• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 20-40 TAHUN MENGENAI PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI KELURAHAN HARJOSARI II KECAMATAN MEDAN AMPLAS

TAHUN 2010

Oleh:

TAUFIK DELFIAN 070100166

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 20-40 TAHUN MENGENAI PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI KELURAHAN HARJOSARI II KECAMATAN MEDAN AMPLAS

TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH KELULUSAN SARJANA

KEDOKTERAN

Oleh:

TAUFIK DELFIAN 070100166

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010.

Nama : Taufik Delfian

Nim : 070100166

Pembimbing Penguji I

( dr. Mega Sari Sitorus, M.Kes) (dr. Isti Ilmiati Fujiati, M.Sc, CMFM) NIP : 1977 0126 2001 12 2002 NIP : 1967 0527 1999 03 2001

Penguji II

(dr. Mutiara Indah Sari, M.Kes)

NIP :1973 1015 2001 12 2002

Medan, 26 November 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Kanker payudara masih merupakan penyebab kematian sebagian besar kaum wanita. Sampai saat ini kanker payudara masih menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim di Indonesia. Kejadian kanker payudara sekitar 11,22% dari kasus keganasan pada wanita. Kasus kanker payudara yang ditemukan juga kebanyakan dalam stadium yang lanjut. Hal ini tidak semestinya terjadi seandainya seluruh wanita di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya memahami salah satu deteksi dini kanker payudara yaitu dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melihat tingkat pengetahuan wanita tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri.

Penelitian ini telah dilakukan di Kelurahan Harjosari II dengan subjek penelitian adalah wanita usia 20-40 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan bantuan kuesioner yang diberikan kepada 98 orang responden. Teknik pengambilan sampel adalah dengan

consecutive sampling. Setiap jawaban yang diberikan oleh responden mempunyai

hasil nilai tersendiri dengan total angka yang didapat dari setiap responden dikelompokkan pada kelompok yang telah ditetapkan. Data-data yang telah diperoleh dianalisa dengan menggunakan program SPSS versi 17.

Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa kelompok tingkat pengetahuan baik sebesar 9,2%, kelompok pengetahuan sedang sebesar 67,3%, dan kelompok pengetahuan buruk sebesar 23,5%. Dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini, diperoleh hasil tingkat pengetahuan sedang pada responden, yaitu sebanyak 67,3%.

(5)

ABSTRACT

Breast cancer is still the cause of most of the women death. Until now, breast cancer still ranks second prior to cervical cancer in Indonesia. Incidence of breast cancer is approximately 11.22% of all malignancy cases in women. Breast cancer cases also found mostly in advanced stages. This should not happen if all women in particularly in Indonesia and in the world understand one of the early detection of breast cancer with breast self examination (BSE). It is necessary to research which aims to see the level of women's knowledge about breast self examination.

This research has been conducted at Kelurahan Harjosari II with the research subjects were women aged 20-40 years. This research is a descriptive study with cross sectional approach with the help of a questionnaire given to 98 other respondents. The sampling technique is by consecutive sampling. Any answers given by respondents had the results of its own value with the total numbers obtained from each respondent were grouped in a predetermined group. The data obtained were analyzed using SPSS version 17.

The research results showed that the knowledge level of good is by 9.2%, moderate is at 67.3%, and poor is at 23.5%. It can be concluded that in this study, the level of knowledge in respondents is at moderate level, for as many as 67.3%.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan pada blok Community Research Program (CRP) semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, sekaligus untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran.

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia

20-40 Tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010”. Dalam penyelesaian

penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Ibu dr. Mega Sari Sitorus, M.kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.

2. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. Orang tua penulis, ayahanda H. Rajiman, S.E dan ibunda Hj. Ramilis atas doa, perhatian dan dukungan yang tak putus-putusnya sebagai bentuk kasih sayang kepada penulis.

(7)

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 24 November 2010 Penulis,

Taufik Delfian

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Gambar ... ix

Daftar Tabel ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Pengetahuan ... 4

2.1.1 Definisi Pengetahuan ... 4

2.1.2 Tingkat Pengetahuan ... 4

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 5

2.2. Kanker Payudara ... 6

2.2.1 Anatomi Payudara ... 6

2.2.2 Definisi Kanker Payudara ... 7

2.2.3 Etiologi dan Faktor Resiko ... 7

2.2.4 Patofisiologi ... 8

2.2.5 Gejala Klinis ... 9

(9)

2.2.8 Prognosa ... 12

2.2.9 Pencegahan Metastasis ... 12

2.3. SADARI Sebagai Alat Deteksi Dini Kanker Payudara ... 13

2.3.1 Deteksi Dini ... 13

2.3.2 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) ... 13

2.3.3 Cara Melakukan SADARI ... 13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ... 17

3.1. Kerangka Konsep ... 17

3.2. Definisi Operasional ... 17

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 18

4.1. Jenis Penelitian ... 18

4.2. Waktu dan Tempat penelitian ... 18

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18

4.3.1 Populasi ... 18

4.3.2 Sampel ... 18

4.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 18

4.3.4 Besar Sampel ... 19

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 19

4.4.1 Data Primer ... 19

4.4.2 Data Sekunder ... 21

4.5. Pengolahan dan Analisa Data... 21

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22

5.1. Hasil Penelitian ... 22

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 22

5.1.3. Analisis Pengetahuan Responden ... 24

(10)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

6.1. Kesimpulan ... 30

6.2. Saran ... 31

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor JUDUL Halaman

Gambar 2.1. SADARI posisi berdiri ... 14

Gambar 2.2. SADARI mengangkat lengan ... 14

Gambar 2.3. SADARI dengan Vertical strip ... 15

Gambar 2.4. SADARI secara melingkar ... 15

Gambar 2.5. SADARI posisi berbaring ... 16

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor JUDUL Halaman

Tabel 4.1. Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 20

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ... 22

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan ... 23

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan ... 23

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Pernikahan ... 24

Tabel 5.5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang SADARI berdasarkan Pertanyaan ... 24

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden ... 25

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Kelompok Umur ... 25

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan ... 26

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 27

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian

(14)

ABSTRAK

Kanker payudara masih merupakan penyebab kematian sebagian besar kaum wanita. Sampai saat ini kanker payudara masih menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim di Indonesia. Kejadian kanker payudara sekitar 11,22% dari kasus keganasan pada wanita. Kasus kanker payudara yang ditemukan juga kebanyakan dalam stadium yang lanjut. Hal ini tidak semestinya terjadi seandainya seluruh wanita di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya memahami salah satu deteksi dini kanker payudara yaitu dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melihat tingkat pengetahuan wanita tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri.

Penelitian ini telah dilakukan di Kelurahan Harjosari II dengan subjek penelitian adalah wanita usia 20-40 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan bantuan kuesioner yang diberikan kepada 98 orang responden. Teknik pengambilan sampel adalah dengan

consecutive sampling. Setiap jawaban yang diberikan oleh responden mempunyai

hasil nilai tersendiri dengan total angka yang didapat dari setiap responden dikelompokkan pada kelompok yang telah ditetapkan. Data-data yang telah diperoleh dianalisa dengan menggunakan program SPSS versi 17.

Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa kelompok tingkat pengetahuan baik sebesar 9,2%, kelompok pengetahuan sedang sebesar 67,3%, dan kelompok pengetahuan buruk sebesar 23,5%. Dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini, diperoleh hasil tingkat pengetahuan sedang pada responden, yaitu sebanyak 67,3%.

(15)

ABSTRACT

Breast cancer is still the cause of most of the women death. Until now, breast cancer still ranks second prior to cervical cancer in Indonesia. Incidence of breast cancer is approximately 11.22% of all malignancy cases in women. Breast cancer cases also found mostly in advanced stages. This should not happen if all women in particularly in Indonesia and in the world understand one of the early detection of breast cancer with breast self examination (BSE). It is necessary to research which aims to see the level of women's knowledge about breast self examination.

This research has been conducted at Kelurahan Harjosari II with the research subjects were women aged 20-40 years. This research is a descriptive study with cross sectional approach with the help of a questionnaire given to 98 other respondents. The sampling technique is by consecutive sampling. Any answers given by respondents had the results of its own value with the total numbers obtained from each respondent were grouped in a predetermined group. The data obtained were analyzed using SPSS version 17.

The research results showed that the knowledge level of good is by 9.2%, moderate is at 67.3%, and poor is at 23.5%. It can be concluded that in this study, the level of knowledge in respondents is at moderate level, for as many as 67.3%.

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker merupakan penyakit yang tidak diketahui penyebabnya secara pasti, tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor resiko, seperti merokok, diet yang tidak sehat, faktor lingkungan, obesitas, kurangnya aktivitak fisik, dan stres. Penyakit kanker menjadi penyebab kematian keenam di Indonesia berdasarkan data dari survei kesehatan rumah tangga (SKRT 2002).

Di dunia diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker pada tahun 2005 (WHO,2005) dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun ke depan. Di Indonesia, kanker merupakan penyebab kematian nomor 6 di Indonesia (depkes, 2003), dan diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru untuk setiap 100.000 penduduk per tahunnya (Diananda, 2009).

Kanker dapat menyerang berbagai organ di tubuh manusia, baik pria maupun wanita. Salah satu kanker yang banyak menyerang wanita adalah kanker payudara. Hampir sepertiga kanker yag didiagnosa pada wanita adalah kanker payudara. Kanker payudara sebenarnya dapat juga menyerang pria, namun hal ini jarang terjadi. Wanita seratus kali lebih beresiko terkena kanker payudara dibandingkan pria (Diananda, 2009).

Di Indonesia kanker payudara menduduki peringkat kedua setelah kanker leher rahim (Yuliana, 2005). Tidak sedikit wanita yang mengalami kematian akibat terserang kanker payudara. Kematian akibat kanker payudara sekitar 11,22% dalam kasus keganasan kanker (Setiati, 2009). Tingginya angka kematian akibat kanker payudara disebabkan karena pengobatan yang diberikan kepada pasien baru diberikan setelah kanker memasuki stadium lanjut.

(17)

dokter setelah menyadari adanya benjolan yang terus membesar dan dibiarkan saja, dengan alasan ekonomi khawatir harus dioperasi.

Terdapat tiga cara utama untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker payudara, yaitu SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) atau breast self

examination, pemeriksaan oleh tenaga kesehatan atau clinical breast examination,

dan pemeriksaan dengan mamografi (Yuliana, 2005). Pendeteksian dengan ketiga cara ini ternyata mampu menekan angka kematian akibat kanker payudara sebesar 25-30% (Saryono, 2009).

Dari ketiga cara tersebut, cara yang paling mudah dan nyaman untuk dilakukan adalah dengan melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). Tindakan ini sangat penting karena hampir 85% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri (Yuliana, 2005). Begitu pentingnya melakukan SADARI sebagai pendeteksian dini namun banyak wanita yang belum menyadari pentingnya melakukan deteksi dini terhadap payudara. Oleh karena itu sangat perlu mengetahui sejauh mana sebenarnya masyarakat mengetahui SADARI sebagai upaya pendeteksian dini terhadap kanker payudara.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ingin digali peneliti dalam penelitian ini adalah:

(18)

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas tahun 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden berdasarkan kelompok umur.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden berdasarkan tingkat pendidikan.

