• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Swot Pada Usaha Kecil Pakaian Jadi Dewasa Di Pasar Tradisional Simpang Limun Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Swot Pada Usaha Kecil Pakaian Jadi Dewasa Di Pasar Tradisional Simpang Limun Medan"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS SWOT PADA USAHA KECIL PAKAIAN JADI

DEWASA DI PASAR TRADISIONAL SIMPANG LIMUN

MEDAN

OLEH

DELPI DIAPARI SIREGAR 080502215

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi usaha kecil pakaian jadi dewasa di pasar tradisional Simpang Limun Medan dalam mengembangkan usahanya di tinjau dari analisis SWOT. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi usaha kecil pakaian jadi dewasa di pasar tradisional Simpang Limun Medan dalam mengembangkan usahanya.

Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui data primer, data-data tersebut kemudian dianalisis dengan motode deskriptif kualitatif yaitu dengan menganalisis matriks SWOT, pembobotan aspek-aspek internal dan eksternal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi bersaing yang diterapkan usaha kecil pakaian jadi dewasa di pasar tradisional Simpang Limun Medan tidak cukup menggunakan strategi harga tanpa memperhatikan faktor-faktor strategi yang lain. Seperti menyediakan pakaian yang bersifat up tu date yang mengikuti perkembangan kebutuhan konsumen, fasilitas kenyaman, hubungan baik dengan setiap pelanggan dan lain-lain.

(3)

ABSTRACT

Formulation of the problem in this research is how a small business strategy apparel grown in traditional markets in the Medan Simpang Lemonade expand its business in the review of the SWOT analysis. The purpose of this study was to describe the strategy of small businesses in the adult apparel Lemonade Medan Simpang traditional markets in developing their business.

The type of research using qualitative descriptive research. Data were collected through primary data, the data is then analyzed by descriptive qualitative method possible by analyzing the SWOT matrix, weighting aspects of internal and external.

The results showed that the competitive strategies adopted small business apparel grown in the traditional markets of Medan Simpang Lemonade is not enough to use a pricing strategy without regard to factors other strategies. Such as providing clothing that is up tu date that follows the development of consumer needs, comfort facilities, a good relationship with every customer and others.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat

dan hidayahNya serta diberikannya kesehatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus penulis

penuhi guna menyelasaikan studi di Fakultas Ekonomi USU Medan untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Skripsi ini berjudul : ANALISIS SWOT PADA USAHA KECIL PAKAIAN JADI DEWASA DI PASAR TRADISIONAL SIMPANG LIMUN MEDAN.

Penulis dengan segala kerendahan hati menyadari bahwa skripsi ini masih

kurang dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan,

wawasan, serta bahan-bahan literatur yang penulis dapatkan. Oleh karena itu

penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun

dari para pembaca untuk mencapai kesempurnaan tulisan ini.

Pada kesempatan ini dengan rasa hormat dan bahagia penulis

mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini dan semua pihak yang telah menjadi bagian

penting selama penulis menjalankan perkuliahan di Departemen S1 Manajamen

Fakultas Ekonomi USU Medan, yaitu :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum MEc, Acc Selaku Dekan Fakultas

(5)

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Ketua Departemen S1 Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, Msi, selaku sekretaris Departemen S1 Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, Selaku Ketua Program Studi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi selaku Dosen Pembimbing

yang telah memberikan bimbingan kepada penulis untuk penelitian ini.

6. Ibu Dra. Marhaini, MS selaku pembaca penilai yang telah memberikan

masukan yang membangun untuk penelitian ini.

7. Seluruh Dosen dan staff pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara atas didikan, bantuan, juga jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

8. Terima kasih buat Papaku Syahman Siregar dan Mamaku Rohmini Dewi

Harahap yang terkasih dan tercinta karena telah memberikan semangat,

doa, rasa cinta dan kasih sayang pada anaknya karena dengan keiklasan

dan ketulusan serta pengorbanannya anaknya dapat menjadi apa yang

diharapkan oleh orang tua.

9. Terima kasih kepada abangku Ramon Menik Siregar dan adikku Nopi

Aryani Siregar yang telah memberikan banyak memberi bantuan, motivasi

dan doanya.

10.Terima kasih juga buat Tulang Sadat yang telah memberikan banyak

(6)

11.Buat Kak Eva dan Kak Adek terima kasih karena selalu mengingatkan

untuk menyelesaikan skripsi ini secepat mungkin.

12.Sahabat-sahabatku semasa kuliah Kiki, Dana, Zaki, Titak, Della, Surya.

Terima kasih atas persahabatan yang telah kalian berikan selama ini.

13.Terima kasih seluruh pemilik dan karyawan usaha-usaha pakaian jadi yang

ada di pasar tradisional Simpang Limun Medan yang membantu penulis

dalam pengambilan data bagi penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada semua

pihak yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pembaca dan mahasiswa-mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara Medan.

Medan, Juli 2013

Hormat Saya

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... . iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Uraian Teoritis ... 8

2.1.1 Konsep Strategi ... 8

2.1.2 Strategi Dalam Persaingan ... 9

2.1.3 Posisi-Posisi Dalam Persaingan ... 11

2.1.4 Faktor Dalam Persaingan ... 14

2.1.5 Analisis SWOT ... 16

2.1.5.1 Pertimbangan Dalam Analisis SWOT ... 18

2.1.5.2 Matriks SWOT ... 21

(8)

2.1.6.1 Pengertian Usaha Kecil ... 22

2.1.6.2 Kategori Usaha Kecil ... 23

2.1.6.3 Ciri-Ciri Usaha Kecil ... 25

2.1.7 Pasar Tradisional ... 26

2.2 Penelitian Terdahulu ... 30

2.3 Kerangka Konseptual ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

3.3 Batasan Operasional Variabel ... 34

3.4 Definisi Operasional ... 34

3.5 Populasi dan Sampel ... 36

3.6 Jenis Data... 37

3.7 Metode Pengumpulan Data ... ……. 38

3.8 Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Gambaran Umum Pasar Tradisional Simpang Limun ... 41

4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan ... 42

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 43

4.1.3 Prosedur Perizinan Pasar Tradisional Simpang Limun ... 45

4.1.3.1 Pendaptaran Pedagang ... 45

4.1.3.2 Pelaksanaan Keamanan ... 46

4.1.3.3 Pelaksanaan Kebersihan ... 47

(9)

4.2.1 Analisis SWOT ... 47

4.2.2 Matrik Faktor Strategi Internal ... 50

4.2.3 Matrik Faktor Strategi Eksternal ... 53

4.2.4 Matrik profil Kompetitif ... 55

4.2.5 Matrik SWOT ... 58

4.2.6 Strategi Usaha Kecil Pakaian Jadi ... 62

4.2.6.1 Strategi SO (Strengths Opportunites) Pedagang Pakaian Jadi ... 62

4.2.6.2 Strategi WO (Weaknesess Opportunites) Pedagang Pakaian Jadi ... 67

4.2.6.3 Strategi ST (Strengths Threats) Pedagang Pakaian Jadi ... 71

4.2.6.4 Strategi WT (Weaknesess Threats) Pedagang Pakaian Jadi ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Peagang Pakaian ... 3

Tabel 1.2 Tabulasi Data Toko Pada Tahun 2010 ... 5

Tabel 3.1 Tabel Proses Pemilihan Sampel ... 37

Tabel 3.2 Daftar Nama Sampel Toko Dalam Penelitian ... 37

Tabel 3.3 Matriks SWOT ... 39

Tabel 4.1 IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) ... 52

Tabel 4.2 EFAS(Eksternal Strategic Factors Analysis Summary) ... 54

Tabel 4.3 Matrik Profil Kompetitif ... 57

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Diagram SWOT ... 17

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Lampiran Halaman

(13)

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi usaha kecil pakaian jadi dewasa di pasar tradisional Simpang Limun Medan dalam mengembangkan usahanya di tinjau dari analisis SWOT. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi usaha kecil pakaian jadi dewasa di pasar tradisional Simpang Limun Medan dalam mengembangkan usahanya.

Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui data primer, data-data tersebut kemudian dianalisis dengan motode deskriptif kualitatif yaitu dengan menganalisis matriks SWOT, pembobotan aspek-aspek internal dan eksternal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi bersaing yang diterapkan usaha kecil pakaian jadi dewasa di pasar tradisional Simpang Limun Medan tidak cukup menggunakan strategi harga tanpa memperhatikan faktor-faktor strategi yang lain. Seperti menyediakan pakaian yang bersifat up tu date yang mengikuti perkembangan kebutuhan konsumen, fasilitas kenyaman, hubungan baik dengan setiap pelanggan dan lain-lain.

(14)

ABSTRACT

Formulation of the problem in this research is how a small business strategy apparel grown in traditional markets in the Medan Simpang Lemonade expand its business in the review of the SWOT analysis. The purpose of this study was to describe the strategy of small businesses in the adult apparel Lemonade Medan Simpang traditional markets in developing their business.

The type of research using qualitative descriptive research. Data were collected through primary data, the data is then analyzed by descriptive qualitative method possible by analyzing the SWOT matrix, weighting aspects of internal and external.

The results showed that the competitive strategies adopted small business apparel grown in the traditional markets of Medan Simpang Lemonade is not enough to use a pricing strategy without regard to factors other strategies. Such as providing clothing that is up tu date that follows the development of consumer needs, comfort facilities, a good relationship with every customer and others.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha kecil adalah kegiatan usaha yang mempunyai modal awal yang

kecil, atau nilai kekayaan (asset) yang kecil dan jumlah pekerja yang juga kecil.

Nilai modal awal, asetatau jumlah pekerja itu bergantung kepada definisi yang

diberikan oleh pemerintah atau institusi lain dengan tujuan-tujuan tertentu.

Misalnya Indonesia mendefinisikan usaha kecil sebagai perusahaan yang

mempunyai pekerja kurang dari 20 orang atau nilai aset yang kurang dari

Rp.200.000.000. Usaha yang terlalu kecil dengan jumlah pekerja yang kurang dari

5 orang dikatakan sebagai usaha kecil level mikro.(Sukirno, 2004:365).

Umumnya tempat beroperasinya usaha kecil adalah di pasar-pasar

tradisional, karena pengunjung dan pembelinya umumnya berasal dari kalangan

masyarakat ekonomi menengah ke bawah, kalau pun ada masyarakat ekonomi ke

atas jumlahnya tidak terlalu banyak. Pasar tradisional merupakan tempat

bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual

pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan

biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka

oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan

sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur,

daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula

(16)

ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar

memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.

Persaingan usaha selalu terjadi di kalangan usaha kecil yang tersebar di

pasar tradisional seperti usaha kecil di pasar tradisional Simpang Limun. Para

pelaku usaha kecil khususnya pedagang pakaian jadi dewasa di pasar tradisional

simpang limun selalu melakukan persaingan usaha dalam bidang pemasaran

produk melalui komunikasi lansung dengan calon pembeli, kualitas produk, mutu

pelayanannya, peningkatan jumlah pelanggannya, mempertahankan kepercayaan

pelanggannya, persaingan harga dengan mempertahan mutu yang berkualitas dan

penawaran sistem pembayaran melalui kredit.Umumnya pedagang pakaian jadi

dewasa di pasar tradisional Simpang Limun memiliki kualitas produk yang

hampir sama, lokasi atau tempat usaha nya terletak pada lokasi yang memiliki

nilai strategis yang sama, jenis dan jumlah barang dagangan yang hampir sama,

luas tempat dagangannya hampir sama dan lain sebagainya.

Berdasarkan keterangan tersebut menunjukkan bahwa terdapat berbagai

kesamaan yang dimiliki oleh beberapa pedagang pakaian jadi di pasar tradisional

Simpang Limun. Oleh karenanya sadar atau tidak sadar, sengaja atau tidak

sengaja para pelaku usaha kecil melakukan persaingan usaha di kalangan mereka

dalam rangka meningkatkan jumlah penjualan melalui peningkatan mutu

pemasaran, kualitas produk, mutu pelayanannya, jumlah pelanggannya,

persaingan harga dan sistem pembayaran melalui angsuran. Semua jenis kegiatan

(17)

Persaingan usaha yang mereka lakukan berjalan secara alamiah dan

konvensional dengan mencontoh pola-pola lama yang diwariskan oleh orang

tuanya dan lingkungannya secara turun temurun, tanpa ada perbaikan sistim

persaingan usaha sebagaimana yang tertuang dalam teori persaingan usaha atau

lebih umum dikenal dengan teori ekonomi. Sesungguhnya kegiatan persaingan

usaha yang mereka lakukan jika dikelola dengan baik dan benar niscaya akan

terjadi peningkatan jumlah penjualan barang dagangannya yang secara otomatis

akan berakibat pada peningkatan perolehan keuntungan usahanya.

Sebagai contoh persaingan usaha bagi usaha kecil Pakaian jadi di pasar

tradisional Simpang Limun adalah dapat dilihat dalam tabel di bawah:

Tabel 1.1

Jumlah Pedagang Pakaian

Tahun Jumlah Pedagang Pakaian

2010 36

2011 41

2012 47

2013 57

Sumber data : Pasar Tradisional Simpang Limun

Pada Tabel 1.1 menunjukkan jumlah pedagang kain yang berada di pasar

tradisional Simpang Limun mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data

menunjukkan bahwa pada tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah pedagang kain

sebanyak 5 pedagang jadi. Kemudian pada tahun 2012 terjadi peningkatan 6

pedagang jadi dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan 10 pedagang kain.

Semakin bertambahnya jumlah pedagang pakaian jadi dewasa dari tahun

ke tahun maka ini mengindikasikan bahwa semakin ketatnya persaingan yang

(18)

pakaian jadi dewasa dengan analisis SWOT dikarenakan dalam analisis SWOT

terdapat empat unsur yang menjadi penentu dalam pengambilan keputusan yang

strategis. SWOT, singkatan dari S adalah strenght (kekuatan), W adalah

weakness (kelemahan), O adalah opportunities (kesempatan), dan T adalah

threats (ancaman), yang mana semua itu sangat diperlukan dalam berdirinya suatu

usaha.

Suatu perusahaan bisa dikatakan berhasil apabila dapat mengembangkan

dan menjalankan strategi untuk mengatasi berbagai ancaman baik internal

maupun eksternal dan meraih peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan

evaluasi strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis. Tujuan utama

perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif

kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi

(19)

Tabel 1.2

Tabulasi Data Toko Pada Tahun 2010

NO Nama Toko Lama Beroperasi Pembeli / Tahun

(20)

Pada Tabel 1.2 menunjukkan beberapa fenomena diantara nya adalah dari

36 toko tersebut ada beberapa toko yang telah lama beroperasi lebih dari 10 tahun

dan mempunyai jumlah pembeli lebih dari 3000 pembeli setiap tahun. Toko –

toko tersebut yaitu toko Bintang Jaya, Hj Muslim, Lilindut Fashion, Dodo

Fashion. Dalam hal ini menunjukkan bahwa ke empat toko tersebut dapat bersaing

dan bertahan dalam persaingan usaha yang ketat dengan pesaing – pesaing toko

yang beroperasi kurang dari 10 tahun. Menurut Kotler (2007:261) bahwa pada

fase kedewasaan dalam siklus hidup produk akan terjadi periode penurunan

pertumbuhan penjualan karena produk tersebut telah diterima oleh sebagaian

besar pembeli potensial. Laba stabil atau menurun karena persaingan yang ketat.

