• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Stabat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Stabat"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN PROGRAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN

TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT DI KECAMATAN STABAT

TESIS

Oleh

GITA ALFIANI FATRIA

087018024/EP

SE

K O L A

H

P A

S C

A S A R JA

NA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN PROGRAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN

TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT DI KECAMATAN STABAT

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ekonomi Pembangunan pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

GITA ALFIANI FATRIA

087018024/EP

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN STABAT

Nama Mahasiswa : Gita Alfiani Fatria

Nomor Pokok : 087018024

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Menyetujui

Komisi Pembimbing:

(Dr. Murni Daulay, M.Si) Ketua

(Drs. Iskandar Syarief, M.A) Anggota

Ketua Program Studi Direktur,

(Dr. Murni Daulay, M.Si) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 16 Juli 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Murni Daulay, M.Si

Anggota : 1. Drs. Iskandar Syarief, M.A

2. Dr. Rahmanta, M.Si

3. Drs. Rujiman, M.A

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul :

ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN

TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN STABAT

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun

sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan

secara benar dan jelas.

Medan, 3 September 2010

Gita Alfiani Fatria

(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembiayaan infrastruktur, pembiayaan bantuan kredit (ekonomi bergulir), dan bantuan beasiswa pendidikan perorangan dari program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pada pembahasan pengaruh pembiayaan terhadap peningkatan kesejahteraan cara pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode sampel acak sederhana (simple random sampling) dengan jumlah sampel 100, sedangkan model analisis yang digunakan adalah binary response regression dengan logit model, dengan probabilitas masyarakat yang mendapatkan manfaat dengan adanya pembiayaan infrastruktur, pembiayaan ekonomi bergulir (bantuan kredit), dan bantuan beasiswa perorangan diberi nilai satu (1), jika tidak adanya manfaat diberi nilai nol (0).

Pengujian dilakukan dengan tingkat keyakinan 95 %, dari pengujian ketiga variabel diperoleh hasil koefisien variabel bernilai positif dan signifikan. Maka hasil yang didapat adalah adanya peningkatan kesejahteraan dengan adanya pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan di kecamatan Stabat.

(7)

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of infrastructure financing, financing loans (economy rolling), and individual scholarship from the national community empowerment program (PNPM) for enchancing the welfare of rural independent society.

In discussing the effect of financing to increase the welfare way of sampling in this research is by using simple random sampling method with a total sample of 100, while the analytical model used is a binary response with a logit regression model, with the probability of benefiting society with financing of infrastructure, economy revolving financing (loans), and individual scholarship aid given a value of one (1), otherwise the benefit is zero rated (0).

Tests carried out with 95% confidence level, from the third test result variable coefficients are positive and significant. So the result obtained is an increase in welfare with the financing of the National Program for Community Empowerment (PNPM) Stabat independent rural districts.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Ucapan Syukur Kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan KaruniaNya kepada penulis dalam meyelesaikan tesis yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Stabat” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari dalam penulisan tesis ini masih terdapat kekurangan- kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, segi penulisan, tata bahasa dan bentuk ilmiahnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya sumbangan saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan penulisan tesis ini. Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca

sekalian.

Selama mengerjakan tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak berupa bimbingan, saran, pemikiran, semangat dan doa. Atas segala bantuan dari pihak-pihak yang telah membantu proses penyelesaian tesis ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1.Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K)

selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2.Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B. MSc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana, Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Wakil Direktur I Sekolah Pascasarjana, dan Bapak Dr. Pandapotan Nasution, MS selaku Wakil Direktur II Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

(9)

4.Seluruh Dosen pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis selama perkuliahan.

5.Bapak Camat, Lurah, Kepala Desa, dan masyarakat di Kecamatan Stabat yang telah membantu memberikan data dan informasi yang penulis butuhkan dalam penyusunan tesis ini.

6.Kedua Orang tua penulis yang sangat penulis sayangi dan banggakan

ayahanda H.Muhammad Nur, Ssos dan Ibunda Hj.Deslidel, Sst ,dan seluruh keluarga besar penulis yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi, dana, terlebih doa yang tulus untuk penulis. Terimakasih untuk segala hal yang dilakukan untuk penulis.

Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak, semoga segala bantuan dan segala dukungan yang telah diberikan, mendapatkan Rahmat dari Allah SWT.

Medan, Juli 2010

Gita Alfiani Fatria

(10)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Gita Alfiani Fatria

Tempat dan Tanggal Lahir : Pekanbaru / 29 Agustus 1986

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Nama Orang Tua

Ayah : H. Muhammad Nur S.Sos

Ibu : Hj. Deslidel S.St

Alamat Rumah : Jl. Sembilang No.1, Pekanbaru

Pendidikan

1. Tahun 1992-1998 : SDN 029 Tanjung Pinang 2. Tahun 1998-2001 : SLTP N 13 Pekanbaru

3. Tahun 2001-2004 : SMU N 8 Pekanbaru

4. Tahun 2004-2008 : Universitas Riau

6. Tahun 2008-2010 : Program Studi Ekonomi Pembangunan

(11)

DAFTAR ISI

2.2. Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ... 17

2.3. Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Bagi Usaha Mikro Dan Kecil ... 23

2.4. Sasaran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan... 25

2.5. Konsep Partisipasi Masyarakat ... 27

2.6. Studi Empiris Penelitian terdahulu ... ……….. 30

2.7. Kerangka Berpikir ... ……….. 31

(12)

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3. 1. Ruang Lingkup Penelitian ... ……….. 33

3. 2. Lokasi Penelitian ... ……….. 33

3. 3. Jenis dan Sumber Data ... ……….. 33

3. 4. Populasi dan Sampel ... ……….. 34

3. 5. Metode Analisis Data ... ……….. 35

3. 6. Definisi Operasional ... ……….. 37

3. 7. Uji Kesesuaian (Test Goodness of Fit) ... ……….. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 39

4. 1. Kabupaten Langkat ... ……….. 39

4. 2. Kondisi Wilayah ... ……….. 41

4. 3. Kecamatan Stabat ... ……….. 41

4. 4. Program Nasional Pemberdayaan Mandiri Pedesaan di Kecamatan Stabat... ……….. 47

4. 5. Karakteristik Masyarakat Di Kecamatan Stabat ... ……….. 88

4. 6. Pengujian Empiris dan Hipotesis ... ……….. 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 98

5. 1. Kesimpulan ... ……….. 98

5. 2. Saran ... ……….. 99

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1. Data Masyarakat penerima PNPM di Kecamatan Stabat

Tahun 2009 ... 35

4.1. Data Penduduk Kecamatan Stabat Tahun 2009... 42

4.2. Tingkat Umur Masyarakat Yang Memperoleh Pembiayaan Dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ... 89

4.3. Tingkat Pendidikan Masyarakat Yang Memperoleh Pembiayaan Dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ... 90

4.4. Realisasi Pembiayaan PNPM Mandiri di Kecamatan Stabat ... 91

4.5. Jenis Program Yang Dikelola Masyarakat ... 92

4.6. Dependent Variable Frequencies... 94

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1 Alur Tahapan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri Pedesaan ……… 6

1.2 Mekanisme Penyaluran Dana Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri (PNPM) Mandiri Pedesaan ... 7 2.1 Kerangka Berpikir Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

(16)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembiayaan infrastruktur, pembiayaan bantuan kredit (ekonomi bergulir), dan bantuan beasiswa pendidikan perorangan dari program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pada pembahasan pengaruh pembiayaan terhadap peningkatan kesejahteraan cara pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode sampel acak sederhana (simple random sampling) dengan jumlah sampel 100, sedangkan model analisis yang digunakan adalah binary response regression dengan logit model, dengan probabilitas masyarakat yang mendapatkan manfaat dengan adanya pembiayaan infrastruktur, pembiayaan ekonomi bergulir (bantuan kredit), dan bantuan beasiswa perorangan diberi nilai satu (1), jika tidak adanya manfaat diberi nilai nol (0).

