• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DHF DENGU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DHF DENGU"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DHF

( DENGUE HAEMORAGIC FEVER )

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering disebut sebagai demam berdarah. Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut sebagai penyakit (terutama sering dijumpai pada anak) yang disebabkan oleh virus Dengue dengan gejala utama demam, nyeri otot, dan sendi diikuti dengan gejala pendarahan spontan seperti; bintik merah pada kulit,mimisan, bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau buang air besar berdarah.

Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae, dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan 1, 2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus Dengue. Morbiditas penyakit DBD menyebar di negara-negara Tropis dan Subtropis.

(2)

Berdasarkan data WHO tahun 2014 untuk kasus Dengue Haemoragic Fever ( DHF ) adalah sebanyak 334.567 ribu kasus DHF, dan sampai pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia. Untuk data kasus DHF pada tahun 2014 di Provinsi Sumatera Barat tercatat sebanyak 2300 kasus, sedangkan untuk kasus DHF pada 3 bulan terakhir ( September - November 2015 ) di Dinas Kesehatan Kota Padang adalah sebanyak 298 kasus dan untuk kasus DHF di RSUD Dr. Rasidin Padang di Ruangan Interne pada 3 bulan terakhir ( September - November 2015 ) adalah sebanyak 96 kasus.

B. TUJUAN UMUM

1.Tujuan Umum

Setelah mengikuti seminar ini, di harapkan mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit DHF (Dengue Hemorrhagic Fever)

2. Tujuan Khusus

 Mahasiswa dapat menjelaskan definisi penyakit DHF

 Mahasiswa dapat menjelaskan etiologi DHF

 Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi DHF

 Mahasiswa dapat menjelaskan manifestasi klinis DHF

 Mahasiswa dapat menjelaskan komplikasi penyakit DHF

 Mahasiswa dapat menjelaskan klasifikasi penyakit DHF

 Mahasiswa dapat menjelaskan pencegahan penyakit DHF

 Mahasiswa dapat menyebutkan pemeriksaan penunjang penyakit DHF

 Mahasiswa dapat menerapkan penatalaksanaan penyakit DHF

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR

1. Anatomi Fisologi Sistem Hematologi

Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan bagian korpuskuli.

Dalam arti lain hematologi juga dikenal sebagai cabang ilmu kedokteran mengenai sel darah, organ pembentuk darah, dan kelainan yang berhubungan dengan sel serta organ pembentuk darah. Setiap orang mengetahui bahwa pendarahan pada akhirnya akan berhenti ketika terjadi luka atau terdapat luka lama yang mengeluarkan darah kembali. Saat pendarahan berlangsung, gumpalan darah beku akan segera terbentuk dan mengeras, dan luka pun pulih seketika. Sebuah kejadian yang mungkin tampak sederhana dan biasa saja di mata Anda, tapi tidak bagi para ahli biokimia. Penelitian mereka menunjukkan, peristiwa ini terjadi akibat bekerjanya sebuah sistem yang sangat rumit. Hilangnya satu bagian saja yang membentuk sistem ini, atau kerusakan sekecil apa pun padanya, akan menjadikan keseluruhan proses tidak berfungsi.

Darah harus membeku pada waktu dan tempat yang tepat, dan ketika keadaannya telah pulih seperti sediakala, darah beku tersebut harus lenyap. Sistem ini bekerja tanpa kesalahan sedikit pun hingga bagian-bagiannya yang terkecil. Jika terjadi pendarahan, pembekuan darah harus segera terjadi demi mencegah kematian. Di samping itu, darah beku tersebut harus menutupi keseluruhan luka, dan yang lebih penting lagi, harus terbentuk tepat hanya pada lapisan paling atas yang menutupi luka. Jika pembekuan darah tidak terjadi pada saat dan tempat yang tepat, maka keseluruhan darah pada makhluk tersebut akan membeku dan berakibat pada kematian ( A. Price, 2010 ).

(4)

a. Karakteristik

1. Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk) tertahan dan di bawa dalam matriks cairan (plasma).

