• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh motivasi dan ekuitas merjuk terhadap keputusan pembelian produk rinso (study kasus pada ibu rumah tangga di desa lembursitu sukabumi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh motivasi dan ekuitas merjuk terhadap keputusan pembelian produk rinso (study kasus pada ibu rumah tangga di desa lembursitu sukabumi)"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

PERPUSTAl<AAN UTAMA UIN SYAHID JAKARTA

PENGARUH MOTIVASI DAN EKUITAS MEREK TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK RINSO

(Study Kasus Pada Ibu Rumah Taugga di Desa Lembursitu Sukabumi)

Oleh

LU SIANA NIM : 203081001873

Diterima ' '

...

-

セ@

...

-

... ..

dari : ... ..

Tg'I. :

J.\1 .. :: ..

Q_NNセ@

.. ::-..

GN_NNセ@

... .

No. Induk :

.9.J9 ..

;:,q.\..::: .

NjNセNセD@

... ..

kh!·SifikH!'.i : ... .

JURUSAN 1"1ANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

(2)

PENGARUH MOTIVASI DAN EKUITAS MERJH:K TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK RINSO

(Study Kasus Pada Ibu Rumah Tangga di Desa Lembursitu Sukabumi)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sa1jana Ekonomi

Pembimbing I

\:'.

..•

Dr. Yahya Hamfa,MM NIP. 130 676 334

Oleh Lusiana NIM : 203081001873

Di Bawah Bimbingan

JURUSAN MANAJEMEN

Pembimbing II

Heryanto,SE,M.Si NIP. 131 569 931

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH

(3)

PENGARUH MOTIVASI DAN EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PROD UK RINSO

(Study Kasus Pada lbu Rumah Tangga di Desa Lembursitu Sukabumi)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Pembimbing I

Dr. Yahya Ham1a,MM NIP. 130 676 334

Oleh Lusiana NIM : 203081001873

Di Bawah Bimbingan

Penguji Ahli

\

Prof. Dr. Ahmad

;i,

MM NIP : 131 474 891

JURUSAN MANAJEMEN

Pembimbing II

Heryanto,SE,M.Si NIP. 131 569 931

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

(4)

Nama

Tempat, Tanggal Lahir Agama

Alamat

E-mail Telpon

Pendidikan Formal

DAFT AR RIW A Y AT HID UP

: Lusiana

Sukabumi, 12 Nopember 1984 Islam

Jin. Raya Kartini

Jampangkulon Sukabumi 43178 Chi moetz 84@yahoo.Co.Id 0858 6308 8990

1. SDN Jampangkulon 2, Sukabumi; 1991-1997 2. MTS AL-Huda, Sukabumi; 1997-2000

3. MA YLPI Ibadurrahman, Sukabumi; 2000-2003

4. Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS), Jumsan Manajemen Peminatan Pemasaran dan

Kewirausahaan; 2003-2008

Jakarta, 20 Maret 2008

(5)

ABSTRACT

Lusiana. The title of "The Influence of Motivation and Brand Equity to

Customer's decision of purchasing Product Rinso In The Village Lembursitu

Sukabumi". Graduate Program (S-1) Major in Monagement concentration

,\;farketing and Enterpreunership. Faculty of Economic and Social Science Syarif

Hidayatullah State of Islamic University Jakarta. 2008 A.f/1429 H.

This research purpose to know the influence of motivation and brand

equity to customer's decision of purchasing, the investigation to use random

sampling. The data getting by distribute quisioner to 100 responden/ customer in

the village Lembursitu Sukabumi and the analysis multi variate regression.

The resulth of the research are found that variable brand equity and

variable motivation has significant influence to customer's decision of

purchasing simultane ously and partially are means rejected Ho and accepted Ha.

To Based on the coeffiencent of determination, can be infer that

motivation and brand equity able to describe customer's decision of purchasing

is 0.326, therefore is 0.674 influenced by other factor.

(6)

ABSTRAK

Lusiana. Judul skripsi "Pengarnh Motivasi dan Ekuitas Merek Terhadap

Keputusan Pembelian Produk Rinso di Desa Lembursitu Sukabumi". Strata Satu

(S-1 ). Jurusan Manajemen konsentrasi Pemasaran dan Kewirausahaan pada

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

2008 Ml 1429 H.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan ekuitas

merek terhadap keputusan pembelian produk Rinso di Desa Lembursitu

Sukabumi. Untuk penelitian ini digunakan Simple Random Sampling. Data

diperoleh dengan penyebaran angket terhadap konsumen dengan 100 responden/

konsumen di Desa Lembursitu Sukabwni dan metode yang digunakan analisis

regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi dan ekuitas merek

berpengaruh terhadap keputusan pembelian baik secarn simultan dan secara

parsial, artinya Ho dan Ha diterima.

Berdasarkan koefisien dete1minasi dapat disimpulkan bahwa motivasi

dan ekuitas merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 0.326 dan

sisanya 0.674 ditentukan oleh variabel lain yang tidak diketahui.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya terlimpah kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang dan atas kasih sayang--Nya yang telah memberikan jalan kemudahaµ dari kesukaran, karena pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada bidang Study Manajemen Pemasaran, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.

Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kekasih Allah dan kekasih orang-orang yang mengharapkan kasih-Nya, keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Adapun ha! yang sangat mustahil, penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan tanpa bantuan orang-orang disekeliling penulis, orang yang memberikan kepercayaan, dukungan dar1 perhatian. Kepada merekalah penulis ingin mengucapkan terima kasih yar1g setulus-tulusnya (walau kata tulus tidak dapat diungkapkan dan dikatakan), kepada :

I. Bapak, Mamah tercinta dan Adikku (Cfw" muf }!cfie), makasih atas do' a dan kesabararmya, kasih dan bimbingannya sehingga penulis dapat merasakan warna hidup.

2. Bapak Dr. Yahya hamja, MM, selaku pembimbing I dan Bapak Heryanto SE,Msi selaku pembimbing II, terima kasih atas bimbingan, pengarahan, dan dorongarmya dengan penuh kesabaran dan serta memberikan ilmu yang berharga dan pengalanmn yang tak terlupakan.

3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni MM, Prof. Dr. Abdul Hamid, MS serta Herny Ali HT, SE, MM selaku tim penguji ujian komprehensif, atas segala ilmu, canda dan kesabaran saat ujian berlangsnng.

4. Bapak Dr. Faisal Badroen, MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dlli1 Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakaria.

(8)

yang tetap indah kala ada maupun tiada, makasih atas persahabatannya selama ini .. tetaplah menjadi yang terbaik' .. andjangan pernah lupain pe1juangan yang melelahkan tapi ind ah ini ... !!

7. To T'Nie and keluarga makasih buat dukungannya (cepat ni/{gli 6u .. !!), teman-teman di RIMASI yang tidak bisa chi sebutkan satu persatu, thanks' for all..kalian teman-temanku yang paling baik..(cepat lulus .. !!!), dan toek' A'Ryan makasih buat semua support, dan waktu yang selalu ada buat ngedengerin semua keluh kesahku yang gak ada habisnya ...

(9)

DAFTARISI

Lem bar Pengcsahan ... i

Daftar Riwayat Hid up ... iii

Abstract ... iv

Abstrak ... v

Kata pengantar ... vi

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabet. ... x

Daftar Garn bar ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I Pcndahuluan ... I A. La tar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

BAB II Tinjauan Pustaka ... 6

A. Definisi Pemasaran dan Manajemen Pemasaran ... 6

B. Dcfinisi Pcrilaku Konsumen ... 9

C. Definisi Ekuitas Merck ... 28

D. Dcfinisi Keputusan Pembelian ... 42

E. Penclitian Terdahulu ... 48

F. Kerangka Pemikiran ... 49

G. Hipotesis ... 51

BAB III Metodologi Pcnelitian ... 52

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 52

B. Metode Penentun Sampel.. ... 52

C. Metode Pengumpulan Data ... 53

D. Metode Analisis ... u . . . 54

(10)

