• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Terhadap Laporan Keuangan Pt Pln (Persero) Area Medan Aspek Ratio Financial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Evaluasi Terhadap Laporan Keuangan Pt Pln (Persero) Area Medan Aspek Ratio Financial"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

EVALUASI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PT PLN (PERSERO) MEDAN AREA ASPEK RATIO FINANSIAL

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

RENDY ANANTA 122101011

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PROGRAM DIPLOMA III

MEDAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : RENDY ANANTA

NIM : 122101011

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : EVALUASI TERHADAP LAPORAN

KEUANGAN PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN ASPEK RATIO FINANCIAL

TANGGAL : 4 JUNI 2015

DOSEN PEMBIMBING

Dra. Friska Sipayung, M.Si NIP. 19620117 198603 2 002

TANGGAL : JUNI 2015 KETUA PROGRAM STUDI

DIII KEUANGAN

Dr. Yeni Absah, SE, M. Si NIP. 19741123 200012 2 001

TANGGAL : JUNI 2015 DEKAN

(3)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir ini yang berjudul “Evaluasi Terhadap Laporan Keuangan PT PLN

(Persero) Area Medan Aspek Ratio Finansial” yang merupakan salah satu syarat

untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari ada banyak kekurangan baik dalam penyampaian bahasa,

kata maupun dalam penyajian. Untuk itu penulis berbesar hati dan dengan tangan

terbuka menerima saran maupun kritik sehat yang bersifat membangun dari para

pembaca guna perbaikan dan penyempurnaan Tugas Akhir ini.

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan

baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan tulus

dan ikhlas penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara atas dedikasinya demi

kemajuan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III

Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal H.Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi

Diploma III Keuangan.

(4)

sabar telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan

Tugas Akhir ini.

5. Teristimewa untuk Kedua Orangtua yang sangat saya cintai, Ayahanda

Syarifuddin Perangin-angin dan Ibunda Indra Kesumawaty, S.Pd yang

dengan sabar telah membesarkan, mendidik, memberi nasihat, semangat,

serta tidak pernah henti-hentinya memberikan doa di setiap waktu sehingga

penulis dapat menyusun Tugas Akhir dan menyelesaikan studi di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Teristimewa berikutnya adalah untuk saudara-saudara tersayang, Kakanda

Nina Syafriyanti S.Pi, Liza Ramadhani dan teman-teman Keuangan 2012

yang telah memberikan motivasi dan dukungan serta doa yang selalu

dipersembahkan untuk penulis selama menyelesaikan Tugas Akhir.

Akhir kata penulis memanjatkan doa dan syukur kehadirat Allah SWT atas

segala bantuan yang telah diberikan, semoga memperoleh balasan yang berlipat

ganda dari-Nya, dan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang

menggunakannya, dan menjadi amal bagi penulis.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Medan, Juni 2015

NIM : 122101011 Rendy Ananta

(5)

Hal.

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 14

C. Uraian Pekerjaan... 15

D. Logo dan Makna Perusahaan ... 11

BAB III PEMBAHASAN ... 25

A. La poran Keuangan ... 25

1. Pengertian Laporan Keuangan ... 25

2. Jenis-Jenis Laporan Keuangan ... 25

B. Rasio-Rasio Keuangan... 28

1. Pengertian Rasio Keuangan... 28

2. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan ... 28

3. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan... 29

4. Jenis-Jenis Rasio Keuangan ... 30

C. Pe nyajian Laporan Keuangan ... 33

D. A nalisis Rasio Keuangan Perusahaan... 40

(6)

Hal.

Tabel 3.1 Neraca PT PLN (Persero) Wilayah Area Medan Per

31 Desember 2013 ... 34

Tabel 3.2 Neraca PT PLN (Persero) Wilayah Area Medan Per 31 Desember 2014 ... 36

Tabel 3.3 Laba Rugi PT PLN (Persero) Wilayah Area Medan Bulan Desember 2013 ... 38

Tabel 3.4 Laba Rugi PT PLN (Persero) Wilayah Area Medan Bulan Desember 2014 ... 39

Tabel 3.5 Rasio Likuiditas ... 42

Tabel 3.6 Rasio Aktivitas ... 43

Tabel 3.7 Rasio Profitabilitas ... 45

Tabel 3.8 Rasio Leverage ... 57

(7)

Hal.

Gambar 2.1 Wilayah Kerja PT PLN ( Persero) Area Medan ... 7 Gambar 2.2 Logo Perusahaan PT PLN (Persero) Area Medan ... 11 Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Area Medan ... 14

(8)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan memerlukan alat analisis dalam perusahannya untuk

menilai kinerja suatu perusahaan. Salah satunya adalah rasio keuangan yang

menjadi perbandingan data keuangan yang terdapat pada laporan keuangan.

Tidak dapat disangkal lagi dan perannya tidak kalah penting dari faktor-faktor

penentu kesuksesan dalam perusahaan.

Rasio Finansial (Rasio Keuangan) merupakan alat Analisis Perusahaan

untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan

yang terdapat pada laporan pos keuangan (neraca, laporan/laba rugi, laporan arus

kas). Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan

dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya

keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode

berikutnya.

Rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi

para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh

tambahan dana.Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan

suatu perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran. Ukuran yang

sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Rasio Keuangan sangat

penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan dan

mengingat pentingnya laporan keuangan bagi suatu perusahaan dan banyak pihak,

maka penulis merasa tertarik untuk menganalisis rasio keuangan. Sehubungan

(9)

dengan ini merencanakan penelitian dengan judul “EVALUASI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PT PLN (PERSERO) MEDAN AREA ASPEK RATIO FINANSIAL”.

Hasil analisis rasio ini kemudian sangat diperlukan oleh pihak-pihak yang

berkepentingan, misalnya investor digunakan sebagai panduan dalam

memutuskan untuk menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan, demikian

juga bagi kreditur, bila ia hendak memberikan pinjaman kepada suatu perusahaan,

ia harus mengetahui perusahaan itu mampu atau tidak membayar kembali hutang-

hutangnya melalui analisis rasio keuangan, yaitu rasio aktivitas, dan bagi manajer

keuangan, analisis rasio digunakan untuk melihat dan menilai aspek-aspek yang

mereka inginkan seperti melalui : rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio

leverage dan rasio aktivitas.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat

suatu masalah yang pokok yaitu : Bagaimana Kondisi Keuangan PT PLN (PERSERO) di tinjau dari sudut Rasio Finansial”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dengan diadakannya penelitian ini adalah

untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan PT. PLN (Persero) Medan Area

yang ditinjau dari sudut Rasio Finansial.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis, untuk menambah ilmu pengetahuan penulis dengan

(10)

tentang rasio-rasio keuangan Perusahaan dan interprestasinya.

2. Sebagai tambahan informasi bagi pihak perusahaan tentang peranan

perencanaan dan pengawasan biaya operasional.

3. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan masukan serta sumber informasi

penting bagi pihak-pihak yang memerlukan dan rekan-rekan lain

(11)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Latar Belakang dan Sejarah Perusahaan

Sejarah keberadaan kelistrikan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

berawal dari dimulainya usaha kelistrikan di Sumatera Utara pada tahun 1923

yang dibangun oleh NV. NIGEM / OGEM Perusahaan swasta Belanda diatas

tanah pertapakan yang saat ini menjadi lokasi Kantor PLN Area Medan Jl. Listrik

No 8 Medan. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan

Pangkalan Berandan pada tahun 1924, di Tebing Tinggi tahun 1927, di Sibolga

(oleh NV ANIWM) Brastagi dan Tarutung tahun 1929, di Tanjung Balai tahun

1931, di Labuhan Bilik tahun 1936 dan Tanjung Tiram pada tahun 1937.

Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945,

Aksi Karyawan Perusahaan Listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang

diambil alih dan diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen

Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih tersebut, maka dengan

penetapan Pemerintah No. 1.SD/45 yang ditetapkan tanggal 27 Oktober 1945

sebagai Hari Listrik Nasional.

Pada tanggal 1 Januari 1961 dibentuklah Badan Pimpinan Umum

Perusahaan Listrik Negara BPU-PLN. Setelah BPU-PLN berdiri dengan SK

Menteri PUT No.19/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan pun

berubah. Perusahaan listrik di Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Utara dan Riau

diubah namanya menjadi PLN Eksploitasi. Pada tanggal 1 Januari 1965, BPU-

PLN dibubarkan melalui Peraturan Menteri PUT No.9/PRT/64 maka dibentuklah

(12)

Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik. Kemudian

dengan terbitnya Peraturan Menteri No.1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah

kerja PLN secara Nasional menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi, dimana

ditetapkan pembagian daerah kerja PLN Sumatera Utara menjadi Eksploitasi– I.

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara

tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No.KPTS.009/DIRPLN/66 tanggal

14 April 1966, PLN Eksploitasi-I dibagi menjadi 4 DAN dan 1 Sektor, yaitu

DAN Medan, Binjai, Sibolga, Pematang Siantar ( yang berkedudukan ) di Tebing

Tinggi, karena P.Siantar masih dikelola PLD dan Sektor Glugur.

Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972 dan Keputusan Menteri PUTL

No.01/PRT/73 untuk menetapkan PLN menjadi PERUM yang isinya

mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara untuk

mengelola kelistrikan di seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia. Dalam

Surat Keputusan Menteri PUTL No.01/PRT/1973 menetetapkan PLN Eksploitasi-

I Sumatera Utara dirubah menjadi PLN Eksploitasi–II Sumatera Utara. Kemudian

menyusul terbitnya Peraturan Menteri PUTL No.013/PRT/75 yang mengubah

PLN Ekspoitasi menjadi PLN Wilayah, dimana PLN Eksploitasi II. Berubah

namanya menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.

Kemudian pada tanggal 16 Juni 1994 terbitlah Peraturan Pemerintah No.

23/1994 yang isinya menetapkan status PLN yang berubah dari Perusahaan

Umum (PERUM) Listrik Negara dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan

Persero.

Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahtraan masyarakat dan

(13)

(PJPT-II) yang tanggung jawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan

hubungan yang harmonisasi dengan instansi dan lembaga yang terkait perlu dibina

dan ditingkatkan terus.

Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya

jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik

dan indikasi pertumbuhan lainnya

Dengan perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara yang terus mengalami

pertumbuhan dengan begitu pesat, maka berdasarkan Surat Keputusan Direksi

Nomor 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996, dibentuklah organisasi

baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkitan dan

Penyaluran Sumatera Bagian Utara. Dengan perubahan tersebut maka PT PLN

(Persero) Wilayah II Sumatera Utara berkonsentrasi pada bidang distribusi dan

penjualan tenaga listrik.

Pada Tahun 2003 PT PLN (Persero) Wilayah II Sumatera Utara berubah

namanya menjadi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera berkedudukan di Jl. Yos

Sudarso No. 284 Medan. Wilayah kerja PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera

Utara meliputi Wilayah Propinsi Sumatera Utara dengan luas 71.680,68 km²,

sebagian besar berada didaratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di

Pulau Nias yang terlihat pada .

Propinsi Sumatera Utara terdiri dari 25 Kabupaten dan 8 Kota dengan

Kabupaten / Kota tersebut terdiri dari 417 Kecamatan dan secara keseluruhan desa

(14)
(15)

2.2. Visi & Misi dan Tujuan Perusahaan.

Sebagai Unit Bisnis,PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara harus

memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat Sumatera Utara sekaligus

harus mampu memberikan kontribusi positif kepada pencapaian Visi dan Misi PT

PLN (Persero).

Proses transformasi di seluruh jajaran PLN menuju perusahan berkelas

dunia sebagaimana tercantum dalam Visi PT PLN (Persero) akan dapat berjalan

dengan baik jika pengamalan nilai-nilai Budaya Perusahaan :Saling Percaya, Integritas, Peduli dan Pembelajar yang telah disampaikan seluruh anggota perusahaan dan telah disahkan oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama PT

PLN (Persero) pada tanggal 27 Oktober 2002 dapat berjalan sebagai mana

mestinya.

Apabila pengamalan nilai-nilai budaya perusahaan dapat diwujudkan

dalam kehidupan kerja, maka PT PLN (Persero) dengan seluruh jajarannya akan

dapat melaksanakan pengelolaan perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance (GCG) yang telah dicanangkan pada tanggal 31

Desember 2003 oleh Direksi dan Dewan Komisaris PT PLN (Persero) dengan

konsisten dan berkelanjutan.

a. Visi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh kembang, unggul

(16)

b. Misi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

a. Menjalankan bisnis kelistrikan danbidang lain yang terkait,

berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan

pemegang saham.

b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat.

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan

ekonomi.

d. Menjalankan kegiatan yang berwawasan lingkungan.

PT PLN Wilayah Sumatera Utara dengan wilayah kerja seluruh Propinsi

Sumatera Utara mempunyai georafis,demografis,sosial budaya dan sumber daya

ekonomi. Oleh sebab itu walaupun sebagai etitas bisnis yang tersendiri, setelah

mempertimbangkan kondisi dan situasi lingkungan internal dan eksternal

perusahaan, seluruh unsur pimpinan PLN Wilayah Sumatera Utara telah

berketetapan hati merumuskan Visi dan Misi PLN Wilayah Sumatera Utara, yang diharapkan mampu diemban atau dijabarkan oleh PLN Wilayah Sumatera

Utara untuk memberikan pelayanan tenaga listrik yang baik bagi masyarakat

Sumatera Utara.

Selain itu penjabaran Visi dan Misi PLN Wil Sumatera Utara dalam

kegiatan usahanya paling sedikit pada periode 2014 – 2018 juga diperkirakan

akan mampu memberikan sumbangan yang Positif kepada pencapaian Visi

(17)

2.3. Maksud dan Tujuan Perusahaan

Berdasarkan visi dan misi perusahaan yang telah disebutkan diatas, maka

maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan usaha PT PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Utara adalah ”Menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi

kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai, berupaya memupuk

keuntungan dan melaksanakan penugasan pemerintah di bidang ketenagalistrikan

dalam rangka menunjang pemerataan pembangunan dengan menerapkan prinsip-

prinsip Perseroan Terbatas sesuai AD PLN.

