kongres Obstetri Ginekologi Indonesia XIII di Jogjakarta, 2006 9. Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI Perkumpulan Obstetri &
Ginekologi Indonesia, Mataram, NTB, 2007.
10. Sosialisasi Pedoman Pelaksanaan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB), Medan, 2007.
11. Etika Penelitian di Bidang Kesehatan Reproduksi di Medan, 2007.
12. Siddik The 3rd Executive Scientific Meeting, Medan, 2007.
13. PIT POGI XVII, Balikpapan, 2008.
14. Symphosium of Venous Tromboembolism, Medan, 2008.
15. Asia Pacific Inisiative on Reproduction (ASPIRE 2008), Jakarta, 2008.
16. 6th Biennial Meeting of the Pacific Rim Society for Fertility and Sterility (PRSFS), Singapore, 2008.
17. 2nd Congress of the Asia Pacific Initiative on Reproduction (ASPIRE 2008) & 6th Biennial Meeting of the Pacific Rim Society for Fertility & Sterility (PRSFS), 2008.
18. Pertemuan Ilmiah Tahunan XVII Perkumpulan Obstetri &
Ginekologi Indonesia, 2008.
19. Congress of Maternal Fetal Medicine, Florence-Italy, 2008.
20. Symposium of Venous Thromboembolism di Medan, 2008.
21. XIX FIGO World Congress of Gynecology and Obstetrics, Roma- Italy, 2009.
22. Asia Pacific Conference of Gynecologic Surgery, 2009.
23. Kongres Obstetri Ginekologi Indonesia XIV di Surabaya, 2009.
24. Symphosium the Role of Probiotic and Antibiotic for Children, Medan, 2009.
25. Symphosium Indonesia Society of Obstetric and Gynecologic and Nestle Nutrition Institue, Medan, 2009.
26. Symphosium Himpunan Imunologi dan Genetika Reproduksi Indonesia, Bandung, 2009.
27. PIT POGI, Malang, 2009.
28. Obstetric Symphosium on Women Health Today, Medan, 2009.
29. KOGI XIV, Surabaya, 2009.
30. Pertemuan Ilmiah Tahunan Feto Maternal, 2010.
31. Medical Update IDI Sumut, Medan, 2010.
32. 2nd Regional Symphosium and Course Polycystic Ovarium Syndrome, Jakarta, 2010.
33. Update USG in Obstetric and Gynecologic in Conjunction with AOFOG di Medan, 2010.
34. Symposium on 2nd Regional Symposium and Course Polycystic Ovary Syndrome di Jakarta, 2010.
35. Pre Symposium Course on 2nd Regional Symposium and Course Polycystic Ovary Syndrome, Jakarta, 2010.
36. Update on Wound Management, 2010.Focus on Fluid Therapy”, Medan, 2010.
37. Continuing Medical Education Article “ A Novel Approach to HRT with Drospirenone as Progestogen, Jakarta, 2010.
38. Mini Symposium: “Current Management of Dysfunctional Uterine Bleeding”, Medan, 2010.
39. Seminar Laparoscopic Gynecology, Medan, 2010.
40. Symposium Update on Wound Management, Medan, 2010.
41. Symposium “New Approached in Obgyn Emergency Case: Focus on Fluid Therapy”, Medan, 2010.
42. The Aspect of Nutrition in Prenatal Care, Jakarta, 2010.
43. Symposium New Prevention and Therapeautic Based on Evidence Based Medicine and Evidance Based Practice, Medan, 2010.
44. PIT POGI XVIII, Padang, 2010.
45. Angeliq Forum: Indonesia Society of Reproductive Endocrinology and Infertility, Jakarta, 2010.
46. Obstetric Emergencies “From Daily Practice to Recent Advances”, Medan, 2011.
47. Meet The Expert Forum Focus on GI Disorders di Medan, 2011.
48. From Implantation to Pregnancy: one Progesterone di Medan, 2011.
49. Obstetrics Emergencies"From Daily Practice to Recent Advances"
di Medan, 2011.
50. Continuing Medical Education Professional Development Unit Fakultas Kedokteran USU di Medan, 2011.
51. Jakarta Infertility Update 2011, Jakarta, 2011.
52. PIT POGI XIX, Jakarta, 2011.
53. Symposium From Implantation to Pregnacy: One Progesterone, Medan, 2011.
54. PIT Fetomaternal XII, Makasar, 2011.
55. Pertemuan Ilmiah Tahunan Feto Maternal XIII, Palembang, 2012.
56. Kongres Obstetri Ginekologi Indonesia XV di Jakarta, 2012.
57. Bayer Health Care, Round Table Discussion, Medan, 2012.
58. Seminar Tantangan Pelayanan Kesehatan dalam Era Medical Tourism di Sumut, Medan, 2012.
59. KOGI XV, Denpasar, Bali, 2012.
60. 4th Congress of the Asia Pacific Council on Contraception (APCOG), Seoul, Korea, 2012.
61. Symposium PEACE (PCOS, Endometrium and Adenomiosis Conference and Exhbition), Jakarta, 2013.
62. PIT POGI XX, Medan, 2013.
63. Simposium Sehari HIFERI “Penanganan Nyeri Haid”, Medan, 2013.
64. Symposium Testosteron Replacement Therapy on Endocardio Metabolic, Medan, 2013.
65. PIT Fetomaternal XIV, Solo, 2013.
66. Pertemuan Ilmiah Tahunan Feto Maternal XV, Padang, 2014.
67. Seminar Menopause dalam Rangka World Menopause Day, Medan, 2014.
68. The 3rd Indonesian Critical Care Nurses Symphosia, Medan, 2015 69. Kongres Obstetri Ginekologi IndonesiaXVI di Bandung, 2015.
70. The Asia Pacific Colloqium on Hematology Tandem Scientific Session of PHTDI and APBMT, Medan, 2015.
71. KOGI, Bandung, 2015.
72. Women Health Matters, Malam Klinik POGI, Medan, 2015.
73. Symposium Comprehensive Management of Preeclampsia, Medan, 2015.
74. PIT Fetomaternal XVI, Manado, 2015.
75. Symposium PIB HIFERI VII, Medan, 2015.
76. Pertemuan Ilmiah Tahunan Feto Maternal XVII, Semarang, 2016.
77. Symphosium Treatment of Gynecologic Disease Associated with Symptomatic Endometriosis and Uterine Fibriod, Medan, 2016.
78. Medan 1st Gynecologic Surgery Symphosium and Video Session, Medan, 2016.
79. Malam Klinik POGI “A Night with Expert USG”, Medan, 2016.
80. Seminar The 1st 1000 Days Diagnosis and Manegement of Placenta Accreta, Jakarta, 2016.
J. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
1. Penyuluhan KB dan Deteksi Dini Kanker Rahim di Medan, 2004.
2. Penyuluhan KB dan Deteksi Dini Kanker Rahim di Medan, 2005.
3. Penyuluhan KB dan Deteksi Dini Kanker Rahim di Medan, 2006.
4. Ceramah Menopause dan Kanker Rahim di Medan, 2007.
5. Ceramah tentang Kesehatan Reproduksi dan Menopause pada Ibu-ibu PLN Wilayah Sumatera Utara, 2008.
6. Penyuluhan KB dan Ceramah Menopause di Medan, 2007.
7. Penyuluhan Tentang Menopause dan Osteoporosis pada Ibu-ibu Jemaat GPIB Jl. Krakatau Medan, 2014.
8. Pengabdian Masyarakat Kristen FK USU di Dolok Sanggul, Medan, 2016.
9. Sex Education Pada Pelajar Singapore International School, Medan, 2016.
10. Pembekalan Istri Para Pelayan Penuh Waktu HKBP Distrik X Medan – Aceh, Medan, 2015.
11. Seminar Kesehatan HKBP Sudirman, Medan, 2009.
12. Penyuluhan Kesehatan Melalui Radio Kardopa, Medan, 2011 – 2012.
PERNYATAAN ORISINALITAS
VASCULAR CELL ADHESION MOLECULE (VCAM-1) PADA SAAT KEHAMILAN, PERSALINAN, PELEPASAN
PLASENTA DAN NIFAS PADA PREEKLAMSIA DAN KEHAMILAN NORMAL
Dengan ini penulis menyatakan bahwa penulisan seminar hasil ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Dokter (S3) Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian- bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan disertasi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian disertasi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagit dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi akademik dan sanksi-sanski lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Medan, Juli 2016
Hotma Partogi Pasaribu
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Hotma Partogi Pasaribu
NIM : 058102005
Progran Studi : Ilmu Kedokteran Jenis Karya : Disertasi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non Exclusive Royalty Free Right) atas disertasi saya yang berjudul:
VASCULAR CELL ADHESION MOLECULE (VCAM-1) PADA SAAT KEHAMILAN, PERSALINAN, PELEPASAN PLASENTA DAN
NIFAS PADA PREEKLAMSIA DAN KEHAMILAN NORMAL
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), dengan Hak Bebas Royalti Non Ekslusif ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk database, merawat dan mem- publikasikan disertasi saya tanpa meminta izin dari saya sebagai penulis dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya.
Dibuat di Medan pada Juli 2016 Yang menyatakan,
RINGKASAN
Penelitian ini merupakan penelitianCohort ProspectiveStudy. Pada 2 kelompok penelitian yaitu kehamilan normal dan kehamilan dengan preeklampsia yang memenuhi kriteria inklusi. Pada masing-masing kelompok dilakukan pemeriksaan serum Kadar VCAM-1 diikuti pada saat hamil, persalinan dan nifas.
Penelitian dilakukan di Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-USU/
RSUP H. Adam Malik dan RSUD Dr. Pringadi bekerjasama dengan Bagian Patologi Klinik, serta Laboratorium Klinik Prodia, dilakukan selama 3 bulan dimulai sejak tanggal 1 September 2012 sampai jumlah sampel terpenuhi.
Pada setiap wanita hamil baik gravida maupun parturen yang memenuhi kriteria inklusi diberi penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan. Bagi yang bersedia berpartisipasi untuk menandatangani formulir persetujuan.
Rerata kadar VCAM-1 pada kehamilan normal saat masuk rumah sakit,1jam setelah lepasnya plasenta dan 24 jam post partum secara berurutan adalah 598,5 ± 136,9 pg/ml, 565,3 ±127,3 pg/ml, 580,0
±139,0 pg/mL. Pada preeklamsi berat dengan kehamilan preterm didapatkan rerata kadar VCAM-1 pada saat masuk rumah sakit,2-4 jam pemberian MgSO4,1jam setelah lepasya plasenta, dan 24 jam post partum berurutan adalah 1144,1 ± 539,0 pg/ml, 1154,9 ± 452,5 pg/ml, 1573,2 ± 2400.0 pg/ml, 992,6 ± 365,0 pg/mL. Ini berarti tidak ada perbedaan yang bermakna kadar VCAM-1 sebelum dan setelah
pemberian MgSO4 (p=0,53). Pada preeklamsi dengan kehamilan fullterm didapatkan rerata kadar VCAM-1 pada saat masuk rumah sakit,2-4 jam pemberian MgSO4,1jam setelah lepasya plasenta, 24 jam post partum berurutan adalah 1473,6 ± 758,2 pg/ml, 1394,1 ± 739,0 pg/ml, 1098,6 ± 546,0 pg/ml, 1061,3 ± 469,3 pg/mL. Ini berarti tidak ada perbedaan yang bermakna kadar VCAM-1 sebelum dan setelah pemberian MgSO4 (p=0,38)
Rerata kadar VCAM-1 antara kehamilan normal dan preeklamsi berat preterm pada saat masuk RS berbeda secara signifikan p< 0,001, demikian juga antara kehamilan normal dan preeklamsi berat aterm p <
0,001. Tetapi tidak dijumpai perbedaan yang bermakna antara kehamilan preeklamsi berat preterm dan fullterm ( p=0,14 ).
Rerata kadar VCAM-1 antara kehamilan preeklamsi preterm dengan preeklamsi fullterm pada 2-4 jam pemberian MgSO4 tidak berbeda bermakna (p=0,43).
Rerata kadar VCAM-1 antara kehamilan normal dengan preeklamsi berat preterm pada 1 jam setelah lepasnya plasenta berbeda bermakna (p<0,001), demikian juga antara kehamilan normal dengan preeklamsi berat fullterm (p< 0,001). Tetapi tidak dijumpai perbedaan yang bermakna antara kehamilan preeklamsi berat preterm dan fullterm (p=0,94).
Rerata kadar VCAM-1 antara kehamilan normal dengan preeklamsi berat preterm pada 24 jam post partum berbeda bermakna (p < 0,001), demikian juga antara kehamilan normal dengan preeklamsi berat fullterm (p < 0,001).Tetapi tidak dijumpai perbedaan yang bermakna antara kehamilan preeklamsi berat preterm dan fullterm ( p=0,98).
SUMMARY
This study is a cohort prospective study. In two research groups namely normal pregnancies and pregnancies with preeclampsia who met the inclusion criteria. In each group examined serum levels of VCAM-1 was followed during pregnancy, childbirth and postpartum.
The research is conducted at the Department of Obstetrics and Gynecology FK-USU / H. Adam Malik Hospital and the Hospital Dr.
Pringadi in cooperation with Clinical Pathology Department and Clinical Laboratories Prodia, carried out for 3 months started from September 1, 2012 until the number of samples met.