2. Darah lebih berat dibandingkan dengan air dan lebih ketal. Cairan ini memiliki rasa dan bau yang khas, serta Ph 7.4 (7.35 - 7.45).

3. Warna darah bervariasi dan merah terang sampai merah tua kebiruan, bergantung pada kadar oksigen yang dibawa ke sel darah merah.

4. Volume darah tetap sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran rata-rata, dan kurang sedikit pada perempuan dewasa. Volume ini bervariasi sesuai dengan ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah jaringan edukosa dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi dengan perubahan cairan darah dan konsentrasi elektrolitnya.

b. Komposisi

Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.

Korpuskula darah terdiri dari:

1) Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).

Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.

2) Keping - keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)

Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.

(5)

Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.

4) Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas: a. Air: 91,0%

b. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen) c. Mineral : 0,9% ( natrium klorida, natrium bicarbonat, garam dari

kalsium, fosfor, magnesium dan zat besi, dll)

Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung : a) Albumin

b) Bahan pembeku darah c) Immunoglobin (antibodi) d) Hormon

e) Berbagai jenis protein f) Berbagai jenis garam 5) Struktur sel darah :

a. Air : 91%

b. Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibronogen )

c. Mineral : 0,9% ( Natrium klorida,natrium bikarbonat, garam posfat,magnesium, kalsium dan zat besi )

(6)

1.3 Fungsi Sel Darah dan Plasma Darah Pada Tubuh Manusia.

Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kompleks zat organik dan zat anorganik.

Di dalam plasma darah terlarut berbagai macam zat. Di antara zat-zat tersebut ada yang masih berguna dan adapula yang tidak berguna. Beberapa zat tersebut antara lain seperti berikut.

a. Zat makanan dan mineral, antara lain glukosa, gliserin, asam amino, asam lemak, kolesterol, dan garam mineral.

b. Zat hasil produksi dari sel-sel, antara lain enzim, hormon, dan antibodi. c. Protein,

Protein dalam plasma darah terdiri atas: 1) Antiheofilik berguna mencegah anemia.

2) Tromboplastin berguna dalam proses pembekuan darah.

3) Protrombin mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah. 4) Fibrinogen mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah.

5) Albumin mempunyai peranan penting untuk memelihara tekanan osmotik darah.

6) Gammaglobulin berguna dalam senyawa antibodi. d. Karbon dioksida, oksigen, dan nitrogen.

Protein plasma mencapai 7% plasma dan merupakan satu-satunya unsure pokok plasma yang tidak dapat menembus membrane kapilar untuk mencapai sel. Ada 3 jenis protein plasma:

(7)

plasma terhadap difusi air dan cairan ekstraseluler yang melewati membrane kapilar.

2. Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma.

α dan β globulin disintesiskan dihati, dengan fungsi utama sebagai molekul pembawa lipid, beberapa hormone berguna sebagai substrat, dan zat penting tubuh lainnya. Gamma globulin adalah antibody. Ada 5 jenis immunoglobulin yang diproduksi jaringan limpoid dan berfungsi dalam imunitas.

3. Fibrinogen membentuk 4% protein plasma, disintesis di hati dan erupakan komponen esensial dalam mekanisme pembekuan darah. Plasma juga mengandung nutrient, gas darah, elektrolit, mineral, hormone, vitamin dan zat-zat sisa.

a. Nutrien meliputi asam amino, gula dan lipid yang diabsorbsi dari saluran pencernaan.

b. Gas Darah meliputi oksigen, karbondioksida dan nitrogen

c. Elektrolit plasma meliputi ion natrium, kalium,magnesium, klorida, kalsium, bikarbonat, fosfat dan ion sulfat. Elemen pembentuk darah meliputi sel darah merah (eritrosit),sel darah putih (leukosit) dan trombosit.

1.4 Eritrosit atau Sel Darah Merah a. Karakteristik

Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya dan berdiameter 7,65 µm.Terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas tinggi. Membran ini elastis dan fleksibel, sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapilar (pembuluh darah terkecil).