Berdasarkan Anggaran Dasar PT PLN (Persero), maksud dan tujuan serta

kegiatan usaha PT PLN (Persero) adalah menyelenggarakan usaha penyediaan

tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai,

serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang

ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan

prinsip-prinsip perseroan terbatas.

2.4. Arah Pengembangan Perusahaan

Dengan diundangkannya UU No. 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan,

maka dimungkinkan munculnya pemain baru yang akan menjadi pesaing PLN.

Kondisi ini tentu saja akan menjadi pertimbangan bagi PLN dalam menentukan

arah pengembangan perusahaan.

Manajemen PT PLN (Persero) secara korporat telah mencanangkan

program metamorfosa PLN untuk menghadapi dinamika bisnis ketenagalistrikan

pasca diberlakukannya UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. PT

(18)

berkewajiban untuk mendukung program metamorfosa PLN ini sesuai dengan

lingkup dan dinamika bisnis kelistrikan yang dihadapinya. Sehingga dengan

pelaksanaan program metamorfosa ini PLN Sumatera Utara akan dapat terus

meningkatkan kinerja perusahaannya untuk menuju perusahaan kelas dunia sesuai

dengan visi perusahaan. Dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan melaui

program metamorfosanya, PLN Sumatera Utara akan berfokus pada upaya untuk

peningkatan kapasitas dan kontinuitas penyaluran TL, perbaikan kualitas

operasional dan pelayanan, serta peningkatan budaya kinerja yang tinggi. Pada

akhirnya dengan konsisten pada pelakasanaan program tersebut diharapkan PLN

Sumatera Utara akan dapat menurunkan biaya pokok produksinya dan

memperbaiki citranya di mata stakeholder.

2.5 Logo dan Makna Perusahaan 2.5.1 Bentuk Lambang

Bentuk, warna dan 11ambing Perusahaan resmi digunakan adalah sesuai

yang tercantum pada lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik

Negara No. 031/DIR/76 Tanggal 01 Juli 1976, mengenai Pembuatan Lambang

Perusahaan Umum Listrik Negara

(19)

2.5.2 Elemen – elemen Dasar Lambang

1. Warna Kuning

Menjadikan bidang dasar bagi elemen – elemen lambang lainnya,

melambangkan bahwa PT. PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang

terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan

pencerahan bagi kehidupan masyarakat.Kuning juga melambangkan semangat

yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insane yang berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung didalamnya sebagai produk

jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan.Selain itu petir pun mengartikan kerja

cepat tepat para insane PT. PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi

para pelanggannya.Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN

sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju

perusahaan beserta tiap insane perusahaan serta keberanian dalam menghadapi

tantangan perkembangan jaman.

3. Tiga Gelombang

Memiliki arti gayaenergi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama

yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang

sering sejalan dengan kerja keras para insane PT. PLN (Persero) guna

memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberikan warna biru untuk

menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tepat) seperti halnya listrik yang

(20)

2.6. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam menjalankan badan usaha, suatu perusahaan harus memiliki

struktur organisasi.Struktur organisasi merupakan komponen dalam suatu badan

usaha / organisasi. Struktur organisasi menjelaskan tentang adanya pembagian

kerja dan menjelaskan tentang bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda –

beda tersebut dikoordinasikan. Struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-

spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan

dikoordinasikan. Struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi

pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

Struktur organisasi yang digunakan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera

Utara Area Medan adalah menggunakan jenis struktur organisasi fungsional “Line

and Staff Organization” atau gabungan dari pada jenis struktur organisasi

fungsional dengan unsur–unsur yang terdiri dari unsur pimpinan, unsur

(21)

Berikut ini skema dari Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Utara Area Medan:

(22)

Berdasarkan bagan struktur organisasi PT. PLN (Persero) Area Medan di atas,

masing – masing fungsional memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :

1. Manajer Area

Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh

sumber daya secara efisien, efektif dan sinergi.Pengelolaan perusahaan

pembangkit, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu

yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan keandalan serta pelayanan

pelanggan, dan memastikan terlaksananya Good Corporate Governance(GCG) di

PT. PLN (Persero) Area Medan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) melakukan kegiatan pengusaha pembangkit (skala kecil) secara efisien,

hemat energy, handal dan ramah lingkungan.

b) Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Area

Medan.

c) Memastikan program Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

Area Medan, dilaksanakan sesuai penetapan Direksi.

d) Menetapkan kebijakan strategis terkait pengelolaan pengusahaan

pembangkitan, pendistribusian, dan penjualan tenaga listrik Area Medan.

e) Menjamin pengelolaan kegiatan pengusahaan pembangkitan,

pendistribusian, dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang

baik dalam upaya peningkatan pelayanan pelanggan.

f) Mengelola sistem manajemen kinerja unit dan manajemen mutu termasuk

menetapkan target kinerja unit-unit dibawah koordinasinya, memonitoring

(23)

g) Memastikan pelaksanaan kebijakan pokok pengembangan mekanisme

niaga dan operasi yang telah ditetapkan direksi.

h) Menetapkan kebijakan strategis penyusunan dan pemantauan manajemen

resiko Area Medan.

i) Mengembangkan dan memelihara kompetensi anggota organisasi.

j) Menetapkan laporan Menejemen Area Medan

2. Asissten Manajer (Asman) Jaringan

Bertanggung jawab atas rencana dan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan

Jaringan Distribusi, Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) dan

Pembangkit Tenaga Listrik Mikro Hidro (PLTMH) untuk menjamin mutu dan

keandalan jaringan distribusi. Hasil / output pendistribusian energi listrik yang

kontiniu dan handal.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) untuk kegiatan operasi dan

Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

b) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan operasi dan

Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, serta PLTMH.

c) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran Operasi dan

Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

d) Melakukan analisa dan evaluasi kinerja Operasi dan Pemeliharaan

Jaringan Distribusi dan PDKB.

e) Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja proteksi distribusi dan

(24)

f) Melakukan verifikasi dan validasi asset distribusi secara periodik.

g) Mengkoordinasikan penyusunan dan mengendalikan pelaksanaan SOP

untuk setiap jenis pekerjaan distribusi guna tercapainya Zero Accident.

h) Melakukan koordinasi dalam rangka operasi dan pemeliharaan jaringan

distribusi dengan Rayon/instansi terkait termasuk PFK.

i) Menyusun pola operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi yang efisien.

2.1.Sub Bagian Supervisor Operasi Distribusi

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pengoperasian

jaringan distribusi sesuai SOP untuk menjamin keandalan, keamanan, mutu dan

efisien penyaluran tenaga listrik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Menyusun Program Rencana Kerja Operasi.

b) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Operasi Jaringan Distribusi

sesuai SOP.

c) Melaksanakan pemutakhiran data asset distribusi secara berkala.

d) Melakukan pengendalian pengoperasian jaringan distribusi.

e) Mengendalikan dan memonitoring pelaksanaan operasional teknik.

f) Mengkoordinasikan dengan Area, Rayon dan Instansi terkait dalam rangka

operasi jaringan distribusi.

(25)

2.2.Sub Bagian Supervisor Pemeliharaan Distribusi

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan

jaringan distribusi untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi

jaringan distribusi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Merencanakan penyusunan Program Rencana Kerja (PRK).

b) Melaksanakan dan mengevaluasikan kegiatan pemeliharaan jaringan

distribusi sesuai SOP dan anggaran yang ditetapkan.

c) Merencanakan kebutuhan material operasi dan pemeliharaan untuk

meningkatkan keandalan dan keamanan jaringan distribusi termasuk PRK.

d) Melaksanakan koordinasi dengan rayon dan bagian terkait dalam

pelaksanaan pemeliharaan jaringan distribusi.

e) Menyiapkan peralatan kerja untuk operasi dan pemeliharaan jaringan

distribusi.

2.3.Sub Bagian Supervisor PDKB

Bertanggung jawab dalam mengelola pekerjaan PDKB untuk meningkatkan

keandalan, keamanan, mutu dan efisensi jaringan distribusi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan PDKB.

b) Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan PDKB sesuai dengan SOP.

c) Mengusulkan Surat Perintah Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan dan

Surat Penunjukan Pengawas Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan

d) Melaksanakan inventarisasi dan mengusulkan peremajaan peralatan

(26)

e) Memonitor masa berlaku dan mengusulkan sertifikat / brevet personil

PDKB.

f) Mengusulkan revisi SOP atau mengajukan SOP baru ke komisi PDKB

g) Melaporkan penyelesaian pekerjaan kepada kepala operasi

3. Asisten Manajer (Asman) Transaksi Energi Listrik

Bertanggung jawab dalam kegiatan transaksi energi pelanggan dan Area /

Rayon / Unit terkait, pengendalian susut dan pemeliharaan meter transaksi untuk

memenuhi standar operasional yang berlaku.Hasil / output laporan transaksi

energi listrik, susut dan pemeliharaan meter transaksi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan Manajemen Billing.

b) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi sistem AP2T (Aplikasi Pelayanan

Pelanggan Terpusat) terkait dengan proses billing.

c) Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung RKAP.

d) Memonitoring dan mengendalikan realisasi penggunaan anggaran

SKKI/SKKO.

e) Mengkoordinasikan kegiatan operasional dibagian transaksi energi.

f) Mengevaluasi dan mengendalikan susut, PJU, P2TL, AMR, Pemeliharaan

APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur meter transaksi.

g) Menyusun rencana program pemeliharaan meter transaksi.

h) Melaksanakan settlemen antar unit pelaksana dan P3B dalam pengelolaan

transfer price energy.

i) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pemasangan dan pemeliharaan

(27)

j) Merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan hasil

penerapan metrologi secara berkala.

k) Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP.

l) Mengkoordinasikan kegiatan wiring dan Setting APP.

m) Mengkoordinasikan dengan bagian dan instansi yang berwenamg untuk

kegiatan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL).

3.1.Sub. Bagian Supervisor Pemeliharaan Meter (Har Meter)

Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan meter transaksi untuk akurasi

pengukuran pemakaian energi listrik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Memonitor Program Pemeliharaan Meter Transaksi yang disebabkan oleh

meter rusak, buram, macet dan tua.

b) Memonitor pelaksanaan dan pemeliharaan AMR.

c) Merencanakan kebutuhan Kwh meter untuk pemeliharaan.

d) Memonitor pelaksanaan hasil peneraan metrologi secara berkala.

e) Menyiapkan data pendukung RKAP untuk kebutuhan pemeliharaan meter

transaksi.

f) Memonitor pekerjaan pemeliharaan dan tera ulang APP serta meter

elektronik (ME) dan sistem AMR yang dikerjakan pihak ketiga.

g) Melaksanakan pengujian alat ukur, pembatas dan kelengkapannya untuk

material baru atau bekas andal.

h) Memastikan hasil sampling peneraan APP baru hasil metrology dan

rekondisi pihak ketiga.

(28)

3.2.Sub Bagian Supervisor Pengendalian Susut (DalSut)

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian susut jaringan, menertibkan

PJU / Reklame liar dan pelaksanaan P2TL.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Memonitor pelaksanaan penekanan susut dan berkoordinasi dengan bagian

/ Rayon terkait.

b) Memetakan dan melaporkan perkembangan susut Area dan Rayon secara

berkala.

c) Melakukan updating data PJU secara berkala.

d) Melakukan koordinasi dan pengawasan hasil P2TL yang telah dilakukan

dengan bagian atau Rayon terkait.

e) Melakukan evaluasi kinerja pihak ketiga berdasarkan SLA (Service Level

Agreement).

f) Membuat target operasi serta memonitor pelaksanaan P2TL secara rutin.

g) Memastikan kelengkapan P2TL sesuai aturan.

h) Melaksanakan komunikasi dengan bagian terkait dan instansi berwenang

untuk pelaksanaan P2TL.

i) Melakukan analisa dan evaluasi (ANEV) atas hasil pelaksanaan P2TL.

3.3.Sub Bagian Supervisor Transaksi dan Energi

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian dan keakuratan APP.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Memastikan antara data pelanggan dan APP terpasang.

b) Membuat laporan hasil berita acara pemeriksaan.

(29)

d) Memvalidasi data kelainan APP.

e) Memeriksa pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara berkala.

f) Memeriksa dan mengecek pemakaian energi listrik pelanggan prabayar

secara berkala

4. Asman pelayanan dan Administrasi

Bertanggung jawab atas kelancaran pengelolaan dan pengendalian kegiatan

bidang administrasi dan keuangan yang meliputi sumber daya manusia,

kesekretariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk mendukung laporan

keuangan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai target kinerja sesuai tujuan

perusahaan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Mengelola peningkatan Integritas Layanan Publik (ILP).

b) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan tenaga kerja.

c) Mengkoordiasikan pengelolaan kegiatan administrasi umum, SDM dan

Pelanggan.

d) Memonitor data pelanggan.

e) Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan transaksi pembayaran.

f) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencatatan transaksi keuangan.

g) Mengkoordinir dan mengelola Anggaran Investasi, Anggaran Operasi dan

Cash Budget.

h) Mengevaluasi kontrak perjanjian dengan pihak ketiga.

i) Menyusun kebutuhan rencana diklat dan evaluasi hasil diklat.

j) Melakukan monitoring operasional kendaraan dinas, fasilitas kantor dan

(30)

k) Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin pegawai.

l) Mengevaluasi fasilitas / sarana kerja, permintaan perlengkapan K3/APK,

tunjangan kecelakaan kerja.

m) Memonitor realisasi anggaran.

n) Memproses permohonan SPPD / Perjalanan Dinas

4.1.Sub Bagian Supervisor Administrasi Umum

Bertanggung jawab atas proses administrasi SDM, kegiatan kesekretariatan,

proses akuntansi dan keuangan untuk menjamin terpenuhinya tertib administrasi

yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Rincian tugas sebagai berikut :

a) Melaksanakan pengelolaan tenaga kerja.

b) Melaksanakan pengelolaan K3.

c) Melaksanakan investigasi kejadian kecelakaan kerja, kebakaran,

kebanjiran, dan musibah lain yang terkait K3.

d) Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan administrasi perkantoran.

e) Melaksanakan pengelolaan fungsi keuangan dan akuntansi.

f) Melaksanakan fungsi kehumasan.

g) Menyiapkan data pendukung RKAP untuk bagian pelayanan dan

administrasi.

h) Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait atas pendapatan,

bank, hutang-piutang, persekot dinas, dan PUMP-KPR/BPRP.

i) Menyiapkan rincian biaya di Rayon untuk rencana alokasi dan dana

(31)

4.2.Sub. Bagian Supervisor Pelayanan Pelanggan

Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan fungsi Pelayanan Pelanggan,

administrasi pelanggan, dan pengelolaan pendapatan untuk meningkatkan

kepuasan pelanggan dan pengamanan pendapatan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a) Melaksanakan dan mensupervisi fungsi Pelayanan Pelanggan sesuai

proses bisnis.

b) Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial (TM/TT).

c) Menyiapkan rencana Tingkat Mutu Pelayanan secara periodeik dan

menindaklanjuti pencapaian TMP.

d) Melaksanakan kegiatan Riset Pasar dan menyusun Data Potensi Pasar

(Captive Power).

e) Mengelola peta segmentasi pelanggan.

f) Melaksanakan supervise untuk penyempurnaan layanan PB/PD di Rayon.

g) Memastikan proses PB/PD dan SPJBTL pelanggan Potensial sesuai

kewenangannya.

h) Memonitor penertiban SIP/SPJBTL.

i) Memonitor Mutasi Data Induk Langganan (DIL) dan memelihara arsip

Data Induk Langganan.

j) Memonitor laporan penagihan lain-lain (multi guna, P2TL, BP).

(32)

BAB III PEMBAHASAN

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan menurut Harahap (2015:6) adalah merupakan pokok atau

hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para

pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan

juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai

tujuannya. Sedangkan menurut Syahyunan (2013:25) Laporan Keuangan adalah

produk dari manajemen dalam rangka mempertanggung jawabkan pengunaan

sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya, dan menurut

Kasmir (2012:7) Laporan Keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi

keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah produk dari

manajemen yang menggambarkan kondisi akhir keuangan pada perusahaan untuk

mencapai tujuan perusahaan.

2. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2015:105-119) Jenis laporan keuangan utama dan

pendukung dapat disebutkan sebagai berikut:

a. Laporan Neraca (Posisi Keuangan)

Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi yang berupa

aset, kewajiban, dan ekuitas suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Aset

disajikan dalam kriteria lancar dan tidak lancar. Kewajibab disajikan sebagai

(33)

kewajibab jangka pendek dan jangan panjang. Ekuitas adalah hak residual atas

aset perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajiban perusahaan. Isi

Laporan Neraca dijelaskan sebagai berikut :

1. Aset ( Harta, Aktiva)

Aset adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi

perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang tak berwujud, dan

lain-lain. Aktiva ini lazimnya di Indonesia dan Amerika ditempatkan di sebelah

kiri. Sedangkan di beberapa negara Eropa lazimnya ditempatkan di sebelah kanan.

2. Liabilities (Kewajiban/Utang)

Kewajiban adalah kewajiban ekonomis dari suatu perusahaan yang diakui

dan dinilai sesuai prinsip akuntansi. Kewajiban ini termasuk juga saldo kredit

yang ditunda yang bukan merupakan utang atau kewajiban.

3. Owner’s Equity (Modal Pemilik)

Equity adalah suatu hak yang tersisa alias aktiva suatu lembaga (entity)

setelah dikurangi kewajibannya. Dalam perusahaan Equity adalah modal pemilik.

4. Off Balance Sheet

Dalam peristilahan akuntansi dan juga di perbankan khususnya, dikenal apa

yang disebut off balance sheet. Pada hakikatnya transakasi off balance sheet ini

adalah transaksi yang terjadi dalam perusahaan tetapi karena menurut aturan baik

aturan prinsip akuntansi maupun aturan lainnya tidak dimasukkan dalam neraca

atau belum boleh dicatat dalam proses akuntansi. Transaksi ini biasanya

menyangkut transaksi cash atau transaksi instrument keuangan lainnya yang

(34)

5. Penyajian dan Bentuk Neraca

Neraca biasanya disajikan berdasarkan likuiditas pos atau perkiraannya.

Biasanya perkiraan yang paling lancar dan paling dekat dengan konversi ke kas

dicatat paling atas. Kewajiban yang paling cepat harus dicantumkan paling atas

dalam kelompoknya. Modal yang harus ditunaikan terlebih dahulu harus

ditempatkan di atas. Untuk industri-industri tertentu konsep likuiditas ini tidak

berlaku. Misalnya untuk perusahaan asuransi pos yang ditempatkan paling atas

adalah pos investasi.

b. Laporan Laba/Rugi

Laporan Laba/Rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban serta

laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu atau sebagai

kelebihan penghasilan atas biaya selama periode akuntasi. Laba atau income

adalah perubahan dalam modal dalam suatu lembaga selama satu periode tertentu

yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian.

c. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan

dana yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Dalam FASB (Financial Accounting Standar Board) Statement no. 95

muncul lagi Cash Flow Statement atau Laporan Arus Kas yang harus sudah

diterapkan pada pelaporan tahun buku 1989. Dalam laporan ini, transaksi kas

dikelompokkan pada tiga bagian yaitu:

1. Transaksi kas yang berasal dari kegiatan operasi;

(35)

3. Transaksi kas yang berasal dari kegiatan investasi

B. 1.

Rasio-Rasio Keuangan Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan menurut Van Horne merupakan indeks yang

menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka

dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi

keuangan dan kinerja perusahaan. Jadi dapat di simpulkan bahwa rasio keuangan

alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data

finansial, rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun

absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan

faktor yang lain dari suatu laporan finansial. Rasio menggambarkan suatu

hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang

lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat

menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau

buruknya posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka-angka

tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai

standard, manfaat analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi

kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar. Rasio-rasio ini

mempermudah upaya pembandingan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun (time

series) atau dengan perusahaan lain (cross section) dalam industri yang

sama.(Harahap,2015:297).

2. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya.

(36)

paling sering dilakukan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan

dibandingkan alat analisis keuangan lainnya. Analisis rasio keuangan memiliki

beberapa keunggulan sebagai alat analisis, yaitu :

a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca

dan ditafsirkan.

b. Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan

laporankeuangan yang sangat rinci dan rumit.

c. Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

d. Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model

pengambilan keputusan dan model prediksi.

e. Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan

perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau

time series.

f. Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi

di masa yang akan datang. (Harahap, 2015: 298)

3. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki

keterbatasan atau kelemahan. ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis

rasio keuangan antara lain:

a. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang

dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.

b. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda,

misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.

c. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi

olehcara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.

d. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil

(37)

4. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung kepada

kepentingan dan penggunaannya, begitu pula perbedaan jenis perusahaan juga

dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasionya.

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban janka pendeknya secara

tepat waktu. Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut :

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar menunjukkan kemampuan suatu perusahaan memenuhi

kewajiban keuangannya yang segera harus dibayar dengan memakai hutang

lancar. Rasio lancar yang ideal adalah 100%.

Rasio Lancar = Aktiva Lancar

Utang lancar

x

100%

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Dengan rasio cepat berarti likuiditas perusahaan diukur dengan

menggunakan unsure-unsur aktiva lancar yang likuid, dengan cara tidak

mempertimbangkan yang kurang likuid seperti persediaan. Rasio cepat yang ideal

adalah 100%.

Rasio Cepat = Aktiva Lancar−Persediaan

Utang lancar

x

100%

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva

lancar. Rasio kas yang ideal adalah 100%.

