ADAPTASI DAN ANALISIS
NYANYIAN JEMAAT GEREJA HKBP
(HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN)
STUDI KASUS PADA LAGU
“
LAS ROHANGKU LAO MAMUJI
”
T E S I S
Oleh
HENDRIK LEONARD SIMANJUNTAK
NIM. 097037007
PROGRAM STUDI
MAGISTER (S2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
ADAPTASI DAN ANALISIS
NYANYIAN JEMAAT GEREJA HKBP
(HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN)
STUDI KASUS PADA LAGU
“
LAS ROHANGKU LAO MAMUJI
”
T E S I S
Untuk memperoleh gelar Magister Seni (M.Sn.)
dalam Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni
pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
Oleh
Hendrik Leonard Simanjuntak
NIM. 097037007
PROGRAM STUDI
MAGISTER (S2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
Judul Tesis
:ADAPTASI
DAN
ANALISIS
NYANYIAN
JEMAAT
GEREJA HKBP (HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN):
STUDI KASUS PADA LAGU
“LAS ROHANGKU LAO
MAMUJI”
Nama
: Hendrik Leonard Simanjuntak
Nomor Pokok : 097037007
Program Studi : Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Prof. Drs. Mauly Purba, M.A, Ph.D.
Edward C. Van Ness, M.A, DMA.
NIP. 19610829 198903 1 003
Ketua
Anggota
Program Studi Magister (S2)
Fakultas Ilmu Budaya
Penciptaan dan Pengkajian Seni
Dekan,
Ketua,
Drs. Irwansyah, M.A.
Dr. Syahron Lubis, M.A.
NIP. 19621221 199703 1 001
NIP. 19511013 197603 1 001
Telah diuji pada
Tanggal 13 Januari 2012
PANITIA PENGUJI UJIAN TESIS
Ketua
: Drs. Irwansyah, M.A.
( ____________________ )
Sekretaris
: Drs. Torang Naiborhu, M.Hum.
( ____________________ )
Anggota I
: Dra. Rithaony Hutajulu, M.A.
( ____________________ )
Anggota II : Prof. Drs. Mauly Purba, M.A., Ph. D. ( ____________________ )
ABSTRACT
This research studies the Adaptation and Analysis Hymn for people who prays
in church of Huria Kristen Batak Protestant (HKBP): Study case in the song of Las
Rohangku Lao Mamuji. In order to answer this, the writer will use research method in
qualitative by exploiting theories of interdisiplin science. The result of this research
showa that the adaptation of song melody, Las Rohangku Lao Mamuji comes from the
melody movement of finale ninth symphony of Beethoven. The song of Las Rohangku
Lao Mamuji is usually sung in glad context, like; nuptials religious service, religious
service of martumpol; religious service of mangopoi jabu, celebrations of church day;
noel religious service; and chorus evangelisasi. The result of this analysis from “Las
Rohangku Lao Mamuji" shows that the adaption process in this melody makes changes
from the erlier composition, either from melody facet, harmony, note value, rhythm,
composition length and form
.Keywords : adaptation, movement finale nine symphony Beethoven, analysis, and church
hymne .
Penelitian ini mengkaji Adaptasi dan Analisis Nyanyian Jemaat Gereja Huria
Kristen Batak Protestan (HKBP): Studi kasus pada lagu Las Rohangku Lao Mamuji.
Guna menjawab hal ini , penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan memanfaatkan teori-teori interdisiplin ilmu. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa adaptasi melodi lagu Las Rohangku Lao Mamuji bersumber dari
melodi gerakan finale simfoni kesembilan Beethoven. Lagu Las Rohangku Lao
Mamuji biasanya dinyanyikan dalam konteks sukacita, seperti pada; ibadah pernikahan,
ibadah martumpol; ibadah mangopoi jabu, perayaan hari besar gereja; ibadah natal; dan
evangelisasi koor. Hasil analisis lagu “Las Rohangku Lao Mamuji” menunjukkan
bahwa proses adapatasi melodi ini telah menghasilkan perubahan-perubahan dari
komposisi awalnya, baik dari segi melodi, harmoni, nilai not, irama, bentuk dan panjang
komposisi.
Kata Kunci: adaptasi, gerakan finale simfoni kesembilan Beethoven, analisis, dan
nyanyian gereja.
Puji syukur penulis ucapakan kepada Yesus Kristus yang Maha Pengasih, karena berkat
dan kemurahan-Nya tesis ini dapat dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat meraih
gelar Magister Seni (M.Sn.) pada Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan
Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa akan keterbatasan kemampuan dan pengalaman
sehingga menemukan kendala dalam menyelesaikan tesisi ini, namun hal ini dapat
teratasi dikarenakan bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini, sudah sepantasnyalah disampaikan ucapan terima kasih yang
setulus-tulusnya dan rasa hormat kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara dan Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., sebagai
Dekan Fakultas Ilmu Budaya
yang
telah
memberi
fasilitas
dan
sarana
pembelajaran sehingga penulis dapat menuntut ilmu di kampus Universitas
Sumatera Utara dalam kondisi yang nyaman.
2.
Bapak Drs. Irwansyah Harahap, M.A., selaku Ketua Program Studi Program Studi
Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara, selaku Penguji yang telah memberi masukan dan materi yang
belum sempurna hingga akhir penyelesaian tesis.
3.
Bapak Drs. Torang Naiborhu, M.Hum., selaku Sekretaris Program Studi Magister
(S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera
Utara, selaku Penguji yang telah memberi masukan dan materi serta teknik
4.
Bapak Prof. Drs. Mauly Purba, M.A, Ph.D., selaku Pembimbing yang telah
membantu penulisan tesis ini.
5.
Bapak Edward C. Van Ness, M.A, DMA., sebagai pembimbing yang telah banyak
membantu saya dan memberikan pandangan, informasi, koreksi dan artikel/tulisan
untuk mendukung penulisan tesis ini.
6.
Ibu Dra. Rithaony Hutajulu, M.A., sebagai penguji yang telah memberikan saran
dan masukan yang membangun untuk perbaikan tesis ini. Penulis dalam
kesempatan ini ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk segala
bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama ini.
7.
Bapak Drs. Muhammad Takari, M.Hum, Ph.D., selaku Dosen dan mantan Ketua
Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara.
8.
Bapak Prof. Jhon Hooper, MA., P.hD., dari University Concordia School of Music
yang didatangkan oleh Universitas HKBP Nommensen sebagai konsultan kurikulum
di Jurusan Musik Fakultas Bahasa dan Seni dari tanggal 01 Maret 2011 sampai
tanggal 23 April 2011. Dengan kedatangan beliau di Universitas HKBP
Nommensen, penulis berkesempatan untuk berdikusi tentang banyak hal mengenai
topik tesis yang sedang penulis kerjakan.
9.
Bapak Prof. Dieter Mack, yang pernah berkunjung dan melakukan seminar
komposisi musik di Jurusan Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas HKBP
Nommensen tahun 2010. Dengan kedatangan beliau, penulis kemudian menjalin
komunikasi melalui internet. Penulis mungucapkan terimakasih untuk saran dan
10.
Semua pihak yang telah terlibat secara langsung ataupun tidak langsung, yang telah
memberikan bantuan serta pertolongan yang terlihat ataupun tidak terlihat, yang
namanya tidak dapat disebutkan dalam halaman yang terbatas ini, penulis ucapkan
terima kasih yang tidak terhingga atas semua kasihnya.
11.
Ayahanda, L.M. Simanjuntak dan Ibunda S.T. Br. Tobing, Mertua St. M.J Manalu,
SE dan R. Br. Silaban atas segala dukungan yang diberikan selama penulisan tesis
ini.
12.
Istri terkasih Kartini RM Br. Manalu S.Sn dan anak-anak saya; Halomoan Asido
Miracle Simanjuntak, Hendrika Mauren Simanjuntak dan Rickie Salomo
Simanjuntak yang menjadi inspirasi dan pemberi motivasi bagi penulis dalam
menjalani seluruh perkuliahan.
13.
Keluarga Lae Mangasa Siregar, SP dan kakak Tiurida Br. Simanjuntak, SP; Kel.
Bang Charles P.H Simanjuntak, M.Si., dan dr. Andrea Br. Hutagalung; Kel. Jhon
Lukman Simanjuntak, S.Pd dan Desi Tambunan, S.Pd; Charisma Simanjuntak, SE;
Kel. Marluhut H.P Simanjuntak dan Winda Pasaribu; Surya Antonius Simanjuntak,
Amd; Paian Selamat Simanjuntak; Lae Moses Manalu, SS; Kel. Trimo Sinaga, SS
dan Eva Rolintan. Br. Manalu, S.Ners; Kakak Netty Manalu, S.Th dan Lae Echo
Manalu, ST atas dukungan moril dan doa selama penulis kuliah di Program Studi
Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara.
