GAMPING 1 SLEMAN
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh
RATRI IMAS PERMANA 20120320178
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh
RATRI IMAS PERMANA 20120320178
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN Disusun Oleh:
RATRI IMAS PERMANA 20120320178
Telah diseminarkan dan disetujui pada ...
Mengetahui
Kaprodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat.,HNC
……….. NIK : 197703132004173046 Dosen Pembimbing
Erfin Firmawati S. Kep,. Ns, MNS
... NIK : 19810708200710173080
Dosen Penguji
Nur Chayati., S.Kep., Ns., M.Kep
Dengan ini kami selaku dosen pembimbing KTI mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta:
Nama : Ratri Imas Permana
NIM : 20120320178
Judul : Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Pencegahan Stroke pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping I Sleman
Setuju/ tidak setuju*) karya tulis ilmiah yang disusun oleh yang bersangkutan dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan nama pembimbing sebagai co-author.
Demikian harap maklum
Yogyakarta, Agustus 2016
Pembimbing Mahasiswa
Nama : Ratri Imas Permana
NIM : 20120320178
Progam Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi lain. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis ini hasil tiruan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Yogyakarta, Agustus 2016
Yang membuat pernyataan
telah melimpahkan segala berkah, rahmat, dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan dan jalan dalam melaksanakan penelitian ini. 2. Kedua orang tua tercinta Bapak Sularto dan Ibu Ristanti terimakasih
selalu memberikan motivasi, do’a, dukungan, serta materi dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah. Reno Riesta, adik tersayang terimakasih selalu menanyakan “kapan wisuda?” seolah sebagai sebuah dukungan dan support untukku. Kakek dan Nenek yang juga selalu berharap bisa datang ke wisuda cucu pertamanya. Terimakasih atas motivasi kalian. “I am leave home to seek my fortune and when I get it, I go home and share it with my family. I have a great family, thanks God I live an amazing life”
3. Ibu Erfin dan Ibu Chacha selaku dosen pembimbing dan penguji, terimaksih sudah mau memberikan ilmu yang bermanfaat.
4. Satifa Layla Hanum, sahabat terbaikku. Sahabat sejak pertama bersama, sahabat satu kampus, satu kelas, satu kos, sahabat makan, tidur, main, berantem, dll. Terimakasih sudah mau sabar 4tahun menghadapi aku, terimaksih supportmu yang luar biasa. Evi Kurniawati, Amalia Rizqiani, sahabat baikku. Sahabat tempat curhat tempat berkeluh kesah, tempat berbagi cerita. Kalian luar biasa! Sahabatku tersayang Gita, Intan, Vai, Ayu, terimakasih kalian selalu ada saat susah maupun senang. Terimakasih sahabat-sahabatku kalian selalu memberikan warna dalam hidupku.
5. Teman-teman satu bimbingan Bu Erfin, yaitu Arum, Nadia, Dwi, Zeze, Lia, Zuliyani, Tetap semangat terus ya buat kita.
6. Teman-teman satu skill lab 10B/11B serta teman-teman keluarga besar PSIK 2012. Terimakasih kebersamaannya, terimakasih telah berbagi ilmu, tetap kompak selalu. Keep Solid ya gaes!
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini sebagaimana yang diharapkan.Shalawat serta salam juga penulis panjatkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Pencegahan Stroke pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping I Sleman” disusun untuk memenuhi
sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Pada kesempatan ini tak lupa penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung serta membantu penyelesaian KTI ini. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. dr. Ardi Pramono, Sp.An, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Muhammadiyan Yogyakarta,
2. Sri Sumaryani., Ns., M.Kep., Sp. Mat., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah ini,
responden,
6. Bapak Sularto, Ibu Ristanti, dan Reno Riesta adik tercinta yang selalu memberikan semangat serta doa yang tak henti-hentinya dipanjatkan untuk kesuksesan anak pertamanya ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan umur yang panjang, kesehatan, serta rezeki yang melimpah,
7. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat dan semua teman-teman PSIK 2012, serta semua pihak yang membantu penyelesaian KTI ini, terimakasih atas kerjasamanya sehingga KTI ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran dari berbagai pihak agar KTI ini dapat menjadi lebih baik.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan. Amin.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Yogyakarta, Agustus 2016
LEMBAR PERNYATAAN... iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN... v
KATA PENGANTAR... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR SINGKATAN... xii
INTISARI... xiii
ABSTRAK... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Penelitian Terkait... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Kesehatan... 10
a. Pengertian Pendidikan Kesehatan... 10
b. Tujuan Pendidikan Kesehatan... 11
c. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan... 11
d. Metode Pendidikan Kesehatan... 12
2. Hipertensi... 14
a. Pengertian Hipertensi... 14
b. Klasifikasi Hipertensi... 15
c. Etiologi Hipertensi... 16
d. Tanda dan Gejala Hipertensi... 17
3. Stroke... 17
a. Pengertian Stroke... 17
b. Klasifikasi Stroke... 17
c. Etiologi Stroke... 18
d. Faktor Risiko Stroke... 18
e. Tanda dan Gejala Stroke... 20
f. Pencegahan Stroke... 21
4. Pengetahuan... 24
a. Pengertian Pengetahuan... 24
b. Tingkat Pengetahuan... 24
c. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan... 25
B. Kerangka Konsep... 28
E. Definisi Operasional... 33
F. Instrumen Penelitian... 34
G. Cara Pengumpulan Data... 35
H. Uji Validitas dan Reliabilitas... 37
I. Pengolahan Data dan Metode Analisa Data... 39
J. Etik Penelitian... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 42
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 42
2. Gambaran Karakteristik Responden... 43
3. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tiap Kelompok... 44
4. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Antara Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi... 45
B. Pembahasan... 46
1. Karakteristik Responden... 46
2. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan Pencegahan Stroke... 49
C. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian... 55
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 56
B. Saran... 57
DAFTAR PUSTAKA... 59
Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5
Tabel 6
Interpretasi Nilai r Reliabiltas Menurut Arikunto
Distribusi Frekuensi dan Presentase Karakteristik Responden Penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping I Sleman Perbedaan Tingkat Pengetahuan Pencegahan Stroke pada Kelompok Kontrol dan Intervensi Pretest dan Postest
dengan Uji Wilcoxon
Perbedaan Tingkat Pengetahuan Pencegahan Stroke antara Kelompok Kontrol dan Intervensi dengan Uji Mann-Whitney U Test
38 43 44
DINKES = Dinas Kesehatan
DIY = Daerah Istimewa Yogyakarta GPDO = Gangguan Peredaran Darah Otak IRT = Ibu Rumah Tangga
JNC 8 = Joint National Committee 8
KR 20 = Kuder Richardson 20
Pil KB = Pil Keluarga Berencana RISKESDAS = Riset Kesehatan Dasar SAP = Satuan Acara Penyuluhan
SD = Sekolah Dasar
WHO = World Health Organization
Ratri Imas Permana (2016).
Dosen Pembimbing:
Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Pencegahan Stroke Pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping I Sleman
Erfin Firmawati S. Kep,. Ns, MNS
INTISARI
Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu penyebab terjadinya stroke. Salah satu upaya dalam mencegah stroke adalah dengan meningkatkan tingkat pengetahuan melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan suatu intervensi keperawatan mandiri untuk membantu klien dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran sehingga dapat menimbulkan perilaku yang positif kepada masyarakat.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pencegahan stroke.
Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode quasy eksperimen
dengan rancangan penelitian pre-test-post-test with control group design. Jumlah sampel yaitu 64, dibagi menjadi 32 untuk kelompok kontrol dan 32 untuk kelompok intervensi. Uji validitas menggunakan pearson product moment dan uji reliabilitas menggunakan KR-20. Data diuji dengan Wilcoxon sign rank test dan
mann-whitney u test.
Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pada kelompok intervensi dengan nilai yang signifikan yaitu p=0,000 (p<0,05).
Kesimpulan: Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang pencegahan stroke pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gamping 1 Sleman.
Ratri Imas Permana (2016).
Advisor
Health Education To Knowledge About Stroke Prevention On Patients With
Hypertension In Region Primary
Health Care I Gamping Sleman Erfin Firmawati S. Kep,. Ns, MNS
ABSTRACT
Background: Hypertension is one cause of stroke. One effort in stroke prevention is to increase the level of knowledge through health education . Health education is an independent nursing interventions to assist clients in addressing their health problems through learning activities that may cause a positive attitude to the public.
Purpose: The purpose of this study is to determine the impact of health education to knowledge about stroke prevention.
Methose: This research is quantitative with quasy-experiment method. This research design is pre-test-post-test with control group design. The total sample were 64, 32 for the control group and 32 for the intervention group. The validity test in this study using pearson product moment and reliability test using the KR-20. Data were tested by wilcoxon sign rank test and mann-whitney u test.
Result: The result of this study indicate that there are significant provision of health education on knowledge in the intervention group with significant value p=0,000 (p<0,05).
Conclusion: There are the impact of health education to knowledge about stroke prevention on patients with hypertension in region primary health care I Gamping Sleman.
1 A. Latar Belakang Masalah
Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan penyakit tidak menular yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90mmHg (World Health Organization/ WHO, 2013). Hipertensi sering disebut sebagai Sillent Killer karena berpotensi menyebabkan komplikasi yang berat bahkan sampai kematian tanpa tanda gejala yang jelas (Mianoki, 2014).
Yogyakarta didapatkan hasil bahwa angka kejadian hipertensi merupakan penyakit terbesar di rawat jalan di puskesmas sebanyak 67.570 kasus. Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ vital tubuh (Baradero dkk, 2008). Pada hipertensi berat biasanya muncul tanda dan gejala seperti pusing, nausea, vomiting, pandangan kabur, dan mengantuk (Palmer, 2007). Sehingga dengan tanda dan gejala tersebut maka penderita hipertensi memerlukan perawatan yang tepat (Musthofa, 2013). Menurut Donelly dalam Yayasan Stroke Indonesia, apabila hipertensi tidak ditangani dapat menimbulkan berbagai komplikasi, antara lain pada ginjal, jantung, dan stroke (Yayasan Stroke Indonesia/ Yastroki, 2012). Menurut Nugraha (2013), hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian yang utama melalui proses terjadinya stroke.
Stroke merupakan penyakit gangguan pembuluh darah dimana hal ini terjadi karena adanya penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah diotak (Prabawati, 2014). Sebanyak 95% pasien stroke di Indonesia memiliki riwayat penyakit hipertensi (Yastroki, 2012). Stroke biasanya dijumpai pada orang-orang usia menengah sampai usia lanjut. Namun sekarang ini tidak sedikit pasien yang menderita stroke berusia dibawah 40 tahun (Januar, 2006). Sebanyak 6,4% pada usia 35 – 44 tahun dan 16,7% pada usia usia 45 – 54 tahun terserang stroke (Riskesdas, 2013).
hasil bahwa terjadi peningkatan prevalensi stroke di Indonesia sebesar 3,8 per 1000 yaitu 8,3 per 1000 pada tahun 2007 hingga 12,1 per 1000 pada tahun 2012 (Riskesdas, 2013). Daerah Istimewa Yogyakarta menempati urutan kedua kejadian stroke tertinggi setelah Sulawesi Selatan (Sugiyanto, 2013).
Faktor risiko tertinggi pada semua pasien stroke adalah hipertensi, yaitu sebesar 82,30% (Dinata, 2012). Faktor yang mempengaruhi terjadinya stroke pada penderita hipertensi terjadi karena jarang melakukan kontrol tekanan darah, tidak patuh dalam minum obat anti-hipertensi, mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang mengandung kadar lemak tinggi, kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, kurang olahraga, kerja berlebihan dan stres (Januar, 2006). Menurut The
American Heart Association (AHA) dan American College of Cardiology
dalam Uchino (2011), menjelaskan bahwa pencegahan stroke pada penderita hipertensi dapat dilakukan dengan mengontrol tekanan darah, obesitas, kolesterol, dan perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya stroke.
pencegahan stroke yang benar (Saputra, 2014). Salah satu upaya dalam meningkatkan tingkat pengetahuan klien mengenai bahaya suatu penyakit dengan cara memberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan suatu intervensi keperawatan mandiri untuk membantu klien dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, sehingga meningkatkan pengetahuan dan perilaku untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan (Suliha, 2007). Menurut Maulana (2009), upaya peningkatan pengetahuan masyarakat melalui pendidikan kesehatan dapat menimbulkan perilaku yang positif kepada masyarakat. Hal ini selaras dengan penelitian Prabawati (2014) dengan metode ceramah pada kelompok intervensi, didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga di Kelurahan Pucang Sawit dalam upaya pencegahan stroke. Oleh karena itu pendidikan kesehatan dalam upaya meningkatkan pengetahuan pada masyarakat dalam upaya pencegahan stroke sangat diperlukan.
Seperti tercantum dalam Al-Quran Surat Al Mujadalah ayat 11 yang ayat tersebut menjelaskan tentang menuntut ilmu dan manfaat ilmu pengetahuan bagi manusia, sehingga diharapkan dengan meningkatnya pengetahuan seseorang dapat meningkatkan perilaku dalam pencegahan stroke.
Oktober 2015. Berdasarkan hasil wawancara dengan 6 orang penderita hipertensi, 3 orang diantaranya mengetahui bahwa hipertensi merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan stroke tapi tidak mengetahui bagaimana upaya untuk mencegah terjadinya stroke, sedangkan 3 orang menyatakan tidak tahu sama sekali.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang pencegahan stroke pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu “Apakah pendidikan kesehatan tentang pencegahan stroke
berdampak positif terhadap tingkat pengetahuan pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping I Sleman?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui apakah pendidikan kesehatan tentang pencegahan stroke berdampak positif terhadap tingkat pengetahuan tentang pencegahan stroke pada penderita hipertensi.
2. Tujuan Khusus
b. Mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi tentang pencegahan stroke sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) tanpa diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan stroke pada kelompok kontrol.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi tentang pencegahan stroke sebelum (pretest) dan sesudah (posttest)
diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan stroke pada kelompok eksperimen.
d. Mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi tentang pencegahan stroke sebelum (pretest) diberikan pendidikan kesehatan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. e. Mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi tentang
pencegahan stroke setelah (posttest) diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan stroke antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi responden agar lebih mengerti tentang cara pencegahan stroke, sehingga kejadian stroke dapat dicegah.
2. Bagi Puskesmas Gamping I Sleman
pendidikan kesehatan yang ada di puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan sehingga masyarakat mengerti tentang pencegahan stroke, sehingga kejadian stroke dapat dicegah.
3. Bagi Penelitian Berikutnya
Peneliti memberikan dasar penelitian berikutnya, terutama yang berhubungan dengan masalah kesehatan terutama yang paling berbahaya dalam upaya pencegahan (preventive).
E. Penelitian Terkait
Berikut ini penelitian terkait yang berhubungan dengan penelitian ini: 1. Nika Rani Oktania (2009), dengan judul “Tingkat Pengetahuan
Tentang Stroke dan Perilaku Pencegahan Stroke Pada Klien Hipertensi yang Tidak Rutin Cek Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu I”. Jenis penelitian yang digunakan adalah Non Eksperimental dengan
pendekatan cross sectional study. Responden dalam penelitian ini berjumlah 37 orang yang memenuhi kriteria. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke pada klien hipertensi.
2. Adiyat Aunur Rahman (2010), dengan judul Pengaruh Edukasi Tentang Stroke Terhadap Skor Kesadaran Bahaya Stroke (Stroke Awareness) di Desa Glagah Bantul dan Desa Kerso Jepara. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasy Eksperimental dengan desain
pretest-posttestwith control group. Responden dalam penelitian ini berjumlah 40 orang dari desa Kerso, Jepara sebagai kelompok eksperimental dan 40 orang desa Glagah, Bantul sebagai kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Analisa data menggunakan uji paired sampel test untuk data yang berdistribusi normal, sedangkan yang tidak berdistribusi normal dengan menggunakan uji wilcoxon. Hasil analisis menunjukkan bahwa skor kesadaran post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakan uji mann-whitney dan didapatkan nilai signifikannya 0,000. Sehingga kesimpulannya karena p<0,05 maka terdapat pengaruh edukasi bahaya stroke terhadap skor kesadaran yang bermakna.
Persamaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian yang digunakan, sedangkan perbedaanya adalah dari responden, teknik pengambilan sampel, dan lokasi penelitian.
Experiment dengan desain pretest-posttest control group. Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang kelompok eksperimen dan 100 orang kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dengan
Proporsional Random Sampling. Analisa data menggunakan uji
Wilcoxon signed rank test dengan tingkat signifikansi α= 0,05. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap (p=0,00) pada kelompok eksperimen, sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada pengaruh terhadap pengetahuan dan sikap (p=0,731).
1 A. Landasan Teori
1. Pendidikan Kesehatan
a. Pengertian Pendidikan Kesehatan
b. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Pada dasarnya pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengubah pemahaman individu, kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan agar menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat, serta dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dengan tepat dan sesuai (Suliha, 2007).
Menurut Nursalam (2008), tujuan pendidikan kesehatan adalah terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat dalam membina serta memelihara perilaku hidup sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Tujuan akhir dari pendidikan kesehatan adalah agar masyarakat dapat mempraktikkan hidup sehat bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat, atau agar masyarakat dapat berperilaku hidup sehat (healthy life style) (Notoadmojo, 2007).
c. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Menurut Mubarak (2007), ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi , yaitu:
1) Dimensi Sasaran, pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
b) Kedua, pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.
c) Ketiga, pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.
2) Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat dengan sendirinya sasarannya berbeda pula, misalnya:
a) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid.
b) Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah sakit dengan sasaran pasien atau keluarga pasien. c) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan
sasaran buruh atau karyawan yang bersangkutan. 3) Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan
dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan (five levels of prevention) menurut Leavel & Clark yaitu health promotion, general and specific protection, early diagnosis
and prompt treatment, disability limitation, dan
rehabilitation.
d. Metode Pendidikan Kesehatan
untuk penyampaian pesan kepada sasaran pendidikan kesehatan. Metode pendidikan kesehatan dibagi menjadi:
1) Metode pendidikan inividual
Digunakan untuk membina perilaku baru serta membina perilaku individu yang mulai tertarik pada perubahan perilaku sebagai prose inovasi. Metode yang biasa digunakan adalah bimbingan dan penyuluhan, konsultasi pribadi, dan wawancara.
2) Metode pendidikan kelompok
Metode pendidikan kelompok dikelompokkan menjadi kelompok kecil yang beranggotakan kurang dari 15 orang dengan menggunakan metode pendidikan seperti diskusi kelompok, curah gagas, bola salju, buzz group,permainan peran, simulasi, dan demonstrasi. Sedangkan kelompok besar yaitu beranggotakan lebih dari 15 orang dengan menggunakan metode pendidikan seperti ceramah, seminar, simposium, dan forum panel.
3) Metode pendidikan massa
digunakan seperti ceramah umum, pidato, artikel di majalah, film cerita, dan papan reklame.
Suatu metode pembelajaran dalam pendidikan kesehatan dapat dipilih berdasarkan tujuan pendidikan kesehatan, kemampuan perawat sebagai pendidik, kemampuan sasaran, besarnya kelompok, waktu pelaksanaan, serta ketersediaan fasilitas.
