• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG PENCEGAHAN STROKE PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG PENCEGAHAN STROKE PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

GAMPING 1 SLEMAN

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

RATRI IMAS PERMANA 20120320178

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

RATRI IMAS PERMANA 20120320178

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(3)

WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN Disusun Oleh:

RATRI IMAS PERMANA 20120320178

Telah diseminarkan dan disetujui pada ...

Mengetahui

Kaprodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat.,HNC

……….. NIK : 197703132004173046 Dosen Pembimbing

Erfin Firmawati S. Kep,. Ns, MNS

... NIK : 19810708200710173080

Dosen Penguji

Nur Chayati., S.Kep., Ns., M.Kep

(4)

Dengan ini kami selaku dosen pembimbing KTI mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta:

Nama : Ratri Imas Permana

NIM : 20120320178

Judul : Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Pencegahan Stroke pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping I Sleman

Setuju/ tidak setuju*) karya tulis ilmiah yang disusun oleh yang bersangkutan dipublikasikan dengan/tanpa*) mencantumkan nama pembimbing sebagai co-author.

Demikian harap maklum

Yogyakarta, Agustus 2016

Pembimbing Mahasiswa

(5)

Nama : Ratri Imas Permana

NIM : 20120320178

Progam Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi lain. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis ini hasil tiruan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, Agustus 2016

Yang membuat pernyataan

(6)

telah melimpahkan segala berkah, rahmat, dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan dan jalan dalam melaksanakan penelitian ini. 2. Kedua orang tua tercinta Bapak Sularto dan Ibu Ristanti terimakasih

selalu memberikan motivasi, do’a, dukungan, serta materi dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah. Reno Riesta, adik tersayang terimakasih selalu menanyakan “kapan wisuda?” seolah sebagai sebuah dukungan dan support untukku. Kakek dan Nenek yang juga selalu berharap bisa datang ke wisuda cucu pertamanya. Terimakasih atas motivasi kalian. “I am leave home to seek my fortune and when I get it, I go home and share it with my family. I have a great family, thanks God I live an amazing life”

3. Ibu Erfin dan Ibu Chacha selaku dosen pembimbing dan penguji, terimaksih sudah mau memberikan ilmu yang bermanfaat.

4. Satifa Layla Hanum, sahabat terbaikku. Sahabat sejak pertama bersama, sahabat satu kampus, satu kelas, satu kos, sahabat makan, tidur, main, berantem, dll. Terimakasih sudah mau sabar 4tahun menghadapi aku, terimaksih supportmu yang luar biasa. Evi Kurniawati, Amalia Rizqiani, sahabat baikku. Sahabat tempat curhat tempat berkeluh kesah, tempat berbagi cerita. Kalian luar biasa! Sahabatku tersayang Gita, Intan, Vai, Ayu, terimakasih kalian selalu ada saat susah maupun senang. Terimakasih sahabat-sahabatku kalian selalu memberikan warna dalam hidupku.

5. Teman-teman satu bimbingan Bu Erfin, yaitu Arum, Nadia, Dwi, Zeze, Lia, Zuliyani, Tetap semangat terus ya buat kita.

6. Teman-teman satu skill lab 10B/11B serta teman-teman keluarga besar PSIK 2012. Terimakasih kebersamaannya, terimakasih telah berbagi ilmu, tetap kompak selalu. Keep Solid ya gaes!

(7)

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini sebagaimana yang diharapkan.Shalawat serta salam juga penulis panjatkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW.

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Pencegahan Stroke pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping I Sleman” disusun untuk memenuhi

sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Pada kesempatan ini tak lupa penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung serta membantu penyelesaian KTI ini. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. dr. Ardi Pramono, Sp.An, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Muhammadiyan Yogyakarta,

2. Sri Sumaryani., Ns., M.Kep., Sp. Mat., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah ini,

(8)

responden,

6. Bapak Sularto, Ibu Ristanti, dan Reno Riesta adik tercinta yang selalu memberikan semangat serta doa yang tak henti-hentinya dipanjatkan untuk kesuksesan anak pertamanya ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan umur yang panjang, kesehatan, serta rezeki yang melimpah,

7. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat dan semua teman-teman PSIK 2012, serta semua pihak yang membantu penyelesaian KTI ini, terimakasih atas kerjasamanya sehingga KTI ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran dari berbagai pihak agar KTI ini dapat menjadi lebih baik.

Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan. Amin.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Yogyakarta, Agustus 2016

(9)

LEMBAR PERNYATAAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR SINGKATAN... xii

INTISARI... xiii

ABSTRAK... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Penelitian Terkait... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Kesehatan... 10

a. Pengertian Pendidikan Kesehatan... 10

b. Tujuan Pendidikan Kesehatan... 11

c. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan... 11

d. Metode Pendidikan Kesehatan... 12

2. Hipertensi... 14

a. Pengertian Hipertensi... 14

b. Klasifikasi Hipertensi... 15

c. Etiologi Hipertensi... 16

d. Tanda dan Gejala Hipertensi... 17

3. Stroke... 17

a. Pengertian Stroke... 17

b. Klasifikasi Stroke... 17

c. Etiologi Stroke... 18

d. Faktor Risiko Stroke... 18

e. Tanda dan Gejala Stroke... 20

f. Pencegahan Stroke... 21

4. Pengetahuan... 24

a. Pengertian Pengetahuan... 24

b. Tingkat Pengetahuan... 24

c. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan... 25

B. Kerangka Konsep... 28

(10)

E. Definisi Operasional... 33

F. Instrumen Penelitian... 34

G. Cara Pengumpulan Data... 35

H. Uji Validitas dan Reliabilitas... 37

I. Pengolahan Data dan Metode Analisa Data... 39

J. Etik Penelitian... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 42

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 42

2. Gambaran Karakteristik Responden... 43

3. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tiap Kelompok... 44

4. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Antara Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi... 45

B. Pembahasan... 46

1. Karakteristik Responden... 46

2. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan Pencegahan Stroke... 49

C. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian... 55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 56

B. Saran... 57

DAFTAR PUSTAKA... 59

(11)

Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5

Tabel 6

Interpretasi Nilai r Reliabiltas Menurut Arikunto

Distribusi Frekuensi dan Presentase Karakteristik Responden Penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping I Sleman Perbedaan Tingkat Pengetahuan Pencegahan Stroke pada Kelompok Kontrol dan Intervensi Pretest dan Postest

dengan Uji Wilcoxon

Perbedaan Tingkat Pengetahuan Pencegahan Stroke antara Kelompok Kontrol dan Intervensi dengan Uji Mann-Whitney U Test

38 43 44

(12)
(13)

DINKES = Dinas Kesehatan

DIY = Daerah Istimewa Yogyakarta GPDO = Gangguan Peredaran Darah Otak IRT = Ibu Rumah Tangga

JNC 8 = Joint National Committee 8

KR 20 = Kuder Richardson 20

Pil KB = Pil Keluarga Berencana RISKESDAS = Riset Kesehatan Dasar SAP = Satuan Acara Penyuluhan

SD = Sekolah Dasar

WHO = World Health Organization

(14)
(15)

Ratri Imas Permana (2016).

