SKRIPSI
ANALISIS TENTANG TANGGUNG JAWAB PEMBUANGAN SAMPAH PADA USAHA KECIL DI PASAR TRADISIONAL
(Studi Kasus Pasar Sei Sikambing Medan)
OLEH
SITI ALAWIYAH NASUTION 090502145
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PERSETUJUAN PENCETAKAN
Nama : Siti Alawiyah Nasution
NIM : 090502145
Program Studi : S-1 Reguler
Konsentrasi : Manajemen Usaha Kecil
Judul : Analisis Tentang Tanggung Jawab Pembuangan Sampah Pada Usaha Kecil Di Pasar Tradisional (Studi Kasus Pasar Sei Sikambing Medan)
Tanggal: ... Ketua Program Studi
Dr.Endang Sulistya Rini,SE,M.Si NIP. 19620513 199203 2 001 Tanggal: ... Ketua Departemen
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
Nama : Siti Alawiyah Nasution
NIM : 090502145
Program Studi : S-1 Reguler
Konsentrasi : Manajemen Usaha Kecil
Judul : Analisis Tentang Tanggung Jawab Pembuangan Sampah Pada Usaha Kecil Di Pasar Tradisional (Studi Kasus Pasar Sei Sikambing Medan)
Tanggal : ... 2013
Peneliti
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Siti Alawiyah Nasution
NIM : 090502145
Program Studi : S-1 Reguler
Konsentrasi : Manajemen Usaha Kecil
Judul : Analisis Tentang Tanggung Jawab Pembuangan Sampah Pada Usaha Kecil Di Pasar Tradisional (Studi Kasus Pasar Sei Sikambing Medan)
Pembimbing Skripsi Pembaca Penilai
Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, MSi Dra. Setri Hiyanti, MSi NIP. 19621024 198601 2 001 NIP. 19510213 198303 2 002
Ketua Program Studi S-1 Manajemen
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
Nama : Siti Alawiyah Nasution
NIM : 090502145
Program Studi : S-1 Reguler
Konsentrasi : Manajemen Usaha Kecil
Judul : Analisis Tentang Tanggung Jawab Pembuangan Sampah Pada Usaha Kecil Di Pasar Tradisional (Studi Kasus Pasar Sei Sikambing Medan)
Tanggal : ...
Ketua Program Studi
Dr.Endang Sulistya Rini,SE,M.Si NIP. 19620513 199203 2 001
Tanggal : ... Ketua Departemen
ABSTRAK
ANALISIS TENTANG TANGGUNG JAWAB PEMBUANGAN
SAMPAH PADA USAHA KECIL DI PASAR TRADISIONAL
(Studi Kasus Pasar Sei Sikambing Medan)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tanggung jawab pembuangan sampah pada usaha kecil di Pasar Tradisional Sei Sikambing Medan.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dimana peneliti melakukan wawancara mendalam, guna untuk mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian. Subjek penelitian ditujukan kepada pengelola pasar dan pedagang sayur di Pasar Sei Sikambing, yaitu orang yang berperan dalam tanggung jawab pembuangan sampah di Pasar Sei Sikambing.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian (wawancara) secara langsung kepada subjek penelitian dan pada umumnya
bersifat up to date. Sedangkan data sekunder hanya sebagai pertimbangan dan
lebih bersifat historis.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Pasar Sei Sikambing tidak kotor dan tidak banyak sampah yang berserakan karena adanya kerjasama yang baik antara pengelola pasar dan pedagang sayur. Pedagang sayur membuang sampah ke tempat pembuangan sampah yang telah disediakan pasar dan ada juga pedagang yang mengumpulkan di satu tempat atau memasukkannya kedalam plastik dan meletakkan di dekat area berjualan agar mudah dikutip petugas kebersihan. Meskipun pedagang sayur membayar iuran kebersihan kepada pengelola pasar tetapi pedagang sayur tidak sembarangan membuang sampahnya.
ABSTRACT
ANALYSIS OF WASTE DISPOSAL RESPONSIBILITY ON
SMALL BUSINESS IN TRADITIONAL MARKET
(Case Study in Sei Sikambing Market Medan)
This research aims to identify and analyze the responsibility of waste disposal on small businesses in Traditional Market Sei Sikambing Medan.
Type of research is descriptive method with qualitative approach, where researcher conducted indepth interview, in order to collect information and data required in the research. Subjects addressed to the manager of market research and vegetable vendors on Sei Sikambing Market, that is those who play a role in responsibility in the waste disposal on Sei Sikambing Market.
The primary data in this research is obtained from the research (interviews) directly to the subject of study and was generally up to date. While the data is only as a secondary consideration and more historical.
Based on the results of this research is that Sei Sikambing Market not dirty and not a lot of trash scattered because of the good cooperation between the market managers and vegetable traders. Vegetable traders dispose of trash to land fills which have supplied the market and there are also traders who gather on one place or put it in plastic and put on near the selling area to be easily cited janitor. Although vegetable vendors pay a fee to the organizer hygiene market but not vain vegetable traders dispose their garbage.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tuaku tercinta Drs. H. Samsunar Nasution dan Hj. Enni Susilawati yang senantiasa mendoakan, memotivasi dan mencukupi segala kebutuhan dana dan material tanpa merasa kekurangan sesuatu apapun.
Selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, nasehat dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum SE., M.Ec., Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen S1
Manajemen.
3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi., selaku sekretaris Departemen Manajemen.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, MSi., selaku Dosen Pembimbing yang
sangat membantu dalam pemberian saran dan kritik agar skripsi yang saya tulis ini menjadi lebih baik dan saya sangat berterima kasih atas diberikannya waktu untuk membimbing saya secara perlahan sampai selesai seperti sekarang ini.
6. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, MSi., selaku Dosen Pembaca Penilai yang
7. Seluruh dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi yang telah banyak mendidik mahasiswa/i dengan penuh dedikasi.
8. Karyawan/wati Fakultas Ekonomi yang telah banyak membantu para
mahasiswa/i dalam memperlancar jalannya kegiatan belajar mengajar di kampus.
9. Abangku tercinta Genda Maradongan Nasution dan Arjanggi Nasution
STP, MSc. Tidak lupa juga terima kasih kepada sepupuku yang sangat saya cintai yaitu Ria Elvira, SE , Dwita Rahmadani, S.Sos , Atikah, SP dan Rizqi Annisa dan terima kasih juga kepada tanteku yang paling baik Mila Sungkono yang selalu memberikan semangat kepada saya.
10.Sahabatku yang sangat dicintai dari SMA yang selalu memberikan
dukungan, semangat dan selalu mendoakan yaitu Nurul Auni Iskandar, Dyah Karunia Sari, Vicky Dhara Wahyuni, Nina Nefiadana Chikita dan adikku Farah Izzaty Iskandar.
11.Kepada sahabatku yang sangat dicintai Dea Finika Putri, Ardiana
Dongoran, Astri Amalia Sari dan Reni Rahma Sari semoga cepat menyusul. Hidupku tidak berarti tanpa dukungan kalian.
12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
Medan, 24 Juni 2013 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 4
1.3Tujuan Penelitian ... 4
1.4Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Uraian Teoritis ... 5
2.2 Penelitian Terdahulu ... 23
2.3 Kerangka Konseptual ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 25
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 25
3.2 Waktu dan TempatPenelitian ... 26
3.3 Subjek Penelitian ... 26
3.4 Jenis Data ... 26
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 27
3.6 Analisis Data ... 28
3.7 Tahap-tahap Penelitian ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33
4.1 Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 33
4.1.1 Profil Singkat Pasar Sei Sikambing ... 33
4.1.2 Struktur Organisasi Pasar Sei Sikambing ... 34
4.1.3 Visi dan Misi Pasar Sei Sikambing ... 35
4.1.4 Kondisi Fisik Pasar Sei Sikambing ... 35
4.2 Hasil Analisis... 38
4.2.1 Hasil Pengamatan/Observasi ... 38
4.2.2 Hasil Wawancara ... 40
4.3 Pembahasan ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46
5.1 Kesimpulan ... 46
5.2 Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA ... 48
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
ABSTRAK
ANALISIS TENTANG TANGGUNG JAWAB PEMBUANGAN
SAMPAH PADA USAHA KECIL DI PASAR TRADISIONAL
(Studi Kasus Pasar Sei Sikambing Medan)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tanggung jawab pembuangan sampah pada usaha kecil di Pasar Tradisional Sei Sikambing Medan.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dimana peneliti melakukan wawancara mendalam, guna untuk mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian. Subjek penelitian ditujukan kepada pengelola pasar dan pedagang sayur di Pasar Sei Sikambing, yaitu orang yang berperan dalam tanggung jawab pembuangan sampah di Pasar Sei Sikambing.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian (wawancara) secara langsung kepada subjek penelitian dan pada umumnya
bersifat up to date. Sedangkan data sekunder hanya sebagai pertimbangan dan
lebih bersifat historis.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Pasar Sei Sikambing tidak kotor dan tidak banyak sampah yang berserakan karena adanya kerjasama yang baik antara pengelola pasar dan pedagang sayur. Pedagang sayur membuang sampah ke tempat pembuangan sampah yang telah disediakan pasar dan ada juga pedagang yang mengumpulkan di satu tempat atau memasukkannya kedalam plastik dan meletakkan di dekat area berjualan agar mudah dikutip petugas kebersihan. Meskipun pedagang sayur membayar iuran kebersihan kepada pengelola pasar tetapi pedagang sayur tidak sembarangan membuang sampahnya.
ABSTRACT
ANALYSIS OF WASTE DISPOSAL RESPONSIBILITY ON
SMALL BUSINESS IN TRADITIONAL MARKET
(Case Study in Sei Sikambing Market Medan)
This research aims to identify and analyze the responsibility of waste disposal on small businesses in Traditional Market Sei Sikambing Medan.
Type of research is descriptive method with qualitative approach, where researcher conducted indepth interview, in order to collect information and data required in the research. Subjects addressed to the manager of market research and vegetable vendors on Sei Sikambing Market, that is those who play a role in responsibility in the waste disposal on Sei Sikambing Market.
The primary data in this research is obtained from the research (interviews) directly to the subject of study and was generally up to date. While the data is only as a secondary consideration and more historical.
Based on the results of this research is that Sei Sikambing Market not dirty and not a lot of trash scattered because of the good cooperation between the market managers and vegetable traders. Vegetable traders dispose of trash to land fills which have supplied the market and there are also traders who gather on one place or put it in plastic and put on near the selling area to be easily cited janitor. Although vegetable vendors pay a fee to the organizer hygiene market but not vain vegetable traders dispose their garbage.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Sampah telah menjadi masalah utama di kota-kota besar di Indonesia.
Pada tahun 2020, volume sampah perkotaan di Indonesia diperkirakan akan
meningkat lima kali lipat, diantaranya sumber sampah yang terbanyak berasal dari
pemukiman dan pasar tradisional (Fatimah, 2009 : 1).
Jumlah sampah yang bertambah dalam suatu wilayah, berkorelasi dengan
jumlah populasi manusia dan banyaknya aktivitas yang dilakukan di dalam suatu
komunitas. Menurut data Dinas Kebersihan Kota Medan pada tahun 2009 dengan
pertambahan penduduk Kota Medan sebesar 2.578.315 jiwa menghasilkan
sampah sebesar 5.616 m3/hari (1.404 ton/hari) dengan volume sampah sebesar itu
jika tidak dilakukan dengan tanggung jawab sosial yang baik maka pengolahan
sampah di Kota Medan akan terkendala.
Sampah yang berasal dari pemukiman, pasar, taman, dan lain-lain, jika
tidak dikelola secara baik, keberadaannya sering menimbulkan masalah bagi
lingkungan, seperti:
1. Sampah yang tidak teratasi dengan baik dapat menyebabkan lingkungan tidak
baik secara estetika.
2. Sampah yang membusuk menghasilkan gas yang berbau yang tidak sedap dan
berbahaya bagi kesehatan, air yang dikeluarkan (leachate) juga dapat
3. Sampah yang tercecer tidak pada tempatnya dapat menyebabkan tersumbatnya
saluran drainase sehingga dapat menimbulkan banjir.
4. Kawasan yang padat penduduknya seperti kota besar akan kesulitan mencari
lahan baru untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Negara berkembang seperti Indonesia menyelesaikan masalah sampah
yaitu dengan membuang ke tempat lain, tentu saja ini bukan merupakan
pemecahan masalah. Oleh sebab itu untuk meminimalisasi (pengurangan) sampah
mencakup tiga usaha dasar yang dikenal dengan 3R, yaitu: Reduse (mengurangi):
sebisa mungkin mengurangi barang dan material yang dipakai sehari-hari. Reuse
(memakai kembali): memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia
menjadi sampah/menghindari pemakaian sekali pakai. Recycle (mendaur ulang):
sedapat mungkin mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi
menjadi bentuk dan fungsi lain, meski tidak semua barang bisa di daur ulang.
Menurut Slamet (dalam Pakpahan, 2010 : 4) ada beberapa faktor yang
penting yang mempengaruhi sampah yaitu: jumlah penduduk, keadaan sosial,
kemajuan teknologi yang akan menambah jumlah maupun kualitas sampah.
Pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan akan:
1. Mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA sehingga dapat
memperpanjang umur Tempat Pembuangan Akhir (TPA), meningkatkan
efisiensi biaya pengangkutan sampah, meningkatnya kondisi sanitasi di
sekitar TPA.
2. Mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan kebersihan
3. Membantu melestarikan sumberdaya alam, terutama kompos yang dipakai
untuk pupuk tanaman.
4. Menghasilkan sumberdaya baru dari sampah, misalnya pupuk tanaman.
5. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dan
meningkatkan pendapatan masyarakat.
Salah satu pasar tradisional yang terletak di Jl. Gatot Subroto yang lebih
dikenal dengan Pajak Sei Sikambing atau Pasar Sei Sikambing menjual
diantaranya sembako, bumbu dapur, sayur mayur, ikan, daging, pakaian,
makanan, jajanan pasar dan lainnya di dalam pasar sehingga menimbulkan
sampah. Berdasarkan data, jumlah tempat berdagang di Pasar Sei Sikambing
berjumlah 646. Jumlah sampah yang dihasilkan oleh pasar tersebut berkisar
2-3m3/hari.
Petugas kebersihan yang bertugas membersihkan sampah hanya 5 orang
dengan pengolahan pasar yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD). Petugas kebersihan membersihkan sampah setiap hari. Sampah di
kumpulkan di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang berada di depan Pasar
Sei Sikambing. Pengangkutan sampah dilakukan dengan menggunakan truk
pengangkut sampah kemudian di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di
TPA Terjun atau di TPA Tuntungan.
Berdasarkan hasil wawancara kepada Pak Doli sebagai staff di Perusahaan
Daerah (PD) Pasar, kendala utama sampah di Pasar Sei Sikambing adalah truk
pengangkutan yang mengangkut sampah bukan hanya mengangkut di Pasar Sei
sampah menjadi terbatas. Oleh sebab itu tanggung jawab sosial pembuangan
sampah di Pasar Tradisional Sei Sikambing Medan sangat penting. Melihat
kondisi tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Analisis tentang Tanggung Jawab Pembuangan Sampah pada Usaha Kecil di Pasar Tradisional (Studi Kasus Pasar Sei Sikambing Medan)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: “Bagaimana tanggung
jawab pembuangan sampah pada usaha kecil di Pasar Tradisional Sei Sikambing
Medan?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
tanggung jawab pembuangan sampah pada usaha kecil di Pasar Tradisional Sei
Sikambing Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:
1. Meningkatkan kebersihan lingkungan akibat pencemaran dari sampah
2. Memberikan kenyamanan kepada pelanggan pasar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep
yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai
bentuk tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan sekitar dimana perusahaan
itu berada. CSR berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan
dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek
ekonomis, sosial dan lingkungan. Putri (dalam Elvinaro dan Dindin, 2011 : 34).
CSR merupakan sebuah program yang mengimplementasikan tanggung
jawab sosial sebuah perusahaan kepada masyarakat luas. Dengan kata lain bahwa
perusahaan memiliki suatu tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam segala
aspek operasional. CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan,
dimana suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya tidak semata
berdasarkan faktor keuangan dan keuntungan melainkan juga harus berdasarkan
konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Keberadaan perusahaan juga sangat diharapkan oleh masyarakat
sekitarnya untuk memberikan manfaat bagi mereka, misalnya melalui pemberian
pelayanan, peningkatan kegiatan ekonomi lokal dan lain-lain. Perusahaan perlu
pula memenuhi harapan-harapan tesebut secara bertanggung jawab.
CSR menjadi tuntutan tak terelakan seiring dengan bermunculannya
tuntutan komunitas terhadap korporat. Korporat sadar bahwa keberhasilannya
dalam mencapai tujuan bukan hanya dipengaruhi oleh faktor internal melainkan
juga komunitas yang berada di sekelilingnya. Rahman (dalam Elvinaro dan
Dindin, 2011 : 34).
CSR secara umum merupakan kontribusi menyeluruh dari dunia usaha
terhadap pembangunan berkelanjutan dengan mempertimbangkan dampak
ekonomi, sosial dan lingkungan dari kegiatannya. Secara singkat CSR
mengandung makna bahwa perusahaan memiliki tugas moral untuk berlaku jujur,
mematuhi hukum, menjunjung intergrasi dan tidak korup. CSR menekankan
bahwa perusahaan harus mengembangkan praktik bisnis yang etis dan sustainable
secara ekonomi, sosial dan lingkungan. Tidak mengherankan kalau kemudian
CSR dianggap sebagai jawaban terhadap praktik bisnis yang melulu mencari
untung sebesar-besarnya. Ernie Tisnawati (dalam Elvinaro dan Dindin, 2011 : 35).
Menurut Griffin (dalam Mudjiarto dan Wahid, 2006 : 65), etika sangat
berpengaruh pada tingkah laku individual. Tanggung jawab sosial
menyeimbangkan komitmen-komitmen yang berbeda-beda. Ada beberapa
pertanggungjawaban perusahaan yaitu:
1. Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan
Perusahaan harus ramah lingkungan artinya perusahaan harus
memperhatikan, melestarikan dan menjaga lingkungan, misalnya tidak
limbah yang merusak lingkungan, menjalani komunikasi dengan kelompok
masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya.
2. Tanggung Jawab Terhadap Pelanggan
Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pelanggan menurut
Ebert (dalam Mudjiarto dan Wahid, 2006 : 66) ada dua kategori yaitu:
a. Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas
b. Memberikan harga produk dan jasa yang adil dan wajar
Tanggung jawab sosial perusahaan juga termasuk melindungi hak-hak
pelanggan. Menurutnya ada empat hak pelanggan yaitu :
a. Hak untuk mendapatkan produk yang aman
b. Hak untuk mendapatkan informasi segala aspek produk
c. Hak untuk didengar
d. Hak untuk memilih produk yang dibeli
3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Perusahaan bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Misalnya
menyediakan pekerjaan dan menciptakan pekerjaan dan menciptakan
kesehatan dan menyediakan berbagai kontribusi terhadap masyarakat yang
berada dilokasi tersebut.
Pada KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) Bumi Rio de Jenairo di Brazil
tahun 1992 lalu yang dikenal sebagai Earth Summit dikembangkan pula konsep
sustainable development (pembangunan berkelanjutan) yang didasarkan kepada
perlindungan lingkungan hidup, pembangunan ekonomi dan sosial sebagai hal
Pembangunan berkelanjutan yang intinya dikenal sebagai konsep 3 P yaitu
Profit, People dan Planet kemudian populer dengan istilah Corporate Social
Responsibility (CSR). Jika perusahaan dan usaha kecil ingin dapat beroperasi
secara berkelanjutan (sustainable), maka manajemen perusahaan maupun usaha
kecil tidak boleh hanya mengerjar profit tetapi juga perlu memperhatikan masalah
people dan planet secara serius.
Menurut Elkington (dalam Sukaria, 2010 : 29) konsep 3P, perusahaan
tidak seharusnya berpijak hanya pada aspek ekonomi yang direfleksikan dalam
bentuk keuntungan finansial (profit) tetapi juga aspek sosial dan lingkungan.
1. Keuntungan (Profit)
Perusahaan memiliki target utama salah satunya adalah keuntungan yang
tinggi. Pemilik modal menginginkan keuntungan yang tinggi dari modal yang
dimilikinya.
2. Masyarakat Pemangku Kepentingan (People)
Perusahaan sangat memerlukan dukungan masyarakat untuk menjamin
perkembangan dan keberlangsungan hidup perusahaan tersebut. Masyarakat dan
perusahan memiliki hak yang sama terhadap sumberdaya alam yang tersedia
disekitar atas dasar kesetaraan (eqatio of legitimacy). Masyarakat juga sangat
efektif untuk dimanfaatkan dalam menumbuhkan dan menjaga rasa aman di
lingkungan perusahaan.
3. Lingkungan Hidup (Planet)
Perhatian perusahaan yang kurang terhadap lingkungan hidup sering
longsor, gangguan musim (musim kering dan musim basah semakin tidak teratur
dan munculnya situasi ekstrim yang berkepanjangan), erosi dan kerusakan pada
lahan-lahan produktif, gangguan hama tanaman, wabah penyakit baru dan
berbagai gangguan lain.
Masalah lingkungan hidup terjadi karena hubungan manusia dalam semua
aktivitas kehidupannya dengan alam adalah hubungan sebab akibat. Jika manusia
memelihara alam sekitarnya dan mengeksploitas sumberdaya alam dengan cara
yang benar dan dalam batas daya regeneratif alam maka alam akan sangat ramah
kepada manusia dan memberikan yang berkelanjutan secara nyaman.
Perusahaan memiliki tingkat kepedulian terhadap isu-isu lingkungan
ekologis pada dasarnya tidak sama. Menurut Roome (dalam Sukaria, 2010 : 132)
terdapat lima kemungkinan tingkat kepedulian mulai dari tidak patuh sampai
sangat peduli. Tiga tipe pertama yaitu: non compliance, compliance dan
compliance plus.
Perusahaan compliance plus adalah perusahaan dengan kategori patuh
karena takut kepada peraturan pemerintah. Perusahaan yang non compliance tidak
memiliki kemampuan yang memadai dalam pengadaan sumber daya untuk
menangani limbah sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Perusahaan
compliance adalah perusahaan yang bertindak terbatas untuk mencapai
pemenuhan standar-standar yang diberlakukan.
2.1.2 Pembuangan Sampah
Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga,
terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang
belum memiliki nilai ekonomis. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga
dan tempat perdagangan dikenal dengan limbah municipal yang tidak berbahaya
(non hazardous). Departemen Kehutanan (dalam Imam, 2010 : 2)
Jumlah dan aktivitas penduduk yang meningkat di wilayah perkotaan
menghasilkan volume sampah yang semakin meningkat. Hal ini menimbulkan
berbagai masalah karena sampah dapat mencemari lingkungan apabila tidak
dikelola dengan baik. Mirmanto (dalam Imam, 2010 : 2)
Sampah yang tidak terkelola dengan baik berakibat antara lain tempat
berkembang dan sarang dari serangga dan tikus menjadi sumber polusi dan
pencemaran tanah, air dan udara sebab sampah menghasilkan cairan lindi
(leachate) dan bau busuk yang ditimbulkan akibat dari proses komposisi yang
menghasilkan gas CO2, methan dan sebagainya. Dan apabila sampah merupakan
sampah anorganik yang menyebabkan tanah tidak dapat diolah, pemandangan
yang tidak sehat, menyebabkan banjir dan merupakan sumber dan tempat hidup
kuman-kuman yang membahayakan kesehatan. (Mirmanto, 2005 : 2)
Wied Harry Apriadji (dalam Mirmanto, 2005 : 7) menggolongkan sampah
dalam empat kelompok antara lain meliputi :
1. Human excreta merupakan bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh
manusia meliputi tinja (faeces) da air kencing (urine)
2. Sewage merupakan air limbah yan dibuang oleh pabrik maupun rumah tangga,
contohnya adalah air bekas cucian pakaian yang masih mengandung larutan
3. Refuse merupakan bahan pada sisa proses industri atau hasil sampingan
kegiatan rumah tangga. Refuse dalam kehidupan sehari-hari disebut sampah.
Contoh : panci bekas, kertas bekas pembungkus bumbu dapur, sendok kayu
yang sudah tidak dipakai lagi dan dibuang, sisa sayuran, nasi basi, daun-daunan
tanaman dan masih banyak lagi
4. Industrial waste merupakan bahan-bahan bangunan dari sisa-sisa proses
industri
Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Sampah Organik
Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun-daun kering dan sebagainya. Sampah organik adalah
merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan
prosedur yang benar. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami
pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak
berbau (sering disebut dengan kompos).
Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti
daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput dan bahan lain yang sejenis yang
proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus
seperti pasar sayur mayur, pasar buah atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk seperti
plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas
minuman, kaleng, kayu dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah
komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa
sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan,
botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas baik kertas koran, HVS
maupun karton.
Sampah dalam jumlah besar dalam kehidupan sehari-hari datang dari
aktivitas industri misalnya pertambangan, manufaktur dan konsumsi. Hampir
semua produk industri akan menjadi sampah pada akhirnya. Laju pengurangan
sampah lebih kecil daripada laju produksinya. Hal inilah yang menyebabkan
bertambahnya jumlah sampah yang semakin menumpuk dan menumpuk hari demi
hari dan memunculkan permasalahan baru. (A. Guruh, 2011 : VII).
Sampah rumah tangga maupun non-rumah tangga, sampai saat ini
sebagian besar masih dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) maupun
ke transfer depo yang akhirnya dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Sampah itu dibuang apa adanya, belum atau tidak dipisahkan sesuai dengan
jenisnya.
Jumlah sampah yang dikelola dengan benar, presentasenya masih sangat
kecil. Sebagian besar masih dibuang begitu saja (disposal). Menurut Basriyanta
(2007 : 20) proses pengelolaan sampah saat ini, apabila ditinjau dari metode 3R +
1. Reduce
Proses meminimalisasikan jumlah timbunan sampah dari sumbernya.
2. Reuse
Proses memilih dan memilah serta mengoptimalkan fungsi sampah yang masih
bisa dimanfaatkan.
3. Recycle
Proses mengolah kembali sampah yang masih bisa diproses ulang menjadi
barang lain yang bermanfaat, layak pakai, serta layak jual.
4. Disposal
Proses pembuangan akhir sampah yang memang sudah tidak bisa dimanfaatkan
kembali.
Sidik et al (dalam Pakpahan, 2010 : 10) mengemukakan bahwa ada dua
proses pembuangan akhir yaitu :
1. Penimbunan secara terbuka (open dumping)
2. Pembuangan secara sehat (sanitary landfill)
Pada sistem open dumping, sampah ditimbun di areal tertentu tanpa
membutuhkan tanah penutup sedangkan pada cara sanitary landfill, sampah
ditimbun secara berselang-seling antara lapisan sampah dan lapisan tanah sebagai
penutup.
Proses sanitary landfill (pembuangan secara sehat) adalah pembuangan
sampah yang didesain, dibangun, dioperasikan dan dipelihara dengan cara
timbul dari pengembangan dan operasional fasilitas pengelolaan sampah.
JICA (dalam Pakpahan, 2010 : 10)
Metode sanitary landfill merupakan salah satu metode pengelolahan
sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik. Sampah dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA), kemudian sampah dipadatkan dengan traktor dan
selanjutnya di tutup tanah. Cara ini akan menghilangkan polusi udara. Pada
bagian dasar tempat tersebut dilengkapi sistem saluran leachate yang berfungsi
sebagai saluran limbah cair sampah atau ke lingkungan. Pada metode sanitary
landfill tersebut juga dipasang pipa gas untuk mengalirkan gas hasil aktivitas
penguraian sampah.
2.1.3 Usaha Kecil
Menurut Undang-Undang RI. No. 9 Tahun 1995, pasal (1) yang dimaksud
dengan Usaha Kecil adalah “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan
memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan
sebagaimana diatur dalam undang-undang”. Menurut Griffin dan Ebert (dalam
Deni, 2003 : 10) Usaha kecil (small business) adalah usaha yang dimiliki dan
dikelola secara bebas (mandiri) dan tidak mendominasi pasar.
Usaha kecil yang dimaksud dalam pengertian diatas, termasuk dalam
usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Usaha kecil informal adalah
usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum seperti :
1. Petani
2. Industri rumah tangga
3. Pedagang asongan
5. Pedagang kaki lima
6. Pemulung
Sedangkan yang dimaksud dengan usaha kecil tradisional adalah usaha
yang menggunakan produksi sederhana yang telah digunakan secara
turun-menurun dan atau berkaitan dengan seni dan budaya, kegiatan ekonmi rakyat yang
berskala kecil yang dimiliki dan menghidupi sebagian besar rakyatnya.
1. Peran dan fungsi usaha kecil
Menurut Deni (2003 : 13) peran dan fungsi usaha kecil diantaranya adalah
a. Penyediaan barang dan jasa
Kebutuhan hidup manusia sebagian besar tidak dibuat sendiri. Barang dan
jasa yang dikonsumsi sebagian besar diperoleh dari tukar-menukar. Barang
dan jasa yang dihasilkan oleh usaha kecil dapat dijual di pasar atau
ditukarkan kepada usaha menengah dan usaha besar.
Disini usaha kecil dapat berperan sebagai pemasok atau pengadaan
(produsen) barang dan jasa yang diperlukan oleh usaha menengah dan usaha
besar atau berperan sebagai penyalur hasil usaha menengah dan usaha besar
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Usaha kecil secara langsung maupun tidak langsung berfungsi untuk:
1) Meningkatkan kemakmuran masyarakat
2) Memenuhi kebutuhan masyarakat
3) Turut mengusahakan pemerataan hasil
4) Meningkatkan nilai guna barang dan jasa
b. Penyerapan Tenaga Kerja
Salah satu sektor ekonomi yang dapat menanggulangi dan memperbesar
kesempatan kerja adalah sektor usaha kecil. Usaha kecil memiliki daya
serap yang tinggi terhadap angkatan kerja dibandingkan industri lainnya,
karena dapat menciptakan berbagai unit usaha produktif yang berpola
kepada konsumsi masyarakat.
Usaha kecil dengan demikian dapat berfungsi sebagai :
1) Penyedia lapangan kerja yang luas bagi golongan masyarakat kecil
2) Sarana penanggulangan masalah pengangguran
3) Meningkatkan produktifitas masyarakat
4) Meningkatkan harkat martabat golongan masyarakat kecil
c. Pemerataan pendapatan
Usaha kecil merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan pekerjaan
dan pemberdayaan golongan masyarakat kecil. Pola-pola usaha yang
dilakukan usaha kecil adalah pola usaha yang betumpu kepada kebutuhan
masyarakat banyak. Unit-unit usaha disesuaikan dengan kondisi
lingkungan sosial masyarakatnya, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan potensi ekonomi yang tida digarap oleh usaha menengah
dan usaha besar.
Dari uraian ini dapat disimak bahwa usaha kecil mampu untuk berperan
memberikan pemerataan penghasilan terutama bagi golongan masyarakat
1) Alat untuk membagi unit-unit usaha dan bidang garapan ekonomi
mayarakat
2) Memberikan keleluasaan usaha untuk memperoleh pendapatan
3) Menjaga stabilitas sosial masyarakat
4) Menggali berbagai potensi ekonomi masyarakat
d. Memberi Nilai Tambah Bagi Produk Jasa Daerah
Usaha kecil memberikan kesempatan yang sangat luas kepada setiap daerah
dalam mengembangkan potensi seni dan budaya yang menjadi ciri khas
daerahnya masing-masing, seperti produksi kerajianan, industri pariwisata,
home industri, makanan khas, dan budaya daerah.
Usaha kecil dengan demikian berfungsi sebagai :
1) Penyangga ekonomi masyarakat daerah
2) Sarana pelestari budaya yang berkembang di daerah
3) Alat meningkatkan nilai ekonomi pendapatan asli daerah
4) Meningkatkan harkat dan martabat budaya masyarakat
e. Meningkatkan Taraf Hidup
Usaha kecil memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk
memperbaiki kehidupannya. Setiap orang dapat menjalankan usaha sesuai
dengan unit-unit usaha yang ada pada usaha kecil dalam rangka
memperoleh penghasilan, baik sebagai mata pencaharian maupun usaha
sambilan. Dengan penghasilan yang diperolehnya, masyarakat dapat
memenuhi kebutuhan hidup seperti untuk pendidikan, kesehatan, sandang
akan mempengaruhi pola pikir dan sosial masyarakat ke arah yang lebih
baik, kondisi ini akan bedampak kepada kondisi stabiitas nasional yang
lebih kondusif.
Usaha kecil juga dengan unit-unit usahanya berfungsi sebagai:
1) Meningkatkan sumber daya manusia yang produktif
2) Menciptakan generasi yang lebih baik di masa yang akan datang
3) Merubah kesejahteraan masyarakat lebih baik
4) Merubah pola pikir dan perilaku sosial masyarakat
2. Kelebihan Usaha Kecil
Usaha kecil merupakan kegiatan usaha yang mampu membuka lapangan
pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas kepada masyarakat dan
dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,
serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan
stabilitas nasional pada umumnya dan stabilitas ekonomi khususnya.
Usaha kecil di dalam kondisi krisis merupakan satu-satunya usaha yang
masih dapat bertahan dalam menghadapi tidak menentunya iklim usaha di tanah
air. Kehidupan ekonomi masyarakat masih tetap berjalan dan transaksi masih
terjadi, hal ini dikarenakan usaha kecil selalu mengikuti perubahan-perubahan
yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Kondisi seperti ini dipengaruhi oleh
faktor-faktor kelebihan yang dimiliki oleh usaha kecil dan faktor tersebut tidak
a. Inovatif
Inovatif merupakan kemampuan yang dimiliki usaha kecil untuk selalu
melakukan penemuan atau terobosan dalam menghasilkan produk baru yang
belum ada sebelumnya, atau mengerjakan sebuah produk yang sudah ada
dengan cara-cara yang baru.
Demikian pula dengan usaha kecil, selalu ingin mencoba hal yang baru dan
dapat merasakan apa yang diinginkan dan dibutuhkan masyarakatnya, sehingga
dengan cepat dapat merubah unit usahanya. Hal ini dikarenakan usaha kecil
ruang lingkup usahanya terbatas dan tidak memerlukan pandangan orang lain
dalam mengambil keputusan.
Seseorang agar dapat berpikir inovatif harus mematuhi prinsip-prinsip sebagai
berikut :
1) Prinsip Keharusan
Prinsip keharusan ini harus dipatuhi oleh seorang inovator, prinsip ini terdiri
dari:
a) Harus menganalisis peluang
b) Harus memperluas wawasan
c) Harus bertindak efektif
d) Harus tidak berpikir muluk
2) Prinsip Larangan
Prinsip larangan ini tidak boleh dilakukan oleh seorang innovator, prinsip
a) Dilarang berlagak pintar
b) Dilarang untuk rakus
c) Dilarang berpikir terlalu jauh ke depan
b. Usaha Kecil Lebih Akrab
Usaha kecil memiliki karakteristik, salah satunya adalah ekonomi
kerakyatan. Usaha kecil lahir dan tumbuh berkembang dari golongan
mayarakat kecil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di antara mereka. Rasa
kekeluargaan dalam sosial sehari-hari tumbuh dengan sendirinya sesuai dengan
norma yang berlaku di lingkungannya.
Ciri-ciri usaha kecil dalam menajalankan usahanya ditinjau dari segi sosial
masyarakat, terdiri dari :
1) Menjunjung tinggi norma-norma kemasyarakatan
2) Lahir dari ekonomi kerakyatan
3) Rasa kekeluargaan yang kental
4) Daya tawar sesuai kondisi masyarakat
5) Hubungan sosial langsung
6) Modal usaha sesuai dengan kemampuan
c. Usaha Kecil Lebih Fleksibel
Usaha kecil bersifat fleksibel maksudnya usaha yang dilakukan bersifat
lentur terhadap situasi dan kondisi ekonomi, baik dari waktu dan tempat.
Tenaga kerja, produksi, posisi tawar, iklim usaha dan pasar terutama usaha
Kelenturan usaha ini disebabkan sistem manajemen yang sederhana sehingga
dalam mengambil keputusan tidak menunggu pihak lain dan jangkauannya
relatif kecil. Perubahan situasi dan kondisi dapat dengan mudah diantisipasi,
seperti situasi dan kondisi yang berkaitan dengan:
1) Waktu dan Tempat
Usaha kecil tidak terikat ketat oleh waktu dalam menjalankan usahanya,
kapan dan dimanapun dapat dilakukan. Jika pekerjaan memerlukan waktu
cepat maka pengusaha akan melakukannya sesuai dengan waktu yang
diinginkan masyarakat karena dapat dikerjakan dimanapun (di rumah,
sanggar, bengkel). Seperti usaha kecil kerajinan, home industry.
2) Tenaga Kerja
Usaha kecil pada umumnya mempekerjakan tenaga yang mempunyai
keterampilan terdidik informal sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan
banyak tersedia dalam masyarakat, seperti industri sepatu di Cibaduyut,
katering, petani.
3) Produksi
Proses produksi dengan cepat dapat berubah sesuai dengan mekanisme dan
kebutuhan masyarakat, seperti perubahan model, warna, jenis barang dan
harga.
4) Posisi Tawar
Dalam usaha kecil dapat terjadi tawar-menawar, sementara dalam usaha
berskala besar biasanya harga itu sudah baku. Hal ini dilatarbelakangi oleh
5) Iklim Usaha
Kondisi ekonomi global tidak terlalu berpengaruh terhadap usaha yang
dijalankan karena modal yang dipergunakan tidak tergantung kepada
pinjaman dan relatif kecil, sehingga daya tahan usaha kecil lebih kuat
dibandingkan usaha menengah dan usaha besar yang memerlukan modal
relatif besar dan tergantung pada pinjaman.
6) Pasar
Pengertian pasar adalah calon konsumen yang menjadi sasaran lebih luas
karena harga jual produknya relatif murah sehingga terjangkau oleh
masyarakat menengah ke bawah dan umumnya masyarakat kita termasuk
dalam kelompok ini.
3. Kelemahan Usaha Kecil
Usaha kecil tidak hanya memliki kelebihan, tetapi terdapat
kelemahan-kelemahan usaha kecil yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Permodalan terbatas, hal ini mempersulit untuk mengadakan perluasan
usaha
b. Kepemilikan dipegang oleh seorang pemilik, jika berhalangan akan
mengganggu produktifitas usaha
c. Maju mundurnya usaha akan bergantung kepada kecakapan seseorang
d. Resiko kerugian ditanggung sendiri
e. Kemampuan bersaing rendah
f. Sistem pengendalian rendah, baik dalam memonitori biaya, tingkat
g. Dalam melakukan proses produksi masih tradisional sehingga
mempengaruhi mutu barang
2.2 Penelitian Terdahulu
Siti Ade Fatimah (2009) melakukan penelitian yang berjudul: “Analisis
Kelayakan Usaha Pengolahan Sampah menjadi Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah (PLTSa) di Kota Bogor”. Dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis kelayakan proyek pembangunan PLTSa ditinjau dari Aspek Teknis,
Aspek Pasar, Aspek Manajemen, Aspek Finansial dan menganalisis kepekaan
pembangunan PLTSa yang mempengaruhi kondisi kelayakan. Hasil dari
penelitian ini berdasarkan analisis kelayakan usaha PLTSa untuk dua skenario
dapat disimpulkan bahwa Aspek Teknis, Aspek Pasar, Aspek Manajemen, Aspek
Finansial PLTSa Kota Bogor layak untuk dilakasanakan. Meskipun demikian
masih ada hal yang harus diperhatikan dan ditindak lanjuti agar proyek ini
berhasil direalisasikan yaitu proyek PLTSa ini harus diteliti lebih jauh dengan
menggunakan kajian dari aspek ekonomi dan aspek sosial lingkungan, cara-cara
pelaksanaan proyek dan pembiayaan, perjanjian kerjasama serta pengoperasian
PLTSa haruslah dibuat mekanisme yang jelas.
Adian Rindang (2011) melakukan penelitian yang berjudul: “ Identifikasi
Sistem Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik Studi Kasus di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara”. Dimana tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi faktor-faktor dominan yang dibutuhkan dalam sistem
pengolahan sampah organik dan sampah anorganik di lingkunfan Fakultas
diagram kotak gelap (Black Box). Hasil dari penelitian ini diperoleh faktor-faktor
dominan yang mempengaruhi sistem pengolahan sampah yaitu karakteristik
sampah di lingkungan FP USU yaitu organik, kertas, lingkungan, plastik dan
karton kemudaina teknologi yang cocok diterapkan yaitu pengomposan bagi
sampah organik dan sampah anorganik dilakukan pemilahan untuk selanjutnya
dijadikan bahan baku industri barang daur ulang.
2.3 Kerangka Konseptual
Tanggung jawab sosial merupakan tindakan sosial sebuah perusahaan
kepada masyarakat luas. Keberadaan perusahaan sangat diharapkan oleh
masyarakat sekitarnya untuk memberikan manfaat bagi mereka, misalnya
pemberian pelayanan, peningkatan kegiatan ekonomi dan lain-lain.
Sampah merupakan semua material yang dibuang dari kegiatan rumah
tangga, perdagangan, industri dan kegiatan-kegiatan lain. Sementara itu
pembuangan sampah merupakan suatu tindakan/aktivitas yang dilakukan
seseorang untuk membuang barang-barang sisa/bekas yang tidak terpakai pada
tempatnya.
Sebagai pasar tradisional yang bergerak di bidang penjualan berbagai
macam ragam penjualan, maka hal tersebut di atas sangat berpengaruh terhadap
usaha kecil. Karena dengan adanya tanggung jawab yang besar terhadap para
konsumen dan tempat yang bersih dari sampah akan meningkatkan penjualan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan
data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi,
catatan, memo dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari
penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik
fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan
pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara
realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif.
3.2Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Pasar Tradisional Sei Sikambing Medan.
Penelitian ini dimulai dari bulan Februari sampai April 2013.
3.4 Subjek Penelitian
Peneliti dalam penelitian ini akan mewawancarai subjek penelitian yaitu
pengelola pasar dan pedagang sayur.
3.5 Jenis Data 1. Data Primer
Menurut Nasution (dalam Kurniawan, 2012 : 34) data primer adalah data
yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian.
tentang tanggung jawab sosial pembuangan sampah pada usaha kecil di
pasar tradisional yaitu dengan cara wawancara langsung dengan pedagang
sayur dan pengelola pasar di Pasar Tradisional Sei Sikambing Medan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang berisikan informasi dan teori-teori
yang digunaka untuk mendukung penelitian. Peneliti memperoleh data
sekunder dari literatur, buku dan internet.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk proses pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan proses triangulasi yaitu:
a. Wawancara mendalam (in-depth interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewancara
(interview) yang mengajukan pertanyaan dari yang diwawancarai
(interviewee) yang memberikan atas itu. Wawancara mendalam
digunakan oleh peneliti untuk menggunakan menilai keadaan seseorang.
Dalam wawancara tersebut biasa dilakukan secara individu maupun
dalam bentuk kelompok, sehingga di dapat data informatik yang orientik.
b. Pengamatan/Observasi
Metode ilmiah observasi dapat diartikan sebagai pengamatan,
meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan
seluruh alat indra. Jadi observasi merupakan suatu penyelidikan yang
alat indra terutama mata terhadap kejadian yang berlangsung dan dapat
dianalisa pada waktu kejadian yang berlangsung dan dapat dianalisa pada
waktu kejadian itu terjadi. Dibandingkan metode survey metode observasi
lebih obyektif.
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui
peninggalan arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat,
teori, dalil-dalil atau hukum-hukum dan lain-lain berhubungan dengan
masalah penelitian. Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data
yang utama karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis
dan rasional melalui pendapat, teori, atau hukum-hukum, baik
mendukung maupun menolak hipotesis tersebut.
3.7 Analisis Data
Suatu penelitian sangat diperlukan dalam suatu analisis data yang berguna
untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Analisis data
dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian dengan
menggunakan metode kualitatif bertolak dari asumsi tentang realitas atau
fenomena sosial yang bersifat unik dan komplek.
Analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke
dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Sedangkan metode kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati
Komponen-komponen utama dalam proses analisis data harus benar-benar
dipahami. Komponen tersebut adalah reduksi data, kajian data dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi. Untuk menganalisis berbagai data yang sudah ada
digunakan metode deskriptif analitik. Metode ini digunakan untuk
menggambarkan data yang sudah diperoleh melalui proses analitik yang
mendalam dan selanjutnya diakomodasikan dalam bentuk bahasa secara runtut
atau dalam bentuk naratif. Analisis data dilakukan secara induktif, yaitu dimulai
dari lapangan atau fakta empiris dengan cara terjun ke lapangan, mempelajari
fenomena yang ada di lapangan. Analisis data dalam penelitian kualitatif
dilakukan secara bersamaan dengan cara proses pengumpulan data. Menurut
Miles dan Humberman (dalam Kurniawan, 2012 : 39) tahapan analisis data
sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Penelitian mencatat semua data secara obyektif dan apa adanya sesuai
dengan observasi dan wawancara di lapangan.
2. Reduksi data
Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus
penelitian. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikan data-data yang telah direduksi memnberikan
gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan
3. Penyajian data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang
memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penyajian data merupakan analisis dalam bentuk matrik,
network, cart, atau grafis sehingga data dapat dikuasai.
4. Pengambilan keputusana atau verifikasi
Setelah data disajikan, maka dilakukan penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Untuk itu diusahakan mencari pola, model, tema hubungan,
persamaan, hal-hal yang sering muncul, hipotesis dan sebagainya. Jadi
dari data tersebut berusaha diambil kesimpulan. Verifikasi dapat
dilakukan dengan keputusan, didasarkan pada reduksi data, dan
penyajian data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat
dalam peneliti.
Keempat komponen tersebut saling interaktif yaitu saling mempengaruhi
dan terkait. Pertama-tama dilakukan penelitian di lapangan dengan mengadakan
mengadakan wawancara atau observasi yang disebut tahap pengumpulan data.
Karena data-data, pengumpulan penyajian data, reduksi data,
kesimpulan-kesimpulan atau penafsiran data yang dikumpulkan banyak maka diadakan
reduksi data. Setelah direduksi maka kemudian diadakan sajian data, selain itu
pengumpulan data juga digunakan untuk penyajian data. Apabila ketiga hal
tersebut selesai dilakukan, maka diambil suatu keputusan atau verifikasi.
Peneliti akan mengolah dan menganalisis data tersebut dengan
kuantitatif. Setelah data dari lapangan terkumpul maka digunakan metode
pengumpulan data.
Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu tehnik yang
menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul
dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi
yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan
menyeluruh tentang keadaan sebenarnya.
3.7 Informan
Dalam penelitian ini dibutuhkan informan untuk membantu proses
pengumpulan data. Informan tersebut dipilih didasarkan kebutuhan untuk
mendukung reliabilitas penelitian.
Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengelola pasar Sei
Sikambing Medan dan pedagang sayur Pasar Sei Sikambing Medan, dimana
informan tersebut dianggap membantu dan memberikan informasi mengenai
bagaimana tanggung jawab pembuangan sampah pada usaha kecil di pasar
tradisional.
3.8 Tahap-tahap Penelitian
1. Tahap Pra Lapangan
Tahap pra lapangan digunakan untuk meminta izin kepada lembaga
yang terkait sesuai dengan sumber data yang diperlukan.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Pengumpulan data
cara:
1. Wawancara dengan pengelola pasar
2. Wawancara dengan pedagang sayur
3. Observasi langsung dan pengambilan data dari lapangan
4. Menelaah teori-teori yang relevan
b. Mengidentifikasi data
Data yang sudah terkumpul melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi diidentifikasi untuk memudahkan peneliti dalam
menganalisa sesuai tujuan yang diinginkan.
3. Tahap Akhir Penelitian
a. Menyajikan data dalam bentuk deskripsi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Umum Objek Penelitian 4.1.1 Profil Singkat Pasar Sei Sikambing
Masyarakat Medan menyebut pasar tradisional dengan kata pajak. Di kota
Medan ucapan pajak sudah lumrah. Dalam kamus bahasa Indonesia, pajak artinya
upeti. Pasar Sei Sikambing atau Pajak Sei Sikambing berdiri sejak akhir tahun
70-an. Nama Pasar Sei Sikambing sendiri diambil dari nama kelurahan disana. Di
Medan, Sei artinya sungai. Jadi Sei Sikambing dapat disebut dengan sungai
sikambing.
Pasar Sei Sikambing merupakan salah satu pasar tradisional yang berada
di Medan. Pasar Sei Sikambing terletak di Jalan Gatot Subroto – Medan, berada
tepat di depan Taman Tomang Elok dan berada di samping Jl. Kapten Muslim -
Medan. Pasar Sei Sikambing berada di daerah Medan Barat. Pasar Sei Sikambing
adalah pasar resmi yang dibangun Pemerintah yang dikelola oleh Perusahaan
Daerah (PD) Pasar Kota Medan Pasar Sei Sikambing.
Pasar Sei Sikambing yang dikelola Perusahaan Daerah (PD) Pasar saat ini
memiliki 750 pedagang, belum termasuk pedagang yang dikelola kelurahan. Pasar
Sei Sikambing yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD) Pasar memiliki luas
50 x 75 meter dan sisanya dikelola oleh kelurahan. Perusahaan Daerah (PD) Pasar
di Pasar Sei Sikambing memiliki satu kepala pasar, tiga staff, empat pengutip,
4.1.2 Struktur Organisasi Pasar Sei Sikambing
Struktur organisasi diperlukan dalam pelaksanaan tugas pasar. Struktur
organisasi menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang
berbeda dalam suatu organisasi.
Struktur organisasi pada pasar sei sikambing dapat dilihat pada gambar
sebagai berikut:
Sumber: Kantor Pasar Sei Sikambing, Tahun 2013 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pasar
4.1.3 Visi dan Misi Pasar Sei Sikambing 1. Visi
Pasar Sei Sikambing memiliki visi untuk meningkatkan pelayanan,
kebersihan, kenyamanan, keamanan dan pendapatan di Pasar Sei
Sikambing.
2. Misi
Pasar Sei Sikambing memiliki misi dalam hal memajukan Pasar Sei
Sikambing agar konsumen tidak beralih ke pasar modern.
4.1.4 Kondisi Fisik Pasar Sei Sikambing
Pasar Sei Sikambing memiliki luas 50 x 75 meter. Luas 50 x 75 meter ini
adalah luas Pasar Sei Sikambing yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD)
Pasar. Pasar Sei Sikambing berada di kota sehingga memudahkan konsumen
untuk berbelanja di Pasar Sei Sikambing. Kondisi sekitar di Pasar Sei Sikambing
sebagai berikut:
a. Depan : Jl. Gatot Subroto, Taman Tomang Elok
b. Kanan : Pertokoan
c. Kiri : Jl. Kapten Muslim, Pertokoan
d. Belakang : Pemukiman, berbatasan dengan gang pertama
Pola penggunaan lahan di Pasar Sei Sikambing didominasi oleh kegiatan
perdagangan/jual beli yaitu pedagang sayur, pedagang daging sapi dan ayam,
TABEL 4.1 DATA-DATA PEDAGANG PASAR INPRES
Sumber : Kantor Pasar Sei Sikambing, Tahun 2013
TABEL 4.2 LUAS BANGUNAN BERJUALAN
Jenis Bangunan Ukuran Bangunan (meter)
KIOS 2 x 2 dan 2 x 2,5
STAN 1,8 x 2 dan 1,5 x 2
Sumber: Kantor Pasar Sei Sikambing, Tahun 2013
4.1.5 Sarana dan Prasarana Pasar Sei Sikambing
Indonesia sebagai negara yang dalam tahap pembangunan, pemerataan
fungsi dari pembangunan adalah meningkatkan sarana dan prasarana dalam
pembangunan yang dampaknya dapat dirasakan oleh warga Negara Indonesia baik
upaya yaitu meningkatkan peran serta dalam menyukseskan pembangunan, maka
perlu adanya suatu sarana dan prasarana yang dapat mewujudkan hal tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sarana adalah sesuatu yang
dipakai sebagai alat untuk mempermudah pekerjaan, maksud atau tujuan.
Sementara prasarana adalah segala yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya sesuatu proses. Bentuk sarana dan prasarana di pasar sei
sikambing antara lain sebagai berikut:
Sarana Umum di Pasar Sei Sikambing adalah
1. Kamar Mandi Umum
Kamar mandi umum di Pasar Sei Sikambing tidak terlalu kotor
karena ada petugas yang membersihkannya. Dan setiap pedagang atau
pengunjung pasar harus membayar uang kepada penjaga kamar mandi
umum saat mengunakan kamar mandi. Untuk biaya buang air kecil dan
buang air besar dikenakan biaya Rp. 1.000,00 dan untuk pedagang yang
ingin mandi dikenakan biaya Rp. 2.000,00.
2. Area Parkir
Pasar Sei Sikambing memiliki area parkir seluas 50 x 10 meter
yang di atur oleh dua petugas parkir. Parkir yang berada di dalam Pasar
Sei Sikambing adalah parkiran sepeda motor. Parkiran di pasar sei
sikambing terlihat rapi karena benar-benar di atur oleh petugas parkir.
Prasarana yang ada di Pasar Sei Sikambing adalah
1. Bidang agama
menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dalam kehidupannya, terutama
agama Islam. Hal ini bisa dilihat dengan adanya bangunan tempat
ibadah/musholla yang dilengkapi dengan kamar mandi.
Fasilitas tempat ibadah lengkap dengan MCKnya maka
kesimpulannya masyarakat pasar Sei Sikambing dianggap sebagai
masyarakat yang peduli dengan agama. Keadaan musholla dan kamar
mandi musholla di pasar sei sikambing tersebut terlihat bersih. Musholla
di Pasar Sei Sikambing diberi nama Musholla Quba.
2. Bidang Pembangunan
Untuk melayani dan memaksimalkan peran serta warga Pasar Sei
Sikambing maka diperlukan adanya perbaikan pembangunan pertokoan,
pagar dan tempat parkir.
Dengan jumlah pedagang yang besar maka diperlukan pembangunan
sarana dan prasarana yang memadai. Sekarang ini pengelola pasar mempunyai
rencana untuk memperbaiki Pasar Sei Sikambing agar lebih bagus lagi sehingga
para konsumen betah dan nyaman saat berbelanja.
4.2 Hasil Analisis
4.2.1 Hasil Pengamatan/Observasi di Pasar Sei Sikambing
Observasi dilakukan pada bulan Februari sampai April 2013. Pasar Sei
Sikambing terlihat tidak terlalu kotor dan becek. Ini dikarenakan usaha pengelola
pasar bekerjasama dengan pedagang agar tidak membuang sampahnya
sembarangan. Pasar menyediakan tempat pembuangan sampah di dekat area
sampahnya.
Tidak semua pedagang membuang sampahnya ke tempat pembuangan
sampah yang disediakan pasar. Ada beberapa pedagang menumpuk sampahnya di
satu tempat dan ada yang membuangnya ke dalam plastik dan meletakkan di dekat
area berjualan mereka agar petugas kebersihan mudah mengambil/mengutipnya.
Hal ini dilakukan pedagang karena tempat pembuangan sampah yang disediakan
pasar tidak begitu dekat dengan area berjualannya sehingga mereka lebih suka
menumpuknya di suatu tempat atau membuangnya ke dalam plastik yang mereka
sediakan sendiri.
Ada pedagang yang menyediakan tempat sampah sendiri di dekat area
berjualan mereka untuk memudahkan mereka membuang sampahnya. Tempat
sampah yang disediakan pasar ditandai dengan cat berwarna hijau sementara yang
tidak berwarna berarti pedagang menyediakan sendiri tempat pembuangan
sampahnya. Tempat pembuangan sampah yang disediakan pasar sudah lumayan
banyak tetapi jarak antara area berjualan setiap pedagang tidak sama ke tempat
pembuangan sampah. Misalnya pedagang yang berada di sudut pasar harus
membuang sampahnya ke tempat pembuangan sampah di dekat area parkir di
depan toko emas. Jadi kebanyakan pedagang yang akan membuang sampah ke
tempat pembuangan sampah itu hanya pedagang yang dekat sekali dengan tempat
pembuangan sampah saja.
Ada juga tempat pembuangan sampah yang disediakan pasar berjarak
beberapa pedagang saja dari area berjualan tetapi mereka lebih suka menumpuk di
malas berjalan ke tempat pembuangan sampah yang disediakan pasar.
Tidak semua pedagang mau membuang/mengutip sampahnya. Ada
sebagian kecil pedagang yang membiarkan sampahnya berserakan begitu saja
karena mereka sudah membayar uang kebersihan dan ada petugas kebersihan
yang akan membuang/mengutipnya.
4.2.2 Hasil Wawancara di Pasar Sei Sikambing
Wawancara dilakukan pada tanggal 02 April sampai 07 April 2013 di
Pasar Sei Sikambing. Wawancara tersebut ditujukan kepada pengelola pasar dan
pedagang sayur untuk mengetahui dan menganalisis tanggung jawab pembuangan
sampah pada usaha kecil di Pasar Sei Sikambing.
Wawancara dilakukan kepada pengelola pasar dan pedagang sayur agar
terbukti apakah pedagang benar-benar bertanggung jawab terhadap sampah yang
mereka hasilkan.
Hasil wawancara dengan Bapak Daolat Harahap sebagai Kepala Pasar Sei
Sikambing sebagai berikut:
“... sudah jelas, sampah yang paling banyak dihasilkan disini adalah
sampah pedagang sayur. Pedagang sayur disini sudah mulai bertanggung jawab
dengan kebersihan. Usaha yang dilakukan pengelola pasar agar pedagang peduli
kebersihan dengan cara mensosialisasikan bahwa sampah adalah tanggung
jawab bersama. Pengutipan sampah dilakukan sekali dalam sehari yaitu pada
pagi hari. Kami menyediakan tempat pembuangan sampah untuk pedagang yang
diberi tanda cat berwarna hijau. Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di pajak
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Bapak Doli, salah satu staff di
Pasar Sei Sikambing. Hasil wawancara dengan Pak Doli sebagai berikut:
“... iya, sampah pedagang sayur memang paling banyak. Pedagang
sayur sudah lumayan bertanggung jawab dengan sampah mereka. Ada yang mau
meletakkan sampahnya ke tempat pembuangan sampah yang disediakan, ada juga
yang tidak mau. Kami menyediakan tempat pembuangan sampah untuk pedagang
agar mempermudah mereka membuang sampah dan juga agar sampah yang
mereka hasilkan tidak berserakan dimana-mana”.
Berikut adalah hasil wawancara yang telah dilakukan kepada delapan belas
pedagang sayur di Pasar Sei Sikambing.
Pedagang sayur pertama, Ibu Nelly (52 tahun)
“... saya berjualan di Pajak Sei Sikambing sudah puluhan tahun,
mungkin sejak tahun 80-an. Saya membuang sampah sisa sayuran saya dengan
cara mengumpulkannya di dalam plastik. Seperti sekarang ini saya mengupas
bawang, kulitnya saya letak di plastik karena tempat sampah yang disediakan
tidak terlalu dekat dengan area berjualan saya. Jika saya mau membuang sampah
ke tempat pembuangan sampah yang disediakan, saya harus jalan ke dekat area
parkir. Sampah yang paling banyak saya buang biasanya kulit bawang dan kulit
jipang. Saya tidak keberatan dengan biaya pengutipan kebersihan karena hanya
Pedagang sayur kedua, Ibu Hetty (52 tahun)
“... sudah berjualan disini sejak tahun 1980. Jenis sampah yang paling
banyak saya buang adalah sampah kol, cabe dan kulit bawang. Saya tidak
mengetahui sistem pembuangan sampah dan pengelolaan sampah di pajak sei
sikambing, saya tidak tahu sampahnya akan dibuang kemana setelah dari pajak
ini. Saya membuang sampah sisa sayuran saya dengan cara mengumpulkan di
lantai tempat jualan saya, setelah selesai berjualan saya meletakkannya ke dalam
plastik. Kalau saya lagi rajin, biasanya saya akan membuang sampahnya
langsung ke tempat sampah yang disediakan”.
Pedagang sayur ketiga, Ibu Erika (32 tahun)
“... saya berjualan disini baru 10 bulan. Saya ada menyediakan tempat
sampah sendiri untuk mempermudah saya membuang sampah. Sisa sampah yang
paling banyak saya hasilkan sampah sisa sayuran kol”.
Pedagang sayur keempat, Bapak Megangsa (45 tahun)
“... saya sudah berdagang disini selama 3 tahun. Saya membuang
sampah sisa sayuran saya dengan cara menumpuk di dekat area berjualan saya
karena nanti akan ada petugas kebersihan yang akan mengutip. Karena biasa
sampah sisa sayuran saya dalam jumlah banyak, sehingga saya menumpuknya di
dalam karung dan meletakkan di dekat area berjualan saya. Biasanya sampah
Pedagang sayur kelima, Ibu Siti Aisyah (48 tahun)
“... saya sudah jualan disini sejak tahun ’79. Sampah yang saya
hasilkan tidak terlalu banyak karena sayuran saya sedikit. Sampah yang saya
hasilkan saya kumpulkan disekitar area berjualan dan akan ada petugas yang
mengutip sampah. Di pagi dan siang hari petugas kebersihan akan menyapu
sekedarnya. Sore hari petugas akan membersihkan keseluruhan sampah yang ada
di pajak”.
Pedagang sayur keenam, Ibu Murni br Sembiring (40 tahun)
“... sudah berjualan disini lebih kurang 10 tahun. Saya biasa
mengumpulkan sampah saya di plastik dan kadang saya antar sendiri ke tempat
sampah yang disediakan pasar”.
Pedagang sayur ketujuh, Ibu Rabun (35 tahun )
“... saya sudah lama berjualan disini, sekitar 10 tahun. Kutipan
kebersihan disini per harinya Rp 2.000,00. Saya tidak keberatan dengan kutipan
ini. Setiap hari saya membuang sampah saya ke tempat yang disediakan pasar”.
Pedagang sayur kedelapan, Ibu Jeni (33 tahun)
“... saya berjualan disini kira-kira sudah 10 tahun. Sampah saya buang
ditempat sampah yang disediakan pasar karena dekat dengan area berjualan