i
SKRIPSI
MUHAMMAD MIRZA KAMIL
PREPARASI SENYAWA ISOBUTIRIL
SALISILAMIDA
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ii
Lembar Pengesahan
PREPARASI SENYAWA ISOBUTIRIL
SALISILAMIDA
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2013
Oleh :
MUHAMMAD MIRZA KAMIL NIM : 09040062
Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Dr. Bambang Tri Purwanto, Apt, MS. NIP. 19571006 198503 1 003
Pembimbing II
iii
Lembar Pengujian
PREPARASI SENYAWA ISOBUTIRIL
SALISILAMIDA
SKRIPSI
Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji pada Tanggal 4 September 2013
Oleh :
MUHAMMAD MIRZA KAMIL NIM: 09040062
Disetujui Oleh:
Dra. Uswatun Chasanah M.Kes., Apt Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt
Penguji I
Dr. Bambang Tri Purwanto, Apt, M.S. NIP. 19571006 198503 1 003
Penguji II
Drs. H. Achmad Inoni, Apt NIP. 0020124205
Penguji III
Hidajah Rachmawati, S.Si., Sp. FRS NIP. 114 0609 0449
Penguji IV
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul PREPARASI SENYAWA ISOBUTIRIL SALISILAMIDA guna memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar - besarnya penulis sampaikan kepada :
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. atas kesempatan yang diberikan untuk menimba ilmu pengetahuan dan menambah wawasan di Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Ibu Tri Lestari Handayani, M.Kep.,Sp.Mat., atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti program sarjana.
3. Ibu Dra. Uswatun Chasanah M.Kes., Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu kesehatan Univesitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan fasilitas dan dukungan serta kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.
4. Bapak Dr. Bambang Tri Purwanto M.S., Apt. dan Bapak Drs. H. Achmad Inoni., Apt. sebagai pembimbing yang telah tulus ikhlas dan penuh kesabaran untuk membimbing dan memberikan dorongan moral serta materi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Sp. FRS dan Ibu Annisa Farida Muti S.Farm., Apt.M.Sc sebagai Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun untuk perbaikan skripsi ini.
v
7. Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan hingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sarjana.
8. Para Laboran Laboratorium Kimia Terpadu II: Mbak Susi dan Mas Ferdi yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.
9. Kedua orang tua penulis yang penulis hormati dan cintai, yang menjadi motivator handal, adik penulis tersayang yang dengan penuh kasih sayang dan kesabaran selalu memberikan semangat, nasehat, dukungan moral dan materi, serta doa sehingga penulis dapat menjalani studi dengan baik dan menyelesaikan skripsi ini.
10.Orang yang penulis sayangi Tika, yang telah sabar dan ikhlas menemani penulis dan selalu memberikan semangat kepada penulis.
11.Teman-teman skripsi kimia medisinal yang telah bekerja keras bersama antara lain: Retno, Khaer, Desi, Ona, Firdha, Gaya Tri, Artabah, Rizal, Rezki, Ati, dan Eka.
12.Teman-teman Farmasi 2009, terima kasih atas semangat, saran, masukan, serta bantuan dan kerjasamanya.
13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimakasih atas bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah SWT. membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. dan kebenaran itupun datang dari-Nya. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan masukan baik kritik maupun saran dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi ilmu pengetahuan maupun para pembaca.
Malang, September 2013
vi
RINGKASAN
PREPARASI SENYAWA
ISOBUTIRIL SALISILAMIDA
Muhammad Mirza Kamil
Nyeri merupakan perasaan pribadi dengan ambang toleransi yang berbeda untuk tiap individu. Untuk kondisi umum, ketika terjadi nyeri ringan maupun sedang, digunakan analgetik untuk mengurangi perasaan nyeri (Tjay dan Rahardja, 2002). Analgetik non narkotik sering disebut analgetik-antipiretik atau
Non Sterioidal Anti Inflammatory Drugs (NSAID). Obat golongan ini digunakan
untuk mengatasi nyeri ringan sampai moderat, untuk menurunkan suhu badan pada keadaan panas tinggi dan digunakan sebagai antiradang (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Salisilamida adalah salah satu obat dari golongan NSAID yang memiliki efek analgetik-antipiretik yang lemah karena salisilamida dalam mukosa usus mengalami metabolisme lintas pertama dan memiliki efek samping iritasi lambung (Tjay dan Rahardja, 2002). Untuk meningkatkan aktivitas analgetik-antipiretik dan menurunkan efek samping maka dilakukan modifikasi struktur senyawa penuntun yang berdasarkan pada pemilihan gugus atau substituent secara rasional (Siswandono dan Soekardjo, 2000).
Pada penelitian ini preparasi dilakukan yaitu dengan tujuan untuk mengetahui hasil dari preparasi senyawa isobutiril salisilamida melalui reaksi asilasi senyawa salisilamida dengan senyawa isobutiril klorida. Untuk memperoleh senyawa Isobutiril salisilamida, dilakukan reaksi asilasi gugus –NH2
dari salisilamida dengan isobutiril klorida berdasarkan metode Schotten-Baumann
yang dimodifikasi, dengan menggunakan aseton yang merupakan pelarut semi polar yang mampu melarutkan senyawa organik dan berbagai garam. Senyawa hasil preparasi kemudian di uji kemurniannya melalui penentuan titik lebur dan kromatografi lapis tipis dengan menggunakan tiga macam fase gerak. Identifikasi struktur dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet (UV-Vis), spektrofotometer inframerah (IR), dan spektrometer resonansi magnetik inti (1 H-NMR).
Persentase berat hasil preparasi yang di dapat sebanyak 0,79 %. Senyawa hasil preparasi berupa senyawa berbentuk kristal, warna putih dan tidak berbau. Diketahui titik leburnya adalah 97°-98°C. Kemudiaan kromatografi lapis tipis menggunakan tiga eluen yang berbeda terlihat noda tunggal dan berbeda nilai Rf antara senyawa hasil preparasi dengan salisilamida sebagai senyawa induk. Identifikasi struktur menggunakan spektrofotometer UV-Vis didapatkan puncak serapan maksimum pada pada panjang gelombang 301,2 nm, kemudian dengan spektrofotometer IR dapat dilihat gugus fungsi -NH pada bilangan gelombang 3319,26 cm-1, gugus fungsi C=O yang tampak pada bilangan gelombang 1679,88 cm-1 dan 1614,31 cm-1, dan gugus fungsi –C=C yang tampak pada bilangan gelombang 1581,52 cm-1 dan terakhir dilakukan analisis struktur dengan menggunakan spektrometer 1H-NMR didapatkan bahwa senyawa memiliki 12 atom H.
vii
ABSTRACT
PREPARATION ISOBUTYRIL SALYCILAMIDE COMPOUND
According to development the new drug of NSAID group derivate salicylate and to knowing the result of salicylamide’s structure preparation, preparation of Isobutyryl salicylamide had been done by reaction of salicylamide and isobutyryl chloride, based on Schotten-Baumann method. Then tested the purity by thin layer chromatography (TLC) and melting point. The compound was identified by using the spectrophotometric data of ultra-violet, infra-red and also the 1H-nuclear magnetic resonance spectrometric.
The yield of the compound preparation was 0,79% with organoleptic crystal, with and no smell. The melting point was 97-98oC and at thin layer chromatography with three different eluent produced single spot and the yield of the compound have different Rf with salycilamide as master compound. Idintified structure by spectrophotometer UV-Vis had been produced the maximum peak absorption at lambda 301,2 nm, then with spectrophotometer IR had been showed cluster function of –NH at lambda 3319,26 cm-1, cluster function of C=O at lambda 1679,88 cm-1 and 1614,31 cm-1, and had been showed cluster function C=C at lambda 1581,52 cm-1, and then the last identified structure with 1H-nuclear magnetic resonance spectrometer the compound had been 12 atom H.
From the result of research had been done showed the yield of compound preparation was isobutyry salycilamide as purpose of preparation with 0,79% percentage of preparation.
viii
ABSTRAK
PREPARASI SENYAWA ISOBUTIRIL SALISILAMIDA
Dalam mengembangkan senyawa obat baru golongan NSAID turunan salisilat dan mengetahui hasil dari preparasi struktur salisilamida, maka dilakukan preparasi senyawa salisilamida dengan isobutiril klorida melalui reaksi asilasi yang dapat menghasilkan senyawa baru yaitu Isobutiril salisilamida, yang didasarkan pada metode Schotten-Baumann. Kemudian dilakukan uji kemurnian meliputi uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan uji jarak lebur. Selanjutnya dilakukan identifikasi struktur dengan spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer IR dan spektrometer resonansi magnet inti (1H-NMR).
Hasil preparasi yang di dapat sebanyak 0,79 %, dengan organoleptis berbentuk kristal, warna putih dan tidak berbau. Diketahui titik leburnya adalah 97°-98°C dan kromatografi lapis tipis menggunakan tiga eluen yang berbeda terlihat noda tunggal dan berbeda nilai Rf antara senyawa hasil preparasi dengan salisilamida sebagai senyawa induk. Identifikasi struktur menggunakan spektrofotometer UV-Vis didapatkan puncak serapan maksimum pada pada panjang gelombang 301,2 nm, kemudian dengan spektrofotometer IR dapat dilihat gugus fungsi -NH pada bilangan gelombang 3319,26 cm-1, gugus fungsi C=O yang tampak pada bilangan gelombang 1679,88 cm-1 dan 1614,31 cm-1, dan gugus fungsi –C=C yang tampak pada bilangan gelombang 1581,52 cm-1 dan terakhir dilakukan analisis struktur dengan menggunakan spektrometer 1H-NMR didapatkan bahwa senyawa memiliki 12 atom H.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa senyawa hasil preparasi merupakan senyawa yang diharapkan yaitu isobutiril salisilamida dengan persentase hasil 0,79%.
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJI AN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKASAN……… ... vi
ABSTRAK………. .. vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Hipotesis ... 4
1.5 Manfaat Penelitian……….... ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Tinjauan Umum Tentang Nyeri ... 5
2.1.1 Definisi Nyeri ... 5
2.1.2 Penyebab ... 5
2.1.3 Klasifikasi ... 5
2.1.4 Reseptor ... 6
2.1.5 Mekanisme ... 6
2.1.6 Penanganan ... 7
2.2 Tinjauan tentang Analgetik……….. ... 7
2.2.1 Penggolongan Analgetik ... 7
2.3 Tinjauan tentang Mekanisme Kerja Obat Analgetik Anti-inflamasi Non Steroid……….. ... 9
x
2.5 Tinjauan tentang Reaksi Asilasi... 13
2.6 Tinjauan tentang Isobutiril Klorida ... 13
2.7 Tinjauan tentang Preparasi Senyawa Isobutiril Salisilamida ... 13
2.8 Tinjauan tentang Kemurnian dan Identifikasi Senyawa ... 15
2.8.1 Tinjauan tentang Titik Lebur ... 15
2.8.2 Tinjauan Kromatografi Lapis Tipis ... 15
2.8.3 Tinjauan tentang identifikasi Senyawa dengan Spektrofotometer Ultraviolet ... 15
2.8.4 Tinjauan tentang Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer Inframerah ... 16
2.8.5 Tinjauan tentang Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer Resonansi Magnetik Inti ... 17
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 18
BAB IV BAHAN, ALAT DAN METODE PENELITIAN ... 21
4.1 Bahan Penelitian ... 21
4.2 Alat Penelitian ... 21
4.3 Cara Kerja ... 22
4.3.1 Kerangka Operasional ... 22
4.3.2 Preparasi senyawa Isobutiril Salisilamida ... 22
4.3.3 Analisis Senyawa Hasil Sintesis ... 23
BAB V HASIL PENELITIAN ... 25
5.1 Senyawa Hasil Preparasi ... 25
5.2 Analisis Kualitatif Senyawa Hasil Preparasi ... 25
5.2.1 Analisis Kualitatif dengan Pemeriksaan Organoleptis ... 25
5.2.2 Analisis Kualitatif dengan Pemeriksaan Jarak Lebur ... 25
5.2.3 Analisis Kualitatif dengan Pemeriksaan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)... 26
5.3 Identifikasi Struktur Senyawa Hasil Preparasi ... 27
5.3.1 Identifikasi Struktur Senyawa Hasil Preparasi dengan Spektrofotometer UV-Vis ... 27
xi
5.3.3 Identifikasi Struktur Senyawa Hasil Preparasi dengan
Spektrometer Resonansi Magnet Inti (1H-NMR) ... 31
BAB VI PEMBAHASAN ... 35
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 41
7.1 Kesimpulan ... 41
7.2 Saran ... ... 41
DAFTAR PUSTAKA 42
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman V.1 Hasil Pemeriksaan Organoleptis Senyawa Hasil Preparasi... 25 V.2 Hasil Pemeriksaan Jarak Lebur Senyawa Hasil Preparasi Dibandingkan
dengan Senyawa Salisilamida ... 26 V.3 Harga Rf Senyawa Hasil Preparasi dan Salisilamida dalam
3 Macam Fase Gerak ... 26 V.4 Karakteristik Spektra Inframerah Senyawa Salisilamida
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Skema Mekanisme Terjadinya Nyeri dan Mekanisme
Kerja Obat NSAID ... 11
2.2 Struktur Kimia Salisilamida ... 12
2.3 Mekanisme Reaksi Asilasi Secara Umum ... 13
2.4 Struktur Kimia Isobutiril Klorida ... 13
2.5 Reaksi Asilasi Senyawa Isobutiril Salisilamida ... 14
3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 20
4.1 Kerangka Operasional ... 22
5.1 Spektra Ultraviolet Senyawa Salisilamida dalam Pelarut Metanol... 28
5.2 Spektra Ultraviolet Senyawa Hasil Preparasi dalam Pelarut Metanol ... 28
5.3 Spektrum inframerah Salisilamida Dalam Pellet KBr ... 29
5.4 Spektra Inframerah Senyawa Hasil Preparasi Dalam Pellet KBr ... 30
5.5 Spektrum 1H-NMR senyawa Salisilamida dalam Pelarut DMSO-D6 ... 32
5.6 Spektrum 1H-NMR Senyawa Hasil Preparasi Dalam Pelarut DMSO-D6 ... 33
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Perhitungan Persentase Hasil Preparasi Senyawa Salisilamida Menjadi Isobutiril salisilamida ...44
2 Surat Pernyataan...45
xv
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.,2012.Chemical product and Company Identification. http://www.sigmaaldrich.com.pdf. Diakses tanggal 17 Desember 2012.
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 1999. Kimia Organik. Diterjemahkan oleh A.H. Pudjaatmaka. Jilid I, Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga, hal 211-248.
Foye, W.O., 1981. Principle of Medical Chemistry. 2nd Edition. Philadelphia; Lea and Febiger., pp. 252-273.
Ganong, WF., 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC, hal 51-53.
Gringauz, A., 1997. Introduction to Medical Chemistry How Drugs Act and Why. Willey. VCH, New York., pp. 141-167.
Guyton, AC., Hall, JE., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC, hal 443-446.
Katzung, B.G., 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 8, Buku 2, Jakarta: Penerbit Salemba Medika, hal 559-567.
Mc Murry, J., 2000. Organic Chemistry. California: Monterey, Broke/Cole Publishing Co.
Neal, M.J., 1995. Medical Pharmacology at Glance. 5 th Ed., Edition London: Blackwell Scientific Publication, hal 70-71.
Pine, S.H., Hendricson, J.B., Cram, D.J., and Hammond, G.S., 1988. Kimia Organik II terjemahan : Roehyati, J., Susanti, W., terbitan keempat, Bandung : ITB. Press.
Pudjono., Joyce., Jung, C., 2002. Sintesis dibenzoil resorsinol dari benzoil klorida dan resorsinol melalui metode Schotten Baumann. 5 (1). Yogyakarta: SIGMA, hal 62.
Silverstein, R.M., Bassler, G.C., Morril, T.C., 1981. Spectrometric Identification of Organic Compound. 4th Edition, New York: John Willey and Sons Inc., pp. 95-135, 181-213, 305-329.
Siswandono dan Soekardjo, B., 1998. Prinsip-prinsip Rancangan Obat.
xvi
Siswandono dan Soekardjo, B., 2000. Kimia Medisinal Edisi 1. Surabaya: Airlangga University Press, hal 20-21, 265-268.
Siswandono dan Soekardjo, B., 2000. Kimia Medisinal Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press, hal 283-307.
Smith, Janice., 2002. Organic Chemistry. Taylor and Francis Group, LLC, Boca Raton, FL, USA.
Tjay T.H., Rahardja K., 2002. Obat-obat Penting. Edisi ketiga, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, hal 313-325.
Vogel, A.I., 1968. A text Book Of Practical Chemistry Including Qualitative Organic Analysis. 4th Ed. English Language Book Society and Longmans Green & Co Ltd., pp. 269-270.
Watson, D.G., 2009. Analisis Farmasi. Edisi Kedua, Jakarta: Kedokteran Jakarta.
Wilbraham, A.C., Matta M.S., 2000. Pengantar Kimia Organik dan Hayati.
Southern lllinois University, Edwardsville, hal 120-123.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Di masa sekarang ini perkembangan zaman terjadi sangat cepat, penderita sakit kepala dan nyeri badan banyak dijumpai. Hal tersebut disebabkan keadaan fisik maupun psikis yang terganggu. Gangguan-gangguan tersebut dapat bersumber dari berbagai permasalahan kompleks yang muncul dari perkembangan zaman yang tak mampu diikuti oleh masyarakat luas. Nyeri merupakan salah satu gejala klinik yang berupa perasaan sensoris dan emosional yang tidak enak yang berkaitan dengan kerusakan jaringan. Keadaan psikis sangat mempengaruhi nyeri, emosi dapat memperhebat nyeri. Nyeri sendiri merupakan perasaan pribadi dengan ambang toleransi yang berbeda untuk tiap individu. Untuk kondisi umum, ketika terjadi nyeri ringan maupun sedang, digunakan analgetik untuk mengurangi perasaan nyeri (Tjay dan Rahardja, 2002).
Analgetik merupakan zat – zat yang dapat menekan fungsi sistem saraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa menghilangkan kesadaran. Analgetik bekerja dengan meningkatkan nilai ambang persepsi rasa sakit. Banyak jenis obat analgetik yang bisa digunakan untuk mengatasi nyeri ringan sampai sedang, ataupun untuk mengatasi nyeri hebat (seperti yang terjadi pada pasien kanker). Berdasarkan mekanisme kerja pada tingkat molekul, analgetik dibagi menjadi dua golongan yaitu analgetik narkotik dan analgetik non narkotik (analgetik-antipiretika). Analgetik narkotik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem saraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang moderat ataupun berat, seperti rasa sakit yang disebabkan oleh kanker, serangan jantung akut, sesudah operasi dan kolik usus ataupun ginjal. Mekanisme kerjanya adalah dengan adanya pengikatan obat dengan sisi reseptor khas dalam otak dan spinal chord. Rangsangan reseptor juga menimbulkan efek euphoria dan perasaan mengantuk. Analgetik non narkotik sering disebut analgetik-antipiretik atau Non Sterioidal Anti Inflammatory Drugs
2
ketagihan. Obat golongan ini digunakan untuk mengatasi nyeri ringan sampai moderat, untuk menurunkan suhu badan pada keadaan panas tinggi dan digunakan sebagai antiradang (Siswandono dan Soekardjo, 2000).
Salah satu obat golongan NSAID yang mempunyai beberapa efek samping yang timbul bersamaan dengan penggunaan obat adalah salisilat, yang mempunyai aktivitas analgetik-antipiretik dan antirematik, tetapi tidak digunakan secara oral karena terlalu toksik. Yang banyak digunakan sebagai analgetik-antipiretik adalah senyawa turunannya. Turunan asam salisilat menimbulkan efek samping iritasi lambung (Siswandono dan Soekardjo, 2000).
Untuk meningkatkan aktivitas analgetik-antipiretik dan menurunkan efek samping, maka dilakukan modifikasi struktur turunan asam salisilat yaitu dilakukan dengan cara mengubah gugus karboksil melalui pembentukan garam, ester atau amida. Salah satu hasil modifikasi struktur asam salisilat yang lain adalah Salisilamida. Modifikasi struktur senyawa penuntun yang berdasarkan pada pemilihan gugus atau substituen secara rasional akan lebih ekonomis, dimana untuk mendapatkan senyawa baru dengan aktivitas yang dikehendaki, faktor coba-coba ditekan seminimal mungkin sehingga jalur preparasi menjadi lebih pendek (Siswandono dan Soekardjo, 2000).
Salisilamida merupakan salah satu obat dari golongan NSAID yang merupakan turunan dari asam salisilat. Salisilamida merupakan turunan dari asam salisilat, namun salisilamida tidak terhidrolisis menjadi salisilat. Efek analgetik dan antipiretik dari salisilamida lebih lemah dari salisilat karena salisilamida dalam mukosa usus mengalami metabolisme lintas pertama, sehingga hanya sebagian salisilamida yang masuk ke sirkulasi sebagai zat aktif. Salisilamida memiliki awal kerja yang cepat, masa kerja pendek dan menimbulkan toksisitas yang relatif lebih rendah dari NSAID lain seperti aspirin. Efek samping yang sering muncul pada penggunaan salisilamida adalah gangguan CNS dan gangguan pada GI tract. Selain itu timbul rasa mual, muntah, heartburn, diare dan anoreksia, flushing, hyperventilation, panas dalam, mulut kering, dan
3
dengan menambahkan beberapa gugus senyawa kedalam struktur salisilamida (Siswandono dan Soekardjo, 2000).
Secara umum, aktivitas biologis suatu senyawa dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia fisika. Sifat – sifat tersebut ditentukan oleh jumlah, macam dan susunan atom molekul obat. Sifat – sifat kimia fisika dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu sifat lipofilik, elektronik, dan sterik. Sifat lipofilik terutama mempengaruhi kemampuan senyawa dalam menembus membran biologis. Sifat elektronik mempengaruhi penembusan membran biologis dan ikatan obat reseptor. Sedang sifat sterik terutama menentukan keserasian interaksi molekul senyawa dengan reseptor dalam sel (Siswandono dan Soekardjo, 2000).
Secara teoritis, penambahan senyawa isobutiril klorida pada struktur salisilamida akan meningkatkan lipofilitas dari senyawa salisilamida. Dari hasil perhitungan teoritis menggunakan program komputer, hasil preparasi senyawa isobutiril salisilamida mempunyai nilai Log P = 1,72 dan MR (Molar Refraction) = 54,92 (cm3/mol); sedangkan salisilamida mempunyai nilai Log P = 1,24 dan MR = 36,3 (cm3/mol). Data tersebut menunjukkan bahwa lipofilitas senyawa isobutiril salisilamida lebih besar daripada salisilamida. Peningkatan lipofilitas menyebabkan meningkatnya penembusan senyawa kedalam membran biologis sehingga jumlah senyawa yang berinteraksi dengan reseptor diharapkan akan meningkat. Meningkatnya lipofilitas dan jumlah senyawa yang berinteraksi dengan reseptor menyebabkan peningkatan aktivitas biologis. Peningkatan nilai MR menyebabkan peningkatan efek sterik sehingga keserasian interaksi senyawa dengan reseptor dalam sel meningkat. Hal ini menyebabkan meningkatnya aktivitas biologis (Siswandono dan Soekardjo, 2000).
Dalam penelitian ini akan dilakukan reaksi asilasi gugus amin dari salisilamida dengan isobutiril klorida menggunakan metode Schotten-Baumann
4
bereaksi dengan isobutiril klorida, tetapi karena gugus amin mempunyai sifat nukleofil yang lebih besar dibandingkan gugus –OH fenolik, maka reaksi asilasi akan terjadi pada gugus amin (Fessenden & Fessenden, 1999).
Uji kemurnian dari senyawa hasil preparasi dilakukan dengan penentuan titik lebur dan kromatografi lapis tipis dengan menggunakan berbagai macam fase gerak. Sedangkan identifikasi struktur dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet (UV-Vis) dan spektrofotometer inftra merah (IR) serta spektrometer resonansi magnet inti (1H-NMR) (Silverstein, 2005).
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah senyawa isobutiril salisilamida dapat dipreparasi melalui reaksi asilasi antara senyawa salisilamida dengan senyawa isobutiril klorida ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hasil dari preparasi senyawa isobutiril salisilamida melalui reaksi asilasi senyawa salisilamida dengan senyawa isobutiril klorida.
1.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah senyawa isobutiril salisilamida dapat dipreparasi melalui reaksi asilasi dari senyawa salisilamida dengan senyawa isobutiril klorida.
1.5.Manfaat Penelitian