• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TOTAL KOLIFORM DAN TOTAL MIKROBA DALAM JAMU GENDONG SELAMA PROSES PEMASARAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN MUTU PERILAKU SANITASI PEMBUATAN DAN PENJUALAN PRODUK ( Dikembangkan Menjadi Media Leaflet Materi “Peranan Bakteri” Untuk Siswa Biologi Kelas X S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS TOTAL KOLIFORM DAN TOTAL MIKROBA DALAM JAMU GENDONG SELAMA PROSES PEMASARAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN MUTU PERILAKU SANITASI PEMBUATAN DAN PENJUALAN PRODUK ( Dikembangkan Menjadi Media Leaflet Materi “Peranan Bakteri” Untuk Siswa Biologi Kelas X S"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TOTAL KOLIFORM DAN TOTAL MIKROBA DALAM JAMU GENDONG SELAMA PROSES PEMASARAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN

MUTU PERILAKU SANITASI PEMBUATAN DAN PENJUALAN PRODUK ( Dikembangkan Menjadi Media Leaflet Materi “Peranan Bakteri” Untuk Siswa

Biologi Kelas X SMA)

SKRIPSI

Oleh:

VISTA INTANIA GUSDIAH 201110070311050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO AND DEDICATION

“ Sesudah kesulitan pasti ada kemudahan” (Al Insyiroh: 6)

Never forget what you deserve and never let anyone bring you

down (the goodvibe)

Learn form yesterday, live for today, hope for tommorow

(Albert einstein)

DEDICATION:

I dedicate this thesis to :

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis

mampu menyelesaikan tugas Akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “Analisis Total Koliform dan Total Mikroba dalam Jamu Gendong Selama Proses Pemasaran dan Hubungannya dengan Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Penjualan Produk (Dikembangkan Menjadi Media Leaflet Materi “Peranan Bakteri” Untuk Siswa Biologi Kelas X SMA)”

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya

bantuan, informasi, bimbingan dan juga do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.

Terutama pada:

1. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Yuni Pantiwati, M.M, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Drs. Nurwidodo, M.Kes selaku pembimbing I yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk serta saran yang sangat

berharga dalam menyusun skripsi ini dan

4. Dr. Ainur Rofieq, M.Kes selaku pembimbing II yang dengan penuh

kejutan memberikan bimbingan kepada penulis hingga dapat

(7)

5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas

Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan

pengetahuan.

6. Ayahanda Agus Subroto, terima kasih telah bersabar tanpa lelah

tersenyum mengantar ananda mengarungi segala kesulitan dalam

menuntut ilmu.

7. Ibunda Sundiyah, terima kasih telah memberikan support ananda untuk

bangkit dan selalu percaya hari esok tidak akan seburuk hari ini. Semoga

engkau selalu diberi kesehatan dan dibahagiakan oleh Allah SWT.

8. Adikku Niki Berliana Dia Subroto yang selalu memberikan semangat.

9. Seluruh laskar biologi angkatan 2011 khususnya kelas B yang selalu

membantuku.

Semoga Allah senantiasa membalas amal baik yang telah kalian diberikan

kepada saya, Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya

dan pembaca pada umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 3 September 2015

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

2.1.1 Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik (CPOTB) ... 11

2.1.2 Jamu Kunci Sirih ... 13

2.1.3 Standar Mikroorganisme dalam Jamu Gendong ... 14

2.2 Mikroorganisme dalam Pangan ... 16

2.4 Persyaratan Makanan dan Minuman Secara Biologis ... 28

2.4.1 Persyaratan Air ... 30

2.4.2 Proses Kontaminasi Organisme dalam Makanan dan Minuman ... 33

(9)

