BAHASA HUKUM
Oleh :
Moh. Zeinudin, SH, SHI, MHum
Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Wiraraja Sumenep
Peneliti pada Pusat Studi Asia Pasifik (Center for Asia Pacific Studies)
Dalam pengertian luas : Rangkaian
kata-kata, bunyi dan lambang/simbol
untuk menyatakan atau melukiskan
sesuatu kehendak, perasaan, pikiran,
pengalaman yang ada di dalam atau
yang terkait dengan hukum terutama
dengan
hubungannya
dengan
manusia lain.
Dalam arti luas tersebut, objek
bahasa hukum terdiri dari tulisan
(kata/kalimat), bunyi (ucapaan
lisan), lambang/simbol, warna dan
gambar.
Dalam masyarakat tradisional,
bahasa
simbol/lambang
Dalam arti sempit : Bahasa hukum
adalah bagian dari ilmu bahasa,
yaitu
bahsa
indonesia
dalam
bidang hukum yang mengingat
fungsinya mempunyai karakteristik
tersendiri, oleh karena itu bahasa
hukum haruslah memuat
syarat-syarat dan kaidah-kaidah bahasa
Indonesia.
Karakteristik
bahasa
hukum
Indonesia terletak pada
istilah-istilah
dan
komposisi
dalam
bahasanya
yang
khusus
dan
kandungan artinya yang khusus
pula.
Bahasa hhukum merupakan bagian
Memahami perkembangan ilmu
bahasa, dan dinamika perilaku
manusia
(pengalaman)
yang
berikibat hukum.
Memahami cakupan makna
istilah-istilah hukum yang digunakan
dalam rumusan bahasa hukum dan
peraturan perundang-undangan.
Menguasai pilihan istilah, kata dan
atau kalimat dalam merumuskan
hukum dan perundang-undangan.
Menguasai
istilah-istilah
asing
digunakan dalam studi ilmu hukum
dan perundang-undangan.
Menguasai
metodelogi
tafsir
Ciri-ciri Bahasa Hukum
Menurut Anton M. Mulyono : Bahasa hukum
(dalam arti sempit) hanya merupakan bahasa ilmiah dengan ciri-ciri :
Lugas Objektif
Memberikan definisi yang clear dan cermat
Menghindari pengunaan istilah yang multi tafsir. Tidak dogmatis
Istilah yang digunakan cenderung baku
Ruang Lingkup
Bahasa Hukum
Bahasa hukum merupakan bagian dari ilmu hukum. Secara ontologis, mempelajari : sistem tanda-tanda
kebahasaan yang terdiri dari tulisan, lambang/simbol, isyarat, ucapan lisan, dan bunyi-bunyi.
Secara epistemologis, mempelajari : tafsir hukum
dan politik hukum.
Secara aksiologis, mempelajari : makna yang ada
Bahasa perundang-undangan
•
Ragam
bahasa
perundang-undangan
•
Jika merumuskan ketentuan peraturan
Hindari pemakaian:
a. Bebrapa istilah yang berbeda untuk pengertian yang sama.
Contoh:
Istilah gaji, upah, pendapatan digunakan untuk pengertian penghasilan.
b. Satu istialah untuk bebrapa pengertian yang berbeda.
Untuk mendapatkan kepastian hukum, istilah
dan anti dalam peraturan pelaksanaan yang disesuakan dengan istilah dan arti yang dipakai dalam peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi derajatnya.
Contoh:
Pilihan Kata atau Istilah
Pemakaiaan kata paling
untuk menyatakan pengertian maksimum (relatif) digunakan kata paling:
Contoh
...Diancam dengan pidana kurunan paling lama 6 (enam) bulan atau benda paling
banyak Rp.5.000.000.- (lima juta rupiah) Hindari penggunaan kata
Pemakaiaan kata kecuali.
Untuk menyatakan makna tidak
termasuk dalam golongan digunakan
kata
kecuali.
Kata
kecuali
ditempatkan diawal kalimat jika yang
dikecualikan induk kalimat.
Contoh:
Pemakaiaan kata Disamping.
untuk menyatakan kata makna
termasuk, dapat digunakan kata
disamping.
Contoh:
Pemakaiaan jika dan kata makna.
Untuk menyatakan makna pengandaian atau kemungkunan digunakan kata jika atau frasa dalam hal. Gunakan kata jika bagi kemungkinan atau keadaan yang akan terjadi lebih dari sekali dan setelah anak kalimat diawali kata makna.
Contoh:
Pemakaiaan kata apabila.
untuk menyatakan atau menunjukkan
uraian atau penegasan waktu terjadi
sesuatu, sebaiknya menggunakan
kata apabila atau bahwa.
Contoh:
Salah satu pihak dalam perjanjian
kerja sama ini dapat mengajukan
pembatalan perjanjian apabila pada
waktu perjanjian ini dibuat terdapat
unsur
paksaan,
kekhilafan
dan
◙Pakaian kata dan, atau, dan atau.
Untuk menyatakan sifat yang kumulatif
digunakan kata dan. Contoh:
A dan B wajib memberikan ...
Untuk menyatakan sifat alternatif atau
eksklusif digunkan atau. Contoh:
A atau B wajib memberikan ...
Untuk menyatakan sifat alternatif ataupun
kumulatif digunakan frasa dan atau. Contoh:
Untuk menyatakan istilah hak
digunakan kata berhak.
Contoh:
Setiap Pegawai Negeri Sipil
berhak
untuk
mendapatkan
Untuk menyatakan kewenangan, digukanan kata dapat atau kata boleh.
Kata dapat dapat merupakan kewenangan yang melekat pada seseorang, sedangkan kata boleh tidak melekat pada seseorang. Untuk menyatakan isrulah kewajiban digunakan kata wajib.
Contoh:
o Mentri Dalam Negeri dapat memberikan
pertimbangan/penghargaan/sanksi kepada setiap PNS dijajaran Departemen Dalam Negeri.
Utnuk menyatakan istilah sekedar
kondidsi
atau
persyaratan,
digunakan kata harus.
Contoh:
Untuk menyangkal suatu kewajiban
atau
kondisi
yang
diwajibkan
digunkan frasa tidak dawajibkan
atau tidak wajib.
Contoh:
Teknik Pengacuan
Untuk mengacu ayat atau pasal lain,
digunakan frasa sebagaimana dimaksud pada atas dalam.
Contoh:
Usahakan agar setiap Pasal atau
kebulatan ketentuan tanpa mengacu ke
Pasal lain.
Contoh:
Pengacuan dilakukan dengan menyebutkan secara tegas
nomor dan tiap pasal atau ayat yang diacu dan hindarkan penggunaan frasa pasal yang terdahulu atau pasal tersebut diatas atau Persalini.
Contoh:
Panitia Pemilihan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134 ayat (3), bertugas...
Jika ketentuan dari pengaturan yang diacu memang dapat diperlakukan seluruhnya, maka istilah tetap belaku dapat dilakukan.
Pernyataan tetap berlaku dalam pengertian bahwa digunakan jika ketentuan yang diacu itu sebagian atau diberlakukan dengan perubahan.
Contoh:
Apabila istilah tertentu dipakai berulang-ulang,
maka untuk menyederhanakan susunan perundang-undangan dapat dibuat definisi yang tempatkan dalam Bab (tentang) Ketentuan Umum.
Contoh:
Jika istilah tertentu dipakai
berulang-ulang,
maka
untuk
menyederhanakan susunan suku kata
dalam peraturan perundang-undang
dapat menggunakan singkatan atau
akronim.
Contoh:
oAnggaran Pendapatan dan Belanja
Dearah menjadi APBD.
oBadan Perencanaan Pembangunan
Singkatan nama atau badan atau
lembaga yang belum begitu dikenal
umum dan bila tidak dimuat dalam
Ketentuan Umum, maka setelah
tulisan lengkapnya, singkatannya
dibuat diantara kurung.
Contoh:
o Badan Koordinasi Surveidan Pemetaan Nasional (Bakorsutanal)
daDi anjurkan sedapat mungkin menggunkan istilah pembentukan bahasa Indonesia. Pemakaian () istilah asing yang banyak dipakai dan sudh disesuaikan ejaannya dengan kaidah bahasa Indonesa pat depertimbangkan dan dibenarkan, jika istilah asing itu memenuhi syarat:
o Mempunyai konotasi yang cocok;
o Lebih singkat dibandingkan pedomannya dalam bahasa Indonesia;
o Lebih mudah tercapainya kesepakatan;
o Lebih mudah dipahami dari pada terjemahan bahasa Indonesia.
Contoh:
Apresiasi (memberikan penilaian atau penghargaan) Devaluasi (penurinari nilai mata uang)
Ragam Bahasa hukum
1. Bahasa hukum tulisan
Pasal 43 PP. No. 10 Tahun 1961 “barang siapa membuat akta yang dimaksud dengan pasal 19, tanoa ditunjuk oleh seorang Mentri Agraria sebagai pejabat di pidana dengan
hukuman kurungan selama-lamanya 3 bulan dan/ atau dengan denda
2. Bahasa hukum bunyi
Bunyi Bel : . (satu kali) = peserta masuk ruangan . . (dua kali) = soal dibagikan
. . . (tiga kali) = ujian dimulai dan seterusnya
3. Bahasa hukum warna
Trafic light :
- Kuning: hati-hati (siap-siap jalan/ berhenti) - Merah: harus berhenti
4. Bahsa hukum
Silakan belok kanan. Jalan terus (siap-siap/ berhenti)
5. Bahasa hukum isyarat
Mengangguk = tanda setuju.