Dosen Pembimbing:

Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Pencegahan Stroke Pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping I Sleman

Erfin Firmawati S. Kep,. Ns, MNS

INTISARI

Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu penyebab terjadinya stroke. Salah satu upaya dalam mencegah stroke adalah dengan meningkatkan tingkat pengetahuan melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan suatu intervensi keperawatan mandiri untuk membantu klien dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran sehingga dapat menimbulkan perilaku yang positif kepada masyarakat.

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pencegahan stroke.

Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode quasy eksperimen

dengan rancangan penelitian pre-test-post-test with control group design. Jumlah sampel yaitu 64, dibagi menjadi 32 untuk kelompok kontrol dan 32 untuk kelompok intervensi. Uji validitas menggunakan pearson product moment dan uji reliabilitas menggunakan KR-20. Data diuji dengan Wilcoxon sign rank test dan

mann-whitney u test.

Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pada kelompok intervensi dengan nilai yang signifikan yaitu p=0,000 (p<0,05).

Kesimpulan: Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang pencegahan stroke pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gamping 1 Sleman.

(16)

Ratri Imas Permana (2016).

Advisor

Health Education To Knowledge About Stroke Prevention On Patients With

Hypertension In Region Primary

Health Care I Gamping Sleman Erfin Firmawati S. Kep,. Ns, MNS

ABSTRACT

Background: Hypertension is one cause of stroke. One effort in stroke prevention is to increase the level of knowledge through health education . Health education is an independent nursing interventions to assist clients in addressing their health problems through learning activities that may cause a positive attitude to the public.

Purpose: The purpose of this study is to determine the impact of health education to knowledge about stroke prevention.

Methose: This research is quantitative with quasy-experiment method. This research design is pre-test-post-test with control group design. The total sample were 64, 32 for the control group and 32 for the intervention group. The validity test in this study using pearson product moment and reliability test using the KR-20. Data were tested by wilcoxon sign rank test and mann-whitney u test.

Result: The result of this study indicate that there are significant provision of health education on knowledge in the intervention group with significant value p=0,000 (p<0,05).

Conclusion: There are the impact of health education to knowledge about stroke prevention on patients with hypertension in region primary health care I Gamping Sleman.

(17)

1 A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan penyakit tidak menular yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90mmHg (World Health Organization/ WHO, 2013). Hipertensi sering disebut sebagai Sillent Killer karena berpotensi menyebabkan komplikasi yang berat bahkan sampai kematian tanpa tanda gejala yang jelas (Mianoki, 2014).

(18)

Yogyakarta didapatkan hasil bahwa angka kejadian hipertensi merupakan penyakit terbesar di rawat jalan di puskesmas sebanyak 67.570 kasus. Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ vital tubuh (Baradero dkk, 2008). Pada hipertensi berat biasanya muncul tanda dan gejala seperti pusing, nausea, vomiting, pandangan kabur, dan mengantuk (Palmer, 2007). Sehingga dengan tanda dan gejala tersebut maka penderita hipertensi memerlukan perawatan yang tepat (Musthofa, 2013). Menurut Donelly dalam Yayasan Stroke Indonesia, apabila hipertensi tidak ditangani dapat menimbulkan berbagai komplikasi, antara lain pada ginjal, jantung, dan stroke (Yayasan Stroke Indonesia/ Yastroki, 2012). Menurut Nugraha (2013), hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian yang utama melalui proses terjadinya stroke.

Stroke merupakan penyakit gangguan pembuluh darah dimana hal ini terjadi karena adanya penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah diotak (Prabawati, 2014). Sebanyak 95% pasien stroke di Indonesia memiliki riwayat penyakit hipertensi (Yastroki, 2012). Stroke biasanya dijumpai pada orang-orang usia menengah sampai usia lanjut. Namun sekarang ini tidak sedikit pasien yang menderita stroke berusia dibawah 40 tahun (Januar, 2006). Sebanyak 6,4% pada usia 35 – 44 tahun dan 16,7% pada usia usia 45 – 54 tahun terserang stroke (Riskesdas, 2013).

(19)

hasil bahwa terjadi peningkatan prevalensi stroke di Indonesia sebesar 3,8 per 1000 yaitu 8,3 per 1000 pada tahun 2007 hingga 12,1 per 1000 pada tahun 2012 (Riskesdas, 2013). Daerah Istimewa Yogyakarta menempati urutan kedua kejadian stroke tertinggi setelah Sulawesi Selatan (Sugiyanto, 2013).

Faktor risiko tertinggi pada semua pasien stroke adalah hipertensi, yaitu sebesar 82,30% (Dinata, 2012). Faktor yang mempengaruhi terjadinya stroke pada penderita hipertensi terjadi karena jarang melakukan kontrol tekanan darah, tidak patuh dalam minum obat anti-hipertensi, mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang mengandung kadar lemak tinggi, kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, kurang olahraga, kerja berlebihan dan stres (Januar, 2006). Menurut The

American Heart Association (AHA) dan American College of Cardiology

dalam Uchino (2011), menjelaskan bahwa pencegahan stroke pada penderita hipertensi dapat dilakukan dengan mengontrol tekanan darah, obesitas, kolesterol, dan perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya stroke.

(20)

pencegahan stroke yang benar (Saputra, 2014). Salah satu upaya dalam meningkatkan tingkat pengetahuan klien mengenai bahaya suatu penyakit dengan cara memberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan suatu intervensi keperawatan mandiri untuk membantu klien dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, sehingga meningkatkan pengetahuan dan perilaku untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan (Suliha, 2007). Menurut Maulana (2009), upaya peningkatan pengetahuan masyarakat melalui pendidikan kesehatan dapat menimbulkan perilaku yang positif kepada masyarakat. Hal ini selaras dengan penelitian Prabawati (2014) dengan metode ceramah pada kelompok intervensi, didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga di Kelurahan Pucang Sawit dalam upaya pencegahan stroke. Oleh karena itu pendidikan kesehatan dalam upaya meningkatkan pengetahuan pada masyarakat dalam upaya pencegahan stroke sangat diperlukan.

Seperti tercantum dalam Al-Quran Surat Al Mujadalah ayat 11 yang ayat tersebut menjelaskan tentang menuntut ilmu dan manfaat ilmu pengetahuan bagi manusia, sehingga diharapkan dengan meningkatnya pengetahuan seseorang dapat meningkatkan perilaku dalam pencegahan stroke.

