• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Rumput Laut di Zona Pemanfaatan Tradisional Taman Nasional Ujung Kulon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Rumput Laut di Zona Pemanfaatan Tradisional Taman Nasional Ujung Kulon"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)

I'ARTISIPASI MASYARAKAT

DALAM

PENGELOLAAN

RUMPUT LAUT DI ZONA PENANFAATAN TAMAN

NASIONAL UJUNG KULON

Oleh

:

HIKMAH

PROGRAlM PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(98)

Hikmah. 99729. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Ekosistem Rurnput Laut di Zona Pemanfaatan Tradisional Taman Nasional Ujung Kulon. Dibawah bimbingan Dietrich G Bengen dan Victor Nikijuluw

ABSTRAK

Ekosistem rumput laut mempunyai peranan penting baik dari segi ekologi maupun ekonomi. Secara ekologi, ekosistem rumput laut dapat merneberikan banyak manfaat terhadap lingkungan sekitarnya. Ekosistem ini berperan sebagai tempat perbesaran dan perlindungan bagi jenis ikan- ikar~ tertentu dan merupakan makanan alami ikan-ikan herbivora. Ditinjau dari segi biologi, rumput laut memegang peranan penting sebagai produsen primer, penghasil bahan organik dan oksigen di lingkungan periran. Dari segi ekonomi, rumput laut merupakan komoditi yang potensial untuk b a h m baku industri dan sebagai mata pencaharian penduduk. Dari sisi n u t ~ i s i rumput laut dapat dijadikan bahan makanan seperti, sayuran, agar- agar, kue, dan menghasilkan bahan algin, keragian, dan furcelaran yang digunakan dalam industri farmasi, kosmetik,tekstil dan lainnya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalarn pemanfaatan dan pelestarian rumput laut di zona pemanfaatan tradisional, mengetahui faktor-faktor apa saja yang menlpengaruhi tingkat partisipasi masyarakat terhadap pemanfaatan dan pelestarian ekositem rumput laut di kawasan zona pemanfaatan tradisional dan menyusun strategi untuk pengembangan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan dan pelestarian ekosistem rumput laut di zona pemanfaatan tradi sional Taman Nasional Ujung Kulon.

Kegiatan penelitian di mulai pada bulan Juli 200 1. Lokasi penelitian dilakukan di zona pemanfaatan tradisional Tarnan Nasional Ujung Kulon yaitu di kampung Cegok, Kecamatan Cimanggu Kabupaten Pandeglang.

Analisis data yang digunakan adalah Analisis Kompnen Utama (Principal Component Analysis) untuk melihat pengaruh dari faktor-faktor karakateristik responden dan analisis SWOT untuk arahan strategi pengembangan partisipasi masyarakat.

Dalarn kegiatan pemeliharaan ekosistem rumput laut, 32% responden tingkat partisipasi tinggi, 10% tergolong sedang d m , 58% tingkat partisipasi masyarakat tergolong rendah. Rendahnya partisipasi masyarakat dalarn pelestarian disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap ekes~stem rumput, kurangnya pembinaan dan penyuluhan dari lembaga Swaclaya Masyarakat dan pengelola Tarnan Nasional Ujung bxlon, sehingga kesaciaran mereka untuk melestarikan ekosistem rumput laut masih rendah. Hasil Analisis Komponen Utama, faktor-faktor atau variabel yang berpc:ngaruh terhadap partsipasi masyarakat pelestarian ekosistem rumput laut adalah keikutsertaan masyarakat dalarn organisasi, persepsi masyarakat terhadap ekosistem rumput laut dan jumlah anggota keluarga.

(99)

pengelolaan antara lain: (1) menggalakkan kelembagaan dan organisasi serta kelompok swadaya masyarakat dalam upaya membina masyarakat, (2) mendorong kegiatan kelembagaan dan organisasi serta kelompok swatlaya masyarakat dalam bentuk pelatihan-pelatihan dan diskusi,

(100)

Dengan ini saya menyatakan bahwa thesis yang berjudul:

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN RUMPUT LAUT DI U)NA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan dengan jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

(101)

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN

RUMPUT LAUT DI ZONA PEMANFAATAN TAMAN

.

NASIONAL UJUNG KULON

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(102)

Judid Tesis

Nama ~ a h a s i s w a Nom or Pokok Program Studi

: Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Rumput Laut di Zona Pemanfaatan Tradisional 'raman Nasional Ujung Kulon

: Hikmah

: Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

Komisi Pembimbing,

1

Dr. lk. Dietrieeh G. ~ e n e e d DEA

-

Ketua

Meng

Ketua Program Studi SPL

Dr. lk. Rokhmin Dahuri, M.S

-

Dr.

d.

Victor hikiiuluw Anggo ta
(103)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Anjir Serapat, Kuala Kapuas Kalimantan Tengah pada tanggal 1.6 Februari 1976 dari pasangan Madani dan Jaleha, sebagai anak ketiga dari lima bers'audara.

Pendidikan SD Penulis selesaikan di SDN I Selat Dalam Kuala Kapuas pada tahun 1988. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan di SMP N 3 Kuala Kapuas

dan 1ulu:s tahun 199 1. Tahun 1994 Penulis lulus dari SMU N 2 Selat, Kuala Kapuas. Setelah lulus SMU, Penulis diterima di Program Studi Managemen Sumberdaya

Perairan, Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian, Universitas Palangkaraya melalui jalur PMIIK. Setelah menyelesaikan kuliah S 1 pada tahun 1999 Penulis melanjutkan

pendidikan S2 di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan (SPL) Program Pascasa~jana Institut Pertanian Bogor.

(104)

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur kepada AUah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

"Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Rumput Laut di Zona

Pemmfastan Taman Nasional Ujung Kulon".

Dalam penyelesaian tesis ini penulis menyampaikan teriina kasih

yang sebesarbesarnya kepada:

1. Bapak Dr.Ir. Dietriech G. Bengen, DEA selaku ketua komisi pembimbing d m Bapak Dr.Ir. Victor Nikijuluw selaku anggota komisi pembimbing

yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penylesaian tesis

in].

2. Ayahnda Madani dan Ibunda Jaleha tercinta, atas kasih sayang dan do'a

yang selalu mengalir dalam setiap langkah ananda.

3 . A>ahnda Dr.Ir. Muslimin Nasution, MA atas nasehat, motivasi serta

ba l t u a n m a t e d sehkgga ananda dapat menyelesaikan studi S2.

4. Te man-teman yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini.

5. Adik-adikku tersayang (Defri, Indri, Indah, Nining, Erna, Sari, dan Nora),

tertma kasih atas dorongan dan motivasi kalian semua.

Likhirnya penulis berharap tulisan ini dapat memberikan manfaat

sebagai b&an infomasi bagi pengelola Taman Nasional Ujung Kulon

khusunya pada Zona Pernanfaatan Tradisional.

Bogor, Mei 2002

(105)

DAFTAR

IS1

Halaman D A F W TABEL

...

Ix

DAFTAR GAMBAR

...

x

DAFTAR LAMPIRAN

...

xi

PENDAHULUAN

...

Latar Belakang

...

Pcrumusan Masalah

...

Klerangka Pernilsiran

...

7hjuan Penelitian

...

M anfaat Penelitian

...

TINJFAUAN PUSTAKA

...

E:kosistem Rumput Laut

...

Defmisi rumput laut ... Morfologi rumput lat ...

Ekologi dan penyebaran rumput laut

...

Kandungan dan manfaat rumput laut

...

Partisipasi Masyarakat ...

Partisipasi secara urnum

...

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan

hidup sumberdaya dan alam

...

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
(106)

ME'TODE PENELITIAN

...

...

Lokasi dan Waktu Penelitian

...

F'engumpulan Data

hIetoda Pengambilan Data

...

Pemilihan Responden

...

Clefinisi Operasional

...

Variabel yang Diamati

...

Pengolahan dan Analisis Data

...

HASlIL DAN PEMBAHASAN

...

