• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Aparatur Dalam Mensosialisasikan E-Market Melalui www.e-market.hostoi.com Di Dinas Koperasi UKM Dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kinerja Aparatur Dalam Mensosialisasikan E-Market Melalui www.e-market.hostoi.com Di Dinas Koperasi UKM Dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana

pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

Disusun oleh DEWI OKTAVIANI

41707010

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

(2)

v

KOTA BANDUNG

Penerapan jaringan informasi di lingkungan pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting untuk mencapai good governance dalam rangka meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat. Berbagai kegiatan kepemerintahan guna antara lain memperbaiki pelayanan publik, meningkatkan efisiensi pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah dapat meningkatkan hubungan kerja antar aparatur dengan UKM serta dapat menyediakan pelayanan bagi UKM sebagai fasilitator pemasaran. E-marketing atau pemasaran produk secara on line merupakan aplikasi penggunaan teknologi informasi yang dapat menyajikan informasi tentang produk pada pengguna sebagai bentuk promosi dan pemasaran produk pada pelanggan, dan dapat melakukan transaksi dengan pengguna di lokasi yang berbeda.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kinerja yang dikemukakan oleh Prawirosentono. Prawirosentono mengemukakan 4 faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu (1) Efektifitas dan Efisiensi (2) Otoritas dan Tanggung Jawab (3) Disiplin dan (4) Inisiatif.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive. Teknik Pengumpulan data yaitu observasi, studi pustaka, dan wawancara. Teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang meliputi pengumpulan data, display data dan pengambilan keputusan dan verifikasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa keberhasilan kinerja aparatur

Diskoperindag dalam mensosialisasikan e-market melalui www.e-market.hostoi.com di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung yang ditentukan oleh, efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaanya belum berjalan dengan baik hal tersebut terjadi karena kendala

yang dihadapi seperti kurangnya kemampuan aparatur dalam menjalankan e-market. Otoritas dan tanggung jawab aparatur Diskoperindag Kota Bandung

(3)

vi

BANDUNG CITY

Application of environmental information network in central and local governments in an integrated become an important prerequisite for achieving good governance. In order to improve transparency, accountability and participation in various activities of governance the include. Improve public service, improve the efficiency of the implementation of regional autonomy, Governments can improve the working relationship betwen the apparatus with UKM and provide services to UKM as a facilitator of marketing. E-marketing or marketing online products is the application of technology usage information can present information about the product on the users at different locations, according to the desired goal is the promotioan and marketing of products to customers.

The theory used in this study is the theory propounted by prawirosentono performance. Prawirosentono suggests four factors that effect Permormance (1) Effectiveness and efficiency (2) Authority and responsibility (3) Discipline (4) Initiative.

The research method used is descriptive method with a qualitative approach. Mechanical determination of informants using purpose technique. The note collection technique is observation,book study and interview. Data analysis technique used is descriptive,qualitative,which includes note collection, note display and decision, making and verification.

(4)

vii

Dalam Mensosialisasikan E-Market Melalui www.e-market.hostoi.com di Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kota Bandung”. Maksud dari penyusunan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unikom Bandung.

Peneliti menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun kepada semua pihak apabila ada kesalahan atau kata-kata yang kurang berkenan. Peneliti berharap semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Penyusunan Skripsi ini tidak akan berhasil apabila dilakukan oleh peneliti sendiri, tetapi Skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo. Drs., MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

2. Nia Karniawati S. IP., M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan sekaligus dosen pembimbing Skripsi yang telah bersedia menjadi pembimbing dan meluangkan waktu untuk berbagi ilmu. Semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat.

3. Tatik Rohmawati. S.IP selaku dosen wali IP 2007 yang selalu memberikan motivasinya.

4. Seluruh dosen IP: Dewi Kurniasih S. IP, M.Si, Tatik Fidowaty S.IP, dan Rino Adibowo S.IP terimakasih atas bantuannya.

5. Sekertariatan Airinawati, A.Md. terimakasih atas bantuannya kepada peneliti. 6. Keluarga tercinta. Kedua orang tua Mamah, Bapak tercinta yang selalu

(5)

viii

8. Temen-temen Dicharinda Valeska (echa), Riana (Mba Ree), Erlinda (omen) yang selalu memberikan dukunganya kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

9. Seluruh pimpinan dan staf-staf di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Khususnya Bidang UKM dan Kepegawaian yang telah memberikan Peneliti bantuan dalam menyusun Skripsi.

Dan semua pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung peneliti dalam menyelesaikan Skripsi ini, terimakasih dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Akhir kata, peneliti mengucapkan terima kasih dan semoga usulan ini dapat bermanfaat. Amin.

Bandung, Juli 2011

Peneliti

(6)

1 1.1Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi informasi terjadi sedemikian pesatnya sehingga data, informasi, dan pengetahuan dapat diciptakan dengan teramat sangat cepat dan dapat segera disebarkan seluruh lapisan masyarakat setiap individu dapat saling berkomunikasi secara langsung kepada siapapun yang dikehendaki. Teknologi akan sangat mempengaruhi bagaimana pemerintah di masa modern harus bersikap melayani masyaratnya, banyaknya aspek-aspek dan fungsi-fungsi pemerintah konvensional yang secara tidak langsung telah diambil alih oleh masyarakat sendiri karena adanya teknologi dan pemerintah mulai mengkaji fenomena yang ada maka pemerintah perlu dengan benar dan efektif mereposisikan peranan dirinya.

(7)

E-goverment merupakan penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. E-government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis. Model penyampaian yang utama adalah government-to-citizen atau government-to-customer (g2c), government-to-business (g2b) serta government-to-government (g2g). Keuntungan yang paling diharapkan dari e-government adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik.

(8)

untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan/atau Gubernur selaku Wakil Pemerintah di daerah untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan otonomi daerah. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintahan daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah meliputi pembinaan atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dan pemerintahan Desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah Provinsi, Kabupaten/Kota, dan pemerintahan Desa. Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung yang merupakan salah satu satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang bertugas mengembangkan UKM melalui sebuah sistem informasi sebagai upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

(9)

terutama menghadapi perusahaan besar dan pesaing modern lainnya telah menempatkan UKM dalam posisi yang tidak menguntungkan. Di Indonesia, sebagian besar UKM menjalankan usahanya dengan cara-cara tradisional, termasuk dalam produksi dan pemasaran. Namun demikian, masalah yang dihadapi oleh UKM di negara-negara berkembang sebenarnya bukanlah karena ukurannya, tetapi lebih karena isolasi yang menghambat akses UKM kepada pasar, informasi, modal, keahlian, dan dukungan institusional.

Tantangan ke depan UKM untuk mampu bersaing di era perdagangan bebas, baik di pasar domestik maupun di pasar ekspor, sangat ditentukan oleh dua kondisi utama. Pertama, lingkungan internal UKM harus diperbaiki, yang mencakup aspek kualitas SDM, terutama kewirausahaan (entrepreneurship), penguasaan teknologi dan informasi, struktur organisasi, sistem manajemen, kultur/budaya bisnis, kekuatan modal dan jaringan bisnis dengan pihak luar. Kedua, lingkungan eksternal harus juga kondusif, yang terkait dengan kebijakan pemerintah, aspek hukum, kondisi persaingan pasar, kondisi ekonomi-sosial-kemasyarakatan, kondisi infrastruktur, tingkat pendidikan masyarakat, dan perubahan ekonomi global. Secara nasional, pilihan strategi dan kebijakan untuk memberdayakan UKM dalam memasuki era pasar global menjadi sangat penting bagi terjaminnya kelangsungan hidup dan perkembangan UKM sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pertumbuhan dan pemerataan pendapatan.

(10)

Daerah(RPJMD). RPJPD dan RPJMD harus diaplikasikan dan diimplementasikan ke dalam Visi dan Misi SKPD sesuai bidang kewenangan. Kewenangan tersebut diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2001 tentang Kewenangan Daerah Kota Bandung sebagai Daerah Otonom.

Menurut data yang ada di Dinas Koperasi UKM dan Perindutrian Perdagangan Kota Bandung pada Tahun 2009 UKM di Kota Bandung saat ini mencapai 927 unit. Jenis usaha yang dilakukan diantaranya dalam bidang makanan, fashion dan handycraft. Persoalan yang sering dihadapi UKM yaitu permodalan, bahan baku dan pemasaran, dalam hal pemasaran, diperlukan srategi untuk mengatasi ketergantungan terhadap suatu pasar tertentu. Saat ini di Kota Bandung jumlah mall semakin bertambah di berbagai sudut kota. Mall di nilai tidak mampu mewadahi produk dari UKM, justru mematikan kalangan UKM akibat persaingan usaha.

(11)

Pengembangan usaha mikro menjadi pilihan strategis untuk mengurangi kesenjangan pendapatan dan kemiskinan. Sedangkan koperasi diharapkan berkembang semakin luas menjadi wahana yang efektif dalam menciptakan efisiensi kolektif para anggota koperasi, baik produsen maupun konsumen, sehingga menjadi pelaku ekonomi yang mampu mendukung upaya peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi. Berdasarkan pada realitas kehidupan perekonomian Indonesia dewasa ini, sebagian besar pelaku ekonomi yang mengalami ketidakberdayaan dan terpinggirkan, pada sektor industri pengolahan mereka adalah pelaku industri kecil dan pada sektor jasa mereka adalah pekerja pada sektor informal dalam rangka pencapaian Indonesia maju dan mandiri, salah satu sasaran pokoknya adalah penciptaan ketahanan pangan nasional melalui pengembangan struktur perekonomian yang kokoh.

Teknologi informasi (TI) yang berkembang sangat pesat datang dengan peluang-peluang baru yang dapat mengatasi sebagian masalah UKM. Meskipun peluang yang dibawa oleh TI sangat besar, Namun banyak penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa adopsi TI oleh UKM masih rendah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia yang mengembangkan TI. Kurangnya pemahaman peran strategis yang dapat dimainkan oleh TI terkait dengan pendekatan baru pemasaran, berinteraksi dengan konsumen, dan bahkan pengembangan produk dan layanan diduga sebagai sebab rendahnya adopsi TI oleh UKM di Indonesia.

(12)

bentuk pelayanan pemerintah kepada masyarakatnya adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan, dan penyediaan berbagai data, informasi, pengetahuan, maupun kebijakan beserta penyebarannya ke seluruh anggota masyarakat yang membutuhkan, maka jelas terlihat bahwa teknologi yang paling cocok untuk diterapkan di sini adalah teknologi informasi.

Upaya Diskoperindag dalam mengatasi masalah UKM adalah dengan mengembangkan UKM melalui sistem informasi, maka dibuatlah sebuah portal e-market yang merupakan suatu bentuk pasar elektronik (virtual market) dimana pembeli dan penjual bertemu dan dihubungkan melalui transaksi elektronik (online) yang dapat diakses secara cepat, aman dan dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja (terbebas dari jam kerja suatu tempat). Elektronik market memiliki banyak keuntungan, baik bagi pembeli maupun penjual. E-marketing atau pemasaran produk secara on line merupakan aplikasi penggunaan teknologi informasi yang dapat menyajikan informasi tentang produk pada pengguna dan dapat melakukan transaksi dengan pengguna di lokasi yang berbeda, sesuai dengan tujuan yang diinginkan, yaitu promosi dan pemasaran produk pada pelanggan.

(13)

dan pengenalan mengenai e-market agar UKM mengenal terlebih dahulu maksud dan tujuan terselengaranya Virtual market tersebut, agar tujuan dari program tersebut dapat tercapai dengan adanya sosialisasi.

Sumber daya manusia dan teknologi merupakan dua hal yang tidak terpisahkan dalam membangun kesuksesan usaha kecil menengah. Keefektifan pengelolaan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat penting untuk meningkatkan daya saing UKM. SDM dan Iptek merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan, dimana SDM sangat dibutuhkan untuk pengembangan pengetahuan atau penyerapan teknologi artinya agar UKM bisa mengembangkan teknologi sendiri dalam hal harus ada keterampilan dan kemampuan tenaga kerja dan pengusaha UKM untuk menyerap pengetahuan dan teknologi.

Sumber daya manusia merupakan unsur yang esensial dan modal dasar dalam pembangunan nasional. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur aparatur negara harus terus dikembangkan untuk menghasilkan pelayanan yang baik terhadap masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang 1945, yang dimaksud dengan aparatur negara adalah alat-alat perlengkapan negara yang meliputi aparatur legislatif, Aparatur eksekutif, aparatur yudikatif, Aparatur konsultatif dan aparatur pemeriksaan, Pegawai negeri terdapat pada setiap aparatur negara tersebut.

(14)

yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam rangka menghadapi tantangan masa depan.

Guna memberikan pelayanan yang terbaik (service excellent) kepada masyarakat diperlukan kemampuan Sumber Daya Manusia (aparatur/PNS) yang professional jujur,adil, tangguh,dan bertanggung jawab. Untuk melaksanakan dan mewujudkan hal tersebut proses manajemen SDM (aparatur/PNS) harus tepat dan benar, aparatur yang diperlukan adalah aparatur yang dapat menjalankan dan mengerti teknologi melalui sistem informasi dalam melaksanakan pelayanan terhadap masyarakat, dan aparatur yang benar-benar mampu, berdaya guna, berkualitas tinggi dan sadar akan tanggung jawabnya.

Kinerja aparatur merupakan hasil kerja dari aparatur dalam melaksanakan suatu program pemerintah, setiap pemerintah akan memiliki kinerja yang baik sesuai dengan aparatur yang menjalankan suatu program pemerintah. Kinerja aparatur dapat dilihat melalui hasil kerja dari aparatur tersebut dalam menjalankan tugasnya dan kewajibanya dalam menjalankan program pemerintahan.

Pencapaian tujuan dari setiap organisasi pemerintahan juga didukung oleh kinerja dari setiap aparaturnya. Kinerja yang tinggi timbul apabila seseorang bersikap dan memandang kerja sebagai sesuatu hal yang luhur untuk eksistensi manusia, hal ini dijadikan sebagai suatu kesempatan untuk mengembangkan diri dan berbuat sesuatu untuk masyarakat, e-market merupakan sistem informasi yang di buat oleh aparatur dalam mewadahi para UKM.

(15)

dengan baik dan sesuai dengan tujuanya, e-market hanya diketahui oleh beberapa UKM yang ada di Kota Bandung, hal ini mempertegas bahwa kurang tersosialisasikanya e-market, sehingga diperlukan aparatur yang dapat mesosialisasikan e-market dengan baik agar masyarakat UKM mengetahui e-market, selain menguntungkan untuk UKM juga mempermudah promosi dan proses jual beli. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merasa tertarik untuk mengambil judul : Kinerja Aparatur Dalam Mensosialisasikan E-Market Melalui www.e-market.hostoi.com di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka untuk mempermudah arah dan proses pembahasan, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana efektivitas dan efesiensi fungsi aparatur dalam mensosialisasikan e-market di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Pedagangan Kota Bandung?

2. Bagaimana otoritas dan tanggung jawab yang dilakukan aparatur dalam mensosialisasikan e-market di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Pedagangan Kota Bandung?

(16)

4. Bagaimana insiatif aparatur dalam mensosialisasikan e-market di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Pedagangan Kota Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan

Kinerja aparatur dalam mensosialisasikan e-market melalui www.e-market.hostoi.com di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung Sedangkan tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui efektivitas dan efisensi aparatur dalam mensosialisasikan e-market di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui otoritas dan tanggung jawab yang dilakukan aparatur dalam mensosialisasikan e-market di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui kedisiplinan aparatur dalam mensosialisasikan e-market di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

(17)

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini ditinjau dari sudut pendekatan keilmuan sebagai berikut :

1. Bagi kepentingan Penulis

Untuk lebih mengembangkan wawasan tentang kinerja aparatur dalam sistem e-market Di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdangangan Kota Bandung.

2. Bagi kegunaan teoritis

Hasil penelitian ini untuk mengembangkan teori-teori yang peneliti gunakan dan relevan mengenai e-market, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan Ilmu Pemerintahan khususnya e-Government.

3. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdangangan Kota Bandung sebagai suatu bahan masukan dan bahan pertimbangan untuk memecahkan masalah mengenai kinerja aparatur dalam mensosialisasikan e-market.

1.5 Kerangka Pemikiran

(18)

rangka pembangunan daerah. Penyelenggaraan urusan daerah berawal dari perencanaan pembangunan daerah. Aparatur pelaksana perencanaan pembangunan daerah merupakan pihak yang menjadi pondasi pembangunan daerah. Kinerja aparatur tersebut akan menentukan kelancaran pembangunan di daerah.

Aparatur adalah sumber daya manusia yang bekerja sesuai dengan kemampuannya, di bidangnya masing-masing sesuai dengan ketentuan yang ada. yang berkewajiban dalam melayani setiap warga negara untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya untuk itu aparatur bertugas sebgai pelayan dan memfasilitasi keinginan masyarakat. Seorang aparatur harus memiliki paradigma melayani dan bukan dilayani, senantiasa memeberikan kemudahan dalam pelayanan dan bukan mempersulit, memfasilitasi bukan justru menyiasati apalagi mempolitisasi kebutuhan masyarakat. Selain itu organisasasi pemerintah diharapkan dapat membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan.

Menurut Sedarmayanti dalam bukunya yang berjudul Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja mendefinisikan Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja atau penampilan kerja. (Sedarmayanti, 2001:50), Berdasarkan pendapatnya kinerja adalah prestasi kerja aparatur, pelaksanaan kerja aparatur, pencapaian kerja aparatur dan penampilan kerja aparatur atau hasil kerja aparatur.

Hasibuan memaparkan bahwa penilaian kinerja adalah “evaluasi terhadap

(19)

(Hasibuan, 2001:88). Penilaian kinerja merupakan wahana untuk mengevaluasi perilaku dan kontribusi pegawai terhadap pekerjaan dan organisasi.

Berdasarkan Pendapat Prawirosentono Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. (Prawirosentono, 2008:2).

Prawirosentono mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja adalah :

1. Efektivitas dan Efisiensi

2. Otoritas dan tanggung jawab

3. Disiplin

4. Inisiatif

(Prawirosentono, 2008:27).

Efektivitas adalah tujuan suatu kelompok yang dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan. Dan efisien adalah cepat guna apabila sesuatu hal itu memuaskan maka dapat menjadi pendorong mencapai tujuan. Untuk mengukur apakah tujuan organisasi tercapai atau tidak digunakan kriteria yakni efektivitas dan efisiensi dalam hubungannya dengan kinerja suatu organisasi, maka ukuran baik buruknya kinerja diukur oleh efektivitas dan efisiensi.

(20)

dan bersedia akan resiko yang dihadapi akan perbuatan yang akan dilakukan, bila ada wewenang berarti dengan sendirinya muncul tanggung jawab.

Disiplin adalah sikap dan kemauan mentaati berbagai peraturan pemerintah, disiplin merupakan sesuatu yang positif apabila diterapkan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuanya.sedangkan Inisiatif adalah kemampuan seseorang untuk bertindak melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut dari pekerjaan. Termasuk dalam pengertian inisiatif adalah kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah lebih dahulu dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil pekerjaan, menciptakan peluang baru atau untuk menghindari timbulnya masalah.

Kinerja dipengaruhi oleh disiplin dan inisiatif para pesertanya, prilaku yang berkaitan dengan disiplin,inisiatif,wewenang,tanggung jawab akan mencerminkan apakah organisasi berjalan secara efisein dan efektif atau tidak. Efektivitas dan efisiensi tersebut pada akhirnya akan menentukan performance (kinerja) organisasi tersebut, dengan perkata lain, secara umum efektivitas dan efisiensi merupakan instrumen untuk mengukur kinerja.

Berdasarkan pendapat Prawirosentono, kinerja dapat dilihat berdasarkan efektivitas dan efisiensi kerja yang dilaksanakan. Faktor lainnya adalah pelaksanaan otoritas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada aparatur. Tingkat kedisiplinan aparatur dan inisiatif aparatur memegang peranan penting dalam pelaksanaan pencapaian kinerja.

(21)

yang tepat, pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dari para peserta atau aktor yang berkecimpung dalam organisasi tersebut. Tanggung jawab akan tugasnya atau rasa tanggung jawab berkaitan atau dikaitkan dengan tingkat disiplin para peserta organisasi, semakin baik disiplin para aparatur, diharapkan kinerja organisasi dalam mencapai tujuan akan bertambah baik. bila rasa taat tersebut disertai dengan inisiatif yang merupakan pencerminan kreativitas ide yang bernuansa daya dorong dalam mencapai tujuan organisasi dengan lebih baik. Disamping itu efektivitas dan efisiensi dapat menjadi tolak ukur kinerja suatu organisasi.

Efektivitas pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat dapat diwujudkan apabila ada beberapa indikator sebagai ukuran efektivitas. Untuk efektivitas suatu organisasi atau lembaga dapat dilihat dari beberapa kriteria yang terpenuhi yaitu:

1. Input

Input merupakan dasar dari sesuatu yang akan diwujudkan atau dilaksanakan berdasarkan apa yang direncanakan yang berpengaruh pada hasil.

2. Proses

Efektivitas dapat diwujudkan apabila memperlihatkan proses produksi yang mempunyai kualitas karena dapat berpengaruh pada kualitas hasil yang akan dicapai secara keseluruhan. Proses produksi menggambarkan bagaimana proses pengembangan suatu hal yang dapat berpengaruh terhadap hasil.

3. Hasil

Hasil berupa kuantitas atau bentuk fisik dari kerja kelompok atau organisasi. Hasil yang dimaksud dapat dilihat dari perbandingan antara masukan (Input) dan keluaran, usaha dan hasil, presentase pencapaian program kerja dan sebagainnya.

4. Produktivitas

(22)

secara efisien, produktivitas berpengaruh pada efektivitas yang berorientasi pada keluaran atau hasil. Produktifitas mencakup pendidikan, motivasi dan pendapatan.

(Sedarmayanti, 1995:61).

Pengertian efektivitas ini lebih berorientasi kepada keluaran atau hasil, secara skematis gambaran efektivitas dapat dilihat pada bagan berikut:

Gambar 1.1 Efektivitas

kualitas

kualitas efektivitas

(Sumber: Sedarmayanti, 1995:52)

Efektivitas mempunyai hubungan dengan efesiensi namun tidak berpengaruh terhadap hasil efektivitas. Hal ini sesuai dengan pendapat Sedarmayanti yang menyatakan apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan efektivitas belum tentu efesiensi (Sedarmayanti, 1995:61).

(23)

Indikator tanggung jawab dapat diukur dari : (1) tugas yang dibebankan (2) usaha untuk memajukan insitusi. (Flippo: 1994 281).

Disiplin merupakan suatu sikap kewajiban yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikuti atau mematuhi peraturan – peraturan standar yang berlaku dalam lingkungan organisasi. Selanjutnya pengertian disiplin menurut Nitisemino yaitu: Kedisiplinan lebih dapat diartikan sebagai suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan pengaturan perusahaan baik tertulis maupun tidak (Nitisemino,1982 : 199).

Kemudian siswanto menjelaskan pengertian disiplin kerja adalah : “Suatu sikap menghormati, patuh dan taat terhadap peraturan – peraturan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima sanksi – sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikannya kepadanya”. ( Siswanto, 2002 : 291). Berdasarkan pendapatnya disiplin kerja adalah ketaatan dalam mematuhi dan bersikap menghormati pada

peraturan yang berlaku, Hal ini sesuai dengan pendapat Widjaja, sebagai berikut : “ Dengan perkataan lain disiplin adalah unsur yang penting yang

mempengaruhi prestasi dalam organisasi. Tidak ada organisasi yang berprestasi

lebih tinggi tampa melaksanakan disiplin dalam derajat yang lebih tinggi” (Widjaja ,1986 : 29).

(24)

dapat sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Menurut Moenir, disiplin menyangkut dua hal, yaitu :

1. Disiplin terhadap waktu, yang artinya apabila sesuatu telah ditetapkan. 2. Disiplin terhadap perbuatan atau tingkah laku, artinya keharusan seseorang

untuk mengikuti dengan ketat perbuatan atau langkah tertentu agar mencapai sesuatu sesuai dengan dengan standar. Dalam hal ini adalah pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dalam arti dapat sesuai dengan ketepatan dengan penyelesaian pekerjaan

mengikuti tata cara kerja yang berlaku dan sebagainya. (Moenir ,1987 : 178).

Inisiatif adalah kemampuan seseorang untuk bertindak melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut dari pekerjaan. Termasuk dalam pengertian inisiatif adalah kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah lebih dahulu dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil pekerjaan, menciptakan peluang baru atau untuk menghindari timbulnya masalah. Insiatif memiliki 2 indikator yaitu : (1) Mengetahui dan memahami persoalan di lingkungan kerja, (2) Mampu memberikan saran pada atasan

(http://digilib.petra.ac.id/ viewer 10/03/2011 09:00).

(25)

Sosialisasi mencakup pemeriksaan mengenai lingkungan kultural, lingkungan sosial dari masyarakat yang bersangkutan, interaksi sosial dan tingkah laku sosial berdasarkan hal tersebut sosialisasi merupakan mata rantai paling penting diantara sistem-sistem sosial lainnya, karena dalam sosialisasi adanya keterlibatan individu-individu sampai dengan kelompok-kelompok dalam satu sistem untuk berpartisipasi.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia sosialisasi mengandung makna memperkenalkan, memberitahukan, menjelaskan tentang suatu masalah. Sosialisasi (pemasyarakatan) menurut Onong Uchajana Effendy :

“Penyediaaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat”. (Effendy, 2005 : 27)

Uraian di atas menjelaskan objek sosialisasi yaitu : masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antara manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Jadi, dalam sosialisasi terdapat interaksi antar manusia sebagai anggota kelompok.

(26)

Teknologi yang digunakan pemerintahan dinamakan dengan e-government, menurut Edhy Sutanta e-government sebagai berikut:

E-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak luar. Penggunaan teknologi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru, seperti pemerintah kepada masyarakat, pemerintah kepada pemerintah dan pemerintah kepada bisnis atau pengusaha”.(Sutanta,2003:150).

Berdasarkan uraian diatas bahwa pemerintah mengunakan teknologi informasi agar adanya kemudahan dalam menjalankan sebuah hubungan kerja, kemudahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat umum sehingga pemerintah dapat dengan cepat dalam mejalankan sebuah program pemerintah.

Sistem informasi adalah kumpulan informasi didalam sebuah basis data menggunakan model dan media teknologi informasi digunakan di dalam pengambilan keputusan bisnis sebuah organisasi. sistem informasi menurut M Khoirul Anwar dan Asianti Oetojo S. Adalah : “Sistem informasi merupakan suatu perkembangan yang didasarkan atas suatu kesadaran bahwa analisis sistem melibatkan dua fungsi yang berbeda” (Anwar dan Oetojo, 2004:57).

(27)

sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

Manusia sebagai penyedia dan pemakai informasi merupakan bagian integral dari suatu sistem informasi, kedudukan manusia dalam sistem informasi berbasis komputer adalah sangat penting sebagaimana pentingnya kedudukan manusia dalam kehidupan ini, komputer merupakan alat yang diposisikan sebagai alat ini sangat penting, hukum ini menggambarkan bahwa komputer hanyalah mesin yang hanya menerima apapun yang dimasukan manusia untuk diolah, apabila data (input) yang dimasukan salah maka hasilnya akan salah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sistem informasi :

1. Manusia merupakan unsur pertama dan utama dalam proses, yang menempatkan manusia sebagai fokus.

2. Komputer hanyalah alat bantu mempermudah dan memperlancar pekerjaan, dengan lebih memperhatikan kelancaran prosedur dan kejelasan tugas dan fungsi.

3. Unsur efektifitas dan efisiensi, dengan memperhatikan kesesuaian antara tugas dan hasil, tidak sekedar membelanjakan untuk pengadaan komputer (hardware dan software) terbaru semata mengikuti trend.

4. Kepuasan pengguna SIM berbasis komputer dapat membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan lancar.

5. Sifat dan ruang lingkup keorganisasian, semestinya, menyesuaikan kondisi organisasi dan kebutuhan informasi pada setiap lini organisasi. (Anwar dan Oetojo, 2004:79)

(28)

dibarengi dengan hasil dari sebuah sistem informasi ini dan yang menetukanya adalah organisasi yang dapat menyesuaikan kondisi organisasi.

E-market adalah suatu bentuk pasar elektronik (virtual market) dimana pembeli dan penjual bertemu dan dihubungkan melalui transaksi elektronik (online) yang dapat diakses secara cepat, aman dan dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja (terbebas dari jam kerja suatu tempat). Elektronik Market memiliki banyak keuntungan, baik bagi pembeli maupun penjual. Dalam penggunaan sistem informasi maka pemerintah perlu adanya peran dari aparatur sebagai upaya meningkatkan kualitas kinerjanya melalui sistem informasi e-market Di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdaganggan Kota Bandung, aparatur menjalankan sistemnya dan mensosialisasikan e-market.

Kinerja Aparatur dalam mensosialisasikan e-market melalui www.e-market.hostoi.com di Dinas Koperasi UKM, dan Perindustian

Perdagangan Kota Bandung adalah hasil kerja aparatur dalam mensosialisasikan e-market sebagai sebuah sistem informasi yang memfasilitasi UKM yang ada di Kota Bandung dalam mengembangkan usahanya.

Berdasarkan penjelasan teori dan konsep di atas, peneliti membuat definisi operasional sebagai berikut :

(29)

2. Aparatur adalah sumber daya manusia di Diskoperindag yang bekerja sesuai dengan kemampuannya dan memberikan kemudahan dalam pelayanan dengan memfasilitasi UKM melalui e-maret.

3. Sosialisasi adalah suatu proses memperkenalkan e-market kepada UKM, dan tanggapan masyarakat UKM tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya.

4. E-market adalah suatu bentuk pasar elektronik (virtual market) dimana pembeli dan penjual bertemu dan dihubungkan melalui transaksi elektronik (online) yang dapat diakses secara cepat, aman dan dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja (terbebas dari jam kerja suatu tempat).

5. Dinas Koperasi UKM dan Perindutrian Pedagangan Kota Bandung adalah salah satu satuan kerja perangkat daerah yang dibentuk berdasarkan peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 tahun 2007 tentang pembentukan dan susunan dinas daerah dilingkungan pemerintah Kota Bandung.

6. Kinerja aparatur Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan

Kota Bandung dalam mensosialisasikan e-market melalui www.e-market.hostoi.com adalah hasil dan pencapaian kerja aparatur

Diskoperindag dalam mensosialisasikan e-market, Faktor yang mempengaruhi kinerja aparatur Dinas Koperasi UKM Dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dalam mensosialisasikan e-market adalah : 1) Efektivitas dan Efisiensi, efektivitas adalah pencapaian tujuan

(30)

dalam memfasilitasi UKM akan tersosialisasikan dengan baik , maka ukuran baik buruknya kinerja diukur oleh efektivitas dan efisiensi. efektivitas dapat dilihat dari beberapa kriteria yang terpenuhi yaitu:

(1). Input adalah masukan yang diberikan masyarakat kepada aparatur dinas koperasi UKM dan Perindustrian perdagangan Kota Bandung untuk mensosialisasikan e-market.

(2). Proses adalah tahapan aparatur Diskoperindag dalam mensosialisasikan e-market yang dapat berpengaruh pada hasil yang akan dicapai yaitu dengan memberikan wadah untuk UKM di Kota Bandung melalui e-market, proses sosialisasi e-market dapat berpengaruh terhadap UKM.

(3). Hasil adalah usaha kerja aparatur Diskoperindag dalam memfasilitasi UKM melalui e-market namun hasilnya UKM yang ada di Kota Bandung kurang mengetahui e-market yang dibuat aparatur untuk UKM yang ada di Kota Bandung sehingga tidak efektif.

(4). Produktivitas adalah kemampuan aparatur dalam menghasilkan dan meningkatkan serta mengelola e-market dan berorientasi pada hasil dari e-market.

(31)

dalam mensosialisasikan e-market. sehingga setiap kewenangan aparatur akan diikuti dengan tanggung jawab dan Indikatornya dapat diukur dari : (1). Tugas yang dibebankan adalah tugas yang berikan aparatur

Diskoperindag dalam mengelola dan mensosialisasikan e-market. (2). Usaha untuk memajukan institusi adalah usaha aparatur dalam

memajukan Diskoperindag dengan memberikan pelayanan terhadap masyarakat melalui e-market.

3) Disiplin adalah sikap aparatur yang menghormati, patuh dan taat pada saat mensosialisasikan e-market, sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik ,disiplin menyangkut dua hal, yaitu :

(1). Disiplin terhadap waktu, adalah ketaatan aparatur Diskoperindag terhadap waktu dalam mensosialisasikan e-market kepada masyarakat sesuai waktu yang telah ditetapkan.

(2). Disiplin terhadap perbuatan atau tingkah laku adalah prilaku aparatur Diskoperindag terhadap perbuatanya dalam mensosialisasikan e-market.

4) Inisiatif adalah kemampuan aparatur Diskoperindag untuk bertindak memberikan saran kepada pimpinan Diskoperindag dalam mesosialisasikan e-market, Insiatif memiliki 2 indikator yaitu :

(32)

(2). Kemampuan memberikan saran pada atasan, adalah aparatur Diskoperindag perlu memberikan saran kepada atasan, upaya yang perlu dilakukan aparatur dalam mensosialisasikan e-market.

(33)

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan rencana dan rancangan cara pengumpulan data dan menganalisa agar dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Bagong Suyanto dalam buku Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, Metode penelitian deskriptif adalah:

“Penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan ihwal masalah atau objek tertentu secara rinci. Penelitian deskriptif dapat bertipe kuantitatif dan kualitatif dan biasanya dilakukan peneliti untuk menjawab sebuah atau beberapa pertanyaan mengenai keadaan objek atau objek amatan secara rinci”. (Suyanto, 2005:17-18).

Metode deskriptif bertujuan untuk menjelaskan masalah secara rinci, Peneliti menggunakan metode deskriptif, karena penelitian ini dimaksudkan untuk memberi gambaran tentang kinerja aparatur dalam Mensosialisasikan e-market di Diskoperindag Kota Bandung, serta menjelaskan mengenai rumusan kinerja aparatur dalam mensosialisasikan e-market. Berdasarkan metode tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pendapat Creswell Pendekatan kualitatif adalah : suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. (Creswell, 1998:15). Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk memberikan penjelasan

(34)

www.e-market.hostoi.com di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi, adalah pengamatan terhadap kinerja Aparatur dalam mensosialisasikan e-market melalui www.e-market.hostoi.com di Diskoperindag Kota Bandung sebagai sarana UKM dalam Mempromosikan usahanya kepada masyarkat luas melalui sistem informasi .

2. Studi Pustaka, yaitu mengumpulkan data yang relevan dengan masalah penulis melalui buku-buku, majalah, surat kabar, pemanfaatan teknologi informasi atau internet dan literatur-literatur yang berkaitan dengan kinerja aparatur Diskoperindag dalam mensosialisasikan e-market di Kota Bandung.

(35)

sendiri atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.

1.6.2 Teknik Penentuan Informan

Teknik penentuan informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Purposive (pengambilan informan berdasarkan tujuan) teknik ini adalah siapa yang akan diambil sebagai anggota informan diserahkan pada pertimbangan pengumpul data yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Menurut Sanapiah Faisal teknik pengambilan sampel purposive adalah:

“Teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas kriteria atau pertimbangan tertentu, jadi tidak melalui proses pemilihan sebagaimana yang dilakukan dalam teknik random. Sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti”. (Faisal, 1999:67).

Pengambilan informan, peneliti mengambil beberapa orang aparatur di Diskoperindag Kota Bandung yang dianggap cukup memahami informasi mengenai sosialisasi e-market di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dan masyarakat pengguna e-market Peneliti menggunakan teknik pengambilan sample purposive.

Adapun informan aparatur Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian, Perdagangan Kota Bandung yang menjadi sumber informan sebagai berikut :

(36)

2) Kasie Usaha Kecil Menengah di Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dipilih karena yang memahami tentang pemberdayaan UKM di Kota Bandung.

3) Pelaksana bidang Usaha Menengah di Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dipilih karena yang memahami tentang proses produksi, distribusi dan pemasaran.

4) Pelaksana bidang Usaha Menengah di Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dipilih karena yang memahami tentang kegiatan promosi produk UKM.

5) Pelaksana Bidang Usaha Menengah di Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dipilih karena yang memahami tentang pengelolaan serta mengembangkanya melalui e-market.

Masyarakat yang menjadi informan adalah UKM yang menggunakan e-market, Daftar UKM yang tergabung di e-market :

1) Pemilik Alwadey yaitu mrek toko yang menjual madu perhutani dipilih karena UKM ini memasarkan produknya di web portal e-market.

2) Pemilik Asura Jaya Handycraft yaitu menjual sendal produksi rumahan, dipilih karena UKM ini memasarkan produknya di web portal e-market. 3) Deary’s yaitu handycraft yang menjual alat-alat musik tradisional daerah

dipilih karena UKM ini memasarkan produknya di web portal e-market. 4) Banuant advertising selaku yang menawarkan jasa periklanan. dipilih

(37)

1.6.3 Teknik Analisa Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualtitatif, analisa data Kualitatif adalalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis, berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 teknik, Menurut Husaini Usman dan Purnomo. Penelitian deskriptif mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data: data yang di dapat dilapangan langsung diketik atau ditulis dengan rapi,terinci,serta sistematis setiap selesai mengumpulkan data. Data –data yang terkumpul semakin bertambah, biasanya mencapai ratusan bahkan ribuan lembar. Oleh karena itu, laporan tersebut harus dianalisis sejak dimulainya penelitian. Laporan-laporan itu perlu direduksi, yaitu dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian kita, kemudian dicari temanya. Data-data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah penelitian untuk mencarinya jika sewaktu-waktu diperlukan. Reduksi dapat pula membantu dalam memberikan kode-kode pada aspek-aspek tertentu.

2. Display data: menyajikan data dalam bentuk matriks,network,chart, atau grafik dan sebagainya. Dengan demikian, penelitian dapat menguasai data dan tidak terbenam dengan setumpuk data.

3. Pengambilan keputusan dan verifikasi : sejak semula peneliti berusaha mencari makna dari data yang diperolehnya, untuk maksud itu, ia berusaha mencari pola,model,tema,hubungan,persamaan, hal-hal yang sering muncul, hipotesis dan sebagainya, jadi dari data yang didapatnya itu, ia mencoba mengambil kesimpulan. Mula-mula kesimpulan itu kabur, tetapi lama-kelamaan semakin jelas karena adanya semakin jelas karena data yang diperoleh semakin banyak dan mendukung verifikasi dapat dilakukan dengan singkat, yaitu dengan cara mengumpulkaan data baru. (Usman dan purnomo, 2009 : 84)

(38)

berdasarkan generalisasi dari pertanyaan-pertanyaan tentang permasalahan mengenai kinerja aparatur Diskoperindag dalam mensosialisasikan e-market melalui www.e-market.hostoi.com.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

(39)

34 2.1 Kinerja Aparatur

2.1.1 Pengertian Kinerja Aparatur

Kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Sementara itu kinerja sebagai kata benda mengandung arti “Thing done” (suatu hasil yang telah dikerjakan). Menurut Simamora (2002:423) kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, performance atau job performance tetapi dalam bahasa Inggrisnya sering disingkat menjadi performance saja. Kinerja dalam Bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja. Kinerja atau prestasi kerja (performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Prestasi kerja (performance) diartikan sebagai suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik kuantitas maupun mutunya.

(40)

kerja. (Sedarmayanti, 2001:50). Sedangkan berdasarkan Pendapat Prawirosentono Kinerja adalah :

“ Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”. (Prawirosentono, 2008:2).

Sesuai dengan Pendapat diatas bahwa pengertian kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tida melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika.

Aparatur adalah orang-orang yang menjalankan roda pemerintahan. Aparatur memiliki peranan strategis dalam menyelenggarakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan. Peranan aparatur tersebut sesuai dengan tuntutan zaman terutama untuk menjawab tantangan masa depan. Aparatur yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam rangka menghadapi tantangan masa depan.

Pengertian mengenai aparatur pemerintahan disebutkan oleh Dharma Setyawan Salam dalam buku yang berjudul Manajemen Pemerintahan Indonesia yang menjelaskan bahwa ”Aparat Pemerintah adalah pekerja yang digaji pemerintah melaksanakan tugas-tugas teknis pemerintahan melakukan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan ketentuan yang berlaku” (Setyawan, 2004:169).

(41)

yang digaji oleh pemerintah untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah secara teknis dengan berdasarkan ketentuan yang ada.

hal ini sesuai dengan pendapat Soerwono Handayaningrat yang mengatakan bahwa:

“Aparatur ialah aspek-aspek administrasi yang diperlukan dalam

penyelenggaraan pemerintahan atau negara, sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Aspek-aspek administrasi itu terutama ialah kelembagaan atau organisasi dan kepegawaian” (Handayaningrat,1982:154).

Aparatur menurut definisi diatas dikatakan bahwa aparatur merupakan organisasi kepegawaian dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan atau negara dalam melayani masyarakat. Aspek-aspek administrasi merupakan kelembagaan atau organisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Pendapat tersebut mengemukakan bahwa aparatur merupakan aspek-aspek administrasi yang diperlukaan oleh pemerintah dalam penyelenggaran pemerintahan atau Negara. Sedangkan Sarwono mengemukakan lebih jauh tentang aparatur pemerintahan bahwa yang dimaksud tentang aparatur pemerintahan ialah orang-orang yang menduduki jabatan dalam kelembagaan pemerintahan (Handayaningrat, 1982:154).

A.W. Widjaja dalam bukunya “Administraasi Kepegawaian” berpendapat

bahwa :

“Pegawai adalah merupakan tenaga kerja manusia jasmaniah maupun

rohaniah (mental dan pikiran) yang senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi salah satu modal pokok dalam usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu (organisasi)” (Widjaja, 2006:113)

(42)

organisasi swasta. Berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung pada pegawai yang memimpin dalam melaksanakan tugas-tugas yang ada dalam organisasi tersebut.

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut (Bastian,2001:329). Pegawai adalah orang yang melakukan pekerjaan dengan mendapatkan imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah. Unsur manusia sebagai pegawai maka tujuan badan (wadah yang telah ditentukan) kemungkinan besar akan tercapai sebagaimana yang diharapkan. Pegawai inilah yang mengerjakan segala pekerjaan atau kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.

Hasibuan (1999:126) menjelaskan kinerja mempunyai hubungan yang erat dengan masalah produktivitas, karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi. Sedangkan Handoko (1992:785) mendefinisikan penilaian kinerja atau prestasi kerja (performance appraisal) adalah proses suatu organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi aparatur. Kegiatan ini dapat mempengaruhi keputusan- keputusan pimpinan dan memberikan umpan balik kepada para aparatur tentang pelaksanaan kerja mereka. Pengertian lain menurut Maluyu S.P. Hasibuan bahwa:

(43)

Pengertian kinerja menurut Hasibuan di atas bahwa untuk mencapai sebuah kinerja, seorang aparatur harus memiliki kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu agar dapat barjalan seperti yang diharapkan. Menurut

Anwar Prabu Mangkunagara : “kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai negeri dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya” (Mangkunegara,2006:67). Hasil kerja yang dicapai oleh seorang aparatur, yang menjalankan tugas penuh tanggung jawab, dapat mempermudah arah penataan organisasi pemerintahan. Akibatnya akan tercapai peningkatan kinerja yang efektif dan efisien. Kinerja dalam sebuah organisasi merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam menjalankan tugas organisasi, baik itu dalam lembaga pemerintahan maupun swasta. Kinerja berasal dari bahasa job performance atau actual perpormance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang atau suatu institusi).

Kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. Kinerja pegawai dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat, tercapainya tujuan organisasi. Kinerja pegawai tidak dapat dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi, sumber daya yang digerakan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut. Kinerja merupakan terjemahan dari kata performance (Job Performance), secara etimologis performance berasal dari kata to perform yang berarti menampilkan atau melaksanakan. Wibowo mengatakan bahwa:

(44)

menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan

memberikan kontribusi ekonomi” ( Wibowo, 2007:7).

Berdasarkan pengertian di atas bahwa hasil yang dicapai oleh seorang aparatur menurut ukuran profesionalisme dalam pekerjaannya diaplikasikan dalam prilaku, kecerdasan dan kemampuan sesuai dengan peranan, kegiatan dan tugas yang telah ditentukan.

2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Aparatur

Berhasil tidaknya tujuan dan cita-cita dalam organisasi pemerinthan tergantung bagaimana proses kinerja itu dilaksanakan. kinerja tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sebagaimana yang dikemukakan Menurut Baban Sobandi dan

kawan-kawan “Kinerja merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam

(45)

berjudul Desentralisasi dan Tuntutan Penataan Kelembagaan Daerah sebagai berikut:

1. Keluaran (Output) 2. Hasil

3. Kaitan Usaha dengan Pencapaian 4. Informasi Penjelas

(Sobandi dkk, 2006 : 179-181)

Menurut pendapat diatas bahwa kinerja adalah sesuatu terkait dengan keluaran, hasil, keterkaitan pencapaian tujuan serta informasi penjelas dari setiap program pemerintahan, setiap kinerja aparatur diperlukan juga hasil dari kerja suatu tugas yang dibebankan oleh aparatur. Kinerja juga dipengaruhi oleh disiplin dan inisiatif para pesertanya, prilaku yang berkaitan dengan disiplin,inisiatif,wewenang,tanggung jawab akan mencerminkan apakah organisasi berjalan secara efisein dan efektif atau tidak. Efektivitas dan efisiensi tersebut pada akhirnya akan menentukan performance (kinerja) organisasi tersebut, dengan perkata lain, secara umum efektivitas dan efisiensi merupakan instrumen untuk mengukur kinerja.

2.2.1 Efektivitas dan Efisiensi.

(46)

suatu organisasi, maka ukuran baik buruknya kinerja diukur oleh efektivitas dan efisiensi.

Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Menurut Effendy efektivitas adalah sebagai berikut: ”Komunikasi yang prosesnya mencapai

tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang

ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan” (Effendy, 2003:14).

Pengertian efektivitas menurut Hadayaningrat dalam buku Azas-azas Organisasi Manajemen adalah sebagai berikut: “Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”

(Handayaningrat, 1996:16). Pendapat tersebut mengartikan efektivitas bisa diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya secara matang.

Efektivitas memiliki pengertian yang berbeda dengan efisiensi walaupun keduanya tampak sama. Seperti yang dinyatakan oleh Ibnu Syamsi dalam bukunya Pokok-Pokok Organisasi dan Manajemen bahwa:

“Efektivitas (hasil guna) ditekankan pada efeknya, hasilnya dan kurang memperdulikan pengorbanan yang perlu diberikan untuk memperoleh hasil tersebut. Sedangkan efisiensi (daya guna), penekanannya disamping pada hasil yang ingin dicapai, juga besarnya pengorbanan untuk mencapai hasil tersebut perlu diperhitungkan” (Syamsi,.I, 1988:2).

(47)

Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Menurut pendapat Mahmudi dalam bukunya Manajemen Kinerja Sektor Publik mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut: “Efektivitas merupakan hubungan

antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau

kegiatan” (Mahmudi, 2005:92) sedangkan Menurut T. Hani Handoko,

Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan. (Handoko, 1997:7).

Efektifitas merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh sebuah organisasi. Untuk memperoleh teori efektivitas peneliti dapat menggunakan konsep-konsep dalam teori manajemen dan organisasi khususnya yang berkaitan dengan teori efektivitas. Efektivitas tidak dapat disamakan dengan efisiensi. Karena keduanya memiliki arti yang berbeda, walaupun dalam berbagai penggunaan kata efisiensi lekat dengan kata efektivitas. Efisiensi mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian tujuan.

“efektivitas adalah melakukan hal yang benar, sedangkan efisiensi adalah melakukan hal secara benar, atau efektivitas adalah sejauh mana kita mencapai sasaran dan efisiensi adalah bagaimana kita mencampur segala sumber daya secara cermat”. (Atmosoeprapto 2002:139).

(48)

efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektifitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan outputnya. Istilah efektif (effective) dan efisien (efficient) merupakan dua istilah yang saling berkaitan dan patut dihayati dalam upaya untuk mencapai tujuan suatu organisasi.

Efektifitas kerja berarti penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Artinya apakah pelaksanaan sesuatu tugas dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada bilamana tugas itu diselesaikan dan tidak, terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakannya dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu. Efektivitas pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat dapat diwujudkan apabila ada beberapa indikator sebagai ukuran efektivitas. Untuk efektivitas suatu organisasi atau lembaga dapat dilihat dari beberapa kriteria yang terpenuhi yaitu:

1. Input 2. Proses 3. Hasil

4. Produktivitas

(Sedarmayanti, 1995:61).

Pengukuran efektivitas perlu untuk dilakukan agar tujuan dari organisasi atas lembaga dapat dievaluasi berdasarkan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan. Penetapan ukuran efektivitas akan memudahkan pencapaian tujuan organisasi untuk mencapai hasil yang diharapkan.

(49)

“efektivitas merupakan hubungan antar output dengan tujuan, semakin besar kontrobusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka

semakin efektif organisasi, program atau kegiatan” (Mahmudi, 2005:92).

Efektivitas berfokus pada outcome(hasil), program, atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memnuhi tujuan yang diharapkan atau spending wisely. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.3 mengenai hubungan arti efetivitas di bawah ini:

Sumber : Mahmudi, 2005 92

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka efektivitas adalah mengambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang mengacu pada hasil guna dari pada suatu organisasi, program atau kegiatan yang menyatakan sejauh mana tujuan (kualitas,kuantitas, dan waktu) telah dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapi tujuanya mencapai target-targetnya. Lebih lanjut menurut Agung Kurniawan dalam bukunya Transformasi pelayanan publik mendifinisikan efektivitas Sebagai berikut:

“Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas,fungsi (operasi kegiatan program atau misi) dari pada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaanya” (Kurniawan,2005:109).

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan diatas maka secara singkat pengertian dari pada efesiensi dan efektivitas adalah efisiensi berarti melakukan atau mengerjakan sesuatu secara benar, sedangkan efektivitas melakukan atau mengerjaka suatu tepat sasaran.

(50)

Pengertian efektivitas menurut Hadayaningrat dalam buku Azas-azas Organisasi Manajemen adalah sebagai berikut: “Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”

(Handayaningrat, 1996:16). Pendapat Hadayaningrat mengartikan efektivitas bisa diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya secara matang. Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Menurut Effendy efektivitas adalah sebagai berikut:

”Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai

dengan biaya yang dianggarkan waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan” (Effendy, 2003:14).

Berdasarkan pendapat kedua di atas efektivitas adalah suatu komunikasi yang melalui proses tertentu, secara terukur yaitu tercapainya sasaran atau tujuan yang ditentukan sebelumnya. Dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah orang yang telah ditentukan. Apabila ketentuan tersebut berjalan dengan lancar, maka tujuan yang direncanakan akan tercapai sesuai dengan yang diinginkan

2.2.2 Otoritas dan Tanggung Jawab

(51)

Otoritas (wewenang) adalah hak seseorang untuk memberikan perintah, sedangkan Tanggung jawab adalah sikap dimana sesorang harus menyanggupi atau melaksanakan dengan sebaik mungkin apa yang di amanatkan kepada dirinya dan bersedia akan resiko yang dihadapi akan perbuatan yang akan dilakukan, bila ada wewenang berarti dengan sendirinya muncul tanggung jawab.

Konsep lain yang erat kaitannya dengan wewenang adalah pelimpahan wewenang dalam organisasi. Pelimpahan wewenang adalah penyerahan sebagian hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik dari pejabat yang satu kepada pejabat yang lain. Wujud pelimpahan wewenang dapat dilakukan oleh pejabat yang berkedudukan lebih tinggi pada pejabat yang berkedudukan lebih rendah atau pejabat atasan kepada pejabat bawahan (pelimpahan wewenang vertikal) di samping itu pelimpahan wewenang dapat pula dilakukan di antara pejabat yang sederajat (pelimpahan wewenang mendatar).

(52)

Menurut pendapat nawawi, tanggung jawab adalah sikap dimana sesorang harus menyanggupi atau melaksanakan dengan sebaik mungkin apa yang di amanatkan kepada dirinya dan bersedia akan resiko yang dihadapi akan perbuatan yang akan dilakukan. Indikator tanggung jawab dapat diukur dari : (1) tugas yang dibebankan (2) usaha untuk memajukan insitusi. (Flippo: 1994 281).

Tanggung jawab, adalah kewajiban seseorang untuk melakukan fungsi yang diberikan kepadanya sesuai dengan kemampuan dan arahan. Wewenang, adalah hak dan kekuasaan untuk menentukan kepatuhan yang diperoleh karena kedudukan orang tersebut dalam sebuah organisasi. Sehingga Antara tugas, tanggung jawab, dan wewenang harus seimbang. apabila tugas yang diserahkan itu ringan, maka tanggung jawabya juga ringan, sehingga wewenang yang diperlukan juga sedikit. Sebaliknya, apabila tugas yang diserahkan berat, maka akan menimbulkan tanggung jawab yang lebih berat. sehingga wewenang yang dilimpahkan juga besar pula. Apabila seseorang pejabat pimpinan telah berani melimpahkan sebagian wewenagnya kepada pejabat bawahannya harus disertai kemauan untuk sewaktu-waktu memperhatikan pendapat atau saran dari pejabat bawahannya sehingga menumbuhkan suasana kerjasama yang baik.

2.2.3 Disiplin

Secara etismologis disiplin berasan dari bahasa inggris “deciple” yang

(53)

merupakan sesuatu yang positif apabila diterapkan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuanya. Disiplin merupakan suatu sikap untuk bertindak sesuai dengan ketentuan atau norma yang berlaku dilingkungan organisasi. Hal tersebut sejalan dengan pengertian disiplin yang dikemukakan oleh Yuwono bahwa : “Disiplin merupakan sikap kejiwaan seseorang atau sekelompok yang

senantiasa berkehendak mengikuti atau mematuhi kepeutusan yang telah

ditetapkan”. (Yuwono,1985:89).

Muchdarsyah Sinungan mendefinisikan disiplin : “Displin merupakan

suatu keadaan tertentu dimana orang-orang yang bergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati ”(Sinungan, 2005:145).Sedangkan Menurut Soegeng Prijodarminto mengemukakan “

Displin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian prilaku yang menunjukan ketaatan, kepatuhan keteraturan dan

ketertiban” (Prijodarminto 1993:15). Karena sudang menyatu dengan dirinya

maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat sebagaimana lazimnya. Nilai-nilai kepatuhan telah menjadi bagian dari prilaku dalam kehidupanya.

(54)

sepatutnya dilakukan karena merupakan hal-hal yang dilarang. Menurut Moenir, disiplin menyangkut dua hal, yaitu :

1. Disiplin terhadap waktu, yang artinya apabila sesuatu telah ditetapkan. 2. Disiplin terhadap perbuatan atau tingkah laku, artinya keharusan seseorang untuk mengikuti dengan ketat perbuatan atau langkah tertentu agar mencapai sesuatu sesuai dengan dengan standar. Dalam hal ini adalah pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dalam arti dapat sesuai dengan ketepatan dengan penyelesaian pekerjaan mengikuti tata cara kerja yang berlaku dan sebagainya. (Moenir ,1987 : 178).

Sedangkan menurut pendapat dari Hadari Nawawi menyatakan bahwa

“ Disiplin adalah sebagai usaha mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran

terhadap ketentuan yang telah disetujui bersama dalam melaksanakan kegiatan agar pembinaan hukuman pada seseorang atau kelompok orang dapat dihindari”(Nawawi, 1998:104). Sejalan dengan Melayu S.P Hasibuan bahwa “Kedisplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua

peraturang perusahaan dan norma-norma yang berlaku”(Hasibuan, 1996:212). Organisasi juga sangat membutuhkan displin kerja dari pada pegawainya karena dengan mereka merasa sebagai bagian dari organisasi tersebut maka pegawai akan berusaha menciptakan suasana kerja yang nyaman bagi dirinya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Martono yang mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan displin kerja yaitu “Suatu

keadaan yang menunjukan suasan tertib dan teratur yang dihasilkan oleh orang-orang yang berasa dalam sebuah organisasi karena peraturan-peraturan yang

berlaku dihormati dan diikuti

Gambar

Gambar 1.1  Efektivitas
Gambar 1.2 Model Kerangka Pemikiran
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian
Gambar 2.1 Peranan Media dalam Proses Sosialisasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi,

Penyusunan Anggaran Rencana Kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil. Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan sudah efektif

Untuk Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kepulauan Selayar mempertimbangkan hasil analisis penelitian ini yang dimana pendelegasian wewenang pegawai

a) Pelaksanaan Pelayanan modal usaha Dalam Pelaksanaan Pelayanan ukm di dinas perindustrian perdagangan dan koperasi dikabupaten singkil adalah upaya yang dilakukan

Maksud penyusunan Rencana Strategi (RENSTRA) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Parepare tahun 2013 – 2018 adalah sebagai pedoman Kepala Dinas

Bidang Perdagangan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di bidang Perdagangan yang meliputi bina

Rencana Kerja (Renja) Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi dan UKM Kabupaten Rembang disusun sebagai pedoman penyusunan program prioritas RKPD Tahun 2019

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Aceh Besar Tahun 2016 melaporkan capaian kinerja sesuai