(21)

Oktober 2015. Berdasarkan hasil wawancara dengan 6 orang penderita hipertensi, 3 orang diantaranya mengetahui bahwa hipertensi merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan stroke tapi tidak mengetahui bagaimana upaya untuk mencegah terjadinya stroke, sedangkan 3 orang menyatakan tidak tahu sama sekali.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang pencegahan stroke pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu “Apakah pendidikan kesehatan tentang pencegahan stroke

berdampak positif terhadap tingkat pengetahuan pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping I Sleman?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui apakah pendidikan kesehatan tentang pencegahan stroke berdampak positif terhadap tingkat pengetahuan tentang pencegahan stroke pada penderita hipertensi.

2. Tujuan Khusus

(22)

b. Mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi tentang pencegahan stroke sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) tanpa diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan stroke pada kelompok kontrol.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi tentang pencegahan stroke sebelum (pretest) dan sesudah (posttest)

diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan stroke pada kelompok eksperimen.

d. Mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi tentang pencegahan stroke sebelum (pretest) diberikan pendidikan kesehatan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. e. Mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi tentang

pencegahan stroke setelah (posttest) diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan stroke antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi responden agar lebih mengerti tentang cara pencegahan stroke, sehingga kejadian stroke dapat dicegah.

2. Bagi Puskesmas Gamping I Sleman

(23)

pendidikan kesehatan yang ada di puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan sehingga masyarakat mengerti tentang pencegahan stroke, sehingga kejadian stroke dapat dicegah.

3. Bagi Penelitian Berikutnya

Peneliti memberikan dasar penelitian berikutnya, terutama yang berhubungan dengan masalah kesehatan terutama yang paling berbahaya dalam upaya pencegahan (preventive).

E. Penelitian Terkait

Berikut ini penelitian terkait yang berhubungan dengan penelitian ini: 1. Nika Rani Oktania (2009), dengan judul “Tingkat Pengetahuan

Tentang Stroke dan Perilaku Pencegahan Stroke Pada Klien Hipertensi yang Tidak Rutin Cek Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sedayu I”. Jenis penelitian yang digunakan adalah Non Eksperimental dengan

pendekatan cross sectional study. Responden dalam penelitian ini berjumlah 37 orang yang memenuhi kriteria. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke pada klien hipertensi.

(24)

2. Adiyat Aunur Rahman (2010), dengan judul Pengaruh Edukasi Tentang Stroke Terhadap Skor Kesadaran Bahaya Stroke (Stroke Awareness) di Desa Glagah Bantul dan Desa Kerso Jepara. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasy Eksperimental dengan desain

pretest-posttestwith control group. Responden dalam penelitian ini berjumlah 40 orang dari desa Kerso, Jepara sebagai kelompok eksperimental dan 40 orang desa Glagah, Bantul sebagai kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Analisa data menggunakan uji paired sampel test untuk data yang berdistribusi normal, sedangkan yang tidak berdistribusi normal dengan menggunakan uji wilcoxon. Hasil analisis menunjukkan bahwa skor kesadaran post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakan uji mann-whitney dan didapatkan nilai signifikannya 0,000. Sehingga kesimpulannya karena p<0,05 maka terdapat pengaruh edukasi bahaya stroke terhadap skor kesadaran yang bermakna.

Persamaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian yang digunakan, sedangkan perbedaanya adalah dari responden, teknik pengambilan sampel, dan lokasi penelitian.

(25)

Experiment dengan desain pretest-posttest control group. Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang kelompok eksperimen dan 100 orang kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dengan

Proporsional Random Sampling. Analisa data menggunakan uji

Wilcoxon signed rank test dengan tingkat signifikansi α= 0,05. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap (p=0,00) pada kelompok eksperimen, sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada pengaruh terhadap pengetahuan dan sikap (p=0,731).

(26)

1 A. Landasan Teori

1. Pendidikan Kesehatan

a. Pengertian Pendidikan Kesehatan

(27)

b. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Pada dasarnya pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengubah pemahaman individu, kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan agar menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat, serta dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dengan tepat dan sesuai (Suliha, 2007).

Menurut Nursalam (2008), tujuan pendidikan kesehatan adalah terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat dalam membina serta memelihara perilaku hidup sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Tujuan akhir dari pendidikan kesehatan adalah agar masyarakat dapat mempraktikkan hidup sehat bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat, atau agar masyarakat dapat berperilaku hidup sehat (healthy life style) (Notoadmojo, 2007).

c. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Menurut Mubarak (2007), ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi , yaitu:

1) Dimensi Sasaran, pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

(28)

b) Kedua, pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.

c) Ketiga, pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.

2) Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat dengan sendirinya sasarannya berbeda pula, misalnya:

a) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid.

b) Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah sakit dengan sasaran pasien atau keluarga pasien. c) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan

sasaran buruh atau karyawan yang bersangkutan. 3) Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan

dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan (five levels of prevention) menurut Leavel & Clark yaitu health promotion, general and specific protection, early diagnosis

and prompt treatment, disability limitation, dan

rehabilitation.

d. Metode Pendidikan Kesehatan

(29)

untuk penyampaian pesan kepada sasaran pendidikan kesehatan. Metode pendidikan kesehatan dibagi menjadi:

1) Metode pendidikan inividual

Digunakan untuk membina perilaku baru serta membina perilaku individu yang mulai tertarik pada perubahan perilaku sebagai prose inovasi. Metode yang biasa digunakan adalah bimbingan dan penyuluhan, konsultasi pribadi, dan wawancara.

2) Metode pendidikan kelompok

Metode pendidikan kelompok dikelompokkan menjadi kelompok kecil yang beranggotakan kurang dari 15 orang dengan menggunakan metode pendidikan seperti diskusi kelompok, curah gagas, bola salju, buzz group,permainan peran, simulasi, dan demonstrasi. Sedangkan kelompok besar yaitu beranggotakan lebih dari 15 orang dengan menggunakan metode pendidikan seperti ceramah, seminar, simposium, dan forum panel.

3) Metode pendidikan massa

(30)

digunakan seperti ceramah umum, pidato, artikel di majalah, film cerita, dan papan reklame.

Suatu metode pembelajaran dalam pendidikan kesehatan dapat dipilih berdasarkan tujuan pendidikan kesehatan, kemampuan perawat sebagai pendidik, kemampuan sasaran, besarnya kelompok, waktu pelaksanaan, serta ketersediaan fasilitas.

2. Hipertensi

a. Pengertian Hipertensi

Menurut World Health Organization (WHO) 2013, hipertensi atau tekanan darah tinggi yaitu suatu kondisi di mana pembuluh darah telah terus-menerus mengalami peningkatan tekanan. Seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya ≥140/90mmHg.