Kondisi Umum Daerah

...

F,akto r-faktor Karakterisirik Masyarakat

...

P;irrtisipasi Masyarakat dan

...

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Strategi Peningkatan Partisipasi Masayarakat

... dillam Pengelolaan Rumput Laut

KESIIMPULAN DAN SARAN

...

DAF'TAR PUSTAKA ...
(107)

No.

1.

Teks Halaman

Jenis Rumput Laut dan Pemanfaatannya

di Zona Pemanfaatan Rumput Laut.

...

...

Kisaran Umur Responden di Lokasi Penelitian

Keadaan Pendidikan responden di Lokasi Penelitian

...

...

Keadaan Lama Tinggal ReSponden di Lokasi Penelitian

Distribusi JUmlah Anggota Keluarga Responden

di Lokasi Penelitian

...

Distribusi Pendapatan Responden

per bulan di Lokasi Penelitian

...

DistribdSi Keikutsertaan Respondkn

... Dalam Organisasi di Lokasi Perielitian

Distribusi Persepsi Responden Tel'kladhp .,

...

Ekosistem Rumput Laut di Lokdsi Pehtlitian

Dishbusi Tingkat Partisipasi ~ e s ~ o n d e n Terhadap Kegiatan Pemanfaatan darl Pengelolaan

(108)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Skema Kerangka Pemikiran Partisipasi Masyarakat clalam Pengelolaan Zona Pemanfaatan

...

Rumput Laut 6

...

2. Grafk Korelasi Antar Sumbu Utama 42

3. Grafi Analisis Komponen Utama Hubungan Antar

(109)

Nd. Te ks Halaman

1. Skoring Karakteristik Responden

...

, 65

2. Skoring Tingkat Partisipasi Masyarakat

...

67

3. Skoring Persepsi Masyarakat terhadap Ekosistem Rumput

Lau t

...

69

4. Analisis Komponen Utama antara KarakterisStik

(110)

PENDAHULUAN

Disadari bahwa tingkat pemanfaatan sumberdaya alam yang terdapat di darat intensitasnya demikian tinggi, menyebabkan daya dukung hampir mencapai ambang batasnya. Sebaliknya sebagian besar sum berdaya pesisir dan laut belum dimanfaatkan secara optimal, padahal potensinya cukup besar. Dengan demikian sumberdaya pesisir dan lautan m e n ~ p a k a n harapan masa depan karena menyirnpan potensi yang begitu besar.

Taman Nasional Ujung Kulon terletak di ujung barat dava Pulau Jawa, tepatnya pada 105" 20' BT dan 6" 45' LS dan mencakup area seluas kurang lebih 120.55 1 ha, terdiri dari

-

wilayah dara tan seluas

+

76.24 1 ha, wilayah perairan laut f 44.337 ha (Kodhiyat, 1999).

Selain wilayah daratan, Taman Nasional Ujung Kulon juga mencakup wilayah perairan laut di sekitar 3 kawasan wilayah daratan yaitu kawasan gunung Honje, kawasan Semenanjung Ujung Kulon dan kawasan pulau Panaitan, selebar 500 m dari garis pantai.

(111)

menliliki peranan penting baik dari segi ekologi, biologi dan ekonomi di kawasan ini.

Secara ekologi, komunitas rumput h u t dapat memeberikan banyak manfaat terhadap lingkungan sekitarnya. Komunitas ini berperan sebagai tempat perbesaran dan perlindungan bagi jenis ikan-ikan tertentu dan menipakan makanan alami ikan-ikan herbivora. Ditinjau dari segi biologi, rumlmt laut memegang peranan penting sebagai produsen primer, penghasil bahan organik dan oksigen di lingkungan perairan. Dari segi ekonomi, rumput laut merupakan komoditi yang potensial untuk bahan baku. industri dan sebagai mata pencaharian penduduk. Dari sisi nutrisi rumput laut dapat dijadikan bahan makanan seperti, sayuran, agar-agar, kue dan menghasilkan bahan algin, keraginan, dan furcelaran yang digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, tekstil dan lainnya.

Peru musan Masalah

Tekanan terhadap kawasan zona pemanfaatan tradisional rumput laut Taman Nasional Ujurig Kulon, berupa pengambilan rumput laut dari alam secara berlebihan dan penangkapan ikan-ikan karang dan jenis kerarig-kerangan dengan menggunakan bahan berasu~l olen masyarakat sekitixmya setiap tahun terus meningkat. Fenomena ini mengakibatkan terjaclinya penurunan kualitas dan fungsi ekologis sumberdaya alam di kawasan tersebut khususnya bagi ekosistem rumput laut.

(112)

sehingga merupakan ancaman yang serius bagi kelestarian ekosistem rumj?ut laut tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya pengambilan rumput laut dengar? menggunakan peralatan yang dapat merusak ekosistem rumput laut.

Keberadaan zona pemanfaatan tradisional rumput laut Taman Nasional Ujung Kulon ini sangat penting peranannya bagi masyarakat sekitamya, karena fungsi pemenuhan kebutuhan hidup yang diberikan sumlxrdaya rumput laut ini sangat besar manfaatnya. Namun demikian, keceiiderungan pengambilan rumput laut terus meningkat dari waktu ke waktu sehingga penurunan kualitas dan ekosistem rumput laut terus berlanjut. Hal ini akan bertambah apabila persepsi masyarakat terhadap kondisi ekosistem rumput laut cenderung lebih bersifat eksploitasi dibarlding melestarikan ekosistem rumput laut tersebut. Kondisi ini harus menclapatkan perhatian yang serius sehingga kelestarian sumberdaya rumput laut ini tetap berkelanjutan.

(113)

Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk melestarjkan suml~erdaya rumput laut adalah dengan meningkatkan partisipasi masjrarakat dengan cara membentuk kelompok binaan, dimana kelompok ini rriempuyai fungsi sebagai wadah untuk membina anggota kelompoknya dengm memberikan penyuluhan-penyuluhan dan pelatihan-pelatihan serta keterampilan khusus.

Hasil perumusan masalah tersebut merupakan landasan kerangka berpikir terhadap penelitian yang akan dilaksanakan. Dua ha1 pokok yang menjadi dasar dari kerangka pemikiran, yaitu :

1. Ektivitas manusia yang berdiam di sekitar zona pemanfaatan tradisional rumput laut Taman Nasional Ujung Kulon berupa pengambilan mmput laut, pengambilan ikan-ikan karang serta kerang dari tahun ke tahun semakin meningkat.

(114)

Tujuian Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan dan pelestarian rumput laut di zona pemanfaatan tradisional.

2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat terhadap pelestarian ekosistem rumput laut di ka wasan zona pemanfaatan tradisional.

3 . Menyusun strategi untuk pengembangan partisipasi rnasyarakat dalam pelestarian ekosistem rumput laut di zona pernanfaatan tradisional Taman Nasional Ujung Kulon.

Manfkat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai benkut :

1 . Untuk memberikan masukan terhadap pengelolaan kawasan Lindung k hususnya pada zona pemanfaatan rumput laut Taman Nasional Ujung Kulon dengan mengembangkan peran serta masyarakat yang ada di sekitarnya kepada pihak pengelola Taman Nasional Ujung Kulon.

2. &:bagai acuan dalam rangka untuk memberdayakan masyarakat yang berdiam di wilayah sekitar kawasan tersebut dalam upaya pengelolaan ekosistem rumput laut sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dan bermanfaat bagi sumberdaya baik manfaat sosial, manfaat ekologi dan terutama manfaat ekonomis.

(115)

Sumberdaya Rumput Laut di Zona Pemanfaatan Tradisional TNUK.

