KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, serta Shalawat bertangkaikan salam saya hadiahkan kepada Rasul SAW karena masih diberikan nikmat sehat dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan pada PT. PPKS (Pusat
Penelitian Kelapa Sawit) Marihat Pematang Siantar”
Penulisan tugas akhir ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara progaram Diploma jurusan Keuangan. Penuluis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekuranganny, baik dari metode penulisan, tata bahasa maupun materinya, yang disebabkan oleh keterbatasan ilmu pengetahuan, pengalaman dan bahan-bahan yang diperlikan dalam penyusunan tugas akhir ini.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan dan menerima saran dan kritik yang membangun dari siapapun demi kesempurnaan tugas akhir ini di masa yang akan datang. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis banyak menerima bimbingan dan tidak terlepas dari arahan, bantuan dan petunjuk dari berbagai pihak sampai selaesainya tugas akhir ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besar nya atas bantuan yang diberikan baik moril maupun materil kepada pihak-pihak yang terkait, yaitu:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal Helmi, SE, Msi selaku Sekretaris jurusan Diploma III Keuangan dan telah bersedia memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Bapak Dr. Iman Yani Harahap selaku Ka. Unit PPKS Marihat Pematang
Siantar yang telah mengijinkan penulis mengadakan penelitian dan membimbing penulis selama melakukan penelitian di perusahaan tersebut. 5. Teristimewa kepada orangtua saya, Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah
membesarkan saya dengan penuh kasih sayang dan ketulusan serta senatiasa mendo’akan saya.
6. Buat saudara-saudara aku tersayang yang selalu memberikan dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
7. Buat teman-teman aku di kampus dan di kos lorong kabung elvi, ida, rani, dek laila dan dek tenci makasih ya dan buat semua orang yang selalu mendukung aku,yang tidak dapat aku tuliskan semua,
Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan pihak yang berkepentingan.
Medan,15 Juni , 2009 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 7
B. Kwegiatan Usaha Perusahaan ... 9
C. Stuktur Organisasi ... 9
D. Uraian Tugas (Job Description) ... 13
E. Kinerja Usaha Terkini... 15
F. Rencana Kegiatan Perusahaan ... 16
BAB III PEMBAHASAN A. Manajemen persediaan ... 19
1. Pengertian Persediaan ... 19
2. Jenis-jenis Persediaan... 21
B. Perencanaan Dan Pengendalian ... 25
1. Perencaaan Persediaan ... 25
2. Pengendalian Persediaan ... 26
C. Pengawasan Persediaan ... 28
D. Metode Penilaian Persediaan P ... 30
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 39
B. Saran ... 40
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel. 2.1. Daftar Penjualan Bibit ... 16
Tabel. 3.1. Transaksi Penjualan dan Pembelian Persediaan ... 16
Tabel. 3.2. Metode Pencatatan Persediaan FIFO ... 31
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perubahan global menuntut adanya transparansi di segala bidang, termasuk dalam perkembangan ekonomi yang semakin pesat di Indonesia yang dapat terlihat dengan banyaknya lahir perusahaan-perusahaan kecil di dunia perekonomian Indonesia.
tentu saja setiap perusahaan-perusahaan baru ini maupun perusahaan yang lama berdiri memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan laba yang besar. Karena besar kecilnya laba menjadi ukuran baik tidaknya manajemen yang di jalankan oleh perusahaan tersebut. Dan selain laba, perusahaan juga sebaiknya meningkatkan citranya di mata para pesaing.
Dalam suatu perusahaan pelaporan mengenai persediaan, ternyata menjadi elemen yang penting, karena itu perlu adanya manajemen persediaan yang berkualitas, karena tanpa adanya manajemen persediaan yang baik perusahaan akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi permintaan para pelanggannya dan jika itu terjadi akan mengakibatkan perusahaan akan kehilangan kesempataan untuk memperoleh keuntungan, oleh karena itu manajemen persediaan akan menjadi saran untuk mengatur persediaan yang ada dalam perusahaan agar persediaan tidak kurang atau menjadi berlebih.
dilakukan sebaik mungkin karena akan menjadi informasi bagi para manajer untuk membuat yang secara terus-menerus berputar pada proses normal perusahaan dan sering mengalami perubahan. Persediaan termasuk salah satu aktiva lancar yang terus-menerus diperoleh, dipoduksi dan dijual, oleh karena itu manajemen persediaan harus dilakukan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan serta sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Penyajian nilai persediaan dalam laporan keuangan bila tidak mengikuti standart akuntansi keuangan akan mempengaruhi kewajaran laporan keuangan tersebut. Penilaian persediaan awal yang terlalu tinggi akan mengakibatkan harga pokok penjualan menjadi tinggi dan laba akan menjadi rendah, sebaliknya penilaian persediaan awal yang terlalu rendah akan mengakibatkan harga pokok penjualan menjadi rendah dan laba kotor akan menjadi tinggi.
Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan akan mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh, jika persediaan akhir dinilai terlalu rendah maka pendapatan bersih terlalu tinggi dan jumlah aktiva juga dinyatakan telalu tinggi. Begitu pula lamanya persediaan yang tersimpan di gudang akan mempengaruhi besarnya biaya kemungkinan terjadinya kerusakan yang mengakibatkan akan keugian karena barang tersebut kurang laku dipasarkan.
Pengadaan persediaan yang terlalu besar jika dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas dan keusangan yang akan memperkecil keuntungan perusahaan. Demikian pula sebaliknya
produksi yang optimal, oleh karena itu persediaan memerlukan perecanaan, pengelolaan, pengendalian dan pengawasan yang baik sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diingnkan perusahaan.
Laporan persediaan yang teliti dan relevan dianggap sangat penting untuk memberikan informasi kepada pihak manajer atau pimpinan perusahaan sehingga dapat melihat kondisi persediaan dari segi kuantitas maupun dari segi kualitasnya. Pelaporan persediaan ini juga memberikan informasi yang berguna dalam laporan keuangan perusahaan.
Sewaktu menjalankan aktivitas perusahaan, biasanya para pimpinan perusahaan banyak mengalami masalah yang berhubungan dengan persediaan diantaranya untuk menentukan jumlah persediaan yang harus tersedia dalam perusahaan.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa persediaan sangatlah penting bagi setiap perusahaan dalam pencapaian laba yang diharapkan dan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Karena itulah penulis ingin mengetahui lebih banyak dan merasa tertarik untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah mengenai manajemen persediaan sehingga penulis memilih judul “ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. PPKS
(PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT) MARIHAT PEMATANG
SIANTAR”.
B. Perumusan Masalah
aktivitasnya perusahaaan sering mengalami beberapa hambatan baik yang datang dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan. Sesuai dengan hal ini, maka rumusan masalah yang akan dirumuskan adalah: “Bagaimana PT. PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) dalam menerapkan manajemen persediaan untuk mencapai laba yang diharapkan perusahaan”.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penlitian ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas akhir dalam proses penyelesaiain pendidikan pada program D-III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 2. Untuk mengetahui kebijakan perusahaan dalam mengelola persediaan
dan melihat masalah persediaan yang timbul dalam perusahaan ini 3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi perusahaan dalam
menerapkan sistem manajemen persediaannya
4. Untuk mengetahui sistem manajemen persediaan yang diterapkan oleh
PT. PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Marihat Pematang Siantar. 5. Dan untuk mengetahui metode pencatatan persediaan yang digunakan
oleh PT. PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Marihat Pematang Siantar
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
2. Bagi Perusahaan
Dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi atas keputusan yang dibuat dimasa lalu dan sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memutuskan kebijaksanaan yang akan diambil pada masa yang akan datang
3. Bagi Pembaca dan Lembaga Pendidikan
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan bagi yang membutuhkan dan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang.
4. Bagi Masyarakat
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
BAB III
PEMBAHASAN
A. Manajemen Persediaan
1. Pengertian Persediaan
Persediaan merupakan unsur yang paling penting dalam operasi perusahaan dagang dan perusahaan industri. Tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada keadaan bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para langganannya sehungga kontinuitas perusahaan dapat terganggu karena sumber utama perusahaan berasal dari penjualan persediaan. Ini berarti perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seharusnya diperolehnya.
Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari: persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu golongan, yaitu persediaan barang dagangan yang merupakan barang yang dibeli untuk dijual kembali.
Persediaan (Inventory) digunakan untuk mengidikasikan:
1. Barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam opersai bisnis perusahaan.
2. Bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan tersebut.
Menurut Standart Akuntansi Keuangan Indonesia (2000: 14.1 Paragraf 35); Istilah Persediaan dpergunakan untuk menyatakan barang berwujud yang: 1. Tersedia untuk dijual (dalam kegiatan usaha normal)
2. Dalam proses produksi atau dalam perjalanan
Tabel 3.2
PT.PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Transaksi Penjualan dan Pembelian Bibit
Metode FIFO Untuk Tahun 2009
Tgl Pembelian Penjualan Saldo
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
Jan 1
5000 1300 6.500.000
Jan 9
1300 1400 8.400.000 5000 1300 6.500.000 6000 1400 8.400.000 Feb
14
5000 1300 6.500.000
1300 1400 1.820.000 1300 1400 1.820.000 Feb
21
7000 1500 10.500.000
Mar 15
1300 1400 1.820.000 2000 1500 3.000.000
1500
2000 3.000.000 Mar
21
1000 1700 1.700.000 2000 1500 3.000.000 1000 1700 1.700.000 Sumber: PT.PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Tahun 2009
Marihat Pematang Siantar Berdasarkan perhitungan diatas maka:
Persediaan akhir pada tanggal 31 Maret 2009 adalah Rp 1300 x Rp 1700 = Rp 2.210.000,
2. Metode Last-in, First-out (LIFO)
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa biaya terbaru atau terakhir dari suatu barang tertentu harus dibebankan ke harga pokok penjualan. Dengan demikian, persediaan dilpaporkan sebesar biaya terlama yang paling dini. Perlu dicatat bahwa nilai-nilai LIFO yang dihasilkan berdasarkan sistem periodic biasanya akan berbeda dari yang dihasilkan berdasarkan system perpetual.
Kelebihan menggunakan metode LIFO adalah perusahaan dapat lebih cermat memonitori nialai persediaan perusahaan, karena untuk menentukan apakah ada kenaikan ataupun penurunan perusahaan terlebih dahulu membandingkan persediaan dari dua tanggal yng berbeda. Sedangkan kelemhan metode ini adalah perusahaan harus memberikan waktu khusus untuk mengidentifikasikan nialai persediaan perusahaan. Hal ini karena proses penilaiannya memakan waktu lama.
Dalam menghitung nilai persediaan dengan metode ini perusahaan dapat menggunakan system periodic dan perpetual. Akan tetapi penggunaan masing-masing cara akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang berbeda. Pebedaan ini disebabkan perhitungan secara periodic tidak dipengaruhi oleh tanggal dan waktu transaksi pemakain dan penjualan. Sedangkan pada system perpetual persediaan sangat dipengaruhi oleh jumlah dan nilai yang ada setiap saat ketika transaksi terjadi.
Metode ini dapat dibagi atas 2 bagian yaitu: a). Metode LIFO physical
Bila perusahaan menggunakan metode ini maka persediaan yang ada ditentukan dengan mengambil harga dari pembelian yang lebih awal. Prsediaan akhir pada tanggal 31 Maret adalah 3000 bibit, maka harga pokoknya adalah:
Jumlah 6300 bibit = Rp 14.900.000 b). Metode LIFO perpetual
pada dasarnya metode ini sama dengan metode yang dipakai dalam LIFO yaitu memiliki kartu stock sendiri yang menjadi perbedaannya adalah terletak pada penentuan harga pokok barang yang ada (persediaan). Cara perhitungan dari metode LIFO perpetual terdapat pada tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3
PT.PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Transaksi Penjualan dan Pembelian bibit
Metode LIFO Untuk Tahun 2009
Tgl Pembelian Penjualan Saldo
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
Jan 1
5000 1300 6.500.000
Jan 9
1300 1400 8.400.000 5000 1300 6.500.000 6000 1400 8.400.000 Feb
14
5000 1300 6.500.000
1300 1400 1.820.000 1300 1300 1.690.000 Feb
21
7000 1500 10.500.000 1300 1300 1.690.000 7000 1500 10.500.000 Mar
15
3000 1500 4.500.000 2000 1500 3.000.000
1300 1300 1.690.000 1000 1500 1.500.000 Mar
21
Persediaan akhir pada tanggal 31 Maret adalah Rp. 1.300.000 + Rp 1.500.000 + Rp 1.700.000 = Rp 4.500.000,- sedangkan
Harga pokok penjualan sebesar Rp. 8.400.000 + Rp. 1.690.000 + Rp. 3.000.000 adalah Rp. 13.090.000,-
3. Metode Weighted Average (Metode rata-rata tertimbang)
Metode rata-rata tertimbang didasarkan pada asumsi bahwa barang yang dijual harus dibebani dengan biaya rata-rata, dimana rata-rata itu dipengaruhi atau ditimbang menurut jumlah unit yang diperoleh pada masing-masing harga. Apabila digunakan system persediaan perpetual yang mencatat kuantitas dan nilai persediaan perpetual yang mencatat kuantitas dan nilai persediaan sekaligus, maka variasi dari metode ratairata tertimbang akan diperlukan. Hal ini memerlukan perhitungan biaya rata-rata tertimbang yang baru segera setelah diterimanya setiap pembelian dan biaya rata-rata tertimbang per unit tersebut akan diterapkan pada setiap penjualan sampai dilakukan pembelian berikutnya.
Berdasarkan data yang telah ada di atas maka perhitungan harga rata-rata adalah sebagai berikut:
Persediaan awal 5000 bibit @ Rp 1300 = Rp 6.500.000,- Pembelian tanggal 9 Januari 6000 bibit @ Rp 1400 = Rp 8.400.000,- Pembelian tanggal 14 Februari 7000 bibit @ Rp 1500 = Rp10.500.000,- Pembelian tanggal 21 Februar 2000 bibit @ Rp 1700 = Rp 3.400.000,- Jumlah 20.000 bibit = Rp28.800.000,-
Harga rata-rata adalah sebesar = Rp 28.800.000 = Rp 1.440,- 20.000
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab terakhir ini penulis ini mencoba memaparkan bebrapa kesimpulan dan saran dari pembahasan pada bab-bab terdahulu tentang bagaimana suatu manajemen persediaan pada PT. PPKS (PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT)
MARIHAT PEMATANG SIANTAR. Adapun kesimpulan dan saran yang dapat
penulis kemukakan adalah sebagai berikut:
A. KESIMPULAN
1. Jenis persediaan pada PT.PPKS MARIHAT PEMATANG SIANTAR ini adalah persediaan barang jadi yang kemudian dijual kepada konsumen. 2. Pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan pengawasan
fisik, pengawasan akuntansi serat pengawasan pada jumlah-jumlah yang dibutuhkan.
3. Sistem pencatatan pada PT. PPKS MARIHAT PEMATANG SIANTAR ini menggunakan pencatatan perpectual, sedangkan penilaian persediaan menggunakan metode First-in First-out (FIFO), karena dapat mneningkatkan profitabilitas perusahaan yang dengan harga pokok penjualannya rendah.
4. Pengendalian Internal atas persediaan yang dilakukan oleh PT. PPKS MARIHAT PEMATANG SIANTAR yangb bertujuan unutuk mencegah kerusakan persediaan atau pencurian oleh karyawan.
B. SARAN
1. Karena persediaan merupakan salah satu aktiva lancar yang paling besar dari perusahaan dagang maka perusahaan sebaiknya mengadakan pengecekan secara mendadak atas akurasi perhitungan barang yang akan memberikan hasil perhitungan yang akurat.
2. Untuk kelancaran proses pemakaian persediaan yang dilakukan perusahaan, hendaknya dilakukan persediaan bahan pengaman sehingga proses pemakaian tidak terganggu serta pemenuhan kebutuhan langganan dapat dipenuhi dengan baik.
3. Perusahaan hendaknya melakukan pemisahan fungsi bagian penjualan atau pembelian dengan bagian pembuatan faktur tidak terjadi penyelewengan dalam setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan. 4. Sebaiknya perusahaan dapat meningkatkan mutu kerjanya dalam
mencapai hasil yang maksimal sehingga sistem manajemen yang terlaksana akan menghasilkan sautu yang terbaik untuk kelancaran jalannya aktivitas perusahaan.
5. Perusahaan hendaknya menetapkan cara pengambiln keputusan yang tepat agar dapat menentukan hubungan antara pemasaran dengan penentuan kebutuhan persediaan sehungga dpat diramalkan dengan tepat. 6. Guna menghindarri penyalahgunaan jabatan khususnya pada bagian yang
DAFTAR PUSTAKA
Ruky, Achmad. 2001. Sistem Manajemen Kinerja. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.