(31)

b. Klasifikasi Hipertensi

Menurut American Medical Association (2014), dalam pedoman pengelolaan tekanan darah tinggi berdasarkan usia dari

Joint National Committee 8 (JNC 8) (2014), hipertensi

diklasifikasikan

Tabel 1. Klasifikasi hipertensi berdasarkan usia

Menurut

Udjianti (2010), berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

1) Hipertensi Esensial atau Hipertensi Primer

Merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi esensial yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik). Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan kejadian hipertensi esensial adalah:

a) Genetik: individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi berisiko tinggi untuk terkena hipertensi juga.

b) Jenis kelamin dan usia: laki-laki usia 35-50 tahun dan wanita pasca menopause berisiko tinggi untuk mengalami hipertensi.

Usia Tekanan Darah

<60 tahun ≥140/90mmHg

(32)

c) Diet: konsumsi diet tinggi garam atau lemak, secara langsung berhubungan dengan terjadinya hipertensi. d) Berat badan: obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkan

dengan berkembangnya hipertensi.

e) Gaya hidup: merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah, bila gaya hidup tersebut menetap.

2) Hipertensi Sekunder

Merupakan 10% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi sekunder, yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau tiroid. Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder antara lain: penggunaan kontrasepsi oral, neurogenik (tumor otak, ensefalitis, gangguan psikiatris), kehamilan, peningkatan volume intravaskular, luka bakar, dan stres.

c. Etiologi Hipertensi

(33)

neurogenik, kehamilan, luka bakar, peningkatan volume intravaskuler, dan merokok.

d. Tanda dan Gejala Hipertensi

Udjianti (2010) menjelaskan bahwa hipertensi biasanya tanpa gejala atau tanda-tanda peringatan dan sering disebut Sillent Killer.

Pada hipertensi berat, gejala yang sering dialami klien yaitu sakit kepala, nausea, vomiting, ansietas, nyeri dada, dan kesulitan tidur. 3. Stroke

a. Pengertian Stroke

Meurut National Stroke Association (2014), stroke adalah

“brain attack” dapat menyerang kepada siapa saja dan setiap saat.

Hal ini terjadi ketika aliran darah ke area otak terputus.

Menurut Muttaqin (2008), stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak biasaya disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja.

b. Klasifikasi Stroke

Menurut Batticaca (2008), stroke diklasifikasikan menjadi: 1) Stroke Iskemik

(34)

2) Stroke Hemoragik

Stroke yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak. Serangan sering terjadi pada usia 20-60 tahun dan biasanya timbul setelah beraktivitas fisik atau karena psikologis (mental).

c. Etiologi Stroke

Menurut Muttaqin (2008), stroke biasanya disebabkan karena

trombosis serebral, embolisme serebral, iskemia serebral,

hemoragi serebral, hipoksia umum, dan hipoksia lokal.

Stroke merupakan serangan otak dan dapat terjadi setiap saat pada siapa saja. Hal ini terjadi karena terputusnya aliran darah ke otak. Ketika hal ini terjadi, sel-sel diotak akan kehilangan oksigen dan mulai mati (National Stroke Assosiation, 2015)

d. Faktor Risiko Stroke

Menurut American Health Assosiation (AHA, 2012) faktor risiko stroke dibagi menjadi yang dapat diubah dan tidak tidak dapat diubah.

1) Yang tidak dapat diubah a) Umur

(35)

b) Keturunan

Risiko terjadinya stroke lebih besar jika keluarga pernah mengalami stroke.

c) Ras

Ras berkulit hitam memiliki risiko lebih tinggi kematian akibat stroke daripada ras berkulit putih. Hal ini karena ras kulit hitam memiliki risiko yang lebih tinggi terkena hipertensi, diabetes, dan obesitas.

d) Gender

Wanita memiliki risiko stroke lebih tinggi daripada pria. Penggunaan pil keluarga berencana (Pil KB), riwayat

preeklampsia/ eklamsia, penggunaan kontrasepsi oral, merokok, dan terapi hormon pasca menopause dapat menimbulkan risiko stroke yang khusus pada perempuan. 2) Yang dapat diubah

a) Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi merupakan penyebab stroke dan faktor risiko yang paling penting yang harus dikontrol. Penelitian menunjukkan bahwa pengobatan yang efektif dalam menurunkan tekanan darah efektif untuk menurunkan angka kematian stroke.

(36)

Rokok dan merokok menjadi faktor risiko stroke yang penting karena nikotin dan karbon monoksida dalam asap rokok dapat merusak sistem kardiovaskuler.

c) Kolesterol darah yang tinggi

Orang dengan kolesterol darah yang tinggi memiliki peningkatan risiko stroke.

d) Diet

Diet tinggi lemak jenuh, lemak trans dan kolesterol dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Diet tinggi natrium (garam) dapat berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah. Selain itu, diet dengan kelebihan kalori dapat menyebabkan obesitas yang akan meningkatkan faktor risiko terjadinya stroke.

e) Aktivitas fisik dan obesitas

Tidak pernah melakukan aktivitas dan obesitas dapat meningkatkan risiko tekanan darah tiggi, kolesterol darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, dan stroke.

e. Tanda dan Gejala Stroke

(37)

Menurut Brunner dan Suddarth (2002), defisit neurologis yang sering terjadi pada penderita stroke yaitu kehilangan motorik, kehilangan komunikasi, defisit lapang pandang, kehilangan sensori, kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis, dan disfungsi kandung kemih.

Menurut National Stroke Association (2015), gejala stroke antara lain mati rasa atau kelemahan mendadak pada wajah, lengan atau kaki, terutama pada salah satu sisi tubuh, kebingungan mendadak, kesulitan berbicara atau memahami sesuatu, mendadak kesulitan melihat dengan satu mata atau kedua mata, tiba-tiba sulit berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan dan konsentrasi, dan juga sakit kepala yang parah dan terjadi tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya.

f. Pencegahan Stroke

Menurut National Stroke Association (2014), pencegahan stroke dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup, yaitu:

1) Diet dan Nutrisi

(38)

a) Lebih banyak makan sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian.

b) Lebih banyak mengkonsumsi seafood, daging merah dan telur.

c) Batasi asupan natrium, lemak dan gula.

d) Mengurangi kalori yang dikonsumsi yang akan dibakar dengan melakukan aktivitas fisik.

Kelebihan berat badan akan menyebabkan meningkatnya beban pada sistem peredaran darah. Hal ini cenderung membuat seseorang memiliki kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan diabetes yang dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke.

2) Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik merupaka aktivitas yang dilakukan yang mebuat tubuh kita bergerak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang berolahraga lima kali atau lebih per minggu memiliki risiko stroke yang lebih rendah. Rekomendasi dari Centers for Disease Control (CDC) pada aktivitas fisik untuk orang dewasa meliputi:

(39)

b) Vigorous Activity, latihan seperti jogging, lari, atau berenang yang dilakukan selama 75 menit dan dilakukan 2 kali per minggu.

c) Istirahat, jika tidak bisa melakukan kegiatan tersebut dalam satu waktu maka bisa dibagi setiap 10 menit atau 30 menit.

