• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ikan Hias Black Ghost (Afteronotus albifrons) pada Vizan Farm di Kecamatam Bojongsari Kota Depok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ikan Hias Black Ghost (Afteronotus albifrons) pada Vizan Farm di Kecamatam Bojongsari Kota Depok"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS

BLACK GHOST

(Afteronotus albifrons)

PADA VIZAN FARM

DI KECAMATAN BOJONGSARI KOTA DEPOK

MARULI PAINO TUA SINAGA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA1

(4)
(5)

ABSTRAK

MARULI PAINO TUA SINAGA, Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ikan Hias Black Ghost (Afteronotus Albifrons) pada Vizan Farm di Kecamatan Bojongsari Kota Depok. Dibimbing oleh JUNIAR ATMAKUSUMA.

Vizan Farm merupakan salah satu pembudidaya ikan hias Black Ghost di Kecamatan Bojongsari, Kota Depok yang akan melakukan pengembangan usaha. Penelitian ini bertujuan untuk menganlisis kelayakan pengembangan usaha ikan hias Black Ghost dilihat dari aspek non finansial, aspek finansial, serta melihat nilai sensitivitas. Berdasarkan analisis aspek non finansial bahwa usaha ikan hias Black Ghost di Vizan Farm layak untuk dijalankan. Hasil dari analisis finansial sebelum dan sesudah pengembangan usaha menunjukkan usaha ikan hias Black Ghost di Vizan Farm layak untuk dijalankan, dimana sebelum pengembangan usaha diperoleh nilai NPV sebesar Rp 159 430 261.00, IRR sebesar 26.73 persen, Net B/C sebesar 2.20, dan payback period

selama 4 tahun 11 bulan. Sedangkan setelah pengembangan usaha diperoleh nilai NPV sebesar Rp 301 325 943.00, IRR sebasar 26.65 persen, Net B/C sebesar 2.27, dan payback period sebesar 4 tahun 8 bulan. Hasil analisis sensitivitas pada kondisi kenaikan harga pakan sebesar 50 persen menghasilkan NPV sebesar Rp 113 509 319.00, IRR sebesar 20.75 persen, Net B/C sebesar 1.84, dan PP 6 tahun 5 bulan. Kondisi penurunan produksi sebesar 20 persen menghasilkan NPV sebesar Rp 18 361 126.00, IRR 8.60 persen, Net B/C sebesar 1.13, dan PP 9 tahun 8 bulan.

Kata kunci: Vizan Farm, Analisis Finansial, NPV, IRR, Net B/C, Payback Period.

ABSTRACT

MARULI PAINO TUA SINAGA. Analysis on the Business Feasibility of Ornamental Fish of Black Ghost (Afteronotus albifrons) in Vizan Farm at Bojongsari District, Depok City Supervised by JUNIAR ATMAKUSUMA.

Vizan Farm is one of the ornamental fish producing farms of Black Ghost at Bojongsari District, Depok City which has conducted its business development. This study aimed at analyzing the development feasibility of ornamental fish business of Black Ghost viewed from the non-financial aspects and financial aspects, and at finding out its sensitivity value. Based on the analysis on the non-financial aspects, it can be said that the business of ornamental fish of Black Ghost at Vizan Farm is feasible to run. The results of the financial analysis before and after the business development of ornamental fish Black Ghost at Vizan Farm showed that this business is feasible, where before the development, the business obtained an NPV value of Rp 159 430 261.00, an IRR of 20.73 percent, Net B/C at 2.20, and payback period for 4 years and 11 months. Meanwhile, after the development, the businesses obtained an NPV of Rp 301 325 943.00, an IRR of 26.65 percent, Net B/C of 2.27, and payback period of 4 years and 8 months. The result of the sensitivity analysis on the condition when the feed price increases by 50 percent showed that the business generated an NPV of Rp 113 509 319.00, an IRR of 20.75 percent, Net B/C of 1.84, and Payback Period of 6 years and 5 months. Furthermore, when the production decreases by 20 percent, the business is able to generate an NPV of 18 361 126.00, an IRR of 8.60 percent, Net B/C of 1.13, and Payback Period of 9 years 8 months.

(6)

MARULI PAINO TUAS SINAGA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS

BLACK GHOST

(Afteronotus albifrons)

PADA VIZAN FARM

(7)

Judul skripsi : Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ikan Hias Black Ghost (Afteronotus albifrons) pada Vizan Farm di Kecamatam Bojongsari Kota Depok.

Nama : Maruli Paino Tua Sinaga NIM : H34114074

Disetujui oleh

Ir JuniarAtmakusuma, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen

(8)
(9)

PRAKATA

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 6

Tujuan Penelitian 8

Manfaat Penelitian 8

Ruang Lingkup Penelitian 8

TINJAUAN PUSTAKA 9

Analisis Kelayakan Usaha 9

KERANGKA PEMIKIRAN 12

Kerangka Pemikiran Teoritis 12

Kerangka Pemikiran Operasional 20

METODE PENELITIAN 21

Lokasi Dan Tempat Penelitian 21

Jenis Dan Sumber Data 21

Metode Pengumpulan Data 22

Metode Pengolahan Dan Analisis Data 23

GAMBARAN UMUM 29

Lokasi Dan Tata Letak 29

Sejarah Vizan Farm 29

Fasilitas Budidaya Ikan Black Ghost 30

HASIL DAN PEMBAHASAN 34

Analisis Aspek Non Finansial 34

Analisis Aspek Finansial 44

SIMPULAN DAN SARAN 60

Simpulan 60

Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 60

(11)

DAFTAR TABEL

1 Perdagangan ikan hias dunia (tahun 2009-2010) 2 2 Pasar ekspor ikan hias Indonesia tahun 2011-2012 3 3 Produksi ikan hias kota Depok (2007-2011) 4 4 Produksi ikan Black Ghost di kota Depok pada tahun 2012 5 5 Jumlah permintaan dan penawaran dibeberapa pengumpulbenih ikan

Black Ghost ukuran 2 inci per bulan 6

6 Jenis dan sumber data 21

7 Penerimaan usaha ikan hias Black Ghost di Vizan Farm 45 8 Nilai sisa investasi usaha ikan hias Black Ghost di Vizan Farm 45

9 Penerimaan di Vizan Farm 46

10 Biaya investasi usaha ikan hias Back Ghost di Vizan Farm 47 11 Biaya Reinvestasi usaha ikan hias Black ghost di Vizan Farm 48 12 Biaya tetap usaha ikan hias Black Ghost di Vizan Farm 49 13 Biaya variabel usaha ikan hias Black Ghost di Vizan Farm 51

14 Analisis kelayakan usaha 52

15 Analisis sensitivitas usaha ikan Black Ghost di Vizan Farm 54 16 Penerimaan usaha ikan hias Black Ghost setelah pengembangan 55 17 Kebutuhan investasi untuk pengembangan usaha ikan hias Black Ghost di

Vizan Farm 56

18 Biaya tetap usaha ikan hias Black Ghost di Vizan Farm setelah rencana

pengembangan usaha 57

19 Biaya variabel usaha ikan hias Black Ghost di Vizan Farm dengan adanya

rencana pengembangan usaha 57

20 Perbandingan Analisis Cash Flow sebelum dan sesudah pengembangan

usaha 59

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran operasional 20

2 Akuarium pemeliharaan benih ikan hias Black Ghost 30

3 Hi-Blow di Vizan Farm 31

4 Tabung oksigen di Vizan Farm 31

(12)

6 Genset di Vizan Farm 32

7 Freezer di Vizan Farm 33

8 Substrat pemijahan induk 33

9 Induk dan kolam pemeliharaan induk 38

10 Telur ikan hias Black Ghost 39

11 Benih ikan hias Black Ghost 40

12 Pengepakan ikan hias Black Ghost 40

13 Bak penampungan air tandon 41

14 Struktur Organisasi Vizan Farm 42

15 Kolam penampungan limbah dan kolam air tanah 43

DAFTAR LAMPIRAN

1 Layout usaha ikan Black Ghost di Vizan Farm sebelum pengembangan 62 2 Layout rencana pengembangan usaha ikan Black Ghost di Vizan Farm 62 3 Siklus produksi usaha ikan hias Black Ghost di Vizan Farm sebelum rencana

pengembangan 63

4 Siklus produksi rencana pengembangan ikan hias Black Ghost di Vizan

Farm 63

5 Laba rugi usaha ikan hias Black Ghost di Vizan Farm 64 6 Cash flow usaha ikan hias Black Ghost di Vizan Farm 64 7 Laba rugi kenaikan harga pakan cacing sutera 50 persen. 68 8 Sensitivitas kenaikan harga pakan cacing sutera 50 persen 69 9 Laba rugi penurunan jumlah produksi 15 persen 73 10 Sensitivitas penurunan jumlah produksi 15 persen 74 11 Laba rugi rencana pengembangan usaha ikan hias Black Ghost di Vizan

Farm 77

(13)
(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perikanan merupakan salah satu sub sistem agribisnis yang mempunyai potensi dan peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Peranan sektor perikanan dalam pembangunan nasional terutama bisa dilihat dari fungsinya sebagai penyedia bahan baku pendorong agroindustri, peningkatan devisa melalui penyediaan ekspor hasil perikanan, penyedia kesempatan kerja, peningkatan pendapatan nelayan atau petani ikan dan pembangunan daerah, serta peningkatan kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup. Peranan perikanan tersebut dapat dilihat dari kontribusi sub sektor perikanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari tahun 2004 sampai tahun 2012 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 21.55 persen. Salah satu sektor perikanan yang mempunyai potensi cukup besar untuk dikembangkan adalah ikan hias. Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan yang belakangan ini menjadi komoditas perdagangan yang potensial untuk dikembangkan baik di dalam maupun di luar negeri.

Ikan hias memiliki keanekaragaman spesies yaitu ikan hias air laut dan air tawar. Ikan hias air laut merupakan ikan hias hasil usaha perikanan tangkap, sedangkan ikan hias air tawar yaitu ikan hias yang telah dibudidayakan sehingga ketersediaannya tidak tergantung dari alam. Jumlah ikan hias air tawar dunia adalah 1 100 jenis spesies, Indonesia memiliki 400 jenis sedangkan untuk ikan hias air laut lebih dari 700 jenis spesies2. Ikan hias air tawar merupakan salah satu komoditas ekspor yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Hal ini dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan devisa negara karena nilai ekspornya yang cukup tinggi. Menurut pernyataan dari Kementrian Kelautan dan Perikanan, nilai ekspor ikan hias pada Tahun 2011 sebesar 13.262 juta Dolar AS, dan pada tahun 2012 nilai ekspor sebesar 58 juta Dolar AS dari total perdagangan ikan hias dunia yang mencapai 5 miliar Dolar AS. Oleh sebab itu komoditas ikan hias air tawar memiliki pasar yang potensial untuk pangsa ekspor sehingga perlu ditingkatkan pengembangannya demi pendapatan devisa Negara 3. Dengan demikian, sudah selayaknya para pembudidaya dan pemangku kepentingan dapat bekerja sama dalam menciptakan nilai tambah ikan hias untuk meningkatkan nilai jual sebagai komoditas ekspor maupun di pasar lokal sendiri.

Penerimaan devisa negara dari hasil ekpor ikan hias yang cukup besar secara langsung dapat meningkatkan perekonomian nasional. Perkembangan bisnis produk perikanan non konsumsi di Indonesia khususnya komoditas ikan hias mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan tersebut dilihat dari nilai perdagangan ikan hias Indonesia yang awalnya memiliki pangsa pasar 3.12

2

http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/8243/MENDULANG-DEVISA-DARI-BISNIS-IKAN-HIAS/ (diakses 25 september 2013)

3

(15)

persen pada tahun 2009 meningkat menjadi 5.95 persen pada tahun 2010. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai Negara Pengekspor ikan hias peringkat 5 dunia seperti ditunjukkan pada Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1 Perdagangan ikan hias dunia (tahun 2009-2010)

(16)

Tabel 2 Pasar ekspor ikan hias Indonesia tahun 2011-2012

Peningkatan nilai ekspor ikan hias Indonesia cukup tinggi dengan total nilai ekspor yang diperoleh mencapai 21.02 juta Dolar AS di tahun 2012, dimana terjadi peningkatan sekitar 5.63 persen dari tahun sebelumnya. Ini merupakan nilai yang cukup besar, sehingga dapat dikatakan ikan hias cukup menjanjikan sebagai komoditas ekspor dalam rangka meningkatkan penerimaan negara dari devisa hasil ekspor. Secara tidak langsung kegiatan usaha ikan hias dapat memberdayakan masyarakat melalui industrinya yang bermuara pada pasar ekspor. Permintaan akan ikan hias yang cukup tinggi dari segi ekspor maupun dari dalam negeri sendiri merupakan peluang yang terbuka lebar bagi pengusaha untuk mengoptimalkan potensi usaha4. Untuk menjawab peluang tersebut maka sebaiknya dilakukan kegiatan investasi usaha ikan hias dalam rangka meningkatkan kualitas maupun kapasitas produksi yang selama ini masih terbatas. Bisnis ikan hias tergolong cukup prospektif dan menjanjikan, karena dalam bisnis ini perputaran modal relatif lebih cepat. Selain itu dalam bisnis ikan hias lebih menekankan kualitas bukan kuantitas seperti halnya ikan konsumsi.

Ikan hias yang dibudidayakan di Indonesia tidak hanya komoditas ikan hias lokal saja, sebagian besar adalah ikan hias yang diimpor kemudian dikembangkan di Indonesia dan produknya banyak yang sudah di ekspor untuk memenuhi selera para penggemar ikan hias di luar negeri. Ikan hias tersebut seperti ikan Black Ghost (Afteronotus albifrons), Discus (Symphysodon discus), Koi (Cyrpinus carpio), Mas Koki (Carrasius auratus), Kardinal Tetra (Paracheirodon axelrodi) dan masih banyak lainnya. Keadaan iklim tropis Indonesia sehingga membuat

4

(17)

beragam jenis ikan hias dapat hidup dan dibudidayakan dengan baik. Hal ini dikarenakan faktor pendukung seperti beragamnya jenis ikan yang ada, air cukup, lahan masih sangat luas menyebabkan ikan hias tersebut dapat hidup layak dan berkembang biak di Indonesia.

Ikan hias memiliki daya tarik tersendiri bagi para pecinta ikan hias (hobiis) maupun masyarakat yang kini mulai tertarik pada usaha ikan hias. Banyak para pengusaha ikan konsumsi yang beralih profesi pada usaha ikan hias, ini karena kelebihan dari usaha ikan hias yang dapat diusahakan dalam skala besar, menengah kecil maupun rumah tangga. Selain itu perputaran modal pada usaha ini relatif cepat. Harga jual ikan hias yang cukup tinggi dapat memberi pemasukan yang lebih besar untuk pendapatan usaha. Kegiatan usaha ikan hias juga memiliki beberapa keunggulan lain, seperti pengembangan strain baru dapat dilakukan secara individu.

Berbagai jenis ikan hias mempunyai keindahannya tersendiri. Parameter keindahan dari masing-masing jenis ikan dapat di ukur dari bentuk badan, fisik, warna, maupun tingkah lakunya. Salah satu jenis ikan hias air tawar yang memiliki peluang pasar bagus adalah ikan Black Ghost yang juga terkenal dengan sebagai nama ikan pisau (Knifefishes). Keunikan dari ikan ini adalah mempunyai keindahan warna dan corak tubuh yang menawan menyerupai hantu, serta bentuk tubunya menyerupai pisau melebar dari bagian kepala dan badan, kemudian melancip dibagian perut.

Salah satu daerah sentra ikan hias nasional adalah Jawa Barat. Penyumbang produksi ikan hias yang cukup besar untuk Propinsi Jawa Barat adalah Kota Depok, diamana produksi ikan hiasnya tahun 2011 mencapai 78 337 769 ekor dan pada tahun 2012 produksi ikan hias kota Depok mengalami penurunan sebesar 0.877 persen menjadi 77 656 791 ekor. Wilayah Kota Depok yang tidak berbatasan langsung dengan laut menjadikan usaha budidaya ikan hias air tawar berkembang dengan baik di daerah ini. Komoditi ikan hias memiliki pangsa pasar yang sangat potensial sehingga usaha ikan hias di Kota Depok dapat dilakukan oleh petani, Supplier maupun eksportir. Selain itu kemudahan akan akses pasar dan transportasi menjadikan Kota Depok semakin diminati sebagai tempat usaha budidaya ikan hias. Produksi ikan hias Kota Depok dapat ditunjukkan pada Tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3 Produksi ikan hias kota Depok (2007-2011)

Tahun Jumlah (Ekor) Pertumbuhan (%)

(18)

Data Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa produksi ikan hias di Kota Depok terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan tersebut menunjukkan minat akan budidaya ikan hias masyarakat Kota Depok cukup tinggi. Pada tahun 2011, produksi ikan hias Kota Depok mencapai 78 337 769 ekor atau mengalami pertumbuhan sebesar 3.436 persen. Pada tahun 2012 produksinya mengalami penurunan sebesar 0.877 persen akan tetapi penurunan tersebut tidak begitu signifikan. Salah satu jenis ikan hias yang diproduksi di kota Depok adalah ikan Black Ghost. Produksi ikan Black Ghost tidak yang terbesar di kota Depok dan masih ada jenis ikan lain seperti Neon tetra, Red nose, Maanvis, Anulatus dan Cupang. Jenis ikan hias tersebut merupakan lima terbesar penyumbang jumlah produksi ikan hias untuk Kota Depok. Namun, ikan hias Black Ghost memiliki harga yang relatif mahal sehingga membuat nilai jualnnya menempati nomor lima setelah Neon tetra, Maanvis, Koi, dan Rednose tetra dengan nilai sebesar Rp2 585 936 250.00. Kecamatan Bojongsari merupakan kecamatan dengan produksi ikan Black Ghost terbesar di kota Depok dengan produksi tahun 2012 mencapai 778 594 ekor seperti ditunjukkan pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4 Produksi ikan Black Ghost di kota Depok pada tahun 2012

Kecamatan Jumlah (ekor) Nilai (Rp)

Sawangan 277 035 346 294 233

Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok (2013)

Dari Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa produksi ikan Black Ghost di Kecamatan Bojongsari merupakan yang tertinggi yakni sebesar 778 594 ekor atau sebesar 42.41 persen dari produksi total ikan Black Ghost di kota Depok. Hal ini menunjukkan bahwa kecamatan Bojongsari merupakan sentra ikan Black Ghost di kota Depok. Salah satu pembudidaya ikan hias di Kota Depok yang membudidayakan ikan Black Ghost yaitu Vizan Farm. Vizan Farm terletak di Kelurahan Pondok Petir Kecamatan Bojong Sari Kota Depok. Usaha ini didirikan karena permintaan ikan Black Ghost cukup tinggi dari daerah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang. Permintaan tersebut didominasi oleh para supplier

(19)

ikan Black Ghost dengan ukuran 1 inci adalah Rp. 750 per ekor.5 Adanya kegiatan usaha ikan Black Ghost diharapkan dapat memberi keuntungan bagi perusahaan, karena usaha ini menggunakan biaya investasi yang besar, sehingga perlu dilakukan analisis kelayakan terhadap usaha untuk melihat berapa keuntungan dan berapa lama tingkat pengembalian modal untuk beberapa tahun kedepan, sehingga dapat diketahui apakah usaha ini layak untuk tetap diajalankan atau tidak layak.

Perumusan Masalah

Vizan Farm merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada komoditas ikan hias. Usaha ini dimiliki dan didirikan oleh Bapak Sugeng Widyarso. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan ikan hias yang cukup besar dan produktif di Kota Depok, dengan komoditi ikan yang diproduksi seperti Diskus, Maanvis, dan Black Ghost. Unit usaha budidaya ikan Black Ghost di Vizan Farm mulai intensif dibudayakan dalam kurun waktu kurang lebih setahun yang lalu. Pemeliharaan ikan Black Ghost dilakukan disebuah hatchery yang di dalamnya juga dipelihara ikan Diskus dan Maanvis. Dalam menjalankan usaha ini pemilik telah mengeluarkan investasi yang besar, seperti pendirian bangunan

hatchery, pembelian akuarium, pembuatan kolam beton dan indukan ikan Black Ghost, sepeda motor, genset serta peralatan lain yang mendukung proses produksi ikan Black Ghost. Namun investasi yang besar tersebut belum pernah dilakukan analisis kelayakannya secara finansial maupun non finansial. Analisis kelayakan dilakukan dalam rangka untuk mengevaluasi usaha yang telah dijalankan, serta melihat kedepannya apakah usaha ini menguntungkan bagi perusahaan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, bahwa terdapat permintaan ikan hias Black Ghost ukuran 2 inci. Adanya permintaan tersebut, dianggap sebagai peluang usaha oleh pemilik. Adapun permintaan ikan hias Black Ghost ukuran 2 inci seperti ditunjukkan pada Tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5 Jumlah permintaan dan penawaran dibeberapa pengumpulbenih ikan Black Ghost ukuran 2 inci per bulan

Nama Usaha Permintaan

Berdasarkan Tabel 5 di atas dimana terjadi excess demand ikan Black Ghost ukuran 2 inci di beberapa pengumpul ikan hias. Hal tersebut menunjukkan bahwa

(20)

tingginya permintaan terhadap ikan Blak Ghost belum dapat dipenuhi oleh pembudidaya ikan hias Black Ghost. Peluang pasar yang tersedia dibeberapa pengumpul tersebut adalah sebesar 41.20 persen atau sebanyak 67 900 ekor per bulannya. Besarnya peluang pasar ikan hias Black Ghost ukuran 2 inci sehingga Vizan Farm berencana untuk melakukan pengembangan usaha.

Usaha ikan hias Black Ghost di Vizan Farm saat ini dilakukan dengan menjual benih ukuran 1 inci. Benih ukuran 1 inci tersebut diperoleh dengan melakukan pemijahan induk ikan hias Black Ghost. Vizan Farm memiliki sebanyak 160 ekor induk ikan hias Black Ghost. Pemijahan induk dilakukan dengan sistem paket, dimana 1 paket induk ikan Black Ghost terdiri dari 5 ekor dengan perbandingan 2 ekor jantan dan 3 ekor betina. Pemijahan induk dilakukan setiap minggu sehingga dalam waktu sebulan dapat dilakukan 4 kali pemijahan induk. Dengan frekuensi pemijahan yang dilakukan tersebut, Vizan Farm mampu menghasilkan benih ukuran 1 inci sebanyak 17 280 ekor per bulan.

Upaya perluasan usaha yang akan dilakukan oleh Vizan Farm meliputi pengadaan lahan untuk tempat usaha, pembuatan hatchery baru dan pembelian peralatan serta perlengkapan usaha. Hal ini dilakukan karena kapasitas produksi pada saat ini sudah maksimal dan hatchery yang digunakan tidak dapat menampung adanya penambahan akuarium baru. Pengembangan usaha harus disesuaikan dengan kebutuhan layout produksi, sehingga diperlukan kesesuaian keadaan lokasi pada rencana pengembangan usaha. Lokasi usaha untuk rencana pengembangan terletak dibelakang lokasi usaha yang ada pada saat ini dengan luas lahan 84 m2 yang akan dibangun sebuah hatchery yang dapat menampung sekitar 90 akuarium. Akuarium tersebut akan digunakan sebagai wadah pemeliharaan benih ukuran 1 inci sampai ukuran 2 inci yang dipelihara selama sebulan. Rencana pengembangan tersebut akan dijalankan dengan cara melakukan pendederan hasil produksi usaha ikan hias Black Ghost saat ini. Benih tersebut akan didederkan selama sebulan hingga mencapai ukuran 2 inci. Adapun lahan yang akan digunakan pada rencana pengembangan usaha tersebut merupakan lahan dan modal sendiri sebesar Rp120 000 000.

Melihat kondisi tersebut, peneliti akan melakukan analisis kelayakan pengembangan usaha ikan Black Ghost di Vizan Farm untuk mengevaluasi usaha yang saat ini berjalan dan memprediksi kedepannya apakah rencana pengembangan usaha ini akan memberi keuntungan bagi keuangan perusahaan. Dengan hasil analisis ini nantinya akan diketahui seberapa layak usaha tersebut untuk dijalankan mengingat besarnya biaya investasi yang dikeluarkan, sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi pihak Vizan Farm dalam rangka mengevaluasi dan mengembangkan kegiatan usaha tersebut.

(21)

benihikan hias Black Ghost. Jumlah produksi benih yang dihasilkan pada setiap siklus tidak bisa dipastikan secara tepat. Hal tersebut karena produksi ikan hias Black Ghost juga dipengaruhi oleh kondisi perubahan cuaca, hama dan penyakit, serta teknis perawatan ikan hias. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana kelayakan usaha ikan Black Ghost di Vizan Farm sebelum rencana

pengembangan usaha ditinjau dari aspek finansial maupun non finansial? 2. Bagaimana kelayakan usaha ikan Black Ghost setelah adanya rencana

pengembangan usaha?

3. Bagaimana tingkat sensitivitas dari hasil penelitian usaha ikan Black Ghost di Vizan Farm?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Menganalisis kelayakan usaha ikan Black Ghost di Vizan Farm sebelum rencana pengembangan dari aspek finansial maupun non finansial.

2. Menganalisis kelayakan pengembangan usaha ikan Black Ghost sehingga pihak Vizan Farm dapat menjadikannya sebagai pertimbangan.

3. Menganalisis kepekaan (sensitivitas) dari hasil penelitian usaha ikan Black Ghost di Vizan Farm.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak : 1. Bagi penulis, sehingga dapat menerapkan ilmu studi kelayakan bisnis yang

diperoleh dalam perkuliahan sekaligus sebagai referensi bisnis yang dapat dilakukan di sekor perikanan budidaya.

2. Bagi perusahaan, sebagai referensi bisnis dan pertimbangan dalam memulai usaha apakah menguntungkan atau tidak bagi keuangan perusahaaan.

3. Bagi investor, dapat menambah referensi dalam hal penanaman modal usaha pada usaha ikan Black Ghost.

4. Hasil penelitian diharapkan ini dapat menjadi referensi atau bahan rujukan bagi pembaca dalam melakukan penelitian lebih lanjut

Ruang Lingkup Penelitian

(22)

pengembangan usaha dengan aspek non finansial yang dibahas adalah aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek sosial dan lingkungan, aspek manajemen, dan aspek hukum. Pembatasan penelitian ini bertujuan untuk mengarahkan penelitian agar sesuai dengan tujuannya. Aspek finansial yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa kriteria kelayakan investasi seperti Net Present Value

(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan

Payback Period (PP). Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan analisis sensitivitas yang bertujuan untuk melihat sejauh mana perusahaan dapat mempertahankan usahanya apabila terjadi perubahan-perubahan terhadap input maupun output.

TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kelayakan Usaha

(23)
(24)
(25)

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis merupakan landasan teori atau kumpulan teori-teori yang relevan dengan masalah. Berikut adalah teori-teori-teori-teori yang dapat digunakan dan relevan dengan penelitian ini.

Studi Kelayakan Bisnis

Investasi merupakan suatu kegiatan membeli barang yang dapat digunakan pada waktu yang akan datang. Hal ini sesuai dengan Mankiw (2007), dimana definisi investasi adalah suatu kegiatan membeli barang-barang oleh perusahaan baik itu barang-barang berupa bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi yang digunakan pada waktu yang akan datang. Sedangkan menurut Gittinger (1986), kegiatan pertanian adalah suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barang-barang kapital yang dapat menghasilkan keuntungan - keuntungan atau manfaat setelah beberapa periode waktu. Selain itu, Kasmir dan Jakfar (2010) mengatakan investasi dapat pula diartikan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka relatif panjang dalam berbagai bidang usaha, penanaman modal yang ditanamkan dapat dalam arti sempit berupa proyek tertentu baik bersifat fisik maupun non fisik, seperti proyek pendirian pabrik, jalan, jembatan, pembangunan gedung dan proyek penelitian dan pengembangan. Investasi dapat dilakukan dalam membangun usaha baru maupun investasi dalam mengembangkan usaha yang telah ada.

Penanaman modal dalam suatu usaha atau proyek, baik dalam bentuk usaha baru atau pun perluasan usaha yang sudah ada biasaya disesuaikan dengan tujuan perusahaan yaitu mencari keuntungan (profit). Untuk itu sebelum memulai usaha ada baiknya jika sebelumnya dilakukan studi kelayakan. Akan tetapi, terkadang masih ada unit usaha yang telah melakukan studi kelayakan juga mengalami kegagalan, apalagi tanpa melakukan studi kelayakan.

Studi kelayakan bisnis dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dimasa yang akan datang, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan gagalnya hasil yang ingin dicapai dalam suatu proyek atau investasi. Dengan kata lain, studi kelayakan bisnis akan memperhitungkan hal-hal yang akan menghambat atau peluang investasi yang akan dijalankan. Jadi, dengan adanya studi kelayakan bisnis minimal dapat memberikan pedoman atau arahan kepada usaha yang akan dijalankan nantinya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Gray, et. al. (1992) dalam Nurmalina et al (2009) mendefinisikan suatu kegiatan investasi yang dapat direncakan dan dilaksakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit.

(26)

masing-masing aspek tersebut saling berkaitan dalam memenuhi kriteria kelayakan suatu bisnis. Nurmalina et al. (2009) membagi studi kelayakan bisnis kedalam aspek non finansial terdiri dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen-hukum, aspek sosial-ekonomi-budaya, aspek lingkungan dan aspek finansial.

1. Aspek Pasar dan Pemasaran

Menurut Kasmir dan Jakfar (2010), aspek pasar dan pemasaran adalah meneliti seberapa besar pasar yang akan dimasuki dan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk menguasainya serta bagaimana strategi yang akan dijalankan nantinya. Sebelum melaksanakan bisnis, analisis tehadap aspek pasar potensial perlu diketahui agar produk yang dihasilkan perusahaan mampu menempatkan diri dalam pasar potensial yang akan dimasuki. Dalam suatu usaha, pasar merupakan aspek terpenting dalam menentukan layak atau tidaknya suatu usaha. Pasar merupakan tempat dimana suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan dijual sehingga mengahasilkan uang untuk biaya operasional perusahaan selanjutnya. Jika suatu produk tidak diterima pasar atau kalah bersaing dengan produk pesaing maka dapat dikatakan usaha tersebut tidak layak dijalankan. Pengkajian terhadap aspek ini penting dilakukan, karena tidak ada bisnis atau usaha yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang dan jasa yang dihasilkan. Pada dasarnya, analisis aspek pemasaran bertujuan untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, pangsa pasar dari produk bersangkutan, kondisi persaingan antara produsen dan siklus hidup produk (Umar, 2003).

Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang :

a. Permintaan

Baik secara total maupun diperinci menurut daerah, berbagai jenis konsumen, perusahaan besar pemakai. Disini juga perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan tersebut.

b. Penawaran

Baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari produk impor. Serta bagaimana perkembangannya di masa lalu dan dan bagaimana perkiraan di masa yang akan datang. Faktor yang mempengaruhi penawaran ini seperti seperti jenis barang yang bisa menyaingi, kebijakan dari pemerintah, dan sebagainya perlu diperhatikan.

c. Harga

Dilakukan perbandingan harga dengan barang-barang impor, dengan barang produksi dalam negeri lainnya. Apakah ada kecenderungan perubahan harga dan bagaimana polanya.

d. Program Pemasaran

Mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan, bauran pemasaran

(marketing mix). Identifikasi siklus kehidupan produk (product life cycle), pada tahap apa produk yang akan dibuat.

e. Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan

(27)

2. Aspek Teknis

Aspek teknis berhubungan dengan input dan output berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa (Gittinger, 1986). Analisis ini mengidentifikasi perbedaan yang terdapat dalam informasi yang terus menerus memastikan bahwa pekerjaan secara teknis tersebut berjalan dengan lancar dan tepat. Studi teknis akan mengungkapkan kebutuhan yang diperlukan dan secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Beberapa hal umum yang perlu diperhatikan adalah mengenai kapasitas produksi, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi dan tata letak usaha yang paling menguntungkan (Umar, 2003). Selain itu menurut Nurmalina et al. (2010) aspek teknis juga membahas tentang lokasi bisnis, luas produksi, proses produksi, lay out, pemilihan jenis teknologi dan equipment.

a. Lokasi Bisnis

Beberapa variabel yang perlu diperhatikan untuk pemilihan lokasi bisnis dibedakan dalam dua golongan besar, yakni variabel utama dan variabel bukan utama. Penggolongan ke dalam kedua kelompok tersebut tidak mengandung kekakuan, artinya dimungkinkan untuk berubah golongan sesuai dengan ciri utama output dan bisnis yang bersangkutan. Variabel utama antara lain ketersediaan bahan baku, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, supply

tenaga kerja, dan fasilitas transportasi. Sedangkan varibel bukan utama yaitu hukum dan peraturan yang berlaku, iklim dan keadaan tanah, sikap dari masyarakat setempat, dan rencana masa depan perusahaan.

b. Luas Produksi

Luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan yang optimal. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan luas produksi yaitu batasan permintaan, tersedianya kapasitas mesin-mesin, jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi, kemampuan finansial dan manajemen perusahaan, kemampuan adanya perubahan teknologi produksi dimasa yang akan datang.

c. Proses Produksi

Proses produksi adalah tahapan-tahapan kegiatan produksi dalam menghasilkan suatu output yang siap jual atau dipasarkan. Proses produksi dikenal adanya 3 jenis proses yaitu proses produksi yang terputus-putus (intermiten), kontinu dan kombinasi. Dalam hal ini sistem kontinu akan lebih baik digunakan karena lebih mampu menekan resiko kerugian akibat fluktuasi harga dan efektivitas tenaga kerja yang lebih baik dibandingkan dengan sistem terputus. Kecuali untuk kegiatan budidaya tanaman semusim yang umumnya mengacu kepada proses produksi yang terputus-putus

d. Lay Out

Lay out merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan. Kriteria yang dapat digunakan untuk evaluasi lay out khususnya pabrik antara lain adanya konsentrasi dengan teknologi produksi, adanya arus produk dalam proses yang lancar dari proses satu ke proses yang lain, penggunaan ruangan yang optimal, kemudahan dalam melakukan penyesuaian maupun untuk ekspansi, minimisasi biaya produksi dan memberikan jaminan yang cukup untuk keselamatan tenaga kerja.

e. Pemilihan Jenis Teknologi dan Equipment

(28)

yang diharapkan, disamping kriteria - kriteria yang lain sperti ketepatan jenis teknologi, keberhasilan penggunaan jenis teknologi tersebut di tempat lain yang memiliki cirri-ciri yang mendekati lokasi dengan lokasi bisnis, kemampuan pengetahuan penduduk (masyarakat) setempat dan kemungkinan pengembangannya, pertimbangan kemungkinan adanya teknologi lanjutan. Selain itu, perlu diperhatikan penggunaan teknologi yang tepat baik dalam penggunaan potensi ekonomi lokal dan kesesuaian dengan kondisi sosial budaya setempat. Pemilihan mesin dan peralatan serta jenis teknologi mempunyai hubungan yang erat sekali. Apabila pengadaan teknologi tidak terpisah dari mesin yang ditawarkan, maka praktis jenis teknologi, mesin dan peralatan yang akan dipergunakan telah menjadi satu (Nurmalina, et al., 2010)

3. Aspek Manajemen

Aspek Manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa pembangunan dan manajemen dalam masa operasi. Dalam masa pembangunan bisnis, hal yang dipelajari adalah siapa pelaksana bisnis tersebut, bagaimana jadwal penyelesaian bisnis tersebut, dan siapa yang melakukan studi masing-masing aspek kelayakan bisnis. Sedangkan manajemen dalam operasi, hal yang perlu dipelajari adalah bagaimana bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih, bagaimana struktur organisasi, bagaimana deskripsi masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan, dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga-tenaga inti.

4. Aspek Hukum

Aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan, dan mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat dan izin. Aspek hukum dari suatu usaha diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerjasama (networking) dengan pihak lain (Nurmalina et al., 2010). Studi aspek manajemen meliputi penyusunan rencana kerja, siapa saja yeng terlibat, bagaimana mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan usaha, jenis-jenis pekerjaan, struktur organisasi dan pengadaan tenaga kerja yang dibutuhkan (Umar, 2003). Aspek hukum digunakan untuk meneliti kelengkapan, kesempurnaan dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki mulai dari badan usaha, izin-izin sampai dokumen lainnya (Kasmir dan Jakfar, 2013).

5. Aspek Sosial dan Lingkungan

(29)

Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting diperhatikan sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Hal itu dilakukan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika suatu investasi jadi dilakukan, baik dampak negatif maupun yang berdampak positif. Dampak yang timbul ada yang langsung memengaruhi pada saat kegiatan usaha/proyek dilakukan sekarang atau baru terlihat beberapa waktu kemudian dimasa yang akan datang (Kasmir dan Jakfar, 2010). Aspek lingkungan mempelajari bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak ada bisnis yang akan bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan (Hufschmidt, et al., 1987 diacu dalam Nurmalina et al., 2010).

6. Aspek Finansial (Keuangan)

Aspek finansial merupakan studi aspek keuangan yang bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas proyek bisnis, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya bisnis penggemukan kambing yang dilakukan oleh Vizan Farm. Aspek finansial meliputi analisa laporan laba rugi, metode penyusutan, cash flow dan analisis sensitivitas.

a. Analisa Laporan Laba Rugi

Laporan laba-rugi adalah laporan yang menunjukkan kegiatan operasi perusahaan pada periode tertentu yaitu, pertama, pendapatan, yang meliputi pendapatan operasi dan non operasi. Kedua, beban-beban yang mencakup harga pokok penjualan, beban operasi, beban bunga, dan pajak. Perhitungan arus dana usaha sebagai hasil investasi dilakukan melalui analisis perkiraan laba-rugi. Dalam perhitungan laba-rugi tergambar semua penerimaan dan pengeluaran perusahaan selama jangka waktu tertentu baik yang berhubungan dengan produksi/kegiatan pokok perusahaan. Adanya laporan laba rugi akan memudahkan untuk menentukkan besarnya aliran kas tahunan yang diperoleh suatu perusahaan, selain itu dapat juga digunakan untuk menghitung berapa penjualan minimum baik dari kuantitas ataupun nilai uang dari suatu aktivitas bisnis, nilai produksi atau penjualan minimum tersebut merupakan titik impas (break even point). Laporan laba rugi juga dipakai untuk menaksir pajak yang akan dimasukkan ke dalam cashflow.

i. Metode Penyustan

Penyusutan adalah bagian dari pengeluaran proyek yang dicadangkan tiap-tiap tahun sepanjang umur ekonomis proyek. Penyusutan tidak mengandung unsur pengeluaran uang ataupun sumber riil. Tujuannya adalah untuk mempertahankan tingkat investasi semula, sehingga bila umur ekonomis proyek sudah selsai, tingkat investasi yang sama dapat dilakukan kembali. ii. Cash flow

(30)

iii. Net Present Value (NPV)

Suatu bisnis dapat dinyatakan layak jika jumlah seluruh manfaat yang diterima melebihi biaya yang dikeluarkan. Selisih antara manfaat dan biaya disebut dengan manfaat bersih atau arus kas bersih. Suatu bisnis dinyatakan layak jika NPV lebih besar dari 0 yang artinya bisnis menguntungkan atau memberikan manfaat. Dengan demikian jika suatu bisnis mempunyai NPV lebih kecil dari 0 maka bisnis tersebut tidak layak untuk dijalankan.

iv. Internal Rate of Return (IRR)

Kelayakan bisnis juga dinilai dari beberapa pengambilan bisnis terhadap investasi yang ditanamkan, salah satunya dapat ditunjukkan dengan mengukur besar Internal Rate Of Return (IRR). IRR adalah tingkat discont rate (DR) yang menghasilkan NPV = 0. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase (%). Sebuah bisnis dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari opportinty cost of capital-nya (DR).

v. Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C)

Net B/C ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut.

vi. Payback Period (PP)

Metoda ini mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Bisnis yang

payback period-nya singkat atau cepat pengembaliannya termasuk kemungkinan besar akan dipilih. Metode payback period merupakan metode pelengkap penilaian investasi.

Analisis Senstitvitas dan Nilai Pengganti (Switching Value)

Suatu investasi memiliki resiko akibat dari ketidakpastian kondisi yang berlangsung. Resiko dan ketidakpastian menjabarkan suatu keadaan yang memungkinkan adanya berbagai macam hasil atau berbagai akibat dari usaha tertentu. Perubahan-perubahan yang terjadi akan mempengaruhi tingkat kelayakan suatu investasi, hal ini untuk melihat pengaruh-pengaruh yang terjadi akibat adanya perubahan-perubahan tersebut (Gittinger, 1986). Tujuan analisis ini adalah untuk menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan didalam perhitungan biaya atau manfaat. Analisis ini menilai apakah suatu kegiatan investasi atau bisnis yang di analisis peka terhadap perubahan yang terjadi.

(31)

melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Menurut Nurmalina et al. (2010), perubahan-perubahan yang biasa terjadi dalam menjalankan bisnis umumnya disebabkan oleh perubahan harga, keterlambatan pelaksanaan, kenaikan biaya (Cost Over Run), dan ketidaktepatan dan perkiraan hasil produksi.

(32)

karena nilai uang yang diterima saat ini memiliki kesempatan lebih besar untuk diinvestasikan. Konsep nilai waktu uang ini berimplikasi terhadap adanya masalah bunga (interst). Sehubungan dengan nilai uang, dikenal dua istilah penting yaitu

discounting (diskonto) dan compounding (pemajemukan atau pertumbuhan).

discounting atau perhitungan nilai sekarang (present value) menghitung nilai uang yang akan datang berdasarkan nilai sekarang, sedangkan compounding atau pemajemukan adalah menghitung nilai uang yang akan diterima pada masa mendatang berdasarkan bunga berganda atas nilai uang pada saat ini. Kedua istilah ini memiliki keterkaitan terhadap perhitungan nilai uang, baik yang bersifat

present value maupun future value. Biaya-biaya bisnis banyak dikeluarkan pada waktu awal bisnis, sedangkan manfaat baru akan diterima kemudian. Adanya pengaruh waktu akan menyebabkan perbedaan nilai uang, karena secara ekonomi dipengaruhi oleh adanya inflasi, kesempatan konsumsi yang berbeda dan produktivitas yang dihasilkan pada waktu yang berbeda (Nurmalina et al., 2010).

Teori Biaya dan Manfaat

Menurut Nurmalina et al. (2010) biaya didefinisikan sebagai segala sesuatu yang mengurangi tujuan bisnis sedangkan manfaat adalah segala sesuatu yang membantu suatu tujuan. Secara ringkas, studi kelayakan bisnis dapat disebut sebagai suatu metode yang membandingkan komponen - komponen biaya dan manfaat dari suatu bisnis. setiap periode waktu analisis yang direncanakan seringkali ditetapkan dalam satuan waktu yang panjang, sehingga mengakibatkan arus biaya maupun manfaat tidak terjadi secara bersamaan pada waktu yang sama melainkan sepanjang umur usaha.

(33)

Kerangka Pemikiran Operasional

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan suatu proyek pertanian dari usaha budidaya ikan hias Black Ghost di Vizan Farm. Analisis kelayakan dilakukan dengan menganalisis aspek-aspek kelayakan investasi seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, dan aspek finansial. Analisis finansial mengkaji NPV, IRR, Net B/C Rasio, Payback Period, dan sensitivitas usaha budidaya ikan hias Black Ghost tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi mengenai pelaksanaan usaha kepada pengusaha budidaya ikan Black Ghost. Berikut adalah kerangka operasional penelitian pada usaha budidaya ikan hias Black Ghost seperti ditunjukkan pada Gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional Adanya permintaan yang tinggi tidak diimbangi dengan produksi ikan Black Ghost di Vizan Farm

Adanya rencana pengembangan unit usaha ikan hias Black Ghost di Vizan Farm sebagai upaya memenuhi permintaan

Layak Analisis Kelayakan Usaha

Tidak Layak

Analisis Kalayakan Rencana Pengembangan Usaha Ikan Hias

Black Ghost diVizan Farm Analisis

Sensitivitas

Aspek Finansial

· NPV

· IRR · Net B/C · PP · Laba Rugi Aspek Non Finansial

· Aspek Pasar dan Pemasaran · Aspek Teknis

· Aspek Hukum · Aspek Manajemen

· Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

(34)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada unit usaha ikan Black Ghost di Vizan Farm yang beralamat di Jalan Rapi, Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Bojong Sari, Kota Depok, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Vizan Farm merupakan produsen ikan hias yang cukup besar di Kota Depok dimana produksi ikan Black Ghost cukup tinggi dan diproduksi secara kontinyu. Permintaan yang cukup tinggi ini berasal dari para pengumpul dan eksportir di daerah Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Pemilihan lokasi ini juga tepat untuk menganalisis kelayakan usaha. Analisis usaha bukan hanya dari segi aspek non finansial tapi juga dari aspek finansial. Kegiatan penlitian akan dilaksanakan pada bulan November hingga Desember 2013.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara langsung secara terpadu dengan pihak-pihak yang terkait, dan mengikuti seluruh aktivitas yang dilakukan oleh Vizan Farm. Selain data primer, data yang diperoleh adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan yang relevan. Data sekunder digunakan sebagai pembanding kegiatan yang dilakukan oleh usaha Vizan Farm dengan teori untuk kemudian sebagai bahan kajian evaluasi dan koreksi.

Tabel 6 Jenis dan sumber data

Jenis Data Aspek Kajian Sumber Data

Primer

Aspek Hukum · Pihak Vizan Farm · Kelurahan Pondok Petir Aspek Pasar dan

Pemasaran ·

Pihak Vizan Farm · Masyarakat pasar sasaran Aspek Teknis · Pihak Vizan Farm Aspek Manajemen · Pihak Vizan Farm Aspek Sosial dan

Lingkungan ·

Masyarakat sekitar lokasi usaha · Kelurahan Pondok Petir

(35)

Jenis Data Aspek Kajian Sumber Data

Sekunder

Aspek Hukum · Buku Studi Kelayakan Bisnis · Literatur tentang hukum bisnis

Aspek Teknis · Buku Studi Kelayakan Bisnis · Buku Manajemen Operasioanl Aspek Manajemen · Buku Studi Kelayakan Bisnis

· Buku Manajemen Sumber Daya Manusia

Aspek sosial dan

Lingkungan ·

Buku Studi Kelayakan Bisnis

Aspek Finansial · Buku studi Kelayakan Bisnis · Buku tentang Keuangan dan

Akuntansi

Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara, observasi dan diskusi. Lokasi pengumpulan data dilakukan di lokasi usaha, perpustakaan IPB, Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok, Kantor Kelurahan Pondok Petir. Teknik wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk tanya jawab langsung dengan pihak Vizan Farm dan narasumber yang lain seperti warga sekitar. Teknik observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di lokasi budidaya untuk memperoleh informasi dan data sebagai pelengkap dari hasil wawancara yang telah dilakukan. Teknik diskusi dilakukan dengan membahas hasil dari wawancara dan observasi. Sedangkan untuk data sekunder, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur dan browsing

internet.

Penelitian ini menggunakan teknik dan instrumen penelitian dalam proses pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu :

1. Teknik observasi untuk memperoleh gambaran mengenai segala hal yang berhubungan dengan budidaya ikan Black Ghost dan pemasarannya.

2. Teknik wawancara dengan pihak Vizan Farm dan pihak yang berkaitan lainnya.

(36)

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi yang sudah diperoleh akan diolah dengan bantuan komputer melalui program Excel Windows XP dan kalkulator. Setelah itu dikelompokan dan disajikan dalam bentuk table (tabulasi) kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk mempermudah proses analisis data. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk mendapatkan gambaran usaha ikan hias Black Ghost di Vizan Farm secara deskriptif atau dengan cara diinterpretasikan dari tiap-tiap aspek dalam studi kelayakan usaha ini yang tergabung dalam aspek non finansial. Aspek non finansial tersebut antara lain aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen, aspek sosial dan aspek hukum. Analisis secara kuantitatif dilakukan terhadap aspek finansial usaha ikan hias Black Ghost di Vizan Farm, dengan membandingkan biaya dan manfaat yang diperoleh dimasa sekarang dengan masa mendatang melalui tingkat diskonto tertentu. Aspek finansial yang dianalisis adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C) dan Payback Period serta analisis sensitivitas.

Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

Analisis data yang digunakan untuk melakukan analisis aspek pasar dan pemasaran di Vizan Farm adalah analisis kualitatif yang digunakan untuk mendeskripsikan kondisi pasar dan strategi pemasaran yang dijalankan oleh Vizan Farm. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi keterkaitan antara pasar input

dan pasar output. Analisis aspek pasar dan pemasaran mengkaji permintaan, penawaran, bauran pemasaran (Produk, harga, distribusi, promosi) yang diusahakan oleh Vizan Farm. Apabila aspek tersebut dapat dipenuhi oleh pihak Vizan Farm, maka usaha ikan hias Black Ghost di Vizan Farm pada aspek pasar dan pemasaran layak untuk dijalankan.

Analisis Aspek Teknis

Aspek teknis dianalisis untuk mendapatkan gambaran mengenai lokasi usaha ikan hias Black Ghost, besar skala operasi/luas produksi, ketersediaan

(37)

Analisis Aspek Manajemen

Aspek ini dapat dilihat berdasarkan kesesuaian usaha dengan pola sosial budaya masyarakat setempat, spesifikasi keahlian dan tanggung jawab pihak yang terlibat dan bentuk organisasi/manajemen di Vizan Farm. Analisis aspek manajemen digunakan untuk mengindetifikasi kegiatan yang tidak perlu, koordinasi diantara aktivitas yang ada, efisiensi manajemen dan operasi, kesesuaian struktur organisasi dengan wewenang dan tanggung jawab. Apabila Vizan Farm dapat melakukan pengelolaan dan pembagian kerja pada kegiatan usahanya maka usaha ikan hias Black Ghost di Vizan Farm pada aspek manajemen layak untuk dijalankan dilihat dari aspek manajemen.

Analisis Aspek Sosial dan Lingkungan

Aspek social dan lingkungan dilakukan dengan menganalisis dampak yang ditimbulkan berjalanya usaha terhadap kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat disekitar usaha Vizan Farm. Analisis dilakukan untuk menilai apakah usaha ikan hias Black Ghost di Vizan Farm memiliki dampak positif atau negatif, baik untuk pihak Vizan Farm sendiri maupun masyarakat luas, termasuk pemerintah (kontribusi bagi pembangunan daerah). Aspek ini menunjang keberlangsungan suatu bisnis apabila dalam pengelolaannya dapat dilakukan dengan baik dan sangat penting untuk ditelaah sebelum investasi atau usaha dijalankan. Jika keberadaan usaha ikan hias Black Ghost di Vizan Farm mampu memberikan dampak yang positif lebih besar dari pada dampak negatif, maka usaha tersebut layak untuk dijalankan dilihat pada aspek sosial dan lingkungan.

Analisis Aspek Hukum

(38)

Analisis Aspek Finansial (Keuangan)

Aspek finansial mengkaji tentang perhitungan seberapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan kemudian mengoperasikan kegiatan bisnis. Aspek finansial bertujuan untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan memiliki manfaat. Keadaan tersebut membuat pelaku usaha perlu mengkaji rencana investasi secara tepat agar modal yang ada dikeluarkan sesuai dengan rencana. Pelaku usaha harus mengetahui atau dapat memprediksi keuntungan proyek yang dijalankan serta berapa lama kemampuan bisnis yang akan dijalankan dapat mengembalikan modal yang telah diinvestasikan. Analisis aspek finansial pada pengembangan usaha ikan aligator ini menggunakan kriteria kelayakan investasi yang meliputi Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PP) dan analisis sensitivitas (switching value) untuk melihat kepekaannya terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam mempengaruhi kelayakan investasi.

1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) merupakan manfaat bersih yang diterima perusahaan selama umur usaha pada tingkat diskonto tertentu. Suatu usaha dikatakan layak jika jumlah seluruh manfaat biaya yang diterima melebihi biaya yang dikeluarkan, atau jika NPV lebih besar dari pada nol. Nilai yang dihasilkan oleh perhitungan NPV adalah dalam satuan mata uang rupiah (Rp). Menurut Nurmalina et al. (2009), secara sistematis rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut:

=

1 +

/

1 +

/

= −

1 +

/

Keterangan :

(39)

/ = ∑ /

· Net B/C > 1, maka usaha layak atau menguntungkan · Net B/C = 1, maka usaha tidak untung dan tidak rugi · Net B/C < 1, maka usaha tidak layak atau merugikan

3. Internal Rate of Return (IRR)

Internal rate of return (IRR) menunjukkan rata-rata tingkat keuntungan internal tahunan perusahaan yang melaksanakan investasi. IRR adalah tingkat suku bunga yang buat nilai NPV usaha tersebut sama dengan nol. Tingkat IRR

= Discount rate yang menghasilkan NPV positif = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif = NPV yang bernilai positif

= NPV yang bernilai negatif Kriteria Penilaian :

· Usaha layak Jika IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang ditetapkan oleh bank

· Usaha tidak layak Jika IRR lebih kecil dari tingkat diskonto yang ditetapkan oleh bank

4. Payback Period (PP)

Payback period (PP) atau analisis waktu pengembalian investasi merupakan perhitungan terhadap lamanya periode waktu yang diperlukan oleh suatu usaha untuk dapat mengembalikan biaya invesatasi. Perhitungan dilakukan dengan cara nilai manfaat bersih yang terdapat pada cashflow didiskontokan dan dikomulatifkan. Semakin kecil angka yang dihasilkan, semakin cepat tingkat pengembalian suatu investasi, sehingga usaha yang dijalankan semakin baik untuk dikembangkan. Menurut Nurmalina et al. (2010) secara matematis rumus yang digunakan dalam perhitungan PP adalah sebagai berikut :

=

Keterangan :

(40)

Ab = Manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya

Kriteria penilaian :

Lamanya periode waktu pengembalian biaya investasi harus lebih cepat dibandingkan umur usaha yang diproyeksikan dalam cashflow, semakin cepat pengembalian biaya investasi maka semakin baik usaha tersebut untuk dijalankan.

Biaya Bersama (Joint Cost)

Biaya bersama atau biaya gabungan merupakan biaya proses produksi yang menghasilkan berbagai produk secara serentak (Horngen et al, 2006). Selain itu, menurut Carter (2009) mendefinisikan bahwa biaya gabungan (joint cost) sebagai biaya yang muncul dari produksi yang simultan atas berbagai produk proses yang sama. Ada empat metode dalam penentuan joint cost yaitu metode harga pasar, metode biaya rata-rata per unit, metode rata-rata tertimbang, dan metode unit kuantitatif.

Pada penelitian ini metode yang digunakan dalam perhitungan biaya gabungan (joint cost) adalah metode harga pasar dengan pendekatan produk gabungan yang dapat dijual pada titik pisah-batas. Pada metode dengan pendekatan produk gabungan yang dapat dijual pada titik pisah-batas mengalokasikan biaya gabungan berdasarkan harga pasar relatif dari produk gabungan. Pendekatan ini menggunakan totol harga pasar dari setiap produk, yaitu jumlah unit yang diproduksi dikalikan dengan harga jual per unit. Berdasarkan metode tersebut, setiap produk gabungan menghasilkan persentase laba kotor yang sama dengan asumsi bahwa unit dijual tanpa pemrosesan lebih lanjut. Penggunaan konsep joint cost dilakukan karena pemeliharaan ikan hias Black Ghost di Vizan Farm dilakukan pada sebuah hatchery, dimana hatchery tersebut digunakan untuk usaha ikan hias Black Ghost, Maanvis, dan Diskus. Penggunaan

joint cost tersebut digunakan dalam menghitung proporsi seberapa besar penggunaan biaya dalam menjalankan usaha ikan hias Black Ghost dibandingkan dengan ikan Maanvis dan Diskus. Adapun biaya bersama pada Vizan Farm dapat ditemukan seperti pada biaya investasi, biaya tetap, dan biaya variabel.

Analisis Sensitivitas

(41)

perubahan terhadap biaya variabel pakan cacing sutera. Hal ini dilakukan karena pakan yang digunakan sebagian besar adalah hasil tangkapan dari alam sehingga harga pakan sangat berpengaruh terhadap kondisi cuaca. Pada kondisi normal harga pakan cacing sutera sebesar Rp 10 000 per takar, tetapi pada musim hujan harga tersebut dapat meninggkat mencapai Rp 15 000 per takar. Melihat kondisi tersebut, perubahan kenaikan harga pakan yang pernah terjadi di Vizan Farm sebesar 50 persen. Selain itu, penurunan jumlah produksi juga digunakan dalam perhitungan analisis sensitivitas karena jumlah produksi ikan Black Ghost di Vizan Farm tidak dapat dipastikan dan tergantung kondisi kualiatas air dan iklim dengan penurunan produksi sebesar 20 persen.

Asumsi Dasar Penelitian

1. Lahan yang digunakan usaha Vizan Farm tanpa pengembangan usaha seluas 225 m2 yang diatasnya berdiri sebuah hatcery yang digunakan juga untuk budidaya ikan hias yang lain seperti Maanvis dan Diskus sedangkan untuk rencana pengembangan usaha dengan penambahan sebuah hatcery baru yang akan dibangun diatas lahan 140 m2.

2. Sumber modal yang digunakan Vizan Farm sebelum dilakukan pengembangan modal sendiri sedangkan untuk pengembangan membutuhkan tambahan modal yang bersumber dari modal sendiri sebesar Rp 120 000 000.00.

3. Umur bisnis ditentukan selama 10 tahun berdasarkan umur ekonomis bangunan hatcery yang digunakan selama usaha, penentuan ini berdasarkan nilai investasi terbesar dalam usaha.

4. Harga yang digunakan adalah harga yang berlaku pada saat penelitian dilaksanakan dan diasumsikan konstan.

5. Derajat penetasan telur (Hatching Rate atau HR) ikan Black Ghost adalah 60 persen dan tingkat kemampuan hidup benih sampai ukuran jual (Survival Rate atau SR) adalah 75 persen berdasarkan pengalaman pihak Vizan Farm dan rujukan jurnal penelitian.

6. Produk ikan Black Ghost yang dijual adalah ukuran 1 inci atau 2.5 cm. 7. Umur satu siklus atau lama pemeliharaan benih sampai ukuran satu inci

selama 1.5 bulan dengan harga Rp. 750 per ekor.

8. Recana pengembangan usaha dilakukan dengan konsep pendederan benih ukuran 1 inci sampai ukuran dua inci dengan lama pemeliharaan selama sebulan dan survival rate sebesar 80 persen dengan harga jual Rp 1 500.00 per ekor.

9. Umur produktif indukan ikan Black Ghost adalah selama 5 tahun.

10. Tingkat Diskonto (DR) yang digunakan yaitu sebesar 6,25 persen, berdasarkan tingkat suku bunga deposito Bank Mandiri tempat bapak Sugeng atau pemilik usaha menabung.

(42)

13. Nilai sisa dihitung berdasarkan perhitungan metode garis lurus dimana harga beli dibagi umur ekonomis. Sedangkan untuk harga tanah disumsikan sama harga beli dengan harga jual pada ahkir umur proyek.

14. Pajak Pendapatan yang digunakan sesuai dengan Tarif dan PTKP yang dikeluarkan oleh Direktorat Pajak tentang penghasilan sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, Pasal 17 ayat 2 a, yang merupakan perubahan keempat atas Undang-Undang nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan yaitu: a) Pasal 17 ayat 1 b : Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha

tetap adalah sebesar 28% (dua puluh delapan persen) untuk tahun 2010. b)Pasal 17 ayat 2 a : Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

menjadi 25% (dua puluh lima persen) yang mulai berlaku sejak tahun 2010.

GAMBARAN UMUM

Lokasi dan Tata Letak

Vizan Farm memiliki lokasi unit usaha ikan Black Ghost yaitu di Jl. Rapi RT 05 RW 01, Pondok Petir, Kecamtan Bojong sari, Depok 16517, Jawa Barat. Pada bagian depan (Utara) Vizan Farm berbatasan dengan Jl. Rapi yang sebelah Timur berbatasan dengan tanah penduduk sedangkan sebelah Selatan dan Barat berbatasan dengan kompleks perumahan. Adanya lokasi kegiatan usaha yang bertempat di Bojongsari sangat menguntungkan, karena memiliki akses yang mudah dijangkau. Hal ini berguna untuk penyesuaian lingkungan seperti suhu yang tidak terlalu rendah serta kualitas air yang tersedia di masing-masing lokasi dengan kualitas air yang diinginkan sesuai kebutuhan berbagai jenis ikan yang akan dibudidayakan di lokasi tersebut.

