ABSTRAK
Analisis Prosedur Penyelesaian Kredit Modal Kerja PPAK III-eks BPPN Pada
PT. Bank Bukopin,Tbk Cabang medan
Skripsi, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara,
2006.
Lembaga keuangan bank berperan penting
dalam
aktivitas perekonomian. Salah
satunya yaitu berfungsi sebagai unit surplus (lenders) kepada
peminjam
(borrowers) atau
unit usaha. PT. Bank Bukopin,Tbk Cabang Medan yang merupakan bank swasta yang
berfungsi menghimpun dana dan menyalurkannya melalui program berbagai
jenis
kredit.
Tetapi
dalam
hal ini karena krisis moneter yang menimpa bangsa Indonesia pada tahun
1997 sehingga pemerintah hams menutup 16 bank swasta nasional karena dinilai tidak
sehat. Dengan ditutupnya bauk-bank tersebut dan membentuk BPPN untuk mengambil
alih manajemen beberapa bank.
Salah
sam program BPPN adalah
melakukan
rekapitalisasi bank umum dan bank Bukopin ikut serta ke
dalam
program tersebut.
Program
tersebut
berisi
pembelian
kredit nonperforming yang sebelumnya diserahkan
kepada BPPN. Dengan
demikian
pada tahun
2003,
bank Bukopin membeli kredit dari
BPPN melalui Program
Penjualan
Aset Kredit Tahap Tiga atau disingkat PPAK
III.
Tujuan dari penelitian ini
adalah
untuk mengetahui bagaimana prosedur yang
dijalankan
oleh
bank
jika menghadapi
nonperforming loan dalam menyelesaikan kredit
PPAKIII-eksBPPN.
Dalam
penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif.
legis data yang digunakan adalah data primer
dan
data seknnder. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara, studi literature dan
doknmentasi. Metode penganalisaan data yang digunakan adalah metode deskriptif
dimana data yang telah dikurnpulkan, kemudian disusun dan dianalisis sehingga
memberikan keterangan bagi pemecagan masalah yang dihadapi.
Penulis telah melakukan anal isis mengenai struktur organisasi dan prosedur
penyelesaian kredit PPAK
Ill-eks
BPPN dan mendapatkan beberapa kesimpulan,
yaitu
dalam melaksanakan prosedur penyelesaian kredit PPAK III-eks BPPN, bank Bukopin
telah membuat kebijakan sendiri tetapi tetap mengacu pada SAK dan P
API.
Hal ini juga
dikarenakan tidak adnya peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia bagaimana
suatu bauk harus menyelesaikan prosedur penyelesaian tersebut
dengan
efektif. Hal ini
dapat dilihat dan. tidak terlalu sering ditemukannya debitur yang tidak dapt ditagih dan
juga keuntungan yang didapat oleh bank. Tetapi
bank
Bukopin belum dapatmenurunkan
angka
NPL, karena batas yang dikeluarkan oleh BI agar dinilai bank tersebut
sahat
adalah
5%.
Key word: non performing loan, restructuring, PPAK
Ill-eks
BPPN, rekapitalisasi.
iv