For every pregnant woman gravida and parturian both met the inclusion criteria were given an explanation of the study to be conducted.
For those who are willing to participate to sign a consent form.
Mean and deviation standart VCAM-1 levels in normal pregnancy during hospital admission, 1hourafter placental delivery, and24 hours post partum were 598,5 ± 136,9 ; 565,3 ±127,3 ; 580,0 ±139,0 pg/mL, respectively. In severe preeclampsia with preterm pregnancies, meanVCAM-1 levels during hospital admission, 2-4 hours after MgSO4 administration, 1hourafter placental delivery, and 24 hours post partum were 1144,1 ± 539,0 ; 1154,9 ± 452,5 ; 1573,2 ± 2400.0 ; 992,6 ± 365,0 pg/mL, respectively. In preeclampsia with full-term pregnancy meanVCAM-1 levels during hospital admission, 2-4 hours after MgSO4 administration, 1hourafter placental delivery, and24 hours post partum were 1473,6 ± 758,2 ; 1394,1 ± 739,0 ; 1098,6 ± 546,0 ; 1061,3 ± 469,3 pg/mL, respectively.
At the time of hospital admission, the difference of mean levels of VCAM-1 between normal pregnancy and preterm severe preeclampsia showed significant differences (598,5 ± 136,9 VS 1144,1 ± 539,0 pg/mL;
p< 0,001), as well as between normal pregnancy and full term severe preeclampsia (598,5 ±136,9 VS 1473,6 ±758,2 pg/mL ; p < 0,001 ). But when it was compared between preterm and full term severe preeclampsia pregnancy, there was no significant difference (p=0,14).
At 2-4 hours after MgSO4 administration, the difference of mean VCAM-1 levels between preterm preeclampsia and full term preeclampsia pregnancy showed no significant differences (p=0,43).
At 1 hour after placental delivery, the difference of mean VCAM-1 levels between normal and preterm severe preeclampsia pregnancy showed significant differences (565,3 ±127,3 VS 1573,2 ±2400,0 pg/mL ; p
< 0,001), likewise between normal and full term severe preeclampsia pregnancy (565,3 ± 127,3 VS 1098,6 ± 546,0 pg/mL ; p < 0,001). But when it was compared between preterm and full term severe preeclampsia pregnancy, there was no significant difference (p =0.94).
At24 hours post partum, the difference of mean VCAM-1 levels between normal and preterm severe preeclampsia pregnancy showed significant differences (580,0 ±139,0 VS 992,6 ±356,0 pg/mL ; p < 0,001), likewise between normal and full term severe preeclampsia pregnancy (580,0 ± 139,0 VS 1061,3 ± 469,3 pg/mL ; p < 0,001). But when it was compared between preterm and full term severe preeclampsia pregnancy, there was no significant difference (p=0,98).
Vascular Cell Adhesion Molecule (Vcam-1) pada Saat Kehamilan, Persalinan, Pelepasan Plasenta dan
Nifas pada Preeklamsia dan Kehamilan Normal
Abstrak
Latar Belakang: Aktivasi sel endothelial dalam pathogenesis preeklampsia berhubungan dengan peningkatan kadar sVCAM-1.
Tujuan Penelitian: menentukan sirkulasi kadar SVCAM-1 saat kehamilan, persalinan, pelepasan plasenta serta masa nifas dan efek dari terapi magnesium sulfat terhadap tekanan darah pada preeklamsia berat.
Metode: Sebanyak 61 ibu hamil dirawat, kehamilan normal sebanyak 25 orang dan 36 orang preeklamsia berat. Pengambilan sampel darah dilakukan pada saat masuk rumah sakit, satu jam setelah pemisahan plasenta dan 24 jam postpartum. sVCAM - 1 kemudian diperiksa dan terapi magnesium sulfat dimulai pada preeklampsia tersebut.
Hasil Penelitian: Pada kehamilan normal (n = 25) usia rata-rata 30,0 ± 3,4 tahun, dan dengan preeklamsia berat (n = 36) usia rata-rata 27,1 ± 6,1 tahun dengan luaran kehamilan preterm (n = 22). sVCAM - 1 signifikan meningkat terlihat pada preeklamsia dibandingkan dengan kehamilan normal, tetapi tidak adanya variasi yang signifikan terlihat pada saat masuk dan periode setelah melahirkan pada penelitian ini. Terapi magnesium sulfat secara signifikan menurunkan tekanan darah pada saat melahirkan dan seterusnya diikuti penurunan tekanan darah pada 24 jam paska persalinan. Kejang atau kematian bayi tidak dijumpai pada penelitian ini.
Kesimpulan: Peningkatan kadar sVCAM-1 terlihat pada preeclampsia berat berhubugan dengan disfungsi endotel. Terapi magnesium sulfat secara signifikan terlihat menurunkan tekanan darah pada pasein preeclampsia. Pengambilan sVCAM-1 pada awal dan pertengahan trimester ketiga masa kehamilan pada penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor resiko disfungsi endotel sangat dianjurkan.
Kata Kunci : VCAM-1, preeklamsia, normal preganancy
Vascular Cell Adhesion Molecule (Vcam-1) During Pregnancy, Labour, Placental Separation and Post-Natal Period
in Preeclampsia and Normal Pregnancy Abstract
Objective: Endothelial cell activation in the pathogenesis of preeclampsia is associated with elevated sVCAM-1 levels. The objective of the study was t determine circulating levels of sVCAM-1 during pregnancy, labour, placental separation, postpartum and post natal period and the effects of magnesium sulphate therapy on blood pressure measurements in severe preeclampsia.
Method: A total of 61 pregnant women were admitted, normal pregnancy n=25 and severe preeclampsia n=36. Blood sampling was performed at admission, one hour after placental separation and 24 hours postpartum.
sVCAM-1 was determined and magnesium sulphate therapy started in preeclampsia.
Results: In normal pregnancy (n=25) the mean age was 30.0 ± 3.4 years, and in severe preeclampsia (n=36) mean 27.1 ± 6.1 years with pre-term outcome of pregnancy (n=22). Significantly elevated sVCAM-1 was seen in preeclampsia compared to normal pregnancy with no significant variation seen at admission to study and postdelivery periods. Magnesium sulphate therapy significantly lower blood pressure levels at labour and further reduce by 24 hour postpartum. No seizures nor infant mortality was observed.
Conclusion: Elevated sVCAM-1 level seen in severe preeclampsia is associated with endothelial dysfunction. Magnesium sulphate therapy significantly lower blood pressure in severe preeclampsia. The determination of sVCAM-1 in mid- or early third trimester gestation as in our study to recognize as risk factor for endothelial dysfunction is suggested.