Rasio Kas = Kas

(38)

b. Rasio Aktivitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan dalam

menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan.

Rasio ini diukur dengan membandingkan penjualan dengan berbagai investasi

dalam aktiva.

1. Total Assets Turnover

Merupakan perbandingan antara pendapatan dengan jumlah aktiva.

Kemampuan dana yan tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu

periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan

revenue. Total Assets Turnover yang ideal yaitu 100%.

Total Assets Turnover = Pendapatan

Total Aktiva

2. Receivable Turnover

Merupakan perbandingan antara pendapatan dengan piutang rata-rata.

Kemampuan piutang berputar dalam sutau periode tertentu. Receivable Turnover

yang ideal yaitu 100%.

Receivable Turnover = Pendapatan

Piutang Rata−Rata

c. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan

laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,

kas, modal, jumlah karyawan jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga

(39)

Pengembalian/Imbalan atas Investasi (Return on Invesment- ROI)

Yaitu Perbandingan antara Laba setelah biaya bunga dan Pajak (Laba

bersih/EAT) dengan Total Aktiva Perusahaan. Return on Invesment yang baik

adalah 200%.

ROI =

Laba Bersih/EAT Total Aktiva

x

100%

d. Rasio Leverage

Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap

modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai

oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh

modal (equity). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang

lebih besar dari utang.

1. Rasio Hutang (Debt Ratio)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutangnya

dengan sejumlah aktiva yang dimiliki.

Debt Ratio = Total Utang

Total Aktiva

x

100%

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang

dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna

mengetahui financial levarage perusahaan.

Total Debt to Equity Ratio = Total Utang

(40)

C. Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi

keuangan pada setiap periode tertentu.

Adapun kondisi kegiatan, perkembangan dan kemerosotan pada PT PLN

(PERSERO) Area Medan dilihat dari Laporan keuangan selama dua tahun

berturut-turut yang meliputi Laporan Neraca dan Laporan Penerima Dana dan

Laporan Pengeluaran Dana 2013 dan 2014.

Adapun Laporan Neraca dan Laporan Penerimaan dan laporan Pengeluaran

Dana pada Tahun 2013 dan 2014 dilihat pada Tabel 3.1, Tabel 3.2, Tabel 3,3, dan

(41)

Tabel 3.1

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH AREA MEDAN NERACA

PER 31 DESEMBER 2013 ( DALAM RUPIAH)

KETERANGAN 31 Desember 2013

Piutang Lain - lain ( Jk. Panjang) - Pihak Yang Berelasi

- Pihak Ketiga

Biaya Yang Ditangguhkan

Biaya Yang Dibayar Dimuka & Uang Muka ( Jk. Panjang) - Pihak Yang Berelasi

- Pihak Ketiga

Kas dan Setara Kas Investasi Sementara Piutang Usaha (Netto)

- Pihak yang Berelasi (Bruto) Penyisihan (Hubungan Berelasi)

- Pihak Ketiga (Bruto) Penyisihan (Pihak Ketiga)

Persediaan (Netto) - Persediaan (Bruto)

Penyisihan Uang Muka Pajak

Piutang Lain-lain (Jk. Pendek) - Pihak Yang Berelasi - Pihak Ketiga

Biaya Yang Dibayar Dimuka & Uang Muka (Jk. Pendek) - Pihak Yang Berelasi

- Pihak Ketiga

Aset Tidak Lancar yang Tersedia untuk Dijual

(42)

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH AREA MEDAN NERACA

PER 31 DESEMBER 2013 ( DALAM RUPIAH)

KETERANGAN 31 Desember 2013

Ekuitas Lainnya (Akun Pendapatan Komprehensif Lain) Saldo Laba

Kepentingan Non-Pengendali

AKUN ANTAR SATUAN ADMINISTRASI LIABILITAS JANGKA PANJANG

Pendapatan Ditangguhkan Liabilitas Pajak Tangguhan

Pinjaman Jangka Panjang : - Pihak Yang Berelasi

Penerusan Pinjaman Utang Lain-lain (Jk. Panjang)

- Pihak Yang Berelasi - Pihak Ketiga

Liabilitas Manfaat Pekerja ( Jk. Panjang)

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang Usaha

- Pihak Yang Berelasi - Pihak Ketiga Utang Dana Pensiun Utang Pajak

Utang Lain-lain (Jk. Pendek) - Pihak Yang Berelasi - Pihak Ketiga

Biaya Yang Masih Harus Dibayar Uang Jaminan Langganan Utang Biaya Proyek

Liabilitas Jangka Panjang Jatuh Tempo - Pihak Yang Berelasi

Penerusan Pinjaman

Liabilitas Manfaat Pekerjaan (Jk. Pendek)

(43)

Tabel 3.2

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH AREA MEDAN NERACA

PER 31 DESEMBER 2014 ( DALAM RUPIAH)

KETERANGAN 31 Desember 2014 ASET TIDAK LANCAR LAIN

Aset Tidak Beroperasi

Piutang Lain - lain ( Jk. Panjang) - Pihak Yang Berelasi

- Pihak Ketiga

Biaya Yang Ditangguhkan

Biaya Yang Dibayar Dimuka & Uang Muka ( Jk. Panjang) - Pihak Yang Berelasi

- Pihak Ketiga

DANA PELUNASAN OBLIGASI

ASET PAJAK TANGGUHAN

REKENING YANG DIBATASI PENGGUNAANYA ASET LANCAR

Kas dan Setara Kas Investasi Sementara Piutang Usaha (Netto)

- Pihak yang Berelasi (Bruto) Penyisihan (Hubungan Berelasi)

- Pihak Ketiga (Bruto) Penyisihan (Pihak Ketiga)

Persediaan (Netto) - Persediaan (Bruto)

Penyisihan Uang Muka Pajak

Piutang Lain-lain (Jk. Pendek) - Pihak Yang Berelasi - Pihak Ketiga

Biaya Yang Dibayar Dimuka & Uang Muka (Jk. Pendek) - Pihak Yang Berelasi

- Pihak Ketiga

Aset Tidak Lancar yang Tersedia untuk Dijual

(44)

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH AREA MEDAN NERACA

PER 31 DESEMBER 2014 ( DALAM RUPIAH)

KETERANGAN 31 Desember 2014

Ekuitas Lainnya (Akun Pendapatan Komprehensif Lain) Saldo Laba

Pinjaman Jangka Panjang : - Pihak Yang Berelasi

Penerusan Pinjaman Utang Lain-lain (Jk. Panjang)

- Pihak Yang Berelasi - Pihak Ketiga

Liabilitas Manfaat Pekerja ( Jk. Panjang)

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang Usaha

- Pihak Yang Berelasi - Pihak Ketiga Utang Dana Pensiun Utang Pajak

Utang Lain-lain (Jk. Pendek) - Pihak Yang Berelasi - Pihak Ketiga

Biaya Yang Masih Harus Dibayar Uang Jaminan Langganan Utang Biaya Proyek

Liabilitas Jangka Panjang Jatuh Tempo - Pihak Yang Berelasi

Penerusan Pinjaman

Liabilitas Manfaat Pekerjaan (Jk. Pendek)

-3,309,822,373,496

JUMLAH EKUITAS DAN LIABILITAS 1,225,658,020,341

(45)

Tabel 3.3

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH AREA MEDAN LABA RUGI

PER 31 DESEMBER 2013 ( DALAM RUPIAH)

KETERANGAN 31 Desember 2013

PENDAPATAN USAHA

- Penjualan Tenaga Listrik - Penjualan Tenaga Listrik (Bruto) - Discount

- Subsidi Listrik Pemerintah - Penyambungan Pelanggan - Lain - lain

BEBAN USAHA

- Pembelian Tenaga Listrik - Sewa Genset

- Beban Penggunaan Transmisi - Bahan Bakar dan Minyak Pelumas

- H S D

- Campuran Bahan Bakar dll - Minyak Pelumas

- Pemeliaharaan

- Pemakaian Material - Jasa Borongan - Kepegawaian

- Penyusutan Aset Tetap - Administrasi

LABA RUGI USAHA

PENDAPATAN BEBAN LAIN - LAIN

- Pendapatan Bunga - Pendapatan Lain - lain - Beban Pinjaman - Beban Pensiun - Beban Lain - lain - Beban Selisih Kurs

LABA RUGI SEBELUM PPH BADAN BEBAN PAJAK

Beban Pajak Kini Beban Pajak Tangguhan

LABA RUGI DARI OPERASAI YANG DILANJUTKAN

LABA RUGI DARI OPERASAI YANG DIHENTIKAN

Kepentingan Non - Pengendali

6,173,242,827,437

(46)

Tabel 3.4

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH AREA MEDAN LABA RUGI

PER 31 DESEMBER 2014 ( DALAM RUPIAH)

KETERANGAN 31 Desember 2014

PENDAPATAN USAHA

- Penjualan Tenaga Listrik - Penjualan Tenaga Listrik (Bruto) - Discount

- Subsidi Listrik Pemerintah - Penyambungan Pelanggan - Lain - lain

BEBAN USAHA

- Pembelian Tenaga Listrik - Sewa Genset

- Beban Penggunaan Transmisi - Bahan Bakar dan Minyak Pelumas

- H S D

- Campuran Bahan Bakar dll - Minyak Pelumas

- Pemeliaharaan

- Pemakaian Material - Jasa Borongan - Kepegawaian

- Penyusutan Aset Tetap - Administrasi

LABA RUGI USAHA

PENDAPATAN BEBAN LAIN - LAIN

- Pendapatan Bunga - Pendapatan Lain - lain - Beban Pinjaman - Beban Pensiun - Beban Lain - lain - Beban Selisih Kurs

LABA RUGI SEBELUM PPH BADAN BEBAN PAJAK

Beban Pajak Kini Beban Pajak Tangguhan

LABA RUGI DARI OPERASAI YANG DILANJUTKAN LABA RUGI DARI OPERASAI YANG DIHENTIKAN LABA RUGI BERSIH

LABA YANG DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik Entitas Induk

Kepentingan Non - Pengendali

4,475,706,434,999

(47)

D. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan

Berdasarkan pengertian dan penggolongan rasio keuangan, maka dapat

dianalisis beberapa rasio keuangan tersebut untuk melihat tingkat perkembangan

seluruh aktivitas perusahaan.

1. Rasio Likuiditas

Rasio ini dianalisis untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio Lancar = Aktiva Lancar

Utang lancar

x

100%

2013

=

389.627.692

207.812.600.

x

100%

=

187,4%

2014 = 424.372.841

192.263.750

x

100%

=

220,7%

Berdasarkan perhitungan rasio lancar pada tahun 2013, perusahaan

mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 187,4 aktiva lancar.

Sedangkan, pada tahun 2014, perusahaan mampu menjamin setiap hutang

lancar dengan 220,7 aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusaaan

dalam mengembalikan hutang lancar dengan jaminan aktiva lancar

meningkat pada tahun 2014.

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio Cepat = Aktiva Lancar−Persediaan

(48)

2013 = 389.627.692−16.723.019

207.812.600

x

100%

= 179,4%

2014 = 424.372.841−27.072.229

192.263.750

x

100%

= 206,6%

Berdasarkan perhitungan rasio cepat pada tahun 2013, perusahaan mampu

menjamin setiap hutang lancar dengan 179,4 aktiva lancar. Sedangkan, pada

tahun 2014, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan

206,6 aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusaaan dalam

mengangsur setiap rupiah hutang dengan jaminan aktiva lancar tanpa

persediaan meningkat pada tahun 2014.

c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio Kas = Kas

Aktiva lancar

x

100%

2013 = 4.072.367

389.627.692

x

100%

= 1,04%

2014 = 17.145.171

424.372.841

x

100%

= 4,04%

Berdasarkan perhitungan rasio kas, pada tahun 2013 terjadi peningkatan

rasio sebesar 3%. Rasio Kas pada tahun yang dianalisis belum memenuhi

syarat untuk perusahaan jasa, karena rasio kas yang baik yaitu 100%,

sebaiknya perusahaan menghindari hutang lancar yang berlebihan agar

(49)

Rasio Likuiditas yang terdiri dari 3 Rasio dapat di sajikan dalam tabel

berikut :

Tabel 3.5 Rasio Likuiditas Akhir Tahun 2013 dan 2014

No Rasio-Rasio Likuiditas 2013 2014 Perbandingan

1 Rasio Lancar (Current Ratio) 187,4% 220,7 33,3% (+)

2 Rasio Cepat (Quick Ratio) 179,4% 206,6% 27,2% (+)

3 Rasio Kas (Cash Ratio) 1,01% 4,04% 3%(+)

Dari ketiga komponen rasio likuiditas tersebut, maka secara umum dapat

dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, artinya

perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya

dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Disamping itu, juga

ada perbaikan rasio likuiditas pada tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun

2013.

2. Rasio Aktivitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan dalam

menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan.

a. Total Assets Turnover

Total Assets Turnover

=

Pendapatan

Total Aktiva

2013

=

6.173.242.827

1.225.658.020

= 5 kali

2014 = 4.475.706.434

(50)

=4 kali

Berdasarkan perhitungan total assets turnover, pada tahun 2013 perusahaan

mampu menghasilkan pendapatan sebesar 5 kali. Sedangkan pada tahun

2014 perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar 4 kali dari total

aktiva yang dimiliki perusahaan.

b. Receivable Turnover

Receivable Turnover = Pendapatan

Piutang Rata−Rata

2013 = 6.173.242.827

93.492.658.470

= 0,06 kali

2014 = 4.475.706.434

99.622.671.908

= 0,04 kali

Berdasarkan perhitungan receivable turnover, pada tahun 2013 perusahaan

mampu menghasilkan pendapatan sebesar 0,06 kali dari piutang rata-rata

dan pada tahun 2014 perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar

0,04 kali dari piutang rata-rata.

Rasio Aktivitas yang terdiri dari 2 jenis dapat di sajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.6 Rasio Aktivitas Akhir Tahun 2013 dan 2014

No Rasio-Rasio Aktivitas 2013 2014 Perbandingan

1 Total Assets Turnover 5 Kali 4 Kali 1

(51)

Dari kedua komponen rasio aktivitas tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

kondisi perusahaan tersebut kurang efektif dalam menggunakan dan

mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan. Terlihat pada rasio

Receivable Turnover, terjadi penurunan rasio pada tahun 2014.

3. Rasio Profitabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen.

Pengembalian/Imbalan atas Investasi (Return on Invesment- ROI)

ROI =

Laba Bersih/EAT Total Aktiva

x

100%

2013 = 1.769.223.630

1.225.658.020

x

100%

= 144,3%

2014 = 3.309.822.373

1.138.374.862

x

100%

= 290,7%

Berdasarkan perhitungan return on investment, Pada Tahun 2013 sebesar

144,3%. Dalam hal ini setiap Rp 100,- investasi yang ditanamkan dalam

perusahaan menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp 144,3-. Dan pada

tahun 2014 return on investment sebesar -290,7% atau terjadi peningkatan

sebesar Rp 146,4- dari tahun 2013, penyebabnya adalah kenaikan laba

(52)

Rasio Profitabilitas dapat di sajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.7 Rasio Profitabilitas Akhir Tahun 2013 dan 2014

No Rasio-Rasio Profitabilitas 2013 2014 Perbandingan

1 Pengembalian/Imbalan atas Investasi (Return on Invesment-

ROI)

144,3% 290,7% 146,4% (+)

Dari komponen rasio profitabilitas tersebut maka dapat dikatakan bahwa

perusahaan cukup mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga

rasio ini meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rasio tahun 2013

dengan tahun 2014 terjadi peningkatan rasio sebesar 146,4%.

4. Rasio Leverage

Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula

digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya

apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas.

a. Rasio Hutang (Debt Ratio)

Debt Ratio = Total Utang

Total Aktiva

x

100%

2013 = 1.138.374.862

1.225.658.020

x

100%

= 92,8%

2014 = 1.225.658.020

1.138.374.862

x

100%

(53)

Berdasarkan perhitungan rasio hutang, pada tahun 2013, 92,8% dari total

aktiva perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman (hutang). Sedangkan

pada tahun 2014, 107,6% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan

modal pinjaman (hutang). Hal ini menunjukkan bahwa beban hutang

perusahaan sangat kecil jika dibandingkan dengan aktiva yang sama.

b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

Total Debt to Equity Ratio = Total Utang

Hutang jk.pjg+ekuitas

x

100%

2013 = 1.138.374.862

0+1.769.223.630

x

100%

= 64,3%

2014 = 1.225.658.020

0+3.309.822.373

x

100%

=37,0%

Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas, pada tahun 2013,

Rp0,643 utang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri.

Sedangkan pada tahun 2014, Rp0,37utang jangka panjang dijamin dengan

(54)

Rasio Leverage yang terdiri dari 2 jenis dapat di sajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.8 Rasio Leverage Akhir Tahun 2013 dan 2014

No Rasio-Rasio Leverage 2013 2014 Perbandingan

1 Rasio Hutang (Debt Ratio) 92,8% 107,6% 14,8%(-)

2 Rasio Hutang Terhadap

Ekuitas (Total Debt to Equity

Ratio)

64,3% 37,0% 27,3%(-)

Dilihat dari persentase rasio Debt Ratio dan Total Debt to Equity Ratio

bahwa komposisi hutang baik terhadap total aktiva maupun modal sendiri

(ekuitas) relatif aman dan menunjukkan angka yang semakin menurun pada tahun

(55)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan analisa dan evaluasi terhadap laporan keuangan PT PLN (Persero) Area Medan, maka penulis mencoba mengambil beberapa kesimpulan dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan

demi penyempurnaan dan pencapaian dimasa yang akan datang.

A. Kesimpulan

1. Jika dilihat dari rasio likuiditas, maka secara umum dapat disimpulkan

bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan likuid, artinya perusahaan akan

mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Disamping itu, juga

terjadi peningkatan rasio pada tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun

2013 pada rasio lancar sebesar 33,3%,rasio secepatnya 27,2%, dan rasio kas

sebesar 3%.

2. Jika dilihat dari rasio aktivitas, maka dapat dikatakan bahwa kondisi

perusahaan tersebut efektif dalam menggunakan dan mengendalikan

sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan. Terlihat pada tahun 2014

terjadi peningkatan yang cukup drastis.

3. Jika dilihat dari rasio profitabilitas, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan

cukup mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio ini

meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rasio tahun 2013 dengan

tahun 2014 terjadi peningkatan rasio sebesar 146,4%.

(56)

49

4. Jika dilihat dari rasio leverage, dapat disimpulkan bahwa kemampuan

perusahaan dalam melunasi hutang-hutangnya atau dengan kata lain

komposisi hutang baik terhadap total aktiva maupun modal sendiri (ekuitas)

relatif aman. Hal ini dapat dilihat dari persentase rasio yang semakin

menurun pada tahun 2013 yaitu sebesar 64,3% jika dibandingkan dengan

tahun 2014 sebesar 37,0%.

B. Saran

1. Untuk meningkatkan Profitabilitas, Perusahaan perlu meningkatkan

pendapatan, mutu, dan pelayanan serta melakukan penekanan biaya secara

terus-menerus melalui perbaikan prosedur kerja sehingga biaya-biaya yang

tidak perlu terjadi dapat dihapus. Dengan catatan bahwa penekanan biaya-

biaya tersebut tidak mengganggu kelancaran jalannya operasi Perusahaan.

2. Mengadakan perbaikan pada sumber daya manusia seperti mengadakan

pelatihan terhadap karyawan/karyawati tentang pengetahuan dan cara-cara

pelayanan yang lebih baik untuk menunjang pencapaian tingkat pendapatan

yang lebih tinggi.

3. Kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajibannya baik

dalam jangka panjang maupun jangka pendek sangat bagus, hal ini dapat

dilihat pada rasio leverage. Perusahaan harus mampu menjaga keadaan

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri, 2015, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Cetakan Kedua Belas, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kasmir, 2012, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Kelima, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

James C. Van Horne, 1997. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi ke sembilan. Salemba 4.

Syahyunan, 2013, Manajemen Keuangan 1, Edisi ke 2, USU Press, Medan.

Gambar

Gambar 2.1  Wilayah Kerja PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.
Gambar 2.2 Logo Perusahaan
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Area Medan
Tabel 3.1 PT. PLN (PERSERO) WILAYAH AREA MEDAN
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bardansyah Lubis : Evaluasi Terhadap Laporan Keuangan PT. PelangiI Selaras Internusa Melalui Aspek..., 2003.. PELANGI SEI.ARAS iNTERNUSA MELALUI.. ASPEK

Hasil dari proses akutansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data

Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban pada pihak luar

keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar utang. dan kewajibannya dikenal dengan analisis

Pada tahun 2011 Rasio cepat (Quick Ratio) Kopkar Gotong Royong PT.PLN (Persero) Area Palopo sebanyak 225% yang artinya bahwa setiap 1 rupiah utang lancar dijamin dengan

Rasio Likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan atau dengan kata lain kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban

Kawasan Industri Medan (Persero) pada tahun 2014 sebesar 11,63% artinya perusahaan mampu menghasilkan laba yang tinggi dari modal yang terdapat didalam perusahaan. Return on

Analisis rasio solvabilitas dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan membayar kewajiban perusahaan dengan jaminan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan,