• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencegahan Keracunan Makanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pencegahan Keracunan Makanan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENCEGAHAN KERACUNAN MAKANAN

DISUSUN OLEH :

Dr. SRI AMELIA, M.Kes

NIP. 197409132003122001

DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan ... 1

BAB II Tinjauan Pustaka... 4

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri di dalam makanan ... 5

Tindakan pencegahan keracunan makanan ... 6

Proses pencairan makanan ... 11

Radiasi makanan ... 12

Temperatur yang dianjurkan untuk memasak makanan ... 12

BAB III Kesimpulan ... 14

(3)

PENCEGAHAN KERACUNAN MAKANAN

Bab I. Pendahuluan

Keracunan makanan merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena

mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, baik oleh komponen kimia

beracun atau oleh mikroorganisme patogen. Keracunan makanan akibat memakan

makanan yang terkontaminasi zat kimia beracun, misalnya termakan sianida yang

terdapat pada singkong atau termakan pestisida yang mengkontaminasi sayuran dan

buah-buahan. Sedang mikroorganisme patogen yang bertanggung jawab sebagai

penyebab keracunan makanan adalah bakteri beserta toksinnya atau toksin bakteri saja,

parasit, virus dan jamur. Keracunan makanan ini biasanya berlangsung ringan, namun

pada kasus berat dapat menyebabkan kematian. Gejala klinis yang muncul berupa

keluhan mual, muntah, kram perut, dan diare, yang timbul mendadak mulai dari 1 jam

sampai 2 atau 3 hari (biasanya kurang dari 48 jam) setelah mengkonsumsi makanan atau

minuman yang terkontaminasi. Kemudian dapat timbul keluhan demam disertai rasa

dingin, feses berdarah, dehidrasi dan kerusakan sistem saraf. Manifestasi klinis ini dapat

terjadi pada satu orang atau beberapa orang yang ada dalam satu kelompok yang

mengkonsumsi makanan yang sama.1,2

Kasus keracunan makanan dapat mewabah dan mengenai banyak orang dengan

cepat. Berat ringannya gejala yang ditimbulkan tergantung dari banyaknya bakteri yang

(4)

baik, higiene yang kurang baik, kontaminasi silang, binatang vektor seperti serangga dan

binatang pengerat dan bahan-bahan kimia yang terkandung di dalam makanan. Bakteri

merupakan penyebab utama dan tersering pada keracunan makanan.1,2

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dari sekitar 76 juta

penderita keracunan makanan di Amerika Serikat, 325.000 penderita memerlukan

perawatan di rumah sakit, dan lebih dari 5.000 penderita meninggal setiap tahunnya, dan

kesemuanya itu menelan biaya perawatan mencapai 1 triliun. CDC juga memperkirakan

bahwa sebenarnya kasus keracunan makanan lebih banyak dari jumlah yang telah

dilaporkan, hal ini disebabkan karena banyak penderita hanya memberikan keluhan yang

ringan dan sembuh spontan.2

Keracunan makanan dapat berlangsung di seluruh dunia, dan sebagian besar

penderita berasal dari negara yang sedang berkembang. Wisatawan yang berkunjung ke

negara-negara yang sedang berkembang sering menderita keracunan makanan yang

dikenal sebagai traveler’s diarrhea karena kejadian ini berhubungan dengan higiene dan

sanitasi lingkungan.1

Kasus keracunan makanan mengakibatkan meningkatnya masalah kesehatan di

suatu negara, baik itu di negara maju maupun negara berkembang. Untuk mengatasi hal

ini, maka dibutukan tindakan yang nyata untuk mencegah timbulnya keracunan makanan.

Tindakan pencegahan terhadap keracunan makanan ini, melibatkan banyak pihak baik itu

tenaga kesehatan, pihak industri makanan dan konsumen sendiri yang menjadi orang

yang sangat dirugikan atas dampak dari keracunan makanan. Tenaga kesehatan

diharapkan peran sertanya dalam penyuluhan ke berbagai kalangan masyarakat tentang