4. Uji Asumsi Klasik ... 57

E. Operasional Variabel Penelitian ... 59

BAB IV Penemuan dan Pembahasan ... 63

A. Gambaran Umum Perusahaan ... 63

I. Sejarah Singkat Berdirinya PT. Unilever. ... 63

2. Sejarah Perkembangan PT. Unilever di Indonesia ... 64

3. Produk PT. Unilever Indonesia ... 66

B. Analisis dan Pembahasan ... 67

I. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 67

C. Hasil Kuesioner Motivasi ... 69

D. Hasil Kuesioner Ekuitas Merck ... 75

E. Hasil Kuesioner Keputusan Pembelian ... 90

F. Asumsi Klasik •... 101

I. Uji Multikolinearitas ... 10 I 2. Uji Heterokedastisitas ... I 02 G. Uji Regresi Linier Berganda ... 103

1. Koefisien Determinasi (R) ... I 03 2. Persamaan Regresi Linier Berganda ... I 04 3. Uji F hitung ... I 05 4. UjiThittmg ... 106

BAB V Kesimpulan dan Implikasi. ... 107

A. Kesimpulan ... 107

B. Implikasi ... I 08

(11)

DAFT ART ABEL

Nomor Keterangan Hal am an

3.1 Skala Likert 53

3.2 Operasional V ュセ。「・ャ@ Penelitian 60

4.1 Produk Unilever Indonesia 66

4.2 Hasil Try Out Kuesioner 68

4.3 Hasil Kuesioner tentang Merasa Senang Dengan Produk Rinso 69 4.4 Hasil Kuesioner tentang Adanya Unsur Kebanggaan 70 4.5 Hasil Kuesioner tentang Kebiasaan Memakai Produk Rinso 71 4.6 Hasil Kuesioner tentang Terasa aman terhadap kesehatan 72

4.7 Hasil Kuesioner tentang Harga Terjangkau 73

4.8 Hasil Kuesioner tentang Kualitas Produk memuaskan 74 4.9 Hasil Kuesioner tentang Tampilan Iklan Rinso di TV 75 4.10 Hasil Kuesioner tentang Simbol Produk Rinso 76

4.11 Hasil Kuesioner tentang Tidak Menyesal 77

4.12 Hasil Kuesioner tentang Produk Rinso Diingat Pertm11a Kali 78 4.13 Hasil Kuesioner tentang Mampu Menjaga Kesegaran 79 4.14 Hasil Kuesioner tentang Kualitas Produk Rinso 80 4.15 Hasil Kuesioner tentang Keharnman Tahan Lama 81 4.16 Hasil Kuesioner tentang Terasa Aman Bagi Kesehatan 82 4.17 Hasil Kuesioner tentang Kemasm1 Yang Menarik 83 4.18 Hasil Kuesioner tentang Produk Rinso Banyak Variasi 84

4.19 Hasil Kuesioner tentang Harga Murah 85

4.20 Hasil Kuesioner tentang Produk Y m1g Lebih Baik 86 4.21 Hasil Kuesioner tentang Tidak Akan Membeli Merek Jain 87 4.22 Hasil Kuesioner tentang Membeli Produk Yang Smna 88 4.23 Hasil Kuesioner tentang Menyukai Merek Yang Dibeli 89

(12)

4.26 Hasil Kuesioner tentang Kemasan Menarik 92 4.27 Hasil Kuesioner tentang Informasi Prociuk Rinso Melalui iklan TV 93 4.28 Hasil Kuesioner tentang Informasi Tentang Rinso dari Teman 94 4.29 Basil Kuesioner tentang Barga Prociuk Rinso 95 4.30 Basil Kuesioner tentang Prociuk Rinso Dikenal Oleh Masyarakat 96 4.31 Basil Kuesioner tentang Harga Sesuai Dengan Kualitas Prociuk 97 4.32 Hasil Kuesioner tentang Merasa Puas Dengan Prociuk Rinso 98 4.33 Basil Kuesioner tentang Pemakaian Prociuk Berlajut 99 4.34 Basil Kuesioner tentang Membeli Kembali Prociuk Yang Sama 99 4.35 Basil Kuesioner tentang Ada Jaminan Kualitas Oleh Pemakai 100

4.36 Uji Multikolinearitas 101

4.44 Koefisien Determinasi 103

4.45 Persamaan Regresi Linier Berganda 104

4.46 Uji F Bitung 105

(13)

DAFT AR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1

Ekuitas Merek

32

2.2

Hierarki Kebutuhan Maslow

40

2.3

Tipe Perilaku Pembelian Konsumen

43

2.4

Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian

46

2.5

Bagan Kerangka Pemikiran

50

(14)

DAFT AR LAMPIRAN

Nomor Keterangan

(15)

A. Latar Belakang Masalah

BABI

PENDAHULUAN

Dalam memasuki era globalisasi, persaingan bisnis menuntut

perusahaan untuk dapat mampu bersaing secara kompetitif dalam ha!

mencarikan dan mempertahankan konsumen yang loyal (atau biasanya disebut

sebagai pelanggan), salah satu cara yang digunakan adalah melalui "perang"

antar merek karena pemasaran pada saat ini tidak hanya sekedar "perang"

produk.

Merek (brand) bukanlah sekedar nama, istilah (term), tanda (sign),

simbol atau kombinasinya. Lebih dari itu, merek adalah janji perusahaan

untuk secara konsisten memberikan feature, benejlts dan service kepada

pelanggan. Janji inilah yang membuat masyarakat mengenal merek tersebut

lebih dari merek yang lain. Kenyataannya, sekarang ini karakteristik unik dari

pemasaran modern bertumpu pada penciptaan meriek-merek yang bersifat

membedakan (different) sehingga dapat memperkuat image perusahaan dan

produk dalam benak konsumen.

Merek yang kuat adalah merek yang memiliki ekuitas merek (brand

equity) yang tinggi. Ekuitas merek adalah pandangan konsumen secara

individu terhadap suatu merek yang d!kenal baik dalam ingatannya. Menurut

Martinez dan Leslie (2004) dalam jumal, <ikuitas merek adalah seperangkat

(16)

menambah (mengurangi) nilai yang diberikan oleh suatu produk atau jasa

kepada perusahaan atau pelanggan perusahaan.

Ekuitas merek merupakan nilai dari suatu merek berdasarkan

kemampuannya mempunyai loyalitas merek, kesadaran merek, anggapan

mutu dan asosiasi merek (Kotler dan Amstrong, 1997: 22). Secara umum

bagian nilai-nilai ini mampu menambah ataupun bahkan mengurangi nilai

bagi para pelanggan dan bagi perusahaan (Aaker, 1997 : 22). Oleh karenanya

nilai-nilai ini harus dapat dikelola, dikembangkan dan bahkan ditingkatkan

oleh perusahaan sehingga merek tersebut dapat bertahan ditengah persaingan

pasar yang kompetitif karena ekuitas merek merupakan asset yang terpenting

bagi perusahaan sebagai dasar keunggulan bersaing yang berkelanjutan di era

global. Keberhasilan pengelolaan ekuitas merek dapat dilihat dari pangsa

pasar, kesetiaan pelanggan, kepuasan pelanggan serta profitabilitas pelanggan

yang dimiliki perusahaan.

Perusahaan yang menyadari ekuitas merek mempunyai kemampuan

dalam mempertahankan nama mereknya akan memperoleh keuntungan dalam

jangka panjang. Hal ini disebabkan banyaknya sebutan nama merek yang ada

dipasaran yang masing-masing merek tersebut menonjolkan keistimewaannya

masing-masing melalui pengorbitan iklan-iklan diberbagai media. Ekuitas

merek dapat menambah atau mengurangi nilai produk atau jasa di mata

konsumen, karena ekuitas merek dapat membantu konsumen menafsirkan,

(17)

bisa mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam mengambil keputusan

serta kepuasan dalam menggunakan produk.

Proses pengambilan keputusan konsumen dipacu oleh keinginan dan

kebutuhan yang merupakan kekuatan utanm yang mernotivasi seseorang untuk

melakukan sesuatu tindakan pemilihan oleh konsumen yang kemudian diikuti

dengan proses pengambilan keputusan membeli suatu produk. Ini tidak hanya

didasarkan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan semata,

namun lebih terdorong oleh usaha untuk memperoleh kepuasan tertentu dari

barang atau jasa yang dipilihnya. Konsumen yang merasa puas terhadap suatu

produk akan terus melakukan pembelian secara berulang-ulang. Motivasi

pembelian seseorang terdorong oleh faktor rasional dan faktor emosional.

Faktor rasional didasarkan pada kenyataan-ke:nyataan seperti yang

ditunjukkan para pembeli. Sedangkan faktor emosional merupakan tolok ukur

yang dilihat dari keterkaitan perasaan terhadap suatu barang atau dalam arti

lain fanatisme terhadap suatu barang tertentu. Namun seberapa besar pengaruh

motivasi dan ekuitas merek terhadap keputusan pernbelian belum diketahui

secara pasti. Untuk itu penulis mencoba menelitinya dalam bentuk skripsi

yang berjudul " Pengaruh Motivasi dan Eknitas Merck Terhadap

(18)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada maka rumusan masalab yang

akan dibabas adalab " Apakah terdapat pengarub motivasi dan ekuitas merek

terhadap keputusan pembelian produk Rinso?"

C. Tujuan dan Manfaat Penclitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian m1

adalah:

Untuk menganalisis pengaruh motivasi dan ekuitas merek terbadap

keputusan pembelian produk Rinso di Desa Lembursitu Sukabumi.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, diharapkan penelitian 1m

bermanfaat:

a. Bagi konsumen

Dari basil penelitian dibarapkan dapat menjadi baban pertimbangan

bagi konsumen untuk memilib produk.

b. Bagi perusabaan

Dari basil penelitian dibarapkan dapat menjadi baban pertimbangan

bagi perusahaan untuk penyusunan strategi pemasaran sebingga

perusabaan dapat menentukan langkab-langkah yang akan diarnbil

(19)

c. Bagi akademisi

Untuk menambah ilmu pengetalman bagi orang banyak khususnya

bagi mahasiswa lainnya yang ingin melakukan penelitian yang lebih

mendalam mengenai tema sk.ripsi yang telah dibuat oleh penulis.

d. Bagi peneliti

Penelitian ini merupakan teori yang telah diperoleh peneliti selama

belajar di perguruan tinggi ke dalam situasi nyata terutama

(20)

BABU

TINJAUAN PUST AKA

A. Pengcrtian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan

oleh pengusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang,

dan mendapatkan laba. Pemasaran dikembangkan dari kata pasar yang berarti

sarana atau tempat berkumpulnya orang yang terlibat dalam pemasaran, dalam

pengertian abstrak pemasaran diartikan sebagai suatu kegiatan, proses atau

sistem keseluruhan.

Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli mengenai

arti dari pemasaran.

Menurut Kotler (2000 : 4) pemasaran adalah sebagai suatu proses

sosial dan manajerial dimana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang

mereka butuhkan dan usahakan melalui penciptaan, pertukaran yang dapat

memenuhi kebutuhan, keinginan dan permintaan seseorang kelompok.

Sedangkan menmut Sofjan Assauri (2004 : 5) pemasaran adalah

kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

melalui proses pertukaran. Dan menmut Stanton ( 1997) pemasaran adalah

suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan

(21)

Selain itu menurut Philip Kotler (2001), pemasaran adalah kegiatan

manusia yang bertujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia

melalui proses pertukaran.

Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pemasaran

sebagai suatu sistem dari kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan

barang atau jasa kepada pembeli secara individual maupun kelompok pembeli.

Kegiatan tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang dibatasi sumber

dari perusahaan, peraturan-peraturan, maupun konsekuensi sosial perusahaan.

Selain itu, pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan

kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka

butuhkan atau inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan, dan

pertukaran.

Dalam menjalankan kegiatan pemasaran perusahaan melakukan

pengkoordinasian agar tujuan dan sasaran yang diharapkan dalam bidang

pemasaran dapat tercapai secara efektif dan efisie11: Pengkoordinasian yang

dapat menciptakan sinergi dilakukan dengan manajemen yang baik, yang

dikenal dengan istilah manajemen pemasaran.

Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli mengenai

arti dari manajemen pemasaran.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:1) menyatakan manajemen

(22)

mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli dengan

sasaran demi mencapai tujuan organisasi.

Menurut Susanto (2000) Manajemen Pemasaran adalah proses

perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan kebutuhan, promosi dan

distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran

dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.

Sedangkan menurut Sofjan Assauri (2004) Manajemen Pemasaran

merupakan kegiatan menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan dan

mengendalikan semua kegiatan yang terkait dengan perancangan dan

peluncuran produk, pengkomunikasian, promosi dan pendistribusian produk

tersebut, menetapkan harga dan menatransaksikan, dengan tujuan agar dapat

memuaskan konsumen dan sekaligus dapat mencapai tujuan organisasi

perusahaan jangka panjang.

Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa manajemen pemasaran

suatu kegiatan menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan dan

pengendalian suatu kegiatan yang terkait dengan perancangan dan peluncuran

produk, promosi serta pendistribusian produk, dan menetapkan harga dengan

tujuan agar dapat memuaskan konsumen dan sekaligus dapat mencapai tujuan

organ1rns1 perusahaan dalam jangka panjang. Dalam pemasaran dapat

mengubah atau mengurangi permintaan. Perusahaan sekarang ini berfokus

untuk mempertahankan pelanggan saat ini dan membangun hubungan jangka

(23)

dengan kata lain kegiatan-kegiatan tersebut merupakan upaya untuk

memaksimalkan nilai perusahaan.

B. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh

perusahaan. Oleh karena itu informasi mengena1 perilaku ini perlu

dikumpulkan sebanyak mungkin. Perilaku konsumen merupakan tindakan

langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi, serta menghabiskan produk

dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan

tersebut (Husein Umar, 2005:64).

Kotler dan Armstrong (2003: 199) mendefinisikan perilaku konsumen

sebagai perilaku pembelian konsumen akhir baik individu maupun rumah

tangga yang membeli barang atau jasa untuk konsumsi pribadi.

Mowen dan Minor (2002:6) mendefinisikan perilaku konsumen

sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran

yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa,

pengalaman, serta ide-ide.

1. Model Perilaku konsumen

Konsumen membuat sejumlah keputusan pembelian setiap ィセイゥN@

Hamper seluruh perusahaan meneliti pengambilan keputusan pembelian

konsumen secara mendetail untuk memperoleh jawaban apa yang

(24)

mempelajari pembelian konsumen aktual untuk mengetahui itu semua.

Namun, mempelajari mengenai alas an perilaku pembelian konsumen

tidaklah mudah jawabannya seringkali tersembunyi jauh didalam benak

konsumen.

Rangsangan pemasaran terdiri dari 4 baunm pemasaran : produk,

harga, tern pat ( distribusi), dan promosi. Rangsangan lain meliputi

kekuatan dan kejadian penting dilingkungan konsumen : ekonomi,

teknologi, politik, dan budaya. Semua input tersebut masuk kedalam kotak

hitam pembeli, dimana input itu akan diubab menjadi tanggapan pembeli

yang dapat diobservasi: pilihan produk, pilihan merek, pilihan dealer,

waktu pembelian, dan jumlah pembelian.

Pemasar ingin memahami bagaimana rangsangan itu diubah menjadi

tanggapan dalam kotak hitam konsumen, yang terdiri dari dua bagian.

Yang pertama, cm-cm pembeli mempengaruhi bagaimana dia

mempersepsikan dan berealcsi terhadap rangsangan. Kedua, pengambilan

keputusan pembelian itu sediri mempengaruhi perilaku pembeli.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilalm Konsumen

Menurut Kotler dan Armstrong (2003 :200) pembelian konsumen

sangat dipengaruhi oleh factor budaya, social, pribadi, dan psikologis.

Sebagian besar dari factor-faktor itu tidak dapat dikendalikan oleh

(25)

a. Faktor Budaya

Factor budaya mempunyai pengaruh yang terl uas dan terdalam

dalam perilaku konsumen. Pemasar perlu memahami peranan yang

dimainkan oleh budaya, sub budaya, dan kelas sosial pembeli. Budaya

adalah penyebab dasar keinginan dan perilaku konsumen. Perilaku

manusia sebagian besar merupakan basil proses belajar. Sewaktu

tumbuh dalam masyarakat, seorang anak belajar mengenai nilai

persepsi, keinginan, dan perilaku dasar dari keluarga dan lembaga

penting lainnya, sehingga seseorang yang tinggal di daerah tertentu

berbeda dengan orang lain yang tinggal clidaerah lain pula. Sub

budaya adalah kelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama

berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa,

subbudaya meliputi kewarganegaraan, agarna, kelompok ras, dan

daerah geografis yang serupa. Kelas so:sial adalah pembagian

kelompok masyarakat yang relatif permanen clan relatif teratur dimana

anggota-anggotanya memiliki nilai, minat dan perilaku yang serupa.

Untuk itulah produsen yang heatif hendaknya selalu mencoba

menempatkan pergeseran budaya dalam rangka menyesuaikan atau

bahkan rnenghayalkan produk barn yang diinginkan oleh para

(26)

b. Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti

kelompok kecil, keluarga, peran sosial, dan status yang melingkupi

konsumen tersebut.

