• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

PELAKSANAAN PENYULUHAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK

PRATAMA BINJAI

O L E H

NAMA : NOLA SARI DALIMUNTHE

NIM : 072600018

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PREKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI INI DISETUJUI UNTUK DIPRESENTASIKAN

OLEH:

NAMA : NOLA SARI DALIMUNTHE NIM : 072600018

PROGRAM STUDI : D III ADMINISTRASI PERPAJAKAN

JUDUL : PELAKSANAAN PENYULUHAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BINJAI

Ketua Program Studi Diploma III Dosen Pembimbing Supervisor

Administrasi Perpajakan Pjs. Kepala subbag Umum

Drs. M. H. Thambrin Nst.,Msi Drs.Mukti Sitompul, M.si Budi Mulyadi NIP: 196401081991021001 NIP :131099240 NIP: 060081849

Dekan FISIP USU

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini dipresentasikan di depan Panitia Penguji Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Hari : Tanggal : Pukul :

Tempat : Ruang Sidang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

TIM MAJELIS PENGUJI

1. Ketua : ( )

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul : “PELAKSANAAN PENYULUHAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BINJAI”.

Penulisan laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menyelesaikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

Selesainya penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang selama ini banyak membantu penulis. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. M. Arief Nasution, Ma, selaku Dekan FISIP USU.

2. Bapak Drs. Husni Thamrin Nasution, M.Si, selaku ketua jurusan Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

(5)

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yang telah memberikan pengajaran dan ilmu pengetahuan kepada penulis.

5. Bapak Budi Mulyadi, selaku supervisor lapangan yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis sehingga laporan akhir ini dapat diselesaikan.

6. Staf dosen lainnya dan semua staf pegawai FISIP USU.

7. Ayahanda dan Ibunda Tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan materil serta moril kepada penulis.

8. Buat seluruh saudara-saudara dan keluarga penulis.

9. Teman-teman penulis yang baik n’ caem : Ratih, Lely, Naili, Mona, Winda dan seluruh teman-teman penulis yang lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu stambuk 2007.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam laporan ini sehingga tugas akhir ini jauh dari sempurna baik dari segi bahan penulisan maupun kemampuan ilmiah dan teknis penulisan. Hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan, kesempatan, dan pengetahuan penulis.

(6)

Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang memiliki bidang yang sama dengan penulis.

Medan,

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Manfaat ... 6

D. Ruang Lingkup... 6

E. Metode Praktik Kerja Lapangan ... 7

F. Metode Pengumpulan Data ... 8

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Umum KPP Pratama Binjai ... 10

B. Struktur Organisasi KPP Pratama Binjai ... 11

C. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Binjai ... 15

BAB III : GAMBARAN DATA PENYULUHAN PAJAK A. Pengertian Pajak... 19

B. Pembagian dan Penggolongan Pajak ... 21

C. Sistem Pemungutan Pajak ... 22

(8)

E. Kegiatan Penyuluhan ... 26

F. Sasaran Penyuluhan ... 28

G. Tujuan Penyuluhan Pajak... 30

H. Metode Penyuluhan... 31

I. Materi Penyuluhan ... 34

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI A. Penyuluhan yang Dilakukan Fiskus Belum Optimal ... 35

B. Materi yang Diberikan Belum Dapat Dipahami Oleh Masyarakat... 39

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 44

B. Saran... 45

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Partisipasi masyarakat untuk menunjang roda pemerintahan sangat dominan terutama melalui pembayaran pajak. Pajak merupakan sumber utama penerimaan Negara, uang pajak digunakan oleh pemarintah untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan umum, seperti membiayai fasilitas pendidikan, air minum, listrik, transportasi dan memberi gaji pegawai negeri sipil dan banyak hal lainnya yang ditujukan untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat umum.

Oleh karena itu pajak sangat penting sekali bagi pemerintah untuk mensukseskan pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit dan lain-lain dibiayai dengan menggunakan uang yang juga berasal dari pajak. Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu Negara menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan.

Sistem perpajakan yang dianut Negara kita adalah system “self assesment system” yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan sepenuhnya untuk menghitung,

(10)

sarana-sarana penunjang di bidang penyuluhan seperti fasilitas penyuluhan dan media massa juga sangat diperlukan untuk memperluas materi-materi penyuluhan kepada masyarakat. Pada dasarnya tenaga penyuluhan yang diperlukan adalah penyuluhan yang terampil sehingga masyarakat tidak mempunyai alasan untuk tidak membayar pajak. Disamping itu juga kemungkinan masalah yang dapat terjadi adalah kurangnya tenaga penyuluh sehingga penyuluhan yang dilakukan tidak merata, sehingga tidak semua masyarakat mendapat penyuluhan.

Dengan adanya penyuluhan diharapkan masyarakat semakin sadar tentang kewajibannya sebagai warganegara yaitu dalam hal membayar pajak serta mampu memenuhi kewajiban pajaknya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam pelaksanaan penyuluhan perpajakan, maka pihak selaku fiskus perlu memperhatikan berbagai unsur yang terlibat dalam penyuluhan tersebut, yaitu aparat pajak, materi panyuluhan, metode penyuluhan serta sarana penunjang yang digunakan dalam penyuluhan tersebut.

(11)

melaksanakan praktik kerja lapangan mandiri di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai dengan topik “PELAKSANAAN PENYULUHAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BINJAI”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan praktik kerja lapangan mandiri ini adalah :

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

a. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem penyuluhan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai kepada wajib pajak b. Mendapatkan data untuk memberikan materi terutama kepada

masyarakat dan fiskus mengenai pengertian perpajakan, tata cara pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), perhitungan pajak dan lain-lain

c. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi penyuluh dalam memberikan penyuluhan serta upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Bagi Mahasiswa

(12)

b. Untuk mempraktikkan dan menerapkan ilmu pengetahuan serta mengaplikasikannya ke dalam kehidupan nyata yang telah diperoleh selama masa perkuliahan

c. Guna merangsang mahasiswa untuk beraktivitas dalam melakukan pekerjaan secara efisiensi dan efektif melalui praktik kerja lapangan mandiri

d. Dalam melaksanakan praktik kerja lapangan mandiri ini dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mempersiapkan dirinya menjadi mahasiswa yang siap memasuki dunia kerja yang semakin sulit, karena telah dibekali keterampilan, pengalaman-pengalaman dunia kerja dalam melaksanakan praktik kerja lapangan mandiri tersebut

Bagi Kantor/Instansi Tempat Melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

a. Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai dengan dunia pendidikan sehingga instansi tersebut dapat mengetahi sejauh mana tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dilembaga pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU

(13)

melakukan penyuluhan sehingga dapat meningkatkan jumlah wajib pajak

c. Agar dapat digunakan sebagai bahan memotivasi dan mewujudkan budaya kerja yang lebih baik dalam melaksanakan tugas sehari-hari penyuluh.

Bagi Universitas

a. Dapat meningkatkan kerja sama antara Universitas dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

b. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan instansi yang bersangkutan khususnya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

c. Memperbaiki image atau pandangan masarakat terhadap Sumber Daya Manusia yaitu mahasiswa-mahasiswa yang dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional khususnya Universitas Sumatera Utara dengan persepsi umum.

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

(14)

a. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem penyuluhan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai kepada wajib pajak

b. Mendapatkan data untuk memberikan materi terutama kepada masyarakat dan fiskus mengenai pengertian perpajakan, tata cara pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), perhitungan pajak dan lain-lain

c. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi penyuluh dalam memberikan penyuluhan serta upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasinya.

D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai dengan metode yang digunakan, maka tahapannya adalah sebagai berikut :

a. Tahapan Persiapan

Didalam tahapan persiapan ini penulis melakukan berbagai persiapan yang menyangkut praktik kerja lapangan mandiri ini, mulai dari penentuan judul tempat praktik kerja lapangan mandiri, mencari bahan untuk membuat proposal, konsultasi dengan dosen.

b. Studi Literatur

(15)

c. Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan/pengamatan secara langsung kondisi serta keadaan objek tempat pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapangan mandiri.

d. Pengumpulan Data

Penulis akan mengumpulkan data melalui 2 cara yaitu data primer, yaitu data yang diperoleh dari pihak-pihak yang memahami dan menguasai objek kajian yang akan diperlukan dalam penyusunan laporan akhir dari kegiatan praktik kerja lapangan mandiri dan sekunder, yaitu data yang diperoleh dari referensi ilmiah yang mendukung laporan pengkajian praktik kerja lapangan mandiri. e. Analisis Data dan Evaluasi

Penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data secara kualitatif yang akan disajikan secara objektif, jelas dan sistematis.

E. Metode Pengumpulan Data a. Daftar wawancara (Interview)

Dalam metode ini pengumpulan data yang dilakukan dengan cara bertanya langsung mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penyuluhan

b. Daftar Observasi

(16)

c. Daftar Dokumentasi

Dalam tahap ini penulis meminta dokumen atau data-data pendukung yang berhubungan dengan data objek praktik kerja lapangan mandiri.

F. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan kedalam 5 bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan praktik kerja lapangan mandiri.

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis memberikan gambaran mengenai keseluruhan isi dari laporan. Bab ini terdiri dari latar belakang praktik kerja lapangan mandiri, ruang lingkup praktik kerja lapangan mandiri, metode praktik kerja lapangan mandiri, metode pengunpulan data dan sistematika penulisan laporan praktik kerja lapangan mandiri.

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA

LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

(17)

BAB III : GAMBARAN DATA PENYULUHAN PAJAK

Bab ini penulis menguraikan secara sistematis tentang setiap bidang kegiatan dan bentuk kegiatan apa saja yang telah dilakukan selama masa praktik kerja lapangan mandiri.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Bab ini berisikan analisa dan evaluasi dari pelaksanaan penyuluhan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(18)

BAB II

GAMBARAN LOKASI UMUM PKLM

A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

Kantor pelayanan pajak pratama binjai didirikan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 94/ KMK-1/ 1994 tanggal 29 Maret 1994, dengan wilayah kerja sebagai berikut :

a. Kota madya Binjai b. Kabupaten langkat c. Kabupaten Deli Serdang

 Kecamatan Labuhan Deli  Kecamatan Sunggal  Kecamatan Pancur Batu  Kecamatan Hamparan Perak  Kecamatan sibolangit

 Kecamatan Kutalimbaru

d. Kabupaten Tanah Karo

(19)

 Kota Madya Binjai  Kabupaten Langkat

Lokasi Geografi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai terletak di jalan Jambi No. 1 Rambung Barat, Binjai Selatan. Kantor pemerintah ini mempunyai kewajiban untuk memudahkan pengawasan dan memberikan pelayanan terhadap masyarakat dalam membayar pajak.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai dikepalai oleh seorang kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang terdiri atas Sub Bagian Umum dan beberapa seksi yang dipampin oleh masing-masing seorang kepala seksi agar dapat lebih jelas dan trasparan tentang keadaan dari Kantor Pelayan Pajak Pratama Binjai, maka disini penulis akan menggambarkan tentang struktur organisasi.

B. STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BINJAI

(20)

Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai : a. Subbagian Umum

b. Seksi Pengolahan Data dan Informasi c. Seksi Pelayanan

d. Seksi Penagihan e. Seksi Pemeriksaan f. Seksi Ekstensifikasi

g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II i. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III j. Kelompok Jabatan Fungsional

Struktur organisasi yang mendukung operasional Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

(21)

2. Berdasarkan tingkat pendidikan Pendidikan Jenjang Jumlah S2 S1/D4 D3 D1 SMA SMP SD 6 orang 22 orang 14 orang 12 orang 13 orang 0 orang 3 orang Sumber data : KPP Pratama Binjai 3. Berdasarkan Pangkat/Golongan

(22)

4. Berdasarkan Usia

Usia Jumlah s.d. 25 tahun

26 s.d. 40 tahun 41 s.d. 50 tahun Di atas 50 tahun

16 orang 32 orang 10 orang 12 orang Sumber data : KPP Pratama Binjai 5. Berdasarkan Jabatan

Jabatan Jumlah Kepala Kantor

Kasi/Kasubbag Supervisor Fungsional

Account Representative Pelaksana

(23)

6. Penjabaran Pegawai Berdasarkan Seksi

Seksi Jumlah Subbag Umum

Seksi Pelayanan Seksi PDI Seksi Waskon I Seksi Waskon II Seksi Waskon III Seksi Penagihan Seksi Ekstensifikasi Seksi Pemeriksaan Fungsional Pemeriksa

8 12 10 6 5 5 6 7 4 8

(24)

C.TUGAS DAN FUNGSI PEGAWAI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BINJAI.

Adapun tugas pokok dan fungsi pada masing-masing seksi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai adalah sebagai berikut :

1. Sub Bagian Umum Memiliki tugas dan fungsi :

a. Pelayanan dan kesekretariatan terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha dan kepegawaian.

b. Melakukan urusan keuangan.

c. Melakukan urusan rumah tangga serta perlengkapan. 2. Seksi Pelayanan.

Memiliki tugas dan fungsi :

a. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan. b. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan.

c. Penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya. d. Penyuluhan perpajakan.

e. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak.

(25)

3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI). Memiliki tugas dan fungsi :

a. Pengumpulan data. b. Pengolahan data.

c. Penyajian Informasi perpajakan. d. Perekaman dokumen perpajakan.

e. Urusan tata usaha penerimaan perpajakan.

f. Pengalokasian dan penatausahaan bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). g. Pelayanan dukungan teknis komputer.

h. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-filing. i. Penyiapan laporan kinerja.

4. Seksi Pengawasan dan Konsultasi. Memiliki tugas dan fungsi :

a. Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak (PPH, PPN, PBB, BPHTB dan pajak lainnya.

b. Bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan.

c. Penyusunan profil Wajib Pajak. d. Analisis kerja Wajib Pajak.

(26)

5. Seksi Ekstensifikasi. Memiliki tugas dan fungsi :

a. Pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan. b. Pendataan objek pajak dan subjek pajak.

c. Penilaian objek pajak.

d. Kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 6. Seksi Pemeriksaan

Memiliki tugas dan fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan b. Pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan

c. Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak d. Administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya

7. Seksi Penagihan

Memiliki tugas dan fungsi :

a. Pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif. b. Penagihan piutang pajak.

c. Penundaan dan pengangsuran tunggakan pajak.

d. Usulan penghapusan piutang pajak sesuai ketenyuan yang berlaku. 8. Kelompok Fungsional

Kelompok ini terdiri atas :

(27)

b. Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.

(28)

BAB III

GAMBARAN DATA PENYULUHAN PAJAK

A. Pengertian Pajak

Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang sangat penting, disamping minyak dan bumi. Hal ini dapat dilihat dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Bahwasanya setiap tahun, pajak merupakan sumber penghasilan yang besar bagi pemerintah.

Banyak ahli dibidang perpajakan yang memberikan pengertian atau definisi yang berbeda-beda mengenai perpajakan, namun demikian definisi tersebut mempunyai inti atau tujuan yang sama.

1. Menurut Prof. Dr. P.J.A Andriani

Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang oleh wajib pajak yang membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapatkan prestasi kembali secara langsung dan dapat ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahaan. 2. Menurut Rachmat Soemitro

(29)

3. Menurut S.I Djadiningrat

Pajak adalah suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari pada kekayaan kepada kas Negara disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tapi bukan sebagai hukuman menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan tapi tidak ada jasa balik dari Negara secara langsung, namun untuk kesejahteraan umum.

4. Menurut Undang-undang No. 28 Tahun 2007

Pajak adalah kontribusi wajib yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa pajak memiliki unsur: a. iuran dari rakyat kepada negara

yang berhak memungut pajak adalah Negara. Iuran tersebut berupa uang dan bukan barang.

b. berdasarkan undang-undang

(30)

c. Tanpa kontraprestasi secara langsung dari negara

dalam pembayaran pajak, masyarakat tidak langsung mendapatkan jasa timbal balik secara langsung dari Negara

d. Digunakan untuk membiayai Rumag Tangga Negara

yaitu pengeluaran umum dan pengeluaran rutin yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

B. Pembagian dan Pengolahan Pajak Pajak dapat dibagi menjadi tiga yaitu: 1) Menurut golongannya

a. Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan oleh orang lain. Contoh; Pajak Penghasilan (PPh)

b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepihak lain. Contoh; Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 2) Menurut Sifat

a. Pajak subyektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subyeknya dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak yang bersangkutan. Contohnya; Pajak Penghasilan (PPh)

(31)

3) Menurut Lembaga Pemungutnya

a. pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Contoh; Pajak Penghasilan (PPh)

b. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk rumah tangga daerah. Contoh; Pajak Reklame, Pajak Hiburan.

C. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem Pemungutan Pajak dapat dibagi manjadi: 1. Official Assessment System

Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah (fikus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Ciri-ciri official Assessment System:

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada fiskus b. Wajib pajak bersifat pasif

c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus 2. Self Assessment System

(32)

3. Witholding System

Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak terutang oleh wajib pajak.

D. Pengertian Penyuluhan Parpajakan

Penyuluhan pajak kepada masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya sekitar 200 juta jiwa, jelaslah merupakan tugas penting. Tujuan bukan saja untuk meningkatkan jumlah wajib pajak dan penerimaan pajak dari tahun ke tahun, tetapi yang terutama adalah meningkatkan kesadaran membayar pajak dikalangan masyrakat agar pajak yang dibayarkan sesuai dengan tuntutan masyarakat terhadap pembangunan ekonomi pada khususnya dan pembangunan Nasional pada umumnya. Upaya penyadaran ini menjadi begitu penting, mengingat bahwa sistem

perpajakan nasional yang berlaku saat ini system self assessment yaitu wajib pajak diberi kepercayaan untuk melaksanakan kegotong royongan nasional melalui sistem menghitung, memperhitungkan , membayar sendiri pajak yang terutang. Kepercayaan yang begitu besarnya kiranya hanya akan menimbulkan anarki, tanpa ada upaya yang sesungguhnya untuk penyadaran. Disinilah pentingnya Penyuluhan Perpajakan serta kehadiran penyuluh pajak.

(33)

masyarakat secara umum pada khususnya masyarakat wajib pajak, dengan harapan masyarakat menjadi paham dan sadar akan kewajiban dan hak sebagai wajib pajak.

Penyuluhan perpajakan juga sebagai penyampaian informasi, konsultasi, dan bimbingan perpajakan secara berkesinambungan kepada masyarakat guna meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan anggota masyarakat untuk memperoleh hak dan melaksanakan kewajiban perpajakannya. (Dasar-Dasar Ilmu Sosial untuk Public Relasion).

James F. Adams mempunyai pandangan bahwa penyuluhan merupakan suatu pertalian timbal balik antara individu dimana seseorang membantu yang lain, supaya dapat memahami lebih baik dalam hubungannya dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang. ( Pola Dasar Penyuluhan Perpajakan 1990:4).

Dalam dunia pendidikan penyuluhan diartikan sebagai usaha pendidik untuk membantu mahasiswa dalam mengatasi kesulitan disekolah maupun diluar sekolah. Dibidang pertanian penyuluhan dilaksanakan untuk menciptakan perubahan cara berpikir, sikap dan tindakan para petani sehingga tercapai usaha berproduksi yang lebih baik ( Pola Dasar Penyuluhan Perpajakan 1995:5).

(34)

Masyarakat selama ini mempunyai citra yang negatif terhadap pajak yang diwarisi dari konsep Jaman kolonial, maka penyuluhan pajak harus mamapu memperkenalkan nilai baru dan mengajak masyarakat menggantikan nilai-nilainya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai baru yang ingin ditanamkan yaitu kesadaran masyarakat membayar pajak.

Mengingat beratnya beban yang diemban, maka menjadi penyuluh pajak tidak cukup hanya berbekal kemampuan teknis perpajakan semata-mata, namun juga perlu ditunjang dengan berbagai macam pengetahuan dan keterampilan agar materi yang disuluhkan dapat diterima oleh pihak yang disuluh secara efektif.

Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik, seorang penyuluh harus menguasai materi penyuluhan, memahami proses pembentukan pendapat, memahami proses belajar, memahami proses tumbuhnya motivasi dan demotivasi, serta menguasai teknik-teknik komunikasi, khususnya komunikasi tatap muka ( Presentase). Sehingga hasil akhir dari tugas penyuluh pajak adalah perubahan sikap hidup masyarakat terhadap perpajakan.

(35)

E. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan langsung tetap dilakukan secara terus menerus dengan skala prioritas sesuai dengan analisis rencana penyuluh pajak terhadap wajib pajak: badan, orang pribadi, dan pemotong/pemungut pajak. Untuk mencapai keberhasilan dalam penyuluhan perlu didukung dengan beberapa kegiatan yang telah dipersiapkan dengan baik. Untuk Kegiatan Kantor Pelayanan Pajak pratama Binjai mempunyai beberapa kegiatan yang telah dirancang dengan baik melalui kegiatan:

a. Penyuluhan Langsung

adapun prioritas sasaran penyuluhan terutama mengenai:

1. SPT Tahunan Pajak Penghasilan: wajib pajak badan, orang pribadi, PPh pasal 21

2. Penyuluhan kepada wajib pajak baru tentang hak dan kewajiban perpajakan

3. Penyuluhan terhadap wajib pajak koperasi

4. Penyuluhan terhadap wajib pajak penunggak terbesar

5. Penuluhan terhadap perusahaan pelayaran/ pengangkutan jasa laut 6. Pemotong/ pemungutan pajak orang para bendaharawan

7. Penyuluhan terhadap pegusaha toko mas 8. Penyuluhan terhadap pengusaha pernikahan 9. Penyuluhan terhadap pengusaha rumah makan

(36)

b. Penyuluhan Tidak Langsung

1. Pemasangan spanduk pelaporan/ pembayaran SPT dilokasi yang strategis diwilayah Binjai serta pemasangan papan reklame tertama berupa slogan atau ajakan untuk peduli pajak

2. Pembuatan kotak penyedia Leafet, brosur, kartu selebaran atau yang sejenis dilokasi kantor pos, Bank persepsi, Kantor kelurahan/ kecamatan, TPT KPP Pratama Binjai serta Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan Binjai sendiri

3. Penyampaian informasi peraturan perpajakan baru melalui surat tertulis terhadap wajib pajak yang terkait dengan ketentuan baru tersebut

4. Kampanye atau iklan perpajakan melalui radio. c. Kegiatan Pelayanan Konsultasi

1. Kegiatan pelayanan konsultasi perpajakan terhadap wajib pajak yang datang

2. Menindaklanjuti dengan segera setiap permintaan penjelasan secara tertulis melalui surat

3. Merespon dengan baik wajib pajak yang meminta konsultasi telepon.

(37)

Yang menjadi sasaran penyuluhan pajak pada dasarnya adalah seluruh lapisan anggota masyarakat dengan pertimbangan jangka penyuluhan dilaksanakan secara langsung kepada seluruh anggota masyarakat yang tidak memungkinkan, maka sasaran penyuluhan dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:

1. Sasaran Utama

Sasaran utama yaitu sasaran yang menjadi tujuan utama dari penyuluhan. Penyuluh mempersiapkan dan melaksanakan penyuluhan dengan tujuan untuk mempengaruhi secara langsung anggota masyarakat yang disuluh agar mereka mau merubah cara berpikir dan bertingkah laku.

Sasaran utama ini antara lain adalah: a. Masyarakat pada umumnya

Penyuluh diberikan terutama untuk menciptakan iklim dan citra perpajakan yang baik sehingga masyarakat berpandangan positif nantinya terhadap pajak dan dapat menerima kewajiban kenegaraan.

b. Masyarakat Wajib Pajak

Baik yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar, penyuluhan terhadap golongan ini diberikan terutama untuk membantu dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan. Adapun hal-hal pokok yang disuluhkan mengenai prosedur dan tata cara perpajakan, undang-undang perpajakan dan ketentuan pelaksanaannya.

(38)

Dapat ditinjau dari 2 aspek yaitu; a. Aparatur itu sendiri

b. Aparatur yang berhubungan dengan tugas pemungutan pajak d. Lembaga Pendidikan

Dimulai dari tingkat yang palinag rendah sampai tingkat yang paling tinggi. Penyuluhan ini diberikan agar sedini mungkin calon wajib pajak dan calon tokoh masyarakat dan calon pimpinan masyarakat yang ada dalam dunia pendidikan sadar akan pentingnya pajak bagi suatu Negara.

2. Sasaran Pendukung

Sasaran pendukung merupakan sasaran yang diharapkan akan dapat memperluas informasi perpajakan tersebut. Yang mana sarana pendukung itu dibagi menjadi tiga bagian yaitu;

a. Konsultasi Pajak

Sebagai mitra kerja Direktorat Jendral Pajak dalam membina dan menyadarkan wajib pajak. Penyuluhan yang diberikan menyangkut kebijaksanaan umum perpajakan ketentuan perundang-undangan pajak dan kketentuan pelaksanaannya.

b. Instansi Pemerintahan

Penyuluhan diberikan agar pejabat tersebut melakukan usaha-usaha agar masyarakat dilingkungannya menyadari kewajiban perpajakannya.

(39)

G. Tujuan Penyuluhan

I. Djumhur dan Moh. Surya menyebutkan bahwa tujuan dari bimbingan dan penyuluhan ialah memperoleh berbagai hal:

a) Tingkat perkembangan yang optimal bagi individu sesuai dengan kemampuan b) Membantu untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan,

minat, pribadi serta kesempatan yang ada

c) Memberikan dorongan didalam pengerahan diri, peemecahan masalah, dan pengambilan keputusan

Sedangkan menurut Direktorat Jendral Pajak tujuan penyuluhan untuk:

a) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya peranan pajak bagi suatu Negara tersebut mampu melaksanakan pembangunan nasionalnya untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur

b) Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai hak dan kewajiban perpajakan tersebut merupakan kewajiban kennegaraan

c) Meningkatkan kemauan untuk memperoleh hak dan melaksanakan kewajiban perpajakan

(40)

e) Mendorong keikutsertaan suatu lembaga pemerintahan dan lembaga kemasyarakatan (non pemerintah) agar turut pelaksanaan pemungutan pajak yang baru

f) Memperbaiki dan memelihara citra perpajakan.

H. Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan merupakan teknik-teknik, cara-cara yang digunakan oleh petugas penyuluhan dalam rangka memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Secara umum ada dua jenis penyuluhan yaitu:

1. Metode Informatif

Metode informatif adalah suatu metode dimana penyuluh secara aktif berperan serta dimanna komunikasi yang dilaksanakan secara satu arah. Dengan pendekatan ini informasi penyuluhan diisi dengan ceramah atau kuliah, sehingga partisipasi para peserta sangat kecil. Partisipasi sangat terbatas pada permintaan penjelasan atau penyampaian pertanyaan mengenai hal-hal yang belum dimengerti. Yang termasuk metode informative:

a. Metode kuliah yang dalam bidang penyuluhan pajak bertujuan untuk menyampaikan informasi kebijaksanaan perpajakan secara lengkap dan bulat, dalam waktu yang sudah ditentukan, menyampaikan dan menjelaskan suatu masalah perpajakan dan menyampaikan analisis masalah perpajakan.

(41)

berbeda mengenai perpajakan. Dengan seorang, moderator cakap, diskusi dapat lebih terarah ddan membahas bahan-bahan diskusi yang lebih relevan. c. Metode simposium yaitu ceramah, uraian atau makalah yang saling

berhubungan dalam masalah perpajakan. Hal ini disampaikan oleh mereka yang menguasai bidang perpajakan didepan peserta penyuluh.

2. Metode Partisipasif

Metode ini merupakan salah satu yang melibatkan para peserta penyuluhan secara aktif yaitu kesadaran sendiri tanpa ada dorongan dari orang lain atau dari luar. Metode partisipasif dapat diterapkan dalam penyuluhan perpajakan antara lain:

a. Metode Audio-Visual yang dibidang perpajakan dibagi atas bagian yaitu 1. Visual saja, yaitu: gambar, poster dan photo

2. Audio, yaitu: berupa kaset atau musik cerita dengan diselingi penyuluhan perpajakan

3. Betul-betul Audio-Visual, seperti: sound slide, film, pita video dan wayang.

Hal ini bertujuan untuk menyajikan materi penyuluhan deengan cara lebih menarik, sehingga dapat dipergunakan penyuluhan bagi anggota masyarakat yang masih awam dalam maslah perpajakan.

(42)

c. Metode studi kasus adalah suatu metode penyuluhan perpajakan dengan cara menyampaikan kepada peserta suatu iuran yang lengkap tentang suatu masalah untuk dianalisis, diolah dan dipecahkan bersama

d. Metode konsultasi adalah suatu metode dimana masyarakat wajib pajak mempunyai maslah perpajakan dan kemudian mendatangi atau meneleppon langsung keekantor penyuluha untuk meminta penjelasan mengenai masalah perpajakan yang mereka hadapi. Dalam hal ini penjelasan langsung yang diberikan penyuluh kepada perorangan mengenai masalah perpajakan yang dihadapi.

Keuntungan metode ini adalah:

1. Membuat penyuluhan menjadi realitas. Sebab konsultasi ini berdasarkan masalah perpajakan

2. Metode ini langsung mencapai sasaran karena tidak bersifat umum dan langsung dimanfaatkan oleh anggota masyarakat wajib pajak tersebut. Dari beberapa metode yang dijelaskan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode berdasarkan cara penyampaian terdidi dari dua bagian:

1. Metode langsung dimana penyuluh langsung berhadapan dengan sasaran baik secara perorangan maupun kelompok ittu yang bersifat tatap muka. Contoh: ceramah

(43)

(surat kabar, majalah dan lain-lain) dan media elektronik (televise, radio dan lain-lain).

I. Materi Penyuluhan

(44)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

A. Penyuluhan Yang Dilakukan Fiskus Belum Optimal 1. Metode Penyuluhan

Peningkatan kegiatan penyuluhan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakannya. Apabila kegiatan penyuluhan tidak dilaksanakan lebih optimal bisa membawa dampak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Adapun faktor yang menyebabkan kurang optimalnya kegiatan penyuluhan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai yang paling dominan terutama adalah kualitas sumber daya manusia yang tersedia tidak memadai yang disebabkan oleh:

a. Rendahnya motivasi pegawai

b. Kurangnya bimbingan teknis penyuluhan perpajakan terhadap pegawai c. Belum memadainya tingkat pendidikan pegawai yang tersedia.

(45)

penyuluhan juga dipandang perlu menyesuaikan diri dengan kebiasaan masyarakat yang disuluh, sehingga lebih mudah berinteraksi dengan peserta penyuluhan.

Didalam penyuluhan perpajakan terdapat berbagai metode penyuluhan memilih dapat digunakan, sehingga penyuluhan dapat berdaya guna dan berhasil guna, maka perlu metode yang disesuaikan dengan sasaran penyuluhan tingkat penyuluhan dan jumlah peserta penyuluh, serta factor-faktor lainnya.

Khususnya untuk penyuluhan perpajakan di Kantor Penyuluhan Perpajakan Binjai menggunakan metode dalam mengadakan penyuluhan.

a. Metode informatif

Yang dimaksud dengan metode informatif adalah uraian secara ringkas dari suatu bidang perpajakan yang disajikan atau dirancang secara menarik, namun dapat memberi informasi-informasi yang jelas dan lengkap mengenai perpajakan tersebut.

b. Metode Audio-Visual

Metode Audio Visual dibidang penyuluhan perpajakan merupakan metode dengan menggunakan media Audio-Visual. Metode Audio-Visual ini dikelompokkan menjadi tiga bagian

1. Visual saja, yaitu gambar, foster dan foto

2. Audio, yaitu berupa kaset atau musik cerita dengan diselingi penyuluhan perpajakan

(46)

c. Metode Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok adalah metode yang dapat dipergunakan sebagai penyuluhan bagi kelompok yang mempunyai basis pengetahuan perpajakan yang sudah memadai. Metode ini menyelenggarakan pembicaraan dan melakukan pembahasan yang terarah mengenai pokok masalah yang menjadi bahan penyuluhan.

d. Metode Forum

Forum merupakan diskusi terbuka tentang suatu masalah perpajakan yang diadakan antara peserta penyuluhan yang jumlah pesertanya meliputi 20-40 orang, dengan satu atau dua orang sebagai nara sumber, dibawah pimpinan moderator. Dalam metode ini peserta diberi kesempatan untuk menyampaikan persoalan, memberi informasi satu sama lain dan kepada nara sumber disekitar masalah yang menjadi bahan forum.

e. Metode Konsultasi

(47)

Dari metode diatas dapat diuraikan bahwa metode penyuluhan merupakan cara digunakan untuk memberi informasi kepada peserta pembayar pajak atau wajib pajak agar mereka mendapat pengetahuan, keterampilan serta kesadaran atau kewajiban perpajakannya.

Tujuan Kantor Penyuluhan Perpajakan Binjai memberikan berbagai penyuluhan kepada peserta penyuluhan agar dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak akan tanggung jawabnya untuk membayar pajak. Akan tetapi tujuan tersebut tidak akan tercapai apabila penyuluhan kurang memberikan variasi mengenai pembahasan tentang masalah perpajakan melaui metode yang disampaikan.

Metode yang diberikan oleh tenaga penyuluh kadang kala memberikan kesan yang monoton terhadap penyuluhan perpajakan, hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap seseorang peserta penyuluhan yang mengikuti penyuluhan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai. Dari beberapa metode yang dissampaikan pada penyuluhan perpajakan maka boleh dikatakan bahwa metode audio-Visual dari sudut penyampaian masih kurang frekuensinya dengan pertimbangan bahwa apabila tidak ada peningkatan frekuensi penyuluhan dalam bentuk Audio-Visual maka ada kemungkinan masyarakat wajib pajak tidak dapat menerima penjelasan perpajakan secara merata dan menyeluruh. Jika metodde penyuluhan dibuat dan dirancang hanya kepada sasaran

(48)

Bertitik tolak dari penjelasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan dari penganalisaan tentang metode penyuluhan sebagai berikut:

1. Teknik penyampaian kurang ada selingan secara hiburan sehingga dapat menimbulkan rasa bosan dari peserta penyuluhan pajak. Untuk menghindari adanya kemungkinan kurang tertarik terhadap metode yang disajikan dapat dibuat suatu acara simulasi pajak melalui perpajakan dengan acara permainan

2. Metode penyuluhan Audio-Visual dan massa media kurang ditingkatkan frekuensinya sehingga tidak dapat menjangkau semua lapisan masyarakat wajib pajak sementara tenaga penyuluh jumlahnya kurang memadai

3. Sasaran penyuluhan perpajakan melalui metode yang disampaikan selama ini di Kantor Penyuluhan Perpajakan Binjai kurang meluas sehingga tingkat kesadaran wajib pajak terhadap pajak kemungkinan tidak dapat meningkat karena tidak tercover seluruh masyarakat baik masyarakat awam, masyarakat wajib pajak yang sudah terdaftar maupun yang belum dan dunia pendidikan sebagai sasaran utama penyuluhan.

B. Materi Yang Diberikan Belum Dapat Dipahami Oleh Masyarakat

Pada dasarnya materi penyuluhan perpajakan dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:

(49)

3. Undang-Undang perpajakan

4. Kebijaksanaan perpajakan yang terakhir

Isi pelajaran dari materi penyuluhan biasanya telah disusun dalam suatu program atau kurikulum kepada para peserta selama berlangsungnya proses penyuluhan. Isi dari meteri tersebut disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan umur mereka pada saat diadakan penyuluhan. Dilihat dari banyaknya materi yang akan dibahas di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai belum disesuaikan dengan porsi waktu, teori dan porsi praktik. Maksudnya materi yang akan diberikan terhadap peserta penyuluhan menurut waktu yang ditentukan, kurang seimbang antara teori dan praktik. Sehingga peserta penyuluhan kurang menangkap dengan jelas seluruh materi yang disajikan selama penyuluhan dan dapat dikatakan bahwa seluruh materi yang diperoleh sewaktu mengikuti penyuluhan pajak belum dapat mengurangi kesulitan yang dihadapi peserta. Dan bila materi yang disampaikan dalam suasana pembaruan meteri pajak dalam pembangunan dan mengalokasikan dana pajak secara rinci, maka akan dapat menimbulkan kepercayaan terhadap masyarakat dan kemungkinan dapat menghilangkan kecurigaan wajib pajak terhadap pajak

1. Sasaran Penyuluhan

(50)

pelayanan, persyaratan, jangka waktu (tanggal jatuh tempo), dan nama petugas yang memberi pelayanan.

Prasarana berupa pengaturan tempat parkir baik, ruang tunggu yang nyaman, tersedia toilet yang bersih, dan kotak saran untuk menerima kritik-kritik dan saran wajib pajak. Mobil penyuluhan juga sangat diperlukan untuk menginformasikan kepada masyarakat kapan diadakan penyuluhan, menyebarkan selebaran-selebaran mengenai perpajakan dan lain-lain yang berhubungan dengan masyarakat.

Sebagaimana hasil pengamatan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai bahwa sarana-sarana tersebut diatas pada dasarnya sudah dilengkapi semua oleh Departemen Keuangan. Hanya saja sarana yang tersedia tersebut belum dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh petugas penyuluhan dalam memberikan penyuluhan sehingga menyebabkan para peserta kurang memahami bahan yang diberikan dan mereka belum bisa melihat langsung bagaimana masalah yang mereka hadapi dipecahkan dan dapat pula menyebabkan terciptanya suasana yang kurang bersemangat dalam mengikuti penyuluhan.

(51)

Selanjutnya dapat ditambahkan pula mengenai frekuensi penggunaan fasilitas yang tersedia berupa mobil-mobil pajak untuk menyebarkan brosur-brosur dan buku-buku perpajakan kepada masyarakat yang menjadi sarana penyuluh di Kantor Penyuluhan Perpajakan Binjai dalam penyuluhan, penggunaannya ada kemungkinan dapat membantu kelancaran proses penyuluhan perpajakan, akan tetapi hal tersebut jarang sekali dilakukan.

2. Tenaga Penyuluh

Kegiatan penyuluhan hanya dapat dilakukan secara lebih optimal jika tersedia jumlah tenaga penyuluh terampil yaitu tenaga penyuluh yang memiliki pengetahuan perpajakan yang cukup, menguasai computer sehingga mampu mengolah bahan penyuluhan yang akan ditampilkan serta mempunyai kemampuan dalam menyampaikan penyajian dihadapan umum.

Pelaksanaan penyuluhan dilakukan penyuluh pajak, jabatan penyuluh pajak adalah jabatan fungsional dan dengan demikian berarti hanya dapat dijabat oleh mereka yang berkedudukan sebagai pegawai negeri sipil.

(52)

tenga penyuluh perpajakan diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tenaga penyuluh yang mampu yaitu orang yang ditugaskan untuk memberikan informasi kepada peserta dalam proses penyuluhan kepada sasaran yang ingin dicapai. Tenaga penyuluh yang mengikuti pendidikan secara khusus secara bertahap dari segi kuantitas kurang memadai, disamping itu kurang memiliki teknik komunikasi yang dapat menyesuaikan diri dengan komunikasi yang dihadapi. Untuk merekrut tenaga penyuluh yang lebih professional lagi, baik dalam penguasaan materi, teknik penyampaian haruslah diambil orang-orang yang benar ahli dalam hal itu. Sebab tenaga penyuluh mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi perpajakan.

Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai dari suudut kuantitas tenaga penyuluh masih kurang memadai apabila dibandingkan dengan letak geografis dan demografinya, sehingga informasi mengenai perpajakan yang diberikan belum merata diterima oleh masyarakat wajib pajak. Oleh kerena itu tidak berlebihan rasanya jika tenaga penyuluh memberikan penerangan dan penyuluhan tenaga komunikasi yang professional, maksudnya adalah untuk membentuk sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dikehendaki melalui komunikasi yang profesional pula.

(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari uraian diatas yang telah dijabarkan maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. keberhasilan pelaksanaan penyuluhan tidak hanya ditentukan fiskus selaku aparat penyuluhan, tetapi yang terpenting lagi adalah sikap proaktif dari masyarakat dalam penyuluhan

2. faktor yang menyebabkan kurang optimalnya kegiatan penyuluhan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai yang paling dominan terutama adalah kualitas sumber daya manusia yang tersedia tidak memadai

3. Kantor Pelayanan Pajak mengadakan analisa terhadap data yang diperoleh guna mengkaji permasalahan yang timbul dan mencari alternatif pemecahan, maka system penyuluhan pajak yang terarah dan terprogram dapat meningkatkan wajib pajak

4. demi suksesnya suatu penyuluhan maka kualitas dan kuantitas penyuluhan sangat menentukan, disamping materi penyuluhan harus tepat, sarana penyuluhan yang lengkap dan metode penyuluhan juga harus tepat

(54)

B. SARAN

1. Hendaknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai menambah tenaga penyuluh agar dapat menjangkau semua masyarakat wajib pajak, sehingga selain citra pajak yang positif dan tingkat kesadaran wajib pajak semakin tinggi.

2. Perlunya variasi penyuluhan dan metode yang ada dengan membuat selingan secara hiburan yang dapat menghilangkan rasa bosan dari peserta yang mengikuti penyuluhan.

3. Sebaiknya porsi materi perpajakan disesuaikan dengan frekuensi waktu, disamping itu dalam penyampian materi ada baiknya disampaikan tentang materi penyuluhan yang ada hubungannya dengan peran dalam pembangunan dan pengalokasiannya karena untuk memberikan kepercayaan kepada wajib pajak dan dapat menghilangkan kecurigaan wajib pajak terhadap pajak.

4. Kepada masyarakat diharapkan lebih berpartisipasi dalam proses penyuluhan dan tidak ragu mengadakan konsultasi jika terdapat materi yang belum dipahami.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Alep, Adya Brata, 1992, Perpajakan, CV. Gramedia, Bandung. Direktorat Jenderal Pajak, 1991, Pola Dasar Penyuluhan

Lesmana, Eko,1998, Sistem Perpajakan di Indonesia, Prima Campus Grafika, Jakarta.

Sihaloho, Cyrus,2003, Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Rajawali Pers, Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Rosa Andrie Asmara, S.T, M.T E1.8 Topik dalam Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Agen A Tri Astoto Kurniawan, ST.,

[r]

The objective of our experiment was to study the effects of direct-cut and wilted grass silage diets on the feed intake, digestibility, milk production and feed utilisation with

The objective of our experiment was to study the effects of direct-cut and wilted grass silage diets on rumen fermentation and digesta passage when the protein content of

Orang perseorangan, kelompok orang, dan/atau badan hukum yang melakukan pelanggaran terhadap harga eceran tertinggi dan spesifikasi buku teks pelajaran sebagaimana dimaksud

Sebagai dasar kegiatan operasional, KPH Madiun telah menyusun RPKH, yang merupakan Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH) jangka 2011 s/d 2020 pada Kelas

Abdul Rauf: Kajian sistem dan optimasi penggunaan lahan agroforestry..., 2004 USU e-Repository © 2008... Abdul Rauf: Kajian sistem dan optimasi penggunaan lahan agroforestry..., 2004

[r]