PERAN MASYARAKAT KARO DALAM MELESTARIKAN BUDAYA KARO DI DESA DOKAN KECAMATAN MEREK
KABUPATEN KARO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persayaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Rista Lusiani Tarigan NIM. 3122111007
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii ABSTRAK
Rista Lusiani Tarigan, NIM 3122111007. “Peran Masyarakat Karo Dalam Melestarikan Budaya Karo Di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo”.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
kasih-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Selesainya skripsi ini bukan
karena kuat atau karena hebatnya penulis akan tetapi karena kebaikan Dia yang
terus mengasihi senantiasa, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat waktu yang berjudul “PERAN MASYARAKAT KARO DALAM
MELESTARIKAN BUDAYA KARO DI DESA DOKAN KECAMATAN
MEREK KABUPATEN KARO”
Penulis sadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna serta
banyak kesalahan dan kekurangan, dengan segala keterbukaan maka penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis berharap kedepannya
banyak karya-karya yang bermunculan yang lebih baik lagi.
Penyusunan dan penyelesaian skripsi ini dibantu dan dibimbing oleh
berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materi yang di berikan kepada
penulis. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapakan terima ksih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan beserta staffnya.
2. Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dr.Reh Bungana Beru PA, SH, M.Hum selaku ketua jurusan sekaligus
iv
yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Arief Wahyudi, SH., MH selaku Sekertaris Jurusan dan sekaligus
selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan bimbingan dan
arahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Yusna Melianti, SH selaku dosen Pembimbing Akademik sekaligus
selaku dosen penguji yang telah banyak membantu penulis dalam
penulisan skripsi ini.
6. Ibu Julia Ivana, S.Sos., M.Si., M.AP selaku dosen penguji yang telah
banyak membimbing dan member motivasi kepada penulis dalam
penulisan skripsi ini.
7. Dan seluruh bapak /ibu dosen jurusan pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan yang telah banyak memberikan ilmu-ilmu pengetahuan
dan pengalaman yang luar biasa kepada penulis.
8. Bapak Samuel Ginting selaku kepala desa Dokan, dan Bapak johanes
Ginting selaku sekdes desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo
besaserta kepengurusan pemerintahan desa dokan.
9. Kepada para informan yang memberikan informasinya kepada penulis,
khususnya kepada Masyarakat Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten
Karo, yang memberikan keramahan dan mendukung, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini .
10.Teristimewa kepada kedua orang tua saya RismonTarigan danTalenta Br
v
berupa materiil serta doa-doa dan usaha-usaha yang dilakukan supaya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan benar.
11.Kepada kedua adik saya Repika Sari dan Reka Yana yang selalu ada,
selalu siap dan selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini
agar selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan.
12.Kepada seluruh keluarga besar Tarigan dan Barus yang telah banyak
memberikan dukungan, doa serta motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
13.Kepada sahabat kempompong saya Ifni Sriulina, Inti Lady, Gembira dan
Ririn Meldiana Tindaon yang telah membantu penulis dan selalu memiliki
banyak waktu untuk memberikan motivasi kepada penulis dalam penulisan
skripsi ini.
14.Kepada seluruh teman-teman PPKn Reg B 2012 yang telah banyak
memberikan pelajaran dan pengalaman selama 4 tahun ini kepada penulis
dan yang telah banyak memberi motivasi kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
15.Kepada seluruh teman-teman PPL di SMK GBKP Kabanjahe sekaligus
sebagai saudara yang berawal dari PPL selalu bias berteman baik dan
selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
16.Kepada Dewi deviani dan Elva Sefta teman satu kos yang selalu ada
selama 4 tahun ini dan mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini.
17.Kepada sahabat saya Elsa Cristy, Crist Martin dan Adi Pranata yang selalu
vi
kesulitan. Dan yang selalu banyak meluangkan banyak waktu kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
18.Kepada abang tersayang Junior Surbakti yang telah banyak berkorban
kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan. Baik dari segi waktu,
materi dan tenaga yang selalu siap kapan saja ketika penulis membutuhkan
sesuatu.
19.Dan kepada seluruh sahabat, teman, keluarga yang tidak saya sebut
namanya satu persatu, terimakasih buat semua doa, dukungan, motivasi
serta waktu yang kalian berikan kepada penulis dalam menyelesakan akhir
perkuliahan ini dengan baik dan benar sesuai dengan waktu yang
diharapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi dunia pendidikan di jurusan PPKn serta bagi siapa saja yang
membacanya.
Medan, Desember 2016 Penulis ,
vii DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Batasan Masalah ... 8
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelelitian ... 9
F. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Kerangka teoritis ... 10
1. Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Kebudayaan ... 10
a. Pengertian peran ... 10
b. Pengertian masyarakat ... 12
c. Kebudayaan ... 13
2. Kebudayaan Suku Karo... 15
viii
1) Merga (marga) ... 15
2) Rumah Adat Suku Karo ... 15
3) Bahasa Karo ... 16
4) Ertutur ... 16
b. Lembaga adat budaya Karo ... 17
c. Fungsi budaya Karo bagi masyarakat ... 18
B. Kerangka Berpikir ... 20
C. Kerangka Konsep ... 23
BAB III METODE PENELITIAN... 24
A. Jenis Penelitian ... 24
B. Jenis Data ... 24
1. Data Primer ... 24
2. Data Sekunder ... 25
C. Lokasi Penelitian ... 25
D. Populasi dan Sampel ... 26
1. Populasi ... 26
2. Sampel ... 26
E. Variabel dan Defenisi Operasional ... 26
1. Variabel penelitian ... 26
2. Defenisi Operasional ... 27
F. Teknik Pengumpulan Data ... 27
G. Teknik Analisis Data ... 28
ix
A. Gambaran umum tentang desa Dokan Kecamatan Merek
Kabupaten Karo ... 30
1. Letak Geografis ... 30
2. Sejarah Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo ... 31
3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 36
B. Peran masyarakat dalam melestarikan budaya Karo di desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo ... 37
C. Upaya pemerintah dalam melestarikan budaya Karo di Desa Dokan KecamTan Merek Kabupaten Karo ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 63
x LAMPIRAN
1. Dokumentasi
2. Daftar pertanyaan wawancara
3. surat dari tempat penelitian
4. Nota Tugas
5. Surat izin Penelitian dari Fakultas
6. Surat izin penelitian dar Jurusan
7. Surat keterangan dari perpustakaan jurusan
8. Surat keterangan dari perpus Fakultas
9. Surat keterangan dari perpus UNIMED
10.Lembar keaslian tulisan
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah
Indonesia dikenal sebagai Negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa.
Masing-masing suku bangsa memiliki warisan budaya yang tak ternilai
harganya.Kata “budaya” dipakai sebagai suatu singkatan dari “kebudayaan”
dengan arti yang sama. Kata “kebudayaan” berasal dari bahasa sanskerta
buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”.
Dengan demikian, kebudayaan dapat diartikan : “hal-hal yang bersangkutan
dengan akal” (Koentjaraningrat, 1990:181).
Menurut Koentjaraningrat (dalam Muin 2013:136) kebudayaan adalah
keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Unsur
belajar merupakan hal terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan.
Hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang tak
perlu dibiasakan dengan belajar.
Budaya merupakan suatu tatacara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Nilai-nilai
budaya yang menjadi ciri-ciri kehidupan suatu masyarakat biasanya terkandung di
2
sekelompok orang yang terorganisasi, hidup dan bekerjasama untuk mencapai
suatu tujuan. Artinya masyarakat memiliki organisasi dan aturan-aturan untuk
berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.
Budaya merupakan bagian dari masyarakat. Kebudayaan tidak akan
pernah ada apabila masyarakat tidak ada, sebaliknya masyarakat tanpa
kebudayaan akan kehilangan arah dalam menjalani kehidupannya. Dapat pula
disebutkan bahwa masyarakat merupakan pendukung dari kebudayaan.
Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang manapun dan
tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh
masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan T.O. Ihromi (2006 : 18).
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama
secara sosial oleh para anggota suatu masyarakat. Setiap kebudayaan terdapat
unsur-unsur yang juga dapat dimiliki oleh kebudayaan lain. Koentjaraningrat
menyebutkan sebagai unsur-unsur kebudayaan yang universal yang meliputi :
1. Sistem religi dan upacara keagamaan 2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan
3. Sistem pengetahuan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem mata pencaharian hidup
7. Sistem tegnologi dan peralatan
Secara eksplisit, budaya suatu suku bangsa lebih banyak tampak dalam hal
makanan khas, pakaian adat, bahasa, kegiatan adat dan lain sebagainya. Misalnya
suku karo yang memiliki cirri khas yang menjadi identitas mereka. Suku karo
3
ketteng-ketteng, landek sebagai bentuk kesenian dan bahasa karo sebagai bahasa
khas.
Pada hakikatnya, budaya merupakan identitas bangsa yang harus dihormati
dan dijaga serta dilestarikan agar kebudayaan tersebut tidak hilang dan kelak
menjadi warisan bagi generasi berikutnya. Keanekaragaman budaya di Indonesia
merupakan salah satu daya tarik bangsa lain untuk mengetahui, bahkan tidak
sedikit yang tertarik untuk mempelajari budaya Indonesia yang dikenal sangat
unik.
