• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Kinerja Layanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Menggunakan Standar ISO 11620

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Evaluasi Kinerja Layanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Menggunakan Standar ISO 11620"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KINERJA LAYANAN PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MENGGUNAKAN STANDAR ISO 11620

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi

Oleh :

ASYRAA SULISTINA

050709013

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Evaluasi kinerja layanan Perpustakaan Universitas Sumatera

Utara menggunakan standar ISO 11620

Oleh : Asyraa Sulistina

Nim : 050709013

Pembimbing I : Himma Dewiyana, ST, M.Hum

Tanda Tangan :

Tanggal : 27 Juni 2009

Pembimbing II : Drs. Jonner Hasugian, M.Si

Tanda Tangan :

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Evaluasi kinerja layanan Perpustakaan Universitas Sumatera

Utara menggunakan standar ISO 11620

Oleh : Asyraa Sulistina

Nim : 050709013

DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua : Drs. Jonner Hasugian, M.Si.

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS SASTRA

Dekan : Drs. Syaifuddin, M.A. Ph.D

Tanda Tangan :

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Juni 2009 Penulis,

(5)

Abstrak

Sulistina, Asyraa. Evaluasi Kinerja Layanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Menggunakan Standar ISO 11620.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja layanan perpustakaan USU menggunakan standar ISO 11620. Tujuan Indikator kinerja perpustakaan adalah sebagai salah satu metode pendekatan atau alat untuk mengevaluasi mutu dan efisiensi sumber daya yang dialokasikan oleh perpustakaan dalam menyelenggarakan jasa dan atau kegiatan lain yang terkait.

Aspek yang diukur yaitu layanan umum (meliputi persentase pencapaian target pengunjung, kunjungan ke perpustakaan perkapita), penyediaan dokumen (meliputi ketersediaan judul dokumen, penggunaan di perpustakaan per kapita), temu kembali dokumen (meliputi waktu rata-rata penelusuran dokumen dari koleksi akses tertutup maupun akses terbuka), peminjaman dokumen (meliputi perputaran koleksi, peminjaman per kapita, dokumen yang sedang dipinjam per kapita), layanan referensi (meliputi tingkat jawaban yang benar), penelusuran informasi (meliputi tingkat keberhasilan penelusuran katalog judul dan katalog subyek), dan fasilitas (meliputi ketersediaan fasilitas, tingkat pemakaian fasilitas, tingkat keterisian kursi, dan ketersediaan sistem otomasi). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengukuran masing-masing indikator dihitung dengan rumus menggunakan rumus standar ISO 11620.

Hasil penilitian menunjukkan indikator kinerja memiliki tingkat persentase sangat tinggi atau di atas batas skala yang ditetapkan hal ini berarti bahwa kinerja yang dilakukan Perpustakaan USU telah dimanfaatkan dengan baik oleh penggunanya. Hasil dari perhitungan pengukuran kinerja dapat diperoleh sebagai berikut: Layanan Umum (Persentase target populasi yang dicapai mengatakan sangat berhasil dengan persentase 100%. Kunjungan ke perpustakaan per kapita 34,33), Penyediaan Dokumen (Ketersediaan judul/dokumen juga sangat berhasil dengan persentase 71,42%. Penggunaan di perpustakaan per kapita 8,17), Temu Kembali (Waktu median temu kembali dokumen dari koleksi tertutup 662. Waktu median temu kembali dokumen dari koleksi terbuka 884), Peminjaman Dokumen (Perputaran koleksi melebihi tingkat pencapaian yaitu 87,69%. Peminjaman per kapita 9,28. Dokumen yang sedang dipinjam per kapita 9,86), Layanan Referensi (Tingkat ketepatan jawaban dengan persentase 100%), Penelusuran Informasi (Tingkat keberhasilan penelusuran koleksi melalui katalog judul 64,8%. Tingkat keberhasilan penelusuran koleksi melalui katalog subjek 62,1%), Fasilitas (Ketersediaan Fasilitas 96,8%. Penggunaan fasilitas 54,55%. Ketersediaan kursi 71,96%. Ketersediaan sistem otomasi 380%).

(6)

KATA PENGANTAR

Allhamdulillahi rabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu dengan judul “Evaluasi Kinerja Layanan Perpustakaan Menggunakan Standar ISO 11620”. Selawat dan salam juga penulis ucapkan untuk junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis untuk menyelesaikan pendidikan pada Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya semua ini tidak akan berarti apa-apa tanpa bantuan dan dukungan dari keluarga yang tidak henti-hentinya memberikan limpahan kasih sayangnya pada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Ayahanda Ir. Tasmandjuri S, BA dan Ibunda Lasminah yang tiada henti-hentinya memberikan dukungan moral maupun materi untuk menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhinnga kepada:

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si sebagai Ketua Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi.

3. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd selaku Dosen Wali.

4. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan dan arahan serta waktu dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Jonner Hasugian M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah memberikan bantuan dan arahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

(7)

7. Seluruh staf pengajar pada Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi fakultas Sastra USU yang telah mendidik penulis selama perkuliahan.

8. Seluruh staf Perpustakaan USU yang telah banyak memberikan data dan informasi yang dibutuhkan penulis selama penyusunan skripsi ini.

9. Kakakku tercinta Isyraa Sulvitana dan adikku tersayang Saidina Mahtonami serta seluruh keluarga besar yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, do’a dan semangat kepada penulis.

10.Sahabat-sahabat terbaikku Yona, Rika, Euis, Siti, Margaret, Endang, Firza, Mida, Newin, Ganda serta teman-temanku satu angkatan tahun 2005 yang tidak disebutkan namanya satu persatu. Thanks Friend, you all best friend. Semoga semua yang telah diberikan dalam rangka menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini dapat imbalan berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.

Akhirnya penulis menyadari bahwa Skripsi yang penulis susun ini syarat dengan kekurangan dan kelemahan karena Skripsi ini penulis susun atas dasar pengembangan penalaran penulis yang berpedoman pada media pendidikan dan juga mengingat bahwa penulis masih berstatus Mahasiswa yang sangat minus dengan pengalaman dan pengetahuan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk masa yang akan datang walaupun demikian penulis mengharapkan Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Mei 2009 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 6

2.1 Evaluasi ... 6

2.1.1 Pengertian Evaluasi ... 6

2.1.2 Tujuan dan Fungsi Evaluasi ... 8

2.1.3 Alat Penilaian Evaluasi ... 9

2.1.4 Standar yang Digunakan ... 9

2.1.5 Model Evaluasi ... 9

2.1.6 Pendekatan-Pendekatan Terhadap Evaluasi ... 10

2.2 Kinerja ... 11

2.2.1 Pengertian Kinerja... 11

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 12

2.2.3 Aspek-aspek Standar Kinerja ... 12

2.2.4 Penilaian Kinerja ... 13

2.2.5 Pengertian Kinerja Perpustakaan ... 14

2.3 Pengertian Evaluasi Kinerja ... 15

2.3.1 Tujuan Evaluasi Kinerja ... 15

2.3.2 Tolak Ukur Evaluasi Kinerja ... 16

(9)

2.5 ISO 11620 ... 17

2.5.1 Standarisasi Perpustakaan menurut ISO 11620 ... 18

2.5.1.1 Standarisasi ... 18

2.5.1.2 Indikator Kinerja Perpustakaan menurut Standar ISO 11620 ... 19

2.6 Layanan Perpustakaan... 23

2.6.1 Tujuan dan Fungsi Layanan Perpustakaan... 24

2.6.2 Sistem Layanan Perpustakaan ... 25

2.7 Teknik Mengevaluasi Pelayanan ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Lokasi Penelitian ... 29

3.2 Unit Analisis ... 29

3.3 Instrumen Penelitian ... 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 30

3.6 Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1 Pengukuran Kinerja Layanan Perpustakaan Menggunakan Standar ISO 11620 ... 38

4.1.1 Umum ... 38

4.1.1.1 Persentase Target Populasi yang Dicapai ... 38

4.1.1.2 Kunjungan ke Perpustakaan per Kapita ... 39

4.1.2 Penyediaan Dokumen ... 41

4.1.2.1 Ketersediaan Judul/Dokumen ... 41

4.1.2.2 Penggunaan di Perpustakaan per Kapita ... 42

4.1.3 Temu Kembali ... 44

4.1.3.1 Waktu median temu kembali dokumen dari koleksi tertutup ... 44

4.1.3.2 Waktu median temu kembali dokumen dari koleksi terbuka ... 46

4.1.4 Peminjaman Dokumen ... 47

4.1.4.1 Perputaran koleksi ... 47

(10)

4.1.4.3 Dokumen yang sedang dipinjam per kapita ... 49

4.1.5 Layanan Referensi... 50

4.1.5.1Tingkat ketepatan jawaban ... 50

4.1.6 Penelusuran Informasi ... 51

4.1.6.1Tingkat keberhasilan penelusuran koleksi melalui katalog judul 51

4.1.6.2Tingkat keberhasilan penelusuran koleksi melalui katalog subjek 52 4.1.7 Fasilitas ... 54

4.1.7.1 Ketersediaan Fasilitas ... 54

4.1.7.2 Tingkat Penggunaan Fasilitas ... 55

4.1.7.3 Tingkat Ketersediaan Kursi ... 56

4.1.7.4 Ketersediaan Sistem Otomasi ... 58

BAB V PENUTUP ... 61

5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel – 1 : Matriks Indikator Kinerja Perpustakaan menurut ISO 11620 ... 19

Tabel – 2 : Indikator Kinerja Layanan Perpustakaan USU ... 30

Tabel – 3 : Jumlah Anggota Perpustakaan ... 38

Tabel – 4 : Jumlah Pengunjung Parpustakaan ... 40

Tabel – 5 : Jumlah Koleksi Berdasarkan Jenis... 41

Tabel – 6 : Jumlah Peminjam dan Pinjaman Mahasiswa ... 43

Tabel – 7 : Jumlah Hari Buka Perpustakaan ... 44

Tabel – 8 : Jumlah Waktu Peminjaman pada Koleksi Tertutup... 45

Tabel – 9 : Jumlah Waktu Peminjaman pada Koleksi Tertutup... 46

Tabel – 10 : Peminjaman Berdasarkan Koleksi ... 47

Tabel – 11 : Sebaran Pinjaman Buku ... 48

Tabel – 12 : Kegiatan Layanan Referensi ... 51

Tabel – 13 : Tingkat Keberhasilan Penelusuran Melalui Katalog Judul ... 52

Tabel – 14 : Tingkat Keberhasilan Penelusuran Melalui Katalog Subjek ... 53

Tabel – 15: Tingkat Ketersediaan OPAC ... 55

Tabel – 16: Tingkat Penggunaan OPAC ... 56

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

Abstrak

Sulistina, Asyraa. Evaluasi Kinerja Layanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Menggunakan Standar ISO 11620.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja layanan perpustakaan USU menggunakan standar ISO 11620. Tujuan Indikator kinerja perpustakaan adalah sebagai salah satu metode pendekatan atau alat untuk mengevaluasi mutu dan efisiensi sumber daya yang dialokasikan oleh perpustakaan dalam menyelenggarakan jasa dan atau kegiatan lain yang terkait.

Aspek yang diukur yaitu layanan umum (meliputi persentase pencapaian target pengunjung, kunjungan ke perpustakaan perkapita), penyediaan dokumen (meliputi ketersediaan judul dokumen, penggunaan di perpustakaan per kapita), temu kembali dokumen (meliputi waktu rata-rata penelusuran dokumen dari koleksi akses tertutup maupun akses terbuka), peminjaman dokumen (meliputi perputaran koleksi, peminjaman per kapita, dokumen yang sedang dipinjam per kapita), layanan referensi (meliputi tingkat jawaban yang benar), penelusuran informasi (meliputi tingkat keberhasilan penelusuran katalog judul dan katalog subyek), dan fasilitas (meliputi ketersediaan fasilitas, tingkat pemakaian fasilitas, tingkat keterisian kursi, dan ketersediaan sistem otomasi). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengukuran masing-masing indikator dihitung dengan rumus menggunakan rumus standar ISO 11620.

Hasil penilitian menunjukkan indikator kinerja memiliki tingkat persentase sangat tinggi atau di atas batas skala yang ditetapkan hal ini berarti bahwa kinerja yang dilakukan Perpustakaan USU telah dimanfaatkan dengan baik oleh penggunanya. Hasil dari perhitungan pengukuran kinerja dapat diperoleh sebagai berikut: Layanan Umum (Persentase target populasi yang dicapai mengatakan sangat berhasil dengan persentase 100%. Kunjungan ke perpustakaan per kapita 34,33), Penyediaan Dokumen (Ketersediaan judul/dokumen juga sangat berhasil dengan persentase 71,42%. Penggunaan di perpustakaan per kapita 8,17), Temu Kembali (Waktu median temu kembali dokumen dari koleksi tertutup 662. Waktu median temu kembali dokumen dari koleksi terbuka 884), Peminjaman Dokumen (Perputaran koleksi melebihi tingkat pencapaian yaitu 87,69%. Peminjaman per kapita 9,28. Dokumen yang sedang dipinjam per kapita 9,86), Layanan Referensi (Tingkat ketepatan jawaban dengan persentase 100%), Penelusuran Informasi (Tingkat keberhasilan penelusuran koleksi melalui katalog judul 64,8%. Tingkat keberhasilan penelusuran koleksi melalui katalog subjek 62,1%), Fasilitas (Ketersediaan Fasilitas 96,8%. Penggunaan fasilitas 54,55%. Ketersediaan kursi 71,96%. Ketersediaan sistem otomasi 380%).

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan dan lembaga penyedia informasi akan memiliki kinerja yang baik apabila didukung dengan manajemen yang memadai, sehingga seluruh aktivitas lembaga akan mengarah pada upaya pencapaian tujuan yang telah dicanangkan. Kemampuan manajemen diperlukan juga untuk menjaga keseimbangan tujuan yang berbeda dan mampu dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Oleh karena itu, perpustakaan sebagai lembaga pengelola dokumen dan jasa informasi perlu ditangani secara profesional dengan mengikuti kaedah dan standar yang profesional pula. Untuk itu, perlu dikelola dengan pendekatan sistem manajemen jaminan mutu dan selalu diukur dan dievaluasi secara berkala menurut standar tertentu.

Powell (2006 : 102) memaparkan sedikitnya 10 alasan kuat untuk melakukan penelitian evaluasi yaitu selain untuk mendukung proses pengambilan keputusan di sebuah organisasi, penelitian evaluasi seringkali juga didorong oleh keinginan menghindari pengulangan kesalahan yang pernah dibuat, dan untuk meningkatkan citra dikalangan pengguna.

Untuk melihat apakah tujuan perpustakaan sudah tercapai dan bagaimana kualitas yang telah dikembangkan tersebut sudah memenuhi standar, maka perlu diadakan suatu analisis dan evaluasi. Evaluasi terhadap perpustakaan selalu dilaksanakan dari waktu ke waktu, sebab semua aspek perkembangan perpustakaan dipengaruhi oleh hasil evaluasi. Untuk dapat menghasilkan evaluasi yang baik, sasaran yang akan dicapai harus diketahui.

(15)

menciptakan tertib manajemen dan memudahkan kontrol apabila ada penyimpangan dalam penyelenggaraan perpustakaan.

Standar Internasional ISO 11620 mengenai indikator kinerja perpustakaan yang resmi diterbitkan pada tahun 1998 (International Organization for Standardization 1998) tersebut dapat digunakan untuk mengukur kinerja semua jenis perpustakaan di semua negara. Pengukuran indikator kinerja perpustakaan dimaksudkan untuk membandingkan kinerja suatu perpustakaan dari waktu ke waktu, atau dengan alasan yang sangat kuat dapat juga digunakan untuk membandingkan kinerja perpustakaan yang satu dengan yang lain dengan mempertimbangkan perbedaan misi perpustakaan dan dengan indikator yang digunakan.

Kinerja perpustakaan didefinisikan sebagai efektivitas jasa yang disediakan oleh perpustakaan dan efisiensi sumber daya yang dialokasikan dan digunakan untuk menyiapkan jasa tersebut. Adapun indikator kinerja adalah pernyataan numerik, simbol atau verbal yang diperoleh dari statistik dan data perpustakaan yang digunakan untuk memberi ciri terhadap kinerja sebuah perpustakaan. Dalam ISO 11620-1998, terdapat 5 aspek kegiatan dan menggunakan 23 indikator.

Indikator yang termuat dalam ISO 11620-1998 adalah standar minimal tanpa menutup kemungkinan penambahan indikator baru oleh tim yang ditunjuk untuk melengkapi indikator yang sudah ada. Sementara ini, aspek pendidikan pemakai, promosi, ketersediaan dan penggunaan sumber daya manusia belum tersedia indikatornya. Mengingat begitu bervariasinya perpustakaan yang ada, maka tidak semua indikator yang disusun cocok untuk semua perpustakaan. Untuk memilih indikator yang akan digunakan, perpustakaan dapat berkonsultasi dengan pihak lain, seperti: lembaga induk, instansi terkait, pemakai dan lain-lain.

(16)

penyandang dana untuk memanfaatkan dana secara optimal, pada waktu yang sama pengguna dari jasa-jasa perpustakaan semakin tinggi tuntutannya.

Manfaat pengukuran mutu bisa diringkas dalam lima butir sebagai berikut: (Wallace, 2001 : 33)

1. Pengukuran menyebabkan orang memiliki rasa berhasil dan berprestasi, yang kemudian diterjemahkannya menjadi pelayanan yang prima kepada pelanggan.

2. Pengukuran bisa dijadikan dasar menentukan standart kinerja dan standart prestasi yang harus dicapai, yang akan mengarahkan mereka menuju mutu yang semakin baik dan kepuasan pelanggan yang meningkat.

3. Pengukuran memberikan umpan balik segera kepada pelaksana, terutama bila pelanggan sendiri yang mengukur kinerja pelaksana atau perusahaan yang memberi pelayanan.

4. Pengukuran memberi tahu Anda apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki mutu dan kepuasan pelanggan serta bagaimana harus melakukannya.Informasi ini juga bisa datang langsung dari pelanggan.

5. Pengukuran memotivasi orang untuk melakukan dan mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi.

Manfaat utama dari program pengukuran adalah tersedianya umpan balik yang segera, berarti dan objektif. Dengan hasil pengukuran orang bisa melihat bagaimana mereka melakukan pekerjaannya, membandingkannya dengan standart kinerja, dan memutuskan apa yang harus dilakukan untuk melakukan perbaikan berdasarkan pengukuran tersebut.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa begitu pentingnya dilakukan evaluasi kinerja layanan perpustakaan. Perpustakaan USU memiliki indikator tersendiri untuk mengevaluasi kinerja layanan perpustakaan. Namun, sampai saat ini pengukuran kinerja layanan perpustakaan menggunakan standar ISO 11620 belum pernah dilakukan.

(17)

Sesuai dengan penjelasan tersebut maka penulis menetapkan judul penelitian

ini adalah “EVALUASI KINERJA LAYANAN PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN STANDAR ISO 11620”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kinerja layanan perpustakaan USU jika diukur atau dievaluasi menggunakan standar ISO 11620. Rumusan masalah di atas dapat dirinci dalam pertanyaan-pertanyaan berikut ini?

1. Bagaimanakah layanan perpustakaan USU jika diukur menggunakan standar ISO 11620?

2. Bagaimanakah penyediaan dokumen pada perpustakaan USU jika diukur menggunakan standar ISO 11620?

3. Bagaimanakah temu kembali dokumen pada perpustakaan USU jika diukur menggunakan standar ISO 11620?

4. Bagaimanakah peminjaman dokumen pada perpustakaan USU jika diukur menggunakan standar ISO 11620?

5. Bagaimanakah layanan referensi pada perpustakaan USU jika diukur menggunakan standar ISO 11620?

6. Bagaimanakah tingkat penelusuran informasi pada perpustakaan USU jika diukur menggunakan standar ISO 11620?

7. Bagaimanakah fasilitas pada perpustakaan USU jika diukur menggunakan standar ISO 11620?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui layanan perpustakaan USU jika diukur mengunakan standar ISO 11620.

2. Untuk mengetahui tingkat penyediaan dokumen pada perpustakaan USU jika diukur menggunakan standar ISO 11620.

(18)

4. Untuk mengetahui peminjaman dokumen pada perpustakaan USU jika diukur menggunakan standar ISO 11620.

5. Untuk mengetahui layanan referensi pada perpustakaan USU jika diukur menggunakan standar ISO 11620.

6. Untuk mengetahui tingkat penelusuran informasi pada perpustakaan USU jika diukur menggunakan standar ISO 11620.

7. Untuk mengetahui fasilitas pada perpustakaan USU jika diukur menggunakan standar ISO 11620.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penulisan ini adalah:

1. Perpustakaan USU, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengembangan perpustakaan.

2. Peneliti, dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian pada masalah yang sama.

3. Penulis, penelitian ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidang perpustakaan dan informasi khususnya dalam bidang layanan perpustakaan.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

(19)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Evaluasi

2.1.1 Pengertian Evaluasi

Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris

evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily, 2000 : 220). Sedangkan menurut Crawford (2000 : 13) mengartikan penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui/menguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan.

Dari pendapat diatas evaluasi atau penilaian dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan.

Beberapa pendapat para ahli mengenai evaluasi dapat diuraikan sebagai berikut:

Menurut Umar (2002 : 36) “evaluasi adalah suatu proses umtuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegitan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh”.

Arikunto (2002 : 1) menyatakan bahwa “evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan”.

Sedangkan menurut Matthews (2007 : 1)

(20)

Roznovski (1996 : 4) juga memaparkan evaluasi sebagai "setiap usaha atau proses dalam menentukan nilai". Secara khusus evaluasi atau penilaian juga diartikan sebagai proses pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan.

Menurut Tague-Sutclife (1996 : 1-3) mengartikan evaluasi sebagai "a systematic process of determining the extent to which instructional objective are

achieved by pupils". Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tuiuan yang jelas.

Evaluasi berkaitan erat dengan pengukuran dan penilaian yang pada umumnya diartikan tidak berbeda (indifferent), walaupun pada hakekatnya berbeda satu dengan yang lain. Pengukuran (measurement) adalah proses membandingkan sesuatu melalui suatu kriteria baku (meter, kilogram, takaran dan sebagainya), pengukuran bersifat kuantitatif. Penilaian adalah suatu proses transformasi dari hasil pengukuran menjadi suatu nilai. Evaluasi meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur dan menilai yang digunakan dalam rangka pengambilan keputusan. Jadi, pengukuran itu merupakan proses mengukur yang berfungsi sebagai alat evaluasi. Dari kegiatan pengukuran ini proses evaluasi dimulai (Kasim, 1993 : 18).

Karenanya, dalam keberhasilan ada dua konsep yang terdapat didalamnya yaitu efektifitas dan efisiensi. Efektifitas merupakan perbandingan antara output dan inoutnya sedangkan efisiensi adalah taraf pendayagunaan input untuk menghasilkan output lewat suatu proses (Kasim, 1993 : 18)

Kriteria untuk memilih efektifitas standar (Sulistyo-Basuki, 1992 : 198) adalah :

a. Tingkat yang sesuai dengan kebutuhan yang telah dirancang sebelumnya. b. Kemudian penerapannya

c. Informasi standar yang tepat serta terpilih padanya d. Pemakai menerimanya

e. Apabila diterapkan pada masyarakat yang berbeda/ sesuai terkenal akan mempunyai hasil yang sesuai

(21)

Karenanya evaluasi bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia sebab hal tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang. Seorang manusia yang telah mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang dilakukannya tersebut telah sesuai dengan keinginannya semula.

Dari pengertian-pengertian tentang evaluasi yang telah dikemukakan beberapa orang diatas, kita dapat menarik benang merah tentang evaluasi yakni, evaluasi merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut.

2.1.2 Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Ada beberapa tujuan dan atau fungsi evaluasi (Crawford, 2000 : 30) yaitu: 1. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai

dalam kegiatan.

2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap perilaku hasil. 3. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan.

4. Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan.

Setiap kegiatan yang dilaksanakan mempunyai tujuan tertentu, demikian juga dengan evaluasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 13) ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen.

(22)

2.1.3 Alat Penilaian Evaluasi

Secara garis besar alat penilaian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tes dan non-tes. Alat yang berupa non-tes dapat berupa (1) skala bertingkat untuk mengukur sikap, pendapat, keyakinan, dan nilai, (2) wawancara, dan (3) pengamatan. Penggunaan ala-alat evaluasi tergantung pada apa yang akan di evaluasi (Umar, 2002 : 45).

2.1.4 Standar Evaluasi

Standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat dilihat dari tiga aspek utama (Umar, 2002 : 40) yaitu:

b. Utility (manfaat)

Hasil evaluasi hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan atas program yang sedang berjalan.

c. Accuracy (akurat)

Informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat tingkat ketepatan tinggi.

d. Feasibility (layak)

Hendaknya proses evaluasi yang dirancang dapat dilaksanakan secara layak.

2.1.5 Model Evaluasi

Ada beberapa model yang dapat dicapai dalam melakukan evaluasi (Umar, 2002 : 41) yaitu:

• System Assessment

Yaitu evaluasi yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi suatu sistem. Evaluasi dengan menggunakan model ini dapat menghasilkan informasi mengenai posisi terakhir dari suatu elemen program yang tengah diselesaikan.

• Program Planning

Yaitu evaluasi yang membantu pemilihan aktivitas-aktivitas dalam program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhannya.

• Program Implementation

(23)

2.1.6 Pendekatan-Pendekatan Terhadap Evaluasi

Evaluasi memiliki tujuan-tujuan alternatif dan tujuan-tujuan ini mempengaruhi evaluasi perpustakaan. Mengenal pandangan-pandangan yang beraneka ragam dan mengetahui bahwa tidak semua pustakawan setuju pada pendekatan tersebut dalam melakukan evaluasi perpustakaan adalah penting. Ada empat pendekatan yang biasa dipakai dalam evaluasi perpustakaan (Crawford, 2002 : 54) yaitu :

a. Pendekatan Orientasi Objektif

Pendekatan orientasi objektif menekankan pada pengkhususan tujuan-tujuan dan sasaran serta penentuan tingkat yang telah dicapai. Evaluator mengumpulkan bukti hasil-hasil program dan membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya terhadap sasaran-sasaran program.

b. Pendekatan Orientasi Manajemen

Penekanan pada pendekatan ini terletak pada pada pengindetifikasian dan pemenuhan kebutuhan dari para pernbuat keputusan manajerial. Evaluator memberikan informasi dan alternatif-alternatif pada pembuat keputusan. Metode evaluasi ini biasanya dilakukan oleh evaluator-evaluator dari luar. Manajemen memberitahukan pada evaluator apa yang harus mereka periksa dan hasil-hasil yang diharapkan. Pendekatan evaluasi perpustakaan adalah penggunaan tanda untuk mengarahkan keputusan-keputusan manajemen. Tanda tersebut adalah standar mutu yang paling baik terhadap hasil-hasil lain yang sama diukur dan dinilai.

c. Pendekatan Orientasi Keahlian

(24)

penekatan orientasi objektif terhadap evaluasi menjadi metode evaluasi yang populer, mengalahkan pendekatan orientasi keahlian.

d. Pendekatan Orientasi Alamiah dan Partisipan

Pendekatan ini menekankan pada keterlibatan partisipan atau pemegang saham dalam menentukan nilai-nilai, kriteria, kebutuhan dan data. Evaluator bekerja dengan pemegang saham, dan berhubungan serta berinteraksi dengan kepetingan-kepentingannya. Pendekatan ini mengarahkan kegiatan-kegiatan penelitian pada evaluasi proyek-proyek perpustakaan digital saat ini.

Berbagai pendekatan untuk mengevaluasi perpustakaan telah diterapkan untuk mendapatkan keefektifan dan keefisienan perpustakaan baik secara internal untuk perpustakaan sendiri maupun secara eksternal untuk pengguna perpustakaan. Untuk itu mulai dari pendekatan orientasi objektif, Pendekatan Orientasi Manajemen, Pendekatan Orientasi Keahlian serta Pendekatan Orientasi Alamiah dan Pertisipan terus dikembangkan. Keefektifan dan keefisienan perpustakaan untuk tujuan eksternal adalah terutama untuk meningkatkan kepuasan pengguna perpustakaan.

2.2 Kinerja

2.2.1 Pengertian Kinerja

Prawirasantono (1998 : 168) ; Rivai (2005 :17) menyatakan bahwa “Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.”

(25)

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh masing-masing staf dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang diberikan kepadanya baik sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan secara kualitas maupun kuantitas melalui prosedur tertentu yang berfokus pada tujuan yang hendak dicapai, serta dengan terpenuhinya standar pelaksanaan.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja (performance) (Mangkunegara, 2006 : 14) yaitu :

a. Faktor Individual yang terdiri dari : 1) Kemampuan dan keahlian 2) Latar belakang

3) Demografi

b. Faktor Psikologis yang terdiri dari : 1) Persepsi

2) Attitude 3) Personality 4) Pembelajaran 5) Motivasi

c. Faktor Organisasi yang terdiri dari : 1) Sumber daya

2) Kepemimpinan 3) Penghargaan 4) Struktur 5) Job design

2.2.3 Aspek-aspek Standar Kinerja

Adapun aspek-aspek standar pekerjaan menurut Mangkunegara (2006 : 18) terdiri dari dua aspek yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif dengan perincian sebagai berikut :

a. Aspek kuantitatif meliputi :

1) Proses kerja dan kondisi pekerjaan

2) Waktu yang digunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan 3) Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan

4) Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam pekerjaan b. Aspek kualitatif meliputi :

1) Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan 2) Tingkat kemampuan dalam pekerjaan

3) Kemampuan menganalisis data informasi, kemampian / kegagalan menggunakan mesin / peralatan

(26)

Menurut Rivai (2005 : 324) aspek-aspek kinerja dapat dikelompokkan menjadi :

a. Kemampuan teknis, yaitu menggunakan pengetahuan, metode, teknik dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan penelitian yang diperolehnya.

b. Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan danpenyesuaian bidang gerak dari unit menyeluruh, yang pada intinya memahami tugas, fungsi dan tanggung jawabnya.

c. Kemampuan hubungan interpersonal, yaitu antara lain kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain, memotivasi staf, melakukan negosiasi dan lain-lain.

Menurut Husein dalam Mangkunegara (2006 18) membagi aspek-aspek kinerja sebagai berikut:

a. Mutu pekerjaan b. Kejujuran karyawan c. Inisiatif

d. Kehadiran e. Sikap f. Kerjasama g. Keandalan

h. Pengetahuan tentang pekerjaan i. Tanggung jawab

j. Pemanfaatan waktu kerja

Dari uraian di ata, dapat disimpulkan bahwa aspek kinerja merupakan kemampuan dalam menggunakan suatu metode dalam menyelesaikan pekerjaan, kemampuan dalam menyesuaikan bidang operasional dan kemampuan bekerjasama dengan orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan.

2.2.4 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dapat menciptakan, memelihara suatu iklim dan suasana yang baik di perpustakaan. Soeprihanto (2000 : 129) mengemukakan bahwa, yang dapat melakukan penilaian adalah :

1. Atasan langsung 2. Rekan sekerja

3. Evaluasi diri (penilaian sendiri) 4. Penilaian oleh panitia

(27)

Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2002 : 67) mengemukakan bahwa penilaian kerja dapat dilakukan oleh siapa saja yang paham benar tentang staf secara individual. Kemungkinan antara lain adalah:

1. Para atasan yang menilai stafnya 2. Staf yang menilai atasannya

3. Anggota kelompok yanga menilai satu sama lain 4. Sumber-sumber dari luar

5. Penilaian staf sendiri

6. Penilaian dengan multisumber

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja dapat dilakukan oleh semua pihak di lingkungan organisasi yang mengetahui atau memehami tentang kinerja dan penilaian kinerja merupakan penetapan peningkatan kinerja yang akan dicapi dalam waktu singkat atau lama.

2.2.5 Pengertian Kinerja Perpustakaan

Kinerja atau “performance” sebuah perpustakaan adalah gambaran atas keberhasilan atau pun kegagalan penyelenggaraan perpustakaan. Suatu kegiatan dinilai berhasil atau mengalami kegagalan dapat diukur dengan mengitung perbandingan antara rencana yang ditetapkan dengan hasil riil yang dicapai (Sutarno 2006 : 116).

Kinerja perpustakaan adalah efektivitas jasa yang disediakan perpustakaan dan efesiensi sumber daya yang digunakan untuk menyiapkan jasa. Untuk menilai efektivitas kinerja perpustakaan dikenal beberapa teori, antara lain konsep kriteria. Dengan konsep ini memungkinkan untuk menilai efektivitas perpustakaan melalui pengukuran terhadap akses, kepuasan pemakai, dan keuntungan penggunaan (Crawford, 2000 : 34).

Peyelenggaraan perpustakaan adalah seluruh proses rangkaian kegiatan yang diawali dengan perencanaan dan pembentukan perpustakaan, pengelolaan dilanjutkan dengan pembinaan. Untuk mengetahui apakah pembinaan tersebut berhasil atau sebaliknya mengalami kegagalan maka diperlukan indikator-indikator yang ditetapkan sebelumnya. Indikator-indikator tersebut adalah:

1. masukan (input) 2. proses (process)

3. keluaran atau hasil (output)

(28)

6. keuntungan (benefit) (Sutarno 2006 : 116).

Menurut Fajar (2005 : 12) Indikator kinerja perpustakaan adalah pernyataan numerik, simbol, atau verbal yang diperoleh dari statistik dan data perpustakaan yang digunakan untuk memberi ciri terhadap kinerja sebuah perpustakaan dan menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran yang telah ditetapkan.

Pengukuran indikator kinerja dapat digunakan untuk membandingkan kinerja satu perpustakaan dari waktu ke waktu, maupun membandingkan beberapa perpustakaan, atau di antara unit-unit kerja pada satu perpustakaan dengan tugas yang setara.

2.3 Pengertian Evaluasi Kinerja

Evaluasi kinerja disebut juga “performance evaluation” atau “performance appraisal”. Appraisal berasal dari kata Latin “appratiare” yang berarti memberikan nilai atau harga (Simanjuntak, 2005 : 103).

Dengan demikian, evaluasi kinerja berarti memberi nilai atas pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dan untuk itu diberikan imbalan, kompensasi atau penghargaan. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan imbalan atau penghargaan kepada pekerja (Simanjuntak, 2005 : 103).

Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian pelaksanaan tugas (performance) seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujan yang ditetapkan lebih dahulu (Simanjuntak, 2005 : 103).

2.3.1 Tujuan Evaluasi Kinerja

(29)

2.3.2 Tolak Ukur Evaluasi Kinerja

Beberapa jenis tolak ukur evaluasi kinerja (Simanjuntak, 2005 : 103) yaitu: 1. Sasaran atau target sebagaimana telah dirumuskan atau dinyatakan dalam

rencana kerja

2. Standar umum, baik yang ditetapkan sebagai ketentuan atau pedoman oleh instansi resmi, maupun yang diterima secara konsensus di tingkat nasional atau internasional

3. Standar yang telah ditetapkan secara khusus misalnya dalam menerima kerja kontrak

4. Uraian tugas atau uraian jabatan menggambarkan pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakan oleh pejabat yang bersangkutan

5. Misi dan atau tugas pokok organisasi atau unit organisasi menggambarkan apa yang harus dicapi oleh organisasi tersebut dalam kurun waktu tertentu

Masing-masing tolak ukur tersebut pada dasrnya mempunyai dimensi kuantitas, kualitas, waktu dan kecepatan, nilai dan biaya, persentasi dan indeksyang menggunakan sistem pembobotan.

2.4 ISO (International Organization for Standardization)

ISOadalah badan penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standar nasional setiap negara. Pada awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah IOS, bukan ISO. Tetapi sekarang lebih sering memakai singkatan ISO, karena dalamISOS berarti sama (equal). (Wikipedia, 2000 : 1) .

(30)

Meski ISO adal menetapkan standar yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar nasional membuatnya lebih berpengaruh daripada kebanyakan organisasi non-pemerintah lainnya, dan dalam prakteknya ISO menjadi konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan pihak-pihak pemerintah. Peserta ISO termasuk satu badan standar nasional dari setiap negara dan perusahaan-perusahaan besar.

ISO bekerja sama denga bertanggung jawab terhadap standardisasi peralatan elektronik.

Penerapan ISO di suatu perusahaan berguna untuk (Wikipedia, 2000 : 1): 1. Meningkatkan citra perusahaan

2. Meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan 3. Meningkatkan efisiensi kegiatan

4. Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act)

5. Meningkatkan penataan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dalam hal pengelolaan lingkungan

6. Mengurangi resiko usaha 7. Meningkatkan daya saing

8. Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak yang berkepentingan

9. Mendapat kepercayaan dari konsumen/mitra kerja/pemodal

2.5 ISO 11620

Sebenarnya draf standar internasional ISO 11620 mengenai indikator kinerja perpustakaan ini berhasil disampaikan pada konferensi IFLA ke-61 di Turki (Carbone 1995). Setelah mengalami proses panjang, draf tersebut resmi dipublikasikan pada tahun 1998. Standar ini dapat digunakan oleh semua jenis perpustakaan di dunia untuk mengetahui perbandingan perpustakaan satu dengan perpustakaan yang lain (Lasa, 2005 : 318).

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa terbitnya ISO 11620-1998 merupakan hal yang pantas ditunggu-tunggu agar dapat dijadikan rujukan dalam penyusunan pedoman untuk mengevaluasi kinerja perpustakaan.

(31)

yang satu dengan yang lain dengan mempertimbangkan perbedaan misi perpustakaan, indikator yang digunakan dan hati-hati dalam menginterpretasikan data.

Kinerja perpustakaan didefinisikan sebagai efektivitas jasa yang disediakan oleh perpustakaan dan efisiensi sumber daya yang dialokasikan dan digunakan untuk menyiapkan jasa tersebut. Adapun indikator kinerja adalah pernyataan numerik, simbol atau verbal yang diperoleh dari statistik dan data perpustakaan yang digunakan untuk memberi ciri terhadap kinerja sebuah perpustakaan (Saleh, 2001 : 5).

Mengingat begitu bervariasinya perpustakaan yang ada, maka tidak semua indikator yang disusun cocok untuk semua perpustakaan. Untuk memilih indikator yang akan digunakan, perpustakaan dapat berkonsultasi dengan pihak lain, seperti: lembaga induk, instansi terkait, pemakai dan lain-lain.

2.5.1 Standarisasi Perpustakaan menurut ISO 11620 2.5.1.1 Standarisasi

Sebelum membahas sistem pengukuran kinerja perpustakaan menurut Standar ISO 11620, sebaiknya perlu memahami standardisasi menurut konsep ISO (International Standardization Organization) yaitu suatu lembaga internasional yang menangani Standar internasional dan beranggotakan lebih dari 140 badan standardisasi nasional dari berbagi negara yang ada di dunia.

Standardisasi saat ini lebih dikenal dengan istilah gabungan dari Standar dan penilaian kesesuaian (standard and conformity assessment) yang merupakan salah satu faktor penting dalam memasuki era globalisasi, sebagaimana yang dicanangkan dan disepakati dalam perjanjian GATT, APEC 2010/2020 dan AFTA 2003.

Standar adalah kriteria atau tolok ukur suatu tingkatan mutu minimal yang perlu dicapai dan atau dipenuhi agar produk (barang dan atau jasa) yang dihasilkan selalu memberikan kenyamanan, keamanan dan keselamatan bagi konsumen/pengguna dan lingkungannya (Perpusnas RI, 2001 : 4).

(32)

akreditasi dan sertifikasi yang ditujukan untuk membangun keberterimanaan dan kepercayaan pasar (Perpusnas RI, 2001 : 4).

Standar dapat diberlakukan wajib oleh instansi teknis yang berwenang apabila Standar tersebut terkait dan atau mempunyai dampak terhadap kesehatan, keselamatan, keamanan, kenyamanan dan lingkungan.

Standar berdasarkan fungsi dan penerbitnya dibedakan atas (Perpusnas RI, 2001 : 4) yaitu :

1. Standar Perpustakaan 2. Standar Asosiasi

3. Standar Produk (barang dan Jasa) 4. Standar Proses (Jaminan Mutu) 5. Standar Nasional

6. Standar International

7. Standar Ukur dan pengukuran

2.5.1.2 Indikator Kinerja Perpustakaan menurut Standar ISO 11620

Standar ISO 11620 dirumuskan oleh Technical Committee ISO/TC 46 Information and documentation, subcommittee SC 8 statistic and performance evaluation. Standar ini memuat Indikator kinerja perpustakaan secara urnum dan telah dilakukan uji coba dan diterapkan untuk semua jenis perpustakaan di berbagai negara.

Dalam ISO 11620-1998, terdapat 15 aspek kegiatan yang dapat diukur dengan menggunakan 23 indikator (Lihat Tabel 1).

Tabel 1

Matriks Indikator Kinerja Perpustakaan menurut ISO 11620

No. Layanan/Kegiatan/

Aspek yang diukur Indikator Kinerja

1. Persepsi Pemakai 1. User Satisfaction (Kepuasan Pemakai) 2. Layanan Publik

2.1 Umum 2. Percentage of Target Population Reached (Persentase Target Populasi yang Dicapai) 3. Library Visits per Capita

(Kunjungan ke Perpustakaan per Kapita)

2.2 Penyediaan dokumen 4. Titles Availability

(Ketersediaan Judul Dokumen) 5. In Library Use per Capita

(33)

No. Layanan/Kegiatan/

Aspek yang diukur Indikator Kinerja

2.3 Temu kembali dokumen

6. Median Time of Document Retrieval from Closed Stacks (Waktu Median Temu Kembali Dokumen dari Koleksi Tertutup)

7. Median Time of Document Retrieval from Open Access Areas

(Waktu Median Temu Kembali Dokumen dari Koleksi Terbuka)

2.4 Peminjaman dokumen 8. Collection Turnover (Perputaran Koleksi) 9. Loans per Capita

(Peminjaman per Kapita)

10. Documents on Loan per Capita

(Dokumen yang Sedang Dipinjam per Kapita) 11. Loans per Employee

(Peminjaman per Karyawan) 2.5 Pengiriman dokumen

dari sumber luar

12. Speed of Interlibrary Lending (Kecepatan Silang Layan)

2.6 Layanan Referensi 13. Correct Answer Fill Rate (Tingkat Ketepatan Jawaban)

2.7 Penelusuran Informasi

14. Title Catalogue Search Success Rate (Tingkat Keberhasilan Penelusuran melalui Katalog Judul)

15. Subject Catalogue Search Success Rate (Tingkat Keberhasilan Penelusuran melalui Katalog Subjek)

2.8 Pendidikan Pemakai Belum ada indikatornya

2.9 Fasilitas 16. Facilities Availability (Ketersediaan Fasilitas) 17. Facilities Use Rate

(Tingkat Penggunaan Fasilitas) 18. Seat Occupancy Rate

(Tingkat Keterisian Kursi)

19. Automated System Availability (Ketersediaan Sistem Otomasi)

20. Automated System Availability (Ketersediaan Sistem Otomasi)

3. Layanan Teknis

3.1 Pengadaan dokumen 21. Median Time of Document Acquisition (Waktu Median Pengadaan Dokumen)

3.2 Pengolahan dokumen 22. Median Time of Document Processing (Waktu Median Pengolahan Dokumen)

3.3 Katalogisasi 23. Cost per Title Catalogued (Biaya Katalogisasi per Judul)

4. Promosi Layanan Belum ada indikatornya

5. Ketersediaan dan Penggunaan SDM

Belum ada indikatornya

(34)

Indikator di atas dapat digunakan untuk membandingkan data komoditi suatu perpustakaan dari waktu ke waktu. Perbandingan data antar perpustakaan tidak disarankan, namun untuk alasan tertentu dan kondisi serupa sistem ini juga dapat digunakan. Standar ini belum mencakup semua Indikator, termasuk Indikator untuk mengevaluasi dampak perpustakaan terhadap perorangan atau masyarakat di sekitar perpustakaan. Namun demikian standar ini cukup membantu perpustakaan dalam mengukur kinerjanya.

Tujuan Indikator kinerja perpustakaan adalah sebagai salah satu metode pendekatan atau alat untuk mengevaluasi mutu dan efisiensi sumberdaya yang dialokasikan oleh perpustakaan dalam menyelenggarakan jasa dan atau kegiatan lain yang terkait.

Mengingat begitu bervariasinya perpustakaan yang ada, maka tidak semua indikator yang disusun cocok untuk semua perpustakaan. Untuk memilih indikator yang akan digunakan, perpustakaan dapat berkonsultasi dengan pihak lain, seperti: lembaga induk, instansi terkait, pemakai dan lain-lain.

Indikator kinerja yang digambarkan dalam standar ISO 11620 mencakup 5 aspek (Perpusnas RI, 2001 : 4) yaitu :

1. Persepsi pengguna perpustakaan 2. Layanan perpustakaan

3. Layanan teknis 4. Promosi jasa

5. Ketersediaan dan pemanfaatan sumberdaya manusia

a. Persepsi pengguna perpustakaan

(35)

b. Layanan perpustakaan

Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja perpustakaan ditentukan melalui berbagai aspek (Perpusnas RI, 2001 : 4 ; Lasa, 2005 : 319) yaitu:

1. kunjungan perpustakaan (meliputi persentase pencapaian target pengunjung, kunjungan per capita)

2. penyediaan dokumen (meliputi ketersediaan judul, ketersediaan judul yang diminta, prosentase judul yang diminta dalam koleksi, ketersediaan perluasan judul yang diminta, penggunaan perpustakaan per kapita, dan derajad penggunaan dokumen),

3. penelusuran dokumen (meliputi waktu rata-rata penelusuran dokumen dari koleksi akses tertutup maupun akses terbuka),

4. peminjaman dokumen (meliputi perputaran koleksi, peminjaman per capita, dokumen dalam peminjaman per kapita, peminjaman per pegawai),

5. silang layan (meliputi kecepatan pinjam antar perpustakaan), 6. jasa referensi dan enquiri (meliputi derajat jawaban yang benar),

7. penelusuran inforrnasi (meliputi derajat keberhasilan penelusuran katalog judul dan katalog subyek),

8. pendidikan pengguna/pemakai (belum dijabarkan), dan

9. fasilitas layanan (meliputi ketersediaan fasilitas., derajat pemakaian fasilitas, derajat pemakaian tempat duduk, ketersediaan sistem yang terotomasi).

Pengukuran masing-masing indikator diatas dihitung dengan rumus tertentu. Untuk menghitung persentasi hasil evaluasi kinerja layanan perpustakaan maka dapat dilihat pada Lampiran.

c. Layanan teknis

Dalam kegiatan layanan teknis, ada tiga indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja perpustakaan (Perpusnas RI, 2001) yaitu:

1. pengadaan dokumen (meliputi waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk pengadaan dokumen)

2. pengolahan dokumen (meliputi waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengolah dolumen), dan

3. katalogisasi (meliputi biaya setiap judul yang dikatalogisasikan)

d. Promosi jasa

(36)

e. Ketersediaan dan Pendayagunaan Sumberdaya Manusia

Untuk aspek ini, ISO juga belum menjabarkan indikatornya namun kita percaya bahwa sumberdaya manusia merupakan modal untuk meningkatkan kemampuan suatu organisasi/lembaga/maupun instansi teknis termasuk perpustakaan.

2.6 Layanan Perpustakaan

Banyak argumentasi yang menyatakan bahwa layanan perpustakaan merupakan titik sentral kegiatan perpustakaan. Dengan kata lain, perpustakaan identik dengan layanan karena tidak ada perpustakaan jika tidak ada kegiatan layanan. (Haryono, 1998 : 16).

Layanan perpustakaan adalah pemenuhan kebutuhan dan keperluan kepada pengguna jasa perpustakaan. Tugas yang mulia dan tujuan sebenarnya layanan perpustakaan adalah melayani pengunjung dan pengguna perpustakaan.

Aktivitas layanan perpustakaan dan informasi bararti penyediaan bahan pustaka secara tepat dan akurat dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna perpustakaan. Perpustakaan memberikan layanan bahan pustaka kepada masyarakat adalah agar bahan pustaka tersebut yang telah diolah dapat dimanfaatkan dengan cepat oleh masyarakat pengguna perpustakaan .

Layanan perpustakaan merupakan tolak ukur keberhasilan sebuah perpustakaan. Hal itu karena kegiatan layanan merupakan kegiatan yang mempertemukan langsung antara petugas dengan pengguna perpustakaan sehingga penilaian pengguna akan muncul ketika kegiatan layanan tersebut dilangsungkan. (Rahyuningsih, 2007 : 85)

Pelayanan perpustakaan merupakan kegiatan memberikan layanan informasi kepada pengguna perpustakaan dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut (Rahyuningsih, 2007 : 85) yaitu:

1. Pelayanan bersifat universal, layanan tidak hanya diberikan kepada individu-individu tertentu, tetapi diberikan kepada pengguna secara umum.

2. Pelayanan berorientasi pada pengguna, dalam arti untuk kepentingan para pengguna, bukan kepentingan pengelola.

3. Menggunakan disiplin, untuk menjamin keamanan dan kenyamanan dalam memanfaatkan perpustakaan.

(37)

Dalam buku Pedoman Perpustakaan perguruan Tinggi (1994 : 53) pelayanan perpustakaan ialah pemberian informasi kepada pengguna. Melalui pelayanan perpustakaan, pengguna dapat memperoleh hal berikut :

1. Informasi yang dibutuhkannya secara optimal

2. Manfaat berbagai perkakas penelusuran yang tersedia

Dalam memberikan pelayanan, perlu diperhatikan asas sebagai berikut (Pedoman Perpustakaan perguruan Tinggi, 1994 : 53) yaitu:

1. Berorientasi pada kebutuhan dan kepentingan pengguna,

2. Diberikan kepada pengguna atasdasar keseragaman, keadilan, dan kemerataan

3. Dilaksanakan secara optimal dan dilandasi oleh peraturan yang jelas

4. Dilaksanakan secara cepat, tepat, dan mudah melalui cara yang teratur, terarah, dan cermat.

Dalam buku Pedoman Perpustakaan perguruan Tinggi (1994 : 53) ada tujuh jenis pelayanan yang umum diselenggarakan yaitu:

1. Peminjaman 2. Perujukan

3. Pelayanan Pandang-dengar 4. Jasa kesiagaan informasi 5. Pendidikan pengguna 6. Silang layan

7. Pelayanan dengan komputer

2.6.1 Tujuan dan Fungsi Layanan Perpustakaan

Tujuan dan fungsi layanan perpustakaan adalah menyajikan informasi guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar dan rekreasi bagi penggunanya, dengan menggunakan bahan pustaka yang ada di perpustakaan tersebut. Kegiatan layanan di perpustakaan meliputi, peminjaman buku-buku, melayani kebutuhan belajar dalam kelas, menyediakan sumber informasi bagi mahasiswa dan dosen serta tenaga administrasi, membimbing siswa untuk mahir dalam mencari informasi secara mandiri.

Menurut Haryono (1998 : 17) fungsi perpustakaan dapat dibagi menjadi 5 (lima) yaitu:

1) Menunjang proses pendidikan;

(38)

3) Mengembangkan minat baca dosen dan mahasiswa; 4) Menjadi sumber informasi;

5) Memperoleh bahan rekreasi kultural

Sedangkan dalam Surat Keputuan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor: 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, membagi beberapa fungsi perpustakaan sekolah sebagai berikut:

1. Sebagai Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum;

2. Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para pelajar mengembangkan kreativitas dan imajinasinya;

3. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan).

Dari pendapat di atas tentang fungsi dan tujuan perpustakaan tersebut di atas, ada salah satu fungsi yang sangat menarik dan perlu dikembangkan adalah sebagai fungsi sumber informasi. Fungsi ini memiliki multifungsi karena dapat dijadikan sebagai sarana belajar untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas mahasiwa dan juga dapat berfungsi menambah wawasan dan mewujudkan kreativitas bakat mahasiswa yang dimiliki sehingga dapat menghasilkan prakarya sederhana bagi diri pribadi yang mandiri kelak.

2.6.2 Sistem Layanan Perpustakaan

Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan teknis yang pada pelaksanaannya perlu adanya perencanaan dalam penyelenggaraannya. Layanan perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila akses layanan digunakan tepat dan sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

(39)

2.7 Teknik MengevaluasiPelayanan

Mengevaluasi pelayanan merupakan salah satu kegiatan perpustakaan untuk menilai secara kuantitatif dan kualitatif daya guna dan hasil guna pelayanan perpustakaan.

Dalam buku Pedoman Perpustakaan perguruan Tinggi (1994 : 53) tujuan mengevaluasi layanan ialah agar perpustakaan dapat:

1. Menyajikan data kegiatan pelayanan untuk diketahui umum

2. Memberikan laporan kegiatan pelayanan yang berupa angka dan nnalisisnya kepada pimpinan perpustakaan dan lembaga induk

3. Memberikan gambaran tentang perkembangan pelayanan dalam jangka waktu tertentu

4. Menilai kegiatan pelayanan sebagai dasar untuk menyusun rencana dan program selanjutnya dan untuk meminta kebijakan pelayanan,

Ada berbagai cara mengevaluasi pelayanan perpustakaan, di antaranya, pengumpulan data statistik, pengumpulan masukan dan saran dari segi, semi penelitian. Teknik evaluasi yang digunakan bergantung kepada jenis pekerjaan yang dilselenggarakan (Pedoman Perpustakaan perguruan Tinggi, 1994 : 53).

1. Mengevaluasi Pelayanan Peminjaman

Mengevaluasi pelayanan peminjaman dimaksudkan agar kita mengetahui tingkat pemamfaatan koleksi perpustakaan oleh pengguna. Oleh sebab itu, pencatatan peminjaman pustaka perlu dikerjakan dengan tertib (Pedoman Perpustakaan perguruan Tinggi, 1994 : 53).

Cara mengevaluasi kegiatan yang biasa digunakan ialah pengumpulan data statistik yang sekurang-kurangnya meliputi (Pedoman Perpustakaan perguruan Tinggi, 1994 : 53) sebagai berikut:

1. Pengunjung perpustakaan 2. Peminjam

(40)

Dalam buku Pedoman Perpustakaan perguruan Tinggi (1994 : 53) pengumpulan data tersebut dapat dikerjakan dengan menggunakan alat seperti berikut ini :

1. Buku kebadiran pengunjung

2. Girik pustaka buku yang dipinjamkan 3. Tabel/formulir statistik pengunjung 4. Tabel/fommlir statistik peminjam

5. Tabel/statistik data tentang pustaka yang dipinjamkan

2. Mengevaluasi Pelayanan Perujukan

Mengevaluasi pelayanan perujukan dimaksudkan agar kita mengetahui kekurangan atau kelebihan pelayanan perujukan, khususnya untuk menyempurnakan koleksi dan menentukan pustaka rujukan yang masih harus diadakan dan kegiatan lain yang masih perlu dilaksanakan. (Pedoman Perpustakaan perguruan Tinggi, 1994 : 53).

Caranya yang biasa meliputi pengumpulan data statistik, pengumpulan saran dan masukan dari pengguna, penyigian, dan mengadakan penelitian data statistik yang dikumpulkan meliputi (Pedoman Perpustakaan perguruan Tinggi, 1994 : 53) yaitu:

a. Jenis pertanyaan rujukan

b. Macam kegunaan informasi yang ditanyakan c. Media yang digunakan untuk bertanya d. Media yang digunakan untuk menjawab

3. Mengevaluasi Silang Layang

Pencatatan kegiatan pinkam meminjam pustaka atau pesan-memesan informasi perlu dilakukan secara tertip dengan maksud (Pedoman Perpustakaan perguruan Tinggi, 1994 : 53) agar :

a. Mengetahui jenis jumlah pustaka yang dipinjam dari dan dipinjamkan kepada perpustakaan lain.

b. Mengetahui perpustakaan yang diminta informasi dan yang memberikan informasi

c. Mengetahui kecepatan pelayanan

4. Mengevaluasi Pendidikan Pengguna

(41)

perpustakaan. Evaluasi mengenai bimbingan pengguna ini dapat dilakukan dengan tiga cara (Pedoman Perpustakaan perguruan Tinggi, 1994 : 53) yaitu:

1. Membagikan daftar pertanyaan yang memuat butir pertanyaan tentang keterampilan pengguna memamfaatkan sumber informasi di perpustakaan 2. Wawancara untuk mengetahui kemampuan pengguna memamfaatkan sumber

informasi di perpustakaan

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ilmiah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian di perlukan metode-metode yang dipergunakan untuk memecahkan suatu permasalahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Menurut Sugiono (2002:112):

Metode deskriptif adalah metode yang di gunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, beralamat di Jln. Perpustakaan 1. Kampus USU, Medan.

3.2Unit Analisis

Unit analisis adalah "satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian sedangkan subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti". (Arikunto, 2002 : 121). Maka Unit analisis yang akan diteliti adalah Layanan Perpustakaan USU dengan 16 indikator yang diukur.

3.3Instrumen Penelitian

(43)

3.4Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Pengamatan, yaitu mengadakan pengamatan langsung ke Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

b. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan buku, jurnal, majalah, laporan tahunan dan kepustakaan lain serta pemilihan dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.5Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian ini adalah: Data Primer, yaitu data yang berasal dari buku, jurnal, majalah, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan topik yang diteliti.

3.6Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah dengan menggunakan metode diskriptif. Selanjutnya data yang diperoleh akan ditabulasikan dengan menyusun ke dalam tabel-tabel kemudian dihitung persentasinya, dianalisis dan diinterprestasikan. Adapun indikator kinerja layanan perpustakaan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :

Tabel 2

Indikator Kinerja Layanan Perpustakaan USU

No. Layanan/Kegiatan/

Aspek yang diukur Indikator Kinerja

1. Layanan Publik

1.1 Umum 1. Percentage of Target Population Reached (Persentase Target Populasi yang Dicapai) 2. Library Visits per Capita

(Kunjungan ke Perpustakaan per Kapita)

1.2 Penyediaan dokumen 3. Titles Availability

(Ketersediaan Judul Dokumen) 4. In Library Use per Capita

(Penggunaan di Perpustakaan per Kapita)

1.3 Temu kembali dokumen

5. Median Time of Document Retrieval from Closed Stacks

(44)

6. Median Time of Document Retrieval from Open Access Areas

(Waktu Median Temu Kembali Dokumen dari Koleksi Terbuka)

1.4 Peminjaman dokumen 7. Collection Turnover (Perputaran Koleksi) 8. Loans per Capita

(Peminjaman per Kapita)

9. Documents on Loan per Capita (Dokumen yang Sedang Dipinjam per

Kapita)

1.5 Layanan Referensi 10. Correct Answer Fill Rate (Tingkat Ketepatan Jawaban)

1.6 Penelusuran Informasi

11. Title Catalogue Search Success Rate (Tingkat Keberhasilan Penelusuran melalui Katalog Judul)

1.7 Fasilitas 12. Facilities Availability (Ketersediaan Fasilitas) 13. Facilities Use Rate

(Tingkat Penggunaan Fasilitas) 14. Seat Occupancy Rate

(Tingkat Keterisian Kursi) 15. Automated System Availability

(Ketersediaan Sistem Otomasi)

Pengukuran masing-masing indikator di A atas dihitung dengan rumus tertentu. Untuk menghitung persentasi hasil evaluasi kinerja layanan perpustakaan maka menggunakan rumus standar ISO 11620 yang diuraikan berikut ini:

1. Layanan Publik 1.1Umum

Indikator Kinerja :

a. Persentase Target Populasi yang Dicapai

Definisi Indikator : persentase anggota yang terdaftar sebagai pengguna aktif perpustakaan terhadap populasi perguruan tinggi yang wajib dilayani

Rumus yang digunakan : B A

Keterangan :

A : jumlah anggota yang terdaftar sebagai pemakai aktif di perpustakaan B : jumlah populasi perguruan tinggi yang wajib dilayani oleh

(45)

b. Kunjungan ke Perpustakaan per Kapita

Definisi Indikator : rata-rata kunjungan pemakai ke perpustakaan selama 1 tahun

Rumus yang digunakan : B A

Keterangan :

A : jumlah total kunjungan pemakai ke perpustakaan selama 1 tahun B : jumlah populasi perguruan tinggi yang wajib dilayani oleh

perpustakaan (termasuk jumlah dosen dan mahasiswa)

1.2 Penyediaan Dokumen Indikator Kinerja :

a. Ketersediaan Judul/ Dokumen

Definisi Indikator : persentase judul yang dimiliki perpustakaan yang segera mungkin dapat tersedia untuk pelanggan

Rumus yang digunakan :

Metode I : x100% B

A

(sampling acak)

Keterangan :

A : jumlah judul yang tersedia di dalam sample B : jumlah keseluruhan judul yang ada dalam sample

Metode II : x100% B

A

(record komputer)

Keterangan :

A : jumlah judul yang tersedia B : jumlah keseluruhan judul

b. Penggunaan di Perpustakaan per Kapita

Definisi Indikator : jumlah dokumen yang digunakan di perpustakaan dalam setahun dibagi populasi yang dilayani

Rumus yang digunakan : D

B A/

(46)

Keterangan :

A : jumlah dokumen dihitung selama periode sampling

B : jumlah hari dimana perpustakaan tersebut buka dalam periode waktu sampling

C : jumlah keseluruhan hari dimana perpustakaan tersebut buka dalam satu tahun

D : jumlah orang dalam populasi yang dilayani

1.3Temu Kembali Dokumen Indikator Kinerja :

a. Waktu Median Temu Kembali Dokumen dari Koleksi Tertutup

Definisi Indikator : nilai tengah (median) waktu antara permintaan suatu dokumen yang terletak di tempat koleksi tertutup dan

saat dokumen tersebut tepat tersedia Rumus yang digunakan : Metode statistik

Keterangan :

A : sampel diambil acak dari koleksi yang tidak dipinjam

B : sampel diambil diantara perintaan pada saat dokumen siap digunakan pemakai

b. Waktu Median Temu Kembali Dokumen dari Koleksi Terbuka

Definisi Indikator : nilai tengah (median) waktu antara saat berakhirnya pencarian dalam catalog sampai pada saat dokumen tersebut ditemukan dalam rak

Rumus yang digunakan : 2

B A+

Keterangan :

A dan B adalah 2 nilai yang terletak ditengah-tengah daftar rangking

(47)

Definisi Indikator : jumlah keseluruhan peminjam pada koleksi tertentu dalam kurun periode waktu tertentu, biasanya 1 tahun, dibagi jumlah keseluruhan dokumen yang ada dalam koleksi

Rumus yang digunakan : ×100% B

A

Keterangan :

A : banyaknya peminjaman yang terdaftar dalam koleksi tertentu B : jumlah keseluruhan dokumen dalam koleksi tertentu

b. Peminjaman per Kapita

Definisi Indikator : jumlah keseluruhan peminjam dalam 1 tahun, dibagi populasi yang dilayani

Rumus yang digunakan : B A

Keterangan :

A : jumlah keseluruhan peminjaman dalam 1 tahun B : jumlah orang di dalam populasi yang dilayani

c. Dokumen yang Sedang Dipinjam per Kapita

Definisi Indikator : jumlah dokumen pada peminjaman dalam rentang waktu tertentu dalam satu tahun, dibagi jumlah orang yang dilayani dalam populasi

Rumus yang digunakan : B A

Keterangan :

A : jumlah dokumen yang dipinjamkan

B : jumlah orang yang dilayani di dalam populasi

1.5 Layanan Referensi Indikator Kinerja :

(48)

Definisi Indikator : jumlah permintaan informasi yang dijawab dengan benar dibagi jumlah keseluruhan permintaan informasi yang sedang ditangani

Rumus yang digunakan : x100% B

A

Keterangan :

A : jumlah permintaan informasi yang dijawab dengan benar B : jumlah keseluruhan permintaan informasi yang ditangani

1.6 Penelusuran Informasi Indikator Kinerja :

a. Tingkat Keberhasilan Penelusuran melalui Katalog Judul

Definisi Indikator : persentase keberhasilan penelusuran yang dilakukan oleh pelanngan untuk judul-judul yang ada dalam katalog

Rumus yang digunakan : x100% B

A

Keterangan :

A : jumlah judul yang diperoleh pelanggan di katalog

B : jumlah judul yang ditelusur pelanggan yang benar-benar terdaftar dalam katalog

b. Tingkat Keberhasilan Penelusuran melalui Katalog Subjek

Definisi Indikator : persentase judul di dalam katalog yang sesuai dengan subjek yang dibutuhkan oleh pelanggan dan berhasil ditemukan oleh pelanggan itu sendiri

Rumus yang digunakan : x100% B

A

Keterangan :

A : jumlah judul yang sesuai dengan subjek yang dibutuhkan pelanggan yang ditemukan oleh pelanggan sendiri

B : jumlah judul yang sesuai dengan subjek yang dibutuhkan pelanggan yang benar-benar di indeks dalam katalog

(49)

1.7 Fasilitas

Indikator Kinerja : a. Ketersediaan Fasilitas

Definisi Indikator : persentase fasilitas yang tersedia pada waktu investigasi Rumus yang digunakan :

Metode I : x100% B

A

(survey terhadap fasilitas tertentu pada periode waktu tertentu pula) Keterangan :

A : jumlah item yang tesedia untuk digunakan B : jumlah keseluruhan item yang disediakan

Metode II : x100% B

A

(bila hanya ada 1 fasilitas yang disediakan) Keterangan :

A : jumlah waktu dimana fasilitas yang tesedia digunakan B : jumlah keseluruhan waktu observasi

b. Tingkat Penggunaan Fasilitas

Definisi Indikator : persentase fasilitas digunakan pada saat investigasi Rumus yang digunakan :

Metode I : x100% B

A

Keterangan :

A : jumlah fasilitas yang digunakan

B : jumlah keseluruhan fasilitas yang disediakan

Metode II : x100% B

A

Keterangan :

(50)

c. Tingkat Keterisian Kursi

Definisi Indikator : persentase tempat duduk yang digunakan pada waktu pelaksanaan investigasi

Rumus yang digunakan : x100% B

A

Keterangan :

A : jumlah tempat duduk yang digunakan B : jumlah tempat duduk yang disediakan

d. Ketersediaan Sistem Otomasi

Definisi Indikator : persentase waktu bahwa sistem tersedia untuk pelanggan dan bekerja dengan standar kinerja tertentu yang dibandingkan dengan ketersediaan jam yang telah dijadwalkan dalam periode tertentu

Rumus yang digunakan : x100% B

A

Keterangan :

A : jumlah keseluruhan jam yang dijadwalkan

B : jumlah keseluruhan jam yang tidak dijadwalkan atau kinerja dibawah standar yang ditentukan

Dalam ISO 11620 disebutkan bahwa peringkat penilaian terdiri dari 5 skala, dari 1-5 dengan nilai 1 sebagai nilai paling rendah ada juga penilaian dengan persentase, dengan nilai > 50% dianggap baik atau berhasil. Dengan uraian sebagai berikut:

a. Untuk pengukuran skala: 1 : paling tinggi

2 : tinggi 3 : sedang 4 : rendah 5 : paling rendah

b. Untuk pengukuran persentase: < 50% : kurang baik

Gambar

Gambar-2 : Peningkatan Jumlah Pengunjung (2004-2008)
Tabel-5 : Jumlah Koleksi Berdasarkan Jenis       (Januari s.d Desember 2008)
Gambar-3 : Persentase Koleksi Berdasarkan Jenis 2008
Tabel-6 : Jumlah Peminjam dan Pinjaman Mahasiswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja karyawan merupakan hasil yang dicapai karyawan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang diberikan

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh masing-masing pegawai yang dalam pelaksanaan tugas

kemampuan.Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja pegawai merupakan hasil yang dicapai pegawai dalam pelaksanaan suatu

Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan hasil

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka

Sistem komunikasi yang dilaksanakan dalam suatu perguruan tinggi akan. mempengaruhi kelancaran kinerja para staf

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung kinerja dari

Sementara Sedarmayanti 2014:76 menyatakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing