• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesiapan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Fis Unnes Angkatan 2007 Sebagai Calon Tenaga Pendidik Profesional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kesiapan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Fis Unnes Angkatan 2007 Sebagai Calon Tenaga Pendidik Profesional"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESIAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GEOGRAFI FIS UNNES ANGKATAN

2007 SEBAGAI CALON TENAGA PENDIDIK

PROFESIONAL

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata 1

Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

BAKHTIAR SETYO NUGROHO

NIM.3201407037

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Saptono Putro, M.Si Drs. Sunarko, M.Pd

NIP.196209281990031002 NIP.195207181980031003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Geografi

Drs. Apik Budi Santoso, M.Si

NIP. 196209041989011001

(3)

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Penguji Skripsi

Dra. Erni Suharini, M.Si

NIP. 196111061988032002

Anggota I Anggota II

Drs. Saptono Putro, M.Si Drs. Sunarko, M.Pd

NIP.196209281990031002 NIP.195207181980031003

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Drs. Subagyo, M.Pd

NIP. 195108081980031003

(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya skripsi saya yang berjudul

Analisis Kesiapan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Fis Unnes

Angkatan 2007 Sebagai Calon Tenaga Pendidik Profesional” disusun berdasarkan

hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicamtumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semarang, Agustus 2011 Yang membuat pernyataan

Nama: Bakhtiar Setyo Nugroho NIM: 3201407037

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Rubahlah Dari Dirimu Sendiri, Sebelum Engkau Hendak Merubah Dunia”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1) Bapakku Setiyono dan Ibuku Rukinem yang telah bekerja keras untukku

2) Adik-Adikku, Anis, Anita dan Ragil 3) Saudara dan Handai Tolan

4) Teman-Temanku, Hola-holo club 5) Almamater

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikumWr. Wb

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmah,Inayah dan Hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi dengan judul“Analisis Kesiapan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Fis Unnes Angkatan 2007 Sebagai Calon Tenaga Pendidik Profesional”dapat penulis selesaikan.

Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, petunjuk, dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastro Atmojo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. 3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, Ketua Jurusan Geografi Universitas Negeri

Semarang.

4. Drs. Saptono Putro, M.Si, dosen pembimbing Skripsi I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan meluangkan banyak waktu sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

5. Drs. Sunarko,M.Pd dosen pembimbing Skripsi II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan meluangkan banyak waktu sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

6. Drs. Erni Suharini, penguji utama yang telah bersedia menguji skripsi peneliti dan memberikan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini

7. Seluruh Dosen, dan Staf Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

(7)

9. Keluarga Besar Mahasiswa Geografi 2007, yang telah memberikan motivasi, semangat, dan bantuan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

10.Semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam bentuk apapun kepada penulis.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan masukan bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan.

Semarang, Agustus 2011

Penulis

(8)

ABSTRAK

Nugroho.Bakhtiar Setyo 2011. Analisis Kesiapan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Fis Unnes Angkatan 2007 Sebagai Calon Tenaga Pendidik Profesional. Skripsi. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Kata kunci: Kesiapan, Mahasiswa, Tenaga Pendidik Profesional.

Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan Diperlukan guru yang kreatif, professional, dan menyenangkan, sehingga mampu menciptakan iklim pembelajaran yang menantang, dan mampu membelajarakan dengan menyenangkan. Mahasiswa prodi pendidikan geografi FIS UNNES, merupakan calon guru , guru professional adalah guru yang mampu menguasai empat kompetensi utama seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Permasalahan dalam Penelitian ini adalah: menilai tingkat kesiapan mahasiswa prodi Pendidikan Geografi FIS UNNES angkatan 2007 dalam pemahamannya tentang empat kompetensi utama yang harus dikuasai seorang guru.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat tingkat kesiapan mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi angkatan 2007 dalam memahami kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi Angkatan 2007. Sedangkan sampel dalam penelitian ini merupakan jumlah keseluruhan dari populasi. Variabel dalam penelitian ini berjumlah empat, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kuantitatif.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat di simpulkan bahwa secara umum mahasiswa prodi pendidikan geografi angkatan 2007 dalam pemahaman terhadap kompetensi pedagogik sudah baik, namun masih ada kekurangan pada pemahaman karakteristik peserta didik, pemahaman pengembangan peserta didik dan pengaktualisasian potensinya, dan pemahaman tindakan reflektif dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Pada kompetensi kepribadian termasuk dalam kriteria baik, kompetensi sosial kurang baik, dan pada kompetensi professional termasuk dalam kriteria baik. sehingga saran yang dapat diberikan adalah mahasiswa prodi pendidikan geografi angkatan 2007 dapat melakukan perbaikan pada indikator pemahaman yang masih dianggap belum begitu dikuasai, indikator tersebut meliputi pemahaman

(9)

karakteristik siswa, pemahaman tujuan pembelajaran, pemahaman pengembangan peserta didik dan potensinya, pola komunikasi dengan siswa, pemahaman tindakan reflektif dalam peningkatan kualitas pembelajaran dan pemahaman sikap seorang guru dalam lingkungan masyarakat.

Dari hasil penelitian, masih ditemukan kekurangan dari kesiapan pemahaman baik itu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Usaha atau upaya yang dapat dilakukan antara lain :Sebagai calon guru, mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 haruslah menguasai sepenuhnya kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Untuk itu diperlukan peningkatan pengetahuan dari kompetensi-kompetensi ini, salah satunya adalah dengan memperbanyak membaca referensi terkait dengan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian... 6

E.Penegasan Istilah ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A.Tinjauan Kesiapan ... 9

1. Definisi... 9

2. Faktor-faktor Kesiapan ... 10

(11)

3. Aspek Kesiapan ... 10

B.Program Studi Pendidikan Geografi ... 11

1. Visi Prodi Pendidikan Geografi ... 11

2. Misi Prodi Pendidikan Geografi ... 12

3. Tujuan Prodi Pendidikan Geografi ... 12

4. Kurikulum Prodi Pendidikan Geografi ... 13

C.Kode Etik Guru ... 15

D.Guru Profesional ... 16

E.Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar ... 27

1. Guru Sebagai Demonstrator ... 27

2. Guru Sebagai Pengelola Kelas ... 28

3. Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator ... 30

4. Guru Sebagai Evaluator ... 31

F. Metode Mengajar Geografi ... 32

G.Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Geografi ... 36

H.Persiapan Pembelajaran ... 38

1. Silabus ... 38

2. RP (Rencana Pembelajaran)... 40

I. Media Pembelajaran Geografi ... 41

J. Evaluasi Hasil Belajar Geografi ... 45

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 47

B.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 47

C.Populasi ... 48

D.Sampel dan Teknik Sampling ... 48

E.Variabel Penelitian ... 48

F. Metode dan Alat Pengumpulan Data... 50

(12)