Sejarah Vizan Farm

(43)

Pada awal pendirian usaha belum dilakukan kegiatan penjualan, persiapan produksi dan pembangunan infarsktur dilakukan terlebih dahulu untuk memperlancar kegiatan produksi. Barulah pada bulan Oktober tahun 2012 setelah perencanaan yang matang dimulai kegiatan penjualan. Penjualan ikan Black Ghost selama berjalannya usaha cukup menjanjikan dimana produk selalu habis terjual dan bahkan sering terjadi kekurangan, berdasarkan kondisi diatas maka kegiatan produksi ikan Black Ghost terus dijalankan hingga saat ini. Dilihat dari permintaannya usaha ikan Black Ghost cukup prospektif bagi Vizan Farm sehingga usaha ini terus dipertahankan dalam manajemen usahanya.

Fasilitas Budidaya Ikan Black Ghost

Dalam budidaya ikan Black Ghost di Vizan Farm menggunakan berbagai macam fasilitas yang digunakan dalam pemeliharaan induk hingga menghasilkan benih ikan Black Ghost ukuran satu inci (siap jual) yaitu fasilitas utama dan fasilitas pendukung

Fasilitas Utama

Fasilitas utama merupakan fasiitas yang harus ada pada saat memulai usaha. Fasilitas utama dalam usaha budidaya ikan Black Ghos di Vizan Farm terdiri dari: 1. Kolam Bak Semen

Kolam bak semen digunakan dalam kegiatan pemeliharaan induk, pemijahan hingga induk menghasilankan telur. Dalam kolam ini induk ikan Black Ghost dipelihara secara massal dengan sistem paket. Setiap kolam diisi dengan 40 ekor induk atau delapan paket pasang induk. Vizan Farm memiliki empat buah kolam induk dengan dimensi 2 meter 2 meter 0.5 meter. Kolam ini terbuat dari semen beton sehingga umur ekonomis kolam ini bisa mencapai 10 tahun. Biaya untuk pembuatan kolam indukan ini sebesar Rp 500 000.00 per kolam. 2. Akuarium

Akuarium yang digunakan Vizan Farm untuk usaha budidaya Black Ghost adalah akuarium dengan dimensi 100cm 60cm 50cm yang berjumlah sebanyak 50 unit (Gambar 2). Akuarium ini digunakan untuk penetesan telur dan pemeliharan larva sampai ukuran siap jual. Biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan akuarium sebesar Rp 120 000.00 per akuarium.

(44)

3. Hi-Blow

Blower yang digunakan yaitu Hi-Blow dengan merek dagang Resun GF 120; 120 watt (Gambar 3). Vizan Farm memiliki sebuah buah Hi-Blow yang digunakan dalam proses budidaya. Blower ini memiliki umur ekonomis 5 tahun dengan harga Rp 865 000.00 per unit.

4. Tabung oksigen

Tabung oksigen digunakan untuk menyimpan oksigen yang akan digunakan dalam proses pengepakan tertutup dengan plastic yang dapat menyediakan oksigen selama perjalanan pada saat ikan dikirim ke pembeli. Tabung Oksigen yang ada di Vizan Farm yaitu satu buah tabung industri dengan volume 6 m3 degan harga Rp 1 200 000.00 per unit dan umur ekonomis 10 tahun (Gambar 4).

Gambar 3 Hi-Blow di Vizan Farm

(45)

5. Pompa air

Ada 2 pompa air yang digunakan dalam budidaya ikan Black Ghost yaitu pompa air sumur dan pompa air tandon (Gambar 5). Pompa air sumur digunakan untuk mengalirkan air dari dalam sumur ke kolam penampungan air (kolom tandon) dengan kriteria PS-226 BIT seharga Rp 910 000.00. Sementara pompa air tandon berfungsi untuk mengalirkan air dari kolam penampungan air ke akuarium. Tipe pompa air tandon yang digunakan di Vizan Farm adalah PS-128 BIT dengan harga Rp 320 000.00 per unit. Kedua pompa air tersebut memiliki umur ekonomis selama 10 tahun.

6. Sumur

Sumur digunakan untuk mendapatkan air tanah yang akan digunakan untuk air budidaya. Sumur yang digunakan di Vizan Farm adalah sumur dengan kedalaman sumur 25 meter. Biaya pembuatan sumur sebesar Rp 150 000.00 yang memiliki umur ekonomis selama 10 tahun.

7. Genset

Genset berfungsi sebagai sumber energi listrik cadangan apabila terjadi pemadaman listrik. Sumber energi utama yang digunakan untuk aktivitas produksi adalah energi listrik dari PLN. Tipe genset yang digunakan Vizan Farm adalah genset dengan daya mencapai 5 000.00 watt dengan harga Rp 9 560 000.00 per unit dan memiliki umur ekonois selama 10 tahun (Gambar 6).

Gambar 5 Pompa air di Vizan Farm

(46)

8. Rak akuarium

Rak akuarium yang digunakan di Vizan Farm adalah rak akuarium yang terbuat dari besi. Rak akuarium tersebut memiliki umur ekonomis selama 10 tahun.

9. Freezer

Freezer berfungsi sebagai tempat penyimpana pakan induk berupa cacing darah (Blood worm) agar pakan induk tersebut tidak busuk. Tipe freezer yang digunakan adalah Chest Freezer Denpoo SCF-268 dengan harga Rp 2 620 000.00 per unit (Gambar 7).

10. Substrat

Substrat digunakan pada saat proses pemijahan sebagai wadah meletakkan telur ikan Black Ghost. Substrat yang digunakan Vizan Farm adalah substrat yang pterbuat dari bahan pakis (Gambar 8). Harga per unit substrat sebesar Rp 2 000.00 yang memiliki umur ekonomis selama 5 tahun.

Gambar 7 Freezer di Vizan Farm

(47)

11.Filter

Filter yang digunakan pada usaha budidaya Black Ghost di Vizan Farm adalah filter yang busa dan bahan semen. Harga per unit filter ini Rp 10 000.00 yang memiliki umur ekonomis selama 5 tahun.

Fasilitas Pendukung

Fasilitas pendukung merupakan fasilitas yang tidak berperan penting dalam proses budidaya. Akan tetapi keberadaannya sangat dibutuhkan. Ada beberapa fasilitas pendukung yang ada di Vizan Farm yaitu:

1. Centong

Centong digunakan pada saat proses penyortiran ikan yang jumlahya sebanyak 2 buah dengan harga sebesar Rp 5.000.00 per unit dan memiliki umur ekonomis selama 2 tahun.

2. Serokan

Serokan atau seser digunakan pada saat pemanenan atau pemindahan ikan dari wadah budidaya. Ada dua jenis serokan yang digunakan yatu serokan besar dan serokan kecil. Harga serokan besar Rp 7 500.00 per unit, sedangkan ukuran kecil dengan harga Rp 5 000.00 per unit yang memiliki umur ekonomis selama 2 tahun.

3. Baskom Sortir

Baki digunakan untuk menampung ikan pada saat proses sortasi. Harga baskom sortir yang digunakan Vizan Farm adalah Rp 10 000.00 yang memiliki umur ekonomis selama 2 tahun.

4. Fasilitas Pendukung lainnya

Fasilitas pendukung lainnya yang terdapat di Vizan Farm seperti sepeda motor, Handphone, dll.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Aspek Non Finansial

Gambar

Tabel 1  Perdagangan ikan hias dunia (tahun 2009-2010)
Tabel 2  Pasar ekspor ikan hias Indonesia tahun 2011-2012
Tabel 4  Produksi ikan Black Ghost di kota Depok pada tahun 2012
Tabel 5  Jumlah permintaan dan penawaran dibeberapa pengumpul benih ikan Black Ghost ukuran 2 inci per bulan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kajian oleh Md Ali (2005) mengenai kepemimpinan transformasi pengetua dan hubungannya dengan kepuasan kerja guru di Sekolah Menengah Kebangsaan Pontian, Johor juga

[r]

Pada hari ini, Senin tanggal Dua puluh enam bulan November tahun Dua ribu dua belas , Panitia Pengadaan Alat Pengolah Data BMN Pusat dan Daerah yang

[r]

[r]

Sistem distribusi tertutup dengan smart card barangkali dapat mengatasi masalah penyimpangan dalam distribusi pupuk bersubsidi; akan tetapi tidak dapat menjawab masalah hubungan

Asas hukum terapan pada kasus itu tidak difungsikan sehingga tidak digunakan untuk menentukan dasar kewenangan pengadilan karena beberapa hal berikut: (1) hukum yang diterapkan

Rekomendasi Rumusan Masalah 2 Apa yang menjadi faktor internal dan eksternal dalam pengembangan Agrowisata Desa Kerta sebagai pariwisata berkelanjutan di Kawasan Agropolitan