• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi Di Klinik Mantap Medan Periode2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi Di Klinik Mantap Medan Periode2014"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK PESERTA KONTRASEPSI

STERILISASI DI KLINIK MANTAP MEDAN

PERIODE 2014

SITI SARI ZENDRATO

145102057

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATRERA

(2)
(3)
(4)
(5)

Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi Di Klinik Mantap Medan Periode 2014

Abstrak

Latar Belakang : Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi Negara-negara di dunia khususnya negara berkembang.Data Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia tahun 2012 kesehatan masyarakat pada metode kontrasepsi mantap masih rendah jumlah peserta KB yang memakai kontrasepsi MOW atau tubektomi 3,2%. Padahal tubektomi merupakan alat kontrasepsi yang dianggap sangat efektif, murah dan aman dalam menghentikan kehamilan.Kontrasepsi sterilisasi adalah salah satu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan cara mengikat atau memotong saluran telur.

Tujuan penelitian : ini adalah untuk mengetahui karakteristik pesrta kontrasepsi sterilisasi di Klinik Mantap Medan periode 2014.

Metodologi : DesainPenelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah jenis deskriptif dengan pendekatan penelitian retrospektif yaitu untuk mengetahui karakteristik peserta kontrasepsi sterilisasi di Klinik Mantap tahun 2014 dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Medical Record Klinik Mantap Medan.Sampel dari penelitian ini adalah seluruh peserta kontrasepsi di Klinik Mantap Medan periode 2014 yaitu 277 responden.

Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian didapatkan karakteristik berdasarkan umur mayoritas berumur > 30 tahun sebanyak 235 responden (84,8 %), karakteristik berdasarkan pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 162 responden (58,5 %), karakteristik berdasarkan pekerjaan mayoritas wiraswata 121 responden (43,7%), dan karakteristik berdasarkan paritas mayoritas > 3 sebanyak 138 responden (49,8 %).

Kesimpulan : Dari penelitian ini dapat dibuktikan bahwa Umur, Pendidikan, Pekerjaan, dan Paritas merupakan karakteristik peserta yang melakukan kontrasepsi sterilisasi.

(6)

Participant characteristics Contraception Sterilisation In the Clinic Steady Medan Period 2014

Abstract

Background: The number of growing population is a major problem for the countries in the world, especially countries berkembang.Data Indonesian Demographic and Health Survey of 2012 on the public health steadily contraceptive methods is still low number of participants taking birth control contraception or tubal ligation MOW 3.2% , Though tubal ligation is a contraceptive that is considered highly effective, cheap and safe in stopping kehamilan.Kontrasepsi sterilization is one method of contraception that is done by tying or cutting the Fallopian tubes.

Objective: This is to determine the characteristics of contraceptive sterilization in the clinic pesrta Steady Medan period in 2014.

Methodology: Desain Penelitian to be used in this research is the type of descriptive retrospective study is to determine the characteristics of the participants contraceptive sterilization in the clinic Settled in 2014 by using secondary data obtained from Clinical Medical Record Steady Medan.Sampel of this study are all participants in the contraception Steady clinic Medan period in 2014, namely 277 respondents.

Results: From the results, the characteristics based on the age of majority age> 30 years as many as 235 respondents (84.8%), the characteristics of the majority of educated high school education based on 162 respondents (58.5%), the majority of job characteristics based wiraswata 121 respondents (43 , 7%), and characteristics based on parity majority of> 3 138 respondents(49.8%).

Conclusion: From this study it can be proven that Age, Education, Employment, and Parity are characteristic of participants who perform contraceptive sterilization.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini dengan judul “Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi Di

Klinik Mantap Medan Periode2014’’ yang diajukan untuk memenuhi salah

syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan proposal ini penulis mendapatkan bimbingan,

masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat

menyelesaikankarya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan

ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep. selaku Ketua Program D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. dr. Ichwanul Adenin, SpOG (K)selaku pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya

Tulis Ilmiah.

4. Seluruh staf dan Dosen Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh staf Tata Usaha D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

(8)

6. Teristimewa dan tercinta kedua orang tua, papa dan mama yang tak

henti-hentinya mendoakan, memberikan dukungan, mendidik, dan membesarkan

penulis dengan cinta dan kasih sayang, serta kakak dan adik yang

tersayang dan perhatian.

7. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan, cinta kasih

sayang dan dorongan baik berupa moril maupun materil.

8. Seluruh teman-teman yang sudah membantu dan memberikan masukan

kepada peneliti, khususnya kepada mahasiswa D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumtera Utara Tahun Ajaran

2010/2011.

9. Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih terdapat

kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan

demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhirnya Penulis mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi kita semua, khususnya penulis.

Medan, Juli 2015

(9)

DAFTAR ISI A. LatarBelakang ... 1

B. PerumusanMasalah ... 4

C. TujuanPenelitian ... 4

D. ManfaatPenelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Sterilisasi Pada Wanita... 6

1. Defenisi ... 6

2. Teknik Melakukan MOW ... 6

3. Cara Kerja ... 8

4. Indikasi Tubektomi ... 8

5. Kontraindikasi Tubektomi ... 8

6. Manfaat Tubektomi ... 9

B. Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi ... 9

1. Umur ... 9

2. Pendidikan ... 10

3. Pekerjaan ... 11

4. Paritas ... 11

BAB III KERANGKA PENELITIAN A. KerangkaPenelitian ... 13

(10)

BAB IV METODE PENELITIAN

A. DesainPenelitian ... 15

B. Populasidansampel ... 15

C. TempatPenelitian... 15

D. WaktuPenelitian ... 16

E. EtikaPenelitian ... 16

F. Pengumpulan Data ... 16

G. Pengolahan Data... 17

H. Analisa Data ... 17

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

A. HasilPenelitian ... 18

B. AnalisaUnivariat ... 18

C. Pembahasan ... 22

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 24

A. Kesimpulan ... 24

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi

Berdasarkan Umur Di Klinik Mantap Medan Tahun 2014 ... 18

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi

Berdasarkan Pendidikan Di Klinik Mantap Medan Tahun 2014 .. 19

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi

Berdasarkan Pekerjaan Di Klinik Mantap Medan Tahun 2014 .... 20

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi

(12)

DAFTAR SKEMA

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar konsultasi karya tulis ilmiah

Lampiran 2 : Lembar cheklist

Lampiran 3 : Hasil Out Put Data Penelitian

Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas keperawatan USU

Lampiran 5 : Balasan Surat Izin Penelitian

(14)

DAFTAR SINGKATAN

AKI : Angka Kematian Ibu

ASEAN : Association Of Southeast Asian Nations

BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

BPS : Badan Pusat Statistik

IUD : Intra Uterine Device

MOP : Medis Operatif Pria

MOW : Medis Operatif Wanita

PUS : Pasangan Usia Subur

(15)

Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi Di Klinik Mantap Medan Periode 2014

Abstrak

Latar Belakang : Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi Negara-negara di dunia khususnya negara berkembang.Data Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia tahun 2012 kesehatan masyarakat pada metode kontrasepsi mantap masih rendah jumlah peserta KB yang memakai kontrasepsi MOW atau tubektomi 3,2%. Padahal tubektomi merupakan alat kontrasepsi yang dianggap sangat efektif, murah dan aman dalam menghentikan kehamilan.Kontrasepsi sterilisasi adalah salah satu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan cara mengikat atau memotong saluran telur.

Tujuan penelitian : ini adalah untuk mengetahui karakteristik pesrta kontrasepsi sterilisasi di Klinik Mantap Medan periode 2014.

Metodologi : DesainPenelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah jenis deskriptif dengan pendekatan penelitian retrospektif yaitu untuk mengetahui karakteristik peserta kontrasepsi sterilisasi di Klinik Mantap tahun 2014 dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Medical Record Klinik Mantap Medan.Sampel dari penelitian ini adalah seluruh peserta kontrasepsi di Klinik Mantap Medan periode 2014 yaitu 277 responden.

Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian didapatkan karakteristik berdasarkan umur mayoritas berumur > 30 tahun sebanyak 235 responden (84,8 %), karakteristik berdasarkan pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 162 responden (58,5 %), karakteristik berdasarkan pekerjaan mayoritas wiraswata 121 responden (43,7%), dan karakteristik berdasarkan paritas mayoritas > 3 sebanyak 138 responden (49,8 %).

Kesimpulan : Dari penelitian ini dapat dibuktikan bahwa Umur, Pendidikan, Pekerjaan, dan Paritas merupakan karakteristik peserta yang melakukan kontrasepsi sterilisasi.

(16)

Participant characteristics Contraception Sterilisation In the Clinic Steady Medan Period 2014

Abstract

Background: The number of growing population is a major problem for the countries in the world, especially countries berkembang.Data Indonesian Demographic and Health Survey of 2012 on the public health steadily contraceptive methods is still low number of participants taking birth control contraception or tubal ligation MOW 3.2% , Though tubal ligation is a contraceptive that is considered highly effective, cheap and safe in stopping kehamilan.Kontrasepsi sterilization is one method of contraception that is done by tying or cutting the Fallopian tubes.

Objective: This is to determine the characteristics of contraceptive sterilization in the clinic pesrta Steady Medan period in 2014.

Methodology: Desain Penelitian to be used in this research is the type of descriptive retrospective study is to determine the characteristics of the participants contraceptive sterilization in the clinic Settled in 2014 by using secondary data obtained from Clinical Medical Record Steady Medan.Sampel of this study are all participants in the contraception Steady clinic Medan period in 2014, namely 277 respondents.

Results: From the results, the characteristics based on the age of majority age> 30 years as many as 235 respondents (84.8%), the characteristics of the majority of educated high school education based on 162 respondents (58.5%), the majority of job characteristics based wiraswata 121 respondents (43 , 7%), and characteristics based on parity majority of> 3 138 respondents(49.8%).