Aktivitas fisik yang teratur akan meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh secara keseluruhan serta dapat mengurangi risiko penyakit kronis.

3) Berhenti merokok

Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke jika dibandingkan dengan yang bukan perokok. Merokok dapat mengentalkan darah dan meningkatkan jumlah penumpukan plak di arteri. Seorang perokok sebaiknya berusaha untuk berhenti merokok.

4) Kurangi konsumsi alkohol

Banyak penelitian yang menjelaskan bahwa minum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko stroke. Kurangi konsumsi alkohol secukupnya, tidak lebih dari dua gelas sehari untuk pria dan satu gelas sehari untuk wanita .

(40)

adalah dengan cara rajin melakukan skrining dan mengontrol tekanan darah, serta melakukan pengobatan yang tepat pada pasien hipertensi yaitu pengobatan farmakologi dengan karakteristik dan toleransi pasien terhadap obat, serta modifikasi gaya hidup.

4. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan menurut Notoadmojo (2007), merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2010), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

(41)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang telah diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang real atau nyata.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

c. Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

(42)

tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Begitu juga sebaliknya. 2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

3) Umur

Semakin bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental).

4) Minat

Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh sesuatu yang makin mendalam.

(43)

Merupakan suatu kejadian yang pernah dialami seseorang.

6) Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudayaan dimana kita hidup dan di besarkan mempunyai pengaruh besar tehadap pemmbentukan sikap kita.

7) Informasi

(44)

B. Kerangka konsep

[image:44.595.116.485.106.674.2]

Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti

Gambar 1. Kerangka Konsep Pengetahuan klien hipertensi tentang

pencegahan stroke. Pendidikan kesehatan tentang

pencegahan stroke meliputi:

1. Definisi stroke 2. Klasifikasi stroke 3. Etiologi stroke 4. Faktor resiko stroke 5. Tanda dan gejala

stroke

6. Pencegahan stroke

Faktor pengganggu

1. Pendidikan 2. umur

(45)

C. Hipotesis

(46)

30 A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode

penelitian Quasy Experiment dengan menggunakan rancangan penelitian

pretest-posttest with control group design. Pada kelompok eksperimen

diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan stroke, sebelum

intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

intervensi dilakukan posttest tentang pengetahuan stroke. Pada kelompok

kontrol, diberikan pretest dan posttest tanpa diberikan intrevensi. Bentuk

rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Subjek Pra Kelakuan Post

Kelompok Perlakuan

Kelompok Kontrol

O1

O3

X O2

O4

Keterangan :

O1 : pengetahuan klien hipertensi tentang pencegahan stroke sebelum

diberikan program pendidikan kesehatan (pretest)

O2 : pengetahuan klien hipertensi tentang pencegahan stroke sesudah

diberikan program pendidikan kesehatan (posttest)

X : progam pendidikan kesehatan pencegahan stroke

O3 : pengetahuan klien hipertensi tentang pencegahan stroke pada

(47)

O4 : pengetahuan klien hipertensi tentang pencegahan pada kelompok

kontrol (posttest)

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien penderita hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman. Jumlah populasi dalam

penelitian ini adalah 186 orang yang menderita hipertensi.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini dipilih menggunakan teknik

pengambilan sampel purposive sampling dengan subyek penderita

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman. Penentuan

sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus besar sampel :

� =�. � −�. �2. .+ �2. .

Keterangan :

n = perkiraan jumlah sampel

N = perkiraan besar populasi

z = nilai standar normal untuk α= 0,05 (1,96)

p = perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%

q = 1 – p (100% - p)

d = tingkat kesalahan yang dipilih (d= 0,05)

(48)

� = , . , . , 2. , . ,+ , 2. , . ,

� = , . . , . ,+ , . ,

� = , ,

� = ,

� =

Berdasarkan perhitungan sampel diatas, maka jumlah sampel yang

diperoleh adalah 32 orang untuk masing-masing kelompok. Dalam penentuan sampel penelitian ini menggunakan beberapa kriteria yaitu:

a. Kriteria Inklusi

1. Klien yang menderita atau memiliki riwayat hipertensi berdasarkan diagnosa dokter.

2. Riwayat pendidikan klien minimal sekolah dasar (SD). 3. Klien berusia 20-55 tahun.

4. Klien bersedia menjadi responden. 5. Klien bisa membaca dan menulis. b. Kriteria Eksklusi

1. Responden mengundurkan diri dari penelitian. 2. Responden tidak menyelesaikan program.

Setelah didapatkan sampel sejumlah 32 responden, kemudian

dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan eksperimen.

Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan simple random

(49)

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Gamping I

Sleman.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April sampai Juni 2016.

D. Variabel Penelitia

Variabel Penelitian ini meliputi:

1. Variabel bebas

Variabel bebas dari penelitian ini adalah pendidikan kesehatan

tentang pencegahan stroke.

2. Variabel terikat

Variabel terikat dari penelitian ini adalah pengetahuan klien

hipertensi tentang pencegahan stroke.

E. Definisi Operasional

1. Pendidikan kesehatan tentang pencegahan stroke

Pendidikan kesehatan tentang pencegahan stroke adalah

pemberian informasi secara langsung kepada responden menggunakan

metode ceramah, demonstrasi dan tanya jawab. Pendidikan kesehatan

diberikan selama 25-30 menit setiap kali pertemuan.

2. Pengetahuan tentang pencegahan stroke

Pengetahuan tentang pencegahan stroke adalah kemampuan klien

(50)

diukur sampai tahap tahu dengan menggunakan kuesioner yang dibuat

oleh peneliti dengan materi meliputi pengertian, etiologi, faktor risiko,

tanda dan gejala serta pencegahan stroke.

Hasil pengukuran yang digunakan berupa skor tingkat pengetahuan,

skor tertinggi adalah 15 dan skor terendah adalah 0 (nol). Tingkat

pengetahuan diukur menggunakan skala rasio, semakin tinggi skor

maka semakin tinggi pula pengetahuan klien hipertensi tentang

pencegahan stroke.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini meliputi kuesioner data demografi, dan

kuesioner pencegahan stroke, leaflet, dan media elektronik (powerpoint).

1. Kuesioner Data Demografi

Kuesioner data demografi dalam penelitian ini dibuat oleh peneliti

meliputi nama, alamat, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan

pekerjaan.

2. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Tentang Pencegahan Stroke

Kuesioner ini merupakan pertanyaan yang berhubungan dengan

tingkat pengetahuan pencegahan stroke dengan menggunakan skala

Guttman. Kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti dengan mengacu

pada sumber referensi National Stroke Assosition (2015), digunakan

untuk mengukur tingkat pengetahuan klien penderita hipertensi di

wilayah Puskesmas Gamping I Sleman yang sudah ditetapkan menjadi

(51)

jawaban benar bernilai 1 dan bernilai 0. Skor tertinggi adalah 15 untuk

jawaban benar dan skor terendah adalah 0 untuk seluruh jawaban

salah.