-

+

+

Permasalahan Kondisi dan Potensi

Pengambilan Rumput Laut Biofisik: - Potensi

Penangkapan Ikan dan 4 b

-

Sifat Alami

Pengambilan kerang dan biota Sosial-Budaya

a- Sosial Ekonorni

-

I

r

W Kualitas dan Dampak 4

I

Terhadap Kawasan TNUK di Zona Pemanfaatan

Tradisional

I

Tradisional Rumput Laut

Penataan Ruang Perangkat Hukum

Program Aktifitas Lainnya

Faktor-faktor Karakteristik

+

Umur Lama tinggal Tingkat Pendidikan Jumlah anggota keluarga Kelembagaan

LSM

Tokoh Masyarakat Jenis mata pencaharian

Pendapatan organisasi Tingkat Partisipasi Masyarakat Lokal Pelestarian Persepsi masyrakat

Keterangan : TNUK : Taman Nasional Ujung Kulon

f.) : Berhubungan

---+

: Alur Proses
(116)

TINJAUAN PUSTAKA

Ekoacistem Rumput Laut

Defilaisi rumput laut

Sebutan rumput laut terhadap alga makro di Indonesia telah memasyarakat walaupun secara ilmiah sebenarnya tidak tepat. Rumput laut (seaweed) adalah alga makro yang bersifat bentik dan termasuk tumbluhan tingkat rendah (Thallophyta) yang tidak berbunga dan hidupnya berasosiasi dengan hewan karang, karena itu rumput laut senarltiasa hidup pada hewan karang (Dahuri, 1998).

Morfologi Rumput Laut

Rumput laut atau seaweed merupakan nama dalam perdagangan nasio ma1 untuk jenis alga yang dipanen dari laut. Cara hidup alga krsifat *

fitopkinkton maupun fitobentos. Sepintas banyak alga yang nampak mempunyai akar, batang, daun, bahkan bunga atau buah padahal hanya merul~akan bentuk semu. Pada dasarnya bagian tersebut adalah batang atau thallus ( A s h , 1991).

(117)

ken.yal seperti gel dan fexibel seperti spong (Atmadja,. A.Kadi, Sulistijo dan Rahman, 1996).

Ekologi dan Penyebaran Rumput Laut

Rumput laut hidup dengan cara menyerap zat 'makanan dari perairan dan melakukan fotosintesis. Jadi pertumbuhannya membutuhkan fakt~sr-faktor fisika dan kimia perairan seperti gerakan air, suhu, kadar garam, nitrat, dan fosfat serta pencahayaan matahari (Atmadja, et aL,

1996).

Menurut Nybakken (1992), rumput laut tumbuh melekat pada substrat yang keras, yang senantiasa mendapat cahaya matahari. Pada perairan jernih rumput laut dapat hidup sampai kedalaman 20-30 meter. Rum~put laut ini memperoleh makanan berupa nutrien langsung dari air laut. Akibat peristiwa upwelling dan turbulensi, nutrien tersebu t mejadi

. *

tersedia di kolom air. Sekitar 10 % dari produktivitas bersih rumput laut mem asuki jaringan-jaringan makanan dalam bentuk grazing, sisanya 90 % memasuki rantai makanan dalam bentuk detritus atau bahan organik terla rut.

Penyebaran rumput laut pertama kali ditemukan hidup secara alami, dan keberadaannya dapat dijumpai di paparan terumbu karang dan goba dengan kedalaman 1- 100 m.

Kanilungan dan Manfaat Rumput laut

(118)

rum:put laut dapat digunakan sebagai bahan-bahan baku industri, mak8anan tambahan, obat-obatan, kosmetik dan lain sebagainya (Aslan, 199 I.).

Selanjutnya Aslan (1991) menyatakan bahwa rumput laut yang banyak dimanfaatkan adalah dari jenis ganggang merah karena mengandung agar-agar, keraginan, porpiran, maupun furcelaran. Untuk jenis yang di Indonesia selain hanya mengandung agar-agar dan keraginan, juga mengandung pigmen fikobilin, terdiri dari jikoeretin dan fikosianin, merupakan cadangan makanan berupa karbohidrat floridean strach).

Partisipasi Masyarskat

Partisipasi masyarakat adalah suatu bentuk interaksi sosial yang rnenjadi perhatian dan bahan kajian sosiologi dan beberapa disiplin ilmu lain. Sebagai suatu istilah, partisipasi mempunyai berbagi pengertian dan batasan. Berdasarkan kamus Websters (1976), partisipasi mengandung arti:

1. Partisipasi adalah kegiatan atau pernyataan untuk ikut mengambil bagian dalam sesuatu kegiatan

.

2. Partisipasi adalah kejasama dalam suatu hubungan yang saling menguntungkan.

(119)

upgya peran serta pembangunan. Seperti yang dikernukakan oleh Slamet ( 198 5), partisipasi masyarakat sangatlah mutlak demi keberhasilan pembangunan. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tanpa partisipasi masyarakat maka setiap kegiatan pembangunan akan kurang berhasil. Menurut Wardoyo (1992), partisipasi adalah keikutsertaan masyarakat baik dalam bentuk pernyataan maupun kegiatan. Keikutsertaan tersebut terbentuk sebagai akibat terjadinya interaksi sosial antar individu atau kelo~npok masyarakat yang lain dalam pembangunan.

Partisipasi oleh banyak ahli dikaitkan dengan bagaimana upaya mendukung pemerintah program pemerintah dan upaya-upaya yang pada awal dan konsep pelaksanaannya berasal dari pemerintah. Seperti dikernukakan Rahardjo (1985), yang mengungkapkan bahwa partisipasi dapat diartikan sebagai keikutsertaan masyarakat dalam program-program . pemerintah. Hanafiah (1982) mengartikan peran serta tidak hanya pengertian tingkat lokal seperti turut serta, bersama atau individu, dalam proyt:k pemerintah atau tidak hanya dalam produksi, pengambilan keputusan dan pelaksanaan, tetapi harus lebih luas. Peran serta harus meliputi segenap kehidupan masyarakat dalam segala bentuk melalui komlinikasi sosial.

(120)

Hadi (1995), menyatakan bahwa partisipasi merupakan proses dimana masyarakat turut serta mengambil bagian dalam pengambilan kepu tusan. Ditinjau dari segi kualitas, partisipasi adalah sebagai masukan kebijaksanaan, strategis, komunikasi, media pemecahan puplik dan terapi sosizll.

Menurut Suratmo (1995), tujuan dasar dari partisipasi masyarakat Indoinesia adalah: (a) mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup, (b) meng&utsertakan masyarakat dalam pembangunan negara, dan (c) membantu pemerintah untuk dapat mengambil kebijaksanaan dan keputusan yang lebih baik dan tepat.

Partisipasi menuntut adanya keikutsertaan seseorang atau kelompok dalarn suatu kegiatan. Keikutsertaan atau keterlibatan seseorang dapat seca-a langsung dan tidak langsung. Keterlibatan secara langsung,

P

(121)

Berdasarkan pengertian tentang partisipasi masyarakat yang telah dikeinukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat adaliih keikutsertaan/keterlibatan masyarakat secara aktif baik secara moril maupun materil, yang bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama yang di dalamnya menyangkut kepentingan individu. Dengan begitu, terlihat jelas bahwa peran serta masyarakat dalam setiap bentuk kegiatan pemt~angunan, karena dengan dukungan masyarakat yang saling berinteraksi senantiasa memberikan harapan ke arah berhasilnya suatu kegia tan.

Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Suml~erdaya Alam

Keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan akan membawa pengiuuh positif, dimana mereka akan bisa memahami atau mengerti berbagai permasalahan yang muncul serta memahami keputusan akhi. yang akan diambil (Hadi, 1995). Keterlibatan masyarakat pada dasarnya merupakan bagian proses dari perencanaan yang dimaksudkan untuk mengakomodasikan kebutuhan, aspirasi dan hal-ha1 yang menyangkut masyarakat yang terkena dampak sehingga dampak negatif yang ditiml~ulkan dapat dieliminir serta sebagai upaya para perencana untuk memperoleh input dari masyarakat tentang segala sesuatu yang menyaqkut nasib mereka.

(122)

serta masyarakat, perlu ditegaskan bahwa pada urnumnya di dalam pralctek apa yang sering disebut dengan peran serta masyarakat dalam

. .

pembangunan sering d m t b n dengan mobilisasi. Dalam mobilisasi ini, pem erintah yang menentukan dan tujuan perencarpan kegiatan, sedzmgkan masyarakat hanya diperintahkan saja untxk mematuhi progr-am-program pemerintah. Akibatnya sering te rjadi program-program pemerintah yang gaga1 untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sesu ngguhnya.

Menurut Dahuri et al. (1996), untuk dapat mewujudkan program penglelolaan wilayah pesisir dan lautan secara terpadu dibutuhkan p m s i p a s i masyarakat yang setinggi dan setepat mungkin. Masyarakat yang hidup di sepanjvlg pantai dan telah ~liemanfaatkan sumberdaya seca.ra tradisional dapat terpengaruh oleh peraturan dan prosedur baru. Oleh karena itu, masvarakat h a m s diikutsertakan dalam pembentukan kebijaksanaan pesisir yang baru dan aturan terhadap pemanfaatan sumlxrdaya, jika aturan tersebut dibuat untuk mendukung kemajuan bagi masjrarakat.

(123)

masjrarakat pantai terhadap kegiatan ekonomi yang dapat mendorong kem;unpuan masyarakat pesisir untuk membudidayakan sumberdaya laut secara optimal.

Pengelolaan sumberdaya alam adalah adalah upaya manusia dalam mengpbah ekosistem sumberdaya alam agar diperolaeh manfaat yang maksimal dengan mengusahakan kontinoitas produksi (Soerianegara,

1978).

Bailey dalam Abdullah dan Hisyam (1 980), menyebut beberapa faktor rnengenai pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan yaitu :

1. Adanya suatu keyakinan bahwa keputusan terbaik hanya bisa diambil a pabila dalam prosesnya melibatkan semua pihak yang berkepentingan c!an masyarakat yang terkena.

2. RtIernberikan informasi kepada rnasyarakat yang berkepentingan untuk nlendapatkan umpan balik dalam bentuk pengetahuan lokal.

3. ALdanya partisipasi masyarakat akan dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik, dalam arti keputusan tersebut dapat diterima karena niasyarakat dilibatkan.

Selanjutnya Canter dalam Abdullah dan Hisyam (1980), berpendapat bahwix ada beberapa cara untuk melibatkan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan yaitu:

1. memberikan pendidikan dan informasi penting kepada masyarakat dalam proses partisipasi rnasyarakat tersebut dalam pengelolaan.

(124)

3. nnenumbuhkan ide dan pemecahan masalah.

4. naenampung reaksi dan mendapatkan umpan balik. 5. evaluasi sebagai alternatif.

6. pemecahan konflik lewat musyawarah. ,

Nikijuluw (1994) menyatakan bahwa pengelolaan yang melibatkan partisipasi masyarakat mempakan salah satu pendekatan pengelolaan sumberdaya d a m , misalnya perikanan, yang meletakkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat lokal sebagai dasar pengelolaannya. Selain mereka mentiliki akar budaya yang h a t , biasanya tergabung dalam kepemrcayaannya. Nilai-nilai dalam masyarakat biasanya ditransfer secara kual. dari generasi ke generasi yang tercakup dalam suatu sistem trad isional.

Panayatou (1992) dalam Pomeroy (1994) menyatakan bahwa penclekatan secara tradisional ternyata berhasil memelihara pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan, meningkatkan pertumbuhan desa, dm menjamin pendistribusian hasil secara adil diantara sesama anggota mas.yarakat desa.

(125)

kesepakatan-kesepaka pengelolaan berdasarkan kepada kearifan adat atau budaya lokal, serta melakukan evaluasi pengelolaan.

Batasan masyarakat yang ikut berpartisipasi di dalam pengelolaan ekotsistem rumput laut adalah masyarakat yang tinggal di satu atau bebi-apa desa dala satu kecamatan. Desa yang dimaksud berada di pasisir teru tama yang berbatasan dengan pantai. Stakeholders dalam pengelolaan ekosistem rumput laut ini adalah masyarakat desa yang berkepentingan langsung terhadap sumberdaya rumput h u t . Masyarakat yang berkepentingan langsung disini adalah masyarakat yang dianggap sering mer~gadakan aktivitas di sekitar wilayah perairan ekosistem rumput laut. Aktivitas yang dimaksud adalah mengambil rumput laut, menangkap ikan, mer~gambil kerang, melakukan budidaya rumput laut.

Faktiil-:aAt~f p s g Xc.rn?enganzhi Pstrtkipasi Masyarakat

(126)

kesempatan bagi anggota masyarakat untuk berpartisipasi, 2) kemampuan masyarakat untuk berpar-tisipasi, dan 3) kemauan masyarakat untuk berpartisipasi.

(127)

METODE PENELITIAM

Lokasi penelitian dilakukan di zona pemanfaatan tradisional Taman Nas:ional Ujung Kulon yaitu di kampufig Cegok, Kecamatan Cimanggu Kabupaten Pandeglang. Kegiatan penelitian di mulai pada bulan Juli sampai September 200 1.

Pengpmpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakasanakan melalui pengamatan langsung di lapangan, Data sekunder diperoleh dari pihak- piha!< yang bersangkutan dan instarsi terkait serta penelusuran kepustakaan baik dari jurnal maupun laporan-laporan.

Data primer, melipliti : Variabel sosial ekonomi masyarakat, data ini diambil untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi dan budaya masyarakat, persepsi masyarakat terhadap ekosistem rumput laut dan lingkungan, peran serta masyarakat dalam pelestarian rumput laut, sarana dan l ~ a s a r a n a yang ada serta kelembagaan baik formal maupun non formal yang ada dalam usaha melestarikan kawasan dan fungsi ekosistem rumput laut tii kawasan tersebut.

(128)

mendukung penelitian yang diperoleh di tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi maupun pusat.

Metode Pengambilan Data

Pengambilan data sosial masyarakat dan budaya masyarakat, model penextian yang dilakukan adalah Participatory Action Research (PAR). Moclel penelitian ini adalah peneliti tinggal bersama masyarakat dan m e l i h k a n pengamatan langsung terhadap aktivitas masyarakat yang merljadi obyek penelitian. Penelitian yang dilakukan tergolong penelitian sunrey. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), penelitian survey adalah penelitian yang mengambil contoh dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai pengumpul data pokok. A t a s dasar interaksi antara masyarakat dengan ekosistem rumput laut, hanya i a t u lokasi pengambilan sam.pel yaitu kampung Cegog.

(129)

Data sekunder yang berkaitan dengan aspek sosial ekonomi dan budslya masyarakat ditelusuri dengan kajian literatur yang mendukung penelitian, yang diperoleh dari instansi terkait dan mengumpulkan data dilakukan dari tingkat desa, kecamatan sampai tingkat kabupaten.

Selain melakukan wawancara, juga akan dilakukan observasi lapang terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dalam menc:ukupi kebutuhan hidup dan kondisi nunah tangganya. Pengamatan juga dilakukan terhadap aspek adat-istiadat, kebiasaan dan peran serta dalarn kelembagaan desa serta yang berkaitan dengan pemanfaatan rumput laut.

Dari data yang diperoleh, dapat diketahui gejala-gejala yang timbul dan selanjutnya diungkapkan berbagai tindakan yang dapat direkomendasikan berkaitan dengan kelestarian rumput laut d i kawasan zona pemanfaatan tradisional, sehingga dapat te jaliil suatu interaksi antara masyarakat dengan ekosistem rumput laut sehingga fungsi ekologis dan ekonomis rumput laut dapat terjaga.