(5)

kesehatan juga diharapkan memberi pengobatan yang cepat untuk mencegah

meningkatnya angka kematian dan kesakitan penderita. Pihak industri juga diharapkan

untuk lebih memperhatikan nilai kesehatan dalam memproduksi makanan. Konsumen

sendiri juga diharapkan lebih memperhatikan higiene dalam proses penyediaan makanan

terutama dalam keluarga dan lebih memilah-milah makanan mana yang sehat dan

makanan mana yang tidak sehat untuk dikonsumsi anggota keluarga. Untuk lebih

jelasnya disini akan dijelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencegah

(6)

Bab II. Tinjauan Pustaka

Makanan yang kita makan dapat terkontaminasi kapan saja, bisa pada saat

pembuatan makanan, saat penyimpanan makanan, atau pada saat proses pembuatan

makanan yang tidak benar. Beberapa makanan memang telah memiliki resiko yang

tinggi untuk menyebabkan keracunan makanan, misalnya jamur-jamuran yang sudah

mengandung zat kimia beracun atau buah-buahan yang mengandung pestisida. Beberapa

kelompok orang juga beresiko tinggi menderita keracunan makanan seperti pada

gelandangan yang memakan makanan sisa atau makan dengan cara yang tidak bersih,

para pendaki gunung atau petualang yang sering memakan makanan yang tidak matang

atau setengah matang. Wanita hamil, lansia, bayi dan balita, juga orang-orang dengan

gangguan sistem imun atau orang yang sedang sakit, juga memiliki resiko yang lebih

tinggi untuk menderita keracunan makanan. Olehkarena itu dibutuhkan cara-cara yang

lebih teliti dalam membeli, menyimpan dan mengolah makanan untuk orang-orang

tersebut. Dari kesemua variasi kasus keracunan makanan, yang paling banyak

menyebabkan keracunan adalah golongan bakteri dan toksin bakteri, yang

mengkontaminasi makanan yang dikonsumsi penderita.4

Makanan yang terkontaminasi tidak hanya terbatas pada makanan yang diolah

untuk dimakan, seperti ikan dan unggas, namun makanan-makanan berupa sayuran,

buah-buahan dan salad juga berpotensial menyebabkan keracunan makanan. Makanan

yang terkontaminasi bisa saja dalam kondisi yang terlihat baik, baunya tidak berubah dan

(7)

Beberapa makanan yang dapat dikontaminasi bakteri dan bakteri dapat tumbuh

dengan baik pada makanan tersebut, antara lain :4

 Daging sapi dan daging lainnya

 Unggas

 Salad : sayur maupun buah

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri di dalam Makanan

Beberapa faktor penting yang menyebabkan bakteri dapat tumbuh dengan baik di

dalam makanan adalah :4

1. Waktu, pada kondisi yang ideal, satu sel bakteri akan bermultiplikasi menjadi

sangat banyak, diperkirakan dalam waktu hanya tujuh jam akan terbentuk lebih

dari dua juta sel bakteri. Jadi semakin lama makanan terkontaminasi bakteri,

maka semakin banyak kolonisasi bakteri di makanan tersebut.

2. Suhu, bakteri penyebab keracunan makanan dapat tumbuh dengan baik pada suhu

5ºC sampai 60ºC, dan dikenal dengan istilah ”temperature danger zone”. Oleh

karena itu kita harus tetap menjaga agar makanan selalu dalam keadaan dingin

atau selalu dalam keadaan panas, untuk mencegah terjadinya kontaminasi

makanan.

3. Zat makanan, sebagian besar makanan mengandung cukup banyak zat makanan

yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri, terutama pada susu dan produk susu,

(8)

4. Air, bakteri memerlukan air untuk pertumbuhannya. Tanpa air, maka

pertumbuhan bakteri akan berlangsung lambat atau berhenti sama sekali. Oleh

karena itu untuk mencegah pembusukan makanan, makanan harus dikeringkan.

5. pH, suasana asam dan alkali juga merupakan faktor yang penting pada

pertumbuhan bakteri. Pada pH tertentu, bakteri dapat dihambat atau dihentikan

pertumbuhannya, misalnya pada makanan yang kadar asamnya tinggi, maka harus

disimpan pada pH yang rendah.

Jadi untuk mencegah tumbuhnya bakteri di dalam makanan, maka kita harus

memperhatikan hal-hal diatas, dan berusaha membuat lingkungan yang tidak

menguntungkan bagi bakteri untuk tumbuh. Dengan memaksimalkan kebersihan dan

ketelitian dalam membeli, mempersiapkan atau mengolah makanan, dan menyimpan

makanan maka diharapkan akan menurunkan resiko munculnya keracunan makanan.