Keyword : VCAM-1, preeclampsia, normal preganancy
DAFTAR ISI
Halaman SAMPUL ... i LEMBAR PRASYARAT GELAR ... ii LEMBAR PROMOTOR DAN CO-PROMOTOR ... iii LEMBAR PERSETUJUAN ... iv LEMBAR PENGUJI ... v UCAPAN TERIMA KASIH ... vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... xiii PERNYATAAN ORISINALITAS ... xxii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI AKADEMIS ... xxiii RINGKASAN ... xxiv SUMMARY ... xxvi ABSTRAK ... xxviii ABSTRACT ... xxix DAFTAR ISI ... xxx DAFTAR TABEL ... xxxiii DAFTAR GAMBAR ... xxxiv DAFTAR SINGKATAN ... xxxv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Rumusan Masalah ... 5 1.3. Tujuan Penelitian ... 7 1.3.1. Tujuan umum ... 7 1.3.2. Tujuan khusus ... 7 1.4. Manfaat Penelitian ... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8 2.1. Kehamilan Normotensi ... 8 2.2. Preeklamsia ... 8 2.2.1. Terminologi ... 8 2.2.2. Klasifikasiumum ... 8 2.2.2.1. Penjelasan ... 9 2.2.2.2. Faktor resiko preeklamsia ... 9 2.2.3. Klasifikasiklinik ... 10 2.2.4. Cara menegakkan diagnosis ... 11 2.2.4.1. Riwayat penyakit ... 11 2.2.4.2. Pemeriksaan fisik ... 12 2.2.4.3. Pada pelayanan kesehatan primer ... 12 2.2.5. Preeklamsia ringan ... 12 2.2.5.1. Definisi klinik ... 12 2.2.5.2. Kriteria diagnostik... 13 2.2.6. Preeklamsia berat ... 13 2.2.7. Eklamsia ... 14 2.2.7.1. Faktor redisposisi ... 14 2.2.7.2. Etiologi dan patogenesis ... 14
2.2.7.3. Teori kelainan vaskularisasi plasenta ... 20 2.2.7.4. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan
disfungsi endotel ... 24 2.2.7.5. Teori intoleransi imunologik antara ibu
Dan janin ... 37 2.2.7.6. Teori adaptasi kardiovaskuler ... 39 2.2.7.7. Teori defisiensi genetik ... 40 2.2.7.8. Teori defisiensi gizi ... 40 2.2.7.9. Teori inflamasi ... 41 2.3.` Molekul Perekat Sel (CAM) ... 43 2.3.1. Familiimunoglobulin ... 44 2.3.2. Struktur dua domain n-terminal dari VCAM-1 ... 46 2.3.3. Tempat ikatan integrin di VCAM-1 dan ICAMS ... 47 2.4. Molekul Perekat Sel Pada Preeklamsia ... 51 2.5. Magnesium Sulfat ... 56 2.5.1. Efek Mg terhadap fisiologi sel ... 58 2.5.1.1. Aksi pada membrane dan pompa membrane ... 58 2.5.1.2. Aksi pada kanal ion ... 58 2.5.1.3. Efek pada sistem kardiovaskuler ... 59 2.5.1.4. Efek pada otot dan transmisi neuromuskuler ... 59 2.5.1.5. Efek klinik lain ... 60 2.5.2. Efek samping ... 60 2.6. Kerangka Teori ... 62 2.7. Kerangka Konsep ... 63 2.8. Hipotesis Penelitian ... 63 BAB III METODE PENELITIAN ... 64 3.1. Desain Penelitian ... 64 3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 64 3.3. Populasi Penelitian ... 64 3.4. Besar Sampel ... 65 3.5. Kriteria Penerimaan dan Penolakan ... 65 3.5.1. Penerimaan ... 65 3.5.2. Penolakan ... 65 3.6. Bahandan Cara kerja ... 66 3.6.1. Alat danbahan ... 66 3.6.2. Cara kerja ... 66 3.7. Kerangka Operasional ... 71 3.8. Definisi Operasional ... 71 3.9. Analisa Data ... 72 BAB IV HASIL PENELITIAN ... 73 BAB V PEMBAHASAN ... 79
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 85 5.1. Kesimpulan ... 85 5.2. Saran ... 85 DAFTAR PUSTAKA ... 86 Lampiran 1. Surat Komisi Etik
Lampiran 2. Surat Selesai Penelitian Prodia
Lampiran 3. Surat Selesai Penelitian RSUP H. Adam Malik Medan Lampiran 4. Surat Selesai Penelitian RSUD Pirngadi Medan
Lampiran 5. Surat Selesai Penelitian Rumah Sakit Sundari Medan
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman Tabel 2.1 Kadar VCAM-1 pada kehamilan normal dan kehamilan
dengan preeklamsia (Krauss et al, 1997) ... 50 Tabel 4.1 Karakteristik pasien pada kehamilan normal dan
preeklamasia berat (luaran dari kehamilan preterm
dan aterm) ... 73 Tabel 4.2 Hasil analisa varian (ANOVA) terhadap kadar VCAM-1
pada saat masuk rumah sakit, PE setelah 2-4 jam pemberian MgSO4, Setelah lepasnya plasenta dan 24
jam postpartum ... 74 Tabel 4.3 Tekanan darah selama kehamilan, 2-4 jam setelah
pemberian MgSO4, setelah lepasnya plasenta dan 24
jam setelah persalinan normal ... 76
DAFTAR GAMBAR
Gambar. Judul Halaman Gambar 1. Skema Patogenesis Preeklamsia(Robson, 1999) ... 17 Gambar 2. Skematis remodeling vaskuler plasenta pada
kehamilan normal (atas) dan pada penyakit preeklamsia (bawah). (Lam, Lim, and Karumanchi,
2005)... 19 Gambar 3. Skema representasi invasi trofoblast terhadap arteri
spiralis. Garis terputus menunjukkan invasi trofoblast ke pembuluh darah. Telah dijelaskan bahwa kegagalan invasi trofoblast ke arteri spiralis mengeluarkan zat-zat yang bersirkulasi secara luas dan menyebabkan kerusakan endotel
menyeluruh.(Lyall and Greer, 1996) ... 20 Gambar 4. Awalmula perkembangan trofoblas.(Hupperts, 2008) ... 22 Gambar 5. Perbedaan jalur trofoblas antara preeklamsia dan
IUGR.(Huppertz,2008) ... 23 Gambar 6. Struktur dari dua N-terminal domain dari VCAM-1 .
Wilayah yang terlibat dalam mengikat integrin ditunjukkan. Lembar-helai ditampilkan sebagaipita.