H.Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 57

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 57

2. Profil Mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi FIS UNNES „2007 ... 58

3. Kesiapan Pemahaman Kompetensi Pedagogik ... 60

4. Kesiapan Pemahaman Kompetensi Kepribadian ... 80

5. Kesiapan Pemahaman Kompetensi Sosial ... 84

6. Kesiapan Pemahaman Kompetensi Profesional ... 88

B.Pembahasan ... 93

1. Kesiapan Pemahaman Kompetensi Pedagogik ... 93

2. Kesiapan Pemahaman Kompetensi Kepribadian ... 101

3. Kesiapan Pemahaman Kompetensi Sosial ... 102

4. Kesiapan Pemahaman Kompetensi Profesional ... 102

BAB V PENUTUP A.Simpulan ... 104

B.Saran ... .106

DAFTAR PUSTAKA ... 108

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 110

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 01. Standar Kompetensi Guru ...17

2. Tabel 02. Kelas Interval ...36

3. Tabel 03. Pemahaman Aspek Kesiapan Fisik Dari Siswa ...61

4. Tabel 04. Pemahaman Aspek Moral Dari Siswa ...62

5. Tabel 05. Pemahaman Aspek intelektual yang Dimiliki Siswa hal ...63

6. Tabel 06. Pemahaman Aspek Latar Belakang Siswa ...64

7. Tabel 07. Pemahaman Aspek Potensi yang Dimiliki Siswa ...65

8. Tabel 08. Pemahaman Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa ...65

9. Tabel 09. Pemahaman Tentang Strategi Belajar...67

10. Tabel 10. Pemahaman Tentang metode Belajar ...68

11. Tabel 11. Pemahaman Tentang Tujuan Pembelajaran ...69

12. Tabel 12. Pemahaman Tentang Silabus dan Komponennya ...70

13. Tabel 13. Pemahaman Tentang RPP dan Komponennya ...71

14. Tabel 14. Pemahaman Pemilihan dan Penggunaan Media ...71

15. Tabel 15. Penguasaan TI Dalam Kegiatan Pembelajaran ...73

16. Tabel 16. Varian TI yang Digunakan ...73

17. Tabel 17. Pemahaman Pengembangan Peserta Didik dan Potensinya ...75

18. Tabel 18. Pemahaman Jenis Komunikasi Dengan Siswa ...76

19. Tabel 19. Pemahaman Evaluasi Pembelajaran ...77

(14)

20. Tabel 20. Pemahaman Pemanfaatan hasil Evaluasi Pembelajaran ...78

21. Tabel 21. Pemahaman Manfaat Tindakan Reflektif ...78

22. Tabel 22. Pemahaman PTK dan Manfaatnya ...79

23. Tabel 23. Skor Total Kesiapan Pemahaman Kompetensi Pedagogik ...80

24. Tabel 24. Pemahaman Norma Sebagai Pedoman dalam Bertindak ...81

25. Tabel 25. Pemahaman Tingkah Laku Seorang Guru ...81

26. Tabel 26. Pemahaman Sosok Pribadi Seorang Guru ...82

27. Tabel 27. Pemahaman Etos Kerja dan Tanggung Jawab Guru ...83

28. Tabel 28. Pemahaman Tentang Kode Etik Guru ...83

29. Tabel 29. Pemahaman Kompetensi Kepribadian ...84

30. Tabel 30. Pemahaman Sikap Guru Terhadap Lingkungan Masyarakat ...85

31. Tabel 31. Pemahaman Pola Komunikasi dengan Lingkungan ...86

32. Tabel 32. Pemahaman Pentingnya Proses Adaptasi Seorang Guru ...86

33. Tabel 33. Pemahaman Komunikasi dengan Komunitas Profesi ...87

34. Tabel 34. Pemahaman Kompetensi Sosial ...88

35. Tabel 35. Pemahaman SK dan KD ...89

36. Tabel 36. Pemahaman Pengembangan Materi Pembelajaran ...90

37. Tabel 37. Pemahaman Pentingnya Tindakan Reflektif ...90

38. Tabel 38. Penguasaan Materi Geografi ...91

39. Tabel 39. Pemahaman Kompetensi Profesional ...92

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Gambar 01. Peta Lokasi Penelitian ...59

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Lampiran 01. Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabilitas. ...111

2. Lampiran 02. Skor per Aspek Kompetensi Pedagogik. ...113

3. Lampiran 03. Skor per Aspek Kompetensi Kepribadian. ...115

4. Lampiran 04. Skor per Aspek kompetensi Sosial ...117

5. Lampiran 05. Skor per Aspek Kompetensi Profesional ...119

6. Lampiran 06. Tabel Deskriptif Persentase per Kompetensi ...121

7. Lampiran 07. Instrumen Penelitian ...123

8. Lampiran 08. Surat ijin Penelitian ...129

9. Lampiran 09. Dokumentasi Penelitian ...130

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral (Ngalim, 1998: 4). Pendidikan sebagai suatu sistem, tidak lain dari suatu totalitas fungsional yang terarah pada suatu tujuan. Setiap subsistem yang ada dalam sistem tersusun dan tidak dapat dipisahkan dalam rangkaian unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan secara dinamis dalam suatu kesatuan. (Ngalim, 1998: 4)

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur dalam Undang-undang RI No.2 Tahun 1989. Dalam undang-undang itu telah dirumuskan tujuan pendidikan nasional sebagai suatu cita-cita bagi segenap bangsa Indonesia. Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan. Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan

(18)

pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di sekitar lingkungan tempat tinggalnya (Djamarah, 2005:1)

Diperlukan guru yang kreatif, professional, dan menyenangkan, sehingga mampu menciptakan iklim pembelajaran yang menantang, dan mampu membelajarakan dengan menyenangkan. Hal ini penting, terutama karena dalam setiap pembelajaran guru memiliki peran yang sentral, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun evaluator pembelajaran. Hal ini berarti bahwa kemampuan professional guru dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas sangat memerlukan keberhasilan pendidikan secara keseluruhan. Kualitas pembelajaran sangat bergantung pada kemampuan professional guru, terutama dalam memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara efektif, dan efisien.