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden berdasarkan pekerjaan.

d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden berdasarkan status pernikahan

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam bidang penelitian.

b. Memperoleh gambaran pengetahuan masyarakat kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).

c. Menambah pengetahuan masyarakat tentang SADARI.

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2003).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu: a. Tahu

Tahu adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengingat sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Paham

Paham diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mampu menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain, misalnya mengelompokkan dan membedakan.

e. Sintesis

(20)

f. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Widianti (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

b. Tingkat pendidikan

Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah.

c. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun, baik keyakinan yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

d. Fasilitas

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lain-lain. e. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik.

f. Sosial budaya

(21)

2.2 Kanker Payudara 2.2.1 Anatomi Payudara

Payudara merupakan kelenjar asesoris kulit yang berfungsi menghasilkan susu. payudara terdapat pada laki-laki dan perempuan. Bentuk payudara sama pada laki-laki dan perempuan yang belum dewasa. Pada masa pubertas, glandula mammaria perempuan lambat laun membesar dan akan berbentuk setengah lingkaran. Hal ini terjadi dibawah pengaruh estrogen yang kadarnya meningkat. Terutama yang tumbuh ialah jaringan lemak dan jaringan ikat di antara 15-20 lobus payudara (Sarwono, 2007). Dasar mamma terbentang dari iga kedua sampai keenam dan dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaries media (Snell, 2006).

Payudara mendapat aliran darah melalui arteriae thoracicae internae dan

arteriae intercostales. Arteria axillaris juga mengalirkan darah ke kelenjar

payudara, yaitu melalui cabang-cabangnya, arteria thoracica lateralis dan arteria

thoracoacromialis. Sedangkan aliran limfe payudara di bagi menjadi

kuadran-kuadran. Kuadran lateral mengalirkan cairan limfenya ke nodi axilaris anterior dan kuadran medial mengalirkan cairan limfenya melalui pembuluh-pembuluh yang menembus ruangan intercostalis dan masuk ke dalam kelompok nodi

thoracales internae. Beberapa pembuluh limfe mengikuti arteriae intercostales posteriores dan mengalirkan cairan limfenya ke posterior kedalam nodi intercostales posteriores (terletak di sepanjang arteriae intercostales posteriores).

Beberapa pembuluh berhubungan dengan pembuluh limfe dari payudara sisi yang lain dan berhubungan juga dengan kelenjar di dinding anterior abdomen (Snell, 2006).

Untuk mempermudah menyatakan letak suatu kelainan, payudara dibagi menjadi lima regio, yaitu :

(22)

2.2.2 Definisi Kanker Payudara

Kanker payudara adalah neoplasma ganas, suatu pertumbuhan jaringan payudara abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrarif dan destruktif, serta dapat bermetastase. Tumor ini tumbuh progresif, dan relatif cepat membesar. Pada stadium awal tidak terdapat keluhan sama sekali, hanya berupa fibroadenoma atau fibrokistik yang kecil saja, bentuk tidak teratur, batas tidak tegas, permukaan tidak rata, dan konsistensi padat dan keras (Ramli,1994).

2.2.3 Etiologi dan Faktor resiko

Sampai saat ini, penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang meningkatkan kemungkinan untuk terjadinya kanker payudara, yaitu :

1. Diet

Diet yang tinggi lemak dan minuman beralkohol memperbesar kemungkinan terkena kanker payudara. Hal ini terjadi karena alkohol mempengaruhi aktivitas estrogen (Rasjidi, 2009).

2. Faktor reproduksi

a. Menarche atau menstruasi pertama pada usia relatif muda (kurang dari 12

tahun).

b. Menopause pada usia yang lebih tua (lebih dari 50 tahun).

c. Nullipara/belum pernah melahirkan

d. Infertilitas

e. Melahirkan anak pertama pada usia yang relatif lebih tua (lebih dari 35 tahun).

f. Pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu yang lama ( ≥7 tahun). g. Tidak menyusui (Rasjidi, 2009).

3. Riwayat keluarga

(23)

BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker

payudara (Andrijono, 2006). 4. Faktor hormonal

Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara (Rasjidi, 2009).

5. Riwayat adanya kelainan payudara lainnya

Wanita yang didiagnosis dengan kelainan-kelainan payudara, dapat meningkatkan resiko kanker payudara (American Cancer Society, 2008).

6. Radiasi pengion pada saat pertumbuhan payudara.

Pada masa pertumbuhan, perubahan organ payudara sangat cepat dan rentan terhadap radiasi pengion (Rasjidi, 2009).

2.2.4 Patofisiologi

Transformasi Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan (Hendrapagala, 2009).

(24)

2.2.5 Gejala Klinis

Ada beberapa gejala klinis payudara yang telah terkena kanker, antara lain adaah:

1. Benjolan pada payudara.

2. Puting susu tertarik kedalam, berwarna merah muda atau kecoklatan hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk.

3. Perdarahan pada puting susu.

4. Rasa sakit atau nyeri jika tumor sudah besar,sudah timbul borok, atau sudah ada metastase ke tulang.

5. Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Hendrapalaga, 2009).

2.2.6 Stadium Kanker Payudara

Sistem penentuan stadium yang tersering digunakan adalah yang telah dirancang oleh American Joint Committe on Cancer Staging dan International

Union Againts Cancer, yaitu:

Stadium 0 DCIS (termasuk penyakit Paget pada puting payudara) dan LCIS.

Stadium I Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang disertai metastasis ke kelenjar getah bening negatif.

