• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyakit Alzheimer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penyakit Alzheimer"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PEN YAKI T ALZH EI M ER

D r I SKAN D AR JAPARD I

Fa k u lt a s Ke dok t e r a n Ba gia n Be da h

Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

I . PEN D AH ULUAN

Penyakit alzheim er dit em ukan pert am a kali pada t ahun 1907 oleh seorang ahli Psikiat ri dan neuropat ologi yang bernam a Alois Alzheim er. I a m engobservasi seorang w anit a berum ur 51 t ahun, yang m engalam i gangguan int elek t ual dan m em ori sert a t idak m enget ahui k em bali k et em pat t inggalny a, sedangk an w anit a it u t idak m engalam i gangguan anggot a gerak ,k oordinasi dan reflek. Pada aut opsi t am pak bagian ot ak m engalam i at ropi y ang difus dan sim et ri, dan secara nik rosk opik t am pak bagian k ort ikal ot ak m engalam i neurit is plaque dan degenerasi neurofibrillary.

Secara epidem iologi dengan sem akin m eningkat nya usia harapan hidup pada berbagai populasi, m ak a j um lah orang berusia lanj ut ak an sem ak in m eningkat . Dilain pihak akan m enim bulkan m asalah serius dalam bidang sosial ekonom i dan kesehat an, sehingga aka sem akin banyak yang berkonsult asi dengan seorang neurolog karena orang t ua t ersebut yang t adinya sehat , akan m ulai k ehilangan k em am puanny a secara efekt if sebagai pek erj a at au sebagai anggot a keluarga. Hal ini m enunj ukkan m unculnya penyakit degenerat if ot ak, t um or, m ult iple st rok e, subdural hem at om a at au peny ak it depresi, y ang m erupakan penyebab ut am a dem ensia.

I st ilah dem ensia digunakan unt uk m enggam barkan sindrom a klinis dengan gej ala m enurunnya daya ingat dan hilangnya fungsi int elek lainnya. Defenisi dem ensia m enurut Unit Neurobehavior pada Bost on Vet erans Adm inist rat ion Medical Cent er ( BVAMC) adalah kelainan fungsi int elek yang didapat dan bersifat m enet ap, dengan adany a gangguan paling sedik it 3 dari 5 kom ponen fungsi luhur yait u gangguan bahasa, m em ori, visuospasial, em osi dan kognisi.

Peny ebab pert am a penderit a dem ensia adalah peny ak it alzheim er ( 50-60% ) dan k edua oleh cerebrovask uler ( 20% ) . Diperkirak an penderit a dem ensia t erut am a penderit a alzheim er pada abad t erak hir ini sem ak in m eningk at j um lah kasusnya sehingga akan m ungkin m enj adi epidem i sepert i di Am erika dengan insidensi dem ensia 187 populasi / 100.000/ t ahun dan penderit a alzheim er 123/ 100.000/ t ahun sert a penyebab kem at ian keem pat at au kelim a

I I . I N SI D EN SI

(2)

Peny ak it alzheim er dapat t im bul pada sem ua um ur, 96% k asus dij um pai set elah berusia 40 t ahun keat as. Schoenburg dan Coleangus ( 1987) m elaporkan insidensi berdasarkan um ur: 4,4/ 1000.000 pada usia 30- 50 t ahun, 95,8/ 100.000 pada usia > 80 t ahun. Angka prevalensi penyakit ini per 100.000 populasi sekit ar 300 pada kelom pok usia 60- 69 t ahun, 3200 pada kelom pok usia 70- 79 t ahun, dan 10.800 pada usia 80 t ahun. Diperkirakan pada t ahun 2000 t erdapat 2 j ut a penduduk penderit a peny ak it alzheim er. Sedangk an di I ndonesia diperkirak an j um lah usia lanj t berkisar, 18,5 j ut a orang dengan angk a insidensi dan prevalensi peny ak it alzheim er belum dik et ahui dengan past i.

Berdasarkan j enis kelam in, prevalensi w anit a lebih banyak t iga kali dibandingkan laki- laki. Hal ini m ungkin refleksi dari usia harapan hidup w anit a lebih lam a dibandingk an lak i- lak i. Dari beberapa penelit ian t idak ada perbedaan t erhadap j enis k elam in.

I I I . ETI OLOGI

Peny ebab y ang past i belum dik et ahui. Beberapa alt ernat if peny ebab y ang t elah dihipot esa adalah int ok sikasi logam , gangguan fungsi im unit as, infek si v irus, polusi udara/ indust ri, t raum a, neurot ransm it er, defisit form asi sel- sel filam ent , presdiposisi heridit er. Dasar k elainan pat ologi peny ak it alzheim er t erdiri dari degenerasi neuronal, k em at ian daerah spesifik j aringan ot ak y ang m engakibat kan gangguan fungsi kognit if dengan penurunan daya ingat secara progresif.

Adany a defisiensi fak t or pert um buhan at au asam am ino dapat berperan dalam kem at ian selekt if neuron. Kem ungkinan sel- sel t ersebut m engalam i degenerasi yang diakibat kan oleh adanya peningkat an calsium int raseluler, k egagalan m et abolism e energi, adany a form asi radik al bebas at au t erdapat nya produksi prot ein abnorm al yang non spesifik.

Peny ak it alzheim er adalah peny ak it genet ik a, t et api beberapa penelit ian t elah m em buk t ik an bahw a peran fak t or genet ik a, t et api beberapa penelit ian t elah m em bukt ikan bahw a peran fakt or non- genet ika ( lingkungan) j uga ikut t erlibat , dim ana fakt or lingkungan hanya sebagai pencet us fakt or genet ik a.

I V . Pa t oge n e sa

Se j u m la h pa t oge n e sa pe n y a k it a lz h e im e r y a it u : 1. Fa k t or ge n e t ik

Beberapa penelit i m engungk apk an 50% prevalensi k asus alzheim er ini dit urunk an m elalui gen aut osom al dom inant . I ndiv idu k et urunan garis pert am a pada k eluarga penderit a alzheim er m em puny ai resik o m enderit a dem ensia 6 kali lebih besar dibandingkan kelom pok kont rol norm al

(3)

t erdapat neurofibrillary t angles ( NFT) , senile plaque dan penurunan Mar ker koliner gik pada j ar ingan ot aknya yang m enggam bar kan kelainan hist opat ologi pada penderit a alzheim er.

Hasil penelit ian peny ak it alzheim er t erhadap anak k em bar m enunj ukkan 40- 50% adalah m onozygot e dan 50% adalah dizygot e. Keadaan ini m endukung bahw a fakt or genet ik berperan dalam penyaki alzheim er. Pada sporadik non fam ilial ( 50- 70% ) , beberapa penderit anya dit em ukan kelainan lokus krom osom 6, keadaan ini m enunj ukkan bahw a kem ungkinan fakt or lingkungan m enent ukan ekspresi genet ika pada alzheim er.

2 . Fa k t or in fe k si

Ada hipot esa m enunj ukkan penyebab infeksi virus pada keluarga penderit a alzheim er yang dilakukan secara im m uno blot analisis, t ernyat a dik et em uk an adany a ant ibodi reak t if. I nfek si v irus t ersebut m eny ebabk an infek si pada susunan saraf pusat y ang bersipat lam bat , k ronik dan rem isi. Beberapa peny ak it infek si sepert i Creut zfeldt - Jacob disease dan k uru, diduga berhubungan dengan peny ak it alzheim er.

Hipot esa t ersebut m em puny ai beberapa persam aan ant ara lain: a. m anifest asi klinik yang sam a

b. Tidak adanya r espon im un yang spesifik

c. Adany a plak am y loid pada susunan saraf pusat d. Tim bulnya gej ala m ioklonus

e. Adany a gam baran spongioform 3 . Fa k t or lin gk u n ga n

Ekm ann ( 1988) , m engat ak an bahw a fak t or lingk ungan j uga dapat berperan dalam pat ogenesa peny ak it alzheim er. Fak t or lingk ungan ant ar alain, alum inium , silicon, m ercury, zinc. Alum inium m erupakan neurot oksik pot ensial pada susunan saraf pusat y ang dit em uk an neurofibrillary t angles ( NFT) dan senile plaque ( SPI NALI S) . Hal t ersebut diat as belum dapat dij elaskan secara past i, apak ah k eberadaan alum inum adalah peny ebab degenerasi neurosal prim er at au sesuat u hal y ang t um pang t indih. Pada penderit a alzheim er, j uga dit em uk an k eadan k et idak seim bangan m erkuri, nit rogen, fosfor, sodium , dengan pat ogenesa y ang belum j elas.

Ada dugaan bahw a asam am ino glut am at ak an m eny ebabk an depolarisasi m elalui resept or N- m et hy D- aspart at sehingga k alsium ak an m asuk ke int r aseluler ( Cair an- influks) danm enyebabkan ker usakan m et abolism a energi seluler dengan ak ibat k erusak an dan k em at ian neuron.

4 . Fa k t or im u n ologis

Behan dan Felm an ( 1970) m elaporkan 60% pasien y ang m enderit a alzheim er didapat k an k elainan serum prot ein sepert i penurunan album in dan peningk at an alpha prot ein, ant i t ry psin alpham arcoglobuli dan hapt oglobuli.

Hey m an ( 1984) , m elaporkan t erdapat hubungan berm ak na dan m eningk at dari penderit a alzheim er dengan penderit a t iroid. Tiroid Hashim ot o m erupak an peny ak it inflam asi k ronik y ang sering didapat k an pada w anit a m uda k arena peranan fak t or im m unit as

5 . Fa k t or t r a u m a

(4)

6 . Fa k t or n e u r ot r a n sm it e r

Perubahan neurot ransm it t er pada j aringan ot ak penderit a alzheim er m em punyai peranan yang sangat pent ing sepert i:

a . Ase t ilk olin

Bart ies et al ( 1982) m engadak an penelit ian t erhadap ak t iv it as spesifik neurot ransm it er dgncara biopsi st erot akt ik dan ot opsi j aringan ot ak pada penderit a alzheim er didapat k an penurunan ak t iv it as k olinaset il t ransferase, aset ikolinest erase dan t ransport k olin sert a penurunan biosint esa aset ilkolin. Adany a defisit presinapt ik dan post synapt ik kolinergik ini bersifat sim et ris pada kort eks front alis, t em porallis superior, nukleus basalis, hipokam pus.

Kelainan neurot t ansm it er aset ilkoline m erupakan kelainan yang selalu ada dibandingk an j enis neurot t ansm it er lainny apd peny ak it alzheim er, dim ana pada j aringan ot ak / biopsiny a selalu didapat k an k ehilangan cholinergik Marker. Pada penelit ian dengan pem berian scopolam in pada orang norm al, ak an m eny ebabk an berkurang at au hilangny a day a ingat . Hal ini sangat m enduk ung hipot esa k olinergik sebagai pat ogenesa peny ak it alzheim er

b. N or a dr e n a lin

Kadar m et abolism a norepinefrin dan dopim in didapat k an m enurun pada j aringan ot ak penderit a alzheim er. Hilangnya neuron bagian dorsal lokus seruleus yang m erupakan t em pat yang ut am a noradrenalin pada k ort eks serebri, berkorelasi dengan defisit k ort ikal noradrenergik.

Bow en et al( 1988) , m elaporkan hasil biopsi dan ot opsi j aringan ot ak penderit a alzheim er m enunj ukkan adanya defisit noradrenalin pada presinapt ik neokort ek s. Palm er et al( 1987) , Reinikanen ( 1988) , m elaporkan k onsent rasi noradrenalin m enurun baik pada post dan ant e- m ort em penderit a alzheim er.

c. D opa m in

Spark s et al ( 1988) , m elak uk an penguk uran t erhadap ak t iv it as neurot t ansm it er regio hipot halam us, dim ana t idak adany a gangguan perubahan ak t iv it as dopam in pada penderit a alzheim er. Hasil ini m asih kont roversial, kem ungkinan disebabkan karena pot ongan hist opat ologi regio hipot halam us set ia penelit ian berbeda- beda.

d. Se r ot on in

Didapat k an penurunan k adar serot onin dan hasil m et abolism e 5 hidroxi- indolacet il acid pada biopsi k ort eks serebri penderit a alzheim er. Penurunan j uga didapat k an pada nuk leus basalis dari m ey nert . Penurunan serot onin pada subregio hipot alam us sangat bervariasi, pengurangan m ak sim al pada ant erior hipot alam us sedangk an pada post erior perav ent rik uler hipot alam us berkurang sangat m inim al. Perubahan kort ikal serot onergik ini berhubungan dengan hilangnya neuron- neuron dan diisi oleh form asi NFT pada nukleus rephe dorsalis e . M AO ( M on oa m in e Ok sida se )

(5)

V . GEJALA KLN I K

Aw it an dari perubahan m ent al penderit a alzheim er sangat perlahan-lahan, sehingga pasien dan keluarganya t idak m enget ahui secara past i kapan peny ak it ini m ulai m uncul. Terdapat beberapa st adium perkem bangan peny ak it alzheim er y ait u:

o St a diu m I ( la m a pe n y a k it 1 - 3 t a h u n )

o Mem ory : new learning defect ive, rem ot e recall m ildly im paired

o Visuospat ial skills : t opographic disorient at ion, poor com plex cont ruct ions

o Language : poor w oordlist generat ion, anom ia

o Personalit y : indifference,occasional irrit abilit y

o Psychiat ry feat ure : sadness, or delut ion in som e

o Mot or syst em : norm al

o EEG : norm al

o CT/ MRI : norm al

o PET/ SPECT : bilat eral post erior hy pom et abolism / hy perfusion

o St a diu m I I ( la m a pe n y a k it 3 - 1 0 t a h u n )

o Mem ory : recent and rem ot e recall m ore severely im paired

o Visuospat ial skills : spat ial disorient at ion, poor cont ruct ions

o Language : fluent aphasia

o Calculat ion : acalculat ion

o Personalit y : indifference, irrit abilit y

o Psychiat ry feat ure : delut ion in som e

o Mot or syst em : rest lessness, pacing

o EEG : slow background rhyt hm

o CT/ MRI : norm al or vent ricular and sulcal enlargeent

o PET/ SPECT : bilat eral pariet al and front al

hy pom et abolism / hy perfusion

o St a diu m I I I ( la m a pe n y a k it 8 - 1 2 t a h u n )

o I nt elect ual funct ion : sev erely det eriorat ed

o Mot or syst em : lim b rigidit y and flexion poet ure

o Sphinct er cont rol : urinary and fecal

o EEG : diffusely slow

o CT/ MRI : vent ricular and sulcal enlargeent

o PET/ SPECT : bilat eral pariet al and front al

hy pom et abolism / hy perfusion

V I . KRI TERI A D I AGN OSA

Terdapat beberapa krit eria unt ukdiagnosa klinis penyakit alzheim er yait u: 1 . Kr it e r ia dia gn osis t e r sa n gk a pe n ya k it a lz h e im e r t e r dir i da r i:

o Dem ensia dit egak k an dengan pem erik saan k linik dan pem erik saan st at us m ini m ent al at au beberapa pem erik saan serupa, sert a dik onfirm asik an dengan t est neuropsikologik

o Didapat k an gangguan defisit fungsi k ognisi > 2

o Tidak ada gangguan t ingk at k esadaran

o Aw it an ant ara um ur 40- 90 t ahun, at au sering > 65 t ahun

(6)

2 . D ia gn osis t e r sa n gk a pe n ya k it a lz h e im e r dit u n j a n g ole h :

o Perburukan progresif fungsi kognisi spesifik sepert i berbahasa, k et ram pilan m ot orik , dan persepsi

o ADL t erganggu dan perubahan pola t ingk ah lak u

o Adanya riw ayat keluarga, khususnya kalau dikonfirm asikan dengan neuropat ologi

o Pada gam baran EEG m em berikan gam baran norm al at au perubahan non spesifik sepert i peningk at an ak t iv it as gelom bang lam bat

o Pada pem erik saan CT Scan didapat k an at ropu serebri

3 . Ga m ba r a n la in t e r sa n gk a dia gn osa pe n ya k it a lz h e im e r se t e la h dik e lu a r k a n pe n ye ba b de m e n sia la in n ya t e r dir i da r i:

o Gej ala yang berhubungan dengan depresi, insom nia, inkont inent ia, delusi, halusinasi, em osi, kelainan seksual, berat badan m enurun

o Kelainan neurologi lain pada beberapa pasien, k hususny a peny ak it pada st adium lanj ut dan t erm asuk t anda- t anda m ot orik sepert i peningkat an t onus ot ot , m ioklonus at au gangguan berj alan

o Terdapat bangk it an pada st adium lanj ut

4 . Ga m ba r a n dia gn osa t e r sa n gk a pe n ya k it a lz h e im e r ya n g t ida k j e la s t e r dir i da r i:

o Aw it an m endadak

o Diket em ukan gej ala neurologik fokal sepert i hem iparese, hipest esia, defisit lapang pandang dan gangguan k oordinasi

o Terdapat bangk it an at au gangguan berj alan pada saat aw it an

5 . D ia gn osa k lin ik k e m u n gk in a n pe n ya k it a lz h e im e r a da la h :

o Sindrom a dem ensia, t idak ada gej ala neurologik lain, gej ala psikiat ri at au kelainan sist em ik yang m enyebabkan dem ensia

o Adany a k elainan sist em ik sek under at au k elainan ot ak y ang m eny ebabk an dem ensia, defisit k ognisi berat secara gradual progresif y ang diident ifik asi t idak ada peny ebab lainny a

6 . Kr it e r ia dia gn osa pa st i pe n ya k it a lz h e im e r a da la h ga bu n ga n dr i k r it e r ia k lin ik t e r sa n gk a pe n y a k it a lz h e im e r da b dida pa t k a n ga m ba r a n h ist opa t ologi da r i biopsi a t a u ot opsi.

V I I . PEM ERI KSAAN PEN UN JAN G

1 . N e u r opa t ologi

Diagnosa definit if t idak dapat dit egak k an t anpa adany a k onfirm asi neuropat ologi. Secara um um didapat kan at ropi yang bilat eral, sim et ris, sering k ali berat ot ak ny a berkisar 1000 gr ( 850- 1250gr) .

Beberapa penelit ian m engungk apk an at ropi lebih m enonj ol pada lobus t em poropariet al, ant erior front al, sedangk an k ort eks oksipit al, k ort eks m ot orik prim er, sist em som at osensorik t et ap ut uh ( Jerins 1937)

Kelainan- kelainan neuropat ologi pada penyakit alzheim er t erdiri dari: a . N e u r ofibr illa r y t a n gle s ( N FT)

(7)

j uga t erdapat pada neokort ek s, hipok am pus, am igdala, subst ansia alba, lok us seruleus, dorsal raphe dari int i bat ang ot ak . NFT selain didapat k an pada peny ak it alzheim er, j uga dit em uk an pada ot ak m anula, dow n syndrom e, parkinson, SSPE, sindrom a ekt rapiram idal, supranuklear palsy. Densit as NFT berkolerasi dengan berat ny a dem ensia.

b. Se n ile pla qu e ( SP)

Merupakan st rukt ur kom pleks yang t erj adi akibat degenerasi nerve ending yang berisi filam en- filam en abnorm al, serat am iloid ekt raseluler, ast rosit , m ik roglia. Am loid prekusor prot ein y ang t erdapat pada SP sangat berhubungan dengan k rom osom 21. Senile plaque ini t erut am a t erdapat pada neokort ek s, am y gdala, hipok am pus, k ort eks piriform is, dan sedik it didapat k an pada k ort eks m ot orik prim er, k ort eks som at osensorik, k ort eks v isual, dan audit orik . Senile plaque ini j uga t erdapat pada j aringan perifer. Perry ( 1987) m engat ak an densit as Senile plaque berhubungan dengan penurunan kolinergik.

Kedua gam baran hist opat ologi ( NFT dan senile plaque) m erupak an gam baran k arak t erist ik unt uk penderit a peny ak it alzheim er.

c. D e ge n e r a si n e u r on

Pada pem erik saan m ik rosk opik perubahan dan k em at ian neuron pada penyakit alzheim er sangat selekt if. Kem at ian neuron pada neokort eks t erut am a didapat k an pada neuron piram idal lobus t em poral dan front alis. Juga dit em uk an pada hipok am pus, am igdala, nuk leus bat ang ot ak t erm asuk lokus serulues, raphe nukleus dan subst anasia nigra.

Kem at ian sel neuron k olinergik t erut am a pada nuk leus basalis dari m ey nert , dan sel noradrenergik t erut am a pada lok us seruleus sert a sel serot ogenik pada nuk leus raphe dorsalis, nuk leus t egm ent um dorsalis. Telah dit em ukan fakt or pert um buhan saraf pada neuron kolinergik yang berdegenerasi pada lesi eksperim ent al binat ang dan ini m erupak an harapan dalam pengobat an peny ak it alzheim er.

d. Pe r u ba h a n va k u ole r

Merupak an suat u neuronal sit oplasm a y ang berbent uk oval dan dapat m enggeser nukleus. Jum lah vakuoler ini berhubungan secara berm akna dengan j um lah NFT dan SP , perubahan ini sering didapat k an pada k ort eks t em porom edial, am y gdala dan insula. Tidak pernah dit em uk an pada k ort eks front alis, pariet al, oksipit al, hipok am pus, serebelum dan bat ang ot ak .

e . Le w y body

Merupak an bagian sit oplasm a int raneuronal y ang bany ak t erdapat pada ent erhinal, gyrus cingulat e, kort eks insula, dan am ygdala. Sej um lah kecil pada k ort eks front alis, t em poral, pariet alis, oksipit al. Lew y body k ort ikal ini sam a dengan im m unoreak t iv it as y ang t erj adi pada lew y body bat ang ot ak pada gam baran hist opat ologi peny ak it parkinson.

Hansen et al m eny at ak an lew y body m erupak an v ariant dari peny ak it alzheim er.

2 . Pe m e r ik sa a n n e u r opsik ologik

(8)

a. Adany a defisit k ognisi y ang berhubungan dgndem ensia aw al y ang dapat dik et ahui bila t erj adi perubahan ringan y ang t erj adi ak ibat penuaan y ang norm al.

b. Pem eriksaan neuropsikologik secara kom prehensif m em ungkinkan unt uk m em bedak an k elainan k ognit if pada global dem ensia dengan defisit selekt if yang diakibat kan oleh disfungsi fokal, fakt or m et abolik, dangangguan psikiat ri

c. Mengident ifikasi gam bar an kelainan neuropsikologik yang diakibat kan oleh dem ensia k arena berbagai peny ebab.

The Consort ium t o est ablish a Regist ry for Alzheim er Disease ( CERALD) m enyaj ikan suat u prosedur penilaian neuropsikologis dengan m em pergunak an alat bat rey y ang berm anifest asi gangguan fungsi k ognit if, dim ana pem erik saanny a t erdiri dari:

1. Verbal fluency anim al cat egory 2. Modified bost on nam ing t est 3. m ini m ent al st at e

4. Word list m em ory 5. Const ruct ional prax is 6. Word list recall

7. Word list recognit ion

Test ini m em ak n w ak t u 30- 40 m enit dan < 20- 30 m enit pada k ont rol

3 . CT Sca n da n M RI

Merupakan m et ode non invasif yang beresolusi t inggi unt uk m elihat k w ant ifik asi perubahan v olum e j aringan ot ak pada penderit a alzheim er ant em ort em . Pem eriksaan ini berperan dalam m enyingkirkan kem ungkinan adanya penyebab dem ensia lainnya selain alzheim er sepert i m ult iinfark dan t um or serebri. At ropi kort ikal m enyeluruh danpem besaran vent rikel keduanya m erupak an gam baran m arker dom inan y ang sangat spesifik pada peny ak it ini. Tet api gam baran ini j uga didapat k an pada dem ensia lainny a sepert i m ult iinfark, parkinson, binsw anger sehingga kit a sukar unt uk m em bedakan dengan peny ak it alzheim er.

Penipisan subst ansia alba serebri dan pem besaran v ent rik el berkorelasi dengan berat ny a gej ala k linik danhasil pem erik saan st at us m ini m ent al. Pada MRI dit em uk an peningk at an int ensit as pada daerah k ort ikal dan periv ent rik uler ( Capping ant erior horn pada v ent rik el lat eral) . Capping ini m erupak an predilek si unt uk dem ensia aw al. Selain didapat k an k elainan di k ort ikal, gam baran at ropi j uga t erlihat pada daerah subk ort ik al sepert i adany a at ropi hipok am pus, am igdala, sert a pem besaran sist erna basalis dan fissura sylvii.

Seab et al, m eny at ak an MRI lebih sensit if unt uk m em bedak an dem ensia dari penyakit alzheim er dengan penyebab lain, dengan m em perhat ikan ukuran ( at ropi) dari hipok am pus.

4 . EEG

Berguna unt uk m engident ifikasi akt ifit as bangkit an yang suklinis. Sedang pada peny ak it alzheim er didapat k an perubahan gelom bang lam bat pada lobus front alis yang non spesifik

5 . PET ( Posit r on Em ission Tom ogr a ph y )

(9)

fungsi kognisi danselalu dan sesuai dengan hasil observasi penelit ian neuropat ologi

6 . SPECT ( Sin gle Ph ot on Em ission Com pu t e d Tom ogr a ph y )

Ak t iv it as I . 123 t erendah pada refio parieral penderit a alzheim er. Kelainan ini berkolerasi dengan t ingk at k erusak an fungsional dan defisit k ogit if. Kedua pem erik saan ini ( SPECT dan PET) t idak digunak an secara rut in.

7 . La bor a t or iu m da r a h

Tidak ada pem erik saan laborat orium y ang spesifik pada penderit a alzheim er. Pem eriksaan laborat orium ini hanya unt uk m enyingkirkan penyebab penyakit dem ensia lainnya sepert i pem eriksaan darah rut in, B12, Calsium , Posfor, BSE, fungsi renal dan hepar, t iroid, asam folat , serologi sifilis, skreening ant ibody yang dilakukan secar a selekt if.

V I I I . PEN ATALAKSAN AAN

Pengobat an peny ak it alzheim er m asih sangat t erbat as oleh k arena peny ebab dan pat ofisiologis m asih belun j elas. Pengobat an sim pt om at ik dan suport if seak an hany a m em berikan rasa puas pada penderit a dank eluarga. Pem berian obat st im ulan, vit am in B, C, dan E belum m em punyai efek yang m engunt ungkan.

1 . I n h ibit or k olin e st e r a se

Beberapa t ahun t erakhir ini, banyak penelit i m enggunakan inhibit or unt uk pengobat an sim pt om at ik peny ak it alzheim er, dim ana penderit a alzheim er didapat k an penurunan k adar aset ilkolin.

Unt uk m encegah penurunan k adar aset ilkolin dapat digunak an ant i kolinest erase yang bekerj a secara sent ral sepert i fisost igm in, THA ( t et rahy droam inoacridine) . Pem berian obat ini dik at ak an dapat m em perbaiki m em ori danaprak sia selam a pem berian berlangsung. Beberapa penelit i m enat ak an bahw a obat - obat an ant i k olinergik ak an m em perburuk penam pilan int elek t ual pada orang norm al dan penderit a alzheim er.

2 . Th ia m in

Penelit ian t elah m em buk t ik an bahw a pada penderit a alzheim er didapat k an penurunan t hiam in py rophosphat ase dependent enzy m y ait u 2 k et oglut arat e ( 75% ) dan t ransket olase ( 45% ) , hal ini disebabk an k erusak an neuronal pada nukleus basalis. Pem berian t hiam in hydrochlorida dengan dosis 3 gr/ hari selam a 3 bulan peroral, m enunj ukkan perbaikan berm akna t erhadap fungsi k ognisi dibandingk an placebo selam a periode y ang sam a.

3 . N oot r opik

(10)

4 . Klon idin

Gangguan fungsi int elek t ual pada penderit a alzheim er dapat disebabk an kerusakan noradrenergik kort ikal. Pem berian klonidin ( cat apres) yang m erupak an noradrenergik alfa 2 resept or agonis dengan dosis m ak sim al 1,2 m g peroral selam a 4 m inggu, didapat k an hasil y ang k urang m em uask an unt uk m em perbaiki fungsi kognit if

5 . H a lope r iodol

Pada penderit a alzheim er, sering k ali t erj adi gangguan psikosis ( delusi, halusinasi) dan t ingkah laku. Pem berian oral Haloperiod 1- 5 m g/ hari selam a 4 m inggu ak an m em perbaiki gej ala t ersebut . Bila penderit a alzheim er m enderit a depresi sebaiknya diberikan t ricyclic ant i depresant ( am it rypt iline 25- 100 m g/ hari)

6 . Ace t yl L- Ca r n it in e ( ALC)

Merupak an suat u subt rat e endogen y ang disint esa didalam m ik t okom dria dengan bant uan enzym ALC t ransferase. Penelit ian ini m enunj ukkan bahw a ALC dapat m eningk at k an ak t iv it as aset il k olinest erase, k olin aset ilt ransferase. Pada pem berian dosis 1- 2 gr/ hari/ peroral selam a 1 t ahun dalam pengobat an, disim pulk an bahw a dapat m em perbaiki at au m engham bat progresifit as kerusakan fungsi kognit if.

I X . PROGN OSA

Dari pem eriksaan klinis 42 penderit a probable alzheim er m enunj ukkan bahw a nilai prognost ik t ergant ung pada 3 fak t or y ait u:

1. Deraj at berat ny a peny ak it 2. Variabilit as gam baran klinis

3. Perbedaan indiv idual sepert i usia, k eluarga dem ensia dan j enis kelam in

Ket iga fak t or ini diuj i secara st at ist ik , t erny at a fak t or pert am a y ang paling m em pengaruhi prognost ik penderit a alzheim er. Pasien dengan peny ak it alzheim er m em punyai angka harapan hidup rat a- rat a 4- 10 t ahun sesudah diagnosis dan biasanya m eninggal dunia akibat infeksi sekunder.

X . KESI M PULAN

(11)

D AFTAR PUSTAKA

Bla ss J e t a l. Thiam in and alzheim er disease. Arch. Neurol. 1988( 45) : 833- 835 BR Re e d. Alzheim er disease: age ant ibodi onset and SPECT pat t ern of reginal

cerebral blood flow , Archiev es of Neurology , 1990( 47) : 628- 633 Cu m m in gs, M D Je ffr e y L. Dem ent ia a clinical approach.2nd ed. But t er w ort h: 43- 93 D L Spa r k . Aging and alzheim er disease: alt eredd cort ical serot ogenic binding. Arch.

Neurology , 1989( 46) : 138- 145.

E.M oh r . Clonidine t reat m ent of alzheim er disease. Archive of Neurology , 1989( 46) : 376- 378

Fr a t iglion i L. Clinical diagnosis of alzheim er disease and ot her dem ent ia in populat ion survey. Arc.Neurol. 1992( 49) : 927- 932

J.C. M or r ie s. The consort ium t o est ablish a regist ry for alzheim er disease ( CERALD) part I : clinical and neuropsycologycal assessm ent of ADALAH. Neurology , 1989 ( 39) : 1159- 1105

Ka t h le e n A. Neuropsycological assessm ent of alzheim er disease. Neurology 1997 ( 49) : S11- S13

Ka t z m a n RM D . Principle of geriat ric neurology . Philadelphia : FA Dav is, 1992: 207-243

M cKh a n Gu y e t a l. Clinical diagnosis of alzheim er disease. Report of t he NI NCDS-ADRDA Work group neurology , Neurology 1984( 34) : 939- 943

M ich a e l Gold. Plasm a and red blood a cell t hiam in defisiency in pat iens w it h dem ent ia of t y pe alzheim er disease. Arc Neurol. 1995( 52) : 1081-1086

M or h Ga u t ie r . Guide t o clinical neurology 1st ed. New York: Churchill, 1995: 765- 771 Su sa n n e S. Neuropat ologic assessm ent of alzheim er disease. Neurology,

1977( 49) S14- S16

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

angka 36.5 yang berbunyi, setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal, maka Pokja ULP atau Pokja ULP Pengganti (apabila ada) meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya

Di bidang peningkatan peran moral dan etik agama dalam pembangunan masyarakat, arah kebijakan, antara lain:. 1.Mendorong berkembangnya prilaku mulia dalam masyarakat yang ditandai

Eko Prasetya: Sistem Akuntansi Penjualan pada CV... Eko Prasetya: Sistem Akuntansi Penjualan

The energy consumption for nutrient cooling system between refiigerator and application of DSW using heat exchanger was compared to evaluate saving energy for

Life Library lebih pada budaya gemar membaca bagi masyarakat.. Surakarta Life Library Sebagai Wadah Rekreasi dan Pendidikan dengan Pendekatan Green Architecture 4 d. Menciptakan

Beberapa penelitian dan alat serupa pernah dibangun dan dilakukan oleh Ilkyu Ha dari Kyungil University Korea [5], perbedaan dengan alat yang dibangun ini

Mengingat akan pentingnya rencana pembangunan dalam dimensi jangka menengah, serta memenuhi ketentuan Pasal 19 ayat (3) Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

of RNA,2 which can not be detected by Northern hybridization. Since c-fos as a cellular proto oncogene is expressed in a very low state in normal haematopoeitic

Emancipation through poverty reduction By Phumela Msolo The Deputy Minister of the Department of Rural Development and Land Reform DRDLR, Ms Candith Mashego-Dlamini, visited the