• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN MASYARAKAT KARO DALAM MELESTARIKAN BUDAYA KARO DI DESA DOKAN KECAMATAN MEREK KABUPATEN KARO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN MASYARAKAT KARO DALAM MELESTARIKAN BUDAYA KARO DI DESA DOKAN KECAMATAN MEREK KABUPATEN KARO."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN MASYARAKAT KARO DALAM MELESTARIKAN BUDAYA KARO DI DESA DOKAN KECAMATAN MEREK

KABUPATEN KARO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persayaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Rista Lusiani Tarigan NIM. 3122111007

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ii ABSTRAK

Rista Lusiani Tarigan, NIM 3122111007. “Peran Masyarakat Karo Dalam Melestarikan Budaya Karo Di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo”.

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan

kasih-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Selesainya skripsi ini bukan

karena kuat atau karena hebatnya penulis akan tetapi karena kebaikan Dia yang

terus mengasihi senantiasa, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik

dan tepat waktu yang berjudul “PERAN MASYARAKAT KARO DALAM

MELESTARIKAN BUDAYA KARO DI DESA DOKAN KECAMATAN

MEREK KABUPATEN KARO”

Penulis sadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna serta

banyak kesalahan dan kekurangan, dengan segala keterbukaan maka penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis berharap kedepannya

banyak karya-karya yang bermunculan yang lebih baik lagi.

Penyusunan dan penyelesaian skripsi ini dibantu dan dibimbing oleh

berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materi yang di berikan kepada

penulis. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapakan terima ksih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan beserta staffnya.

2. Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dr.Reh Bungana Beru PA, SH, M.Hum selaku ketua jurusan sekaligus

(6)

iv

yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Arief Wahyudi, SH., MH selaku Sekertaris Jurusan dan sekaligus

selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan bimbingan dan

arahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Yusna Melianti, SH selaku dosen Pembimbing Akademik sekaligus

selaku dosen penguji yang telah banyak membantu penulis dalam

penulisan skripsi ini.

6. Ibu Julia Ivana, S.Sos., M.Si., M.AP selaku dosen penguji yang telah

banyak membimbing dan member motivasi kepada penulis dalam

penulisan skripsi ini.

7. Dan seluruh bapak /ibu dosen jurusan pendidikan pancasila dan

kewarganegaraan yang telah banyak memberikan ilmu-ilmu pengetahuan

dan pengalaman yang luar biasa kepada penulis.

8. Bapak Samuel Ginting selaku kepala desa Dokan, dan Bapak johanes

Ginting selaku sekdes desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo

besaserta kepengurusan pemerintahan desa dokan.

9. Kepada para informan yang memberikan informasinya kepada penulis,

khususnya kepada Masyarakat Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten

Karo, yang memberikan keramahan dan mendukung, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini .

10.Teristimewa kepada kedua orang tua saya RismonTarigan danTalenta Br

(7)

v

berupa materiil serta doa-doa dan usaha-usaha yang dilakukan supaya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan benar.

11.Kepada kedua adik saya Repika Sari dan Reka Yana yang selalu ada,

selalu siap dan selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini

agar selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan.

12.Kepada seluruh keluarga besar Tarigan dan Barus yang telah banyak

memberikan dukungan, doa serta motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

13.Kepada sahabat kempompong saya Ifni Sriulina, Inti Lady, Gembira dan

Ririn Meldiana Tindaon yang telah membantu penulis dan selalu memiliki

banyak waktu untuk memberikan motivasi kepada penulis dalam penulisan

skripsi ini.

14.Kepada seluruh teman-teman PPKn Reg B 2012 yang telah banyak

memberikan pelajaran dan pengalaman selama 4 tahun ini kepada penulis

dan yang telah banyak memberi motivasi kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

15.Kepada seluruh teman-teman PPL di SMK GBKP Kabanjahe sekaligus

sebagai saudara yang berawal dari PPL selalu bias berteman baik dan

selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

16.Kepada Dewi deviani dan Elva Sefta teman satu kos yang selalu ada

selama 4 tahun ini dan mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini.

17.Kepada sahabat saya Elsa Cristy, Crist Martin dan Adi Pranata yang selalu

(8)

vi

kesulitan. Dan yang selalu banyak meluangkan banyak waktu kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

18.Kepada abang tersayang Junior Surbakti yang telah banyak berkorban

kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan. Baik dari segi waktu,

materi dan tenaga yang selalu siap kapan saja ketika penulis membutuhkan

sesuatu.

19.Dan kepada seluruh sahabat, teman, keluarga yang tidak saya sebut

namanya satu persatu, terimakasih buat semua doa, dukungan, motivasi

serta waktu yang kalian berikan kepada penulis dalam menyelesakan akhir

perkuliahan ini dengan baik dan benar sesuai dengan waktu yang

diharapkan.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua

khususnya bagi dunia pendidikan di jurusan PPKn serta bagi siapa saja yang

membacanya.

Medan, Desember 2016 Penulis ,

(9)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Kerangka teoritis ... 10

1. Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Kebudayaan ... 10

a. Pengertian peran ... 10

b. Pengertian masyarakat ... 12

c. Kebudayaan ... 13

2. Kebudayaan Suku Karo... 15

(10)

viii

1) Merga (marga) ... 15

2) Rumah Adat Suku Karo ... 15

3) Bahasa Karo ... 16

4) Ertutur ... 16

b. Lembaga adat budaya Karo ... 17

c. Fungsi budaya Karo bagi masyarakat ... 18

B. Kerangka Berpikir ... 20

C. Kerangka Konsep ... 23

BAB III METODE PENELITIAN... 24

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Jenis Data ... 24

1. Data Primer ... 24

2. Data Sekunder ... 25

C. Lokasi Penelitian ... 25

D. Populasi dan Sampel ... 26

1. Populasi ... 26

2. Sampel ... 26

E. Variabel dan Defenisi Operasional ... 26

1. Variabel penelitian ... 26

2. Defenisi Operasional ... 27

F. Teknik Pengumpulan Data ... 27

G. Teknik Analisis Data ... 28

(11)

ix

A. Gambaran umum tentang desa Dokan Kecamatan Merek

Kabupaten Karo ... 30

1. Letak Geografis ... 30

2. Sejarah Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo ... 31

3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 36

B. Peran masyarakat dalam melestarikan budaya Karo di desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo ... 37

C. Upaya pemerintah dalam melestarikan budaya Karo di Desa Dokan KecamTan Merek Kabupaten Karo ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(12)

x LAMPIRAN

1. Dokumentasi

2. Daftar pertanyaan wawancara

3. surat dari tempat penelitian

4. Nota Tugas

5. Surat izin Penelitian dari Fakultas

6. Surat izin penelitian dar Jurusan

7. Surat keterangan dari perpustakaan jurusan

8. Surat keterangan dari perpus Fakultas

9. Surat keterangan dari perpus UNIMED

10.Lembar keaslian tulisan

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Indonesia dikenal sebagai Negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa.

Masing-masing suku bangsa memiliki warisan budaya yang tak ternilai

harganya.Kata “budaya” dipakai sebagai suatu singkatan dari “kebudayaan”

dengan arti yang sama. Kata “kebudayaan” berasal dari bahasa sanskerta

buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”.

Dengan demikian, kebudayaan dapat diartikan : “hal-hal yang bersangkutan

dengan akal” (Koentjaraningrat, 1990:181).

Menurut Koentjaraningrat (dalam Muin 2013:136) kebudayaan adalah

keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka

kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Unsur

belajar merupakan hal terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan.

Hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang tak

perlu dibiasakan dengan belajar.

Budaya merupakan suatu tatacara hidup yang berkembang dan dimiliki

bersama oleh sebuah kelompok orang yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik,

adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Nilai-nilai

budaya yang menjadi ciri-ciri kehidupan suatu masyarakat biasanya terkandung di

(14)

2

sekelompok orang yang terorganisasi, hidup dan bekerjasama untuk mencapai

suatu tujuan. Artinya masyarakat memiliki organisasi dan aturan-aturan untuk

berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.

Budaya merupakan bagian dari masyarakat. Kebudayaan tidak akan

pernah ada apabila masyarakat tidak ada, sebaliknya masyarakat tanpa

kebudayaan akan kehilangan arah dalam menjalani kehidupannya. Dapat pula

disebutkan bahwa masyarakat merupakan pendukung dari kebudayaan.

Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang manapun dan

tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh

masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan T.O. Ihromi (2006 : 18).

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama

secara sosial oleh para anggota suatu masyarakat. Setiap kebudayaan terdapat

unsur-unsur yang juga dapat dimiliki oleh kebudayaan lain. Koentjaraningrat

menyebutkan sebagai unsur-unsur kebudayaan yang universal yang meliputi :

1. Sistem religi dan upacara keagamaan 2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan

3. Sistem pengetahuan

4. Bahasa

5. Kesenian

6. Sistem mata pencaharian hidup

7. Sistem tegnologi dan peralatan

Secara eksplisit, budaya suatu suku bangsa lebih banyak tampak dalam hal

makanan khas, pakaian adat, bahasa, kegiatan adat dan lain sebagainya. Misalnya

suku karo yang memiliki cirri khas yang menjadi identitas mereka. Suku karo

(15)

3

ketteng-ketteng, landek sebagai bentuk kesenian dan bahasa karo sebagai bahasa

khas.

Pada hakikatnya, budaya merupakan identitas bangsa yang harus dihormati

dan dijaga serta dilestarikan agar kebudayaan tersebut tidak hilang dan kelak

menjadi warisan bagi generasi berikutnya. Keanekaragaman budaya di Indonesia

merupakan salah satu daya tarik bangsa lain untuk mengetahui, bahkan tidak

sedikit yang tertarik untuk mempelajari budaya Indonesia yang dikenal sangat

unik.

Kebanggaan bangsa Indonesia akan budaya yang beraneka ragam

mengundang tantangan bagi seluruh rakyat untuk mempertahankan dan

melestarikan budayanya agar tidak pudar bahkan dicuri oleh bangsa lain. Hal ini

masih tampak dari penggunaan bahasa daerah sebagai alat komunikasi sehari-hari

oleh masing-masing suku dan kegiatan adat yang masih dilaksanakan dalam acara

pernikahan, kematian dan lain sebagainya.

Salah satu wujud dari kebudayaan adalah adat istiadat sedangkan upacara

merupakan wujud nyata dari adat istiadat yang berhubungan dengan segala aspek

kehidupan manusia baik itu aspek sosial, budaya, ekonomi dan lain sebagainya.

Pada masyarakat tradisional kegiatan mengaktifkan kebudayaan antara lain

diwujudkan dalam pelaksanaan upacara tradisonal, yakni dalam bentuk upacara

kematian, kelahiran, perkawinan, sunatan, syukuran dan lain sebagainya yang

memang manjadi sarana sosialisasi bagi kebudayaan yang telah dimantapkan

(16)

4

Indonesia memiliki kebudayaan beraneka ragam yang mengundang

tantangan bagi seluruh rakyat untuk mempertahankan dan melestarikan

budayanya agar tidak pudar bahkan dicuri oleh bangsa lain. Hal ini dari

penggunaan bahasa daerah sebagai alat komunikasi sehari-hari oleh

masing-masing suku dan kegiatan adat yang masih dilaksanakan dalam acara pernikahan,

kematian dan lain sebagainya.Salah satu wujud dari kebudayaan adalah adat

istiadat.Adapunupacara adat merupakan wujud nyata dari adat istiadat yang

berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia baik itu aspek sosial,

budaya, ekonomi dan lain sebagainya.

Masyarakat tidak pernah terlepas dari kebudayaan. Kebudayaan tidak akan

pernah ada apabila masyarakat tidak ada, sebaliknya masyarakat tanpa

kebudayaan akan kehilangan arah dalam menjalanikehidupannya.Kehidupan

kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya, sebab kebudayaan ada

karena adanya masyarakat pendukungnya.

Kebudayaan adalah satu cara hidup yang berkembang dan dimiliki

bersama-sama oleh sebuah kelompok manusia yang diwariskan secara

turun-temurun dari generasi ke generasi yang dipengaruhi oleh norma adat istiadat yang

berlaku di dalam masyarakat itu sendiri.Dapat pula disebutkan bahwa masyarakat

merupakan pendukung dari kebudayaan.

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,

moral, hukum, adat-istiadat dan sebagainya. Jadi, setiap tindakan masyarakat

secara keseluruhan disebut kebudayaan, dalamnya terdapat juga unsur-unsur

(17)

5

Pada masyarakat tradisional kegiatan mengaktifkan kebudayaan antara lain

diwujudkan dalam pelaksanaan upacara adat, yakni dalam bentuk upacara

kematian, kelahiran, perkawinan, sunatan, syukuran dan lain sebagainya yang

memang menjadi sarana sosialisasi bagi kebudayaan yang telah dimantapkan

lewat pewarisan (transformasi) tradisi.

Dalam arti cara hidup masyarakat itu apabila kebudayaan diterapkan pada

cara hidup kita sendiri. Tiap masyarakat memiliki kebudayaan, bagaimanapun

sederhananya kebudayaan itu dan setiap manusia adalah makhluk berbudaya,

dalam arti mengambil bagian dalam suatu kebudayaan.

Pada umumnya semua suku bangsa berupaya untuk melestarikan dan

mempertahankan kebudayaannya, tetapi ada kalanya beberapa suku mengalami

erosi atau pengikisan kebudayaan yang disebabkan oleh kontak dengan budaya

lain, terutama masyarakat di perkotaan. Erosi atau pengikisan kebudayaan yang

dimaksud ditandai dengan kurangnya pemahaman masyarakat suatu suku terhadap

kebudayaannya sendiri.

Dewasa ini, tidak semua masyarakat benar-benar peduli akan pelestarian

budayanya. Hal ini menyebabkan beberapa kebudayaan berada pada taraf yang

memprihatinkan. Salah satu kebudayaansuku bangsa yang perlu dijaga dan

dilestarikan adalah kebudayaan suku Karo. Suku Karo yang memiliki ciri khas

yang menjadi identitas mereka.

Suku Karo merupakan suku bangsa tersendiri dalam tubuh bangsa

Indonesia. Suku Karo mempunyai bahasa tersendiri yaitu bahasa Karo. Suku Karo

(18)

6

mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa mereka

sudah menghasilkan berbagai ragam dari ciptaan budi dan karya pikiran mereka.

Misalnya kemampuan mereka dalam menciptakan seni bangunan, alat-alat musik

atau bunyi-bunyian (kecapi, sarune, gung, penganak, penggual, surdam, balobat

dan lain-lain), seni ukir, seni patung, seni tari, seni bahasa dengan tata bahasa

yang baik.

Salah satu kebudayaan suku Karo yang perlu dijaga dan dilestarikan

terdapat di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo. Desa ini sering

disebut sebagai desa wisata Dokan atau desa budaya Dokan. Desa Budaya Dokan

terletak di Kecamatan Merek Kabupaten Karo yang jaraknya kira-kira 20 meter

dari Kota Kabanjahe.Apabila dari Kota Medan jaraknya sekitar 95km.

Desa Dokan memiliki atmosfer yang menyenangkan dan tidak terlalu

banyak yang mengunjungi. Desa Dokan adalah desa yang strategis yang terletak

di antara kota Berastagi dan Danau Toba. Jadi, tidak rugi bila kita berwisata ke

desa ini. Penduduk setempatnya juga sangatlah ramah-ramah. Di persimpangan

sebelum memasuki Desa Dokan juga terdapat pasar buah yang menjual segala

hasil pertanian yang dihasilkan oleh penduduk setempat.

Desa Dokan dikatakan sebagai desa budaya karena di desa ini memiliki

banyak peninggalan-peninggalan nenek moyang pada zaman dahulu kala. Salah

satu peninggalan tersebut yang sampai sekarang masih ada adalah Rumah Adat

Karo.Desa Budaya Dokan adalah desa yang dikenal sebagai desa tradisional yang

(19)

7

ini merupakan salah satu dari tiga desa yang mewakili sejarah dan peradaban

budaya Karo. Desa lainnya adalah Desa Lingga dan Desa Peceran.

Hal ini ditandai masih berdirinya Rumah adat Siwaluh Jabu,rumah adat

berusia ratusan tahun yang menyiratkan kekayaan adat masyarakat setempat.

Akan tetapi pada saat ini Desa Budaya Dokan sudah mengalami penurunan dalam

pelestarian budayanya. Sebagai contoh adalah dalam pelestarian Rumah adat

siwaluh jabu yang tidak seperti dulu lagi.

Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian yang

berjudul “ Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Karo di Desa Dokan

Kecamatan Merek Kabupaten Karo “.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah yaitu :

1. Pentingnya pemahaman masyarakat tentang budaya Karo di desa

Dokan.

2. Peran masyarakat dalam melestarikan budaya Karo di desa Dokan

Kecamatan Merek Kabupaten Karo.

3. Upaya pemerintah dalam melestarikan budaya Karo di Desa Dokan

(20)

8

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan terarah serta untuk

menghindari pembahasan yang terlalu luas dan hasil yang mengambang, maka

yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Peran masyarakat karo dalam melestarikan budaya Karo Di Desa

Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo.

2. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam melestarikan budaya Karo Di

Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah peran masyarakat Karo di dalam melestarikan budaya

Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo ?

2. Bagaimanakah upaya pemerintah dalam melestarikan budaya Karo di

Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana peran masyarakat dalam melestarikan

budaya Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo.

2. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam melestarikan budaya Karo

(21)

9

F. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian hendaknya memberikan manfaat agar apa yang diteliti

tidak sia-sia. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan

memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di

lingkungan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah

pengetahuan masyarakat dalam melestarikan budaya Karo.

3. Secara praktik, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

sumbangan pikiran kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Seperti

(22)

61 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas, maka adapun

kesimpulan dari skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Desa Budaya Dokan adalah desa yang dikenal sebagai desa tradisional

yang menjadi salah satu objek wisata di kabupaten Karo. Ciri khas Desa

Dokan dikatakan Desa Budaya adalah Rumah Adat Siwaluh Jabu. Peran

masyarakat dalam melestarikan budaya Karo di Desa dokan adalah ikut

berpartisipasi dalam melestarikan Rumah Adat Siwaluh Jabu, dengan

tujuan supaya Rumah adat tersebut tidak punah. Masyarakat juga ikut

berperan penting dalam pelaksanaan pesta budaya misalnya festival art,

kerja tahun yang dilakukan setiap tahunnya yang merupakan suatu tradisi

di Desa Dokan Kecamatan Merek.

2. Di kabupaten Karo, yang paling bertanggung jawab dalam pelestarian

kebudayaan adalah pemerintah. Baik itu melalui dinas-dinas yang terkait

dengannya secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya pemerintah

daerah melakukan berbagai upaya untuk mengelola dan melestarikan

warisan budaya seperti Rumah Adat Karo Siwaluh Jabu. Upaya yang

harus dilakukan pemerintah dalam pelestarian budaya Karo Di Desa

Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo adalah memberikan dana untuk

(23)

62

dan bekerjasama dengan kepala desa Dokan memberikan sosialisasi

kepada masyarakat mengenai keberadaan rumah adat Karo didesa tersebut.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai

berikut:

1. Untuk mempertahankan bangunan bersejarah Di Tanah Karo khususnya

Rumah adat Karo di desa dokan, dari kalangan pemerintah daerah karo

meningkatkan rasa kepedulian terhadap bangunan Adat tersebut.

Muda-mudi harus meningkatkan rasa ingin tahu terhadap sejarah dan

makna-makna dari budaya Karo Di desa dokan tersebut, dari pemangku adat dan

orang-orang tua yang mengerti dan mengetahui tentang budaya Karo.

Dari itu para muda-mudi dapat menjadi lebih peduli terhadap pelestarian

budaya Karo di Desa Dokan. Serta diharapkan masyarakat menjaga dan

melestarikan budaya-budaya Karo, dan memberikan sumbangan berupa

materi dan tenaga jika dilakukan sosialisasi untuk kelestarian maupun

kebersihan sekitar rumah adat Karo di desa Dokan ini.