Stadium IIA Karsinoma invasif dengan ukuran 2cm atau kurang disertai metastasis ke kelenjar getah bening atau karsinoma invasif lebih dari 2 cm, tetapi kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah bening negatif.

(25)

Stadium IIIA Karsinoma invasif ukuran berapa pun dengan kelenjar getah bening terfiksasi (yaitu invasi ekstranodus yang meluas diantara kelenjar getah bening atau menginvasi ke dalam struktur lain) atau karsinoma dengan ukuran lebih dari 5 cmdengan metastasis kelenjar getah bening nonfiksasi.

Stadium IIIB Karsinoma inflamasi, karsinoma yang menginvasi dinding dada, karsinoma yang menginvasi kulit, karsinoma dengan nodus kulit satelit, atau setiap karsinoma dengan metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna ipsilateral.

Stadium IV Metastasis ke tempat jauh.

2.2.7 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk

memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta

menghilangkan gejala-gejalanya. Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual (Homepedin, 2008).

1. Pembedahan

(26)

2. Terapi Radiasi

Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan (Homepedin, 2008).

3. Terapi Hormon

Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir (Homepedin, 2008).

4. Kemoterapi

Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau dikombinasikan. obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker saja (Homepedin, 2008).

5. Terapi Imunologik

Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini,

trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2

(27)

2.2.8 Prognosa

Beberapa gambaran tumor payudara menunjang prognosisnya. Secara umum, makin kecil tumor maka akan makin baik prognosisnya. Kanker payudara bukan semata-mata keadaan patologis yang terjadi hanya dalam semalam. Kanker ini bermula dengan perubahan genetik dalam satu sel. Membutuhkan waktu hampir 16 kali penggandaan untuk karsinoma menjadi 1 cm atau lebih besar, dimana pada waktu tersebut kanker telah tampak secara klinis.

Pada diagnosis hampir 45% dari pasien membuktikan adanya penyebaran regional atau metastasis. Rute yang paling sering dari penyebaran regional adalah ke nodus limfe aksilaris. Kelangsungan hidup bergantung pada penyebaran regional dari kanker (Rasjidi, 2009).

2.2.9 Pencegahan Metastasis

Kanker payudara dapat menyebar secara signifikan dan sering tidak menimbulkan gejala yang berarti. Pada saat terdiagnosis sebagai kanker payudara, 5-15 % telah mengalami metastasis dan hampir 40% telah terjadi penyebaran secara regional. Karena pengobatan terkadang tidak memberikan hasil yang baik atau terlambat dalam memberikan terapinya, maka pencegahan merupakan langkah yang diperlukan. Secara umum ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam menurunkan insiden kanker payudara, yaitu dengan menggunakan

Tamoxifen dan dengan profilaktik mastektomi (Rasjidi, 2009).

Profilaktik mastektomi telah diketahui sebagai pendekatan potensial untuk menurunkan resiko kanker payudara. Cara ini mampu menurunkan angka kematian akibat kanker payudara sebesar 90% (bilateral mastektomi), dan 22-50% (bilateal oophorectomy). Namun cara ini digunakan hanya pada wanita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi. Sedangkan langkah lain yaitu dengan menggunakan Tamoxifen yang merupakan agen nonsteroid bersifat selctive

estrogen-receptor modulator mampu menurunkan angka kematian hingga 47%

(28)

2.3. SADARI Sebagai Alat Deteksi Dini Kanker Payudara 2.3.1 Deteksi dini

Deteksi dini kanker adalah usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan tes, pemeriksaan, atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara tepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat, benar-benar sehat dengan tampak sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan (Rasjidi, 2009).

2.3.2 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan ini tidak hanya dilakukan oleh wanita yang beresiko tinggi, tetapi sebaiknya dilakukan oleh seluruh wanita karena sekitar 75% kasus kanker payudara ditemukan pada wanita yang tidak dianggap beresiko tinggi (Ihea, 2003).

Wanita usia 20 tahun ke atas sebaiknya melakukan SADARI sebulan sekali, yaitu 7-10 hari setelah menstruasi. Pada saat itu, pengaruh hormon ovarium telah hilang sehingga konsistensi payudara tidak lagi keras seperti menjelang menstruasi (Yuliana, 2005).

2.3.3. Cara Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Tahap 1:

(29)

Gambar 2.1 SADARI posisi berdiri

Kemudian perlahan-lahan angkatlah kedua lengan ke atas sambil memperhatikan apakah kedua payudara tetap simetris.

Gambar 2.2 SADARI posisi berdiri dengan mengangkat lengan

(30)

Gambar 2.3 Palpasi dengan Vertical Strip

Gambar 2.4 Palpasi secara Melingkar

Dekap tangan Anda di belakang kepala dan tekan tangan Anda ke depan. Kemudian, tekan tangan Anda erat pada pinggul dan sedikit menunduk ke depan cermin ketika Anda menarik punggung dan sikut ke depan. Ini akan melengkapi bagian pemeriksaan payudara di depan cermin.

Tahap 2:

(31)

Gambar 2.5 SADARI Posisi Berbaring

Tahap 3:

Perhatikan tanda-tanda perdarahan atau keluarnya cairan dari puting susu. Caranya dengan memencet puting susu dan melihat apakah ada darah atau cairan yang keluar.

Gambar 2.6 Pemeriksaan pada Puting Payudara

Tahap 4:

(32)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2003).

Tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di Kelurahan Harjosari II akan dijabarkan berdasarkan karakteristik responden yakni berdasarkan kelompok umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status penikahan. Alat pengumpulan data berupa kuesioner sebanyak 12 pertanyaan yang langsung dijawab oleh responden. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal.

Penilaian terhadap pengetahuan wanita tentang SADARI berupa 12 pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan skor 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah, adalah sebagai berikut:

a. Baik : apabila mendapat skor 9-12

b. Sedang : apabila mendapat skor 5-8

c. Buruk : apabila mendapat skor 0-4

Wanita Usia 20-40 tahun

(33)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yakni menggambarkan pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas tentang SADARI. Penelitian ini adalah deskriptif dengan desain

cross sectional.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas, Medan. Penelitian dilaksanakan selama bulan Maret-November 2010, namun pengambilan serta pengumpulan data dilakukan selama bulan Oktober-November 2010.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah wanita usia 20-40 tahun yang tercatat sebagai penduduk Kelurahan Harjosari II pada tahun 2010 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Populasi penelitian ini berjumlah 5463 orang.

4.3.2. Sampel

Sampel diambil dengan menggunakan teknik non probability sampling, yaitu dengan teknik consecutive sampling, dimana semua orang yang memenuhi kriteria sampel dijadikan sebagai sampel penelitian (Wahyuni, 2008).

4.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Adapun Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah : 1. Wanita usia 20-40 tahun.

2. Penduduk Kelurahan Harjosari II.

(34)

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :

Mengalami gangguan fisik atau mental yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian.

4.3.4. Besar Sampel

jumlah sampel minimal akan dihitung dengan menggunakan rumus : N

n =

1 + N(d2)

n : jumlah sampel N : jumlah populasi

d : derajat kepercayaan (0,1)

Dari hasil survei awal, didapatkan bahwa jumlah wanita usia 20-40 tahun di kelurahan Harjosari II adalah 5463 orang. Dengan menggunakan rumus penghitungan sampel di atas, maka jumlah sampel penelitian adalah 98 orang.

4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden. Pada penelitian ini data primer berasal dari alat pengumpulan data berupa kuesioner sebanyak 12 pertanyaan yang dijawab oleh responden.

Setelah kuisioner dijawab oleh responden, maka tingkat pengetahuan dikelompokkan berdasarkan kategori berikut:

Tingkat Pengetahuan Nilai

Baik Nilai yang diperoleh 9-12

Sedang Nilai yang diperoleh 5-8

(35)

Selanjutnya, kuesioner diuji validitasnya dengan uji validitas korelasi Pierson dan diuji reliabilitasnya dengan uji reliabilitas Alpha Cronbach.

Tabel 4.1 Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson

Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 2

(36)

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini yang diperoleh dari kantor kelurahan adalah jumlah wanita usia 20-40 tahun yang tinggal di Kelurahan Harjosari II, yaitu sebanyak 5463 orang. Data ini diperlukan untuk mengetahui apakah jumlah subjek mencukupi di dalam populasi tersebut.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

(37)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Kelurahan Harjosari II, yang merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Medan Amplas. Kelurahan ini memiliki luas 4,59 km2 dan dibagi menjadi 17 lingkungan dengan jumlah penduduk sebanyak 30.054 jiwa.

Secara geografis, kelurahan ini memiliki batas-batas sebagai berikut:

 Utara : Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Medan Johor

 Barat : Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Medan Johor

 Timur : Kelurahan Harjosari I, Kecamatan Medan Amplas

 Selatan : Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas dan Desa Marindal I Kecamatan Patumbak.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut umur dapat dilihat pada table 5.1 berikut ini :

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010

No Umur Frekuensi Persentase (%)

1 20-26 22 22,4

2 27-33 42 42,9

3 34-40 34 34,7

Jumlah 98 100,0

(38)

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini :

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010

No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak sekolah 7 7,1

2 SD 10 10,2

3 SMP 16 16,3

4 SMA 48 49,0

5 Perguruan Tinggi 17 17,3

Jumlah 98 100,0

Dari tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa responden yang tidak sekolah berjumlah 7 orang (7,1%), yang SD berjumlah 10 orang (10,2%), yang SMP berjumlah 16 orang (16,3%), yang SMA berjumlah 48 orang (49%), dan yang perguruan tinggi berjumlah 17 orang (17,3).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut pekerjaan dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini :

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Responden di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010

No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak bekerja 45 45,9

2 Pegawai 25 25,5

3 Wiraswasta 28 28,6

Jumlah 98 100,0

(39)

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden menurut status pernikahan dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini :

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Pernikahan Responden di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010

No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1 Menikah 81 82,7

2 Belum Menikah 17 17,3

Jumlah 98 100,0

Dari tabel 5.4 diatas dapat dilihat bahwa responden yang sudah menikah berjumlah 81 orang (82,7%) dan yang belum menikah berjumlah 17 orang (17,3%).

5.1.3. Analisis Pengetahuan Responden

Data lengkap distribusi frekuensi jawaban responden atas kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini :

Tabel 5.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden tentang SADARI berdasarkan Pertanyaan

Jawaban Responden

No Pertanyaan Benar Salah

f % f %

1 SADARI Salah Satu Cara Deteksi Dini Kanker Payudara

48 49,0 51 35,0

2 Pengertian SADARI 57 58,2 41 41,8

3 SADARI Sebagai Deteksi Dini Kaker Payudara

38 38,8 60 41,2

12 Jari yang digunakan pada SADARI

(40)

Dari Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa pertanyaan nomor 5 yang paling banyak dijawab dengan benar yaitu sebanyak 75,5% dan pertanyaan nomor 4 yang paling banyak dijawab dengan salah yaitu sebanyak 77,6%.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden pada table 5.6 berikut ini :

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Wanita 20-40 Tahun Tentang SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara

No Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 9 9,2

2 Sedang 66 67,3

3 Buruk 23 23,5

Jumlah 98 100,0

Dari tabel 5.6 diatas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara dimana 9,2% dari total responden memiliki pengetahuan baik, 67,3% dari total responden memiliki pengetahuan sedang, dan 23,5% dari total responden memiliki pengetahuan buruk.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut ini :

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok

(41)

sebanyak 68,2%, kelompok umur 27-33 tahun yaitu sebanyak 69,0%, maupun kelompok umur 34-40 tahun yaitu sebanyak 64,7%.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden menurut pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut ini :

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan

(42)

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut ini :

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Pekerjaan

Dari Tabel 5.9 di atas, dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan sedang, baik yang tidak bekerja yaitu sebanyak 66,7%, pegawai yaitu sebanyak 68,0%, maupun wiraswasta yaitu sebanyak 67,9%.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden menurut status pernikahan dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut ini :

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Status

(43)

5.2. Pembahasan

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di kelurahan Harjosari II mengenai SADARI, didapatkan hasil sedang sebanyak 66 responden atau 67,3%, buruk sebanyak 23 responden atau 23,5%, dan 9 responden atau 9,2% memiliki pengetahuan baik. Hal ini sangat berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Martyani (2008) bahwa pengetahuan tentang SADARI yang dilakukan di RW III Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta didapatkan bahwa pengetahuan responden tentang SADARI memiliki pengetahuan baik. Perbedaan hasil penelitian ini dapat disebabkan oleh kondisi masyarakat seperti keterpaparan media dan tingkat kewaspadaan masyarakat. Menurut asumsi peneliti, warga RW III Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta lebih banyak terpapar dengan informasi SADARI atau memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi tentang kanker payudara.

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan kelompok umur didapati hasil bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan sedang, baik pada kelompok umur 20-26 tahun yaitu sebanyak 68,2%, kelompok umur 27-33 tahun yaitu sebanyak 69,0%, maupun kelompok umur 34-40 tahun yaitu sebanyak 64,7%. Sedangkan yang memiliki pengetahuan baik terbanyak pada kelompok umur 27-33 tahun yaitu sebesar 11,9 %. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Martyani (2008) yaitu mayoritas responden memiliki pengetahuan baik pada kelompok umur 24-30 tahun.

(44)

makin tinggi pula tingkat pengetahuannya oleh karena pada orang yang tingkat pendidikannya tinggi semakin banyak informasi yang diterimanya dan lebih berusaha untuk mencari hal baru yang belum diketahuinya, sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Meliono (2007) bahwa pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman dan berbagai sumber informasi yang diterima.

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan pekerjaan mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan sedang, baik yang tidak bekerja yaitu sebanyak 66,7%, pegawai yaitu sebanyak 68,0%, maupun wiraswasta yaitu sebanyak 67,9%. Reponden yang memiliki tingkat pengetahuan baik terbanyak adalah pegawai sebanyak 20%. Hal ini mungkin disebabkan karena pada umumnya responden yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai memikiki tingkat pendidikan yang tinggi pula sehingga akan lebih berusaha mencari informasi yang pada akhirnya akan meningkatkan pengetahuannya. Selain itu pengetahuan juga dipengaruhi oleh lingkungan dan ketersediaan informasi, menurut Notoadmojo (2003). Responden yang bekerja sebagai pegawai akan lebih banyak terpapar oleh sumber-sumber informasi yang terbaru sehingga pengetahuannya terutama mengenai kesehatan akan lebih baik jika dibandingkan pada kelompok lainnya.

(45)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 98 orang responden, hanya 9,2% dari total responden memiliki pengetahuan baik, 67,3% dari total responden memiliki pengetahuan sedang, dan 23,5% dari total responden memiliki pengetahuan buruk.

2. Dilihat dari karakteristik berdasarkan kelompok umur, tingkat pengetahuan baik terbanyak pada kelompok umur 27-33 tahun sebanyak 5 responden (11,9%), tingkat pengetahuan sedang terbanyak juga pada kelompok umur 27-33 tahun sebanyak 29 responden (69,0%), dan tingkat pengetahuan buruk terbanyak pada kelompok umur 20-26 tahun yaitu sebanyak 9 responden (26,5%).

3. Dilihat dari karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan responden, tingkat pengetahuan baik terbanyak pada pendidikan perguaruan tinggi sebanyak 7 responden (41,2%), tingkat pengetahuan sedang terbanyak pada pendidikan SMA sebanyak 38 responden (79,2%), dan tingkat pengetahuan buruk terbanyak pada kelompok tidak sekolah yaitu sebanyak 4 responden (57,1%).

4. Dilihat dari karakteristik berdasarkan pekerjaan, tingkat pengetahuan baik terbanyak pada responden yang bekerja sebagai pegawai sebanyak 5 responden (20,0%), tingkat pengetahuan sedang terbanyak juga pada responden yang bekerja sebagai pegawai sebanyak 17 responden (68,0%), dan tingkat pengetahuan buruk terbanyak pada responden yang bekerja wiraswasta sebanyak 8 responden (28,6%).

(46)

menikah dan sebanyak 4 orang pada responden yang sudah menikah dengan persentase yang sama yaitu sebesar 23,5%.

6.2 Saran

1. Para wanita hendaknya lebih proaktif lagi dalam mencari pengetahuan seputar SADARI karena cara ini merupakan cara yang paling aman dan nyaman untuk dilakukan setiap orang.

2. Tenaga/peugas Kesehatan, terutama PUSKESMAS agar lebih meningkatkan kerjanya dalam hal penyuluhan agar pengetahuan mengenai SADARI sampai ke seluruh lapisan masyarakat.

(47)

DAFTAR PUSTAKA

American Cancer society. Detailed Guide:Breast Cancer.,2008.Available from: www.cancer .org/docroot/CRI/CRI_2_3x.asp?dt=5 [Accessed 12 April 2010]

Andrijono., 2006. Tumor Supresor Gen. Dalam : Onkologi Ginekologi., Jakarta : YBP-SP. 36-38.

Crum, Christopher P.,dkk., 2007. Sistem Genitalia Perempuan dan Payudara. Dalam : Buku Ajar Patologi., Jakarta : EGC. 794-801.

Diananda, Rama., 2009. Kanker Payudara. Dalam : Mengenal Seluk-Beluk

Kanker., Yogyakarta : Katahati, 62-75.

Dinawati A., 2003. Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang SADARI. Available

from:

Hendrapagala., 2009. Kanker Payudara. Available from:

12 April 2010]

Homepedin., 2008. Kanker Payudara. Available from:

2010]

Ihea., 2003. Pemeriksaan Payudara. Available from:

(48)

Martyani, Dwiakhid, 2009. Hubungan Pengetahuan dan Sikap tentang SADARI

dengan Perilaku SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) di RW VIII

Kelurahan Warungboto Kecamatan Umbulharjo D.I.Yogyakarta Tahun 2008.

Available from:

[Accessed: 15 November 2010].

Meliono, Irmayanti, et all., 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI.

Notoatmodjo, Soekidjo., 2003. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. Dalam :

Pendidikan dan Perilaku Kesehatan., Jakarta : Rineka Cipta, 121-128.

Rasjidi,Imam.,2009. Kanker Payudara. Dalam : Deteksi dini, dan Pencegahan

Kanker Payudara., Jakarta : Sagung Seto, 54-91.

___________.,2009. Prinsip-Prinsip Deteksi Dini dan Skrining. Dalam : Deteksi

dini, dan Pencegahan Kanker Payudara., Jakarta : Sagung Seto, 5-7.

Saryono., dan Pramitasari, R.D., 2009. Permasalahan pada Payudara. Dalam :

Perawatan payudara., Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. 16-24.

Setiati, Eni., 2009. Kanker Payudara : Pembunuh Nomor Dua Wanita. Dalam :

Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita., Edisi 1. Yogyakarta : ANDI,

41-43.

Snell, Richard S., 2006. Extremitas Superior. Dalam : Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta : EGC, 420-422.

(49)

Widianti, Efri, Aat Sriati, dan Tati Hernawaty, 2007. Pengetahuan Pasien

Mengenai Gangguan Psikosomatik dan Pencegahannya di Puskesmas Tarogong Garut. Available from :

(50)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Taufik Delfian

Tempat/tanggal lahir : Medan, 8 Desember 1989

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : Jl. Bajak II Gg.Madrasah No.20 Marindal I Medan

Nomor Telepon : HP (0819622302)

Orang Tua : Ayah : H. Rajiman, SE

Ibu : Hj. Ramilis

Riwayat Pendidikan : TK Lestari Medan 1994-1995

SD Negeri 104211 Medan 1995-2001 SMP Negeri 2 Medan 2001-2004

SMA Harapan Mandiri Medan 2004-2006

` SMA Harapan 1 Medan 2006-2007

Riwayat Organisasi : 1. Anggota Divisi HBI-PM PHBI FK USU

2008-2009.

2. Anggota Departemen Kaderisasi KAMMI USU 2008-2009.

(51)

3. Koordinator Seksi Acara Pekan Ta’aruf PHBI FK USU 2008.

4. Anggota Seksi Peralatan dan Tempat Panitia Pengabdian Masyarakat PEMA 2009.

5. Ketua Departemen Kaderisasi KAM Rabbani 2009-2010.

6. Anggota Departemen Kebijakan Publik KAMMI MP 2009- 2010.

7. Anggota Komisi II MM PEMA FK USU 2009-2010.

8. Gubernur BEM PEMA FK USU 2010-2011. 9. Ketua Panitia Seminar Mahasiswa pada HUT

ke-52 Fakultas Kedokteran USU 2010.

(52)

LAMPIRAN 2

Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Tempat/ Tgl. Lahir : Alamat :

Dengan ini menyatakan SETUJU/MENOLAK untuk menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti pada kuisioner-kuisioner yang tertera untuk disertakan ke dalam data penelitian.

Medan, 2010 Peneliti, Yang Membuat Pernyataan

(Taufik Delfian) ( )

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tempat/ Tgl. Lahir : Alamat :

Dengan ini menyatakan bahwa data yang diisi dalam pertanyaan kuisioner adalah benar adanya. Dan Saya bersedia memberikan pernyataan saya untuk dijadikan bahan penelitian tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Medan, 2010

Tertanda

(53)

LAMPIRAN 3

KUESIONER PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 20-40 TAHUN MENGENAI PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI KELURAHAN

HARJOSARI II KECAMATAN MEDAN AMPLAS TAHUN 2010.

Identitas Subjek

Nama : _____________________________

(wajib diisi)

Usia : ____________ tahun

Pendidikan terakhir (tamat) : Tidak sekolah / SD / SMP / SMA / Perguruan Tinggi*

Pekerjaan : __________________

Status perkawinan : Menikah / Belum menikah*

(*) coret yang tidak perlu

Pengetahuan wanita tentang SADARI

Berilah tanda (√) pada SATU jawaban yang PALING BENAR menurut Anda.

