• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegemukan Dan Pengalaman Karies Gigi Pada Siswa Kelas V Dan Vi Sd Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kegemukan Dan Pengalaman Karies Gigi Pada Siswa Kelas V Dan Vi Sd Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

KEGEMUKAN DAN PENGALAMAN KARIES GIGI PADA

SISWA KELAS V DAN VI SD PAHLAWAN NASIONAL

KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

ASLINUR ZEBUA NIM : 070600002

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat

Tahun 2011 Aslinur Zebua

Kegemukan dan pengalaman karies gigi pada siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung.

ix + 29 halaman

Sampai sekarang karies merupakan masalah kesehatan baik di negara maju maupun di negara-negara berkembang. Berdasarkan SKRT tahun 2004 prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. Penelitian Ariani dan Sembiring mendapatkan kejadian obesitas pada anak SD di Kota Medan adalah 17,75%. Penelitian Bailleul pada anak SD di Perancis menunjukkan anak obesitas memiliki pengalaman karies yang tinggi.

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui prevalensi obesitas dan kegemukan, konsumsi makanan utama dan jajan serta DMFT rata-rata pada siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung.

(3)

Siswa kegemukan dan normal diwawancarai menggunakan kuesioner untuk mengetahui konsumsi makanan utama dan jajan, selanjutnya dilakukan pemeriksaan karies gigi pada siswa tersebut. Diagnosa karies gigi ditegakkan dengan menggunakan indeks karies Klein.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada siswa yang obesitas tetapi hanya ada siswa yang kegemukan yaitu 5,2% dan berat badan normal 12,2%. Siswa kegemukan mengonsumsi makanan utama > 3 piring 81,25% sedangkan siswa berat badan normal seluruhnya mengonsumsi makanan utama ≤ 3 piring. Siswa kegemukan frekuensi jajan ≥ 3 kali setiap hari, persentase paling tinggi pada jajanan yang berpotensi tinggi, sedang dan rendah menyebabkan karies berturut-turut 62,5%, 56,25% dan 50%. Siswa berat badan normal persentase frekuensi jajan paling tinggi pada 1-2 kali setiap hari yaitu 43,24% jajanan berpotensi tinggi dan 37,84% berpotensi sedang menyebabkan karies serta jajanan berpotensi rendah dengan frekuensi tidak tentu setiap harinya yaitu 37,83%.

Rata-rata DMFT keseluruhan siswa 3,57 ± 2,65 dengan rata-rata decay 3,27 ± 2,33 , missing indicated 0,26 ± 0,56, missing extracted 0,00 ± 0,00 dan filling 0,025 ± 0,11. Rata-rata DMFT pada siswa kegemukan lebih tinggi yaitu 3,81 daripada siswa berat badan normal yaitu 3,32.

(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 2 Februari 2011

Pembimbing : Tanda tangan

(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 2 Februari 2011

TIM PENGUJI

KETUA : Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D ANGGOTA : 1. Rika Mayasari Alamsyah, drg., M.Kes

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Nazruddin, drg., Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang memberi izin dilaksanakannya penelitian.

2. Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan perhatian dan telah rela, meluangkan waktu untuk membimbing, memberi pengarahan serta memberikan dorongan semangat kepada penulis selama penulisan skripsi ini hingga selesai.

3. Simson Damanik, drg., M.Kes selaku mantan Sekretaris Departemen, Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D dan Rika Mayasari Alamsyah, drg., M.Kes selaku dosen penguji dan seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat FKG-USU atas masukan dan bantuan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

4. Yati Roesnawi, drg selaku penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama menjalani pendidikan di FKG-USU.

5. Kusmayadi selaku Kepala SD Swasta Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung yang telah memberi izin untuk dapat dilakukannya penelitian ini.

(7)

Ucapan terima kasih tidak terhingga kepada ayahanda Pattiaro Zebua dan ibunda Nurmi atas segala pengorbanan, doa, dukungan dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis sampai saat ini. Terima kasih kepada kakak Delmi Zebua, A.Md. Kep, abang Firman Zebua, S.Ars, abang Briptu Ramadhanus, A.Md dan adinda Muhammad Zebua beserta seluruh keluarga besar yang selalu memberikan motivasi selama berlangsungnya penyusunan skripsi ini.

Selanjutnya, penulis menyampaikan terima kasih kepada teman-teman terbaik penulis terutama Yaya, Febby, Evi, Emil, Rena, Rani, Shinta, Ruri, Yua, Adel, Febri, Ade, Muklis, Maya, Kakak Haqqi, Kakak Nila, Kakak Devi, Kakak Risma, Kakak Mona atas dukungan, bantuan, semangat dan dorongan yang diberikan dan teman-teman seangkatan 2007 lain yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan peningkatan mutu kesehatan gigi masyarakat.

Medan, 2 Februari 2011 Penulis,

( Aslinur Zebua ) NIM: 070600002

(8)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi... ... 5

2.2.4 Epidemiologi Obesitas ... 12

2.3 Konsumsi Makanan ... 12

2.3.1 Makanan Utama ... 13

2.3.2 Jajan ... 13

(9)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ... 14

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 14

3.3 Variabel Penelitian ... 14

3.4 Definisi Operasional ... 15

3.5 Cara Pengumpulan Data ... 16

3.6 Pengolahan Data ... 17

3.7 Analisis Data ... 17

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik responden ... 18

4.2 Prevalensi kegemukan ... 18

4.3 Konsumsi makanan utama dan jajan ... 19

4.4 Pengalaman karies ... 22

BAB 5 PEMBAHASAN ... 23

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 25

6.2 Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... . 27 LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Indeks karies Klein untuk gigi permanen ... 6 2. Jenis makanan berdasarkan potensi menyebabkan karies gigi ... 13 3. Persentase distribusi karakteristik responden ……….. 18 4. Prevalensi kegemukan pada siswa kelas V dan VI SD Swasta

Pahlawan Nasional ... 19 5. Distribusi siswa berdasarkan jumlah piring makanan utama ... 19 6. Distribusi siswa kegemukan berdasarkan frekuensi jajanan yang

berpotensi menyebabkan karies... 20 7. Distribusi siswa berat badan normal berdasarkan frekuensi

jajanan yang berpotensi menyebabkan karies ... 20 8. Distribusi siswa berdasarkan jenis jajanan yang berpotensi

menyebabkan karies ... 21 9. Pengalaman karies gigi berdasarkan berat badan normal

dan kegemukan... 22

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kuesioner kegemukan dan pengalaman karies gigi pada siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung.

2. Surat keterangan izin penelitian di SD Swasta Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung.

3. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SD Swasta Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung.

4. Surat persetujuan komisi etik penelitian.

(12)

Fakultas Kedokteran Gigi

Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat

Tahun 2011 Aslinur Zebua

Kegemukan dan pengalaman karies gigi pada siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung.

ix + 29 halaman

Sampai sekarang karies merupakan masalah kesehatan baik di negara maju maupun di negara-negara berkembang. Berdasarkan SKRT tahun 2004 prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. Penelitian Ariani dan Sembiring mendapatkan kejadian obesitas pada anak SD di Kota Medan adalah 17,75%. Penelitian Bailleul pada anak SD di Perancis menunjukkan anak obesitas memiliki pengalaman karies yang tinggi.

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui prevalensi obesitas dan kegemukan, konsumsi makanan utama dan jajan serta DMFT rata-rata pada siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung.

(13)

Siswa kegemukan dan normal diwawancarai menggunakan kuesioner untuk mengetahui konsumsi makanan utama dan jajan, selanjutnya dilakukan pemeriksaan karies gigi pada siswa tersebut. Diagnosa karies gigi ditegakkan dengan menggunakan indeks karies Klein.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada siswa yang obesitas tetapi hanya ada siswa yang kegemukan yaitu 5,2% dan berat badan normal 12,2%. Siswa kegemukan mengonsumsi makanan utama > 3 piring 81,25% sedangkan siswa berat badan normal seluruhnya mengonsumsi makanan utama ≤ 3 piring. Siswa kegemukan frekuensi jajan ≥ 3 kali setiap hari, persentase paling tinggi pada jajanan yang berpotensi tinggi, sedang dan rendah menyebabkan karies berturut-turut 62,5%, 56,25% dan 50%. Siswa berat badan normal persentase frekuensi jajan paling tinggi pada 1-2 kali setiap hari yaitu 43,24% jajanan berpotensi tinggi dan 37,84% berpotensi sedang menyebabkan karies serta jajanan berpotensi rendah dengan frekuensi tidak tentu setiap harinya yaitu 37,83%.

Rata-rata DMFT keseluruhan siswa 3,57 ± 2,65 dengan rata-rata decay 3,27 ± 2,33 , missing indicated 0,26 ± 0,56, missing extracted 0,00 ± 0,00 dan filling 0,025 ± 0,11. Rata-rata DMFT pada siswa kegemukan lebih tinggi yaitu 3,81 daripada siswa berat badan normal yaitu 3,32.

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sampai sekarang karies merupakan masalah kesehatan baik di negara maju maupun di negara-negara berkembang. Data Bank WHO tahun 2000 yang diperoleh dari enam wilayah WHO (AFRO, AMRO, EMRO, EURO, SEARO, WPRO) menunjukkan rerata pengalaman karies (DMFT) pada anak usia 12 tahun berkisar 2,4. Indeks karies di Indonesia sebagai salah satu negara SEARO saat ini berkisar 2,2 untuk kelompok usia yang sama. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2004, prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05% dan hal ini tergolong tinggi dibandingkan di negara berkembang lainnya.1 Kebanyakan anak-anak sekolah menderita karies gigi untuk gigi susu 76,4% dan gigi permanen 91,6%.2 Karies gigi menjadi penting dalam dunia kedokteran gigi karena dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, jika dibiarkan berlanjut karies merupakan sumber fokal infeksi dalam mulut yang menyebabkan keluhan rasa sakit.3,4

(15)

bekerja menetralisir asam dan membantu proses remineralisasi, apabila makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat terlalu sering dikonsumsi, enamel gigi tidak akan mempunyai kesempatan untuk melakukan remineralisasi dengan sempurna sehingga terbentuk lubang pada gigi.1

Anak bertubuh gemuk mungkin menggemaskan, tetapi dari sisi medis anak-anak dengan kelebihan berat badan apalagi sampai kegemukan (obesitas) harus diwaspadai. Obesitas didefinisikan sebagai tumpukan lemak yang abnormal atau berlebihan yang merusak kesehatan.5 Sekarang jumlah anak penderita obesitas semakin banyak. Anak-anak makan lebih banyak kalori daripada yang mereka butuhkan, akan menambah lebih banyak berat dari pada tinggi badan mereka. Pada kasus seperti ini, pertambahan berat akan meningkatkan risiko terjadinya obesitas. Masalah genetik dan hormonal juga dapat menjadi penyebab terjadinya obesitas pada anak-anak, tapi kebanyakan disebabkan anak-anak terlalu banyak makan dan sedikit bergerak. Anak tersebut mengonsumsi makanan berkalori tinggi dan mereka memiliki kebiasaan jajan setiap harinya. Makanan berkalori tinggi memiliki banyak kandungan karbohidrat dan rendah serat.6

(16)

Medan adalah 17,75% dengan 60,5% terjadi pada anak laki-laki dan 39,5% pada anak perempuan.8 Prevalensi obesitas pada anak-anak meningkat di seluruh dunia khususnya pada status ekonomi menengah keatas.9

Penelitian pengalaman karies pada siswa kegemukan sudah pernah dilakukan oleh Bailleul, et al pada anak SD di Perancis. Hasil penelitian menunjukkan anak yang gemuk memiliki pengalaman karies yang tinggi. Hal ini terjadi karena konsumsi karbohidrat yang berlebihan menyebabkan karies gigi.9

(17)

1.2Rumusan Masalah

Berapa persentase obesitas dan kegemukan, pengalaman karies gigi dan bagaimana konsumsi makanan utama dan jajan pada siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui prevalensi obesitas dan kegemukan pada siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional.

2. Mengetahui konsumsi makanan utama dan jajan pada siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional.

3. Mengetahui DMFT rata-rata pada siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian tentang obesitas dan karies gigi.

2. Bagi Dinas Kesehatan, penelitian ini dapat memberikan informasi bahwa pola makan anak yang tidak terkontrol dapat menyebabkan karies gigi dan obesitas.

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karies Gigi

Karies gigi merupakan penyakit yang tersebar luas di seluruh dunia. Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang, dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih dan dapat meluas ke bagian yang lebih dalam, misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa. Karies gigi tidak dapat sembuh dengan sendirinya.10

2.1.1Definisi Karies

Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies ditandai dengan adanya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri.1

2.1.2Etiologi Karies

(19)

Gambar 1. Menunjukkan karies sebagai penyakit multifaktorial yang disebabkan faktor host, agen, substrat dan waktu.1

a. Faktor host atau tuan rumah

(20)

gigi tetap dan email orang muda lebih lunak dibandingkan orang tua. Mungkin alasan ini menjadi salah satu penyebab tingginya prevalensi karies pada anak-anak.1,10

Kawasan-kawasan yang mudah diserang karies adalah:13

1. pit dan fisur pada permukaan oklusal molar dan premolar; pit bukal molar dan pit palatal insisif;

2. permukaan halus di daerah aproksimal sedikit di bawah titik kontak; 3. email pada tepian di daerah leher gigi sedikit di atas tepi gingiva;

4. permukaan akar yang terbuka, yang merupakan daerah tempat melekatnya plak pada pasien dengan resesi gingiva karena penyakit periodonsium;

5. tepi tumpatan terutama yang kurang atau mengemper;

6. permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan jembatan.

b. Faktor agen atau mikroorganisme

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Hasil penelitian menunjukkan komposisi mikroorganisme dalam plak yang berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptokokus

mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis, dan Streptokokus salivarius serta

(21)

c. Faktor substrat atau diet

Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya karies.1

(22)

d. Faktor waktu

Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang dalam beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.1

2.1.3 Indeks Karies

Untuk mendapatkan data tentang status karies seseorang digunakan indeks karies agar penilaian yang diberikan pemeriksa sama atau seragam.1 Dalam hal ini indeks karies yang dipakai adalah indeks yang diperkenalkan oleh Klein. Semua gigi diperiksa kecuali gigi molar tiga. Tiap gigi hanya dimasukkan dalam satu kategori saja : D, M, atau F.11

Tabel 1. Indeks Karies Klein untuk Gigi Permanen.11

DMFT Klein D (decayed)

M (missing)

1. Mi (missing indicated)

2. Me (missing extracted)

F (filled)

Gigi tetap dengan satu lesi karies atau lebih yang belum ditambal

Gigi tetap dengan lesi karies yang tidak dapat ditambal lagi dan harus dicabut. Gigi tetap dengan lesi karies yang tidak dapat ditambal lagi dan sudah dicabut. Gigi tetap dengan lesi karies dan sudah ditambal dengan sempurna

(23)

2.2 Obesitas pada Anak

Obesitas pada anak harus dianggap serius karena sebagian dapat berlanjut menjadi obesitas waktu dewasa dengan risiko yang berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas.15 Obesitas pada masa anak-anak kira-kira lebih dari 50% akan menjadi obesitas pada masa dewasa.8 Orang tua umumnya kurang menyadari hal ini dan tanpa motivasi yang kuat dari orang tua dan anak, sulit mencapai penanggulangannya.15

2.2.1 Definisi Obesitas dan Kegemukan

Obesitas merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal.16 Menurut WHO, seseorang disebut obesitas bila BMI > 30 sedangkan kegemukan bila BMI ≥ 25. BMI adalah suatu angka yang didapat dari hasil berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat.6

2.2.2 Pengukuran Berat Badan Anak

Di Indonesia, Kartu Menuju Sehat (KMS) digunakan sewaktu usia anak masih dibawah lima tahun (balita). Pada KMS jelas terlihat grafik berat badan kurang atau berlebih. Secara Internasional dipakai perhitungan Indeks Masa Tubuh (Body Mass

Index/BMI).17

BMI = berat badan (kg) (tinggi badan)2 (m)

Sesuai dengan rumus dapat dihitung berat badan anak, ketentuan klasifikasi BMI menurut WHO tahun 1998 :17

(24)

Berat badan normal bila BMI 18,5-24,9 Kegemukan bila BMI ≥ 25

Obesitas bila BMI > 30

2.2.3 Etiologi Obesitas

Etiologi obesitas disebabkan oleh tiga hal, yaitu :

1. Masukan energi yang melebihi kebutuhan tubuh. Pada dasarnya, karena ketidakseimbangan antara masukan dan pengeluaran, anak makan lebih banyak dari yang dibutuhkannya.16,18 Gaya hidup masa kini, anak-anak sekarang cenderung suka makanan fast food yang berkalori tinggi seperti hamburger, pizza, ayam goreng, kentang goreng, es krim, aneka macam mie, dan lain-lain yang dapat menyebabkan obesitas. Jadi, perlu diperhatikan jumlah atau porsi dan kekerapan memakannya.6,16 Tingginya masukan gula seperti makanan kecil dan minuman ringan merupakan keadaan yang biasa dijumpai pada anak obesitas jika dibandingkan dengan anak yang normal.19

2. Penggunaan kalori yang kurang, berkurangnya pemakaian energi dapat terjadi pada anak yang kurang aktivitas fisiknya, seharian nonton televisi dan lain-lain. Lebih-lebih kalau nonton sambil tidak berhenti makan, maka kecenderungan menjadi obesitas akan lebih besar. Aktivitas fisik melatih otot-otot motorik dan juga mengubah glukosa dari makanan menjadi energi yang perlu digunakan seimbang dengan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh sehingga tidak timbul obesitas.6,16

(25)

2.2.4 Epidemiologi Obesitas

Obesitas pada anak lebih sering ditemukan pada keluarga dengan kedua orang tua atau salah seorang yang juga menderita obesitas. Bila obesitas mulai timbul pada masa anak kemudian berlanjut sampai dewasa, biasanya lebih sukar diatasi. Mungkin karena faktor penyebab yang telah menahun dan sel-sel lemak yang telah bertambah banyak di samping bertambah besar. Obesitas membahayakan kesehatan karena mempermudah terjadinya penyakit lain dan juga mempersulit penyembuhan beberapa penyakit seperti artritis, hipertensi dan sebagainya.20

Studi di Jakarta tahun 1997 pada anak-anak sekolah dasar dengan sosial ekonomi menengah prevalensi obesitas 10%, dan dua tahun berikutnya penelitian Meilani dan Soedidjo menunjukkan hasil yang hampir sama pada anak dengan sosial ekonomi yang lebih tinggi berkisar 26%.8

2.3 Konsumsi Makanan

Obesitas dan karies gigi pada anak terjadi karena konsumsi makanan yang tidak terkontrol. Konsumsi makanan dibagi dua berdasarkan makanan utama dan jajan.

2.3.1 Konsumsi Makanan Utama

(26)

2.3.2 Jajan

Hasil penelitian Desiana juga menyimpulkan bahwa selain makanan utama, anak obesitas memiliki kebiasaan jajan. Kebiasaan tersebut dilakukan bersama teman dan orang tua baik di rumah maupun di luar rumah (sekolah, tempat hiburan).21

Tabel 2. Jenis Makanan Berdasarkan Potensi Menyebabkan Karies gigi 22

Potensi Jenis makanan

Tinggi Sedang

Rendah

Mampu menghambat karies gigi

Permen, coklat, kue, biskuit dan manisan Jus buah, minuman ringan, es krim, buah kalengan, roti, bakso/mie bakso, somai, mie ayam, aneka macam mie, hamburger, kerupuk, keripik, susu coklat dan ayam goreng/fried

chicken

(27)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian adalah survei deskriptif.

3.2 Populasi dan sampel

Populasi penelitian adalah siswa kelas V dan VI SD Pahlawan Nasional Kecamatan Medan Tembung yang berjumlah 304 siswa. Pada SD Pahlawan Nasional, jumlah kelas V adalah 4 kelas yaitu kelas VA 42 siswa, VB 44 siswa, VC 38 siswa, dan VD 36 siswa. Jumlah keseluruhan siswa kelas V adalah 160 orang. Kelas VI mempunyai 4 kelas yaitu kelas VIA 36 siswa, VIB 37 siswa, VIC 36 siswa dan VID 35 siswa. Jumlah keseluruhan siswa kelas VI adalah 144 orang. Pengambilan sampel untuk penelitian ini adalah dengan teknik purposif yaitu siswa kegemukan dan berat badan normal berdasarkan klasifikasi BMI menurut WHO. Jumlah sampel penelitian adalah 53 siswa, yang terdiri atas 16 siswa kegemukan (karena tidak ada siswa yang obesitas) dan 37 berat badan normal.

Variabel penelitian

1. Kegemukan

2. Konsumsi makanan utama dan jajan. 3. Karies gigi (DMFT)

Definisi Operasinal

(28)

a. Obesitas bila BMI > 30 b. Kegemukan bila BMI ≥ 25

c. Berat badan normal bila BMI 18,5-24,9

2. Konsumsi makanan utama seperti nasi, lauk dan sayuran. Makan utama berdasarkan jumlah piring dalam sehari : ≤ 3 piring dan > 3 piring. Jajanan berupa makanan dan minuman yang dimakan di antara waktu makan.

Jenis makanan berdasarkan potensi menyebabkan karies gigi dikelompokkan atas :

1) Jajanan yang berpotensi tinggi menyebabkan karies : Permen, coklat, kue, biskuit dan manisan.

2) Jajanan berpotensi sedang menyebabkan karies :

Jus buah, sirup buah, teh botol, teh manis, fruit tea, cappucino, top ice, es krim, teh sisri, sprata, coca-cola, sprite, fanta, yogurt, yakult, jelly, susu coklat, roti isi, bakso/mie bakso, somai, mie ayam, mie goreng, mie aceh, keripik, goreng-gorengan.

3) Jajanan berpotensi rendah menyebabkan karies : Buah-buahan, pecel, gado-gado dan rujak.

4) Jajanan yang menghambat karies :

Keju, kacang-kacangan dan permen karet xilitol.

Frekuensi jajan : tidak setiap hari dan setiap hari (1-2 kali/hari, ≥ 3 kali/hari, dan tidak tentu).

3. Indeks Karies Klein

(29)

ujung sonde terasa menyangkut; jaringan permukaan gigi terasa lunak dan ujung sonde terasa masuk ke dalam dan gigi yang mempunyai tambalan sementara.

b. Missing ( M) dibagi dua : Missing indicated dan Missing extracted.

Missing indicated (Mi) adalah gigi tetap dengan lesi karies yang tidak dapat

ditambal lagi dan harus dicabut, yaitu karies gigi yang meluas; gigi tinggal radiks; karies dengan polip pulpa.

Missing extracted (Me) adalah gigi tetap dengan lesi karies yang tidak dapat

ditambal lagi dan sudah dicabut.

c. Filled (F) adalah gigi tetap dengan lesi karies dan sudah ditambal dengan sempurna

Semua gigi diperiksa kecuali gigi molar tiga. Tiap gigi hanya dimasukkan dalam satu kategori saja : D, M, atau F. DMFT rata-rata adalah jumlah seluruh DMF dibagi dengan jumlah orang yang diperiksa.

3.5 Cara pengumpulan data

Cara pengumpulan data yaitu :

1. Pengambilan data siswa dilakukan di sekolah pada ruang yang telah disediakan pihak sekolah.

2. Setiap sepuluh siswa sesuai dengan absensi dipanggil dari kelasnya dan dikumpulkan di ruang pemeriksaan.

(30)

4. Peneliti mewawancarai siswa untuk mendapatkan data tentang identitas siswa, konsumsi makanan utama dan jajan, mencatatnya pada kuesioner yang telah disediakan.

5. Pemeriksaan karies gigi dilakukan dengan menggunakan kaca mulut datar dan sonde tajam setengah lingkaran dengan penerangan senter untuk mengetahui skor DMFT. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir yang tersedia. Indeks pengukuran karies yang digunakan adalah indeks DMFT menurut Klein.

Pemeriksaan dilakukan oleh tim yang terdiri atas pemeriksa dan pencatat. Dua hari sebelum penelitian dilakukan kalibrasi pada tim untuk menyamakan persepsi agar hasil yang diperoleh lebih baik.

3.6 Pengolahan data

Semua lembar kuesioner diedit dan diperiksa kembali apakah semua isian telah dijawab. Selanjutnya semua data yang diperoleh dipindahkan ke kartu kode menurut tujuan penelitian.

3.7 Analisis data

1. Perhitungan prevalensi obesitas dan kegemukan.

(31)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden

Responden pada kelompok umur siswa 11 tahun 39,6% dan 10 tahun 35,9%. Responden laki-laki 58,5% dan perempuan 41,5% (Tabel 3).

Tabel 3. PERSENTASE DISTRIBUSI KARAKTERISTIK RESPONDEN (n=53)

Karakteristik Jumlah Persentase

Umur (tahun)

(32)

Tabel 4. PREVALENSI KEGEMUKAN PADA SISWA KELAS V DAN VI SD SWASTA PAHLAWAN NASIONAL (n=304)

Kategori BMI Jumlah Persentase

Berat badan kurang

4.3 Konsumsi Makanan Utama dan Jajan

Siswa kegemukan mengonsumsi makanan utama > 3 piring 81,25% sedangkan siswa berat badan normal seluruhnya mengonsumsi makanan utama ≤ 3 piring (Tabel 5).

Tabel 5. DISTRIBUSI SISWA BERDASARKAN JUMLAH PIRING MAKANAN UTAMA

Jumlah piring makanan utama

Kegemukan (n=16) Normal (n=37) Jumlah Persentase Jumlah Persentase

≤ 3 piring

(33)

Tabel 6. DISTRIBUSI SISWA KEGEMUKAN BERDASARKAN FREKUENSI JAJANAN YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN KARIES (n=16) Potensi jajanan

Siswa berat badan normal persentase frekuensi jajan paling tinggi pada 1-2 kali setiap hari, yaitu 43,24% jajanan berpotensi tinggi dan 37,84% berpotensi sedang menyebabkan karies serta jajanan berpotensi rendah dengan frekuensi tidak tentu setiap harinya yaitu 37,83% (Tabel 7).

Tabel 7. DISTRIBUSI SISWA BERAT BADAN NORMAL BERDASARKAN FREKUENSI JAJANAN YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN KARIES (n=37)

(34)

harinya. Semua siswa kegemukan (100%) mengonsumsi es krim, roti isi dan ayam goreng setiap harinya yang merupakan jenis jajanan berpotensi sedang menyebabkan karies, siswa berat badan normal 94,59% mengonsumsi es krim, 86,49% mengonsumsi roti isi dan 89,19% mengonsumsi ayam goreng setiap harinya. Jenis jajanan yang berpotensi rendah menyebabkan karies kurang disukai siswa kegemukan dan normal persentasenya hampir sama dan tidak tinggi sekitar 21,62%-56,25% (Tabel 8).

Tabel 8. DISTRIBUSI SISWA BERDASARKAN JENIS JAJANAN YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN KARIES.

Potensi menyebabkan

karies

Jenis jajanan Kegemukan (n=16) Rendah buah-buahan

(35)

4.4 Pengalaman Karies

Rata-rata DMFT keseluruhan siswa 3,57 ± 2,65 dengan rata-rata decay 3,27 ± 2,33 , missing indicated 0,26 ± 0,56, missing extracted 0,00 ± 0,00 dan filling 0,025 ± 0,11. Berdasarkan BMI (berat badan normal dan kegemukan), rata-rata DMFT pada siswa kegemukan lebih tinggi yaitu 3,81 daripada siswa berat badan normal yaitu 3,32 (Tabel 9).

(36)

BAB 5

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, persentase siswa yang berat badan kurang cukup banyak yaitu 82,6% dan tidak ada siswa yang obesitas tetapi hanya ada siswa yang kegemukan yaitu 5,2%. Hal ini mungkin menyebabkan tidak dijumpai siswa yang obesitas tetapi hanya ada siswa yang kegemukan saja. Dengan kata lain sampel sekolah yang dipilih tidak tepat, yang semula diasumsikan siswa berasal dari kalangan dengan sosial ekonomi baik.

Pada umumnya siswa kegemukan memiliki kebiasaan makan yang berlebih daripada siswa berat badan normal. Siswa kegemukan mengonsumsi makanan utama seperti nasi, lauk dan sayuran lebih dari tiga piring dalam sehari dan hanya sebagian kecil saja siswa kegemukan mengonsumsi makanan utama kurang dari tiga piring. Semua siswa berat badan normal mengonsumsi makanan utama ≤ tiga piring dalam sehari. Hal ini menunjukkan siswa kegemukan memang makan dengan porsi yang berlebih daripada siswa berat badan normal.

(37)

Jajanan berpotensi tinggi menyebabkan karies seperti permen dan coklat, berpotensi sedang seperti es krim, roti isi dan ayam goreng merupakan jenis jajanan yang dikonsumsi oleh semua siswa kegemukan sedangkan pada siswa berat badan normal persentasenya lebih sedikit yang mengonsumsi jenis jajanan tersebut.

(38)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada siswa yang obesitas tetapi hanya ada siswa yang kegemukan yaitu 5,2%. Siswa kegemukan mengonsumsi makanan utama > 3 piring 81,25% sedangkan siswa berat badan normal seluruhnya mengonsumsi makanan utama ≤ 3 piring.

Siswa kegemukan frekuensi jajan ≥ 3 kali setiap hari, persentase paling tinggi pada jajanan yang berpotensi tinggi, sedang dan rendah menyebabkan karies berturut-turut 62,5%, 56,25% dan 50%. Siswa berat badan normal persentase frekuensi jajan paling tinggi pada 1-2 kali setiap hari yaitu 43,24% jajanan berpotensi tinggi dan 37,84% berpotensi sedang menyebabkan karies serta jajanan berpotensi rendah dengan frekuensi tidak tentu setiap harinya yaitu 37,83%.

Rata-rata DMFT keseluruhan siswa 3,57 ± 2,65 dengan rata-rata decay 3,27 ± 2,33 , missing indicated 0,26 ± 0,56, missing extracted 0,00 ± 0,00 dan filling 0,025 ± 0,11. Rata-rata DMFT pada siswa kegemukan lebih tinggi yaitu 3,81 daripada siswa berat badan normal yaitu 3,32.

6.2 Saran

(39)

1. Diharapkan tenaga kesehatan gigi dalam rangka program UKGS mengadakan program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut secara berkala dan berkesinambungan khususnya mengurangi konsumsi makanan anak yang kariogenik untuk mencegah karies gigi.

2. Diharapkan peran orang tua dalam mengontrol konsumsi makanan anak sejak dini agar mengurangi prevalensi kegemukan dan karies gigi.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sondang P, Harmada T. Menuju gigi dan mulut sehat, pencegahan dan

pemeliharaan. Medan: USU Press, 2008: 4-6.

2. Hashizume LN, Shinada K, Kawaguchi Y. Dental caries prevalence in

Brazilian school children resident in Japan. J of Oral Science 2006; 48: 51-7.

3. Siagiaan A, Barus D. Hubungan kebiasaan makan dan pemeliharaan

kesehatan gigi dengan karies gigi pada, anak SD 060935 di Jalan Pintu Air

II Simpang Gudang Kota Medan tahun 2008. Info Kesehatan Masyarakat

2008; 12: 109-18.

4. Suryo S. Ilmu kedokteran gigi pencegahan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1993: 13-28.

5. Luciana B, Aubrey S, Marcelo B, Weitzman M. Exploring the association of

dental caries with social factors and nutritional status in Brazilian preschool

children. Eur J Oral Sci 2008; 116: 37-43.

6. Misnadiarly. Obesitas sebagai faktor risiko beberapa penyakit. Jakarta: Pustaka Obor Populer, 2007: 9.

7. Teresa AM, Julie MEG, Barbara AB, John JW, Steven ML. Dental caries

and childhood obesity : roles of diet and socioeconomic status. Community

Dent Oral Epidemiol 2007; 35: 449-58.

8. Ariani A, Sembiring T. Prevalensi Obesitas pada anak sekolah dasar di Kota

(41)

9. Bailleul IF, Karine L, Mourad S, Sylvie AL, Marie LF. Marie LBL. Caries

experience in a severely obese adolescent population. J of Pediatric Dentistry

2007; 17: 358-63.

10. Tarigan Rasinta. Karies gigi.Jakarta: Hipokrates,1995: 1.

11. Natamiharja L. Epidemiologi karies gigi, Indeks-indeks untuk penyakit gigi

(Bahan ajar). Medan : Bagian Ilmu Kedokteran Pencegahan/ Kesehatan Gigi

Masyarakat FKG USU, 2001.

12. Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Kontrol ngemil cegah obesitas anak. http://www.surabaya-ehealth.org/dkksurabaya/berita/kontrol-ngemil-cegah-obesitas-anak (28 September 2010).

13. Kidd EAM, Bechal SJ. Dasar-dasar karies . Edisi 2. Alih bahasa Sumawinata N, Faruk S. Jakarta: EGC, 1995: 5-8.

14. Warni L. Hubungan perilaku murid SD kelas V dan VI pada kesehatan gigi

dan mulut terhadap status kesehatan karies gigi di wilayah Kecamatan

Delitua Kabupaten Deli Sedang tahun 2009. Tesis. Medan: Bagian Ilmu

Kesehatan Masyarakat USU, 2009: 30.

15. Speirs A. Ilmu kesehatan anak untuk perawat. Edisi 1. Alih bahasa. Zain MS, Binadja A. Semarang: IKIP Semarang Press, 1996: 164-5.

16. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC, 1995: 183-90.

17. Faisal Y. Tiga puluh gangguan kesehatan pada anak usia sekolah. Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2005:1-25.

(42)

19. Elisabeth WG, Marienne A, Kerstin A, Elin E, Ingegerd J. Dental caries and

body mass index by socio-economic status in Swedish children. Community

Dent Oral Epidemiol 2008; 36: 459-65.

20. Abdul L. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: Infomedika, 1995: 366-9.

21. Desiana M. Perilaku makan pada siswa obesitas. Jurnal IPTEK Olahraga 2005; 7 : 182-9.

Gambar

Tabel
Gambar 1. Menunjukkan karies sebagai penyakit multifaktorial                          yang disebabkan faktor host, agen, substrat dan waktu.
Tabel 1. Indeks Karies Klein untuk Gigi Permanen.11
Tabel 2. Jenis Makanan Berdasarkan Potensi Menyebabkan Karies gigi 22
+6

Referensi

Dokumen terkait

IBI Darmajaya khususnya jurusan Teknik Informatika dari tahun ke tahun perkembangannya berusaha untuk memberikan bekal yang baik bagi para lulusannya, baik dalam hal

1. Setelah dilakukannya evaluasi dengan Citra Quickbird Kota Semarang Tahun 2010 menggunakan metode penginderaan jauh & SIG didapatkan hasil semua kavling

Setelah melalui proses digitasi serta pengolahan data sekunder dengan menggunakan metode penginderaan jauh & SIG, maka hasil evaluasi kesesuaian bangunan

The neurofuzzy classifier (NFC) was used to compute the membership function parameters of the contextual information inputs using a training data set and fuzzy rules.. This

Seperti contoh anggota komunitas kaskus region larangan.Mereka dominan menggunakan bahasa umum kaskus juga lalu menggunakan bahasa yang sering digunakan ketika waktu

pengaruh latihan forehand drive dengan metode fixed target dan moving target terhadap kemampuan` forehand drive ( penelitian experimen pada Petenis klub phapros

Model komunikasi posmodern yang sangat dibentuk oleh teknologi media komunikasi (telepon, televisi, internet, teleconference )—yang paradigma operasionalnya adalah

Dengan menerapkan metode kalman filter untuk menghambat perubahan nilai atau noise yang terjadi pada sensor, penulis berharap hasil dari filter nilai mentah atau nilai asli