Pemf lihan Responden

Pemilihan responden dilakukan secara sengaja (Purposive Sampling), dimruza jumlah responden dietapkan sebanyak 50 orang dari kampung sampel. Responden terpilih adalah penghuni dewasa dalam rumah tangga yang mempunyai ketergantungan terhadap rumput laut, batas umur diatas

(130)

penelitian deskriptif adalah 10 % ( Sevilla et al., 1993 ). Formula yang digun.akan Slovin ( 1960), yaitu :

dimaia : n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

E = nilai kritis (batas keklitian) yang diingmkan

(% kelonggaraan ketidaktelitian, karena kesalahan pengarnbilan sampel)

Definisi Operasional

Vartiabel penelitian d i d e f ~ s i k a n secara operasional meliputi :

1) K.arakteristik individu yaitu; umur, pendidikan formal, lama tinggal, jumlah anggota keluarga, pendapatan, organisasi dan persepsi rc:sponden terhadap fungsi dan manfaat ekosistem rumput laut.

2) Faktor di luar individu yaitu; frekuensi kegiatan, kelembagaan, manfaat yang diperoleh.

3) Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan mmput laut yang nleliputi; kekrlibatan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan rumput hut.

Definisi operasional masing-masing peubah yang diteliti adalah sebagai berikut :

1) Umur, adalah usia responden yang dihitung dari tahun lahir sampai s m t penelitian ini dilaksanakan.

(131)

3) Tingkat pendapatan yaitu, penghasilan rata-rata responden setiap bulan yang diperoleh dari berbagai sumber (Rp/ bln).

4) Lama tinggal (masa mukim) yaitu larnanya responden mulai tinggal di desa penelitian sampai saat penelitian dilaksanakan dan dinyatakan dalam tahun.

5) 'Jumlah anggota keluarga yaitu banyaknya anggota keluarga yang lditanggung dalam satu keluarga.

6 ) .Kegiatan adalah frekuensi dan aktivitas kegiatan yang dilaksanakan

baik pemanfaatan maupun pemeliharaan rumput laut.

7) ;Kelembagaan adalah wadah yang ada yang berupaya untuk inemberikan berbagai bentuk pelayanan yang kaitannya dengan ltelestarian rumput laut.

8) laanfaat yaitu keuntungan (ekonomi/ekologis) yang diperoleh inasyarakat dalarn menggunakan potansi sumberdaya ekosistem l-umput laut, baik potensi rumput h u t , ikan, karang dan lain sebagainya.

9) I'artisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam pelestarian ekosistem rumput laut, dalam bentuk keterlibatannya xnengkuti kegiatan penyuluhan, pemeliharaan yang direncanakan dan

(132)

Vzriabel Yang Diamati

Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi : (1) Tingkat Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekosistem rumput laut mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan penlanfaalilt~i (2) umur responden, (3) Pendidikan Formal respanden, (4) jumlah anggota kelu arga responden, (5) pendapatan responden, (6) lama tinggal r e s p o i i d ~ ~ ~ (7) denis mata pencaharian responden dan (8) persepsi responden terhadap fungsi dan mafaat ekosistem rumput laut. Variabel-variabul tcrsebui terbagi atas dua bagian, yaitu variabel tidak bebas (Y) dan variabel bebas (X). Variabel tidak bebas (Y) dalam pencfitiaii iili aciaZl tingicai partisipad ma~yarakat dalam pengelolaan rumput laut yang meliputi: pemanfaatarl dan pelestarian (koservasi). Sedangkan variabel bebas (X) meliputi: umur, pencdidikan formal, jumlah anggota keluarga, pendapatan responden, lama tinggal dan persepsi responden terhadap fungsi dail nlaiiiCddl ~ ~ U S ~ ~ L C I I I

rumput laut baik secara ekoiogis maupun e~onomis.

(133)

Pengukuran-pengukuran peubah-peubah tersebut adalah :

1. l'ingkat partisipasi adalah tingkat/intensitas keikutsci-bail respiidcll

clalam kegiatan ekosistem rumput laut yang diukur berdasarkan jumlah

>

f rekuensi, jenis

/

tipe dan tahapan dalam partisipasi. Intel-pres'ksi

jenjang skor tingkat partisipasi masyarakat sesuai rumus interval kelas

( Djarwanto, 19931, yaitu sebagai berikut :

a. 1 0- 12 (rendah)

b

.

13- 15 (sedang)

2. Lmur adalah usia responden prig dihitung dari tanggal lahh saniptd

.

.

saat penelitian dilakukan dan dinyatakan dalam tahun, dimana

pembulatan keatas dilakukan apabila usia responden mcie'uiili 6 b u i a ~ ~ kl: stas dan sebaliknya pembulatan ke bawah apabila kurang dari 6

bulan. Interprestasi jexjang skor umur dalam penelitian hi d i p a h ;

menurut Pangesti (1995), yaitu sebagai berikut :

a.). Skor antara 24-36 tahun (muda) kt). Skor antara 37-48 tahun (dewasa)

c ) . Skor 49-60 tahun (tua)

3. pendidikan formal adalah jenjang pendidikan resmi yang pernah diikuti

responden saat penelitian dilakukan. Jenjang pendidikari resiiii melipuii

ticiak pernah sekolah diberi skor 1, tidak tamat SD diberi skor 2, tamat

(134)

pernah menggkuti atau tamat akademi/universitas diberi skor 6.

1.nterprestasi jenjang pendidikan formal dalam p e n e l i k i sebagai bcrikrrt:

aj. Skor 1-2 (rendah)

11). Skor 3-4 (sedang)

(:). Skor 5-6 (tinggi)

4. Pendapatan responden adalah tingkat pendapatan total yang diperoleh

n:sponden baik dari mata pencaharian utama maupun diluar

pencaharian pokok per-bulan, dirnana tingkat perndapatan.

Irlterprestasi jenjang skor pendapatan dalam penelitian ini sebagai

berikut :

a ) . Pendapatan kurang dari Rp. 133.350,- (rendah)

tl). Pendapatan Rp. 133.350,- sampai Rp. 2 16.650,- (sedang)

c). Pendapatan lebih Rp. 2 16.650,- (tinggi)

5. Jilmlah anggota anggota keluarga adalah jumlah seluruh anggota

kt:luarga yang meliputi bapak, ibu, anak dinyatakan dalam orang atau

ji~va. interpresasi jenjang skor jumlah anggota keluarga dalam penelitian

didasarkan interval kelas sebagai berikut:

a), Skor 1- 3 orang (rendah)

(135)

4:). Skor 7-8 (tinggi)

6. 1-a tinggal adalah lamanya responden tinggal tinggal dikawasan

penelitian yang dihitung dari sejak menetap sampai stat peneLitian tiilakukan dan dinyatakan dalam tahun, dimana interprestasi jenjang skor lama tinggal dalam penelitian didasarkan pada interval kelas se bagai berikut :

a). Skor 4- 15 tahun ( b m )

b). Skor 16-27 tahun (sedang)

I:). Skor 28-40 tahun (lama)

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Membuat tabulasi data (skor,prekuensi, persentase), dari setiap jenis jawaban responden. Pemberian skor terhadap setiap indikato~

didasarkan skala Likert dengan interval skor 1 indikakator yang paling rendah dan skor 3 merupakan indikator yang paling tinggi. 2. Untuk melihat pengaruh dari faktor-faktor karakaterisiik responden

(umur, pendidikan, pendapatan, lama tinggal, jurnlah anggota keluarga, keikutsertaan dalam organisasi, dan persepsi responden terhadap fungsi dan manfaat ekosistem rumput laut digunakan Analisis Komponen Utama (Pn'mpal Component Analysis) ( Dillon d a i ~

(136)

Analisis komponen utama merupakan metode statistik yang bertujuan untuk menampilkan data dalam bentuk grafik dan informasi mal:simum yang terdapat dalam suatu matriks data. Matriks data yang dimaksud terdiri dari variabel sebagai baris dan respondcu scbagdi h~iuiii.

Analisis ini juga digunakan untuk mereduksi suatu gugus variabei yang benikuran besar dan saling berkorelasi.

Dari semua indeks sintetik yang mungkin, analisis ini mencari terlebih dahulu indeks yang menunjukkan ragam individu yang maksimum. Indeks ini disebut komponen utama ke- 1 atau sumbu (axis) utama ke-1, yaitu suatu proporsi tertentu dari ragam total variabel yang dijelaska~i oleil komponen utama ini. Selanjutnya dicari komponen utama ke-2 dengal

.

.

syal-at berkorelasi linier nihil dengan yang pertama cian meniiiuu raga111 individu terbesar.komponen utama ke-2 ini memberikan informasi terbesar .seb:~gai pelengkap komponen utama pertama. Proses ini berlanjut terus sehjngga diperoleh komponen komponen utama ke-p, dimana bagian info rmasi yang dapat dijelas semakin kecil.

Dahm pengelohan zona pemanfdaAL%a tradiaiuild ekusisicru rumpui laut secara 'ueskelanjutan, peranserta dan partisipasi rnasyarakat sangatlah peniting, mengingat keterkaitan masyarakai deag;ui ehub;aL~u i - U U i p u i Lui

ini :sangat erat dimana mereka sejak turun temurun telah memanfaatkan ekosistem rumput laut baik untuk di konsumsi sendiri ataclpilu dijuai.

(137)

pera rlannya bagi lnasyarakat sekitarnya, karena fungsi pemenuha hicup yang diberikan sumberdaya rumput laut sangat besill. manf'aalrlya. Namuli demjkiarl kecenderungan untuk mengeksploitasi sumberdaya yang ada

seca,ra berlebihan akan menimbulkdli daiiipiih bag; kei ~ ~ U Z A ~ L L L L ruml~ut laut. Hal ini akan bertambah jika persepsi masyarakat lebih

cenderung mengarah eksploita'iil dari pada lllerzjaga kelesiiulaiil~ya. Untuk ut.ru~&catkan pmtisipasi masyarakat, perlu dikaji strategi pengembangan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekosisiem rumput h u t di kawzisan zona pemanfaatan tradisional Taman Nasional Ujung Kulon.

Untuk mengkaji pengembangan partisipasi i n a s j a i ' d L ~ t e ~ l l a d a ~ pengelolaan ekosistem rumput laut, digunakan analisis SWOT. Anaiisis SWOT merupakan suatu alat yang dapai rnembailiu perencana dalaiil peml~uatan strategi manajemen. Dalam pengelolaan sumberdaya alam, Analisis SWOT ini dapat diaplikaslkdn dalaln pengziuba~igail peran serta masyarakat dengan jalan melakukan penilaian terhadsp unsur-unsur yang dipengaruhi. Penilaian unsur-unsur tersebut adalal~. i l j Str eirtiLi (Kekluatan), (2) Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang), (3) Threai (Anciunan)

.

Selanjutnya, menggabungkan unsur-unsur yang berpengaiuh tersebat d a l m suatu matriks dan kemudian diidentifiikasi semua aspek dala~n SWOT. Formulasi strategi dapat dibagi menjadi 4 b a g k i , yaitu : j l Giiitegi S-G tX&cri~2ur~-?eZuang), strategi yang memanfaatkan

(138)

(2) 13trategi W - 0 (Kelemahan-Peluang), strategi ini menggunakan peluang ?rang ada untuk menangkap peluang yang ada pada lingkungan;

(3) d3trategi S-T ( Kckuatan-Ancaman), strategi ini menggunakan lcekuatan untuk menghindari ancaman dan

(4) f Strategi W-T (Kekmahan-Ancaman), strategi ini berusaha untuk . .

(139)

HASIL

DAN

PEMBAZtY4SA??

Kon~disi Umum Daerah

Leta.k dan luas kawasan

Kawasan Tarnan Nasional Ujung Kulon terletak di wilayah

administrasi pemerintahan Propinsi Banten. Secara geografis kawasan

Tam,m Nasional Ujung Kulon pada 6"41n43" LS dan 102" 2" 32' - 105" 37"

37' 13T. Luas keseluruhan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon adalah

seluas f 120.55 1 ha, terdiri dari kawasan Zona inti (+ 47.250 ha), Zona Rimba (f 68.343 ha ), Zona Pemanfaatan Intensif (f 1.108 ha), Zona pemiidaatan Tradisional (5 130 ha), Zona Pemanfaatan Khusus (f 3.700 ha) dan :&na Situs Budaya dan Sejarah (+ 20 ha ).

Adapun lokasi tempat penelitian ini dilakukan adalah pada kawasan

zona pemanfaatan tradisional nunput laut yang terletak berbatasan dengan

Karnpung Cegog dimana pengambilan sarnpel responden dilakukan. Luas

Lokasi kawasan zona pemanfaatan tradisional sekitrar adalah It 130 ha. Dimma fungsi peruntukannya adalah sebagai kawasan eksploitasi

sumlxrdaya alam secara terbatas dan terkendali dengan cara-cara

tradi:sional dan memperhatikan asas pelestariannya.

Iklim mempakan gabungan berbagai kondisi sehari-hari dimana unsur penyusun utama iklim adalah temperatur dan curah hujan, sehingga

u n t u k mengeahui tipe iklim suatu wilayah perlu mengetahui karakteristik

(140)

PETA ZONA PEMANFAATAN

TRADISIONAL TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

I

-

;

Scdrnith d a n Ferguson adalah tipe D dan F ( agak basah, agak kering d a n

kering).Taman nasional Ujung Kulon merniliki iklim tropik laut, dengan

kisaran s u h u sebesar 25 - 30" C.

.

I t I 1 , I I

I

i

I

I ,

L I..

...

,

I

I

0 " ~ ' * 1 .?.. t.,b.

...,,

...

:

.a

i

L

S

I\,r,l Zonr E n i t i d & 3 2% Fi

('tr ,' FerM-$TUUli , 4

? m ~ b n n F s d c l u i

'B'

Zcna h r f i a ! a n

It.iisonll 18t3 Ha

[image:140.583.78.506.144.643.2]
(141)

Potensi Rumput Laut

Luas areal

Areal pertumbuhan rumput laut dari muara Ciguha (timur) sarnpai Tanjung Sodong berupa sebuah sabuk (belt) sepanjang 3 500 meter dengan lebar 10 meter. Sehingga luas areal pertumbuhan rumput laut

+

35 000 m2. Komaposisi jenis rumput laut

Menurut hasil pengamatan oleh WWF terhadap komposisi jenis rumput laut, sebaran pertumbuhan rumput laut di daerah zona pemanfaatan tradisional adalah sebagai berikut :

Sarsrassum spp 45 %

Enteromorpha sp 5.625 %

Non consumable 21.25 %

Dari hasil survei penelitian terdapat 28 jenis rumput laut habitat Rumput laut tersebut umumnya turnbuh di batu-batu karang. Jenis rumput laut yang ada di zona p e e t a n tradisional serta pe-tannya

(142)

Table 1. Jenis Rumput Laut Dan Pemanfaatannya di Zona Pe-tan Tradisional TNUK

Jenis

I

Akar dahar

1

Tidak dimanfaatkan

1

Agar hitarn

Nama low

-

Untuk .+-yuran,lalap

1

Jambrong

/

Untuk sayuran,ldapan

I

Pemanfaatan Rumput

Laat

Tidak dimanfaatkan

Lalamakan

-

I

Keramu kekes

1

Untuk savuran,

1

Untuk sayuran Tidak dimanfaatkan

Gellilla asemsa

CQulerpa moemosa mr. m p h y s a

Gulaxaum subfnrtikulosa

I-

1

Amfithophorn spicifem

1

Tatangkilan betina

1

Untuk sayuran

I I

-4

Kembang karang Lukut

Agar hitam jantan Agar rane

Agar ~ a r i s

I

Amrhfophom m i d e s

Tidak dimanfatkan Untuk sayuran,lalapan Untuk sayuran,lalapan Untuk komersil Untuk kemersil Bobontengan

K a ~ o e

Untuk sayuran,lalapan Tidak dikonsumsi

I I I

Agar lalapan

Boeaesenia forbesi

Untuk sayuran,lalapan

?brbi!rmia mnoides

Sumter : Data primer, 200 1

kakancingan kukunduran

Coni!hnxrxxcs hormenemannii

Prodtllcsi nunput laut

Tidak dirnanfaatkan

1

Tidak dimanfaatkan Tetanglulan betina

Krehan kebo

Agar lada Untuk sayuran

Menurut hasil p e n e l i h ~ WWF (2000), angka produksi rumput laut dari jenis-jenis yang dapat dhanhatkan (tidak termasuk alga yang tidak dimarwtkan) berada dalam errQr range k 283 ton per tahun. Angka ini akan dijadikan pertimbangan sebagai pembanding dengan hasil pemetikan

masyiirakat.

[image:142.591.77.507.84.534.2]
(143)

Umiu

Rata-rata umur responden didaerah penelitian adalah 33 tahun

dengan kisaran umur 24 tahun sampai dengan 60 tahun. Untuk lebih

[image:143.589.95.507.234.361.2]

jelasnya kisaran umur responden dapat dilihat pada tabel befikut :

Tabel 2. Kisaran Umur Responden di Lokasi Penelitian

1

I

24 - 36 (muda)

I

33

1

I 66

I

2

1

37- 48 ( sedang)

1

13

I

26

I

Pada tabel 2 terlihat bahwa jumlah responden terbesar berada pada kisaran umur 24 - 36 tahun ( 66% ). Kondisi ini menunjukkan bahwa umus

responden tergolong usia produktif, dirnana pada golongan usia produktif ini

seseorang berada pada puncak produktivitasnya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Lunandi (1982), yang menyatakan bahwa semakin

tua seseorang akan menimbulkan hambatan serta gangguan fisiologis dan

psikc~logis pada diri seseorang cialam melakukan suatu aktifvitas.

I I I

Pendidikan

3

Rata-rata tingkat pendidikan responden di daerah penelitian adalah

tamat Sekolah Dasar. Hal ini menunjukkan responden tergolong rendah. Utnuk lebih jelasnya keadaan pendidikan responden dapat dilihat pada

tabellc berikut :

(144)

2

/

Tamat SD -Tamat SLTP

1

43

1

86 Take1 3. Keadaan Pendidikan Responden di Lokasi Penelitian

-

No

1

Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden paling besar berada pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar. Kondisi ini mengindikasikan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di lokasi penelitian termasuk berpendidikan rendah. Hal ini akan berimplikasi pada rendahnya tingkat penerimaan masyarakat dalam menerima informasi, inovasi dan teknologi baru. Kondisi ini juga akan berdampak pada rendahnya keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pelestarian ekosistem rumput laut. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting bagi kehidupan manusia karena pendidikan dapat mempengaruhi cara bertindak dan berfikir seseorang. Clusky dalam Long ( 1973), menghubungkan tingkat pendidikan dengzm partisipasi mengatakan bahwa, orang yang merniliki pengetahuan dan lcesadaran yang tinggi cenderung sernakin tinggi partisipasinya dalam pembangunan. Sehingga tinggi rendahnya pendidikan dapat menentukan tinggi rendahnya partisipasi yang ditunjukkan dalam suatu kegiatan. Oleh k a n a itu, semakin tin@ tingkat pendidkm seseorang diharapkan semakin tinggi pula cara be* dan cara bertindaknya untuk suatu kegiatan. Walaupun masih terdapat rendahnya tingkat pendidikan sebagian

I 1 I

responden, ha1 ini tidak mengurangi tingkat partisipasinya dalam kegiatan Pendidikan

Tidak Sekolah - Tidak Tamat SD

3

Jumlah (orang)

6

Tamat SLTA - Tamat Perguruan Tinggi

Persentase (%)

12

[image:144.593.83.512.81.248.2]
(145)

pengelohan dan pelestarian ekosistem rumput hut, apabila ditunjang dengan dan pengalaman dan pendidikan nonformal seperti adanya kursus- kumus dan pehtihan-pehtihan.

Lama tinggal

Lama tinggal dapat mempengaruhi adanya rasa merniliki yang tinggi aka11 potensi sumber daya alam, hal ini dapat disebabkan karena ketei-gantungan mereka terhadap sumberdaya alam tersebut bagi kehlgsungan hidup mereka. Kisaran masa mukim responden antara 4

sam13ai 33 tahun. Keadaan masa mukim dapat dilihat pada Tabel4 berikut.

Tatel 4. Keadaan lama Tinggal Responden di Lokasi Penelitian

Kisaran.masa mukim (th) J d a h {or- I Persentase (%)

INo

I .

Tabel 4 menunjukkan 46% responden mempunyai kategori berdomisili sedang yaitu berkisar antara 16 sampai 27 tahun, dengan kata lain mereka tergo long dalam kategori yang berdomisili cukup lama di lokasi penelitian.

[image:145.589.83.507.348.489.2]
(146)

mukim responden yang tergolong lama, maka dapat diartikan bahwa mereka telal-1 merasakan dan memanfaatkan potensi dari sumberdaya alam yang ada, dengan demikian timbul rasa ingin memiliki tcrhadap sumberdaya alam tersebut, sehingga mendorong mereka untuk berpartisipasi terhadap keeltan pelestarian sumberdaya yang mereka rniliki. Sesuai dengan pend apat Sastropoetro (1 988) yang telah dikemukakan, hal ini memberikan imphkasi bahwa mereka merasa bertanggungjawab atas sumberdaya alam yang ditunjukkan dahm bentuk keterlibatan mereka dalam kegiatan serta usaha-usaha pemanfaatan dan pelestarian ekosistem rumput laut.

Junilah anggota keluarga

Kisaran jumlah anggota keluarga responden terendah adalah 2 orang dan tertinggi adalah 7 orang. Distribusi jumlah anggota keluarga responden dapa t dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Distribusi jumlah Anggota Keluarga Responden di Lokasi Penelitian

(147)

mencakup aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial budaya, yang merupakan dasar untuk mencapai keluarga sejahtera, sehingga dapat menj;dankan fungsi keluarga secara optimal, yaitu fungsi pembinaan lingkilngan (PP No.21 thn 1994) tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Lebih h j u t dikemukakan bahwa setiap keluarga diberikan kemampuan untuk menempatkan diri secara serasi, selaras dan seimhang sesuai dengan daya dukung lingkungannya yang berubah secara dinaniis. Dengan memperhatikan jurnlah anggota keluarga responden yang tergolong sedang ini memberikan implikasi bahwa mereka mempunyai waktu luang dan kesempatan untuk dapat menjalankan fungsi pembinaan. lmgkungan tersebut, melalui keterlibatan dalam kegiatan pengelolaan lingl.;u.ngan vaitu kegiatm pelestarian ekosistem rumput laut.

(148)

mereka menerima informasi dan inovasi barn, yang pada gdu-annya mereka

hanya mampu memanfaatkan sumberdaya alam yang ada.

Pendapatan

Rata-rata pendapatan responden per bulan adalah sebesar

Rp. 11 25.000,- dengan kisaran terendah Rp.50.000,- dan tertinggi adalah

Rp.:300.000,-. Distribusi tingkat pendapatan responden dapat dilihat pada

1

2

1

Rp. 133.350,- s / d Rp. 216.650,-

/

38 I

I

.."- 76

Tabel 6. Distribusi Pendapatan Responden per Bulan di Lokasi Penelitian

Tabel 6 menunjukkan bahwa 76% dari responden mempunyai

pentlapatan per bulan tergolong sedang yaitu berkisar antara

Rp. 133.350,- samapai Rp. 216.650,-. Pada umumnya jenis mata

pentxharian utama responden rata-rata hanya sebagai petani ladang, dan

pemetik rumput laut, sehingga tidak ada alternatif bagi mereka untuk

bentsaha dibidang lain. Jika &ban- dengan pendapatan masyarakat pesisir daerah lain yang sudah cukup maju, seperti masyarakat pesisir di Bali, kisaran pendapatan masyarakat Cegog rnasih tergolong rendah. Hal ini disebabkan aksesibilitas kawasan ini masih sangat sulit dijangkau, serta

Persentase

("/.I

10

Pendapatan

< R~.l33.35O,-kendah,

Jl~zdah

(orang)

(149)

sarana dan prasarana yang serba terbatas sehingga sangat sulit bagi masyarakat Cegok untuk mengaktualisasikan diri keluar desa, dan ini berinlplikasi pada sulitnya mereka menerima informasi dm inovasi baru, yang pada m a n n y a mereka hanya mampu memanfaatkan surnberdaya alam yang ada, dan akhirnya tingkat mereka juga rendah.

Keikutsertaan dalam orga&sasi

Organisasi adalah kesatuan yang dikoordinasikan secara sadar, yang memungkmkan anggota mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai melalui tindakan individu secara terpisah (Hajito, 1995). Keragaan keorganisasian suatu organisasi masyarakat di lokasi penelitian seperti terlihat pada Tabel

'I'abel 7. Distribusi Kekutsertaan Responden dalarn Organisasi di Lokasi

I

Keikutsertaan Dalam

I

I

Organisasi

/

Responden Jumlah (erg]

Dari Tabel 7 menunjukkan bahwa persentase masyaakat yang tidak ikut organisasi (54%) lebih banyak dibandingkan rnasyarakat yang ikut berorganisasi (46%). Organisasi yang diikuti masyarakat dilokasi peneletian umunlnya adalah Karang Taruna, Kelompok Pengajian dan Kelompok Rumplut Laut.

PersznLt6c PhJ

I

1

Tidak pernah 2 7

2 3

54

46

Jwnlah

(150)

Peisepsi Responden terhadap ekosistem rumput laut

Persepsi merupakan suatu pandangan, pengertian dan interprestasi seseorang mengenai suatu objek yang diinformasikan kepadanya (Dyah, 1983). Selanjutnya Heider dalam Littlejohn (1987) menyatakan bahwa p r s : p s i seseorang terhadap suatu objek bias tepat dan bias k e h atau mentlua bahkan bias berubah. Faktor terpenting untuk mengatasi keke1irua.n persepsi adalah kemampuan untuk mendapat pengertian yang tepat mengenai objek persepsi. Dari hasil wawacara terhadap responden menumjukkan 26% mempunyai persepsi tinggi, 14% mempunyai persepsi sedang dan 60% mempunyai persepsi rendah. Untuk lebih jelasnya persepsi respclnden terhadap'- ekosistem rumput laut dapat dilihat pada T a k l 8

Rendahnya persepsi masyarakat terhadap ekosisitem rumput h u t dapat dipengaruhi oleh faktor karakteristik individu seperti rendahnya tin&~t pendidiidikan, kurangnya keikutsertaan mereka dalam organisasi dan kegiaim penyuluhan sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman mereka terhatiap fungsi ekologi dari ekosistem rumput laut

Tabel 8. Distribusi Persepsi Responden Terhadap Ekosistem Rumput laut di Lokasi Penelitian

No Persepsi Responden

Rendah Sedang Tinggi Jumlah Jumlah responden 30 7 13 50

Persentasi (%)

60

14

26

(151)

Partisipasi masyarakat dalam pelestarian nunput laut, ditunjukkan mekilui keterlibatan mereka dalam mengkuti: (i) kegiatan penyuluhan (ii) pemeliharaan atau pelestarian yang dilaksanakan oleh pernerintah maupun atas kemauan diri sendiri. Malhotra (1980) mengemukakan bahwa

.

partisipasi masyarakat yang dilakukan adalah atas kehendak sendiri secara suka rela dan partisipasi tersebut dilakukan dapat secara spontan atau digel-akkan oleh kekuatan dari luar. Partisipasi masyarakat di daerah lokasi pene litian partisipasi dalam pelestarian ekosistem m p u t laut

Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden yang tingkat

1

partisipasi responden dalam kegiatan kegiatan peme&aan, 58% tingkat partisipasi masyarakat tergolong rendah, 10 % tergolong sedang dan 3290

tergcllong tinggi. Untuk lebih jelasn~a distribusi tingkat partisipasi mas~rarakat dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.

Tabel 9. Distribusi Tingkat Partsipasi Responden Terhadap Kegiatan Pelestarian Ekosistem Rumput laut di Lokasi Penelitian

Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa tingkat partisipasi responden terhadap kegiatan pelestarian ekosistem rumput laut sebagian besar masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena kurangnya penyuluhan dan

Tingkat P-pasi

-t

Rendah

Sedang

Tin@

JllJxl(arang) M

Jnmlah responden

29

5

16

50

Pementase (96)

58

10 32

(152)

pembinaan dari pihak pengelola Taman Nasional sehingga sebagian besar masyarakat mempunyai imgkat partisipasi yang rendah terhadap pelestarian

ekosistem nunput laut.

Partisipasi MqSVarabat dan Falrtor-faktor yang M e r n p e n g a m h h y a

Berdasarkan hasil interprestasi dengan menggunakan analisis

komponen utama ( AKU), korelasi data memperlihatkan bahwa ragam pada

komponen utama cukup tinggi yaitu 64,2 %. Komponen utama pertama sarnpai ketiga secara berturut-turut mempunyai akar ciri ; 2.733 1, 1.6065,

dan 1.4272 yang menjelaskan 30.4 %, 17.9 %, dan 15.9 % keragaman dan

gug~is data.

Korelasi antara variabel dan sumbu/kmponen utama utama dapat dilihat pada lingkaran korelasi yakni dengan koordinat variabel pada

s u m bu/ komponen utarna ditunjukkan dengan dekat tidaknya variabel

tersebut pada sumbu, semakin kuat korelasi (negatif atau positQ, maka

sernakin dekat variabel tersebut pada sumbu (Dietriech, 1998).

Vmiabel umur, pendidikan, mata pencaharian, lama tinggal, jurnlah anggota keluarga, pendapatan, persepsi masyarakat terhadap ekosistem

rumput laut, dan keikutsertaan dalam keorganisasian merupakan komponen

utarna yang membedakan karaMeristik dari tiap responden dalarn

(153)

Lingkar Korelasi

, . . - - . . - - - .- -- F2 -- -- .. ...~ - . - -

Kettrangan : UhlUR PDDKN hITPCH J A K PDPTN Lh4TGL ORGNS PERSP PARTS PDPT --

= Usia Responden = Pendidikan Responden = hlara Pencaharian Rcsponden

= Jumlah 'Anggota Keluarga Responder,

= Pendapatan Responden

= Lama Tinggal Responden

= Keikutsertaan Responden dalarn Organisasi

= Persepsi Responden Terhadap Ekosistem Rumput Laut

[image

Gambar

Gambar 2. Peta Zona Pemanfaatan Tradisional Taman Nasional Ujung Kulon
Table 1. Jenis Rumput Laut Dan Pemanfaatannya di Zona Pe-tan
Tabel 2. Kisaran Umur Responden di Lokasi Penelitian
Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden paling
+6

Referensi

Dokumen terkait

Key words : Finsler spaces, Finsler hypersurface, Conformal, C-conformal, Hyper- plane of 1 st. kind,

Sebab setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha mengalihkan (sebagian) beban pajak tersebut kepada konsumen, yaitu dengan jalan menawarkan harga jual yang lebih tinggi6.

Banten West Java Tourism Development Corporation sebagai badan usaha pengusul dan telah memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 39

humas untuk merumuskan strategi media relations yang lebih baik, melalui pembentukan hubungan antarpribadi dengan jurnalis yang didasari atas.

[r]

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode struktural sintesis analisis (SAS) terhadap peningkatan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas II SDN

Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Wamenkes RI) di Hari Osteoporosis Sedunia tahun 2012 mengatakan bahwa upaya pencegahan osteoporosis terutama dengan gaya

(2) Tanggung jawab pengampu/yang memperoleh hak/ahli waris untuk membayar ganti kerugian negara/daerah sebagaiman dimaksud pada ayat (1) menjadi hapus apabila dalam waktu 3