No Pertanyaan Benar Salah

1. SADARI adalah satu-satunya cara deteksi dini pada kanker payudara

(54)

3. SADARI dilakukan sebagai pengobatan pada kanker payudara

4. SADARI dapat dilakukan untuk mengobati infeksi pada payudara

5. Wanita dapat melakukan SADARI mulai dari usia 20 tahun

6. SADARI dilakukan secara rutin setiap bulan

7. Wanita yang sudah menopause tidak dianjurkan melakukan SADARI

8. Struktur Payudara akan berubah setiap bulannya

9. SADARI dapat dilakukan pada posisi tegak di depan cermin

10. SADARI dapat dilakukan dengan berbaring

11. SADARI dapat dilakukan dengan memijat mulai bagian tepi payudara hingga bagian tengah payudara

(55)

LAMPIRAN 4

(56)
(57)
(58)

76 27 SMA Wiraswasta Menikah 1 0 0 1 1 0 1

77 32 SMP Tidak Bekerja Menikah 1 0 0 0 1 1 0

78 33 SMA Wiraswasta Menikah 1 0 0 0 1 1 0

79 24 SMA Tidak Bekerja Belum Menikah 0 1 1 0 1 0 0

80 22 SMA Tidak Bekerja Belum Menikah 1 0 0 1 0 0 0

81 31 Perguruan Tinggi Pegawai Menikah 0 1 1 1 1 1 1

82 38 SMP Tidak Bekerja Menikah 1 1 1 1 1 1 1

83 29 SMA Tidak Bekerja Menikah 1 1 0 0 1 0 1

84 28 Perguruan Tinggi Pegawai Belum Menikah 1 1 1 1 1 1 1

85 36 SD Wiraswasta Menikah 0 1 1 0 1 1 0

86 38 Tidak Sekolah Tidak Bekerja Menikah 0 0 1 1 0 0 0

87 32 SMP Tidak Bekerja Menikah 0 0 1 0 0 1 0

88 29 Tidak Sekolah Tidak Bekerja Menikah 1 1 0 0 1 1 1

89 26 SD Tidak Bekerja Menikah 0 0 0 0 1 0 0

90 29 Perguruan Tinggi Pegawai Menikah 0 1 1 0 1 1 0

91 34 SMP Tidak Bekerja Menikah 1 1 0 0 1 0 0

92 32 SMA Wiraswasta Menikah 1 1 0 0 1 0 1

93 33 SMA Pegawai Menikah 0 1 0 0 1 0 1

94 27 SMA Tidak Bekerja Belum Menikah 0 0 1 0 1 0 1

95 24 SMP Tidak Bekerja Belum Menikah 1 1 1 0 1 1 1

96 31 SMA Wiraswasta Menikah 1 1 1 0 0 0 1

97 39 Perguruan Tinggi Pegawai Menikah 1 1 1 0 1 1 0

(59)
(60)

p8 Pearson

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach

's Alpha N of Items

(61)

Tabel Statistik SPSS 17.0

Tabel Distribusi Berdasarkan Kelompok Umur

Frequency Percent

Valid

Tabel Distribusi Berdasarkan Pendidikan

Frequency Percent Percent Valid Cumulative Percent

Valid 0 7 7.1 7.1 7.1

Tabel Distribusi Berdasarkan Pekerjaan

Frequency Percent Percent Valid Cumulative Percent

Valid 0 45 45.9 45.9 45.9

1 25 25.5 25.5 71.4

2 28 28.6 28.6 100.0

Total 98 100.0 100.0

Tabel Distribusi Berdasarkan Status Pernikahan

Frequency Percent

(62)

Tabel Distribusi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Frequency Percent

Valid

Kelompok Umur * tingkat pengetahuan Crosstabulation

(63)

Pendidikan * tingkat pengetahuan Crosstabulation

(64)

Pekerjaan * tingkat pengetahuan Crosstabulation

Pekerjaan Tidak

bekerja

Status * tingkat pengetahuan Crosstabulation

(65)
(66)

Pekerjaan * Pengetahuan Ibu Crosstabulation

Pekerjaan Ibu Rumah

Tangga

Frequency Percent

Valid

Frequency Percent

(67)

p3

Frequency Percent

Valid

Frequency Percent

Valid

Frequency Percent

Valid

Frequency Percent

Valid

Frequency Percent

(68)

p8

Frequency Percent

Valid

Frequency Percent

Valid

Frequency Percent

Valid

Frequency Percent

Valid

Frequency Percent

Gambar

Tabel 4.1.     Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................
Gambar 2.3 Palpasi dengan Vertical Strip
Tabel 4.1 Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden di Kelurahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

bahwa sebagian besar keluarga siswa mempunyai fasilitas pendidikan di rumah berupa kamar/ruang belajar, kamus dan buku-buku pelajaran. Pola asuh belajar yang dilakukan orang tua

In this work, we jointly process high spectral and high geometric resolution images and exploit their synergies to (a) generate a fused image of high spectral and geometric

The developed algorithm for 3D data acquisition was tested by calculating the spatial difference between the 3D point cloud produced in the OpenCV and 3D point cloud acquired based

Buatlah pembahasan soal dan jawaban secara individu,terkait pokok-pokok materi Pajak Penghasilan IV yang sudah diajarkan selama 1 semester.. No NIM ganjil

A combination of land use data of different time period derived from several satellite images and field level land use information are used to land use and land cover changes.. In

Berkenaan dengan telah ditetapkannya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor O8O/PI2OL4 tentang Izin Penyelenggaraan Program Studi Ilmu Kebidanan, Program

LP360 Tutorials. GIS and Decision Making in Local Government. Redlands, California, USA. Making Better Use of Acuracy Data in Land Change Studies: estimating Accuracy and

perlu menetapkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Penyelenggaraan Program Studi Fisioterapi jenjang program Sarjana (S-1) pada Sekolah Tinggi Ilmu