Tindakan Pencegahan Keracunan Makanan

Dua langkah penting yang dapat diambil untuk mencegah keracunan makanan

adalah mencegah makanan atau minuman terkontaminasi dan mencegah bakteri di dalam

makanan atau minuman tumbuh dan bermultiplikasi.4

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk meminimalkan resiko terkena keracunan

makanan adalah :

A. Kebersihan5

• Jagalah selalu higiene perorangan.1

(9)

• Cucilah tangan dengan air hangat dan air sabun sebelum dan sesudah mengolah

makanan terutama setelah mengolah daging, unggas, ikan, kerang-kerangan dan

telur.6

• Semua perabotan dapur harus tetap dalam keadaan bersih, begitu juga meja dapur

dan meja tempat pemotong sayur dan daging.

• Cucilah perabotan dapur yang digunakan, meja dapur dan meja pemotong,

menggunakan air panas dan air sabun hingga bersih.6

• Bersihkan papan pemotong dengan menggunakan larutan klorin 1 sendok teh

dalam 1 liter air.2

B. Membeli makanan

Ketika kita membeli makanan, maka yang harus diperhatikan adalah :4

• Bila membeli makanan yang panas atau yang dingin, sebaiknya dibeli pada saat

belanja akan selesai. Hal ini untuk mencegah makanan masuk ke dalam

“temperature danger zone”.

• Memisahkan makanan panas dengan makanan dingin.

• Pisahkan daging dan unggas segar dengan makanan lain.1

• Selalu mengecek tanggal kadaluwarsa makanan dan hindari membeli makanan

yang sudah kadaluwarsa.

• Jangan membeli makanan kaleng atau makanan kotak yang sudah rusak,

menggembung atau berlekuk.

• Jangan membeli makanan dingin yang terletak diluar lemari pendingin atau hanya

(10)

Belilah telur yang tersimpan dengan baik di dalam kotak dan jelas supplier-nya.

Jangan membeli telur yang sudah retak atau jatuh.

• Selalu mengecek apakah petugas penyedia makanan selalu menggunakan penjepit

makanan yang berbeda untuk jenis makanan yang berbeda seperti penjepit untuk

mengambil daging tidak boleh sama dengan penjepit untuk mengambil sayuran.

Belilah daging dan seafood pada tempat yang supplier-nya sudah ternama.7

• Segeralah pulang ke rumah setelah anda selesai berbelanja dan simpan makanan

yang dibeli sesegera mungkin.

C. Mempersiapkan / mengolah Makanan

Ketika kita akan mempersiapkan makanan yang hendak dimakan, sebaiknya

memperhatikan hal-hal berikut di bawah ini :4

• Cuci tangan dengan sabun dan air hangat kurang lebih 30 detik sebelum

menyiapkan makanan.

• Jika pada tangan ada luka yang terbuka, maka gunakanlah sarung tangan pada

saat mempersiapkan makanan.7

• Bila anda sedang sakit dengan keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah,

kram perut atau diare, maka sebaiknya anda jangan ikut dalam mempersiapkan

dan mengolah makanan.7

• Jangan lupa mencuci tangan dengan air hangat dan sabun, setelah anda memegang

daging atau unggas mentah sebelum anda melanjutkan pada kegiatan mengolah

makanan lainnya.7

• Makanan seperti daging yang dimasak, keju, dan salad daging, jangan dibiarkan

(11)

• Makanan harus dimasak pada suhu diatas 75ºC ( >160°F ). Suhu yang dianggap

sudah mematikan bakteri adalah suhu 140 F – 180 F.

• Gunakan temperatur daging untuk memastikan bahwa suhu memasak sudah

cukup untuk membunuh bakteri.

• Jangan memperpendek waktu memasak masakan atau jangan memasak daging

atau sejenisnya dengan waktu yang singkat.7

• Masaklah unggas sampai daging terlihat putih. Masaklah ikan sampai ikan dapat

dimakan dengan mudah menggunakan garpu. Masaklah hamburger, sosis, daging

cincang sampai kering.