2. Hipertensi
a. Pengertian Hipertensi
Menurut World Health Organization (WHO) 2013, hipertensi atau tekanan darah tinggi yaitu suatu kondisi di mana pembuluh darah telah terus-menerus mengalami peningkatan tekanan. Seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya ≥140/90mmHg.
b. Klasifikasi Hipertensi
Menurut American Medical Association (2014), dalam pedoman pengelolaan tekanan darah tinggi berdasarkan usia dari
Joint National Committee 8 (JNC 8) (2014), hipertensi
diklasifikasikan
Tabel 1. Klasifikasi hipertensi berdasarkan usia
Menurut
Udjianti (2010), berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1) Hipertensi Esensial atau Hipertensi Primer
Merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi esensial yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik). Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan kejadian hipertensi esensial adalah:
a) Genetik: individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi berisiko tinggi untuk terkena hipertensi juga.
b) Jenis kelamin dan usia: laki-laki usia 35-50 tahun dan wanita pasca menopause berisiko tinggi untuk mengalami hipertensi.
Usia Tekanan Darah
<60 tahun ≥140/90mmHg
c) Diet: konsumsi diet tinggi garam atau lemak, secara langsung berhubungan dengan terjadinya hipertensi. d) Berat badan: obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkan
dengan berkembangnya hipertensi.
e) Gaya hidup: merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah, bila gaya hidup tersebut menetap.
2) Hipertensi Sekunder
Merupakan 10% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi sekunder, yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau tiroid. Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder antara lain: penggunaan kontrasepsi oral, neurogenik (tumor otak, ensefalitis, gangguan psikiatris), kehamilan, peningkatan volume intravaskular, luka bakar, dan stres.
c. Etiologi Hipertensi
neurogenik, kehamilan, luka bakar, peningkatan volume intravaskuler, dan merokok.
d. Tanda dan Gejala Hipertensi
Udjianti (2010) menjelaskan bahwa hipertensi biasanya tanpa gejala atau tanda-tanda peringatan dan sering disebut Sillent Killer.
Pada hipertensi berat, gejala yang sering dialami klien yaitu sakit kepala, nausea, vomiting, ansietas, nyeri dada, dan kesulitan tidur. 3. Stroke
a. Pengertian Stroke
Meurut National Stroke Association (2014), stroke adalah
“brain attack” dapat menyerang kepada siapa saja dan setiap saat.
Hal ini terjadi ketika aliran darah ke area otak terputus.
Menurut Muttaqin (2008), stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak biasaya disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
b. Klasifikasi Stroke
Menurut Batticaca (2008), stroke diklasifikasikan menjadi: 1) Stroke Iskemik
2) Stroke Hemoragik
Stroke yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak. Serangan sering terjadi pada usia 20-60 tahun dan biasanya timbul setelah beraktivitas fisik atau karena psikologis (mental).
c. Etiologi Stroke
Menurut Muttaqin (2008), stroke biasanya disebabkan karena
trombosis serebral, embolisme serebral, iskemia serebral,
hemoragi serebral, hipoksia umum, dan hipoksia lokal.
Stroke merupakan serangan otak dan dapat terjadi setiap saat pada siapa saja. Hal ini terjadi karena terputusnya aliran darah ke otak. Ketika hal ini terjadi, sel-sel diotak akan kehilangan oksigen dan mulai mati (National Stroke Assosiation, 2015)
d. Faktor Risiko Stroke
Menurut American Health Assosiation (AHA, 2012) faktor risiko stroke dibagi menjadi yang dapat diubah dan tidak tidak dapat diubah.
1) Yang tidak dapat diubah a) Umur
b) Keturunan
Risiko terjadinya stroke lebih besar jika keluarga pernah mengalami stroke.
c) Ras
Ras berkulit hitam memiliki risiko lebih tinggi kematian akibat stroke daripada ras berkulit putih. Hal ini karena ras kulit hitam memiliki risiko yang lebih tinggi terkena hipertensi, diabetes, dan obesitas.
d) Gender
Wanita memiliki risiko stroke lebih tinggi daripada pria. Penggunaan pil keluarga berencana (Pil KB), riwayat
preeklampsia/ eklamsia, penggunaan kontrasepsi oral, merokok, dan terapi hormon pasca menopause dapat menimbulkan risiko stroke yang khusus pada perempuan. 2) Yang dapat diubah
a) Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi merupakan penyebab stroke dan faktor risiko yang paling penting yang harus dikontrol. Penelitian menunjukkan bahwa pengobatan yang efektif dalam menurunkan tekanan darah efektif untuk menurunkan angka kematian stroke.
Rokok dan merokok menjadi faktor risiko stroke yang penting karena nikotin dan karbon monoksida dalam asap rokok dapat merusak sistem kardiovaskuler.
c) Kolesterol darah yang tinggi
Orang dengan kolesterol darah yang tinggi memiliki peningkatan risiko stroke.
d) Diet
Diet tinggi lemak jenuh, lemak trans dan kolesterol dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Diet tinggi natrium (garam) dapat berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah. Selain itu, diet dengan kelebihan kalori dapat menyebabkan obesitas yang akan meningkatkan faktor risiko terjadinya stroke.
e) Aktivitas fisik dan obesitas
Tidak pernah melakukan aktivitas dan obesitas dapat meningkatkan risiko tekanan darah tiggi, kolesterol darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
e. Tanda dan Gejala Stroke
Menurut Brunner dan Suddarth (2002), defisit neurologis yang sering terjadi pada penderita stroke yaitu kehilangan motorik, kehilangan komunikasi, defisit lapang pandang, kehilangan sensori, kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis, dan disfungsi kandung kemih.
Menurut National Stroke Association (2015), gejala stroke antara lain mati rasa atau kelemahan mendadak pada wajah, lengan atau kaki, terutama pada salah satu sisi tubuh, kebingungan mendadak, kesulitan berbicara atau memahami sesuatu, mendadak kesulitan melihat dengan satu mata atau kedua mata, tiba-tiba sulit berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan dan konsentrasi, dan juga sakit kepala yang parah dan terjadi tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya.
f. Pencegahan Stroke
Menurut National Stroke Association (2014), pencegahan stroke dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup, yaitu:
1) Diet dan Nutrisi
a) Lebih banyak makan sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian.
b) Lebih banyak mengkonsumsi seafood, daging merah dan telur.
c) Batasi asupan natrium, lemak dan gula.
d) Mengurangi kalori yang dikonsumsi yang akan dibakar dengan melakukan aktivitas fisik.
Kelebihan berat badan akan menyebabkan meningkatnya beban pada sistem peredaran darah. Hal ini cenderung membuat seseorang memiliki kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan diabetes yang dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke.
2) Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik merupaka aktivitas yang dilakukan yang mebuat tubuh kita bergerak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang berolahraga lima kali atau lebih per minggu memiliki risiko stroke yang lebih rendah. Rekomendasi dari Centers for Disease Control (CDC) pada aktivitas fisik untuk orang dewasa meliputi:
b) Vigorous Activity, latihan seperti jogging, lari, atau berenang yang dilakukan selama 75 menit dan dilakukan 2 kali per minggu.
c) Istirahat, jika tidak bisa melakukan kegiatan tersebut dalam satu waktu maka bisa dibagi setiap 10 menit atau 30 menit.
Aktivitas fisik yang teratur akan meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh secara keseluruhan serta dapat mengurangi risiko penyakit kronis.
3) Berhenti merokok
Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke jika dibandingkan dengan yang bukan perokok. Merokok dapat mengentalkan darah dan meningkatkan jumlah penumpukan plak di arteri. Seorang perokok sebaiknya berusaha untuk berhenti merokok.
4) Kurangi konsumsi alkohol
Banyak penelitian yang menjelaskan bahwa minum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko stroke. Kurangi konsumsi alkohol secukupnya, tidak lebih dari dua gelas sehari untuk pria dan satu gelas sehari untuk wanita .
adalah dengan cara rajin melakukan skrining dan mengontrol tekanan darah, serta melakukan pengobatan yang tepat pada pasien hipertensi yaitu pengobatan farmakologi dengan karakteristik dan toleransi pasien terhadap obat, serta modifikasi gaya hidup.
4. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan menurut Notoadmojo (2007), merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2010), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang telah diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang real atau nyata.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
c. Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu:
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Begitu juga sebaliknya. 2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
3) Umur
Semakin bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental).
4) Minat
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh sesuatu yang makin mendalam.
Merupakan suatu kejadian yang pernah dialami seseorang.
6) Kebudayaan lingkungan sekitar
Kebudayaan dimana kita hidup dan di besarkan mempunyai pengaruh besar tehadap pemmbentukan sikap kita.
7) Informasi
B. Kerangka konsep
[image:44.595.116.485.106.674.2]Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti
Gambar 1. Kerangka Konsep Pengetahuan klien hipertensi tentang
pencegahan stroke. Pendidikan kesehatan tentang
pencegahan stroke meliputi:
1. Definisi stroke 2. Klasifikasi stroke 3. Etiologi stroke 4. Faktor resiko stroke 5. Tanda dan gejala
stroke
6. Pencegahan stroke
Faktor pengganggu
1. Pendidikan 2. umur
C. Hipotesis
30 A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode
penelitian Quasy Experiment dengan menggunakan rancangan penelitian
pretest-posttest with control group design. Pada kelompok eksperimen
diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan stroke, sebelum
intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah
intervensi dilakukan posttest tentang pengetahuan stroke. Pada kelompok
kontrol, diberikan pretest dan posttest tanpa diberikan intrevensi. Bentuk
rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Subjek Pra Kelakuan Post
Kelompok Perlakuan
Kelompok Kontrol
O1
O3
X O2
O4
Keterangan :
O1 : pengetahuan klien hipertensi tentang pencegahan stroke sebelum
diberikan program pendidikan kesehatan (pretest)
O2 : pengetahuan klien hipertensi tentang pencegahan stroke sesudah
diberikan program pendidikan kesehatan (posttest)
X : progam pendidikan kesehatan pencegahan stroke
O3 : pengetahuan klien hipertensi tentang pencegahan stroke pada
O4 : pengetahuan klien hipertensi tentang pencegahan pada kelompok
kontrol (posttest)
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien penderita hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman. Jumlah populasi dalam
penelitian ini adalah 186 orang yang menderita hipertensi.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini dipilih menggunakan teknik
pengambilan sampel purposive sampling dengan subyek penderita
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman. Penentuan
sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus besar sampel :
� =�. � −�. �2. .+ �2. .
Keterangan :
n = perkiraan jumlah sampel
N = perkiraan besar populasi
z = nilai standar normal untuk α= 0,05 (1,96)
p = perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%
q = 1 – p (100% - p)
d = tingkat kesalahan yang dipilih (d= 0,05)
� = , . , . ,− 2. , . ,+ , 2. , . ,
� = , . . , . ,+ , . ,
� = , ,
� = ,
� =
Berdasarkan perhitungan sampel diatas, maka jumlah sampel yang
diperoleh adalah 32 orang untuk masing-masing kelompok. Dalam penentuan sampel penelitian ini menggunakan beberapa kriteria yaitu:
a. Kriteria Inklusi
1. Klien yang menderita atau memiliki riwayat hipertensi berdasarkan diagnosa dokter.
2. Riwayat pendidikan klien minimal sekolah dasar (SD). 3. Klien berusia 20-55 tahun.
4. Klien bersedia menjadi responden. 5. Klien bisa membaca dan menulis. b. Kriteria Eksklusi
1. Responden mengundurkan diri dari penelitian. 2. Responden tidak menyelesaikan program.
Setelah didapatkan sampel sejumlah 32 responden, kemudian
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan eksperimen.
Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan simple random
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Gamping I
Sleman.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April sampai Juni 2016.
D. Variabel Penelitia
Variabel Penelitian ini meliputi:
1. Variabel bebas
Variabel bebas dari penelitian ini adalah pendidikan kesehatan
tentang pencegahan stroke.
2. Variabel terikat
Variabel terikat dari penelitian ini adalah pengetahuan klien
hipertensi tentang pencegahan stroke.
E. Definisi Operasional
1. Pendidikan kesehatan tentang pencegahan stroke
Pendidikan kesehatan tentang pencegahan stroke adalah
pemberian informasi secara langsung kepada responden menggunakan
metode ceramah, demonstrasi dan tanya jawab. Pendidikan kesehatan
diberikan selama 25-30 menit setiap kali pertemuan.
2. Pengetahuan tentang pencegahan stroke
Pengetahuan tentang pencegahan stroke adalah kemampuan klien
diukur sampai tahap tahu dengan menggunakan kuesioner yang dibuat
oleh peneliti dengan materi meliputi pengertian, etiologi, faktor risiko,
tanda dan gejala serta pencegahan stroke.
Hasil pengukuran yang digunakan berupa skor tingkat pengetahuan,
skor tertinggi adalah 15 dan skor terendah adalah 0 (nol). Tingkat
pengetahuan diukur menggunakan skala rasio, semakin tinggi skor
maka semakin tinggi pula pengetahuan klien hipertensi tentang
pencegahan stroke.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini meliputi kuesioner data demografi, dan
kuesioner pencegahan stroke, leaflet, dan media elektronik (powerpoint).
1. Kuesioner Data Demografi
Kuesioner data demografi dalam penelitian ini dibuat oleh peneliti
meliputi nama, alamat, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan
pekerjaan.
2. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Tentang Pencegahan Stroke
Kuesioner ini merupakan pertanyaan yang berhubungan dengan
tingkat pengetahuan pencegahan stroke dengan menggunakan skala
Guttman. Kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti dengan mengacu
pada sumber referensi National Stroke Assosition (2015), digunakan
untuk mengukur tingkat pengetahuan klien penderita hipertensi di
wilayah Puskesmas Gamping I Sleman yang sudah ditetapkan menjadi
jawaban benar bernilai 1 dan bernilai 0. Skor tertinggi adalah 15 untuk
jawaban benar dan skor terendah adalah 0 untuk seluruh jawaban
salah.
Tabel 2. Pernyataan pada kuesioner tingkat pengetahuan klien penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman:
No. Pertanyaan Nomor Soal Jumlah Soal
1. 2. 3. 4. 5. 6. Pengertian stroke Klasifikasi stroke Penyebab stroke Faktor risiko stroke Tanda dan gejala stroke
Pencegahan stroke
1 9, 10
2 3, 4, 5, 6
7,8
11, 12, 13, 14, 15
1 2 1 4 2 5
3. Leaflet pencegahan stroke
Leaflet pencegahan stroke berisi materi tentang pengertian,
klasifikasi, penyebab, faktor risiko, tanda gejala, dan pencegahan
stroke yang dibuat sendiri oleh peneliti.
4. Media elektronik (power point)
Presentasi power point tentang pencegahan stroke diberikan dalam
waktu 25-30 menit sesuai dengan satuan acara penyuluhan (SAP). Metode pembelajaran yang dilakukan adalah ceramah, demonstrasi
dan tanya jawab.
G. Cara Pengumpulan Data
1. Peneliti mulai mengajukan perizinan pada Bulan Maret 2016 selanjutnya peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
[image:51.595.167.518.235.364.2]3. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian ini dilakukan kepada kontrol maupun kelompok intervensi, peneliti juga
menjelaskan bagaimana jalannya penelitian ini dilakukan.
4. Peneliti menanyakan kesediaan responden untuk mengikuti proses penelitian kemudian memberikan lembar informed consent untuk
ditelaah, setelah responden bersedia maka peneliti meminta responden
untuk menandatangani lembar tersebut dan mengembalikan kepada
peneliti.
5. Peneliti melakukan pengambilan data pada kelompok kontrol terlebih dahulu. Selama proses pengambilan data peneliti mengawasi jalannya
pengisian pretest serta posttest.
6. Setelah selesai mengambil data untuk kelompok kontrol, peneliti melakukan pengambilan data untuk kelompok intervensi.
7. Peneliti memperkenalkan diri dan meminta persetujuan kepada responden. Setelah responden setuju peneliti memberikan lembar
kuesioner untuk pretest, setelah pretest selesai dilakukan peneliti
memberikan pendidikan kesehatan pencegahan stroke selama 25-30 menit termasuk didalamnya melakukan demonstrasi penjelasan
gambar pencegahan stroke dan sesi tanya jawab.
8. Setelah diberikan intervensi dan sesi tanya jawab maka peneliti melanjutkan pengambilan data posttest untuk kelompok intervensi.
10. Proses pengambilan data selesai kemudian peneliti melakukan analisa data pada Bulan Juni 2016.
H. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Nursalam, 2013). Instrumen yang digunakan dari pembuatan pertanyaan berdasarkan tinjauan pustaka yang dibuat oleh peneliti. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan rumus Pearson Product Moment.
� ∑ − ∑ . ∑
√[�. ∑ 2− ∑ 2 ]. [�. ∑ 2− ∑ 2]
Keterangan :
= koefisien korelasi
∑ = jumlah skor butir
∑ = jumlah skor total (item)
� = jumlah responden
Nilai signifikan yang diambil adalah p=0,05, maka valid jika r ≥
2. Uji Reliabilitas
Instrumen yang telah dilakukan uji validitas akan dilakukan uji
reliabilitas dengan cara One Shoot atau diukur sekali saja. Uji
reliabilitas ini akan dilakukan kepada penderita hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Gamping II Sleman yang tidak dipilih menjadi
responden tetapi sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Uji
reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus
Kuder-Richardson 20 (K-R 20), penilaian untuk pengujian reliabilitas
berasal dari skor-skor item kuesioner yang valid. Dengan menggunakan rumus (Arikunto, 2013):
� − = (� − ) −� ∑ � �2
Keterangan :
k : cacah butir
: varian skor butir
[image:54.595.160.519.627.725.2]: proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i : proporsi jawaban yang salah untuk nomor i 2 : varians skor total responden
Tabel 3. Interpretasi Nilai r Reliabiltas Menurut Arikunto
Nilai r Kriteria reliabilitas
0,81-1,00 Sangat tinggi
0,61-0,80 Tinggi
0,41-0,60 Cukup
0,21-0,40 Rendah
Nilai r Kriteria reliabilitas
0,00-0,20 Sangat rendah
Uji Kuder-Richardson 20 pada kuesioner tingkat pengetahuan ini menunjukkan hasil sebesar 0,78856 (tinggi), sehingga kuesioner ini dinyatakan reliabel.
I. Pengolahan Data dan Metode Analisa Data 1. Pengolahan Data
Menurut Hidayat (2007), pengolahan data merupakan cara untuk
mengolah data agar dapat disimpulkan dan ditransformasikan menjadi
sebuah informasi. Tahap pengolahan data adalah sebagai berikut:
a. Editing
Editing merupakan usaha untuk memeriksa kembali kebenaran
data yang diperoleh. Editing dilakukan setelah data terkumpul.
b. Coding
Coding merupakan pemberian kode angka terhadap data yang
terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini digunakan
apabila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer. .
Mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka
atau bilangan. Perempuan= P, laki-laki=L. Kelompok kontrol diberi kode 1 dan kelompok intervensi diberi kode 2.
c. Data entry
Data entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah
decoding kedalam master tabel atau database komputer, kemudian
membuat distribusi frekuensi sederhana dengan membuat tabel
2. Analisa Data
Setelah didapatkan data kemudian akan dilakukan pengolahan
data. Pengolahan data ini dilakukan dengan bantuan program aplikasi
komputer atau SPSS. Penelitian ini menggunakan analisa data:
a. Analisa Univariat
Analisa univariat digunakan untuk menghitung distribusi
frekuensi sehingga dapat diketahui gambaran karakteristik
responden.
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk menganalisa 2 data yang
saling berhubungan. Langkah awal dalam analisa data yaitu dengan
melakukan uji normalitas data menggunakan Shapiro-wilk karena
responden kurang dari 50 orang. Setelah dilakukan uji normalitas
didapatkan hasil p<0,05 sehingga data tidak terdistribusi normal,
sehingga menggunakan tes non parametrik. Untuk mengetahui
perbedaan nilai pretest dan posttest pada kelomopok kontrol dan
kelompok intervensi menggunakan uji Wilcoxon Test. Sedangkan
untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi antar kelompok kontrol dan
kelompok intervensi menggunakan uji Mann-Whitney U Test
(Dahlan, 2013).
J. Etika Penelitian
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dinyatakan layak
etik sesuai dengan peraturan yang ada
Menurut Hidayat (2007), etika penelitian meliputi:
1. Informed consent
Peneliti memberikan informasi tentang mekanisme atau proses penelitian sebagai calon responden, sehingga mampu memahami dan diharapkan dapat berpartisipati secara suka rela dan tidak ada unsur paksaan. Lembar informed consent ditanda tangani oleh pasien setelah bersedia menjadi responden.
2. Anonymity (tanpa nama)
Peneliti menjaga kerahasiaan responden dan tidak
mencantumkan nama responden pada kuesioner penelitian.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden. Peneliti memberitahukan jaminan rahasia kepada responden sebelum kuesioner dibagikan, yaitu semua informasi responden dirahasiakan kecuali hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk data nilai dan untuk tujuan akademis saja.
4. Fidelity (keadilan)
42 A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman. Wilayah Puskesmas Gamping I terdiri dari 2 desa yaitu desa Ambarketawang yang terdiri dari 13 dusun dan desa Balecatur yang terdiri dari 18 dusun. Lokasi penelitian dipilih secara acak oleh peneliti berdasarkan jumlah penderita hipertensi terbanyak. Batasan wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman meliputi sebelah utara berbatasan dengan Desa Sidoarum Kecamatan Godean, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kasihan Bantul, sebelah timur berbatasan dengan Desa Banyuraden Puskesmas Gamping II, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sedayu Bantul.
sehingga pasien hanya mendapatkan informasi apabila berkonsultasi dengan dokter saat melakukan pemeriksaan saja.
2. Gambaran Karakteristik Responden
[image:59.595.173.539.339.731.2]Karakter responden dalam kelompok ini meliputi usia., jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan karakteristik responden sebagai berikut:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Presentase Karakteristik Responden Penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping I
Sleman (N=64) Karakteristik
Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi Frekuensi (n) Persentase (%) Frekuensi (n) Persentase (%) 1. Usia
17-25 tahun (remaja akhir) 26-35 tahun (dewasa awal) 36-45 tahun (dewasa akhir) 46-55 tahun ( lansia awal) 2 8 17 5 6,25 25 53,12 15,63 4 8 11 9 12,5 25 34,38 28,12
2. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 11 21 34,38 65,62 12 20 37,5 62,5 3. Pendidikan Terakhir SD SMP SMA S1 4 13 14 1 12,5 40,62 43,75 3,13 8 10 14 25 31,25 43,75 4. Pekerjaan Mahasiswa Wirausaha Karyawan PNS
Ibu Rumah Tangga (IRT) Buruh Tani 9 3 1 11 4 4 28,12 9,37 3,13 34,38 12,5 12,5 2 10 5 11 1 3 6,25 31,25 14,62 34,38 3,13 9,37
Berdasarkan pada tabel 4, karakteristik responden pada kelompok kontrol dan intervensi kategori umur paling banyak yaitu 36-45 tahun sebanyak 17 orang (53,12%), sedangkan berdasarkan jenis kelamin yaitu perempuan sebanyak 21 orang (65,62%), berdasarkan kategori pendidikan terakhir yaitu SMA sebanyak 14 orang (43,75%), dan berdasarkan pekerjaan yaitu IRT sebanyak 11 orang (34,38%).
3. Perbedaan Tingkat Pengetahuan pada Tiap Kelompok Penelitian Perbedaan pengetahuan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi, berdasarkan tabel 5 denggan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test pada kelompok kontrol diperoleh nilai signifikansi sebesar p=0,627 (p > 0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna antara pretest
dan posttest pada kelompok kontrol. Sedangkan pada kelompok
intervensi diperoleh nilai signifikansi sebesar p=0,000 (p<0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna antara pretest dan posttest pada kelompok intervensi.
Tabel 5. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Pencegahan Stroke pada Kelompok Kontrol dan Intervensi Pretest dan Postest
dengan Uji Wilcoxon (N=64) Kelompok
Pretest Posttest
p Mean
±SD
Median CI Mean
±SD Media n CI Kontrol (n=32) 10,25± 1,98
11 9,53-10,97
10,31± 1,61
11 9,73-10,89 0,627 Intervensi (n=32) 10,53± 1,72
11 9,91-11,15
13,19± 1,17
13 12,76-13,61
0,000
4. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Antara Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi
Perbedan pengetahuan pretest dan posttest antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi nerdasarkan tabel 6, hasil uji
Mann-Whitney U Test kedua kelompok pada pretest antara
[image:61.595.184.557.624.758.2]kelompok kontrol dan kelompok intervensi diperoleh nilai probabilitas Sig. (2-tailed) sebesar 0,789 (p>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa antara kelompok kontrol dengan kelompok intervensi tidak ada perbedaan pengetahuan yang bermakna pada saat pretest. Hasil ini berbeda dengan dengan perhitungan signifikansi pada analisa perbedaan tingkat pengetahuan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada saat posttest yang mendapatkan nilai probabilitas Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p<0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi ada perbedaan pengetahuan yang bermakna pada saat posttest, yaitu terjadi peningkatan pengetahuan tentang pencegahan stroke pada klien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman.
Tabel 6. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Pencegahan Stroke antara Kelompok Kontrol dan Intervensi dengan Uji
Mann-Whitney U Test (N=64)
Waktu
Kelompok
p Kontrol (n=32) Intervensi (n=32)
Mean±SD Min-Max
CI Mean±
SD
Min-Max
CI Pretest 10,39±1,84 5
9,53-10,97
10,39±1 ,84
14 9,91-11,15
0,789
Kontrol (n=32) Intervensi (n=32) Mean±SD
Min-Max
CI Mean±
SD
Min-Max
CI posttest 11,75±2,01 7
9,73-10,89
11,75±2 ,01
15 12,76-13,61
0,000
p<0,05
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden a. Usia
Distribusi frekuensi dan presentasi karakteristik responden pada kelompok kontrol dan intrevensi didapatkan hasil bahwa usia responden yang paling banyak adalah usia 36-45 tahun sebanyak 17 orang (53,12%) dari seluruh responden sebanyak 64 orang (100%). Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI, 2009) usia 36-45 tahun merupakan masa dewasa akhir.
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin pada kelompok kontrol dan intervensi didapatkan hasil bahwa jenis kelamin responden mayoritas wanita. Henderson (2007) menjelaskan bahwa wanita yang mengalami stroke jumlahnya dua kali lebih banyak dari pria, Hal ini sesuai dengan penelitian Susanti (2012), yang menyebutkan bahwa jenis kelamin perempuan lebih menonjol daripada laki-laki, hal ini dihubungkan dengan faktor hormonal yang lebih besar terdapat dalam tubuh perempuan. Selain itu hal ini juga dipengaruhi karena penggunaan kontrasepsi pil juga merupakan salah satu faktor risiko terhadap hipertensi (Pangaribuan, 2015). Penggunaan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah. Hal ini disebabkan karena terjadinya hipertropi jantung dan peningkatan respon presor angiotensi II dengan melibatkan jalur Renin Angiotensin System
(Olatunji dan Soladove, 2008). c. Pendidikan terakhir
Menurut karakteristik pendidikan terakhir responden mayoritas adalah SMA. Menurut Br Sitepu (2012), meskipun latar belakang pendidikan seseorang adalah SMA tidak menutup kemungkinan mereka memiliki pengetahuan yang baik mengenai pencegahan stroke. Menurut Sab’ngatun (2009), pendidikan merupakan
orang lain, makin tinggi pendidikan seseorang, maka orang tersebut cenderung lebih banyak mendapat dan lebih mudah menerima informasi baik dari orang lain maupun dari media massa. Pendidikan yang cukup tinggi membuat seseorang lebih mudah menerima informasi. Informasi dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun non formal yang dapat memberikan pengaruh jangka pendek yang dapat menghasilkan perubahan peningkatan pengetahuan. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Notoadmojo, 2010).
d. Pekerjaan
Pekerjaan mayoritas Ibu Rumah Tangga. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibu rumah tangga (IRT) dapat diartikan sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga, atau dengan pengetian lain ibu rumah tangga merupakan seorang istri (ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumah tangga (tidak bekerja di kantor). Menurut Batubara (2015), IRT merupakan seseorang yang rentan
terserang penyakit, hal ini berkaitan dengan kurang aktifitas olah
proses penuaan tetapi pada batas tertentu dapat mengontrol tekanan darah tinggi, kebiasaan merokok, diabetes, kadar kolesterol, kegemukan dan melakukan aktifitas olah raga. Stres juga dapat menaikan tekanan darah dan memperlemah daya tahan tubuh (Henderson, 2007).
2. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan tentang Pencegahan Stroke
Berdasarkan Tabel 4 pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan yang bermakna dengan nilai, sedangkan pada kelompok intervensi menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat pengetahuan yang bermakna antara pre-test dan
post-test.
Berdasaran Tabel 5 pada pre-test antara kelompok intervensi dan kontrol menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan yang bermakna antara kelompok intervensi dan kontrol. Berbeda dengan hasil pada kedua kelompok antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat pengetahuan yang bermakna antara kedua kelompok tersebut pada saat dilakukan post-test.
dengan bahasa yang mudah dipahami, dan didukung dengan gambar yang menarik. Menurut Mubarak (2007), pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Pendidikan kesehatan merupakan pemberian informasi, dimana didalamnya terdapat proses belajar. Proses belajar menurut Notoatmodjo (2010), dapat diartikan sebagai proses untuk menambah pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang dapat diperoleh melalui pengalaman atau melakukan studi (proses belajar mengajar). Dengan belajar individu diharapkan mampu menggali apa yang terpendam dalam dirinya dengan mendorong untuk berpikir dan mengembangkan kepribadiannya dengan membebaskan diri dari ketidaktahuannya (Prabawati, 2014). Menurut Notoatmodjo (2012), memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjawab dan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi yang disampaikan secara benar. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Kurniawan (2013) bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara pre-test dan post-test
setelah diberikan pendidikan kesehatan.
yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan diskusi, dimana pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan metode diskusi lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan, sehingga peneliti menggabungkan kedua metode tersebut.
Pendidikan kesehatan dalam penelitian ini, disampaikan menggunakan materi yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu pencegahan stroke, menggunakan media powerpoint dan leaflet dengan bahasa yang mudah dipahami serta dengan tulisan yang menarik dan gambar pendukung. Berdasarkan Aini (2013) dalam menyampaikan bahwa pendidikan kesehatan harus menggunakan cara tertentu, materi disesuaikan dengan sasaran, alat bantu pendidikan kesehatan disesuaikan agar dapat dicapai hasil yang optimal. Materi yang telah disampaikan akan menjadi sebuah aplikasi yang diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
(2010), penyampaian pendidikan kesehatan menggunakan alat bantu bertujuan untuk meningkatkan minat, mencapai sasaran yang banyak, merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain, untuk mempermudah penyampaian, penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan, mendorong keinginan orang untuk mengetahui dan menegakkan pengertian yang diperoleh. Penggunaan alat bantu yang sesuai seperti alat bantu visual lebih mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi.
Pendidikan kesehatan ini dilakukan dalam beberapa kelompok kecil. Diskusi yang dilakukan pada kelompok kecil beranggotakan kurang dari 15 orang sehingga responden akan mudah menerima informasi dan penjelasan (Suliha, 2007). Hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan responden, sehingga berdasarkan analisa peneliti dalam penelitian ini menunjukkan bahwa antara responden yang tidak diberikan intervensi pendidikan kesehatan dan yang diberikan intervensi pendidikan kesehatan tentang pengetahuan pencegahan stroke memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Sehingga responden yang telah diberikan intervensi pendidikan kesehatan tentang pengetahuan pencegahan stroke memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dalam menjawab pertanyaan kuesioner dan mampu menyebutkan cara pencegahan stroke.
responden dalam kelompok kontrol khususnya yang belum pernah mendapatkan informasi terkait pengetahuan pencegahan stroke tidak bisa menjawab pertanyaan dengan tepat. Hal tersebut didukung berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijoreni (2014) bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan pretest dan posttest pada kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan pada kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak diberi intervensi sehingga tidak terdapat pengaruh pada kelompok tertentu sebelum atau setelah intervensi dilakukan (Sugiyono, 2010).
C. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian 1. Kekuatan Penelitian
a. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy eksperimen
dengan pretest d