Pengujian dilakukan dengan tingkat keyakinan 95 %, dari pengujian ketiga variabel diperoleh hasil koefisien variabel bernilai positif dan signifikan. Maka hasil yang didapat adalah adanya peningkatan kesejahteraan dengan adanya pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan di kecamatan Stabat.

(17)

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of infrastructure financing, financing loans (economy rolling), and individual scholarship from the national community empowerment program (PNPM) for enchancing the welfare of rural independent society.

In discussing the effect of financing to increase the welfare way of sampling in this research is by using simple random sampling method with a total sample of 100, while the analytical model used is a binary response with a logit regression model, with the probability of benefiting society with financing of infrastructure, economy revolving financing (loans), and individual scholarship aid given a value of one (1), otherwise the benefit is zero rated (0).

Tests carried out with 95% confidence level, from the third test result variable coefficients are positive and significant. So the result obtained is an increase in welfare with the financing of the National Program for Community Empowerment (PNPM) Stabat independent rural districts.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah

Perubahan paradigma dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan

dari sentralistik ke desentralistik telah memberikan nuansa baru yang sama sekali

berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

sebagai hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat menurut, kebijakan, prakarsa dan kemampuan sendiri

berdasarkan aspirasi masyarakat telah membuka peluang dan kesempatan luas

bagi daerah untuk merekonstruksikan format penyelenggaraan pemerintahan lokal

yang sesuai dengan karakteristik masyarakat setempat, karena Otonomi Daerah

harus dibarengi dengan basis kultural masyarakat lokal.

Format baru dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pemerintahan lokal

yang merupakan reformasi dari sistem sebelumnya semestinya dibangun diatas

tatanan budaya, adat-istiadat dan nilai-nilai lokal yang dapat memberikan ruang

publik untuk berpartisipasi dan akses dalam politik lokal yang bertumpu pada

semangat egaliterian dalam kehidupan masyarakat madani.

Kemiskinan bukan hanya permasalahan ekonomi semata, tetapi lebih

merupakan hasil akhir dari interaksi faktor-faktor sosial, ekonomi, politik dan budaya.

(19)

Dengan pemberdayaan akan dapat membentuk suatu kekuatan yang memungkinkan

masyarakat dapat bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri.

Provinsi Sumatera Utara yang kaya akan sumberdaya alamnya, dari tahun ke

tahun terus terjadi peningkatan yang signifikan terhadap penduduk miskin, dimana

kemiskinan di Sumatera Utara bukan disebabkan oleh kemiskinan alami semata,

tetapi lebih disebabkan oleh kemiskinan struktural yang multi dimensional, yakni

suatu keadaan dimana kebijakan pembangunan yang tidak memihak pada orang

miskin. Menurut Mubyarto (1995) kemiskinan struktural merupakan jenis keadaan

kemiskinan diwariskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya. Adapun penyebab

di Kecamatan Stabat antara lain: 1) masalah rendahnya pendidikan, 2) akumulasi

modal yang rendah, 3) kurangnya keterampilan masyarakat.

Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal

usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan

berada di daerah Kabupaten. Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai

Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi

dan pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk peningkatan pendapatan

masyarakat dengan meningkatnya pendapatan maka kesejahteraan masyarakat juga

akan meningkat. Kesejahteraan adalah melalui peningkatan akses pada pemeliharaan

(20)

dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas penduduk sebagai sumberdaya

pembangunan. Sasaran pembangunan yang berorientasi pada wilayah tertinggal

adalah peningkatan dan pembangunan infrastruktur pedesaan yang diperlukan pada

desa-desa tertinggal untuk memperbaiki dan membangun irigasi, jalan umum dan

prasarana air bersih.

Dewasa ini dalam rangka meningkatkan pemberdayaan masyarakat kecil

dalam hal ini adalah masyarakat pedesaan pemerintah telah banyak mengeluarkan

progam nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan. Progam

nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri dimulai tahun 2007 yang terdiri

dari progam nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan, progam

nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri perkotaan dan progam nasional

pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal.

Progam nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan adalah

program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dalam hal

dari pemerintah pusat hingga ke pemerintah daerah dan berkelanjutan melalui

beberapa tahapan yang berkesinambungan. Pendekatan progam nasional

pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan merupakan pengembangan dari

program pengembangan kecamatan (PPK), yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa

keberhasilan program pengembangan kecamatan (PPK) adalah berupa penyediaan

lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektifitas

kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat.

(21)

dari program pengembangan kecamatan (PPK) namun perbedaan diantaranya

menyangkut masalah sharing dana antar pusat dan daerah, program pengembangan

kecamatan (PPK) murni anggaran dari pusat sedangkan progam nasional

pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri sharing pusat dan daerah, serta program

pengembangan kecamatan (PPK) tidak tampak pemberdayaannya.

Visi progam nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan

adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin pedesaan.

Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti

mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di

lingkungannya, mampu mengakses sumberdaya di luar lingkungannya, serta

mengelola sumberdaya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan. Misi progam

nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan adalah:

1) peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya;

2) pelembagaan sistem pembangunan partisipatif;

3) pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal;

4) peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan

ekonomi masyarakat;

5) pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.

Sedangkan tujuan khusus progam nasional pemberdayaan masyarakat

(22)

melembagakan pengelolaan pembangunan, pengembangan kapasitas pemerintahan

desa, menyediakan prasarana sosial, melembagakan pengelolaan dana bergulir,

mendorong terbentuk dan berkembangnya kerjasama antar desa dan mengembangkan

kerjasama antar pemangku kepentingan. (Depdagri RI, 2008)

Progam nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan ini

dilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan

Rakyat selaku Ketua Tim Penanggulangan Kemiskinan No.

25/KEP/MENKO/KESRA/VII/2007 tentang Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri).

Pelaksanaan program ini pada seluruh pedesaan di Indonesia, dimana yang

menjadi sasarannya adalah masyarakat miskin pedesaan, kelembagaan masyarakat

dipedesaan dan kelembagaan pemerintahan lokal. Pendanaan program ini bersumber

dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah (APBD) serta swadaya masyarakat dan partisipasi dunia usaha.

Berikut ini alur tahapan progam nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri

(23)

ORIENTASI DAN PENGAMATAN LAPANGAN

ALUR TAHAPAN PNPM MANDIRI PEDESAAN

MAD Form : Survey disusun

criteria kesejahteraan 2.Peta Sosial Desa 3.Usulan Peta (BI M,

Sumber: Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri Pedesaan (2008)

(24)

Gambar di atas menjelaskan bahwa tahapan dalam progam nasional

pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan dimulai dari perencanaan

kegiatan yang terdiri dari sub kegiatan musyawarah antar desa (MAD) sosialiasasi,

musyawarah desa (Musdes) sosialisasi, pelatihan kader pemberdayaan masyarakat

desa/kelurahan, penggalian gagasan, musyawarah desa khusus perempuan,

musyawarah perencanaan, penulisan usulan desa, verifikasi usulan, musyawarah

antar desa prioritas usulan, musyawarah antar desa penetapan usulan, musyawarah

desa informasi hasil musyawarah antar desa, pengesahan dokumen surat perjanjian

pemberian bantuan (SPPB). Kemudian pelaksanaan kegiatan meliputi persiapan

pelaksanaan, pelaksanaan, musyawarah desa pertanggung jawaban, sertifikasi, revisi

kegiatan, dokumentasi kegiatan, penyelesaian kegiatan. Pelestarian kegiatan,

meliputi: hasil kegiatan, proses pelestarian, komponen pendukung pelestarian, sistem

pemeliharaan dan pelatihan pemeliharaan. Kemudian mekanisme penyaluran dana

bantuan ini antara lain dapat dilihat dari gambar berikut:

(25)

Pembayaran Buku bukti Pembukuan

Sumber: (Depdagri RI, 2008)

Gambar 1.2 Mekanisme Penyaluran Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) Mandiri Pedesaan

Dari gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa proses penyaluran dana dari

rekening kolektif BLM yang dikelola Unit Pengelola Kegiatan (UPK) kepada Tim

Pengelola Kegiatan (TPK) di desa, dengan mekanisme 1) pembuatan surat perjanjian

pemberian bantuan (SPPB) antara Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dengan Tim

Pengelola Kegiatan (TPK), 2) Tim Pengelola Kegiatan (TPK) menyiapkan Rencana

Penggunaan Dana (RPD) sesuai kebutuhan dilampiri dengan dokumen-dokumen

perencanaan kegiatan dan 3) untuk penyaluran berikutnya dilengkapi dengan Laporan

Penggunaan Dana (LPD) sebelum dilengkapi bukti-bukti yang sah.

Berbagai program dari pemerintah tersebut merupakan upaya nyata dalam

rangka memberdayakan masyarakat pedesaan agar masyarakat dapat lebih mandiri.

Namun berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan khususnya yang

terjadi di Kecamatan Stabat ditemukan beberapa fenomena:

1. Program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan

berdasarkan Juklat diperuntukkan bagi masyarakat miskin sedangkan dalam

(26)

90% dana pada simpan pinjam diperuntukkan bagi pedagang, petani dan mereka

yang sudah memiliki usaha, sedangkan masyarakat miskin sulit memperoleh dana

tersebut.

2. Program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan dikelola

oleh tim pengelola yang menguasai permasalahan di lapangan, namun

kenyataannya masih terkesan kurang terampilnya unit pengelola kegiatan (UPK)

yang mengelola program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri

pedesaan hal ini dapat dilihat dari lambannya setiap penyaluran dana kepada

masyarakat.

3. Program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan

diperuntukkan kepada masyarakat dalam rangka pemberdayaan, namun

masyarakat masih kurang respek terhadap program ini, karena mereka merasa

kurang diikutsertakan dalam pelaksanannya.

4. Program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan

dilaksanakan berdasarkan partisipasi masyarakat, namun adanya indikasi

rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam melakukan swadaya dalam

rangka pembangunan di pedesaaan.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penelitian ini memfokuskan

tingkat partisipasi masyarakat khususnya mengenai kegiatan simpan pinjam dalam

sebuah penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan

(27)

1. 2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan permasalahan

yang diajukan sebagai berikut:

1. Apakah pembiayaan bantuan infrastruktur dari program nasional

pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan akan mempengaruhi

peningkatan kesejahteraan masyarakat?

2. Apakah pembiayaan bantuan ekonomi bergulir dari program nasional

pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan akan mempengaruhi

peningkatan kesejahteraan masyarakat?

3. Apakah pembiayaan bantuan beasiswa perorangan dari program nasional

pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan akan mempengaruhi

peningkatan kesejahteraan masyarakat?

1. 3. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan :

1. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan infrastruktur dari program nasional

pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan terhadap peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

2. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan bantuan ekonomi bergulir dari

program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan

(28)

3. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan bantuan beasiswa perorangan dari

program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan

terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

1. 4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan, bahan

informasi dan bermanfaat:

1. Bagi Penulis memberikan pengetahuan dan menambah wawasan khususnya

dalam bidang penelitian.

2. Bagi Pemerintah Kabupaten Langkat dalam rangka memberdayakan masyarakat

di pedesaan, khususnya di Kecamatan Stabat.

3. Secara akademik penelitian ini diharapkan dapat merangsang penelitian lebih

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan.

Program penanggulangan kemiskinan pada program nasional pemberdayaan

masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan terdiri dari tiga kelompok program, antara lain

adalah :

a. Bantuan dan perlindungan sosial, dengan tujuan untuk mengurangi beban

pengeluaran masyarakat miskin.

Karakteristik kegiatan program yang bersifat pemenuhan hak dasar utama

individu dan rumah tangga miskin yang meliputi pendidikan, pelayanan

kesehatan, pangan, sanitasi, dan air bersih.

b. Pemberdayaan masyarakat, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan

pendapatan masyarakat miskin.

Karakteristik pendekatan partisipatif berdasarkan kebutuhan masyarakat,

penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat, dan pelaksanaan kegiatan oleh

masyarakat secara swakelola dan berkelompok.

c. Pemberdayaan Usaha Mikro dan kecil, dengan tujuan meningkatkan tabungan dan

menjamin keberlanjutan berusaha pelaku usaha mikro dan kecil.

Karekteristik memberikan bantuan modal atau pembiayaan dalam skala mikro,

memperkuat kemandirian berusaha dan akses pada pasar, meningkatkan

(30)

a. Pengertian dan Tujuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri adalah program

nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan

masyarakat. Pengertian yang terkandung mengenai program nasional pemberdayaan

masyarakat (PNPM) mandiri adalah :

1. Program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri adalah program

nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan

program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan

masyarakat. Program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri

dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme

dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk

mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan

kemiskinan yang berkelanjutan.

2. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan

kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam

memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup,

kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan

(31)

untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang

dicapai.

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan program nasional

pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri ini adalah :

1. Tujuan Umum

Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara

mandiri.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin,

kelompok perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakat lainnya

yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan dan

pengelolaan pembangunan.

b. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif

dan akuntabel.

c. Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan

penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor)

d. Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan

tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan kelompok

(32)

e. Meningkatnya keberadaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas

pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat dalam menanggulangi

kemiskinan di wilayahnya.

f. Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi

sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.

g. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan

komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.

b. Komponen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Rangkaian proses pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui

komponen program sebagai berikut :

1. Pengembangan Masyarakat.

Komponen pengembangan masyarakat mencakup serangkaian kegiatan untuk

membangun kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat yang terdiri dari

pemetaan potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat, perencanaan partisipatif,

pengorganisasian, pemanfaatan sumberdaya, pemantauan dan pemeliharaan

hasil-hasil yang telah dicapai.

Untuk mendukung rangkaian kegiatan tersebut, diesediakan dana pendukung

kegiatan pembelajaran masyarakat, pengembangan relawan dan operasional

pendampingan masyarakat; dan fasilitator, pengembangan kapasitas, mediasi dan

(33)

relawan masyarakat adalah yang utama sebagai motor penggerak masyarakat di

wilayahnya.

2. Bantuan Langsung Masyarakat.

Komponen bantuan langsung masyarakat (BLM) adalah dana stimulan

keswadayaan yang diberikan kepada kelompok masyarakat untuk membiayai

sebagian kegiatan yang direncanakan oleh masyarakat dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan terutama masyarakat miskin.

3. Peningkatan Kapasitas Pemerintahan dan Pelaku Lokal

Komponen Peningkatan Kapasitas Pemerintah dan Pelaku Lokal adalah

serangkaian kegiatan yang meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan pelaku

lokal/kelompok perduli lainnya agar mampu menciptakan kondisi yang kondusif

dan sinergi yang positif bagi masyarakat terutama kelompok miskin

dalam menyelenggarakan hidupnya secara layak. Kegiatan terkait dalam

komponen ini diantaranya seminar, pelatihan, lokakarya, kunjungan lapangan

yang dilakukan secara selektif dan sebagainya.

4. Bantuan Pengelolaan dan Pengembangan Program

Komponen ini meliputi kegiatan-kegiatan untuk mendukung pemerintah dan

berbagai kelompok peduli lainnya dalam pengelolaan kegiatan seperti penyediaan

(34)

c. Ruang Lingkup Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Ruang lingkup kegiatan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM)

mandiri pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan penanggulangan kemiskinan

yang diusulkan dan disepakati masyarakat, meliputi :

1. Penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana lingkungan pemukiman, sosial

dan ekonomi secara kegiatan padat karya.

2. Penyediaan sumberdaya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro

untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin. Perhatian yang

lebih besar diberikan bagi kaum perempuan untuk memanfaatkan dana bergulir

ini.

3. Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia, terutama yang

bertujuan mempercepat pencapaian target MDGs.

4. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal melalui penyadaran

kritis, pelatihan ketrampilan usaha, manajemen organisasi dan keuangan, serta

penerapan tata kepemerintahan yang baik.

 

2. 2. Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan

Program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan

menyediakan dana langsung dari pusat (APBN) dan daerah (APBD) yang disalurkan

ke rekening kolektif desa di kecamatan. Masyarakat desa dapat mempergunakan dana

(35)

produktivitas desa, pinjaman bagi kelompok ekonomi untuk modal usaha bergulir,

atau kegiatan sosial seperti kesehatan dan pendidikan. Setiap penyaluran dana yang

turun ke masyarakat harus sesuai dengan dokumen yang dikirimkan ke pusat agar

memudahkan penelusuran. Warga desa, dalam hal ini TPK atau staf Unit Pengelola

Kegiatan (TPK) di tingkat kecamatan mendapatkan peningkatan kapasitas dalam

pembukuan, manajemen data, pengarsipan dokumen dan pengelolaan uang atau dana

secara umum, serta peningkatan kapasitas lainnya terkait upaya pembangunan

manusia dan pengelolaan pembangunan wilayah pedesaan.

Dalam pelaksanaannya, pengalokasikan dana bantuan langsung bagi

masyarakat (BLM) program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri

perdesaan dilakukan melalui skema pembiayaan bersama (cost sharing) antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda), seperti yang telah berhasil

dilakukan dalam program pengembangan kecamatan (PPK III pada tahun 2005

sampai tahun 2007 dan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM).

Besarnya cost sharing ini disesuaikan dengan kapasitas fiskal masing-masing daerah,

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 73/ PMK.02/2006 per 30

Agustus 2006.

Melihat kegiatan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM)

mandiri pedesaan yang ditargetkan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan

(36)

telah menerima dana hibah yang cukup besar dari sejumlah lembaga dan negara

pemberi bantuan. Melalui program pengembangan kecamatan (PPK) dan program

nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) hingga 2007, program nasional

pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri perdesaan telah menghimpun lebih dari

168,3 dolar AS dalam bentuk trust funds dan hibah dari berbagai Negara atau

lembaga penyandang dana. Hibah atau trust funds tersebut merupakan wujud

dukungan dan kepercayaan atas keberhasilan program pemberdayaan masyarakat

terbesar di Indonesia ini.

Dana bergulir secara khusus untuk pengembangan ekonomi masyarakat

dikelola oleh Unit Pengelola Ekonomi hanya dapat digunakan untuk

(Sutjiono,2005):(1) pinjaman untuk kegiatan prasarana yang bersifat individual,

misalnya untuk perbaikan rumah, pembuatan Toilet dan lain lain. Dana bergulir ini

juga dapat digunakan untuk kepentingan lingkungan dan sosial, seperti beasiswa dan

pelatihan khusus untuk warga tidak miskin; (2) pinjaman untuk kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) yang membutuhkan dana untuk kegiatan produktif yang

dijalankan oleh para anggotanya.

Adanya program pemerintah untuk mengatasi rendahnya investasi,

pengangguran dan kemiskinan, yaitu program pemihakan ekonomi yang bersifat

pemberdayaan golongan ekonomi lemah dan pengadaan infrastruktur yang

mendukung. Pemihakan pada golongan ini adalah pemberdayaan usaha mikro dan

(37)

katup penyelamat ekonomi Indonesia. Bank menyalurkan dananya berupa kredit ke

sektor usaha mikro dan kecil karena memandang adanya peluang bisnis yang besar di

sektor ini. (Ade, 2006)

Investasi disebut juga dengan penanaman modal atau pembentukan modal,

merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Investasi

dapat diartikan sebagai pengeluaran atau penanam-penanam modal atau perusahaan

untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk

menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia

dalam perekonomian. Beberapa faktor yang menentukan tingkat investasi yang akan

dilakukan dalam perekonomian yaitu tingkat keuntungan yang diramalkan akan

diperoleh, suku bunga, ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan, kemajuan

teknologi, tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya serta

keuntungan yang diperoleh. Investasi yang direncanakan, hanya akan dilaksanakan

apabila tingkat keuntungan yang akan diperoleh adalah lebih besar dari suku bunga

yang harus dibayar. (Sukirno, 2004)

Pemberdayaan masyarakat mengandung pengertian memihak (targeting),

mempersiapkan (enabling), dan melindungi (protecting). Untuk itu diperlukan mitra

yang partisipatif dalam memberikan investasi. (Sri, 2007).

Sukirno (2004) mendefinisikan modal sebagai segala barang-barang yang

akan diciptakan oleh manusia dengan tujuan untuk menghasilkan barang-barang dan

jasa yang akan digunakan oleh masyarakat. Barang-barang dan jasa yang dihasilkan

(38)

Keynes berpendapat pentingnya kebijaksanaan stabilisasi harga. Perubahan harga

mempunyai efek yang berbeda terhadap tiga golongan utama penduduk, yakni

investor (yang menginvestasikan tabungan), pengusaha (enterpreneur), dan penerima

upah (tenaga kerja). Secara umum, inflasi akan menyulitkan golongan penduduk

pertama, sedangkan deflasi akan menyulitkan golongan kedua dan ketiga.

Kebijaksanaan stabilisasi harga diperlukan untuk mengatasi kesulitan yang timbul

dari inflasi maupun deflasi. (Nopirin, 2002)

Pendapatan yang diterima dari suatu kegiatan penanaman modal biasanya

akan diterima dalam beberapa tahun. Keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat

diketahui dengan menghitung nilai sekarang pendapatan yang diperoleh di masa

depan atau menghitung tingkat pengembalian modal (keuntungan). Cara ini

digunakan perusahaan-perusahaan untuk menilai kesesuaian dari sesuatu investasi

yang akan dilakukan. Suatu investasi dapat dikatakan memperoleh keuntungan

apabila nilai sekarang pendapatan di masa depan adalah lebih besar dari pada nilai

sekarang modal yang diinvestasikan.

Dengan memisalkan nilai sekarang modal yang diinvestasikan adalah M, penanaman

modal dikatakan menguntungkan jika nilai sekarang (NS) lebih besar dari M. Untuk

menghitung NS dan M digunakan rumus dibawah ini (Sukirno, 2004) :

(39)

Dimana dalam persamaan diatas :

a. NS adalah nilai sekarang pendapatan yang diperoleh antara tahun 1 sehingga

tahun n, apabila dimisalkan investasi tersebut didepresiasikan pada tahun n.

b. hingga adalah pendapatan neto (keuntungan) yang diperoleh

perusahaan antara tahun 1 hingga tahun n. 3

2 1,Y ,Y

Y Yn

c. r adalah suku bunga.

d. R adalah tingkat pengembalian modal.

Dalam teori ekonomi mikro terdapat suatu konsep yang dikenal dengan teori

ekonomi terapan yang dikaitkan dengan teori kebijaksanaan ekonomi. Konsep

ekonomi yang dimaksud adalah konsep ekonomi kesejahteraan (welfare economics) .

Tugas pokok dari welfare economics adalah membanding-bandingkan berbagai

kondisi perekonomian (economic state) untuk menentukan apakah perubahan kondisi

perekonomian menjurus ke arah yang lebih baik atau sebaliknya.

Pendapat Klasik, Adam Smith menganggap ekonomi kesejahteraan (welfare

economics) identik dengan teori akumulasi kapital yang bertujuan untuk menciptakan

kesejahteraan. Peningkatan kesejahteraan bisa diperoleh dengan meningkatkan laba.

Menurut Smith, cara terbaik untuk meningkatkan laba ialah melakukan investasi,

dengan membeli mesin-mesin dan peralatan canggih. Dengan mesin-mesin dan

peralatan yang lebih canggih maka produktivitas labor akan semakin meningkat.

Peningkatan produktivitas labor ini berarti peningkatan produksi perusahaan. Karena

(40)

sistem yang dianut Smith disebut sistem liberal (karena memberikan keleluasaan yang

besar bagi setiap individu untuk bertindak dalam perekonomian, juga disebut sistem

ekonomi kapitalisme (karena sangat menekankan arti akumulasi kapital dalam

pembangunan ekonomi). (Cornelis, 2005)

Dalam mengembangkan konsep pemberdayaan ekonomi rakyat terdapat dua

strategi. Strategi pertama, adalah memberi peluang agar masyarakat dapat tetap maju.

Strategi kedua, memperdayakan (enpowerment) sektor ekonomi mikro, kecil dan

menengah dengan memperkuat potensi atau daya yang mereka miliki, misalnya

membuka akses pada berbagai peluang usaha yang menjadikan mereka makin

berdaya, dan penyediaan berbagai masukan dan fasilitas usaha mereka (misalnya,

akses dalam pendidikan, pelayanan kesehatan, akses pada modal, informasi, teknologi

baru dan lapangan kerja).

2.3. Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Bagi Usaha Mikro Dan Kecil

Pengertian usaha kecil pada dasarnya mengacu pada undang-undang Republik

Indonesia nomor 9 tahun 1995 tentang usaha kecil yaitu kegiatan ekonomi rakyat

yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan

tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Di dalam

pasal tersebut usaha kecil meliputi juga usaha kecil informal dan usaha kecil

tradisional. Pengertian usaha kecil informal adalah usaha kecil yang belum terdaftar,

belum tercatat dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri

(41)

pemulung. Usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi

sederhana yang telah digunakan secara turun temurun yang berkaitan dengan seni dan

budaya yang dimiliki dan menghidupi sebagian besar rakyat. Usaha informal dan

tradisional ini cenderung dilihat dengan emosional, bukan rasional. Ketika

perekonomian berjalan baik, tidak banyak orang yang mau memperhatikan sektor

informal ini. Situasi tersebut berubah setelah terjadi krisis ekonomi di akhir tahun

1990-an (Priyono,2004). Muncul kesadaran bahwa landasan perekonomian yang

dibangun dengan konglomerasi ternyata sangat rapuh. Hal tersebut membuat orang

mulai berpaling pada sektor informal.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) yang disebut usaha mikro ialah usaha

yang dilakukan orang miskin atau hampir miskin, milik keluarga, sumber daya lokal

dan teknologi sederhana. Lapangan usaha mudah dimasuki dan keluar, dengan jumlah

tenaga kerja di bawah 3 orang.

Pembiayaan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri

pedesaan bagi usaha mikro dan kecil diberikan kepada pedagang dan pengusaha kecil

atau rumahtangga lokal, yang mana selain mendapatkan pinjaman juga berpartisipasi

dalam kegiatan simpan pinjam.

Usaha mikro dan kecil masih memiliki banyak permasalahan yang perlu

mendapatkan penanganan dari otoritas untuk mengatasi keterbatasan akses kredit atau

sumber permodalan lain dan akses pasar. Usaha mikro dan kecil diarahkan untuk

(42)

sifatnya adalah tambal-sulam. Padahal seperti kita ketahui bahwa berlakunya

kebijakan yang bersifat tambal-sulam membuat tidak adanya kesinambungan dan

konsistensi dari peraturan dan pelaksanaannya, sehingga tujuan pengembangan usaha

mikro dan kecil pun kurang tercapai secara maksimal. Salah satu pembenahan utama

yang diperlukan adalah dari aspek regulasinya. (Sri, 2007).

2. 4. Sasaran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan

Sasaran program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri

pedesaan yang berpihak pada orang miskin. Menurut Zikrullah (2000) kemiskinan

adalah konsep yang cair, tidak pasti, dan mutidimensional. Oleh karena itu, banyak

terdapat terminologi kemiskinan baik yang dikemukakan oleh pakar secara individu

maupun secara kelembagaan. Dalam pengertian konvensional, kemiskinan (hanya)

dimaknai sebagai permasalahan pendapatan (income) individu, kelompok, komunitas,

masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan. Dengan teori ini,

sekurang-kurangnya ada enam macam kemiskinan yang perlu difahami oleh pihak-pihak yang

menaruh perhatian terhadap penanganan kemiskinan, yaitu: (1) kemiskinan

subsitensi, penghasilan rendah, jam kerja panjang, perumahan buruk, fasilitas air

bersih mahal; (2) kemiskinan perlindungan, lingkungan buruk, (sanitasi, sarana

pembuangan sampah, polusi), kondisi kerja buruk, tidak ada jaminan atas hak

pemilikan tanah; (3) kemiskinan pemahaman, kualitas pendidikan formal buruk,

terbatasnya akses atas informasi yang menyebabkan terbatasnya kesadaran akan hak,

(43)

tidak ada akses dan kontrol atas proses pengambilan keputusan yang menyangkut

nasib diri dan komunitas; (5) kemiskinan identitas, terbatasnya perbauran antara

kelompok social, terfragmentasi; (6) kemiskinan kebebasan, stress, rasa tidak

berdaya, tidak aman baik ditingkat pribadi maupun komunitas.

Menurut Cox (2004) bahwa seseorang dikatakan miskin jika tingkat

pendapatannya (hanya) berada di bawah garis kemiskinan. Oleh karena itu, upaya

penanganan kemiskinan yang dilakukan pada negara dunia ketiga baik oleh

pemerintah maupun organisasi non pemerintah, kebanyakan (hanya) bertumpu pada

upaya peningkatan pendapatan. Itu sebabnya, berbagai upaya penanganan kemiskinan

itu tidak menyelesaikan masalah dan cenderung gagal.

Menurut Sumodiningrat (2004) penentuan garis kemiskinan dengan

menggunakan indikator ekonomi versi BPS, Bank Dunia,lembaga penelitian dan

pengkajian,yakni Garis kemiskinan dapat dihitung dengan tiga pendekata, yakni : (1)

Pendekatan Produksi (production Approach), misalnya produksi padi perkapita hanya

dapat menggambarkan kegiatan produksi tanpa memperhatikan pemenuhan

kebutuhan hidup. (2) Pendekatan Pendapatan (Income Approach), yakni pendekatan

melalui pendapatan rumah tangga.Pendekatan ini sangat baik, namun sering

mengalami kendala yaitu dalam pengumpulan data pendapatan rumah tangga secara

akurat serta pencatatan terhadap jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap rumah

tangga secara akurat. (3) Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach), yaitu

pendekatan yang digunakan untuk mengatasi pendekatan terhadap pendapatan.

(44)

pendapatan rumah tangga. Pengeluaran yang dikeluarkan oleh rumah tangga untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi adalah 2.100 kalori perkapita/hari.