2.5.1 Metode Hitungan Cawan ... 35

2.6 Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Penjualan Produk ... 37

2.7 Media Pembelajaran ... 40

2.7.1 Dasar Pemilihan Media ... 41

2.7.1.1 Alasan Teoritis ... 42

2.7.1. 2 Alasan Praktis ... 43

2.7.2 Dasar Pemilihan Leaflet ... 45

2.7.3 Pemanfaatan Leaflet dalam Pembelajaran Peranan Bakteri ... 46

3.2.3 Tahap Persiapan Penelitian Tahap I ... 55

3.2.4 Tahap Pelaksanaan Penelitian Tahap I ... 55

3.3 Populasi dan Teknik Sampling ... 59

3.3.1 Populasi ... 59

3.3.2 Teknik Sampling ... 59

3.4 Jenis dan Definisi Operasional Variabel ... 61

3.4.1 Jenis Variabel ... 61

3.4.2 Definisi Operasional Variabel ... 61

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 63

3.5.1 Metode Pengambilan Data Penelitian Tahap I ... 63

3.5.2 Metode Pengambilan Data Penelitian Tahap II... 63

3.6 Teknik Analisis Data ... 65

(10)

4.1.2 Hasil Penelitian Total Bakteri ... 74

4.1.3 Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Penjualan ... 75

4.2 Perbedaan Total Koliform dan Total Bakteri Selama Proses Pemasaran ... 77

4.3 Hubungan Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Penjualan Jamu Gendong dengan Total Koliform dan Total Bakteri ... 78

4.4 Pembahasan ... 80

4.4.1 Kandungan Total Koliform dalam Jamu Gendong Selama Proses Pemasaran ... 80

4.4.2 Kandungan Total Bakteri dalam Jamu Gendong Selama Proses Pemasaran ... 83

4.4.3 Batas Optimal Konsumsi jamu Gendong Berdasarkan Total Koliform dan Total Bakteri Selama Proses Pemasaran ... 85

4.4.4 Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Penjualan dengan Total Koliform dan Total Bakteri pada jamu Gendong ... 87

4.4.5 Pengembangan hasil Penelitian Menjadi Leaflet Peranan Bakteri yang Merugikan untuk Pembelajaran Biologi Kelas X SMA ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 104

5.2 Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... xvi

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1. Persyaratan Hasil Pemeriksaan Secara Mikrobiologis ... 15

Tabel 3.1. Total Koliform Pada Jamu Kunci Sirih ... 58

Tabel 3.2. Total Bakteri Pada Jamu Kunci Sirih ... 59

Tabel 3.3. Dasar Pengambilan Keputusan Uji Normalitas ... 66

Tabel 3.4. Dasar Pengambilan Keputusan Uji Homogenitas ... 66

Tabel 3.5. Dasar Pengambilan Keputusan Uji Anava 1 Jalan ... 67

Tabel 3.6. Dasar Pengambilan Keputusan Uji Linearitas ... 67

Tabel 3.7. Dasar Pengambilan Keputusan Uji Korelasi Product Moment ... 67

Tabel 4.1. Hasil Total Koliform Pada Jamu Kunci Sirih ... 73

Tabel 4.2. Hasil Total Bakteri Pada Jamu Kunci Sirih ... 74

Tabel 4.3. Nilai Skor Pengukuran Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Sanitasi Penjualan ... 76

Tabel 4.4. Hasil Ringkas Uji Anava Total Koliform dan Total Bakteri (CFU/ml) ... 78

Tabel 4.5. Hasil Ringkas Uji Korelasi Product Moment Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Penjualan dengan Total Koliform dan Total Bakteri (CFU/ml) ... 79

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Hubungan Sanitasi Pembuatan dan Penjualan Jamu Gendong terhadap Total Koliform dan Total Bakteri ... 51 Gambar 3.1 Bagan Prosedur Kerja Tahap I ... 59 Gambar 3.2 Skema Desain Teknik Cluster Random Sampling ... 61 Gambar 3.3 Desain Studi Pengembangan Menggunakan Learning Cycle

3E ... 69 Gambar4.1. Grafik Total Koliform dalam Jamu Gendong Selama Proses

Pemasaran ... 80 Gambar4.2. Grafik Total Bakteri dalam Jamu Gendong Selama Proses

Pemasaran ... 83 Gambar4.3. Grafik Prosentase Pengetahuan Sanitasi Pembuatan dan

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 : Tabel Hasil Penelitian ... 106

Lampiran 2 : Langkah-Langkah Menjalankan SPSS Versi 21 ... 107

Lampiran 3 : Tabel Nilai Skor Pengukuran Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Sanitasi Penjualan ... 117

Lampiran 4 : Output Uji Normalitas ... 119

Lampiran 5 : Output Uji Homogenitas ... 120

Lampiran 6 : Output Uji Anava 1 Jalan ... 121

Lampiran 7 : Nilai Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Penjualan dengan Total Koliform dan Total Bakteri ... 122

Lampiran 8 : Output Uji Korelasi Product Moment ... 123

Lampiran 9 : Instrumen Pengukuran Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Sanitasi Penjualan ... 124

Lampiran 10 : Dokumentasi Penelitian ... 125

Lampiran 11 : Silabus ... 134

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Afiah, 2012. Pengaruh Waktu Pajan Terhadap Total Bakteri Dan Jenis Bakteri. Skripsi. Universitas Hassanudin Makassar

Asyhar, 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Referensi Jakarta. Jakarta

Annonymous. 2011. MacCONKEY Agar (7102). (http://neogen.com) Diakses 7 Agustus 2015

BPOM RI. 2005. Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik. Badan POM Republik Indonesia. Jakarta

BPOM RI. 2008. Pengujian Mikrobiologi Pangan. Badan POM Republik Indonesia. Jakarta

Badan Standarisasi nasional (BSN). 2009. Batas Maksimum Cemaran Mikroba

Dalam Pangan. Jakarta

Chen, CY. dkk 2003. a 6_6 Drop Plate Method for Simultaneous Colony Counting and Mpn Enumeration of Campylobacter Jejuni, Listeria

monocytogenes, and Escherichia coli. Journal of Microbiologichal Method

55, 475-479

Dahlan, M.S. 2008. Statistika untuk kedokteran dan kesehatan. Salemba medika. Jakarta

Degeng,N.S. 2001. Media Pembelajaran . Dalam Kumpulan Makalah Budi Pekerti (Pengembangan Keterampilan Instruktur) Untuk Quantum Teaching

Djamaludin, MD. 2009. Analisis Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Jamu

Gendong Di Kota Sukabumi. Institut Pertanian Bogor

Depkes RI. 2000. Prinsip-Prinsip Higiene Dan Sanitasi Makanan. Departemen Kesehatan RI. Jakarta

Depkes RI. 2003. Kepmenkes RI No.942/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Persyaratan Makanan Jajanan. Depkes RI:Jakarta

(15)

Depkes RI. 2006. Modul Khusus Higyene Dan Sanitasi Makanan Dan Minuman. Departemen Kesehatan RI. Jakarta

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Departemen Pendidikan Nasional. Hal 6- 7Suhardi (2010)

Doyle,MP. 2006. Closing The Door On The Coliform Fecal Coliform Assay. Microbe 1, hal 162-163

Entjang, I. 2003. Mikrobiologi Dan Parasitologi Untuk Akademi Keperawatan

Dan Sekolah Tenaga Kesehatan Yang Sederajat. Citra Adtya Bakti.

Bandung

Fadila. 2001. Hubungan Faktor Sosial, Ekonomi, Higiene Sanitasi, Tingkat Konsumsi Dan Infeksi Dengan Status Gizi Ank Usia 2-5 Tahun Di

Kabupaten Semarang. Magister gizi masyarakat UNDIP

Fajaroh 2007. Pembelajaran dengan model siklus belajar (learning cycle). (http://massofa.wordpress.com) diakses pada tanggal 5 maret 2015

Fardiaz. 2011. Analisa Mikrobiologi Pangan. Rajawali Press. Jakarta

Fathonah, 2005. Hygiene Dan Sanitasi Makanan. UNNES Press. Semarang

Feri, P. 2011. Leaflet. (http://feripadri.files.wordpess.com) Diakses tanggal 5 Maret 2015

Fitriana, Aan. 2014. Analisis kandungan total koliform dan tingkat kebersihan pedagang untuk menentukan batas optimal konsumsi minuman cappucino

cincau yang dijual dilingkungan kampus kota malang. Skripsi. Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Hariyadi, P. 2006. Petunjuk Sederhana Memproduksi Pangan Yang Aman. Dian Rakyat. Jakarta

Hastuti, WP. 2004. Faktor produksi yang berhubungan dengan terjadinya

kontaminasi Escherichia coli pada jamu gendong. Thesis. Program Pasca

Sarjana Universitas Diponegoro Semarang

Herigstad, B. 2001. How To Optimize Drop Plate Method For Enumerating Bacteria. Journal of Microbiological Method 44, 121-129

(16)

Katno, M. 2008. Tingkat Manfaat, Keamanan Dan Efektifitas Tanaman Obat Dan

Obat Tradisional. Tawangmangu: B2P2TO-OT.