14.
Teman-teman seangkatan dan seperjuangan pada Program Studi Magister (S-2)
Penulis menyadari bahwa tidak akan pernah dapat membahas semua kebaikan
yang telah penulis dapatkan selama menempuh kuliah, mudah-mudahan segala bantuan,
perhatian dan dorongan tersebut mendapat balasan dari Tuhan Yesus. Akhir kata penulis
barharap kiranya tesis ini dapat bermamfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Terimakasih.
Medan, Januari 2012
Penulis
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
:
Hendrik Leonard Simanjuntak
Tempat/tanggal lahir
: Tarutung-Tapanuli Utara / 29 Juli 1979
Alamat
: Jl. Flamboyan VI. No. 205 Perumnas Helvetia
Medan
Agama
: Kristen Protestan
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Dosen Tetap Prodi Seni Musik Fakultas Bahasa
dan Seni Universitas HKBP Nommensen Medan
Pendidikan
: Sarjana Seni (S.Sn) dari Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas
HKBP
Nommensen,
Jurusan
Kesenimanan, lulus tahun 2004.
Pada tahun akademik 2009/2010 diterima menjadi mahasiswa pada Program
Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 13 Januari 2012
Hendrik Leonard
Simanjuntak
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...
i
ABSTRACT ...
v
ABSTRAK ... vi
PRAKATA ... vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... xi
HALAMAN PERNYATAAN ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
BAB I PENDAHULUAN
………...
1
1.1
Latar Belakang ...
1
1.2
Pokok Permasalahan ...
7
1.3 Tujuan Penelitian ...
8
1.4 Manfaat Penulisan ...
8
1.5 Tinjauan Pustaka ……….
9
1.6 Kosep dan Teori ... 14
1.6.1 Konsep dan Teori Musik ... 14
1.6.2 Konsep Analisis ... 18
1.6.3 Pengertian Jemaat ... 19
1.6.4 Defenisi Ibadah ... 20
1.6.5 Definisi Syair Lagu ... 21
1.7 Metode Penelitian ... 22
1.7.1 Pendekatan Penelitian ... 23
1.7.2 Kehadiran Peneliti ... 23
1.7.3 Sumber Data ... 24
1.7.4 Prosedur Pengumpulan Data ... 24
1.7.5 Analisis Data ... 25
1.7.6 Pengecekan Keabsahan Data ... 26
1.7.7 Tahap
–
tahap Penelitian ... 27
1.7.8 Tahap Pekerjaan Lapangan ... 28
1.7.8.1 Memahami Latar Penelitian ... 28
1.7.8.2 Memasuki Lapangan ... 29
1.7.8.3 Mengumpulkan Data ... 29
1.6 Sistimatika Penulisan ... 30
BAB II PERKEMBANGAN MUSIK GEREJA HKBP (HURIA
KRISTEN BATAK PROTESTAN) ………...
31
2.1 Perkembangan Musik Gereja Sebelum Musik Gereja HKBP ... 31
2.1.1 Jaman Perjanjian Lama ... 31
2.1.2.1 Jaman Perjanjian Baru ... 33
2.1.2.2 Himne Yunani (Greek Hymnody) ... 34
2.1.2.3 Himne Latin (Latin Hymnody) ... 35
2.1.3 Jaman Kegelapan (dark ages) dan Jaman Pertengahan
(middle
ages) ... 36
2.1.4 Jaman Reformasi Protestan ... 38
2.1.5 Pietisme ... 40
2.1.6 Moravian ... 40
2.1.7 Nyanyian Mazmur ... 41
2.1.7.1 Nyanyian Mazmur di Prancis ... 41
2.1.7.2 Nyanyian Mazmur di Inggris ... 42
2.1.7.3 Nyanyian Mazmur di Skotlandia ... 42
2.1.7.4 Nyanyian Himne di Inggris ... 43
2.1.7.5 Nyanyian Himne di Amerika ... 45
2.2 Perkembangan Nyanyian di Gereja HKBP ... 48
2.2.1 Berdirinya HKBP ... 48
2.2.2 Nyanyian Jemaat di HKBP ... 55
2.2.2.1 Himne Awal Protestan di Batak Toba ... 56
2.2.2.2 Penggunaan Himne Dalam Liturgi HKBP ... 65
2.2.2.3 Notasi Himne ... 66
2.2.2.4 Struktur Himne ... 67
2.2.2.5
Penggunaan Himne Dalam Kehidupan Kristen Batak Toba68
BAB III
ADAPTASI MELODI “LAS ROHANGKU LAO MAMUJI”…
70
3.1 Pengantar ... 70
3.2 Hasil Dari Proses Adaptasi ... 72
3.2.1 Melodi ... 72
3.2.2 Nilai Not ... 74
3.2.3 Kunci (key) ... 74
3.2.4 Bentuk lagu (form) ... 75
3.2.5 Instrumentasi ... 81
3.2.6 Progressi Harmoni ... 82
BAB IV
ANALISIS LAGU “LAS ROHANGKU LAO MAMUJI”……...
84
4.1 Analisis Lagu
“
Las Rohangku Lao Mamuji
”
... 84
4.1.1 Notasi Lagu
“
Las Rohangku Lao Mamuji
”
... 85
4.1.2 Frase ... 86
4.1.3 Motif ... 87
4.1.4 Pola Irama ... 90
4.1.5 Melodi ... 91
4.1.6 Tangga Nada ... 92
4.1.7 Ambitus ... 92
4.1.8 Frekuensi Pemakaian Not ... 93
4.1.9 Kontur Melodi ... 94
4.1.10 Progressi Akord ... 96
4.1.12 Kadens Lagu ... 99
4.1.13 Tempo ... 100
4.1.14 Tekstur ... 102
4.1.15 Gaya Vokal ... 102
4.2 Analisis Terhadap Syair Lagu
“
Las Rohangku Lao Mamuji
”
... 104
4.2.1 Penciptaan dan Riwayat Lagu
“
Las
Rohangku Lao Mamuji”
... 104
4.2.2 Analisis Syair ... 104
4.2.2.1 Pola Sajak ... 105
4.2.2.2 Pola Meter ... 107
...
4.2.2.3 Pola Literatur ... 113
...
BAB V
PENGGUNAAN LAGU “LAS ROHANGKU LAO MAMUJI”
DALAM IBADAH GEREJA HKBP
5.1 HKBP di Medan ... 114
5.2 Gereja HKBP Helvetia ... 121
5.2.1 Gereja HKBP Helvetia Mendirikan Sekolah ... 124
5.3 Etnografi HKBP Helvetia ... 125
5.4
Penggunaan Lagu “Las Rohangku Lao Mamuji” dal
am Ibadah
Gereja HKBP ………..
... 127
5.4.1
Partangiangan ... 127
5.4.2 Ibadah Martumpol HKBP ... 130
5.4.3 Ibadah Pernikahan ... 132
5.4.4 Ibadah Perayaan Natal ... 134
5.4.5 Ibadah Mangompoi Jabu ... 135
5.4.6 Ibadah Gereja HKBP ... 136
5.4.7 Evanggelisasi Koor ... 138
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 141
5.1 Kesimpulan ... 141
5.2 Saran ... 145
DAFTAR PUSTAKA ………
147
GLOSARIUM
... 152
LAMPIRAN:
INFORMAN ... 157
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Analisis Kunci Komposisi Gerakan Finale ...
81
Tabel 2
Harga Not dalam lagu “Las Rohangku Lao Mamuji”
...
86
Tabel 3
Frekuensi Pemakaian Not Lagu “Las Rohangku Lao Mamuji”
...
94
Gambar 1 Motif gerakan II Simfoni Kesembilan Beethoven-Birama 30-37 ..
71
Gambar 2 Tema gerakan II Simfoni Kesembilan-Birama 48-55 ...
71
Gambar 3 Motif gerakan III Simfoni Kesembilan-Birama 63-64 ...
72
Gambar 4 Melodi gerakan Finale Simfoni Kesembilan Beethoven-
Birama 92-115 ...
73
Gambar 5
Melodi Lagu “Las Rohangku Lao Mamuji”
...
73
Gambar 6 Diminuation dean augumentation ...
74
Gambar 7 Key turun kwart murni ...
74
Gambar 8 Bentuk variasi Gerakan Finale ...
80
Gambar 9 Bentuk Stro
fik Lagu “Las Rohangku Lao Mamuji”
...
81
Gambar 10
Progresi Harmoni “Las Rohangku Lao Mamuji”
...
82
Gambar 11 Peta Kecamatan Medan Helvetia ...
126
Gambar 12 Gereja HKBP Helvetia ...
127
Gambar 13 Lagu Kami Puji Dengan Riang dalam ibadah
Partangiangan Weik ...
129
Gambar 14 Ibadah Martumpol di Gereja HKBP Helvetia Medan ...
132
Gambar 15 Ibadah Pernikahan di Gereja HKBP Helvetia Medan ...
134
Gambar 16 Acara Minggu Hari Kenaikan Tuhan Yesus ...
137
Gambar 17 Acara Minggu Pagi di Gereja HKBP ...
137
ABSTRACT
This research studies the Adaptation and Analysis Hymn for people who prays
in church of Huria Kristen Batak Protestant (HKBP): Study case in the song of Las
Rohangku Lao Mamuji. In order to answer this, the writer will use research method in
qualitative by exploiting theories of interdisiplin science. The result of this research
showa that the adaptation of song melody, Las Rohangku Lao Mamuji comes from the
melody movement of finale ninth symphony of Beethoven. The song of Las Rohangku
Lao Mamuji is usually sung in glad context, like; nuptials religious service, religious
service of martumpol; religious service of mangopoi jabu, celebrations of church day;
noel religious service; and chorus evangelisasi. The result of this analysis from “Las
Rohangku Lao Mamuji" shows that the adaption process in this melody makes changes
from the erlier composition, either from melody facet, harmony, note value, rhythm,
composition length and form
.Keywords : adaptation, movement finale nine symphony Beethoven, analysis, and church
hymne .
Penelitian ini mengkaji Adaptasi dan Analisis Nyanyian Jemaat Gereja Huria
Kristen Batak Protestan (HKBP): Studi kasus pada lagu Las Rohangku Lao Mamuji.
Guna menjawab hal ini , penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan memanfaatkan teori-teori interdisiplin ilmu. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa adaptasi melodi lagu Las Rohangku Lao Mamuji bersumber dari
melodi gerakan finale simfoni kesembilan Beethoven. Lagu Las Rohangku Lao
Mamuji biasanya dinyanyikan dalam konteks sukacita, seperti pada; ibadah pernikahan,
ibadah martumpol; ibadah mangopoi jabu, perayaan hari besar gereja; ibadah natal; dan
evangelisasi koor. Hasil analisis lagu “Las Rohangku Lao Mamuji” menunjukkan
bahwa proses adapatasi melodi ini telah menghasilkan perubahan-perubahan dari
komposisi awalnya, baik dari segi melodi, harmoni, nilai not, irama, bentuk dan panjang
komposisi.
Kata Kunci: adaptasi, gerakan finale simfoni kesembilan Beethoven, analisis, dan
nyanyian gereja.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam sejarah perkembangan nyanyian jemaat dari jaman Perjanjian Lama sampai
dengan jaman modern saat ini, kita dapat melihat bahwa dalam masing-masing jaman atau
pergerakan, terdapat konsep berpikir yang berbeda dalam bentuk dan gaya nyanyian jemaat.
Penulis memandang keberbedaan itu sebagai hal yang dapat memperkaya khazanah1 nyanyian
jemaat dalam gereja. Tentunya masing-masing gereja juga memiliki doktrin dan konsep
theologi yang khusus; atau yang lebih dikenal dengan istilah denominasi. Dari ajaran
keagamaan dan konsep inilah, para pemimpin masing-masing gereja menentukan bentuk, isi
dan gaya nyanyian jemaat apa yang sesuai dengan gereja mereka masing-masing.
Musik gereja dari waktu ke waktu semakin berkembang, baik dari segi fungsi maupun
strukturnya. Bila dilihat pada masa awalnya, musik gereja digunakan di Gereja Ortodoks dan
Katolik dengan mengunakan modus gerejani dalam penggarapan musiknya. Modus gerejani
tersebut tadalah: dorian, frigian, lidian, miksolidian, eolian, dan ionian. Modus-modus musik
gereja ini sering ditemui pada masa Yunani dan Romawi yang kemudian sebagai sumber
kebudayaan Barat.
Setelah perkembangan musik gereja Yunani dan Romawi dilanjutkan dengan
perkembangan musik Protestan sebagai gerakan reformasi karena ada a kesalaha dala
praktik agama Kristen Katolik. Luther menganggap penjualan indulgensia2 sebagai
1
Khazanah artinya perbendaharaan; kumpulan
2
penyelewengan yang dapat menyesatkan umat, menurutnya bahwa keselamatan adalah
sepenuhnya pemberian atau anugerah Allah.3
Seiring dengan perkembangan jaman, bentuk nyanyian ibadah mulai berkembang ke
arah yang inovatif, yaitu: nyanyian yang lebih disederhanakan agar lebih mudah untuk
dinyanyikan jemaat. Nyanyian ini merupakan gaya nyanyian yang berbeda dari musik katolik,
seperti musik Gregorian. Yang terpenting dalam musik Gregorian adalah perkembangan
bentuk dan teknik polifonik. Salah satu bentuk nyanyiannya adalah strofik dengan stabilitas
pembentukannya dari bait ke bait. Bentuk strofik ini kemudian dipakai oleh para reformator
dalam menciptakan syair-syair rohani. Pada masa Protestan, musik gereja yang berkembang
terutama adalah koor (choir) dan berasas kepada harmoni.
Perkembangan selanjutanya setelah era reformasi gereja yang digerakkan oleh
Marthin Luther King dalam agama Kristen Protestan munculah aliran-aliran seperti Pietisme,
Anglikan, Revival, dan Karismatik. Sebahagian besar perkembangan musik dalam aliran-aliran
gereja tersebut banyak dipengaruhi oleh orang-orang Barat yang berlatar belakang peradaban
Barat. Persebaran atau difusi musik religi, selain bersumber kepada ajaran-ajaran agama yang
bertumpukan kepada kitab suci juga membawa kebudayaan-kebudayaan dari mana agama
tersebut dikembangkan. Dalam konteks persebaran agama Kristen ke seluruh dunia, selain
ajaran-ajaran Kristen yang tertuang dalam Kitab Suci Injil, juga para penyiar agamanya
(misionaris) membawa kebudayaan-kebudayaan seperti Timur Tengah, Eropa, maupun
Amerika.
Dalam ajaran agama Kristen, musik merupakan anugrah Allah kepada manusia.
Marthin Luther King sebagai Bapak Reformasi Gereja e gataka : Music is a gift of God, not
3
of men atau ila dite je ahka adalah usik e upaka pe e ia Tuha , uka
pemberian manusia. Ronald Allen dan Gordon Borror, penulis buku Worship Rediscovering The
Missing Jewel (1952) mengataka : Allah e ga ug ahka usik agar kita dapat
menggunakannya dan mengembangkannya untuk mengungkapkan kreativitas kita dalam
penyembahan dan ibadah manusia kepada Allah. Oleh karena itu, musik dan ibadah tidak
dapat dipisahkan, musik berperan untuk menciptakan kesadaran akan kehadiran Allah dan
suasana untuk ibadah, menghidupkan jiwa manusia, menyatukan jemaat dalam suatu
pengalaman ibadah bersama dan menyatakan iman jemaat kepada Allah. Dengan kata lain,
musik dapat menjembatani hubungan antara iman seseorang dengan perasaan dan sikap
hidupnya.
Ekspansi musik gereja juga dapat kita lihat di luar daerah Eropa, sebagai contoh kita
dapat melihat bagaimana musik gereja ada dalam masyarakat Batak Toba. Musik gereja dalam
masyarakat Batak Toba tidak terlepas dari datangnya missionaris ke daerah Batak Toba untuk
memberitakan injil ke Tanah Batak. Disamping memberitakan injil, para missionaris juga mulai
memperkenalkan instrumen musik dan mengajarkan nyanyian yang berasal dari
nyanyian-nyanyian gereja yang ada di Eropa.
Proses selanjutnya yang dilakukan oleh missionaris dan pendeta HBKP adalah
Pempribumian , aitu dilakuka a te je aha te hadap s ai -syair lagu gereja yang berasal
dari Eropa kedalam bahasa Batak Toba agar lebih mudah dipahami dan dipelajari oleh
masyarakat Batak Toba. Melodi yang digunakan dalam lagu terjemahkan sebahagian besar
mengacu dari lagu-lagu himne gereja di Eropa, akan tetapi di sebahagian lagu dapat
ditemukan adanya perubahan melodi, bentuk, irama maupun nilai not diakibatkan adanya
Lagu-lagu yang diterjemahkan oleh missionaris dan pendeta ini kemudian dikumpulkan
dan diterbitkan menjadi Buku Ende Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Buku Ende ini
kemudian secara menyeluruh digunakan oleh HKBP sebagai rujukan lagu-lagu jemaat dalam
setiap ibadah yang dilakukan.
Nyanyian-nyanyian dalam buku ende HKBP sebagai sumber nyanyian dalam setiap
ibadah yang dilakukan oleh gereja HKBP kurang lebih sudah berlangsung selama 143 tahun
tanpa ada penambahan lagu-lagu baru. Pada tahun 2003, berdasarkan masukan dari jemaat
dan juga melihat perkembangan jaman, otoritas HKBP membentuk Tim untuk menyusun
lagu-lagu baru sebagai nyayian tambahan dari nyanyian Buku Ende. Tahun 2004, melalui Rapat
Parhalado HKBP mensyahkan penggunaan lagu-lagu baru (Buku Ende Suplemen) dalam
ibadah-ibadah yang dilakukan oleh gereja HKBP.
Nyanyian-nyanyian dalam Buku Ende Suplemen tidak hanya bersumber dari musik
Barat saja tetapi ada yang berasal dari musik tradisional Batak Toba, Ambon, Sumba, koor dan
ciptaan dari beberapa pendeta dan Bibervrow HKBP. Contoh: lagu Sangap Ma di Debata (BES
582) berasal dari lagu Batak Toba yang berjudul Taridem idem; Nunga hehe Kristus (BES 632)
adalah ciptaan Pdt. JAU Dolok Saribu; Beta hita ale dongan (BES 661) ciptaan HA. Pandopo
dengan judul Marilah, Marilah Hai Saudaraku; Begema Tuhan i (BES 660) berasal dari
masyarakat Ambon dengan judul Terlalu Manise; Hupillit asa marparbue (BES 727) berasal dari
lagu koor kaum Bapak ciptaan Pdt. JAU Dolok Saribu; O Tuhan togu-togu ma (BES 743) berasal
lagu tradisional Batak Toba dengan judul lagu Aek Sarula; dll.
Dari seluruh nyanyian buku Ende HKBP, ada satu nyanyian gereja HKBP yang
bersumber dari sebuah komposisi simfoni, yaitu BES No. lagu Las ‘oha gku Lao Ma uji .
Henry Van Dyke4 dalam lagu Joyful, Joyful We Adore Thee. Lagu ini merupakan adaptasi dari
melodi gerakan finale simfoni kesembilan Beethoven Op. 125 in D minor. Pengertian kata
adaptasi dalam tulisan ini adalah mengambil sebahagian materi dari sebuah komposisi (tema)
dan kemudian dilakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap komposisi yang baru. Hasil akhir
dari suatu proses adaptasi karya komposisi adalah kemungkinan terjadinya
perubahan-perubahan seperti halnya dalam ritmik, harmoni, kunci, melodi, bentuk lagu dan intrumentasi
yang digunakan. Ayat-ayat dalam teks lagu Las ‘oha gku Lao Ma uji adalah merupakan
ungkapan perasaan dan harapan orang kristen masa kini, yang tidak takut terhadap ilmu
pengetahuan dan revolusi apapun dapat menumbangakan kerajaan sorga. “ ai Las ‘oha gku
Lao Ma uji adalah sebuah kata-kata pujian, kepercayaan, sukacita dan harapan bagi
orang-orang kristen. (Simanjuntak, 2006:67-68)
Pengertian kata analisis musik dalam tulisan ini adalah merupakan sebuah kegiatan
e oto g da e pe hatikan secara detil keseluruhan aspek dari karya musik tersebut,
hanya dengan cara ini kita dapat menemukan kesenian dalam musik. Melalui kajian analisis
musik akan ditemukan berbagai perbedaan maupun penemuan hal-hal yang baru hasil dari
hasil proses adaptasi karya simfoni kesembilan Beethoven dalam lagu Joyful, Joyful We Adore
Thee baik dalam hal melodi; nilai not; ritem; kunci/key; bentuk/form; dan instrumentasi.
Tesis i i juga aka e ahas agai a a pe gu aa lagu Las ‘oha gku Lao Ma uji
dalam ibadah-ibadah yang dilakukan oleh gereja HKBP. Dalam hal ini, penulis mengambil salah
satu gereja HKBP sebagai objek penelitian yaitu dengan mengamati secara langsung ibadah di
gereja HKBP Helvetia Medan. Adapun alasan penulis mengambil satu sampel penelitian
adalah karena seluruh gereja HKBP menggunakan sumber nyanyian yang sama yaitu Buku
4
Ende HKBP dan juga penentuan nyanyian jemaat yang disesuaikan dengan kalender gereja
HKBP.
Pe ahasa dala hal pe ggu aa Lagu Las ‘oha gku Lao Ma uji dala i adah
ge eja HKBP e tujua u tuk e e uka apakah Lagu Las ‘oha gku Lao Ma uji digu aka
dalam seluruh ibadah-ibadah di gereja HKBP atau tidak? Atau ada pengecualian dalam konteks
acara gereja tertentu saja.
Dari pemaparan di atas, ada beberapa hal yang menjadi pertanyaan dalam benak
penulis, yaitu: bagaimana perkembangan nyanyian jemaat di gereja HKBP; bagaimana latar
belakang lagu Las ‘oha gku Lao Ma uji , agai a a hasil p oses adaptasi da i lagu Las
‘oha gku Lao Ma uji agai a a a alisis Lagu Las ‘oha gku Lao Ma uji da agai a a
pe ggu aa Lagu Las ‘oha gku Lao Ma uji dala i adah ge eja HKBP Hel etia.
Penulis melihat pertanyaan-pertanyaan di atas dapat dijadikan sebagai salah satu
bahan penelitian ilmiah. Hal inilah yang melatar belakangi penulis memilih judul : ADAPTASI DAN ANALISIS NYANYIAN JEMAAT GEREJA HKBP (HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN): STUDI KASUS PADA LAGU LA“ ROHANGKU LAO MAMUJI
1.2 Pokok Permasalahan
Dalam penulisan tesis ini perlu dilakukan pembatasan masalah. Masalah dalam
penelitian ini dibuat dengan jelas untuk mempermudah penulisan dalam menyelesaikan
Adapun yang menjadi pokok masalah yang diteliti adalah:
1.
Bagaimana perkembangan nyanyian gereja sebelum masa gereja HKBP ?
2.
Bagaimana perkembangan nyanyian jemaat di gereja HKBP?
3.
Bagaimana hasil proses adaptasi Lagu “Las Rohangku Lao Mamuji”?
4.
Bagaimana sejarah lagu “Las Rohangku Lao Mamuji”?
5.
Bagaimana analisis struktur musik lagu “
Las Rohangku Lao Mamuji
”?
6.
Bagaimana lagu “
Las Rohangku Lao Mamuji
” digunakan dalam ibadah gereja
HKBP?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah
1.
Untuk menganalisis perkembangan nyanyian gereja sebelum era gereja HKBP.
2.
Untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan nyanyian gereja HKBP.
3.
Untuk menganalisis
sejarah lagu “Las Rohangku Lao Mamuji”
.
4.
Untuk menganalisis
hasil dari proses adaptasi melodi lagu “
Las Rohangku Lao
Mamuji.
”
5.
Untuk menganalisis
struktur musik dari komposisi lagu “Las Rohangku Lao
Mamuji
”.
6.
Untuk menganalisis penggunaan
lagu “Las Rohangku Lao Mamuji” dalam ibadah di
gereja HKBP.
Dalam penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat
menjadi kontribusi bagi para pembaca dan khususnya warga gereja HKBP secara umum
terutama di dalam
menyanyikan dan mengapresiasi lagu “Las Rohangku Lao Mamuji”.
Adapun manfaat penulisan ini adalah :
1.
Memberikan pemahaman bagi jemaat HKBP bahwa lagu-lagu nyanyian dalam
Buku Ende HKBP merupakan hasil dari proses adaptasi dari berbagai komposisi
musik.
2.
Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang ende “Las Rohangku
Lao Mamuji”
.
3.
Memberikan masukan bagi peneliti berikutnya yang ingin menganalisis lagu
nyanyian dari Buku Ende HKBP.
1.5 Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitian ini, penulis terlebih dahulu melakukan studi
kepustakaan, yaitu mencari literatur-literatur yang berhubungan dengan objek penelitian ini.
Tujuan dari studi kepustakaan ini dibagi dalam dua bagian, yaitu; (1) untuk mendapatkan
dasar-dasar teori dan menelaah literatur-literatur tersebut dengan penelitian dalam lingkup
pengkajian dan penciptaan seni secara umum dan pembahasa lagu Las ‘oha gku Lao
Ma uji se a a khusus; da untuk menghindari penelitian yang tumpang tindih.
Sepanjang pengetahuan penulis, dari hasil penelitian pustaka yang dilakukan
menunjukan bahwa hingga saat ini belum ada kajian mengenai Adaptasi dan Analisis Nyanyian
Jemaat Gereja HKBP (Huria Kristen Batak P otesta : “tudi Kasus Pada Lagu Las ‘oha gku Lao
Untuk mendukung pengetahuan dan pemahaman penulis dalam membahas
permasalahan yang ada, maka penulis mempergunakan beberapa buku acuan, antara lain :
1. Poewadarminta, 1987. Kamus Besar Bahasa Indonesia. BPK Gunung Mulia. Mengatakan
ah a Pe sepsi adalah pe ga ata a g a a asal kata a a at a g a ti a elihat,
memandang dengan teliti, mengamati, menjaga, memerikasa dengan sungguh-sungguh
sama dengan tanggapan, yaitu apa yang diterima oleh panca indera.
2. DR. Pdt. J.R. Hutauruk, 1993. Kemandirian Gereja. BPK. Gunung Mulia. Jakarta mengatakan
bahwa Buku Ende (BE) merupakan terjemahan nyanyian-nyanyian rohani dari Eropa,
antara lain: dari Belanda dan Jerman. Dalam partitur nyanyian-nyanyian tersebut memuat
beberapa aturan musik yang harus dipedomani dalam hal penyajianany supaya
memberikan hasil yang baik.
3. R. Soedarmo, 1997. Makna Ungkapan-ungkapan Asing dalam Alkitab. BPK Gunung Mulia
mengatakan bahwa bahwa kitab Mazmur atau Psalm berasal dari kata I a i aitu tehili
yang berarti puji-pujian kepada Tuhan. Mazmur adalah salah satu bentuk respon manusia
terhadap kasih Tuhan.
4. Martin Harun, 1997. Berdoa dan Bernyanyi, Berguru pada Kitab Mazmur mengatakan
bhawa mazmur-mazmur pujian biasanya diiringi musik instrumental, boleh dikatakan
bahwa mazmur adalah sumber musik yang penting. Mazmur pujian dapat dinyanyikan
kapan dan dimana saja umat berkumpul dan ingin memuliakan Tuhan.
5. Smith Jane Stuart, 2003. Karunia Musik. Momentum: Surabaya, mengatakan mazmur
adalah salah satu sumber teks lagu-lagu rohani dan bahkan dianggap sebagai buku paling
indah dari semua buku himne sepanjang jaman kitab mazmur menjadi sumber untuk teks
6. Eskew, Harry & Hugh T. Mc Elrath, 1995. Sing With Understanding. Church Street Press:
Nashville, mengatakan: kriteria menjadi nyanyian yang berdasarkan tahun gerejawi adalah
disusun berdasarkan syair nyanyian tersebut. Nyanyian berdasarkan Kristen lebih
ditekankan pada refleksi sehari-hari.
7. Michel dalam Abineno (1989:9) mengatakan bahwa jemaat adalah anggota-anggota dari
satu tubuh (I Kor. 12:12). Anggota-anggota yang takluk kepada Tuhan. Menurut Ronal W.
Leigh (1996:185) mengatakan bahwa jemaat adalah gereja yang terdiri dari orang-orang
percaya yang diselamatkan, orang-orang yang disebarkan untuk menginjili yang tersesat,
orang-orang yang dikumpulkan untuk membangun, dan orang-orang yang dikelompokkan
kembali dalam berbagai lembaga untuk melaksanakan pelayanan-pelayanan khusus.
8. Joseph Kerman dalam artikelnya yang berjudul The symphonic ideal5. Pada tahun 1802,
Beethoven keluar dari kemuramannya, ia melanjutkan untuk membuat komposisi. Pada
tahun 1803 dia mementaskan Piano Concerto in Eb Major, Op. 37 dan tampil sebagai
solois. Pada tahun yang sama Beethoven juga memainkan Violin Sonata Op. 47 miliknya
dengan violinis virtuoso George Polgreen Bridgetower (1799-1860) dan
mempersembahkan karya tersebut kepada Rudolph Kreutzer. Dorongan yang berasal dari
luar untuk menciptakan simfoni tidak terlepas dari Assosiasi Burgtheater dan Theater an
der Wien, namun keputusa u tuk e ulai se uah si fo i Bo apa te se e a a lahi
dari dalam batin Beethoven sendiri. Simfoni no. 3 Beethoven (simfoni Eroica) adalah
sebuah karya komposisi penting karena simfoni ini adalah sebagai tanda titik balik dalam
sejarah musik modern. Dengan simfoni Eroica, Beethoven memperlihatkan sikap yang mau
5
berjuang dari masa depresinya dan tak mau kalah oleh penyakit. Menurut Carl Czerny,
muridnya, Beethoven mencoba gaya komposisi baru sewaktu mengerjakan tiga sonata
piano, Op. 31. Hasilnya terlihat pada tiga sonata miliknya, yaitu; Piano Sonata in C Major
Waldstei , Op. 53, Piano Sonata in F Major, Op. 54, dan Piano Sonata in F Minor
Appasio ata, Op. 57. Beethoven pernah mengatakan pada Czerny bahwa dia agak kesal
ka e a pu lik ha a e ukai Moonlight Sonata ilik a, padahal dia isa e iptaka
lagu-lagu yang lebih bagus dari lagu itu. Simfoni kelima Beethoven dianggap sebagai
simfoni yang memulai gaya baru. Pada simfoni ini, terdapat tempo nada seperti mars yang
belum pernah terjadi era sebelumnya.
9. Scott Burnham mengatakan bahwa Reinhold Brinkmann telah melakukan penyelidikikan
terhadap perubahan yang terjadi setelah pasca revolusi dimana simfoni Eroica ditulis oleh
Beethoven. Ia menawarkan bahwa musik telah memberikan kontribusi besar terhadap
pembentukan era baru (Burnham, 2000).
10. Selanjutnya Jessica M. Abba6 mengatakan bahwa Beethoven menulis banyak karya dari
periode awal ke tengah yang dimaksud sebagai "kepahlawanan . Beethoven
memperlakukan ide musik dengan beberapa pengaturan, meminjam potongan
sebelumnya dan mengubahnya agar sesuai dengan media dan kebutuhan masing-masing
karya baru.
Simfoni
Eroica menandai puncak dari tahap percobaan Beethoven.11. Robert Winters adalah salah satu dari beberapa musikolog yang mengatakan bahwa
gerakan finale simfoni kesembilan adalah bentuk sonata dengan ritornello, dimana bagian
pembukaan dimulai dari (birama 1-207), eksposisi (birirama 208-431),
development/perkembangan (birama 432-542), rekapitulasi (birama 543-654) dan koda
(birama 655-940).7
12. Selanjutnya Louise Cuyler menggambarkan gerakan finale sebagai kantata untuk
instrumen dan suara dengan desain rondo besar .8 David Benjamin Levy menyajikan
gagasan bahwa finale dapat dilihat sebagai sebuah simfoni empat-gerakan dalam karya.
Oleh karena itu, gerakan pertama finale adalah bir.1-330, gerakan kedua adalah bir.
331-594, gerakan ketiga adalah bir. 595-654, dan gerakan keempat adalah bir. 655-940.9
13. Dalam The Classical Style, Charles Rosen mengatakan bagian finale yang ditandai dengan
sepuluh bagian perubahan tempo, semua terkait dengan tema utama dan oleh karena itu
finale dapat dilihat sebagai satu set variasi dalam bentuk simfoni10.
14. Badudu Zain (1996:46)11 mengatakan bahwa analisis adalah penelitian terhadap suatu
peristiwa untuk diketahui sebab musababnya, duduk perkara atau prosesnya.
1.6 Konsep dan Teori
Dalam sub bab ini, akan dipaparkan landasan konsep dan teori yang yang berlaku
umum yang dijadikan sebagai acuan ataupun kerangka kerja dalam membahas seluruh
masalah dalam Tesis ini.
1.6.1 Konsep dan Teori Musik
7 David Benjamin Levy, The Ninth Symphony (NY: Schirmer, 1995), 91. 8
Louise Cuyler, The Symphony (NY: Harcourt Brace Jovanovich, 1973), hal., 79. 9
Levy, David Benjamin. The Ninth Symphony. NY: Schirmer, 1995. hal., 92 10
Charles Rosen, The Classical Style: Haydn, Mozart, Beethoven, expanded edition (NY: W.W. Norton & Co., 1997), hal., 440.
11
Banyak pendapat-pendapat yang dapat kita temukan tentang musik, dan oleh karena
itu pada umumnya dipilih pendapat sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai
dalam tesis ini.
Istilah usik tidak dite uka dala t adisi tulis dala as a akat Batak To a.
Musik dala as a akat Batak adalah gondang. Masuk a istilah usik dala as a akat
Batak Toba tidak terlepas dari kontak budaya dengan bangsa lain, yaitu melalui missionaris
Jerman ke Tanah Batak. Kontak budaya ini dapat dianggap sebagai awal pemicu digunakannya
istilah usik di as a akat Batak To a.
Menurut Dieter Mack12 suatu bunyi dikatakan sebagai musik adalah tergantung pada
pendekatan kata yang pasti bahwa bunyi datang dari dalam maupun dari luar diri kelompok.
Ide bisa berbentuk ide progmatik atau ide absolut.
Kualitas dari karakter bunyi musikal sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh cara
penggunaan, pemanfaatan serta pengolahan elemen-elemen musik. Berikut di paparkan
elemen-elemen yang ada dalam bunyi musikal yang di buat beberapa musikologi seperti :
Broekma dalam buku the music listener dalam Mack13 Ferris dalam bukunya Music The Art
Listening dalam Mack14, serta Joseph Kerman dalam Mack15 dalam bukunya Listen. Adapun
elemen-elemen musikal yang digunakan sebagai patokan yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Melodi adalah rangkaian nada atau bunyi yang membentuk satu kesan ide yang di
pengaruhi faktor budaya. Melodi bisa juga di sebut sebagai satu struktur kalimat
12 Mack Dieter, 1995. Ilmu Melodi. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
13
Ibid., hal., 22.
14
Ibid.
15
musik, termasuk dalam penelitian ini adalah gerkan-gerakan nada dan juga struktur
nada.
2. Modus adalah susunan nada, yang dalam bentuknya terlihat sebagai satu formula
nada yang tentu saja akan berakibat bagi sistem harmoni maupun atmosfir bunyi
secara keseluruhan.
3. Interval adalah jarak antara bunyi satu dengan bunyi yang lain, baik interval bunyi
vertikal maupun horizontal. Termasuk dalam kajian elemen ini adalah interval antar
bunyi nama-nama interval.
4. Harmoni adalah keselarasan yang di timbulkan akibat interksi bunyi dan bukan bunyi.
Termasuk objek penelitian dari elemen ini antara lain sistem modulasi dan kadens.
5. Ritme adalah interaksi nilai waktu (interaksi) dari setiap bunyi termasuk dalam hal ini
durasi antara bunyi dengan saat diam. Termasuk dalam kajian elemen ini antara lain
ritme tetap, notasi ritmik, hubungan ritme dengan tempo, aksen menyangkut nilai
waktu.
6. Tempo adalah kesempatan gerak pulsa. Tempo juga berarti kecepatan oleh lamanya
satu musik berlangsung. Hal yang diteliti dalam elemen ini antara lain berbagai jenis
tempo dan perubahan-perubahan tempo.
7. Dinamika adalah segala hal yang dibuat untuk memberi jiwa pada suatu bunyi yang
termasuk dalam objek penelitian elemen ini antara lain hal yang menyangkut volume
lemah lembutnya bunyi, dinamika register warna suara,dinamika instrumen,
aksentuasi, dinamika dalam konteks tertentu, serta ekspresi-ekspresi lain yang dengan
jelas memberi karakter dalam satu bunyi.
8. Aksentuasi yang dimaksud dengan aksentuasi adalah penekanan yang dalam hal ini
dinamik termasuk dan ritme. Hal yang akan di teliti dalam hubungan dengan elemen
ini adalah mengulas, pengelompokan, pola tekanan, sistem birama, standar penulisan
serta hubungan karakter atau sifat bunyi itu. Gaya ini berhubungan dengan teknik
hubungan tekanan kata dan tekanan musikal.
9. Style dalam musik adalah gaya dari satu bunyi atau hasil beberapa kombinasi bunyi,
didalamnya termasuk karakter atau sifat bunyi itu. Gaya ini berhubungan dengan
teknik membunyikan dan menghubungkan dengan dinamik juga.
10. Timbre adalah menerangkan tentang warna suara termasuk wilayahnya. Hal ini yang
akan diteliti menyangkut warna vocal tunggal, warna paduan suara, komposisi antara
paduan suara dan vokal tunggal, teknik vokal, serta warna suara instrumen.
11. Motif merupakan salah satu unit paling kecil (pendek) dengan makna/arti musikal
tertentu. Motif mempunyai suatu identitas dan indivdualitas sekaligus. Dalam tesis ini
motif yang akan di teliti menyangkut hubungan motif dengan teks.
12. Form adalah kesatuan bentuk musik yang terdiri dari strukur-struktur yang termasuk
dalam penelitian ini menyangkut struktur-struktur melodi seperti interval, motif, frase,
kontras, pengulangan, pengembangan dan bentuk bebas.16
Dalam melakukan analisis struktur musikpada dasarnya merupakan kerja analisis berdasarkan
ilmu musik, sehingga secara struktural dapat diketahui dengan jelas. Dalam hal ini, penulis juga
akan memperhatikan struktur musik yang ditawarkan oleh Wiliam P. Malm17, yang
diterjemahkan oleh Rizaldi Siagian yang mengatakan bahwa beberapa bagian penting yang
harus diperhatikan dalam menganalisis melodi adalah: (1) Scale (Tangga nada); (2) Pitch center
16
William Duckworth and Edward Brown. 1978. Theoritical Foundations of Music. Wadsworth Publishing Company, Inc., Belmont, California 94002.
17
(nada pusat), reciting tone (nada singgahan yang dianggap penting); (3) Range (wilayah nada);
(4) Jumlah nada-nada (frekuensi pemakaian nada); (5) Penggunaan Interval; (6) Pola kadensa;
(7) Formula melodi; (8) Melodic contour (Grafik/ kantur melodi).
Untuk membicarakan pendeskripsian dari ritim, analisis bentuk, frase dan motif-motif;
Nettl18 menyarankan bahwa pendeskripsian ritem sebaiknya dimulai dengan membuat daftar
harga-harga not yang dipakai dalam sebuah komposisi dan menerangkan fungsi dan konteks
dari masing-masing nada. Selanjutnya pola ritim yang sering diulang sebaiknya dicatat. Dalam
mendeskripsikan bentuk, harus berhadapan dengan dua masalah pokok, yakni: (1)
mengidentifikasikan unsur-unsur musik yang dijadikan dasar yang merupakan tema dari
sebuah komposisi; (2) mengidentifikasikan sambungan-sambungan yang menunjukkan
bagian-bagian, frase-frase dan motif-motif di dalam sebuah komposisi.19 Untuk mendukung
pembahasan dari aspek musik di atas diperlukan suatu transkripsi. Pengertian dari transkripsi
oleh Bruno Nettl 20 adalah proses menotasikan bunyi, membuat bunyi menjadi simbol visual.
Dalam hal notasi musik penulis mengacu pada tulisan Charles Seeger dalam Nettl21, yang
mengemukakan bahwa ada dua jenis notasi yaitu: notasi preskriptif dan notasi deskriptif.
Teori musik ini di harapkan dapat menuntun dalam menganalisa data-data dalam tesis ini.
1.6.2 Konsep Analisis
Pengertian Analisis menurut William Christ, at al. (1975:121) adalah;
18
Nettl Bruno. 1964. Theory and Method in Ethnomusicology. (New York. The Free Press:1964), halaman 148-150.
19
Ibid hal 1964:148-150.
20
Ibid hal 1964: 99
21
...analysis, can be a useful tool for performers and conductors in providing
rational bases for the decision-making and interpretation that are esential parts
of musical performance. Furthermore, analysis provides guidelines for stylistic
interpretation and comparison, as well as for the exploration of music old and
new, by ear or by score study-guidelines that can and should be esenstial tools
for informed musician.
Analisis dapat menjadi alat yang berguna untuk pemain dan konduktor dalam memberikan
dasar yang rasional dalam pengambilan keputusan dan interpretasi yang merupakan bagian
penting dari pertunjukan musik. Selanjutnya, analisis menyediakan pedoman untuk
interpretasi gaya dan perbandingan, serta untuk mengeksplorasi musik lama dan baru, melalui
pendengaran atau pedoman studi melalui partitur yang bisa dan seharusnya menjadi
perangkat informasi yang esensial bagi musisi.
Menurut Rob Speer (2005:2) dalam tulisannya yang berjudul Computable Theories of
Music Analysis mengatakan; Analisa Musik adalah suatu proses kompleks yang perlu
meletakkan secara bersama informasi tentang berbagai aspek musik. Teori formal tentang
analisa musik biasanya tidak menunjuk semua aspek ini–hanya memilih satu aspek saja, sebab
masing-masing aspek mempunyai kesulitan sendiri. Konsep analisis ini digunakan penulis
sebagai panduan dalam menganalisa struktur musik.
1.6.3 Pengertian Jemaat
Istilah Je aat se e a a e asal da i kata ekklesia (dalam bahasa Yunani). Kata
ekklesia kemudian diterjemahkan menjadi sidang jemaat Allah. Kata ekklesia e a ti o a g
-orang yang dipanggil keluar. Kata ekklesia tidak pernah berarti bangunan atau aliran.
Sidang jemaat adalah suatu himpunan istimewa yang terdiri dari orang-orang yang
Kristus, dilahirkan kembali oleh Roh Suci, dan sekarang sebagai milik Allah mereka hidup dalam
kesucian. Tanah air mereka ada di sorga (Roma 1:6,7; Efesus 5:25-28; Filipi 3:20).
A ti Je aat HKBP dala tulisa i i adalah pe sekutua o a g-orang percaya kepada
Tuhan Yesus Kristus. Be dasa ka pe ge tia Je aat HKBP i i aka se ua u su e a g
te dapat dala li gkup ge ejaHKBP Hel etia adalah te asuk dala istilah Je aat HKBP a g
meliputi: Pendeta Resort, Guru Huria, Bible Vrouw, Sintua (penetua gereja), tim musik, peserta
koor dalam gereja dan ruas ni huria HKBP Helvetia (jemaat gereja).
1.6.4 Defenisi Ibadah
Ibadah mempunyai pengertian yang sama dengan istilah ‘Kebaktian’. Menurut
Abineno
22: “Ibadah
adalah suatu pertemuan umat Allah dan jemaat dalam bentuk
dialog, dimana Allah berfirman dan manusia mendengar, Allah memberi dan jemaat
menerima serta mengucap syukur, Allah mengampuni dan jemaat memuji namaNya.”
A.A. Sitompul
23mengatakan “
Ibadah adalah persekutuan dengan Allah dan
sesama manusia dalam menjawab kasih Allah dengan mengucap syukur dan memuji
serta mengingat karya Tuhan.
”
Dari pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa ibadah adalah adanya suatu
pertemuan umat Allah dengan manusia dalam bentuk dialog, nyanyian, pembacaan firman
Tuhan dan juga doa.
1.6.5 Defenisi Syair Lagu
22
Abineno, 1995. hal., 5.
23
Di dalam kamus musik24 M. Soeharto mengemukakan syair adalah teks, atau kata–
kata lagu, dengan kata lain suatu komposisis puisi yang sering dilakukan oleh pencipta musik.
Tanpa syair maka tidak dapat mengetahui makna maupun tujuan dari sebuah komposisi musik,
karena syair merupakan inti dari sebuah lagu. Menurut Badudu-Zain25,syair atau teks adalah
kata-kata yang asli dibuat oleh pencipta lagu. Sigmund Freud dalam Migdolf26 mengemukakan
bahwa syair lagu adalah kata-kata yang keluar dari hati dan keluar dari mulut serta diurapi oleh
lidah. Syair adalah kata-kata yang terdapat dalam sebuah komposisi musik melalui syair maka
dapat diketahui makna dan tujuan dari sebuah lagu. Atas dasar itu, penulis melakukan analisis
yaitu struktur dari syair secara detail yang dalam hal ini antara lain berkaitan dengan pola
sajak, pola meter dan gaya bahasa yang dipergunakan dalam lagu tersebut.
Ko po is dala e iptaka lagu Las ‘oha gku Lao Ma uji e uat pesa
-pesan moral Alkitabiah yang memiliki kandungan theologis serta sesuai dengan kebenaran
firman Tuhan. Alkitab merupakan sumber inspirasi dalam mengahsilkan karya ini, hal ini dapat
dilihat da i s ai a g digu aka dala lagu Las ‘oha gku Lao Ma uji e su e da i Kita
Mazmur.
Dalam pengkajian syair, pada prinsipnya merupakan kajian teks lagu yang
digunakan penulis hingga ditemukannya titik dimana komponis mencurahkan isi hati
atau ekspresinya dalam rangkaian kata-kata, kalimat demi kalimat hingga merupakan
suatu kisah yang bermakna dan imajinatif. Dengan demikian seorang pencipta lagu
setidaknya mampu memilih kata-kata yang tepat untuk dijadikan menjadi sebuah lagu.
24
M. Soeharto, Kamus Musik. (Jakarta: Gramadia Widia Sarana Indonesia, 1992) halaman 131. 25
Zain Badudu. Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), halaman 1455.
26
Analisis berdasarkan syair pada lagu “Las Rohangku Lao Mamuji” dapat
ditemukan bahwa komponis memiliki latar belakang musik, pemahaman tentang
penciptaan lagu dan juga mempunyai dasar pengetahuan agama Kristen dimana Henry
Dayke adalah seorang Pendeta.
1.7Metode Penelitian
1.7.1 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kulitatif. Lexi. J.
Moleong (1985:5) mengatakan :
Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan, yang pertama :
menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan ganda, kedua : metode kulitatif menyajikan secara langsung hakekat
hubungan antar peneliti dan responden, dan ketiga : metode kulitatif ini lebih
peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh
bersama dan terhadap pola-pola yang dihadapi. Pada penelitian kualitatif,
teoritis dibatasi pada pengertian : suatu pernyataan sistematis berkaitan dengan
seperangkat proposisi yang berasal dari data dan diuji kembali secara
empiris”.
Bogdan & Biken
27menggunakan istilah paradigma. “ Paradigma diartikan
sebagai kumpulan longgar tentang asumsi yang secara logis dianut bersama, konsep
atau proposisi yang mengutarakan cara berpikir dan cara penelitian”. Orientasi teoritis
mengarahkan pelaksanaan penelitian itu atau memamfaatkanya dalam pengumpulan
data dan analisais data. Teori membantu penulis dalam menghubungkan dengan data.
Maka teori yang digunakan oleh penulis dalam menunjang pendekatan kualitatif ini
adalah teori fenomenologis yang artinya berusaha memahami arti peristiwa
27
kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu. Untuk
mencapai
tujuan dalam tulisan ini, penulis menggunakan dua metode yaitu : metode literatur dan
metode wawancara. Metode literatur adalah metode yang menggali tesis ini melalui
buku-buku, majalah, surat kabar, kamus, dan artikel-artikel lainnya. Metode wawancara
dengan Tanya jawab penulis dengan jemaat, pimpinan gereja dan penetua gereja HKBP
untuk melihat persepsi/pandangan mereka terhadap lagu “Las Rohangku Lao Mamuji”.
Metode ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan melengkapi/membantu
metode literatur.
1.7.2 Kehadiran Peneliti
Untuk memperoleh data/informasi dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis
melakukan wawancara langsung kepada jemaat, pimpinan gereja dan penetua gereja
yang sudah ditentukan sebagai informan. Dalam hal ini penulis bertindak sebagai
instrumen untuk mengumpulkan data dari lapangan dan peneliti berperan sebagai
pengamat penuh dalam penelitian ini, serta kehadiran peneliti diketahui statusnya
sebagai peneliti oleh subjek atau informan.
Lof land
28mengatakan :
“Sumber data utama dalam penelitian kulitatif ialah
kata-
kata dan tindakan selebihnya ada data tambahan seperti dokumen”. Sesuai dengan
penelitian ini penulis memperoleh sumber data dari :
1.
Kata-kata dan tindakan yaitu, dari wawancara yang merupakan sumber data
utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui rekaman
video/audio, pengambilan foto/film.
2.
Sumber tertulis yaitu, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat
dibagi atas : partitur lagu, sumber buku, majalah, sumber, dokumen pribadi dan
artikel-artikel yang lain.
3.
Foto yang dipakai sebagai alat untuk keperluan penelitian kualitatif karena
dipakai dalam berbagai keperluan.
1.7.4 Prosedur Pengumpulan Data
Lof Land
29Mengatakan dalam penelitian kulitatif ini penulis harus
mengumpulkan data dengan menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam
dan dokumentasi. Dalam rekaman data terdapat dua dimensi yaitu fidelitas dan struktur.
Fidelitas mengandung arti sejauh mana bukti nyata dari lapangan disajikan yaitu
dengan memakai instrument Audio dan Video yang memiliki Fidelitas yang kurang.
Sedangkan penulis juga menggunakan dimensi struktur yang menjelaskan sejauh mana
wawancara dan observasi yang dilakukan penulis secara sistematis dan struktur.
1.7.5 Analisis Data
28
Ibid. Hal., 47.
29
A alisis data, e u ut Patto adalah: e gatu u uta data, e go ga isasika a
kedala suatu pola, katego i, da suatu u aia dasa . Ta lo e defe isika : A alisis data
merupakan proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan
merumuskan hipotesa (ide), seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk
e e ika a tua pada te a da hipo tesis itu . Maka da i pe dapat diatas pe ulis
menggunakan teori tersebut dengan menarik garis bawah analisis data bermaksud
pertama-tama mengorganisasikan data yaitu data yang terkumpul yang terdiri dari catatan lapangan
dan komentar penelitian gambar. Foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan
sebagainya.
Pekerjaan penulis dalam menganalisis data ini adalah mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan memberikan kode, dan mengkategorikannya. Pengorganisasiannya dan
pengelolaan data dilakukan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya
diangkat menjadi teori substansi. Analisis data dilakukan penulis dalam suatu poses-proses
berarti pelaksanaannya sudah mulai sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara
intensif, yaitu sesudah meninggalkan lapangan.
Setelah melakukan langkah ini penulis menganalisis hasil wawancara dan hasil
analisis awal dari teks dan struktur musik dari lagu Las Rohangku Lao Mamuji membuat analisis
akhir yang kemudian menghasilkan satu kesimpulan.
Dalam teknik pengecekan keabsahan data penulis menggunakan teknik
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan
terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan
melalui sumber lainnya. Penulis menggunakan teknik triangulasi sesuai dengan teori
Patton mengatakan trigulasi sesuai dengan sumber berarti membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan :
1.
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2.
Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi
3.
Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
4.
Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah
atau tinggi, orang berada, orang Pemerintahan.
5.
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Bogdan
30mengatakan 3 tahap penelitian yakni : (1) Pralapangan; (2) Kegiatan
Lapangan; dan (3) Analisa intensif ( analisa data). Sesuai dengan teori Bogdan maka,
sebelum penulis terjun ke lapangan penelitian ada tahap-tahap yang penulis lakukan
yakni :
1.
Tahap Pra lapangan. Dalam tahap pralapangan ada enam kegiatan yang harus
dilakukan penelitian pada tahap ini yaitu : (i) Menyusun rancangan kualitatif
paling tidak, latar belakang masalah dan pelaksanaan penelitian, kajian pustaka
dan lain-lain; (ii) Memiliki lapangan penelitian, Bogdan menyatakan bahwa
pemilihan lapangan itu harus ditentukan dulu sebelum peneliti terjun ke lokasi.
(iii) Mengurus perizinan, penelitian harus mengurus izin dari siapa saja yang
berkuasa dan berwenang memberikan izin bagi pelaksanaan penelitian; (iv)
Menjejaki dan menilai keadaan lapangan, tahap ini merupakan tahap bagaimana
penelitian masuk lapangan dalam arti mulai mengumpulkan data yang
sebenarnya. Penjajakan dan penilaian lapangan penulis lakukan terlebih dahulu
dari kepustakaan atau mengetahu melalui dari orang dalam tentang situasi dan
kondisi daerah tempat penelitian penulis. Sebelum menjajaki lapangan terlebih
dahulu penulis mempunyai gambaran umum tentang geografi, sejarah yang
membantu penulis dalam penjajakan.
2.
Menyiapkan perlengkapan penelitian. Penulis menyiapkan perlengkapan
penelitian yang diperlukan. Sebelum penelitian dimulai, peneliti memerlukan
izin mengadakan penelitian, kontrak daerah yang menjadi latar penelitian
melalui orang yang dikenal atau jalur lainnya. Hal- hal yang perlu juga
30
dipersiapkan oleh peneliti misalnya alat tulis, seperti ball point, kertas, buku
catatan, map, klip, kartu, alat perekam dan kamera foto.
3.
Persoalan etika penelitian. Ciri utama penelitian kualitatif adalah orang sebagai
alat yang mengumpulkan data. Dalam pengamatan berperan serta,
wawancara-wawancara pengumpulan dokumen, foto dan sebagainya. Seluruh metode ini
menyangkut hubungan penelitian dengan orang yang dijadikan informal.
1.7.8 Tahap Pekerjaan Lapangan
Ada 3 (tiga) tahapan pekerjaan lapangan bagian yang harus dilaksanakan oleh peneliti,
yaitu (1) memahami latar penelitian, (2) memasuki lapangan, dan (3) mengumpulkan data.
1.7.8.1 Memahami Latar Penelitian
Dalam memahami latar penelitian ada hal-hal yang perlu dilakukan :
a. Pembatasan latar penelitian, untuk memasuki pekerjaan lapangan, penelitian perlu
memahami latar penelitian terlebih dahulu.
b. Penampilan, penampilan yang dimaksud adalah penampilan penelitian itu sendiri
harus disesuaikan dengan kebiasaan adat, tata cara, dan kultur latar penelitian.
c. Pengenalan hubungan penelitian dilapangan penelitian memamfaatkan pengamatan
pada tahap ini, maka hendaknya penulis menjaga hubungan akrab antara subjek dan
d. Jumlah waktu studi, penulis harus berpegang pada tujuan, masalah dan jadwal yang
telah disusun sebelumnya. Waktu studi tidak boleh berkepanjangan karena akan
menambah biaya penelitian bagi penulis.
1.7.8.2 Memasuki Lapangan
Dalam hal ini penulis melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.
Keakraban hubungan, sikap penelitian hendaknya pasif, hubungan yang perlu
dibina tidak ada dinding pemisah diantara penelitian dan subjek yang sudah
ditentukan.
b.
Mempelajari bahasa, jika penelitian berasal dari latar yang lain, penelitian harus
mempelajari bahasa yang digunakan oleh orang-orang yang berda pada latar
penelitian.
c.
Peran peneliti, sewaktu ada pada penelitian, peneliti akan terjun kedalamnya dan
akan ikut berperan serta didalamnya.
1.7.8.3 Mengumpulkan Data
Dalam tahap ini penulis melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
a.
Pengarahan Batas Studi, pada waktu menyusun usul penelitian batas studi telah
ditetapkan bersama masalah dan tujuan penelitian.
b.
Mencatat data, penulis menggunakan catatan lapangan
(Field notes).
Yang
merupakan catatan hasil pengamatan. Wawancara, atau menjelaskan kejadian
1.8 Sistimatika Penulisan
Bab I merupakan Pendahuluan yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Pokok
Masalah dan Tujuan Penelitian, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penulisan,
Tinjauan Pustaka, Landasan Konsep dan Teori ( Teori Musik, Konsep Analisa, Defenisi Syair
Lagu), dan Metode Penelitian (Pendekatan Penelitian, Kehadiran Peneliti, Sumber Data,
Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data, Tahap -Tahap
Penelitian, Tahap Pekerjaan Lapangan, dan Sistimatika Penulisan). Bab II membahas tentang
perkembangan musik gereja meliputi. Bab III Analisis hasil dari proses adaptasi komposisi
yang baru.. Bab IV membahas kajian struktur musik lagu Las ‘oha gku Lao Ma uji yang
menyangkut bentuk dan struktur meliputi: frase, melodi, motif, kontur melodi, tangga nada,
ambitus, harmoni, progresi akord, kadens, tempo, tekstur, tipe lagu, kaitan antara syair dan
lagu. Bab V Me ahas pe ggu aa lagu Las ‘oha gku Lao Ma uji dala i adah di ge eja
HKBP. Bab VI merupakan Bab penutup berupa kesimpulan dan saran.
BAB II
PERKEMBANGAN MUSIK GEREJA HKBP
1.8 Sistimatika Penulisan
Bab I merupakan Pendahuluan yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Pokok
Masalah dan Tujuan Penelitian, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penulisan,
Tinjauan Pustaka, Landasan Konsep dan Teori ( Teori