Kebanggaan bangsa Indonesia akan budaya yang beraneka ragam
mengundang tantangan bagi seluruh rakyat untuk mempertahankan dan
melestarikan budayanya agar tidak pudar bahkan dicuri oleh bangsa lain. Hal ini
masih tampak dari penggunaan bahasa daerah sebagai alat komunikasi sehari-hari
oleh masing-masing suku dan kegiatan adat yang masih dilaksanakan dalam acara
pernikahan, kematian dan lain sebagainya.
Salah satu wujud dari kebudayaan adalah adat istiadat sedangkan upacara
merupakan wujud nyata dari adat istiadat yang berhubungan dengan segala aspek
kehidupan manusia baik itu aspek sosial, budaya, ekonomi dan lain sebagainya.
Pada masyarakat tradisional kegiatan mengaktifkan kebudayaan antara lain
diwujudkan dalam pelaksanaan upacara tradisonal, yakni dalam bentuk upacara
kematian, kelahiran, perkawinan, sunatan, syukuran dan lain sebagainya yang
memang manjadi sarana sosialisasi bagi kebudayaan yang telah dimantapkan
4
Indonesia memiliki kebudayaan beraneka ragam yang mengundang
tantangan bagi seluruh rakyat untuk mempertahankan dan melestarikan
budayanya agar tidak pudar bahkan dicuri oleh bangsa lain. Hal ini dari
penggunaan bahasa daerah sebagai alat komunikasi sehari-hari oleh
masing-masing suku dan kegiatan adat yang masih dilaksanakan dalam acara pernikahan,
kematian dan lain sebagainya.Salah satu wujud dari kebudayaan adalah adat
istiadat.Adapunupacara adat merupakan wujud nyata dari adat istiadat yang
berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia baik itu aspek sosial,
budaya, ekonomi dan lain sebagainya.
Masyarakat tidak pernah terlepas dari kebudayaan. Kebudayaan tidak akan
pernah ada apabila masyarakat tidak ada, sebaliknya masyarakat tanpa
kebudayaan akan kehilangan arah dalam menjalanikehidupannya.Kehidupan
kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya, sebab kebudayaan ada
karena adanya masyarakat pendukungnya.
Kebudayaan adalah satu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama-sama oleh sebuah kelompok manusia yang diwariskan secara
turun-temurun dari generasi ke generasi yang dipengaruhi oleh norma adat istiadat yang
berlaku di dalam masyarakat itu sendiri.Dapat pula disebutkan bahwa masyarakat
merupakan pendukung dari kebudayaan.
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
moral, hukum, adat-istiadat dan sebagainya. Jadi, setiap tindakan masyarakat
secara keseluruhan disebut kebudayaan, dalamnya terdapat juga unsur-unsur
5
Pada masyarakat tradisional kegiatan mengaktifkan kebudayaan antara lain
diwujudkan dalam pelaksanaan upacara adat, yakni dalam bentuk upacara
kematian, kelahiran, perkawinan, sunatan, syukuran dan lain sebagainya yang
memang menjadi sarana sosialisasi bagi kebudayaan yang telah dimantapkan
lewat pewarisan (transformasi) tradisi.
Dalam arti cara hidup masyarakat itu apabila kebudayaan diterapkan pada
cara hidup kita sendiri. Tiap masyarakat memiliki kebudayaan, bagaimanapun
sederhananya kebudayaan itu dan setiap manusia adalah makhluk berbudaya,
dalam arti mengambil bagian dalam suatu kebudayaan.
Pada umumnya semua suku bangsa berupaya untuk melestarikan dan
mempertahankan kebudayaannya, tetapi ada kalanya beberapa suku mengalami
erosi atau pengikisan kebudayaan yang disebabkan oleh kontak dengan budaya
lain, terutama masyarakat di perkotaan. Erosi atau pengikisan kebudayaan yang
dimaksud ditandai dengan kurangnya pemahaman masyarakat suatu suku terhadap
kebudayaannya sendiri.
Dewasa ini, tidak semua masyarakat benar-benar peduli akan pelestarian
budayanya. Hal ini menyebabkan beberapa kebudayaan berada pada taraf yang
memprihatinkan. Salah satu kebudayaansuku bangsa yang perlu dijaga dan
dilestarikan adalah kebudayaan suku Karo. Suku Karo yang memiliki ciri khas
yang menjadi identitas mereka.
Suku Karo merupakan suku bangsa tersendiri dalam tubuh bangsa
Indonesia. Suku Karo mempunyai bahasa tersendiri yaitu bahasa Karo. Suku Karo
6
mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa mereka
sudah menghasilkan berbagai ragam dari ciptaan budi dan karya pikiran mereka.
Misalnya kemampuan mereka dalam menciptakan seni bangunan, alat-alat musik
atau bunyi-bunyian (kecapi, sarune, gung, penganak, penggual, surdam, balobat
dan lain-lain), seni ukir, seni patung, seni tari, seni bahasa dengan tata bahasa
yang baik.
Salah satu kebudayaan suku Karo yang perlu dijaga dan dilestarikan
terdapat di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo. Desa ini sering
disebut sebagai desa wisata Dokan atau desa budaya Dokan. Desa Budaya Dokan
terletak di Kecamatan Merek Kabupaten Karo yang jaraknya kira-kira 20 meter
dari Kota Kabanjahe.Apabila dari Kota Medan jaraknya sekitar 95km.
Desa Dokan memiliki atmosfer yang menyenangkan dan tidak terlalu
banyak yang mengunjungi. Desa Dokan adalah desa yang strategis yang terletak
di antara kota Berastagi dan Danau Toba. Jadi, tidak rugi bila kita berwisata ke
desa ini. Penduduk setempatnya juga sangatlah ramah-ramah. Di persimpangan
sebelum memasuki Desa Dokan juga terdapat pasar buah yang menjual segala
hasil pertanian yang dihasilkan oleh penduduk setempat.
Desa Dokan dikatakan sebagai desa budaya karena di desa ini memiliki
banyak peninggalan-peninggalan nenek moyang pada zaman dahulu kala. Salah
satu peninggalan tersebut yang sampai sekarang masih ada adalah Rumah Adat
Karo.Desa Budaya Dokan adalah desa yang dikenal sebagai desa tradisional yang
7
ini merupakan salah satu dari tiga desa yang mewakili sejarah dan peradaban
budaya Karo. Desa lainnya adalah Desa Lingga dan Desa Peceran.
Hal ini ditandai masih berdirinya Rumah adat Siwaluh Jabu,rumah adat
berusia ratusan tahun yang menyiratkan kekayaan adat masyarakat setempat.
Akan tetapi pada saat ini Desa Budaya Dokan sudah mengalami penurunan dalam
pelestarian budayanya. Sebagai contoh adalah dalam pelestarian Rumah adat
siwaluh jabu yang tidak seperti dulu lagi.
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian yang
berjudul “ Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Karo di Desa Dokan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo “.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah yaitu :
1. Pentingnya pemahaman masyarakat tentang budaya Karo di desa
Dokan.
2. Peran masyarakat dalam melestarikan budaya Karo di desa Dokan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo.
3. Upaya pemerintah dalam melestarikan budaya Karo di Desa Dokan
8
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan terarah serta untuk
menghindari pembahasan yang terlalu luas dan hasil yang mengambang, maka
yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Peran masyarakat karo dalam melestarikan budaya Karo Di Desa
Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo.
2. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam melestarikan budaya Karo Di
Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah peran masyarakat Karo di dalam melestarikan budaya
Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo ?
2. Bagaimanakah upaya pemerintah dalam melestarikan budaya Karo di
Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana peran masyarakat dalam melestarikan
budaya Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo.
2. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam melestarikan budaya Karo
9
F. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian hendaknya memberikan manfaat agar apa yang diteliti
tidak sia-sia. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan
memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di
lingkungan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah
pengetahuan masyarakat dalam melestarikan budaya Karo.
3. Secara praktik, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sumbangan pikiran kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Seperti
61 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas, maka adapun
kesimpulan dari skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Desa Budaya Dokan adalah desa yang dikenal sebagai desa tradisional
yang menjadi salah satu objek wisata di kabupaten Karo. Ciri khas Desa
Dokan dikatakan Desa Budaya adalah Rumah Adat Siwaluh Jabu. Peran
masyarakat dalam melestarikan budaya Karo di Desa dokan adalah ikut
berpartisipasi dalam melestarikan Rumah Adat Siwaluh Jabu, dengan
tujuan supaya Rumah adat tersebut tidak punah. Masyarakat juga ikut
berperan penting dalam pelaksanaan pesta budaya misalnya festival art,
kerja tahun yang dilakukan setiap tahunnya yang merupakan suatu tradisi
di Desa Dokan Kecamatan Merek.
2. Di kabupaten Karo, yang paling bertanggung jawab dalam pelestarian
kebudayaan adalah pemerintah. Baik itu melalui dinas-dinas yang terkait
dengannya secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya pemerintah
daerah melakukan berbagai upaya untuk mengelola dan melestarikan
warisan budaya seperti Rumah Adat Karo Siwaluh Jabu. Upaya yang
harus dilakukan pemerintah dalam pelestarian budaya Karo Di Desa
Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo adalah memberikan dana untuk
62
dan bekerjasama dengan kepala desa Dokan memberikan sosialisasi
kepada masyarakat mengenai keberadaan rumah adat Karo didesa tersebut.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Untuk mempertahankan bangunan bersejarah Di Tanah Karo khususnya
Rumah adat Karo di desa dokan, dari kalangan pemerintah daerah karo
meningkatkan rasa kepedulian terhadap bangunan Adat tersebut.
Muda-mudi harus meningkatkan rasa ingin tahu terhadap sejarah dan
makna-makna dari budaya Karo Di desa dokan tersebut, dari pemangku adat dan
orang-orang tua yang mengerti dan mengetahui tentang budaya Karo.
Dari itu para muda-mudi dapat menjadi lebih peduli terhadap pelestarian
budaya Karo di Desa Dokan. Serta diharapkan masyarakat menjaga dan
melestarikan budaya-budaya Karo, dan memberikan sumbangan berupa
materi dan tenaga jika dilakukan sosialisasi untuk kelestarian maupun
kebersihan sekitar rumah adat Karo di desa Dokan ini.
2. Dalam hal pelestarian budaya Karo di desa Dokan tersebut harus ada
hubungan kerjasama yang kuat dari berbagai pihak pemangku
kepentingan. Sehingga dalam hal ini semua pihak akan sama-sama
menguntungkan demi tercapainya pelestarian budaya di desa Dokan. Dan
dengan adanya pemerintah dalam pelestarian ini akan membantu atau
memberikan sumbangsih bagi sektor ekonomi masyarakat di desa Dokan
63
DAFTAR PUSTAKA Sumber dari buku :
Soekanto Soerjono. 2007. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Shadily Hassan. 1993. Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Soekanto soerjono. 1981. Hukum Adat Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Antonius S, Bungaran. 2008. Tradisi, Agama dan Akseptasi Modernisasi pada Masyarakat Pedesaan. Medan : Penerbit Bina Media Perintis.
B.Horton, Paul. 2006. PengantarSosiologi.Yogyakarta : Western Michigan University.
Koentjaraningrat.1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : penerbit PT RINEKA CIPTA.
Bangun Tridah. 1986. Penelitian dan Pencatatan Adat Istiadat Karo. Jakarta : Yayasan Merga Silima.
Tarigan Sarjani. 2010. Lentera Kehidupan Orang Karo dalam Berbudaya. MUSEUM GBKP : Gereja Batak Karo Protestan.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Muin, Idianto. 2013. Sosiologi. Bekasi : Penerbit Erlangga.
Setiawan, Deny, 2014, Metodologi Penelitian, Medan: Laboratorium PPKn FIS UNIMED.
Ihromi, T.O. 2006. Pokok-pokok antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
64
Tentang Cagar Budaya.
Sumber dari internet :
http://kaghoo.blogspot.com/2010/11/pengertian-peranan.html
( Diakses 06-okotber-2014, pukul 14.30 Wib )
http://gedeyenuyani.blogspot.co.id/2012/03/kedudukan-kebudayaan-karo-ditinjau-dari.html
( Diakses Rabu, 28 Maret 2012, pukul 11.45 )
Tania S.B, Rivira (2015). “Analisis Pengaplikasian Adat Rebu Pada Masyarakat
Karo”. Jurnal Ilmiah LISKI Volume 1 Tahun 2015. Bandung : Program Studi
Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi Dan Bisnis Universitas Telkom.
Christeward, Alus (2014). “Peran Lembaga Adat Dalam Pelestarian Kearifan
Lokal Suku Sahu Di Desa Balisoan Kecamatan Sahu”. Jurnal Acta Diurna
Volume 3 No.4 Tahun 2014.
Berliana, Friska P (2013). “FUNGSI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
DALAMPROSESI PERNIKAHAN ADAT BATAK DI KOTA SAMARINDA
(Studi Kasus Empat Pasangan Berbeda Etnis Antara Etnis Batak dengan Etnis
Jawa, Toraja, dan Dayak)”.e-Journal Ilmu Komunikasi : Universitas
65
Ginting, Ananias (2013). “Analisis Pedah-Pedah Pada Upacara Adat Pernikahan
Suku Karo (Kajian Pragmatik)”. Artikel pada bulan Maret Tahun 2013.