(8)

b. Fungsi Eritrosit

1. Mentransfer oksigen ke seluruh jaringan melalui pengikatan hemoglobin terhadap oksigen.

2. Mengikat oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.

3. Mengikat karbondioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru - paru.

c. Leukosit atau Sel Darah Putih

Leukosit dibagi dalam 2 kategori, granulosit dan sel mononuclear (agranulosit). Dalam darah normal, jumlah total leukosit adalah 5.000 sampai 10.000 sel per mm3. Sekitar 60% diantaranya adalah granulosit dan 40% sel mononuclear.

Granulosit. Diameter granulosit biasanya sampai tiga kali eritrosit. Granulosit dibagi dalam tiga sub pengikat warna. Eosinofil, memiliki memiliki granula berwarna merah terang dalam sitoplasmanya, Basofil, berwarna biru, dan Netrofil, memiliki granula berwarna ungu pucat.

Leukosit Mononuklear (Agranulosit), adalah sel darah putih dengan inti satu lobus dan sitoplasmanya bebas granula. Dalam darah orang dewasa normal, limfosit berjumlah sekitar 30% dan monosit sekitar 5% dalam total leukosit. Limfosit matang adalah sel kecil dengan sitoplasma sedikit. Diproduksi terutama oleh nodus limfe dan jaringan limfoid usus, limfa, dan kelenjar timus dari sel prekursor yang berasal sebagai sel stem sumsum. Monosit adalah leukosit terbesar. Diproduksi oleh sumsum tulang dan dapat berubah menjadi histiosit jaringan, termasuk sel kupfer di hati, makrofag peritoneal, makrovag alveolar, dan komponen lain sistem retikuloendotileal. d. Fungsi Leukosit

(9)

aktifitas sel fagositik. Sekelompok limfosit lainnya (limfosit B) menghasilkan antibody, suatu molekul protein yang akan menghancurkan benda asing dengan berbagai mekanisme.

Eosinofil dan basofil berfungsi sebagai tempat penyimpanan berbagai material biologis kuat seperti histamine, serotim, dan heparin. Pelepasan senyawa tersebut mempengaruhi suplai darah ke jaringan, seperti yang terjadi selama peradangan, dan membantu memobilisasi mekanisme pertahanan tubuh. Peningkatan jumlah eosinofil pada keadaan alergi menunjukan bahwa sel ini terlibat dalam reaksi hipersensitifitas

1.5 Nilai dan Ukuran Normal Komponen Darah Manusia. a. Nilai dan ukuran normal komponen darah manusia

Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, tergantung kepada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah. (Brunner & Suddarth, 2010).

b. Nilai - nilai sel darah dewasa normal :

1. Sel darah merah : 4,2 - 6,2 juta per ml darah 2. Sel darah putih : 5000 - 10.000 juta per ml darah 3. Trombosit : 140.000 - 340.00 per ml darah

4. Hematokrit (% sel darah merah) : 45-52% untuk pria; 36-48% untuk wanita

(10)

1.6 Sel - Sel Darah Merah

Sel darah merah

Sel darah merah atau yang disebut eritrosit berasal dari bahasa yunani, yaitu erythros berarti merah dan krytos yang berarti selubung/sel. Sel ini tidak memiliki intisel, mitokondria, atau ribosom. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis, fosforilasi oksidatif sel, atau pembentukan protein. Sel darah merah mengandung protein hemoglobin yang mengangkut sebagian besar oksigen yang diambil di paru ke sel-sel diseluruh tubuh. Hemoglobin menempati sebagian besar ruang intrasel eritrosit. Sel darah matang dikeluarkan dari sum-sum tulang dan hidup sekitar 120 hari untuk kemudian mengalami disintegrasi dan mati. Sel-sel darah merah yang mati diganti oleh sel-sel baru yang dihasilkan oleh sumsul tulang. (Elizabeth J Corwin, 2010)

