SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKET VALUE PADA INDUSTRI PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2011-2013
OLEH
EVA KRISTIANI BR TARIGAN 110502310
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKET VALUE
PADA INDUSTRI PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013
Berinvestasi pada pasar modal dapat meningkatkan laba pada perusahaan. Investasi merupakan salah satu pilihan masyarakat pada saat mereka mengalokasikan kelebihan dananya dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik di masa yang akan datang. Setiap investor atau calon investor memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai melalui keputusan investasi yang diambil. Pada umumnya motif investasi adalah memperoleh keuntungan, keamanan, dan pertumbuhan dana yang ditanamkan. Untuk itu dalam melakukan investasi dalam bentuk saham investor harus melakukan analisis terhadap faktor yang mempengaruhi market value atau nilai pasar saham perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh EVA, ROE, dan EPS terhadap market valuebaik secara parsial maupun secara simultan. Studi dilakukan pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yait perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Namun, pada penelitian ini peneliti membuang data outlier agar memenuhi uji asumsi klasik sehingga data observasi dalam penelitian ini sebesar 63 observasi penelitian. Variabel penelitian ini terdiri dari Economic Value Added (EVA), Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS) sebagai variabel independendan Market Value (MV) sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa economic value added,return on equity, dan earning per share secara simultan berpengaruh signifikan terhadap market value pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji parsial economic value added dan earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap market value. Return on equity
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap market value.
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE MARKET VALUE IN THE BANKING INDUSTRY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE IN 2011-2013
Investing in the stock market can increase profits at the company. Investment is one of the people's choices at the time they allocate excess funds in the hope of obtaining better results in the future. Every investor or prospective investor has a specific goal to be achieved through investment decision making. In general, the investment motive is profit, security, and growth funds invested. For that purpose in investing in stocks, investors should conduct an analysis of the factors affecting the market value or the market value of shares of the company. This study aimed to examine the effect of EVA, ROE, and EPS to market value either partially or simultaneously. Studies conducted in the banking companies in Indonesia Stock Exchange in 2011-2013. This study used secondary data obtained from the Indonesia Stock Exchange website is www.idx.co.id by using a sample of 31 banks in Indonesia Stock Exchange in 2011-2013. However, in this study the researcher disposes the data outliers in order to meet the classical assumption test so the data observed in this study was 63 observational studies. The variables of this study consisted of Economic Value Added (EVA), Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS) as the independent variable and Market Value (MV) as the dependent variable. This study uses multiple linear regression analysis. The results showed that the economic value added, return on equity, and earnings per share simultaneously significant effect on the market value of the banking industry in Indonesia Stock Exchange. The test results of partial economic value added and earnings per share positive and significant effect on the market value. Return on equity, a significant negative effect on the market value.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya yang berlimpah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Market Value pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011- 2013”.’
Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, motivasi, saran, kritik dan doa dari berbagai pihak. Skripsi ini peneliti persembahkan untuk ayahanda R. Tarigan dan Ibunda tercinta M. Br Ginting yang tidak pernah berhenti untuk memberikan semangat, motivasi, nasehat, doa dan mencukupi segala kebutuhan materi dan non materi dalam proses pembuatan skripsi ini. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof . Dr. Azhar Maksum, S.E, M.Ec., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Khaira Amalia Fachrudin, SE, MBA,Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, bantuan, dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA selaku Dosen Pembanding yang telah banyak
memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.
7. Rani Anggriany Tarigan, SE dan April Liasta Tarigan selaku kakak dan adik yang telah memberikan semangat dan bantuan dalam membuat skripsi
8. Theo Panggabean yang telah memberi semangat dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini dan dalam masa perkuliahan.
9. Sahabat-sahabat tercinta semasa kuliah, Sri Rezeki, Jesica Putri, Yesyurun, Hotmian, Ela, Nurul, Alfa yang telah banyak membantu, memberi semangat dan menghibur penulis dan teman-teman manajemen 2011 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala kebaikannya selama perkuliahan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Medan,14 April 2015 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Landasan Teori ... 10
2.1.1 Analisis Laporan Keuangan ... 10
2.1.1.1 Definisi Analisis Laporan Keuangan .... 10
2.1.1.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan... 12
2.1.2 Rasio Keuangan ... 15
2.1.2.1 Pengertian Rasio Keuangan ... 15
2.1.2.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan... 16
2.1.3 Market Value ... 19
2.1.4 Economic Value Added ... 20
2.1.4.1 Keunggulan dan Kelemahan EVA ... 20
2.1.4.2 Perhitungan EVA ... 21
2.1.5 Return on Equity (ROE) ... 21
2.1.6 Earning per Share (EPS) ... 22
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22
2.3 Kerangka Konseptual ... 24
2.4 Hipotesis Penelitian ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28
3.1 Jenis Penelitian ... 28
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
3.3 Batasan Operasional ... 28
3.4 Definisi Operasional... 29
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
3.6 Jenis Data ... 33
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 33
3.8.1 Analisis Deskriptif ... 34
3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 34
3.8.2.1 Uji Normalitas ... 34
3.8.2.2 Uji Multikolinearitas ... 35
3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 36
3.8.2.4 Uji Autokorelasi... 36
3.9 Pengujian Hipotesis ... 37
3.9.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 37
3.9.2 Uji Signifikan Simultan (Uji statistik F) ... 37
3.9.3 Uji Signifikan Parsial (Uji statistik t) ... 38
3.9.4 Uji koefisien determinasi (R2) ... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40
4.1 Deskriptif Penelitian... 40
4.2 Pengujian Data ... 40
4.3 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 41
4.4 Uji Asumsi Klasik ... 44
4.4.1 Uji Normalitas ... 44
4.4.2 Uji Multikolinearitas ... 46
4.4.3 Uji Heterokedastisitas ... 47
4.4.4 Uji Autokorelasi ... 49
4.5 Regresi Linier Brganda ... 50
4.6 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) ... 51
4.7 Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik T) ... 52
4.8 Koefisien Determinasi ... 54
4.9 Pembahasan Hasil Penelitian ... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60
5.1 Kesimpulan ... 60
5.2 Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Harga Saham Perusahaan Perbankan Indonesia
