KERJA PRAKTEK
Nama : MARTHEN ANDRA RATTU
NIM : 09.51016.0026
Program Studi : DIV Komputer Multimedia
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER
SURABAYA
ii
PERAN (P.D) DALAM PROGRAM
BULETIN JATIM METRO TV JAWA TIMUR
Laporan Kerja Praktik Marthen Andra ini telah diperiksa, diuji, dan disetujui
Surabaya, 13 November 2012
Disetujui :
Dosen Pembimbing, Penyelia,
Thomas Hanandry, M.T. Wuriyanto
NIDN 0704078105
Mengetahui, Ketua Program Studi
iii
Televisi merupakan sebuah media komunikasi yang menyediakan berbagai
in-formasi, dan menyebarkan ke khalayak umum untuk memberikan
informasi-informasi penting dan dibutuhkan masyarakat.
Program Director (P.D)
merupakan pengarah sebuah acara dan memiliki
tanggung jawab penuh dalam acara tersebut, kelancaran acara dan kesusksesan acara
membutuhkan peran, tanggung jawab, dan tugas seorang
Program Director (P.D)
Program berita siap tayang Buletin Jatim Metro TV Jawa Timur tayang selama
satu jam setiap hari senin hingga jumat. Peran seorang
Program Director (P.D)
yang
akan diteliti dan diamati oleh penulis.
vi
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan masalah ... 3
1.4 Tujuan ... 3
1.5 Manfaat ... 3
1.6 Pelaksanaan ... 3
1.7 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Televisi ... 5
2.1.1 Karateristik Televisi ... 6
2.1.2 Stasiun Televisi ... 7
2.1.3 Perkembangan Televisi di Indonesia ... 8
2.2 Berita ... 12
2.2.1 Unsur-unsur Berita ... 12
vii
2.10.1 Detail Proses Perngerjaan Berita Buletin Jatim ... 25
viii
BAB V IMPLEMENTASI KARYA ... 44
5.1 Implementasi Karya ... 44
5.2 Peran dan Proses Program Director ... 44
5.3 Hasil Pasca Produksi Program Director ... 53
BAB VI PENUTUP ... 56
6.1 Simpulan ... 56
6.2 Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 58
ix
Gambar 5.2 Ruang Studio ... 45
Gambar 5.3 Ruang Control Room ... 46
Gambar 5.4 Audioman ... 47
Gambar 5.5 Rundown ... 47
Gambar 5.6 Rundown ... 48
Gambar 5.7 Switcher ... 49
Gambar 5.8 Switcher ... 49
Gambar 5.9 Operator Character Generator (C.G) ... 50
Gambar 5.10 Software Character Generator “VMP” ... 50
Gambar 5.11 Operator Playout ... 51
Gambar 5.12 Software Playout “MagicSoft Playout Client” ... 51
Gambar 5.13 Monitor Kamera 1 dan 2 ... 52
Gambar 5.14 Monitor Kamera 3 dan VTR ... 52
Gambar 5.15 Bumper In Buletin Jatim... 53
Gambar 5.16 Hasil Pasca Produksi Opening Segment 1 Berita Pertama... ... 54
Gambar 5.17 Hasil Pasca Produksi Segment 2 ... 54
Gambar 5.18 Hasil Pasca Produksi Segment 3 ... 55
x
Lampiran 2 Acuan Kerja ... 60
Lampiran 3 Garis Besar Rencana Mingguan ... 61
Lampiran 4 Log Harian dan Catatan Perubahan Acuan Kerja ... 62
Lampiran 5 Log Harian dan Catatan Perubahan Acuan Kerja ... 63
Lampiran 6 Kehadiran Kerja Praktik ... 64
Lampiran 7 Kehadiran Kerja Praktik ... 65
Lampiran 8 Kartu Bimbingan Kerja Praktik ... 66
1 1.1Latar Belakang
Media televisi pada saat ini sangat berkembang dengan cepat dan pesat.
Media televisi berita sangatlah bermanfaat bagi masyarakat pada,terutama pada
era globalisasi. Saat ini berita dibutuhkan masyarakat sebagai sumber informasi,
terutama masyarakat Jawa Timur. Sumber informasi yang diberikan kepada
masyarakat berupa kejadian-kejadian yang terjadi di area khususnya Jawa Timur.
Berita merupakan laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar,
menarik dan atau penting bagi sebagian besar masyarakat, melalui media yang
berupa seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet. Masyarakat
sendiri butuh informasi yang cepat, terpercaya, dan tentunya dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya, tentang kejadian yang terjadi di sekliling masyarakat.
Berita tidak hanya disampaikan secara tertulis saja saat ini. Berita juga
ditampilkan dan disajikan dalam televisi. Berita yang ditampilkan secara visual ini
memudahkan masyarakat lebih mengerti maksud dari cerita di dalam berita
tersebut. Visual berita biasanya dituangkan dalam media televisi. Kemajuan dalam
bidang teknologi komputer model infografis telah berperan sebagai pertumbuhan
dan pengembangan profesi dan keilmuan dalam menciptakan kreativitas visual.
Infografis sebagai lahan informasi yang dapat dikembangkan sebagai model
dalam menyajikan informasi kedalam bentuk visual, walaupun
bagian yang perlu diperhatikan pada masa kini dan kedepan, hal tersebut karena
media informasi akan terus berubah dan berkembang.
Dalam sebuah tayangan berita juga harus ada sebuah keselarasan atau
sebuah alur yang membuat penonton nyaman untuk melihat sebuah tanyangan
atau acara berita yang sedang ditanyangkan. Persiapan dan semua kendali , baik
itu angel camera , komposisi camera , audio , saluran telephone , karakter
generator semuanya hal yang berhubungan dengan siaran berita merupakan
tanggung jawab dan kontrol kendali tidak lepas dari peran seorang Program
Director
Director/Program di Amerika dikenal sebagai Program Director (P.D)
yang dapat didefinisikan sebagai seseorang yang mampu menyutradarai produksi
Drama atau Non Drama dengan Single atau Multi Camera untuk studio maupun
outdoor. Bila program acara diproduksi oleh stasiun televisi maupun production
house, seorang Program Director (P.D) merangkap sebagai Show Director dan
bertanggung jawab pada stage dan on-air.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut, bagaimana peran dan tugas seorang Program Director (P.D) dalam
pro-gram ” Buletin Jatim” Metro TV Jawa Timur sehingga bisa dapat memberikan
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, batasan masalahnya adalah sebagai
berikut:
1. Peran seorang Program Director (P.D) dalam program ” Buletin Jatim”
Metro TV Jawa Timur.
2. Tugas seorang Program Director (P.D) didalam Stasiun Televisi Metro TV
Jawa Timur.
1.4 Tujuan
Adapula tujuan yang ingin dicapai dalam Kerja Praktik dapat mengetahui
peran seorang Program Director (P.D) dalam program “ Buletin Jatim “ Metro
TV Jawa Timur
1.5Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam Kerja Praktik ini adalah mengetahu peran ,
tugas , dan tanggung jawab seorang Program Director (P.D) di dalam program “
Buletin Jatim “ Merto TV Jawa Timur.
1.6Pelaksanaan
KP ini dilaksanakan dalam periode 01 Agustus 2012 – 01 Oktober 2012,
diperusahaan PT. Media Lestari Satu (Metro TV Jatim) dalam bidang
1.7Sistematika Penulisan
Laporan kerja praktek ini dilampirkan dengan susunan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan, manfaat, pelaksanaan, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang program director serta gambaran
besar dalam peran program director (PD) dalam program Buletin Jatim Metro TV
Jawa Timur.
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang metodologi dan perancangan yang
dikerjakan dalam Kerja Praktik ini.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang sejarah singkat perusahaan, visi dan
misi perusahaan, serta logo dan makna dari perusahaan.
BAB V IMPLEMENTASI KARYA
Dalam bab ini merupakan implementasi karya yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya.
BAB VI PENUTUP
Dalam bab ini akan disampaikan simpulan serta saran oleh penulis sebagai
5 2.1 Televisi
Televisi merupakan sarana telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu layar hitam putih ataupun layar berwarna. Kata televisi adalah penggabungan dari kata tele ("jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat didefinisikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan. Televisi secara tidak formal dapat disebut dengan TV, tivi, teve, atau tipi. Dikutip dari Berkarier di Dunia Broadcast (Indah Rahmawati dan Dodoy Rusnandi, 2011: 3).
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa televisi merupakan sistem penyampaian informasi dalam bentuk audio dan visual. Jika media televisi dibandingkan dengan media radio, yang dimana radio hanya bisa menyampaikan informasi dalam bentuk audio, maka media televisi jauh lebih unggul karena khalayak umum dapat menyaksikan visual serta mendengarkan audio. Tetapi bukan berarti bahwa visual lebih penting daripada audio. Karena bila dalam suatu acara televisi khalayak umum hanya dapat menyaksikan visualnya saja tanpa mendengarkan audio atau sebaliknya, maka akan terjadi suatu kebosanan. Dalam Undang-Undang No. 32 Tentang Penyiaran tahun 2002, disebutkan bahwa:
“Media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan ber-kesinambungan.”
Dari pengertian mengenai televisi di atas jelas disebutkan bahwa televisi merupakan sebuah media informasi yang menyajikan sebuah tayangan yang bersifat audio visual. Untuk itulah audio dan visual dalam media telivisi harus saling melengkapi. Sehingga dalam proses siaran atau proses produksi sebuah acara televisi membutuhkan tempat atau lembaga penyiaran yang memiliki banyak sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dalam bidang penyiaran.
2.1.1 Karakteristik Televisi
Karakteristik televisi terbagi dalam beberapa hal dalam buku jurnalistik televisi karya Adi Badjuri (2010: 39-40) yaitu:
2. Mengutamakan kecepatan. 3. Bersifat sekilas.
4. Bersifat satu arah. 5. Daya jangkauan luas.
2.1.2 Stasiun Televisi
Stasiun televisi merupakan lembaga penyiaran atau tempat berkerja yang melibatkan banyak orang yang mempunyai kemampuan dan keahlian dalam bi-dang penyiaran. Dalam Morissan (2004: 9) dinyatakan bahwa:
“Stasiun Televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks yang melibatkan banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera, editor gambar, reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling berintraksi dan berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin”
Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa televisi sangat memiliki pengaruh yang besar terhadap terhadap stasiun, karena stasiun merupakan suatu tempat kerja atau kantor yang menghasilkan siaran yang sebaik mungkin, dengan melibatkan banyak orang dalam pengelolaan berita atau informasi yang akan di publikasikan.
dramatikal. Audio, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat, efektif. Visual lebih mengarah kepada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara, dan kualitas gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi di rumah-rumah. Dramatikal berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatikal yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat didefinisikan bahwa siaran televisi adalah suatu pemancar yang diproyeksikan melalui pendekatan sistem lensa, suara, dan menghasilkan gambar yang bergerak dan berisikan suatu informasi yang beranekaragam sehingga dapat diterima oleh setiap kalangan masyarakat, dan stasiun televisi yang pertama berdiri di Indonesia adalah TVRI. Siaran pertama dari stasiun televisi TVRI adalah siaran langsung upacara pembukaan SEA Games IV dari stadion utama Glora Bung Karno.
2.1.3Perkembangan Televisi di Indonesia
merupakan momen bersejarah. Menteri Penerangan atas nama pemerintah mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang Pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2T). Inilah cikal bakal berdirinya TVRI di Indonesia.
Tanggal 17 Agustus 1962, Televisi negara yang kemudian berganti nama menjadi TVRI mulai melakukan siarannya untuk kali yang pertama. Siaran pertamanya tersebut merupakan siaran percobaan dari halaman Istana Merdeka Jakarta yang meliput acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ke-17.
Baru pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI melakukan siaran secara resmi dengan menyiarkan secara langsung upacara pembukaan SEA Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno. TVRI kemudian disempurnakan badan hukumnya oleh negara dengan menerbitkan Keppres No. 215/1963 tentang Pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI, tanggal 20 Oktober 1963.
Di akhir ’80-an, ketika projek modernisasi yang diterapkan rezim mulai menampakkan hasil, di Indonesia mulai banyak anggota masyarakat yang terdidik, hal ini telah memunculkan lapisan baru di masyarakat Indonesia, yakni kelas menengah. Kelas ini mulai merasa jenuh dengan tayangan yang diproduksi TVRI yang menjadi partisan rezim. Kelas ini mulai menuntut keberagaman isi. Pemerintah mengakomodasi keinginan publik yang disuarakan kelas menengah ini. Pada 28 Oktober 1987, pemerintah melalui Departemen Penerangan c.q. Direktur Televisi/Direktur Yayasan TVRI memberikan izin prinsip kepada RCTI untuk memulai siaran dengan No. 557/DIR/TV/1987. Itu pun harus menggunakan dekoder. Baru pada 1 Agustus 1990 dengan izin prinsip Dirjen RTF No. 1217D/RTF/K/VIII/1990, RCTI bersiaran tanpa dekoder.
Di Surabaya, pemerintah juga memberi izin kepada SCTV. Izin prinsip kepada SCTV diberikan Departemen Penerangan c.q. Dirjen RTF dengan No. 415/RTF/IX/1989. Pemerintah juga memberikan izin kepada TPI pada 1 Agustus 1990 dengan izin siaran nasional. Izin prinsipnya dikeluarkan Departemen Penerangan c.q. Dirjen RTF dengan No. 1271B/RTF/K/VIII/1990. TPI dalam memancarluaskan siarannya memanfaatkan antena transmisi dan fasilitas yang dimiliki TVRI di daerah. Itu karena TPI merupakan TV yang dikelola Siti Hardiyanti Rukmana atau biasa disapa Mbak Tutut.
Sementara itu, Indosiar mengudara dengan izin prinsip dari Departemen Penerangan c.q. Dirjen RTF dengan No. 208/RTF/K/I/1993, sebagai penyesuaian atas izin prinsip pendirian No. 1340/RTF/K/VI/1992, tanggal 19 Juni 1992. Sehingga pada 1992, ada lima TV yang bersiaran nasional. Barulah pada 1998 pemerintah melalui Keputusan Menteri Penerangan No. 384/SK/Menpen/1998 mengizinkan berdirinya lima TV baru, yakni Metro TV, Lativi, TV7, Trans TV, dan Global TV.
Walaupun pemerintah mengizinkan pendirian TV swasta, bukan berarti siapa pun dibebaskan untuk memilikinya. Yang bisa menjadi pemilik TV tetaplah mereka yang menjadi bagian dari klik kekuasaan. Barulah ketika reformasi terjadi di Indonesia pada 1998, benteng pertahanan rezim jebol. TV beramai-ramai menyuarakan aspirasi masyarakat dan menguliti kebusukan rezim.
2.2 Berita
Menurut J.B Wahyudi (penulis buku komunikasi jurnalistik) berita adalah sebuah uraian tentang fakta dan atau pendapat yang mengandung nilai berita dan yang sudah disajikan melalui media massa periodik.
2.2.1 Unsur-Unsur Berita
Sebuah berita bisa dikatakan layak apa bila berita-berita tersebut memenuhi unsur-unsur dalam berita. Unsur-unsur berita tersebut antara lain seperti:
1. Berita harus akurat
Akurasi yang dimaksud dengan akurasi ialah sebuah berita dimulai dari kecermatan terhadap penulisan ejaan nama, angka, tanggal dan usia. Serta disiplin bagi seorang wartawan/ reporter untuk senantiasa melakukan recheck atas keterangan dan fakta yang ditemuinya. Audiens biasanya sangat memerhatikan soal akurasi. Kredibilitas sebuah media sangat ditentukan oleh akurasi beritanya sebagai konsekwensi dari kehati – hatian wartawannya dalam membuat berita.
2. Berita harus lengkap, adil dan berimbang
3. Berita harus objektif
Objektif dalam berita berarti bahwa berita yang dibuat itu selaras dengan kenyataan, tidak berat sebelah dan bebas dari prasangka. Memang untuk bersikap objektif dalam penulisan berita hampir tidak mungkin, sangatlah sulit bagi seorang wartawan untuk bisa bersikap seperti itu, karena latar belakang pengetahuannya.
4. Berita harus ringkas dan jelas
Berita-berita yang disajikan haruslah dapat dicerna dengan cepat, artinya masyarakat tidak perlu lama-lama berfikir untuk memahami apa yang disajikan oleh berita itu. Berita-berita yang disajikan tidak perlu seperti menulis sebuah puisi atau karya sastra yang menggunakan bahasa yang berelok-elok.
5. Berita harus hangat
2.2.2 Proses Meliput Berita
Salah satu pilar yang menentukan kualitas suatu tayangan program acara berita tersebut adalah bagaimana sebuah tayangan itu dikemas melalui sebuah proses produksi berita terbaik,melalui tahapan rapat redaksi.
1. Rapat Redaksi
Rapat Redaksi merupakan rapat yang dihadiri oleh para anggota mulai dari struktur tertinggi di pemberitaan dalam hal ini pemimpin redaksi atau yang mewakili, jajaran eksekutif produser/ senior produser/ produser/ koordinator baik di tingkat peliputan maupun produksi berita, serta staff produksi maupun sekretariatan. Rapat Redaksi dibagi menjadi tiga hal:
a. Rapat Proyeksi
Dalam rapat proyeksi dihasilkan sebuah keputusan tentang tema-tema secara garis besar atau tema-tema yang akan dikerjakan yang kemudian dilanjutkan dengan penugasan kepada reporter-kameraman dengan koordinasi kepada koordinator peliputan.
b. Rapat Budgeting
Dalam rapat budgeting dihasilkan materi-materi kuat, yang akan disam-paikan untuk program acara, dalam rangka penyusunan run down atau susunan acara.
c. Rapat Produksi.
Over+Sound On Tape), SOT (Sound On Tape), PKG (Package), atau LOT (live on tape).
2. Meliput Berita
Salah satu tugas dari reporter atau wartawan berita selain meliput berita ada-lah mencari informasi-informasi yang berisi tentang peristiwa atau kejadian yang sedang terjadi. Untuk itulah seorang reporter atau wartawan harus mengerti bagaimana mendapatkan informasi berita. Berikut ini merupakan beberapa cara mendapatkan informasi berita:
a. Jadwal acara pejabat/lembaga
Setiap pejabat tinggi mulai presiden sampai dengan para menteri dan dibawahnya memiliki jadwal acara yang sudah disusun. Rapat kabinet misalnya biasa berlangsung hari Rabu untuk Polkam dan Sosial untuk
dengan musibah atau keberhasilan seseorang/lembaga. Peringatan Tsunami Aceh, misalnya, merupakan momentum penting dalam kajian pemulihan wilayah bencana dan penanganan pengungsi.
c. Rapat-rapat di DPR
Agenda pertemuan DPR biasanya sudah relatif ajeg. Wartawan bisa mendapatkannya di bagian Humas. Sidang komisi apakah terbuka atau tertutup sudah jelas juga. Siapa yang datang juga menjadi pengetahuan umum kalangan di DPR/MPR. Karena mitranya pemerintah, setiap isu yang sedang hangat bisa direkam dari ruangan dan koridor DPR.
d. Sidang pengadilan
Sidang pengadilan juga bisa dilacak di jadwal sidang. Sidang pembukaan dan pembacaan vonis merupakan peristiwa sangat penting, apalagi melibatkan tokoh besar dan terkenal. Pengadilan merupakan sumber berita yang kaya bagi semua media massa. Kisah kegembiraan dan kesedihan serta ketidakpuasan bisa terpancar setelah vonis dibacakan. e. Sidang penyidikan polisi
Pemeriksaan polisi terhadap seseorang yang disangka terlibat dalam kejahatan dan korupsi sering menjadi perhatian masyarakat. Ketika tersangka atau saksi datang dan keluarga bisa menjadi sebuah peristiwa menarik
f. Acara Musik dan Seni/Budaya
penting bagi jurnalis. Dari kajian dan apresiasi seni ini banyak melahirkan karya liputan yang menyedot perhatian.
g. Peristiwa Olahraga
Berita yang tidak kalah menariknya adalah yang berasal dari peristiwa dan kegiatan olahraga. Berita olahraga tidak hanya diliput dari dalam negeri tetapi yang populer juga berita olahraga dari luar negeri. Tokoh dan prestasi olahraga menjadi sumber inspirasi penting bagi pemirsa pecinta berita olah raga.
h. Tindak kriminal
Banyak peristiwa kriminal menjadi berita utama di dalam media massa. Tindakan kriminal ini biasanya berasal dari sumber informasi polisi atau masyarakat. Jika wartawan sudah memiliki kontak dengan kepolisian atau sumber tertentu, maka dengan mudah menjaring peristiwa yang muncul. Namun demikian kadang-kadang tindak kriminal ini menjadi berita juga karena informasi berantai dari satu media ke media lain. Artinya, jika radio menemukan insiden pembunuhan sadis di sebuah pasar maka setiap media akan segera datang untuk meliputnya.
