• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekonstruksi Pekerjaan Pembesian pada Proyek Pembangunan Gedung Perkantoran Chase Tower di Jakarta Selatan Menggunakan Software Tekla Structures V17

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rekonstruksi Pekerjaan Pembesian pada Proyek Pembangunan Gedung Perkantoran Chase Tower di Jakarta Selatan Menggunakan Software Tekla Structures V17"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN CHASE

TOWER DI JAKARTA SELATAN MENGGUNAKAN

SOFTWARE TEKLA STRUCTURES V17

MASRUN ADITYA TARUNA MAWANTARA

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rekonstruksi Pekerjaan Pembesian pada Proyek Pembangunan Gedung Perkantoran Chase Tower di Jakarta Selatan Menggunakan Software Tekla Structures v17 adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2015

(4)

Pembesian pada Proyek Pembangunan Gedung Perkantoran Chase Tower di Jakarta Selatan Menggunakan Software Tekla Structures V17. Dibimbing oleh MACHMUD ARIFIN RAIMADOYA.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan peningkatan pembangunan pada segala sektor, terutama sektor konstruksi. Software Tekla Structures v17 merupakan sebuah terobosan baru perangkat lunak desain grafis untuk rancang bangun suatu bangunan pada dunia konstruksi. Tekla Structures berbasis Building Information Modelling (BIM) dengan model 3D yang mampu memodelkan, menganalisis, dan memanajemen suatu proyek. Konsep BIM mampu menampilkan model secara 3D, 4D (penjadwalan), dan 5D (estimasi biaya). Bentuk konstruksi Chase Tower dimodelkan secara 3D melalui program Tekla Structures v17. Model struktur mencakup struktur bangunan gedung dan rancangan pembesian (tulangan) secara keseluruhan. Model 3D pembesian Chase Tower menggunakan Component Catalog pada menu Detailing. Model pembesian/penulangan 3D meliputi bored pile, pile cap, kolom, balok, lantai, dan shear wall. Pelaksanaan membuat model sistem tulangan memerlukan modifikasi agar sesuai dengan spesifikasi teknis perencanaan. Kelebihan software ini adalah mempercepat pekerjaan perencanaan, pelaksanaan, manajemen, serta evaluasi komponen struktur cepat dan koordinasi user lebih baik. Kekurangan Tekla Structures v17 adalah minimnya ketersediaan untuk diameter 13 mm, 19 mm, dan 29 mm pada katalog diameter batang tulangan.

Kata Kunci: Building Information Modelling, Chase Tower, Model 3D, Penulangan, Tekla Structures.

ABSTRACT

MASRUN ADITYA TARUNA MAWANTARA. Reconstruction Reinforcement Works on Chase Tower Offices Building Project in South Jakarta Using Tekla Structures V17 Software. Supervised by MACHMUD ARIFIN RAIMADOYA.

(5)

coordination. The disadvantages of Tekla Structures v17 is the lack of availability for diameter 13 mm, 19 mm, and 29 mm in the diameter catalog of reinforcement rods.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

pada

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN CHASE

TOWER DI JAKARTA SELATAN MENGGUNAKAN

SOFTWARE TEKLA STRUCTURES V17

MASRUN ADITYA TARUNA MAWANTARA

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

Gedung Perkantoran Chase Tower di Jakarta Selatan Menggunakan Software Tekla Structures V17

Nama : Masrun Aditya Taruna Mawantara NIM : F44100077

Disetujui oleh

Ir. Machmud Arifin Raimadoya, M.Sc. Pembimbing

Diketahui oleh

Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr. Ketua Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

(10)

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tema penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni-Desember 2014 ini adalah perencanaan konstruksi dengan judul Rekonstruksi Pekerjaan Pembesian pada Proyek Pembangunan Gedung Perkantoran Chase Tower di Jakarta Selatan Menggunakan Software Tekla Structures V17.

Dengan selesainya tugas akhir ini, penulis ingin memberikan penghargaan serta ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Ir. Mahmud Arifin Raimadoya, Msc. selaku pembimbing yang telah memberikan saran, arahan, motivasi dan nasihat kepada penulis selama proses penelitian hingga penulisan skripsi selesai.

2. Ibu Dr. Ir. Meiske Widiarti, M.Eng. dan Bapak Tri Sudibyo, S.T, M.Sc. yang telah menjadi dosen penguji untuk skripsi penulis.

3. PEMDA Kabupaten Fakfak yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat menempuh studi di Institut Pertanian Bogor melalui program Beasiswa Utusan Daerah (BUD).

4. PT. Arkonin sebagai perusahaan yang telah memberikan ilmu, pelajaran dan bantuannya selama mengumpulkan data-data penelitian.

5. Ayahanda Joko Ichwan Anshori, ibunda Siti Jumaroh, serta Fachri Adriansyah, Rizki Setiastanto, dan Dinda Cahyaning Ayu selaku adik-adik penulis yang telah memberikan motivasi, dukungan, semangat, kasih sayang dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Para sahabat-sahabat serta rekan-rekan mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan angkatan 2010 atas segala doa, motivasi, dan kasih sayangnya.

Bogor, Januari 2015

(11)

DAFTAR GAMBAR xii

Profil Proyek Chase Tower, Jakarta Selatan 19

Tekla Structures v17 21

Pemodelan Struktur Menggunakan Tekla Structures v17 23

Pengelompokan dan Evaluasi model 28

Rekonstruksi pekerjaan pembesian secara 3D 28

Ekspor Building Information Modeling (BIM) 44

Kelebihan dan Kekurangan Memodelkan pada Tekla Structures v17 47

SIMPULAN DAN SARAN 47

Simpulan 47

Saran 48

(12)

DAFTAR TABEL

1. Perbandingan kuat tekan beton pada berbagai umur (PBI-1971) 21

2. Typical confinement ties pada shear wall 40

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram hubungan antar pekerjaan konstruksi (Tekla, 2011) 6 Gambar 2 Lokasi proyek Chase Tower (Google Maps 2014) 7

Gambar 3 Grid Chase Tower 9

Gambar 4 Permodelan kolom Chase Tower 9

Gambar 5 Permodelan balok Chase Tower 10

Gambar 6 Permodelan slab Chase Tower 10

Gambar 7 Permodelan shear wall chase tower 11

Gambar 8 Penggunaan Component Catalog 12

Gambar 9 Tampilan Component Catalog 12

Gambar 10 Tampilan Precast stairs (65) 12

Gambar 11 Hasil penampang tangga beton 13

Gambar 12 Permodelan balok yang terdeteksi oleh CCM 13 Gambar 13 Model organizer pemodelan chase tower 14 Gambar 14 Tampilan Round column reinforcement (82) 15

Gambar 15 Tampilan Pilecap reinforcement (76) 15

Gambar 16 Tampilan Slab bars (18) 16

Gambar 17 Tampilan Rectangular calomn reinforcement (83) 16 Gambar 18 Tampilan Rectangular calomn reinforcement (83) 17

Gambar 19 Tampilan Wall panel (64) 17

Gambar 20 Diagram alir pelaksanaan penelitian 18

Gambar 21 Bagan hubungan fungsi dan tugas manajemen konstruksi

(Dipohusodo 1996) 19

(13)

Gambar 33 Hasil pemodelan pembesian lantai khusus pada lubang pipa1 33 Gambar 34 Hasil pemodelan pembesian lantai khusus pada lubang pipa2 33 Gambar 35 Format halaman input data pada Tekla Structures v17 (Tekla,

2014) 34

Gambar 36 Hasil pemodelan pembesian kolom awal pada Tekla Structures

v17 34

Gambar 37 Detail pembesian sambungan kolom b/h ≥ 1/6 (Arkonin, 2012) 35 Gambar 38 Detail pembesian sambungan kolom b/h < 1/6 (Arkonin, 2012) 35 Gambar 39 Hasil memodelkan penulangan pada kolom sambungan syarat

b/h ≥ 1/6 36

Gambar 40 Hasil memodelkan penulangan pada kolom sambungan syarat

b/h < 1/6 37

Gambar 41 Hasil memodelkan lap splices kolom C1 38 Gambar 42 Hasil implementasi kolom di lapangan (Dokumentasi pribadi) 38 Gambar 43 Hasil memodelkan pembesian/penulangan shear wall 40 Gambar 44 Hasil memodelkan pembesian/penulangan GB-01 41 Gambar 45 Hasil memodelkan pembesian/penulangan MFB1 43 Gambar 46 Hasil memodelkan pembesian/penulangan LB1 44 Gambar 47 Skema hubungan BIM pada suatu proyek konstruksi (Dublin

Institute of Technology 2013) 45

Gambar 48 BIM proyek Chase Tower, Jakarta Selatan 46 Gambar 49 BIM pembesian proyek Chase Tower, Jakarta Selatan 46

Gambar 50 Explode component tulangan kolom 78

Gambar 51 Membuat tampilan terhadap sumbu X dan Z 78 Gambar 52 Memilih titik-titik poin acuan terhadap sumbu X 79 Gambar 53 Tampilan kolom terhadap sumbu X dan Z 79

Gambar 54 Ikon Add points any position 79

Gambar 55 Hasil tulangan modifikasi. 80

Gambar 56 Proses memindahkan titik point tulangan. 80 Gambar 57 Hasil Pemodelan seluruh bagian tulangan kolom modifikasi 81

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Umum Proyek (Arkonin, 2013) 51

Lampiran 2 Tabel Acuan Perencanaan Pembesian Struktur Bangunan

(Arkonin 2012) 53

(14)

Lampiran 8 Tabel Spesifikasi Kolom (Column) (Arkonin 2012) 59

Lampiran 9 Denah Shear Wall (Arkonin 2012) 61

Lampiran 10 Tabel Spesifikasi Shear Wall Tipe P1 (Arkonin 2012) 61 Lampiran 11 Tabel Spesifikasi Shear Wall Tipe P4 (Arkonin 2012) 63 Lampiran 12 Tabel Spesifikasi Shear Wall Tipe P7 (Arkonin 2012) 64 Lampiran 13 Tabel Spesifikasi Shear Wall Tipe P9 (Arkonin 2012) 65 Lampiran 14 Tabel Spesifikasi Shear Wall Tipe P12 (Arkonin 2012) 66 Lampiran 15 Tabel Spesifikasi Balok Tipe Grade Beam (Arkonin 2012) 67 Lampiran 16 Tabel Spesifikasi Balok Tipe Moment Frame Beam (Arkonin

2012) 68

Lampiran 17 Tabel Spesifikasi Balok Tipe Link Beam 1 (Arkonin 2012) 70 Lampiran 18 Tabel Spesifikasi Balok Tipe Beam (Arkonin 2012) 71 Lampiran 19 Shop Drawing Lantai (Slab) Level 35. 72

Lampiran 20 Shop Drawing Balok MFB1 Level 35. 73

Lampiran 21 Skema Loading Test (Uji Beban) 74

Lampiran 22 Metode Konversi Diameter Tulangan Baja 76 Lampiran 23 Menghitung Panjang Rebar Tension Lenght 77 Lampiran 24 Tahapan Memodifikasi Tulangan pada Kolom (Column) 78 Lampiran 25 Hasil Memodelkan Seluruh Bagian Konstruksi Gedung

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terletak di Asia Tenggara. Negara sedang berkembang memiliki ciri identik pada proses pembangunan yang terus meningkat dalam berbagai sektor, sebagai contoh yaitu pada sektor konstruksi. Pembangunan sektor konstruksi meningkat pesat setiap hari. Pembangunan konstruksi antara lain gedung bertingkat, rumah, jembatan, dan jalan. Pembangunan sektor konstruksi meningkat sebagai akibat melonjaknya kebutuhan sarana dan prasarana yang memadai.

Pembangunan pada sektor konstruksi melibatkan pekerjaan konstruksi. Pekerjaan konstruksi mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Dasar pekerjaan konstruksi yaitu perencanaan. Proses perencanaan adalah merencanakan setiap rinci pekerjaan mulai dari dasar bangunan hingga puncak bangunan. Proses perencanaan pun menunjukkan kesesuaian bangunan terhadap keadaan lingkungan. Pekerjaan pada perencanaan konstruksi membutuhkan ketelitian, keterampilan, etika, serta pengalaman dalam menghadapi setiap pekerjaan konstruksi.

Para ahli konstruksi telah menggunakan alat bantu dalam proses perencanaan sejak lama. Mereka memanfaatkan alat bantu untuk mempermudah dan mempercepat kinerja perencanaan desain suatu konstruksi. Mereka pun menggunakan alat bantu untuk menekan tingkat kegagalan desain suatu konstruksi. Pada awalnya, para ahli konstruksi menggambar rancangan secara manual. Berkat kemajuan teknologi gambar rancangan dapat tersimulasikan secara komputasi untuk saat ini. Hasil rancangan komputasi dapat menampilkan seluruh bentuk bangunan serta rincian setiap pekerjaan konstruksi secara virtual. Para ahli konstruksi menggunakan alat bantu yang telah banyak berkembang hingga saat ini. Tekla Structures merupakan salah satu perangkat lunak (software) yang populer untuk merancang suatu konstruksi.

Tekla Structures merupakan sebuah terobosan terbaru sebagai perangkat lunak (software) desain grafis untuk rancang bangun suatu bangunan dalam dunia konstruksi. Tekla Structures memiliki banyak kelebihan, diantaranya memodelkan elemen-elemen struktur, menggambarkan detail penulangan struktur, dan menyajikan volume material dari elemen struktur dengan tampilan yang lebih menarik dan cara yang lebih mudah. Perangkat lunak ini pun mampu terintegrasi dengan berbagai kegiatan pemodelan, analisis serta desain struktur dengan hasil gambar yang lebih jelas, estimasi harga pekerjaan konstruksi, urutan/rangkaian pekerjaan, hingga kegiatan penjadwalan yang terbaru (real time/up to date). Perangkat lunak ini sangat menghemat biaya, waktu dan sumber daya manusia.

(16)

suatu model 3D, serta dapat memperbaiki secara akurat semua pekerjaan struktur dan memiliki kemampuan mengoperasikan penjadwalan pekerjaan yang memberikan hasil manajemen proyek yang efisien.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan pada objek dari penelitian ini, yaitu:

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi suatu rancangan (desain) penulangan beton?

2. Bagaimana perlakuan tulangan/pembesian pada setiap komponen struktur beton berdasarkan ketentuan (standart) yang digunakan?

3. Apa saja kelebihan dan kekurangan Tekla Structures dalam proses perancangan tulangan/pembesian beton?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Memodelkan seluruh komponen struktur rancangan gedung Chase Tower di Jakarta Selatan menggunakan Tekla Structures secara tiga dimensi (3D). 2. Mempresentasikan dalam bentuk tiga dimensi (3D) rancangan (desain) dan

rincian komponen penulangan/pembesian beton dalam struktur beton.

3. Mengeksplorasi keunggulan dan kekurangan Building Information Modeling (BIM) pada software Tekla Structures v17.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mendapatkan informasi pemodelan pada konstruksi bangunan gedung Chase Tower, menampilkan bentuk rincian (detail) pembesian/penulangan pada struktur bangunan gedung dengan memanfaatkan software Tekla Structures, dan bagi penulis dapat menambah ilmu pengetahuan dalam hal perencanaan khususnya perancangan pembesian/tulangan beton serta pengorganisasian komponen struktur .

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup atau batasan masalah penelitian ini yaitu:

a. Penelitian ini hanya dilakukan terhadap pemodelan seluruh komponen struktur beton secara 3D pada proyek pembangunan Chase Tower, Jakarta Selatan.

b. Pemodelan rancangan pembesian/tulangan beton memanfaatkan component catalog serta modifikasi bentuknya pada software Tekla Structures v17. c. Tidak melakukan analisis struktur bangunan gedung Chase Tower, Jakarta

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Bangunan

Bangunan berasal dari kata dasar “bangun”, yang memiliki arti susunan yang merupakan suatu wujud. Bangunan berdasarkan kamus Bahasa Indonesia memiliki definisi sesuatu yang didirikan. Bangunan menjelaskan adanya sesuatu yang dibangun seperti rumah, gedung bertingkat, menara, dan mencakup sarana dan prasarana antara lain jalan, jembatan, bendungan, irigasi, dan lain-lain. Bangunan merupakan bentuk nyata/riil dari rancangan suatu gambar.

Bangunan merupakan suatu lingkungan buatan. Bangunan memiliki fungsi untuk melindungi dan menjaga penghuninya dari berbagai macam bahaya dan kondisi (alam) yang tidak menyenangkan (Matondang dan Mulyana 2012). Manusia secara sengaja membuat suatu lingkungan binaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti tempat istirahat, berkumpul, rekreasi, maupun tempat untuk bekerja.

Bangunan berdasarkan komponen penyusun merupakan perpaduan beberapa bahan dan konstruksi sehingga dapat berfungsi sesuai dengan rencana. Bangunan memiliki susunan bagian yang kontinu dan kompleks. Susunan elemen penyusun gedung disebut juga struktur bangunan. Setiap elemen struktur bangunan saling memberikan dampak terhadap komponen lainnya, jika salah satu komponen mendapatkan perlakuan (beban). Struktur bangunan merupakan bagian dari bangunan yang tersusun dari tiap komponen struktur yang dapat bekerja sama satu kesatuan. Koordinasi tiap komponen struktur bangunan memiliki fungsi menjamin kekuatan, kekakuan, stabilitas, keselamatan dan kenyamanan gedung terhadap segala macam beban dan terhadap bahaya lain dari kondisi sekitarnya.

Bangunan secara fisik (umumnya) berbahan dasar beton, baja, maupun kombinasi antara beton dan baja. Bangunan gedung merupakan wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian dan/atau seluruhnya berada di atas maupun di dalam tanah dan/atau air yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya maupun kegiatan khusus (UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung).

Beton

Beton merupakan komponen utama dalam sebuah konstruksi bangunan pada umumnya dalam bidang konstruksi di dunia. Persentase pemanfaatan beton sebagai material utama konstruksi bangunan mencapai 60% di Indonesia. Konstruksi beton dapat terlihat dalam pembuatan gedung-gedung, rumah, jalan, bendungan, saluran air, dan lain-lainnya (Mulyono 2005).

(18)

disebut beton/mortar. Semen tesebut mengandung campuran antara pozzolanic cement dan batuan kapur.

Beton merupakan bahan campuran antara semen, pasir, agregat (kasar dan halus), air, serta zat aditif. Campuran bahan-bahan tersebut mengering dan mengeras, sehingga menjadi benda padat (Gunawan dan Margaret 1987). Beton adalah campuran semen portland atau semen hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan (SNI-287 2013).

Komposisi beton mengandung rongga udara sekitar 1% - 2%, pasta semen (semen dan air) sekitar 25% - 40%, dan agregat (halus dan kasar) sekitar 60% - 75%. Untuk mendapatkan kekuatan yang baik, sifat dan karakteristik dari masing-masing bahan penyusun tersebut perlu dipelajari (Mulyono 2005). Beton mendapatkan bahan campuran tambahan (admixture) pada campurannya berdasarkan keadaan tertentu atau khusus, misalnya untuk memperlambat atau mempercepat proses pengeringan maupun akibat adanya pengaruh pH dan suhu lingkungan sekitarnya.

Keunggulan beton antara lain mudah diaduk, disalurkan, dicor, dipadatkan dan diselesaikan, tanpa menimbulkan pemisahan bahan sususnan pada adukan dan mutu beton yang disyaratkan oleh konstruksi tetap dipenuhi (Daryanto 1994). Keunggulan beton lainnya yaitu kuat tekan tinggi, stabilitas volume yang baik dan biaya perawatan murah. Beton pun lebih tahan terhadap pengaruh lingkungan, tidak mudah terbakar, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi, sehingga banyak digunakan sebagai pelindung struktur baja terhadap pengaruh kebakaran pada bangunan gedung (Hidayat 2009).

Kekurangan material beton sebagai bahan konstruksi bangunan yaitu memiliki gaya tarik yang rendah. Sifat dan karakteristik beton secara mekanik yaitu mampu menahan gaya tekan yang tinggi namun lemah terhadap gaya tarik. Kekuatan beton terhadap gaya tarik hanya 9% - 15% dari kekuatan gaya tekan. Beton pun lemah untuk menahan gaya tegangan yang tinggi, sebab nilai elastisitas beton yang rendah.

Fakta kekurangan beton tersebut menyebabkan perlu adanya penambahan material lainnya untuk menutupi kekurangannya. Material tambahan lainnya yaitu batang tulangan baja. Batang tulangan baja memiliki fungsi untuk memperkuat dan menahan gaya tarik, sedangkan beton untuk menahan gaya tekan. Beton bertulangan baja kemudian lazim disebut beton bertulang (Dipohusodo 1996). Pemberian perkuatan pada elemen beton bertulang, berupa penambahan tulangan tekan (compression steel) merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kekuatan, kekakuan dan daktilitas beton bertulang (Nur 2009).

(19)

Pembesian

Pekerjaan struktur bangunan merupakan pekerjaan dasar dan utama pada pelaksanaan pembangunan suatu bangunan. Struktur bangunan berhubungan dengan beton bertulang, khususnya untuk bangunan gedung tinggi. Beton bertulang merupakan kombinasi campuran beton (semen, agregat dan air) dan batang tulangan baja. Tulangan pada beton tersusun sedemikian rupa membentuk rangka tulangan dalam beton. Beton bertulang hampir mencakup seluruh bagian pada konstruksi bangunan, seperti: lantai, balok, kolom, dinding geser (shear wall), tangga, dan pondasi. Hal ini menyebabkan pembesian sebagai pekerjaan penting dalam perencaan struktur bangunan.

Pembesian (penulangan) merupakan tahap pekerjaan awal pada beton bertulang. Pekerjaan pembesian mempunyai peranan sangat penting dari aspek kualitas pelaksanaan, sebab fungsi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur gedung. Pembesian merupakan faktor terpenting dalam beton bertulang selain mutu beton itu sendiri. Fungsi tulangan sebagai tendon (urat) dalam beton. Besi baja sebagai tulangan bertujuan untuk meningkatkan kuat tarik beton yang pada dasarnya beton sangat lemah untuk menerima gaya tarik namun kuat untuk menerima gaya tekan.

Pekerjaan ini terbagi menjadi dua berdasarkan lokasi perakitan, yaitu pada area pabrikasi (workshop) dan area pengecoran (cast in place). Tahapan kerja perakitan besi tulangan yaitu penyediaan material baja tulangan, pemotongan, pembengkokan, dan perakitan.

Tekla Structures

Tekla Structures merupakan sebuah terobosan terbaru sebagai perangkat lunak (software) desain grafis untuk rancang bangun suatu bangunan dalam dunia konstruksi. Tekla Structures awalnya dikenal sebagai Tekla X-Steel di pertengahan tahun 1990 (Jiang Xinan 2011). Program ini merupakan aplikasi BIM (Building Information Modeling). Tekla corporation merupakan perusahaan pengembang Tekla Structures berbasis BIM. Tekla Corporation mendirikan perusahaan di Finlandia pada tahun 1966 dan memiliki kantor pusat di Espoo, Finlandia, sedangkan kantor cabang dari Tekla Corporation berada di Swedia, Denmark, Jerman dan Amerika Serikat. Perusahaan ini memperkenalkan empat jenis perangkat lunak (software), antara lain Tekla Structures untuk pekerjaan struktur, Tekla Xpower untuk bagian elektrikal, Tekla Xpipe untuk perpipaan, dan Tekla Xcity untuk arsitektur.

(20)

suatu objek tidak hanya geometris tetapi model tersebut juga berisi informasi tentang bahan yang digunakan, berat, biaya, waktu dan bagaimana bagian dipasang, dan lain-lain. (Janni Tjell 2010).

Tekla adalah aplikasi Building Information Modeling yang dikembangkan oleh Tekla Corporation untuk keperluan menghitung dan merekayasa struktur termasuk juga fitur-fitur komprehensif yang bisa digunakan bagi para detailer, fabricator, manufactor dan constructor. Modul untuk keperluan manajemen konstruksi juga sudah ditambahkan pada software ini. (Khemlani 2008). Tekla Structures adalah sebuah software pemodelan dengan konsep BIM tiga dimensi (3D) dengan seluruh obyek struktur terpresentasi lengkap dengan segala informasinya.

Gambar 1 Diagram hubungan antar pekerjaan konstruksi (Tekla, 2011) Tekla Structures merupakan program yang dapat membantu penyelesaian suatu proyek mulai dari proses perencanaan (pemodelan, analisa struktur, pendetailan), hingga proses pelaksanaan (fabrikasi, dan manajemen kontruksi) (Erlina 2011). Menurut Hergunsel Mehmet (2011), prinsip dasar dari pemodelan Tekla Structures adalah dapat menggunakan model bangunan 3D untuk mendapatkan semua gambar proyek yang diperlukan, termasuk tampak, potongan, gambar presentasi, gambar detail konstruksi, perhitungan kuantitas, estimasi harga, dan kinerja waktu.

(21)

sangat mudah dan cepat, menggurangi kesalahan dan mengurangi biaya pada akhirnya.

Tekla Structures dapat menggabungkan kemampuan pemodelan, analisa, dan desain struktur lengkap dengan detail dan gambar perencanaannya. Tekla Structures mampu terintegrasi dengan beberapa software analisis struktur seperti SAP, STAAD, S-Frame, GTStrudl, Robot. Para perencana dapat merasakan lingkungan kerja yang tidak terputus antara model, gambar dan analisis sehingga mengurangi kesalahan dan meningkatkan produktivitas.

Tekla Corporation mengembangkan server multiuser, sehingga dapat mendukung maksimum 40 pengguna beroperasi secara bersamaan. Format yang didukung oleh Tekla Structures adalah IFC, DWG, CIS/2, DSTV, SNDF, DGN dan DXF, sehingga Tekla Structures dapat digabungkan dengan aplikasi-aplikasi yang sudah ada. Software ini terhubung dengan berbagai jenis sistem melewati Tekla Open API. IFC, CIS/2, DSTV dan SDNF merupakan contoh format biasa yang didukung oleh Tekla Structures, sedangkan DWG, DGN dan DXF merupakan contoh dari format yang sudah jadi hak milik yang didukung oleh Tekla Structures (Jian Xinan 2011).

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-September 2014 yang bertempat di Proyek Pembangunan Chase Tower di Jalan Sudirman Kavling 21 Setiabudi, Jakarta Selatan, Jakarta. Pengolahan data penelitian dan pelaksanaan pemodelan dilakukan di sekitar kampus IPB Dramaga.

(22)

Bahan

Bahan penelitian yang digunakan merupakan data sekunder. Data penelitian yang digunakan berasal dari proyek pembangunan gedung Chase Tower, Jakarta Selatan oleh PT. Arkonin sebagai Manajemen Konstruksi. Data sekunder yang diterima berupa softcopy dokumen DED (Detailed Engineering Design) dan shop drawing.

Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Notebook dengan spesifikasi Intel® Core™ i3 3217U Processor 1,8 GHz, grafis NVIDIA® GeForce® GT 635M dengan 2GB DDR3 VRAM, RAM 4GB DDR3, Operating System Windows 8.1 32-bit.

2. Mouse 3. Kalkulator

4. Program Tekla Structures v17 5. Program BIMSight Tekla Structures

Prosedur Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, antara lain: 1. Persiapan penelitian

Persiapan penelitian pertama yang dilakukan adalah penentuan lokasi penelitian dan data-data yang dibutuhkan agar mempermudah dalam pelaksanaan penelitian. Pada tahap ini juga dilakukan penginstalan Tekla Structures 17.

2. Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan langkah kedua setelah tahap persiapan dalam pemodelan gedung chase tower. Dalam pengumpulan data peranan instansi yang terkait sangat diperlukan sebagai pendukung dalam memperoleh data-data yang diperlukan.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yaitu berupa data Detail Engineering Design (DED) dan shop drawing pada pembangunan gedung Chase Tower, Jakarta Selatan. Data ini diperoleh dari PT. Arkonin pada proyek pembangunan Chase Tower. PT. Arkonin bertindak sebagai Manajemen Konstruksi pada proyek ini.

3. Pemodelan 3D menggunakan Tekla Structures a. Pembuatan grid

Sebelum dilakukan pemodelan objek kolom, balok, dan objek struktur lainnya di Tekla Structures, hal yang perlu dilakukan pertama kali adalah pembuatan garis grid. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

 Pada tab modeling, kemudian dipilih create grid.

(23)

 Koordinat X, Y, dan Z didefinisikan sesuai shop drawing dan DED. Perlu diketahui bahwa koordinat X dan Y bersifat relatif dan Z bersifat mutlak. Gambar grid chase tower disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Grid Chase Tower b. Pemodelan kolom

Tahap-tahap pemodelan kolom beton yaitu :

 Pada tab modeling, kemudian dipilih create concrete column.

 Ditentukan column pada posisi yang diinginkan.

 Kemudian dirubah karakteristik kolom, klik dua kali pada kolom agar muncul kotak dialog concrete column properties. Gambar permodelan kolom beton chase tower disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4 Permodelan kolom Chase Tower c. Pemodelan balok

Tahap-tahap pemodelan balok beton yaitu:

 Pada tab modeling, kemudian dipilih create concrete beam.

(24)

 Kemudian dirubah karakteristik balok, klik 2 kali pada balok agar muncul kotak dialog concrete beam properties. Gambar permodelan balok beton chase tower disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5 Permodelan balok Chase Tower d. Pemodelan slab

Tahap-tahap pemodelan balok beton yaitu:

 Pada tab modeling, kemudian dipilih create concrete slab.

 Dilakukan pemilihan titik awal slab.

 Ditentukan titik-titik pojok slab.

 Setelah itu dipilih titik awal lagi, atau diklik tombol tengah mouse untuk menyelesaikannya.

 Kemudian dirubah karakteristik slab, klik 2 kali pada slab agar muncul kotak dialog concrete slab properties. Gambar permodelan slab chase tower disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6 Permodelan slab Chase Tower e. Pemodelan shear wall

Tahap-tahap pemodelan shear wall yaitu:

(25)

 Pada grid ditentukan titik awal dan titik akhir shear wall.

 Dirubah karakteristik shear wall, klik 2 kali pada shear wall agar muncul kotak dialog Concrete Panel Properties. Gambar permodelan shear wall chase tower disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7 Permodelan shear wall chase tower f. Pemodelan tangga

Tipe tangga yang terdapat dalam pembangunan chase tower adalah tangga beton sehingga langkah-langkah yang dilakukan dalam pemodelan yaitu:

 Tangga beton digunakan pada situasi menghubungkan dua slab beton. Sebelum dimulai, dibuat terlebih dahulu dua slab beton yang agar dihubungkan oleh tangga dengan elevasi yang telah ditentukan.

 Pada menu bar diklik Detailing, kemudian dipilih Component, dan diklik kiri pada Component Catalog. Cara lain yaitu pada keyboard ditekan Ctrl+F.

Precast Stairs (65) dicari pada pilihan Search – All – Precast Stairs (65).

 Data dimensi setiap ukuran rancangan tangga dimasukkan dalam setting tangga tersebut. Contoh dapat dilihat di Gambar 10.

 Ditentukan pemilihan titik awal dan akhir. Titik awal yang mengindikasikan level dari pijakan terendah dari tangga dan titik akhir yang mengindikasikan level dari pijakan teratas dari tangga.

(26)

Gambar 8 Penggunaan Component Catalog

Gambar 9 Tampilan Component Catalog

(27)

Gambar 11 Hasil penampang tangga beton g. Clash and Check

Untuk menemukan clash and check objek diperlukan beberapa langkah yaitu:

 Pada tab tools, kemudian dipilih Clash Check Manager (CCM).

 Pada model, dipilih objek-objek yang ingin dicek.

 Atau pilihan lainnya bisa dengan memilih objek-objek dalam model organizer. Diklik kanan dan pilih dalam model.

 Sebagai peringatan, sebaiknya tidak dilakukan pengecekan untuk seluruh objek dalam model. Untuk hasil yang maksimal hanya dipilih objek-objek tertentu.

 Setelah diklik objek, pilih Run dalam CCM.

 Setelah dilakukan running dan jika pada hasilnya ada beberapa objek yang clash maka untuk melihat objek tersebut pada model, klik nama objek pada CCM.

 Kemudian dilakukan perbaikan pada model, gambar permodelan CCM disajikan pada Gambar 12.

(28)

h. Penggunaan model organizer.

Model organizer digunakan agar seluruh komponen yang telah dibuat dapat digabungkan berdasarkan klasifikasi yang diinginkan.

 Pada tab tools, kemudian dipilih model organizer.

 Kemudian terdapat menu object types dan dipilih new object types.

 Dibuat kategori tiap objek dengan memilih pada object types.

 Dikelompokkan semua objek berdasarkan elevasi atau per lantai bangunan gedung. Model organizer pada chase tower disajikan pada Gambar 13.

Gambar 13 Model organizer pemodelan chase tower 4. Pemodelan pembesian pada struktur konstruksi bangunan.

Untuk pembesian dimanfaatkan fitur dalam software Tekla Structures yaitu component catalog. Component catalog tersimpan berbagai macam jenis sambungan, bentuk pembesian, kombinasi pembesian, serta banyak lagi fitur yang dapat dimanfaatkan. Contohnya dapat dilihat pada Gambar 9.

a. Membuka Component catalog.

 Langkah pertama diklik Detailing pada menu

 Kursor mouse diarahkan pada Component,

 Langkah terakhir diklik satu kali Component catalog. b. Pembesian (penulangan) bore pile

 Dilihat dan diikuti Tahap 4. a.

 Dicari pada Concrete detailing, double klik pada Reinforcement, klik kiri pada Column, dan double klik pada Round column reinforcement (82).

 Pada jendela Round column reinforcement (82) data pembesian dimasukkan dan disesuaikan berdasarkan data DED atau shop drawing. Dapat dilihat pada gambar 14.

 Data yang telah selesai dimasukkan kemudian diklik Apply dan Ok.

(29)

Gambar 14 Tampilan Round column reinforcement (82) c. Pembesian (penulangan) pile cap

 Dilihat dan diikuti Tahap 4. a.

 Dicari pada Concrete detailing, double klik pada Reinforcement, klik kiri pada Foundation, dan double klik pada Pilecap reinforcement (76).

 Pada jendela Pilecap reinforcement (76) data pembesian dimasukkan dan disesuaikan berdasarkan data DED atau shop drawing. Dapat dilihat pada gambar 15.

 Data yang telah selesai dimasukkan kemudian diklik Apply dan Ok.

 Lantai yang ingin diberikan pembesian diklik sekali, kemudian ditekan tombol Esc pada keyboard jika sudah selesai.

Gambar 15 Tampilan Pilecap reinforcement (76) d. Pembesian (penulangan) lantai (slab).

 Dilihat dan diikuti Tahap 4. a.

 Dicari pada Concrete detailing, double klik pada Reinforcement, klik kiri pada Slab, dan double klik pada Slab bars (18).

 Pada jendela Slab bars (18) data pembesian dimasukkan dan disesuaikan berdasarkan data DED atau shop drawing. Dapat dilihat pada Gambar 16.

 Data yang telah selesai dimasukkan kemudian diklik Apply dan Ok.

(30)

Gambar 16 Tampilan Slab bars (18) e. Pembesian (penulangan) kolom (column).

 Dilihat dan diikuti Tahap 4. a.

 Dicari pada Concrete detailing, double klik pada Reinforcement, klik kiri pada Column, dan double klik pada Rectangular column reinforcement (83).

 Pada jendela Rectangular column reinforcement (83) data pembesian dimasukkan dan disesuaikan berdasarkan data DED atau shop drawing. Dapat dilihat pada Gambar 17.

 Data yang telah selesai dimasukkan kemudian diklik Apply dan Ok.

 Kolom yang ingin diberikan pembesian diklik sekali, kemudian ditekan tombol Esc pada keyboard jika sudah selesai.

Gambar 17 Tampilan Rectangular calomn reinforcement (83) f. Pembesian (penulangan) balok (beam).

 Dilihat dan diikuti Tahap 4. a.

(31)

 Pada jendela Rebar in beam (90) data pembesian dimasukkan dan disesuaikan berdasarkan data DED atau shop drawing. Dapat dilihat pada Gambar 18.

 Data yang telah selesai dimasukkan kemudian diklik Apply dan Ok.

 Kolom yang ingin diberikan pembesian diklik sekali,

 Titik awal ujung balok diklik sekali dan titik akhir balok diklik sekali

 Kemudian ditekan tombol Esc pada keyboard jika sudah selesai.

Gambar 18 Tampilan Rectangular calomn reinforcement (83) g. Pembesian (penulangan) dinding (wall/panel).

 Dilihat dan diikuti Tahap 4. a.

 Dicari pada Concrete detailing, double klik pada Reinforcement, klik kiri pada Panel, dan double klik pada Wall panel (64).

 Pada jendela Wall panel (64) data pembesian dimasukkan dan disesuaikan berdasarkan data DED atau shop drawing. Dapat dilihat pada Gambar 19.

 Data yang telah selesai dimasukkan kemudian diklik Apply dan Ok.

 Kolom yang ingin diberikan pembesian diklik sekali, kemudian ditekan tombol Esc pada keyboard jika sudah selesai.

(32)

5. Modifikasi bagian desain berdasarkan kesesuaian terhadap DED maupun shop drawing

Penelitian ini difokuskan pada perlakuan khusus terhadap tahapan bagian pembesian yang akan dimodifikasi dan disesuaikan berdasarkan ketentuan gambar detailed engineer drawing (DED) serta shop drawing. Pembesian pada bagian-bagian khusus tersebut dijabarkan berdasarkan ketentuan dasar perhitungan struktur bangunan yang digunakan oleh perusahaan perencana. Selain itu, diberikan penjelasan terhadap kelebihan dan kekurangan selama proses pemodelan menggunakan Tekla Structures dilaksanakan.

6. Penyusunan laporan akhir

Tahapan terakhir, dilakukan penyusunan laporan akhir yang berisi keseluruhan proses yang sudah dikerjakan.

Diagram alir tahapan pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada gambar 20.

(33)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Proyek Chase Tower, Jakarta Selatan

Gedung Chase Tower merupakan sebuah bangunan gedung bertingkat tinggi di Jakarta Selatan. Tujuan pembangunan gedung ini sebagai gedung perkantoran. Pembangunan gedung Chase Tower bertempat di daerah Jl. Sudirman Kavling 21 Setiabudi, Jakarta Selatan, Jakarta. Kawasan ini merupakan jalan protokol/utama Ibukota Jakarta dengan berdirinya gedung-gedung perkantoran di sepanjang jalan ini.

Chase Tower memiliki jumlah total lantai sebanyak 50 lantai. Urutan pada lantai dasar hingga puncak adalah basement, ground level, level 2 hingga level 47, main roof, mechanical penthouse, dan penthouse. Total ketinggian gedung ini mencapai 227.05 meter dari lantai basement hingga pucuk bangunan. Luas area gedung ini mencapai 4823.47 m2 dan luas bangunan gedung ini mencapai 82503.24 m2. Keterangan lebih jelasnya berada di Lampiran 1.

Pembangunan gedung ini melibatkan beberapa perusahaan dalam proses pelaksanaan. Perusahaan-perusahaan tersebut terbagi menjadi tiga bagian pekerjaan, yaitu perencana, konsultan dan kontraktor (lihat Lampiran 1). PT. Arkonin merupakan sebuah perusahaan yang secara khusus berperan sebagai perusahaan konsultan manajemen konstruksi dalam proyek pembangunan gedung ini. Perusahaan konsultan manajemen konstruksi memiliki tugas mengelola sumber daya yang terlibat dalam proyek dapat teraplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokkan dalam 5M diantaranya: manpower, material, mechines, money and method. Manajemen konstruksi memiliki fungsi mampu mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan seluruh pihak antara owner, kontraktor, suplier, dan semua pihak yang terlibat dalam proyek yang dikerjakan ini sehingga dapat mencapai tujuan dengan tepat waktu dan mutu yang diharapkan.

Gambar 21 Bagan hubungan fungsi dan tugas manajemen konstruksi (Dipohusodo 1996)

(34)

bangunan. Buku spesifikasi konstruksi untuk proyek Chase Tower merujuk pada standar ACI (American Concrete Institute), ASTM (American Society for Testing and Material), AWS (American Welding Society) dan CRSI (Concrete Reinforcing Steel Institute) sebagai acuan untuk merancang struktur beton konstruksi bangunan. Spesifikasi bagian struktur beton ini mengatur semua pekerjaan beton untuk menyelesaikan proyek ini, kecuali terdapat persyaratan yang lebih ketat atau perlu adanya perlakuan khusus. Seluruh pekerjaan beton harus sesuai dengan spesifikasi agar mendapatkan hasil kekuatan beton yang homogen pada seluruh struktur. ACI serta CRSI merupakan spesifikasi yang mengatur dasar-dasar perencanaan beton maupun beton bertulang untuk struktur beton. ASTM untuk mengatur dasar-dasar tahapan pengujian dan penggunaan bahan material sesuai dengan spesifikasi standar material. AWS merupakan standar pengembangan ilmu, teknologi, dan aplikasi pada proses pengelasan baja dalam proses penyambungan maupun pemotongan baja.

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi proyek ini secara teknis terbagi menjadi empat tahapan pekerjaan konstruksi dan tiga zona pekerjaan pada setiap lantai. Tahapan pekerjaan konstruksi antara lain membuat cetakan (bekisting), pembesian/perakitan besi tulangan, pengecoran (menuangkan beton) dalam cetakan (bekisting), dan perawatan beton bertulang. Tiga zona pekerjaan konstruksi memotong bagian struktur gedung menjadi tiga bagian. Pembagian tiga zona ini memiliki tujuan untuk mendapatkan kekuatan struktur beton tertinggi dengan meminimasi jumlah peralatan penunjang pekerjaan konstruksi.

Pekerjaan struktur konstruksi gedung ini berurutan secara teknis yaitu saat zona satu telah selesai mengerjakan proses merakit cetakan (bekisting) dan merakit tulangan, selanjutnya pada zona dua melaksanakan proses persiapan merakit cetakan. Zona satu melaksanakan proses menuangkan beton, maka zona dua sedang dalam proses merakit tulangan beton dan zona tiga persiapan merakit cetakan (bekisting). Zona satu mulai melepaskan cetakan setelah usia beton tujuh hari dan memasuki proses perawatan beton, maka zona dua telah selesai proses percetakan dan pembesian serta siap untuk proses pengecoran dan zona tiga dalam tahap pembesian/perakitan besi tulangan. Proses ini berlanjut hingga proses pada lantai di atasnya.

(35)

Beton struktur lantai dan balok dapat melepaskan cetakan pada umur tujuh hari pada tiap zona, namun tidak dapat melepaskan peralatan penunjang struktur seperti penyangga/perancah (scaffolding) hingga umur beton mencapai 28 hari. Alasan waktu melepaskan alat penyangga (scaffolding) sebelum umur beton 28 hari adalah kekuatan beton belum mencapai maksimum dengan nilai koefisien kuat tekan beton adalah satu (100%) (lihat Tabel 1).

Terdapat dua tipe teknik memasang scaffolding berdasarkan lokasi pemasangan yang disebut shoring dan reshoring. Shoring merupakan teknik memasang scaffolding yang berada tepat di bawah lokasi pengecoran namun memasangnya harus rapat dengan jarak maksimum antar-scaffolding 30 cm. Reshoring merupakan teknik memasang scaffolding yang berada pada level kedua dan ketiga di bawah lokasi pengecoran dengan syarat jarak maksimum antar-scaffolding adalah 2 meter. Reshoring mengijinkan melepaskan beberapa bagian bekisting selain struktur utama (contoh: balok dan kolom).

Fungsi shoring dan reshoring yaitu membantu menyalurkan beban pada kolom, balok, shear wall, dan slab (lantai) ke seluruh bagian dengan merata pada struktur bagian bawah karena kondisi beton belum mencapai kering sempurna dan mencapai kuat tekan beton maksimum (umumnya usia beton 28 hari). Selain itu untuk mempercepat waktu pekerjaan konstruksi tanpa menghilangkan kekakuan struktur.

Tabel 1 Perbandingan kuat tekan beton pada berbagai umur (PBI-1971)

Umur beton 3 7 14 21 28 90 365

Semen Portland biasa 0.40 0.65 0.88 0.95 1.00 1.20 1.35

Semen Portland dengan

kekuatan awal yang tinggi 0.55 0.75 0.90 0.95 1.00 1.15 1.20

Tekla Structures v17

Tekla Structures merupakan sebuah perangkat lunak rancang bangun suatu bangunan secara virtual. Program (software) ini mampu menggambarkan dan/atau memodelkan bentuk rancangan suatu bangunan secara rinci (detail), serta mampu memberikan informasi bangunan dengan jelas. Tekla menggunakan media komputasi sebagai tahapan pemodelan dalam proses perencanaan. Tekla dapat menampilkan suatu pemodelan dalam bentuk 3D, 4D (model dan jadwal pekerjaan), maupun 5D (model, jadwal pekerjaan dan estimasi biaya).

Tekla adalah aplikasi Building Information Model (BIM) yang dikembangkan oleh Tekla Corporation untuk keperluan perhitungan dan rekayasa struktur termasuk juga fitur-fitur komprehensif yang bisa digunakan bagi para detailer, fabricator, manufaktur dan constructor. Tekla Corporation berdiri di kota Espoo, Finlandia pada tahun 1966. Tekla Structures merupakan program yang dapat membantu penyelesaian suatu proyek mulai dari proses perencanaan (pemodelan, analisa struktur, pendetailan), hingga proses pelaksanaan (fabrikasi dan manajemen kontruksi) (Erlina 2011).

(36)

analisa, dan desain struktur lengkap dengan detil dan gambar perencanaannya. Keuntungan menggunakan Tekla Structures pada konstruksi adalah kualitas tinggi dan dokumentasi akurat dari proses konstruksi, perbaikan manajemen konstruksi, meningkatkan interaksi antara arsitek, insinyur dan kontraktor, memungkinkan pra-fabrikasi dari berbagai komponen konstruksi untuk meminimalkan kesalahan (Roginski 2011). Para perencana (engineer) dapat merasakan kenyamanan serta kemudahan sebab terjadinya kesatuan antara model, analisis, dan gambar. Hasilnya yaitu mengurangi persentase kesalahan yang terjadi dan meningkatkan produktivitas. Tekla Structures dapat merevisi kesalahan saat perencanaan dengan mudah dan cepat.

Fasilitas Tekla Structures yaitu mampu terintegrasi dengan beberapa software perancanaan konstruksi lainnya. Software yang mampu terintegrasi bersama Tekla Structures antara lain SAP, STAAD, S-Frame, GTStrudl, dan Robot. Tekla pun mampu terkoneksi antar-pengguna hingga 40 pengguna sebab software ini menggunakan teknologi server multiuser. Software ini terhubung dengan berbagai jenis sistem melewati Tekla Open API. IFC, CIS/2, DSTV dan SDNF merupakan contoh format biasa yang didukung oleh Tekla Structures, sedangkan DWG, DGN dan DXF merupakan contoh dari format yang sudah jadi hak milik yang didukung oleh Tekla Structures (Jian Xinan 2011).

Proses pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua tahapan pelaksanaan, yaitu pemodelan struktur bangunan dan rekonstruksi desain pembesian pada konstruksi. Pelaksanaan kedua tahapan tersebut berdasarkan data detailed engineer drawing (DED) dan shop drawing untuk seluruh seluruh konstruksi gedung. Data-data tersebut berupa gambar dua dimensi (2D) beserta detail, seperti dimensi struktur, titik lokasi struktur, jarak penempatan tulangan, maupun elevasi struktur.

Tekla Structures sebagai perangkat lunak dengan konsep BIM (Building Information Modelling) membutuhkan perangkat lunak lain yaitu Tekla BIMSight dari Tekla Corporation, walaupun Tekla berperan utama dalam software perencanaan dan/atau pemodelan. Keuntungan menggunakan Tekla BIMSight yaitu mampu menggabungkan dan memeriksa model suatu proyek untuk seluruh anggota tim proyek, mengelola komunikasi dan perubahan yang terjadi tanpa batas dalam waktu yang cepat, dan mampu mengidentifikasi masalah perencanaan berupa bentrokan yang terjadi pada saat tahap perencanaan terlaksana.

Building Information Modelling (BIM) adalah sebuah kumpulan data, orientasi objek, representasi digital yang cerdas dan membentuk beragam fasilitas data, dapat memberikan bentuk model dan data yang sesuai dengan kebutuhan berbagai pengguna sehingga dapat terekstraksi dan teranalisis untuk menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk membuat keputusan dan untuk meningkatkan proses penyampaian keadaan (AGC 2005). BIM merupakan sebagai sebuah karakteristik geometri, hubungan spasial, informasi geografis, jumlah dan sifat elemen bangunan, perkiraan biaya, persediaan bahan (material) serta jadwal proyek. Pemodelan ini dapat menunjukkan seluruh siklus pekerjaan bangunan (Bazjanac 2004).

(37)

2007). Keuntungan utama dari BIM adalah ketepatan representasi geometri tiap bagian struktur pada bangunan dengan keadaan sekitarnya (CRC Construction Innovation 2007). Keuntungan BIM lainnya yaitu proses menjadi lebih cepat dan efektif, desain yang lebih baik, dapat mengontrol seluruh pembiayaan, perakitan secara otomatis, melayani pelanggan secara lebih baik, dan data-data yang saling terhubung antara perencana, pelaksana, pengawas, dan pemilik proyek.

Pemodelan Struktur Menggunakan Tekla Structures v17

Modelisasi struktur bangunan gedung Chase Tower menggunakan software Tekla Structures v17 dengan data pendukung berupa DED dan shop drawing. Pemodelan bangunan struktur gedung mencakup seluruh komponen struktur gedung. Komponen struktur bangunan yang termodelkan yaitu pondasi, lantai (slab), kolom (column), dinding geser (shear wall), balok (beam), dan tangga beton (stairs) (lihat Lampiran 3 dan 4). Tahapan terakhir dan menjadi tahapan utama yaitu membuat desain pembesian/tulangan beton pada komponen struktur bangunan yang telah menjadi model bangunan 3D.

Tahapan awal yaitu membuat grid sebagai garis pola. Grid dalam kamus Bahasa Inggris memiliki arti sebagai jaringan atau sebuah pola garis horizontal dan vertikal dengan jarak yang teratur. Grid merupakan garis bayangan atau pola dasar untuk memudahkan saat mengerjakan pemodelan. Titik potongan antara dua buah garis grid memiliki fungsi titik poin acuan dalam membuat model suatu konstruksi pada software Tekla Structures.

Software Tekla Structures membuat garis grid terhadap sumbu X, Y, dan Z. Penampakan pada layout kerja dasar Tekla Structures dari atas memperlihatkan garis horizontal sebagai sumbu X dan garis vertikal sebagai sumbu Y. Sumbu Z layout menunjukkan elevasi atau ketinggian pada tahapan struktur ke atas (lihat Gambar 3).

Pondasi merupakan sebuah perangkat dasar pada struktur suatu bangunan. Pondasi memiliki fungsi untuk menyalurkan beban konstruksi bangunan ke dalam tanah. Daya dukung tanah mempengaruhi kuat mampu tahan suatu konstruksi terhadap adanya beban mati, beban hidup, beban angin, beban gempa, dan beban lainnya untuk dapat berdiri dengan kokoh. Pondasi bangunan adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah atau bagian bawah bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah yang memiliki fungsi memikul beban bangunan lainnya di atasnya (Zulkifli dan Rachmat, 2012).

(38)

Bentuk konstruksi pondasi pada proyek ini yaitu berupa bore pile dan pile cap. Bore pile (pondasi Caissons) adalah bentuk pondasi dalam di bawah permukaan tanah. Bore pile umumnya adalah beton bertulang dengan bentuk silinder. Bore pile menggunakan metode bor untuk membuat lubang pondasi ke dalam tanah hingga batas maksimum daya dukung tanah. Tahapan selanjutnya memasukkan rangkaian tulangan ke dalam lubang tanah hasil pengeboran. Tahap terakhir yaitu menuangkan beton ke dalam lubang.

Pile cap merupakan bagian dari sebuah pondasi. Fungsi dari pile cap sebagai penerima beban dari kolom-kolom dan menyalurkannya ke pondasi bore pile. Pile cap pun memiliki fungsi mengikat beberapa bore pile agar penyaluran beban dari kolom dapat merata ke seluruh bore pile. Bore pile menerima 1/N (N adalah jumlah kelompok pile) dari beban oleh kolom, dan harus ≤ daya dukung izin (ton).

Pile cap hampir menutupi seluruh bagian utama dasar bangunan pada proyek Chase Tower, membentuk lantai pengikat seluruh bore pile bagian utama bangunan. Kedalaman pile cap pondasi antara 2,800-5,600 mm. Kedalaman 2,800 pada segmen/bagian yang bukan berada dalam core (inti) bangunan. Kedalaman pile cap mencapai 4,300 mm untuk bagian luar akibat adanya penempatan lift, sebab terjadi penurunan muka pile cap sejauh 1,500 mm. Kedalaman 5,600 untuk bagian core (inti) sebab bagian ini memiliki fungsi sebagai akses lift bangunan gedung. Pile cap mengalami penurunan elevasi sejauh 2,800 mm ke dalam tanah.

Kolom (column) merupakan komponen struktur dengan rasio tinggi terhadap dimensi lateral terkecil melebihi tiga yang digunakan terutama untuk mendukung beban aksial tekan (ACI 318-11 2011). SNI T-15-1991-03 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung mendefinisikan kolom sebagai komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal. Syaratnya adalah dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

Gambar 23 Denah kolom berdasarkan tipe kolom (Arkonin, 2012)

(39)

kontinuitas konstruksi). Berdasarkan penjelasan tersebut, kolom memiliki definisi yaitu suatu struktur yang mendukung beban aksial dengan/tanpa momen lentur. Kolom termasuk bagian dari struktur bangunan atas dan merupakan komponen yang paling penting sebab ketika kolom mengalami kegagalan maka dapat mengakibatkan keruntuhan pada struktur bangunan atas gedung.

Kolom (column) struktur bangunan Chase Tower memiliki dimensi bervariasi tergantung pada posisi/titik penempatan kolom dan elevasi/ketinggian. Setiap kolom memiliki kode/tipe untuk setiap bagian, di antaranya yaitu C1, C2, C3, C1, C2, C3, C4, C5, C6, C6A, C7, C8, C9, C10, dan G-C11. Letak atau posisi kolom berdasarkan kode dapat terlihat pada Gambar 23. Dimensi kolom pada basement untuk C1 adalah 1,400 x 1,400 mm, C2 adalah 1,300 x 1,300 mm, dan C3 adalah 1,300 x 1,300 mm. Perubahan dimensi terjadi pada lantai/level 3, dimensi pada C1, C2, dan C3 adalah 1,250 x 1,250 mm. Dimensi kolom pada lantai/level 17 mengalami perubahan pada C1, C2, dan C3 menjadi 1,150 x 1,150 mm. Dimensi kolom pada lantai/level 28 mengalami perubahan pada C1, C2, dan C3 menjadi 1,050 x 1,050 mm. Dimensi kolom pada lantai/level 33 mengalami perubahan pada C1, C2, dan C3 menjadi 950 x 950 mm. Dimensi kolom pada lantai/level 38 mengalami perubahan pada C1, C2, dan C3 menjadi 800 x 800 mm. Data perubahan dimensi kolom merujuk pada Lampiran 8. Contoh hasil pemodelan kolom pada Gambar 4.

Balok merupakan elemen struktur yang menyalurkan beban-beban tambahan (tributary) dari lantai (slab) ke kolom penyangga yang vertikal (Edward, 1998). Balok adalah suatu anggota struktur yang berfungsi untuk memikul beban transversal dan menyalurkannya beban ke kolom, selain itu untuk mengikat struktur bangunan. Bentuk konstruksi balok (beam) terhubung menjadi satu dengan lantai (slab) pada proyek Chase Tower, nampak pada desain pembesian/penulangan dan pengecoran yang dilakukan bersamaan dengan lantai. Analogi penyaluran beban yaitu lantai mendapatkan/menerima beban, kemudian balok mengumpulkan dan/atau menyalurkan beban tersebut menuju kolom bangunan.

(40)

Balok pada setiap lantai memiliki kode yang berbeda-beda berdasarkan letak/posisi maupun fungsinya. Balok dengan perbedaan kode pun memiliki perbedaan pada dimensi (lebar, tinggi, dan panjang) serta bentuk penulangan. Balok beton memiliki empat fungsi pada proyek Chase Tower, yaitu balok penopang lantai, balok pengikat pada setiap kolom (moment frame beam), balok pengikat pile cap dan balok pengikat pada shear wall (link beam). Salah satu contoh balok penopang lantai yaitu B03-17 yang terletak pada level 3 (elevasi 22,550 mm), memiliki jumlah balok empat buah. Panjang balok B03-17 antara grid C dan C-E sebanyak dua buah dan antara grid C-G hingga C-J sebanyak dua buah. Dimensi balok B03-17 yaitu lebarnya (width) 400 mm dan kedalaman (depth) 600 mm. Panjang balok B03-17 yaitu 9,500 mm, dan tipe balok B03-17 adalah tipe IV. Denah lokasi balok B03-17 dapat terlihat pada Gambar 24.

Contoh balok pengikat kolom (moment frame beam) yaitu MFB1. Balok MFB1 memiliki dimensi berbeda-beda (lihat Lampiran 16) untuk balok pengikat kolom (moment frame beam). Contoh spesifikasi balok MFB1 untuk level 5 (elevasi 30,550 mm) memiliki dimensi lebar (width) 600 mm dan kedalaman (depth) 800 mm. Perbedaan balok MFB1 terletak pada desain pembesian/penulangan. Lokasi balok MFB1 dapat terlihat pada Gambar 25.

Gambar 25 Denah balok pengikat kolom MFB1 (Arkonin, 2012)

(41)

Contoh balok pengikat shear wall (link beam) yaitu LB1. Balok link beam memiliki dimensi berbeda-beda berdasarkan tipe balok (lihat Lampiran 17) untuk balok pengikat shear wall (link beam). Contoh LB1 pada level 35 (elevasi 150,550 mm) memiliki dimensi lebar (width) 500 mm dan kedalaman (depth) 1,000 mm. Perbedaan balok link beam terletak pada desain pembesian/penulangan serta dimensi balok yang berbeda pada setiap level.

Lantai (slab) merupakan bagian struktur bangunan, memiliki fungsi sebagai tempat melakukan aktifitas terutama pada elevasi di atas tanah. Lantai (slab) menggunakan lantai beton dengan sistem pembesian/penulangan pada proyek Chase Tower. Pelaksanaan membuat lantai beton langsung di lokasi pada Chase Tower, mulai dari perakitan pembesian/penulangan hingga pengecoran/penuangan beton. Lantai beton memiliki ketebalan bervariasi berdasarkan lokasi lantai, fungsi dan keadaan khusus. Lantai pada lokasi core (inti) rata-rata memiliki ketebalan 150 mm, sedangkan lantai untuk bagian luar memiliki ketebalan rata-rata 125 mm dalam setiap level. Fungsi lantai pada bagian terluar sebagai lokasi perkantoran.

Keadaan khusus pada lantai yaitu terdapat perubahan ketebalan, sebab terdapat adanya lubang (hole) perpipaan, lantai cantilever, serta bagian fungsi khusus seperti toilet. Lantai cantilever memiliki ketebalan mencapai 200-350 mm pada bagian luar bangunan. Ketebalan lantai untuk proyek bangunan ini dapat terlihat pada Tabel Reinforced Concrete One-way Slab Schedule (lihat Lampiran 7).

Shear wall (dinding geser) adalah komponen struktur yang berfungsi untuk meningkatkan kekakuan struktur dan menahan gaya-gaya lateral (SNI T-15-1991-03). Menurut Wolfgang Schueller (1977), shear wall (dinding geser) merupakan elemen kaku vertikal yang dirancang untuk menahan beban/gaya lateral yang bekerja pada bangunan terhadap adanya angin atau gempa. Definisi lain menjelaskan shear wall merupakan dinding yang dirancang untuk menahan beban/gaya geser dan beban/gaya lateral akibat gempa bumi. Pada umumnya merupakan jenis struktur dinding yang berbentuk beton bertulang yang biasanya digunakan pada dinding-dinding lift pada gedung-gedung tinggi. Struktur jenis ini dapat tergunakan pada dinding-dinding yang memerlukan kekakuan dan ketahanan khusus. Konstruksi pembangunan gedung Chase Tower menggunakan jenis/tipe core, yaitu lokasi inti bagian struktur berada di bagian tengah bangunan.

Setiap shear wall memiliki tipe/kode pada konstruksi bangunan gedung ini karena setiap kode menentukan lokasi, spesifikasi pembesian/penulangan, serta dimensi yang berbeda-beda. Tipe/kode shear wall yaitu P1A, P1B, P2, P3, P4, P5, P6, P7A, P7B, P8, P9A, P9B, P10, P11, P12, P13, P14A, dan P14B. Contoh hasil pemodelan terlihat pada Gambar 7. Salah satu contoh shear wall berdasarkan posisi yaitu P1A yang berada pada level 2 memiliki ketebalan dinding 600 mm, sedangkan untuk level 16 ketebalannya berkurang menjadi 500 mm. Kebebatan dinding pun berbeda antara P1A dan P3 pada level 2, yaitu P1A memiliki ketebalan 600 mm sedangkan P3 memiliki ketebalan 250 mm.

(42)

Pengelompokan dan Evaluasi model

Tekla Structures v17 menyediakan tools untuk mengelompokan bagian struktur hasil pemodelan yang telah selesai. Fungsi pengelompokan ini yaitu memudahkan dalam mengelola hasil pemodelan. Pengelompokan menggunakan fungsi tools model organizer. Model organizer merupakan sebuah tool dalam Tekla Structures 17 yang berguna dalam mengelola objek yang terdapat pada model dengan mudah (Richard 2007). Pengelompokan bagian model sesuai dengan keinginan pengguna software ini. Pengelompokan pada penelitian untuk gedung ini berdasarkan elevasi/level.

Pengelompokan yang telah selesai kemudian mengalami evaluasi untuk mengetahui kesalahan dapat model bangunan gedung Chase Tower. Tools evaluasi model menggunakan clash and check manager. Kesalahan pada model dapat berupa adanya bentrokan antar bagian struktur, penulangan yang tidak berada dalam model, maupun model yang tidak berada pada titik lokasinya. Proses evaluasi model terlihat pada gambar 12. Clash and check manager mampu meningkatkan efisiensi waktu pengecekan model, efektivitas penggunaan sumber daya manusia serta menurunkan tingkat kesalahan pekerjaan yang berdampak pada anggaran.

Rekonstruksi pekerjaan pembesian secara 3D

Pembesian/penulangan merupakan pekerjaan dasar dalam membuat struktur beton bertulang. Hampir seluruh struktur bagian gedung Chase Tower menggunakan beton bertulang. Beton bertulang merupakan bagian yang melibatkan beberapa material yaitu beton dan besi tulangan baja. Proses membuat beton bertulang untuk struktur gedung melalui beberapa tahapan pekerjaan yaitu pembesian/perakitan besi tulangan, perakitan bekisting (cetakan), dan pengecoran. Pembesian sebagai tahapan dasar pembuatan beton bertulang sehingga perencanaan, pelaksanaan, serta pengawas harus teliti. Gambar desain hasil perencana harus sesuai dengan ketentuan/standar penggunaan.

Rekonstruksi pekerjaan pembesian secara 3D dapat menunjukkan kesesuaian perencanaan pembesian/penulangan konstruksi dengan keadaan nyata di lapangan. Hasil pemodelan pembesian/penulangan secara 3D yang tepat dapat memudahkan pelaksanaan pekerjaan, sebab gambar bentuk 3D mewakili bentuk nyata di lapangan. Tekla Structures mampu menghasilkan gambar 2D dari gambar 3D hasil pemodelan. Gambar 2D tersebut dapat menjadi gambar teknik konstruksi bangunan tanpa harus mengulang kembali untuk membuat gambar 2D, bahkan hasil gambar 2D lebih teliti dengan adanya spesifikasi teknis. Dasar mendesain menggunakan Tekla Structures v17 yaitu harus mampu membayangkan bentuk suatu benda secara 3D, pola menggambar bergeser dari hanya 2D menjadi 3D.

(43)

perencana dalam mendesain bentuk detail suatu konstruksi.

Pembesian untuk pondasi berdasarkan DED dan shop drawing berawal dari bagian bore pile. Gambar spesifikasi teknis DED detail rancangan (desain) pembesian untuk bore pile dapat terlihat pada Lampiran 5. Contoh spesifikasi teknik bore pile pada bagian inti bangunan antara lain diameter bore pile yaitu 1,000 mm (tipe C). Tahapan pembesian untuk bore pile menggunakan round column reinforcement (82) berdasarkan Metode 4(b) pada component catalog program Tekla. Satu buah bore pile harus mengalami lima kali tahapan sebab penulangan dalam bore pile terbagi menjadi lima bagian (section).

Gambar 27 Hasil pemodelan pembesian/penulangan bore pile

(44)

dengan panjang inti 9,000 mm dan lap splice antara bagian ketiga dan keempat 1,000 mm. Titik awal pemasangan section ketiga pada kedalaman 18,000 mm. Bagian keempat memiliki diameter batang 22 mm dan jumlahnya 5 buah batang. Panjang total batang tulangan adalah 10,000 mm, dengan panjang inti tulangan 9,000 mm dan lap splice antara bagian keempat dan kelima 1,000 mm. Titik awal pemasangan tulangan bagian keempat adalah pada kedalaman 27,000 mm dari muka pile. Bagian kelima tulangan bore pile memiliki diameter batang tulangan 22 mm dan jumlahnya 5 buah batang. Panjang total batang tulangan bagian kelima adalah 5,475 mm. Titik awal pemasangan tulangan pada kedalaman 36,000 mm dan berakhir pada 75 mm dari bagian dasar bore pile.

(45)

Gambar 28 Hasil pemodelan pembesian/penulangan pile cap utama

Gambar 29 Hasil pemodelan pembesian/penulangan pile cap tunggal Slab (lantai) merupakan komponen struktur bangunan sebagai tempat untuk melakukan aktifitas, utamanya pada gedung bertingkat memiliki banyak lantai. Pemodelan pembesian/penulangan lantai beton menggunakan tahapan pada Metode 4(d). Pembesian untuk lantai terdiri atas dua lapisan tulangan baja. Setiap lapisan tulangan baja membentuk sususan secara vertikal maupun horizontal. Perbedaaan bentuk tulangan terdapat pada lokasi lantai, ukuran lantai, bagian khusus, dan lantai cantilever. Shop drawing struktur lantai pada level 35 dapat terlihat pada Lampiran 19, sedangkan untuk spesifikasi teknik lantai berdasarkan DED terdapat pada Lampiran 7. Bentuk tulangan untuk lapisan bawah yaitu menutupi seluruh bagian lapisan bawah, sedangkan untuk lapisan atas terbagi menjadi dua daerah yaitu daerah lapang dan tumpuan.

(46)

merupakan panjang atau rentang lantai dari satu tepi balok ke tepi balok lainnya. Contoh hasil pemodelan untuk level 35 terlihat pada Gambar 31 di bawah ini.

Gambar 30 Typical one-way slab reinforcement slab (Arkonin, 2012)

Gambar 31 Hasil pemodelan pembesian/penulangan slab

(47)

Gambar 32 Detail pembesian lantai khusus pada lubang pipa (Arkonin, 2012)

Gambar 33 Hasil pemodelan pembesian lantai khusus pada lubang pipa1

(48)

Gambar 35 Format halaman input data pada Tekla Structures v17 (Tekla, 2014)

Model tulangan untuk tulangan dasar menggunakan library pada Tekla Structures yaitu starter bars for pillar (86). Tahapannya yaitu memasukkan data-data spesifikasi teknik dari DED atau shop drawing ke dalam format input dari starter bars for pillar (86) dan memilih bagian kolom dasar. Data tersebut antara lain dimensi tulangan, jarak dari kulit beton, jarak antar tulangan, diameter sengkang (stirrups), panjang permukaan tulangan, jumlah batang tulangan, dan lain-lainnya. Tampilan format data input terlihat pada Gambar 35. Contoh model bentuk tulangan untuk kolom awal/dasar dengan posisi di atas pile cap terlihat pada Gambar 36.

(49)

dengan hasil nilai 1/6, maka metode tulangan untuk menyambung kedua balok tersebut berdasarkan Gambar 37. Contoh kolom untuk spesifikasi ini terdapat pada perubahan kolom tipe C1 antara level 2 dan level 3. Kolom level 2 memiliki dimensi 1,400 x 1,400 mm, sedangkan kolom level 3 memiliki dimensi 1,250 x 1,250 mm. Selisih (b) dimensi antara kedua kolom yaitu 150 mm. Kedalaman balok (h) yaitu 800 mm. Nilai hasil pembagian b dan h adalah 0.1875, sedangkan nilai 1/6 (satu per enam) adalah 0.1667. Kesimpulannya yaitu nilai b per h lebih besar dari 1/6. Kolom C1 level 2 memiliki diameter tulangan baja 32 mm dengan jumlah tulangan 48 buah batang. Kolom C1 level 3 memiliki diameter tulangan baja 32 mm dengan jumlah tulangan 44 buah batang. Gambar hasil memodelkan menggunakan Tekla Structures pada Gambar 39.

(50)

level 33 memiliki diameter tulangan baja 25 mm dengan jumlah tulangan 28 buah batang. Gambar hasil memodelkan menggunakan Tekla Structures pada Gambar 40. Metode membuat modifikasi bentuk tulangan kolom secara rinci berada pada Lampiran 24.

Gambar 39 Hasil memodelkan penulangan pada kolom sambungan syarat b/h ≥ 1/6 Sengkang memiliki fungsi untuk mengikat tulangan baja, anti gempa, menata bentuk tulangan baja, meningkatkan kekuatan kekakuan dan daktilitas beton bertulang. SNI T-15-1991-03 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung mendefinisikan sengkang (stirrups) adalah tulangan yang digunakan untuk menahan tegangan geser dan torsi dalam suatu komponen struktur, terbuat dari batang tulangan, kawat baja atau jaring kawat baja las polos atau deform, berbentuk kaki tunggal atau dibengkokkan dalam bentuk L, U atau persegi dan dipasang tegak lurus atau membentuk sudut terhadap tulangan longitudinal, dipakai pada komponen struktur lentur balok.

Konstruksi gedung ini memiliki dua tipe sengkang (stirrups) yaitu closed ties (sengkang tertutup) dan cross ties (sengkang silang). Menurut ACI 318M-11 Pasal 7.1.3 untuk standar tekukan dan SNI 03-2847-2002 Pasal 9.1 untuk detail penulangan kait standar, syarat membengkokkan tulangan sengkang harus memenuhi ketentuan: diameter batang D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90° ditambah perpanjangan 6db pada ujung bebas kait, atau batang 19, 22, dan D-25, bengkokan 90° ditambah perpanjangan 12db pada ujung bebas kait, serta batang D-25 dan yang lebih kecil, bengkokan 135° ditambah perpanjangan 6db pada ujung bebas kait.

(51)

memiliki diameter tulangan 13 mm dengan jarak antar sengkang 100 mm. Hook (tekukan) untuk cross ties terdiri dari dua jenis hook berdasarkan besar sudut, yaitu 90° dan 135°. Panjang batang setelah menekuk untuk 90° yaitu 12d atau 210 mm, sedangkan untuk sudut 135° panjang batang adalah 6d atau minimal 75 mm. Nilai “d” adalah diameter batang stirrups. Panjang besi tulangan berdasarkan besar sudut tekukan menggunakan ketentuan DED dan Tabel End Hook Dimension Schedule pada Lampiran 2. Tabel dan ketentuan tersebut berlaku untuk semua bagian tulangan sengkang (stirrups).

(52)

Gambar 41 Hasil memodelkan lap splices kolom C1

Gambar 42 Hasil implementasi kolom di lapangan (Dokumentasi pribadi)

Gambar

Gambar 16 Tampilan Slab bars (18)
Gambar 18 Tampilan Rectangular calomn reinforcement (83)
gambar detailed engineer drawing (DED) serta shop drawing. Pembesian
Gambar 23 Denah kolom berdasarkan tipe kolom (Arkonin, 2012)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan untuk mengetahui perbandingan aktivitas antibakteri dari ekstrak aktif antibakteri tertinggi buah gambas dengan ampisilin adalah dengan mencari

perforasi membran timpani dengan tulang-tulang pendengaran yang masih intak. dan mobile. b)

&#34;Di antara  dalih  paling  besar  yang  mereka  gunakan  ketika  mengulur  pembicaraan ­kecika mereka dihadapkan dengan suatu  masalah yang 

Fungsi efektor RIG-I dan MDA5 diperantarai oleh MAVS sedangkan cGAS dan IFI16 berinteraksi dengan STING baik langsung (IFI16) maupun tidak langsung (cGAS). MAVS atau

Pengujian dengan metode batch baik tanpa refluks maupun dengan refluks didapatkan produk bawah dengan konsentrasi etanol masih cukup besar tetapi sedikit berbeda yaitu

Spesies pengkatalisasi adalah asam umum atau basa umum yang terdapat pada larutan dapar yang digunakan khususnya pada ion monohidrogen fosfat, asam asetat

Sungai Sempur merupakan terusan langsung dari mata airnya, oleh sebab itu berdasarkan metode Strahler (1952) dalam Rahayu et al., (2009), sungai orde 1 adalah anak-anak sungai

Yang dimaksud dengan pihak-pihak dalam pengangkutan adalah merupakan para subjek hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban dalam hubungan hukum pengangkutan.. 1)