Kotler, P. 2000. Marketing Management, 10th Edition. New Jersey: Prentice Hall

Kepmenkes RI No 1098 tahun. 2003. Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi

Makanan Jajanan. Departemen Kesehatan RI. Jakarta

Latudi, R. 2012. Aspek hygiene dan sanitasi makanan di pasar jajanan gorontalo. Skripsi. Universitas negeri gorontalo

Maulana, A. 2014. Correlation Of The Knowledge Of Jamu Gendong Seller

About Ingredient And Benefit Against The Knowledge And Customer’s

Perception. International proceedings of social and behavioral sciences, Vol. 2 No.1, 74-81

Manurung, P. 2011. Pembuatan Media Untuk Berbagai Macam Mikroba. (http://breanmanurung.files.wordpress.com) Diakses 7 agustus 2015

Mulia, Ricki M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Graha Ilmu. Yogyakarta

Muliadi, A. 2010. Kualitas mikrobiologi jamu gendong di Kota Malang berdasarkan nilai MPN coliform, nilai MPN coliform fecal, dan jumlah

koloni Escherichia coli. Skripsi. Universitas Negeri Malang

Muslimin, L. 2009. Kajian dan Pengembangan Potensi Jamu. Pusat Penelitian

Dan Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri. Departemen

Perdagangan

Nigtyas, Arindi. 2012. Analisis Kandungan Mikroba Pada Berbagai Minuman Jajanan Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Disekitarkampus Kota Malang.

Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Malang

Notoadmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta

Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta. Jakarta

Nurrahman. Purnamasari, D. Mifbakhuddin. 2010. Hubungan Sanitasi Dengan Total Mikroba Dan Total Koliform Pada Jamu Gendong Di RT.1 RW.2

Kelurahan Kedung Mundu Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal

(17)

Ozugul, G. 2010. Media Selections Models: Theory To Practice Model. Arizona State University Press.

Pemkab Malang. 2014. Kromegan. (http://kromengan.malangkab.go.id) Diakses 5 Maret 2015

Purnawijayanti,H. 2001. Sanitasi, Higiene, dan Keselamatan Kerja dalam

Pengolahan Makanan. Kanisius. Yogyakarta

Radjasa, 2004. Kandungan Kopostranol San Bakteri Coliform Pada Lingkungan Perairan Sungai, Muara, Pantai Di Banjir Kanal Timur, Semarang Pada Monsun Timur. Jurnal Ilmu Kelautan vol. 19 (1) maret 2004 : 54-60

Rahma, GM. 2013. Pentingnya Personal Hygiene bagi Penjamah Makanan. Buletin BAPELKES Provinsi Kalimantan Selatan

Rahmy, AW dan Azrianingsih R. 2014. Etnobotani jamu Gendong Berdasarkan Presepsi Produsen Jamu Gendong di Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Jurnal Biotropika,Vol. 2 No. 4 2014 Hal 198-202

Risma, IL. 2010. Studi Evaluasi Implementasi Sanitasi Sarana Dan Prasarana Dalam Penyelenggaraan Makan Tenaga Kerja Terminal Lawe-Lawe

Chevron Indonesia Company. Program Diploma III. Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Riswan, S. 2002. Jamu As Traditional Medicine In Java, Indonesia. South pacific study vol. 23 no. 21 2002

Rofi’i, F. 2009. Hubungan antara Jumlah Total Bakteri dan Angka Katalase

terhadap Daya Tahan Susu. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut

Pertanian Bogor

Saifudin, A. 2011. Standarisasi Obat Alam. Graha Ilmu. Yogyakarta

Santosa, S. 2008. Metodologi Penelitian Biomedis. Danamartha Sejahtera Utama. Bandung

Saudah. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bercirikan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Pada Materi Persamaan Garis

Lurus. KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia Juni 2013

Siagian, A. 2002. Mikroba Pada Makanan Dan Sumber Pencemarannya. Universitas sumatera utara

(18)

Sofiana, E. 2012. Hubungan Higiene Dan Sanitasi Dengan Kontaminasi Escherichia Coli Pada Jajanan Di Sekolah Dasar Kecamatan Tepos

Depok Tahun 2012.skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas

Indonesia

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D). Alfabeta. Bandung

Suharmiati. 2003. Menguak Tabir dan Potensi Jamu Gendong. Agromedia Pustaka. Jakarta

Sutrisno, 2006. Berbagai macam sumber air. Universitas sumatera utara

Syaiful, B.D dan Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta

Tetty, A. 2013. Pengaruh Massa Biosorben Cangkang Telur Ayam Petelur Dalam Penurunan Logam Pb(Ii) Sebagai Sumber Belajar. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Malang

Unus, S. 2003. Mikrobiologi Air dan dasar-dasar Pengolahan Buangan Secara

Biologis. Alumni. Bandung

Yunaenah. 2009. Kontaminasi E.Coli Pada Makanan Jajanan Di Kantin Sekolah

Dasar Wilayah Jakarta Pusat Tahun 2009. Thesis. Fakultas Kesehatan

Masyarakat. Universitas Indonesia

Zulaikhah, ST. 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Pencemaran Mikroba Pada Jamu Gendong Di Kota Semarang. Thesis.

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak jaman dahulu, masyarakat Indonesia telah mengenal pengobatan

tradisional. Pengobatan tradisional ini diwariskan oleh nenek moyang bangsa

yang mempunyai kemampuan dalam meracik obat tradisional yang bermanfaat

bagi kesehatan. Obat tradisional adalah ramuan yang berupa bahan tumbuhan,

hewan, mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang

secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan (BPOM, 2005).

Masyarakat memanfaatkan obat tradisional sebagai upaya pencegahan terhadap

suatu penyakit untuk menjaga kesehatan.

Salah satu obat tradisional yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat

adalah jamu. Jamu merupakan ramuan yang muncul sebagai akibat adanya

masalah yang dihadapi masyarakat jaman dahulu, yaitu bagaimana merawat tubuh

dan mengobati berbagai macam penyakit (Djamaludin, 2009). Jamu yang paling

digemari masyarakat adalah jamu gendong. Jamu gendong banyak digemari

karena harganya terjangkau dan mudah diperoleh terutama dari penjaja jamu

gendong yang banyak dijumpai baik di kota maupun desa (Suharmiati, 2003).

Jamu gendong mempunyai banyak konsumen, akan tetapi konsumen

wanita lebih dominan dibandingkan dengan konsumen pria. Hal ini berdasarkan

pada penelitian Rahmy (2014) yang menjelaskan bahwa lebih dari 50% untuk

(20)

2

jamu gendong yang paling digemari adalah kunci suruh yang memiliki presentasi

sebesar 100%, dalam survei yang dilakukan, hal ini terjadi karena kunci suruh

berkhasiat untuk mengobati keputihan bagi perempuan.

Konsumen jamu gendong mempercayai khasiat dari jamu yang mereka

konsumsi. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Rahmy (2014) yang

menyatakan tingginya tingkat konsumsi disebabkan oleh responden yang menilai

bahwa 93,33% jamu gendong bersifat alami, 90% aman karena tidak

menggunakan pengawet, 73,33% murah karena bahannya mudah didapatkan,

83,33% lebih efektif dalam mengatasi penyakit dan 93,33% rasanya yang enak

mampu menarik minat masyarakat untuk tetap gemar mengkonsumsi jamu

gendong. Selain itu dalam obat tradisional terdapat suatu mekanisme penangkal

yang disebut-sebut dapat menetralkan efek samping yang dikenal dengan istilah

SEES (Side Effect Eliminating Subtanced) (Katno, 2008).

Tingginya konsumsi jamu di masyarakat sekarang ini belum diimbangi

dengan kebersihan dan kesehatan pembuat jamu. Proses pengolahan jamu

sebaiknya dilakukan pembuat jamu dengan memakai pakaian kerja yang bersih,

mencuci tangan saat akan mengolah jamu dan setelah dari kamar kecil, memotong

kuku, mencuci rambut serta memakai penutup kepala saat membuat jamu. Selain

kebersihan pembuat hal lain yang harus diperhatikan adalah kebersihan peralatan

pembuat jamu yang digunakan saat mengolah jamu maupun pada saat pemasaran

jamu. Ketentuan dalam membuat jamu harus sesuai dengan cara pembuatan obat

tradisional yang baik (CPOTB) yaitu memperhatikan seluruh aspek yang

(21)

3

tergantung dari penyediaan bahan baku, proses pembuatan, pengawasan mutu,

sanitasi peralatan dan higiene personal yang menangani.

Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2005

menunjukkan bahwa terdapat penjaja jamu tradisional terutama jamu gendong

sebanyak 3.306 orang. Salah satu sentra penjaja jamu gendong di Jawa Timur

khususnya wilayah Malang adalah di Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan,

Kabupaten Malang. Secara astronomis Kecamatan Kromengan Malang terletak di

antara 112,2776-112,3231 BT dan 8,0882-8,0567 LS serta luas secara

keseluruhan adalah sekitar 38,63 km2 atau sekitar 1,30 persen dari total

keseluruhan luas Kabupaten Malang (Pemkab Malang, 2014). Berdasarkan hasil

wawancara pada tanggal 13 Februari 2015 dengan Ibu Tin selaku penjual jamu

gendong, di Desa Karangrejo terdapat 24 penjual jamu gendong, 7 orang penjual

jamu gendong berada di Dusun Dawung, 10 orang penjual jamu gendong berada

di Dusun Krantil dan 7 orang penjual jamu gendong berada di Dusun Jatirejo.

Jamu gendong yang beredar di masyarakat umumnya merupakan produksi

rumah tangga sehingga tidak menutup kemungkinan menjadi media penularan

penyakit. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan penjual selama

proses pembuatan maupun pemasaran jamu. Keadaan sanitasi yang buruk seperti

penanganan dan pengolahan makanan yang tidak higienis menyebabkan penyakit

diare dan disentri (Risma, 2010). Oleh karena itu, untuk memperoleh jamu yang

aman dikonsumsi sebaiknya penjual memiliki pengetahuan yang baik tentang

pengolahan pangan yang aman, mempunyai akses terhadap air bersih dan fasilitas

(22)

4

membuang sampah yang baik sehingga tidak terdapat cemaran mikroorganisme

penyebab penyakit dalam jamu gendong yang diproduksi.

Salah satu kelompok organisme yang paling sering dijumpai dalam

kontaminasi makanan adalah bakteri koliform dan cemaran mikroba. Bakteri

koliform merupakan bakteri berbentuk batang, bersifat aerob dan anaerob

fakultatif serta mempunyai spesies dengan habitat dalam saluran pencernaan dan

non saluran pencernaan seperti tanah dan air (BPOM, 2008). Bakteri koliform dan

mikroba tersebut dapat mengkontaminasi makanan dan minuman termasuk jamu

pada saat proses pembuatan maupun pada saat proses penyajian serta pemasaran

makanan maupun minuman. Pada suhu yang cocok satu bakteri akan berkembang

biak lebih dari 500.000 sel dalam 7 jam dan dalam 9 jam meningkat menjadi 2

juta sel dan dalam 12 jam meningkat menjadi 1 milyar (Depkes RI, 2003).

Bakteri koliform dan cemaran mikroba yang terdapat pada jamu dapat

menyebabkan penyakit. Apabila jumlah bakteri tersebut melebihi batas maka

dapat menyebabkan berbagai penyakit yaitu diare, septimia, peritonistis,

meninigistis dan infeksi-infeksi lainnya (Unus, 2003). Bakteri koliform juga dapat

digunakan sebagai mikroba indikator pencemaran pangan. Karena adanya bakteri

koliform dalam makanan dan minuman tidak selalu menunjukkan telah terjadi

kontaminasi yang berasal dari feses, keberadaannya lebih menunjukkan indikasi

dari kondisi prosessing atau sanitasi yang tidak memadai (BPOM, 2008). Untuk

dapat mengukur total koliform dan total mikroba dalam jamu gendong dapat

digunakan uji TPC (Total Plate Count) dengan menggunakan media Mac Konkey

(23)

5

Kontaminasi bakteri pada jamu gendong banyak yang melebihi batas

standar yang telah ditentukan. Hasil penelitian Nurrahman (2010) tentang

pemeriksaan total mikroba dan total koliform pada jamu gendong didapatkan hasil

8 dari 12 penjual jamu tidak memenuhi syarat ALT sebesar 104 yaitu berkisar 4,2

x 10-3 sampai dengan 8,8 x 10-5 sedangkan untuk total koliform 10 dari 12 penjual

tidak memenuhi syarat MPN sebesar <3/ml yaitu berkisar antara 3 sampai dengan

2400 dengan rata-rata 720,83. Berdasarkan penelitian Muliadi (2010) tentang

kualitas mikrobiologi jamu gendong di kota Malang, didapatkan hasil jamu kunir

asam dan cabe puyang terkontaminasi oleh bakteri Coliform, Coliform fecal, dan

Escherichia coli dan dapat menganggu kesehatan konsumen.

Kontaminasi bakteri pada makanan dan minuman merupakan suatu

peranan bakteri yang merugikan dalam kehidupan manusia serta menyebabkan

penyakit dan dipelajari dalam mata pelajaran biologi SMA kelas X. Dalam suatu

proses pembelajaran diperlukan sebuah media untuk menyampaikan materi

Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan

guna mencapai tujuan pengajaran (Syaiful, 2010).

Media mempunyai bentuk yang bermacam-macam salah satunya media

visual seperti poster dan leaflet. Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi

tulisan dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan

gambar-gambar yang sederhana dan ada beberapa yang disajikan secara berlipat

(Feri, 2011). Pemilihan media dalam bentuk leaflet dalam penelitian ini bertujuan

untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang benda atau hal-hal yang sulit

(24)

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Berapa total koliform dalam jamu gendong selama proses pemasaran?

2. Berapa total mikroba dalam jamu gendong selama proses pemasaran?

3. Berapakah batas optimal jamu gendong dapat dikonsumsi berdasarkan total

koliform dan total mikroba selama proses pemasaran?

4. Adakah hubungan mutu perilaku sanitasi pembuatan dan penjualan dengan

total koliform dan total mikroba pada jamu gendong?

5. Bagaimanakah aplikasi penelitian analisis total koliform dan total mikroba

dalam jamu gendong selama proses pemasaran dan hubungannya dengan mutu

perilaku sanitasi pembuatan dan penjualan sebagai sumber belajar dalam media

leaflet untuk siswa SMA kelas X?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan perubahan total koliform dalam jamu gendong selama proses

pemasaran.

2. Mendeskripsikan perubahan total mikroba dalam jamu gendong selama proses

pemasaran.

3. Menganalisis batas optimal jamu gendong dapat dikonsumsi berdasarkan total

koliform dan total mikroba selama proses pemasaran.

4. Menganalisis hubungan mutu perilaku sanitasi pembuatan dan penjualan

(25)

7

5. Menganalisis aplikasi penelitian analisis total koliform dan total mikroba

dalam jamu gendong selama proses pemasaran dan hubungannya dengan mutu

perilaku sanitasi pembuatan dan penjualan sebagai sumber belajar dalam media

leaflet untuk siswa SMA kelas X

1.4 Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Mengetahui total koliform dan total mikroba yang terdapat dalam jamu

gendong selama proses pemasarannya serta hubungannya dengan mutu

perilaku sanitasi pembuatan dan penjualan sehingga dapat menentukan

batas optimal konsumsi jamu gendong.

b. Menambah ilmu bagi peneliti mengenai proses penghitungan total

koliform dan total mikroba dalam jamu gendong selama proses

pemasarannya serta pengaruh dari mutu perilaku sanitasi pembuatan dan

penjualan jamu gendong oleh pedagang.

2. Secara Praktis

a. Memberikan tambahan sumber belajar untuk siswa SMA kelas X pada

materi peranan bakteri, karena total koliform dan total mikroba yang

terdapat dalam jamu gendong selama proses pemasaran serta hubungannya

dengan mutu perilaku sanitasi pembuatan dan penjualan dapat

menyebabkan penyakit apabila terdapat dalam jumlah yang melebihi batas

yang telah ditentukan.

b. Pada aspek pendidikan, guru dan siswa dapat memanfaatkan media leaflet

(26)

8

analisis total koliform dan total mikroba dalam jamu gendong selama

proses pemasaran dan hubungannya dengan mutu perilaku sanitasi

pembuatan dan penjualan produk sehingga memudahkan pembelajaran di

dalam kelas.

1.5 Definisi Istilah

1. Analisis Total Koliform adalah mempelajari bakteri berbentuk batang, bersifat

aerob dan anaerob fakultatif serta mempunyai spesies dengan habitat dalam

saluran pencernaan dan non saluran pencernaan seperti tanah dan air (BPOM,

2008).

2. Analisis Total Mikroba adalah mempelajari makhluk hidup sederhana yang

terbentuk dari satu atau beberapa sel yang hanya dapat dilihat dengan bantuan

suatu peralatan khusus (mikroskop) mencakup virus, bakteri, mikroalga,

protozoa, khamir dan kapang (BSN, 2009).

3. Jamu Gendong adalah obat tradisional yang didasarkan pada pengalaman

secara turun temurun, baik secara lisan maupun secara tertulis (Suharmiati,

2003).

4. Proses Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan

kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,

menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (Kotler,

2000).

5. Mutu Perilaku Sanitasi Pembuatan dan Penjualan Produk adalah acuan yang

terdapat pada prinsip-prinsip higiene sanitasi makanan dan minuman (Depkes

(27)

9

6. Media Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan

kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang

sederhana dan ada beberapa yang disajikan secara berlipat (Feri, 2011).

1.6 Batasan Masalah

Agar tidak terjadi gambaran luas dalam penelitian ini, maka peneliti

memberikan batasan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Subjek dalam penelitian ini adalah jamu gendong khususnya jamu kunci sirih

yang ada di Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang.

Jamu kunci sirih dipilih karena merupakan salah satu jenis jamu yang paling

diminati oleh konsumen.

2. Objek dalam penelitian ini adalah total koliform dan total mikroba yang

dihitung dengan menggunakan metode TPC media seleksi yaitu

menggunakan media Mac Konkey Agar untuk total koliform dan Plate Count

Agar (PCA) untuk total mikroba (khususnya bakteri) serta tingkat kebersihan

penjual serta kebersihan sanitasi pembuatan dan penjualan produk yang

disesuaikan dengan keputusan menteri kesehatan (Kepmenkes).

3. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah jumlah total koliform,

jumlah total mikroba yaitu jumlah total bakteri dan mutu perilaku sanitasi

Referensi

Dokumen terkait

Preparasi sampel untuk memisahkan senyawa gula dengan senyawa kulit kayu resak yang.. terekstrak berdasarkan metode yang diberikan oleh Iftitah (1998) dan

Oleh karena itu titik leleh kriolit adalah 1009 o C, elektrolit itu mengandung AlF 3 dan sisanya flourida (CaF 2 ) yang bersama alumina yang terlarut, dapat menurunkan titik

Karyawan pengemasan akan membawa keluar barang- barang yang dapat dibeli oleh agen atau pembeli, dan memberikan catatan barang apa saja yang dibeli oleh agen

Usulan tindak lanjut pada Renja Perangkat Daerah kabupaten / kota berikutnya : Efektivitas pelaksanaan kegiatan Usulan tindak lanjut pada Renstra Perangkat Daerah kabupaten /

Penyajian informasi yang utuh dalam laporan keuangan akan menciptakan transparansi dan nantinya akan mewujudkan akuntabilitas (Nordi- awan, 2010). Semakin baik

Hitunglah arus dari sumber tegangan v = 311 sin 314 t yang dihubungkan dengan tahanan 100 ohm serta tentukan beda fase antara arus dan tegangan3. Sebuah kumparan mempunyai

Mulai dari data yang diinput, ketersedian jumlah dan jenis pelanggan yang akan dipindah fasakan, keefektifan pemindahan beban dari suatu fasa ke fasa lain, tingkat

Menurut model ABC, perilaku dipicu oleh beberapa rangkaian peristiwa anteseden (sesuatu yang mendahului sebuah perilakau dan secara kausal terhubung dengan perilaku itu