2.5. Konsep Partisipasi Masyarakat

Menurut Bryants dan White Colorodow (dalam Friedman, 2002) menyatakan

bahwa di negara-negara dunia ketiga (termasuk Indonesia) partisipasi masyarakat

dalam pembangunan sangat diperlukan, sehingga masyarakat itu sendiri dapat

mempengaruhi atau menentukan masa depannya, maka masyarakat harus dianggap

sebagai potensi pembangunan yang harus dibina, dipupuk dan ditingkatkan

pengetahuan dan kemampuannya sehingga mau, mampu dan sadar dalam

kedudukannya sebagai pelaku atau subjek pembangunan.

Dalam hubungan dengan hal tersebut Friedman juga menyatakan bahwa

dengan keterlibatan masyarakat/partisipasi masyarakat di dalam proses pembangunan

juga mengandung makna pemberdayaan masyarakat dan sangat erat kaitannya dengan

pemantapan pembudayaan dan pengalaman demokrasi, atau “the empowerment

approach, which is fundamental to an alternative development, please the emphasis

an auotonomy in the decision making of territorially organized communities, local

self-reliance (but not antrachy), direct (participatory) democracy and experi-mental

social learning”. (Friedman, 2002)

Dari perumusan ini dapat dikemukakan bahwa partisipasi sosial adalah:

(45)

2. Kadang kala terbatas pada partisipasi di dalam organisasi secara sukarela

khususnya dalam pelaksanaan program atau kegiatan atau proyek masyarakat

diluar profesi seseorang atau pekerjaan tertentu.

Menurut Marbun (2003) partisipasi adalah tingkat rasa keterlibatan dan

keikatan seseorang berkat sumbangan pikiran dan usulnya sehingga mereka

bertanggung jawab atas pekerjaannya sendiri dan ikut berusaha mencapai sasaran

suatu tujuan organisasi.

Simatupang (2001) mengemukakan pendekatan mengenai partisipasi

sebagai berikut: Partisipasi berarti apa yang dilakukan adalah bagian dari usaha

bersama yang dijalankan bahu membahu dengan saudara-saudara sebangsa dan

setanah air untuk membangun masa depan bersama. Partisipasi berarti juga

sebagai kerja untuk mencapai tujuan bersama di antara semua warga negara yang

mempunyai latar belakang kepercayaan yang beraneka ragam dalam negara

pancasila atas dasar hak dan kewajiban yang sama untuk memberikan sumbangan

demi terbinanya dan terwujudnya masa depan yang baru. Partisipasi tidak hanya

mengambil bagian dalam pelaksanaan rencana-rencana pembangunan tetapi juga

berarti memberikan sumbangan pengertian kita mengenai pembangunan itu,

nilai-nilai kemanusiaan dan cita-cita mengenai keadilan sosial tetap di junjung tinggi.

Partisipasi dalam pembangunan berarti mendukung kearah pembangunan yang

serasi dan martabat, keadilan sosial dan memelihara alam sebagai lingkungan

(46)

Bahkan partisipasi merupakan hak dan kewajiban seorang warga negara

untuk memberikan kontribusinya kepada pencapaian tujuan kelompok. Sehingga

masyarakat diberi kesempatan untuk ikut serta dalam pembangunan dengan

mengembangkan inisiatif dan kreatifitas.

Sumbangkan inisiatif dan kreatifitas dapat disampaikan dalam rapat kelompok

masyarakat atau pertemuan-pertemuan baik yang bersifat formal maupun informal.

Dalam kelompok pertemuan-pertemuan itu akan saling memberikan

informasi antara pemerintah dengan masyarakat. Jadi dalam partisipasi terdapat

komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat dan sesama anggota masyarakat.

Dengan demikian dapat disimpulkan yang dimaksud masyarakat adalah

sekelompok orang yang hidup bersama dan tinggal disuatu tempat tertentu yang

menghasilan teknologi kemampuan untuk memanfaatkan lingkungannya sebagai

sumber penghidupan bersama menurut aturan tertentu.

Menurut Imron (2005) bahwa: “Partisipasi adalah suatu term yang

menunjukkan kepada adanya keikutsertaan secara nyata dalam suatu kegiatan”.

Menurut Muhajir (dalam Imron, 2005) mengatakan menggolongkan partisipasi

masyarakat ke dalam tipologinya ialah partisipasi kuantitatif dan kualitatif, partisipasi

kuantitatif menunjukkan kepada frekuensi keikutsertaan terhadap implementasi

kebijaksanaan sementara partisipasi kualitatif menunjukkan kepada tingkat dan

derajat. Menurut Koentjoroningrat (dalam Imron, 2005) menggolongkan partisipasi

(47)

masyarakat dalam aktivitas bersama dalam proyek khusus; kedua, partisipasi anggota

masyarakat sebagai individu adalam aktivitas bersama pembangunan.

2. 6. Studi Empiris Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan dengan analisis pembiayaan

program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan terhadap peningkatan

kesejahteraan masyarakat di kecamatan Stabat antara lain :

Arnodt (2001), dengan menggunakan alat analisis mixed complementary

problem (MCP), kesimpulan perlunya studi tentang kredit, teknologi penyimpanan

dan informasi akses pasar, diperlukan juga karakter pelaku dalam mempengaruhi

penyimpanan dan alur pemasaran.

Akmal (2006), dengan menggunakan alat analisis uji beda dua rata-rata,

analisis sensifitas, keberlangsungan dana dan analisis efektifitas program, dengan

kesimpulan dampak bantuan ekonomi produktif positif terhadap peningkatan

pendatan masyarakat, tingkat keberlangsungan dana yang rendah dan efektivitas

program yang sangat tinggi.

Chowdhury (2004), dengan menggunakan alat analisis pendekatan hasil

sebagai tolak ukur keberhasilan. Dengan kesimpulan microfinance membantu

langsung pada masyarakat miskin dengan sasaran pada kebutuhan dalam mencapai

(48)

Khander (2003), dengan menggunakan alat analisis data panel dengan model

fixed effect, kesimpulan microfinance programs membantu meningkatkan konsumsi

per kapita, terutama pada bukan makanan, seperti asset rumah tangga bukan tanah.

Quach (2004), dengan menggunakan alat analisis binari probit. Kesimpulan

dalam jangka panjang penyediaan kredit pedesaan berdampak positif signifikan

terhadap kesehatan rumah tangga, pengeluaran per kapita, pengeluaran makanan per

kapita, pengeluaran non makanan per kapita dan status kemiskinan rumah tangga

pada tingkat kepercayaan 99%.

Ardiawan (2007), dengan menggunakan alat analisis uji beda dua rata-rata

pendapatan masyarakat sebelum dan setelah adanya dana bergulir P2KP. Kesimpulan

bahwa bantuan dana bergulir Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan

(P2KP) membawa dampak positif terhadap peningkatan pendapatan masyarakat

modal usaha kios sembako di Kecamatan Abeli Kota Kendari.