Conclusion: From this study it can be proven that Age, Education, Employment, and Parity are characteristic of participants who perform contraceptive sterilization.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Menurut BKKBN (2006, dalam Seto, dkk, 2011) jumlah penduduk yang

terus meningkat merupakan masalah besar bagi Negara-negara di dunia khususnya

negara berkembang. Indonesia merupakan negara berkembang yang termasuk

mempunyai masalah dalam bidang kependudukan. Dengan jumlah yang sangat

besar yaitu sekitar 215 juta jiwa. Pada tahun 2007 menduduki urutan ke-4 dari

seluruh dunia. Kepesatan penduduk Indonesia tersebut merupakan fenomena yang

memerlukan perhatian dan penanganan yang lebih sungguh-sungguh dan

berkelanjutan. Keadaan ini sangat mempengaruhi masalah kualitas sumber daya

manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang sangat

memerlukan bantuan untuk sekedar hidup.

Jumlah penduduk yang bertambah pesat berada di negara-negara

berkembang. Sebagai akibatnya penduduk di negara tersebut belum menikmati

kehidupan yang layak. Mereka menderita kekurangan makan dan gizi, sehingga

tingkat kesehatan buruk, mempunyai pendidikan yang rendah, dan kekurangan

lapangan pekerjaan. Secara khusus, tingkat kelahiran dan kematian masih tinggi.

Di Indonesia kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah besar.

Menurut Survei Demografi dan Kesehatn Indonesia (SDKI), angka kematian ibu

(AKI) di Indonesia telah mengalami penurunan dari angka 390 per 100.000

kelahiran hidup pada periode tahun 1990-1994 menjadi 334 per 100.000 kelahiran

hidup pada periode tahun 1993-1997, 307 pada SDKI 2002-2003, dan 228 pada

(18)

tersebut masih berada dibawah target Millennium Development Goals (MDG’S) yakni 102 per 100.000 kelahiran hidup. Terlebih bila dibandingkan dengan AKI di

negara-negara ASEAN, AKI di Indonesia 3-6 kali lipat jumlahnya. Oleh karena

itu, berbagai beban kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan akibat tekanan

penduduk. (Fienalia 2012).

Menurut BPS (2010, dalam Herlinawati, 2012) pada awal tahun 2010,

pemerintah telah melakukan sensus penduduk dan diperoleh jumlah penduduk

Indonesia saat itu adalah 237.556.363 jiwa yang tersebar dari sabang sampai

merauke dengan tingkat kepadatan 124/km2.

Menurut BPS (2010, dalam Herlinawati, 2012) adapun jumlah penduduk

Provinsi Sumatera Utara sebanyak 12.982.204 jiwa, mencakup mereka yang

bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 6.382.672 (49.16%), sedangkan

yang bertempat tinggal di desa sebanyak 6.599.532 (50,84%) dengan kepadatan

penduduk 178 jiwa/km2 dan laju pertumbuhan penduduk 1,10 %/tahun.

Menurut BKKBN (2006, dalam Seto, dkk, 2011) Salah satu upaya yang

perlu dilakukan pemerintah untuk masalah ini adalah dengan menggalakkan dan

mengaktifkan kembali program keluarga berencana Indonesia untuk

pembangunan yang berorientasi pada masa depan yang lebih baik. Pembangunan

Keluarga Berencana Nasional diarahkan kepada terwujudnya “Keluarga

Berencana 2015” yang pada hakikatnya dimaksudkan untuk mewujudkan

keluarga-keluarga Indonesia yang mempunyai anak yang ideal, sehat,

(19)

Kontrasepsi adalah pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma

(konsepsi) atau pencegahan menempel nya sel sel telur yang telah dibuahi ke

dinding rahim. (Mulyani, 2013).

Menurut data Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia tahun 2012

kesehatan masyarakat pada metode kontrasepsi mantap masih rendah jumlah

peserta KB yang memakai kontrasepsi MOW atau tubektomi 3,2%. Padahal

tubektomi merupakan alat kontrasepsi yang dianggap sangat efektif, murah dan

aman dalam menghentikan kehamilan. (Herlinawati, 2012).

Kontrasepsi sterilisasi adalah salah satu metode kontrasepsi yang

dilakukan dengan cara mengikat atau memotong saluran telur. Dengan cara ini,

proses reproduksi tidak lagi terjadi dan kehamilan akan terhindar untuk

selamanya. Karena sifatnya yang permanen, kontrasepsi ini hanya di perkenankan

bagi mereka yang sudah mantap memutuskan untuk tidak lagi mempunyai anak.

(Mulyani, 2013).