2. Dalam hal pelestarian budaya Karo di desa Dokan tersebut harus ada

hubungan kerjasama yang kuat dari berbagai pihak pemangku

kepentingan. Sehingga dalam hal ini semua pihak akan sama-sama

menguntungkan demi tercapainya pelestarian budaya di desa Dokan. Dan

dengan adanya pemerintah dalam pelestarian ini akan membantu atau

memberikan sumbangsih bagi sektor ekonomi masyarakat di desa Dokan

(24)

63

DAFTAR PUSTAKA Sumber dari buku :

Soekanto Soerjono. 2007. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Shadily Hassan. 1993. Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Soekanto soerjono. 1981. Hukum Adat Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Antonius S, Bungaran. 2008. Tradisi, Agama dan Akseptasi Modernisasi pada Masyarakat Pedesaan. Medan : Penerbit Bina Media Perintis.

B.Horton, Paul. 2006. PengantarSosiologi.Yogyakarta : Western Michigan University.

Koentjaraningrat.1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : penerbit PT RINEKA CIPTA.

Bangun Tridah. 1986. Penelitian dan Pencatatan Adat Istiadat Karo. Jakarta : Yayasan Merga Silima.

Tarigan Sarjani. 2010. Lentera Kehidupan Orang Karo dalam Berbudaya. MUSEUM GBKP : Gereja Batak Karo Protestan.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Muin, Idianto. 2013. Sosiologi. Bekasi : Penerbit Erlangga.

Setiawan, Deny, 2014, Metodologi Penelitian, Medan: Laboratorium PPKn FIS UNIMED.

Ihromi, T.O. 2006. Pokok-pokok antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

(25)

64

Tentang Cagar Budaya.

Sumber dari internet :

http://kaghoo.blogspot.com/2010/11/pengertian-peranan.html

( Diakses 06-okotber-2014, pukul 14.30 Wib )

http://gedeyenuyani.blogspot.co.id/2012/03/kedudukan-kebudayaan-karo-ditinjau-dari.html

( Diakses Rabu, 28 Maret 2012, pukul 11.45 )

Tania S.B, Rivira (2015). “Analisis Pengaplikasian Adat Rebu Pada Masyarakat

Karo”. Jurnal Ilmiah LISKI Volume 1 Tahun 2015. Bandung : Program Studi

Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi Dan Bisnis Universitas Telkom.

Christeward, Alus (2014). “Peran Lembaga Adat Dalam Pelestarian Kearifan

Lokal Suku Sahu Di Desa Balisoan Kecamatan Sahu”. Jurnal Acta Diurna

Volume 3 No.4 Tahun 2014.

Berliana, Friska P (2013). “FUNGSI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

DALAMPROSESI PERNIKAHAN ADAT BATAK DI KOTA SAMARINDA

(Studi Kasus Empat Pasangan Berbeda Etnis Antara Etnis Batak dengan Etnis

Jawa, Toraja, dan Dayak)”.e-Journal Ilmu Komunikasi : Universitas

(26)

65

Ginting, Ananias (2013). “Analisis Pedah-Pedah Pada Upacara Adat Pernikahan

Suku Karo (Kajian Pragmatik)”. Artikel pada bulan Maret Tahun 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan Peran Pemerintahan Desa Dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Untuk Melestarikan Kualitas Lingkungan Sosial Di Desa Nagori Tani

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem pertanian padi menurut tradisi masyarakat Karo di desa Negeri Gugung, untuk mengetahui

KEPERCAYAAN MASYARAKAT KARO TERHADAP MAKAM KERAMAT SIBAYAK LINGGA DI BUKIT NDAHOLI DESA PERBESI KECAMATAN.. TIGABINANGA

kebajikan untuk mengetahui perbedaannya.. Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan Playgroup di Desa Pakisbaru, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan.

TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT DESA SIMACEM TERHADAP RELOKASI TEMPAT TINGGAL DI SIOSAR KECAMATAN MEREK KABUPATEN KARO.. Meletusnya Gunung Sinabung pada 2013 silam memberikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana longsor di Desa Tabbinjai Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa dan untuk

Dalam penelitian ini bertujuan untuk: 1). Mengetahui Peran Pemerintah Desa dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Desa Tambang Kecamatan Pudak Kabupaten Ponorogo, 2).

14 PERAN PEMERINTAHAN DESA DALAM PENCEGAHAN STUNTING DESA DI DESA BERTAH KECAMATAN TIGA PANAH KABUPATEN KARO Dartianis Haria 1, Kalpin Sembiring 2, Juander Sebayang 3, Besti Rohana