ANALISIS TENTANG KOMPETENSI SOSIAL GURU
SD NEGERI SE-KECAMATAN GIRSANG
SIPANGAN BOLON KABUPATEN
SIMALUNGUN T.A 2016/2017
Diajukan Untuk Memenuhi Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Prasekolah Dan Sekolah Dasar
Oleh:
ROLAND GURNING
NIM. 1133111063
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
ROLAND GURNING. NIM. 1133111063. Judul: “Analisis Tentang Kompetensi Sosial Guru SD Negeri Se-Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun T.A 2016/2017”. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2017.
Rumusan masalah Penelitian ini yaitu bagaimanakah kompetensi sosial yang dimiliki oleh guru yang bersertifikasi di SD Negeri se-Kecamatan. Girsang Sipangan Bolon, Kab. Simalungun Tahun Ajaran 2016/2017.
Tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui seberapa besar kompetensi sosial yang dimiliki oleh guru di SD Negeri se-Kec. Girsang Sipangan Bolon, Kab. Simalungun Tahun Ajaran 2016/2017”. Penelitian ini diharapkan dapat menemukan kejelasan dari suatu keadaan/populasi berupa analisis kompetensi sosial guru di SD Negeri se-Kec. Girsang Sipangan Bolon, Kab. Simalungun.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan secara sitematis, faktual dan akurat suatu fakta dan sifat dari populasi tertentu.Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru-guru Sekolah Dasar Negeri yang sudah sertifikasi di seluruh wilayah Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun yang terdiri dari 17 SD Negeri dan 76 orang, sampel dalam penelitian ini adalah 38 orang dengan pemilihan sampel dilakukan dengan cara teknik purposive sampling (sampel terpilih) yaitu tipe penarikan sample nonprobabilitas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran angket menggunakan rumus Mean.
Hasil penelitian bahwa pada indikator Terampil berkomunikasi tergolong baik, Bersikap simpatik tergolong sangat baik, dapat bekerja sama tergolong baik, pandai bergaul tergolong baik, memahami dunia sekitar tergolong sangat baik. Dan persentase responden yang kategori sangat baik berjumlah 23,68%, kategori baik 65,78%, kategori cukup baik 10,52%, kategori kurang baik 0%. Secara keseluruhan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap guru-guru yang telah sertifikasi di 7 SD Negeri di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon T.A 2016 / 2017 yaitu: SD Negeri 091462 Parapat, SD Negeri 091464 Parapat, SD Negeri 091466 Girsang, SD Negeri 091468 Sipangan Bolon, SD Negeri 091471 Parapat, SD Negeri 094150 Girsang, dan SD Negeri 097356 Guluan tergolong baik dalam penerapan dan penguasaan kompetensi sosial.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan pihak yang terkait dalam hal ini Dinas Pendidikan UPTD Kabupaten Simalungun, UPTD Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Mahasiswa, Dosen, Masyarakat, Kepala Sekolah dan Guru Dapat berpartisipasi meningkatkan Kompetensi Sosial Guru SD Negeri Se-Kecamatan Girsang Sipangan Bolon sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas Rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan
baik dan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Skripsi ini berjudul “Analisis Tentang Kompetensi Sosial Guru SD Negeri Se-Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun T.A 2016/2017”. Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED. Dalam penyusunan skripsi ini
penulis banyak mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Drs.
Arifin Siregar, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan saran sejak awal penulisan proposal, penelitian hingga
selesainya skripsi ini.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada ayahanda saya Sihol
Gurning, ibunda saya F.M. Siallagan, kakak laki-laki saya Fernando Sunggu
Zunedi Gurning, dan adik perempuan saya Nora Yanti Gurning yang telah
memberikan kasih sayang tanpa batas, dukungan moril, materil serta doa dan
memberikan semangat demi keberhasilan penulis.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhomat :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi M.S selaku Wakil Dekan Akademik,
Bapak Drs. Elizon Nainggolan, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Umum
dan Keuangan dan Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Wakil
Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd selaku Ketua Jurusan PGSD.
5. Ibu Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan PGSD.
6. Ibu Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd, Bapak Drs. Demmu Karokaro, M.Pd
dan Ibu Dra. Erlinda Simanungkalit,M.Pd selaku dosen penguji skripsi
yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis.
7. Kepala Sekolah SD Negeri seKecamatan Girsang Sipangan Bolon
Kabupaten Simalungun yang telah memberikan izin pelaksanaan
penelitian serta Bapak dan Ibu guru yang telah banyak memberikan
bantuan dan kerjasama selama penulis melakukan penelitian di sekolah
tersebut.
8. Terkhusus kepada sahabat – sahabat tercinta di kelas D Reguler 2013
Nikson Pakpahan, Yulidola Anjelika Bagun, Trisoyan Napitu, Trigel
Sagala, Lasria Cristin Saragih, Lilis Melina, Nova Panjaitan, Rosenni
Manihuruk dan yang lainnya yang telah banyak membantu dan
memberikan motivasi demi terselesaikannya skripsi ini.
9. Terimakasih kepada saudara-saudari GMKI FIP UNIMED Esdin
Siallagan, Ardiles Tumanggor, Muhcim Adi Sihombing, Domensano
Padang, Hotma Halasson Manullang, Fyan Herianto Samosir, Elfris
Tumanggor, Bernad Sijabat, Sopian sinurat, Parasean Sinurat, Wulan
Pakpahan, Rose Sinaga, Tiur Manullang, Jetro Sinurat, Vinni Sitinjak,
Yanti Simarmata yang memberikan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
10.Teristimewa kepada Ira Karlina situmorang A.Md yang telah banyak
membantu dan memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut
serta memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran selama penulis mengikuti
perkuliahan. Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima dari
berbagai pihak, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Tuhan Yang
Maha Kuasa membalasnya. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan.
Medan, Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
2.1.6 Pengertian Kompetensi Sosial Guru ... 22
2.1.7 Komponen – Komponen Kompetensi Sosial Guru ... 25
2.1.7.1 Terampil Berkomunikasi ... 27
2.1.7.2 Bersikap Simpatik ... 29
2.1.7.4 Pandai Bergaul ... 32
2.1.7.5 Memahami Dunia Sekitarnya ... 32
2.2 Kerangka Berfikir... 34
2.3 Pertanyaan Penelitian ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
3.1 Jenis Penelitian ... 36
3.2 populasi dan sampel ... 36
3.2.1 Populasi ... 36
3.2.2 Sampel ... 38
3.3 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 39
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 40
3.5 Teknik Analisis Data ... 45
3.6 Lokasi dan waktu Penelitian ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
4.1 Hasil Penelitian ... 49
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62
5.1 Kesimpulan ... 62
5.2 Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 65
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komponen- komponen Kompetensi Sosial Guru ... 27
Tabel 2.2 Skema Kerangka Berfikir ... 35
Tabel 3.1 Daftar Sekolah Dasar Negeri Di Wilayah Kecamatan Girsang Sipagan Bolon Kabupaten Simalungun ... 37
Tabel 3.2 Daftar Sekolah (Guru) Sebagai Sampel Penelitian ... 39
Tabel 3.3 Tabel Pemberian Skor Angket ... 41
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Observasi ... 41
Tabel 3.5 Tabel Deskripsi Validitas Angket ... 44
Tabel 3.6 Tabel Tingkat Kategori Kompetensi Sosial Guru SD ... 46
Tabel 3.7 Tabel Waktu Penelitian ... 47
Tabel 4.1 Daftar Jumlah Guru Yang Telah Sertifikasi ... 48
Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Kompetensi Sosial Dalam Indikator Terampil Berkomunikasi ... 50
Tabel 4.3 Persentase Nilai Kompetensi Sosial Dalam Indikator Terampil Berkomunikasi ... 51
Tabel 4.4 Nilai Rata-rata Kompetensi Sosial Dalam Indikator Bersikap Simpatik ... 51
Tabel 4.5 Persentase Nilai Kompetensi Sosial Dalam Indikator Bersikap Simpatik ... 52
Tabel 4.6 Nilai Rata-rata Kompetensi Sosial dalam Indikator Dapat Bekerja Sama ... 53
Tabel 4.8 Nilai Rata-rata Kompetensi Sosial dalam Indikator Pandai Bergaul
... 55
Tabel 4.9 Persentase Nilai Kompetensi Sosial dalam Indikator Pandai Bergaul
... 55
Tabel 4.10 Nilai Rata-rata Kompetensi Sosial dalam Memahami Dunia Sekitar
... 56
Tabel 4.11. Persentase Nilai Kompetensi Sosial Dalam Indikator Memahami
Dunia Sekitar ... 57
Tabel 4.12 Daftar Jumlah Guru Yang Telah Siertifikas ... 58
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Persentase Nilai Kompetensi Sosial Dalam Indikator Terampil Berkomunikasi ... 51
Diagram 4.2 Persentase Nilai Kompetensi Sosial Dalam Indikator Bersikap Simpatik ... 53
Diagram 4.3 Persentase Nilai Kompetensi Sosial Dalam Indikator Dapat Bekerja Sama ... 54
Diagram 4.4 Persentase Nilai Kompetensi Sosial Dalam Indikator Pandai Bergaul ... 56
Diagram 4.5 Persentase Nilai Kompetensi Sosial Dalam Indikator Memahami Dunia Sekitar ... 57
Diagram 4.6 Pencapaian Kompetensi Sosial Guru Tiap Indikator di SD Negeri se-Kecamatan Girsang Sipangan Bolon ... 60
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Validasi Angket ... 67
Lampiran 2 Contoh Perhitungan Validasi ... 72
Lampiran 3 Angket Penelitian ... 73
Lampiran 4 Hasil Rekapitulasi Skor Guru-Guru terhadap Jawaban Angket ... 77
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang mempunyai nilai bagi
kelangsungan hidup manusia di dunia. Hal ini sesuai dengan (Uno, 2009 :11)
“pendidikan adalah proses pemberdayaan, yang diharapkan mampu
memberdayakan peserta didik menjadi manusia yang cerdas, berilmu,
berpengetahuan serta terdidik”.
Dengan demikian, jelaslah bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat
penting bagi setiap manusia. Pendidikan seseorang dibekali dengan berbagai
pengetahuan, keterampilan, keahlian, dan pentingnya tatanan hidup yang baik.
Oleh kerena itu, kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi anak usia sekolah
perlu ditingkatkan, terutama anak usia Sekolah Dasar. Sekolah dasar merupakan
pondasi atau tahap awal yang harus dilalui seseorang untuk dapat melanjutkan
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pendidikan Sekolah Dasar merupakan
satuan pendidikan formal pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk dapat
mengembangkan sikap dan kemampuan dasar bagi siswa agar dapat
menyesuaikan diri di tengah masyarakat.
Sebagaimana tercantum pada PP No.28 Tahun 2005 tentang tujuan
pendidikan dasar yaitu : "Pendidikan dasar memberikan bekal kemampuan dasar
2
masyarakat dan warga negara serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti
pendidikan menengah". Dengan adanya pendidikan akan mampu mengembangkan
sumber daya manusia yang merupakan suatu keharusan dalam pembangunan
suatu bangsa. Untuk itu setiap negara yang ingin maju dan berkembang haruslah
berupaya membuat pendidikan itu efektif. Pendidikan harus mampu berfungsi
mengubah mental yang rendah dan mampu mengatakan inovasi dan
mempengaruhi secara kreatif pola dan perilaku masyarakat
Dalam dunia pendidikan ada banyak prasyarat agar dunia pendidikan dapat
tumbuh dan berkembang memenuhi tuntutan jaman. Namun satu faktor yang
terbilang paling penting adalah ketersediaan guru yang memiliki kompetensi
profesional. Guru sebagai ujung tombak dunia pendidikan harus mampu
membimbing siswa-siswi menjadi orang berpendidikan sesuai potensi yang
dimilikinya.
Seorang guru dituntut untuk mempunyai kemampuan dan ketrampilan
yang memadai sehingga pelaksanaan pendidikan dapat berjalan secara efesien dan
efektif. Minat, bakat kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik
tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Oleh karena itu, demi
keberhasilan dunia pendidikan, guru sebagai unsur utamanya harus dididik dan
dilatih secara profesional agar berkompetensi sesuai dengan harapan.
Pendidikan adalah inventaris sumber daya manusia (SDM) jangka
panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di
dunia. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan
strategis. Hal ini disebabkan karena guru yang dibarisan terdepan dalam
3
untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus mendidik dengan
nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. Guru adalah praktisi
pendidikan yang sesungguhnya.
Guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki kompetensi keguruan.
Untuk itu guru dituntut memiliki kompetensi dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Hal ini sebagaimana tertulis dalam
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yang menyatakan
bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
Selanjutnya Mendiknas RI melalui Permen Nomor 16 Tahun 2007
menetapkan Standart Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Juga
dinyatakan bahwa Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki , dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya. Senada dengan itu, Surat keputusan
Mendiknas nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi juga
mengemukakan, Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung
jawab yang memiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tersebut.
Secara lebih gamblang, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru menyebut macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh
tenaga guru. Kompetensi yang dimaksud mencakup empat hal, antara lain :
4
kompetensi sosial yang semua diintegrasikan dalam kinerja guru . Dalam hal ini
peneliti melakukan analisis tentang kompetensi sosial guru. Yang dimana
kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dan efesien dengan siswa, sesama guru, orang tua/wali siswa, dan
masyarakat sekitar.
Guru adalah mahkluk sosial, dalam kehidupannya tidak terlepas dari
kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu guru dituntut
untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama dalam kaitanya
dengan pendidikan yang tidak terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga
pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat. Dengan dimilikinya
kompetensi sosial oleh guru maka diharapkan guru dapat menikatkan kualitas
pendidikan yang dilaksanakan. Dikarenakan kompetensi sosial dapat digunakan
sebagai pendukung proses pembelajaran yang dilakukan dengan kerjasama atas
lingkungan guru tersebut.
Kompetensi sosial guru berkaitan dengan tanggung jawab, guru harus
memenuhi, serta memahami nilai, norma, moral dan sosial, serta berusaha
berprilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus
bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran disekolah,
dan didalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagaimana telah dikemukakan diatas, bahwa kompetensi sosial adalah
kemampuan guru sebagai bagian masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali
siswa dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial guru memang peranan penting,
5
memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya,
antara lain melalui kegiatan olahraga, keagamaan dan kepemudaan. Keluesan
bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan
berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat. Maka guru
akan sulit untuk mendapat bantuan dalam dukungan pelaksanaan pembelajaran
yang efektif dan efesien.
Menurut catatan Human Development Index (HDI), fakta ini menunjukkan
bahwa mutu guru di Indonesia masih jauh dari memadai untuk melakukan
perubahan yang sifatnya mendasar seperti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Dari data statistik HDI terdapat 60% guru SD, 40% SLTP, SMA 43%, SMK 34%
dianggap belum layak untuk mengajar di jenjang masing-masing. Selain itu,
17,2% guru atau setara dengan 69.477 guru mengajar bukan bidang studinya.
Dengan demikian, kualitas SDM adalah urutan 109 dari 179 negara di dunia.
Salah satu SD di Indonesia juga sudah diteliti dalam Muhnir (2015)
Menyimpulkan : Pemahaman kompetensi sosial guru sekolah dasar di Pulau
Sapuka masih rendah dalam hal memahami arti dan makna kompetensi sosial
guru. Guru di Pulau Sapuka tidak menyadari setiap aspek interaksi sosial yang
dilakukan merupakan aplikasi dari kompetensi sosial guru.
Surat kabar Tribun Medan dalam Hutasoit (2015: 7) mengatakan : Hasil
ujian Kompetensi Guru di Siantar Masih rendah, nilai 55. Mencapai nilai 55 ini
pun mayoritas guru tidak sanggup. Padahal inilah standart pemberian tunjangan
sertifikasi.
Hasil survey sementara yang dilakukan peneliti dengan mewawancarai
6
Kabupaten Simalungun kurang baik. Hasil wawancara dengan kepala sekolah
mengakui bahwa masih kurangnya kesadaran guru dalam upaya meningkatkan
kompetensi sosial, Guru kurang berinteraksi dengan siswa sehingga siswa kurang
nyaman dalam proses pembelajaran. Guru kurang mengenal dan berinteraksi
dengan orang tua/siswa dan teman sejawat guru sehinga kurang mengenal watak
dan kemampuan siswa. Guru kurang bersosialisasi dengan sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar sehinnga
proses pembelajaran kurang dukungan akan ke efektifan maupun ke efesiensian
proses pembelajaran dan juga Guru kurang memiliki pemahaman dunia sekitar
sekolah.