Program keluarga berencana mempunyai tujuan yang salah satunya adalah

menjarangkan kehamilan dengan menggunakan metode kontrasepsi. Program KB

Nasional salah satu diantaranya yakni mengakhiri kehamilan dengan metode yang

paling efektif yaitu Kontrasepsi mantap Medis Operatif Wanita, khususnya untuk

Pasangan Usia Subur (PUS) wanita usia minimal 35 tahun dan telah memiliki 2

orang anak atau lebih. Pengembangan metode kontrasepsi mantap masih jauh

tertinggal, hal ini disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan

(20)

Data SDKI tahun 2007 memperlihatkan bahwa peserta sterilisasi

(vasektomi maupun tubektomi) paling banyak dilakukan oleh mereka yang

berusia 45-49 tahun (masing-masing 7,4 persen untuk tubektomi dan 0,5 persen

untuk vasektomi), dan tertinggi pada mereka yang telah memiliki anak lebih dari 5

(masingmasing 7,1 persen dan 0,5 persen). Hasil analisis lanjut ”Pola Pemakaian

Kontrasepsi” berdasarkan data dari Pemantauan PUS Melalui Mini Survei tahun

2009 juga memperkuat temuan di atas, bahwa proporsi terbesar peserta MOW dan

MOP adalah mereka yang berusia 40 tahun ke atas, dan telah memiliki 3 anak

bahkan lebih. Kenyataan ini menggambarkan bahwa saat disterilisasi umumnya

para akseptor memang telah memiliki jumlah anak banyak dan berumur relatif

tua, sehingga secara demografis kurang memberikan kontribusi terhadap

penurunan angka kelahiran.

Menurut Purwanti (2009, dalam Etty, 2010) di Bandung, Karakteristik

ibu terutama paritas berpengaruh terhadap pemilihan jenis kontrasepsi. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa paritas tinggi meningkatkan angka kejadian

seksio sesarea sebesar 3,2 kali lipat. Begitu pula dalam penelitian yang dilakuakan

oleh Mesleh di Saudi Arabia (2008) yang menyebutkan bahwa paritas tinggi

(lebih dari 3) mengalami persalinan bantuan alat (forsep) sebesar 1,6 kali lipat. Dari latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penelitian tentang

“karakteristik peserta kontrasepsi sterilisasi di Klinik Mantap Medan tahun 2014”.

B. Rumusan Masalah

(21)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik peserta kontrasepsi sterilisasi di Klinik

Mantap Medan Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik peserta kontrasepsi sterilisasi

berdasarkan umur di Klinik Mantap Medan Tahun 2014.

2. Untuk mengetahui karakteristik peserta kontrasepsi sterilisasi

berdasarkan pendidikan Klinik Mantap Medan Tahun 2014.

3. Untuk mengetahui karakteristik peserta kontrasepsi sterilisasi

berdasarkan pekerjaan di Klinik Mantap Medan Tahun 2014.

4. Untuk mengetahui karakteristik peserta kontrasepsi sterilisasi

berdasarkan paritas (jumlah anak hidup) di Klinik Mantap Medan

Tahun 2014.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi insitusi pendidikan

Di harapakan hasil penelitian ini dapat diterapkan bagi pendidikan D-IV

bidan pendidik fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara sebagai bahan

masukan kepustakaan untuk menjadi referensi dalam penelitian lebih lanjut

(22)

2. Bagi Klinik Mantap

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan

masukan dan informasi bagi pihak Klinik Mantap Medan.

3. Bagi peneliti

Sebagai bahan masukan dalam menerapkan metode penelitian yang telah

dipelajari untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas lagi

tentang karakteristik peserta kontrasepsi sterilisasi di Klinik Mantap Medan tahun

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kontrasepsi Sterilisasi Pada Wanita (Tubektomi)

1. Defenisi

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang

mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak akan mendapatkan keturunan lagi.

Kontrasepsi ini hanya dipakai dalam jangka waktu panjang, walaupun kadang

masih dapat dipulihkan kembali seperti semula. (Mulyani, 2013, hal.119-120).

Tubektomi (sterilisasi wanita) dilakukan dengan cara eksisi atau

menghambat tuba fallopi yang membawa ovum dari ovarium ke uterus. Tindakan

ini mencegah ovum dibuahi oleh sperma. (Everett, 2012, hal. 252).

2. Teknik Melakukan MOW

Teknik yang digunakan dalam pelayanan tubektomi antara lain :

a. Minilaparotomi.

Metode ini merupakan pengambilan tuba yang dilakukan melalui

sayatan kecil (sekitar 3 cm) baik pada daerah bawah perut

(suprapubik) maupun pada lingkar pusat bawah (sub umbilikal), baik

dilakukan masa interval maupun pasca persalinan. (Mulyani, 2013)

b. Laparoskopi.

Prosedur laparoskopi membutuhkan tenaga Spesialis Kebidanan dan

Penyakit Kandungan yang telah dilatih secara khusus agar

pelaksanaannya aman dan efektif. Dapat dilakukan 6-8 minggu

(24)

Perawatan yang dilakukan post operasi yaitu : istrahat 2-3 jam,

pemberian analgetik dan antibiotik bila pelu, ambulasi dini, diet biasa dan luka

operasi jangan sampei basah, menghindari kerja berat selam 1 minggu, cari

pertolongan medisbila demam (>38), rasa sakit pada abdomen yang menetap,

perdarahan luka insisi.