Pada fase pertumbuhan akan terjadi periode penerimaan pasar yang cepat dan

peningkatan laba yang besar. Dari keterangan teori tersebut artinya bahwa toko

yang beroperasi lebih dari 10 tahun sudah masuk dalam fase kedewasaan dan toko

yang beroperasi kurang dari 10 tahun termasuk dalam fase pertumbuhan yang

mana dalam fase tersebut akan ada penerimaan pasar yang cepat. Berdasarkan

latar belakang yang telah dipaparkan dan peneliti tertarik untuk melihat strategi

yang digunakan oleh keempat toko tersebut dengan menggunakan analisis swot.

(21)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan paparan diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan

diteliti yaitu : “Bagaimana strategi usaha kecil pakaian jadi dewasa di pasar tradisional Simpang Limun Medan dalam mengembangkan usahanya di tinjau dari analisis SWOT ?”

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi usaha

kecil pakaian jadi dewasa di pasar tradisional Simpang Limun Medan dalam

mengembangkan usahanya.

1.4Manfaat Peneltian

1. Bagi usaha kecil

Memberikan masukan pada usaha kecil pakaian jadi di pasar tradisional

Simpang Limun Medan untuk mengetahui apakah strategi yang selama ini

dilakukan sudah tepat berdasarkan analisis SWOT

2. Bagi Peneliti

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan melihat penerapan

teori-teori yang penulis peroleh dari perkuliahan pada kegiatan ekonomi yang

terjadi di masyarakat. Selain itu penulis juga ingin menambah pengetahuan

dibidang manajemen strategis khususnya SWOT.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan refrensi bagi penelitian lain yang melakuakan penelitian

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Konsep Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam

perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat

ditujukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun

terakhir. Menurut Porter strategi adalah suatu alat yang sangat penting untuk

mencapai keunggulan bersaing (Rangkuti, 2004:4). Senada dengan itu, Learned,

Christensen, Andrews, dan Guth juga mengatakan strategi merupakan alat untuk

menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi

adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada (Rangkuti,

2004:4).

Pemahaman yang baik mengenai konsep strategis dan konsep-konsep lain

yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun.

Konsep-konsep tersebut yaitu:

1) Distinctive Competence: tindakan yang dilakukan oleh perusahaan

agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan

pesaingnya.

2) Competitive Advantage: kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh

(23)

Menurut pendapat Rangkuti (2004:6), strategi dapat dikelompokkan

berdasarkan 3 (tiga) tipe strategi, yaitu:

1) Strategi Manajemen Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat

dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi

secara makro misalnya, strategi pengembangan produk, strategi

penerapan harga, strategi pengembangan produk, strategi akuisi,

strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan

sebagainya.

2) Strategi Investasi Strategi investasi merupakan kegiatan yang

berorientasi pada investasi, misalnya, apakah perusahaan ini

melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha

mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan

kembali suatu divisi baru atau strategi diiventasi, dan sebagainya.

3) Strategi Bisnis Strategi bisnis ini juga disebut strategi bisnis secara

fungsional karena bisnis ini berorientasi kepada fungsi-fungsi kegiatan

manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau

operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi

yang berhubungan dengan keuangan.

2.1.2 Strategi Dalam Persaingan

Menurut Porter (2008:25) walaupun suatu perusahaan dapat memiliki

banyak sekali kekuatan dan kelemahan dalam berhadapan dengan para

pesaingnya, ada dua jenis dasar keunggulan bersaing yang dapat dimiliki oleh

(24)

keunggulan bersaing yang digabungkan dengan cakupan aktivitas yang berusaha

dicapai oleh sebuah perusahaan menghasilkan tiga strategi generik untuk

mencapai kinerja di atas rata-rata dalam suatu industri. Tiga jenis strategi generik

yaitu:

1) Keunggulan biaya

Dalam strategi keunggulan biaya perusahaan bersiap menjadi

produsen berbiaya rendah dalam industrinya. Perusahaan memiliki

cakupan yang luas dan melayani banyak segmen industri, dan bahkan

mungkin beroperasi di dalam industri-industri terkait luas perusahaan

seering kali penting bagi keunggulan biayanya. Sumber keunggulan

biaya bervariasi, dan bergantung pada struktur industri.

Sumber-sumber itu mungkin mencakup pengerjaan skala ekonomis,

kepemilikan teknologi, dan akses istimewa ke bahan mentah.

2) Diferensiasi

Strategi generik kedua adalah diferensiasi. Dalam strategi diferensiasi,

perusahaan berusaha menjadi unik dalam industrinya di beberapa

dimensi yang secara umum dihargai oleh pembeli. Perusahaan

menyeleksi satu atau lebih sifat istimewa yang dipandang penting oleh

banyak pembeli di dalam suatu industri, dan secara unik menempatkan

diri untuk memenuhi kebutuhan itu.

3) Fokus

Strategi generik ketiga adalah fokus. Strategi ini sangat berbeda

(25)

bersaing yang sempit dalam suatu industri. Penganut strategi fokus

memilih suatu segmen atau kelompok segmen dalam industri

bersangkutan dan menyesuaikan strateginya untuk melayani mereka

dengan mengesampingkan yang lain. Strategi fokus memilih dua

varian. Dalam fokus biaya perusahaan mengupayakan kenggulan

biaya dalam segmen sasaranya, sementara dalam fokus diferensiasi

perusahaan mengusahakan diferensiasi dalam segmen sasaranya.

2.1.3 Posisi-Posisi Dalam Persaingan

Persaingan memiliki posisi yang bisa ditempati oleh para perusahaan yang

bermain di dalamnya. Posisi ini tidak serta merta secara gampang bisa didapatkan

oleh pelaku pasar tersebut, pemasar harus berjuang secara keras agar bisa

mendapatkan posisi sebagai seorang pemimpin pasar (Leader Market) dimana

perusahaan tersebut menghasilkan produk (barang atau pun jasa).

Perusahaan juga tidak selamanya akan selalu berada di satu posisi yang

tetap dalam pasar tersebut, karena telah menjadi suatu keharusan jika posisi

tersebut akan mengalamai perubahan yang menyebabkan perusahaan akan terus

bekerja keras mempertahankan posisi pasarnya.

Secara umum, posisi pasar dalam persaingan terbagi menjadi 4 (empat)

yaitu (Kotler,2008:283) :

1) Pemimpin Pasar (Leader Market)

Pemimpin pasar (Leader Market) adalah pemasar yang paling banyak

memiliki konsumen di pasar. Pemimpin pasar ini akan mudah

(26)

meluncurkan produk baru di pasaran.Kebanyakan industri memiliki

satu perusahaan yang dikenal sebagai pemimpin pasar. Perusahaan ini

memiliki pangsa pasar terbesar dalam pasar produk yang relevan.

Keunggulan perusahaan ini dari perusahaan lainnya, pada umumnya

mencakup perubahan harga, pengenalan produk baru, pencakupan

saluran distribusi dan intensitaas promosi. Perusahaan pemimpin pasar

ini bisa saja tidak dikagumi, tetapi yang jelas kalangan perusahaan

lain mengakui dominasinya. Perusahaan ini menjadi titik pusat

orientasi para pesaing, ia merupakan perusahaan yang ditantang, dtiru

atau dijauhi. Perusahaan yang dominan selalu ingin tetap nomor satu.

Sikap ini mendorongnya untuk mengambil tindakan ke tiga arah.

Pertama, perusahaan harus menemukan cara memperluas permintaan

total. Kedua, perusahaan harus dapat melindungi pangsa pasar mereka

saat ini melalui tindakan defensif dan ofensif yang baik. Ketiga,

berikutnya nanti perusahaan dapat berusaha memperluas pasar lebih

jauh, sekalipun ukuran pasar tetap konstan.

2) Pesaing Pasar atau Penantang Pasar (Competitors Market)

Posisi ini merupakan penantang pasar yang menjadi lawan utama dari

pemimpin pasar. Penantang ini serta merta akan selalu mencoba

melakukan hal lebih atas apa yang telah dilakukan oleh pemimpin

pasar. Penantang pasar tidak ingin kalah tanding meski pun penantang

ini kalah dalam hal jumlah konsumen.Perusahaan runner-up ini bisa

(27)

pemimpin pasar dan pesaing-pesaing lainnya dalam suatu usaha yang

gencar merebut pangsa pasar, perusahaan inilah yang dinamakan

penantang pasar atau Market Challenger. Atau mereka dapat memilih

bersikap “nrimo”, tidak menggoncangkan pasar dan disebut “Market

Follower”.Suatu langkah awal yang harus dilakukan penantang pasar

adalah menetapkan sasaran strategis. Sasaran strategis dari

kebanyakan penantang di pasar ialah peningkatan pangsa pasar.

Mereka menuju sasaran tersebut dengan harapan bahwa hal itu akan

menghasilkan profitabilitas yang lebih tinggi. Penetapan sasaran,

apakah itu menghancurkan pesaing, atau mengurangi pangsa pasar

pesaing, akan selalu menyangkut masalah tentang siapa sebetulnya

yang dimaksud pesaing. Tidak seperti dalam perang di mana musuh

sudah jelas, dalam banyak hal perusahaan bebas menentukan siapa

yang akan jadi lawannya.

3) Pengikut Pasar(Followers Market)

Tidak selamanya yang ingin menantang pemimpin pasar adalah

penantang pasar. Tapi juga pengikut pasar juga ikut serta dalam

persaingan antara pemimpin dengan penantang pasar. Namun yang

perlu dilihat adalah pengikut pasar tidak ikut serta secara

terang-terangan dalam persaingan melainkan secara kecil karena jika secara

terang-terangan sudah pasti perusahaan tersebut akan mengalami

kekalahan.Perusahaan pengikut selalu merupakan sasaran utama dari

(28)

perusahaan hendaknya selalu menekan rendah biaya produksinya dan

mengangkat kualitaas produk dan pelayanannya. Begitu juga, dia

harus cepat memasuki pasar baru, begitu peluang terbuka.

4) Penceruk Pasar (Niche Market)

Setiap industri atau perusahaan yang melakukan produksi barang atau

jasa selain memiliki pesaing dan pengikut, tapi juga memiliki pasar

yang tidak diperhitungkan di dalam persaingan. Mereka sering

diibaratkan sebagai pemasar yang tidak memiliki konsumen. Jika

telaah, pengisi penceruk pasar biasanya membidik pasar yang tidak

mampu membeli produk yang dihasilkan oleh pemimpin atau pun

pesaing pasar. Maka penceruk pasar bisanya akan mendapatkan pasar

secara sedikit demi sedikit dan tidak memungkinkan nanti pasar

mereka bisa berasal dari konsumen pemimpin pasar.

2.1.4 Faktor-Faktor Dalam Persaingan

Menurut Porter (Kotler,2007:412) ada beberapa faktor-faktor persaingan

yang menentukan kemampuan bersaing perusahaan dal industri, yang dapat

mempengaruhi harga, biaya, dan investasi yang diperlukan perusahaan dalam

suatu industri. Faktor-faktor persaingan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Ancaman persaingan segmen yang ketat

Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika ia telah memiliki pesaing

yang banyak, kuat, atau agresif. Ia bahkan menjadi lebih tidak

menarik jika segmen tersebut stabil atau menurun, penambahan

(29)

hambatan keluar besar, atau pesaing memiliki kepentingan yang besar

tinggal di dalam segmen tersebut. Kondisi itu akan menyebabkan

sering terjadinya perang harga, perang iklan, dan pengenalan produk

baru, sehingga akan menjadi sangat mahal bagi perusahaan untuk

bersaing.

2) Ancaman pendatang baru

Daya tarik segmen berbeda-beda menurut tingginya hambatan untuk

masuk dan keluar. Segmen yang paling menarik adalah segmen yang

memiliki hambatan untuk masuk yang tinggi dan hambatan untuk

keluar yang rendah.Sedikit perusahaan baru yang dapat memasuki

indusrti, dan perusahaan yang berkinerja buruk dapat dengan mudah

keluar. Jika hambatan untuk masuk dan hambatan untuk kelaur tinggi,

potensi laba tinggi, namun perusahaan menghadapi resiko yang lebih

besar karena perushaan yang berkinerja buruk tinggal dan berjuang

keras disana.

3) Ancaman produk substitusi

Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika terdapat substitusi produk

yang aktual atau potensial. Substitusi membatasi harga dan laba.

Perusahaan harus memantau secara dekat tren harga produk substitusi.

4) Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pembeli

Kekauatan posisi tawar pembeli para pembeli berkembang jika

mereka lebih terkonsentrasi atau terorganisasi, produk tersebut

(30)

tidak terdiferensiasi, biaya perpindahan pemasok/produk lain rendah,

pembeli peka terhadap harga karena laba yang rendah, atau pembeli

dapat melakukan integrasi ke hulu.

5) Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok

Suatu segmen menjadi tidak menarik jika para pemasok perusahaan

mampu menaikkan harga atau mengurangi kuantitas yang mereka

pasok. Pemasok cendrung menjadi kuat jika mereka terkonsentrasi

atau terorganisasi, terdapat sedikit substitusi, produk yang dipasok

adalah produk makan yang penting, biaya berpindah pemasok tinggi,

dan jika pemasok dapat melakukan integrasi ke hilir. Perthanan yang

baik adalah membangun hubungan menang-menang dengan pemasok.

2.1.5 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strengts) dan peluang (opportunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).

Dalam membuat keputusan perusahaan perlu pertimbangan faktor internal

yang mencakup kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup

peluang dan ancaman. Dalam hal ini analisis SWOT dipakai jika para penentu

strategi perusahaan mampu melakukan pemaksimalan peranan faktor kekuatan

dan memanfaatkan peluang sekaligus berperan sebagai alat untuk meminimalisi

kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan ancaman yang

(31)

Analisis SWOT digunakan sebagai penentu kebijakan strategi perusahaan

atau organisasi dalam memaksimalkan faktor kekuatan dan memanfaatkan

peluang yang ada sekaligus berperan memperkecil kelemahan yang ada dalam

perusahaan serta menekan berbagai ancaman yang akan timbul.

Gambar 2.1

Diagram Analisis SWOT

Sel 3 Sel 1

Mendukung strategi berbenah Mendukung Strategi Agresif

Sel 4 Sel 2

Mendukung Strategi defensif Mendukung Strategi diversifikasi

Sumber :Rangkuti (2004:19)

Berbagai Peluang

Kekuatan Internal Kelemahan Internal

(32)

Sel 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan tersebut

memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang

yang ada, strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah

mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

Sel 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki

kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah

menggunakan kekuatan memanfaatkan peluang jangka panjang dengan

cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).

Sel 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain

pihak, ia menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus

strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal

perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik

Sel 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan. Perusahaan

tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

2.1.5.1Pertimbangan-Pertimbangan Dalam Analisis SWOT

Dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang timbul dalam tubuh

perusahaan, maka sangat diperlukan penelitian yang sangat cermat sehingga

mampu menemukan strategi yang sangat cepat dan tepat dalam mengatasi

masalah yang timbul dalam perusahaan dan ada beberapa pertimbangan yang

perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan antara lain:

1) Kekuatan (Strenght)

Yang dimaksud dengan kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat

(33)

dalam produk yang dapat diandalkan, memiliki keterampilan yang

juga dapat diandalkan serta berbeda dengan produk lain yang mana

dapat membuatnya lebih kuat dari para pesaingnya. Menurut Pearce.

Robinson, kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau

keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan

pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Kekuatan

adalah kompetensi khusus yang memberikan keunggulan komparatif

bagi perusahaan di pasar. Kekuatan dapat terkandung dalam sumber

daya, keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan

pembeli-pemasok, dan faktor-faktor lain.

