• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Pembangunan Bidang Agama DDTK (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kebijakan Pembangunan Bidang Agama DDTK (1)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Kebijakan Pembangunan

Bidang Agama

Disampaikan Oleh :

Drs. H.A.Nabhan

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bulungan

2014 Pada Acara

(2)

VISI DAN MISI

KEMENTERIAN AGAMA

V I S I

“ Terwujudnya masyarakat Indonesia yang

TAAT BERAGAMA, RUKUN, CERDAS,

MANDIRI DAN SEJAHTERA LAHIR BATIN

(3)

MISI

1)Meningkatkan kualitas kehidupan beragama.

2)Meningkatkan

kualitas

kerukunan

umat

beragama.

3)Meningkatkan

kualitas

raudhatul

athfal,

madrasah, perguruan tinggi agama, pendidikan

agama, dan

pendidikan keagamaan.

4)Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah

haji.

(4)

CITA-CITA KEMERDEKAAN

INDONESIA

• Melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah -darah Indonesia

• Mencerdaskan kehidupan bangsa

• Memajukan kesejahteraan umum

• Ikut ambil bagian dalam menciptakan

tatanan kehidupan dunia yang

(5)

Pengertian Agama

Agama mempunyai kedudukan dan peranan

yang sangat penting dan strategis, utamanya

sebagai landasan spiritual, moral dan etika

dalam hidup dan kehidupan umat manusia.

(6)

Agama mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat

penting dan strategis, utamanya sebagai landasan

spiritual, moral, dan etika dalam pembangunan nasional.

Agama sebagai sistem nilai yang harus dipahami dan

diamalkan oleh setiap individu, keluarga, masyarakat,

serta menjiwai kehidupan berbangsa dan bernegara.

(7)

UUD 1945 TENTANG AGAMA

Pasal 28 E (Amandemen II): Setiap orang bebas memeluk

agamanya dan beribadat menurut agamanya, memilih

pendidikan …dst.

Pasal 28 I: (Amandemen II). 1. HaK untuk hidup, hak untuk

tidak disiksa, hak untuk bebas berpendapat dan

berkeyakinan…adalah hak-hak dasar manusia yang tidak

dapat dikurangi dalam keadaan apapun.

Pasal 29: 1. Negara berdasar atas keTuhanan YME. 2.

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan beribadat

(8)

FUNGSI-FUNGSI SOSIAL AGAMA

(

Sociological perspective

)

• Agama sebagai perekat sosial (cement of

society)

• Agama sebagai pemberi arti kehidupan (the

provision of the meaning of life)

• Agama sebagai sumber nilai dan etika (a source

of values)

• Agama sebagai faktor kontrol sosial melalui

ajaran tentang norma (social control)

• Agama sebagai pemberi dukungan psikologis

(psychological support)

(9)

Pembangunan adalah suatu usaha yang

dilakukan dalam rangka mengembangkan

atau mengadakan perubahan – perubahan

kearah keadaan yang lebih baik, pelaksanaan

pembangunan

tersebut

dilaksanakan

bersama – sama baik pemerintah bersama

masyarakatnya sesuai dengan pokok – pokok

pembangunan, dimana pembangunan harus

dapat memberikan perubahan hidup bagi

masyarakat menuju suatu kemakmuran dan

kesejahteraan bagi masyarakat.

(10)

Lembaga Pertahanan Nasional ( LEMHANAS ) , menyatakan bahwa pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur yang merata materil dan sprituil berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah negara kesatuan Repubilk Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

(11)

• Pembangunan bidang agama sesuai

dengan

kebijakan

pembangunan

nasional adalah untuk menciptakan

manusia berakhlaq berbudi pekerti

luhur, beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Esa

(12)

Tugas pemerintah dalam hal ini Kementerian

Agama

adalah

menfasilitasi

kepentingan

masyarakat beragama tersebut sesuai dengan

tupoksi badan pemerintah lainnya. Karena

pembangunan masyarakat beragama, adalah

pembangunan masyarakat itu sendiri.

Pemerintah

(KEMENTERIAN AGAMA)

(13)

Tugas Pemerintah

(Kemenag) Lanjutan…

1. Menjamin kemerdekaan dan perlindungan beragama 2. Mendorong agar umat beragama mengamalkan ajaran

agamanya

3. Mendorong agar nilai moral dan etik agama ikut berperan dalam pembangunan masyarakat, termasuk mentransfer nilai moral dan etik itu melalui pendidikan

4. Mendorong kerukunan umat beragama sebagai syarat penting bagi kerukunan nasional, persatuan nasional dan kelangsungan pembangunan

5. Mendorong agar kehidupan beragama menjadi elemen penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat 6. Mendorong agar kehidupan beragama dapat menangkal

dampak negatif pembangunan (narkoba, hidup lupa diri, dll) 7. Mendorong agar kehidupan keagamaan tidak mengancam

(14)

KONDISI UMAT BERAGAMA KEDEPAN

• Semakin meningkatnya interaksi antara pandangan tentang agama sebagai pedoman hidup dan sebagai ideologi politik akibat globalisasi informasi

• Semakin meningkatnya interaksi antara agama dan politik akibat dibolehkannya agama menjadi azas partai politik

• Semakin meningkatnya kesejahteraan ekonomi sebagian umat beragama yang berakibat semakin lebarnya gap antara si kaya dan miskin

(15)

Lanjutan…

• Semakin meningkatnya heteroginitas nilai yang saling berhadapan akibat globalisasi.

• Persebaran umat beragama di Indonesia yang tidak merata, ditandai dengan adanya kantong-kantong konsentrasi penduduk umat beragama tertentu di

berbagai daerah yang melahirkan pola hubungan tertentu mayoritas-minoritas

• Sebanyak 55% penduduk Indonesia pada tahun 2020 akan berada di kota-kota, dibanding 49,5% pada tahun 2010, yang akan berakibat semakin heteroginnya

penduduk kota dan berubahnya struktur mata pencaharian penduduk dari pertanian ke sektor lain serta semakin akrab dengan nilai-nilai kehidupan urban

seperti individualisme, dll.

(16)

ARAH KEBIJAKAN (1)

Di bidang kemerdekaan dan perlindungan beragama, antara lain:

1.Mendorong agar pengembangan paham-paham keagamaan berjalan secara kreatif, rasional, konstruktif dan mengacu masa depan

2.Memberikan rambu-rambu agar pengembangan paham-paham keagamaan tidak menimbulkan perpecahan dan pertentangan dalam masyarakat sehingga mengancam ketentraman dan ketertiban masyarakat

3.Memberikan rambu-rambu bagi pendirian rumah ibadat 4.Memberdayakan pemuka agama, ormas keagamaan dan majlis-majlis agama

5.Mendorong penerbitan buku-buku keagamaan

6.Mendorong pengembangan siaran agama melalui media massa (cetak dan elektronik)

(17)

ARAH KEBIJAKAN (2)

Di bidang pengamalan ajaran agama, arah kebijakan, antara lain:

1.Mendorong berkembangnya pertemuan-pertemuan kajian keagamaan

2.Mendorong tumbuhnya lembaga-lembaga sosial untuk

melayani kaum terpinggirkan atau berkebutuhan khusus (panti asuhan, panti jompo, dll)

3.Meningkatkan pelayanan ibadah haji

4.Mendorong keterlibatan masyarakat dalam pelayanan ibadah haji

(18)

ARAH KEBIJAKAN (3)

Di bidang peningkatan peran moral dan etik agama dalam pembangunan masyarakat, arah kebijakan, antara lain:

1.Mendorong berkembangnya prilaku mulia dalam masyarakat yang ditandai dengan karakter-karakter utama seperti kejujuran, keberanian, kesantunan, keikhlasan, kesetiakawanan sosial, kepedulian sosial, dll.

2.Mendorong berkembangnya etika politik yang mengutamakan persatuan dan kebersamaan nasional

3.Mendorong berkembangnya ethos kerja tinggi dalam pencapaian kemajuan ekonomi masyarakat

4.Mendorong tumbuhnya lembaga-lembaga sosial dan budaya yang

menjunjung tinggi martabat kemanusiaan sebagai makhluk termulia di muka bumi

5.mendorong penyelenggaraan pendidikan agama yang fungsional dan progressive pada semua lembaga pendidikan negeri dan swasta

(19)

ARAH KEBIJAKAN (4)

Di bidang kerukunan umat beragama, arah kebijakan antara

lain:

1.Mendorong identifikasi ajaran agama yang mendorong

kebersamaan masyarakat

2.Mendorong diselenggarakannya dialog-dialog antar umat

beragama pada tingkat lokal dan nasional.

3.Meningkatkan partisipasi dalam dialog-dialog antar agama

4.Meningkatkan pertemuan antar majlis-majlis agama di

daerah

5.Memberdayakan forum-forum kerukunan umat beragama

pada tingkat lokal dan nasional

6.Mengidentifikasi kearifan-kearifan lokal yang dapat

menyangga kerukunan umat beragama

(20)

ARAH KEBIJAKAN (5)

Untuk meningkatkan peran agama dalam peningkatan

kesejahteraan masyarakat, arah kebijakan, antara lain:

1.Peningkatan peran agama, pemuka agama dan

ormas keagamaan dalam pembinaan keluarga

sakinah

2.Peningkatan peran agama, pemuka agama dan

ormas keagamaan dalam program keluarga

berencana

3.Peningkatan peran agama, pemuka agama dan

ormas keagamaan dalam program kesehatan

(21)

ARAH KEBIJAKAN (6)

Untuk meningkatkan peran agama dalam penguatan

Pancasila dan kelangsungan NKRI, arah kebijakan antara

lain:

1.Sosialisasi dan peningkatan kesadaran sejarah tentang

peran (ajaran) agama, pemuka agama dan ormas

keagamaan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia

2.Sosialisasi NKRI sebagai bentuk konsensus nasional dari

seluruh pemuka agama dan umat beragama Indonesia

3.Sosialisasi keserasian tujuan-tujuan nasional Indonesia

dengan tujuan hidup keagamaan

(22)

Sekian

dan

Referensi

Dokumen terkait

Kajian dari penelitian ini hanya sebatas menganalisis ada tidaknya bakteri asam pada proses fermentasi tanpa melakukan identifikasi apakah merupakan bakteri asam laktat

setelah memasukkan koefisien yang diperoleh dari analisis diskriminan dari 58 data kejadian dari masing- masing model dapat dilihat yang memiliki nilai keakuratan

Demikian surat izin yang kami buat, atas pemberian izin dan kebijaksanaan Bapak/Ibu Guru Wali Kelas saya ucapkan banyak terima kasih. هت اكربو لا ةمحرو مكيلع

Posisi sosial dari pejabat biasanya adalah paling tinggi dimana, seperti dalam negara peradaban lama, kondisinya bisa dijelaskan sebagai berikut; ada tuntutan

Grafik waktu rata-rata pencarian bubu modifikasi berdasarkan daerah pengoperasiannya memberikan perbedaan satu sama lain seperti yang ditunjukkan pada Gambar 32.. membutuhkan

(1) Apabila DPRD sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1) tidak mengambil keputusan bersama dengan Gubernur terhadap Rancangan Peraturan

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 315 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

 Bagaimana pengaruh variasi air laut yaitu air laut di Gresik, air laut di Lamongan, dan air laut di Sidoarjo terhadap laju korosi yang terjadi pada baja karbon