Menurut Mochtar (1998) pelaksanaan MOW dapat dilakukan pada

saat :

1. Masa interval (selama waktu siklus menstruasi)

2. Pasca persalinan (post partum)

Tubektomi pasca persalinan sebaiknya dilakukan dalam 24 jam,

selambat lambatnya dalam 48 jam pasca persalinan. Tubektomi pasca

persalinan lewat dari 48 jam akan dipersulit oleh edema tuba dan

infeksi yang akan menyebabkan kegagalan sterilisasi. Edema tuba akan

berkurang setelah hari ke-7 sampai hari ke-10 pasca persalinan. Pada

hari tersebut uterus dan alat-alt genital lainya telah mengecil dan

menciut, maka operasi akan lebih sulit, mudah berdarah dan infeksi.

3. Pasca keguguran

Sesudah abortus dapat langsung dilakukan sterilisasi.

4. Waktu operasi membuka perut

Setiap operasi yang dilakukan dengan membuka dinding perut

hendaknya harus dipikirkan apakah wanita tersebut sudah mempunyai

(25)

Komperensi khusus perkumpulan untuk Sterilisasi sukarela Indonesia tahun

1976 di Medan menganjurkan agar tubektomi dilakukan pada umur 25-40 tahun,

dengan jumlah anak sebagai berikut : umur istri antara 25-30 tahun dengan 3 anak

atau lebih, umur istri antara 30-35 tahun dengan 2 anak atau lebih, dan umur istri

35-40 tahun dengan satu anak atau lebih sedangkan umur suami

sekurang-kurangnya 30 tahun, kecuali apabila jumlah anaknya telah melebihi jumlah yang

diinginkan oleh pasangan tersebut.

3. Cara kerja

Cara kerja tubektomi atau ligasi tuba yaitu dengan mengonklusi tuba

fallopi (mengikat, memotong atau memasang cincin)sehingga sperma

tidak dapat bertemu dengan ovum. Tuba fallopi adalah strukutur

berbentuk pipa yang menjadi jalur perjalanan telur setelah dilepaskan

dari indung telur (ovarium). Setiap wanita memiliki tuba fallopi

sepasang, dua ujungnya melekat di sisi uterus dan dua ujung lainnya

terbuka di abdomen. Panjang masing-masing tabung ini sekitar 10 cm.

4. Indikasi Tubektomi

a. Umur lebih dari 26 tahun.

b. Anak lebih dari 2.

c. Yakin mempunyai jumlah keluarga yang diinginkan.

d. Ibu pasca persalinan.

e. Ibu pasca keguguran.

(26)

5. Kontraindikasi Tubektomi

a. Tidak ada ovulasi (atau ada masalah dari faktor ovarium).

b. Baru 1-6 minggu pasca persalinan.

c. Kondisi kesehatan yang berat seperti stoke, darah tinggi atau

diabetes.

d. Keadaan kesehatan yang tidak baik, dimana kehamilan

memperburuk kesehatannya.

e. Perdarahan pervaginam yang belum jelas.

f. Infeksi organ pelvik yang luas dan berat.

6. Manfaat Tubektomi

a. Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 wanita selama setahun

penggunaan awal).

b. Permanen.

c. Tidak mempengaruhi proses menyusui.

d. Tidak bergantung pada faktor senggama

e. Baik digunakan apabila kehamilan menjadi resiko kehamilan yang

serius.

f. Pembedahan sederhana dapat dilakukan dengan anastesi lokal.

g. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang.

B. Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi

1. Umur

(27)

penyelidikan-dan anak-anak (0-14 tahun), orang muda penyelidikan-dan dewasa (15-49 tahun penyelidikan-dan orang tua

(>50 tahun). (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Hartanto (1996, dalam Fienalia, 2012) pola dasar penggunaan

kontrasepsi yang rasional pada umur diantara 20-30 tahun adalah kontrasepsi yang

mempunyai reversibilititas yang tinggi karena pada umur tersebut PUS masih

berkeinginan untuk mempunyai anak, sedangkan pada umur >30 tahun

kontrasepsi yang dianjurkan adalah yang mempunyai efektivitas tinggi dan dapat

dipakai untuk jangka panjang.

Hasil penelitian Pranita (2002, dalam Fienalia, 2012) menyatakan terdapat

hubungan bermakna antara umur responden dengan pemakaian kontrasepsi

mantap. Responden yang kurang dari 30 tahun mempunyai peluang lebih tinggi

untuk memilih non kontrasepsi mantap dibandingkan dengan responden yang

berumur lebih dari 30 tahun.

2. Pendidikan

Menurut Manuaba (1998, dalam Fienalia, 2012) tingkat pendidikan sangat

mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta

solusi dalam hidupnya. Oleh karena itu orang yang berpendidikan akan lebih

mudah menerima gagasan baru. Demikian pula halnya dengan menentukan pola

perencanaan keluarga dan pola dasar penggunaan kontrasepsi serta peningkatan

kesejahteraan keluarga.

Menurut Rifai (2008, dalam Fienalia, 2012) pendidikan menunjukkan

hubungan yang positif dengan pemakain jenis kontrasepsi artinya semakin tinggi

pendidikan cenderung memakai kontrasepsi efektif. Hal itu dikarenakan

(28)

mengetahui keuntungan yang diperoleh dengan memakai kontrasepsi,

meningkatkan kecermatan dalam memilih alat kontrasepsi yang dibutuhkan dan

juga kemampuan untuk mengetahui akibat efek samping dari masing-masing alat

kontrasepsi.

Hasil penelitian Yusuf (2001, dalam Fienalia, 2012) menyatakan bahwa ada

hubungan antara proporsi penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang oleh

responden yang berpendidikan rendah dan berpendidikan tinggi. Ibu yang

berpendidikan tinggi mempunyai kemungkinan 3 kali lebih besar untuk

menggunakan kontrasepsi metode jangka panjang dibandingkan dengan ibu yang

berpendidikan rendah.

3. Pekerjaan

Penelitian yang dilakukan oleh BKKBN dan LDFEUI (1998, dalam

Feinalia, 2012) status pekerjaan mempunyai pengaruh yang yang signifikan

terhadap pemakaian kontap. Jadi besar kemungkinan wanita yang bekerja akan

lebih menyadari kegunaan dan manfaat KB dan lebih mengetahui berbagai

metode kontrasepsi dari wanita yang tidak bekerja.

Hasil penelitian Pranita (2002, dalam Feinalia, 2012) menyatakan terdapat

hubungan bermakna antara pekerjaan dengan pemakaian kontrasepsi mantap.

Responden yang tidak bekerja mempunyai peluang 1,9 kali lebih tinggi untuk

memilih non kontrasepsi mantap dibandingkan dengan responden yang bekerja.

4. Paritas

(29)

maternal. Risiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetri lebih baik

sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga

berencana yang salah satunya menggunakan kontrasepsi mantap yaitu vasektomi

dan tubektomi.

Hasil penelitian Pranita (2002, dalam Feinalia, 2012) menyatakan terdapat

hubungan bermakna antara jumlah anak masih hidup dengan pemakaian

kontrasepsi mantap. Dengan interprestasi bahwa responden yang mempunyai anak

kurang dari 3 orang yang masih hidup mempunyai peluang 7,5 lebih tinggi untuk

memilih non kontap dibandingkan dengan responden yang mempunyai anak

masih hiduplebih darisama dengan 3.

Menurut Noor (2002, dalam Feinalia, 2012) menyatakan ada hubungan

bermakna antara jumlah anak yang masih hidup dengan pemakaian kontrasepsi

mantap. Akseptor KB yang mempunyai anak lebih dari 3 orang lebih cenderung

lebih banyak menggunakan kontap dibandingkan dengan anak hidup sebanyak 2

(30)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Penelitian

Peneliti akan meneliti tentang karakteristik peserta kontrasepsi serilisasi di

Klinik Mantap Medan tahun 2014. Hal ini dapat dilihat dari kerangka konsep

peneliti dibawah ini :

Skema 1: Kerangka Konsep Karakteristik

1. Umur

2. Pendidikan

3. Pekerjaan

(31)

B. Defenisi operasional

No. Variabel Defenisi operasional Skala 1. Umur Menurut tingkat kedewasaan umur

dibagi atas :

1. 20-30 tahun 2. > 30 tahun

Nominal

2. Pendidikan Jenjang pendidikan terakhir dikategorikan sebagai berikut:

(32)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

DesainPenelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah jenis deskriptif

dengan pendekatan penelitian retrospektif yaitu untuk mengetahui karakteristik peserta kontrasepsi sterilisasi di Klinik Mantap tahun 2014 dengan menggunakan

data sekunder yang diperoleh dari Medical Record Klinik Mantap Medan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh subjek yang

memenuhi kriteriayang telah ditetapkan (Nursalam, 2009) Pada penelitian ini

populasi yang digunakan adalah seluruh peserta yang melakukan kontrasepsi

sterilisasi di Klinik Mantap Medan Tahun 2014 sebanyak 277 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap

mewakili dari seluruh populasi (Notoadmojo, 2010) Tehnik sampel yang

digunakan adalah total sampling. Yaitu seluruh peserta yang melakukan kontrasepsi sterilisasi di Klinik Mantap Medan tahun 2014 sebanyak 277 orang.

C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Klinik Mantap Medan, Karena di Klinik

(33)

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2014 – sampai dengan bulan Juni 2015.

E. Etika penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari insitusi

pendidikan yaitu Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas keperawatan USU

dan ijin dari Pimpinan Klinik Mantap. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal

yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu : meminta ijin kepada pimpinan

Klinik Mantap kemudian mengambil data dari medikal record.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yaitu data

yang diperoleh dari Medical Recorddi Klinik Mantap Medan. Prosedur

pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mengajukan surat permohonan

izin penelitian pada institusi pendidikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan permohonan

izin melaksanakan penelitian kepada pimpinan Klinik Mantap Medan, setelah

mendapat izin maka peneliti melaksanakan penelitian. Selanjutnya peneliti

mendatangi klinik sebanyak 1 kali dalam seminggu.

G. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dan dikumpulkan diolah secara a) Editing, : Dengan melakukan pengecekan terhadap item isian formulir kuisioner, apakah formulir

(34)

dengan d). Cleaning : cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak.

Periksa semua data yang telah dimasukkan ke komputer guna menghindari

terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.

H. Analisa data

Analisis data dalam penelitian ini adalah univariat dan bersifat deskriptif. Semua variabel dianalisis secara deskriptif dengan menghitung frekuensi dan

persentasenya. Dari pengolahan data deskriptif, data yang bersifat kategori

(35)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai

Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi di Klinik Mantap Medan Tahun 2014.

Penelitian ini telah dilaksanakan mulai November sampai dengan Juni 2015 di

Klinik Mantap Medan dengan jumlah responden sebanyak 277 orang pada tahun

2014. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

B. Analisa Univariat

1. Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi Berdasarkan Umur

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi Berdasarkan Umur Di Klinik Mantap Medan Tahun 2014

Karakteristik responden

Dari tabel 5.1 diatas berdasarkan umur responden, dapat dilihat bahwa

dari 277 responden mayoritas peserta kontrasepsi berumur >30 Tahun

(36)

2. Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi Berdasarkan Pendidikan Di Klinik Mantap Medan Tahun 2014

Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SMP

SMA PT

84 162

31

30,3 58,5 11,2

Jumlah 277 100

Dari tabel 5.2 diatas berdasarkan pendidikan responden, dapat dilihat

bahwa dari 277 responden mayoritas peserta kontrasepsi sterilisasi berpendidikan

(37)

3. Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi Berdasarkan Pekerjaan Di Klinik Mantap Medan Tahun 2014

Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) PNS

Wiraswasta Buruh/petani

IRT

24 121

59 73

8,6 43,7 21,3 26,4

Jumlah 277 100

Dari tabel 5.3 diatas berdasarkan pekerjaan responden, dapat dilihat bahwa

dari 277 responden mayoritaspeserta kontrasepsi sterilisasi bekerjaWiraswasta

(38)

4. Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi Berdasarkan Paritas

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi Berdasarkan Paritas Di Klinik Mantap Medan Tahun 2014

Karakteristik Berdasarkan Paritas Frekuensi Persentase (%) 2

3 >3

18 121 138

6,5 43,7 49,8

Jumah 277 100

Dari tabel 5.4 diatas berdasarkan paritas responden, dapat dilihat bahwa

dari 277 responden mayoritaspeserta kontrasepsi sterilisasi memilikiparitas>3

(39)

C. Pembahasan

1. Distribusi Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi Berdasarkan Umur Di Klinik Mantap Medan Tahun 2014

Dari hasil penelitian karakteristik peserta kontrasepsi sterilisasi

berdasarkan umur dapat dilihat bahwa dari 277 responden mayoritas peserta

kontrasepsi berumur >30 tahun sebanyak 235 responden (84,8%).

Menurut Hartanto (1996, dalam Fienalia, 2012) pola dasar penggunaan

kontrasepsi yang rasional pada umur diantara 20-30 tahun adalah kontrasepsi yang

mempunyai reversibilititas yang tinggi karena pada umur tersebut PUS masih

berkeinginan untuk mempunyai anak, sedangkan pada umur >30 tahun

kontrasepsi yang dianjurkan adalah yang mempunyai efektivitas tinggi dan dapat

dipakai untuk jangka panjang.

2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi

Berdasarkan Pendidikan Di Klinik Mantap Medan Tahun 2014

Dari hasil penelitian karakteristik peserta kontrasepsi sterilisasi berdasarkan

pendidikan dapat dilihat bahwa dari 277 responden mayoritas peserta kontrasepsi

sterilisasi berpendidikan SMA sebanyak 162 responden (58,5%).

Menurut Rifai (2008, dalam Fienalia, 2012) pendidikan menunjukkan

hubungan yang positif dengan pemakain jenis kontrasepsi artinya semakin tinggi

pendidikan cenderung memakai kontrasepsi efektif. Hal itu dikarenakan

pendidikan dapat memperluas pengetahuan mengenai alat kontrasepsi,

mengetahui keuntungan yang diperoleh dengan memakai kontrasepsi,

meningkatkan kecermatan dalam memilih alat kontrasepsi yang dibutuhkan dan

juga kemampuan untuk mengetahui akibat efek samping dari masing-masing alat

(40)

3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi

Berdasarkan Pekerjaan Di Klinik Mantap Medan Tahun 2014

Dari hasil penelitian karakteristik peserta kontrasepsi sterilisasi

berdasarkan pekerjaan dapat dilihat bahwa dari 277 responden mayoritas peserta

kontrasepsi sterilisasibekerjaWiraswasta sebanyak 121 responden (43,7%).

Hasil penelitian Pranita (2002, dalam Feinalia, 2012) menyatakan terdapat

hubungan bermakna antara pekerjaan dengan pemakaian kontrasepsi mantap.

Responden yang tidak bekerja mempunyai peluang 1,9 kali lebih tinggi untuk

memilih non kontrasepsi mantap dibandingkan dengan responden yang bekerja.

4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi

Berdasarkan Paritas Di Klinik Mantap Medan Tahun 2014

Dari hasil penelitian karakteristik peserta kontrasepsi sterilisasi

berdasarkan paritas dapat dilihat bahwa dari 277 responden mayoritas peserta

kontrasepsi sterilisasi memilikiparitas>3 sebanyak 138 responden (49,3%).

Menurut Noor (2002, dalam Feinalia, 2012) menyatakan ada hubungan

bermakna antara jumlah anak yang masih hidup dengan pemakaian kontrasepsi

mantap. Akseptor KB yang mempunyai anak lebih dari 3 orang lebih cenderung

lebih banyak menggunakan kontap dibandingkan dengan anak hidup sebanyak 2

(41)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian karakteristik peserta kontrasepsi sterilisasi di klinik

mantap tahun 2014 diperoleh 277 responden yang disajikan dalam bentuk tabel

distribusi, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian karakteristik peserta kontrasepsi sterilisasi

berdasarkan umur dapat dilihat bahwa dari 277 responden mayoritas

peserta kontrasepsi berumur >30 tahun sebanyak 235 responden

(84,8%).

2. Dari hasil penelitian karakteristik peserta kontrasepsi sterilisasi

berdasarkan pendidikan dapat dilihat bahwa dari 277 responden

mayoritas peserta kontrasepsi sterilisasi berpendidikan SMA sebanyak

162 responden (58,5%).

3. Dari hasil penelitian karakteristik peserta kontrasepsi sterilisasi

berdasarkan pekerjaan dapat dilihat bahwa dari 277 responden

mayoritas peserta kontrasepsi sterilisasi bekerja Wiraswasta sebanyak 121

responden (43,7%).

4. Dari hasil penelitian karakteristik peserta kontrasepsi sterilisasi

berdasarkan paritas dapat dilihat bahwa dari 277 responden mayoritas

peserta kontrasepsi sterilisasi memiliki paritas >3 sebanyak 138 responden

(42)

B. Saran

1. Bagi insitusi pendidikan

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan/informasi terbaru bagi dosen

dan mahasiswa tentang Karakteristik Peserta Kontrasepsi Sterilisasi.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan untuk memberikan informasi dan edukasi tentang kontrasepsi

sterilisasi.

3. Peneliti lanjutan

Peneliti lainnya yang ingin meneliti tentang karakteristik peserta

kontrasepsi sterilisasi agar melanjutkan secara lebih spesifik tentang

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, A. P. (2014). Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian . Jakarta : Rineka Cipta.

Everett, S. (2007). Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta : EGC.

Etty, C. (2010). hubungan karakteristik ibu grande multipara dengan metode kontrasepsi mantap (tubektomi)di rsu sari mutiara medan tahun 2010

Fienalia, R. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Diwilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kotaa Depok Tahun 2011

Herlinawati. Maya, F. Heru, S. (2012). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pemakaian Kontrasepsi Tubektomi Pada Wanita Pasangan Usia Subur di RSUD dr Pirngadi Medan Tahun 2012

Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian kebidanan & Teknik analisis data.

Jakarta : Salemba Medika

Mulyani, N. (2013). Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Yogyakarta: Numed.

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

(2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.

(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

(44)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Siti Sari Zendrato

Tempat / Tanggal Lahir : Teluk Panji, 31 Agustus 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak ke : 1 dari 3 bersaudara

Agama : Islam

Alamat : Simpang Kanan

DATA ORANG TUA

Nama Ayah : Polala Zendrato

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Neny Yunita

Pekerjaan : IRT

Alamat : Simpang Kanan

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 1999-2005 : SD.S 007 Bukit IV

2. Tahun 2005-2008 : MTS Al-falah Simpang Kanan 3. Tahun 2008-2011 : SMA Negeri 1 Simpang Kanan

(45)
(46)
(47)
(48)

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.3

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Scott A.Bernard (2005, p73), Teknologi adalah jenis sumber daya yang memungkinkan informasi dan sumberdaya lainya mengalor untuk mendukung penciptaan dan

pada penderita diare anak di Puskesmas Rawat Inap kota Pekanbaru yaitu sebanyak 10 orang (10,41%) yang lebih banyak didapat pada anak laki-laki dengan usia 1-3 tahun..

Objek penelitian yang diteliti adalah jumlah anggota, jumlah simpanan anggota, jumlah aset, jumlah modal dan jumlah pendapatan terhadap penyaluran kredit pada Koperasi Simpan

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir magang ini untuk memenuhi salah satu syarat

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan intra kurikuler yang wajib diikuti oleh mahasiswa kependidikan di Universitas Negeri Semarang, sebagai

1) Berat benda maksimal pada crane yaitu 2,5 kg. 2) Crane dioperasikan menggunakan stik. 3) Bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa C dengan aplikasi software CV

Hasil analisis menunjukkan pemasangan filter pasif menyebabkan kandungan THD arus dan tegangan telah sesuai dengan standar IEEE 519-1992 yang ditentukan yaitu ≤

Figure 6 shows scaled Savitzky-Golay filtered NDVI data over a past treeline to current treeline transition zone in Gangotri area.. This clearly indicates that, the area is