2. 7. Kerangka Berpikir

Terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan

masyarakat dalam program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri

Pedesaan yaitu bantuan infrastruktur (terdiri atas bantuan pendidikan, bantuan

kesehatan, bantuan air bersih dan bantuan sanitasi), bantuan ekonomi bergulir

(49)

Berdasarkan dari pandangan tersebut maka dapat dibuat kerangka berpikir

tentang analisis partisipasi masyarakat dalam program nasionalpemberdayaan

masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan di kecamatan Stabat sebagai berikut:

Bantuan Infrastruktur

Bantuan Ekonomi Bergulir (X2)

Bantuan Beasiswa Perorangan (X3)

Kesejahteraan Masyarakat (Y)

Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Stabat

2.8. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditetapkan hipotesis sebagai

berikut:

1. Pembiayaan infrastruktur dari program nasional pemberdayaan masyarakat

(PNPM) mandiri pedesaan memberikan pengaruh terhadap peningkatan

(50)

2. Pembiayaan bantuan ekonomi bergulir dari program nasional pemberdayaan

masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan memberikan pengaruh terhadap

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

3. Pembiayaan bantuan beasiswa perorangan dari program nasional

pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan memberikan pengaruh

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah menganalisis pembiayaan

program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan terhadap

peningkatan kesejahteraanmasyarakatdi kecamatan Stabat.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di kecamatan Stabat, kabupaten Langkat yaitu

Kelurahan Ara Condong, Banyu Mas, Karang Rejo, Mangga, Dendang, Kwala

Begumit, Pantai Gemi, Sido Mulyo, Paya Mabar, Kwala Bingei, Perdamaian, dan

Stabat Baru.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber data

primer berupa data langsung yang dikumpulkan melalui wawancara dengan

responden dan menggunakan alat yaitu daftar pertanyaan (kuesioner), observasi

yaitu mengamati secara langsung hal-hal yang berhubungan langsung dengan

penelitian ini, misalnya usaha dari masyarakat yang memperoleh pembiayaan dari

program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan,

pembangunan infrastruktur dan lain-lain, serta dokumentasi, dilakukan dengan

(52)

Studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yakni

dengan mempelajari dan menganalisa sejumlah bahan-bahan tertulis, baik

pendapat para ahli maupun dari perundang-undangan yang berlaku serta

literatur-literatur yang dianggap smemiliki relevansi dengan penelitian dan dokumen yang

terkait dengan masalah yang dikaji sering diperlukan. Dokumentasi diperoleh dari

kantor Camat.

3. 4. Populasi dan Sampel

a. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah sekelompok orang yang ditunjuk atau

ditentukan karena dianggap representatif dan mengetahui permasalahan penelitian,

sehingga diharapkan dapat memberikan data dan informasi yang relevan dan akurat

tentang masalah yang diteliti. Berkaitan dengan permasalahan ini, maka pemilihan

responden didasarkan pada pihak-pihak yang berhubungan langsung maupun tidak

langsung dengan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri

pedesaan, dimana populasi masyarakat yang menerima bantuan di kecamatan Stabat

yang berjumlah 195 orang.

b. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi. Cara pengambilan sampel dalam

(53)

random sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari setiap anggota populasi dan

setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.

Apabila besarnya sampel yang diinginkan itu berbeda-beda, maka besarnya

kesempatan bagi tiap satuan unit penelitian untuk terpilih pun berbeda-beda pula.

Misalnya besar populasi adalah N, sedang unsur dalam sampel (sample size) adalah n,

maka besar kesempatan bagi tiap satuan elementer untuk terpilih dalam sampel

adalah n/N. (Singarimbun, 2001)

Tabel 3.1. Data Masyarakat Penerima PNPM di Kecamatan Stabat Tahun 2009

No Kelurahan Penerima PNPM (orang) Sampel (orang)

1 Karang rejo 21 11

Sumber : Kabupaten Langkat Dalam Angka 2009

Adapun responden dari aparatur desa dan kepala desa beserta camat diambil

sebagai key informan sedangkan untuk responden masyarakat miskin pedesaan yang

(54)

3. 5. Metode Analisis Data

Untuk mengidentifikasi pengaruh pembiayaan program nasional

pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan terhadap peningkatan

kesejahteraan masyarakat di kecamatan Stabat digunakan pendekatan binary

response, dengan model logit. (Manurung, 2005)

Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah

kesejahteraan masyarakat, dan sebagai variabel bebas (independent variable) adalah

bantuan infrastruktur (pembangunan fisik jalan, pembangunan gedung sekolah,

penyediaan air bersih, dan penyediaan sanitasi), bantuan kredit, dan bantuan beasiswa

perorangan.

Sedangkan untuk menguji pengaruh pembiayaan program nasional

pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri pedesaan menggunakan model analisis

logit atau binary response regression yang digunakan untuk menganalisis data

kualitatif yang mencerminkan pilihan antara dua alternatif dengan cara

mengkuantitatifkan hubungan antara probabilitas dua pilihan dengan beberapa

karakteristik yang dipilih. Suatu probabilitas merupakan angka satu (ada pengaruh)

dan nol (tidak ada pengaruh). Model logit menggunakan bentuk fungsional sebagai

(55)

KSJ = Kesejahteraan

INF = Bantuan Infrastruktur

EB = Ekonomi Bergulir (kredit)

BP = Beasiswa Perorangan

C 0 = koefisien regresi

C 1 = koefisien regresi pada bantuan infrastruktur

C 2 = koefisien regresi pada pembiayaan ekonomi bergulir

C 3 = koefisien regresi pada beasiswa perorangan

ε = error term

3.6. Definisi Operasional

1. Kesejahteraan (KSJ) yaitu menunjukkan suatu kondisi apakah pengaruh

pembiayaan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri

pedesaan menjurus ke arah yang lebih baik atau sebaliknya.

2. Bantuan Infrastruktur (INF) yaitu pembiayaan dalam bentuk pembangunan fisik

jalan, pengerasan atau betonisasi jalan, jembatan (titi), pembuatan lenin tepi jalan,

dan pensirtuan jalan. Untuk bantuan pembangunan untuk sarana dan prasarana

pendidikan dalam bentuk renovasi gedung sekolah. Untuk kesehatan, adanya

penyadiaan air bersih dengan pengeboran sumur, pembangunan instalasi pipa

(56)

beton. Probabilitas yang mendapatkan manfaat dengan adanya bantuan

pembangunan infrastruktur diberi nilai 1, dan jika tidak ada manfaat diberi nilai 0.

3. Bantuan Kredit atau ekonomi bergulir (EB) yaitu pembiayaan dalam bentuk

pinjaman ekonomi dana bergulir untuk warga kelurahan atau desa, pedagang dan

pengusaha kecil atau rumahtangga lokal, turut mendapatkan pinjaman dan

berpartisipasi dalam kegiatan simpan pinjam. Probabilitas yang mendapatkan

manfaat dengan adanya bantuan pinjaman ekonomi dana bergulir diberi nilai 1,

dan jika tidak ada manfaat diberi nilai 0.

4. Bantuan Beasiswa Perorangan (BP) yaitu pembiayaan dalam bentuk beasiswa

pendidikan untuk perorangan seperti pelatihan menjahit, pelatihan mengukir dan

lain-lain. Probabilitas yang mendapatkan manfaat dengan adanya bantuan

beasiswa pendidikan untuk perorangan diberi nilai 1, dan jika tidak ada manfaat

diberi nilai 0.

3.7. Uji Kesesuaian (Test Goodness of Fit)

Uji kesesuaian (test goodness of fit) dilakukan berdasarkan perhitungan nilai

koefisien determinasi (R²), uji F-statistic dan uji t-statistic. Penilaian terhadap R²

bertujuan untuk melihat kekuatan variasi variabel independen dalam mempengaruhi

variasi variabel dependen. Uji F-statistic dimaksudkan untuk mengetahui signifikasi

statistik koefisien regresi secara simultan atau secara bersama-sama, sedangkan uji

t-statistic dimaksudkan untuk mengetahui signifikasi statistik koefisien regresi secara

(57)

Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variasi variabel bebas secara

bersama-sama menjelaskan terhadap variabel terikat dengan melihat nilai koefisien

determinasi ganda (R2). Jika nilai R2 hasil perhitungan mendekati satu, maka

kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat cukup kuat. Sebaliknya jika

R2 mendekati nol maka variabel bebas tidak cukup kuat menjelaskan variasi variabel

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Kabupaten Langkat

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.7 tahun 1956 secara administratif

Kabupaten Langkat menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya

sendiri dengan kepala daerahnya (Bupati) Netap Bukit.