• Bedakan pisau pemotong yang digunakan untuk daging mentah dengan pisau

pemotong untuk makanan yang siap makan seperti sayur dan buah-buahan.6

D. Makanan yang dikonsumsi7

• Jangan mengkonsumsi susu yang tidak dipasteurisasi, atau jangan memakan

produk susu seperti keju yan berasal dari susu mentah.

• Jangan memakan daging mentah.

• Jangan memberikan madu pada bayi dibawah umur 1 tahun.

• Jangan memakan jamur liar yang tidak diketahui keamanannya untuk

dikonsumsi.8

• Buah-buahan dan sayuran yang akan dimakan harus dicuci dengan bersih sebelum

dikonsumsi.8

Jangan memakan seafood yang berasal dari air yang terkontaminasi.8

(12)

E. Menyimpan Makanan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyimpan makanan untuk mencegah

terkontaminasinya makanan dengan bakteri dan toksinnya adalah :4

• Pisahkan makanan mentah dengan makanan yang sudah dimasak, dan simpan

makanan mentah di tempat yang paling bawah pada lemari pendingin untuk

mencegah terkontaminasinya makanan yang lain akibat terkena air dari makanan

mentah tersebut.

• Makanan yang mudah rusak harus disimpan dalam dua jam ke dalam lemari

pendingin atau freezer. Bila suhu ruang 90 F maka makanan harus didinginkan

lebih cepat kurang dari satu jam.6

• Temperatur lemari pendingin harus selalu di bawah 5ºC dan temperatur freezer

selalu dibawah -15ºC.

Daging, ikan, ayam, kerang-kerangan, dapat dimasukkan ke dalam freezer selama

dua hari.

Daging sapi, daging babi dan daging domba dapat disimpan di dalam freezer

selama 3-5 hari.

• Makanan yang disimpan dalam lemari pendingin harus dibungkus menggunakan

plastik pembungkus atau kertas timah.

• Jika makanan yang mudah rusak harus diletakkan di luar lemari pendingin lebih

dari dua jam, maka gunakanlah kontainer dan letakkan es di bawah makanan

tersebut, agar makanan tetap dingin. Dan gantilah selalu es tersebut bila telah

(13)

• Pembungkus tidak boleh bocor atau rusak karena air daging dapat

mengkontaminasi makanan lain.4,6

• Jika menyimpan makanan panas, temperatur lemari pemanas harus tetap diatas

60ºC.

• Jangan menyimpan makanan kaleng dalam keadaan tutupan kaleng terbuka.

• Ketika hendak memanaskan makanan, sebaiknya makanan dibungkus.7

• Pastikan bahwa semua makanan sudah dimasak. Cara memastikannya dapat

menggunakan termometer daging atau dengan memotong-motong daging dimana

daging akan mudah dipotong-potong..7

• Jangan menyimpan makanan di dalam kontainer yang mengandung logam berat

seperti kontainer yang terbuat dari tembaga, seng atau timah hitam karena dapat

mengkontaminasi makanan tersebut.8

Proses Pencairan Makanan

Makanan yang sudah dibekukan, sebelum dimasak harus dicairkan terlebih

dahulu, agar makanan tersebut tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme patogen

maka proses pencairan dapat menggunakan :2

1. Lemari es

Makanan beku yang berasal dari freezer dipindahkan ke lemari es. Cara ini

merupakan cara pencairan makanan yang aman. Dan pastikan makanan dalam

keadaan terbungkus agar air dari makanan tersebut tidak mengkontaminasi

(14)

2. Microwave

Microwave dapat digunakan untuk mencairkan makanan yang membeku dan

hendaknya makanan segera dimasak setelah dilakukan proses pencairan.

3. Air dingin

Letakkan makanan beku yang telah dibungkus ke dalam wadah berisi air dingin

dan gantilah air setiap 30 menit, atau letakkan makanan beku di bawah air yang

mengalir, untuk menghilangkan kebekuannya. Dan masaklah segera makanan

yang sudah tidak beku lagi.

Radiasi Makanan

Saat ini lebih dari setengah juta ton makanan di seluruh dunia dilakukan radiasi

untuk membunuh mikroorganisme patogen penyebab keracunan makanan. Untuk

membebaskan daging mentah dan unggas dari kontaminasi Salmonella dan

Campylobacter, dilakukan radiasi ini. Dan diduga tidak ada efek yang merusak kesehatan

akibat radiasi terhadap makanan tersebut.2

Temperatur yang dianjurkan untuk memasak makanan

Daging, unggas atau telur harus dimasak pada temperatur yang sesuai agar

makanan tersebut aman untuk dikonsumsi. Gunakanlah termometer makanan untuk

memastikan bahwa temperatur pada saat memasak sudah cukup untuk membunuh

bakteri. Pada tabel 1. akan diuraikan temperatur yang direkomendasikan berdasarkan

(15)

Tabel 1. Temperatur pada saat memasak makanan9

Makanan Temperatur memasak

Daging

• Daging sapi, daging domba • Daging ayam

Unggas

• Keseluruhan • Dada

• Paha, sayap, tungkai

Daging babi segar

• Ham sisa yang telah dimasak

Ikan

Beberapa hal yang harus diingat dalam mencegah keracunan makanan adalah :4

1. Bakteri penyebab keracunan makanan dapat berkembang biak dengan cepat pada

makanan yang terkontaminasi, terutama pada kondisi tertentu.

2. Wanita hamil, bayi dan balita, lansia dan orang yang sedang menderita sakit akan

(16)

3. Olehkarena itu dalam mempersiapkan, menyimpan atau mengolah makanan

dibutuhkan kehati-hatian dan selalu menjaga kebersihan, terutama pada

makanan-makanan yang beresiko tinggi.

4. Segeralah datang ke dokter, bila memiliki manifestasi keracunan makanan.

5. Melaporlah pada petugas kesehatan atau petugas pemerintahan setempat bahwa

kamu telah menderita keracunan makanan setelah mengkonsumsi makanan atau

minuman di suatu kafe, restoran, toko atau toko makanan siap saji. Sehingga

dapat dilakukan penyelidikan lebih lanjut, dalam rangka mencegah timbulnya

(17)

DAFTAR PUSTAKA

1. Gamarra, MR., Food Poisoining, cited January 2,2007, available

2. Cunha, JP., Food Poisoining, cited August 26,2002, available

3. Sood Sunil, MD, Food Poisoning, cited June 20,2006, available

4. Anonim, Food Poisoning – Prevention, cited September 2006, access March 14, 2008, available

5. NIH, Maryland, Recognize and Prevent Food Poisoning, cited Feb, 2007. access March 14,

2008, available

6. Anonim, 8 ways to prevent food poisoning at home, access March 14, 2008, available

http:///www.mayoclinic.com/food-&-nutrition

7. Medem, Inc, Treatment and Prevention Food Poisoning, cited 2007, access March 14, 2008,

availabl

8. MacKesson Health Solution, Food Poisoning Prevention, cited Oct 19, 2006, access March 14,

2008, available

9. MayoClinic Staf, Food poisoning: Prevention include safe cooking temperature, cited Feb 8,

2008, access March 14, 2008, availabl

Gambar

Tabel 1. Temperatur pada saat memasak makanan9

Referensi

Dokumen terkait

"Kes keracunan boleh dikurangkan lagi jika pengendali makanan di kantin dan guru sama-sama memikul tanggungjawab memastikan makanan yang dijual adalah bersih dan

Kejadian Luar Biasa keracunan pangan di Desa Jembungan Kecamatan Banyudono Boyolali. Masyarakat yang terpapar keracunan makanan sebanyak 252 orang. Dari Hasil yang didapat

Penyimpanan bahan makanan adalah untuk mempertahankan kondisi bahan makanan, mencegah dari kerusakan atau gangguan lingkungan bahan makanan, melayani kebutuhan macam

menghindari kontak antara bahan mentah dan makanan matang" karena makanan matang %ang aman dapat menjadi ter!emar lewat kontak dengan bahan makan mentah" memasak  makanan

Penentuan pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus setelah makanan dan minuman diinokulasikan pada medium PW, berdasarkan adanya kekeruhan pada tabung setelah

Faktor host atau faktor penjamunya adalah konsumsi daging mentah dan kurang matang sempurna, konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi ookista Toxoplasma gondii,

Secara khusus tujuan penggunaan BTM dalam pangan adalah untuk:  Mengawetkan makanan dengan mencegah pertumbuhan mikroba perusak pangan atau mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat

Binatang yang Hidup di Laut atau Air Semua binatang yang hidup di laut atau di air termasuk dalam makanan dan minuman halal, baik yang ditangkap maupun yang ditemukan dalam keadaan