Tabel 2. Pernyataan pada kuesioner tingkat pengetahuan klien penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman:

No. Pertanyaan Nomor Soal Jumlah Soal

1. 2. 3. 4. 5. 6. Pengertian stroke Klasifikasi stroke Penyebab stroke Faktor risiko stroke Tanda dan gejala stroke

Pencegahan stroke

1 9, 10

2 3, 4, 5, 6

7,8

11, 12, 13, 14, 15

1 2 1 4 2 5

3. Leaflet pencegahan stroke

Leaflet pencegahan stroke berisi materi tentang pengertian,

klasifikasi, penyebab, faktor risiko, tanda gejala, dan pencegahan

stroke yang dibuat sendiri oleh peneliti.

4. Media elektronik (power point)

Presentasi power point tentang pencegahan stroke diberikan dalam

waktu 25-30 menit sesuai dengan satuan acara penyuluhan (SAP). Metode pembelajaran yang dilakukan adalah ceramah, demonstrasi

dan tanya jawab.

G. Cara Pengumpulan Data

1. Peneliti mulai mengajukan perizinan pada Bulan Maret 2016 selanjutnya peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

[image:51.595.167.518.235.364.2]
(52)

3. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian ini dilakukan kepada kontrol maupun kelompok intervensi, peneliti juga

menjelaskan bagaimana jalannya penelitian ini dilakukan.

4. Peneliti menanyakan kesediaan responden untuk mengikuti proses penelitian kemudian memberikan lembar informed consent untuk

ditelaah, setelah responden bersedia maka peneliti meminta responden

untuk menandatangani lembar tersebut dan mengembalikan kepada

peneliti.

5. Peneliti melakukan pengambilan data pada kelompok kontrol terlebih dahulu. Selama proses pengambilan data peneliti mengawasi jalannya

pengisian pretest serta posttest.

6. Setelah selesai mengambil data untuk kelompok kontrol, peneliti melakukan pengambilan data untuk kelompok intervensi.

7. Peneliti memperkenalkan diri dan meminta persetujuan kepada responden. Setelah responden setuju peneliti memberikan lembar

kuesioner untuk pretest, setelah pretest selesai dilakukan peneliti

memberikan pendidikan kesehatan pencegahan stroke selama 25-30 menit termasuk didalamnya melakukan demonstrasi penjelasan

gambar pencegahan stroke dan sesi tanya jawab.

8. Setelah diberikan intervensi dan sesi tanya jawab maka peneliti melanjutkan pengambilan data posttest untuk kelompok intervensi.

(53)

10. Proses pengambilan data selesai kemudian peneliti melakukan analisa data pada Bulan Juni 2016.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Nursalam, 2013). Instrumen yang digunakan dari pembuatan pertanyaan berdasarkan tinjauan pustaka yang dibuat oleh peneliti. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan rumus Pearson Product Moment.

� ∑ − ∑ . ∑

√[�. ∑ 2− ∑ 2 ]. [�. ∑ 2− ∑ 2]

Keterangan :

= koefisien korelasi

∑ = jumlah skor butir

∑ = jumlah skor total (item)

� = jumlah responden

Nilai signifikan yang diambil adalah p=0,05, maka valid jika r

(54)

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang telah dilakukan uji validitas akan dilakukan uji

reliabilitas dengan cara One Shoot atau diukur sekali saja. Uji

reliabilitas ini akan dilakukan kepada penderita hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Gamping II Sleman yang tidak dipilih menjadi

responden tetapi sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Uji

reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus

Kuder-Richardson 20 (K-R 20), penilaian untuk pengujian reliabilitas

berasal dari skor-skor item kuesioner yang valid. Dengan menggunakan rumus (Arikunto, 2013):

� − = (� − ) −� ∑ � �2

Keterangan :

k : cacah butir

: varian skor butir

[image:54.595.160.519.627.725.2]

: proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i : proporsi jawaban yang salah untuk nomor i 2 : varians skor total responden

Tabel 3. Interpretasi Nilai r Reliabiltas Menurut Arikunto

Nilai r Kriteria reliabilitas

0,81-1,00 Sangat tinggi

0,61-0,80 Tinggi

0,41-0,60 Cukup

0,21-0,40 Rendah

Nilai r Kriteria reliabilitas

0,00-0,20 Sangat rendah

(55)

Uji Kuder-Richardson 20 pada kuesioner tingkat pengetahuan ini menunjukkan hasil sebesar 0,78856 (tinggi), sehingga kuesioner ini dinyatakan reliabel.

I. Pengolahan Data dan Metode Analisa Data 1. Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2007), pengolahan data merupakan cara untuk

mengolah data agar dapat disimpulkan dan ditransformasikan menjadi

sebuah informasi. Tahap pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Editing

Editing merupakan usaha untuk memeriksa kembali kebenaran

data yang diperoleh. Editing dilakukan setelah data terkumpul.

b. Coding

Coding merupakan pemberian kode angka terhadap data yang

terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini digunakan

apabila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer. .

Mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka

atau bilangan. Perempuan= P, laki-laki=L. Kelompok kontrol diberi kode 1 dan kelompok intervensi diberi kode 2.

c. Data entry

Data entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah

decoding kedalam master tabel atau database komputer, kemudian

membuat distribusi frekuensi sederhana dengan membuat tabel

(56)

2. Analisa Data

Setelah didapatkan data kemudian akan dilakukan pengolahan

data. Pengolahan data ini dilakukan dengan bantuan program aplikasi

komputer atau SPSS. Penelitian ini menggunakan analisa data:

a. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk menghitung distribusi

frekuensi sehingga dapat diketahui gambaran karakteristik

responden.

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk menganalisa 2 data yang

saling berhubungan. Langkah awal dalam analisa data yaitu dengan

melakukan uji normalitas data menggunakan Shapiro-wilk karena

responden kurang dari 50 orang. Setelah dilakukan uji normalitas

didapatkan hasil p<0,05 sehingga data tidak terdistribusi normal,

sehingga menggunakan tes non parametrik. Untuk mengetahui

perbedaan nilai pretest dan posttest pada kelomopok kontrol dan

kelompok intervensi menggunakan uji Wilcoxon Test. Sedangkan

untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan

sesudah dilakukan intervensi antar kelompok kontrol dan

kelompok intervensi menggunakan uji Mann-Whitney U Test

(Dahlan, 2013).

J. Etika Penelitian

(57)

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dinyatakan layak

etik sesuai dengan peraturan yang ada

Menurut Hidayat (2007), etika penelitian meliputi:

1. Informed consent

Peneliti memberikan informasi tentang mekanisme atau proses penelitian sebagai calon responden, sehingga mampu memahami dan diharapkan dapat berpartisipati secara suka rela dan tidak ada unsur paksaan. Lembar informed consent ditanda tangani oleh pasien setelah bersedia menjadi responden.