Tahun 2011-2013... 4
2.1 Penelitian Terdahulu ... 22
3.1 Variabel-variabel Penelitian ... 29
3.2 Populasi Penelitian ... 30
3.3 Sampel Penelitian ... 32
3.4 Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi... 37
4.1 Statistik Deskriptif ... 42
4.2 One- Sample Kolmogrov-Smirnov Test ... 46
4.3 Hasil Perhitungan VIF ... 47
4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 48
4.5 Hasil Uji Durbin-Watson ... 50
4.6 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 51
4.7 Hasil Regresi Uji F ... 52
4.8 Hasil Regresi Uji T ... 53
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 26
4.1 Grafik Histogram ... 44
4.2 Grafik Normal P-Plot ... 45
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Judul Halaman
1 Daftar Sampel Perusahaan Perbankan... 65 2 Data Variabel Return on Asset, Economic Value Added, ...
Earning per Share dan Market Value... ... 66 3 Data Variabel EVA, ROE, DAN EPS Setelah outlier
(Data Outlier Warna abu-abu)... 75 4 Hasil Analisis Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Pengujian
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKET VALUE
PADA INDUSTRI PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013
Berinvestasi pada pasar modal dapat meningkatkan laba pada perusahaan. Investasi merupakan salah satu pilihan masyarakat pada saat mereka mengalokasikan kelebihan dananya dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik di masa yang akan datang. Setiap investor atau calon investor memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai melalui keputusan investasi yang diambil. Pada umumnya motif investasi adalah memperoleh keuntungan, keamanan, dan pertumbuhan dana yang ditanamkan. Untuk itu dalam melakukan investasi dalam bentuk saham investor harus melakukan analisis terhadap faktor yang mempengaruhi market value atau nilai pasar saham perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh EVA, ROE, dan EPS terhadap market valuebaik secara parsial maupun secara simultan. Studi dilakukan pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yait perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Namun, pada penelitian ini peneliti membuang data outlier agar memenuhi uji asumsi klasik sehingga data observasi dalam penelitian ini sebesar 63 observasi penelitian. Variabel penelitian ini terdiri dari Economic Value Added (EVA), Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS) sebagai variabel independendan Market Value (MV) sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa economic value added,return on equity, dan earning per share secara simultan berpengaruh signifikan terhadap market value pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji parsial economic value added dan earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap market value. Return on equity
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap market value.
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE MARKET VALUE IN THE BANKING INDUSTRY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE IN 2011-2013
Investing in the stock market can increase profits at the company. Investment is one of the people's choices at the time they allocate excess funds in the hope of obtaining better results in the future. Every investor or prospective investor has a specific goal to be achieved through investment decision making. In general, the investment motive is profit, security, and growth funds invested. For that purpose in investing in stocks, investors should conduct an analysis of the factors affecting the market value or the market value of shares of the company. This study aimed to examine the effect of EVA, ROE, and EPS to market value either partially or simultaneously. Studies conducted in the banking companies in Indonesia Stock Exchange in 2011-2013. This study used secondary data obtained from the Indonesia Stock Exchange website is www.idx.co.id by using a sample of 31 banks in Indonesia Stock Exchange in 2011-2013. However, in this study the researcher disposes the data outliers in order to meet the classical assumption test so the data observed in this study was 63 observational studies. The variables of this study consisted of Economic Value Added (EVA), Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS) as the independent variable and Market Value (MV) as the dependent variable. This study uses multiple linear regression analysis. The results showed that the economic value added, return on equity, and earnings per share simultaneously significant effect on the market value of the banking industry in Indonesia Stock Exchange. The test results of partial economic value added and earnings per share positive and significant effect on the market value. Return on equity, a significant negative effect on the market value.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Bursa Efek Indonesia telah menjadi bagian penting dari perkembangan perekonomian Indonesia. Investor saat ini lebih memilih untuk menginvestasikan modalnya dalam bentuk saham di Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal, yaitu tempat bagi perusahaan untuk memperoleh dana dari pihak eksternal dengan menjual sahamnya, dan tempat dimana investor dapat memilih untuk menanamkan investasinya.
Dalam hal ini termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor perbankan. Industri Perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai Financial Intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Menurut Ali (2004), bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang memiliki izin usaha untuk beroperasi sebagai bank, yaitu menerima penempatan dana-dana yang dipercayakan masyarakat kepada bank tersebut, memberikan pinjaman kepada masyarakat dan dunia usaha pada umumnya, memberi akseptasi atas berbagai bentuk surat utang yang disampaikan pada bank tersebut serta menerbitkan cek.
diberikan kebebasan untuk menentukan atau menciptakan produk perbankan telah menyebabkan bank kurang berhati-hati dan menyimpang dari aturan yang berlaku bagi perbankan. Bank-bank tersebut hanya saling berlomba untuk menarik dana masyarakat dengan menawarkan tingkat bunga deposito dan tabungan yang lebih tinggi dari yang lain dan kemudian menyalurkannya kembali bagi dalam bentuk kredit kepada masyarakat dengan tujuan mencapai keuntungan maksimal tanpa memperhatikan penentuan kebijakan dan risikonya.
Economic Value Added (EVA) adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan (Tandelilin, 2010:195).
ROE (Return on Equity) menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan yang dimiliki. Dengan rasio ini investor maupun manajer dapat mengidentifikasikan kekuatan laba dalam nilai investasi dari para investor. Namun, ada beberapa faktor lain yang terlibat. Seperti leverage
keuangan umumnya akan meningkatkan ROE tetapi juga akan meningkatkan risiko perusahaan, yang tidak disukai investor. Jadi, jika ROE yang tinggi diperoleh melalui penggunaan utang dalam jumlah yang sangat besar, harga saham kemungkinan akan lebih rendah dari yang seharusnya dengan utang yang lebih sedikit dan ROE yang lebih rendah (Brigham dan Houston, 2008:150). EPS (Earning Per Share) mengukur besarnya laba yang diberikan kepada pemegang saham (Syahyunan, 2013:94-95).
Berikut data laba bersih, total hutang, total ekuitas, dan harga saham perusahaan perbankan pada akhir tahun 2011 sampai tahun 2013 yang disajikan pada Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1
Laba Bersih, Total Hutang, Total Ekuitas, dan Harga Saham Perbankan Indonesia Tahun 2011-2013
(dalam jutaan Rupiah, kecuali harga saham)
Kode Emiten Tahun Laba Bersih (Rp) Total Hutang (Rp) Total Ekuitas (Rp) Harga Saham (Rp)
BABP 2011 -95.326 6.676.733 623.093 160
2012 1.036 6.719.963 713.839 120
2013 -81.740 7.401.987 763.877 88
BAEK 2011 242.557 21.613.943 2.542.772 2.050
2012 191.666 22.682.197 2.683.102 1.770
2013 241.245 25.783.974 2.966.188 1.700
BBCA 2011 10.817.798 339.165.506 42.027.340 8.000
2012 11.718.460 390.067.244 51.897.942 9.650
2013 14.256.239 430.893.993 63.966.678 9.600
BBKP 2011 741.478 52.809.369 4.374.094 580
2012 834.719 60.693.088 4.996.742 670
2013 934.622 63.244.294 6.213.369 620
BBNI 2011 5.808.218 261.215.137 37.843.024 3.800
2012 7.048.362 289.778.215 43.525.291 3.925
2013 9.057.941 338.971.310 47.683.505 3.950
BBNP 2011 68.145 5.989.736 582.910 1.300
2012 85.429 7.550.948 661.259 1.300
2013 105.234 8.933.337 1.052.398 1.480
BBRI 2011 15.087.996 420.078.955 49.820.329 6.750
2012 18.687.380 486.455.011 64.881.779 7.950
2013 21.354.330 546.855.504 79.327.422 7.250
BEKS 2011 -147.253 5.529.798 463.241 116
2012 46.865 7.028.754 654.184 120
2013 96.272 8.285.208 717.916 84
BKSW 2011 6.182 2.701.244 892.573 710
2012 -29.499 3.781.586 863.068 700
2013 3.357 9.534.587 1.513.028 450
BMRI 2011 12.695.885 451.379.750 62.654.408 6.750
2012 16.043.618 519.483.045 75.755.589 9.050
BNBA 2011 42.624 2.487.017 476.131 139
2012 57.115 2.961.011 522.505 172
2013 56.197 3.481.269 564.402 157
BNGA 2011 3.176.960 148.431.639 18.369.491 1.220
2012 4.249.861 174.760.569 22.651.912 1.180
2013 4.296.151 192.979.722 25.886.687 920
BNLI 2011 1.156.878 92.187.794 9.136.208 1.328
2012 1.368.132 119.303.061 12.495.534 1.420
2013 1.725.873 151.707.278 14.126.644 1.260
BVIC 2011 187.402 10.590.449 1.212.113 129
2012 205.571 12.883.648 1.469.192 119
2013 262.636 17.526.575 1.644.776 125
MCOR 2011 36.214 5.895.160 557.634 188
2012 94.081 5.739.581 755.665 205
2013 78.306 6.881.835 1.035.379 127
MEGA 2011 1.073.352 57.032.639 4.876.388 3.500
2012 1.377.412 58.956.287 6.262.821 3.150
2013 524.780 60.357.193 6.118.505 2.050
SDRA 2011 90.043 4.612.588 473.174 220
2012 118.843 7.083.402 537.907 630
2013 123.665 7.653.022 577.820 890
Sumber : data sekunder (diolah) (2014)
BNBA, BNLI, dan MCOR. Hal tersebut sesuai menurut (Darmadji, 2006:154) bahwa setiap perusahaan tentu berusaha dan pemegang saham pun demikian, agar harga saham terus meningkat dari waktu ke waktu. Dan itu hanya bisa terjadi kalau kinerja perusahaan terus membaik, sebagaimana ditunjukkan terus meningkatnya penjualan dan tentu saja yang paling penting adalah laba bersih. Bilamana penjualan meningkat, tetapi laba bersih tidak naik, maka harga saham belum tentu bergerak naik. Sebaliknya bilamana karena efisiensi dari operasi, laba bersih bisa meningkat, meskipun penjualan tetap sama, maka harga saham bisa naik. Sementara terdapat 4 perusahaan yang mengalami penurunan harga saham diikutin oleh pergerakan laba bersih yang stagnan dan terjadi peningkatan jumlah hutang perusahaan pada tahun 2012-2013 yaitu: BAEK, BEKS, BMRI, dan BNGA.
Berdasarkan hal tersebut, kemungkinan banyak faktor yang mempengaruhi harga saham dan menjadikan bahan pertimbangan bagi investor untuk berinvestasi pada perusahaan perbankan di Indonesia. Unsur kepercayan yang dimiliki perusahaan perbankan menjadi modal besar bagi perbankan di Indonesia untuk terus memastikan para investor maupun nasabah yang dimilikinya untuk tetap merasa aman dan nyaman untuk dapat menginvestasikan ataupun menanamkan dananya kepada perusahaan perbankan terutama di Indonesia. Termasuk penilaian kesehatan bank berdasarkan Capital, Assets, Management, Earnings, Liquidity,
menjadi dasar investor dalam menginvestasikan dananya terhadap nilai pasar dari saham perusahaan perbankan di Indonesia.
Dari permasalahan yang dikemukakan di atas dan data yang ditampilkan, peneliti tertarik untuk menganalisis apakah ada pengaruh antara Economic Value Added (EVA), Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) terhadap
Market Value (MV). Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Hal ini disebabkan peneliti ingin menguji kembali hasil dari penelitian terdahulu. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu dengan menggunakan sampel yang lebih banyak dan untuk periode laporan keuangan tahun 2011-2013 pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga diharapkan penelitian ini menjadi lebih terbaru. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Market Value (MV) pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011- 2013”.’
1.2. Rumusan Masalah
Seperti yang telah dikemukakan diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap Market Value (MV) pada industri perbankan di bursa efek Indonesia?
2. Apakah Return on equity (ROE)berpengaruh terhadap Market Value (MV)
3. Apakah Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Market Value (MV) pada industri perbankan di bursa efek Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada pada sub-bab sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap
Market Value (MV) pada industri perbankan di bursa efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui pengaruh Return on equity (ROE) terhadap Market
Value (MV) pada industri perbankan di bursa efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Market Value (MV) pada industri perbankan di bursa efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan penulis, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi market value.
2. Bagi investor, hasil penelitian ini mampu menjadi dasar pertimbangan untuk melakukan investasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
equity, return on assets, profitability, earning per share untuk diterapkan dalam strategi portofolio investasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori
2.1.1 Analisis Laporan Keuangan
2.1.1.1Definisi Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yaitu berupa ringkasan atau ikhtisar peristiwa-peristiwa keuangan suatu perusahaan untuk suatu periode tertentu. Oleh sebab itu untuk memberikan suatu batasan yang baik, maka terlebih dahulu akan diberikan pengertian akuntansi. Warren, et al (2006:10) “akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”.
Warren, et al (2006:24) mengatakan bahwa “laporan keuangan merupakan laporan akuntansi yang menghasilkan informasi bagi pemakai yang diperoleh dari transaksi yang dicatat dan diikhtisarkan”. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan posisi keuangan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Analisis laporan keuangan memiliki sifat diagnostik, mengidentifikasi letak-letak masalah perusahaan, dan prognostik, memprediksi kinerja perusahaan di masa mendatang. Sebagian besar informasi berguna saat informasi tersebut dapat dibandingkan dengan beberapa patokan tertentu. Dalam Stice, et al
laporan keuangan akan menjadi paling informatif dan berguna jika memiliki kriteria sebagai berikut ini :
1. Ditampilkan dalam format yang baik: maksudnya pengaturan untuk setiap laporan harus sama.
2. Isi dari laporan sama; maksudnya memiliki pos-pos yanng sama dalam pencatatan akuntansi yang mendasari dan diklasifikasikan berdasarkan penjelasan yang sama.
3. Prinsip-prinsip akuntansi tidak diubah, atau, jika diubah, pengaruh keuangan dari perubahan diungkapkan.
4. Perubahan dalam keadaan atau dalam sifat transaksi yang mendasari diungkapkan
Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk menginterpretasikannya.
Terdapat dua metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai menurut Kasmir, (2008:69) yaitu sebagai berikut :
1. Analisis Vertikal (Statis)
2. Analisis Horizontal (Dinamis)
Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.
2.1.1.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan dirancang untuk membantu pemakai laporan dalam mengidentifikasi hubungan-hubungan dan trend-trend yang terjadi. Kinerja masa lalu sering merupakan indikator baik mengenai kinerja di masa yang akan datang. Pihak-pihak yang membutuhkan seperti kreditor dan pemegang saham perlu mengetahui posisi keuangan perusahaan. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan, akan terlihat kinerja perusahaan apakah mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya.
Ada beberapa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan menurut Harahap (2008:195) terdapat beberapa tujuan dari analisis laporan keuangan, yaitu :
1.Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
2.Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit) 3.Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5.Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti prediksi, peningkatan (rating) 6.Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisa laporan keuangan juga antara lain:
1) dapat menilai prestasi perusahaan.
2) dapat memproyeksi keuangan perusahaan.
3) dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu:
a. Posisi keuangan ( Asset, neraca dan modal) b. Hasil usaha perusahaan
c. Likuiditas d. Solvabilitas e. Aktivitas f. Rentabilitas
g. Indikator pasar modal
4) menilai perkembangan dari waktu ke waktu 5) melihat komposisi struktur keuangan, arus dana.
8.Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal. 9.Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik
posisi keuanga, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.
10.Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.
Analisis laporan keuangan juga memiliki manfaat. Ada beberapa manfaat bagi perusahaan dalam penggunaan analisis laporan keuangan menurut Kasmir (2008:68). Secara umum dikatakan bahwa manfaat analisis laporan keuangan adalah :
1.Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode;
2.Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan;
3.Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki;
4.Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini;
5.Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal;
2.1.2 Rasio Keuangan
2.1.2.1 Pengertian Rasio Keuangan
Rasio keuangan atau analisis rasio ( ratio analysis )”merupakan salah satu alat analisis keuangan yang populer dan banyak digunakan”(Wild dan Subramanyam, 2010:40). Rasio keuangan perannya penting dan dapat menjadi pedoman dalam mengevaluasi kegiatan aktivitas perusahaan, selain itu membandingkan kinerja dan hasil yang dicapai perusahaan antara periode tahun-tahun sebelumnya. Juga dapat menjadi ukuran perbandingan dengan perusahaan lainnya.
Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasi area yang memerlukan investigasi yang lebih lanjut. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan trend yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Seperti alat analisis lainnya, rasio yang paling bermanfaat bila orientasi ke depan. Hal ini berarti kita sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan ukurannya di masa depan.
Rasio keuangan memiliki keunggulan, sehingga para pihak pemakai laporan keuangan sering menggunakan rasio keuangan. Menurut Harahap (2006:298) ada beberapa keunggulan rasio keuangan yaitu :
2. Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4. Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score).
5. Rasio menstandarisir size perusahaan.
6. Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
7. Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
2.1.2.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Secara umum, rasio yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi biasanya dalam jangka pendek. Kewajiban jangka pendek adalah utang (debt) yang mesti dibayar dalam periode waktu yang sama yang dipakai dalam menentukan aktiva lancar. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas perusahaan adalah kreditor, seperti pemasok dan bankir.
likuid bila perusahaan mampu untuk membayar kewajiban jangka pendeknya, seperti utang dagang, utang gaji, utang pajak. Sebaliknya, perusahaan yang tidak mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dikatakan illikuid atau tidak likuid.
Menurut Kasmir (2008:134) “jenis rasio likuiditas yang ada seperti
current ratio, quick ratio atau acid test ratio, cash ratio, rasio perputaran kas, inventory to net working capital”.
2. Rasio Solvabilitas
Pendanaan perusahaan bersumber dari dua pendanaan yaitu dari kreditor jangka pendek seperti pemasok dan kreditor jangka panjang seperti pemegang saham. Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Wild dan Subramanyam. 2010:46).
Menurut Kasmir (2008:155) “beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan adalah debt to asset ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, tangible asset debt coverage, current
liabilities to net worth, time interest earned, dan fixed charge coverage”.
3. Rasio Aktivitas
perputaran piutang usaha (account receveible turnover), rasio perputaran persediaan (inventory turnover), rasio perputaran modal kerja (working capital turnover), rasio perputaran aset tetap (PPE turnover), dan rasio perputaran total aset (total asset turnover).
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio ini memberi ukuran tingkat efektivitas manajemen perusahaan. Tujuan perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk tetap bertahan perusahaan harus mampu untuk menghasilkan laba. Bila perusahaan rugi, pihak kreditor akan mempertimbangkan untuk tetap memberi pinjaman atau menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
Menurut Kasmir (2008:199) rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:
1. Profit margin ( profit margin on sales) yang terdiri dari a. Gross Profit margin
b. Net Profit Margin
2. Return on Investment (ROI) 3. Return on Equity (ROE) 4. Laba Per Lembar Saham 5. Rasio Ukuran Pasar
peneliti adalah rasio ukuran pasar. Rasio ini adalah rasio yang paling sering dipergunakan oleh pihak investor di bursa efek. Rasio ini menggambarkan kondisi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Indikator ini biasanya dipakai investor untuk mengukur tingkat ketertarikan terhadap harga saham tertentu. Rasio ini menunjukan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai buku saham tersebut yang di gambarkan di Neraca. Semakin tinggi rasio yang didapat, maka semakin tinggi pula minat investor untuk membeli saham tersebut. Yang berdampak naiknya harga pasar saham di pasar modal.
2.1.3 Market Value
Market value merupakan persepsi pasar yang berasal dari investor, kreditur dan stakeholder lain terhadap kondisi perusahaan dan biasanya tercermin pada nilai pasar saham perusahaan. MV adalah keseluruhan nilai saham yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan kata lain, MV adalah jumlah yang harus dibayar untuk membeli perusahaan secara keseluruhan. Nilai pasar (MV) adalah harga saham pada akhir tahun. Nilai pasar yang semakin tinggi menunjukkan bahwa saham tersebut sangat diminati oleh investor karena dengan semakin tinggi harga saham akan menghasilkan capital gain yang semakin besar.
2.1.4 Economic Value Added
EVA merupakan salah satu tolak ukur yang tepat untuk menilai kinerja keuangan. EVA dapat menjadi tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai dari modal yang telah ditanamkan investor dan pemegang saham.
2.1.4.1 Keunggulan dan Kelemahan EVA
EVA memiliki beberapa kelemahan dan keunggulan, sebagai penilai kinerja perusahaan EVA memiliki beberapa keunggulan. Berikut keunggulan EVA:
1. EVA memiliki hubungan yang erat dengan Net Present Value (NPV) 2. EVA dipengaruhi oleh semua keputusan yang dibuat oleh manajer. 3. EVA merupakan indeks yang tepat untuk menentukan reward manajer.
4. EVA merupakan ukuran kinerja keuangan yang paling baik untuk menjelaskan economic profit suatu perusahaan, dibandingkan dengan ukuran lain.
5. Ada hubungan antara EVA dengan Market Value perusahaan.
6. EVA juga merupakan ukuran kinerja yang berkaitan langsung dengan kemakmuran pemegang saham sepanjang waktu.
7. EVA menunjukkan bahwa nilai perusahaan tergantung langsung pada kinerja manajemen.
Namun EVA juga memiliki kelemahan, yaitu sebagai berikut: 1. EVA biasanya dihitung berdasarkan langkah historis
2. Analisis Economic Value Added kadang-kadang tidak praktis, misalnya pada perusahaan-perusahaan yang baru didirikan.
2.1.4.2 Perhitungan EVA
Untuk dapat menjadi alat pengukur kinerja, EVA dihitung sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2006:165):
EVA = (Modal ekuitas)(ROE – Biaya modal ekuitas)
Dapat disimpulkan dari perhitungan diatas yaitu sebagai berikut:
1. Jika EVA > 0 hal ini menunjukkan terjadi nilai tambah ekonomis bagi
perusahaan.
2. Jika EVA < 0 hal ini menunjukkan tidak terjadi nilai tambah ekonomis
bagi perusahaan.
3. Jika EVA = 0 hal ini menunjukkan perusahaan dalam keadaan impas karena semua laba yang tersedia digunakan untuk membayar kewajiban kepada para pemegang saham dan investor.
2.1.5 Return on Equity
yang cukup tinggi, maka perusahaan tersebut dapat atau mampu menghasilkan kas untuk kegiatan internal perusahaan.
ROE = ���� ����� ℎ������ ℎ ����� ����� �������
2.1.6 Earning per Share
EPS merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan,karena besar kecilnya EPS akan ditentukan oleh laba perusahaan. Dalam berinvestasi di bursa, setidaknya investor akan memperlihatkan berbagai aspek, salah satunya adalah penghasilan per lembar saham (earning per share atau EPS)”.
EPS = ���� ����� ℎ������ ℎ ����� ����� ℎ ��ℎ�� �������
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian penulis disajikan pada Tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Variabel Hasil Penelitian
1. Noer
Sasongko dan Nila Wulandari (2006) Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Variabel independen : EVA, ROA, ROE,
ROS,,BEP dan
EP
Variabel dependen: Harga Saham
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa EPS berpengaruh positif signifikan 5% pada harga
saham. EVA, ROA, ROE,
ROS,,BEP dan EVA tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham
2. Dwiatma
Patriawan (2008) Analisis Pengaruh Earning PerShare Variabel independen: Earning PerShare (EPS),
Hasil menunjukkan bahwa
EPS berpengaruh
(EPS), Return on Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham
Return on Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER)
Variabel dependen: Harga Saham
saham, ROE berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap harga saham,
DER berpengaruh tidak
signifikan dan negatif terhadap harga saham. Secara simultan EPS,ROE,DER berpengaruh terhadap perubahan harga saham.
3. Wibowo
Mailani (2010)
Analisis
Pengaruh Book
Value, Economic Value Added, Intellectual Capital terhadap Market Value (Studi pada Emiten non Perbankan Indeks LQ-45) Variabel independen: Book Value, Economic Value Added, Intellectual Capital Variabel dependen: Market Value Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan maupun parsial variabel Book Value, Economic Value Added, Intellectual Capital berpengaruh signifikan
terhadap Market Value
4. Leony
Vitasari (2010) Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value
Added (MVA)
Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen: Economic Value
Added (EVA)
Variabel Dependen:
Market Value
Added (MVA)
Secara parsial, Economic
Value Added (EVA)
berpengaruh signifikan
terhadap Market Value
Added (MVA). Kenaikan
atau penurunan EVA akan berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan MVA. Semakin tinggi MVA, maka semakin baik kinerja yang telah dilakukan oleh perusahaan.
5. Niekie
Arwiyati Shidiq (2012) Pengaruh EVA, Rasio Profitabilitas, dan EPS Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-Variabel Independen: EVA, ROE, ROA, ROS dan EPS
Variabel Dependen: Harga Saham
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa EVA dan EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham sedangkan ROE dan ROS berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham dan ROA berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga
saham. Nilai Adjusted R
dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya 16,2% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.
6. Zadollah
Fathi (2012) Relationship the Economic Value Added (EVA) With Stock Market Value (MV) and Profitability Ratios Variabel independen: Economic value added, Return on equity, Return on assets, Earning per share, and Prifitability. Variabel dependen: Market Value Hasil penelitian menunjukkan bahwa Economic value added, Return on equity,
Profitabilitas dan Earning
per share berpengaruh
positif signifikan terhadap
Market Value. Selain itu,
tidak ada hubungan yang signifikan antara Return on asset terhadap Market Value
Sumber: data diolah penulis (2014)
2.3 Kerangka Konseptual
Alat pengukuran kinerja keuangan perusahaan menjadi penting bagi investor maupun perusahaan terkait untuk mengetahui bagaimana kondisi kinerja keuangan perusahaan yang dialami perusahaan. Apakah perusahaan berada diposisi bertumbuh, konstan ataupun mengalami penurunan kondisi keuangan. Faktor ini menjadi penting untuk menstimulus minat investor untuk tetap mempertahankan dana yang dimilikinya pada perusahaan. Banyaknya alat ukur yang digunakan dalam mengukur kondisi kinerja keuangan perusahaan. Namun, pada penelitian ini penulis membatasi tiga alat ukur yang dianggap penting menjadi pertimbangan investor yaitu: EVA, ROE, dan EPS dalam mengukur kinerja keuangan serta memiliki pengaruh yang tercemin pada Market Value
EVA merupakan salah satu tolak ukur yang tepat untuk menilai kinerja keuangan. EVA dapat menjadi tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai dari modal yang telah ditanamkan investor dan pemegang saham. Menurut hasil penelitian Mailani (2010), Shidiq (2012), Fathi (2012) yang menemukan bahwa EVA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Market Value.
ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri (saham). ROE adalah rasio yang memberikan informasi pada para investor tentang seberapa besar tingkat pengembalian modal dari perusahaan yang berasal dari kinerja perusahaan menghasilkan laba. Semakin besar nilai ROE maka tingkat pengembalian yang diharapkan investor juga besar. Semakin besar nilai ROE maka perusahaan dianggap semakin menguntungkan. Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Fathi (2012) yang menemukan bahwa ROE berpengaruh positif signifikan terhadap Market Value. Selain Shidiq (2012) menemukan ROE berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham.
Patriawan (2008), Shidiq (2012), Fathi (2012) menemukan bahwa EPS berhubungan positif dan signifikan terhadap Market Value.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka kerangka konseptual ini dapat dikemukakan sebagai berikut : Market Value (Y) dipengaruhi oleh Economic Value Added (X1), Return on Equity (X2) dan Earning per Share (X3). Secara
sistematis kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:51) “hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pernyataan penelitian yang memerlukan ujian secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan”.
Economic Value Added
(EVA)(X1)
Return on Equity (ROE)
(X2)
Earning per Share (EPS)
(X3)
Market Value
H1 : Economic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan terhadap
Market Value (MV) pada industri perbankan di bursa efek Indonesia.
H2 : Return on equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap Market Value (MV) pada industri perbankan di bursa efek Indonesia.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini bermaksud menjelaskan pengaruh antar variabel melalui pengujian hipotesis. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh economic value added (EVA),
Return on Equity (ROE), dan Earning per share (EPS) terhadap Market Value
(MV).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data dari website Indonesia
Stock Exchange (IDX), website Bursa Efek Indonesia :
berupa laporan keuangan perusahaan yang akan diteliti. Penelitian ini mengambil periode tahun 2011, 2012, dan 2013. Penelitian dilakukan mulai September 2014 sampai dengan Maret 2015.
3.3Batasan Operasional
Pembatasan penelitian perlu dilakukan dengan tujuan agar pokok penelitian yang diteliti tidak terlalu melebar dari yang sudah ditentukan. Peneliti dalam hal ini membatasi penelitian sebagai berikut :
1. Periode penelitian adalah periode tahun 2011-2013.
3. Data Harga Saham penutup digunakan dari perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
3.4Defenisi Operasional
Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur. Dilihat dari sudut pandang hubungannya variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1 secara ringkas dibawah ini:
Tabel 3.1
Variabel-Variabel Penelitian
Variabel Definisi Variabel Pengukuran
Economic Value Added (X1)
Laba operasional setelah pajak dengan total biaya modal tahunan.
EVA = (Modal ekuitas)(ROE – Biaya modal ekuitas)
Return on Equity (X2)
Pengukur kemampuan perusahaan
memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan
ROE = ���� ����� ℎ������ ℎ�����
����� �������
Earning per Share (X3)
Salah satu indikator
yang dapat menunjukkan kinerja
perusahaan,karena besar kecilnya EPS akan ditentukan oleh laba perusahaan.
EPS = ���� ����� ℎ������ ℎ�����
����� ℎ��ℎ���������
Market Value (Y)
Persepsi pasar yang berasal dari investor, kreditur dan stakeholder lain terhadap kondisi perusahaan dan biasanya tercermin pada
nilai pasar saham perusahaan
3.5Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi menurut Sugiyono (2005:72) adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti guna dipelajari dan ditarik suatu kesimpulan.
Menurut Erlina (2007:74) “sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Oleh sebab itu, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau mewakili. Jika sampel kurang representative maka mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya”. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2013 yang berjumlah 39 perusahaan perbankan. Berikut daftar perusahaan perbankan yang dijadikan populasi penelitian:
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
No Kode
Emiten
Nama Emiten Tanggal IPO
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk 08-Aug-2003
2 BABP Bank ICB Bumi Putra Tbk 15-Jul-2002
3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 08-Oct-2007
4 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 08-Jan-2008
5 BBCA Bank Central Asia Tbk 31-May-2000
6 BBKP Bank Bukopin Tbk 10-Jul-2006
7 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk 08-Jul-2013
8 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 25-Nov-1996 9 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 10-Jan-2001 10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10-Nov-2003 11 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 17-Dec-2009
12 BCIC Bank Mutiara Tbk 25-Jun-1997
13 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 06-Dec-1989
14 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 13-Jul-2001
15 BINA Bank Ina Perdana Tbk 16-Jan-2014
17 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Tbk)
12-Jul-2012
18 BKSW Bank Kesawan Tbk 21-Nov-2002
19 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk 11-Jul-2013 20 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 14-Jul-2003
21 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 31-Dec-1999
22 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 29-Nov-1989
23 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 21-Nov-1989
24 BNLI Bank Permata Tbk 15-Jan-1990
25 BSIM Bank Sinar Mas Tbk 13-Dec-2010
26 BSWD Bank Swadesi Tbk 01-May-2002
27 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 12-Mar-2008 28 BVIC Bank Victoria International Tbk 30-Jun-1999
29 DNAR Bank Dinar Indonesia Tbk 11-Jul-2014
30 INPC Bank Artha Graha International Tbk 29-Aug-1990 31 MAYA Bank Mayapada International Tbk 29-Aug-1997 32 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk 03-Jul-2007
33 MEGA Bank Mega Tbk 17-Apr-2000
34 NAGA Bank Mitraniaga Tbk 09-Jul-2013
35 NISP Bank NISP OCBC Tbk 20-Oct-1994
36 NOBU Bank Nationalnobu Tbk 20-May-2013
37 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 29-Dec-1982
38 PNBS Bank Pan Indonesia Syariah Tbk 15-Jan-2014 39 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 15-Dec-2006 Sumber: www.idx.co.id
Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2013.
2. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari variabel yang diteliti.
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No Kode
Emiten
Nama Emiten Tanggal IPO
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk 08-Aug-2003
2 BABP Bank ICB Bumi Putra Tbk 15-Jul-2002
3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 08-Oct-2007
4 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 08-Jan-2008
5 BBCA Bank Central Asia Tbk 31-May-2000
6 BBKP Bank Bukopin Tbk 10-Jul-2006
7 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 25-Nov-1996 8 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 10-Jan-2001 9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10-Nov-2003 10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 17-Dec-2009
11 BCIC Bank Mutiara Tbk 25-Jun-1997
12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 06-Dec-1989
13 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 13-Jul-2001
14 BJBR Bank Jabar Banten Tbk 08-Jul-2010
15 BKSW Bank Kesawan Tbk 21-Nov-2002
16 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 14-Jul-2003
17 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 31-Dec-1999
18 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 29-Nov-1989
19 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 21-Nov-1989
20 BNLI Bank Permata Tbk 15-Jan-1990
21 BSIM Bank Sinar Mas Tbk 13-Dec-2010
22 BSWD Bank Swadesi Tbk 01-May-2002
23 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
12-Mar-2008 24 BVIC Bank Victoria International Tbk 30-Jun-1999 25 INPC Bank Artha Graha International Tbk 29-Aug-1990 26 MAYA Bank Mayapada International Tbk 29-Aug-1997 27 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk 03-Jul-2007
28 MEGA Bank Mega Tbk 17-Apr-2000
29 NISP Bank NISP OCBC Tbk 20-Oct-1994
30 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 29-Dec-1982
31 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 15-Dec-2006 Sumber : data diolah penulis (2014)
3.6Jenis Data
dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numerik (Kuncoro, 2009:124). Data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 yang berasal dari
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan cara:
A. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan. Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara lain berupa jurnal, buku, skripsi dan thesis.
B. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format elektronik. Data yang disajikan dalam format elektronik ini antara lain berupa laporan-laporan BEI, dan situs internet.
3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Analisis Deskriptif
3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model regresi berganda dengan bantuan software SPSS for windows. Analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk menghasilkan suatu model yang baik, pengujian asumsi klasik tersebut meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
3.8.2.1 Uji Normalitas
Menurut Erlina (2008:102), tujuan uji normalitas data adalah untuk “mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Dengan melakukan uji Kolmogorav-Smirnov
terhadap model yang diuji, cara ini dapat mendeteksi apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikan atau probabilitas > 0,05, maka residual tidak memiliki distribusi normal.
Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005:110) sebagai berikut :
B.Jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garisdiagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.8.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel independen. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan melakukan uji korelasi antara variabel independen dengan menggunakan tolerance dan varians inflating faktor (VIF). VIF merupakan suatu jumlah yang menunjukkan variabel independen dapat dijelaskan oleh variabel independen lain dalam persamaan regresi. Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui dengan kriteria berikut ini:
Jika VIF > 5, maka terjadi multikolineritas Jika VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas Jika tolerance < 0.01, maka terjadi multikolinearitas Jika tolerance > 0.01, maka tidak terjadi multikolinearitas
3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas
variabel dependen. Menurut Ghozali (2005:105) dasar analisis menetukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:
A. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
B. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.8.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2013:110).
Untuk mengetahui ada ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan dua pengujian, yaitu Uji Durbin-Watson (DW test ) yaitu Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi 5% . Uji ini mensyaratkan adanya konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : tidak ada autokorelasi (r=0) H1 : ada autokorelasi (r≠0)
Tabel 3.4
Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi
Hipotesis 0 Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl < d< du Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4-dl < d <4 Tidak ada autokorelasi negative No decision 4-du < d <4-dl Tidak ada autokorelasi positif
atau negatif
Terima du < d < 4-du
3.9 Pengujian Hipotesis
3.9.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Model yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah dengan menggunakan model analisis regresi linier berganda. Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dalam bentuk fungsi market value.
Y = βo + β1X1+ β2X2+ β3X3 +e Keterangan :
Y = market value
βo = konstanta
X1 = economic value added X2 = return on equity X3 = earning per share
β1,β2,β3 = koefisien regresi
e = variabel pengganggu
3.9.2 Uji Signifikan Simultan (Uji statistik f)
Hipotesis :
H0 : bi = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari Economic Value Added, Return on equity, dan Earning Per Share terhadap
Market Value
Ha : bi ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari Economic Value Added, Return on equity, dan Earning Per Share terhadap
Market Value
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan thitung dengan ketentuan : Jika Fhitung < F Tabel padaα 0.05, maka Ha ditolak
Jika Fhitung > F Tabel padaα 0.05, maka Ha diterima
3.9.3 Uji Signifikan Parsial (Uji statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk menilai hubungan antara variabel dependen dan variabel independen apakah memiliki pengaruh satu dengan yang lainnya, dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen dan variabel dependen secara parsial. Apabila
thitung menunjukkan nilai lebih besar dibandingkan dengan ttabel, maka koefisien
regresi variabel independen adalah signifikan. Bentuk pengujian adalah:
H0 : bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Economic Value Added, Return on equity, dan Earning Per Share terhadapMarket Value
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan thitung dengan ketentuan :
Jika thitung < ttabel padaα 0.05, maka Ha ditolak Jika thitung > ttabel padaα 0.05, maka Ha diterima
3.9.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Objek Penelitian
Pada bab ini membahas sejumlah analisis berkaitan dengan data-data keuangan yang diperoleh dari penelitian. Adapun urutan pembahasan secara sistematis adalah sebagai berikut: 1. Statistik deskriptif, 2. Pengujian asumsi klasik, 3. Analisis data yang berupa hasil analisis regresi linier berganda, 4. Pengujian variabel independen baik secara parsial, simultan, dan determinasi, 5. Pembahasan tentang pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 31 perusahaan, periode waktu tahun 2011 sampai dengan 2013. Sehingga jumlah observasi penelitian dalam penelitian ini adalah 3 tahun observasi dikali 31 sampel adalah sebanyak 93 observasi. Namun, jumlah observasi yang digunakan hanya sebanyak 63 observasi dikarenakan peneliti melakukan menghilangkan data outlier pada variabel independen agar data yang digunakan dapat memenuhi uji asumsi klasik.
4.2 Pengujian Data
Sebelum melakukan analisis data maka penelitian ini melakukan pembersihan data terlebih dahulu yaitu dengan membuang data outlier pada sampel penelitian. Setelah data outlier dibuang maka sampel penelitian yang awalnya berjumlah 93 menjadi 63. Adapun tahapan dalam membuang data outlier tersebut adalah(www.widhiarso.staff.ugm.ac.id):
b. Pilih analyze- regression-liniear kemudian masukkan no subyek menjadi variabel dependen dan variabel x dan y pada variabel independen pilih save maka checklist pada bagian residual yaitu deleted dan bagian distance checklist mahalanobis, kemudian klik continue dan ok. Maka akan muncul kolom baru pada data view yaitu kolom mahal.
c. Lihat hasil output pada tabel residual statistic data (angka) pada bagian mahal maksimum, data yang tertera pada tabel tersebut dihapus pada data view kolom mahal.
d. Regresi ulang sehingga data penelitian menjadi lebih baik. Gambar tahapan tersebut dapat dilhat pada lampiran 5.
4.3 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
EVA 63 -498513.64 2701106.56 267219.0367 5.73508E5
ROE 63 -.03 .26 .1269 .06216
EPS 63 -8.28 429.59 97.9101 107.48143
MV 63 50.00 6100.00 1142.8889 1316.81055
Valid N (listwise) 63
Sumber: Hasil Penelitian , 2015 (Data Diolah)
perusahaan BKSW tahun 2012. Hal ini dikarenakan perusahaan BKSW memiliki laba bersih sebesar Rp -29.499 dan jumlah saham yang beredar sebesar Rp 3.561. Sehingga nilai EPS nya lebih rendah dbandingkan perbankan lainnya. Nilai maximum Market Value sebesar Rp 6100, yaitu pada perusahaan BDMN tahun 2012. Sedangkan nilai minimum Market Value sebesar Rp 50, yaitu pada perusahaan BCIC.
4.4 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi berganda. Dari hasil perhitungan sampel selama tiga tahun periode pengamatan, maka dalam penelitian ini perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu yang meliputi: uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi yang dilakukan sebagai berikut:
4.4.1. Uji normalitas
Pengujian apakah distribusi data normal atau tidak, salah satunya dengan menggunakan analisis grafik. Cara yang paling sederhana adalah dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal sebagaimana Gambar 4.1 berikut:
Sumber: Hasil Penelitian , 2015 (Data Diolah)
Dengan melihat tampilan grafik histogram, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Namun demikkian dengan hanya melihat histogram, hal ini dapat memberikan hasil yang meragukan khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang handal adalah dengan melihat normal probability plot, dimana pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.2 berikut:
Sumber: Hasil Penelitian , 2015 (Data Diolah)
Gambar 4.2
Jika dilihat berdasarkan grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar tidak jauh dari garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa grafik pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dalam uji normalitas residual dengan grafik dapat menyesatkan apabila tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, oleh karena itu untuk melengkapi uji grafik dilakukan juga uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
One- Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 63
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 4.28623767E2
Most Extreme Differences Absolute .171
Positive .171
Negative -.096
Kolmogorov-Smirnov Z 1.355
Asymp. Sig. (2-tailed) .051
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Penelitian , 2015 (Data Diolah)
4.4.2. Uji Multikolinearitas
Dalam mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas antar variabel independen pada model persamaan pertama digunakan variance inflation factor
(VIF). Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dalam output SPSS maka besarnya VIF dari masing-masing variabel independen dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan VIF
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
EVA .478 2.092
ROE .689 1.451
EPS .396 2.526
Sumber: Hasil Penelitian , 2015 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa kedua variabel independen tidak terjadi multikolinearitas karena nilai VIF < 5,0. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh antar variabel independen. Dengan demikian variabel independen (EVA, ROE, dan EPS) dapat digunakan untuk memprediksi
market value selama periode pengamatan.
4.4.3. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 144.900 75.077 1.930 .058
EVA 8.130E-5 .000 .161 .990 .326
ROE 531.597 630.932 .114 .843 .403
EPS .812 .481 .302 1.687 .097
a. Dependent Variable: absut
Sumber: Hasil Penelitian , 2015 (Data Diolah)
Sumber: Ha