ANALISIS TOTAL KOLIFORM DAN TOTAL MIKROBA DALAM JAMU GENDONG SELAMA PROSES PEMASARAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN
MUTU PERILAKU SANITASI PEMBUATAN DAN PENJUALAN PRODUK ( Dikembangkan Menjadi Media Leaflet Materi “Peranan Bakteri” Untuk Siswa
Biologi Kelas X SMA)
SKRIPSI
Oleh:
VISTA INTANIA GUSDIAH 201110070311050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MOTTO AND DEDICATION
“ Sesudah kesulitan pasti ada kemudahan” (Al Insyiroh: 6)
Never forget what you deserve and never let anyone bring you
down (the goodvibe)
Learn form yesterday, live for today, hope for tommorow
(Albert einstein)
DEDICATION:
I dedicate this thesis to :
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis
mampu menyelesaikan tugas Akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “Analisis Total Koliform dan Total Mikroba dalam Jamu Gendong Selama Proses Pemasaran dan Hubungannya dengan Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Penjualan Produk (Dikembangkan Menjadi Media Leaflet Materi “Peranan Bakteri” Untuk Siswa Biologi Kelas X SMA)”
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya
bantuan, informasi, bimbingan dan juga do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.
Terutama pada:
1. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Yuni Pantiwati, M.M, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Drs. Nurwidodo, M.Kes selaku pembimbing I yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk serta saran yang sangat
berharga dalam menyusun skripsi ini dan
4. Dr. Ainur Rofieq, M.Kes selaku pembimbing II yang dengan penuh
kejutan memberikan bimbingan kepada penulis hingga dapat
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan
pengetahuan.
6. Ayahanda Agus Subroto, terima kasih telah bersabar tanpa lelah
tersenyum mengantar ananda mengarungi segala kesulitan dalam
menuntut ilmu.
7. Ibunda Sundiyah, terima kasih telah memberikan support ananda untuk
bangkit dan selalu percaya hari esok tidak akan seburuk hari ini. Semoga
engkau selalu diberi kesehatan dan dibahagiakan oleh Allah SWT.
8. Adikku Niki Berliana Dia Subroto yang selalu memberikan semangat.
9. Seluruh laskar biologi angkatan 2011 khususnya kelas B yang selalu
membantuku.
Semoga Allah senantiasa membalas amal baik yang telah kalian diberikan
kepada saya, Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 3 September 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
2.1.1 Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik (CPOTB) ... 11
2.1.2 Jamu Kunci Sirih ... 13
2.1.3 Standar Mikroorganisme dalam Jamu Gendong ... 14
2.2 Mikroorganisme dalam Pangan ... 16
2.4 Persyaratan Makanan dan Minuman Secara Biologis ... 28
2.4.1 Persyaratan Air ... 30
2.4.2 Proses Kontaminasi Organisme dalam Makanan dan Minuman ... 33
2.5.1 Metode Hitungan Cawan ... 35
2.6 Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Penjualan Produk ... 37
2.7 Media Pembelajaran ... 40
2.7.1 Dasar Pemilihan Media ... 41
2.7.1.1 Alasan Teoritis ... 42
2.7.1. 2 Alasan Praktis ... 43
2.7.2 Dasar Pemilihan Leaflet ... 45
2.7.3 Pemanfaatan Leaflet dalam Pembelajaran Peranan Bakteri ... 46
3.2.3 Tahap Persiapan Penelitian Tahap I ... 55
3.2.4 Tahap Pelaksanaan Penelitian Tahap I ... 55
3.3 Populasi dan Teknik Sampling ... 59
3.3.1 Populasi ... 59
3.3.2 Teknik Sampling ... 59
3.4 Jenis dan Definisi Operasional Variabel ... 61
3.4.1 Jenis Variabel ... 61
3.4.2 Definisi Operasional Variabel ... 61
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 63
3.5.1 Metode Pengambilan Data Penelitian Tahap I ... 63
3.5.2 Metode Pengambilan Data Penelitian Tahap II... 63
3.6 Teknik Analisis Data ... 65
4.1.2 Hasil Penelitian Total Bakteri ... 74
4.1.3 Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Penjualan ... 75
4.2 Perbedaan Total Koliform dan Total Bakteri Selama Proses Pemasaran ... 77
4.3 Hubungan Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Penjualan Jamu Gendong dengan Total Koliform dan Total Bakteri ... 78
4.4 Pembahasan ... 80
4.4.1 Kandungan Total Koliform dalam Jamu Gendong Selama Proses Pemasaran ... 80
4.4.2 Kandungan Total Bakteri dalam Jamu Gendong Selama Proses Pemasaran ... 83
4.4.3 Batas Optimal Konsumsi jamu Gendong Berdasarkan Total Koliform dan Total Bakteri Selama Proses Pemasaran ... 85
4.4.4 Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Penjualan dengan Total Koliform dan Total Bakteri pada jamu Gendong ... 87
4.4.5 Pengembangan hasil Penelitian Menjadi Leaflet Peranan Bakteri yang Merugikan untuk Pembelajaran Biologi Kelas X SMA ... 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 104
5.2 Saran ... 105
DAFTAR PUSTAKA ... xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1. Persyaratan Hasil Pemeriksaan Secara Mikrobiologis ... 15
Tabel 3.1. Total Koliform Pada Jamu Kunci Sirih ... 58
Tabel 3.2. Total Bakteri Pada Jamu Kunci Sirih ... 59
Tabel 3.3. Dasar Pengambilan Keputusan Uji Normalitas ... 66
Tabel 3.4. Dasar Pengambilan Keputusan Uji Homogenitas ... 66
Tabel 3.5. Dasar Pengambilan Keputusan Uji Anava 1 Jalan ... 67
Tabel 3.6. Dasar Pengambilan Keputusan Uji Linearitas ... 67
Tabel 3.7. Dasar Pengambilan Keputusan Uji Korelasi Product Moment ... 67
Tabel 4.1. Hasil Total Koliform Pada Jamu Kunci Sirih ... 73
Tabel 4.2. Hasil Total Bakteri Pada Jamu Kunci Sirih ... 74
Tabel 4.3. Nilai Skor Pengukuran Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Sanitasi Penjualan ... 76
Tabel 4.4. Hasil Ringkas Uji Anava Total Koliform dan Total Bakteri (CFU/ml) ... 78
Tabel 4.5. Hasil Ringkas Uji Korelasi Product Moment Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Penjualan dengan Total Koliform dan Total Bakteri (CFU/ml) ... 79
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Hubungan Sanitasi Pembuatan dan Penjualan Jamu Gendong terhadap Total Koliform dan Total Bakteri ... 51 Gambar 3.1 Bagan Prosedur Kerja Tahap I ... 59 Gambar 3.2 Skema Desain Teknik Cluster Random Sampling ... 61 Gambar 3.3 Desain Studi Pengembangan Menggunakan Learning Cycle
3E ... 69 Gambar4.1. Grafik Total Koliform dalam Jamu Gendong Selama Proses
Pemasaran ... 80 Gambar4.2. Grafik Total Bakteri dalam Jamu Gendong Selama Proses
Pemasaran ... 83 Gambar4.3. Grafik Prosentase Pengetahuan Sanitasi Pembuatan dan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 : Tabel Hasil Penelitian ... 106
Lampiran 2 : Langkah-Langkah Menjalankan SPSS Versi 21 ... 107
Lampiran 3 : Tabel Nilai Skor Pengukuran Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Sanitasi Penjualan ... 117
Lampiran 4 : Output Uji Normalitas ... 119
Lampiran 5 : Output Uji Homogenitas ... 120
Lampiran 6 : Output Uji Anava 1 Jalan ... 121
Lampiran 7 : Nilai Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Penjualan dengan Total Koliform dan Total Bakteri ... 122
Lampiran 8 : Output Uji Korelasi Product Moment ... 123
Lampiran 9 : Instrumen Pengukuran Mutu perilaku Sanitasi Pembuatan dan Sanitasi Penjualan ... 124
Lampiran 10 : Dokumentasi Penelitian ... 125
Lampiran 11 : Silabus ... 134
DAFTAR PUSTAKA
Afiah, 2012. Pengaruh Waktu Pajan Terhadap Total Bakteri Dan Jenis Bakteri. Skripsi. Universitas Hassanudin Makassar
Asyhar, 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Referensi Jakarta. Jakarta
Annonymous. 2011. MacCONKEY Agar (7102). (http://neogen.com) Diakses 7 Agustus 2015
BPOM RI. 2005. Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik. Badan POM Republik Indonesia. Jakarta
BPOM RI. 2008. Pengujian Mikrobiologi Pangan. Badan POM Republik Indonesia. Jakarta
Badan Standarisasi nasional (BSN). 2009. Batas Maksimum Cemaran Mikroba
Dalam Pangan. Jakarta
Chen, CY. dkk 2003. a 6_6 Drop Plate Method for Simultaneous Colony Counting and Mpn Enumeration of Campylobacter Jejuni, Listeria
monocytogenes, and Escherichia coli. Journal of Microbiologichal Method
55, 475-479
Dahlan, M.S. 2008. Statistika untuk kedokteran dan kesehatan. Salemba medika. Jakarta
Degeng,N.S. 2001. Media Pembelajaran . Dalam Kumpulan Makalah Budi Pekerti (Pengembangan Keterampilan Instruktur) Untuk Quantum Teaching
Djamaludin, MD. 2009. Analisis Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Jamu
Gendong Di Kota Sukabumi. Institut Pertanian Bogor
Depkes RI. 2000. Prinsip-Prinsip Higiene Dan Sanitasi Makanan. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Depkes RI. 2003. Kepmenkes RI No.942/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Persyaratan Makanan Jajanan. Depkes RI:Jakarta
Depkes RI. 2006. Modul Khusus Higyene Dan Sanitasi Makanan Dan Minuman. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Departemen Pendidikan Nasional. Hal 6- 7Suhardi (2010)
Doyle,MP. 2006. Closing The Door On The Coliform Fecal Coliform Assay. Microbe 1, hal 162-163
Entjang, I. 2003. Mikrobiologi Dan Parasitologi Untuk Akademi Keperawatan
Dan Sekolah Tenaga Kesehatan Yang Sederajat. Citra Adtya Bakti.
Bandung
Fadila. 2001. Hubungan Faktor Sosial, Ekonomi, Higiene Sanitasi, Tingkat Konsumsi Dan Infeksi Dengan Status Gizi Ank Usia 2-5 Tahun Di
Kabupaten Semarang. Magister gizi masyarakat UNDIP
Fajaroh 2007. Pembelajaran dengan model siklus belajar (learning cycle). (http://massofa.wordpress.com) diakses pada tanggal 5 maret 2015
Fardiaz. 2011. Analisa Mikrobiologi Pangan. Rajawali Press. Jakarta
Fathonah, 2005. Hygiene Dan Sanitasi Makanan. UNNES Press. Semarang
Feri, P. 2011. Leaflet. (http://feripadri.files.wordpess.com) Diakses tanggal 5 Maret 2015
Fitriana, Aan. 2014. Analisis kandungan total koliform dan tingkat kebersihan pedagang untuk menentukan batas optimal konsumsi minuman cappucino
cincau yang dijual dilingkungan kampus kota malang. Skripsi. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Hariyadi, P. 2006. Petunjuk Sederhana Memproduksi Pangan Yang Aman. Dian Rakyat. Jakarta
Hastuti, WP. 2004. Faktor produksi yang berhubungan dengan terjadinya
kontaminasi Escherichia coli pada jamu gendong. Thesis. Program Pasca
Sarjana Universitas Diponegoro Semarang
Herigstad, B. 2001. How To Optimize Drop Plate Method For Enumerating Bacteria. Journal of Microbiological Method 44, 121-129
Katno, M. 2008. Tingkat Manfaat, Keamanan Dan Efektifitas Tanaman Obat Dan
Obat Tradisional. Tawangmangu: B2P2TO-OT.
Kotler, P. 2000. Marketing Management, 10th Edition. New Jersey: Prentice Hall
Kepmenkes RI No 1098 tahun. 2003. Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Latudi, R. 2012. Aspek hygiene dan sanitasi makanan di pasar jajanan gorontalo. Skripsi. Universitas negeri gorontalo
Maulana, A. 2014. Correlation Of The Knowledge Of Jamu Gendong Seller
About Ingredient And Benefit Against The Knowledge And Customer’s
Perception. International proceedings of social and behavioral sciences, Vol. 2 No.1, 74-81
Manurung, P. 2011. Pembuatan Media Untuk Berbagai Macam Mikroba. (http://breanmanurung.files.wordpress.com) Diakses 7 agustus 2015
Mulia, Ricki M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Graha Ilmu. Yogyakarta
Muliadi, A. 2010. Kualitas mikrobiologi jamu gendong di Kota Malang berdasarkan nilai MPN coliform, nilai MPN coliform fecal, dan jumlah
koloni Escherichia coli. Skripsi. Universitas Negeri Malang
Muslimin, L. 2009. Kajian dan Pengembangan Potensi Jamu. Pusat Penelitian
Dan Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri. Departemen
Perdagangan
Nigtyas, Arindi. 2012. Analisis Kandungan Mikroba Pada Berbagai Minuman Jajanan Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Disekitarkampus Kota Malang.
Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Malang
Notoadmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta
Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta. Jakarta
Nurrahman. Purnamasari, D. Mifbakhuddin. 2010. Hubungan Sanitasi Dengan Total Mikroba Dan Total Koliform Pada Jamu Gendong Di RT.1 RW.2
Kelurahan Kedung Mundu Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal
Ozugul, G. 2010. Media Selections Models: Theory To Practice Model. Arizona State University Press.
Pemkab Malang. 2014. Kromegan. (http://kromengan.malangkab.go.id) Diakses 5 Maret 2015
Purnawijayanti,H. 2001. Sanitasi, Higiene, dan Keselamatan Kerja dalam
Pengolahan Makanan. Kanisius. Yogyakarta
Radjasa, 2004. Kandungan Kopostranol San Bakteri Coliform Pada Lingkungan Perairan Sungai, Muara, Pantai Di Banjir Kanal Timur, Semarang Pada Monsun Timur. Jurnal Ilmu Kelautan vol. 19 (1) maret 2004 : 54-60
Rahma, GM. 2013. Pentingnya Personal Hygiene bagi Penjamah Makanan. Buletin BAPELKES Provinsi Kalimantan Selatan
Rahmy, AW dan Azrianingsih R. 2014. Etnobotani jamu Gendong Berdasarkan Presepsi Produsen Jamu Gendong di Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Jurnal Biotropika,Vol. 2 No. 4 2014 Hal 198-202
Risma, IL. 2010. Studi Evaluasi Implementasi Sanitasi Sarana Dan Prasarana Dalam Penyelenggaraan Makan Tenaga Kerja Terminal Lawe-Lawe
Chevron Indonesia Company. Program Diploma III. Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Riswan, S. 2002. Jamu As Traditional Medicine In Java, Indonesia. South pacific study vol. 23 no. 21 2002
Rofi’i, F. 2009. Hubungan antara Jumlah Total Bakteri dan Angka Katalase
terhadap Daya Tahan Susu. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut
Pertanian Bogor
Saifudin, A. 2011. Standarisasi Obat Alam. Graha Ilmu. Yogyakarta
Santosa, S. 2008. Metodologi Penelitian Biomedis. Danamartha Sejahtera Utama. Bandung
Saudah. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bercirikan Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Pada Materi Persamaan Garis
Lurus. KNPM V, Himpunan Matematika Indonesia Juni 2013
Siagian, A. 2002. Mikroba Pada Makanan Dan Sumber Pencemarannya. Universitas sumatera utara
Sofiana, E. 2012. Hubungan Higiene Dan Sanitasi Dengan Kontaminasi Escherichia Coli Pada Jajanan Di Sekolah Dasar Kecamatan Tepos
Depok Tahun 2012.skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Indonesia
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D). Alfabeta. Bandung
Suharmiati. 2003. Menguak Tabir dan Potensi Jamu Gendong. Agromedia Pustaka. Jakarta
Sutrisno, 2006. Berbagai macam sumber air. Universitas sumatera utara
Syaiful, B.D dan Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta
Tetty, A. 2013. Pengaruh Massa Biosorben Cangkang Telur Ayam Petelur Dalam Penurunan Logam Pb(Ii) Sebagai Sumber Belajar. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Malang
Unus, S. 2003. Mikrobiologi Air dan dasar-dasar Pengolahan Buangan Secara
Biologis. Alumni. Bandung
Yunaenah. 2009. Kontaminasi E.Coli Pada Makanan Jajanan Di Kantin Sekolah
Dasar Wilayah Jakarta Pusat Tahun 2009. Thesis. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Indonesia
Zulaikhah, ST. 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pencemaran Mikroba Pada Jamu Gendong Di Kota Semarang. Thesis.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak jaman dahulu, masyarakat Indonesia telah mengenal pengobatan
tradisional. Pengobatan tradisional ini diwariskan oleh nenek moyang bangsa
yang mempunyai kemampuan dalam meracik obat tradisional yang bermanfaat
bagi kesehatan. Obat tradisional adalah ramuan yang berupa bahan tumbuhan,
hewan, mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan (BPOM, 2005).
Masyarakat memanfaatkan obat tradisional sebagai upaya pencegahan terhadap
suatu penyakit untuk menjaga kesehatan.
Salah satu obat tradisional yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat
adalah jamu. Jamu merupakan ramuan yang muncul sebagai akibat adanya
masalah yang dihadapi masyarakat jaman dahulu, yaitu bagaimana merawat tubuh
dan mengobati berbagai macam penyakit (Djamaludin, 2009). Jamu yang paling
digemari masyarakat adalah jamu gendong. Jamu gendong banyak digemari
karena harganya terjangkau dan mudah diperoleh terutama dari penjaja jamu
gendong yang banyak dijumpai baik di kota maupun desa (Suharmiati, 2003).
Jamu gendong mempunyai banyak konsumen, akan tetapi konsumen
wanita lebih dominan dibandingkan dengan konsumen pria. Hal ini berdasarkan
pada penelitian Rahmy (2014) yang menjelaskan bahwa lebih dari 50% untuk
2
jamu gendong yang paling digemari adalah kunci suruh yang memiliki presentasi
sebesar 100%, dalam survei yang dilakukan, hal ini terjadi karena kunci suruh
berkhasiat untuk mengobati keputihan bagi perempuan.
Konsumen jamu gendong mempercayai khasiat dari jamu yang mereka
konsumsi. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Rahmy (2014) yang
menyatakan tingginya tingkat konsumsi disebabkan oleh responden yang menilai
bahwa 93,33% jamu gendong bersifat alami, 90% aman karena tidak
menggunakan pengawet, 73,33% murah karena bahannya mudah didapatkan,
83,33% lebih efektif dalam mengatasi penyakit dan 93,33% rasanya yang enak
mampu menarik minat masyarakat untuk tetap gemar mengkonsumsi jamu
gendong. Selain itu dalam obat tradisional terdapat suatu mekanisme penangkal
yang disebut-sebut dapat menetralkan efek samping yang dikenal dengan istilah
SEES (Side Effect Eliminating Subtanced) (Katno, 2008).
Tingginya konsumsi jamu di masyarakat sekarang ini belum diimbangi
dengan kebersihan dan kesehatan pembuat jamu. Proses pengolahan jamu
sebaiknya dilakukan pembuat jamu dengan memakai pakaian kerja yang bersih,
mencuci tangan saat akan mengolah jamu dan setelah dari kamar kecil, memotong
kuku, mencuci rambut serta memakai penutup kepala saat membuat jamu. Selain
kebersihan pembuat hal lain yang harus diperhatikan adalah kebersihan peralatan
pembuat jamu yang digunakan saat mengolah jamu maupun pada saat pemasaran
jamu. Ketentuan dalam membuat jamu harus sesuai dengan cara pembuatan obat
tradisional yang baik (CPOTB) yaitu memperhatikan seluruh aspek yang
3
tergantung dari penyediaan bahan baku, proses pembuatan, pengawasan mutu,
sanitasi peralatan dan higiene personal yang menangani.
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2005
menunjukkan bahwa terdapat penjaja jamu tradisional terutama jamu gendong
sebanyak 3.306 orang. Salah satu sentra penjaja jamu gendong di Jawa Timur
khususnya wilayah Malang adalah di Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan,
Kabupaten Malang. Secara astronomis Kecamatan Kromengan Malang terletak di
antara 112,2776-112,3231 BT dan 8,0882-8,0567 LS serta luas secara
keseluruhan adalah sekitar 38,63 km2 atau sekitar 1,30 persen dari total
keseluruhan luas Kabupaten Malang (Pemkab Malang, 2014). Berdasarkan hasil
wawancara pada tanggal 13 Februari 2015 dengan Ibu Tin selaku penjual jamu
gendong, di Desa Karangrejo terdapat 24 penjual jamu gendong, 7 orang penjual
jamu gendong berada di Dusun Dawung, 10 orang penjual jamu gendong berada
di Dusun Krantil dan 7 orang penjual jamu gendong berada di Dusun Jatirejo.
Jamu gendong yang beredar di masyarakat umumnya merupakan produksi
rumah tangga sehingga tidak menutup kemungkinan menjadi media penularan
penyakit. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan penjual selama
proses pembuatan maupun pemasaran jamu. Keadaan sanitasi yang buruk seperti
penanganan dan pengolahan makanan yang tidak higienis menyebabkan penyakit
diare dan disentri (Risma, 2010). Oleh karena itu, untuk memperoleh jamu yang
aman dikonsumsi sebaiknya penjual memiliki pengetahuan yang baik tentang
pengolahan pangan yang aman, mempunyai akses terhadap air bersih dan fasilitas
4
membuang sampah yang baik sehingga tidak terdapat cemaran mikroorganisme
penyebab penyakit dalam jamu gendong yang diproduksi.
Salah satu kelompok organisme yang paling sering dijumpai dalam
kontaminasi makanan adalah bakteri koliform dan cemaran mikroba. Bakteri
koliform merupakan bakteri berbentuk batang, bersifat aerob dan anaerob
fakultatif serta mempunyai spesies dengan habitat dalam saluran pencernaan dan
non saluran pencernaan seperti tanah dan air (BPOM, 2008). Bakteri koliform dan
mikroba tersebut dapat mengkontaminasi makanan dan minuman termasuk jamu
pada saat proses pembuatan maupun pada saat proses penyajian serta pemasaran
makanan maupun minuman. Pada suhu yang cocok satu bakteri akan berkembang
biak lebih dari 500.000 sel dalam 7 jam dan dalam 9 jam meningkat menjadi 2
juta sel dan dalam 12 jam meningkat menjadi 1 milyar (Depkes RI, 2003).
Bakteri koliform dan cemaran mikroba yang terdapat pada jamu dapat
menyebabkan penyakit. Apabila jumlah bakteri tersebut melebihi batas maka
dapat menyebabkan berbagai penyakit yaitu diare, septimia, peritonistis,
meninigistis dan infeksi-infeksi lainnya (Unus, 2003). Bakteri koliform juga dapat
digunakan sebagai mikroba indikator pencemaran pangan. Karena adanya bakteri
koliform dalam makanan dan minuman tidak selalu menunjukkan telah terjadi
kontaminasi yang berasal dari feses, keberadaannya lebih menunjukkan indikasi
dari kondisi prosessing atau sanitasi yang tidak memadai (BPOM, 2008). Untuk
dapat mengukur total koliform dan total mikroba dalam jamu gendong dapat
digunakan uji TPC (Total Plate Count) dengan menggunakan media Mac Konkey
5
Kontaminasi bakteri pada jamu gendong banyak yang melebihi batas
standar yang telah ditentukan. Hasil penelitian Nurrahman (2010) tentang
pemeriksaan total mikroba dan total koliform pada jamu gendong didapatkan hasil
8 dari 12 penjual jamu tidak memenuhi syarat ALT sebesar 104 yaitu berkisar 4,2
x 10-3 sampai dengan 8,8 x 10-5 sedangkan untuk total koliform 10 dari 12 penjual
tidak memenuhi syarat MPN sebesar <3/ml yaitu berkisar antara 3 sampai dengan
2400 dengan rata-rata 720,83. Berdasarkan penelitian Muliadi (2010) tentang
kualitas mikrobiologi jamu gendong di kota Malang, didapatkan hasil jamu kunir
asam dan cabe puyang terkontaminasi oleh bakteri Coliform, Coliform fecal, dan
Escherichia coli dan dapat menganggu kesehatan konsumen.
Kontaminasi bakteri pada makanan dan minuman merupakan suatu
peranan bakteri yang merugikan dalam kehidupan manusia serta menyebabkan
penyakit dan dipelajari dalam mata pelajaran biologi SMA kelas X. Dalam suatu
proses pembelajaran diperlukan sebuah media untuk menyampaikan materi
Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan
guna mencapai tujuan pengajaran (Syaiful, 2010).
Media mempunyai bentuk yang bermacam-macam salah satunya media
visual seperti poster dan leaflet. Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi
tulisan dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan
gambar-gambar yang sederhana dan ada beberapa yang disajikan secara berlipat
(Feri, 2011). Pemilihan media dalam bentuk leaflet dalam penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang benda atau hal-hal yang sulit
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Berapa total koliform dalam jamu gendong selama proses pemasaran?
2. Berapa total mikroba dalam jamu gendong selama proses pemasaran?
3. Berapakah batas optimal jamu gendong dapat dikonsumsi berdasarkan total
koliform dan total mikroba selama proses pemasaran?
4. Adakah hubungan mutu perilaku sanitasi pembuatan dan penjualan dengan
total koliform dan total mikroba pada jamu gendong?
5. Bagaimanakah aplikasi penelitian analisis total koliform dan total mikroba
dalam jamu gendong selama proses pemasaran dan hubungannya dengan mutu
perilaku sanitasi pembuatan dan penjualan sebagai sumber belajar dalam media
leaflet untuk siswa SMA kelas X?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan perubahan total koliform dalam jamu gendong selama proses
pemasaran.
2. Mendeskripsikan perubahan total mikroba dalam jamu gendong selama proses
pemasaran.
3. Menganalisis batas optimal jamu gendong dapat dikonsumsi berdasarkan total
koliform dan total mikroba selama proses pemasaran.
4. Menganalisis hubungan mutu perilaku sanitasi pembuatan dan penjualan
7
5. Menganalisis aplikasi penelitian analisis total koliform dan total mikroba
dalam jamu gendong selama proses pemasaran dan hubungannya dengan mutu
perilaku sanitasi pembuatan dan penjualan sebagai sumber belajar dalam media
leaflet untuk siswa SMA kelas X
1.4 Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Mengetahui total koliform dan total mikroba yang terdapat dalam jamu
gendong selama proses pemasarannya serta hubungannya dengan mutu
perilaku sanitasi pembuatan dan penjualan sehingga dapat menentukan
batas optimal konsumsi jamu gendong.
b. Menambah ilmu bagi peneliti mengenai proses penghitungan total
koliform dan total mikroba dalam jamu gendong selama proses
pemasarannya serta pengaruh dari mutu perilaku sanitasi pembuatan dan
penjualan jamu gendong oleh pedagang.
2. Secara Praktis
a. Memberikan tambahan sumber belajar untuk siswa SMA kelas X pada
materi peranan bakteri, karena total koliform dan total mikroba yang
terdapat dalam jamu gendong selama proses pemasaran serta hubungannya
dengan mutu perilaku sanitasi pembuatan dan penjualan dapat
menyebabkan penyakit apabila terdapat dalam jumlah yang melebihi batas
yang telah ditentukan.
b. Pada aspek pendidikan, guru dan siswa dapat memanfaatkan media leaflet
8
analisis total koliform dan total mikroba dalam jamu gendong selama
proses pemasaran dan hubungannya dengan mutu perilaku sanitasi
pembuatan dan penjualan produk sehingga memudahkan pembelajaran di
dalam kelas.
1.5 Definisi Istilah
1. Analisis Total Koliform adalah mempelajari bakteri berbentuk batang, bersifat
aerob dan anaerob fakultatif serta mempunyai spesies dengan habitat dalam
saluran pencernaan dan non saluran pencernaan seperti tanah dan air (BPOM,
2008).
2. Analisis Total Mikroba adalah mempelajari makhluk hidup sederhana yang
terbentuk dari satu atau beberapa sel yang hanya dapat dilihat dengan bantuan
suatu peralatan khusus (mikroskop) mencakup virus, bakteri, mikroalga,
protozoa, khamir dan kapang (BSN, 2009).
3. Jamu Gendong adalah obat tradisional yang didasarkan pada pengalaman
secara turun temurun, baik secara lisan maupun secara tertulis (Suharmiati,
2003).
4. Proses Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (Kotler,
2000).
5. Mutu Perilaku Sanitasi Pembuatan dan Penjualan Produk adalah acuan yang
terdapat pada prinsip-prinsip higiene sanitasi makanan dan minuman (Depkes
9
6. Media Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan
kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang
sederhana dan ada beberapa yang disajikan secara berlipat (Feri, 2011).
1.6 Batasan Masalah
Agar tidak terjadi gambaran luas dalam penelitian ini, maka peneliti
memberikan batasan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Subjek dalam penelitian ini adalah jamu gendong khususnya jamu kunci sirih
yang ada di Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang.
Jamu kunci sirih dipilih karena merupakan salah satu jenis jamu yang paling
diminati oleh konsumen.
2. Objek dalam penelitian ini adalah total koliform dan total mikroba yang
dihitung dengan menggunakan metode TPC media seleksi yaitu
menggunakan media Mac Konkey Agar untuk total koliform dan Plate Count
Agar (PCA) untuk total mikroba (khususnya bakteri) serta tingkat kebersihan
penjual serta kebersihan sanitasi pembuatan dan penjualan produk yang
disesuaikan dengan keputusan menteri kesehatan (Kepmenkes).
3. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah jumlah total koliform,
jumlah total mikroba yaitu jumlah total bakteri dan mutu perilaku sanitasi