(Cothia and Jones, 1997) ... 48 Gambar 7. Kadar VCAM-1 pada 22 – 29 minggu kehamilan tanpa
komplikasi (Krauss et al, 1997) ... 49 Gambar 8. Kadar ICAM-1 dan VCAM-1 pada kehamilan tanpa
komplikasi (22–29) ... 50 Gambar 9. Analisa ROC yang menunjukkan sensitivitas dan
spesifisitas pada pemeriksaan prenatal rutin kadar
ICAM-1 dan VCAM-1 (Krauss et al, 1997) ... 50 Gambar 10. Skema adhesi sel neutrofil dan leukosit pada endotel
(a) Representasi sederhana dari bagaimana sel molekul adhesi memperantarai adhesi neutrofil pada endotel. (b) Skema representasi dari tiga kelas utama molekul adhesi sel yang terlibat dalam interaksi
leukosit-endotel. (Fotis, 2012) ... 51 Gambar 11. Komponen molekul dari sel endotel dan interaksi sel
endotel leukosit. (Wittchen, 2009) ... 52 Gambar 12. Diagram skematikdaripada kejadian yang memberi
sinyal yang diawaliolehketerlibatan V-CAM1
(Wittchen, 2009) ... 53 Gambar 13 Skema Kerangka Teori ... 62 Gambar 14 Skema Kerangka Konsep ... 63 Gambar 15. Bagan Penelitian ... 71 Gambar 16 Distribusi kadar mean sVCAM-1saat masuk rumah
sakit, satu jam setelah plasenta lahir, dan 24 jam post partum pada kehamilan normal dan preeklamsia
(preterm dan fullterm) ... 78
DAFTAR SINGKATAN AKI : Angka Kematian Ibu
ANC : Ante Natal Care
ATP : Adenosine Triphosphate
Ca : Kalsium
CAM : Cell Adhesion Molecule DM : Diabetes Melitus
EGF : Epidermal Growth Factor HDK : Hipertensi Dalam Kehamilan
HELLP : Hemolysis, Elevated liver enzymes, Low platelet count HIV : Human Immunodeficiency Virus
HLA-G : Human Leukocyte Antigen Protein G
HN : Hidronefrosis
ICAM : Intercellular Cell Adhesion Molecule IL : Inter Leukin
IUGR : Intra Uterine Growth Restriction KMK : Kecil Masa Kehamilan
MES : Matrik Ekstraseluler
MCP – 1 : Monocyte chemoattractant protein-1 MgSO4 : Magnesium Sulfat
MLC : Miosin Light Chain MMP : Matrix Metallo Protein Na-K : Natrium – Kalium NK : Natural Killer
NO : Nitrit Oxide
PAPP-A : Pregnancy-associated plasma protein A PAI : Plasminogen Aktivator Inhibitor
PE : Pre Eklampsia PEB : Pre Eklampsia Berat
PECAM : Platelet Endothelial Cell Adhesion Molecule PGE2 : Prostaglandin E2
PGF : Placental Growth Factor PJT : Pertumbuhan Janin Terhambat PP 13 : Protein Plasenta
PTX3 : Pentraxin 3
ROS : Reactive Oxygen Species S / D : systolis / diastolis
sFlt -1 : Soluble fms-like tyrosine kinase-1 TXA2 : Tromboksan A2
USG : Ultrasonografi
VCAM-1 : Vascular Cell Adhesion Molecule-1 VEGF : Vascular Endothelial Growth Factor VLA : Very Late Antigen
VWF : Von Willebrand Factor
Vascular Cell Adhesion Molecule (Vcam-1) pada Saat Kehamilan, Persalinan, Pelepasan Plasenta dan
Nifas pada Preeklamsia dan Kehamilan Normal
Abstrak
Latar Belakang: Aktivasi sel endothelial dalam pathogenesis preeklampsia berhubungan dengan peningkatan kadar sVCAM-1.
Tujuan Penelitian: menentukan sirkulasi kadar SVCAM-1 saat kehamilan, persalinan, pelepasan plasenta serta masa nifas dan efek dari terapi magnesium sulfat terhadap tekanan darah pada preeklamsia berat.
Metode: Sebanyak 61 ibu hamil dirawat, kehamilan normal sebanyak 25 orang dan 36 orang preeklamsia berat. Pengambilan sampel darah dilakukan pada saat masuk rumah sakit, satu jam setelah pemisahan plasenta dan 24 jam postpartum. sVCAM - 1 kemudian diperiksa dan terapi magnesium sulfat dimulai pada preeklampsia tersebut.
Hasil Penelitian: Pada kehamilan normal (n = 25) usia rata-rata 30,0 ± 3,4 tahun, dan dengan preeklamsia berat (n = 36) usia rata-rata 27,1 ± 6,1 tahun dengan luaran kehamilan preterm (n = 22). sVCAM - 1 signifikan meningkat terlihat pada preeklamsia dibandingkan dengan kehamilan normal, tetapi tidak adanya variasi yang signifikan terlihat pada saat masuk dan periode setelah melahirkan pada penelitian ini. Terapi magnesium sulfat secara signifikan menurunkan tekanan darah pada saat melahirkan dan seterusnya diikuti penurunan tekanan darah pada 24 jam paska persalinan. Kejang atau kematian bayi tidak dijumpai pada penelitian ini.
Kesimpulan: Peningkatan kadar sVCAM-1 terlihat pada preeclampsia berat berhubugan dengan disfungsi endotel. Terapi magnesium sulfat secara signifikan terlihat menurunkan tekanan darah pada pasein preeclampsia. Pengambilan sVCAM-1 pada awal dan pertengahan trimester ketiga masa kehamilan pada penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor resiko disfungsi endotel sangat dianjurkan.
Kata Kunci : VCAM-1, preeklamsia, normal preganancy
Vascular Cell Adhesion Molecule (Vcam-1) During Pregnancy, Labour, Placental Separation and Post-Natal Period
in Preeclampsia and Normal Pregnancy Abstract
Objective: Endothelial cell activation in the pathogenesis of preeclampsia is associated with elevated sVCAM-1 levels. The objective of the study was t determine circulating levels of sVCAM-1 during pregnancy, labour, placental separation, postpartum and post natal period and the effects of magnesium sulphate therapy on blood pressure measurements in severe preeclampsia.
Method: A total of 61 pregnant women were admitted, normal pregnancy n=25 and severe preeclampsia n=36. Blood sampling was performed at admission, one hour after placental separation and 24 hours postpartum.
sVCAM-1 was determined and magnesium sulphate therapy started in preeclampsia.
Results: In normal pregnancy (n=25) the mean age was 30.0 ± 3.4 years, and in severe preeclampsia (n=36) mean 27.1 ± 6.1 years with pre-term outcome of pregnancy (n=22). Significantly elevated sVCAM-1 was seen in preeclampsia compared to normal pregnancy with no significant variation seen at admission to study and postdelivery periods. Magnesium sulphate therapy significantly lower blood pressure levels at labour and further reduce by 24 hour postpartum. No seizures nor infant mortality was observed.
Conclusion: Elevated sVCAM-1 level seen in severe preeclampsia is associated with endothelial dysfunction. Magnesium sulphate therapy significantly lower blood pressure in severe preeclampsia. The determination of sVCAM-1 in mid- or early third trimester gestation as in our study to recognize as risk factor for endothelial dysfunction is suggested.
Keyword : VCAM-1, preeclampsia, normal preganancy
BAB I PENDAHULUAN
1.5. Latar Belakang
Preeklamsia merupakan sindrom spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria pada kehamilan lebih dari 20 minggu (Wiknjnosastro 2010). Preeklamsia dan eklamsia sampai saat ini masih merupakan masalah besar dalam pelayanan obstetri (kebidanan) dan merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan janin selain perdarahan dan infeksi (Tanjung, Siddik, Hariman, 2005).
Secara keseluruhan, preeklamsia menjadi komplikasi pada 3-8%
kehamilan dan menimbulkan morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia (Carty, Delles, 2010). Sebanyak 10-15% dari mortalitas pada ibu hamil disebabkan oleh preeklamsia (Duley, 2009). Di negara sedang berkembang, tingkat preeklamsia sebagai penyebab kematian tersebut dapat mencapai 42%. Sedangkan di Indonesia, penelitian di RS H. Adam Malik dan RS Pirngadi Medan pada tahun 2000-2002 dijumpai angka kejadian preeklamsia/eklamsia sebanyak 7%(Girsang, 2004).
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan angka 220 per 100.000 kelahiran hidup dan merupakan tertinggi di Negara ASEAN. Menurut MDGs target AKI untuk tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih jauh dari target yang harus dicapai. Sementara berdasarkan survei demografi dan
kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu akibat eklamsia di Indonesia pada tahun 2001 adalah 23,7% dan menurun pada tahun 2008 menjadi 13%. Dibandingkan dengan negara tetangga kita Malaysia, angka kematian ibu menunjukkan angka 281 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian ibu akibat eklamsia di Negara tersebut adalah sebesar 14,1% dari total kematian ibu (Roeshadi, 2007).
Tingginya mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan di Indonesia selain disebabkan etiologi yang tidak jelas, juga oleh perawatan dalam persalinan masih ditangani oleh petugas non medik dan sistim rujukan yang belum sempurna.Upaya penanggulangan penyakit ini akan memberikan hasil yang lebih baik apabila dapat ditangani pada stadium dini. Dengan demikian, deteksi dini merupakan kunci keberhasilan penanganan penyakit ini sehingga dapat dilakukan intervensi terhadap perjalanan penyakit agar dapat dihindari timbulnya akibat buruk terhadap ibu maupun janin (Birawa,Hadisaputra, Hadijono, 2009).
Penelitian membagi upaya deteksi dini preeklamsia menjadi 5 golongan besar, yaitu : pemeriksaan baku pada perawatan antenatal (ANC = Ante Natal Care), pemeriksaan hematologi, pemeriksaan sistem vaskuler, pemeriksaan biokimia dan USG (ultrasonografi) (Sibai, Stella, 2009).
Dalam ilmu klinis, ada kecenderungan untuk fokus pada prediksi marker awal/ deteksi dini karena memungkinkan kita untuk membuat
perencanaan manajemen yang tepat, mengenali komplikasi secara dini, dan selanjutnya merencanakan langkah-langkah pencegahan sehingga akhirnya meningkatkan hasil secara keseluruhan. Suatu kehamilan dibatasi hingga 40 minggu, dan karena preeklamsia didefinisikan sebagai hipertensi dan proteinuria pada paruh kedua kehamilan, yaitu setelah 20 minggu kehamilan (Ahmed, 2011).
Saat ini wanita yang mengalami preeklamsia hanya dapat dikenali dengan munculnya gejala klinis seperti hipertensi dan proteinuria.. Tidak ada tes prediktif untuk mengidentifikasi wanita hamil yang kelak akan berkembang menjadi preeklamsia, demikian juga mana yang dapat berkembang menjadi onset dini atau lanjut, jenis ringan atau berat, bahkan berubah menjadi eklamsia. Prevalensi preeklamsiayang tinggi (5%), dikaitkan dengan resiko tinggi yang mengancam kehidupan ibu yang mencapai 10-15% dari seluruh kematian ibu selama kehamilan.
Selanjutnya, menjadi jelas bahwa ada komplikasi jangka pendek dan jangka panjang bagi bayi yang lahir lebih awal, dengan berat badan lahir rendah, atau setelah terpapar oleh lingkungan stres seperti pada preeklamsia. Dari 99 wanita preeklamsia dalam penelitian Garcia, sebanyak 43,7% wanita mengalami kompikasi serius berupa abrupsio plasenta, sindrom HELLP, sampai kelanjutan ke eklampsia. Selain itu, komplikasi terburuk pada bayi dapat terjadi kematian janin dalam rahim.
Wanita yang mengalami preeklamsia juga memiliki resiko tinggi terhadap masalah kesehatannya di kemudian hari seperti prevalensi penyakit kardiovaskuler yang tinggi (Garcia, 2012).
Preeklamsia memiliki dampak yang tinggi pada morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi, sehingga terus menjadi subyek klinis yang intensif dan untuk dilakukan penelitian dasar yang bertujuan untuk mengidentifikasi serum baru ataupun marker yang efektif untuk menilai resiko dan mengurangi komplikasi yang timbul. Pada tahun 2004, penanda serum untuk memprediksi preeklamsiamemasuki era baru dengan berbagai penelitian tentang VEGF reseptor-1, sFlt-1, PIGF yang diidentifikasi sebagai penanda serum terjadinya preeklamsia, namun belum memberikan hasil yang memuaskan. Untuk itu diperlukan upaya yang ditujukan pada identifikasi baru untuk memprediksi preeklampsi yang akurat pada trimester pertama kehamilan. Hal Ini akan memungkinkan penggunaan terapi profilaksis atau pencegahan yang efektif sedini mungkin selama kehamilan. Penanda serum yang mampu memprediksi preeklamsia dengan tingkat deteksi yang baik dan nilai positif palsu yang rendah akan membuka jalan bagi peningkatan perawatan antenatal dan perinatal (Petla, 2013).
Aktivasi sel endotel masih merupakan pusat permasalahan pada pathogenesis preeklamsia oleh karena terjadi disfungsi/kerusakan endotel. Teori disfungsi endotel sebagai penyebab preeklamsia yang ditandai dengan dikeluarkannya Molekul Perekat Sel (CAM = cell adhesion molecule) akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian para ahli (Krauss,Emons, Kuhn, 2002).
Disfungsiendotel menyebabkan permeabilitas vaskularmeningkat sehingga menyebabkan edema danproteinuria. Jika terjadi disfungsi
endotel maka pada permukaan endotel akan mengekspresikan molekul adhesi, seperti vascular cell adhesion molecule-1 (VCAM-1)dan intercellular cell adhesion molecule-1 (ICAM-1).Peningkatan kadar soluble VCAM-1 ditemukan dalamsupernatant kultur sel endotel yang diinkubasi denganserum penderita preeklamsia, tetapi tidak dijumpaipeningkatan molekul adhesi lain seperti ICAM-1 dan E-selektin (Fotis, 2012)
VCAM-1 merupakan reseptor permukaan sel yang diekspresikan pada sel endotel dan mesotelial yang berfungsi untuk mengatur aktivitas leukosit (Yurkovetsky, 2010). Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa plasenta berfungsi sebagai sumber sitokin inflamasi di sirkulasi, termasuk peningkatan VCAM-1 pada kondisi preeklamsia (Agarwal, 2011). Farzadina, Ayatollahi, Hasan, et al (2009) tidak menunjukkan adanya perbedaan kadar serum VCAM-1 pada wanita normal dengan wanita preeklamsia ringan, tetapi ada perbedaan antara VCAM-1 serum antara wantia dengan preeklamsia ringan dan berat. Adapun kadar VCAM-1 dan preeklamsia sangat bervariasi berdasarkan lokasi geografi dan ras.
1.6. Rumusan Masalah
Dari berbagai teori yang dikemukakan pada saat ini, yang menyelidiki faktor penyebab preeklamsia, namun penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Demikian juga insiden penyakit ini yang bervariasi di seluruh dunia. Beberapa teori yang banyak dianut adalah: (1) teori kelainan vaskularisasi plasenta; (2) teori iskemia plasenta, radikal bebas,
dan disfungsi endotel; (3) teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin;
(4) teori adaptasi kardiovaskuler; (5) teori defisiensi genetik; (6) teori defisiensi gizi; (7) teori inflamasi.
Pada teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endoteldijelaskan bahwa pada kerusakan endotel, menyebabkan berbagai patofisiologi terjadinya gejala-gejala pada preeklamsia, seperti pada pembuluh darah, kerusakan endotel menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga terjadinya hipertensi. Pada ginjal, fungsi renal akan meningkat dikarenakan kerusakan endotel sehingga filtrasi glomerulus terganggu dan menyebabkan proteinuria. Kerusakan endotel tersebut mengeluarkan faktor-faktor pro dan anti inflammasi sebagai contoh VCAM-1 yang merupakan faktor pro inflammasi. Hal inilah yang mendorong peneliti melakukan penelitian dan dengan latar belakang permasalahan tersebut, maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah VCAM-1 sebagai salah satu penanda disfungsi endotel berperan besar sebagai penyebab preeklamsia
2. Apakah terdapat perbedaan kadar VCAM-1 pada saat kehamilan, setelah pemberian magnesium sulfat, saat persalinan dan nifas (24 jam post partum) pada Preeklamsia Berat dibanding Kehamilan Normal (Normotensi)
3. Apakah ada korelasi antara kadar VCAM-1 dengan tekanan darah pada saat kehamilan, setelah pemberian magnesium sulfat, saat
persalinan dan nifas (24 jam post partum) pada Preeklamsia Berat dibanding Kehamilan Normal (Normotensi)
1.7. Tujuan Penelitian 1.7.1. Tujuan umum
Untuk menganalisis kerusakan endotel sebagai salah satu penyebab preeklamsia berat dengan memeriksa VCAM-1.
1.7.2. Tujuan khusus
1. Menganalisis perbedaan antara kadar VCAM-1 pada saat kehamilan,setelah pemberian magnesium sulfat, saat persalinan dan nifas (24 jam post partum).
2. Menganalisis korelasi antara kadar VCAM-1 dengan tekanan darah pada ibu hamil, setelah pemberian magnesium sulfat, saat persalinan dan nifas (24 jam post partum) dengan preeklamsia berat dan kehamilan normal (Normotensi).
1.8. Manfaat Penelitian
Publikasi ilmiah internasional yang telah disetujui adalah berjudulSoluble Vascular Cell Adhesion Molecule-1 and Magnesium sulphate with Nifedipine treatment in Indonesian women with severe preeclampsia, 2016. Dari uraian diatas maka manfaat penelitian ini adalah agar:
4. Pemahaman tentang preeklamsia menjadi lebih baik.
5. Sebagai dasar untuk penatalaksanaan PEB (aktif/ pasif).
6. Pengaruh pemberian MgSO4 terhadap perbaikan kerusakan endotel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3. Kehamilan Normotensi
Suatu kehamilan dikatakan normotensi bila mempunyai tekanan darah sistolik <140 mmHg dan tekanan darah diastolik < 90 mmHg yang diukur dengan tensimeter air raksa yang telah ditera dan diukur dua kali selang 4 jam setelah penderita istirahat dalam posisi duduk (Cunningham, Leveno, Bloom, 2010)
2.4. Preeklamsia 2.4.1. Terminologi
1. Hipertensi dalam Kehamilan 2. Preeklamsia-Eklamsia
2.4.2. Klasifikasi umum
Disadur dari Report on the National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy:
1. Hipertensi kronik, yaitu hipertensi yang didapatkan sebelum kehamilan, dibawah 20 minggu umur kehamilan, dan hipertensi tidak menghilang setelah 12 minggu paska persalinan.
2. Preeklamsia-eklamsia, yaitu hipertensi dan proteinuria yang didapatkan setelah umur kehamilan 20 minggu.
3. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia, yaitu hipertensi kronik yang disertai proteinuria.
4. Hipertensi gestasional, yaitu timbulnya hipertensi pada kehamilan yang tidak disertai proteinuria hingga 12 minggu pasca persalinan.
Bila hipertensi menghilang setelah 12 minggu persalinan, maka dapat disebut juga “Hipertensi transien”.
2.4.2.1. Penjelasan
Hipertensi adalah timbulnya desakan darah sistolik 140 mmHg dan diastolik 90 mmhg, diukur dua kali selang 4 jam setelah penderita istirahat. Kenaikan sistolik/diastolik 30 mmHg/15 mmHg tidak dipakai lagi sebagai kriteria hipertensi, karena kadar proteinuria berkorelasi dengan harga nominal desakan darah.
Proteinuria: (a) adanya protein 30 mg/per liter dari urin tengah, acak, (b) adanya protein 30 mg dalam 24 jam produksi urin, (c) dengan memakai “dipstick”.Edema tungkai tidak dipakai lagi sebagai kriteria hipertensi dalam kehamilan, kecuali edema anasarka.