Hal ini dikarenakan perilaku seseorang banyak dipengaruhi

oleh kelompok-kelompok baik itu kelompok keanggotaan yaitu

kelompok yang mempunyai pengaruh langsung pada perilaku

seseorang dan orang itu termasuk didalamnya. Sebaliknya kelompok

acuan yaitu yang memiliki pengaruh secara langsung maupnn tidak

langsung pada sikap dan perilaku seseorang, dan kelompok

aspirasional yaitu kelompok yang ingin dimasuki seseorang.

Anggota keluarga memiliki pengaruh yang kuat terhadap

perilaku pembeli karena keluarga merupak:m organisasi pembelian

konsumen yang paling penting didalam masyarakat, karena itulah

produsen hendaknya mengamati pula peranan pengaruh suami, istri,

dan anak-anak dalam mempromosik:m produknya.

Peran dan status juga mempunyai pengaruh karena peran

terdiri atas sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan

menurut orang-orang disekitamya dan setiap peran seseorang akan

mempengaruhi sejumlah perilaku pembeliannya. Tiap peran

membawa status yang menggambarkan penghargaan umum terhadap

(27)

perodusen dalam mempromosikan produknya harus mengacu pada

peran dan status para konsumen yang dibidiknya.

c. Faktor Pribadi

Merupakan pengaruh dari karakteristik pribadi pembeli seperti

umur dan tahap siklus hidup, peke1:jaan, situasi ekonomi, gaya hidup,

kepribadian dan konsep diri.

Sepanjang hidupnya orang akan mengubah barang dan jasa

yang dibelinya menyesuaikan dengan umnr dan tahap siklus hidupnya.

Masa-masa pergantian dari bayi, muda, dewasa dan tua akan

menentukan perilaku pembelian seseorang akan suatu produk.

Pekerjaan akan mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli.

Produsen hendaknya mengidentifikasi kelompok-kelompok

berdasarkan pekerjaan yang memiliki minat diatas rata-rata akan

barang dan jasa yang dihasilkam1ya, atau bahkan bias melakukan

spesialisasi produk berdasarkan jenis peke1jaan atau jabatan.

Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan

produk. Para produsen harus mengamati kondisi ekonomi untuk dapat

mengambil langkah-langkah dalam mendesain, memposisikan, dan

menetapkan strategi pemasaran.

Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang

tercerminkan pada aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup

(28)

bermaksud untuk mencapai keberhasilan target penjualan dapat

menggunakan teknik pengukuran gaya hidup yang dikenal dengan

psikologis.

Kepribadian dan konsep diri seseorang memberikan pengaruh

dalam perilaku pembelinya, karena kepribadian mengacu pada

karakteristik psikologis unik yang mengarah secara relative pada

tanggapan yang konsisten dan abadi pada I ingkungan yang dimiliki

seseorang. Sedangkan konsep diri seseorang mencerminkan identitas

orang tersebut. Sehingga dalam rangka memahami perilaku

konsumen, produsen sebagai pemasar pertama kali harus memahami

hubungan antara konsep diri dan kepemilikan konsumen.

d. F aktor Psikologis

Pilihan pembelian dipengaruhi empat factor psikologis utama:

motivasi, persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap.

Teori motivasi Maslow menjelaskan mengapa seseorang

terdorong oleh kebutuhan tertentu pada saat-saat tertentu. Kebutuhan

manusia tersusun dalam sebuah hirarki, dari yang paling mendesak

sampai yang kurang mendesak, yakni: kebutuhan psikologis,

(29)

Gambar2.l

Hirarki Kebutuhan Maslow

Kebutuhan aktulisasi diri (pengembangan diri) Kebutuhan keberadaan

(diakui, status)

Kebutuhan sosial (dibutuhkan orang) Kebutuhan keamanan (dilindungi)

Kebutuhan psikologi (makan, minum, tempat tinggal)

Kebutuhan yang menimbulkan motif atau kekuatan pendorong

terjadinya perilaku tertentu pada umumnya tersembunyi atau tidak

tampak. Kemunculan seperangkat kebutuhan pada saat tertentu bisa

disebabkan oleh stimulus internal yang terdapat dalam kondisi psikologis

dalam proses emosional ataupun kognitif atau oleh stimulus ekstemal di

lingkungan sekitar. Oleh karena itu dalam penelitian ini dibahas dua

motivasi dalam keputusan pembelian yaitu motivasi intrinsik (stimulus

internal) dan motivasi ekstrinsik (stimulus eksternal).

Ada banyak pengertian atau definisi dari motivasi. Berikut 1111

beberapa definisi dari motivasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

a. Motivasi adalah setiap perasaan atau keinginan yang sangat

mempengaruhi kemauan orang sehingga individu didorong untuk

(30)

b. Motivasi merupakan kekuatan yang enerjik yang menggerakkan

perilaku dan memberikan tujuan dan arah pada perilaku (Supranto J

dan Limakrisna Nanda, 2007:93).

c. Motivasi adalah sebuah paradigma yang utuh,, meliputi asumsi-asumsi,

nilai-nilai, aspirasi-aspirasi, strategi-strategi, hubungan-hubungan,

emosi-emosi dan perilaku-perilaku (Danah Zohar dan Ian Marshall,

2005: 78).

d. Motivasi adalah dorongan psikologis dalam diri seseorang yang

dimanifestasikan dalam tingkah laku individu (Anwar Prabu

Mangkunegara, 2002: 13).

e. Motivasi (motivation) adalah keadaan yang diaktivasi atau digerakkan

dimana seseorang mengarahkan perilaku berdasarkan tujuan (John C.

Mowen/ Michael Minor, 2002 : 24).

f. Motivasi adalah dorongan kebutuhan yang bersifat psikologis dalam

diri seseorang yang dimanifestasikah dalam tingkah laku individual

(Basu Swastha, 1996: 70).

3. Pendorong Motif (Motive arousal)

Menurut Loudon dan Hitta (1993: 328-333), empat pendorong motifyaitu:

a. Pendorong Pemicu (Triggering arousal)

1) Kondisi Psikologis (psychological conditions)

Adalah dorongan untuk memuaskan kebutuhan biologis seperti

(31)

menghasilkan ketegangan. Jika ketegangan ini kuat maka

dorongan akan terjadi dan menimbulkan energi untuk memuaskan

kebutuhan.

2) Aktivitas Kognitif (cognitive activity)

Menunjukkan bahwa manusia cenderung berpikir dan

mengemukakan alasan-alasan. Pikiran dan a]asan dalam ingatan

mengenai lingkungan dan informasi yang benar-benar diterima

oleh konsumen. Contohnya ketidakseimbangan yang besar akan

terjadi bila pengetahuan sebuah merek oleh konsumen berbeda

dengan pengalaman pemakaian.

3) Kondisi Situasional (situasional condition)

Adalah situasi tertentu yang berlawanan dengan konsumen yang

dapat memicu dorongan. Kondisi situasional dapat bekerja sendiri

untuk menggerakkan motif. Hal ini nan1pak ketika keadaan saat ini

dan sesuatu yang dipandang lebih baik.

4) Sifat-sifat Rangsangan (stimulus properties)

Bahwa rangsangan ekstemal juga memiliki kekuatan untuk

menggerakkan dorongan seperti karakteristik sesuatu yang barn,

keterkejutan, ambiguitas dan ketidakpastian. Dorongan adalah

penting bagi pemasar karena ha! ini digunakan untuk menarik

perhatian konsumen. Oleh karena itu, pemasar dapat

(32)

pemprosesan informasi konsumen dan meningkatkan minat

terhadap produk.

b. Rangsangan dan Dorongan Optimal {Optimal stimulation and arousal)

Secara historis konsumen dipandang sebagai penghindar

ketegangan (tension avoiders). Kejadian-kejadian yang menciptakan

ketegangan dan menimbulkan dorongan untuk meredakan ketegangan.

Konsumen dapat meningkatkan/ mengurangi rangsangan ekstemal.

Situasi ini tergantung dengan kondisi yang ada. Rangsangan yang

konsumen peroleh berasal dari lingkungan ditentukan oleh jumlah

ketidakseimbangan antara pengetahuan yang disimpan. Konsumen

selalu berusaha melepaskan diri dari ketidakseimbangan dan

menggerakkan diri untuk pemenuhan kebutuhan pada titik optimum.

c. Efek-efek Pendorong (Effects of arousal)

Intensitas pendorong untuk mengatur jumlah usaha konsumen

untuk memotivasi situasi dapat berupa berbagai bentuk. Suatu bentuk

dari intensitas adalah derajat dimana mekanisme perhatian dibuat peka

untuk menerima informasi dari lingkungan.. Hal ini meningkatkan

peluang sehingga konsumen sadar akan infmmasi untuk menghadapi

situasi motivasional. Proses ini dalan1 kenyataa!1 adalah pasif karena

perhatian konsumen hanya difokuskan pada rangsangan yang terjadi.

Efek pendorong lain dapat memperluas infonnasi dengan mendorong

(33)

mempengaruhi aktifitas kognitif yang meliputi berpikir dan

mengevaluasi.

d. Motif ekspresi utilitarian dan hedonis (Utilitarian and hedonic

expression of motives)

Perspektif hedonis menjelaskan bahwa konsumen mencari produk

atau jasa untuk rangsangan sensorik, apresiasi terhadap kecantikan,

gengsi, harga diri dan kemewahan. Sedangkan pandangan utilitarian

memandang bahwa konsumen mencari dan menggunakan produk atau

jasa berdasarkan kegunaan, sepe1ii sabun, jas hujan dan komputer.

Implikasi dari sudut pandang utilitarian dan hedonis adalah tergantung

pada keadaan dimana barang dan jasa tersebut diharapkan akan

memberikan keuntungan fungsional atau hedonis. Pemasar harus pula

mengenal karakteristik produk yang akan diiklankan yaitu apakah

cenderung kedalam perspektif utilitarian atau hedonis. Untuk

utilitarian metode komunikasi melalui iklan yang dapat berupa

kata-kata verbal sedangkan hedonis metode komunikasi yang tepat adalah

melalui simbol, gambar dan tema fantasi (wwN.Google.com).

4. Peran Motif

Peran motif adalah untuk membangkitkan dan menunjukkan perilaku

konsumen. Motif menurut Loudon dan Bitta memiliki beberapa fungsi

penting untuk mengarahkan perilaku konsumen yang dapat dijabarkan

(34)

a. Menetapkan kebutuhan dasar (defining basic meivings)

Motif mempengaruhi konsumen untuk mengembangkan dan

mengidentifikasi kebutuhan dasar konsumen seperti keamanan,

berafiliasi, berprestasi dan tingkat kebutuhan lain yang ingin dicapai.

Hal-ha! tersebut dapat membimbing perilaku melalui berbagai macam

keputusan.

b. Mengidentifikasi obyek sasaran (identijj;ing goal objects)

Motif membantu mengidentifikasi produk/jasa sebagai sasaran dalam

mencapai tujuan. Namun seringkali konsumen berpikir bahwa produk

merupakan tujuan nyata tanpa menyadari bahwa produk itu sendiri

yang menunjukkan cara memuaskan motif.

c. Mempengaruhi kriteria dalam pemilihan produk (influencing choice

criteria)

Motif ini menyebabkan pemasar tertarik untuk mempengarnhi kriteria

pemilihan. Dalam beberapa kasus, ha! ini terjadi karena konsumen

tidak menyadari motifkonsumenitu sendiri.

d. Mengarahkan pengarnh-pengaruh lain (direction other influence)

Pada tingkat yang lebih penting motif mempengaruhi individu dalam

membentuk persepsi, belajar, kepribadian, sikap dan proses infonnasi

seseorang. Motif juga berakibat langsung pada perilaku seperti motif

mempengaruhi proses infonnasi yang pada akhirnya diinterpretasikan

(35)

5. Teori Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsiik

Teori motivasi terdiri dari dua jenis, yaitu Motivasi intrinsik dan

Motivasi ekstrinsik.

a. Motivasi intrinsik

Motif intrinsik adalah dorongan atau keperluan atau keinginan yang

tidak perlu disertai perangsang clari luar (kamus besar bahasa

Indonesia, 2005:756).

Sedangkan menurut Han1zah B. Uno (2007: 4), motivasi intrinsik

adalah motif yang timbulnya ticlak memerlukan rangsangan dari luar

karena memang telah acla dalam cliri individu sencliri, yaitu sesnai dan

sejalan clengan kebutuhannya.

Berikut ini beberapa teori motif yang termasuk dalam teori motivasi

intrinsik, yaitu:

1) Ketetapan atau Konsistensi (Consistency)

Motif ini dimaksuclkan untuk mempertahankan sebuah

pandangan clunia yang bertalian secara logis yang terorganisir.

Rasa percaya atau informasi yang kurang konsisten dengan

kenyataan menciptakan ketegangan (tension) dan kebutuhan untuk

menjelaskan situasi tersebut.

Kecenderungan konsumen menerima hubungan yang positif

antara harga clan kualitas merupakan hasil clari motif konsistensi.

(36)

bertambah biaya bertambah dalam rnembuat produk. Maka

persepsi terhadap kualitas produk menjadi konsisten terhadap

persepsi harga.

2) Pengelompokkan atau Kategorisasi (Categorization)

Motif ini untuk mengumpulkan inforrnasi yang kompleks agar

menjadi teratur. Konsumen yang menghadapi lingkungan yang

kompleks, dorongan untuk mempermudal1 pengalamannya dengan

tindakan mengkategorikan pengalaman-pengalaman tersebut. Hal

ini terjadi jika konsumen termotivasi untuk mempersiapkan

mentalnya dalam mengkategorikan pengalamannya dengan

mendapatkan kembali dari memorinya.

3) Otonomi atau Kemandirian (Autonomy)

Motif ini merupakan intisari dari karakteristik individu dalam

merealisasi diri melalui pembentukan yang terintegrasi dan

identitas yang otonom. Teori motif ini memberikan penekanan

pada perkembangan kebutuhan konsumen.

Autonomi merupakan pendekatan humanistik yang mengarab

pada apa yang memotivasi seseorang, karakteristik konsumen

dalam merealisasi diri melalui pembentukan yang terintegrasi dan

identitas yang autonom. Teori motivasi ini memberikan pada

(37)

4) Teori Teleologis

Motif teleologis konsumen konstan memperbandingkan

pikirannya atau menghendaki situasi berdasarkan persepsinya

dengan situasi yang ada sekarang, mencoba membuat situasi yang

nyata menjadi sesuatu yang mungkin untuk pikirannya.

Bermacam-macam aktivitas, seperti produk, pelayanan, dimonitor

konstan oleh konsumen untuk menentukan apakah gap antar

dorongan atau kehendak dengan penerimaan situasi yang ada itu

meningkat atau berkurang.

5) Pengurangan Ketegangan (Tension reduction)

Motif ini digunakan untuk mengurangi atau menghindari

tekanan yang timbul bila kebutuhan tidak 1:erpenuhi.

Ketegangan reduksi untuk memotivas.i konsumen memperoleh

keseimbangan. Suatu reduksi untuk kepuasan dan ketegangan

merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Konsumen

dimotivasi untuk mereduksi atau mengurangi ketegangan yang

dihadapinya agar terjadi keseimbangan pada dirinya.

6) Pertahanan Diri (ego-defense)

Banyak konsumen merasa bahwa situasi kehidupan yang

beragam dapat menimbulkan tantangan terhadap ego. Situasi ini

menciptakan rasa malu pada Iingkungan sosial, tantangan terhadap

(38)

Motif mempertahankan diri merupakan dorongan untuk ...

melindungi self-image dirinya. Pada umumnya konsumen tidak

ingin diketahui kekurangan dirinya. Untuk menutupi kelemahan

dirinya, konsumen akan mempertahankan dirinya.

7) Pemyataan (assertion)

Teori motif pernyataan mernpakan teori motif konsumen

dalam berprestasi, kesuksesan, kekaguman dan kekuatan.

Kebutuhan untuk berperstasi dan kekua:;aan mernpakan motif

assertion. Produk dan pelayanan yang diperoleh mernpakan

simbol kepuasan keberhasilan dari motif assertion.

8) Motif pembentukan identitas (Identification)

Teori motif identifikasi mernpakan motif untuk mendapatkan

kepuasan, atas keputusan pembelian suatu produk sehingga merasa

dirinya diterima oleh lingkungan dan merasa senang untuk

memainkan peran serta untuk merasa dibutuhkan oleh

lingkungannya.

b. Motivasi ekstrinsik

Motif ekstrinsik adalah dorongan atau keperluan atau keinginan

yang perlu disertai perangsang dari luar (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2005: 756).

Sedangkan menurnt Hamzah B. Uno (2007: 4) motivasi ekstrinsik

(39)

lingkungan yang menimbulkan motivasi dalam diri untuk melakukan

suatu tindakan.

Berikut ini beberapa teori motif yang termasuk dalam teori motivasi

ekstrinsik, yaitu:

I) Sifat (Atribution)

Motif yang timbul untuk mengerti dan menyimpulkan

penyebab berbagai kejadian dapat dipertimbangkan sebagai motif

sifat. Dalam hal ini difokuskan pada orientasi konsumen kearah

kejadian eksternal dalam lingkungan. Dorongan untuk

merencanakan apa sebab sesuatu terjadi, mengetahui sebab-sebab

kejadian penting dan mengerti dunia seseo:rang. Hal ini merupakan

karakteristik dari motif atribut.

2) Tujuan atau Sasaran (Objectification)

Konsurnen yang dipengaruhi oleh motif ini akan menggunakan

penilaian objektif dan informasi eksternal sebagai pengganti

pemikiran internal untuk menarik simpulan mengenai nilai, sikap

dan kesukaan.

Banyak konsumen tidak dapat memahami dirinya dengan

merefleksikan dirinya sendiri. Untuk dapat mengamati perilaku

orang lain kita hams mengerti motif apa yang melatarbelakangi

perilaku konsumen yang menghendaki mengembangkan suatu

(40)

mereka dapat bersikap terhadap sesuatu tersebut. Oleh karena itu,

sikap konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh tindakan

sebelumnya terhadap jenis dan merek barang terse but.

3) Stimulasi

Beberapa konsumen memiliki kebutuhan untuk stimulasi.

Secara alamiah mempunyai perasaan ingin tahu dan mencoba

sesuatu yang baru. Motif stimulasi mernbawa seseorang untuk

mencoba produk dan aktiftas-aktifitas yang berbeda-beda.

Motif stimulasi diyakini bertanggung jawab pada perilaku

inovatif diantara konsumen. Konsumen dengan motif stimulasi

tinggi memungkinkan low loyals. Hal ini menyebabkan konsumen

mencoba produk dan merek barn yang menghindari diri

penggunaan satu merek dalam jangka waktu yang lama. Oleh

karena itu, loyalitas mereka cukup sukar untuk konsumen yang

mempunyai motif stimulasi tinggi.

4) Manfaat (Utilitarian)

Konsumen yang dipengaruhi oleh motif ini akan menggunakan

lingkungan eksternal sebagai sumber daya yang berharga untuk

memperoleh informasi untuk memecahkan masalah.

Utilitarian merupakan motif konsurnen yang mempunyai

kesempatan eksternal untuk memecahkan masalah dan merupakan

(41)

kemampuan baru yang digunakan dalam melawan tantangan

hidup.

5) Ekspresi atau air muka (self-expression)

Konsumen kadang-kadang mempunyai dorongan untuk

mengekspresikan dirinya. Mengenakan pakaian secara khas

merupakan refleksi dari motivasi ekspresi atau air nmka. Perilaku

konsumen dapat ditunjukkan melalui ekspresi air muka. Artinya,

untuk mengetahui apakah konsumen merasa puas setelah proses

pembelian dapat dibaca dari ekspresi atau air mukanya.

6) Penguatan (Reinforcement)

Konsumen yang dipengaruhi oleh motif m1 memiliki

kecenderungan untuk bertindak sesuai situasi yang

menguntungkan. Pengalaman yang dirasa menguntungkan dimasa

lampau dapat mempengaruhi perilaku.

Kekuatan motivasi Reinforcement konsumen akan

mempertahankan dirinya dalam mencapai suatu tujuan.

Reinforcement dapat memperkuat respon. terhadap stimulus yang

dapat bersifat positif (hadiah) atau negatif (hukuman).

7) Teori Afiliasi

Teori motif afiliasi merupakan motif konsumen yang menjadi

dasar untuk berhubungai1 social dengan orang lain dan untuk

(42)

C. Merek

セ[[Gustakaan@

UTAMA

セ@

SYAHIDJAKARTA

konsumen untuk mengadakan hubungan interpersonal dengan

orang lain.

8) Model atau Contoh (Modeling)

Motif modeling merupakan motif konsumen untuk melakukan

tindakan yang sama dengan apa yang dilakukan oleh orang lain.

Misalnya, konsumen dalam mengadakan hubungan inter-personal

meniru yang dilakukan oleh konsumen lain.

I. Pengertian Merck

Sudah menjadi kebiasaan pengusaha pabrik untuk menjual

barang-barang yang dihasilkan oleh pabriknya dibubuhi tanda lukisan dan/atau

perkataan untuk membedakannya dari barang-barang sejenis hasil pabrik

lain. Tanda itu disebut "merek'. Ada juga pengusaha yang beranggapan

tidak perlu mendirikan pabrik sendiri dan merasa puas dengan memesan

kepada,pabrik-pabrik lain tanpa dibubuhi merek/lukisan. Kemudian merek

dipasang sendiri oleh pemesan. Merek atau cap ialah suatu tanda atau

symbol yang memberikan identitas suatu barang/jasa tertentu yang dapat

berupa kata-kata, gambar atan kombinasi keduanya. (Buchari

Alma,2005:147).

Merek adalah nama, sebutan, tanda, lambang, atau kombinasinya,

[image:42.595.82.496.175.706.2]
(43)

untuk mengidentifikasikan dan membedakan berbagai produk dari pesaing

Geff madura,2001: 10 I).

Sedangkan menurut Philip kotler (2001 :575) mendifinisikan bahwa

"merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, atau rancangan, atau

kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk

mengidentifikasikan barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok

penjual untuk membedakannya dari produk pesaing"

Sebenarnya maksud perusahaan memberik<m merek pada mulanya

hanyalah sebagai identitas. Dengan merek tersebut perusahaan

mengharapkan agar konsumen mempunyai kesan positif pada barangnya.

Misalnya seorang yang ingin membeli barang X kemudian beli, setelah

merasakan nikmatnnya serta cocok seleranya denga barang X tersebut,

mereka terns membeli barang X. jadi disini kita lihat alangkah pentingnya

suatu merek barang untuk memudahkan penjualan, membeli barang yang

cocok untuk dijualnya kembali, demikian puia bagi konsumen dengan

mudah mencari merek yang pemah ia beli. (Buchari Alma,2005: 194).

2. Peranan dan kegunaan merek

Merek memegang peranan penting, salah satunya adalah

menjembatani harapan konsumen pada saat kita menjanjikan sesuatu

kepada knsumen. Dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan

emosional yang tercipta antara konsumen dengan perusahaan penghasil

(44)

Menurut Durianto dkk.(2004:2) merek rnenjadi sangat penting saat

ini, karena beberapa faktor seperti:

a. Emosi konsurnen terkadang turun naik. Merek rnarnpu membuat janji

emosi menjadi konsisten dan stabil.

b. Merek rnampu rnenembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat

bahwa merek yang kuat mampu diterima diseluruh dunia dan budaya.

Contoh yang paling fenomenal adalah Coca-Cola yang berhasil

menjadi :Global brand", diterima dimana saja dan kapan saja

diseluruh dunia.

c. Merek mampu menciptakan komunikasi interkasi dengan konsumen.

Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan

konsumen dan makin banyak brand association (asosiasi merek) yang

terbentuk dalam merek tersebut. Jika asosiasi merek yang terbentuk

memilki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan

meningkatkan brand image ( citra merek).

d. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumeh.

Merek yang kuat dapat merubal1 perilaku konsumen. Sebagai contoh,

keberhasilan pall mall dalam menembus perilaku konsumen mampu

menciptakan suatu market nicher ( ceruk pasar) yang spesifik dan

menguntungkan.

e. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh

(45)

kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat

pada merek tersebut.

f. Merek berkembang menjadi sumber asset tebesar bagi perusahaan.

3. Ekuitas merek (brand equity)

Berkaitan dengan merek, salah satu yang menjadi ha! atau asset

terpenting bagi perusahaan yaitu brand equity atau ekuitas merek adalah

seperangkat asset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek,

nama, symbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang

diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun

pada pelanggan.

Suatu merek yang dilancarkan oleh produse:n yang sifatnya spesifik,

dan benefit yang ditawarkan kepada konsumen. Merek yang baik dan

terkenal menjamin adanya tingkatan mutu atau kualitas. Kotler

menyertakan ada 6 art dari merek yaitu:

a. Attributes, ada sesuatu atribut yang melekat pada suatu merek

misalnya barang mahal,mutu bagus, tahan lama, tidak luntur dan

sebagainya.

b. Benefit, kata atribut dikatakanfunctional dan emotional benefit. Istilah

tahan lama lama dapat dikatakan functional benefit sedangkan barang

mahal ini dapat diartikan sebagai emotional benefit yang penting

barang tersebut biar mahal tapi sangat mengumungkan.

(46)

d. Culture, ini masalah budaya yang terkesan, terkenal, efisien, selalu

membeli barang berkualitas tinggi.

e. Personality, memperlihatkan atau memberi kesan kepribadian tertentu

misalnya membeli mobil Mercedes atau arloji Rolex menimbulkan

kesan tersendiri bagi pemakai.

f. User, memberi kesan bahwa mayoritas pemakai produk tersebut

adalah orang dari kelas sosial tertentu.

Menurut Durianto dkk. (2004:4) ekuitas merek adaiah seperangkat

asset dan labilitis merek yang terkait dengan suatu merek,nama,symbol,

yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh

sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pada pedagang.

Agar asset dan Jiabilitas mendasari ekuitas mererk, maka asset dan

liabilitas merek harus berhubungan dengan narna atau sebuah symbol

sehingga jika dilakukan perubahan terhadap nama dan symbol merek,

beberapa atau semua asset dan liabilitas yang menjadi dasar ekuitas merek

akan berubah pula.

Menurut Durianto ( dikutip dari David A. Aaker,2004:4). Ekuitas merek dapat dikelompokan dalam lima kategori yaitu:

a. Brand awareness (kesadaran merek)

Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli

untuk menenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek

(47)

Variabel ini memberikan informasi tingkat kemampuan

responden dalam mengenal dan mengingat nama merek. Variabel ini

dibagi menjadi sub-sub variabel yang urutannya sebagai berikut:

Top of mind (puncak pikiran) - menggambarkan merek yang

pertama kali diingat responden atau pertama kali disebut ketika

yang bersangkutan ditanya tentang suatu kategori produk.

Brand recall (pengingatan kembali) - pengingatan kembali merek

mencerminkan merek-merek apa yang diingat responden setelah

menyebutkan merek yang pertama kali disebut. Brand recall

merupakan multi respons questions yang menghasilkan jawaban

tanpa dibantu (unaided question).

Brand recognition (pengenalan merek)- pengukuran Brand

awareness responden dimana kesadarannya diukur dengan

diberikan bantuan. Pertanyaan yang diajukan dibantu dengan

menyebutkan ciri-ciri dari produk merek エセイウ・「オエ@ (aided question).

Pertanyaan diajukan untuk mengetahui seberapa banyak responden

yang perlu diingatkan akan keberadaan merek tersebut.

Unaware of brand (tidak menyadari keberadaan merek)

Pengenalan maupun pengingat merek akan melibatkan upaya

mendapatkan identitas nama dan menghubungkanya ke kategori

produk. Agar brand awareness dapat dicapai dan diperbaiki dapat

(48)

a) Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda

dibandingkan dengan lainnya serta hams ada hubungan antara

merek dengan kategori mereknya.

b) Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga

membantu konsumen untuk mengingat merek.

c) Jika produk memiliki symbol, hendaknya symbol yang dipakai

dapat dihubungkan dengan mereknya.

d) Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin

bnayak diingat pelanggan.

e) Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu

isyarat yang sesuai kategori produk, merek, atau keduanya (

Nama Martina hings, Andre Agassi dapat menjadi isyarat

untuk rake! tennis).

f) Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan

karena membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan

membentuk pengenalan.

b. Brand association ( asosiasi merek)

Brand association adalah segala kesan yang muncul di benak

seseorang yang tiorkait dengan ingatannya mengenai nsnatu merek.

Kesan-kesan yang terkait merek akan semakin meningkat dengan

semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi

(49)

tersebut dalam strategi komunikasinya, ditambah lagi jika kaitan

terse but didukung oleh suatu jaringan dari kaitan-kiatann lain.

Asosiasi-asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya

dihubungkan dengan berbagai ha! berikut:

a) Atribu produk-mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu

produk erupakan strategi positioning yang paling sering

digunakan. Mengembangkan asosiasi semacam ini efektif karena

jika atribut tersebut bennakna, asosiasi dapat secara langsung

diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu merek.

b) Atribut tak berwujud-atribut umum, seperti halnya perseps1

kualitas, kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang

mengikhtiarkan serangkaian atribut yang objektif.

c) Manfaat bagi pelanggan- manfaat ini dibagi dua, yaitu manfaat

rasional dan manfaat psikologis. Manfaat rasional berkaitan erat

dengan atribut dari produk yang dapat menjadi bagian dari proses

pengambilan keputusan yang rasional. Manfaat psikologis sering

kali merupakan konsekuensi ekstrem dalam proses pembentukan

sikap, berkaitan dengan perasaan yang ditimbulkan ketika

membeli atau menggunakan merek tersebut.

d) Harga relative-evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas

produk ini akan diawali dengan penentuan posisi merek tersebut

(50)

e) Penggunaan-dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan

sebuah tipe pengguna atau pelanggan dari produk tersebut.

Misalnya dimension kiddies dikaitkan dengan pemakainnya yang

adalah anak-anak.

f) Orang terkenal/khalayak-mengaitkan orang terkenal atau artis

dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi kuat yang

dimiliki oleh orang terkenal ke merek tersebut.

g) Gaya hidup/kepribadian-asosiasi sebuah merek dengan suatu gaya

hidup dapat diilhami oleh asosiasi para pe:langgan merek tersebut

dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang

hampir sama.

h) Kelas produk-mengasosiasikan sebuah merek menumt kelas

produknya. Misalnya Volvo mencem1inkan nilai berupa prestise,

performa tinggi, keamanan, dan lain-lain.

i) Para pesaing-mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyan1ai

atau bahkan mengungguli pesaing.

j) Negara/wilayah geografis-sebuah Negara dapat menjadi sibol yang

kuat asalkan mempunyai hubungan yang erat dengan produk,

bahan, dan kemampuan.

k) Penggunaan-dengan mengasosiasikan mere:k tersebut dengan suatu

penggunaan atau aplikasi tertentu.

(51)

disebutkan diatas. Dalam kenyataannya, tidak semua merek produk

memilki semua asosiasi diatas. Merek tertentu berasosiasi dengan

beberapa ha! diatas dan merek lainnya berasosiasi dengan beberapa

ha! yang lain.

c. Perceived quality (persepsi kualitas)

Persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan terhadap

keselurnhan kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan

berkenaan dengan maksud yang diharapkan seperti kinerja pegawai,

pelayanan, ketahanan produk, kehandalan, dan karakteristik produk,

karena persepsi kualitas tidak dapat ditentukan secara obyektif.

Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan

karena setiap pelanggan memiliki kepentingan yang berbeda-beda

terhadap suatu produk atau jasa.

Persepsi kualitas mempunyai penman yang penting dalam

membangun suatu merek, dalam banyak konteks persepsi kualitas

sebuah merek dapat menjadi lasan yang penting pembelian serta

merek maka yang akan dipertimbangkan pelanggan yang pada

gilirannya akan mempengaruhi pelanggan dal.an1 memutuskan merek

yang akan dibeli.

d. Brand loyalty (loyalitas merek)

Loyalitas merek adalah tingkat keterikatan konsumen dengan

(52)

paling tinggi sampai yang paling rendah, urutannya adalah sebagi

berikut:

Commited buyer (pembeli yang komit)

Liking the brand (pembeli yang menyukai merek)

Satisfied buyer (pembeli yang puas)

Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan)

Switcher (pembeli yang berpindah-pindah)

e. Other proprietary brand asets (asset-aset merek Iainnya)

Empat elemen ekuitas merek diluar asset-aset merek lainnya

dikenal dengan elemen-elemen utama dari ekuitas merek. Elemen

ekuitas merek yang kelima secara langsung akan dipengaruhi oleh

kualitas dari empat elemen utama tersebut. Konsep ekuitas merek ini

dapat ditampilkan pada gambar 2.2 yang memperlihatkan kemampuan

ekuaitas merek dalam menciptakan nilai bagi perusahaan atau

(53)

(1) Brand Awareness

(4) Brand Loyalty

(3) Perceived quality

Ekuitas Merek (nama, symbol)

(2) Brand Association

/I'

(5) other Proprietary

Brand assets

Memberikan nilai kepada pelanggan dengan memperkuat

Memberikan nilai kepada perusahaan dengan memperkuat

• Interpretasi/ proses informasi • Rasa percaya diri dalam

pembelian

• Pencapaian kepuasan diri

• Interpretasi/ proses informasi • Rasa percaya diri dalam

pembelian

• Pencapaian kepuasan diri

Su1nber: David A.Aaker ( 1991 ), Managing brand Equity : capitalizing on the value of a brand name.

Gambar2.2

Ekuitas Merek

4. Peran ekuitas merek

Ekuitas merek merupakan asset yang dapat memberikan nilai

tersendiri di mata pelanggannya. Asset yang dikandungnya dapat

membantu pelanggan dalam menafsirkan, memproses, dan menyimpan

(54)

keputusan pembelian atas dasar pengalaman masa lalu dalam penggunaan

atau kedekatan, assosiasi dengan berbagai karakteristik merek. Dalam

kenyataannya, persepsi kualitas dan assosiasi merek dapat mempertinggi

tingkat kepuasan konsumen.

Menurut Durianto dkk (2004:6) di samping memberi nilai bagi konsumen,

ekuitas merek juga memberikan nilai bagi perusahaan dalam bentuk:

b. Ekuitas merek yang kuat dapat mempertinggi keberhasilan program

dalam memikat konsumen baru atau merangkul kembali konsumen

lama. Promosi yang dilakukan akan lebih efektif jika merek dikenal.

Ekuitas merek yang kuat dapat menghilangkan keraguan konsumen

terhadap kualitas merek.

c. Empat dimensi ekuitas merek: kesadaran merek, persepsi kualitas,

asosiasi-asosiasi, dan asset merek lainnya dapat mempengarnhi alasan

pembelian konsumen.

d. Loyalitas merek yang telah diperkuat merupakan hal penting dalam

merespons inovasi yang dilakukan para pesaing. Loyalitas merek

adalah salah satu kategori ekuitas merek yang dipengaruhi oleh

kategori ekuitas merek lainnya. Kategori-kategori ekuitas merek

lainnya juga berhubungan satu sama lain.

e. Asosiasi merek juga sangat penting sebagai dasar strategi positioning

maupun strategi perluasan produk.

(55)

yang kuat memungkinkan perusahaan memperoleh margin yang lebih

tinggi dengan menerapkan harga premium, dan mengurangi

ketergantungan pada promosi sehingga dapat diperoleh laba yang

lebih tinggi.

g. Ekuitas merek yang kuat dapat digunakan sebagai dasar untuk

pertumbuhan dan perluasan merek kepada produk lainnya atau

menciptakan bidang bisnis barn yang terkait yang biayanya akan jauh

lebih mahal untuk dimasuki tanpa merek yang memiliki ekuitas merek

terse but.

h. Ekuitas merek yang kuat dapat meningkatkan penjualan karena

mampu menciptakan loyalitas saluran distribusi. Toko, supermarket,

dan tempat-tempat penjualan lainnya tidak akan ragu-ragu untuk

menerima suatu produk dengan ekuitas merek yang kuat dan sudah

terkenal untuk dijual kepada konsumen.

1. Aset-aset ekuitas merek lainnya dapat memberikan keuntungan

kompetitif bagi perusahaan dengan ·· memanfaatkan· celah-celah yang

tidak dimiliki pesaing. Biasanya, bila dimensi utama dari ekuitas

merek yaitu kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan

loyalitas merek sudah sangat kuat, secara otomatis asset ekuitas merek

(56)

D. Keputusan Pembelian

I. Proses Kepntusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan salah satu bentuk konsumen dalam

menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk. Konsumen dalam

mengambil keputusan untuk membeli atau memakai suatu produk akan

melalui proses dimana proses tersebut merupakan gambaran dari

bagaimana konsumen menganalisis berbagai macam masukan untuk

mengambil keputusan dan melakukan pembelian.

Untuk meraih keberhasilan, pemasar hams melihat lebih jauh

bermacam-macam faktor yang mempengaruhi pembeli dan

mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana konsumen melakukan

keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian, dan

langkah-langkah dalam proses pembelian.

a. Peran Pembelian

Peran pembeli menurut Mowen & Minor (1995:54) terdiri dari:

I) Pemberi pengaruh (influencers) anggota keluarga berusaha untuk

mempengaruhi dalam pemilihan produk dengan memberikan

informasi dan nasehat.

2) Penjaga pintu (gate keepers) anggota keluarga yang mempunyai

kemampuan untuk mengontrol informasi yang tersedia untuk

dijadikan pembuat keputusan. Biasanya orang tua yang lebih

(57)

3) Pembuat keputusan (deciders) anggota kduarga yang mempunyai

kekuatan untuk membuat keputusan kapan dan apa yang hams

dibeli.

4) Pembeli (buyers) anggota keluarga yang biasanya sering membuat

pembelian. Contoh remaja yang memilih motor apa yang ingin

dibeli, wamanya, bentuknya dan lain-lain.

5) Penyiap kebutuhan (prepares) anggota keluarga ini menyesuaikan

produk agar bisa digunakan oleh anggota keluarga yang lain.

Contoh menyiapkan makanan.

6) Pengguna (users) adalah orang-orang yang mengkonsumsi atau

menggunakan produk dan membelinya sebagai persiapan untuk

keluarga.

7) Pemelihara (maintainers) orang yang menyediakan perlengkapan

rumah dan membuat aturan dalam memelihara rumah.

8) Pengatur (disposers) menentukan produk kapan dihentikan

penggunaannya dan apa yang akan dilakukan dengan produk itu.

b. Perilaku Pembelian Konsumen

Menurut Kotler dan Annstrong (2003:221) tipe perilaku

pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembelian dan

(58)

セpustakaan@

UTAMA [image:58.595.90.505.172.552.2]

lセT@

SYAHID JAKARTA

Gambar 2.3

Tipe Perilaku Pembelian Konsumen

Keterlibatan tinggi Keterlibatan rendab

Perbedaan yang sangat Perilaku Pembelian Yang Perilaku Pembelian Pencari

besar diantara merek Kompleks V ariasi

Perbedaan yang sangat kecil Perilaku Pembelian Perilaku Pembelian

diantara merek Pengurangan Disonasi Kebiasaan

I) Perilaku Pembelian Kompleks

Konsumen berada dalam peri.laku pembelian yang

kompleks ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan

mempunyai persepsi yang signifikan mengenai perbedaan diantara

merek. Konswnen mungkin akan terlibat secara mendalam ketika

produk tersebut mabal, beresiko, jarang dibeli, dan menunjukkan

ekspresi diri. Umwnnya, konswnen harus mempelajari banyak ha!

mengenai kategori produk tersebut.

Pembeli tersebut akan rnelalui proses pembelajaran,

pe1iama mengembangkan keyakinan rnengenai produk, kemudian

sikap, dan kemudian melakukan pilihan pembelian dengan penuh

pertimbangan.

2) Perilaku Pembelian Pengurangan Disonasi

Perilaku pembelian pengurangan disonasi terjadi ketika


Gambar

gambar atan
Gambar 2.3 Tipe Perilaku Pembelian Konsumen
Tabel 3.1 Skala Likert
Tabel 3.2 Operasional variabel Penelitimn
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi order penjualan di lakukan penginputan oleh admin sales melalui Sales Order yang selanjutnya perlu di verifikasi oleh Finance mengenai harga apakah sudah

Dalam waktu yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA wajib memberikan penjelasan-penjelasan kepada PIHAK PERTAMA, apabila dikemudian hari setelah penyerahan

Hasil dalam penelitian ini membuktikan bahwa citra merek dapat meningkatkan kepercayaan atau dengan kata lain kepercayaan dapat dibentuk melalui adanya citra merek

bulan Juli 2012 sampai dengan bulan September 2012, seluruh siswa di bimibing perkelas terlebih dahulu dan di sampaikan seluruh materi Al-Asma’ul husna yang berjumlah 99 ,

Adamson dan Shine (2003: 67) mendefinisikan manfaat dalam keputusan menggunakan internet banking adalah sebagai konstruk kepercayaan seseorang bahwa penggunaan

Berdasarkan pembahasan penelitian yang berjudul hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat dengan lama pelepasan tali pusat pada bayi di

Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan

Hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat