Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
TUGAS AKHIR
RANCANGAN SISTEM PROTEKSI TEGANGAN
PADA MOTOR LISTRIK 3 FASA BERBASIS PC
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik
Elektro
Oleh
020402003
NURSYAHRUL RITONGA
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
RANCANGAN SISTEM PROTEKSI TEGANGAN
PADA MOTOR LISTRIK 3 FASA BERBASIS PC
Oleh
020402003
NURSYAHRUL RITONGA
Tugas Akhir diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Teknik Elektro
Disetujui oleh :
Pembimbing
NIP. 131 803349 Ir. Riswan Dinzi MT
Diketahui oleh :
Ketua Departemen Teknik Elektro FT USU,
NIP. 131459554 Ir. Nasrul Abdi MT
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim,
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang setiap
saat membimbing dan memberikan rahmatNya sehingga sampai detik ini juga selalu
berada dalam keadaan sehat dan bersemangat serta dapat menyelesaikan Tugas Akhir
ini. Judul yang menjadi pembahasan penulis dalam Tugas Akhir ini adalah
“Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik Tiga Fasa Berbasis PC”.
Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata
satu (S1) pada Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan bantuan baik
moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya dan sedalam-dalamnya
kepada :
1. Ayahanda dan seluruh keluarga yang tidak terhitung kasih sayangnya serta
tidak bosan-bosannya memberikan support dalam penyelesaian Tugas Akhir
ini.
2. Sohibku yang senantiasa ada di sampingku, tempatku berbagi dalam susah
dan senang. Terima kasih untuk setiap iringan do’a yang menyertai tiap detik
langkah hidupku.
3. Bapak Ir. Riswan Dinzi, MT yang banyak memberikan masukan dan
membimbing penulis dalam Tugas Akhir ini.
4. Bapak Ir. Nasrul Abdi, MT dan Bapak Rahmat Fauzi, ST,MT selaku Ketua
dan Sekretaris Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Unversitas
Sumatera Utara.
5. Bapat Ir. Thalib Pasaribu, sebagai dosen wali penulis selama masa
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
6. Syahlel, patner penulis yang banyak memberikan ide dan pemikiran dalam
perancangan sistem proteksi dalam Tugas Akhir ini.
7. Rekan satu angkatan stambuk 2002, Zeta, Romi, Dedi, Usman, Dayat ST, Ajo
ST, Maulana ST, dan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan, yang selama
ini telah menjadi teman diskusi belajar dan bekerjasama dalam kegiatan
kampus. Serta adik stambuk: Eko, Made, Ronal, Adi yang banyak membantu
penulis dalam pengujian alat di Laboratorium Konversi.
8. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di lingkungan Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Akhir kata hanya kepada Allah SWT jualah kita berserah diri, penulis
menyadari banyak kekurangan pada Tugas Akhir ini namun penulis berharap semoga
penulisan Tugas Akhir ini dapat berguna dan memberikan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.
Medan 02 Mei 2008
Penulis
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Abstak
Perubahan tegangan pada sistem tiga fasa dapat terjadi ketika besaran arus
yang mengalir pada masing-masing fasa tidak sama sehingga resultan dari arus beban
tersebut tidak sama dengan nol atau bisa juga disebabkan karena perbedaan sudut
fasa pada arus beban.
Akibat dari ketidaksetimbangan fasa akan berdampak buruk pada motor
induksi 3 fasa jika hal ini berlangsung lama. Oleh karena itu untuk mengatasinya
diperlukan suatu alat proteksi.
Dalam Tugas Akhir ini akan dirancang sebuah sistem yang berguna untuk
memproteksi tegangan pada motor induksi 3 fasa yang akan dikombinasikan prinsip
kerjanya dengan perangkat komputer. Bentuk proteksi yang diberikan adalah
komputer akan memberikan intruksi kepada relay untuk memutuskan aliran listrik
apabila terjadi ketidakstimbangan fasa atau terjadi penurunan tegangan pada salah
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……… i
Abstrak ……… iii
Daftar Isi………. iv
Daftar Gambar ……… vii
Daftar Tabel ………... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……… 1
1.2 Tujuan Penulisan ……… 2
1.3 Batasan Masalah ……… 2
1.4 Cara Kerja Rancangan Sistem Proteksi ……….. 3
1.5 Metode Penulisan ……… 5
1.6 Sistematika Penulisan ………. 5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Relay ……… 7
2.2 Resistor ……… 9
2.3 Kapasitor ………. 12
2.4 Dioda ……… 13
2.4.1 LED ……… 15
2.5 Regulator Tegangan Tetap ………... 17
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
2.6.1 Prinsip Kerja Trafo ……… 21
2.6.2 Macam- Macam Trafo ……….. 21
2.7 Transistor ……… 22
2.8 Kontaktor ………. 23
2.9 Op-Amp ……….. 24
2.9.1 Prinsip Dasar Op-Amp ………. 26
2.10 Port Paralel ………. 28
2.10.1 Keluaran ……….. 30
2.10.2 Masukan ………. 31
2.11 Dampak Ketidak Seimbangan Fasa Pada Motor Listrik Tiga Fasa ………… 31
BAB III PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI TEGANGAN 3.1 Perancangan Blok Diagram Sistem ………. 37
3.2 Perancangan dan Pembuatan Alat (Hardware) ……….. 39
3.2.1Perancangan Modul Rangkain Catu Daya ……… 39
3.2.2Perancangan dan Pembuatan Modul Rangkaian Sistem Proteksi Tiga Fasa ……… 40
3.3Perancangan dan Pembuatan Program Sistem Proteksi (Software) …………... 42
3.4Pembuatan PCB ………. 45
3.5Pemeliharaan dan Perbaikan ………. 47
3.5.1Pemeliharaan ……….. 47
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
4.1 Pengujian dan Analisa Hardware ……… 49
4.1.1 Pengujian Rangkaian Power Supply ……….. 49
4.1.2 Pengujian Rangkaian Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik
3 Fasa ……….. 51
4.2 Pengujian dan Analisa Software ……….. 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ………. 57
5.2 Saran ……… 58
DAFTAR PUSTAKA ………. 59
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh Kontruksi Relay Dengan Kontak Tukar ……… 7
Gambar 2.2 Lambang Relay dengan berbagai macam kontak ………... 8
Gambar 2.3 Bentuk FisikResistor ……….. 9
Gambar 2.4 Penggunaan Tabel Kode Warna Resistor ………. 10
Gambar 2.5 Simbol dari Kapasitor……… 12
Gambar 2.6 Simbol dan Struktur Dioda ……… 13
Gambar 2.7 Dioda dengan bias Maju (forward bias) ………. 14
Gambar 2.8 Dioda dengan bias Mundur (reverse bias) ……….. 14
Gambar 2.9 Grafik arus Dioda ……… 15
Gambar 2.10 Simbol LED ……… 16
Gambar 2.11 Regulator 78XX dan 79XX ……….... 17
Gambar 2.12 Ekivalen Trafo ……….. 20
Gambar 2.13 Transistor PNP dan NPN ………. 22
Gambar 2.14 Simbol Op-Amp ……… 25
Gambar 2.15 Bentuk Fisik Op-Amp 741 dan Terminal ………. 26
Gambar 2.16 Karakteristik Perpindahan ………. 27
Gambar 2.17 Tata-letak pin parallel printer port………. 28
Gambar 2.18 Signal dan fungsi parallel printer port. ………. 30
Gambar 2.19 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi 3 fasa ………. 31
Gambar 2.20 Fluksi tiga fasa ...32
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 3.2 Rangkaian Power Supply ……….. 39
Gambar 3.3 Kontruksi Power Supply ……… 40
Gambar 3.4 Rangkaian Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa ….. 41
Gambar 3.5 Kontruksi Rancangan Sistem Proteksi ……… 42
Gambar 3.6 Flowcart Program ………43
Gambar 4.1 Rangkaian Simulasi Rancangan Sistem Proteksi Tegangan
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kode Warna Tahanan ……… 10
Tabel 2.2 Karakteristik IC78XX dan 79XX ……….. 18
Tabel 4.1 Pengukuran Trafo sebagai Catu Daya ……….. 50
Tabel 4.2 Pengukuran Output Power Supply ………. 50
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dunia industri adalah salah satu konsumen listrik terbesar pada saat ini,
karena umumnya industri banyak membutuhkan supply listrik. Setiap perusahaan
yang melakukan pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi
banyak menggunakan motor-motor listrik tiga fasa terutama, motor induksi yang
fungsinya menjalankan mesin-mesin pengolahan, conveyor maupun penggunaan
lainnya.
Namun berkurangnya persediaan pasokan listrik dewasa ini, menyebabkan
sering terjadi pemadaman listrik dibeberapa daerah serta seringnya terjadi penurunan
tegangan listrik pada waktu beban puncak yang dapat berdampak buruk pada
peralatan yang terhubung dengan supply listrik.
Jika hal ini terjadi maka ketidakseimbangan fasa-fasa akan tidak dapat
dihindari, sehingga pada akhirnya peralatan yang terhubung dengan jala-jala 3 fasa
tersebut akan mengalami kerusakan terutama pada motor-motor listrik.
Melihat permasalahan diatas penulis merancang sebuah alat yang berfungsi
untuk memproteksi tegangan masukan motor listrik 3 fasa dimana cara kerjanya
disimulasikan melalui komputer yang telah diprogram sebelumnya. Penggunaan
komputer dalam rancangan ini akan menampilkan perubahan tegangan, waktu cut
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
I. 2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Untuk memperdalam pemahaman penulis tentang instrumentasi pada
elektronika analog dan digital terutama tentang prinsip kerja dari alat
proteksi tersebut.
2. Memberikan penjelasan tentang dampak ketidakseimbangan fasa pada
motor listrik 3 fasa.
1.3 Batasan Masalah
Dengan terbatasnya ilmu yang penulis miliki, maka dalam penulisan Tugas
Akhir ini perlu dibuat batasan masalah yakni :
1. Membahas tentang alat proteksi tegangan masukan pada motor listrik
3 fasa dengan menggunakan prinsip kerja Op-Amp sebagai window
komparator.
2. Hanya membahas dampak ketidak seimbangan tegangan fasa pada
motor induksi 3 fasa.
3. Program komputer yang digunakan adalah Visual Basic 6.0
4. Tidak membahas macam- macam gangguan pada sistem tiga fasa
5. Simulasi alat dilakukan pada laboratorium konversi Departemen
Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dengan segala
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
1.4 Cara Kerja Rancangan Sistem Proteksi
Rancangan sistem proteksi motor listrik 3 fasa ini terdiri dari komponen
utama yaitu Operasional Amplifier 741 (Op-Amp) dan Trafo. Pada rancangan ini,
trafo berfungsi sebagai sensor yang mendeteksi tegangan dari jala-jala. Sedangkan
Op-Amp 741 berfungsi sebagai windaw komparator. Penguat Operasional atau
Op-Amp adalah penguat differensial dengan dua masukan dan satu keluaran yang
mempunyai penguatan tegangan yang amat tinggi.
Pada dasarnya sebuah Op-Amp merupakan kopling langsung (direct
coupling) dengan penguatan tegangan yang tinggi dan dapat menguatkan
sinyal-sinyal dalam batas frekuensi yang lebar termasuk sinyal-sinyal dc. Sejumlah besar penguat
operasional mempunyai masukan differensial dengan dua terminal tegangan
masukan yakni V1 dan V2 yang disalurkan masing-masing kepada terminal
pembalik (inverting) yang diberi tanda (-) dan terminal tak membalik (non inverting)
yang diberi tanda (+). Adapun yang dimaksud dengan masukan diffrensial adalah
suatu sinyal yang mengakibatkan suatu beda fraksi sebesar 1 milivolt di antara dua
masukan yang besar. Sebagai contoh, jika masukan inverting adalah 0 volt dan level
masukan inverting dibuat = 0,1 milivolt, maka keluaran akan menjadi -10 volt.
Amplifier memberikan tanggapan beda tegangan diantara dua masukan dan jika beda
ini nol, keluarannya juga seharusnya mendekati nol. Jadi Op-Amp harus disediakan
tegangan supply negatif dan positif sehingga keluarannya dapat berayun-ayun
disekitar nol. Karakteristik ideal dari sebuah Op-Amp adalah :
Hambatan Masukan (R1) = Tak terhingga
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Batas Tegangan Av = Tak terhingga
Lebar Pita = Tak terhingga
Vo = 0
Dimana bila V1= V2 karakteristiknya tidak berubah terhadap suhu.
Operational Amplifier dalam rancangan ini bekerja secara paralel sehingga
disebut window komparator. Hal ini dilakukan agar proteksi yang dilakukan bukan
hanya under voltage tapi juga over voltage. Window komparator ini bekerja dengan
mem bandingkan tegangan yang masuk pada setiap fasanya.
Pada sistem kontrol rancangan ini menggunakan komputer yang telah
diprogram sebelumnya, yang berfungsi untuk menampilkan perubahan tegangan
dari ketiga fasa jika terjadi penurunan atau kenaikan tegangan listrik, waktu membuka kontak (off) dan melogging setiap perubahan per satuan waktu.
Selain itu komputer akan memberikan informasi sehingga jika terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan seperti salah satu fasa tegangannya tidak seimbang, maka secara
otomatis alarm akan berbunyi. Hal ini tentunya akan sangat mempermudah operator
karena secara otentik dapat diketahui berapa besar penurunan atau kenaikan tegangan
yang terjadi melalui program yang telah disusun.
Rancangan proteksi tegangan ini sangat penting untuk dilakukan, seperti
pada motor-motor listrik 3 fasa, karena jika salah satu fasa tidak seimbang dan
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
1.5 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah
1. Studi literatur, berupa studi kepustakaan dan kajian dari buku-buku teks
pendukung.
2. Metode diskusi, berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing mengenai
masalah-masalah yang timbul selama penulisan tugas akhir ini berlangsung.
3. Melakukan simulasi di laboratorium konversi energi listrik Departemen Teknik
Elektro USU.
4. Menganalisa seluruh data dan hasil perhitungan serta membuat kesimpulan.
5. Pengujian kebenaran teoritis yang diperoleh pada studi literatur dengan cara
penerapan langsung pada peralatan yang dirancang pada laboratorium.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran terhadap Tugas Akhir ini, maka penulis
menyusun sistematika penulisan sebagai berikut;
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar
belakang masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, cara kerja
rancangan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang komponen, dan alat pendukung yang
digunakan dalam perancangan sistem proteksi tegangan pada motor listrik
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
BAB III PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI TEGANGAN
Bab ini akan membahas tiap-tiap blok yaitu mengenai cara-cara
merancang sistem proteksi tegangan pada motor listrik 3 fasa secara
keseluruhan.
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
Dalam bab ini akan dibahas analisa pengujian dan pengukuran
masing-masing blok sistem dan cara kerja dari rangkaian secara
keseluruhan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan penulis mengenai pembahasan pada
bab-bab sebelumnya serta saran dari penulis mengenai permasalahan di
dalam penulisan tugas akhir ini.
DAFTAR PUSTAKA
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Relay
Relay merupakan saklar elektromagnetik yang dapat di-on/off-kan oleh arus.
Pada dasarnya relay terdiri dari sebuah kumparan yang terlilit pada suatu inti dari
besi lunak, dan kontak-kontak. Jika kumparan dialiri arus listrik, maka besi lunak
berubah menjadi magnet dan menarik/menolak suatu pegas, sehingga kontak pun
menutup (membuka). Pada gambar 2.1 menunjukkan salah satu contoh
kontruksi relay.
Armatur Gerak
Poros
Pegas
Koneksi Ke Kontak Gerak Koneksi
Kumparan Koneksi
Ke Kontak Tetap Kumparan
Bingkai Plastik
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Seperti halnya saklar atau tombol tekan, kontak-kontak relay terdiri dari :
normal tertutup (NC), normal terbuka (NO), dan kontak tukar.
Gambar dibawah ini menunjukkan lambang berbagai relay.
Gambar 2.2. Lambang Relay dengan berbagai macam kontak
Relay dapat digolongkan menjadi dua golongan utama, yakni
Relay netral, yaitu relay yang perubahan transisi dari status off dan
sebaliknya tidak tergantung pada arus penggeraknya.
Relay berkutub, yaitu relay yang perubahan transisi dari status on ke off dan
sebaliknya tergantung pada arah arus yang mengalir.
Relay elektromekanik, terdiri dari sebuah armatur inti besi yang ditarik oleh
medan magnet yang dibangkitkan oleh sebuah kumparan. Armatur membuka atau
menutup kontak-kontak relay. Arus “tarik” bergantung pada banyaknya kontak daya
yang diperlukan, lazimnya berada diantara kira-kira 30 dan 600mW. Relay dengan kontak
normal terbuka
Relay dengan kontak normal tertutup
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Impedansi kumparan antara 350 dan 2200 ohm. Waktu swits “ON” dan “OFF”
berada diantara 10 mdet dan 3 mdet.
2.2. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang digunakan untuk membatasi
jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor
bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum ohm diketahui,
resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan
dari resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol
Ω (omega).
Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga
dikiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna
untuk memudahkan pemakai mengenal besar resistansi tanpa mengukur besarnya
dengan ohmmeter.
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Warna Nilai Faktor Pengali Toleransi
Hitam 0 1
Coklat 1 10 1%
Merah 2 100 2%
Jingga 3 1000
Kuning 4 10000
Hijau 5 100000
Biru 6 1000000
Violet 7 10000000
Abu-abu 8 100000000
Putih 9 1000000000
Emas - 0.1 5%
Perak - 0.01 10%
Tanpa Warna - - 20%
Tabel 2.1 Kode Warna Tahanan
Cara penggunaan tabel diatas dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar. 2.4 Penggunaan Tabel Kode Warna Resistor
Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan kearah gelang
toleransi berwarna coklak, emas, merah, atau perak. Biasanya warna gelang toleransi
ini berada pada badan resistor yang paling pojok atau dengan lebar yang lebih
Ring IV
Ring III Ring II
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
menonjol, sedangkan warna gelang pertama agak sedikit kedalam. Dengan demikian
pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut.
Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang yang pertama yang selanjutnya
adalah membaca nilai resistansinya.
Jumlah gelang yang melingkar pada resistor pada umumnya sesuai dengan
besar toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%,10% atau 20% memiliki
tiga gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1%
atau 2% (toleransi kecil) memiliki empat gelang (tidak termasuk gelang toleransi).
Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan
gelang terakhir adalah faktor pengalinya.
Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resistor pada suatu
rancangan selain besar resistansi adalah besar wattnya. Karena resistor bekerja
dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar
W= I2R (watt). Umumnya resistor yang tersedia dipasaran berukuran
1/8,1/4,1,2,5,10, dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasi daya 5,10 dan 20 watt
umumnya berbentuk kubik memanjang persegi empat berwarna putih, namun ada
juga yang berbentuk silinder. Tetapi biasanya untuk resistor ukuran jumbo ini nilai
resistansinya dicetak langsung dibadannya, misalnya 100Ω/5W. Karakteristik
resistor yang paling penting diketahui adalah :
Nilai tahanan resistor (ohm)
Toleransi (%)
Rating Daya (Watt)
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
2. 3 Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari dua buah plat metal yang dipisahkan oleh
suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara
vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan
listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki
(elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul
pada ujung metal yang lainnya. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung
kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung positif,
karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non konduktif. Muatan elektrik ini
“tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya.
Kapasitor mengisi energi listrik, memblok arus searah dan meluluhkan arus
bolak-balik. Disamping memiliki harga kapasitansi dalam satuan farad. Kapasitor
juga memiliki rating daya, dan berikut ini gambar dari simbol sebuah kapasitor.
+
-
Gambar 2.5. Simbol dari Kapasitor
Aplikasi-aplikasi penting dari kapasitor adalah sebagai berikut :
1. Menghilangkan lonjakan-lonjakan tegangan dengan waktu sangat kecil
(spike) dari catu daya yang sering menimbulkan trigger yang tidak diinginkan
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
dengan menempatkan kapasitor tersebut pada terminal-terminal power supply
IC tersebut.
2. Memfilter tegangan DC hasil penyearahan, semakin besar kapasitor yang
digunakan maka makin baik pemfilteran outputnya.
3. Sebagai kopling pada penguat (melewatkan tegangan DC dan menghambat
tegangan AC)
4. Memfilter bagian yang tidak diinginkan dari suatu fluktuasi sinyal.
2.4 Dioda
Dioda termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor.
Beranjak dari penemuan dioda, para ahli menemukan juga komponen turunan
lainnya yang baik.
Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah
saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi
adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N.
Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.
Gambar. 2.6. Simbol dan Struktur Dioda Katoda Anoda
Depletion Layer
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Gambar ilustrasi diatas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil
yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole
(lubang) dan elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk
hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan disisi N banyak terdapat
elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif, dengan arti
kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi
N akan tergerak untuk mengisi hole pada sisi P. Dimana, bila elektron mengisi hole
disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut
aliran hole dari P menuju N, kalau menggunakan terminologi arus listrik, maka
dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.
Ir
+ -
Gambar 2. 7. Dioda dengan bias Maju (forward bias)
Sebaliknya, jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan memberikan bias
negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan lebih besar
dari sisi P.
Ir
- + V
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Maka tidak akan terjadi perpindahan elektron dari P ke N maupun sebaliknya,
karena baik hole dan elektron masing-masing tertarik kearah kutub berlawanan yang
mengakibatkan lapisan deplesi (depletion layer) semakin besar dan menghalangi
mengalirnya arus.
Dengan demikian dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja, dimana
bila diberikan tegangan bias maju yang kecil dioda akan mengalami konduksi.
Untuk dioda yang terbuat dari bahan silikon tegangan konduksinya adalah diatas
0,7 volt dan 0,2 volt batas minimum untuk dioda yang terbuat dari bahan germanium
Gambar 2.9. Grafik arus Dioda
Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun ada
batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown,
dimana dioda tidak mampu menahan aliran elektron yang terbentuk dilapisan deplesi.
2.4.1 LED
LED adalah singkatan dari Light Emiting Dioda, merupakan komponen yang
dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah
dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa
0,7 V I
1, 0 V
V
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
elektron yang menerjang sambungan P-N, juga melepaskan energi berupa energi
panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya.
Untuk mendapatkan emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang dipakai adalah
galium,arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna
cahaya yang berbeda pula.
Gambar 2.10. Simbol LED
Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak adalah warna merah,
kuning, dan hijau. LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna
bisa dihasilkan, namun akan sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED
selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi
dayanya. Rumah (cashing) LED dan bentuknya juga bermacam-macam, ada yang
persegi empat, bulat dan lonjong.
Aplikasi
Dioda banyak diaplikasikan pada rangkaian penyearah arus (rectifier) power
supply atau converter AC ke DC. Dipasar banyak ditemukan dioda seperti
1N4001,1N4007 dan lain-lain. Masing-masing tipe berbeda tergantung dari arus
maksimum dan juga tegangan breakdown-nya.
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
LED sering dipakai sebagai indikator yang masing-masing warna bisa memiliki
arti yang berbeda. Menyala, padam, dan berkedip juga bisa berarti lain. LED dalam
bentuk susunan (array) bisa menjadi display yang besar. Dikenal juga LED dalam
bentuk 7 segment atau ada juga yang 14 segment. Biasanya digunakan untuk
menampilkan angka numerik dan alphabet.
2.5Regulator Tegangan Tetap (IC 78XX)
Catu daya merupakan sesuatu yang sangat penting untuk rangkaian elektronika.
Dewasa ini semua sistem elektronika sudah beroperasi dengan catu daya yang stabil.
Untuk mendapatkan tegangan yang benar-benar stabil dari suatu penyearah yang
telah difilter dengan kapasitor dapat digunakan rangkain yaitu :
Regulator Positif (IC78XX)
Regulator Negatif (IC79XX)
Regulator ini dimaksudkan untuk memberikan kemampuan catu yang mantap
dengan komponen extern seminim mungkin. Regulator ini bekerja berdasarkan
asas-asas, seperti penghambat panas, dan pembatas daerah aman yang mencegah
tingkat keluaran bergerak keluar dari disipasi daya aman.
Gambar 2.11. Regulator 78XX
IC 7805 IC 7805
AC 220V
Transformator
-05V + 05V
0 D2
D3 D4
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Type 78/79XX
V(out) Volt
I out (Ampere) Vin (volt) Min Max Min Max
05 5 0.5 1 7.5 20
06 6 0.5 1 8.6 21
08 08 0.5 1 10.6 23
10 10 0.5 1 12.7 25
12 12 0.5 1 14.8 27
15 15 0.5 1 14.8 27
18 18 0.5 1 21 33
24 24 0.5 1 27.5 36
Tabel 2.2 Karakteristik IC78XX dan 79XX
Bila menggunakan regulator tegangan IC78XX ada beberapa hal tentang
kontruksi yang perlu diperhatikan :
Semua konduktor yang mengalirkan arus-arus besar harus diusahakan setebal
dan sependek mungkin.
Semua sambungan umum harus dihubungkan dengan kondensator.
Kondensator-kondensator kopling masukan dan keluaran harus dipasang
sedekat mungkin dengan masukan dan keluaran IC
Harus diadakan pendinginan yang memadai.
2.6 Transformator (trafo)
Transformator adalah sebuah peralatan listrik statis yang mampu mengubah
tenaga listrik arus bolak-balik pada suatu tingkatan tegangan ke tingkat tegangan
yang lain atau pada suatu tingkatan arus ke tingkatan arus lain melalui prinsip medan
magnetik. Pada transformator terdapat dua kumparan, satu dari kumparan
transformator dihubungkan ke sumber tenaga listrik arus bolak-balik, dan kumparan
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
tenaga listrik disebut kumparan primer, dan kumparan yang terhubung ke beban
disebut kumparan sekunder.
Selain sebagai pengubah tegangan, transformator juga dapat digunakan untuk
mengisolasi rangkaian, mengatur tegangan atau arus dan untuk pengukuran serta
sebagai rangkaian pelindung
2.6.1 Prinsip Kerja Transformator
Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik
maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan
tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya
fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi ( self induction ).
dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari
kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama ( mutual induction ) yang
menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus
sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer
keseluruhan.
Besar tegangan yang muncul pada lilitan sekunder ini ditentukan oleh
banyaknya lilitan pada bagian primer. Adapun persamaan tegangan induksi dari
kedua belitan adalah :
E1 = 4,44 f N1 m ... (2.1)
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Vs Ns
E2 = 4,44 f N2 m ... (2.2)
Untuk belitan sekunder
Perubahan tegangan input atau tegangan kumparan primer akan
mengakibatkan perubahan arus yang mengalir, sehingga menyebabkan fluksi
magnetik pada inti. Karena perubahan fluksi magnetik ini, maka tegangan yang di
induksikan pada output atau kumparan sekunder akan berubah.
Perbandingan tegangan antara kedua kumparan atau antara input dengan output
dapat dinyatakan dengan rumus berikut ini :
Vp Np
... ...(2.3)Dimana :
Vp = Tegangan pada kumparan primer
Vs = Tegangan pada kumparan sekunder
Np = Jumlah gulungan pada primer
Ns = Jumlah gulungan pada sekunder
Adanya gandengan magnetik mengakibatkan terdapat dua rugi-rugi pada
transformator yaitu rugi-rugi tembaga ( Pcu ) dan rugi-rugi inti ( Pi ). Rugi-rugi inti
terdiri dari rugi-rugi hysterisis ( Ph ) dan rugi-rugi arus eddy ( Pe ). Rugi-rugi
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
transformator. Rugi-rugi hysterisis adalah rugi-rugi akibat fluks bolak-balik dalam
inti besi. Untuk memperkecil rugi tembaga dapat dilakukan dengan menggunakan
penampang tembaga yang lebih besar.
2.6.2 Macam-macam Transformator
Dari persamaan 2.3 diatas, transformator secara umum dapat digolongkan
menjadi dua, yakni :
1.Transformator step up
Tranformator step up adalah transformator yang bekerja untuk menaikkan
tegangan. Dimana belitan sekundernya lebih banyak dari belitan primer,
dengan kata lain Ns lebih besar dari Np.
2.Transformator Step- Down
Transformator ini adalah sama dengan trafo step-up hanya saja fungsinya yang
berbeda yakni, menurunkan tegangan.
Dalam rancangan ini transformator yang digunakan adalah transformator
step down yaitu transformator yang berfungsi sebagai penurun tegangan, karena
tegangan out put yang di inginkan adalah 6 volt, sementara tegangan inputnya
langsung dihubungkan ke jala – jala. Transformator tersebut dapat diperlihatkan
seperti gambar 2.12 .
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
+6V
[image:33.595.122.446.94.367.2]CT
Gambar 2.12. Ekivalen Trafo
2.7Transistor
Transistor adalah komponen elektronika yang banyak digunakan dalam
berbagai rancangan rangkaian elektronika, baik sebagai penguat maupun sebagai
switch. Gambar dibawah ini merupakan simbol dari transistor jenis PNP dan NPN.
Arah pada emiter menunjukkan arah aliran konvensional emiter.
n p n p n p
emiter
basis
kolektor emiter
basis
kolektor
[image:33.595.115.514.445.641.2]Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Dalam keadaan normal transistor harus diberi polaritas sebagai berikut:
Pertemuan emiter~basis diberi polaritas dalam arah maju (konduksi)
Pertemuan emiter~colektor diberi polaritas mundur atau cut-off
Transistor sebagai penguat ketika arus basis berubah, perubahan arus
mengontrol perubahan besar arus yang mengalir dari kolektor ke emiter, dan
transistor dengan arus basis disebut dengan penguatan arus pada transistor.
Misalnya sebuah transistor memiliki arus basis IB=0,1mA dan arus kolektor
IC=10mA sehingga penguatan arusnya:
Ai=Ic/Ib Ai=10mA/0,1mA Ai=100A
2.8 Kontaktor
Kontaktor termasuk jenis saklar yang prinsip kerjanya sama dengan saklar.
Bila pada jepitan-jepitan a dan b kumparan magnet dipasangkan tegangan, maka
magnet akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang berhubungan
dengan jangkar tersebut juga ikut bergerak atau tertarik. Tegangan yang harus
dipasangkan ini dapat tegangan bolak balik atau tegangan searah, tergantung dari
bagaimana magnet tersebut dirancang. Untuk beberapa keperluan dipakai juga
kumparan arus (bukan tegangan ), akan tetapi dari segi produksi lebih disukai
kumparan tegangan karena besarnya tegangan biasanya sudah di normalisasi dan
tidak tergantung dari keperluan alat pemakai tertentu.
Tergantung dari pelaksanaannya maka dengan tertariknya jangkar
kontak-kontak menutup atau membuka, kontak-kontak-kontak-kontak semacam 1-2, 3-4, dan sebagainya
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Biasanya kontaktor mempunyai pasangan kontak-kontak kerja seperti 1-2,
3-4, 5-6, yang mengalirkan arus kerja. Disamping kontak-kontak kerja seringkali
masih dilengkapi dengan sejumlah kontak pembantu dalam contoh ini misalnya
kontak 7-8, 9-10,. Kontak-kontak pembantu ini digunakan untuk memberikan isyarat
atau keperluan lain, yang akan dijelaskan dalam uraian – uraian selanjutnya.
Misalnya kontak 7-8 dapat dihubungkan dengan lampu edaran isyarat, yang menyala
bila kontraktor bekerja. Tergantung keperluan suatu kontaktor dapat mempunyai
lebih dari dua pasang kontak pembantu.
Karena pergerakan elektromagnetis ini maka kontaktor sangat sesuai bagi
pelayanan-pelayanan jarak jauh dibandingkan dengan saklar motor yang harus
digerakkan dengan tegangan. Untuk keperluan itu, saklar komando yang
menghubungkan kumparan dengan tegangan tidak perlu diletakkan berdekatan
dengan kontaktor, karena antara kontaktor dengan saklar komando dapat dipasang
dua buah kawat.
2.9 Op- Amp
Pada tahun 1965, Fairchild Semiconductor memperkenalkan µ A709,
IC pertama yang menggunakan kaedah monolithic op amp. Walaupun penemuan ini
boleh dikatakan berjaya, penguat op amp ini mempunyai banyak kelemahan.
Kemudian komponen diperbaharui dengan nomor seri µ A741, diantara kelebihannya
ialah lebih murah dan lebih mudah digunakan. Kini banyak perusahaan elektronika
yang mengeluarkan IC tersebut dengan nomor seri 741. Sebagai contoh Motorola
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Instruments mengeluarkan SN72741. Kesemua penguat ini adalah sama karena
[image:36.595.159.434.204.383.2]mempunyai spesifikasi yang sama.
Gambar 2.14 Simbol Op-Amp
Penguat operasional atau Op- Amp adalah penguat differensial dengan dua
masukan dan satu keluaran yang mempunyai penguatan tegangan yang amat tinggi,
yaitu dalam ordo 105. Dengan penguatan yang tinggi ini, penguat operasional dengan
rangkaian balikan lebih banyak digunakan dari pada dalam lingkar terbuka.
Pemakaian Op- Amp sangatlah luas meliputi bidang elektronika audio,
pengatur tegangan dc, tapis aktif, penyearah presisi, pengubah analog ke digital dan
digital ke analog, pengolah isyarat seperti cuplikan tanah, penguat pengunci,
pengintegral, kendali otomatik, komputer analog, elektronika nuklir dan lain-lain.
Suatu Op-Amp ideal memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Batas tegangan Av=tak terhingga; Lebar pita = tak terhingga; Vo=0 bilamana V1 = V2 ;
karakteristik tidak berubah dengan suhu.
Operational Amplifier harus diberikan tegangan supply positif dan negatif.
Karakteristiknya yaitu jika Verror ( V1 – V2) positif keluaranya akan positif. Begitu
juga Verror negative keluaranya akan negatif.
[image:37.595.128.475.300.520.2]2.9.1Prinsip-prinsip Dasar Op-Amp
Gambar 2.15 Bentuk Fisik Op-Amp 741 dan Terminal
Pada dasarnya op-amp Ic merupakan sebuah dc coupled differensial amplifier
dengan penguatan yang amat besar. Pada gambar 2.14 menunjukan tersedianya dua
buah masukan. Terminal pertama disebut masukan non inverting diberi tanda +,
terminal kedua adalah terminal inverting diberi tanda -. Penguatan tegangan loop
terbuka Av01 adalah 100dB (100 000 dalam perbandingan tegangan ), sehingga
hanya dibutuhkan masukan differensial kecil untuk mendapatkan perubahan
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
mengakibatkan suatu beda fraksi sebesar 1 milivolt di antara dua masukan yang
besar. Sebagai contoh, jika masukan inverting adalah 0 volt dan level masukan
inverting dibuat = 0,1 mV, keluaran akan menjadi -10 V. Amplifier memberikan
tanggapan beda tegangan diantara dua masukan dan jika beda ini nol, keluarannya
juga seharusnya mendekati nol. Jadi Op-Amp harus disediakan tegangan supply
negatif dan positif, sehingga keluarannya dapat berayun-ayun disekitar nol.
[image:38.595.141.509.284.547.2]
Gambar 2.16 Karakteristik Perpindahan
Dari gambar diatas diperlihatkan bahwa, jika (V1-V2) positif, keluaranya juga
akan positif. Keluaran ini akan jenuh jika (V1-V2) mencapai sekitar +0,1 mV. Begitu
juga, jika (V1-V2) negatif, keluaranya akan negatif. Karakteristik ini telah
digambarkan melalui nol dimana V1=V2. dalam praktek selalu menimbulkan offset,
dan untuk itu perlu ditambahkan sebuah potensiometer untuk “trimout” atau
menolkan (null) setiap tegangan offset ini.
Jenuh
+mV (V1-V2) +Vs
0.2
-Vs 0.1
0.1 0.2
-mV
12
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
2.10Port Paralel
Port Paralel adalah sebuah interface (sarana) yang menghubungkan suatu
perangkat (hardware) kepada perangkat komputer. Melalui port paralel masukan
(input) data dapat diterima oleh komputer yang kemudian diolah dan memberikan
intruksi yang disebut keluaran (output). Port paralel umumnya terdapat pada setiap
komputer, sehingga hingga saat ini senantiasa digunakan di dunia teknologi. Port
[image:39.595.119.490.327.637.2]Printer nama lain dari port parallel memiliki 25 pin , sebagai mana terlihat pada
gambar 2.17 berikut.
Gambar 2.17 Tata-letak pin parallel printer port.
Pengaksesan peralatan I/O dapat dilakukan dengan mengakses langsung
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
terpasang pada komputer. Pengaksesan port I/O dapat dilakukan dengan semua
bahasa pemograman, baik bahasa tingkat tinggi maupun bahasa assembly.
Setiap port parallel (disebut juga port printer) memiliki tiga alamat port yaitu:
Port data, status dan kontrol. Ketiga alamat ini selalu berurutan, yaitu jika port data
berada pada alamat 0x378, maka port status berada pada alamat 0x379, dan port
control pada 0x37A.
Printer Data Port Status Port Kontrol Port
LPT1 0x03bc 0x03bd 0x03be
LPT2 0x0378 0x0379 0x037a
LPT3 0x0278 0x0279 0x027a
Biasanya alamat dasar untuk LPT1 adalah 0x378 atau 0x37bc. Untuk
mengidentifikasikan dengan alamat port printer pada komputer tertentu, dapat
digunakan program DEBUG dari DOS untuk menampilkan lokasi memori
0000:0040h sebagai contoh:
>debug
-d 0040:0008L8
0040:0008 78 03 78 02 00 00 00 00
Pada contoh ini LPT1 berada pada alamat 0x378, LPT2 pada 0x278,
sementara LPT3 dan LPT4 tidak ada, maka untuk komputer ini didapat :
Printer Data Port Status Port Kontrol Port
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
LPT2 0x0278 0x0279 0x027a
LPT3 tidak ada LPT4 tidak ada
2.10.1 Keluaran
Dari gambar 2.17 diatas diketahui pin 2 s/d 9 (Data D0-D7) berfungsi sebagai
output, yang selanjutnya dapat kita manfaatkan untuk mengontrol peralatan luar. Pin
10 s/d 13 dan pin 15 (Status S3-S7) berfungsi sebagai input, yang dapat dijadikan
[image:41.595.157.456.317.646.2]untuk mendeteksi status peralatan luar.
Gambar 2.18 Signal dan fungsi parallel printer port.
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Pada port printer terdapat lima bit status (BUSY,ACK,Paper empty,
SELECT,ERROR). Pemberian nama sinyal ini sesuai dengan namanya). Logika
tinggi pada select menunjukkan printer menerima sesuatu data. Logika rendah pada
error menunjukkan printer dalam kondisi error. Semua masukan ini di jemput
dengan membaca lima bit tertinggi dari status port.
Namun demikian perancangan asli rangkaian antar muka printer membalik
sinyal BUSY secara hardware. Artinya jika logika 0 ada pada masukan BUSY, bit
ini sebenarnya harus dibaca sebagai logika 1.
2.11Dampak Ketidak Seimbangan Fasa Pada Motor Listrik Tiga Fasa
1
V
2SX
2R
2SE
1E
2I
1R
X
1 [image:42.595.112.527.308.531.2]m
X
1I
' 2I
oI
cI
mI
cR
Gambar 2.19 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi 3 Fasa
Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa
Bila sumber tegangan listrik tiga fasa yang seimbang, dihubungkan ke
terminal belitan stator dari suatu motor induksi tiga fasa maka pada masing-masing
belitan akan mengalir arus listrik yang sinusoidal yang besarnya dapat dituliskan
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
t I
I= m.sinω ... (2.4)
Arus pada masing-masing belitan stator akan menghasilkan fluksi (medan
magnet) yang juga berbentuk sinusoidal sehingga dapat dituliskan sebagai berikut :
t
m ω
φ
φ = .sin ... (2.5)
Dimana bentuk gelombang fluksi tiga fasa yang sama dan seimbang tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut :
φ
1
φ φ2 φ3
t
[image:43.595.132.491.281.578.2]ω
Gambar 2.20 Fluksi tiga fasa
Untuk sistem tiga fasa yang seimbang, maka persamaan masing-masing fluksi
adalah:
t Sin
m ω
φ
φ1 = . ... (2.6)
) 120 ( . 2 o m Sin t− =φ ω
φ ... (2.7)
) 240 ( . 3 o m Sin t− =φ ω
φ ... (2.8)
Medan putar pada motor induksi tiga fasa memiliki kecepatan, yang bisa
disimbolkan dengan n . Adapun besar kecepatan medan putar motor induksi tiga s
fasa adalah :
P f n s s . 120
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Di mana : n = Kecepatan medan putar stator (rpm) s
f = Frekuensi sumber tegangan (Hz) s
P = Jumlah kutub
Medan putar ini selanjutnya akan memotong batang-batang konduktor dari
kumparan-kumparan rotor sehingga pada ujung-ujung kumparan rotor akan timbul
tegangan induksi. Tegangan induksi ini disimbolkan dengan E . Adapun besar r
tegangan induksi ini adalah :
m r s
r f N
E =4,44. . .φ ... (2.10)
Di mana : E = Tegangan induksi saat rotor start (Volt) r
r
N = Jumlah belitan efektif rotor
m
φ = Nilai fluksi maksimum (Weber)
Arus listrik yang mengalir pada kumparan-kumparan rotor motor induksi tiga
fasa ini akan menimbulkan gaya listrik. Adapun besarnya gaya listrik ini adalah :
L I B
F = . r. ... (2.11)
Di mana : F = Gaya listrik (Newton)
B = Kerapatan fluks (Weber/m2)
I = Arus rotor (ampere) r
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Hubungan Torsi dan Faktor Daya (Cos )
Sebagaimana pada motor dc, torsi adalah sebanding dengan perkalian antara
arus jangkar dan dan fluksi per kutub yaitu T~ Ia. Demikian juga halnya dengan
motor induksi, tetapi ada faktor lain diberikan dalam perhitungan, yaitu faktor daya
dari rotor. Sehingga diperoleh :
T~ I2 Cos Ø2 ... (2.12)
Atau
T = k I2 Cos Ø2 ... (2.13)
Dimana :
I2 = Arus rotor pada keadaan diam
Ø2 = sudut antara EMF dan arus rotor
K = Bilangan tetap
EMF rotor pada keadaan diam = E2, dimana E2 ~ , jadi
T~ E2 I2 Cos Ø2 atau
T = k1 E2 I2 Cos Ø2 ... (2.14)
dimana k1 = bilangan tetap lain dari k, dengan demikian torsi di pengaruhi oleh
besarnya Ø2.
Torsi Start (keadaan diam)
Dari gambar 2.19 diatas terlihat bahwa pada saat rotor berputar tegangan
induksi rotor (E2), (R2), dan reaktansi rotor (X2) turut dipengaruhi oleh slip, maka
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
2 2 2 2 2 2 ) ( )
(
R
X
E
I
= + ………... (2.15)Dan Cos Ø2 =
impedansi Tahanan
=
(
R
X
)
R
2 2 2 2 2 +Maka torsi start adalah
Ts = k1 E2 I2 Cos Ø2
= K1E2
) (
)
( 22 22
2 2 2 2 2 2
X
R
R
E
R
E
X + +Ts =
X
R
R
E
K
2 2 2 2 2 2 2 1 +Jika tegangan supply V tetap, maka fluksi dan E2 juga tetap, jadi
T
s =K
1X
R
R
2 2 2 2 2+ =
K
2Z
R
2 2 2
... (2.16)
Sedangkan torsi rotor dalam keadaan jalan adalah :
T
=2 2 2 2 2 2 2 1 )
(sX
R
R
E
s
K
+ Φ ………. (2.17)Hubungan Torsi dan Tegangan
Dari persamaan 2.13 diatas, sebagaimana E2 ~ ~ V, dimana V adalah tegangan
supply, maka :
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Bila V berubah menjadi V’, s ke s’ dan T berubah menjadi T’, maka berlaku
hubungan :
T
T' =
V
V
ss
2
' 2
'
... (2.18)
Kemudian arus keluaran dari rotor terdiri dari dua bagian yakni : Io dan I2’. Io
menimbulkan rugi-rugi besi dan Cu dalam stator sendiri. Jika sudut antara E1 dan I2’
adalah Ø, maka :
Masukan per fasa rotor = E1 I2’ Cos Ø ... (2.19) Masukan total rotor = 3 E1 I2’ Cos Ø ... (2.20)
Elektris yang masuk dalam rotor ada yang hilang dalam bentuk panas
sebesar : 3 E2 I2 Cos Ø atau
I
R
2Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
BAB III
PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI TEGANGAN
3.1 Perancangan Blok Diagram Sistem
Dalam membuat suatu alat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
bagaimana cara merancang alat yang akan dibuat sesuai dasar teori, sebelum
merancang suatu sistem atau rangkaian terlebih dahulu membuat blok diagramnya.
Diagram blok merupakan salah satu cara yang paling sederhana untuk
menjelaskan cara kerja dari suatu sistem dan memudahkan untuk melokalisir
kesalahan dari suatu sistem. Dengan diagram blok kita dapat menganalisa cara kerja
rangkaian dan merancang hardware yang akan dibuat secara umum. Diagram
merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari suatu alat atau lebih komponen
yang memiliki kesatuan kerja tersendiri, dan setiap blok komponen mempengaruhi
komponen lainnya.
Diagram blok memiliki arti yang khusus dengan memberikan keterangan
didalamnya. Untuk setiap blok dihubungkan dengan suatu garis yang menunjukan
arah kerja dari setiap blok yang bersangkutan. Diagram blok dari sistem ini adalah :
Penyearah Fasa T
Komparator Op-Amp
PC Driver
Relay Kontaktor
Power Supply
R
T S
Motor Induksi 3 Fasa
Sistem Kontrol Rancangan Objek yang
Diproteksi Penyearah
Fasa R
Penyearah Fasa S
Komparator Op-Amp
[image:48.595.146.516.558.726.2]Komparator Op-Amp
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Dari blok diagram diatas dapat diketahui kerja dari keseluruhan sistem tiap –
tiap blok mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Penyearah, berfungsi untuk menyearahkan tegangan arus bolak balik yang masuk
langsung dari jala-jala menjadi tegangan arus searah untuk diteruskan pada
komparator.
2. Komparator, berfungsi untuk membandingkan besarnya tegangan keluaran dari
penyearah sebelum tegangan tersebut diteruskan ke PC melalui port parallel.
3. PC (personal computer), berfungsi sebagai media informasi yang memberikan
intruksi kepada relay untuk membuka aliran lsitrik antara sumber tegangan
dengan peralatan (motor induksi 3 fasa), bilamana terjadi ketidakseimbangan
fasa. Disamping itu komputer juga menampilkan perubahan tegangan, waktu cut
off, tanggal, hari, dan real time serta menyimpan seluruh data tersebut.
4. Power Supply berfungsi sebagai pensupply (sumber tegangan dc) untuk
rangkaian komparator dan driver relay (gambar 3.2).
5. Driver relay, berfungsi sebagai pengendali relay yang mana akan bekerja setelah
PC mengeluarkan informasi.
6. Kontaktor, alat yang digunakan sebagai penerus dari relay dimana kontaktor akan
bekerja jika ketiga fasanya tidak seimbang.
7. Jala-jala, berfungsi sebagai sumber tegangan.
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
3.2 Perancangan dan Pembuatan Perangkat Keras (hardware)
3.2.1 Perancangan dan pembuatan modul rangkaian catu daya
Modul rangkaian catu daya ini berfungsi untuk memberikan supply tegangan
keseluruh rangkaian yang ada. Rangkaian catu daya yang akan dibuat pada
perancangan ini terdiri dari pilihan tegangan keluaran yaitu tegangan +5Vdc,-5Vdc,
dan +12Vdc
Tegangan keluaran +5Vdc, -5Vdc digunakan untuk mensupply tegangan
kemodul rangkaian yang digunakan untuk mengaktifkan Op-Amp sebagai
komparator. Tegangan +12Vdc digunakan untuk memberikan supply pada rangkaian
driver relay. Rangkaian lengkap dari catu daya ini ditunjukkan pada gambar 3.2
dibawah ini.
3300uF 50V
3300uF 50V
100uF 50V
1N5401
7805
7805
9Vac 12Vac CT 12Vac
9Vac
1N5401 +5V
0V
-5V
+12V
220 Vac
Sumber Tegangan DC untuk Komparator
Sumber Tegangan DC untuk Komparator
[image:50.595.115.522.373.626.2]Sumber Tegangan DC untuk Diver Relay
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Untuk menghasilkan tegangan +5Vdc,-5Vdc yang stabil digunakan IC 7805 seperti
terlihat pada gambar diatas, dimana IC regulator ini akan menstabilkan tegangan
pada +5Vdc, -5Vdc. Untuk menghasilkan tegangan +12Vdc yang stabil digunakan
[image:51.595.139.495.250.552.2]IC 7812, dimana IC regulator ini akan menstabilkan tegangan pada +12Vdc.
Gambar 3.3 Kontruksi Power Supply
3.2.2 Perancangan dan Pembuatan Modul Rangkaian Sistem Proteksi
Tegangan 3 Fasa
Blok-blok diagram sistem dapat diterjemahkan menjadi bentuk rangkaian
ataupun hanya terdiri dari beberapa komponen. Salah satu komponen utama pada
rangkaian ini adalah Op-Amp yang merupakan komparator atau pembanding dari
tegangan yang masuk dari jala-jala yang telah disearahkan oleh penyearah, dimana
hasil banding dari ketiga tegangan tersebut diteruskan ke PC malalui Port paralel.
Adapun komponen pendukung lainnya adalah reisitor, trimpot, transistor, dioda
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Modul rangkaian proteksi tegangan tiga fasa ini berfungsi sesuai namanya
yaitu memproteksi. Adapun yang diproteksi oleh rancangan ini adalah fasa-fasa yang
tidak seimbang dari jala-jala. Jika salah satu fasa tidak seimbang maka sistem ini
akan di proteksi oleh komputer dan mengintruksikan pada relay untuk membuka
hubungan dengan motor induksi 3 fasa, sehingga motor tidak mengalami kerusakan.
Rangkaian pada sistem ini dapat dilihat pada gambar 3.4 dibawah ini.
K O M P U T E R
FASA T
330
R S T N
NC +12V IN4001 LOAD 1uF 0V 500mA 3V 380V, 220 V 2 3 100K 100K VCC VCC VCC 5V 5V 5V VRef 2 6 6 3 4 4 7 7 3 IC7432 OR GATE 270 NPN 2N3904
FASA S NPN
[image:52.595.120.524.284.562.2]2N3904 TIP 31C VCC NPN 2N3904 NPN 2N3904 NPN 2N3904 NPN 2N3904 2K 2K 20K 220 220 330 330 100 1K VCC 5V 330 NPN 2N3904 330 1K 20K
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 3.5 Kontruksi Rancangan Sistem Proteksi
3.3 Perancangan dan Pembuatan Perangkat Lunak (software)
Pada perancangan dan pembuatan perangkat lunak (software) ini akan
dijelaskan bagaimana cara dari sistem ini secara pemograman. Program komputer
yang digunakan untuk mensimulasikan rancangan ini adalah Visual Basic 6.0 yang
merupakan salah satu software pembuat program aplikasi yang handal hingga saat
ini. Software ini diambil dari nama bahasa pemograman yaitu Visual Basic. Bahasa
pemograman adalah perintah-perintah yang dapat dimengerti oleh komputer untuk
melakukan tugas-tugas tertentu.
Sebelum merancang program terlebih dahulu akan ditentukan flowcart dari
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 3.6 Flowcart Program START
Inisialisasi Port Paralel
Deteksi Input Register Port Status pada Port Paralel
Membandingkan Ketiga Fasa
Setimbang ?
Display & Alarm
STOP
Display “Ketiga Fasa Dalam Keadaan
Setimbang”
TIDAK
YA
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
Pengaksesan Port Parallel Dengan Visual Basic
Sebelum melangkah lebih jauh, terlebih dahulu diketahui beberapa
keterbatasan dalam VB. Karena VB tidak bisa mengakses hardware secara langsung
dalam sistem operasi windows, maka semua permintaan pengaksesan hardware harus
melalui windows. Oleh karena itu harus menggunakan program eksternal untuk
melakukan pengaksesan hardware secara langsung pada program. Program tersebut
berupa file DLL (Dynamic Link Library). File DLL ini harus diletakkan (di
copy-kan) ke direktori / folder “ //windows/system “ atau diikutkan dalam satu folder
program yang kita buat.
File DLL yang akan digunakan adalah "inpout32.dll da io.dll“. Sebelum
menggunakan fungsi – fungsi yang ada dalam file DLL ini, terlebih dahulu harus di
deklarasikan di VB kedalam module.
Cara mendeklarasikannya adalah :
Public Declare Function Inp Lib "inpout32.dll" _
Alias "Inp32" (ByVal PortAddress As Integer) As Integer
Public Declare Sub Out Lib "inpout32.dll" _
Alias "Out32" (ByVal PortAddress As Integer, ByVal Value As Integer)
Jika file DLL tersebut telah dideklarasikan seperti diatas, maka fungsi Out (untuk
mengeluarkan data) dan Inp (untuk membaca data) siap digunakan pada VB. Untuk
mengirim data pada port parallel, digunakan fungsi Out . Sintak penulisannya adalah
sebagai berikut :
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
3.4 Pembuatan PCB
Dalam membuat rancangan layout PCB, hal-hal yang perlu dan penting untuk
diperhatikan adalah :
Letak komponen yang rapi dan sistematis
Hubungan pengawetan yang sependek mungkin
Hindari sudut pengawetan atau pembelokan yang tajam
Ukuran CB yang sehemat mungkin.
Sedangkan langkah-langkah dalam perancangan letak komponen adalah:
Mengukur ukuran komponen yang sebenarnya. Sebelum perancangan letak
komponen dan layout PCB, seluruhnya komponen harus sudah tersedia
lengkap dengan ukurannya
Mengatur tata letak komponen. Dalam pengaturan tata letak komponen ini
harus diperhatikan dengan baik supaya tidak terjadi over cross atau hubungan
dengan menggunakan kabel yang tumpang tindih, karena hal ini dapat
berbahaya jika dipergunakan kabel yang terbuka, dan juga mengurangi
kerapian pada rangkaian
Menggambar tata letak komponen. Setelah diperoleh susunan yang baik maka
tata letak komponen tersebut dituangkan kedalam bentuk gambar dengan
menggunakan skala 1:1 dan biasanya yang digambar adalah pandangan atas
dari komponen tersebut.
Pembuatan PCB dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan direct etching dan
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
spidol permanent dan selanjutnya dilarutkan FeCl3 dan dalam pembuatan rancangan
ini mempergunakan teknik direct etching.
a. Bahan-bahan yang diperlukan
Adapun bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan PCB melalui teknik
langsung (direct etching) ini adalah :
Spidol permanent
Papan PCB
FeCl3
Rugos
Kertas pasir
b. Peralatan yang digunakan
Peralatan yang digunakan untuk pembuatan PCB rangkaian untuk pendukung
proyek ini adalah :
Mesin potong
Mesin Bor
Peralatan tangan, misalnya penggaris,pensil, dan lain sebagainya
c Langkah kerja
Langkah kerja yang harus diperhatikan dalam pembuatan PCB pada
rancangan ini adalah :
Membuat layout PCB
Membersihkan PCB yang akan dilayout
Mencetak layout dari kertas grafis diatas PCB, kemudian menggambarnya
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
dengan spidol permanent atau bisa saja membuat kembali layout di PCB
sesuai dengan layout PCB pada kertas grafis.
Setelah semua layout rangkaian telah tercetak pada PCB maka PCB siap
untuk dilarutkan FeCl3.
Pengeboran kaki-kaki komponen yang sisa atau belum dibor. Mempertine, yaitu melapisi jalur PCB dengan timah.
3.5Pemeliharaan dan Perbaikan
Pada sistem peralatan elektronika diperlukan adanya pemeliharaan yang
terus-menerus untuk menghindari kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi, selain
itu juga diperlukan perbaikan bila terjadi kerusakan pada peralatan tersebut.
3.5.1 Pemeliharaan
Pada setiap peralatan elektronika diperlukan adanya pemeliharaan. Ini
dilakukan agar peralatan tersebut dapat tetap bekerja untuk jangka waktu yang lama
dengan kata lain untuk memperpanjang umur alat ini pemeliharaannya adalah :
Operasikan alat sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Letakkan alat pada permukaan yang stabil.
Jangan meletakkan benda diatas modul
Jangan disimpan pada ruangan yang terlalu panas maupun lembab
Jauhkan dari cairan
Pastikan bahwa power off ketika menghubungkan dan melepaskan kabel data
atau ketika menghubungkan alat kepada sinyal input.
Nursyahrul Ritonga : Rancangan Sistem Proteksi Tegangan Pada Motor Listrik 3 Fasa Berbasis PC, 2008. USU Repository © 2009
3.5.2 Perbaikan
Perbaikan adalah kemampuan suatu alat untuk melaksanakan fungsinya yang
dibutuhkan tanpa kegagalan dalam kondisi tertentu selama periode tertentu.
Kegagalan adalah berakhirnya kemampuan suatu alat untuk melaksanakan fungsinya
baik untuk beberapa saat maupun untuk seterusnya. Dalam hal ini penulis merincikan
tahapan-tahapan untuk melakukan perbaikan, yakni :
Menentukan daerah kerusakan pada alat tersebut.
Periksa tegangan output dari catu daya sebelum dihubungkan langsung
dengan r