Berdasarkan masalah-masalah di atas peneliti menyadari perlu adanya
perbaikan pada proses pendidikan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan menguasai kompetensi sosial guru. Karena kompetensi sosial dapat
mempengaruhi proses pendidikan yang lebih baik. Kompetensi sosial merupakan
salah satu unsur dari kompetensi guru. Kompetensi sosial dimiliki guru bertujuan
untuk mendukung proses pendidikan yang efektif dan efesien yang dimana akan
membantu untuk pengenalan diri siswa dan membantu proses pembelajaran secara
optimal.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa kompetensi sosial guru sangat
mempengaruhi karakter guru dan proses pembelajaran pada siswa, maka penulis
tertarik untuk memilih judul penelitian “Analisis Tentang Kompetensi Sosial
Guru SD Negeri se-Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Tahun Ajaran
7
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Guru kurang mengenal latar belakang siswa.
2. Guru kurang memiliki hubungan erat dengan teman sejawat pendidik.
3. Guru kurang mengenal orangtua/ wali siswa.
4. Guru kurang memiliki kedekatan dengan masyarakat sekitar.
5. Guru kurang terampil berkomunikasi dengan masyarakat sekolah.
6. Guru kurang memiliki sikap bersimpatik dengan masyarakat dan siswa.
7. Guru kurang memiliki pemahaman dunia sekitar sekolah.
1.3 Batasan Masalah
Dalam meningkatkan kualitas pendidikan setiap guru haruslah memiliki
kompetensi dalam pembelajaran. Kompetensi guru memiliki 4 komponen yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial. Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam penelitian ini,
maka penulis membuat batasan masalah “Analisis Tentang Kompetensi Sosial
Guru yang telah sertifikasi di SD Negeri se-Kecamatan Girsang Sipangan Bolon
Tahun Ajaran 2016/2017”
8
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah
kompetensi sosial yang dimiliki oleh guru yang bersertifikasi di SD Negeri
se-Kec. Girsang Sipangan Bolon, Kab. Simalungun Tahun Ajaran 2016/2017 ?”.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini :
“Untuk mengetahui seberapa besar kompetensi sosial yang dimiliki oleh
guru di SD Negeri se-Kec. Girsang Sipangan Bolon, Kab. Simalungun Tahun
Ajaran 2016/2017”.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
a. Manfaat praktis
1) Memberikan informasi kepada guru, kepala sekolah dan pembaca
mengenai tingkat kompetensi sosial guru.
2) Bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan referensi.
b. Manfaat konseptual
1) Memberikan pengetahuan dan wawasan sekaligus pengembangan ilmu
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil peneliitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Rata-rata kompetensi guru-guru SD Negeri se-Kecamatan Girsang
Sipangan Bolon terhadap indikator terampil berkomunikasi sebesar 2,73
termasuk dalam kriteria baik.
2. Rata-rata kompetensi guru-guru SD Negeri se-Kecamatan Girsang
Sipangan Bolon terhadap indikator bersikap simpatik sebesar 3,29
termasuk dalam kriteria sangat baik.
3. Rata-rata kompetensi guru-guru SD Negeri se-Kecamatan Girsang
Sipangan Bolon terhadap indikator dapat bekerja sama sebesar 2,63
termasuk dalam kriteria baik.
4. Rata-rata kompetensi guru-guru SD Negeri se-Kecamatan Girsang
Sipangan Bolon terhadap indikator pandai bergaul sebesar 3,12 termasuk
dalam kriteria sangat baik.
5. Rata-rata kompetensi guru-guru SD Negeri se-Kecamatan Girsang
Sipangan Bolon terhadap indikator memahami dunia sekitar sebesar 3,28
termasuk dalam kriteria sangat baik.
6. Secara umum Kompetensi Sosial guru di SD Negeri se-Kecamatan
Girsang Sipangan Bolon Tahun Ajaran 2016/2017 sebesar 3,01 termasuk
63
7. Persentase Responden yang memiliki nilai Kompetensi Sosial Guru
Sekolah Dasar Sangat baik sebesar 24%, nilai Kompetensi Sosial
Guru Sekolah Dasar Baik sebesar 66%, nilai Kompetensi Sosial Guru
Sekolah Dasar Cukup Cukup Baik sebesar 10% , dan nilai
Kompetensi Sosial Guru Sekolah Dasar Kurang Baik sebesar 0%.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, peneliti menyarankan
beberapa hal, sebagai berikut :
1. Pemerintah terutama Dinas Pendidikan Unit Pelaksana Teknis Daerah
Kabupaten Simalungun dan Dinas Pendidikan Unit Pelaksana Teknis Daerah
Girsang Sipangan Bolon perlu memfasilitasi pelatihan tambahan mengenai
kompetensi sosial guru pada tiap sekolah dan dilakukan secara intens agar
meningkatkan kompetensi guru.
2. Mahasiswa dan Dosen serta masyarakat selaku civitas akademis perlu
membantu keberhasilan guru dalam meningkatkan kompetensi sosial agar
dalam proses pendidikan dapat terlaksana pembelajaran yang efektif dan
menarik guna meningkatkan mutu pendidikan Negara Indonesia menjadi
lebih baik.
3. Kepala Sekolah, sebagai pimpinan tertinggi sekolah ada baiknya selalu
memperhatikan kelemahan dan kesulitan yang dialami guru dan personel
lainnya dengan mengadakan rapat/pertemuan ataupun pelatihan dalam
64
4. Guru juga harus dinamis dalam menghadapi perubahan zaman dan tuntunan
profesinya, selalu belajar, membaca buku, mengikuti seminar, dan juga
kemajuan teknologi yang ada sehingga membantu guru dalam peningkatan
65
DAFTAR PUSTAKA
Cholid Narbuko, Abu Achmadi, 2008, metodologi Penelitian, Jakarta: PT Bumi Perkasa
Darmadi, 2012, KemampuanDasarMengajar, Bandung: Alfabeta
Denidya Damay,2012,PanduanSuksesSertifikasi Guru, Yogyakarta: Araska
ImasKurniasih, Berlin Sani,2015,SuksesUjiKompetensi Guru (UKG), Surabaya: Kata Pena
Imas Kurniasih,2012, Bukan Guru Biasa, Surabaya: ArtaPustaka
Istarani, IntanPulungan, 2015, EksilopediPendidikan, Medan: Larispa
KompetensiSosial Guru (http://riariok.blogspot.com/2012/01/kompetensi-sosial-guru.html). DiaksespadaJanuari 2012
Kunandar, (2011), Guru Profesional, Jakarta : Raja GrafindoPersada
MomonSudarman, Profesi Guru Dipuji, Dikritisi, danDicaci, Jakarta: PT Raja GrafindoPersada
Morissan, 2012, MetodePenelitian Survey, Jakarta :Kencana
Nasrul, 2014, Profesi Dan EtikaKeguruan, Yogyakarta: AswajaPresindo
Noor, Juliansyah, (2011), MetodologiPenelitian, Jakarta :Kencana
Pengertian Analisis
(www:gurupendidikan.com/ 2015/10/pengertian-analisis-menurut-para-ahli-didunia
,
html). Diakses pada 5 oktober 2015Royandi H. 24 November2015. Hasil Ujian Kompetensi Guru Siantar Mayoritas di Bawah Nilai 55.Tribun Medan,
Rusman, (2014), Model-Model Pembelajaran, Jakarta : Raja GrafindoPersada
Sagala, Syaiful, 2011,KemampuanProfesional Guru danTenagaKependidikan, Bandung : Alfabeta
66
Slameto, 2010, Belajar&Faktor-Faktor Yang Mempengaharui, Jakarta: PT AsdiMahasatya
Strategi Membangun Komunikasi
(
http://muhammadden1.blogspot.com/2015/06/strategi-membangun-komunikasi-efektif,html). Diakses pada 4 juni 2015
Sudarwan Danim, 2010, Pengembangan Profesi Guru Dari Pra-Jabatan, Induksi, Ke-Profesional Madani, Jakarta: Prenadamedia Group
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Tato Nasehudin, Nanang Lozali, 2012, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : CV Pustaka Setia
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen