SKRIPSI
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SISTEM PELAYANAN
TERPADU DALAM RANGKA MENINGKATKAN
KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
(Studi Deskriptif pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Serdang Bedagai)
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan
Pendidikan
Strata 1 (S-1) pada Departemen Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Oleh :
070903060
G. AFANDI SARAGIH
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas berkat dan kasihNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “
Implementasi Sistem Pelayanan Terpadu pada Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Serdang Bedagai”. Skripsi ini
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
sarjana S-1 pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara Departemen Administrasi Negara.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih atas segala
dukungan, bantuan, dan bimbingan dari semua pihak yang telah membantu selama
proses penelitian Skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Departemen
Administrasi Negara Universitas sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.Si selaku Dosen Pembimbing
telah banyak membantu dan memberi masukan kepada penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
4. Seluruh Staf Pengajar Departemen Administrasi Negara lainnya atas
curahan Ilmu Pengetahuan selama masa studi.
5. Seluruh Pegawai Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman
memberikan informasi yang dibutuhkan dalam dalam penyelesaian
Skripsi ini.
6. Orang tua penulis J.M Saragih dan Ibu H.F. Purba yang selalu
mendukung dengan setia, sabar, mendoakan dan telah begitu banyak
mengorbankan waktu dan materi kepada penulis.
7. Saudaraku Melda Afrianti Saragih, Spd dan Bonie Kalam Saragih, yang
selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
8. Sahabatku Pardamaian Ompusunggu, Sumandoro Manullang, Juliando
Purba, Tomy Tambunan, Hendra Wardani Saragih, Hamdan Purba dan
Firwansyah Silalahi yang telah memberikan motivasi pada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
9. Serta semua pihak-pihak yang terkait yang tidak bisa disebutkan satu
persatu yang telah membantu dan mendukung penulisan Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna.Oleh sebab
itu, saran dan kritik diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang.Akhir kata,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi banyak pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Fokus Masalah ... 9
1.3 Rumusan Masalah ... 9
1.4 Tujuan Penelitian ... 10
1.5 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12
2.1 Kebijakan Publik ... 12
2.1.1 Pengertian Kebijakan Publik ... 12
2.1.2 Bentuk Kebijakan Publik ... 14
2.1.3 Tahap-Tahap Kebijakan ... 15
2.2 Implementasi Kebijakan ... 17
2.2.1 Defenisi Implementasi Kebijakan ... 17
2.2.2 Model Implementasi Kebijakan George C Edwars III ... 18
2.3 Pelayanan Publik ... 20
2.3.1 Defenisi Pelayanan Publik ... 20
2.3.2 Konsep Pelayanan Prima ... 21
2.4 Pelayanan Perizinan Terpadu ... 23
2.4.1 Defenisi Pelayanan Perizinan Terpadu ... 23
2.4.2 Tujuan dan Sasaran Pelayanan Perizinan Terpadu ... 24
2.5 Defenisi Konsep ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
3.1 Bentuk Penelitian ... 30
3.2 Lokasi Penelitian ... 30
3.3 Informan Penelitian ... 30
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 31
3.5 Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV Deskripsi Lokasi Penelitian ... 34
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai ... 34
4.2 KPPT Kabupaten Serdang Bedagai ... 34
4.2.1 Latar Belakang Dibentuknya KPPT Kabupaten Serdang Bedagai ... 34
4.2.2 Tujuan KPPT Kabupaten Serdang Bedagai ... 35
4.2.3 Akta Pelayanan KPPT Kabupaten Serdang Bedagai ... 36
4.2.4 Struktur Organisasi KPPT Kabupaten Serdang Bedagai ... 37
4.2.5 Jenis-jenis Perizinan ... 41
4.2.6 Sistem dan Prosedur Pelayanan ... 43
4.2.7 Pejabat Penerima Pengaduan ... 48
4.2.8 Hak Dan Kewajiban Pemberi dan Pihak Penerima Pelayanan Perizinan ... 49
BAB V Penyajian dan Analisis Data ... 51
KPPT Kabupaten Serdang Bedagai ... 51
5.2 Prinsip E-Government dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik KPPT Kabupaten Serdang Bedagai... 61
BAB VI Kesimpulan dan Saran ... 63
6.1 Kesimpulan ... 63
6.2 Saran ... 63
ABSTRAK
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SISTEM PELAYANAN TERPADU DALAM RANGKA MENINGKATKAN
KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
(Studi Deskriptif pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai)
OLEH :
070903060
G. AFANDI SARAGIH
Untuk menggambarkan proses implementasi kebijakan Sistem Pelayanan Terpadu pada Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik dan Untuk mendeskripsikan hambatan dan tantangan implementasi konsep Sistem Pelayanan Terpadu pada kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai dengan menggunakan (Blue Print) E-Government sebagai pembanding
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang menjadi fokus perhatian dan diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat dan dengan menggunakan metode wawancara secara mendalam.peneliti menggunakan teknik pengumpulan data secara observasi dan dengan melakukan wawancara secara mendalam dengan informan. Data yang diperoleh akan semakin akurat validitasnya ketika hasil yang diperoleh melalui wawancara dan hasil observasi di lapangan dibandingkan dan digabungkan menjadi suatu kesatuan data. Data yang ada tersebut selanjutnya akan menjadi data primer dalam penelitian ini. Peneliti juga akan mengumpulkan data sekunder yang meliputi dokumen yang dimiliki oleh pemerintah dan data-data penunjang lainnya yang termuat dalam jurnal-jurnal ilmiah, majalah, undang-undang, serta dokumen-dokumen tertulis maupun dokumen-dokumen visual lainnya.
Dalam hasil penelitian dapat disampaikan, Prinsip e-government pada dasarnya telah diimplementasikan di KPPTPM Kabupaten Serdang Bedagai, namun hanya sebatas pada penggunaan basis data yang ada di kantor dan sistem multimedia yang memuat progress permohonan yang diajukan.Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Serdang Bedagai telah melaksanakan prinsip sistem pelayanan terpadu dengan baik. Namun hasil yang diharapkan masih kurang maksimal apabila dilihat dari potensi ekonomi yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia pada saat ini tengah mengalami perubahan kehidupan berbangsa
dan bernegara yang fundamental menuju ke sistem pemerintahan yang demokratis
dan transparan serta meletakkan supremasi hukum.Dalam hal ini pemerintah harus
mampu memberikan informasi yang komprehensif kepada masyarakat yang
tengah mengalami transformasi menuju era masyarakat informasi.
Perubahan-perubahan diatas menuntut terbentuknya kepemerintahan yang
bersih dan transparan dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif.
Pemerintah harus mampu memenuhi dua modalitas tuntutan masyarakat yang
berbeda namun berkaitan erat, yaitu :
a. Masyarakat menuntut pelayanan publik yang memenuhi kepentingan
masyarakat luas di seluruh wilayah negara, dapat diandalkan dan
terpercaya, serta mudah dijangkau secara interaktif.
b. Masyarakat menginginkan agar asiprasi mereka didengar dengan demikian
pemerintah harus memfasilitasi partisipasi dan dialog publik di dalam
perumusan kebijakan Negara.1
Permasalahan utama dalam pelayanan publik yang terjadi selama ini
adalah rendahnya respon dari pemerintah dalam mengantisipasi
perkembangan-perkembangan atau dinamika yang terjadi dalam masyarakat. Inisiatif dan
1
kreatifitas pemerintahan sebagai stakeholder sangat lemah dalam menjawab tuntutan masyarakat akan pelayanan publik. Selain itu, rendahnya pengawasan
mengakibatkan buruknya sistem pelayanan publik dengan munculnya “penyakit
birokrasi” yang berujung pada munculnya praktek KKN.2
Salah satu bidang pelayanan publik yang merupakan lahan subur
munculnya praktek KKN adalah pelayanan pemerintah dalam bidang penyediaan
jasa. Hal ini ditandai dengan prosedur yang tidak efisien atau bertele-tele, wabah Rendahnya kualitas pelayanan publik merupakan salah satu sorotan yang
diarahkan kepada birokrasi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.Perbaikan pelayanan publik di era reformasi merupakan harapan
seluruh masyarakat, namun ternyata tidak mengalami perubahan yang
signifikan.Berbagai tanggapan masyarakat justru cenderung menunjukkan bahwa
berbagai jenis pelayanan publik mengalami kemunduran yang utamanya ditandai
dengan banyaknya penyimpangan dalam layanan publik tersebut. Sistem dan
prosedur pelayanan yang berbelit-belit, dan sumber daya manusia yang lamban
dalam memberikan pelayanan, mahal, tertutup, dan diskriminatif serta berbudaya
bukan melayani melainkan dilayani juga merupakan aspek layanan publik yang
banyak disoroti. Rendahnya kualitas pelayanan publik yang dilaksanakan oleh
sebagian aparatur pemerintahan atau administrasi negara dalam menjalankan
tugas dan fungsinya.Kondisi ini karena di dalam kerangka hukum administrasi
positif Indonesia saat ini telah diatur tentang standar minimum kualitas pelayanan,
namun kepatuhan terhadap standar minimum pelayanan publik tersebut masih
belum termanifestasikan dalam pelaksanaan tugas aparatur pemerintah.
2
pungutan liar, dan tidak adanya transparansi dalam hal biaya dan waktu
penyelesaian. Hal ini mengakibatkan rendahnya kepercayaan masyarakat dan
kalangan usaha ekonomi terhadap pemerintah dan kalangan investor akan ragu
dalam melakukan investasi.3
Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya perhatian pemerintah atas
penyelenggaran pelayanan publik. Peraturan mengenai pelayanan publik yang
diterbitkan oleh pemerintah belum mampu diimplementasikan oleh baik oleh
implementor sehingga terjadi penyimpangan-penyimpangan atau maladministrasi.
Implementor dalam hal ini adalah pimpinan pemerintah daerah beserta aparatur
pemerintahan sebagai ujung tombak dalam segala bentuk kebijakan pelayanan
publik, termasuk di dalamnya yang berhubungan dengan pelayanan publik.
Untuk menjawab tuntutan masyarakat akan pelayanan publik yang
berkualitas sesuai dengan era reformasi pada saat ini, pemerintah harus dapat
membuat kebijakan program penyediaan pelayanan yang berkualitas berupa suatu
sistem yang mengedepankan efisiensi dan transparansi. Untuk itu pemerintah
telah berinisiatif untuk membuat kebijakan pemanfaatan teknologi untuk
membangun electrolal government for a good governance yang terintegrasi mulai dari pemerintah pusat hingga ke pemerintah daerah.4
Untuk itu, pemerintah telah berinisiatif untuk membuat suatu kebijakan
pelayanan khususnya yang terintegrasi yang mengedepankan efisiensi dan
transapransi. Hal tersebut tertuang dalam dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
No. 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu
3
Fahmi Wibawa, Panduan Praktis Perizinan Usaha Terpadu. Jakarta : Grasindo. h. 11
4
Pintu yang kemudian disempurnakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
No 25 Tahun 2009 mengenai pelayanan publik. Sistem Pelayanan Terpadu Satu
Pintu merupakan penyederhanaan terhadap penyelenggaraan pelayanan publik
yang meliputi :
1. pelayanan atas permohonan perizinan dan non perizinan
2. percepatan waktu proses penyelesaian pelayanan tidak melebihi standar
waktu yanglah ditetapkan dalam peraturan daerah
3. kepastian biaya pelayanan tidak melebihi dari ketentuan yang telah
ditetapkan dalam peraturan daerah;
4. kejelasan prosedur pelayanan dapat ditelusuri dan diketahui setiap tahapan
proses pemberian perizinan dan non perizinan sesuai dengan urutan
prosedurnya
5. mengurangi berkas kelengkapan permohonan perizinan yang sama untuk
dua atau lebih permohonan perizinan
6. pembebasan biaya perizinan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
yang ingin memulai usaha baru sesuai dengan peraturan yang berlaku
7. pemberian hak kepada masyarakat untuk memperoleh informasi dalam
kaitannya dengan penyelenggaraan pelayanan.5
Dalam rangka untuk memberikan pelayanan yang lebih berkualitas,
pemerintah daerah dapat menerapkan dan membentuk sistem pelayanan terpadu.
Sistem pelayanan terpadu bertujuan untuk pelayanan yang lebih mudah, lebih
sederhana, lebih cepat, dan murah dari sisi biaya dan dapat memberikan tertib
administrasi dalam penyelenggaraan pelayanan. Adapun sistem pelayanan terpadu
5
dilaksanakan dengan prinsip ekonomis, adanya jaminan kualitas pelayanan,
aksesibilitas, koordinasi dan kesederhanaan pelayanan. Sistem pelayanan terpadu
juga dapat memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi penyelenggara
pelayanan terpadu dan masyarakat.6
Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera
Utara yang beru dimekarkan melalui UU RI Nomor 36 Tahun 2003. Dengan
status kabupaten baru, pemerintah dituntut untuk dapat terlebih dahulu
mengembangkan perekonomian dengan mempermudah layanan publik dalam hal
perizinan dan investasi. Selain itu, pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dalam
rangka memudahkan kerjasama dengan masyarakat harus dapat memberikan
informasi dan akses terhadap pelayanan publik yang berkualitas. Hal ini sejalan
dengan visi Kabupaten Serdang Bedagai yakni ; “Menjadikan Kabupaten Serdang
Bedagai sebagai salah satu kabupaten terbaik di Indonesia dengan masyarakat
yang Pancasilais, religius, modern dan kompetitif”.7
Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kabupaten Serdang Bedagai berdiri Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai berdasarkan Permendagri No.24
Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
mengeluarkan Pemerintah Daerah No. 03 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Terpadu (KPT). Pembentukan Kantor Pelayanan
Terpadu merupakan suatu inisiatif pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dalam
menyederhanakan sistem pelayanan khususnya di bidang perizinan dari
pemerintah kepada masyarakat dan memudahkan dalam pengurusan perizinan.
6
Republik Indonesia, Undang-undang No.25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, Pasal 9.
7
pada tahun 2006 yang sebelumnya bernama Kantor Unit Pelayanan Perizinan
Terpadu Satu Pintu (UPSSP) yang ditetapkan melalui Peraturan Bupati No. 10
Tahun 2006 tentang pelaksanaan unit pelayanan terpadu. Tugas utama Kantor
Pelayanan Terpadu adalah memberikan pelayanan prima kepada masyarakat
khususnya di bidang perizinan dan penanaman modal. Yang dimaksud dengan
pelayanan prima di bidang perizinan adalah pelayanan yang mencerminkan suatu
bentuk pelayanan yang memenuhi prinsip pelayanan yang jelas, sederhana, aman,
pasti, efesien, ekonomis, adil dan merata, serta tepat waktu.
Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu memberikan suatu sistem
pelayanan yang terintegrasi kepada masyarakat dengan mengedepankan
keterbukaan informasi dan efisiensi waktu. Sistem pelayanan yang terintegrasi
merupakan suatu sistem pelayanan yang mengedepankan komunikasi yang efektif
dengan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi (information and communication technology) sesuai dengan konsep pemerintahan elektronik yang selanjutnya disebut dengan E-government. E-government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan
bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan
pemerintahan.
E-governent merupakan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
untuk mewujudkan praktek pemerintahan yang lebih efisien dan efektif,
pelayanan yang lebih terjangkau dan memperluas akses publik untuk memperoleh
informasi sehingga terjadi peningkatan transparansi. E-government pada
hubungan antara pemerintah dengan pihak lain atau dengan masyarakat.8
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya
dalam bidang perizinan, maka pemerintah dengan menganut konsep
E-government dapat membuat suatu sistem pelayanan yang terintegrasi yang
melibatkan antar lembaga dalam struktur pemerintahan. Hal tersebut terwujud
dalam suatu sistem pelayanan yang terpadu yang dapat memudahkan akses dan
arus informasi antara pemerintah dan masyarakat. Konsep sistem pelayanan
terpadu pada dasarnya merupakan penyederhanaan layanan kepada masyarakat.9
Konsep kebijakan sistem pelayanan terpadu disusun
berdasarkanpendekatan fungsional layanan dari sistem kepemerintahan yang harus
diberikanoleh suatu Pemerintah Daerah kepada masyarakatnya, dan urusan
administrasiserta fungsi lain yang berhubungan dengan kelembagaan Pemerintah
Daerah,yang diperlukan guna terselenggaranya sistem kepemerintahan
daerah.Fungsi-fungsi pelayanan, administrasi dan kelembagaan kemudian
dikelompokan dalam grup-grup blok fungsi. Dengan pendekatan ini, fungsi
kepemerintahan kemudian dikelompokkanmenjadi blok-blok fungsi dasar umum
(pelayanan, administrasi, manajemen, pembangunan, keuangan, kepegawaian) dan
fungsi lainnya, khususnya yang berkaitan dengan fungsi kedinasan dan
kelembagaan.Adapun fungsi pelayanan terbagi menjadi beberapa modul
diantaranya adalah modul pendaftaran dan perizinan.10
8
Eko Richardius, Electronic Government (Strategi Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik), Andi, Yogyakarta,2002. h.4
9
Kemendagri, Peraturan Dalam Negeri No.24 Tahun 2004, dalam Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Bab III. pasal 4
10
Pada dasarnya, konsep kebijakan sistem pelayanan terpadu merupakan
suatu konsep yang masih baru dan butuh waktu lama untuk dapat
diimplementasikan secara sempurna sehingga dampaknya benar-benar dirasakan
pada pertumbuhan perekonomian masyarakat. Hal tersebut dikarenakan
implementasi kebijakan sistem pelayanan terpadu membutuhkan anggaran biaya
yang sangat besar. Selain itu, secara praktis konsep sistem pelayanan terpadu
membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu
menangani teknologi informasi dan komunikasi sehingga membutuhkan biaya
yang sangat besar dan biaya pelatihan.11
Permasalahan utama yang muncul dari sebuah kebijakan publik adalah
ketika memasuki tahapan implementasi kebijakan. Pada tahapan implementasi,
seringkali kebijakan yang telah disusun dengan baik diimplementasikan dengan
buruk oleh implementor. Hal tersebut dipengaruhi oleh unsur-unsur dalam tubuh
birokrasi itu sendiri yakni komunikasi, sumberdaya, disposisi atau sikap aparatur
dan struktur birokrasi itu sendiri.12
Dilaporkan terdapat 53 Kabupaten\Kota yang sudah membentuk Kantor
Pelayanan Terpadu (KPT). Diantaranya adalah Kota Yogyakarta (2005),
Kabupaten Kebumen (2006). Namun tidak semua KPT dapat betul-betul
menyediakan pelayanan yang menganut konsep pelayanan terpadu. Beberapa KPT
hanya berfungsi sebagai pendaftaran perizinan atau hanya tahap awal pemrosesan
perizinan sehingga fungsi KPT sebagai penyedia jasa layanan yang terpadu dan
11
Eko Richardius, op. cit. h. 16 12
terintegrasi belum terlaksanan secara maksimal.13
Perumusan masalah juga diperlukan untuk mempermudah
menginterpretasikan data dan fakta yangdiperlukan dalam suatu penelitian.
William N. Dunn mengemukakan beberapa karakteristik masalah publik yang
sangat membantu dalam perumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakuakn penelitian
tentang implementasi konsep Sistem Pelayanan Terpadu pada Kantor Unit
Pelayanan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai dalam rangka meningkatkan
pelayanan publik khususnya di bidang perizinan.
1.2 Fokus Masalah
Dalam penelitian kualitatif ada yang disebut dengan batasan masalah yang
selanjutnya disebut dengan fokus yang berisi pokok masalah yang masih bersifat
umum. Fokus masalah dalam penelitian ini masih bersifat sementara dan akan
berkembang di lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui
bagaimana perkembangan implementasi konsep Sistem Pelayanan Terpadu di
Kantor Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai dalam
rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat khususnya di bidang perizinan.
1.3 Rumusan Masalah
14
13
www.jabarprov.go.id\ diakses pada tanggal 4 Desember 2012 pukul 20.00 WIB. 14
Dunn, William N. 1999.Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta. Gajah Mada University Press.h.214-234.
: a) Interdependensi masalah
kebijakan, yaitu masalah pada bidang tertentu berpengaruh terhadap bidang yang
lain, artinya suatu masalh merupakan bagian dari suatu sistem masalah yang
b) Subyektifitas masalah kebijakan, yaitu masalah publik meskipun
bersifat sangat obyektif tetapi dalam proses artikulasinya tetap merupakan hasil
berpikir dan hasil interpretasi dari analisis atau pengambilan kebijakan. c)
Artifisial masalah kebijakan, dimana masalah tidak dapat dipisahkan dengan
individu ataupun kelompok yang mengidentifikasikannya.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang menjadi
perhatian penulis dalam penelitian ini adalah: “BagaimanakahImplementasi
Kebijakan Sistem Pelayanan Terpadu dalam rangka Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik pada Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Serdang
Bedagai?”
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk menggambarkan proses implementasi kebijakan Sistem Pelayanan
Terpadu pada Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai
dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik.
2. Untuk mendeskripsikan hambatan dan tantangan implementasi konsep
Sistem Pelayanan Terpadu pada kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Serdang Bedagai dengan menggunakan (Blue Print) E-Government sebagai pembanding.
1.5 Manfaat Penelitan
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Secara subjektif, penelitian diharapkan bermanfaat untuk melatih,
sistematis dan metedologi penulis dalam menyusun suatu wacana baru
dalam memperkaya penerapan ilmu pengetahuan dan wawasan kebijakan
pemerintah khususnya mengenai E-Government.
2. Secara praktis, penelitian ini menjadi sumbangan pemikiran bagi instansi
terkait mengenai pentingnya memperhatikan perumusan kebijakan
Electronic Government (E-Government) yang sesuai dengan amanat Undang-undang dan kebutuhan publik. Penelitian ini juga diharapkan
dapat dijadikan referensi untuk mengambil kebijakan yang mengarahkan
pada kemajuan institusi dan pelayanan publik yang lebih berkualitas.
3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
dan memperkaya ragam penelitian yang telah dibuat oleh para mahasiswa
bagi Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara serta dapat menjadi bahan referensi
Adapun sasarandari pelayanan terpadu yang dilakukan oleh pemerintah
adalah sebagai berikut :
a. Terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan,
pasti dan terjangkau
b. Meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan public
2.4.3 Konsep E-Government (Electronic Government) dalam Pelayanan Terpadu
Sistem birokrasi terdahulu digambarkan sebagai organisasi pembuat
keputusan yang melaksanakan pemikiran strategis mengenai issu, menganalisa
permasalahan, menyusun pemilihan dan strategi kebijakan dan implementasinya,
serta memanajemen sumberdaya manusia. Birokrasi yang modern
mengedepankan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis
(menggunakan) sistem elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-government dilakukan
sistem kerja dan proses kerja di lingkungan pemerintah baik pusat dan daerah
dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi.38
E-Government adalah pemanfaatan ICT (Information and Communication Technology). Ini artinya bahwaakan ada unsur-unsur ICT seperti sistem aplikasi, Sistem pelayanan terpadu yang diadopsi oleh KPPTPM Serdang Bedagai
mengedapankan sistem pelayanan yang berbasis pada teknologi dan informasi
yang sesuai dengan konsep pemerintahan yang berbasis elektronik. Kebijakan
yang ada antara lain adalah penggunanaan infrastruktur metadata, transaksi dan
pertukaran data eletronik dan sistem pendokumentasian yang berbasis elektronik.
38
sistem infrastruktur, jaringantelematika dan lain`-lain yang dipakai dalam proses
penyelenggaraanpemerintahan. Beberapa hal mendasar tentang pemanfaatan ICT
ini berkaitan dengan, penggunaan internet, penggunaan infrastruktur telematika,
penggunaan sistem aplikasi, standarisasi metadata, transaksi dan pertukaran data
elektronik, sistem dokumentasi elektronik.39
Bank Dunia (World Bank) mendefenisikan e-government sebagai berikut;
E-government refers to use by the government agencies of information technologies (such as Wide Area Networks, the Internet, and mobile computing) that have the ability to transform relations with citizens, bussines, and other arms of government. 40 Dengan kata lain, E-Government merupakan penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan
bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan
pemerintahan. E-Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan
pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis. Model
penyampaian yang utama adalah Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C), Government-to-Business (G2B) serta Government-to-Government (G2G).41
39
Republik Indonesia, Inpres,. op. cit. h. 11 40
Indrajit, Richardus.2002. E-government (Strategi Pengembangan Pelayanan Berbasis Teknologi. Andi: Jakarta. hal 17
41
Republik Indonesia, panduan., loc. cit.
Keuntungan yang paling diharapkan dari e-government
adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari
Pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan menyelenggaraan kepemerintahanyang berbasis (menggunakan) elektronik dalam
rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektifdan efisien. Melalui
pengembangan e-government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja dilingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi
informasi.Pemanfaatan teknologiinformasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas
yang berkaitan yaitu :
1. Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses
kerja secara elektronis
2. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat
diakses secara mudah dan muraholeh masyarakat di seluruh wilayah
negara.42
Penerapan e-government di setiap lembaga pemerintah mengacu
kepadapentahapan pengembangan e-government secara nasional, dan
disesuaikandengan kondisi yang ada disetiap lembaga pemerintah yang
mencakup:
1. prioritas layanan elektronik yang akan diberikan
2. kondisi infrastruktur informasi yang dimiliki
3. kondisi kegiatan layanan saat ini
4. kondisi anggaran dan sumber daya manusia yang dimiliki.43
2.5 Defenisi Konsep
42
http://id.wikipedia.org/wiki/E-governmentdiakses pada tanggal 15 November 2012 pukul 15.30 WIB
43
Menurut Masri Singarimbun (1995 :37) bahwa konsep adalah istilah atau
defenisi yang digunakan untuk menggambarkan kejadian secara abstrak kejadian
atau kelompok individu yang menjadi pusat ilmu sosial. defenisi konsep berfungsi
untuk menemukan batasan-batasan masalah yang ada dalam penelitian. Karena
dalam penelitian deskriptif diperlukan fokus penelitian agar data penelitian yang
akan diteliti dapat terukur validitasnya. Untuk itu, dalam penelitian ini, peneliti
menguraikan defenisi konsep sebagai berikut :
1. Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan merupakan pengejahwantahan keputusan
mengenai kebijakan yang mendasar, biasanya tertuang dalam suatu
Undang-Undang namun juga dapat berbentuk instruksi instruksi eksekutif
yang penting atau keputusan perundangan. Idealnya keputusankeputusan
tersebut menjelaskan masalah-masalah yang hendak ditangani,
menentukan tujuan yang hendak dicapai dan dalam berbagai cara
“menggambarkan struktur” proses implementasi tersebut.
2. Pelayanan Publik
Pelayanan publik merupakan segalakegiatan pelayanan yang dilaksanakan
oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuanperaturan
perundang-undangan.
3. E-Government (electronic government)
E-Government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah
untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis,
dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik,
untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik,
atau proses kepemerintahan yang demokratis.
4. Pelayanan Perizinan Terpadu
Pelayanan Perizinan Terpadu Merupakan system pelayanan dengan
menyederhanakan dan menempatkan berbagai penyedia layanan yang
berwenang pada satu tempat pelayanan yang bertujuan untuk
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan menggambarkan fakta-fakta
tentang masalah yang menjadi fokus perhatian dan diiringi dengan interpretasi
yang rasional dan akurat dan dengan menggunakan metode wawancara secara
mendalam.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan
Penanaman Modal Kabupaten Serdang Bedagai.
3.3 Informan Penelitian
Data yang diperoleh dari penelitian ini berasal dari informan dan hasil
interpretasi yang dilakukan oleh peneliti. Menurut Bagong Suyanto (2005:172)
informan penelitian terbagi 3, yakni :
1. Informan kunci; mengetahui dan memiliki informasi pokok yang
diperlukan dalam penelitian.
2. Informan Utama; yang terlibat langsung dalam interaksi social yang
diteliti.
3. Informan Tambahan; yang dapat memberikan informasi walaupun tidak
Informan dalam penelitian ini adalah :
1. Informan kunci yakni Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan
Penanaman Modal Kabupaten Serdang Bedagai.
2. Informan Utama yakni Kasi Pelayanan dan Perijinan Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten Serdang Bedagai
3. Informan Tambahan yaitu, staf pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
dan Penanaman Modal Kabupaten Serdang Bedagai
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
secara observasi dan dengan melakukan wawancara secara mendalam dengan
informan. Data yang diperoleh akan semakin akurat validitasnya ketika hasil yang
diperoleh melalui wawancara dan hasil observasi di lapangan dibandingkan dan
digabungkan menjadi suatu kesatuan data. Data yang ada tersebut selanjutnya
akan menjadi data primer dalam penelitian ini. Peneliti juga akan mengumpulkan
data sekunder yang meliputi dokumen yang dimiliki oleh pemerintah dan
data-data penunjang lainnya yang termuat dalam jurnal-jurnal ilmiah, majalah,
undang-undang, serta dokumen-dokumen tertulis maupun dokumen-dokumen visual
lainnya.
3.5 Teknik Analisa Data
Penelitian ini bersifat deskriptif-eksploratif dengan pendekatan kualitatif
karena mencoba mengeksplorasi dan mengelompokkan fakta yang ada dalam
suatu kesimpulan. Data yang diperoleh akan dikumpulkan untuk kemudian
sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan dengan terlebih dahulu
melakukan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya.44
44
Sugyono,Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta.. Hal.247 Hal ini
dilakukan untuk mendeskripsikan secara umum dan kualitatif tentang
masalah-masalah dalam topik penelitian ini.Data-data yang telah diperoleh tersebut
kemudian dianalisis berdasarkan daya nalar dan pola pikir peneliti dalam
menghubungkan fakta-fakta informasi. Pada akhirnya data-data tersebut akan
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Profil Kabupaten
4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai
a. Letak Geografis
Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi
2o57” Lintang Utara, 30 Lintang Selatan, 980 33” - 990 27” Bujur Timur
dengan ketinggian berkisar 0-500 meter di atas permukaan laut. Kabupaten
Serdang Bedagai memiliki luas wilayah 1.900,22 Km2 (190,22 Ha) yang
terdiri dari 17 Kecamatan dan 243 Desa/Kelurahan. Ibukota Kabupaten
Serdang Bedagai terletak di Kecamatan Sei Rampah yaitu Kota Sei Rampah.
Kabupaten Serdang berbatasan dengan wilayah sebagai berikut sebelah utara
dengan Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Kabupaten Simalungun,
sebelah timur dengan Kabupaten Asahan dan Kabupaten Simalungun, serta
sebelah barat dengan kabupaten Deli Serdang.
Gambar 2.1 Peta Kabupaten Serdang Bedagai
c. Perekonomian Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai
Potensi Ekonomi wilayah Kabupaten Serdang Bedagai semakin hari
semakin berkembang sesuai dengan meningkatnya permintaan konsumen
terhadapproduk-produk yang dihasilkan terutama sektor pertanian, industri,
perdagangan danjasa, pariwisata dan sebagainya. Potensi-potensi ekonomi yang
ada mempunyaijenjang/klas pemasaran yang berbeda-beda, mulai dari tingkat
desa sampairegional.Pusat ekonomi dengan lingkup pelayanan lokal
(desa/kecamatan) antara lain :
1) Kawasan Industri dan Perdagangan makanan Pasar Bengkel di Kecamatan
Perbaungan
2) Kawasan Perdagangan di Kecamatan Perbaungan
3) Kawasan Pariwisata Theme Park di Kecamatan Pantai
Cermin,Perbaungan, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin dan Bandar
Khalipah
4) Wisata Kuliner pada daerah-daerah pesisir pantai
5) Jalan kawasan pesisir pantai dan jalan tol.
4.2 Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal
(KPPT) Kabupaten Serdang Bedagai
4.2.1 Latar Belakang Dibentuknya Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
dan Penanaman Modal (KPPT) Kabupaten Serdang Bedagai
Sebelum munculnya reformasi birokrasi, birokrasi terutama di bidang
perizinan digambarkan sebagai birokrasi yang memiliki sistem pelayanan yang
transparan dalam biaya dan waktu penyelesaian pelayanan.Hal tersebut
mengakibatkan iklim ekonomi yang tidak sehat dimana pelaku usaha atau pemilik
modal enggan untuk melaksanakan pengurusan perizinan dan munculnya usaha
yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk itu pemerintah Kabuapaten Serdang Bedagai oleh Bupati H.T Erry
Nuradi, Mba membentuk Unit Pelayanan dan Perizinan Terpadu Satu Pintu
(UPPTSP) melalui peraturan Bupati No 10 Tahun 2006 tentang pembentukan Unit
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (UPPTSP) yang didasarakan pada
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
Per/20/M.PAN/04/2006 mengenai Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan
Publik dan Peraturan Menteri Dalam Negari Nomor 24 Tahun 2006 tantang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Sebelum dibentuknya
Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (UPPTSP) sistem pengelolaan
pengurusan perizinan dilaksanakan pada tempat yang terpisah-pisah dan tidak
adanya transparansi dalam biaya dan waktu penyelesaian perizinan.
Pada Tahun 2007 Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (UPPTSP)
Kabupaten Serdang bedagai ditingkatkan statusnya menjadi Kantor. Hal tersebut
sesuai dengan dikeluarkannya Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) menjadi
Peraturan Daerah oleh DPRD Kabupaten Serdang Bedagai tentang Susunan Tata
Kerja Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai.
4.2.2 Tujuan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang
Bedagai
Tujuan dari dibentuknya Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (UPPTSP)
1. Sebagai upaya debirokratisasi dan deregulasi khususnya di bidang perizinan
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyaraakt umumnya dan kepada
kalangan pengusaha khususnya
3. Menciptakan transparansi di bidang perizinan
4. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah
5. Memberikan adanya jaminan kepastian hukum
6. Merangsang pertumbuhan ekonomi di bidang usaha makro, menengah dan
mikro
7. Memberi peluang investasi untuk meningkatkan perekonomian daerah.
Berdasarkan dari tujuan tersebut, maka ditetapkan visi Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Serdang Bedagai sebagai
berikut:”Terwujudnya Good Governance melalui Pelayanan Prima”. Adapun yang menjadi misi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Serdang Bedagai adalah
sebagai berikut :
1. Mewujudkan pelayanan prima
2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur pemerintahan
yang profesional
3. Melaksanakan pengembangan dan penerapan teknologi informasi (IT)
4. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian serta pengembangan perizinan.
4.2.3 Akta Pelayanan Kantor Pelayanan Pelayanan Perizinan Terpadu dan
Penanaman Modal (KPPT) Serdang Bedagai
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (KPPT) Serdang
1. Mudah artinya bahwa pemohon dapat memperoleh berbagai informasi tentang
perizinan baik persyaratan, proses, maupun besara retribusi yang ditetapkan..
2. Cepat, memberi pengertian diupayakan seoptimal mungkin untuk menyelesaikan
proses perizinan dari waktu maksimal yang ditetapkan, tidak jarang suatu
perizinan dapat diselesaikan dalam waktu satu hari khusunya bagi perizinan yang
tidak memerlukan peninjauan lapangan.
3. Transparan artinya dalam pelayanan perizinan pada Kantor Pelayanan Terpadu
(KPT) Kabupaten Serdang Bedagai dilakukan diantaranya melalui pencetakan
besaran retribusi yang dibayarkan pada sertifikat izin yang ditertibkan sehingga
pemohon megetahui bahwa jumlah yang dibayarkan adalah sama dengan jumlah
yang tertera pada sertifikat izin.
4. Tepat Waktu yaitu ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu perizinan juga mendapatkan porsi khusus, oleh karenanya masa penyelesaian suatu jenis
perizinan juga dilakukan secara terbuka.
4.2.4 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu
Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Terpadu
1. Kepala Kantor Pelayanan Terpadu
Tugas dan fungsi Kepala Kantor Pelayanan Terpadu antara lain :
a. Membantu Bupati dalam penyelenggaraan pelayanan publik dibidang
perizinan
b. Untuk menyelenggarakan tugas pokok yang dimaksud diatas, Kepala
Kantor mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Mengkoordinir, mengawasi dan pembinaan penyelenggaraan
pelayanan perizinan
2) Penyelenggaraan administrasi, evaluasi dan pelaporan guna
memberikan masukan kepada Bupati
3) Penyelenggaraan urusan rumah tangga umum dan keuangan yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD)
dan atau sumber keuangan lain
4) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati
2. Sub Bagian Tata Usaha
Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Kantor menyiapkan bahan penyusunan program dan rencana kegiatan,
menerima dan memberikan informasi serta mengelola urusan tata usaha dan
rumah tangga KPT.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan dan penyimpanan program kerja
c. Penyelenggaraan surat menyurat, kearsipan dan kelengkapan
d. Pelaksanaan urusan umum dan keuangan
e. Mempersiapkan bahan laporan pelaksanaan tugas secara berkala
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan kepala kantor
3. Seksi Promosi, Dokumentasi dan Pelaporan
Kepala Seksi Promosi, Dokumentasi dan Pelaporan mempunyai tugas
poko membantu Kepala Kantor menyuapkan bahan promosi, melakukan
pendokumentasian, publikasi, sosialisai dan mempersiapkan bahan laporan
pelaksanaan tugas KPPTPM
Kepala Seksi Promosi, Dokumentaasi dan Pelaporan mempunyai
fungsi sebagai berikut :
a. Penyiapan bahan promosi baik berupa penyajian data maupun publikasi
atau ekspose
b. Pelaksanaan penyuluhan dan sosialisasi perizinan
c. Pendokumentasian pelaksanaan tugas KPPTPM termasuk didalamnya
kegiatan arsiparis (arsip dan laporan)
d. Menerima dan mengelola pengaduan dari masyarakat
e. Mempersiapakan bahan laporan pelaksanaan tugas secara berkala
f. Pengkoordinasian terhadap tugas-tugas promosi, dokumentasi dan
pelaporan kedalam maupun keluar
g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Kantor
4. Seksi Pengembangan, Pengawasan dan Pengendalian
Kepala Seksi Pengembangan, Pengawasan dan Pengendalian
bahan penyusunan program pengembangan, Pengawasan dan Pengendalian
organisasi. Fungsi dari seksi pengembangan, pengawasan dan pengendalian
adalah sebagai berikut :
a. Penyiapan bahan perencanaan, pengembangan dalam rangka peningkatan
kinerja KPPTPM.
b. Menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga dan dunai usaha lain baik
pemerintah maupun swasta dan lembaga-lembaga lainnya dalam rangka
pengembangan.
c. Pelaksanaan operasionalisasi pengawasan dan pengendalian kebijakan
tentang perizinan di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai
d. Pengkoordinasian terhadap pelaksanaan Pengembangan, Pengawasan dan
Pengendalian
e. Mempersiapkan bahan laporan hasil pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian
f. Mempersiapkan bahan laporan hasil pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian dalm rangka evaluasi dan penyusunan tindak lanjut
kebijakan
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor
5. Seksi Pelayanan dan Perizinan
Kepala Seksi Pelayanan dan Perizinan mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Kantor menyiapkan bahan penyusunan program dan
rencana kegiatan dibidang pelayanan dan perizinan. Kepala seksi pelayanan
dan perizinan mempunyai fungsi sebagai berikut :
b. Pengelolaan pelayanan administrasi perizinan
c. Penyusunan pedoman dan teknis pemberian legalitas perizinan
d. Memberikan informasi pelayanan perizinan
e. Mempersiapkan bahan laporan secara berkala
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kantor
6. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Kantor dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan profesi dan
fungsinya. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari semua pemangku jabatan
fungsional yang diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Kelompok jabatan fungsional mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugas sesuai dengan profesionalisme
b. Mempersiapkan bahan laporan pelaksanaan tugas
c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala kantor
Fungsi dan tugas dari masing-masing lini yang jelas menciptakan sistem
dan prosedur administrasi yang jelas sesuai dengan Standar Operasional Prosedur.
Hal tersebut memberikan kemudahan dalam proses pelaksanaan pemberian
pelayanan kepada masyarakat. Pembagian tugas dan wewenang tersebut
mencagah terjadinya tumpang tindih tugas dan wewenang masing-masing lini
yang berpengaruh terhadap terhambatnya proses implementasi kebijakan.
4.2.5 Jenis-jenis Pelayanan Perizinan
Kantor Pelayanan PerizinanTerpadu dan Penanaman Modal (KPPT)
Kabupaten Serdang Bedagai melayani 23 jenis bidang perizinan antara lain
Tabel 4.4 Jenis-Jenis Perizinan
No. Nama Perizinan Keterangan
1 Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Perda No. 26 Tahun 2006
2 Izin Gangguan (HO) Perda No. 23 Tahun 2995
3 Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Perda No. 44 Tahun 2005
4 Tanda Daftar Perusahaan Perda No. 45 Tahun 2005
5 Izin Peruntukan Penggunaan Tanah Perda No. 41 Tahun 2005
6 Izin Usaha Industri Perda No. 44 Tahun 2005
7 Izin Usaha Gedung (IUG) Perda No. 44 tahun 2005
8 Izin Usaha Konstruksi dan Konsultasi (SIUJK) Perda No. 32 Tahun 2005
9 Izin Usaha Penggilingan Padi, Huller dan Penyosohan Beras Perda No. 47 Tahun 2004
10 Izin Usaha Hotel Perda No 36 Tahun 2005
11 Izin Balai Pengobatan Perda No. 16 Tahun 2005
12 Izin Salon Kecantikan Perda No. 16 Tahun 2005
13 Izin Praktek Sishe, Tabib, Akupuntur Perda No. 16 Tahun 2005
14 Izin Pendirian Apotek Perda No. 16 Tahun 2005
15 Izin Pendirian Obat Perda No. 16 Tahun 2006
16 Izin Usaha Rumah Makan, Bar dan Restoran Perda No. 37 Tahun 2005
17 Izin Pemboran Air Tanah dan Pemakaian Air Bersih Tanah Perda No. 43 Tahun 2005
18 Izin Penyelenggaraan Pelatihan Perda No. 22 Tahun 2005
19 Izin Pertambangan Umum Perda No. 42 Tahun 2005
21 Pajak Reklame Perda No. 9 Tahun 2005
22 Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Gol. C Perda No. 11 Tahun 2005
23 Pajak Sarang Burung Walet Perda No. 13 tahun 2005
Dengan status Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal
Kabupaten Serdang sebagai kantor, maka harus dipayungi setidaknya peraturan
kepala daerah, dan paling tidak mencantumkan 5 ijin utama yakni IMB, TDP,
SIUP, HO/SITU, TDI dalam pelayanannya.
4.2.6 Sistem dan Prosedur Pelayanan
Agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat berjalan secara
efektif dan efisien, maka dibentuk suatu sistem pelayanan perizinan yang
terkoordinasi antar berbagai lini dalam kantor pelayanan dan perizinan terpadu.
Hal tersebut bertujuan agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pemberian
pelayanan dan menjadi acuan bagi masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan
dari Kantor Pelayanan Terpadu.
Untuk memperoleh pelayanan, masyarakat harus memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman
Modal (KPPT) Serdang Bedagai, baik berupa persyaratan teknis dan administratif
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang mengatur. Penetapan
persyaratan baik teknis maupun administratif harus diimplementasikan seminimal
mungkin dan dikaji terlebih dahulu agar benar-benar sesuai dengan jenis
Gambar 4.3
Sistem dan Prosedur Pelayanan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kab. Serdang Bedagai
P1; P5.3 P4 ; P4.6a ‘
Petugas Komputer Petugas
Berikut penjelasan Pelayanan Perizinan Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai :
1. Proses 1
1. Pemohon mengambil dan mengisi formulir permohonan pada tempat
yang telah disediakan.
2. Pemohon menyerahkan formulir permohonan izin kepada petugas
pelayanan (front office).
3. Petugas pelayanan menyerahkan berkas permohonan izin kepada petugas
validasi
2. Proses 2
1. Petugas validasi meneliti berkas permohonan
2. Petugas validasi membubuhkan parag apabila berkas lengkap atau
membuat catatan apabila berkas tidak lengkap
3. Apabila berkas tidak lengkap, petugas validasi memberikan catatan
kekurangan kelengkapan berkas kepada petugas pelayanan
4. Apabila berkas lengkap, petugas validasi menginformasikan kepada
petugas pelayanan bahwa berkas telah lengkap
5. Petugas pelayanan mencatat dan membuat tanda terima berkas.
6. Petugas validasi menyerahkan bekas yang telah lengkap kepada petugas
komputer untuk dokumentasi berkas permohonan
3. Proses 3
Petugas Komputer melakukan unput data berkas permohonan kedalam
aplikasi masing-masing berkas perizinan
1. Petugas administrasi menerima berkas dari petugas komputer
2. Petugas administrasi menghitung dan menetapkan jumlah retirubusi yang
harus dibayar oleh pemohon sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Petugas administrasi menyiapkan dan menyerahkan blanko pembayaran
retribusi kepada petugas pelayanan untuk diserahkan kepada pemohon
4. Pemohon membayar retribusi perizinan ke kas daerah / bank
5. Proses 4 b (berkas yang memerlukan survey)
1. Petugas administrasi menerima berkas dari petugas komputer
2. Petugas administrasi menyerahkan berkas kepada Tim Teknis Lapangan
untuk keperluan survey lapangan
3. Setelah melakukan survey, Tim Teknis Lapangan dan Koordinator KPT
melakukan rapat koordinasi untuk menetapkan berita acara dan
rekomendasi survey lapangan, berdasarkan pertimbangan teknis, yuridis
dan sosial.
4. Berita acara dan rekomendasi survey lapangan ( penerimaan atau
penolakan) disampaikan kepada petugas administrasi
5. Apabila berkas diterima sesuai hasil rekomendasi maka :
a. Petugas adminisrtrasi menghitung dan menetapkan jumlah retribusi
yang harus dibayar oleh pemohon sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b. Petugas administrasi menyiapkan dan menyerahkan blanko
pembayaran retribusi kepada petugas pelayanan, untuk diserahkan
kepada pemohon.
6. Jika berkas ditolak sesuai dengan hasil rekomendasi, maka :
a. Petugas administrasi menyerahkan berkas kepada petugas pelayanan
dengan melampirkan berita acara dan rekomendasi survey lapangan.
b. Petugas pelayanan mengembalikan berkas kepada pemohon.
7. Proses 5
1. Petugas kas daerah / bank menerima blanko pembayaran retribusi
perizinan.
2. Petugas kas daerah / bank menyerahkan pembayaran retribusi periznan
yang telah diregistrasi.
3. Pemohon menerima tanda bukti pembayaran dari petugas kas daerah /
bank untuk diserahkan kembali kepada petugas pelayanan.
8. Proses 6
1. Petugas pelyanan menyerahkan berkas kepada petugas administrasi untuk
diparaf oleh sekretaris KPT.
2. Setelah diparaf, petugas administrasi mencetak sertifikat izin.
3. Setelah dicetak, petugas administrasi menyerahkan dikumen perizinan
untuk diparaf oleh sekretarif dan ditandatangani oleh koordinator.
9. Proses 7
1. Petugas administrasi mengagendakan sertifikat izin yang telah
ditandatangani.
2. Petugas administrasi menyerahkan sertifikat izin yang telah digandakan
kepada petugas pelayanan.
3. Petugas pelayanan menyerahkan sertifikat izin kepada pemohon.
10.Proses 8
1. Masyarakat menyampaikan pengaduan kepada Sub Unit Pengaduan.
2. Sub Unit Pengaduan menerima pengaduan dan menyampaikan kepada
Sekretaris KPT untuk digandakan.
3. Sekretaris KPT menyempaikan kepada koordinator.
4. Koordinator mendindak lanjuti pengaduan dengan :
a. Mengadakan rapat dengan Sub Unit Pengaduan, sekretaris atau tim
teknis.
b. Hasil rapat dibuat dalam beriata acara khusus , kemudian dijadikan
bahan jawaban kepada pengadu atau masyarakat.
c. Sekretaris KPT menyiapkan surat jawaban untuk ditandatangani
koordinator.
d. Sekretaris menyampaikan surat kepada Sub Unit Pengaduan untuk
diserahkan kepada masyarakat.
Tersedianya informasi yang jelas dan akurat tentang prosedur, persyaratan,
waktu dan biaya pelayanan merupakan komponen penting dalam implementasi
kebijakan. Hal tersebut memberikan informasi kepada pengguna pelayanan akan
akurasi standar pelayanan yang ada sehingga masyarakat mengetahui proses
pelayanan sehingga tercipta transparansi atas pelayanan yang ada.
4.2.6 Pejabat Penerima Pengaduan.
Pejabat atau petugas penerima pengaduan masyarakat ditunjuk oleh
Kepala Kantor yang berasal dari Seksi Promosi, Dokumentasi dan Pelaporan
Kantor Pelayanan Terpadu.
a. Pangaduan dari masyarakat tentang berbagai permasalahan perizinan
yang timbul di masyarakat dapat dilaporkan baik secara tertulis maupun
lisan kepada Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Kabupaten Serdang
Bedagai.
b. Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) menyediakan media kotak aduan,
telepn/fax atau email dan website dari Pemerintah Kabupaten Serdang
Bedagai.
2. Pengumpulan Data di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Seksi Pengembangan, Pengawasan dan Pengendalian Kantor
Pelayanan Terpadu (KPT) Kabupaten Serdang Bedagai melaksanakan
pengumpulan data terhadap laporan yang disampaikan oleh masyarakat.
4.2.7 Hak dan Kewajiban Pihak Pemberi dan Pihak Penerima Pelayanan
Perizinan
Masing-masing pemberi (Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu) dan
penerima pelayanan perizinan (masyarakat) memiliki hak dan kewajiban
masing-masing, antara lain sebagai berikut :
1. Hak pemberi pelayanan ( Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu ) :
a. Meminta pemohon untuk melengkapi berkas-berkas yang dibutuhkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Menerima, menangguhkan atau menolak permohonan.
c. Menyimpan data-data permohonan untuk arsip negara.
d. Melakukan pemeriksaan berkas dan pemeriksaan lapangan sesuai dengan
e. Mencabut izin yang telah diterbitkan apabila dikemudian hari ditemukan
adanya pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku.
2. Kewajiban pemberi pelayanan (Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu) :
a. Menerima permohonan yang telah lengkap persyaratan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b. Memberi informasi yang berhubungan dengan pelayanan perizinan.
c. Bertanggung jawab atas berkas permohonan yang telah diterima.
d. Menerbitkan izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Hak penerima pelayanan (masyarakat).
a. Mengajukan permohonan izin.
b. Menerima pelayanan perizinan.
4. Kewajiban penerima pelayanan.
a. Melengkapi data-data yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b. Memenuhi persyaratan perizinan yang berlaku.
c. Memberikan informasi dan data-data yang benar sesuai dengan
permohonan.
d. Memberikan informasi serta menunjukkan lokasi yang disurvey pada saat
pemeriksaan lapangan.
e. Membayar retribusi dan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
f. Bertanggungjawab atas sertifikat yang telah diterbitkan.
g. Mengembalikan sertifikat izin yang telah diterbitkan apabila dikemudian
BAB V
IMPLEMENTASI SISTEM PELAYANAN TERPADU PADA KANTOR
PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL
(KPPT) KAB. SERDANG BEDAGAI
Implementasi kebijakan merupakan suatu tahapan yang penting dalam
suatu kebijakan publik. Implementasi kebijakan merupakan sebuah proses yang
dinamis yang meliputi berbagai macam variabel. Jika sebuah kebijakan
diputuskan secara tepat dan sesuai dengan fenomena yang berkembang di
lapangan atau masyarakat, masih mungkin dapat terjadi kegagalan, apabila tidak
diimplementasikan dengan baik. Apabila suatu kebijakan diimplementasikan
dengan buruk maka tujuan dari kebijakan tersebut tidak akan mencapai tujuannya.
Sistem Pelayanan Terpadu dalam implementasinya dipengaruhi oleh
beberapa aspek atau variabel yang pada akhirnya mempengaruhi hasil akhir dari
kebijakan Pelayanan Terpadu tersebut. Hasil akhir yang diharapkan oleh Sistem
Pelayanan Terpadu yakni berupa peningkatan kualitas pelayanan publik
khususnya di bidang pelayanan perizinan.
Peneliti menggunakan berbagai data penunjang mengenai Implementasi
Sistem Pelayanan Terpadu di Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten
Serdang Bedagai dari berbagai observasi yang peneliti temukan selama
malakukan penelitian.
Hingga saat ini, kehadiran Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan
Penanaman Modal (KPPT) Kabupaten Serdang Bedagai sesuai fungsi dan tujuan
khususnya atas permasalahan rendahnya kualitas pelayanan publik. Dengan
kehadiran KPPT Kabupaten Serdang Bedagai, ekspektasi yang diharapkan akan
meningkatkan kualitas pelayanan publik terutama di bidang perizinan.
5.1 Implementasi Sistem Pelayanan Terpadu pada Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (KPPT) Serdang Bedagai
Mengkaji implementasi sistem pelayanan terpadu di Kantor Pelayanan dan
Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai, maka pendekatan yang diadopsi
adalah model George C. Edward III yang didalamnya terdapat 4 (empat) variabel
yakni komunikasi, sumberdaya, disposisi atau sikap kepegawaian, dan struktur
birokrasi. Adapun keempat variabel tersebut mempengaruhi satu dengan yang
lainnya untuk membantu ataupun merintangi implementasi kebijakan. Peneliti
juga menggunakan berbagai data penunjang mengenai Implementasi Sistem
Pelayanan Terpadu di Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten
Serdang Bedagai dari berbagai observasi yang peneliti temukan selama
malakukan penelitian.
1. Komunikasi
Dalam implementasi suatu kebijakan, komunikasi yang terjadi dalam
pelaksanaannya merupakan hal yang sangat penting. Komunikasi yang efektif
harus dapat ditransmisikan kepada personalia yang tepat dengan tujuan informasi
mengenai kebijakan disampaikan secara akurat dan konsisten. Kantor Pelayanan
dan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai pada dasarnya memiliki
sistem dan prosedur pelayanan yang terkoordinasi dan setiap lini memiliki tugas
dan fungsi yang jelas di. Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti ingin melihat
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bagaimana arus komunikasi
yang dibangun antar berbagai lini dalam Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu.
Berikut hasil wawancara dengan bapak Johan Sinaga, SE MAP yang menjabat
sebagai Kepala Subbagian Tata Usaha.
...setiap lini atau sub bagian di kantor ini sudah bekerja dengan sangat baik. Dalam setiap pelayanan yang kami berikan, kami selalu berkoordinasi antar lini sesuai dengan standar sistem dan prosedur yang berlaku. Jarang terjadi tumpang tindih wewenang atau miskomunikasi. Mungkin dikarenakan standar peraturan yang bagus, jadi kami bisa berkoordinasi dengan baik.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai, bahwa tiap pegawai atau
implementor sudah mengetahui dan menjalankan tugas dan fungsinya sesuai
dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun Standard Operating Procedure tersebut ditetapkan sebelumnya melalui peraturan kepala daerah. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, setiap lini telah
dapat membangun komunikasi yang efektif baik antara atasan dengan bawahan
maupun komunikasi antar lini.
2. SumberDaya
Ketersediaan sumber daya sangat merupakan faktor yang sangat penting
dalam efektifitas implementasi sebuah kebijakan. Dalam menyelenggarakan
pelayanan perizinan terpadu, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Serdang
Bedagai membutuhkan sumber daya yang maksimal tujuan dari pelayanan
terhadap masyarakat dapat tercapai. Sumber daya meliputi sumber daya manusia
sebagai pelaksana kegiatan, informasi suatu kebijakan, wewenang yang dimiliki
dalam pelaksanaan program serta fasilitas-fasilitas dalam pelaksanaan kegiatan
1. Staf
Sumber daya manusia dalam pelaksana perizinan pelayanan terpadu di
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai meliputi
seluruh lini yang ada dalam kantor tersebut. Kuantitas staf yang ada tidak
menjamin sebuah kebijakan diimplementasikan dengan baik, namum
kurangnya jumlah staf dapat menyebabkan penggandaan wewenang atau
tugas sehingga pelayanan yang dilaksanakan tidak berhasil maksimal.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan selama penelitian,
penulis masih mendapati kurangnya jumlah sumber daya manusia dalam
pelaksanaan pelayanan perizinan terpadu.
“kalau dilihat dari jumlah staf dan pegawai yang pasti menurut kami sangat kurang, apalagi untuk tim lapangan teknis. Menurut saya jumlah pegawainya perlu diperbanyak karena tugas mereka sangat banyak. Karena tugas yang dibebankan kepada mereka adalah ke lapangan, maka butuh waktu yang cukup lama untuk melakukan observasi di lapangan. (Wawancara dengan Bapak Johan Sinaga, SE MAP, 20 Januari 2014)
Hal yang sama juga disampaikan dalam kutipan wawancara berikut ini:
“dengan semakin banyaknya permohonan yang masuk, terkadang kami merasa kewalahan dalam melakukan proses pelayanan. Kami terlebih dahulu menganalisa suatu permohonan dari dampak ekonomi dan sosial kalau permohonan nantinya diberikan izin, juga dari segi hukum. Itu memakan waktu yang lama dalam pengurusannya, jadi yang masih kuranglah sumber daya manusianya. (Wawancara dengan Bapak Asrul Aziz Siregar, Koordinator Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal, Januari 2014)
Berdasarkan petikan wawancara diatas, diketahuibahwa kebutuhan akan
sumber daya manusia di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten
Serdang Bedagai masih kurang terutama pada Tim Teknis Lapangan.
Berdasaran observasi yang peneliti telah lakukan, kurangnya jumlah sumber
akibat penumpukan berkas yang diberikan masyarakat. Hal tersebut
mengakibatkan proses pengurusan yang relatif lama yang mengakibatkan
tertundanya masyarakat dalam melakukan pengurusan perizinan usaha.
2. Informasi
Informasi merupakan pengetahuan yang diterima implementor dalam
bagaimana mengimplementasikan suatu kebijakan. Informasi dalam hal ini
juga merupakan ketaatan dalam melakukan tugas sesuai dengan peraturan dan
sistem yang berlaku. Terdapat dua bentuk informasi yang berkenaan dengan
bagimana melakukan sebuah kebijakan dan data ketaatan personil terhadap
peraturan yang ada. Tidak efektifnya arus informasi yang ada dapat
mengakibatkan kebijakan tidak dapat diimplementasikan dengan baik.
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kabupaten
Serdang Bedagai menggunakan sistem pelayanan berbasis e-governmentdimana arus informasi yang ada berbasis elektronik. Dalam hal ini, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai
menggunakan sistem multimedia dimana pemohon dapat mengetahui sejauh
mana proses izin sedang dilaksanakan atau dalam proses tanpa harus
diberitahu secara manual.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, penggunaan
prosedur pelayanan dengan sistem electronic government masih sangat jarang dilakukan. Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang memiliki pengetahuan
dan kemampuan multimedia masih sangat sedikit. Dengan kata lain, sebagian
besar masyarakat masih awam mengenai sistem multimedia berbasis
yang ada bahkan ada yang tidak tahu mengenai sistem electronic government
yang tengah diterapkan. Penulis menilai bahwa Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu dan Penanaman Modal belum dapat melaksanakan sosialisasi yang
efektif kepada masyarakat secara keseluruhan. Kantor Pelayana Perizinan
Terpadu pada dasarnya seharusnya menerapkan sistem informasi manajemen
yang user friendly agar masyarakat dapat langsung memahami basis sistem pelayanan yang ada.
3. Wewenang
Wewenang yang dimaksud adalah bagaimana kesigapan segera oleh
implementor untuk melaksakan tugas atau tanggung jawab atas suatu
kebutuhan yang mendesak terutama yang menyangkut dengan kepentingan
umum. Dalam penelitian yang telah dilakukan, Kepala Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal memiliki wewenang untuk
menunda permohonan yang dirasa memberikan dampak buruk bagi
masyarakat umum apabila ditinjau dari aspek sosial dan ekonomi. Untuk itu,
Kepala Kantor berwenang untuk menugaskan Tim Teknis Lapangan untuk
segera meninjau lebih lanjut kondisi di lapangan. Setelah mendapat laporan
dari Tim Teknis Lapangan, Kepala Kantor dapat membuat keputusan apakah
permohonan yang diajukan oleh pemohon dapat atau tidak dapat diproses
lebih lanjut.
4. Fasilitas
Fasilitas fisik merupakan faktor yang penting dalam
mengimplementasikan suatu kebijakan. Fasilitas dibutuhkan untuk
utama adaalh kantor sebagai pusat pelayanan dan tempat terjadinya arus
komunikasi antara implementor dengan pemohon.
Menurut observasi yang peneliti telah lakukan, Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Serdang Bedagai ditunjang oleh
fasilitas standar kantor pemerintahan pada umumnya. Yang menjadi
keunggulan fasilitas Kantor Pelayanan Terpadu adalah sistem pelayanan yang
berbasis electronic government itu sendiri. Ketersediaan jaringan internet yang memadai sangat membantu implementor dalam melaksakan tugas dan
fungsinya secara efektif dan efisien.
Kurangnya fasilitas berdampak negatif terhadap proses kerja
implementor sehingga berujung pada implementasi yang buruk juga. Masalah
umum kurangnya fasilitas di KPPTPM Serdang Bedagai adalah kurangnya
fasilitas kendaraan bagi aparatur yang bertugas melakukan tinjauan langsung
ke lapangan. Hal tersebut diketahui dari petikan wawancara berikut ini :
Kami saat ini juga kekurangan sarana transportasi bagi tim teknis lapangan. Akibatnya, kami terkadang merasa kesulitasn untuk terjun langsung ke lapangan (Wawancara dengan Bapak Johan Sinaga, SE MAP, Januaru 2014)
Berdasarkan uraian di atas, ditemukan bahwa fasilitas KPPTPM
Serdang Bedagai masih memiliki kekurangan yang bedampak bagi proses
implementasi. Namum apabila ditinjau secara keseluruhan, fasilitas yang ada
tergolong sudah baik. Fasilitas yang paling menonjol adalah penggunaan
sistem multimedia yang disediakan oleh KPPTPM Serdang Bedagai untuk
membantu pemohon dalam meninjau permohonan yang telah diajukan tanpa