2. Definisi

DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus, ditandai dengan demam 2 - 7 hari disertai dengan manifestasi perdarahan, penurunan jumlah trombosit < 100.000 / mm3, adanya kebocoran plasma ditandai peningkatan hematokrit ≥ 20 % dari nilai normal.Pemeriksaan serologis (ELISA, Rapid Diagnostic Test/RDT Dengue) menunjukkan hasil positif ( Kemenkes RI, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Buku Saku, 2013 )

3. Etiologi

a. Virus dengue

(11)

Virus Dengue merupakan keluarga flaviviridae dengan empat serotip (DEN 1, 2, 3, 4). Terdiri dari genom RNA stranded yang dikelilingi oleh nukleokapsid. Virus Dengue memerlukan asam nukleat untuk bereplikasi, sehingga mengganggu sintesis protein sel pejamu. Kapasitas virus untuk mengakibatkan penyakit pada pejamu disebut virulensi. Virulensi virus berperan melalui kemampuan virus untuk :

1) Menginfeksi lebih banyak sel 2) Membentuk virus progenik

3) Menyebabkan reaksi inflamasi hebat

4) Menghindari respon imun mekanisme efektor b. Vektor

Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan berperan.infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya (Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor penularan virus dengue dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan vektor penting di daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk tersebut berperan dalam penularan.

Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat tempat - tempat air minum yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang - lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari.

c. Host

(12)

lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta.

4. Patofisiologi

Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus -antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.

Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.

Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diathesis hemorrhagic, renjatan terjadi secara akut.

Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.

5. Manifestasi Klinis

a. Demam : demam tinggi timbul mendadak, terus menerus, berlangsung dua sampai tujuh hari turun secara cepat menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam, gejala – gejala klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya.

b. Perdarahan : perdarahan disini terjadi akibat berkurangnya trombosit (trombositopeni) serta gangguan fungsi dari trombosit sendiri akibat metamorfosis trombosit. Perdarahan dapat terjadi di semua organ yang berupa:

(13)

2) Ptekie, purpura, echymosis dan perdarahan konjungtiva 3) Epistaksis dan perdarahan gusi

4) Hematemesis, melena 5) Hematuri

c. Hepatomegali :

1) Biasanya dijumpai pada awal penyakit

2) Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit 3) Nyeri tekan pada daerah ulu hati

4) Tanpa diikuti dengan icterus

5) Pembesaran ini diduga berkaitan dengan strain serotipe virus dengue

d. Syok yang dikenal dengan Sindrom Renjatan Dengue (SRD/DSS) , disebabkan oleh karena : Perdarahan dan kebocoran plasma didaerah intravaskuler melalui kapiler yang rusak. Sedangkan tanda-tanda syok adalah:

1) Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki 2) Gelisah dan Sianosis disekitar mulut

3) Nadi cepat, lemah , kecil sampai tidak teraba

4) Tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang dari 80 mmHg)

5) Tekanan nadi menurun (sampai 20mmHg atau kurang)

e. Trombositopeni: Jumlah trombosit dibawah 150.000 /mm3 yang biasanya terjadi pada hari ke tiga sampai ke tujuh.

f. Hemokonsentrasi : Meningkatnya nilai hematokrit merupakan indikator kemungkinan terjadinya syok.

g. Gejala - gejala lain :

Anoreksi , mual muntah, sakit perut, diare atau konstipasi serta kejang. Penurunan kesadaran

6. Komplikasi

(14)

b. Shock atau renjatan. c. Effuse pleura

d. Penurunan kesadaran.

7. Klasifikasi

a. Derajat I :

Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi.

b. Derajat II :

Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.

c. Derajat III :

Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan penderita gelisah.

d. Derajat IV :

Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba. 8. Pencegahan

Ada 3 cara pemberantasan vector : a. Fogging focus

(15)

Dilaksanakan di desa atau kelurahan endemis terutama di sekolah dan tempat -tempat umum.

c. Tanpa Inteksida

Membasmi jentik nyamuk penular demam berdarah dengan cara 3 M :

1) Menguras secara teratur seminggu sekali atau menaburkan abate/altosit ketempat penampungan air bersih.

2) Menutupnya rapat-rapat tempat penampungan air.

3) Mengubur atau menyingkirkan kaleng - kaleng bekas, plastik dan barang bekas, lainnya yang dapat menampung air hujan, sehingga tidak menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti.

9. Pemeriksaan penunjang

a. Darah

1) Trombosit menurun. 2) HB meningkat lebih 20 %. 3) HT meningkat lebih 20 %.

4) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3. 5) Protein darah rendah.

6) Ureum PH bisa meningkat. 7) NA dan CL rendah.

b. Serology : HI (hemaglutination inhibition test). 1) Rontgen thorax : Efusi pleura.

(16)

10. Penatalaksanaan

a. Tirah baring

b. Pemberian makanan lunak . c. Pemberian cairan melalui infus.

Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan cairan intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 130 mEq/liter , K+ 4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter.

d. Pemberian obat - obatan: antibiotik, antipiretik, e. Anti konvulsi jika terjadi kejang

f. Monitor tanda - tanda vital ( T,S,N,RR). g. Monitor adanya tanda - tanda renjatan

(17)

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.

Asuhan keperawawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan Asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. (Damayanti D, 2013).

Tahap - tahap proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Kelima langkah tersebut dapat dijadikan pedoman dalam mencapai tujuan keperawatan yaitu : meningkatkan, mempertahankan kesehatan, atau membuat pasien mencapai kematian dengan tenang pada pasien terminal, serta memungkinkan pasien pasien atau keluarga dapat dapat mengatur kesehatan sendiri menjadi lebih baik. (Hasyim M, 2014).

1. Pengkajian Keperawatan

Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisasi yang meliputi tiga aktivitas dasar yaitu : pertama, mengumpulkan data secara sistematis; kedua, memilah dan mengatur data yang dikumpulkan, ketiga mendokumentasikan dalam format yang dapat dibuka kembali. (Hasyim M, 2014)

Pengkajian pada klien dengan penyakit infeksi demam berdarah dengue adalah : a. Identitas Klien

1. Nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal lahir, tanggal masuk, tanggal pengkajian, agama, status perkawinan, nomor medical record, alamat dan diagnosa medis

2. Identitas Penanggung Jawab

(18)

b. Riwayat Kesehatan Klien 1. Keluhan utama

Biasanya pasien datang dengan keluhan demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2 - 7 hari, terdapat petechie pada seluruh kulit, perdarahan gusi, neyri epigastrium, epistaksis, nyeri pada sendi-sendi, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun

2. Riwayat Kesehatan Sekarang

Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun. 3. Riwayat Kesehatan Dahulu

Ada kemungkinan klien yang telah terinfeksi penyakit DHF bisa terulang terjangkit DHF lagi, tetapi penyakit ini tak ada hubungan dengan penyakit yang pernah diderita dahulu

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, Penyakit DHF dibawah oleh nyamuk jadi bila terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit ini dalam satu rumah.

c. Pemeriksaan Fisik : 1. Status Present :

a. Penampilan atau kesan umum

(19)

2. Pengkajian persistem a. Sistem Pernapasan

Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.

b. Sistem Persyarafan

Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat trjadi DSS

c. Sistem Kardiovaskuler

Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.

d. Sistem Pencernaan

Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.

e. Sistem perkemihan

Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.

f. Sistem Integumen.

Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.

(20)

5. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka mengindentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah, masalah kesehatan klien yang ada ada tanggung jawabnya. (Nanda, 2015)

Menurut Nanda 2015 diagnosa keperawatan yang muncul antara lain: a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit

b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d proses penyakitnya

c. Resiko syok berhubungan dengan hipovolemik.

d. Intolenransi aktivitas sehari - hari berhubungan dengan kelemahan tubuh e. Kurang pengetahuan b.d kurang familier dengan sumber informasi 6. Intervensi keperawatan

a. Hipertermia b.d proses penyakitnya

Diagnosa

Setelah dilakukan tindakan

- Kompres hangat dapat

mengembalikan suhu normal

memperlancar sirkulasi.

(21)

Berikan obat anti piretik.

Temperature Regulation Beri banyak

minum ( ± 1-1,5 liter/hari) sedikit tapi sering

Ganti pakaian klien dengan bahan tipis menyerap keringat.

ketidakseimbangan cairan tubuh. - Dapat menurunkan

demam

- Peningkatan suhu tubuh akan

menyebabkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak. - Pakaian yang tipis

menyerap keringat dan membantu mengurangi penguapan tubuh akibat dari peningkatan suhu dan dapat terjadi kondusi

(22)

Diagnosa badan klien tiap hari.

sehingga klien mau makan.

- - Makanan dalam porsi kecil tapi sering memudahkan organ

(23)

dan muntah klien

3. Resiko syok berhubungan dengan hipovolemik.

Diagnosa

Setelah dilakukan tindakan magnesium serum dalam batas normal. melapor jika ada tanda-tanda perdarahan.

- Memantau kondisi klien selama masa perawatan terutama saat terjadi perdarahan sehingga tanda pra syok, syok dapat ditangani.

cairan dan elektrolit dalam

(24)

Syok

4. Intolenransi aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan tubuh.

Diagnosa

Setelah dilakukan tindakan dalam aktivitas fisik

- Mengetahui tingkat ketergantungan klien dalam memenuhi kebutuhannya. - Bantuan sangat

(25)

tentang hal-hal yang keluarga dan klien tentang pentingnya bedrest ditempat tidur.

klien termotivasi untuk kooperatif selama perawatan terutama terhadap tindakan yang dapat meningkatkan kekuatan fisiknya.

- Keluarga merupakan orang terdekat dengan klien

- Untuk mencegah terjadinya keadaan yang lebih parah

5. Kurang pengetahuan b.d kurang familier dengan sumber informasi

Diagnosa jam, pasien akan : Pasien dan

(26)

prognosisdan program pengobatan Mampu

melaksanakan yang dijelaskan secara benar

- Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan obat-obatan pada klien dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti.

- Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan dan hal-hal yang ingin diketahui - Agar informasi dapat

diterima dengan mudah dan tepat sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.

(27)

Asuhan Keperawatan I. Pengkajian

1. Pengumpulan Data a. Identitas

1.) Identitas Klien

Nama : Nn. Y F Umur : 18 tahun Jenis Kelamin : perempuan Tanggal Lahir : 19 juni 1998 Tanggal Masuk : 3 Desember 2015 Tanggal Pengkajian : 4 Desember 2015 Agama : kristen protestan Statu Perkawinan : belum Menikah Nomor Medrec : 154739

Alamat : perumahan bungo mas thp III Dx. Medis : DHF

2.) Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. R S Umur : 43 Tahun Pekerjaan : Swasta

Agama : kristen protestan Hubungan dengan Klien : ayah

Alamat : perumahan bungo mas thp III

b. Keperawatan/Kesehatan Riwayat: 1.) Keluhan Utama

Klien mengeluh panas badan, mual

(28)

2.) Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)

Klien mengeluh panas badan 4 hari ini secara terus-menerus disertai dengan mual, pusing, nyeri pada bagian ulu hati.

3.) Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)

Menurut penuturan klien, klien belum pernah menderita penyakit seperti saat ini, klien juga belum pernah dirawat di rumah sakit.

4.) Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)

Menurut penuturan klien dalam anggota keluarganya tidak ada yang menderita seperti klien saat ini, menurut penuturan klien dalam anggota keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti: DM, asma, dan lain lain. Dan menurut penuturan klien juga didalam anggota keluarjganya tidak mempunyai penyakit menular seperti: TBC, Hepatitis, AIDS dan lain lain.

c. Pemeriksaan Head to toe

1.) Penampilan atau Kesan Umum

Kesadaran compos mentis, badan lemah, dan warna kulit muka kemerah-merahan.