2. Anonymity (tanpa nama)

Peneliti menjaga kerahasiaan responden dan tidak

mencantumkan nama responden pada kuesioner penelitian.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden. Peneliti memberitahukan jaminan rahasia kepada responden sebelum kuesioner dibagikan, yaitu semua informasi responden dirahasiakan kecuali hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk data nilai dan untuk tujuan akademis saja.

4. Fidelity (keadilan)

(58)

42 A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman. Wilayah Puskesmas Gamping I terdiri dari 2 desa yaitu desa Ambarketawang yang terdiri dari 13 dusun dan desa Balecatur yang terdiri dari 18 dusun. Lokasi penelitian dipilih secara acak oleh peneliti berdasarkan jumlah penderita hipertensi terbanyak. Batasan wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman meliputi sebelah utara berbatasan dengan Desa Sidoarum Kecamatan Godean, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kasihan Bantul, sebelah timur berbatasan dengan Desa Banyuraden Puskesmas Gamping II, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sedayu Bantul.

(59)

sehingga pasien hanya mendapatkan informasi apabila berkonsultasi dengan dokter saat melakukan pemeriksaan saja.

2. Gambaran Karakteristik Responden

[image:59.595.173.539.339.731.2]

Karakter responden dalam kelompok ini meliputi usia., jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan karakteristik responden sebagai berikut:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Presentase Karakteristik Responden Penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping I

Sleman (N=64) Karakteristik

Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi Frekuensi (n) Persentase (%) Frekuensi (n) Persentase (%) 1. Usia

17-25 tahun (remaja akhir) 26-35 tahun (dewasa awal) 36-45 tahun (dewasa akhir) 46-55 tahun ( lansia awal) 2 8 17 5 6,25 25 53,12 15,63 4 8 11 9 12,5 25 34,38 28,12

2. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 11 21 34,38 65,62 12 20 37,5 62,5 3. Pendidikan Terakhir SD SMP SMA S1 4 13 14 1 12,5 40,62 43,75 3,13 8 10 14 25 31,25 43,75 4. Pekerjaan Mahasiswa Wirausaha Karyawan PNS

Ibu Rumah Tangga (IRT) Buruh Tani 9 3 1 11 4 4 28,12 9,37 3,13 34,38 12,5 12,5 2 10 5 11 1 3 6,25 31,25 14,62 34,38 3,13 9,37

(60)

Berdasarkan pada tabel 4, karakteristik responden pada kelompok kontrol dan intervensi kategori umur paling banyak yaitu 36-45 tahun sebanyak 17 orang (53,12%), sedangkan berdasarkan jenis kelamin yaitu perempuan sebanyak 21 orang (65,62%), berdasarkan kategori pendidikan terakhir yaitu SMA sebanyak 14 orang (43,75%), dan berdasarkan pekerjaan yaitu IRT sebanyak 11 orang (34,38%).

3. Perbedaan Tingkat Pengetahuan pada Tiap Kelompok Penelitian Perbedaan pengetahuan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi, berdasarkan tabel 5 denggan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test pada kelompok kontrol diperoleh nilai signifikansi sebesar p=0,627 (p > 0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna antara pretest

dan posttest pada kelompok kontrol. Sedangkan pada kelompok

intervensi diperoleh nilai signifikansi sebesar p=0,000 (p<0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna antara pretest dan posttest pada kelompok intervensi.

Tabel 5. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Pencegahan Stroke pada Kelompok Kontrol dan Intervensi Pretest dan Postest

dengan Uji Wilcoxon (N=64) Kelompok

Pretest Posttest

p Mean

±SD

Median CI Mean

±SD Media n CI Kontrol (n=32) 10,25± 1,98

11 9,53-10,97

10,31± 1,61

11 9,73-10,89 0,627 Intervensi (n=32) 10,53± 1,72

11 9,91-11,15

13,19± 1,17

13 12,76-13,61

0,000

(61)

4. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Antara Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi

Perbedan pengetahuan pretest dan posttest antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi nerdasarkan tabel 6, hasil uji

Mann-Whitney U Test kedua kelompok pada pretest antara

[image:61.595.184.557.624.758.2]

kelompok kontrol dan kelompok intervensi diperoleh nilai probabilitas Sig. (2-tailed) sebesar 0,789 (p>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa antara kelompok kontrol dengan kelompok intervensi tidak ada perbedaan pengetahuan yang bermakna pada saat pretest. Hasil ini berbeda dengan dengan perhitungan signifikansi pada analisa perbedaan tingkat pengetahuan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada saat posttest yang mendapatkan nilai probabilitas Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p<0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi ada perbedaan pengetahuan yang bermakna pada saat posttest, yaitu terjadi peningkatan pengetahuan tentang pencegahan stroke pada klien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman.

Tabel 6. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Pencegahan Stroke antara Kelompok Kontrol dan Intervensi dengan Uji

Mann-Whitney U Test (N=64)

Waktu

Kelompok

p Kontrol (n=32) Intervensi (n=32)

Mean±SD Min-Max

CI Mean±

SD

Min-Max

CI Pretest 10,39±1,84 5

9,53-10,97

10,39±1 ,84

14 9,91-11,15

0,789

(62)

Kontrol (n=32) Intervensi (n=32) Mean±SD

Min-Max

CI Mean±

SD

Min-Max

CI posttest 11,75±2,01 7

9,73-10,89

11,75±2 ,01

15 12,76-13,61

0,000

p<0,05

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden a. Usia

Distribusi frekuensi dan presentasi karakteristik responden pada kelompok kontrol dan intrevensi didapatkan hasil bahwa usia responden yang paling banyak adalah usia 36-45 tahun sebanyak 17 orang (53,12%) dari seluruh responden sebanyak 64 orang (100%). Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI, 2009) usia 36-45 tahun merupakan masa dewasa akhir.

(63)

b. Jenis kelamin

Jenis kelamin pada kelompok kontrol dan intervensi didapatkan hasil bahwa jenis kelamin responden mayoritas wanita. Henderson (2007) menjelaskan bahwa wanita yang mengalami stroke jumlahnya dua kali lebih banyak dari pria, Hal ini sesuai dengan penelitian Susanti (2012), yang menyebutkan bahwa jenis kelamin perempuan lebih menonjol daripada laki-laki, hal ini dihubungkan dengan faktor hormonal yang lebih besar terdapat dalam tubuh perempuan. Selain itu hal ini juga dipengaruhi karena penggunaan kontrasepsi pil juga merupakan salah satu faktor risiko terhadap hipertensi (Pangaribuan, 2015). Penggunaan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah. Hal ini disebabkan karena terjadinya hipertropi jantung dan peningkatan respon presor angiotensi II dengan melibatkan jalur Renin Angiotensin System

(Olatunji dan Soladove, 2008). c. Pendidikan terakhir

Menurut karakteristik pendidikan terakhir responden mayoritas adalah SMA. Menurut Br Sitepu (2012), meskipun latar belakang pendidikan seseorang adalah SMA tidak menutup kemungkinan mereka memiliki pengetahuan yang baik mengenai pencegahan stroke. Menurut Sab’ngatun (2009), pendidikan merupakan

(64)

orang lain, makin tinggi pendidikan seseorang, maka orang tersebut cenderung lebih banyak mendapat dan lebih mudah menerima informasi baik dari orang lain maupun dari media massa. Pendidikan yang cukup tinggi membuat seseorang lebih mudah menerima informasi. Informasi dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun non formal yang dapat memberikan pengaruh jangka pendek yang dapat menghasilkan perubahan peningkatan pengetahuan. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Notoadmojo, 2010).

d. Pekerjaan

Pekerjaan mayoritas Ibu Rumah Tangga. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibu rumah tangga (IRT) dapat diartikan sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga, atau dengan pengetian lain ibu rumah tangga merupakan seorang istri (ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumah tangga (tidak bekerja di kantor). Menurut Batubara (2015), IRT merupakan seseorang yang rentan

terserang penyakit, hal ini berkaitan dengan kurang aktifitas olah

(65)

proses penuaan tetapi pada batas tertentu dapat mengontrol tekanan darah tinggi, kebiasaan merokok, diabetes, kadar kolesterol, kegemukan dan melakukan aktifitas olah raga. Stres juga dapat menaikan tekanan darah dan memperlemah daya tahan tubuh (Henderson, 2007).

2. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan tentang Pencegahan Stroke

Berdasarkan Tabel 4 pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan yang bermakna dengan nilai, sedangkan pada kelompok intervensi menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat pengetahuan yang bermakna antara pre-test dan

post-test.

Berdasaran Tabel 5 pada pre-test antara kelompok intervensi dan kontrol menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan yang bermakna antara kelompok intervensi dan kontrol. Berbeda dengan hasil pada kedua kelompok antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat pengetahuan yang bermakna antara kedua kelompok tersebut pada saat dilakukan post-test.

(66)

dengan bahasa yang mudah dipahami, dan didukung dengan gambar yang menarik. Menurut Mubarak (2007), pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Pendidikan kesehatan merupakan pemberian informasi, dimana didalamnya terdapat proses belajar. Proses belajar menurut Notoatmodjo (2010), dapat diartikan sebagai proses untuk menambah pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang dapat diperoleh melalui pengalaman atau melakukan studi (proses belajar mengajar). Dengan belajar individu diharapkan mampu menggali apa yang terpendam dalam dirinya dengan mendorong untuk berpikir dan mengembangkan kepribadiannya dengan membebaskan diri dari ketidaktahuannya (Prabawati, 2014). Menurut Notoatmodjo (2012), memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjawab dan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi yang disampaikan secara benar. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Kurniawan (2013) bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara pre-test dan post-test

setelah diberikan pendidikan kesehatan.

(67)
(68)

yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan diskusi, dimana pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan metode diskusi lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan, sehingga peneliti menggabungkan kedua metode tersebut.

Pendidikan kesehatan dalam penelitian ini, disampaikan menggunakan materi yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu pencegahan stroke, menggunakan media powerpoint dan leaflet dengan bahasa yang mudah dipahami serta dengan tulisan yang menarik dan gambar pendukung. Berdasarkan Aini (2013) dalam menyampaikan bahwa pendidikan kesehatan harus menggunakan cara tertentu, materi disesuaikan dengan sasaran, alat bantu pendidikan kesehatan disesuaikan agar dapat dicapai hasil yang optimal. Materi yang telah disampaikan akan menjadi sebuah aplikasi yang diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

(69)

(2010), penyampaian pendidikan kesehatan menggunakan alat bantu bertujuan untuk meningkatkan minat, mencapai sasaran yang banyak, merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain, untuk mempermudah penyampaian, penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan, mendorong keinginan orang untuk mengetahui dan menegakkan pengertian yang diperoleh. Penggunaan alat bantu yang sesuai seperti alat bantu visual lebih mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi.

Pendidikan kesehatan ini dilakukan dalam beberapa kelompok kecil. Diskusi yang dilakukan pada kelompok kecil beranggotakan kurang dari 15 orang sehingga responden akan mudah menerima informasi dan penjelasan (Suliha, 2007). Hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan responden, sehingga berdasarkan analisa peneliti dalam penelitian ini menunjukkan bahwa antara responden yang tidak diberikan intervensi pendidikan kesehatan dan yang diberikan intervensi pendidikan kesehatan tentang pengetahuan pencegahan stroke memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Sehingga responden yang telah diberikan intervensi pendidikan kesehatan tentang pengetahuan pencegahan stroke memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dalam menjawab pertanyaan kuesioner dan mampu menyebutkan cara pencegahan stroke.

(70)

responden dalam kelompok kontrol khususnya yang belum pernah mendapatkan informasi terkait pengetahuan pencegahan stroke tidak bisa menjawab pertanyaan dengan tepat. Hal tersebut didukung berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijoreni (2014) bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan pretest dan posttest pada kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan pada kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak diberi intervensi sehingga tidak terdapat pengaruh pada kelompok tertentu sebelum atau setelah intervensi dilakukan (Sugiyono, 2010).

(71)

C. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian 1. Kekuatan Penelitian

a. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy eksperimen

dengan pretest d

Gambar

Gambar 1. Kerangka Konsep
Tabel 2. Pernyataan pada kuesioner tingkat pengetahuan klien
Tabel 3. Interpretasi Nilai r Reliabiltas Menurut Arikunto
Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Presentase Karakteristik
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari data yang ada di Puskesmas Pundong jumlah kunjungan pada tahun 2010, penyakit hipertensi menempati peringkat pertama dengan jumlah pasien 1.800 pasien,

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh blog edukatif tentang hipertensi terhadap pengetahuan tentang hipertensi dan perilaku diet hipertensi pada

Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada responden, dimana dari hasil jawaban responden menyatakan ketidaktahuan akan evaluasi tentang

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan kronis yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah arteri..

Hasil dari penelitian kepatuhan diet pasien hipertensi sebelum diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok eksperimen tidak patuh sebanyak 11 responden atau

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia- Nya sehingga penyusunan Tugas Akhir yang Berjudul “Gambaran Pengetahuan Tentang Diet

Jumlah garam dibatasi suesuai penderita dan jenis makanan dalam daftar diet, yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam hampir semua bahan makanan yang

No Pernyataan Benar Salah 1 Diet hipertensi merupakan salah satu cara mengatasi hipertensi tanpa efek samping 2 Tujuan diet hipertensi adalah untuk menurunkan tekanan darah 3 Tujuan