2.4.2.2. Faktor resiko preeklamsia
Faktor yang meningkatkan resiko terjadinya preeklamsia
1. Resiko yang berhubungan dengan partner laki adalah: (a) primigravida, (b) primipaterniti, (c) umur yang ekstrim: terlalu muda atau terlalu tua untuk kehamilan, (d) partner laki yang pernah menikahi wanita yang kemudian hamil dan mengalami preeclampsia,
(e) pemaparan terbatas terhadap sperma, (f) inseminasi donor dan donor oocyte.
2. Resiko yang berhubungan dengan riwayat penyakit terdahulu dan riwayat penyakit keluarga adalah: (a) riwayat pernah preeklamsia, (b) hipertensi kronik, (c) penyakit ginjal, (d) obesitas, (e) diabetes gestasional, diabetes mellitus tipe I (f) antiphospholipid antibodies dan hiperhomocysteinemia.
3. Resiko yang berhubungan dengan kehamilan adalah: (a) mola Hidatidosa, (b) kehamilan multipel, (c) infeksi saluran kencing pada kehamilan, (d) hydrops fetalis (HKFM, 2005).
2.4.3. Klasifikasi klinik
Disadur dari Report on the National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy:
1. Hipertensi Gestasional
Didapatkan desakan darah 140/90 mmHg untuk pertama kalinya pada kehamilan, tidak disertai dengan proteinuria dan desakan darah kembali normal <12 minggu paska persalinan.
2. Preeklamsia
Kriteria minimum: Desakan darah 140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu, disertai dengan proteinuria 300 mg/24 jam atau dipstik 1+
3. Eklamsia
Kejang-kejang pada preeclampsia disertai koma
4. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia
Timbulnya proteinuria 300 mg/24 jam pada wanita hamil yang sudah mengalami hipertensi sebelumnya. Proteinuria hanya timbul setelah kehamilan 20 minggu.
5. Hipertensi kronik
Ditemukannya desakan darah 140/90 mmHg, sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan 20 minggu dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
2.4.4. Cara menegakkan diagnosis 2.4.4.1. Riwayat penyakit
Dilakukan anamesis pada pasien/keluarganya jika: (a) adanya gejala-gejala: nyeri kepala, gangguan visus, rasa panas di muka, dyspneu, nyeri dada, mual muntah, kejang, (b) penyakit terdahulu: adanya hipertensi dalam kehamilan, penyulit pada pemakaian kontrasepsi hormonal, penyakit ginjal, dan infeksi saluran kencing, (c) riwayat penyakit keluarga: ditanyakan riwayat kehamilan dan penyulitnya pada ibu dan saudara perempuannya, (d) riwayat gaya hidup: keadaan lingkungan sosial, apakah merokok dan minum alkohol.
2.4.4.2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah: (a) kardiovaskuler:
evaluasi desakan darah, suara jantung, pulsasi perifer, (b) paru: auskultasi paru mendiagnosis edema paru, (c) abdomen: palpasi untuk menentukan adanya nyeri pada hepar. Evaluasi keadaan rahim dan janinnya, seperti:
(a) refleks: adanya klonus, (b) fundoskopi: untuk menentukan adanya retinopati grade I-III.
2.4.4.3. Pada pelayanan kesehatan primer
Dokter umum dan bidan dapat melakukan pemeriksaan diagnostik dasar: (a) pengukuran desakan darah dengan cara yang standar, (b) mengukur proteinuria, (c) menentukan edema anasarka, (d) menentukan tinggi fundus uteri untuk mendeteksi dini IUGR, (e) pemeriksaan funduskopi.
2.4.5. Preeklamsia ringan 2.4.5.1. Definisi klinik
Preeklamsia ringan adalah sindroma spesifik kehamilan dengan penurunan perfusi pada organ-organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel (Sibai, Romero, Klebanoff, 2009)
2.4.5.2. Kriteria diagnostik
a. Desakan darah: 140/90 mmHg -- < 160/110 mmHg
Kenaikan desakan sistolik 30 mmHg dan kenaikan desakan diastolik
15 mmHg, tidak dimasukkan dalam kriteria diagnostik preeklamsia,
tetapi perlu observasi yang cermat
b. Proteinuria: 300 mg/24 jam jumlah urine atau dipstik: 1+
c. Edema: lokal pada tungkai tidak dimasukkan dalam kriteria diagnostik kecuali anasarka (HKFM, 2005; Sibai, Stella, 2009).
2.4.6. Preeklamsiaberat
Preeklamsia berat ialah preeklamsia dengan salah satu atau lebih gejala dan tanda dibawah ini (Cunningham, 2010):
a. Desakan darah: pasien dalam keadaan istirahat desakan sistolik 160 mmHg dan desakan diastolik 90 mmHg
b. Proteinuria: 5 gr/jumlah urine selama 24 jam. Atau dipstick: 4+
c. Oliguria: produksi urin < 400-500 cc/24 jam d. Kenaikan kreatinine serum
e. Edema paru dan cyanosis
f. Nyeri epigastrium dan nyeri kuadran atas kanan abdomen:
disebabkan teregangnya kapsula Glisone. Nyeri dapat sebagai gejala awal rupture hepar.
g. Gangguan otak dan visus: perubahan kesadaran, nyeri kepala, scotomata, dan pandangan kabur.
h. Gangguan fungsi hepar: peningkatan alanine atau aspartate amino transferase
i. Hemolisis mikroangiopatik
j. Trombositopenia: < 100.000 cell/mm3 k. Sindroma HELLP
2.4.7. Eklamsia
Eklamsia ialah preeklamsia yang disertai dengan kejang tonik- klonik disusul dengan koma (HKFM, 2005; Sibai, Stella, 2009).
2.4.7.1. Faktor predisposisi
Etiologi preeklamsia masih belum diketahui secara pasti dan beberapa faktor resiko dapat meningkatkan resiko terjadinya preeklamsia misalnya primigravida, kehamilan multipel, obesitas, usia yang terlalu muda atau terlalu tua, riwayat kehamilan terdahulu dengan preeklamsia, DM gestasional dan hipertensi penyakit ginjal (HKFM, 2005; Sibai, Stella, 2009).
2.4.7.2. Etiologi dan patogenesis
Pre-eklampsia dianggap sebagaisalah satu masalah kesehatan yang paling signifikan pada kehamilanmanusia, dengan komplikasi sekitar
±6-8% dari seluruh kehamilan lebih dari 20 minggu. Penyakit ini adalah salah satu penyebab utama gangguan pertumbuhan janin, morbiditas bayi dan mortalitas, kelahiran prematur dan kematian ibu (Garcia, 2012).