• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS IKLIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS IKLIM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN

MOTIVASI TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI

KABUPATEN

REMBANG

Angga Debby Frayudha,

Nurul Dyah Puspita

,

Prodi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel

Sejarah Artikel:

Diterima Februari 2016 Disetujui Februari 2016 Dipublikasikan Februari 2016

Keywords:class visits supervision , organizational climate , work motivation, competence pedagogic.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan menentukan koefisien pengaruh supervisi kunjungan kelas dan iklim organisasi melalui motivasi kerja terhadap kompetensi pedagogik guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Rembang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang diolah dengan metode statistik. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling. Analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) supervisi kunjungan kelas berpengaruh secara langsung terhadap kompetensi pedagogik dengan nilai signifikan 0,003, (2) iklim organisasi tidak berpengaruh secara langsung terhadap kompetensi pedagogik guru dengan nilai signifikan 0,722 lebih besar dari taraf signifikan 0,05, (3) supervisi kunjungan kelas berpengaruh terhadap motivasi kerja guru dengan nilai signifikan 0,000, (4) iklim organisasi tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja guru dengan nilai signifikan -0,093 lebih besar dari taraf signifikan 0,05, (5) motivasi kerja berpengaruh terhadap kompetensi pedagogik dengan nilai signifikan 0,006, (6) supervisi kunjungan kelas secara tidak langsung berpengaruh terhadap kompetensi pedagogik melalui motivasi kerja sebagai variabel intervening dengan nilai 0,118 < 0,372, dan (7) iklim organisasi tidak berpengaruh secara tidak langsung terhadap kompetensi pedagogik melalui motivasi kerja sebagai variabel intervening dengan nilai 0,42 > -0,513.

Abstract

This Research aimed to Identify Influence of class visits supervision and organizational climate against pedagogic competence through work motivation state primary school teachers in the district of Rembang regency. This study uses a quantitative approach that is processed with statistical methods. Strategy Sample was collected bay a proportional random sampling technique. Data were analysed by path analysis. The result of this study showed (1) there is a significant influence on the supervision of classroom visits to pedagogic competence of 0,003, (2) significant influence on the organizational climate to pedagogic competence of 0,722, (3) supervision of classroom visit to work motivation of 0,000, (4) significant influence on the organizational climate to work motivation of -0,093, (5) significant influence on the work motivation to pedagogic competence of 0,006, (6) significant influence on the supervision of classroom visit to work motivation to pedagogik competence of 0,118 < 0,375, (7) significant influence on the organizational climate to work motivation to pedagogik competence of 0,42 > -0,513.

© 2016 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi:

Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233 Email : mpyenk@gmail.com

ISSN 2252-7001

Educational Management 2 (3) (2016)

Educational Management

(2)

Pendahuluan

Kompetensi guru merupakan hasil dari penggabungan dari kemampuan-kemampuan yang berupa seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam menjalankan tugas keprofesionalannya. Senada dengan pendapat Cooper dalam (Sudjana 2002:17) bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu mempunyai pengetahuan tentang belajar tingkah laku manusia, mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya, mempunyai sikap yang tepat tentang dirinya, sekolah, teman sejawat dan bidang studi yang dibinanya, serta mempunyai kemampuan tentang teknik mengajar.

Salah satu dari keempat kompetensi yang telah disebutkan adalah kompetensi pedagogik. Sebagaimana dijelaskan dalam Standar Nasional Pendidikan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Fenomena yang sering terjadi pada tenaga pendidik khususnya di tingkat SD yakni belum memenuhi kualifikasi sebagai guru yang berkompeten, khususnya kompetensi pedagogik yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran, seperti guru belum mampu memanfaatkan teknologi pembelajaran dan belum mampu menyusun rancangan pembelajaran dengan baik serta belum optimalnya pengelolaan kelas. Padahal guru tidak hanya bertindak sebagai penyaji informasi tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator, maupun pembimbing yang senantiasa berupaya memaksimalkan perkembangan potensi yang dimiliki peserta didik. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang unggul dibidangnya termasuklah kompetensi pedagogik karena kompetensi pedagogik ini harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Melalui pemberian kesempatan studi lanjut, pelatihan serta lokakarya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menjalankan tugasnya, kenyataan yang terjadi guru yang telah mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan setelah kembali ke sekolah tidak menampakkan perubahan yang berarti

karena apa yang telah didapat tidak sepenuhnya diimplementasikan dan cenderung kembali kebiasaan lama dengan menggunakan metode ceramah dan tidak memanfaatkan secara maksimal media yang telah disediakan.

Salain itu dapat dilihat dari hasil uji kompetensi, standar nilai uji kompetensi guru adalah 70 sedangkan untuk wilayah Rembang nilai rata-rata pada tahun 2012 mencapai 39,29, di tahun 2013 mencapai 35,40 dan di tahun 2014 mencapai 34,40 (Sakeena.net/sertifikasi-guru/). Sementara itu, rata-rata untuk wilayah kecamatan Rembang mencapai 38,40 (UPTD Pendidikan Kecamatan Rembang). Dari rata-rata tersebut jelas terlihat bahwa nilai uji kompetensi guru masih jauh dari standar yang telah ditetapkan.

Peningkatan kompetensi guru tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Gibson dalam Ridwan (2009:134-135) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi upaya peningkatan profesionalisme guru dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor eksternal yang meliputi : (a) latar belakang pendidikan; (b) pengalaman mengajar; (c) keadaan kesehatan; (d) kesejahteraan ekonomi. Faktor eksternal yang meliputi : (a) sarana pendidikan; (b) kedisiplinan kerja di sekolah; (c) pengawasan kepala sekolah.

Kepala Sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Peran kepala sekolah sebagai supervisor bertujuan membimbing guru, dilakukan dengan cara-cara atau usaha yang mempengaruhi para guru seperti membimbing dan mengarahkan guru untuk meningkatkan kemampuan dalam mengajar. Dengan dijalankannya peran kepala sekolah sebagai supervisor dengan optimal akan memotivasi guru untuk terus meningkatkan kompetensi pedagogik dan memperbaiki kekurangan dalam mengajar.

Sahertian (2000:12) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi pedagogik guru adalah (a) pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki guru (b) kepemimpinan kepala sekolah (c) lingkungan kerja yang mendorong motivasi kerja guru untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan tugas secara optimal.

(3)

sikap dalam pelaksanaan tugas secara optimal. Suasana kerja yang kondusif di lingkungan sekolah dan hubungan baik antar guru dan Kepala Sekolah sangat dibutuhkan untuk menciptakan rasa nyaman dalam bekerja.

Berdasarkan permasalahan di atas, mendorong peneliti untuk meneliti pengaruh supervisi kunjungan kelas dan iklim organisasi melalui motivasi kerja terhadap kompetensi pedagogik guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Hal ini penting diteliti sebagai bahan instrospeksi baik bagi para Kepala Sekolah, para guru dan penentu kebijakan yang lainnya (Kepala Dinas, Kepala UPTD pendidikan Kecamatan), khususnya dalam rangka upaya meningkatkan mutu pendidikan pada jenjang sekolah dasar, sebab kompetensi pedagogik guru mempunyai pengaruh besar terhadap mutu peningkatan pendidikan.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data kuantitatif yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis).

Populasi dalam penelitian ini adalah guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Rembang yang berstatus PNS sebanyak 173 orang. Jumlah sampel adalah 118 guru yang diperoleh dengan teknik purposive random sampling.

Instrumen pengumpulan data menggunakan tes dan angket. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis, analisis jalur (path analysis) dan sobel tes.

HASIL PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh temuan-temuan yang merupakan jawaban atas masalah-masalah penelitian. Pembahasan diuraikan sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan yaitu ada tujuh yang tiga diantaranya tidak berpengaruh dan empat diantaranya terbukti berpengaruh secara signifikan.

1. Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas terhadap Kompetensi Pedagogik

Berdasarkan hasil analisis dengan regresi diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan supervisi kunjungan kelas terhadap kompetensi pedagogik sebesar 1,39%. selanjutnya hasil analisis

signifikansi diperoleh nilai sebesar 0,118 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “ada pengaruh langsung yang positif dan signifikan supervisi kunjungan kelas terhadap kompetensi pedagogik” dapat diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak.

2. Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kompetensi Pedagogik

Berdasarkan hasil analisis dengan regresi diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan iklim organisasi terhadap kompetensi pedagogik. Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “tidak ada pengaruh langsung yang positif dan signifikan iklim organisasi terhadap kompetensi pedagogik” ditolak dan hipotesis nol (H0) diterima.

3. Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas terhadap Motivasi Kerja

Berdasarkan hasil analisis dengan regresi diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan supervisi kunjungan kelas terhadap motivasi kerja sebesar 6,45 %. Selanjutnya hasil analisis signifikansi diperoleh nilai sebesar 0,254 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “ ada pengaruh langsung yang positif dan signifikan supervisi kunjungan kelas terhadap motivasi kerja” dapat diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak.

Hasil analisis tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi supervisi kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah maka makin tinggi pula motivasi kerja guru dan sebaliknya jika supervisi kunjungan kelas rendah / jarang diadakan maka akan rendah pula motivasi keja yang dimiliki oleh guru. Dari sisi kekuatan hubungan temuan di atas menunjukkan bahwa hubungan yang rendah, yang mana rendahnya hubungan ini tidak terlepas dari upaya kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sebagai motivator.

4. Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Motivasi Kerja

(4)

5. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kompetensi Pedagogik

Berdasarkan hasil analisis dengan regresi diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kerja terhadap kompetensi pedagogik sebesar 14,8 %. Selanjutnya hasil analisis signifikansi diperoleh nilai sebesar 0,148 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “ ada pengaruh langsung yang positif dan signifikan motivasi kerja terhadap kompetensi pedagogik” dapat diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak.

6. Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas Melalui Motivasi Kerja terhadap Kompetensi

Pedagogik

Berdasarkan hasil analisis dengan regresi diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan supervisi kunjungan kelas terhadap motivasi kerja sebesar 14,8 %. Kumulatif analisis regresi supervisi kunjungan kelas dan motivasi kerja guru terhadap kompentensi pedagogik adalah 0,372, artinya kumulatif supervisi kunjungan kelas dan motivasi kerja guru adalah positif terhadap kompentensi pedagogik. Selanjutnya koefisien pengaruh supervisi kunjungan kelas terhadap motivasi kerja adalah signifikan yaitu sebesar 0,254 lebih kecil dari 0,05, sedangkan koefisien pengaruh motivasi kerja terhadap kompentensi pedagogik adalah signifikan yaitu sebesar 0,118 lebih kecil dari 0,05, sehingga disimpulkan bahwa H06 ditolak yang berarti ada pengaruh yang signifikan dari supervisi kunjungan kelas melalui motivasi kerja terhadap kompetensi pedagogik guru SD Negeri di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

7. Pengaruh Iklim Organisasi Melalui Motivasi Kerja terhadap Kompetensi Pedagogik

Berdasarkan hasil analisis pengaruh iklim organisasi terhadap motivasi kerja adalah yaitu tidak ada pengaruh langsung antara iklim organisasi terhadap motivasi kerja begitu pula jika motivasi kerja menjadi variabel penghubung antara iklim organisasi terhadap kompetensi pedagogik, tidak terdapat pengaruh yang signifikan. Sehingga motivasi kerja tidak berfungsi sebagai variabel intervening.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diambil simpulan sebagai berikut.

a. Supervisi kunjungan kelas berpengaruh secara langsung terhadap kompetensi pedagogik guru

SD Negeri di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang dengan nilai signifikansi 0,003 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05. Hal ini berarti bahwa supervisi kunjungan kelas dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru.

b. Iklim organisasi tidak berpengaruh secara langsung terhadap kompetensi pedagogik guru SD Negeri di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Hal ini dikarenakan nilai signifikansi 0,722 lebih besar dari taraf signifikan 0,05. Iklim organisai tidak mempengaruhi kompetensi pedagogik karena pada tiap sekolah memiliki dimensi sosial dan psikologikal yang berbeda-beda.

c. Supervisi kunjungan kelas berpengaruh terhadap motivasi kerja guru SD Negeri di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang dengan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05. Dengan adanya supervisi kunjungan kelas dapat meningkatkan motivasi kerja guru dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan supervisi kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah tidak hanya sebagai pengawasan dan penilaian dalam proses belajar mengajar saja tetapi supervisi kunjungan kelas ini dilaksanakan untuk mencari dan memecahkan masalah yang yang dihadapi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

d. Iklim organisasi tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja guru SD Negeri di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang dengan nilai signifikan -0,093 lebih besar dari taraf signifikan 0,05. Hal ini disebabkan karena iklim organisasi khususnya lingkungan sosial yang berbeda-beda pada tiap sekolah.

e. Motivasi kerja berpengaruh terhadap kompetensi pedagogik guru SD Negeri di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang dengan nilai signifikan 0,006 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05. Motivasi baik yang berasal dari diri maupun dari lingkungan untuk mengembangkan proses pembelajaran dan mutu pendidikan akan mendorong guru dalam meningkatkan kompetensi pedagogiknya.

(5)

hubungan antara supervisi kunjungan kelas terhadap kompetensi pedagogik.

g. Iklim organisasi kelas tidak berpengaruh secara tidak langsung terhadap kompetensi pedagogik guru SD Negeri di Kecamatan Rembang melalui motivasi kerja sebagai variabel intervening. Hal ini terbukti dengan nilai pengaruh langsung iklim organisasi terhadap kompetensi pedagogik lebih besar dari pengaruh tidak langsung antara iklim organisasi terhadap kompetensi pedagogik melalui motivasi kerja dengan nilai 0,42 > -0,513 sehingga motivasi kerja tidak memediasi hubungan antara iklim organisasi terhadap kompetensi pedagogik.

SARAN

Berdasarkan simpulan di atas, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Mengingat kepemimpinan kepala dinas tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai maka diharapakan cara memimpin kepala dinas harus lebih tegas terhadap pegawai yang kinerjanya kurang dan menyesuaikan gaya kepemimpinan yang cocok dengan kondisi pegawai yang akan dipimpin.

2. Bagi kepala dinas, diharapkan agar lebih berusaha lebih keras meningkatkan pengawasan terhadap pegawai yang kinerjanya kurang jangan sampai menular kepada pegawai lain dan lebih memberikan arahan atau dorongan yang bersifat positif bagi pegawai guna kemajuan dinas pendidikan Kabupaten Rembang.

3. Bagi pegawai karena ada beberapa pegawai yang kurang disiplin dalam kehadiran, kemampuan bekerja sama dengan ini diharapkan pegawai lebih meningkatkan lagi kinerjanya terutama dalam kehadiran serta kemampuan bekerja sama agar kinerja individu pegawai semakin baik.

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah. 2002. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Apriyanto, T. 2007. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolahdan Iklim Organisasi Terhadap Kreativitas Guru PAI SMP Negeri Se-Kota Pekalongan. Tesis Semarang: UNNES. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azhari, A. 2004. Supervisi Rencana Program Pembelajaran. Jakarta: Rian Putra.

Barkah. 2002. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Iklim Organisasi terhadap Prestasi Kerja Organisasi di Surabaya. Tesis Program Pascasarjana. Universitas Airlangga.

Daryanti, T. 2011. Pengaruh Motivasi dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan dan Kinerja guru SMA Negeri Kabupaten Jember. Tesis. Jember: Universitas: Jember.

Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Davis, Keith dan Jhon, W. Newstrom. 2000. Prilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Depdikbud. 1998. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta: Dikjen Dikdasmen.

Depdiknas. 2000. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.

Djemari, Marpadi. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta; Mitracendikia. Fattah, N. 2003. Landasan Kependidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Ghozali, I. 2011. Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hakim, A. 2015. Contribution of Competence Teacher (Pedagogical, Personality, Professional, and Social Competence) on the Performance of Learning. International Journal of Engineering and Sciences (IJES). Vol.4. www.theijes.com/papers/v4-i2/Version-3/A42301012.pdf (diunduh pada: 15 september 2015)

Hamalik, O. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hasibun, M. 2003. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Henry, S. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YKPN: Yogyakarta.

Iriana, A dan Liliana. 2011. Pedagogical Competence – The Key to Efficient Education. International Journal of Educational Sciences. Vol.3. http://www.iojes.net/article/magazinearticle. aspx?ID=43 (diunduh pada: 19 juli 2015) Kadarisman, M. 2012. Manajement Pengembangan

Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kholis, N. 2009. Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas Oleh Kepala Madrasah dan Peran Komite Madrasah Terhadap Kinerja Guru PAI Mts Se-Kabupaten Demak. Tesis Semarang: UNNES. Liakopoulou, M. 2011. The Profesionali Competence of

(6)

Knowledge Contribute to a Teacher Effectiveness. International Journal of Humanities and Social Science. Vol 1 no. 21. http://books.google.co.id. (diunduh pada: 19 Juli 2015)

Majid, A. 2005. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mardia, HR. 2014. Professional Competence, Pedagogical Competence and The Performance of Junior High School of Science Teachers. International Journal of Education and Practice. Vol.5. http://book.google.co.id (diunduh pada: 19 Juli 2015)

Mardiyanto. 2001. Hubungan Supervisi Kunjungan Kelas dan Etos Kerja Guru Dengan Kualitas Pengajaran di SMU Negeri Demak. Tesis. Semarang: UNNES.

Mataheru, F. 1981. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Markamah, S. 2013. Pengaruh Supervisi Pengajaran

dan Kompensasi Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru SD DABIN II Kecamatan semarang Utara. Tesis. Semarang: UNNES. Mirzagotova, Alsu Linarovna dan Akhmetov, Linar

Gimazetdinovich. 2015. Self-Development of Pedagogical Competence of Future Teacher. International Journal of Education Studies. Vol. 8. http://www.ccsenet.org/journal/ index.php/ies/article/view/45859 (diunduh pada: 19 juli 2015).

Muhaimin 2004. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mukaran. 2009. Pelaksanaan Pembinaan Kemampuan Profesional Guru Sekolah Dasar Swasta di Propinsi Riau. Tesis. Unnes.

Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2012. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nadia. 2011. The Relationship Between work

Motivation and Job Satisfaction. http://www.academia.edu/2599294/The_rel ationship_between_Work_Motivation_and_J ob_Satisfaction (diunduh pada: 9 Desember 2014).

Pidarta, M. 1999. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto, N. 2002. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya.

Puspowati, M. 2003. Hubungan Supervisi Kunjungan Kelas Oleh Kepala Sekolah dan Kompensasi Dengan Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang. Tesis. Semarang: UNNES.

Ridwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Robbins, S.P. 2001. Organizational Behavior. New Jersey: Pearson Education International. Rohali. 2008. Pengaruh Kompensasi dan Kepemimpinan

Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Guru SD di DABIN II Kecamatan Semarang Utara.Semarang: UNNES.

Sahertian, P.A. 2008. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta. Sahertian, P.A. 2000. Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Mengembangkan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Sarimaya, F. 2008. Sertifikasi Guru: Apa, Mengapa dan Bagaimana?. Bandung: Irama Widya.

Sharkan, K.E. 2009. Experience of Virtual Leadership Development for Human Resource Managers.

http://www.human-resources-health.com/content/7/ 1/1 (diunduh pada: 10 November 2014)

Siswanto, B. 1990. Organisasi Kepemimpinan dan Prilaku Administrasi. Jakarta: Haji Masagung. Soetopo, H. 2010. Prilaku Organisasi. Jakarta: PT.

Remaja Rosdakarya.

Spencer and Spencer. 1993. Competence at Work. Canada: John Wiley and Sons Inc

Sudjana, N. 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. 2012. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sutisna, O. 1993. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktis Profesional. Bandung: Angkasa.

Suparno, P. 2004. Teori Intelegensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah, Teori Howard Gardner. Yogyakarta : Kanisius.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Uno, H.B. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahjanta, E. 2007. Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas oleh Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru terhadap Kinerja Guru dan Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri Se-Kota Magelang. Tesis. Unnes.

Wibowo, D. 2009. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Kinerja. Tesis. Semarang: UNNES.

(7)
(8)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan peningkatan tersebut maka pembelajaran yang dilakukan guru dengan model investigasi kelompok dan pendekatan saintifik pada mata pelajaran IPA dapat

perkebunan komersial bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat (Arifin, 1989; Padmo, 1994), kaitan antara perkembangan pertanian dengan munculnya kebutuhan tentang pendefinisian

Bahwa respon siswa dalam belajar mata pelajaran Kimia melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Kimia

Dalam astrologi Jawa juga dikenal adanya bintang, yang biasa disebut Wuku; ada 30 wuku yang masing-masing mempunyai Dewa (Betara) pelindung (yang kemudian sering dijadikan simbol dari

By analysing spatial relations of features and house plans we defined, in a case of the Stroked Pottery Culture site in Jaroměř, a principle of relation of individual groups

Berdasarkan hasil penelitian tentang pen- garuh kedalaman undercut gigi pegangan dan tipe bahan cengkeram termoplastik nilon terh- adap kekuatan retensi GTSL Co-Cr kombinasi

Mengubah masyarakat secara revolusioner (perubahan secara cepat) harus berakhir dengan kemenangan kaum proletar. Sehingga pada gilirannya pemerintahan negara harus

Hasil analisis kuantitatif dokumen rekam medis rawat inap kasus Bedah Orthopedy di RSUD Kota Semarang tentang review identiikasi menunjukkan adanya ketidaklengkapan pada nomor rekam