2) Kelemahan (Weakness)

Yang dimaksud dengan kelemahan adalah kekurangan atau

keterbatasan dalam hal sumber daya yang ada pada perusahaan baik

itu keterampilan atau kemampuan yang menjadi penghalang bagi

kinerja organisasi. Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,

keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja

efektif perusahaan. Fasilitas, sumber daya keuangan, kapabilitas

manajemen, keterampilan pemasaran, dan citra merek dapat merupakan

sumber kelemahan.

3) Peluang (Oppurtunity)

Yang dimaksud dengan peluang adalah berbagai hal dan situasi yang

menguntungkan bagi suatu perusahaan. Situasi penting yang

(34)

perusahaan,kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu sumber

peluang.Identifikasi segmen pasar yang tadinya terabaikan,

perubahan pada situasi persaingan atau peraturan, perubahan

tekhnologi, serta membaiknya hubungan dengan pembeli atau

pemasok dapat memberikan peluang bagi perusahaan.

4) Ancaman (Threats)

Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak

menguntungkan dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan

menjadi hambatan bagi perusahaan yang bersangkutan baik masa

sekarang maupun yang akan datang. Ancaman merupakan

pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan

perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar,

meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok

penting, perubahan tekhnologi, serta peraturan baru atau yang

direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan perusahaan.

Faktor kekuatan dan kelemahan terdapat dalam suatu perusahaan, sedang

peluang dan ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh

perusahaan yang bersangkutan. Jika dapat dikatakan bahwa analisis SWOT

merupakan instrumen yang ampuh dalam melakukan analisis strategi, keampuhan

tersebut terletak pada kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk

memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga

berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam

(35)

Analisis SWOT dapat digunakan untuk membantu analisis strategis dan

acuan logis dalam pembahasan sistematik tentang situasi perusahaan dan

alternatif-alternatif pokok yang mungkin dipertimbangkan perusahaan.

2.1.5.2 Matriks SWOT

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis adalah matriks

SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan

kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set

kemungkinan alternatif strategis.

IFAS

Sumber: Rangkuti (2004:31)

Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

(36)

Strategi ST

Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi

ancaman.

Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada.

Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat difensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.1.6 Usaha Kecil

2.1.6.1 Pengertian Usaha Kecil

Usaha kecil adalah kegiatan usaha yang mempunyai modal awal yang

kecil, atau nilai kekayaan (asset) yang kecil dan jumlah pekerja yang juga kecil.

Nilai modal awal, asetatau jumlah pekerja itu bergantung kepada definisi yang

diberikanoleh pemerintah atau institusi lain dengan tujuan-tujuan tertentu.

Misalnya Indonesia mendefinisikan usaha kecil sebagai perusahaan yang

mempunyai pekerja kurang dari 20 orang atau nilai aset yang kurang dari

Rp.200.000.000. Usaha yang terlalu kecil dengan jumlah pekerja yang kurang dai

5 orang dikatakan sebagai usaha kecil level mikro.(Sukirno,2004:365)

Usaha kecil menurut surat edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal

29 Mei 1993 perihal Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total

aset maksimum Rp. 600 juta (enam ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan

(37)

badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang aset yang dimiliki tidak melebihi

nilai Rp. 600 Juta (enam ratus juta rupiah).

Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang usaha

kecil disebutkan bahwa kriteria perusahaan kecil adalah perusahaan:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak RP 1.000.000.000,- (satu

milyar rupiah).

2.1.6.2 Kategori Usaha kecil

Menurut Jatmiko (2004:63) umumnya usaha kecil dikelompokkan ke

dalam 4 (empat) kategori yaitu :

1) Sektor informal

Sektor informal adalah usaha kecil yang tidak memiliki tempat operasi

atau kegiatan secara permanen (menetap). Misalnya, penjual makanan

keliling, penjual barang dagangan atau jasa yang berpindah tempat

dan hanya pada waktu tertentu saja dalam sehari.

2) Usaha marginal

Usaha marginal adalah usaha yang bersifat induvidual yang tidak

mengharapkan tumbuh menjadi usaha besar. Misalnya, usaha cuci

pakaian (loundry shops), penjahit, usaha jasa potong rambut, salon

kecantikan, rental komputer, toko obat tradisional dan sebagainya.

(38)

Adalah usaha atau bisnis yang beroperasi secara perorangan seperti

dokter, dokter gigi, pijat saraf, akuntan, arsitek dan sebagainya.

4) Usaha potensi tumbuh

Adalah perusahaan kecil yang memiliki potensi untuk tumbuh, seperti

usaha bidang teknologi tinggi atau bisnis pengembangan sofware

komputer.

Menurut Wibowo (2003:5), kegiatan perusahaan pada prinsipnya dapat

dikelompokkan dalam tiga jenis usaha yaitu :

1) Jenis usaha perdagangan/distribusi

Jenis usaha ini merupakan usaha yang tertutam bergerak dalam

kegiatan memindahkan barang dari produsen ke konsumen atau dari

tempat yang mempunyai kelebihan persediaan ke tempat yang

membutuhkan. Jenis usaha ini diantaranya bergerak dibidang

pertokoan, warung rumah makan, peragenan(filial), penyalur (whole

saler), pedagang perantara, tengkulak, dan sebagainya. Komisoner

dan makelar dapat juga dimasukkan dalam kegiatan perdagangan

karena kegitannya dalm jual beli barang.

2) Jenis usaha produksi.

Indusrti adalah jenis usaha yang terutama bergerak dalam kegiatan

proses pengubahan suatu bahan/barang menjadi bahan/barang lain

yang berbeda bentuk atau sifatnya dan mempunyai nilai tambah.

Kegiatan ini dapat berupa produksi/ indusrti pangan,pakaian, peralatan

(39)

ini,kegiatan budidaya sektor pertanian /perikanan /peternakan

/perkebunan dan kegiatan penangkapan ikan termasuk jenis usaha

produksi.

3) Jenis Usaha Komersial

Usaha jenis komersial merupakan usaha yang bergerak dalam kegiatan

pelayanan atau menjual jasa sebagai kegiatan utamanya. Contoh jenis

usaha ini adalah asuransi, bank konsultan, biro perjalanan, pariwisata,

pengiriman barang (ekspedisi), bengkel, salon kecantikan,

penginapan, gedung bioskop, dan sebagainya, temasuk praktek dokter

dan perecanaan bangunan.

2.1.6.3 Ciri – ciri Usaha kecil

Menurut Wibowo (2003:3) ciri-ciri yang dapat digunakan sebagai ukuran

usaha yang tergolong sangant kecil yaitu :

1. Usaha dimiliki secara bebas, terkadang tidak berbadan hukum.

2. Operasinya tidak memperhatikan keunggulan yang mencolok.

3. Usaha dimiliki dan dikelola satu orang.

4. Usaha tidak memiliki karyawan.

5. Modalnya dikumpulkan dari tabungan pemilik pribadi.

6. Wilayah pasarnya bersifat lokal dan tidak terlalu jauh dari pusat

usahanya

Menurut Anoraga dan Sudantoko (2002:225) secara umum sektor usaha

(40)

1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak

mengikuti kaidah admministrasi pembukuan standar. Kadangkala

pembukuan tidak di up to date, sehingga sulit untuk menilai kinerja

usahanya.

2. Margin usaha yang cenderung tipis menngingat persaingan yang sangat

tinggi.

3. Modal terbatas

4. Pengalaman menajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat

terbatas.

5. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk

mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.

6. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat

terbatas.

7. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah,

mengingat keterbatasan dama sistem administrasinya. Untuk

mendapatkan dana di pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti

sistem administrasi standar dan harus transparan.

2.1.7 Pasar Tradisional

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta

ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya

ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los

(41)

Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa

ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan

lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya.

Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak

dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 tentang

Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.

Secara lebih mendetail, komponen-komponen dalam pasar tradisional dibagi

menjadi beberapa jenis, yaitu: kios adalah tempat berdagang dengan jenis dan

spesifikasi yang sama diatur dan ditetapkan berdasarkan komoditi yang satu sama

lain dibatasi dengan dinding serta dapat ditutup. Los adalah tempat berdagang

yang merupakan bagian dari bangunan tetap di dalam pasar yang sifatnya terbuka

dan tanpa dinding keliling.

Pasar tradisonal adalah tempat berjualan yang tradisional (turun temurun),

tempat bertemunya penjual dan pembeli dimana barang-barang yang diperjual

belikan tergantung kepada permintaan pembeli (konsumen), harga yang

ditetapkan merupakan harga yangdisepakati melalui sutau proses tawar menawar,

pedagang selaku produsen menawarkan harga sedikit diatas harga standart. Pada

umumnya pasar tradisional merupakan tempat penjualan bahan–bahan kebutuhan

pokok (sembako). Biasanya pasar tradisional beraktifitas dalam batas–batas waktu

tertentu, seperti pasar pagi, pasar sore, pasar pekan dan lain sebagainya. Pasar

tradisional biasanya dikelola oleh pemerintah maupun swasta, fasilitas yang

(42)

stand-stand/kios-kios, toilet umum padasekitar pasar tradisional. Pada pasar

tradisional proses jual beli terjadi secara manusiawi dankomunikasi dengan

nilai-nilai kekeluargaan yang tinggi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar ).

Menurut peraturan Presiden tentang pembangunan, penataan dan

pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern memutuskan

bahwa : Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh

Pemerintah,Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan

Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha

berupa toko, kios, loods dan tendayang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil,

menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal

kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melaluitawar menawar.

Unsur-unsur penunjang pasar yaitu pihak-pihak yang berwenang dan

berperandalam berjalannya aktifitas dan kegiatan perdagangan pada suatu pasar.

Unsur-unsur pasar ini meliputi :

1) Pemerintah.

Dalam hal ini pemerintah wajib menjaga dan mengatur kestabilan

perekonomian serta kelanjutan ekonomi pembangunan, salah satunya

adalah dengan menguasai sektor perpasaran dengan mengelola,

menentukan klasifikasi pasar, membuat pajak pasar pada lingkup

wilayah pengawasannya. Pembangunan bentuk fisik pasar biasanya

dilakukan dengan menggunakan Anggaran Daerah atau Inpres.

(43)

Dalam hal ini bank berperan untuk membantu dalam pembiayaan

bangunan dan memberikan modal untuk para pedagang, contohnya

palaksanaan pembangunan pasar inpres,yang dibiayai melalui bank

pemerintah, memberikan pinjaman kredit bagi para pedagang kecil

yang disalurkan melalui bank pemerintah seperti BNI, BRI dan lain –

lain.

3) Swasta.

Dalam hal ini swasta adalah merupakan para pedagang itu sendiri atau

pelaksana (kontraktor) yang membiayai pembangunan pasar, dengan

prinsip pembangunan fasilitas pasar dibiayai oleh dana dari

masyarakat dan akan dikembalikan kepada masyarakat kedalam

bentuk lain.

Menurut peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 112 tahun 2007,

tentang pembangunan, penataan dan pembinaan pasar tradisional :

1) Aksesibilitas

Merupakan kemungkinan pencapaian dari dan ke kawasan, Dalam

kenyataanya ini berwujud jalan dan transportasi atau Pengaturan

Lalulintas.

2) Kompatibilitas

Merupakan keserasian dan keterpaduan antara kawasan yang menjadi

lingkungannya.

(44)

Merupakan kemungkinan pertumbuhan fisik atau pemekaran kawasan

pasar dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan

prasarana.

4) Ekologis

Merupakan keterpaduan antara tatanan kegiatan alam yang

mewadahinya.

2.2Penelitian Terdahulu

Menurut penelitian Syafitri (2010) dengan judul skripsi “ Analisis

SWOT Dalam Upaya Meningkatkan Keunggulan Bersaing Pada Salon

Cleopatra Gatot Subroto Medan”, menyimpulkan bahwa : 1) Salon Cleopatra

melakukan strategi berdasarkan pengalaman, insting dan keadaan pasar untuk

meningkatkan keunggulan bersaing. Pada hasil penelitian strategi yang diterapkan

Salon Cleopatra sama dengan menggunakan Analisis SWOT yang secara teori dan

praktiknya sudah tepat. 2) Matriks SPACE Salon Cleopatra berada pada strategi

Agresif yang menunjukkan memiliki kekuatan finansial untuk mengembangkan

usahanya.

Menurut penelitian Rukmini (2011) dengan judul skripsi “ Analisis SWOT

Dalam Menentukan Strategi Pemasaran Pada Rumah Makan Kamang Jaya Medan

“, menyimpulkan bahwa : 1) Rumah Makan Kamang Jaya memiliki kekuatan

pelayanan yang cukup baik dan dapat dimanfaatkan untuk memenangkan

persaingan dalam usaha rumah makan di sekitar jalan Singa. 2) Rumah Makan

(45)

konsumen disamping itu menu makanan dan minuman itu memiliki banyak variasi

sehingga dapat menghindari rasa bosan dari konsumen. 3) Strategi yang dilakukan

Rumah makan Kamang Jaya sudah cukup baik, akan tetapi pengelola belum

sepenuhnya melakukan strategi pemasaran yang tepat untuk Rumah Makan Kamang

Jaya. 4) Berdasarkan strategi yang telah diterapkan oleh Rumah Makan Kamang

Jaya, maka berdasarkan analisis SWOT strategi yang pernah dilakukan adalah

strategi hanya alat marketing mix , maka dapat dijelaskan bahwa kegunaan dari

marketing mix berupa produk, produk utama yang dipasarkan adalah makanan,

sehingga demi kepuasan konsumen maka makanan yang ditawarkan adalah

makanan yang memiliki citra rasa tersendiri namun tetap mengutamakan rasa yang

lezat dan disukai oleh konsumen, harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas

yang ada, lokasi yang terletak ditengah kota kawasan bisnis, pendidikan dan

pemukiman merupakan peluang yang sangat besar dalam mendukung

perkembangan Rumah Makan Jaya Kedepannya dan promosi yang dilakukan dari

mulut ke mulut akan lebih menyakinkan pelanggan untuk berkunjung.

2.3Kerangka Konseptual

Menurut Porter strategi adalah suatu alat yang sangat penting untuk

mencapai keunggulan bersaing (Rangkuti, 2004:4). Senada dengan itu, Learned,

Christensen, Andrews, dan Guth juga mengatakan strategi merupakan alat untuk

menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi

adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada (Rangkuti,

(46)

Perencanaan strategis bukan merupakan hasil atau keluaran melainkan

suatu proses yang terus berlangsung. Pemikiran strategis tidak memiliki titik

akhir, dan akibatnya proses perencanaan berlangsung terus menerus. Salah satu

dari proses manajemen strategis adalah mengenali lingkungan internal perusahaan

(Strenght-Weakness) dan lingkungan eksternal perusahaan(Opportunity-Threat)

(Zimmerer, 2002 : 37).

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strengts) dan peluang (opportunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).

Analisis SWOT pada umumnya digunakan Usaha Besar, akan tetapi pada

penelitian ini penulis ingin meneliti penerapan analisis SWOT pada UMKM

(Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), atau pada penelitian ini dikhususkan pada

usaha kecil pakaian jadi di pasar tradisional Simpang Limun Medan. Usaha kecil

pakaian jadi di pasar tradisional Simpang Limun Medan harus mampu "membaca"

lingkungan internal dan juga lingkungan eksternalnya agar dapat bersaing sehat

dengan usaha sejenis, bahkan dengan usaha besar.

Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah menyebutkan bahwa yang dapat di kategorikan sebagai usaha kecil

adalah usaha/industri yang omsetnya berada di bawah Rp. 1000.000.000, (satu

milyar Rupiah ), memiliki aset kurang dari Rp 200.000.000,- (dua ratus juta

rupiah ) di luar tanah dan bangunan, dan bukan merupakan anak perusahan dari

(47)

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 tentang

Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.

Secara lebih mendetail, komponen-komponen dalam pasar tradisional dibagi

menjadi beberapa jenis, yaitu: kios adalah tempat berdagang dengan jenis dan

spesifikasi yang sama diatur dan ditetapkan berdasarkan komoditi yang satu sama

lain dibatasi dengan dinding serta dapat ditutup. Los adalah tempat berdagang

yang merupakan bagian dari bangunan tetap di dalam pasar yang sifatnya terbuka

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian kualtitatif.

Penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, yaitu

menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara gabungan/simultan

(Sugiyono,2006:15).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan pada pasar tradisional Simpang Limun

Medan, sedangkan waktu penelitian akan dilakukan pada bulan April sampai Mei

2013.

3.3Batasan Operasional

Penelitian ini hanya dibatasi pada Variabel-variabel Analisis Swot yaitu:

Variabel Strenght, Variabel Weaknesses, Variabel Opportunities, dan Variabel

Threats.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel akan memberikan peneliti arah untuk

memenuhi unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur

(49)

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah :

1) Variabel Strenght adalah adalah unsur-unsur yang dapat diunggulkan

oleh perusahaan tersebut seperti halnya keunggulan dalam produk

yang dapat diandalkan, memiliki keterampilan yang juga dapat

diandalkan serta berbeda dengan produk lain yang mana dapat

membuatnya lebih kuat dari para pesaingnya.

2) Variabel Weaknesses adalah kekurangan atau keterbatasan dalam hal

sumber daya yang ada pada perusahaan baik itu keterampilan atau

kemampuan yang menjadi penghalang bagi kinerja organisasi.

3) Variabel Opportunities adalah berbagai hal dan situasi yang

menguntungkan bagi suatu perusahaan. Situasi penting yang

menguntungkan dalam lingkungan perusahaan, kecenderungan-

kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang.

Identifikasi segmen pasar yang tadinya terabaikan, perubahan pada

situasi persaingan atau peraturan, perubahan tekhnologi, serta

membaiknya hubungan dengan pembeli atau pemasok dapat

memberikan peluang bagi perusahaan.

4) Variabel Threats adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak

menguntungkan dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan

menjadi hambatan bagi perusahaan yang bersangkutan baik masa

sekarang maupun yang akan datang. Ancaman merupakan pengganggu

utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan.

(50)

kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok penting, perubahan

tekhnologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi

ancaman bagi keberhasilan perusahaan.

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi (Sugiyono, 2006:72) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang pakaian jadi yang beroperasi hingga

tahun 2013. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang

didasarkan pada kriteria tertentu dimana kriteria tersebut harus dipenuhi oleh

sampel guna mendapatkan sampel yang representative. Kriteria perusahaan yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Toko yang beroperasi ditahun 2013

2. Toko yang sudah beroperasi selama 10 tahun

3. Toko yang memiliki pengunjung lebih dari 3000 pengunjung per tahun.

Proses pemilihan sampel secara keselruhan dapat dilihat pada Tabel 3.1

(51)

Tabel 3.1

Proses Pemilihan Sampel

Kriteria Sampel Toko

Toko yang beroperasi ditahun 2013

36

Toko yang sudah beroperasi selama 10 tahun

(20)

Toko yang memiliki pengunjung lebih dari 3000 pengunjung per tahun.

(4)

Data Penelitian (4)

Sumber : Pasar Tradisional Simpang limun Medan

Berdasarkan kriteria pengambilan sampel tersebut, akhirnya diperoleh 4

toko pakaian jadi dewasa yang memenuhi kriteria sebagai sampel dalam

penelitian ini. Sampel penelitian pada tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2

Daftar Nama Sampel Toko Dalam Penelitian

No Nama Toko

1 Bintang Jaya 2 Hj Muslim 3 Lilindut Fashion 4 Dodo Fashion

Sumber: Pasar Tradsional Simpang Limun Medan

3.6 Jenis Data

Jenis data di dalam penelitian ini adalah :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang

terpilih di lokasi peneltian. Data primer diperoleh dengan cara wawancara

mendalam (in-dept interview).

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi,baik dari

buku, jurnal-jurnal penelitian, majalah, dan situs-situs internet untuk

(52)

3.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Observasi.

Proses pengumpulan data melalui pengamatan ke tempat penelitian yang

dituju

2. Wawancara mendalam (in-dept interview)

Proses pengumpulan data melalui tanya-jawab lansung kepada subjek

penelitian.

3. Dokumentasi

Pengumpulan data yang diperoleh dari pedagang berupa lembar-lembar arsip

dari pedagang, mempelajari buku, dan penelusuran internet yang berkaitan

dengan penelitian.

3.8Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah metode analisis yang

mencari hubungan secara menyeluruh dan teliti dari suatu keadaan. Dalam hal ini

data aktual dikumpulkan, disusun, diklasifikasi untuk kemudian diintrepertasikan

yang memungkinkan dilakukan pemecahan masalah yang diselidiki, sehingga

memberikan gambaran dan informasi mengenai masalah tersebut.

Analisis dalam penelitian ini menggunakan matrik SWOT sesuai judul dan

tujuan dari penelitian itu sendiri yaitu untuk mengetahui strategi usaha kecil

(53)

usahanya. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan

dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat

kemungkinan alternatif strategis

Tabel 3.3 adalah tabel Matriks SWOT menjelaskan kemungkinan strategi

tersebut.

STRATEGI SO STRATEGI WO

THREATS (T)

Tentukan 5-10 faktor eksternal

STRATEGI ST STRATEGI WT

Sumber: Rangkuti (2004:31)

a. IFAS, internal strategic factory analysis summary dengan kata lain

faktor strategis internal suatu perusahaan disusun untuk merumuskan

faktor-faktor internal dalam kerangka strength and weakness.

b. EFAS, eksternal strategic factory analysis summary dengan kata lain

faktor strategis eksternal suatu perusahaan disusun untuk merumuskan

faktor-faktor eksternal dalam kerangka opportunities and threaths.

c. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

(54)

d. Strategi ST

Adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk

mengatasi ancaman.

e. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada.

f. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Gambaran Umum Pasar Tradisional Simpang Limun

Pasar tradisional Simpang Limun disahkan berdiri pada tahun 1992

dengan luas wilayah +-1.030m2 dan ditinjau dari sudut geografi berada terletak

diantara kelurahan sudirejo kecamatan medan kota. Masyarakat Medan lebih

akrab menyebutnya Pajak Simpang Limun (Pajak=Pasar), menurut penduduk

setempat daerah ini dinamakan Simpang Limun karena dahulu terdapat pabrik

limun yang cukup besar di persimpangan jalan tersebut.

Pasar tradisional Simpang Limun Medan yang berada di jalan Simpang

Limun terdiri dari 2 pasar, satu dimiliki oleh PEMDA sedangkan yang satu lagi

dimiliki oleh Swasta. Jumlah pedagang yang berada dibawah naungan PEMDA

berjumlah 334, hal tersebut dapat dilihat dari 21 ruko, 167 kios, 90 stand, serta 8

bangunan baru depan. Adapun jenis barang yang dijual terdiri dari bahan-bahan

pokok seperti sembako, sayur- sayuran, ikan, daging, bumbu dan rempah, barang

kelontong, makanan, minuman, buah-buahan sampai pada kebutuhan sandang

seperti pakaian (pakaian dewasa dan anak-anak), tas, sepatu, perhiasan, barang

pecah belah, dan sebagainya. Untuk areal parkir, Pasar tradisional Simpang

Limun hanya dapat menampung sekitar 200 kendaraan roda dua dan 50

kendaraan roda empat. Pasar tradisional Simpang Limun merupakan salah satu

pasar tradisional di kota Medan yang dikelola oleh PD. Pasar/Pajak Kota Medan,

(56)

tradisional Simpang Limun Kota Medan didirikan dengan tujuan untuk

mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat dengan

penyediaan sarana pasar, disamping itu juga menunjang kebijaksanaan umum

Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

4.1.1 Visi Dan Misi Perusahaan

Mengingat perkembangan ekonomi yang sangat dinamis pada era

globalisasi, maka perlu bagi setiap pelaku bisnis untuk benar-benar profesional

dalam menjalankan roda organisasi perusahaannya. Untuk itu perlu adanya visi

dan misi dari setiap agar tercapai kinerja perusahaan yang diharapkan.

1. Visi Pasar Tradisional Simpang Limun Medan

Pasar tradisional Simpang Limun Medan memiliki visi sebagai fasilisator

terdepan dalam mewujudkan pelayanan umum di sektor pasar bagi masyarakat

Kota Medan.

2. Misi Pasar Tradisional Simpang Limun Medan

Pasar tradisional Simpang Limun Medan memiliki misi sebagai berikut:

a. Mewujudkan akuntabilitas publik oleh perusahaan serta menciptakan

aparatur yang bersih.

b. Meningkatkan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan kinerja

(57)

c. Menumbuh kembangkan perusahaan dalam menghadapi pasar global

dengan melaksanakan perencanaan pembangunan, pemeliharaan, dan

pengawasan.

d. Memberikan kontribusi bagi pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

dengan manajemen perusahaan yang bersih.

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi diperlukan dalam pelaksanaan tugas perusahaan.

Struktur organisasi menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung

jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Struktur organisasi pasar tradisional Simpang Limun Medan dapat dilihat

pada Gambar berikut :

KEPALA PASAR TRADISIONAL

STAF

PENGUTIP

SATPAM PASAR TRADISIONAL

(58)

Sumber : Pasar Tradisional Simpang Limun Medan Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan

1. Kepala Pasar

a. Merealisasikan target/anggaran yang telah dibebankan perusahaan.

b. Mengawasi karyawan dan petugas dalam menjalankan pekerjaan.

c. Mengawasi keadaan dan kebersihan pasar.

d. Mengecek dan mengevaluasi administrasi pembukuan di pasar

e. Mengajukan izin-izin yzng diperlukan kepada direksi PD. Pasar.

f. Mencairkan segala bentuk tunggakan kontribusi kepada pedagang.

2. Staf

a. Membukukan laporan atas hasil kutipan.

b. Mengerjakan admisnistarsi dan surat-surat yang masuk maupun yang

keluar ke dalam buku agenda.

c. Membuat laporan bulanan atas pemakaian karcis kontribusi harian dan

kwitansi bulanan dengan segala pemakaian kwitansi lainnya.

d. Membuat surat-surat izin, seperti surat izin pemakaian tempat berjualan,

izin-izin rekomendasi yang ditujukan kepada Direksi, dan sebagainya.

e. Ikut serta dalam mengawasi kebersihan pasar.

3. Pengutip

a. Melaksanakan pengutipan kontribusi dari para pedagang.

b. Membuat laporan hasil kutipan kontribusi kepada Kepala Pasar.

c. Ikut serta melaksanakan pengawasan kebersihan dan keberadaan sarana

(59)

d. Membuat laporan kepada Kepala Pasar mengenai kios atau stan yang tidak

aktif/tutup dan yamg masih memiliki tunggakan

4. SATPAM Pasar Tradisional

a. Menjaga keamanan dan ketertiban pasar secara keseluruhan.

b. Mengatasi berbagai kericuhan dan segala tindakan kriminal yang terjadi di

pasar sebelum diserahkan kepada pihak yang berwajib.

5. PHL Kebersihan

a. Membersihkan sampah-sampah dan kotoran di areal pasar

b. Mengangkut sampah dari TPS ke truk pengangkutan sampah.

c. Membersihkan parit/selokan di seluruh areal pasar.

4.1.3 Prosedur Perizinan Pasar Tradisional Simpang Limun Medan 4.1.3.1Pendaptaran Pedagang

Para pedagang di pasar tradisional simpang Limun Medan diakui secara

resmi oleh pihak PD. Pasar tradisional Simapng Limun. Oleh karena itu maka

para pedagang harus mentaati segala peraturan-peraturan yang diberlakukan oleh

pihak PD. Pasar tradisional Simpang Limun Prosedur yang ditetapkan adalah

beradasarkan aturan yang berlaku di pasar tradisional Simpang Limun. Para

pedagang yang berjualan di Pasar tradisional Simpang limun harus sudah melapor

dan mendapatkan izin dari PD. Pasar tradisional Simpang Limun dan begitu juga

dengan hak untuk melakukan pelarangan berjualan. Regristrasi ulang

diberlakukan setiap 12 bulan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data ulang

(60)

Pedagang yang belum mendapatkan izin, harus melakukan perjanjian

dengan menandatangani peraturan yang berlaku, antara lain:

1) Mematuhi perjanjian Sewa Menyewa Kios/Stand yang telah ditetapkan

PD. Pasar tradisional Simpang Limun

2) Tidak boleh membuang sampah sembarangan.

3) Diwajibkan membayar kontribusi tempat berjualan per bulan/hari dan

kontribusi pelayanan kebersihan

Biaya registrasi yang dibebankan kepada para pedagang yang akan

berjualan di Pasar tradisional Simpang Limun sebesar Rp. 25.000,- (Seratus Ribu

Rupiah). Biaya regristrasi yang dibebankan ke pedagang sesuai dengan luas

bangunan yang akan digunakan untuk berjualan.

4.1.3.2Pelaksanaan Keamanan

Para pedagang yang berjualan di Pasar tradisional Simpang Limun

mendapatkan jaminan sepenuhnya untuk berjualan. Untuk itu para pedagang

diwajibkan untuk membayar uang keamanan kepada pihak Satpam Pasar

tradisional Simpang Limun sebesar Rp. 150.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu

Rupiah) per bulan untuk semua jenis usaha. Pembayaran ini dilakukan setiap

bulannya oleh pihak Petugas Keamanan Pasar tradisional Simpang Limun dengan

mendatangi tiap-tiap tempat berjualan para pedagang yang berada di Pasar

tradisional Simpang Limun.

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Pedagang Pakaian
Tabel 1.2 Tabulasi Data Toko Pada Tahun 2010
Gambar 2.1 Diagram Analisis SWOT
Tabel 3.2 Daftar Nama Sampel Toko Dalam Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tanggung jawab pembuangan sampah pada usaha kecil di Pasar Tradisional Sei Sikambing Medan.. Jenis penelitian

Medan berpengaruh positif dan signifikan dalam memenangkan pasar dan juga untuk mengetahui variabel mana di antara strategi bauran produk dan distribusi yang memiliki pengaruh

masalah, yaitu: ”Bagaimana Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah di Pasar Pajak USU Karona

Judul Skripsi : Penerapan Strategi Pemasaran Pada UMKM Melalui Metode Analisis SWOT (Studi Pada Toko Pakaian Sukli Fashion di Pasar Petisah Medan).. Medan, Maret 2016

“Penerapan Strategi Pemasaran Pada UMKM Melalui Metode Analisis SWOT (Studi Pada Toko Pakaian Sukli Fashion di Pasar Petisah Medan)”. 1.2

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jumlah angka kapang khamir yang terdapat pada roti kemasan yang telah disimpan 3 hari yang dijual di Pasar Simpang Limun

Hasil penelitian menunjukkan analisis mekanisme pasar pada pasar tradisional Simpang-Baru Panam-Pekanbaru terhadap kepuasan konsumen pada umumnya berdasarkan

Strategi pemasaran merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu usaha pakaian muslim dengan cara mengembangkan keunggulan bersaing