(19)

kemampuan guru. Dalam hal ini, guru hendaknya memiliki standar kemampuan professional untuk melakukan pembelajaran yang berkualitas.

Maju mundurnya dunia pendidikan tidak terlepas dari pendidikan mahasiswa calon penerus tongkat estafet dunia pengajaran, dipundak para mahasiswa inilah nantinya beban peningkatan mutu pendidikan Indonesia di bebankan. Mahasiswa sebagai insan ilmiah nantinya mampu menciptakan suatu terobosan, atau inovasi yang bermanfaat di dunia pendidikan. Persiapan para calon guru ini tentunya dimulai dari perkuliahan yang ditempuh, dimana selama proses pembelajaran ini para mahasiswa calon guru ini diberikan bekal untuk menjadi seorang guru yang kreatif, cerdas, professional, dan mampu mentransfer ilmunya kepada para peserta didik dengan lebih baik.

(20)

terlepas dari bervariasinya karakter antara mahasiswa, dimana kemampuan yang dimiliki berbeda-beda pula, baik kemampuan mengajar, gaya mengajar, pemahaman materi dan sifat-sifat individu yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan Undang-undang Guru dan Dosen pasal 5 ayat (1), seorang dapat dikatakan sebagai seorang guru yang professional harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti ; 1) Kualifikasi akademik Sarjana atau Diploma IV, 2) Kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional, 3) Sertifikat pendidikan, 4) Sehat jasmani dan rohani, 5) Kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Namun sebagai mahasiswa yang masih menempuh studi, tentu belum mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UU Guru dan Dosen, sehingga dalam melihat kesiapan seorang mahasiswa dalam menjadi seorang calon tenaga pendidik, hanya dapat dilihat dari kemampuan penguasaan 4 kompetensi yang ada, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti bermaksud mengambil judul “Analisis Kesiapan Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Geografi Fis Unnes Angkatan 2007 Sebagai Calon Tenaga Pendidik

(21)

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang tersebut maka permasalahan yang akan diungkapkan dalam penelitian yaitu :

Bagaimana kesiapan mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007 sebagai seorang calon tenaga pendidik professional, ada beberapa kompetensi yang harus dikuasai oleh guru, yang meliputi 4 kompetensi seorang guru professional yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru , yang terdiri dari :

1. Kesiapan mahasiswa calon pendidik profesional terhadap penguasaan kompetensi pedagogik.

2. Kesiapan mahasiswa calon pendidik profesional terhadap penguasaan kompetensi kepribadian.

3. Kesiapan mahasiswa calon pendidik profesional terhadap penguasaan kompetensi sosial.

4. Kesiapan mahasiswa calon pendidik profesional terhadap penguasaan kompetensi professional.

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk :

(22)

2. Mengetahui tingkat kesiapan mahasiswa geografi sebagai calon tenaga pendidik professional berdasar penguasaan kompetensi kepribadian

3. Mengetahui tingkat kesiapan mahasiswa geografi sebagai calon tenaga pendidik professional berdasar penguasaan kompetensi sosial

4. Mengetahui tingkat kesiapan mahasiswa geografi sebagai calon tenaga pendidik professional berdasar penguasaan kompetensi professional

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis dari penelitian ini agar dapat menjadi bahan sumber informasi tentang seorang guru yang professional dan kompetensi apa saja yang harus dikuasai oleh seorang mahasiswa keguruan sebagai calon guru professional.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Program Studi

Manfaat penelitian ini untuk Program Studi Pendidikan Geografi adalah sebagai bahan evaluasi dan sumber informasi yang penting untuk dapat lebih memperbaiki kurikulum yang ada, sehingga lulusan yang dihasilkan akan semakin baik dari satu periode ke periode yang lain. b. Bagi Mahasiswa

(23)

yang ada, sehingga nantinya dapat menjadi seorang pendidik yang professional di bidangnya.

c. Bagi peneliti

Manfaat penelitian ini untuk peneliti sendiri adalah untuk memantabkan jati diri sebagai seorang akademika, yang sejalan dengan Tridarma perguruan tinggi, dimana salah satunya adalah melakukan suatu penelitian yang bermanfaat.

E. PENEGASAN ISTILAH

1. Kesiapan

Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Dalam penelitian yang saya lakukan, kesiapan disini adalah kesiapan kemampuan mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi 2007 yang terampil dan professional guna menembus kebutuhan tenaga pendidik, dimana dalam kesiapan terlihat dari indikator yang tertuang dalam Permendiknas No 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru.

2. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007

(24)

3.

Calon Guru Profesional

Dalam penelitian yang saya, indikator yang saya gunakan dalam menentukan kesiapan mahasiswa dalam menjadi seorang calon guru professional berdasarkan Permendiknas No 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, yang terdiri dari :

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Kesiapan

1. Definisi

Menurut Slameto (2003: 113) mengemukakan kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon. Menurut Thorndike yang dikutib dalam Slameto (2003: 114) kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya. Menurut Hamalik (2003: 41) kesiapan adalah keadaan kapasitas yang ada pada diri seseorang dalam hubungan dengan tujuan pengajaran tertentu.

Menurut Soemanto (1998: 191) ada orang yang mengartikan readiness

sebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu. Seorang ahli bernama Cronbach memberikan pengertian tentang readiness sebagai segenap sifat atau kekuatan yang membuat seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu. Sehingga diperoleh suatu kesimpulan kesiapan merupakkan suatu keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Kesiapan seseorang dalam proses menjadi seorang pendidik dapat di lihat dari beberapa

(26)

faktor, antara lain ; kondisi fisik, mental, motif, tujuan dan pengetahuan yang dimilikinya. Sedangkan aspek kesiapan seorang calon pendidik dapat dilihat dari kematangan sebagai seorang pribadi dan kecerdasan yang dimilikinya, dimana kecerdasan inilah yang sangat erat kaitannya dengan kreatifitas yang nantinya dapat di tampilkan.

2. Faktor-faktor kesiapan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan. Di bawah ini di kemukakan faktor-faktor kesiapan mengajar, yaitu sebagai berikut:

Menurut Slameto (2003:113) kondisi kesiapan mencakup 3 aspek, yaitu:

a. Kondisi fisik, mental dan emosional b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan

c. Ketrampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari

3. Aspek kesiapan

Menurut Slameto (2003:115) mengemukakan aspek-aspek kesiapan adalah:

a. Kematangan (maturation)

Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan.

b. Kecerdasan

(27)

B. Program Studi Pendidikan Geografi

Geografi adalah ilmu yang mempelajari perbedaan-perbedaan fenomena yang terjadi di geosfer, yang meliputi atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer, yang dikaji melalui sudut pandang kelingkungan, keruangan dan kewilayahan.

Program Studi Pendidikan Geografi merupakan salah satu program studi yang terdapat di Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang Jurusan ini memiliki jenjang Strata 1 untuk mahasiswanya. Program Studi Pendidikan Geografi berdiri pada tahun 1965 dengan Keputusan Menteri PTIP No.40/1965 dan dan Keputusan Presiden No.271/1965. Berdasarkan SK BAN-PT Nomor: 06782/Ak-VIII-S1-034/AIKSPUG/VIII/2004 tertanggal 23 Agustus 2004 Program Studi Pendidikan Geografi (S1) telah terakreditasi B. dan pada tahun 2010 pendidikan geografi mengalami peningkatan dan perkembangan dimana pada tanggal 8 November 2010 pendidikan geografi terakraditasi A dengan ini dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan geografi dengan mendapatkan lulusan yang berdedikasi tinggi dan dengan adanya perkembangan dari Program Studi pendididikan geografi dapat menghasilkan lulusan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat .

1. Visi Program Studi Pendidikan Geografi

(28)

dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional (http:geografi.unnes.ac.id)

2. Misi Program Studi Pendidikan Geografi

a. Menyelenggarakan pendidikan akademik yang profesional dan berkualitas, memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif di bidang kependidikan geografi. (http:geografi.unnes.ac.id)

b. Mendidik mahasiswa agar menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik, vokasi, dan/atau profesi yang berakar pada nilai-nilai budaya lokal dan nasional. (http:geografi.unnes.ac.id)

c. Menerapkan, mengembangkan, menyebarluaskan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan kegeografian dan kependidikan yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan peningkatan taraf hidup masyarakat. (http:geografi.unnes.ac.id)

3. Tujuan Program Studi Pendidikan Geografi

a. Menyiapkan dan menghasilkan lulusan kependidikan geografi yang memiliki keunggulan kompetitif serta relevan bagi kebutuhan masyarakat dan pembangunan. (http:geografi.unnes.ac.id)

(29)

c. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan kegeografian dan kependidikan yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan ilmu-ilmu sosial dan taraf hidup masyarakat. (http:geografi.unnes.ac.id) d. Memberikan layanan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat berbasis ilmu kegeografian dan kependidikan yang bermutu. (http:geografi.unnes.ac.id)

Kompetensi lulusan pendidikan geografi selain sebagai tenaga pendidik (guru) geografi yang profesional, memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Lulusan Jurusan Pendidikan Geografi juga dapat menyumbangakn ilmunya diberbagi instansi baik instansi pemerintahan maupun swasta yaitu bekerja di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Koordinasi Survey Dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) yang ada diprovinsi maupun kabupaten atau kota dan masih banyak lagi instansi yang membutuhakan ahlian dari Jurusan Geografi.

4. Kurikulum Program Studi Pendidikan Geografi

(30)

a. Kompetensi Pedagogik 1) Psikologi belajar 2) Pengantar Komputer 3) Pengantar ilmu pendidikan 4) Psikologi perkembangan 5) Filsafat ilmu

6) Telaah kurikulum sekolah 7) Teori pembelajaran

8) Media pembelajaran geografi 9) Perencanaan pembelajaran geografi 10)Strategi pembelajaran geografi 1 11)Strategi pembelajaran geografi 2 12)PPL 1

13)PPL 2

14)Evaluasi pembelajaran geografi b. Kompetensi Kepribadian

1) Pendidikan Pancasila

(31)

1) Manajemen Sekolah 2) KKN

d. Kompetensi Profesional

Mata Kuliah Geografi Fisik dan Geografi Sosial.

C. Kode Etik Guru

Kode etik (guru) adalah suatu statemen formal yang merupakan norma (aturan tata susila) dalam mengatur tingkah laku guru.

Pada kongres PGRI XIII pada tanggal 21-25 November 1973 di Jakarta, terdiri dari Sembilan item, yaitu :

1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.

2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik masing-masing.

3. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk peyalahgunaan.

4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua anak didik sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik. 5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya

maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.

(32)

7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik berdasarkan lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan.

8. Guru secara hukum bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya.

9. Guru melaksanakan sehala ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

D. Guru Profesional

Dalam Undang-undang Guru dan Dosen pasal 5 ayat (1), seorang guru professional harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :

1. Kualifikasi akademik Sarjana atau Diploma IV,

2. Kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional, 3. Sertifikat pendidik,

4. Sehat jasmani dan rohani,

5.

Kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

(33)

Tabel 01.

Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran

No Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran

Kompetensi Pedagogik

2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik.

(34)
(35)
(36)
(37)

dan evaluasi proses dan hasil

(38)

10 Melakukan tindakan

No Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran

Kompetensi Kepribadian

1 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

1.1 Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.

(39)

oleh peserta didik dan anggota

5 Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

5.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru.

No Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran

(40)
(41)

4 Berkomunikasi dengan

No Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mata Pelajaran

Kompetensi Profesional

(42)

yang diampu secara

Sumber: Permendiknas No.16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru

(43)

a. Menguasai hakikat struktur keilmuan, ruang lingkup, dan objek geografi. b. Membedakan pendekatan-pendekatan geografi.

c. Menguasai materi geografi secara luas dan mendalam d. Menunjukkan manfaat mata pelajaran geografi

E. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Perkembangan baru terhadap pandangan belajar-mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses belajar-mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peran dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams & Decey dalam Basic Principles Of

Student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas,

pembimbing, pengatur lingkungan, partisan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor. Peranan yang dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut.

1.Guru Sebagai Demonstrator

(44)

kemampuannya dalam ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus menerus. Dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demonstrator sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis.

Juga seorang guru hendaknya mampu terampil dalam merumuskan TPK, memahami kurikulum, dan dia sendiri sebagai sumber belajar terampil dalam memberikan informasi kepada kelas. Sebagai pengajar ia pun harus membantu perkembangan anak didik untuk dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu pengetahuan. Untuk itu guru hendaknya mampu memotivasi siswa untuk belajar di berbagai kesempatan. Akhirnya seorang guru dapat memainkan perannya sebagai pengajar dengan baik bila ia menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan-keterampilan mengajar.

2.Guru Sebagai Pengelola Kelas

(45)

yang baik. Lingkungan belajara yang baik adalah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.

Kualitas dan kuantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung pada banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi antar siswa di dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas. Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, tetapi juga mengembangkan kebiasaan bekerja dan belajar efektif di kalangan siswa.

(46)

perkembangan sehingga kemungkinan untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang menimbulkan kegiatan belajar pada siswa akan mudah dilaksanakan sekaligus memudahkan pencapaian yang diharapkan.

3.Guru sebagai Mediator dan Fasilitator

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi yang lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang bersifat melengkapi dan merupakan dasar yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang media pendidikan, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media itu dengan baik. Untuk itu guru perlu mengalami latihan-latihan praktik secara continue dan sistematis, baik melalui pre-service maupun melalui inservice training. Memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi, dan kemampuan guru dan kemampuan serta minat siswa.

(47)

guru, yaitu mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan gaya interaksi probadi, dan menumbuhkan hubungan yang posotif dengan para siswa.

Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.

4.Guru sebagai Evaluator

Dalam satu kali proses belajar mengajar, guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu telah tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat di jawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.

(48)

Dengan menelaah pencapaian tujuan pengajaran, guru dapat mengetahui apakah proses belajar yang dilakukan cukup efektif memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya.

Dalam fungsinya sebagai evaluator guru hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan balik

(Feedback) terhadap proses belajar-mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan

titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan demikian proses belajar-mengajar akan terus menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.

F. Metode Mengajar Geografi

Metode pembelajaran adalah suatu teknik dan gaya mengajar. Metode pengajaran sering dianggap sebagai ilmu bantu yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi berfungsi membantu bidang-bidang lain dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

1. Selalu berorientasi pada tujuan

2. Tidak hanya terikat pada satu alternative saja

3. Kerap dipergunakan sebagai suatu kombinasi dari berbagai metode 4. Kerap dipergunakan berganti-ganti dari satu metode ke metode lainnya.

(49)

1. Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode dasar yang sukar untuk ditinggalkan, metode ceramah memiliki beberapa kelemahan, yaitu kurang melibatkan anak didik secara aktif dalam proses, sehingga perlu diterapkan metode ceramah bervariatif ataupun multimetode, sehingga selama proses mengajar geografi, harus diperkaya oleh penerapan metode lain yang lebih mendorong keaktifan anak didik.

2. Metode tanya-jawab

Metode ceramah, akan lebih efektif jika dilengkapi dengan tanya-jawab, yang artinya anak didik diberi kesempatan untuk bertanya dan berlatih mengajukan pertanyaan secara terarah. Penerapan metode tanya jawab selain memberikan kesempatan kepada anak didik untuk membiasakan diri bertanya dan menjawab pertanyaan secara terarah, juga memupuk keberanian dan keaktifan. Diperkayanya metode ceramah dengan metode tanya jawab pada PBM geografi, dapat menghindarkan kejemuan dan kebosanan anak didik mengikuti ceramah.

3. Metode tugas

(50)

menimbulkan kebosanan dan kejemuan. Metode tugas ini, pada pembelajaran geografi menjadi sarana memupuk kreatifitas, inisiatif, kemandirian, kerja sama, dan meningkatkan minat terhadap geografi. Dorongan ingin tahu, ingin membuktikan kenyataan dan menemukan sendiri gejala-gejala kehidupan, dapat dipupuk dan dikembangkan melalui metode tugas ini. Bentuk-bentuk tugas ini berupa pengumpulan artikel yang berhubungan dengan pokok bahasan geografi, pengumpulan gambar dan potret gejala-gejala geografi, penyusunan laporan kunjungan, pembuatan karangan, pembuatan peta, pembuatan alat peraga, dan lain sebagainya.

4. Metode demonstrasi dan eksperimen

(51)

gejala geografi secara langsung meskipun dalam bentuk mini dan buatan. Manfaat lain adalah keterlibatan dan keikutsertaan anak didik dalam proses serta pemanfaatan sumber daya masyarakat dalam pendidikan dan pengajaran.

5. Metode karyawisata

Williams (1976: 16) dalam Sumaatmadja (2001: 75) mengatakan

Geography then deals with the real world, the world of which one learns

best through one’s boot sole or bare feet, or by main of trains, vessel,

motor cars or aeroplanes...” di sini jelas bahwa salah satu hakekat geografi adalah digali dari lapangan yang nyata yang dapat memberikan kesan yang baik bagi yang mempelajarinya. Oleh karena itu, metode karya wisata merupakan metode mengajar yang sesuai dengan hakikat geografi tadi. Melalui penerapan metode karya wisata pada PBM geografi, dasar mental anak didik yang meliputi dorongan ingin tahu (sense of curiosity), minat (sense of interest), ingin membuktikan kenyataan (sense of reality), dan ingin menemukan sendiri gejala-gejala geografi di lapangan (sense of

discovery) dapat dibina dan dikembangkan.

(52)

metode karyawisata ini adalah dapat disaksikan dan diamatinya gejala atau masalah geografi secara langsung oleh anak didik di lapangan.

Berdasarkan uraian yang telah diketengahkan di atas, metode mengajar yang dapat diterapkan pada PBM geografi dapat dikelompokan dalam dua kelompok besar, yaitu pertama metode di dalam ruangan (indoor study) dan kedua metode di luar ruangan (outdoor study). Semua metode tadi diterapkan secara kombinasi terpadu sesuai dengan pokok bahasan, dan sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapai.

G. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Geografi

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher

centered approach).

(53)

1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.

2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.

4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.

2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.

(54)

dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

H. Persiapan Pembelajaran

1. Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran dalam suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, Indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2008: 190)

Ada beberapa subtansi penting dalam pengembangan silabus, yaitu : a. Standar kompetensi

(55)

pelajaran. Standar kompetensi harus mencakup standar isi (content

standart) dan standar penampilan (performance standart).

b. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat diperagakan oleh siswa. Kompetensi dasar merupakan jabaran kompetensi. Satu standar kompetensi dijabarkan menjadi beberapa kompetensi dasar.

c. Materi pokok

Materi pokok merupakan materi yang harus dipelajari oleh siswa sebagai sarana pencapaian standar kompetensi. Jenis materi pokok yang dipelajari siswa harus meliputi ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta dapat berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur. Urutan penyajiannya dapat secara procedural, hirarkhis, ataupun kombinasi.

d. Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran sebagai bentuk atau pola umum kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, dapat dipilih antara kegiatan tatap muka dan non tatap muka (pengalaman belajar).

(56)

Kegiatan non tatap muka (pengalaman belajar) menunjukkan aktivitas belajar yang dilakukan sisiwa dalam berinteraksi dengan obyek belajar untuk mencapai kompetensi dasar. Pengalaman belajar dapat dipilih sesuai dengan kompetensinya, dapat dilakukan didalam kelas dan diluar kelas. Bentuk kegiatannya berupa mendemonstrasikan, mempraktikkan, mensimulasikan, mengadakan eksperimen, menganalisis, mengaplikasikan, menemukan, mengamati, menelaah dan lainnya. Dalam kegiatan ini sangat dianjurkan memperhatikan life skill dan pembelajaran kontekstual (CTL). e. Alokasi waktu

Alokasi waktu diperhitungkan berdasarkan analisis dan atau penggunaan jam pelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar.

f. Sumber bahan/ alat

Sumber bahan atau alat adalah semua sumber/alat yang menunjang pencapaian kompetensi dasar. Sumber bahan/ alat yang utama bias berupa buku teks, buku kurikulum, jurnal, hasil penelitian, terbitan berkala, dokumen Negara, dan peralatan penunjang lainnya.

2. Rencana pembelajaran (RP)

(57)

belajar mengajar didalam kelas agar berjalan efektif dan efisien (Mulyasa, 2008: 212)

Komponen penting yang terdapat dalam sebuah RP adalah sebagai berikut:

a. Kompetensi dasar

b. Indikator pencapaian dipilih dan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia.

c. Langkah/skenario pembelajaran, adalah urutan langkah pembelajaran mulai dari pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Dalam langkah pembelajaran tergambar strategi dan metode mangajar.

d. Media, alat, dan sumber pembelajaran yang digunakan mengacu pada silabus.

e. Penilaian, jenis penilaian yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar, mengacu pada silabus.

f. Remedial atau pengayaan, digunakan untuk merencanakan program remidial bagi siswa yang belum mencapai standar minimal dan program pengayaan bagi siswa yang kemajuan belajarnya cepat diatas rata-rata.

I. Media Pembelajaran Geografi

(58)

hendaknya memiliki cirri sebagai berikut : menarik perhatian dan minat siswa, meletakkan dasar-dasar untuk memahami sesuatu hal secara kongkret yang sekaligus mencegah atau mengurangi verbalisme, merangsang tumbuhnya pengertian dan atau usaha pengembangan nilai-nilai, berguna dan multifungsi, sederhana artinya mudah dugunakan dan dirawat, dapat dibuat sendiri oleh guru atau diambil dari lingkungan sekitar.

Pengajaran geografi hakikatnya adalah pengajaran tentang gejala-gejala geografi yang tersebar di permukaan bumi. Untuk memberikan citra tentang penyebaran dan lokasi gejala-gejala tadi kepada anak didik, tidak dapat hanya diceramahkan, ditanyajawabkan, dan didiskusikan, melainkan harus ditunjukkan dan diperagakan. Mengingat daya jangkauan dan pandangan kita yang terbatas, penunjukan serta peragaan itu dilakukan ke dalam bentuk model permukaan dan bumi itu sendiri berupa peta, atlas, dan globe. Oleh karena itu, ketiga model tersebut menjadi media pengajaran utama pada PBM geografi.

Berikut beberapa media pembelajaran yang dapat digunakan selama proses pembelajaran geografi :

1. Peta

(59)

kognitif, afektif, dan psikomotorik mereka , haruslah memanfaatkan peta. Proses mulai dari pengenalan, pembacaan (map reading), pemilihan, dan pembuatan peta. Sesuai dengan tingkat umur dan jenjang pendidikan, anak didik dibimbing mengenal peta, membaca peta, memilih peta sampai kepada membuat peta. Melalui proses ini mereka dibimbing untuk mengerti dan menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi penyebaran lokasi gejala dan relasi keruangannya satu sama lain.

Melalui pemanfaatan peta ini, mereka belajar mengenal, mengerti, dan mencintai tanah air dan dunia pada umumnya. Dengan demikian, akan terbina pula kemampuan memanfaatkan sumber daya lingkungan secara rasional sesuai denga tingkat kualitas kehidupan dan kualitas lingkungannya. 2. Atlas

(60)

3. Globe

Globe merupakan model dan bentuk yang sangat mini dari bola bumi. Globe ini selain fungsinya sama dengan peta dan atlas, lebih jauh lagi ias dapat membina dan mengembangkan citra serta konsep tentang waktu, iklim, musim, dan gejala-gejala alam lainnya baik yang berkenaan dengan atmosfer, hidrosfer, maupun litosfernya. Dengan demikian, penggunaan dan pemanfaatan globe sebagai media pengajaran geografi, dapat lebih meningkatkan kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotor anak didik tentang relasi keruangan gejala-gejala geografi di permukaan bumi.

4. Gambar dan potret

Gambar dan potret yang berkenaan dengan gejala-gejala geografi, selain diadakan oleh sekolah dan guru, dapat pula pemgadaannya ditugaskan kepada anak-anak. Dengan penggunaan gambar yang terkait dengan materi pembelajaran akan mampu meningkatkan citra dan konsep kepada anak didik dapat terpenuhi.

5. Slide, film, dan VTR

(61)

melalui film/video/slide, maka siswa akan memperoleh suatu gambaran yang jelas mengenai fenomena yang sedang dipelajari.

J. Evaluasi Hasil Belajar Geografi

Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu. Evaluasi tidak mungkin dipisahkan dari belajar, maka harus diberikan secara wajar agar tidak merugikan. Usaha yang efektif dan sukses, ditambah oleh evaluasi yang bermutu dan diskriminatif akan mengena pada semua aspek belajar. Evaluasi merupakan bagian mutlak dan pengajaran, dan sebagai unsur integral di dalam organisasi belajar yang wajar. Evaluasi sebagai suatu alat untuk mendapatkan cara-cara melaporkan hasil-hasil pelajaran yang dicapai, dan dapat memberi laporan tentang siswa kepada siswa itu sendiri, serta orang tuanya. Dapat pula evaluasi dipakai untuk menilai metode mengajar yang digunakan dan untuk mendapatkan gambaran komprehensif tentang siswa sebagai perseorangan, dan dapat juga membawa siswa pada taraf belajar yang lebih baik.

Fungsi evaluasi pada pengajaran geografi hampir sama dengan yang berlaku pada pengajaran lainnya. Fungsi itu meliputi :

1) Mengungkapkan penguasaan siswa terhadap materi geografi yang telah diperolehnya dalam PBM, termasuk materi pokok dan pengayaannya.

(62)

digunakan sebagai dasar perbaikan dan penyempurnaan tugas serta program pengajaran selanjutnya.

3) Mengungkapkan terpenuhi atau tidaknya tugas guru dalam PBM geografi. Jika hasil evaluasi diketahui ada tugas yang tidak terpenuhi, maka pada pelaksanaan tugas berikutnya apa yang tidak terpenuhi itu wajib dilaksanakan.

4) Mengungkapkan tingkat perkembangan siswa secara individual dalam mempelajari geografi. Data hasil evaluasi ini untuk membimbing siswa yang bersangkutan untuk mengembangkan potensinya lebih lanjut dalam menguasai dan memanfaatkan materi geografi.

Secara menyeluruh, bentuk evaluasi pada pengajaran geografi meliputi bentuk tes dan nontes. Bentuk tes itu sebagai berikut:

(63)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan klasifikasi menurut metodenya, penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Nazir (2005:54), metode deskriptif adalah suatau metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskripsi adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Menurut Whitney dalam Sugiyono (2008), menyatakan bahwa metode deskripsi adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Geografi, Universitas Negeri Semarang, pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007.

(64)

C. Populasi

Menurut Arikunto (2002: 108), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini, populasi adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi angkatan tahun 2007, sejumlah 77 orang mahasiswa.

D. Sampel dan Teknik sampling

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005: 54). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 77 mahasiswa, jumlah tersebut merupakan jumlah keseluruhan dari populasi.

E. Variabel penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat 4 variabel, yaitu :

1. Kesiapan Kompetensi Pedagogik, dengan indikator sebagai berikut :

a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

b. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode , dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.

c. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

d. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

(65)

f. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik g. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

h. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

i. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 2. Kesiapan Kompetensi kepribadian, dengan indikator sebagai berikut :

a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri

e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

3. Kesiapan Kompetensi sosial, dengan indikator sebagai berikut :

a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

(66)

c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4. Kesiapan Kompetensi professional, dengan indikator sebagai berukut : a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu.

b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

F. Metode dan Alat Pengumpulan Data

1. Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : a. Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang diperlukan untuk memperoleh keterangan dari responden dalam rangka melengkapi data penelitian.

(67)

b. Dokumentasi

Dokumentasi ini untuk memperoleh data-data dokumen dari mahasiswa yang bersangkutan, berupa rekap nilai dan data-data perangkat pembelajaran selama PPL.

c. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dua orang atau lebih yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau data penelitian (Tika. 2005:122).

Dalam penelitian ini responden yang akan diwawancarai adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2007.

2. Alat Pengumpul Data a. Angket

b. Rekap nilai

c. Panduan wawancara

G. Analisis Instrumen

(68)

1. Analisis Validitas

(69)

instrumen tiap-tiap aspek aktivitas tersebut valid. Data lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 1.

2. Analisis Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006: 178). Untuk mengukur reliabilitas digunakan rumus alpha. Rumus alpha ini digunakan karena skor instrumen merupakan rentang 1–5.



r

11 : reliabilitas yang dicari

k : banyaknya butir indikator

2

b : jumlah varians skor tiap-tiap indikator

2

(70)

 

Hasil perhitungan

r

11 dibandingkan dengan tabel kritis r product

moment pada N=77 dan α=5%. Jika

r

hitung

r

tabel maka item yang

(71)

reliabel. Hasil perhitungan tersebut termasuk kategori sangat tinggi karena berada pada rentang 0,81 – 1,00. Data lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 1 halaman.

H. Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif persentase (DP). Metode ini di gunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari jawaban-jawaban responden, melalui pemberian skor dengan kriteria tertentu.

DP=

(Ali, 1989:104) Keterangan :

n : Jumlah skor jawaban responden. N : Jumlah skor maksimum.

Untuk menggunakan deskriptif persentase sebelumnya jawaban diskoring terlebih dahulu sebagai berikut :

(72)

Data dari hasil penelitian yang diperoleh, diolah dan dianalisis serta diperhitungkan dengan menggunakan deskriptif persentase (DP). Adapun langkah-langkah penggunaan tekhnik DP sebagai berikut :

1. Menentukan skor maksimum : 4 x Jumlah item x Jawaban responden 2. Menentukan skor minimum : 1 x Jumlah item x Jawaban responden 3. Menentukan rentang skor : Skor maksimum – skor minimum 4. Menentukan interval skor : rentang skor dibagi empat

5. Menentukan persentase max : 100% 6. Menentukan persentase min : 25%

7. Menentukan rentang persentase : persentase max – persentase min 8. Menentukan interval persentase : rentang persentase dibagi 4 9. Menentukan DP

Hasil yang diperhitungkan tersebut, kemudian dimasukkan kriteria yang telah ditentukan. Sedangkan kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat, yaitu Siap, Cukup Siap, Kurang Siap, dan Tidak Siap.

Tabel 02. Kelas Interval

Kelas Interval Kriteria

81,28% - 100% Sangat Baik

62,52% - 81,27% Baik

43,76% - 62,51% Kurang Baik

25% - 43,75% Tidak Baik

(73)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di Universitas Negeri Semarang, tepatnya adalah pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi FIS UNNES angkatan 2007.

Secara administratif, Universitas Negeri Semarang berlokasi di Kelurahan Sekarang, Kecamatan.Gunung Pati, Kota Semarang. Secara astronomis,Kelurahan Sekaran terletak antara 07o 02‟ 03‟‟ LS - 07o 02‟ 38‟‟ LS dan 110o 22‟ 33‟‟ BT - 110o 24‟ 22‟‟ BT dimana sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sukorejo, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Srondol, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Patemon, dan disebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Kalisegoro. (Sumber: Peta RBI skala 1:25.000, lembar Jatingaleh)

Program Studi Pendidikan Geografi adalah merupakan salah satu Program Studi yang dimiliki Jurusan Geografi FIS UNNES, mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi pada angkatan tahun 2007 berjumlah 77 mahasiswa. 77 mahasiswa tersebut berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, mayoritas mahasiswa tersebut berasal dari Kabupaten di Jawa Tengah. Peneliti menemukan hal yang menarik dari mahasiswa Program Studi

(74)

Pendidikan Geografi tersebut. Dengan berasal dari berbagai daerah dan dengan tingkat kemampuan pedagogik, kepribadian, dan professional yang berbeda-beda, peneliti berusaha menganalisis tingkat kesiapan mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi sebagai calon guru yang professional.

2. Profil Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi FIS UNNES „2007

Program Studi Pendidikan Geografi FIS UNNES angkatan 2007 memiliki jumlah mahasiswa sebanyak 77 orang mahasiswa. Terdiri dari 47 mahasiswa putra dan 30 Mahasiswa putri. Para mahasiswa ini berasal dari berbagai wilayah di jawa tengah, tetapi ada beberapa mahasiswa yang berasal dari luar jawa tengah.

(75)
(76)

3. Kesiapan Pemahaman Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi penguasaan karakteristik peserta didik, penguasaan teori belajar dan prinsip pembelajaran, penerapan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik, penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik, pemanfaatan TIK untuk pembelajaran, pengebangan potensi peserta didik, pelaksanaan evaluasi pembelajaran, pemanfaatan hasil evaluasi, dan pelaksanaan tindakan reflektif. Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui angket, wawancara dan dokumentasi, dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Penguasaan Karakteristik Peserta Didik

Pada penguasaan karakteristik peserta didik, dijabarkan menjadi beberapa indikator, indikator tersebut meliputi pemahaman karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial, moral, spiritual dan latar belakang sosial budaya , identifikasi potensi peserta didik, dan indentifikasi kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik.

(77)

Sebagian besar mahasiswa masih kurang baik dalam memahami kesiapan secara fisik siswa ketika akan menerima pelajaran, hal tersebut tampak pada 39% mahasiswa ini hanya melihat seorang siswa siap atau tidak dalam pembelajaran hanya pada pertimbangan siswa tersebut tampak bersemangat dan terlihat sehat ketika menerima pelajaran. Padahal seharusnya dalam melihat kondisi fisik siswa tidak hanya mempertimbangkan hal-hal tersebut, tetapi juga perlu memperhatikan apakah siswa tersebut memiliki cacat bawaan atau tidak, dan selanjutnya adalah dengan melihat keaktifan siswa tersebut ketika didalam kelas.

Tabel 03. Pemahaman Aspek Kesiapan Fisik Dari Siswa

No Kriteria Jumlah %

1 Tidak Baik 20 26

2 Kurang Baik 30 39

3 Baik 18 23

4 Sangat Baik 9 12

Jumlah 77 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

(78)

mengacu pada 2 komponen, yaitu dengan melihat tingkah laku siswa ketika berada didalam kelas, dan dengan melihat sopan santun yang ditunjukkan pada orang yang lebih tua. Dimana idealnya selain dari 2 komponen tersebut, penilaian moralitas siswa dapat diketahui dari gaya bicara siswa ketika berhadapan dengan orang lain, dan yang paling penting adalah dengan melihat tingkah laku dalam kesehariannya.

Tabel 04. Pemahaman Aspek Moral Dari Siswa

No Kriteria Jumlah %

1 Tidak Baik 19 25

2 Kurang Baik 32 42

3 Baik 14 18

4 Sangat Baik 12 16

Jumlah 77 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

(79)

masing-masing peserta didik, dimana kondisi yang ada adalah setiap peserta didik mempunyai kondisi / kemampuan intelektual yang berbeda-beda.

Tabel 05. Pemahaman Aspek Moral Dari Siswa

No Kriteria Jumlah %

1 Tidak Baik 34 44

2 Kurang Baik 29 38

3 Baik 12 16

4 Sangat Baik 2 3

Jumlah 77 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

(80)

yang mempengaruhi peserta didik dalam menerima informasi yang diberikan oleh guru.

Tabel 06. Pemahaman Aspek Latar Belakang Siswa

No Kriteria Jumlah %

1 Tidak Baik 29 38

2 Kurang Baik 32 42

3 Baik 11 14

4 Sangat Baik 5 6

Jumlah 77 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

(81)

Tabel 07. Pemahaman Aspek Potensi yang Dimiliki Siswa

No Kriteria Jumlah %

1 Tidak Baik 18 23

2 Kurang Baik 33 43

3 Baik 10 13

4 Sangat Baik 16 21

Jumlah 77 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Indikator terakhir atau indikator keenam dalam menilai kesiapan pemahaman karakteristik peserta didik adalah dengan melihat kemampuan mahasiswa dalam memahami kesulitan yang dialami oleh peserta didik selama KBM, data menunjukkan bahwa mahasiswa dengan kriteria baik sebanyak 16%,, hal tersebut tampak pada mahasiswa dengan kriteria kurang baik mencapai 43%, dalam aspek ini objek penelitian berasumsi bahwa untuk melihat kesulitan belajar siswa tidak hanya dilihat dari ujian semata, tetapi juga perlu melihat kualitas jawaban ketika ditanya secara lisan, berdasar hasil tugas, dan berdasar dari ujian non tes yang dilakukan oleh guru.

Tabel 08. Pemahaman Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa

No Kriteria Jumlah %

1 Tidak Baik 18 23

2 Kurang Baik 33 43

3 Baik 12 16

4 Sangat Baik 14 18

Jumlah 77 100

Gambar

Tabel 01.
Gambar dan potret yang berkenaan dengan gejala-gejala geografi,
Tabel 02. Kelas Interval
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan pedagogik yang telah dilaksanakan guru adalah: (1) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan

Kompetensi pedagogik meliputi: (1) Me- nguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual; (2) Menguasai teori belajar

Menentukan karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, moral, sosial, cultural, emosional, dan intelektual.. Menguasai karakteristik peserta didik SMK

Kemampuan pedagogik yang telah dilaksanakan guru adalah: (1) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan

 Dalam hal pengembangan kompetensi pedagogik misalnya, maka selain guru harus menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional

Menurut Musfah (2011) memahami karakteristik peserta didik ini di lihat dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual merupakan Kompetensi

Menguasai karakteristik peserta didik SMK dari aspek fisik, moral, sosial, cultural, emosional, dan intelektual Menggali potensi peserta didik SMK dalam mata

Kompetensi pedagogik mempunyai indikator : 1menguasai karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual; 2