• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penambahan Ekstrak Tanin Asal Chesnut Pada Ransum Terhadap Performa Domba, Pola Fermentasi Dan Metabolit Darah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penambahan Ekstrak Tanin Asal Chesnut Pada Ransum Terhadap Performa Domba, Pola Fermentasi Dan Metabolit Darah"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENAMBAHAN EKSTRAK TANIN ASAL

CHESTNUT

PADA

RANSUM TERHADAP PERFORMA DOMBA, POLA

FERMENTASI DAN METABOLIT DARAH

TEKAD URIP PAMBUDI SUJARNOKO

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul penambahan ekstrak tanin asal chesnut pada ransum terhadap performa domba, pola fermentasi dan metabolit darah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015 Tekad Urip PAmbudi S

(4)

RINGKASAN

TEKAD URIP PAMBUDI SUJARNOKO. Penambahan ekstrak tanin asal chesnut pada ransum terhadap performa domba, pola fermentasi dan metabolit darah. Dibimbing oleh DEWI APRI ASTUTI dan ANURAGA JAYANEGARA.

Tanin merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman, salah satunya adalah chesnut. Tanin memiliki kemampuan mengikat beberapa nutrien pakan terutama protein. Tanin pada chesnut sebagian besar berbentuk tanin terhidrolisis. Tanin terhidrolisis di dalam rumen dapat terpecah menjadi gugus gula dan fenol yang mampu berperan sebagai antimikroba dan antioksidan di dalam darah. Penambahan tanin asal ekstrak chesnut diharapkan dapat meningkatkan nutrien by-pass dan penyerapan di organ pasca rumen, serta menurunkan emisi methan dari enteric fermentation dan kolestrol darah. Pada penelitian ini ekstrak tanin asal chesnut diberikan dengan taraf sebagai berikut: Kontrol (pakan komplit tanpa penambahan tanin ekstrak asal chesnut), perlakuan P1 (pakan komplit + 0.17% ekstrak tanin asal chesnut dari bahan kering, perlakuan P2 (pakan komplit + 0.34% ekstrak tanin asal chesnut dari bahan kering. Rancangan acak kelompok digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan 12 ekor domba jantan ekor tipis yang berumur enam bulan dan berbobot badan (19.65 ± 1.10) Kg (pengelompokan ini berdasarkan bobot badan ternak). Perbedaan antar perlakuan diuji Duncan dan polynomial orthogonal agar didapatkan regresi hubungan pola fermentasi rumen dan metabolit darah. Parameter yang diukur adalah Konsumsi bahan kering (BK), perbandingan konsumsi bahan kering perbobot badan (BK/BB), pola fermentasi rumen meliputi (VFA parsial, amonia dan metana yang diestimasi dari VFA parsial), metabolit darah meliputi (Glukosa, BUN, dan Kolestrol), peningkatan bobot badan harian (PBBH), efisiensi pakan dan metana relatif.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan tanin ekstrak asal chesnut tidak mempengaruhi konsumsi bahan kering (BK), cenderung mempengaruhi konsumsi bahan kering / bobot badan (BK/BB ) (P = 0.09), jumlah total VFA, jumlah asam asetat, propionat, butirat, metana absolut, peningkatan bobot badan harian (PBBH) dan efisiensi pakan. Penambahan tanin ekstrak asal chesnut mampu meningkatkan perbandingan asetat propionat (P = 0.04) dengan YC2/C3 = 4.61 + 4.53X (R2 = 0.54) (YC2/C3 = Perbandingan asetat propionat, X = Taraf ekstrak tanin asal chesnut) konsentrasi amonia turun secara nyata (P = 0.02) dengan formula YNH3 = 7.21

– 5.68X (R2=0.51) (YNH3 = Kandungan amonia, X = Taraf ekstrak tanin asal chesnut), perhitungan dan perbandingan parameter–parameter penelitian didapatkan taraf terbaik pemberian dosis ekstrak tanin asal chesnut terhadap domba lokal ekor tipis adalah 0.17% secara empiris dan 0.18% secara teoritis dari konsumsi bahan kering.

(5)

SUMMARY

TEKAD URIP PAMBUDI SUJARNOKO. Addition of tannin extract from chestnut in feed on sheep performance, rumen fermentation and blood metabolites. Supervised by DEWI APRI ASTUTI and ANURAGA JAYANEGARA.

Tannins are plant secondary compounds found in some plant species such as chestnut. These phenolic compounds have the ability to bind some nutrients in feed especially to proteins. Hydrolysable tannin is the main tannin compounds in chesnut and can be used to manipulate rumen fermentation, blood metabolism and performance of sheep. Addition of tannins is expected to increase by-pass and absorption of nutrition after rumen organ, reduce methane enteric fermentation and blood cholestrol. In this research, tannin extract from chestnut was added into complete feed and fed to experimental sheep at different levels. There were three treatments tested in this study, i.e. (1) control (complete feed) without tannin addition (C), (2) complete feed + 0.17% tannin extract addition from dry matter intake (DMI) (T1), and (3) complete feed + 0.34% tannin extract addition (T2).This study used a randomized complete block design with twelve sheep at the six months. Duncan and polynomial orthognal test was used when the treatments significantly affected the parameters. Regression equation used for rumen and blood metabolic parameters was effected treatments (NH3 blood cholestrol, and methan relatif to VFA total). Parameters measured were rumen volatile fatty acid (VFA) profiles, rumen ammonia, methane (estimated from VFA parsial), blood metabolites, dry matter intake, average daily gain, and feed efficiency.

Results from the present study revealed that addition of extract tannin from chesnut did not influence dry metter intake (DMI), tend to influence dry metter intake / Body weight (DMI/BW) (P = 0.09), total VFA, acetate, propionate and butyrate concentrations, methane absolute, average daily gain, and feed efficiency. Addition of extract tannin from chesnut increase acetate : propionate ( P =0.04) with equation YC2/C3 = 4.61 + 4.53X (R2 = 0.54) (YC2/C3 = velue of comparrision between acetate and propionate), (X = tannin extract addition from %DMI) , reduce rumen ammonia concentration with equation YNH3 = 7.21 – 5.68X (R2=0.51) (YNH3= concentration of rumen ammonia), (X = tannin extract addition from %DMI), tend to increased methane relative with total VFA YCH4/VFA = 0.33 + 0.06X (R2=0.48) (YCH4/VFA= Methan relative with VFA), (X = tannin extract addition from %DMI) and influence blood cholesterol content with formula Yk= 43.00 – 122.79X + 333.04 X 2(R2=0.66) (Yk= Blood cholestrol), (X = tannin extract addition from %DMI). So can concluded that the best empiric dossis of tannin exstract from chesnut is 0.17% and the best theoretical dossis 0.18% from DMI.

(6)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(7)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Ilmu Nutrisi dan Pakan

PENAMBAHAN EKSTRAK TANIN ASAL

CHESTNUT

PADA

RANSUM TERHADAP PERFORMA DOMBA, POLA

FERMENTASI DAN METABOLIT DARAH

TEKAD URIP PAMBUDI SUJARNOKO

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)
(10)
(11)

PRAKATA

Bismillaahirrahmaanirahiim

Segala puji hanya bagi Alloh SWT, hanya kepada-Nya kami menyembah dan hanya kepada-Nya kami memohon pertolongan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah atas rasul-Nya yang mulia. Atas keluarga, sahabatnya dan atas umatnya yang

selalu mengikuti jalannya hingga akhir zaman, Amma ba’du.

Tanin merupakan senyawa anti-nutrisi yang mampu mengikat nutrien pakan khususnya protein. Selain itu, tanin juga mampu menurunkan palatabillitas ternak terhadap pakan. Namun di sisi lain tanin memiliki kemapuan sebagai agen by-pass nutrisi, penurun metana, anti-cacing, dan banyak hal positif lain. Secara umum tanin dikelompokkan menjadi tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Penelitian tentang tanin terkondensasi telah banyak dilakukan, sedangkan penelitian tentang tanin terhidrolisis masih jarang dilakukan karena memiliki toksisitas yang lebih besar pada ternak. Di balik kekurangan tersebut tanin terhidrolisis di dalam rumen bisa terpecah menjadi gugus gula dan gugus fenol yang mampu meningkatkan kesehatan ternak serta mempengaruhi metabolit darah ternak. Oleh Karena itu diperlukan penelitian mengenai dosis tanin ekstrak asal chesnut yang tepat terhadap domba. Ekstrak chesnut dipilih karena memiliki kandungan tanin terhidrolisis yang tinggi.

Penulis berharap agar thesis yang dibuat mampu menjawab dosis ekstrak tanin asal chesnut yang sebaiknya diberkian pada domba agar didapatkan domba yang memiliki biaya produksi lebih murah, lebih sehat, dan lebih ramah lingkungan. Terimakasih yang sangat banyak penulis ucapkan kepada pembimbing thesis, panitia 2nd ASEAN Regional Conference on Animal Production (ARCAP) and 36th Malaysian Society of Animal Production (MSAP) Annual Conference yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjadi oral presenter dengan judul presentasi Manipulation of Rumen Fermentation and Blood Metabolites Using Tannin Extract from Chesnut in Sheep Feed Complete Diets. Bapak Afriadi (PT. Chemtrade Indonesia), Mas Adit (Manager Sahabat Tani Farm) serta pihak–pihak yang telah membantu peneliti menyelesaikan penelitian ini. Semoga Alloh selalu memberi hidayah dan taufik bagi kita semua.

Bogor, Agustus 2015 Penulis

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xv

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN xv

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 3

MATERI DAN METODE PENELITIAN 3

Waktu dan Tempat Penelitian 3

Ternak dan Penelitian 3

Rancangan Percobaan 3

Pengambilan Sampel dan Analisis 4

Pengukuran Konsumsi 4

Pengukuran Fermetabilitas Rumen 4

Analisis Nutrien Darah 5

Pengukran Performa Ternak 5

Perhitungan Metana Relatif 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Konsumsi 6

Pola Fermentasi Rumen 7

Metana Relatif 10

Metabolit Darah Domba 12

Performa Ternak 13

KESIMPULAN DAN UCAPAN TERIMAKASIH 15

Kesimpulan 15

Ucapan Terimakasih 15

DAFTAR PUSTAKA 16

LAMPIRAN 19

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

1 Konsumsi BK dan %BK/BB domba dengan penambahan ekstrak tanin asal chesnut 6

2 Pola fermentasi rumen domba dengan penambahan ekstrak tanin asal chesnut 7

3 Metana absolut dan realatif domba dengan ransum beraditif ekstrak tanin asal chesnut 11

4 Metabolit darah domba yang menkonsumsi ransum beraditif ekstrak tanin asal chesnut 12

5 Performa ternak yang menkonsumsi ransum beraditif ekstrak tanin asal chesnut 14

DAFTAR GAMBAR

1 Proporsi nilai asetat : propionat akibat penambahan ekstrak tanin asal chesnut 9

2 Perubahan amonia akibat penambahan ekstrak tanin asal chesnut 10

3 Perubahan metana relatif terhadap VFA akibat penambahan ekstrak tanin asal chesnut 11

4 Perubahan kolestrol darah akibat penambahan ekstrak tanin asal chesnut 13

DAFTAR LAMPIRAN

1 Pengujian VFA total pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal

chesnut 19

2 Pengujian asetat pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal chesnut 19

3 Pengujian propionat pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal

chesnut 19

4 Pengujian asetat : propionat pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal chesnut dan uji lanjut 20

5 Pengujian ammonia pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal

chesnut dan uji lanjut 20

6 Proses pengujian metana pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin

asal chesnut 21

7 Pengujian metana /VFA pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal

chesnut dan uji lanjut 21

8 Pengujian metana /BB pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal

chesnut 22

9 Pengujian metana /BK pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal

chesnut 23

10 Proses pengujian kolestrol darah pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal chesnut dan uji lanjut 23

11 Pengujian BUN darah pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal

chesnut 24

12 Pengujian glukosa darah pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin

asal chesnut 24

13 Pengujian %BK/BB pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal

chesnut 24

(15)

chesnut 25

15 Pengujian efisiensi pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal

chesnut 25

16 Pengujian metana/PBBH pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin

(16)
(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peternakan domba belum dipengaruhi secara dominan oleh perusahaan besar yang mayoritas dimiliki investor asing. Oleh karena itu sangat penting bagi akademisi dan industri untuk mengembangkan ternak domba secara moderen dan berkelanjutan. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan efisiensi produksi, kualitas produksi dan kesehatan ternak serta menurunkan emisi gas–gas yang menyebabkan polusi lingkungan. Metode yang diharapkan dapat menjawab tantangan tersebut adalah dengan menambahkan ekstrak tanin asal chesnut ke dalam ransum domba. Chesnut merupakan tanaman bergenus Castanea (Diaz-varela et al. 2011). Chesnut tersebar di Asia (China, Jepang, dan Korea), Eropa Selatan, Turki dan Amerika Serikat. Daun chesnut pada umumnya digunakan sebagai pakan ternak terutama domba, kambing dan babi (Pereira-lorenzo et al. 2006). Castanea sativa merupakan salah satu spesies chesnut yang dibudidayakan untuk dimanfaatkan kayu, polong, dan tanin. Ekstrak tanin asal chesnut banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia (Petacchi & Buccioni 2007).

Tanin merupakan senyawa metabolit sekunder tanaman yang memiliki kemampuan mengikat protein (Santoso et al. 2010). Selain mengikat protein, tanin dalam jumlah besar dapat menurunkan palatabilitas ternak terhadap pakan (Silanikove et al. 2001). Namun dibalik kekurangan tersebut tanin pada dosis yang tepat memiliki dampak menguntungkan bagi metabolisme ternak ruminansia (Frutos et al. 2004). Tanin dalam jumlah tepat mampu menurunkan gas metana dari entheric fermentation (Jayanegara et al. 2011a), melindungi protein pakan dari proses degradasi oleh mikroba rumen (Deaville et al. 2010), melindungi asam lemak tidak jenuh dalam rumen dari proses biohidrogenasi (Vasta et al. 2009) dan berperan sebagai antioksidan di dalam darah (Zhong et al. 2011). Tanin juga mampu meningkatkan kualitas produk ternak dengan meningkatkan jumlah conjugated linoleic acid (CLA) di dalam rumen (Jayanegara et al. 2011b).

Setiap tanaman memiliki tanin yang spesisifik (EFSA 2004). Secara umum tanin diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu condensed tanin (CT) dan hydrolisable tanin (HT). Senyawa CT dan HT memiliki pengaruh yang berbeda terhadap proses metabolisme di dalam rumen. Senyawa CT memiliki kestabilan tinggi sehingga sulit tercerna oleh enzim, panas dan asam, sedangkan tanin terhidrolisis memiliki kestabilan yang rendah sehingga mudah dipecah menjadi asam fenol dan gula sederhana. Kestabilan CT yang tinggi dapat dimanfaatkan sebagai by-pass nutrien yang baik, sedangkan HT dengan gugus fenol yang mudah terlepas akan menghasilkan senyawa antimikroba (Waghorn 2008). Ekstrak tanin asal chestnut digunakan dalam penelitian ini karena sebagian besar komponen tanin dalam chesnut mengandung HT (Tabacco et al. 2006). Penambahan Ekstrak tanin asal chesnut diharapkan mampu mempengaruhi ekologi mikroba di dalam rumen dan metabolit darah domba.

(18)

2

bahwa HT memiliki kemampuan menurunkan metana seperti CT. Tanin ekstrak asal chesnut yang sebagian besar terdiri dari HT mampu mempengaruhi metabolisme rumen dan metabolit darah dengan bekerja sebagai antioksidan (Waghorn 2008). Pengamatan tentang pengaruh HT terhadap metabolisme ternak ruminansia lebih sedikit dibandingkan dengan CT karena HT memiliki efek toksik yang lebih tinggi (Frutos et al. 2004). Oleh karena itu diperlukan penelitian dalam menentukan dosis ekstrak tanin asal chesnut yang sesuai untuk ternak domba lokal.

Dosis ekstrak tanin asal chestnut dievaluasi dari konsumsi bahan kering (BK), konsumsi bahan kering perbobot badan (BK/BB), jumlah NH3 rumen, VFA parsial rumen dan jumlah metana yang dihasilkan dari proses fermentasi rumen melalui pendekatan persamaan matematika Moss et al. (2000). Metana yang dihasilkan oleh ternak ruminansia tidak bisa dihilangkan begitu saja karena setiap suasana anaerob akan menghasilkan metana sebagai salah satu produknya (Kasuya & Takahashi 2010). Oleh karena itu dipastikan tidak dapat menghilangkan metana secara absolut dari ternak ruminansia, sehingga dalam penelitian ini dilakukan pengukuran metana secara relatif dengan VFA total, bobot badan (BB), bobot badan metabolik (BBM), konsumsi bahan kering (BK) dan perubahan bobot badan harian (PBBH). Metabolit darah yang diamati adalah jumlah urea darah, glukosa darah dan kolestrol darah. Selain data pokok tentang metabolit rumen dan darah juga didapatkan data tambahan berupa performa ternak yang meliputi: Peningkatan bobot badan harian (PBBH), efisiensi pakan dan persentase konsumsi terhadap bobot badan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui dosis yang sesuai dalam penggunaan ekstrak tanin asal chesnut pada domba lokal ekor tipis yang mengonsumsi pakan komplit terhadap peforma, pola fermentasi dan metabolit darah.

Manfaat Penelitian

(19)

MATERI DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai Februari 2014. Penelitian dilaksanakan di Sahabat Tani Farm dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, IPB. Analisa kandungan nutrien konsentrat dan hijauan di Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, IPB. Analisa proporsi molar VFA di Laboratorium Kimia Pusat Studi Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada, Yogjakarta.

Ternak dan Pemeliharaan

Penelitian in vivo dilakukan di kandang Sahabat Tani Farm, Bogor selama 2 bulan. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 12 ekor domba lokal jantan dengan kondisi umur yang seragam (6 bulan) dan berat badan (BB) awal 19.49 ± 1.29 (kg). Domba ditempatkan dalam kandang individu. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari pada pagi pukul 07.00 WIB dan sore hari pada pukul 16.00 WIB, sedangkan air minum diberikan secara ad libitum. Jumlah pakan yang diberikan pada ternak dihitung berdasarkan kebutuhan nutrien domba. Kesesuaian jumlah nutrien yang diberikan berdasarkan pada umur domba dan peningkatan bobot badan harian antara 100 – 150 g/ekor/hari (Rashid 2008). Jenis pakan dan kadar nutrien bahan pakan dianalisis dengan metode (AOAC 1990). rumus Hartadi et al. (1980) dengan perbandingan kulit dan limbah pertanian 40% dan konsentrat 60%.

Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan 3 perlakuan pakan sebagai berikut: K : Pakan Komplit tanpa tambahan ekstrak tanin asal chesnut P1: Pakan Komplit + 0.17% ekstrak tanin asal chesnut

P2: Pakan Komplit + 0.34% ekstrak tanin asal chesnut

Ekstrak tanin asal chesnut merupakan produk dari Italia yang berasal dari proses ekstraksi tanin dari kulit pohon Castaneea sativa. Ekstrak tanin asal chesnut diimpor dan didistribukan di Indonesia oleh PT Chemtrade Indonesia.

(20)

4

asal chesnut pada sapi adalah 25 g/kg dari bobot badan ternak atau setara dengan 0.17% ekstrak tanin asal chesnut dari konsumsi bahan kering sapi jika sapi memiliki bobot badan 400 kg dan persentase bahan kering yang terkonsumsi sebesar tiga persen dari bobot badan. Masing–masing perlakuan terdiri dari 4 ulangan. Perlakuan pakan dilakukan secara acak pada setiap kelompok domba, sehingga model matematis yang digunakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Yij = μ + αi + τj+ €ij Keterangan:

Yij = nilai faktor A ke-i, dan pengamatan kelompok ke-j

μ = nilai rataan umum

αi = pengaruh faktor proporsi tanin ke-i

τk = pengaruh kelompok (bobot badan) ke-j

€ijk = galat percobaan untuk faktor A ke-I & kelompok ke- j

Data yang diperoleh dianalisa secara statistik menggunakan analisis ragam analysis of variance (ANOVA), semua parameter yang menunjukkan kecenderungan nyata, nyata dan sangat nyata diuji lanjut dengan uji jarak DUNCAN dan Polynomial orthogonal (Mattjik & Sumertajaya 2002). Dari uji polynomial orthogonal didapatkan rumus regresi yang menghubungkan antara taraf dosis penggunaan ekstrak tanin asal chesnut dengan parameter metabolit rumen dan darah sebagai berikut:

Yij = B0 + B1Xij + B2X2ij + eij

Yij = variabel terikat berupa (Konsumsi, hasil metabolit rumen, hasil metabolit darah, perbandingan beberapa variabel, dan

performance) yang diamati pada dosis i kelompok k. B0 = intersep (konstanta).

B1 = koefisien linear regresi Y pada X (pemberian level tanin) B2 = koefisien kuadratik regresi Y pada X ( pemberian level tanin) Xi = pemberian level tanin i pada kelompok k.

eij = error penelitian secara keseluruhan.

Pengambilan Sampel dan Analisis

Pengukuran Konsumsi

Pengukuran konsumsi dilakukan setiap hari, dengan menimbang pakan awal dan sisa pakan. Konsumsi bahan kering dan kandungan nutrisi pakan yang terkonsumsi dihitung setelah melakukan uji proksimat dengan metode (AOAC 1990).

Pengukuran Fermentabilitas Rumen

(21)

sampel disimpan pada frezzer dengan suhu -200C sampai dianalisis kandungan VFA parsial dan NH3.

Cairan rumen yang telah diambil dithowing dan disentrifugasi, selanjutnya sampel diambil sebanyak 1.5 ml ke dalam tabung eppendorf dan pH sampel diturunkan sampai 3. Selanjutnya sampel dianalisa dengan cara menginjeksikan 0.4 µl sampel pada gas chromatogaphy (GC 8A, Shimadzu Crop., Kyoto. Japan). Dari VFA parsial diukur jumlah metana yang dihasilkan melalui persamaan stokiometri sebagai berikut: CH4= 0.45 C2 – 0.275 C3 + 0.40 C4 (Moss et al. 2000). Pengukuran NH3 dilakukan dengan metode mikro difusi Conway (GLP 1969).

Analisis Nutrien Darah

Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-21 hari setelah perlakuan pakan, karena pada jangka waktu tersebut pengaruh perlakuan sudah stabil di dalam darah (Zhong et al. 2011). Pengambilan darah dilakukan melalui vena jugularis, sebelum pengambilan spoid dibilas terlebih dahulu dengan natrium sitrat, selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung darah dan ditutup. Sampel darah selanjutnya di sentrifuge dengan kecepatan 2500 rpm selama 15 menit. Plasma yang telah terpisah disimpan di dalam frezzer dan dicairkan kembali ketika akan dilakukan analisis nutrien darah. Plasma yang didapat digunakan untuk menganalisa kolestrol, glukosa dan urea darah. Pengujian dilakukan dengan kit standar cholestrol kit® (cat. No. 101 592, reg. No.AKL 10, 101,803,466). Glucose kit® (cat. No. 112 101, reg. No. AKL 20, 101, 803,460), dan urea kit® (cat. No,123, reg. No. AKL 30, 101, 803) dan diukur dengan alat spectrophotometer UV-Vis Genesis® 10S pada panjang gelombang kolestrol dan glukosa 500nm, serta urea darah pada panjang gelombang 560nm. Nilai kolestrol, glukosa dan protein dihitung dari data absorban dengan rumus sebagai berikut:

Kolestrol = (absorban sampel/absorban standar) X 200 Glukosa = (absorban sampel/absorban standar) X 100 Urea darah = (absorban sampel/ absorban standar) X 80 Pengukuran Performa Ternak

Performa ternak diukur dengan mengamati bobot badan ternak setiap dua minggu sekali. Diikuti efisiensi pakan dan persentase pakan terhadap bobot badan domba.

Perhitungan Metana Relatif

(22)

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi

Parameter konsumsi bahan kering (BK) penting untuk diamati, karena tanin memiliki rasa sepat yang diduga dapat menurunkan palatabilitas ternak (Silanikove et al. 2001). Parameter konsumsi BK pada penelitian ini tidak dipengaruhi oleh penambahan ekstrak tanin asal chesnut di dalam ransum secara nyata. Hal ini dapat terjadi akibat munculnya prolin pada saliva domba yang membantu dalam menjaga palatabilitas ternak (Waghorn 2008). Konsumsi BK tidak berbeda nyata bisa juga diakibatkan oleh dosis penambahan ekstrak tanin asal chesnut yang rendah. Frutos et al. (2004) menyatakan bahwa penambahan tanin pada jumlah sedikit tidak mempengaruhi konsumsi BK pakan, namun jika diberikan pada jumlah besar dapat menurunkan konsumsi. Penambahan HT pada dosis 20.8 g/kg tidak berpengaruh terhadap konsumsi BK, sedangkan dosis penambahan ekstrak tanin asal chesnut pada penelitian ini adalah 0.26 g/kg untuk P1 dan 0.52 g/kg untuk P2, sehingga sangat jauh dibandingkan dengan batas perlakuan memberikan efek cenderung berbeda nyata (P<0.1).

(23)

Pola Fermentasi Rumen

Proses fermentasi zat makanan oleh mikroba rumen menghasilkan beberapa gas yang dapat dimanfaatkan sebagai energi oleh domba. Gas–gas tersebut disebut sebagai Volatile fatty acid (VFA total). VFA total domba pada penelitian ini tidak dipengaruhi secara nyata oleh penambahan ekstrak tanin asal chesnut. VFA total pada penelitian ini berkisar antara 122.38 – 136.86 mM. VFA total rumen normal berkisar antara 70 – 130 mM (Dijkstra et al. 2005). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah mikroba rumen yang berkaitan dengan produksi VFA secara umum tidak terganggu oleh penambahan tanin asal chestnut sampai dosis 0.34% dari konsumsi BK ternak. Penelitian lain tentang pengaruh tanin asal teh hitam yang diujikan terhadap kambing juga tidak mempengaruhi jumlah VFA total secara nyata (Kondo et al. 2007). Data jumlah VFA total pada setiap perlakuan pemberian ekstrak tanin asal chesnut dapat diamati pada Tabel 2.

Tabel 2. Pola fermentasi rumen domba dengan penambahan ekstrak tanin asal chesnut.

Parameter K P1 P2 P Value

VFATotal (mM) 136.86±12.53 122.38±17.13 127.04±20.43 0.75 Asetat (mM) 93.14±9.76 87.51±10.92 94.33±16.83 0.74 Propionat (mM) 19.78±4.39 17.54±3.40 14.90±2.41 0.41 Butirat (mM) 23.94±7.71 17.32±3.50 17.81±2.075 0.35 Asetat/Propionat 4.84± 0.98b 5.32±0.89b 6.031±0.41a 0.04 NH3(mM) 7.42±1.23a 5.84±0.02b 5.49±0.71b 0.02 K: Kontrol, P1: Perlakuan 1 (0.17% Tanin), Perlakuan 2 (0.34% Tanin Angka yang diikuti huruf menunjukkan bahwa perlakuan memberikan efek yang berbeda nyata (P<0.05)

(24)

8

Jayanegara et al. (2015b) secara meta-analisis yang menyatakan bahwa terjadi penurunan produksi butirat secara nyata di dalam proses pembuatan silase yang ditambahkan tanin di dalamnya. Penurunan ini diduga akibat berkurangnya populasi bakteri Clostridium sp yang mampu mengkonversi asam laktat menjadi asam asetat, etanol dan butirat (Salawu et al. 1999).

Proporsi perbandingan asetat propionat akibat penambahan ekstrak tanin asal chesnut mengalami perbedaan yang nyata secara linear dengan rumus matematis YC2/C3 = 4.61 + 4.53X (YC2/C3 = Proporsi perbandingan asetat : propionat), (X = jumlah penambahan ekstrak tanin asal chesnut (%BK)) dengan korelasi (R2) = 0.54. Perbandingan nilai asetat propionat merupakan komponen penting dalam menentukan hasil fermentasi rumen. Pakan dengan konversi kandungan asetat yang tinggi pada umumnya bagus untuk meningkatkan kualitas lemak susu, sedangkan pakan dengan konversi kandungan propionat tinggi lebih cocok sebagai pakan ternak pedaging. Penelitian Jayanegara et al. (2011) menyatakan bahwa HT tidak mempengaruhi perbandingan asetat propionat secara nyata dengan kisaran (3.36 – 5.34), sedangkan dalam penelitian ini terlihat bahwa perbandingan asetat propionat berubah secara nyata pada pemberian ektrak tanin asal chesnut sebesar 0.34% BK dengan nilai rata–rata 6.03. Perubahan proporsi ini dapat terjadi karena tanin pada setiap tanaman memiliki bentuk yang unik dan berbeda – beda (EFSA 2004). Hal ini mempengaruhi efek toksistas senyawa tanin dari beberapa tanaman terhadap jenis mikroba rumen yang berbeda (Frutos et al. 2004).

(25)

Gambar 1 Proporsi nilai asetat : propionat akibat penambahan ekstrak tanin asal chesnut

Jumlah amonia di dalam rumen menurun secara nyata akibat penambahan ekstrak tanin asal chesnut dengan formula matematis YNH3 = 7.21 – 5.68X (YNH3 = jumlah amonia (mM), X = jumlah penambahan tanin (%BK)) korelasi (R2) = 0.51. Jumlah amonia di dalam rumen erat kaitannya dengan metabolisme protein pakan. Mekanisme metabolisme di dalam rumen selain katabolisme karbohidrat adalah metabolisme protein oleh mikroba rumen. Mekanisme tersebut meliputi proses pembentukan protein mikroba dan perusakan protein pakan oleh mikroba. Pembentukan protein mikroba penting dalam memenuhi kebutuhan protein ternak ruminansia, protein mikroba merupakan sumber protein murah yang mampu dihasilkan oleh ternak ruminansia dengan cara memanfaatkan non protein nitrogen (NPN) yang disatukan secara anabolisme dengan gugus karbon. Namun protein pakan yang baik dalam rumen dapat diturunkan nilai nutrisinya oleh enzim proteolitik asal bakteri dengan cara dipecah menjadi gugus karbon dan gugus amin. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu proses perlindungan protein pakan dari mikroba proteolitik menggunakan senyawa ekstrak tanin asal chestnut dengan cara menurunkan jumlah mikroba proteolitik yang mampu memecah protein menjadi gugus karbon dan gugus amin .

(26)

10

penurunan jumlah amonia akibat penambahan ekstrak tanin asal chesnut dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Perubahan amonia akibat penambahan ekstrak tanin asal chesnut Metana Relatif

(27)

Tabel 3. Metana absolut dan realatif domba dengan ransum beraditif ekstrak tanin asal chesnut

K: Kontrol, P1: Perlakuan 1 (0.17% Tanin), Perlakuan 2 (0.34% Tanin), C2: Asetat, BB: Berat badan, BBM: Berat badan metabolit, BK : Bahan kering, SK: Serat kasar, BETN: Bahan ekstrak tanpa nitrogen, LK: Lemak kasar. Angka yang diikuti huruf menunjukkan bahwa perlakuan memberikan efek yang cenderung berbeda nyata (P<0.1)

Metana relatif merupakan perhitungan metana dibandingkan dengan beberapa faktor yang diperkirakan mampu mempengaruhi produksi ternak. Metana relatif terhadap VFA total pada penelitian ini cenderung dipengaruhi oleh pemberian ekstrak tanin asal chesnut. Jika diamati lebih dalam tanin yang diberikan akan meningkatkan jumlah metana relatif terhadap VFA total dengan persamaan YCH4= 0.33 + 0.06X dengan (YCH4= Metana / VFA total, X = Jumlah pemberian tanin) dengan R2 = 0.48. Metana yang dihasilkan untuk mendapatkan VFA total akan meningkat seiring bertambahnya jumlah tanin asal chestnut dalam pakan. Fenomana ini diduga terjadi akibat menurunnya jumlah mikroba penghasil VFA di dalam rumen. Hal ini diperkuat oleh sifat tanin asal chestnut yang memiliki ikatan kimia yang kuat dan mampu berperan sebagai antibakteri, jamur, serta cendawan (Gunduz et al. 2011). Grafik metana relatif terhadap VFA total dapat diamati pada Gambar 3.

Gambar 3 Perubahan metana relatif terhadap VFA akibat penambahn ekstrak tanin asal chesnut

Parameter K P1 P2 P Value

CH4(mM) 46.05±2.89 41.49±5.23 45.47±7.43 0.58 CH4 / VFA total 0.34±0.02b 0.34±0.01ab 0.36±0.00a 0.07 CH4 / BB (mM/kg) 2.59±0.60 1.96±0.27 2.22±0.55 0.45 CH4/ BBM (mM/kg)

CH4/BK (mM/kg)

5.31±1.02 78.65±26.99

4.20±0.56 48.62±12.90

4.72±1.08 54.73±16.92

(28)

12

Metana relatif pada penelitian ini selain diamati dari perbandingan metana dengan hasil fermentasi dalam rumen juga dibandingkan dengan bobot badan (BB) ternak bobot badan metabolik (BBM) ternak dan konsumsi bahan kering (BK). Hasil pengamatan secara statistik dapat terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan secara nyata antara jumlah metana yang dihasilkan dengan bobot badan ternak dan konsumsi bahan kering. Namun dengan pengamatan secara deskriptif dapat teramati bahwa rata–rata metana pada ternak yang diberi tanin asal chestnut pada P1 memiliki nilai paling rendah diikuti P2 dan kontrol. Pengamatan metana terhadap konsumsi BK juga tidak berbeda nyata, tetapi secara deskriptif dapat terlihat bahwa metana relatif terhadap BK mengalami penurunan pada perlakuan pemberian ekstrak tanin asal chesnut jika dibandingkan dengan kontrol. Jayanegara et al. (2011b) dengan metode meta-analisis menyatakan bahwa metana relatif terhadap BBM dan BK menurun secara nyata akibat penambahan tanin dalam pakan. Perbedaan hasil secara statistik dapat terjadi karena jumlah ekstrak tanin asal chesnut yang diberikan terlalu kecil untuk mempengaruhi archaea methanogen yang terdapat dalam rumen domba. Selain itu pengaruh asal tanaman juga mempengaruhi strukutur tanin dan daya toksisitas terhadap mikroba rumen (Frutos et al. 2004).

Metabolit Darah Domba

Hasil pengamatan metabolit darah domba menunjukkan bahwa ekstrak tanin asal chesnut tidak mempengaruhi glukosa dan blood urea nitrogen (BUN). Namun pemberian ekstrak tanin asal chesnut mempengaruhi kolestrol darah domba, dengan persamaan regresi Yk = 43.00 – 122.79X + 333.04X 2 (Yk adalah kadar kolestrol darah, X adalah penambahan ekstrak tanin asal chesnut) dan R2 = 0.66. Dari persamaan di atas didapatkan dosis optimum penurunan kolestrol darah domba secara teoritis sebesar 0.18%. Dosis ini didapatkan dari turunan pertama

Glukosa (mg/dl) 42.00±7.12 54.25±8.02 47.25±5.68 0.10 BUN (mg/dl) 21.25±4.19 18.25±4.03 21.25±5.97 0.64 Kolesterol (mg/dl) 43.00±5,25a 31.75±1.35b 39.75.±2,23ab 0.04 K: Kontrol, P1: Perlakuan 1 (0.17% Tanin), Perlakuan 2 (0.34% Tanin).Angka yang diikuti huruf menunjukkan bahwa perlakuan memberikan efek yang berbeda nyata (P<0.05)

(29)

kandungan BUN bisa mencapai minimum pada konsentrasi 2.7 mg/dl dan tertinggi pada konsentrasi 32.9 mg/dl.

Pengamatan glukosa darah domba secara statistik tidak dipengaruhi oleh adanya penambahan ekstrak tanin asal chesnut. Namun secara deskriptif dapat terlihat pola kuadratik. Hal ini dapat terjadi karena ekstrak tanin asal chesnut mampu memby-pass glukosa. Sehingga penyerapan glukosa setelah organ pasca rumen semakin besar. Namun jika jumlah pemberian ekstrak tanin asal chesnut terlalu tinggi dapat mengakibatkan kecernaan yang turun akibat terlalu banyak glukosa yang terbuang bersama feses. BUN (Blood urea nitrogen) dapat menjadi indikator banyaknya protein yang terdegradasi di dalam rumen. Sehingga dapat dilihat bahwa pada P1 BUN mengalami penurunan, pada P2 BUN mengalami kenaikan hal ini dapat disebabkan oleh turunnya asupan glukosa sebagai sumber energi sehingga domba melakukan glukoneogenesis dengan memanfaatkan asam amino. Proses glukoneogenesis mengakibatkan lepasnya gugus amin pada protein yang akan menjadi urea di dalam hati, selanjutnya urea akan ditransportasikan lewat darah. Kolestrol darah secara signifikan dipengaruhi oleh tanin ekstrak asal chesnut. Hal ini dapat terjadi karena adanya ikatan antar lemak dan tanin, dapat juga terjadi akibat gugus fenol dalam ekstrak tanin asal chesnut masuk ke dalam darah dan bekerja sebagai antioksidan yang mampu menurunkan kadar kolestrol dalam darah. Hal ini sesuai penelitian Yin et al. (2011) yang menyatakan bahwa chesnut mampu menurunkan glukosa darah dan kolestrol total pada tikus yang menderita diabetes mellitus. Perubahan kolestrol darah pada domba akibat penambahan ekstrak tanin asal chesnut dapat diamati pada Gambar 4.

Gambar 4 Perubahan kolestrol darah akibat penambahan ekstrak tanin asal chesnut.

Performa Ternak

(30)

14

Tabel 5 Performa domba yang mengonsumsi ransum beraditif ekstrak tanin asal chesnut

K: Kontrol, P1: Perlakuan 1 (0.17% Tanin), Perlakuan 2 (0.34% Tanin). Angka yang diikuti huruf menunjukkan bahwa perlakuan memberikan efek yang berbeda nyata (P<0.05)

Peningkatan bobot badan harian (PBBH), efisiensi pakan, dan metana relatif terhadap PBBH pada penelitian ini tidak berbebeda nyata. Namun jika diamati secara deskriptif terlihat bahwa PBBH tertinggi terdapat pada P1 diikuti P2 dan Kontrol. P1 memiliki PBBH paling tinggi diduga karena ternak pada P1 mendapatkan nutrisi yang lebih baik akibat mikroba pada rumen tidak terganggu secara signifikan. Pengaruh pemberian tanin pada P2 tidak meningkatkan PBBH sebaik P1, hal ini diduga karena terlalu banyak protein dan nutrien lain yang terbuang akibat tidak dapat tercerna di dalam rumen maupun di dalam usus halus (Waghorn 2008). Fenomena ini didukung oleh bentuk partikel pakan yang terlalu halus, sehingga laju alir pakan terlalu cepat dan fermentasi dalam rumen kurang

Efisiensi pakan merupakan data yang sangat penting dalam usaha penggemukan domba. Efisiensi pakan pada penelitian ini berkisar 7.05 % – 7.66 %, efisiensi pakan ini lebih tinggi dari domba yang diberi pakan rumput lapang 5% dan menyerupai domba yang mengonsumsi legume 7% - 8% (Astuti et al. 2011). Metana realtif merupakan metode pengukuruan metana yang dibandingkan dengan produksi ternak, terutama PBBH. Dari data ini terlihat pada jumlah metana yang dihasilkan lebih sedikit pada P1 dibandingkan dengan kontrol dan P2. Metana relatif yang lebih kecil menunjukkan bahwa ternak yang mengkonsumsi tanin lebih ramah lingkungan dalam produksinya dibandingkan tanpa tanin.

Parameter K P1 P2 P value

(31)

KESIMPULAN

Penambahan ekstrak tanin asal chesnut pada ransum komplit domba dengan dosis 0.17% dan 0.34% dari bahan kering pakan meningkatkan proporsi asetat : propionat dengan persamaan matematis YC2/C3 = 4.61 + 4.53X (R2 = 0.54), menurunkan kadar amonia rumen dengan persamaan matematis YNH3 = 7.21 – 5.68 X (R2 = 0.51), meningkatkan produksi metana relatif secara linear dengan persamaan matematis YCH4/VFA = 0.33 + 0.06X (R2 = 0.48) dan mempengaruhi kolestrol darah domba dengan persamaan matematis Yk = 43.00 – 122.79X + 333.04X2 (R2 = 0.66), sehingga dosis terbaik penambahan ekstrak tanian asal chesnut pada ransum domba secara empiris adalah 0.17% dan secara teoritis pada 0.18% bahan kering.

UCAPAN TERIMAKASIH

(32)

16

DAFTAR PUSTAKA

AOAC. 1990. Official Methods of Analysis of the AOAC. AOAC Inc. Arlington, Virginia.

Astuti DA, Baba AS, Wibawan IWT. 2011. Rumen Fermentation, BloodMetabolite, and Performance of Sheep Fed Tropical Browse Plants. Media Peternakan. 34 (3) : 201-206.

Deaville ER, Givens DI, Mueller-Harvey I. 2010. Chestnut and Mimosa tannin silages: Effects in sheep differ for apparent digestibility, nutrient utilization and losses. Animal Feed Science and Technology 157: 129 – 138.

Diaz-Varela RA, Alvarez PA, Diaz-Varela E, Calvo-Iglesias S. 2011. Prediction of stand quality characteristics in sweet chestnut forest in NW spain by combining terrain attributes, S pectral textural features and landscape metrics. Journal of Forest Ecology and Management 261: 1962 – 1972. Dijkstra J, Forbes JM, Forbes JM, France J. 2005. Quantitatif Aspects of

Ruminant digestion and metabilsm 2n 2005end. Cambridge: CABI publishing.

[EFSA] European Food Safety Authorithy. 2014. Scientifict Opinion on the safety and efficacy of tanninc acid when used as feed flavouring for all animal species. EFSA Panel on Additives and Products or Substances used in Animal Feed (FEEDAP). 10: 1 - 18.

Frutos P, Hervas G, Giraldez G J, Mantecon R. 2004. Rivew. Tannin and Ruminant Nutrition. Spanish Journal of Agricultural Research 2: 191- 202. [GLP] General Laboratory Procedures .1969. Department of Dairy Science.

Univ Wisconsin, Madison.

Gunduz G, Aeydemir D, Onat SM, Akgun K. 2011. The effects of tannin and thermal treatment on physical and mechanical properties of laminated chesnut wood composit. BioResources 6 (2): 15431-15555.

Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Lebdosukojo S, Tillman AD, Kearl LC, Harris LE. 1980. Tables of Feed Composition for Indonesia. International Feedstuffs Instiute Utah Agricultural Experiment Station. Utah State University Logan, Utah.

Jayanegara A, Kreuzer M, Wina E, Leiber F, 2011b. Significance of phenolic compoundsin tropical forages for the ruminal bypass of polyunsaturated fatty acids and the appearance of biohydrogenation intermediates as examined in vitro. Animal Production Science 51: 1127-1136.

Jayanegara A, Leiber F, Kreuzer M. 2012. Meta-analisis of the relationship between dietary tannin level and methane formation in ruminants from in vivo and in vitro experiments. Animal Physiology and Animal Nutrition. 96: 365 – 375.

Jayanegara A, Makkar H P S, Becker K. 2015. Addition of purified tannin source and poly ethylene glycol treatment on methane emission and rumen fermentation in vitro. Media Peternakan 38 (1) : 57 – 63.

(33)

Jayanegara A, Wina E, Soliva CR, Marquardt S, Kreuzer M, Leiber F. 2011a. Dependence of forege quality and methanogenic potential of tropical plant on their phenolic fractions as determined by principal component analysis. Animal Feed Science and Technology. 163 : 231 – 243.

Jayanegara A, Sujarnoko TUP, Ridla M, Kondo M. 2015. Silage quality as influenced by tannin levels and types : Meta-analysis. Submited at Asian-Australian Journal Animal Science.

Kasuya H & Takahashi J. 2010. Methane emissions form dry cows fed grass or legume silage. Asian-Australian Journal Animal Science. 23: 563 – 566. Kondo M, Hidaka M, Kita K. & Yokata H. 2007. Feeding value of supplemented

diet with black tea by – product silage : effect of polyethylene glycol addition to the diet on digestibility of protein fractions in goats. Grassland Science. 53: 131 – 137.

Moss AR, Jouany JP, Newbold J. 2000. Methane Production by Ruminants: Its contribution to global warming. Annales de Zoottechnic. 49: 231-253. Mattjik AA & Sumertajaya IM. 2006. Perancangan percobaan dengan aplikasi

SAS dan MINITAB. IPBPRESS. Bogor

Pereira-Loorenzo S, Ramos-Carber AM, Diaz-Hernandes MB, Ciordia-Ara M, Rios-Mesa D. 2006. Chemical composition of chestnut cultivars from Spain. Science Horticultural Amsterdam. 107: 306 – 314.

Preston RL, Schnakenberg DD, Pfander WH. 1964. Protein Utilitation in ruminant. Journal of Nutrition. 86: 281 – 288.

Petacchi F & Buccioni A. 2007. Effect of chestnut tannin in the diet of lactating ewes on milk and cheese quality. Italian Journal of Animal Science. 6: 582

– 584.

Rashid M. 2008. Goats and Their Nutrition. Manitoba Agricultuture, Food and Rural Initiatives. Monitoba.

Salawu BM, Acamovic T, Stewart C, Hvelpund T, Weisbjerg MR. 1999. The use of tannins as silage additives: effects on silage compotition on mobile bag disappearance of dry matter and protein. Animal Feed Science Technology. 82 : 243 – 259.

Santoso B, Hariadi BTj, Manik H, Abu Bakar H. 2011. King grass (Pennisetum purpureotiphoides) tereated with epiphytic lactid acid bacteria and tannin of acacia. Media Peternakan. 34: 140 – 145.

Silanikove N, Perevolotsky A, Provenza FD. 2001. Use of tannin-binding chemicals to assay for tannins and their negative postingestive effects in ruminants. Animal Feed Science and Technology. 91 :69 – 81.

Vasta V, Mele M, Scerra A, Luciano G, Lanza M, Priolo A. 2009. Metabolic fate of fatty acid in ruminal biohydrogenation in sheep fed concentrate or herbage with or without tannins. British Journal of Nutrition. 87 : 2674-2684.

Waghorn G. 2008. Beneficial and detrimental effects of dietary condensed tannins for sustainable sheep and goat production - progress and challenges. Animal Feed Science and Technology. 147 (1/3): 116-139.

(34)

18

mixed rotation silage. Animal Feed Science and Technology. 138 : 228 – 238.

Yin P, Zhao S, Chen S, Liu J, Shi L, Wang X, Liu Y, Ma C. 2011. Hypoglicemic and hypolipidemic effects of polyphenols from burs of Castanea mollisima Blume. Molecules. 16: 9764 - 9774

(35)

SK JK DB KT F Hit Sig.

Model Terkoreksi 970.790a 5 194.158 .527 .751

Intersep 168164.139 1 168164.139 456.383 .000

Perlakuan 222.756 2 111.378 .302 .752

Kelompok 605.037 3 201.679 .547 .671

Galat 1842.356 5 368.471

Total 183101.664 11

Total terkoreksi 2813.146 10

SK JK DB KT Fhit Sig.

Model Terkoreksi 787.284a 5 157.457 1.102 .459

Intersep 85257.113 1 85257.113 596.610 .000

Perlakuan 93.120 2 46.560 .326 .736

Kelompok 683.664 3 227.888 1.595 .302

Galat 714.513 5 142.903

Total 93647.062 11

Total terkoreksi 1501.797 10

SK JK DB KT Fhit Sig.

Model terkoreksi 41.892a 5 8.378 .464 .790

Intersep 3111.305 1 3111.305 172.320 .000

Perlakuan 38.579 2 19.290 1.068 .411

Kelompok .345 3 .115 .006 .999

Galat 90.277 5 18.055

Total 3383.451 11

Total terkoreksi 132.169 10

LAMPIRAN

Uji statistik dengan SPSS 16.00

Pengujian VFA total pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal chesnut

Pengujian asetat pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal chesnut

(36)

20

SK JK DB KT Fhit Sig.

Model terkoreksi 5.676a 5 1.135 2.973 .128

Intersep 298.033 1 298.033 780.426 .000

Perlakuan 4.883 2 2.442 6.394 .042

Kelompok .864 3 .288 .754 .565

Galat 1.909 5 .382

Total 334.725 11

Total terkoreksi 7.586 10 Duncan

Perlakuan N Subset

1 2

1 3 4.8371

2 4 5.0476

3 4 6.3215

Sig. .667 1.000

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

Perlakuan 4.53 ,297 ,717 3,248 ,009

(Constant) 4.61 ,643 12,729 ,000

SK JK DB KT Fhit Sig.

Model terkoreksi 8,490a 2 4,245 6,306 ,019

Intersep 468,375 1 468,375 695,747 ,000

Perlakuan 8,490 2 4,245 6,306 ,019

Galat 6,059 9 ,673

Total 482,924 12

Total terkoreksi 14,549 11

Pengujian asetat : propionat pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal chesnut

(37)

Perlakuan N Subset

1 2

3,00 4 5,4875

2,00 4 5,8350

1,00 4 7,4200

Sig. ,564 1,000

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

Perlakuan -5,68 ,297 -,717 -3,248 ,009

(Constant) 7,21 ,643 12,729 ,000

SK JK DB KT Fhit Sig.

Model terkoreksi 161.550a 5 32.310 1.085 .465 Intersep 19875.310 1 19875.310 667.412 .000

Perlakuan 35.890 2 17.945 .603 .583

Kelompok 115.364 3 38.455 1.291 .373

Galat 148.898 5 29.780

Total 21781.721 11

Total terkoreksi 310.448 10

SK JK DB KT F Sig.

Model terkoreksi .001a 5 .000 2.268 .195

Intersep 1.220 1 1.220 1.206E4 .000

Perlakuan .001 2 .000 4.908 .066

Kelompok .000 3 6.455 .638 .622

Galat .001 5 .000

Total 1.315 11

Total terkoreksi .002 10

Pengujian metana pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal chesnut

(38)

22

Duncan

Perlakuan N Subset

1 2

1 3 .3372

2 4 .3396 .3396

3 4 .3578

Sig. .765 .059

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

Perlakuan .06 .004 .693 2.886 .018

(Constant) .33 .008 38.889 .000

SK JK DB KT Fhit Sig.

Model terkoreksi 1.157a 5 .231 .831 .578

Intersep 51.199 1 51.199 183.883 .000

Perlakuan .501 2 .250 .899 .464

Kelompok .471 3 .157 .564 .662

Galat 1.392 5 .278

Total 57.029 11

Total terkoreksi 2.549 10

SK JK DB KT Fhit Sig.

Model terkoreksi 3.889a 5 .778 .823 .582

Intersep 226.529 1 226.529 239.704 .000

Perlakuan 1.515 2 .758 .802 .499

Kelompok 1.781 3 .594 .628 .628

Galat 4.725 5 .945

Total 250.679 11

Total terkoreksi 8.615 10

Pengujian metana /BB pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal chesnut

(39)

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

Perlakuan -122.79 9.813 -5.607 -4.089 .003 perlakuan ** 2 333.04 2.428 5.436 3.964 .003

(Constant) 43.00 8.642 8.505 .000

SK JK DB KT Fhit Sig.

Model terkoreksi 2079.957a 5 415.991 .868 .560

Intersep 38022.476 1 38022.476 79.337 .000

Perlakuan 1573.932 2 786.966 1.642 .283

Kelompok 417.929 3 139.310 .291 .831

Galat 2396.254 5 479.251

Total 42805.950 11

Total terkoreksi 4476.210 10

SK JK DB KT Fhit Sig.

Model Terkoreksi 271.167a 5 54.233 2.349 .164

Intersep 17480.333 1 17480.333 757.271 .000

Perlakuan 268.167 2 134.083 5.809 .040

Kelompok 3.000 3 1.000 .043 .987

Galat 138.500 6 23.083

Total 17890.000 12

Total terkoreksi 409.667 11

Duncan

Perlakuan N Subset

1 2 2.00 4 31.7500

3.00 4 39.7500 39.7500 1.00 4 43.0000 Sig. .057 .376

Pengujian kolestrol darah pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asalchesnut

(40)

24

SK JK DB KT F Sig.

Model terkoreksi 321,686a 3 107,229 2,033 ,188

Intersep 205,352 1 205,352 3,893 ,084

Perlakuan 319,368 2 159,684 3,027 ,105

Kelompok 19,520 1 19,520 ,370 ,560

Galat 421,980 8 52,748

Total 28200,000 12

Total Terkoreksi 743,667 11

SK JK DB KT Fhit Sig.

Model terkoreksi 80,917a 5 16,183 ,642 ,679

Intersep 4920,750 1 4920,750 195,096 ,000

Perlakuan 24,000 2 12,000 ,476 ,643

Kelompok 56,917 3 18,972 ,752 ,560

Galat 151,333 6 25,222

Total 5153,000 12

Total terkoreksi 232,250 11

SK JK DB KT Fhit Sig.

Model Terkoreksi 13997,111a 4 3499,278 2,532 ,195 Intersep 1489213,444 1 1489213,444 1,077 ,000

Perlakuan 13374,889 2 6687,444 4,839 ,086

Kelompok 622,222 2 311,111 ,225 ,808

Galat 5528,444 4 1382,111

Total 1508739,000 9

Total Terkoreksi 19525,556 8

Pengujian BUN darah pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal chesnut

Pengujian glukosa darah pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal chesnut

(41)

Duncan

Model terkoreksi 41556,444a 4 10389,111 ,042 ,995 Intersep 5455338,778 1 5455338,778 22,297 ,009

Perlakuan 10316,222 2 5158,111 ,021 ,979 Intersep 4494400,00 1 4494400,000 16,764 ,015

Perlakuan 16450,667 2 8225,333 ,031 ,970

Pengujian efisiensi pada domba dengan ransum yang ditambah ekstrak tanin asal chesnut

(42)

26

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 3 November 1990 di Magetan, Jawa Timur. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Djarno dan Ibu Marsini. Penulis menyelesaikan program sarjana pada Mayor Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan pada tahun 2012 di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penulis diterima sebagai mahasiswa Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor pada semester genap Program Studi Ilmu Nutrisi dan Pakan tahun 2012. Penulis mendapatkan beasiswa fresh graduate Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (BU-DIKTI) tahun 2013.

Selama mengikuti perkuliahan di Sekolah Pascasarjana penulis aktif dalam berbagai kegiatan kepanitian internasional seperti : The 2nd International Seminar on Animal Industry (ISAI) Fakultas Peternakan IPB tahun 2012 dengan tema

Empowering Local Resources for Sustainable Animal Production in Adapting to

Climate Change” dan The 2nd Asian-Australasian Dairy Goat Conference

(AADGC) kerjasama Fakultas Peternakan IPB dan AADGN tahun 2014 dengan

tema “The Role of Dairy Goat Industry in Food Security, Sustainable Agriculture

Production, and Economic Communities”. Penulis berkesempatan menajdi oral

Gambar

Gambar 1 Proporsi nilai asetat : propionat akibat penambahan ekstrak tanin asal
Gambar 2 Perubahan amonia akibat penambahan ekstrak tanin asal chesnut
Gambar 3 Perubahan metana relatif terhadap VFA akibat penambahn ekstrak

Referensi

Dokumen terkait

Terima kasih untuk ketulusan cinta, kasih sayang dan kesabaran dalam membimbing penulis serta wejangan- wejangan yang selalu diberikan untuk penulis agar selalu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola kandungan klorofil dan karotenoid daun kacang tunggak selama fase pertumbuhan dan untuk mengetahui umur

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI (Kasus Pada Peserta Didik Kelas XI-IPS SMA Negeri di Kota

Penelitian ini mengangkat permasalahan yaitu kemampuan berkarya seni grafis cetak datar siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Sanggar Kabupaten Bima, faktor pendukung dan penghambat

Berdasarkan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Kemampuan mahasiswa pendidikan kimia dalam menyusun RPP berdasarkan Kurikulum 2013 dengan mengukur

Mengumpulkan bahan dan informasi berbagai peraturan untuk menyusun pedoman pelaksanaan, norma, standar, prosedur kerja dan bimbingan teknis sebagai dasar pelaksanaan

Abstrak: Manajemen pembelajaran Al-Qur¶an yang efektif dan efesien merupakan salah satu faktor pendukung tercapainya tujuan pembelajaran Al-Qur¶an di sekolah untuk

Media pembelajaran didesain agar peserta didik dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan. Media pembelajaran berguna bagi pendidikan untuk semua kalangan