2.) Tanda Tanda Vital (TTV) Tekanan Darah : 100/

80 mmhg, Nadi : 101x /menit,Respirasi : 20x /menit dan Suhu : 40,1oC

3.) Kepala dan Wajah

a. Bagian kepala tidak ada lesi, tidak ada benjolan, warna kulit kepala kecoklatan, penyebaran rambut merata, rambut mudah dicabut,tidak ada ketombe

b. Wajah

Tidak ada acne, pergerakan wajah normal, warna kulit wajah kemerah-merahan, kedua pipi simetris

(29)

Ketajaman normal, konjung tiva berwarna merah muda, pergerakan pupil simetris, kedua bola mata simetris, lapang pandang normal, sclera berwarna putih, tidak ada udim pada kelopak mata, dan tidak ada pendarahan pada konjung tiva b) Telinga

Pendengaran jelas, daun telinga simetris, dan tidak ada cerumen c) Hidung

Dapat membedakan bau, tidak epitaksis, pilek, dan lubang hidung simetris. d) Mulut

Berbicara normal, dapat menelan dan menggigit secara normal, bibir kering, tidak ada lesi pada bibir, dan tidak ada pendarahan pada gusi.

4.) Leher

Pergerakannya bebas, tidak ada lesi, dan tidak ada pembesaran getah bening. 5.) Dada

Mamae simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran pada organ hepar 6.) Paru Paru

Pola pernafasan normal, bunyi pernafasan normal dan sebanyak 20x/menit, dan tidak ada efusi pleura.

7.) Jantung

Bunyi teratur, S1 = lup, S2=dup 8.) Abdomen

Bentuk datar, suara bising usus 12x/menit, tidak ada lesi, bila ditekan pada bagian perut sakit (epigastrium sakit tekan)

9.) Ginjal

Pengeluaran urine normal, tidak ada lesi, dan tidak terdapat haematuri 10.) Genetalia

Tidak dilakukan karena tidak ada keluhan 11.) Rektum

Tidak dilakukan karena tidak ada keluhan

(30)

a. Ekskremitas Atas

Kedua tangan simetris, tidak ada pembengkakan, terpasang infus disebelah kiri,

b. Ekstermitas bawah

Kedua kaki simetris, tidak ada pembengkakan 13.) Punggung

(31)
(32)

32

No. Jenis Aktifitas Di Rumah Di RSUD

1. Nutrisi

Nasi, lauk pauk, kue kering, buah-buahan 2-3 x/hari

- 1 porsi habis

Air putih, susu, minuman biasa 8gelas /hari

-Bubur nasi, lauk pauk, sayur, buah-buahan 3 x/hari

1 porsi tidak habis

Klien mengeluh mual dan tidak nafsu makan

Selama dirumah sakit sering tidur

4. Personal Hygine 1. Mandi

(33)

e. Data Psikologis/Konsep Diri 1) Gambaran Diri

Klien nampak lemas 2) Identitas Diri

Klien berjenis kelamin laki-laki, klien merupakan suami dari Ny. P 3) Peran

Dalam keluarganya klien berperan sebagai anak, dan klien mampu melaksanakan perannya didalam keluarganya.

4) Ideal Diri

Keinginan klien untuk sembuh dan segera pulang dari rumah sakit sangat tinggi 5) Harga Diri

Klien sangat berharga karena sering diperhatikan oleh semua anggota keluarganya dan tim medis

f. Data Spiritual

Klien besragama keriten protestan, g. Data Sosial

Klien mudah diajak komunikasi dengan tim medis dan lingkungan sekitarnya. h. Data Penunjang

1.) Hasil Laboratorium

No. Jenis

Pemeriksaan

Hasil Normal

1. 2. 3.

Hemoglobin Leukosit

Hematokrit/PCV

14,8 gr L/dl 3.400/mm3 45%

(34)

2.) Therapy

a. Infus RL 500ml/4 jam b. parasetamol 3 x 500 mg c. ranitidin 2 x 1 amp iv d. ondansentro 3 x 1 amp iv

II. Analisa Data

No. Data Kemungkinan Penyebab Masalah

1. Ds : Klien mengeluh panas badan

Do :

1. Suhu 37,8oC 2. Nadi 84x /menit 3. Respirasi 24x /mnt 4. Klien terlihat gelisah 5. Klien terlihat lemah 6. Bibir kering

Masuknya virus dengue kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti

Virus berkembang didalam tubuh

Suhu tubuh meningkat

Hypertemi

2. Ds : Klien mengeluh tidak nafsu makan Do :

1. Klien terlihat lesu dan lemah

2. Porsi makan tidak habis

Respon peningkatan Suhu tubuh

Merangsang medullan vomatting center

Mual dan muntah

Nafu makan berkurangRespon

(35)

3. Mual peningkatan Suhu tubuh

Merangsang medullan vomatting center

Mual dan muntah

Nafu makan berkurang 3. Ds : Klien mengatakan

mual

Do :

1. Klien terlihat enggan utk banyak minum

2. air yg tersedia masih terlihat banyak

Virus dengue

Mual

Permeabilitas dinding pembuluh darah

Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit

Resiko syok hipovolemik

III Diagnosa Keperawatan

No Daftar diagnosa keperawatan Tanda tangan

(36)

2.

3.

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d proses penyakit

Resiko syok hipovolemik

IV Rencana Keperawatan

N o

Tgl/Bln/ Thn

Diagnosa

Perawatan NOC NIC Aktivitas

(37)
(38)
(39)

klien tiap kalsium serum, magnesium kondisi klien selama masa perawatan

(40)

dalam batas

normal Anjurkan pada pasien/ keluarga untuk segera melapor jika ada tanda-tanda

perdarahan.

Syok managemen Cek

hemoglobin, hematokrit, trombosit

Monitor gas darah dan oksigenasi

balance cairan dan elektrolit dalam

Keterlibatan keluarga untuk segera

melaporkan jika terjadi perdarahan terhadap pasien sangat membantu tim perawatan untuk segera melakukan

tindakan yang tepat

untuk acuan melakukan tindak lanjut terhadap perdarahan. Untuk

(41)

DAFTAR PUSTAKA

A. Price, Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC, 2010

Damayanti D, Buku Pintar Perawat Profesional Teori dan Praktek Asuhan Keperawatan, Jakarta, 2013

Deden dkk, Keterampilan Dasar Keperawatan Proses dan Prosedur, Jilid 2, Jakarta, 2012 Hasyim M, Buku Pedoman Keperawatan, Jakarta, 2014

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan terhadap semua perlakuan pada minggu ke 1 sampai minggu ke 8 MST diperoleh bahwa perlakuan agensia Paenibacillus polymyxa memberikan pengaruh

Obyek yang akan diiradiasi pada IR- 200K dimasukkan ke dalam kotak (tote), dimana kotak tersebut diletakkan pada carrier yang menggantung pada sistem rel gantung

kerisauan Hadhrat Masih Mau’ud ‘alaihi shalatu wa salam, diamana beliau tidak mengkhwatirkan tentang uang yang akan masuk, tetapi yang beliau khawatirkan adalah

spesies Hoya yang diamati memiliki epidermis bertipe satu lapis sel (uniseriat) seperti yang umumnya ditemukan pada tumbuhan dengan tipe.. daun non sukulen (Fahn,

Allowed Email 22 0975 SEMARANG PURWOKERTO CILACAP RS ISLAM FATIMAH CILACAP JL.. MAYJEND

Respon masyarakat.. Hasil pengamatan yaitu 1) keadaan kandang lembab dan becek, 2) kondisi ayam banyak ayam yang sudah selayaknya diafkir (tua) dan ayam yang masih dara yang masih

COMMERCE DI INDONESIA COMMERCE DI INDONESIA SEMINAR PERPAJAKAN SEMINAR PERPAJAKAN D4 KURIKULUM KHUSUS D4 KURIKULUM KHUSUS.. SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA SEKOLAH TINGGI

Untuk mendeskripsikan kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan evaluasi pembelajaran tahap uji coba dan analisis soal pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti Kelas