Mengingat luas Kabupaten Langkat, maka Kabupaten Langkat dibagi menjadi

tiga kewedanan yaitu :

1. Kewedanan Langkat Hulu berkedudukan di Binjai.

2. Kewedanan Langkat Hilir berkedudukan di Tanjung Pura.

3. Kewedanan Teluk Haru berkedudukan di Pangkalan Berandan.

Pada tahun 1963 wilayah kewedanan dihapus sedangkan tugas-tugas

administrasi pemerintahan langsung dibawah Bupati serta Asisten Wedana (Camat)

sebagai perangkat akhir. Untuk melaksanakan pembangunan yang merata, Kabupaten

Langkat dibagi atas tiga wilayah pembangunan.

1. Wilayah Pembangunan I (Langkat Hulu) meliputi :

a. Kecamatan Bahorok dengan 19 (sembilan belas) desa.

b. Kecamatan Salapian dengan 22 (dua puluh dua) desa.

c. Kecamatan Kuala dengan 16 (enam belas) desa.

d. Kecamatan Selesai dengan 13 (tiga belas) desa.

(59)

f. Kecamatan Sei Bingai dengan 15 (lima belas) desa.

2. Wilayah Pembangunan II (Langkat Hilir) meliputi :

a. Kecamatan Stabat dengan 5 (lima) desa dan 7 (tujuh) kelurahan.

b. Kecamatan Secanggang dengan 14 (empat belas) desa.

c. Kecamatan Hinai dengan 12 (dua belas) desa.

d. Kecamatan Tanjung Pura dengan 15 (lima belas) desa dan 1 (satu kelurahan.

3. Wilayah Pembangunan III (Teluk Haru) meliputi :

a. Kecamatan Gebang dengan 9 (sembilan) desa.

b. Kecamatan Berandan Barat dengan 6 (enam) desa.

c. Kecamatan Sei Lepan dengan 5 (lima) desa dan 5 (lima) kelurahan.

d. Kecamatan Babalan dengan 5 (lima) desa dan 3 (tiga) kelurahan.

e. Kecamatan Pangkalan Susu dengan 14 (empat belas) desa dan 2 (dua)

kelurahan.

f. Kecamatan Besitang dengan 8 (delapan) desa dan 3 (tiga) kelurahan.

Tiap-tiap wilayah pembangunan dipimpin oleh seorang pembantu Bupati.

Disamping itu dalam melaksanakan otonomi daerah Kabupaten Langkat dibantu atas

dinas-dinas otonom, Instansi pusat baik Departemen maupun non Departemen yang

kesemuanya merupakan pembantu-pembantu Bupati dalam melaksanakan

(60)

4. 2. Kondisi Wilayah

1. Geografi

Daerah Kabupaten Langkat terletak pada 3°14’ dan 4°13’ lintang utara, serta

93°51’ dan 98°45’ bujur timur dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatas dengan selat Malaka dan Prop.D.I Aceh.

b. Sebelah Selatan berbatas dengan Dati II Karo.

c. Sebelah Timur berbatas dengan Dati II Deli Serdang.

d. Sebelah Barat berbatas dengan D.I Aceh (Aceh Tengah).

2. Topografi

Daerah Tingkat II Langkat dibedakan atas 3 (tiga) bagian yaitu :

a. Pesisir pantai dengan ketinggian 0 - 4 m diatas permukaan laut.

b. Dataran rendah dengan ketinggian 0 – 30 m diatas permukaan laut.

c. Dataran tinggi dengan ketinggian 30 – 1200 m diatas permukaan laut.

4.3. Kecamatan Stabat

Kecamatan Stabat merupakan Ibukota Kabupaten Langkat dan merupakan

kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi yang berbatasan dengan

Kabupaten Deli Serdang di sebelah timur, Kecamatan Binjai di sebelah selatan,

Kecamatan Wampu di sebelah barat, serta Kecamatan Secanggang dan Hinai di

(61)

1. Kependudukan

Jumlah penduduk di kecamatan Stabat adalah berjumlah 77.474 orang,

dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 39.786 orang dan jumlah penduduk

perempuan adalah sebesar 38.288 orang. Untuk mengetahui lebih jelas tentang

gambaran jumlah penduduk di kecamatan Stabat dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1. Data Penduduk kecamatan Stabat Tahun 2009

Jumlah Penduduk NO Desa dan Kelurahan

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Karang rejo 4179 3968 8147

2 Kwala Begumit 2515 2640 5155

3 Mangga 1304 1219 2523

4 Dendang 3435 3226 6661

5 Perdamaian 5866 5693 11559

6 Kwala Bingai 6102 6316 12418

7 Sidomulyo 2366 2353 4719

8 Paya Mabar 1722 1802 3524

9 Banyumas 2611 2450 5061

10 Pantai gemi 3315 3172 6487

11 Stabat Baru 2693 2501 5194

12 Ara condong 3078 2948 6026

Jumlah 39186 38288 77474

Sumber : Kabupaten Langkat Dalam Angka 2009

2. Pemerintahan

Pelaksanaan otonomi yang luas dan bertanggung jawab sesuai

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang-undang

Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Daerah, mengisyaratkan bahwa penyelenggaraan pemerintah Daerah lebih

mengutamakan asas desentralisasi, dimana sebagian besar kewenangan dan urusan

(62)

penyelenggaraan Pemerintah Daerah dilaksanakan dengan prinsip-prinsip demokrasi,

peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta memperhatikan potensi dan

keanekaragaman daerah.

Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap

pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan

cita-cita bangsa dan negara. Untuk itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem

pertanggung jawaban yang tepat, transparan, dan legitimit, sehingga penyelenggaraan

pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung efektif dan efisien serta bebas dari

korupsi dan kolusi serta nepotisme.

Begitu juga dengan pemerintah kecamatan, dimana pemerintah kecamatan

yang berupakan generalisasi dari pemerintah daerah, merupakan ujung tombak

pelayanan kepada masyarakat. Untuk itu agar lebih jelasnya dapat dilihat tugas pokok

serta fungsi birokrasi kecamatan sebagai berikut:

1. Camat.

Tugas camat memimpin penyelenggaraan pemerintah, pembinaan pemerintahan

desa/kelurahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat dalam wilayah

kecamatan.

Fungsi camat adalah penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum dan

Gambar

Gambar 1.1   Alur Tahapan Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan
Gambar di atas menjelaskan bahwa tahapan dalam progam nasional
Gambar 1.2 Mekanisme Penyaluran Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) Mandiri Pedesaan
Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian yang dilakukan di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta untuk mengetahui proses pemberdayaan masyarakat kegiatan ekonomi bergulir PNPM. Metode yang digunakan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan sanitasi air bersih melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Studi Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Jalan Studi Kasus Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) Nagari Kinali Kabupaten Pasaman

Hambatan substansial dalam pelaksanaan perjanjian kredit pada kegiatan pinjaman bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Kelurahan

pedesaan. 2) Pengembangan motivasi bekerja dan berusaha pelatihan. 3) Pelatihan keterampilan usaha ekonomi.. 97 Bantuan pinjaman modal usaha berkaitan dengan kredit lunak dan

Hambatan substansial dalam pelaksanaan perjanjian kredit pada kegiatan pinjaman bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Kelurahan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peranan kebijakan pemberian bantuan dana bergulir dari Unswagati Cirebon terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat

Keberhasilan upaya peningkatan pendapatan keluarga oleh masyarakat penerima bantuan modal usaha ekonomi produktif program PNPM Mandiri melalui pemanfaatan bantuan