i. Kecelakaan/Kebakaran
j. Peristiwa internasional
Perang dan diplomasi di bagian dunia lain bisa menjadi berita setiap media. Sumber utama liputan peristiwa di mancanegara adalah kantor berita. Setidaknya ada kantor berita Reuters, AFP(Asosiation for press) dan AP(asosiation photographer) yang meliput peristiwa penting dunia dengan hitungan detik dan menit. Setiap lembaga media besar biasanya berlangganan berita dari kantor berita ini sehingga bisa memonitor perkembangan internasional. Bahkan berita olahraga, seni budaya dan berita lainnya bisa disimak melalui kantor berita ini.
k. Berita ekonomi dan perdagangan
Sudah barang tentu perkembangan pasar menjadi fokus perhatian hampir semua media. Musim panen, fluktuasi mata uang dan juga persediaan beras atau gula menjadi berita utama. Kalangan media biasanya terjun ke pasar atau ke bursa saham untuk mengetahui bagaimana perkembangan bisnis disana. Bisa pula mengikuti para pengusaha dalam mengkaji perkembangan eksport dan import. Berita ekonomi menjadi sangat penting jika kondisi ekonomi rawan.
l. Kuliner/Product Home Industri
news). Kalo satu berita harian umumnya berdurasi 2-3 menit, satu berita soft news bisa mencapai 3-4 menit.
m. Wisata/Jalan-jalan
Berita wisata termasuk jenis features news. Kehadirannya memiliki peran yang sama dengan soft news. Karena durasinya lebih panjang antara 5-6 menit untuk harian dan ada yang max. 25 menit maka berita paket wisata/jalan-jalan bisa berdiri sendiri menjadi sebuah program berita tayangan televisi.
n. Investigasi
Berita yang dibocorkan oleh kalangan yang tidak puas dalam transaksi bisnis, atau berita korupsi di sebuah lembaga karena ada pihak yang dirugikan akan merupakan sasaran empuk untuk peliputan. Sumber berita bisa dilindungi namun faktanya bisa dicek di lapangan. Bocoran berita dari seseorang atau sejumlah orang ini kadang-kadang menjadi berita besar yang mengguncangkan sebuah negara. Jadi biasanya dengan mengendus bocoran yang sampai ke media seorang editor senior bisa mengetahui bobot berita ini.
o. Profile/Personalize
Tentu masih banyak cara jurnalis untuk mendapatkan informasi berita. Namun beberapa poin tersebut mungkin dapat memberikan gambaran bahwa tidak mudah dan tidak pula sulit untuk mendapatkan informasi berita setiap hari. Kadang-kadang media massa akan kebanjiran berita sehingga perlu disaring menurut prioritas. Tidak jarang pula membuang berita yang telah diliput dengan bersusah payah.
Dalam sebuah liputan terkadang reporter atau wartawan juga harus melakukan sebuah wawancara. Wawancara merupakan salah satu pekerjaan berat seorang jurnalis televisi karena reporter atau wartawan harus mengejar nara sumber/sumber berita. Sumber berita ini bisa seorang pejabat tinggi, menengah, rendah atau seorang pengusaha atau seorang warga biasa. Bisa pula seorang tokoh oposisi yang dicari pihak berwenang atau anggota kelompok perlawanan. Bisa juga nara sumber yang diburu tengah ada di dalam negeri atau sedang berada di luar negeri. Nara sumber juga bisa seorang buronan kelas kakap atau kelas teri. Semuanya berharga sebagai sumber berita.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam menggali nara sumber. a. Menghubungi langsung.
dengan baik sehingga akan menguntungkan nara sumber jika berbicara kepada seorang jurnalis. Jika komunikasi bisa tersambung lewat SMS, email atau telepon, maka seni berkomunikasi seorang jurnalis dengan nara sumber itu menjadi salah satu kunci penting.
b. Menghubungi kalangan terdekat nara sumber.
Jika nara sumber itu sulit ditembus, salah satu cara termudah menghubungi orang terdekatnya. Bisa sekretaris, ajudan, saudaranya, istrinya atau rekan dekat kerjanya. Atau bisa pula atasan dan bawahannya. Mencari sumber antara untuk menjangkau nara sumber utama adalah cara yang sering dilakukan. Saat Anwar Ibrahim dipecat Perdana Menteri Mahathir dari kedudukan Deputi PM, salah satu cara mendekatinya di Kuala Lumpur adalah mengontak orang-orang yang dianggap dekat.
c. Mengejar langsung nara sumber.
Jika nara sumber sulit dihubungi lewat telepon, cara yang bisa dilakukan adalah mencari informasi dimana berada. Lalu datangi tempat itu. Jika sedang berbicara di depan umum, tunggu dan utarakan niat mendatanginya. Jika dalam pertemuan tertutup tunggu di depan pintu ruang pertemuan. Ekstrimnya jika nara sumber berada di hutan, maka datang saja ke hutan.
d. Jika sekali gagal, coba lagi.
untuk menelepon atau menghubunginya lewat ajudan dan koleganya, siapa tahu bisa tembus. Salah seorang jurnalis senior pernah menceritakan pengalamannya dalam menghubungi Marzuki Darusman ketika Menjadi Jaksa Agung saat kasus mantan Presiden Soeharto akan diajukan ke pengadilan, memerlukan waktu menghubungi lewat ajudan dan telepon genggamnya lebih dari dua jam. Akhirnya menjelang jam 11.00 malam, beliau menyanggupi menjawab pertanyaan setelah rapat kabinet dan kerjanya usai.
2.3 Program Director (P.D)
Program Director (P.D), adalah salah satu profesi yang cukup menjadi perhatian dalam dunia Penyiaran Televisi. Orang yang menjadi Program Director (P.D) ini dapat menjadi penentu arah produksi yang sedang ditangani atau dapat juga disebut sebagai komandan atau pemimpin produksi acara sebuah televisi. Karena mengatur segala sesuatu yang ada dalam sebuah produksi acara televisi , maka orang yang menduduki jabatan ini haruslah memiliki kompetensi atau kriteria yang menjadikannya memang patut untuk menjadi komandan atau pemimpin.
2.3.1 Peran Program Director (P.D)
pengarah program , dimana baik itu di dalam studio dan di balik studio. Segala hal yang berhubungan dengan acara produksi Program Director (P.D) yang bertanggung jawab penuh dalam kelancaran sebuah program yang sedang berjalan baik.
2.4 Editor
Editor adalah orang yang bertugas untuk menyeleksi, memadukan gambar dan suara sesuai dengan shooting script, agar gambar dan suara menjadi sinkron dan menjadi suatu kesatuan paket acara sesuai dengan yang dikehendaki naskah.
2.5 Technical Director
Technical Director adalah seorang yang bertanggungjawab penuh dalam memperiapkan segala peralatan dan tenaga teknik yang diperlukan dalam setiap produksi acara siaran TV.
2.6 Floor Director
Floor Director biasanya dirangkap oleh Assistant Director yang merupakan wakil Pengarah Acara si dalam studio., di mana Floor Director akan bertindak sebagai penghubung dalam menyampaikan pesan - pesanProgran Director (P.D)
2.7 Lighting Director
Lighting Director adalah orang yang bertanggung jawab terhadap tata cahaya siaran TV di studio baik secara artistik mamupun keadaan natural sesuai dengan tuntutan naskah.
2.8 Audio Technical (Penata Suara)
Penata Suara bertugas sebagai teknisi yang mempunyai profesi khusus mengatur perimbangan suara dari berbagai sumber, dengan cara melakukan perekayasaan dalam penempatan mikrofon dan mengatur level suara siaran TV melalui peralatan audio sistem.
2.9 Camera Operation
Camera Operator adalah orang yang mengoperasikan kamera guna menghasilkan gambar sesuai dengan perintah Pengarah Acara. Seorang kamerawan adalah tangan kanan Pengarah Acara, karena harus selalu berhubungan agar memudahkan untuk menginterpretasikan rasa seni yang dimiliki oleh seorang kamerawan.
2.10 Buletin Jatim
Dalam berita Buletin Jatim berita yang ditayangkan 10 hingga 12 berita pada 30 menit pertama. Pada program Jurnal pagi 30 menit pertama merupakan tayangan berita-berita yang terbaru dan bebobot, sedangkan pada 30 menit berikutnya maka berita jurnal pagi berganti menjadi program dialog Titik Tengah dimana pada program Titik Tengah dihadirkan satu hingga beberapa nara sumber untuk berdialog seputar berita terbaru atau sebuah polemik yang terjadi di dalam masyarakat dan menggundang nara sumber untuk berdiskusi dan mencari solusi untuk masalah atau polemik tersebut. Dalam sebuah program berita dipegang oleh seorang editor yang merangkap sebagai PD yang mengatur jalannya sebuah acara program. Penulis mengangkat program berita jurnal pagi karena pada program berita jurnal pagi berita-berita baru yang ditayangkan merupakan berita baru dan masih belum banyak ditonton dan didengar oleh para penonton. Demikian penulis mengangkat program buletin jatim sebagai topik atau judul dalam pembuatan laporan ini.
2.10.1 Detail Proses Pengerjaan Berita Buletin Jatim
Ruang lingkup dari penyusunan kerja dapat dikelompokkan dalam tiga jenis tahap yaitu :
1. Tahap Pra produksi
pengambilan sebuah narasi yang akan dijadikan berita siap tayang maka akan dilakukan proses pengambilan V.O terlebih dahulu, dalam pengambilan V.O bisa dilakukan oleh editor itu sendiri atau dengan editor yang lain. Proses V.O dilakukan oleh 2 orang, 1 editor dan 1 presenter yang mengisi V.O tersebut.
2. Tahap Produksi
Dalam tahap produksi penulis narasi langsung melakukan editing gambar dan suara, disini penulis dituntut cepat dalam melakukan editing, karena berita yang diperoleh kurang lebih 2 jam sebelum berita itu tayang. Sehingga penu-lis harus benar-benar cepat dalam melakukan editing.
3. Tahap Pasca Produksi
27
Metodologi dan Perancangan Karya dalam halaman ini, penulis akan
membahas tentang eran seorang Program Director (P.D) dalam Program Buletin
Jatim Metro TV Jawa Timur.
3.1 Metodologi
Metodologi yang akan digunakan adalah metode kualitatif. Metode
Kuali-tatif sangat memperhatikan proses, peristiwa, dan otentitas. Peneliti KualiKuali-tatif
bi-asanya terlibat dalam interaksi dengan realitas yang ditelitinya. Peneliti kualitatif memandang realitas merupakan hasil rekonstruksi oleh individu yang terlibat
da-lam situasi sosial.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Secara garis beras, pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik:
1. Wawancara,
Wawancara merupakan proses interaksi atau komunikasi secara langsung
an-tara pewancara dengan responden. Data yang dikumpulkan dapat bersifat:
a. Fakta, misalnya umur, pendidikan, pekerjaan, penyakit yang pernah
di-derita;
b. Sikap, misalnya sikap terhadap pembuatan jamban keluarga, penyuluhan
c. Pendapat, misalnya pendapat tentang pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh bidan di desa;
d. Keinginan, misalnya pelayanan kesehatan yang diinginkan;
e. Pengalaman, misalnya pengalaman waktu terjadi wabah kolera yang
melanda daerah mereka.
2. Observasi,
Obervasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
menggunakan pertolongan indra mata. Teknik ini bermanfaat untuk:
a. Mengurangi jumlah pertanyaan, misalnya pertanyaan tentang kebersihan
rumah tidak perlu ditanyakan, tetapi cukup dilakukan observasi oleh
pewancara;
b. Mengukur kebenaran jawaban pada wawancara, misalnya, pertanyaan
ten-tang kualitas air minum yang digunakan oleh responden dapat dinilai
dengan melakukan observasi langsung pada sumber air yang dimaksud.
c. Untuk memperoleh data yang tidak dapat diperoleh dengan cara
wa-wancara atau angket, misalnya, pengamatan terhadap prosedur tetap dalam
suatu pelayanan kesehatan.
Macam-macam observasi:
a. Observasi partisipasi lengkap, yaitu mengadakan observasi dengan
cara mengikuti seluruh kehidupan responden. Cara ini banyak
b. Observasi partisipasi sebagian, yaitu mengadakan observasi dengan
cara mengikuti sebagian dari kehidupan responden sesuai dengan data
yang diinginkan. Misalnya, penelitian tentang gizi dan ingin
menge-tahui menu makanan sehari-hari yang dimakan responden dilakukan
dengan makan bersama dan mengadakan observasi untuk menilai
menu makanan yang disajikan.
c. Observasi tanpa partisipasi, yaitu mengadakan observasi tanpa ikut
dalam kehidupan responden. Misalnya, untuk mengamati prosedur
tetap pemasangan IUD yang dilakukan oleh bidan.
3. Pemeriksaan.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik pemeriksaan.
Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa:
a. Pemeriksaan laboratorium;
b. Pemeriksaan fisik, dan
c. Pemeriksaan radiologis.
3.3 Analisa Data
Menurut Syafrizal Helmi Situmorang dalam bukunya Analisis Data (2010:
9) analisis data bertujuan dalam menyusun sebuah data dalam cara yang bermakna
sehingga mudah untuk dipahami. Diketahui bahwa para peneliti berpendapat
menganalisis, dan menginterpretasikan data. Oleh karena itu sebuah analisis data
dalam sebuah penelitian disesuaikan oleh bentuk dari tujuan penelitian.
3.4 Peran Program Director (P.D)
Seorang Program Director (P.D) bisa juga disebut sebagai pengarah acara
atau orang yang mengatur jalannya sebuah acara pada suatu program TV. Dalam
hal ini seorang Program Director (P.D) dituntut memiliki memiliki sikap yang
tegas dan dapat memimpin sebuah team produksinya. Seorang Program Director
(P.D) Metro TV Jawa Timur juga dituntun demikian, karena seoarang Program
Director (P.D) Metro TV Jatim tidak hanya semata-mata menjadi seorang
Program Director (P.D), tetapi juga merangkap sebagai editor. Sebagai seorang
Program Director (P.D) juga dituntut memiliki dan memahami Standart
Operation dalam sebuah program acara berita. Segala hal di dalam studio dan
control room tidak lepas dari peran dari Program Director (P.D) untuk mengecek
dan mengoreksi baik itu audio, lighting, posisi kamera, setting Panggung semua
merupakan tanggung jawab dari Program Director. Dalam mengatur atau menata
gambar seorang Program Director (P.D) menggunakan alat yang disebut switcher
yang dimana terhubung dengan kamera, Character Generator, Playout, Satelite
Receiver sehingga Program Director (P.D) dapat memilah dan
mengkomposisikan suatu program berita dengan semenarik mungkin sehingga
3.5 Pra Produksi
Dalam proses pra produksi di Metro TV, pertama–tama akan diadakan rapat
redaksi dimana akan menentukan tema yang akan dibahas untuk Program Dialog
Titik Tengah dan juga jadwal-jadwal liputan yang ingin diulas dan dijadikan
sebuah berita atau informasi kepada penonton. Program Director (P.D) juga
berperan aktif dalam repat redaksi yang diadakan. Setelah rapat redaksi dan telah
disetujui oleh produser program acara. Setelah itu Program Director (P.D)
menunggu hasil liputan dan berita-berita yang telah diliput oleh
kontributor-kontribuor untuk di edit oleh editor yang juga merangkap sebagai Program
Director (P.D) sehingga siap untuk dijadikan sebuah berita.
3.6 Produksi
Program Director (P.D) di Metro TV Jawa Timur juga merangkap sebagai
editor news. Editor memiliki tugas untuk memilih gambar yang layak atau dengan
kata lain menyunting gambar yang sesuai dengan pokok berita yang telah
diberikan. Sebelum mengedit suatu berita, seorang editor akan menerima sebuah
rundown, dimana rundown itu berfungsi sebagai urutan-urutan berita yang harus
di edit dan akan menjadi berita yang akan ditampilkan nantinya. Biasanya editor
mulai bekerja 2 jam sebelum program berlangsung, ini dikarenakan tidak semua
berita yang akan di edit telah datang semuanya siap untuk di edit, karena ada juga
berita yang tiba-tiba harus di edit karena berita tersebut merupakan berita yang
kebakaran, kecelakaan, bencana alam, atau perampokan yang bisa terjadi kapan
saja. Jika memungkinkan dan kontributor yang meliputnya secara cepat mengirim
berita maka ada kemungkinan berita tersebut akan tayang dan harus segera di edit.
Biasanya berita yang ditayangkan merupakan berita yang benar-benar penting dan
perlu di ketahui oleh masyarakat atau penonton.
Setelah proses edit, Program Director (P.D) akan diberikan rundown
program acara dimana di dalam rundown tersebut terdapat urutan-urutan berita
yang akan ditampilkan dan seorang Program Director (P.D) yang akan
mengendalikan jalannya berita dari ruang Control Room. Sebelum program acara
dimulai Program Director (P.D) pertama-tama yang akan dilakukan adalah
memerintahkan cameraman untuk melakukan white balance, disini kamera akan
diarahkan kepada sebuah steorofoam yang diletakkan di atas meja dan selanjutnya
cameraman bertugas untuk mengarahkan kamera ke arah steorofoam tersebut dan
melakukan zoom in ke arah titik di steorofoam tersebut. Setelah itu barulah tugas
seorang Program Director (P.D) untuk mengatur white balance camera di dalam
control room.
Selanjutnya yang harus dilakukan oleh Program Director (P.D) adalah
mengatur komposisi camera. Studio Metro TV Jatim memiliki 3 buah kamera
dimana masing-masing memiliki tugas masing-masing untuk mengambil gambar
dengan sudut padang yang berbeda. Kamera 1 merupakan kamera utama (master)
yang bertugas untuk mengambil sudut pandang medium shoot. Kamera 2 pada
program Buletin Jatim tidak digunakan yang digunakan adalah kamera 3, dimana
diambil dari kamera 3 akan di gunakan atau dipilih oleh Program Director (P.D)
untuk ditampilkan pada saat sebelum comercial break adan closing segment.
Proses produksi di Metro TV Jatim peran seorang Program Director (P.D)
sangat penting. Seorang Program Director (P.D) memegang kendali dan
bertanggung jawab penuh dalam kelancaran acara yang sedang berlangsung secara
live (langsung). Switcher adalah alat kendali dari seorag Program Director (P.D),
swicther memiliki input yang terhubung dengan 3 kamera yang terdapat di studio,
playout, character generator , dan satelite receiver untuk kemudian di tayangkan
ke televisi secara live (langsung). Playout akan menampilakan hasil dari gabungan
3 kamera di studio, character generator, dan juga satelite receiver. Character
generator merupakan sebuah grafis text yang juga terhubung oleh switcher.
Satelite recevier merupakan alat untuk menerima sebuah data yang berupa video
melalu satelit.
Selain swicther seorang Program Director (P.D) juga terhubung dengan
MCR, (Master Control Room), cameraman yang berada di studio menggunkan
bellpack untuk berkomunikasi antara cameraman dan Program Director (P.D)
agar cameraman dapat melakukan sudut pandang dan komposisi apa yang
dikehendaki atau diinginkan oleh Program Director (P.D). Sebelum bertugas
seorang Program Diretor (P.D) akan diberi sebuah rundown. Rundown tersebut
berisi tentang urutan-urutan berita yang harus ditayangkan, tidak semua berita
3.7 Pasca Produksi
Pasca produksi dilakukan setelah pra dan produksi terlaksanakan. Setelah
semua produksi dilakukan, selanjutnya menindaklanjuti hasil dari produksi kita.
Televisi penyiaran memiliki rating. Dalam lembaga televisi, acara akan
dievaluasi, diuji coba/ditanggapi oleh para informer. Dalam sebuah pasca
produksi sebuah berita kepala editor akan men-cek ulang hasil dari editor news,
berita-berita yang sekiranya belum layak tampil akan direvisi ulang untuk
dilakukan pembetulan lagi. Berita-berita yang belum layak akan dikembalikan
pada editor dan diberitahu oleh kepala editor letak kesalahan dari berita yang telah
di edit oleh editor. Sedangkan berita yang sudah fix/layak tayang, maka akan
langsung dikirim ke komputer pusat untuk dipersiapkan tampil sesuai dengan jam
program-program acara yang ditentukan pula.
Dalam hal ini kepala editor bertanggung jawab penuh dengan bawahannya,
sehingga apabila terjadi kesalahan maka yang akan terkena imbas atau teguran
ialah kepala editor. Tanggung jawab dan ketelitian tetap harus dilakukan terus
35 4.1 Profil Umum Perusahaan
Metro TV merupakan salah satu stasiun telvisi nasional yang ada di Indone-sia, berikut ini adalah profil perusahaan:
Nama Perusahaan : PT. Media Televisi Lestari Satu (Metro TV) Alamat : JL. Ketampon Ruko Bintoro Kav. 118-123 Telepon : (031) 5620971 (Hunting)
Fax : (031) 5620991 (General) (031) 5623120 (Redaksi)
Email : [email protected]
Website : www.metrotvnews.com
Slogan : METRO TV Knowledge To Elevate
4.2Sejarah umum tentang berdirinya Metro TV
dalam bentuk siaran uji coba di 7 kota. Pada awalnya hanya bersiaran 12 jam sehari, sejak tanggal 1 april 2001, Metro TV mulai bersiaran 24 jam.
Metro TV merupakan sebuah stasiun TV yang focus pada berita. Tetapi selain bermuatan berita, Metro TV juga menayangkan beragam program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum, seni dan budaya serta laiinya, guna mencerdaskan bangsa. Metro TV terdiri dari 70% berita yang ditayangkan dalam 3 bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan Mandarin, ditambah dengan 30% program non berita yang edukatif.
Metro TV telah disiarkan di 280 kota yang tersebar di Indonesia, yang dipancarkan dari 25 transmisi, dan salah satunya berada di Jawa Timur. Selain menampilkan siaran dari Metro TV Jakarta, Metro TV jawa timur saat ini telah melakukan siaran local, dengan menyajikan berita seputar Jawa Timur. Pada mulanya Metro TV Jawa Timur merupakan Metro TV biro Surabaya. Seiring dengan pesatnya kebutuhan akan informasi terutama bagi masyarakat Jawa Timur, Metro TV biro Surabaya kemudian diubah menjadi stasiun Metro TV Jawa Timur. Metro TV Jawa Timur merupakan stasiun Televise berita di Jawa Timur yang awalnya merupakan kantor biro Metro TV untuk wilayah di Jawa Timur. Dengan pesatnya kebutuhan masyarakat akan informasi, terutama bagi masyarakat Jawa Timur. Metro TV biro Jawa Timur diubah menjadi stasiun Televise local yaitu Metro TV Jawa Timur yang menyajikan berita-berita seputar Jawa Timur.
Metro TV Jawa Timur hadir dengan suguhan program yang memiliki kedekatan dengan kehidupan masyarakat Jawa Timur. Metro TV Jawa Timur menyajikan berbagai informasi yang diharapkan mampu meningkatkan perkembangan potensi Jawa Timur di berbagai bidang.
4.3 Latar Belakang Perusahaan
Secara umum media massa mempunyai empat fungsi, yaitu educate, entertaint, informative dan social control. Semuanya dilakukan untuk meningkatkan integritas bangsa dan juga memperkaya wawasan generasi muda akan perkembangan dunia yang semakin cepat. Dengan demikian diharapkan generasi penerus akan menjadi generasi penerus yang mempunyai pengetahuan luas, demokratis, adil dan sejahtera.
Kemajuan di bidang teknologi membawa dampak positif dan negatif terhadap perkembangan jati diri generasi muda. Positifnya adalah generasi muda mampu mengetahui perkembangan dunia dengan sangat mudah, yaitu dengan menyaksikan siaran televisi melalui program yang ditayangkan. Negatifnya adalah kurangnya filter dan juga pengawas yang bisa menyaring informasi apa saja yang bisa diterima oleh generasi muda.
Hal-hal tersebut diatas menjadi landasan pemikiran untuk menciptakan media komunikasi dan informasi yang cepat, aktual, dan terpercaya. Dengan mengangkat sisi kedekatan dan juga budaya khas wilayah Jawa Timur, Metro TV Jatim hadir di tengah masyarakat Jatim dengan program acara yang diharapkan mampu untuk mengeksplorasi kebudayaan khas Jawa Timur, serta mampu membentuk generasi muda yang beriman, berakhlak, dan memiliki jati diri tanpa mengesampingkan
modernisasi dan kemajuan di bidang teknologi dan informasi.
4.4 Program Acara Metro TV Jawa Timur
Program acara yang ditayangkan di Metro TV Jatim antara lain:
1. “Jurnal Pagi” adalah program berita di pagi hari yang mampu menambah wawasan dan pengetahuan seputar Jawa Timur. “Jurnal Pagi” tayang setap Senin – Jumat mulai pukul 09.00 – 10.00 WIB.
2. “Buletin Jatim” tayang setap Senin – Jumat mulai pukul 16.00 – 16.30 WIB. Merupakan acara berita yang ditayangkan di sore hari dan memberikan berita seputar peristiwa yang terjadi di Jawa Timur.
3. “Titik Tengah” merupakan program talkshow yang hadir setiap hari Senin – Kamis pukul 16.30 – 17.00 WIB. Program talkshow ini menghadirkan nara-sumber yang memang ahli di bidangnya. Tema yang diangkat di program
“Titik Tengah” adalah tema yang up to date dan sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat.
Program “Traveler” berisikan tayangan saat presenter sedang mengunjungi sebuah lokasi wisata serta kebudayaan di wilayah Jawa Timur.
4.5 Proses Penyiaran Metro TV Jawa Timur
Dalam proses penyiaran berita di Metro TV jatim alur dalam bekerja men-cari berita adalah dengan adanya liputan. Liputan dilakukan oleh reporter dan con-tributor yang sudah ditugaskan. Hasil liputan tersebut akan dipilah – pilah oleh produser untuk dijadikan sebuah berita siap tayang. Semuanya diperlukan adanya koordinasi antar produser dalam memilih berita siap tayang.
Dalam proses penyiaran ini penulis berperan untuk membantu proses jalannya berita siap tayang. Penulis bekerja berdasarkan jobdesc yang sudah ditentukan. Jobdesc yang dijalankan oleh penulis adalah CG atau yang disebut
Character Generator. Penulis berkerja dalam program acara Jurnal Pagi setiap hari senin – jumat pukul 09.00 – 10.00.
4.6 Visi dan Misi
4.6.1 VISI
4.6.2 MISI
Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai – nilai demokrasi.
1. Menjadikan televisi paling cepat, cerdas, dan akurat yang ada di indonesia. 2. Menjadi satu–satunya televisi berita di indonesia yang dapat membesarkan
reputasi Indonesia di mata Internasional.
3. Membantu Indonesia mendidik masyarakat melalui program–program aktual, dan informative baik di bidang politik, ekonomi, seni budaya, hukum, serta nilai- nilai moral.
4.7 Logo dan Makna
Logo Metro TV Jatim dirancang sama dengan logo Metro TV, hanya saja yang membedakan adalah adanya tambahan tulisan “JAWA TIMUR” di bagian kiri bawah. Logo ini tampil dalam citraan tipografis sekaligus citraan gambar. Komposisi visualnya merupakan gabungan tekstual (diwakili dengan huruf M-E-T-R-T-V) dan juga gambar (diwakili simbol elips emas dan kepala Elang). Elips emas dengan kepala Elang didalam diposisikan sebagai huruf “O”, dengan per-timbangan adanya kesamaan antara huruf “O” dan juga bidang elips. Selain itu untuk memisah tekstual antara Metro dan TV, sehingga diharapkan pemirsa yang melihatnya mampu menangkap nama Metro TV dan mengingatnya.
Melalui logo ini diharapkan masyarakat mampu mengingat, memahami dan meyakini visi dan misi Metro TV dibidang industri pertelevisian. Logo Metro TV dalam rancang bentuk berlandaskan hal-hal berikut ini:
1. Simpel, tidak rumit
2. Memberi kesan global dan modern 3. Menarik dan mudah diingat 4. Dinamis dan lugas
6. Memberi syarat-syarat teknis dan estetis untuk aplikasi print, elektronik dan filmis
7. Memenuhi syarat teknis dan estetis untuk metamorfosis dan animatif
Selain terdapat huruf dan teks dalam logo Metro TV, terdapat pula simbol gambar lain, yaitu bidang elips dan kepala burung Elang yang bermakna:
1. Bidang Elips Emas
Sebagai latar dasar teraan dasar kepala burung Elang, proses metamorphosis atau beberapa dasar bentuk, yaitu :
a. Bola Dunia
Sebagai simbol cakupan yang global dari sifat informasi komunikasi dan seluruh kiprah operasional institusi Metro TV.
b. Telur Emas
Sebagai simbol bold yang tampil penuh kewajaran. Telur juga merupa-kan simbol kesempurnaan dan merupamerupa-kan image suatu (institusi) yang secara struktur kokoh, akurat dan aetistic, sedangkan tampilan emas adalah sebagai simbol puncak presentasi dan puncak kualitas.
c. Elips
Sebagai simbol citraan lingkaran (ring) benda planet, tampil miring ke kanan sebagai kesan bergerak, dinamis. Lingkar (ring) planet sebagai simbol dunia cakrawala angkasa, satelit sesuatu yang erat kaitannya dengan citraan dunia elektronik dan penyiaran.
44
Dalam bab IV ini akan dijelaskan dari bab sebelumnya tentang produksi dan
pasca produksi. Dalam bab ini akan dijelaskan secara lebih detail dari setiap
screen shoot kegiatan dalam produksi dan pasca produksi dalam program acara
buletin jatim Metro TV Jawa Timur.
5.1 Implementasi Karya
Peran dan tugas Program Director (P.D) Metro TV Jawa Timur adalah
se-bagai editor news dan juga sese-bagai pengarah acara itu sendiri, yang telah
diten-tukan oleh Metro TV Jawa timur. Beberapa program berita Metro TV Jawa Timur
pada hari senin hingga Jumat:
1. Jurnal Pagi
2. Buletin Jatim
5.2 Peran Dan Proses Produksi Program Director (P.D) Dalam Buletin Jatim
Metro TV Jawa Timur
Berikut akan ditampilkan beberapa gambar peran Program Director (P.D)
Gambar 5.1 Suasana Produksi
Suasana produksi (gambar 5.1) program buletin jatim metro tv jawa timur yang
dipimpin oleh seorang Program Director (P.D).
Gambar 5.2 Ruang Studio
Seorang presenter yang sedang bersiap-siap memasang earpeace di dalam ruang studio (gambar 5.2), alat yang digunakan komunikasi antara presenter
mem-bantu presenter dalam membacakan berita, baik itu text berita yang dibaca
dan posisi membaca yang baik dan enak untuk dilihat.
Gambar 5.3 Ruang Control Room
Gambar 5.4 Audioman
Audioman (gambar 5.5) yang sedang bersiap-siap dan sambil mendengarkan
arahan dari Program Director (P.D). Mengatur audio agar tidak noise dan mengatur atmosphere dari suatu berita agar tidak mengganggu suara pre-senter dalam membaca berita tetapi tetap memiliki atmosphere untuk mem-berikan dan memperjelas suasana saat kejadian.
Gambar 5.6 Rundown
Rundown (gambar 5.5 dan 5.6) untuk Program Director (P.D), urutan-urutan berita dan urutan dimana waktu opening program, bumper in out, iklan
(comercial break), dan juga closing program yang harus ditampilkan oleh
Gambar 5.7 Switcher
Switcher (gambar 5.7), alat ini digunakan oleh Program Director (P.D) un-tuk mengatur program acara, tombol SVR1 terhubung dengan playout se-dangkan tombol key trans2 terhubung dengan character generator.
Gambar 5.8 Switcher
tombol yang menyala berwarna biru menandakan keadaan stand by atau bersiap untuk di tanyangkan oleh Program Director (P.D).
Gambar 5.9 Operator Character Generator (C.G)
Gambar 5.10 Software Character Generator ”VMP”
Gambar 5.11 Operator Playout
Gambar 5.12 Software Playout “MagicSoft Playout Client”
Operator playout (gambar 5.11) menggunkan software magicsoft playout client
Gambar 5.13 Monitor Kamera 1 dan 2
Gambar 5.14 Monitor Kamera 3 Dan VTR
Monitor kamera 2 (gambar 5.13) menampilakan sudut pandang medium shoot
yang diambil dari kamera 2 di dalam ruang studio (gambar 5.2) yang terhubung
5.3 Hasil Pasca Produksi Program Director (P.D) Dalam Buletin Jatim Metro
TV Jawa Timur.
Berikut akan ditampilkan beberapa gambar peran Program Director (P.D)
dalam program berita Buletin Jatim Metro TV Jatim Pasca Produksi:
Gambar 5.15 Bumper In Buletin Jatim
Gambar pasca produksi bumper in Buletin Jatim (gambar 5.15) Metro TV Jawa Timur yang akan dimulai oleh aba-aba dari Program Director (P.D)
Gambar 5.16 Hasil Pasca Produksi Opening Segment 1 Berita Pertama
Hasil pasca produksi opening berita (gambar 5.16) segment 1 presenter membaca berita pertama yang terdapat pada rundown (gambar 5.6).
Gambar 5.17 Hasil Pasca Produksi Segment 2
Gambar 5.18 Hasil Pasca Produksi Segment 3 Closing
Proses pasca produksi Segment 3 (gambar 5.18) atau juga closing segment
yang diikuti dengan credit title yang diambil dari switcher (gambar 5.7) oleh
Program Director (P.D).
Gambar 5.19 Bumper Out Closing Segment
56
Dalam bab VI ini akan diberikan kesimpulan serta saran selama penulis
melakukan mengamati kegiatan Program Director (P.D) di Metro TV Jawa Timur
dalam Program Buletin Jatim.
6.1 Simpulan
Berdasarkan Implementasi diatas maka akan disimpulkan hasil dari
pengerjaan yang telah di kerjakan oleh penulis:
1. Penulis memperoleh ilmu yang didapatkan dari Metro TV bagaimana
men-jadi seorang Program Director (P.D) pada sebuah stasiun berita televisi.
2. Menjadi Program Director (P.D) merupakan bukan hal yang mudah karena
memiliki tanggung jawab yang sangat besar terhadap suatu program televisi.
3. Penulis mampu melakukan tugasnya dalam pengerjaannya sebagai
camera-man pada program acara buletin jatim dan seorang Program Director (P.D)
pada saat program simulasi.
4. Tidak semua orang dapat menjadi seorang Program Director (P.D) karena
dibutuhkan skill dan teknik broadcasting yang harus dipelajari terlebih
6.2 Saran
Adapun saran-saran yang akan disampaikan selama dalam pengerjaan Kerja
Praktek ini, yang sehubungan dengan penulisannya:
1. Dalam kegiatan pembuatan program berita ini, penulis tidak merasa apa yang
telah dibuat ialah sudah seratus persen benar, tetapi penulis masih mengharap
kritik dan saran dari siapa saja atas hasil yang sudah dicapai dalam proses
pembuatan program berita.
2. Apabila memang perlu digunakan ulang berita dari penulis untuk
keperluann-ya keperluann-yang sama, atau direvisi agar lebih baik, penulis memberikan izin kepada
pembimbing yang ingin melakukan perombakan berita yang sudah dibuat
oleh penulis.
3. Dapat membantu pembaca mengetahui peran seoarang Program Director
58
Budiarto Eko, Dewi Anggraeni. 2001. Pengantar Epidemiologi II. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
http://www.anneahira.com/siaran-tv.html